Askep CA Colon
-
Upload
ian-pratama -
Category
Documents
-
view
320 -
download
25
Transcript of Askep CA Colon
BAB IIITINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1.Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. T
Umur : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tani
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Sunda/Indonesia
Status Marital : Menikah
Tanggal Masuk : 30 Desember 2004
Tanggal Pengkajian : 3 Januari 2005
No. Medrec : 04023830
Diagnosa Medis : Adeno Ca Colon Asendens well differenstated
anemia ec perdarahan saluran cerna bagian
bawah
Alamat : Bbk Rayan Rt 09/Rw 03 Batusari Kalijati
Subang
Ruangan : II
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. N
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tani
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Status : Menikah
Hubungan dengn Klien : Suami
Alamat : Bbk Rayan Rt 09/Rw 03 Batusari Kalijati
Subang
2.Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
o Keluhan utama masuk Rumah Sakit
Sejak 6 bulan yang lalu, klien mengeluh nyeri perut kanan bawah, hilang
timbul dan tidak menyebar. 2 minggu sebelum masuk rumah sakit ketika
klien berobat ke poli bedah Hasan Sadikin Bandung ditemukan tumor pada
perut kanan bawah. Tumor mula-mula sebesar telur ayam kemudian
membesar sebesar kepalan tangan. Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
klien mengeluh lemah badan disertai mual, BAB mencret, air (+), lendir
(+), darah (+) 3 x sehari yang sudah dirasakan klien 6 bulan yang lalu dan
nafsu makan turun. Lemah badan klien berkurang setelah mendapat
transfuse darah, klien sudah mendapat 9 labu darah dalam 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit.
o Keluhan utama saat pengkajian
Pada saat dikaji klien mengeluh nyeri di perut bagian kanan bawah disertai
lemah badan dan BAB mencret tapi mencret tidak disertai darah.nafsu
makan klien menurun.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut pengakuan klien, sebelumnya klien belum pernah mengalami
penyakit yang sama dan klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis dan penyakit turunan seperti asma, Diabetes Melitus
dan hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa di keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti penyakit klien sekarang ini dan juga tidak ada
anggota keluarga klien yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit
menular.
3.Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris,PCH(-), sianosis (-), kokoh, jln nafas paten, tidak ada
nyeri pada palpasi sinus, mukosa hidung kemerahan, vibrosa (+), polip(-),
septum nasalis ditengah, bibir (-)sianosis, mukosa orofaring tampak merah,
tidak ada pembesaran tonsil, uvula bergerak bebas, lehar simetris, tidak ada
penggunaan muskulus sternokleidomastoid, trachea berada ditengah, tidak
ada peningkatan vena jugularis, bentuk dada simetris, tidak ada retraksi
intercostalis, tidak ada penggunaan muskulus intercostalis interna,
pengembangan paru simetris, vocal premitus paru kanan dan kiri sama, pada
perkusi bunyi resonan pada paru kanan dan kiri, respirasi 20x/menit.
b. Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis(berwarna merah muda), bibir (-) sianosis, JVP
tidak meningkat,tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 112x/menit, bunyi
jantung S1 dan S2 murni regular, tidak terdapat clubbing finger, cafilari refill
time 3 detik, sianosis perifer (-).
c. Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa merah muda dan tampak kering, lidah
berwarna kemerah-merahan, jumlah gigi 30 buah ada caries pada molar
bawah kanan, lidah dapat bergerak kesegala arah, refleks menelan baik,
bentuk abdomen cembung, bising usus 20x/menit, terdapat nyeri tekan, pada
perkusi bunyi dullness di kuadran kanan bawah, berat badan sebelum sakit 50
kg dan setelah sakit 46 kg dengan tinggi badan 156 cm.
d. Sistem perkemihan
Tidak terlihat pembesaran pada kandung kemih, ginjal tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan pada ginjal dan kandung kemih, pada genetalia tidak terpasang
kateter
e. Sistem musculoskeletal
Bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris, pergerakan ekstremitas atas dan
bawah simetris, tidak ada atropi otot, tidak mengalami nyeri pada persendian,
kekuatan otot 5 5
5 5
f. Sistem integumen
Warna rambut hitam pendek, distribusi merata, kulit kepala bersih, tidak
terdapat lesi dan nyeri tekan pada kepala, tekstur kulit lembut, turgor kulit
baik, suhu axila 36,4ºC, kuku tangan dan kuku kaki tampak pendek dan
bersih.
g. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan klien tidak mempunyai riwayat
penyakit Diabetes Melitus
h. Sistem persarafan
Kesadaran
Keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis(CM), nilai GCS 15
(E4M6V5), klien dapat berorientasi terhadap orang, waktu dan tempat.
