CA COLON NY.E

30
CARSINOMA COLON A. Definisi Carsinoma colorectal adalah keganasan yang terjadi didaerah colon dan rectum. Insiden carsinoma colon dan rectum di Indonesia cukup tinggi juga dengan angka kematiannya. Sekitar 75 % ditemukan didaerah rectosigmoid. (Wim de Jong, 1997). B. Etiologi dan factor resiko. Penyebab kanker kolon dan rectal tidak diketahui secara pasti, tetapi factor resiko tinggi telah teridentifikasi, termasuk : 1. Usia lebih dari 40 tahun. 2. Darah dalam feses. 3. Riwayat polip rectal atau polip colon. 4. Adanya polip adematosa atau adenoma villus. 5. Riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga (100%) 6. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis/colitis ulceratif selama 20 th (50%) 7. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat. (Smeltzer & Bare, 2002) C. Klasifikasi Histologi 1. Adenocarcinoma (berdifferensiasi baik, sedang, buruk). 2. Adenocarcinoma musinosum (berlendir) 3. Signet Ring Cell Carcinoma. 4. Carcinoma sel skuamosa.

Transcript of CA COLON NY.E

Page 1: CA COLON NY.E

CARSINOMA COLON

A. Definisi

Carsinoma colorectal adalah keganasan yang terjadi didaerah colon dan rectum. Insiden

carsinoma colon dan rectum di Indonesia cukup tinggi juga dengan angka kematiannya. Sekitar

75 % ditemukan didaerah rectosigmoid. (Wim de Jong, 1997).

B. Etiologi dan factor resiko.

Penyebab kanker kolon dan rectal tidak diketahui secara pasti, tetapi factor resiko tinggi telah

teridentifikasi, termasuk :

1. Usia lebih dari 40 tahun.

2. Darah dalam feses.

3. Riwayat polip rectal atau polip colon.

4. Adanya polip adematosa atau adenoma villus.

5. Riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga (100%)

6. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis/colitis ulceratif selama 20 th (50%)

7. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

(Smeltzer & Bare, 2002)

C. Klasifikasi Histologi

1. Adenocarcinoma (berdifferensiasi baik, sedang, buruk).

2. Adenocarcinoma musinosum (berlendir)

3. Signet Ring Cell Carcinoma.

4. Carcinoma sel skuamosa.

(Diktat Kuliah, Debbi D)

Page 2: CA COLON NY.E

D. Pengelompokkan Stadium

Stadium

(Duke’s)

T N M

O

I(A)

II(B)

III(C)

IV(D)

Tis

T1

T2

T3

T4

Setiap T

Setiap T

Setiap T

Setiap T

No

No

No

No

No

N1

N2

N3

Setiap N

Mo

Mo

Mo

Mo

Mo

Mo

Mo

Mo

M1

(Black & Jacob, 1997)

E. Klasifikasi Ca Colorectum menurut sistem TNM (Tumor, Node, Metastasis).

T ( Tumor Primer )

Tx : Tumor primer tdk dpt dinilai.

To : Tdk ada tumor primer.

Tis : Tumor in situ.

T1 : Invasi mukosa di lap sub mukosa.

T2 : Invasi tumor di lap otot propia.

T3 : Invasi tumor melewati otot propia ke sub serosa atau nonperitoneal pericolik atau ke

jaringan perirectal.

T4 : Tumor mengalami perforasi visceral atau mengalami invasi ke organ

lain/struktur lain.

Page 3: CA COLON NY.E

N (Nodes Lymph Regional)

Nx : Kelenjar limfe regional tidak dapat dibagi.

No : Tdk tjd metastasis dinodes lymph regional.

N1 : Metastasis di 1-3 pericolik atau nodus lymph perirectal.

N2 : Metastasis di 4 atau lebih ke kelenjar pericolik atau nodus lymph

perirectal.

N3 : Metastasis pada kelenjar limfe isi nama pembuluh darah dan atau pada

kelenjar apical.

M (Metastasis jauh)

Mx : Metastasis jauh tidak dpt dinilai.

Mo : Tdk ada metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh

F. Penentu stadium menurut sistem Duke’s

A : Terbatas pada dinding usus.

B : Menembus lapisan muskolaris mukosa.

C : Metastase kelenjar limfe.

C1 : Berapa kelenjar limfe dekat tumor primer.

C2 : Dalam kelenjar limfe jauh.

D : Metastasis jauh.

(Wim de Jong, 1997).

