Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

69
Sengketa Pemilu Kada tidak di MK `'Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah termasuk rezim hukum pemilihan umum.'' ---Anwar Usman Hakim konstitusi MAHKAMAH Konstitusi menghapuskan kewenangannya untuk mengadili perselisihan hasil pemilu kada. Hal itu menjadi keputusan MK dalam sidang putusan uji materi UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 29 ayat (1) dan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 236 C. Uji materi itu dimohonkan oleh Forum Kajian Hukum dan Konstitusi (FKHK), Forum Mahasiswa Hukum Jakarta, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul.

Transcript of Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Page 1: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Sengketa Pemilu Kada tidak di MK

`'Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah termasuk rezim hukum pemilihan umum.'' ---Anwar Usman Hakim konstitusi

MAHKAMAH Konstitusi menghapuskan kewenangannya untuk mengadili perselisihan hasil pemilu kada.

Hal itu menjadi keputusan MK dalam sidang putusan uji materi UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 29 ayat (1) dan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 236 C.

Uji materi itu dimohonkan oleh Forum Kajian Hukum dan Konstitusi (FKHK), Forum Mahasiswa Hukum Jakarta, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul.

“Menyatakan, mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya,” kata Ketua majelis hakim Hamdan Zoelva dalam persidangan saat membacakan putusan di ruang sidang pleno MK, Jakarta, kemarin.

Page 2: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Dengan putusan itu, MK menyerahkan kembali kepada DPR dalam penanganan perselisihan hasil pemilu (PHPU) kepala daerah. DPR nantinya yang membuat aturan baru terkait tata cara penyelesaian PHPU.

Sebelum adanya UU yang baru dibentuk untuk mengatur hal itu, Hamdan menyebutkan, “MK akan tetap menggelar PHPU kepala daerah hingga ada UU pengganti.“

Dalam persidangan terungkap ada majelis hakim yang berbeda pendapat tentang hal itu, antara lain Arief Hidayat, Anwar Usman, dan Ahmad Fadlil Sumadi. Anggota majelis hakim Arief Hidayat berpendapat sengketa pemilu kada merupakan bagian dari kewenangan MK. Anggota majelis hakim lainnya yang berbeda pendapat, Anwar Usman, mengatakan pendapat pemohon yang mengatakan penyelesaian PHPU kepala daerah bukan kewenangan MK karena tidak diatur dalam UUD 1945 adalah tidak tepat.

“Bahwa berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah termasuk rezim hukum pemilihan umum,” kata Anwar Usman.

Sementara itu, menurut anggota majelis hakim Ahmad Fadlil Sumadi yang juga berbeda pendapat, kewenangan MK mengadili PHPU kepala daerah tidak bertentangan dengan UUD 1945.

“Oleh karena sistem dan mekanisme rekrutmen pengisian kepala daerah yaitu pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 E UUD 1945. Maka perselisihan pemilu kepala daerah termasuk perselisihan pemilihan umum,” ungkap Fadlil. (AI/P-4)

Page 3: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Harapan Perubahan

CAHYA MULYANA

Joko Widodo yakin, bersama Jusuf Kalla dan dukungan rakyat, mereka akan mampu membawa gerakan perubahan di Indonesia.

PEKIK ‘hidup Jokowi-JK! Indonesia maju!’ langsung pecah di rumah di Jalan Andi Pangerang Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan, begitu Joko Widodo menyebut nama Jusuf Kalla sebagai bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Sambil mengepalkan ta ngan, beberapa orang itu bangkit sembari mendekatkan tubuh ke layar kaca.

“Keduanya memiliki visi dan misi yang jelas, cepat dalam bertindak, jujur, kaya ide baru.

Page 4: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Ini akan menjadikan birokrasi bergerak dan bertindak efisien, efektif, dan berorientasi pada problem solving,” papar Ketua Umum Sahabat Rakyat Kawasan Indonesia Timur (komunitas pendukung Jokowi-JK) Amran Sulaiman.