Tes fungsi cerebral
Klien dapat mengingat reason memori, inmediet memori dan long memori,
klien dapat mengulang angka-angka yang disebutkan oleh perawat dan
dapat menjumlahkan angka-angka yang disebutkan.
Tes fungsi nervus cranial
Nervous I (olfaktorius)
Klien mampu membedakan bau kopi dan minyak kayu putih
Nervous II (optikus)
Klien dapat membaca dengan jelas dalam jarak 30 cm, lapang pandang
dapat melahat gerakan dari arah lateral ke medial pada sudut 60º
Nervous III, IV, VI (okulomotorik, trochealis, abdusen)
Fungsi koordinasi gerakan bola mata dapat menggerakan kesegala arah,
refleks cahaya pupil kanan dan kiri berdilatasi ketika dikenai cahaya,
pupil bulat isokor.
Nervous V (trigeminus)
Pada saat mata klien ditutup
- sensorik : klien dapat merasakan pilinan kapas yang diusap kearah
frontal, maxilaris dan mandibula
- motorik : klien dapat mengunyah dengan baik
Nervous VII (vasialis)
- sensorik : klien dapat membedakan rasa manis, asin dan asam pada
2/3 anterior lidah
- motorik : klien dapat tersenyum dan mengerutkan dahi
Nervous VIII (auditorius/acusticus)
Klien dapat mendengar detik jam dalam jarak 2 cm, jari klien dapat
mengikuti gerak telunjuk perawat.
Nervous IX dan X (glossofaringeus dan vagus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada 1/3 posterior lidah, pergerakan
uvula bebas dan klien dapat menelan tanpa hambatan
Nervous XI (assesorius)
Leher klien dapat melawan tahanan perawat dilehernya
Nervous XII (hypoglossus)
Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah
Sensorik
Klien dapat merasakan sensasi halus dan kasar pada pipi, ekstremitas atas
dan bawah.
Motorik
- massa otot : tidak terdapat perubahan bentuk otot
- tonus otot : terdapat tahanan pasif pada kedua sendi
- kekuatan :
Refleks
Refleks biceps (++/++), triceps (++/++), brachioradialis (++/++), achiless
(++/++), babinsky (--/--), refleks abdominalis (-).
4.Pola aktifitas sehari-hari
No Aktivitas Dirumah Di Rumah Sakit
1 2 3 4
1 Nutrisi
Makan
- frekuensi
- komposisi
- porsi
Minum
- frekuensi
- jenis
3 x sehari
Nasi, lauk pauk, sayur
½ porsi habis
7-8 gelas sehari
Air putih dan teh manis
3 x sehari
Bubur, lauk pauk, sayur
½ porsi tidak habis
9 gelas sehari
Air putih
2 Eliminasi
BAB
- frekuensi
- konsistensi
BAK
- frekuensi
- warna
3 x sehari
cair, kemerahan, bau khas
5-6 x sehari
Kuning jernih
2 x sehari
cair, kekuningan, bau khas
5 x sehari
Kuning jernih
3 Personal hygiene
Mandi
Keramas
Gosok gigi
2 x sehari
3 x seminggu
2 x sehari
1 x sehari di lap oleh
perawat atau keluarga
1 minggu sekali
2 x sehari dibantu oleh
perawat atau keluarga
4 Istirahat dan tidur
Tidur siang
Tidur malam
Jarang tidur siang
6-7 jam sehari
1-2 jam sehari
6 jam sehari
5 Aktivitas Klien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa
dibantu
Klien tampak lemah dan
aktivitasnya dibantu oleh
keluarga dan perawat
5.Data psikologis
a) Status emosi
Klien tampak lemah
b)Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya merupakan ciptaan
Tuhan YME dan klien mensyukuri apa adanya.walaupun dalam keadaan
seperti sekarang ini klien merasa cukup senang .