G. Pathofisiologi

Sebagiab besar tumor malignat (minimal 50%) terjadi pada area rectal. 20 – 30 % terjadi di

sigmoid dan kolon desending. (Black & Jacob, 1997). Kanker colon dan rectum terutama

adalah adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. `1Tumor pada

asending lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih banyak). Tumor

bowel maligna menyebar dengan :

1. Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung misalnya ke

abdomen dari colon transversum. Penyebaran secara langsung juga dapat mengenai bladder,

ureter dan organ reproduksi

Page 4: CA COLON NY.E

2. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa mengenai paru-paru, ginjal

dan tulang

3. beranak atau berakar (tertanam)ke cavum rongga abdomen

Dimulai sebagai Polip jinak

Polip ganas

Menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya

Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering

ke hati)

H. Manifestasi klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat

kanker berlokasi. Gejala yang paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi dan dapat

juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan,

dan keletihan.

Gejala yang ditimbulkan menurut lokasi :

Colon kanan Colon kiri Rectal/ rectosigmoid

Nyeri dangkal abdomen.

anemia

melena (feses hitam,

seperti ter)

dyspepsia

nyeri diatas umbilicus

anorexia, nausea,

vomiting

rasa tdk nyaman diperut

kanan bawah

teraba masa pada palpasi

Obstruksi (Nyeri

abdomen dan kram,

penipisan feses,

konstipasi dan

distensi ).

Adanya darah segar

dalam feses.

Tenesmus

Evakuasi feses yang

tidak lengkap setelah

defekasi.

Konstipasi dan diare

bergantian.

Feses berdarah.

Perubahan kebiasaan

defekasi.

Perubahan BB

(Smeltzer & Bare, 2002) (Black & Jacob, 1997)

Page 5: CA COLON NY.E

Gejala carsinoma colon. Nyeri biasanya menyebah di area umbilicus atau area perianal

Colon kanan Colon kiri

Penurunan BB Perdarahan rectal

Anorexia Perubahan pola BAB

Nausea Tenesmus

Vomit Obstruksi intestine

Anemia

Teraba massa

Gambaran klinik karsinoma kolorektal lanjut.

Kolon kanan Kolon kiri Rektum

Aspek klinis

Nyeri

Defekasi

Obstruksi

Darah pada feses

Feses

Dispepsi

Memburuknya

keadaan umum

anemia

Kolitis

Karena penyusupan

Diare /diare berkala

Jarang

Okul

Normal/diare

Sering

Hampir selalu

Hampir selalu

Obstruksi

Karena obstruksi

Konstipasi progresif

Hampir selalu

Okul /makroskopik

Normal

Jarang

Lambat

Lambat

Proktitis

Tenesmi

Tenesmi

terusmenerus

Tidak jarang

Makroskopik

Perub bentuk

Jarang

lambat

lambat

3 tipe Carcinoma kolon dan rectum ( makroskopik):

A. Tipe polipoid atau vegetatif. (Tumbuh menonjol kedalam lumen usus dan berbentuk bunga

kol)

terutama di seikum dan kolon asendens.

B. Tipe skirus. (Mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi stenosis dan gejala obstruksi)

kolon desendens, sigmoid dan rectum.

C. Ulceratif (Terjadi karena nekrosis dibagian sentral)

rectum.

(Wim de Jong, 1997).

Page 6: CA COLON NY.E

I. Komplikasi

Obstruksi usus partial atau lengkap.

Hemoragi.

Perforasi usus.

Peritonitis/sepsis.

(Smeltzer & Bare, 2002)

J. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan diagnostik.

a. Rectal touché atau colok dubur

Untuk mengetahui letak, luas dan mobilitas tumor

b. Tes laboratorium

Tes Guaiak

Melihat darah samar atau mengetahui adanya perdarahan di gastrointestinal.

Carcinoma embryonic antigen (CEA).

Hasilnya dapat meningkat pada tumor kolon.

Pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam diagnosis

prediksi. Pada eksisi tumor komplet, kadar CEA yang meningkat harus kembali ke

normal dalam 48 jam. Peningkatan CEA pada tanggal selanjutnya menunjukkan

kekambuhan.

c. Pemeriksaan radiologis

Foto colon dengan barium enema.