2) Identitas diri
Klien adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu orang suami dan
1orang anak
3) Harga diri
Klien merasa suami,anak dan keluarganya menghargai klien dan tetap
memberi perhatian dan dukungan moral saat klien berada di Rumah Sakit.
4) Peran diri
Klien mengatakan dengan klien berada di Rumah Sakit perannya sebagai
ibu rumah tangga yang mengurus suami digantikan oleh anak dan kakak
klien.
5) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan tidak kambuh
lagi sehingga klien dapat kembali kerumah dan mengurus suami
6.Data social
Hubungan klien dan keluarga terjalin dengan baik begitu juga dengan saudara-
saudaranya, terbukti dengan banyaknya yang menjenguk dan banyak yang
menunggu bergantian. Hubungan klien dengan petugas kesehatan di Rumah
Sakit kurang kooperatif, tetapi klien selalu mengikuti semua program perawatan
dan pengobatan yang di berikan kepadanya. Klien mengatakan bahwa dirinya
ikut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sedangkan selama di Rumah Sakit
kebutuhan klien selalu dipenuhi oleh perawat dan keluarga.
7.Data spiritual
Klien adalah seorang muslim, selama sakit klien melakukan ibadahnya hanya
ditempat tidur, klien meyakini bahwa sakitnya merupakan cobaan dari Allah
SWT dan wajib disyukuri dan berupaya untuk penyembuhannya, klien berharap
sakitnya cepat sembuh sehingga bisa cepat pulang kerumah.
8.Data penunjang
a. Hasil laboratorium
Hasil Normal Satuan
Haemoglobin
(Hb)
10,7 12-16 gr%
Leukosit 10.900 3,8-10 rb/mm³
Hematokrit (Ht) 33 35-47 %
Trombosit 476.000 150-440 rb/mm³
Ureum 12 15-50 mg/dl
Kreatinin 0,4 0,5-0,9 mg/dl
Kalium 3,7 3,6-5,5 m eq/l
Natrium 136 135-145 m eq/l
Glukosa sewaktu 88 < 140 mg/dl
PT 13,3 11,6-15,6 detik
INR.PT 1,03 1,0-1,2 detik
APTT 30,2 23,6-43,6
b. Therapy
Infus Nacl 20 gtt/menit
B. ANALISA DATANo Data Senjang Kemungkinan Penyebab
dan DampakMasalah
1 DS : - Klien mengeluh
nyeri pada daerah perut kanan bagian bawah
- Klien mengatakan nyeri bertambah jika perutnya ditekan
DO :- Wajah klien tampak
meringis- Teraba massa pada
abdomen kuadran kanan bawah
- Abdomen cembung- Skala nyeri 3 dari 0
- 5- TTV :
TD : 110/70 mmHgN : 112 x/menitR : 20 x/menitS : 36,4º C
Ca colon
Metastase jaringan
Merangsang pengeluaran bradikinin, histamine,
serotonin,dan prostaglandin
Merangsang reseptor nyeri
Traktus spinothalamitus
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
Gangguan rasa nyaman : nyeri
2 DS : - Klien mengatakan
mual- Klien sering minum
DO :- Klien makan ½ porsi- Bising usus 20
x/menit
Massa di intra abdomen
Benda asing di intra abdomen
Efek sampingnya meningkatkan pengeluaran
HCL di lambung
Mual
Nafsu makan berkurang
Asupan nutrisi tidak adequat
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
3 DS : - Klien menanyakan
tentang penyakitnya dan bagaimana
Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya dan
prosedur pengobatan yang akan dilakukan
Gangguan rasa aman : cemas
proses terjadinya, pantangan dan prosedur pengobatannya
DO :- Ekspresi wajah
cemas- Klien kurang
kooperatif
Sterssor psikologis bagi klien
Koping klien tidak efektif
cemas
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN MASALAHNo Diagnosa Keperawatan Tanggal
ditemukanTanggal
dipecahkanparaf
1 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya metastase jaringan
3 Januari 2005
2 Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d mual
3 Januari 2005
3 Gangguan rasa aman : cemas b.d kurangnya pengetahua klien tentang penyakitnya dan prosedur pengobatan yang akan dilakukan
3 Januari 2005
III. PERENCANAAN
NODIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan rasa
nyaman : nyeri b.d
adanya metastase
jaringan yang
ditandai dengan :
DS : - Klien
mengeluh nyeri pada daerah perut kanan bagian bawah
- Klien mengatakan nyeri bertambah jika perutnya ditekan
DO :- Wajah klien
tampak meringis
- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
- Abdomen cembung
- Skala nyeri 3 dari 0 - 5
- TTV :TD : 110/70 mmHgN : 112 x/menitR : 20 x/menitS : 36,4º C
Tupan :
Rasa nyaman klien
terpenuhi.
Tupen :
Dalam jangka
waktu 1 hari
perawatan nyeri
klien berkurang
dengan criteria :
Klien
mengatakan nyeri
berkurang
Klien tampak
tenang
Klien bisa
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam, distraksi
dan gate kontrol
Skala nyeri jadi 2
dari skala 0-5
1. Observasi
tingkat nyeri
klien
2. Bimbing dan
ajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam
3. Anjurkan pada
klien untuk
melakukan
teknik distraksi
4. Bimbing dan
ajarkan cara gate
control
5. Observasi TTV
1. Dengan
melakukan
observasi tingkat
nyeri dapat
diketahui tingkat
nyeri klien
sehingga dapat
menentukan
intervensi yang
tepat pada klien.
2. Dapat
merelaksasikan
klien sehingga
nyeri dapat
berkurang
3. Dapat
mengalihkan
perhatian klien
sehingga klien
tidak terfokus
pada nyerinya
4. Dapat
memutuskan
rangsangan nyeri
sehingga nyeri
bisa berkurang
5. Untuk
mengetahui
keadaan umum
klien
2 Gangguan Tupan : 1. Observasi 1. Untuk
pemenuhan nutrisi :
kurang dari
kebutuhan b.d mual
yang ditandai
dengan :
DS : - Klien
mengatakan mual
- Klien sering minum
DO :- Klien makan
½ porsi- Bising usus
20 x/menit
Kebutuhan nutrisi
klien terpenuhi.
Tupen :
Dalam jangka
waktu 1 hari
perawatan nafsu
makan klien
bertambah dengan
criteria :
Klien mengatakan
mual berkurang
Makan habis 1
porsi
asupan nutrisi
klien
2. Jelaskan dan
anjurkan pada
klien cara-cara
untuk
mengurangi
mual :
- Makan
makanan
yang manis
- Makan
porsi kecil
tapi sering
- Makan
makanan
dalam
keadaan
yang
hangat
mengetahui intake
nutrisi klien
sehingga bisa
menentukan
intervensi yang
tepat bagi klien.
2. Untuk menambah
pengetahuan klien
dan
memandirikan
klien dalam
mengurangi rasa
mualnya
3 Gangguan rasa
aman : cemas b.d
kurangnya
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
dan prosedur
pengobatan yang
akan dilakukan yang
ditandai dengan :
DS :
Tupan :
Rasa aman klien
terpenuhi
Tupen :
Dalam jangka
waktu 1 hari
perawatan rasa
cemas klien
berkurang dengan
1. Observasi
tingkat
pengetahuan
klien tentang
penyakitnya
2. Observasi
tingkat
1.Untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan klien
dan menentukan
intervensi
selanjutnya
2.Untuk
menentukan
intervensi
- Klien menanyakan tentang penyakitnya dan bagaimana proses terjadinya, pantangan dan prosedur pengobatannya
DO :- Ekspresi
wajah cemas- Klien kurang
kooperatif
criteria :
Klien tampak
tenang
Klien tahu tentang
penyakitnya
Klien mengetahui
prosedur
pengobatan yang
akan dilakukan
kecemasan klien
3. Beri penjelasan
pada klien
tentang
penyakitnya
4. Beri penjelasan
pada klien
tentang prosedur
pengobatan
5. Berikan
kesempatan
pada klien untuk
bertanya
6. Dorong klien
untuk tetap
menjalankan
prosedur
pengobatan
7. Anjurkan
keluarga dan
orang terdekat
untuk
memberikan
dukungan pada
klien
selanjtunya
3.Dapat menambah
pengetahuan klien
tentang keadaan
penyakitnya
4.Dapat menambah
pengetahuan klien
tentang prosedur
pengobatan
5.Agar klien
menanyakan apa
yang belum klien
pahami setelah
diberikan
penjelasan
6.Agar klien
termotivasi dan
tetap menjalankan
pengobatan
7.Keluarga
merupakan
support sistem
yang terbaik
untuk proses
penyembuhan
klien
IV. IMPLEMENTASI
TANGGAL JAM DX IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA DAN
TANDA
TANGAN
22 Januari