Melihat kerusakan atau adanya lesi-lesi kecil.

d. Ultrasonografi

Mengetahui ukuran tumor dan metastasisnya. Terutama metastasis ke hati

f. Endoskopi saluran cerna (colonoskopi) dan biopsy

Endoskopi dapat dilakukan dengan rigid endoskop untuk melihat kelainan sampai 20-30

cm dg fiberscope unt melihat semua kelainan dari rectum sampai sekum

Biopsi diperlukan untuk menentukan jenis tumor secara patologis anatomis

K. Pencegahan

Ada 3 pencegahan ca colon :

1. Pencegahan Primer

Anjurkan klien untuk mempertahanakan makanan yang rendah lemak dan tinggi serat

Anjurkan klien untuk membatasi makanan yang disuling

Page 7: CA COLON NY.E

Anjurkan klien untuk banyak minum

2. Pencegahan sekunder

Promosikan deteksi dini dg rectal tuse untuk mereka yang berusia lebih dari 40 tahun

Monitor klien yg berusia lebih dari 50 th dg guaiak test dan rectal tuse setiap tahun

Evaluasi klien dg sigmoiddoscopy fleksibel setiap 3 – 5 th pada orang dg resiko rata-

rata, bagi yg beresiko di atas rata-rata evaluasi dengan colonoscopy dg barium enema

setiap 2-3 tahun

3. Pencegahan terseir

Anjurkan penggunaan bulk laksative (Metamucil) untuk klien dg resiko tinggi

Promosikan skrening scara regular pada orang dengan 1 atau 2 resiko ca colon

Anjurkan klein untuk mengikuti diet tinggi serat, rendah lemak, dan kurangi makanan

yang disuling

L. Penatalaksanaan

1. Medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik.

Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen darah dapat diberikan.

Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan.

Pengobatan medis untuk kanker kolorectal paling sering dalam bentuk pendukung atau

terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya diberikan selain pengobatan bedah, mencakup

kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.

2. Bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebayakan kanker kolon dan rectal.

Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan

adalah sebagai berikut :

a. Pada tumor sekum dan kolon asenden

Dilakukan hemikolektomi kanan, lalu anastomosis ujung ke ujung. Pada tumor di

fleksura hepatica dilakukan juga hemikolektomi, yg tdd reseksi bag kolonyg diperdarahi

oleh a. iliokolika, a. kolika ka, a. kolika media termasuk kelenjar limfe dipangkal arteri

mesentrika superior

b. Pada tumor tranversum

Page 8: CA COLON NY.E

Dilakukan reseksi kolon transversum kemudian dilakukan anastomosis ujung ke ujung.

Kedua fleksura hepatica danmesentrium daerah arteria kolika media termasuk kelenjar

limfe

c. Pada colon desenden dan fleksura lienalis

Dilakukan hemikolektomi kiri yg meliputi daerah arteri kolika kiri dg kelenjar limfe

sampai dg dipangkal a. mesentrika inferior

d. Tumor rectum

Pada tumor rectum 1/3 proximal dilakukan reseksi anterior tinggi (12-18 cmdari garis

anokutan) dg atau tanpa stapler. Pada tumor rectum 1/3 tengah dilakukan resesksi

dengan mempertahankan spingter anus, sedangkan pada tumor 1/3 distal dilakukan

amputasi rectum melalui abdominal perineal. Reseksi abdoperineal dg kel

retroperitoneal menurut geenu-mies. Alat stapler untmembuat anastomisis di dlm

panggul antara ujung rectum yg pendek dan kolon dg mempertahankan anus dan unt

menghindari anus pneternaturalis. Reseksi anterior rendah pada rectum dilakukan

melalui laparatomi dg menggunakan alat stapler unt membuat anastomisis kolorektal/

koloanal rendah

e. Tumor sigmoid

Dilakukan reseksi sigmoid termasuk kelenjar di pangkal a. mesentrika inferior

Page 9: CA COLON NY.E

Kolostomi

a. definisi

adalah Pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dpt

berfungsi sebagai diversi sementara atau permanen. Ini untuk memungkinkan drainage

atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan

kolostomi, yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

Keadaan yang diperbolehkan pembedahan (kolostomi) dilakukan yaitu :

1. Peradangan dibagian usus halus

2. cacat/ kelainan bawaan

3. kecel;akaan atau trauma yg mengenai bagian perut

4. adanya sumbatan di anus

5. Kanker

Menurut prosedur pembedahan, ostomi ada 2 yaitu :

1. Kontinen

Dapat dikendalikan , misal pada ileoanal peservoir

2. Inkontinen

Tidak dapat dikendalikan , jadi harus menggunakan kantuing ostomy

Kolostomy inkontinen terdiri dari beberapa tipe yaitu :