2005
08.20
08.00
09.40
10.00
08.30
09.00
08.40
1
1
1
1
2
2
2
1.Membimbing dan melatih klien untuk
melakukan teknik nafas dalam
Evaluasi :
- Klien mau dan bisa melakukan teknik
nafas dalam
2. Mengukur tanda-tanda vital
Evaluasi :
- TD :110/70 mmHg
- N : 112 x/menit
- R : 20 x/menit
- S : 36,4º C
3.Observasi tingkat nyeri klien ajarkan dan
latih klien untuk melakukan teknik distraksi
dengan cara ngobrol dan berdzikir
Evaluasi :
- Skala nyeri 3 dari skala 0-5
- Klien mau melakukan teknik distraksi
(ngobrol dan berdzikir)
4.Membimbing klien melakukan gate kontrol
Evaluasi :
- Klien mau dan bisa melakukan gate
control
- Klien terlihat senang nyeri berkurang
5.Mengobservasi intake nutrisi klien
Evaluasi :
- Intake nutrisi klien kurang dari
kebutuhan
- Makan ½ porsi
6.Memberikan klien makanan yang manis
Evaluasi :
- Klien mau makan makanan yang
manis dan habis
7. Memberi klien makan dalam keadaan
hangat
Evaluasi :
- Klien mau makan dan terlihat lahap
- Makan habis ¾ porsi
Nunu
\
V. EVALUASI
Tanggal DP CATATAN PERKEMBANGAN Nama dan Paraf
03-01-2005 1 S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
O : - klien tampak tenang
- Klien dapat melakukan teknik distraksi
- Klien dapat melakukan teknik nafas dalam
- Klien dapat melakukan teknik gate control
- Skala nyeri 3 dari skala 0-5
A : - Masalah teratasi sebagian
P : - Pertahankan dan lanjutkan intervensi no
1,2,3,4
Nunu
03-01-2005 2 S : - Klien mengatakan akan mengikuti anjuran
Perawat
O : - Klien mau makan makan
- Makanan tidak dimuntahkan lagi
- Porsi makan habis
A : - Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan Intervensi no. 1 dan 2
Nunu
03-01-2005 3 S : - Klien mengatakan sekarang ia telah siap
Menjalani operasi
- Klien mengatakan mengerti tentang
Penyakitnya
O : - Klien tampak tenang
A : - Masalah teratasi
Nunu
BAB IITINJAUAN TEORI
I. PENGERTIANKanker colon (Ca Colon)adanya benjolan atau massa yang berada dalam usus
II. FAKTOR RESIKO Usia, biasanya timbul setelah usia 40 tahun Riwayat kesehatan yang lalu, pernah mengalami :
o Polyp colon (adenoma)o Kanker, colorectal, payudara dan genitalo Colitis ulseratifo Sindroma polyposiso Penyakit immunodefisiensi
Riwayat kesehatan keluarga,adanya kanker colon dan sindroma polyposis
III. TANDA DAN GEJALAPertumbuhan sel kanker dapat mengenai seluruh lokasi kolon dengan presentasi sebagai berikut : Rectum 30 % Kolon asenden dan sekum 25 % Sigmoid 20 % Kolon desenden15 % Kolon transversum 10 %
Daerah kolon yang terkena mempunyai tanda dan gejala yang berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut :
No Lokasi Tanda dan Gejala1. Kolon Asenden Adanya darah samara pada feses
Anemia Mual, Muntah Nyeri pada kuadran kanan atas Massa yang dapat diraba Penurunan berat badan
2. Kolon Desenden Adanya darah dalam feses Nyeri perut Konstipasi secara progresifyang makin lama makin
meningkat Bentuk feses seperti pensil,karena adnya penyempitan
3. Kolon Sigmmoid dan Rectum
Perdarahan pro rectal Perubahan kebiasaan defekasi, konstipasi dan
meningkatnya frekuensi Perasaan BAB yang belum tuntas Bentuk feses lendir dan berdarah Kolik abdomen bagian kiri bawah
4. sekum Tanpa keluhan dalam waktu yang lama Tak enak pada perut kanan bawah Anemia Penurunan berat badan Massa di perut kanan bawah
IV. PATHOFISIOLOGIKanker kolorectal merupakan salah satu kanker usus yang dapat tumbuh secara local dan menyebar secara metastase meluas. Adapun cara penyebaran ini melului beberapa cara. Penyebaran secara local biasanya masuk kedalam lapisan dinding usus sampai ke serosa dan lemak mesenteric, lalu sel kanker tersebut akan mengenai organ disekitarnya. Sedangkan penyebaran yang lebih luas lagi di dalam lumen usus yaitu melalui lympotik dan system sirkulasi. Bila sel tersebut masuk melalui system sirkulasi, maka sel kanker tersebut dapat terus masuk ke organ hati, kemudian metastase ke organ paru-paru. Penyebaran lain dapat ke adrenal, ginjal, kulit, tulang, dan otak. Sel kanker pun dapat menyebar ke daerah peritonial pada saat dilakukan pembedahan reseksi tumor.Hampir semua kolorectal berkembang ari polyp adenoma jenis villous, tubular, dan viloutubullar. Namun dari ketiga jenis adenoma ini, hany7a jenis villous dan tubullaryang diperkirakan akan menjadi premaligna. Jenis tubular berstuktur seperti bola dan bertangkai, sedangkan jenis villous berstuktur tonjolan seperti jari-jari tangan dan tidak bertangkai. Kedua jenis ini tumbuh menyerupai bunga kol di dalam kolon sehingga massa tersebut akan menekan dinding mukosa kolon. Penekanan yang terus menerus ini akan mengalami lesi-lesi ulserasi yang akhirnya akan menjadi perdarahan kolon. Selain
perdarahan, maka obstruksi pun kadang dapat terjadi. Hanya saja lokasi tumbuhnya adenoma tersebut sebagai acuan. Bila adenoma tumbuh di dalam lumen yang luas (asenden dan transversum), maka obstruksi jarang terjadi. Hal ini dikarenakan isi (feses masih mempunyai konsentrasi air cukup) masih dapat melewati lumen tersebut dengan mengubah bentuk (disesuaikan dengan lekukan lumen karena tonjolan massa). Tetapi bila adenoma tersebut tumbuh dan berkembang di daerah lumen yang sempit (desenden atau bagian bawah), maka obstrulsi akan terjadi karenaisi tidak dapat melewati lumen yang telah terdesakoleh massa. Namun kejadian obstruksi tersebut dapat menjadi total atau partial.
V. STADIUM Stadium I : terbatas hanya pada mukosa kolon Stadium II : menembus dinding otot, belum terjadi metastase Stadium III : melibatkan kelenjar limpaa Stadium IV : metastase ke kelenjar limfe yang berjauhan dan ke organ lain
VI. KOMPLIKASI Perforasi usus sehubungan dengan peritonitis Timbul abses Timbul fistula di traktus krinarius
VII. TEST DIAGNOSTIK Pemeriksaan fisik Sigmoidoskopi Kolonoskopi Barium enema Kanker Rectum : pemeriksaan patologi anatomi dengan mengambil jaringan pada
saat proktoskopi Lab : : untuk melihat darah samar, darah : Hb, Ht Gratorium CT Scan
VIII. TERAPI MEDIS Pengobatan untuk kanker kolon selalu dengan pengangkatan daerah yang terkena. Jumlah kolon yang di potong berdasarkan pelepasan semua jaringan yang dilalui pembuluh darah dan jaringan yang terkena penyakit.Jenis-jenis pembedahan yang dilakukan berupa : Bagian kolon yang sakit dipotong, dan ujung-ujung yang tersisa disambungkan
dalam suatub anastomosa (End to end anastomosis (EEAI) ) Bagian yang sakit dipotong, kemudian ujung yang masih berfungsi dibawa kea rah
luar ke permukaan abdomen membentuk stoma.