1. Loop colostomy

Lokasi di colon transversum, bersifat sementara, dilakukan pada kondisi darurat medis

dengan membuat 2 lubang usus yang dihubungkan

2. End ostomy

Terdiri dari satu hubungan dimana bagian usus berikutnya dibuang/ dijahit tetapi masih ada/

tetap dlm rongga abdomen. Dilakukan untuk klien dg terapi colorectal

3. Double barrel colostomy

Page 10: CA COLON NY.E

Terdapat 2 hubungan dibagian proximal dan distal. Bagian proximal untuk drain feses dan

distal untdrain mucus

Stoma dasar ada 3 tipe yaitu :

1. stoma pada colon colostomy

2. stoma pada ileum ileustomy

3. stoma pada saluran kemih uretrostomy

Pengkajian Stoma (Black & Jacobs, 1997) :

1. Warna Stoma

Permukaan stoma terlihat merah sama dengan warna mukosa mulut, jika terlalu pucat/ gelap

menandakan adanya gangguan sirkulasi darah ke area stoma. Stoma baru terlihat

membengkak, pembengkakan akan berkurang setelah 2 – 3 minggu, kemungkinan masalah

yang timbul adalah penyumbatan

2. Perdarahan Stoma

Perdarahan ringan normal terjadi, saat stoma disentuh tapi perdarahan lein perlu dilaporkan

3. Kondisi kulit sekitar stoma

Adanya kemerahan dan iritasi sekitar stoma (5-13cm) harus dilaporkan, kemerahan yg

sementara setelah penggantian kantung adalah normal

4. jumlah dan jenis feces

Pengeluaran feses, kaji jumlah, warna, bau, konsistensi, adanya pus/ darah

5. Keluhan

Adanya rasa terbakar di kulit bawah kantong kolostomy menandakan adanya kerusakan

kulit, kaji adanya ketidaknyamanan dan distensi abdomen

Letak anastomy colostomy:

1. Ileustomy

Lubang pd ileum untuk tujuan pengobatan ulseratif regional dan pengalihan isi pada ca

colon, polip, dan trauma yg biasanya berbentuk permanen. Cairan yg keluar cenderung

konstan & tidak dapat diatur, mengandung enzim-enzim percernaan yg dpt mengiritasi

permukaan kulit

2. Colostomy asenden

Drainage yg keluar berbentuk cairan & tdk teratur serta lebih bau

3. Colostomy transversum

Page 11: CA COLON NY.E

Drainage yg keluar berbentuk padat krn cairan sudag direabsorbsi dan biasanya pengeluaran

tdk terkontrol

4. Colostomy desenden

Produksinya lebih padat. Feses yang keluar dari sigmoid normal dan frekuensinya dpt diatur

shg klien tdk hrs menggantinya setiap saat & baunya tergantung diet

Hambatan & Masalah yg mungkin timbul :

1. Bau

Bau yg timbul pd waktu penggantian kantung (pouch) adalah hal yg biasa seperti dialami

seseorang ketika BAB. Bila bau menetap ketika peralatan sedang dipakai, periksa terhadap

adanya kebocoran disekitarnya. Bau dpt ditimbulkan oleh makanan yg dimakan, untuk

menghindari bau, hindari makanan penyebab.

2. Diare

Makanan tertentu dapat menyebabkan diare, oleh karena itu penyesuaian makanan perlu

dilakukan agar diare tidak terjadi

3. Konstipasi

Cara termudah untuk mengatasi konstipasi adalah dg memakan makanan extra yg

mengandung banyak serat (buah, sayur) dan menambah intake cairan

4. Iritasi (luka pada kulit)

Kemungkinan disebabkan oleh adanya kebocoran pada seal stoma, sehingga dapat

menyebabkan iritasi pada kulit

Menangani Colostomy

Fungsi kolostomy mulai tampak pada hari ke 3 – 6 pasca operasi. Penangan colostomy adalah :

1. Perawatan kulit

Kolostomy transversal

Feces lunak dan berlendir shg dpt mengiritasi kulit

dianjurkan mencuci daerah periostoma dengan air dan sabun ringan

Bila terdapat iritasi taburi bedak nystatin (Mycostatin)