IX. PENCEGAHANTidak ada pencegahan primer yang dapat dilakukan. Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan adalah melakukan skrining pada orang diatas usia 40 tahun, yang meliputi : Pemeriksaan rectal secara digital setiap tahun setelah usia 40 tahun Tes darah samar pada feses setelah usia 50 tahun Proktosigmoidoskopi setiap 3-5 tahun diatas usia 50 tahun, setelah 2 x
pemeriksaan tahunan dengan hasil negative
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan studi kasus dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN : ADENO CA COLON ASENDENS WELL DIFFERENSTATED
ANEMIA e.c PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUANG II
RSHS BANDUNG “
Laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I di Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan
Keperawatan Program Studi Keperawatan Bandung.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Endeh Nurgiwiati selaku ketua prodi keperawatan Bandung
2. Seluruh staff dosen Keperawatan Medikal Bedah I, selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan laporan ini
3. Kepala Ruangan dan seluruh staff ruang II RSHS Bandung
4. Seluruh dosen dan segenap karyawan prodi keperawatan Bandung
5. Klien Ny. T dan keluarga
6. Orang tua yang memberikan dukungan baik moril maupun materil
7. Rekan-rekan Mahasiswa/I prodi keperawatan Bandung khususnya Tingkat 2 B
Penulis menyadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran yang disampaikan bagi penulis akan menjadi masukan yang sangat berharga dan
menjadi catatan untuk perbaikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga
Allah SWT memberikan yang terbaik bagi kita. Amin …
Bandung, Januari 2005
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Metode Penulisan
IV. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
I. Pengertian
II. Faktor resiko
III. Tanda dan gejala
IV. Pathofisiologi
V. Stadium
VI. Komplikasi
VII. Test Diagnostik
VIII. Terapi Medis
IX. Pencegahan
BABIII TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan(Intervensi)
IV. Pelaksanaan (Implementasi)
V. Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kolon (termasuk rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran cerna.
Kanker kolon merupakan penyebab ke- 3 dari semua kematian akibat kanker di Amerika
serikat, baik pada pria maupun wanita (Cancer Facts and Figures, 1991). Kanker usus
besar biasanya merupakan penyakit pada orang tua, dan insidens puncak adalah pada
decade keenam dan ketujuh. Kanker ini jarang ditemukan dibawah usia 40 tahun, kecuali
pada orang dengan riwayat colitis ulseratif atau poliposis familial. Kedua kelamin
terserang sama seringnya, walaupun kanker kolon lebih sering pada wanita, sedangkan
lesi pada rectum lebih sering pada pria. Kira-kira 60 % dari semua kanker usus terjadi
pada bagian rektosigmoid, sehingga dapat teraba pada pemeriksaan rectum atau terlihat
pada sigmoidoskopi. Sekum dan kolon asendens merupakan tempat berikutnya yang
paling sering diserang. Kolon transversa dan fleksura merupakan bagian yang memiliki
kemungkinan terserang yang paling kecil.
Tumor dapat berupa massa polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dengan
cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular.Lesi anular lebih sering terjadi pada
bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada
sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah
adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mucus yang
jumlahnya berbeda-beda. Tumor dapat menyebar (1) secara infiltratif langsung ke
struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih, (2) melalui pembuluh limfe
ke kelenjar limfe peri kolon dan meso kolon ; dan (3) melalui aliran darah, biasanya ke
hati karena kolon mengalirkan darah ke system portal. Prognosis relative baik bila lesi
terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek
bila telah terjadi metastasis ke kelenjar limfe.
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus
kanker kolon (Ca kolon)
B. Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengkajian pada klien dengan
Ca kolon.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang penyusunan rencana asuhan keperawatan
pada klien dengan Ca kolon
3. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tindakan keperawatan pada
klien dengan Ca kolon
4. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi terhadap asuhan
keperawatan pada klien dengan Ca kolon
III. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode pendekatan studi kasus
berupa laporan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
IV. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Tujuan
III. Metode Penulisan
IV. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
I. Pengertian
II. Faktor Resiko
III. Tanda dan Gejala
IV. Pathofisiologi
V. Stadium
VI. Komplikasi
VII. Test Diagnostik
VIII. Terapi Medis
IX. Pencegahan
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan
IV. Peleksanaan (Implementasi) Keperawatan
V. Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. T dengan Ca kolon
di Ruang II RSHS Bandung dengan pendekatan proses keperawatan, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan
1) Tahap pengkajian
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa kanker kolon yang dirasakan oleh klien
Ny. T sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, pertama besarnya sebesar telur
ayam sekarang sudah sebesar kepalan tangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan klien lemah, klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah.
2) Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terjadi pada klien Ny. R berdasarkan hasil pengkajian
yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi :
kurang dari kebutuhan, gangguan rasa aman : cemas.
3) Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis membagi menjadi 3 kategori yaitu mengobservasi
keadaan umum, tindakan keperawatan, pendidikan kesehatan atau
anjuran.perencanaan yang paling utama pada Ny. R adalah mengurangi rasa nyeri
sesuai dengan tujuan dan criteria yang akan dicapai.
4) Implementasi keperawatan
Penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah
ditetapkan, sebagian intervensi tersebut dapat dilaksanakan berkat dukungan dari
klien, keluarga dan perawat ruangan yang bertugas menangani kasus tersebut.
5) Evaluasi keperawatan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan selama 1 hari masalah yang
dirumuskan sebagian masih belum teratasi.
II. Saran
Pada kesempatan ini setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien
Ny.T akan memberikan beberapa saran kepada perawat ruangan yang mudah-mudahan
dapat dipertimbangkan pelaksanaannya.
1) Tahap pengkajian
Umumnya pengkajian sudah dapat dilaksanakan dengan baik, tetapi alangkah
lebih baiknya jika hasil pengkajian tersebut didokumentasikan kedalam catatan
kesehatan klien /status klien untuk mempermudah dan memperlancar perawatan
yang akan diberikan terhadap klien.
2) Diagnosa keperawatan
Dalam menentukan masalah klien diharapkan disesuaikan dengan kondisi klien,
karena walaupun penyakit klien sama belum tentu masalah yang terjadi akan
sama. Kemudian lebih baik juga bila masalah tersebut didokumentasikan pada
catatan kesehatan klien sehingga intervensi yang akan diberikan dapat
dirumuskan.
3) Perencanaan keperawatan
Pada umumnya sudah dapat direncanakan dengan matang, tetapi
pendokumentasiannya diharapkan dapat dilakukan dengan baik agar seluruh tim
mengetahuinya dan dapat melaksanakannya.
4) Implementasi keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan sudah dapat terlaksana dengan baik, hal ini
ditunjang oleh adanya kerjasama dari klien, keluarga dan perawat yang bertugas.
Oleh sebab itu diharapkan kondisi seperti itu terus dipertahankan agar pelayanan
yang diberikan dapat optimal. Akan tetapi lebih baiknya jika perawat ruangan
dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien untuk mengurangi
kecemasan pada klien yang sedang di rawat maupun pada keluarga klien.
5) Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi lebih baiknya jika evaluasi dilaksanakan setiap selesai
melaksanakan tindakan keperawatan dengan menuliskan tanggal dan jam untuk
evaluasi formatif. Untuk evaluasi sumatif disesuaikan dengan perkembangan
klien. Oleh karena itu diharapkan agar perkembangan klien selalu di monitor agar
dapat menentukan intervensi selanjutnya yang relevan dengan kondisi klien.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERCERNAAN : ADENO CA COLON ASENDENS WELL
DIFFERENSTATED ANEMIA
e.c perdarahan saluran cerna bagian bawah
DI RUANG II RSHS BANDUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Semester III
Disusun oleh :
NUR KHOMARRIYAH
Tingkat : II B
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BANDUNG
2005
DAFTAR PUSTAKA
Price Sylvia A & Wilso Lorraine M.1994.Patofisiologi.Jakarta: EGC