Kolostomy desenden/ kolostomi sigmoid

Feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit

Cuci daerah peristoma dg air dan sabun ringan sesering mungkin dg waslap, selama

dibersihkan, lobang stomaditutup dg kassa/ tampon unt mengabsorbsi kelebihan

drainase

Keringkan dg kassa jangan digosok

Page 12: CA COLON NY.E

Berikan bedak disekitar stoma

2. Memasang kantung drainage

Ukur stoma dengan lubang kantong 0,3 cm besar dr stoma

Barier kulit peristoma di pasang

Pasang kantong dg cara membuka kertas perekat dan menekan di atas stoma selama 30

detik

3. Menangani kantung drainase

Kantung kolostomi digunakan setelah diganti dg balutan yg lebih sederhana

Kantong sekali pakai dan kedap bau

4. Mengangkat alat

Diganti setelah isinya ¼ - 1/3

Tekan kulit menjauh dari permukaan piringan secara perlahan sambil menarik kantong

ke atas menjauhi stoma

Tekan perlahan agar kulit tidak trauma dan mencegah isi fekal cair keluar

L. Pengkajian Keperawatan

1. Aktifitas

Kelelahan

2. Eliminasi

Warna, bau, konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mucus

riwayat penyakit inflamasi kronis atau polip rectal, darah dalam feses

3. Makanan/minuman

Kebiasaan diit, masukan lemak dan atau serat, penurunan BB, konsumsi alkohol, bising

usus, nyeri tekan, distensi dan massa padat

4. Nyeri/kenyamanan

Nyeri abdominal atau rectal, lokasi, frekuensi, durasi

M. Masalah Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

2. Nyeri (Akut)

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

4. Resiko Tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

5. Gangguan citra tubuh

6. Gangguan pola tidur

7. Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare

Page 13: CA COLON NY.E

8. Resiko tinggi terhadap Disfungsi seksual

9. Kurang pengetahuan Resiko tinggi terhadap

Page 14: CA COLON NY.E

DAFTAR PUSTAKA

Black and Jacobs. (1997). Medical surgical nursing: Clinical management for continuity of care.

(Edisi V). Philadelphia: Wb Sounders Company.

Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC

Jong & Sjamsuhidajat. (1997). Buku ajar ilmu bedah. (Edisi Revisi). Jakarta : EGC

Smeltzer and Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi VIII). akarta: EGC.

Soeparman. (1994). Ilmu penyakit dalam. (Jilid I). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Page 15: CA COLON NY.E
Page 16: CA COLON NY.E

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Resiko tinggi terhadap

kekurangan volume cairan

berhubungan dengan :

1. Kehilangan yang

berlebihan mis., muntah,

diare,

2. Gangguan absorpsi cairan

mis., Kehilangan fungsi

kolon.

3. Status hipermetabolik mis

inflamasi

Ditandai dengan :

Ds :

Kriteria Evaluasi :

Mempertahankan hidrasi

adekuat dengan bukti

membran mukosa

lembab, turgor kulit baik,

dan pengisian kapiler

baik, tanda vital stabil,

dan mengeluarkan urine

dengan tepat.

Mandiri :

Catat pemasukan dan pengeluran

cairan dengan cermat, ukur faeses

cairan, Timbang berat badan tiap

hari.

Observasi tanda vital, catat

hipotensi postural, takikardi.

Evaluasi turgor kulit, pengisian

kapiler dan membran mukosa.

Kolaborasi :

Awasi hasil laboratorium, mis., Ht

dan elektrolit.

Berikan cairan IV dan elektrolit

Memberikan indikator langsung

keseimbangan cairan.

Menunjukkan status

hidrasi/kemungkinan kebutuhan

untuk peningkatan penggantian

cairan.

Mendeteksi homeostasis atau

ketidakseimbangan dan membantu

menentukan kebutuhan penggantian.

Dapat dipergunakan untuk

mempertahankan perfusi jaringan

adekuat/fungsi organ.

Page 17: CA COLON NY.E

2

Do :

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan

Kriteria Evaluasi :

Mempertahankan berat

badan/menunjukkan

peningkatan berat badan

bertahap sesuai tujuan

dengan nilai laboratorium

sesuai indikasi

Mandiri :

Lakukan pengkajian nutrisi dengan

seksama.

Page 18: CA COLON NY.E

dengan :

1. Anoreksia lama/gangguan

masukan saat praoperasi.

2. Adanya diare/gangguan

absorpsi.

3. Status hipermetabolik

(penyakit inflamasi

praoperasi)

Ditandai dengan :

Ds :

normal.

Merencanakan diet untuk

memenuhi kebutuhan

nutrisi.

Auskultasi Bising usus.

Mulai dengan makan cairan

perlahan.

Identifikasi bau yang ditimbulkan

oleh makanan (mis., kol, ikan,

kacang-kacangan) dan sementara

batasi diet.

Anjurkan pasien meningkatkan

penggunaan yogurt dan mentega

susu.

Diskusikan mekanisme menelan

udara sebagai factor pembentukan

flatus.

Mengidentifikasi

kekurangan/kebutuhan untuk

membantu memilih intervensi.

Kembalinya fungsi usus

menunjukkan kesiapan untuk

memulai makan lagi.

Menurunkan insiden kram abdomen,

mual.

Sensitivitas terhadap makanan

tertentu tidak umum setelah bedah

usus. Pasien dapat mencoba berbagai

makanan sebelum menentukan

apakah ini membuat masalah.

Dapat menurunkan pembentukan bau.

Minum melalui sedotan, mengorok,

ansietas, merokok, sakit gigi, dan

meneguk makanan meningkatkan

Page 19: CA COLON NY.E

3

Do :

Nyeri (Akut) berhubungan dgn :

1. Faktor fisik;kerusakan

kulit/jaringan.

2. Biologis;aktivitas proses

penyakit (kanker,trauma)

3. Faktor psikologis, mis.,

Kriteria Evaluasi :

Menyatakan nyeri hilang

atau terkontrol.

Menunjukkan nyeri

hilang, mampu

tidur/istirahat dengan

tepat.

Menunjukkan

penggunaan keterampilan

relaksasi dan kenyamanan

Kolaborasi :

Konsult dengan ahli diet.

Tingkatkan diet dari cairan sampai

makanan rendah residu bila

masukan oral dimulai.

Berikan makanan enteral/ parenteral

bila diindikasikan.

Mandiri ;

Kaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik, intensitas (skala 0-10).

Berikan tindakan kenyamanan, mis.,

produksi flatus. Terlalu banyak flatus

dapat menjadi factor penyebab

kebocoran dari banyaknya tekanan

dalam kantong.

Membantu mengkaji kebutuhan

nutrisi pasien dalam perubahan

pencernaan dan fungsi usus.

Diet rendah sisa dapat dipertahankan

selama 6-8 minggu pertama untuk

memberikan waktu yang adekuat

untuk penyembuhan usus.

Pada kelemahan/tidak toleran

terhadap makanan per oral.

Hiperalimetasi digunakan untuk

menanbah kebutuhan komponen pada

penyembuhan dan mencegah status

katabolisme.

Page 20: CA COLON NY.E

takut, ansietas.

Ditandai dengan :

Ds :

Keluhan nyeri

Do :

Distraksi; focus pada diri

sendiri/ focus menyempit;

wajah menunjukkan nyeri

Prilaku berhati-hati,

melindungi

Respon otonomik, mis:

perubahan tanda-tanda vital

umum sesuai indikasi

situasi pasien.

perawtan mulut, pijatan punggung,

ubah posisi.

Dorong penggunaan tehnik

relaksasi, mis., bimbingan

imajinasi,visualisasi.

Bantu melakukan latihan rentang

gerak dan dorong ambulasi dini.

Hindari posisi duduk lama.

Selidiki dan laporkan adanya

kekakuan otot abdominal dan nyeri

tekan

Kolaborasi :

Berikan obat sesuai indikasi, mis.,

narkotik, analgesik.

Berikan rendam duduk.

Membantu mengevaluasi derajat

ketidaknyamanan dan keefektifan

analgesik.

Mencegah pengeringan mukosa oral

dan ketidaknyamanan. Menurunkan

tegangan otot dan meningkatkan

relaksasi.

Membantu pasien untuk istirahat

lebih efektif dan memfokuskan

kembali perhatian, sehingga

menurunkan nyeri dan

ketidaknyamanan.

Menurunkan kekakuan otot atau

sendi. Ambulasi mengembalikan

organ ke posisi normal dan

meningkatkan kembalinya fungsi

ketingkat normal.

Diduga inflamasi peritoneal, yang

memerlukan intervensi medik cepat.

Page 21: CA COLON NY.E

Lakukan/pantau efek unit TENS. Menurunkan nyeri, meningkatkan

kenyamanan.

Menurunkan ketidaknyamanan lokal.

Menurunkan edema dan

meningkatkan penyembuhan luka

perineal.

Perangsang kutaneus dapat digunakan

untuk menghambat transmisi

rangsangan nyeri.

Page 22: CA COLON NY.E