Sahabat Rakyat hanyalah satu dari berbagai komunitas pendukung pasangan bakal capres-cawapres yang diusung PDIP, NasDem, PKB, dan Hanura, Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang sangat antusias dengan deklarasi kemarin. Mereka yakin Jokowi-JK akan membawa perubahan bagi Indonesia.

Jokowi mengumumkan bakal cawapres setelah bertemu dengan ketua umum partai pendukung, yakni Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, dan Wiranto di kediaman Mega di Teuku Umar, Jakarta, kemarin pagi. Siangnya digelar deklarasi di Gedung Joang.

Mereka mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum pu kul 14.30 WIB dengan diantar Ketua PDIP Puan Mahara ni dan Sekjen Tjahjo Kumolo. Jokowi-JK akan menjalani tes kesehatan pada Kamis (22/5).

Jokowi yakin pilihan atas JK sudah tepat. “Kita mempunyai keyakinan insya Allah kami berdua akan mampu membawa gerakan perubahan di negara yang kita cintai ini,” kata tokoh yang pernah mendapatkan penghargaan Bung Hatta Award sebagai sosok bersih yang antikorupsi tersebut.

JK menyebut terpilihnya dia sebagai bakal cawapres Jokowi merupakan amanat berat. “Dengan ikhtiar kerja keras semoga kita berhasil membawa kebesaran, kehebatan, dan kemakmuran bangsa ini.“

Pasangan ideal

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yakin pasangan Jokowi-JK mampu mewujudkan pemerintahan kuat dan efektif. “Insya Allah mereka berdua akan mampu mengatasi ketertinggalan bangsa ini.“

Muhaimin menimpali, “Mereka berdua sangat cocok.“

Ketua Umum Hanura Wiranto menambahkan, “Kita semua sepakat bahwa Pak JK merupakan sosok paling ideal untuk mendampingi Pak Jokowi.“

Dua jam setelah deklarasi Jokowi-JK, pasangan bakal capres dan cawapres yang diusung Gerindra, PAN, PPP, dan PKS serta didukung PBB dan Golkar, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dideklarasikan di Rumah Polonia, Jakarta.

Seusai deklarasi, Prabowo mengunjungi Aburizal Bakrie di kediamannya. “Pak Aburizal akan menempati posisi penting di pemerintahan jika kami menang,” janji Prabowo.

Page 5: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Sejumlah pengamat menilai pasangan Jokowi-JK masih memiliki elektabilitas lebih tinggi ketimbang Prabowo-Hatta. “JK sudah tepat bagi Jokowi, sebab menambah elektabilitas,” jelas Direktur Poltracking Institute Hanta Yuda.

“Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting, pasangan Jokowi-JK unggul 17,5% atas Prabowo-Hatta. JK sangat membantu memperbesar gap Jokowi dan Prabowo,” papar Direktur SMRC Jayadi Hanan. (LN/ Yah/X-2)

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @Midotcom. Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com

Page 6: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Kompetisi Sehat Pemilihan Presiden

TEKA-TEKI soal siapa yang akan memimpin Indonesia lima tahun mendatang terjawab sudah. Kemarin, dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mendeklarasikan diri di tempat yang terpisah.

Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung PDIP, NasDem, PKB, dan Hanura mendeklarasikan diri di Gedung Joang, Jakarta. Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung Gerindra, PAN, PPP, dan PKS serta didukung PBB dan Golkar, memilih Rumah Polonia, Jakarta Timur, sebagai tempat deklarasi.

Dengan demikian, Pemilihan Presiden 2014 dipastikan berlangsung satu putaran karena hanya diikuti dua pasangan. Fakta hanya muncul dua poros tersebut patut kita sambut gembira.

Secara teknis prosedural pilpres satu putaran jelas lebih mudah, efisien waktu, dan berbiaya murah. Mudah karena dua pasang calon jelas lebih gampang dikenali. Dalam hal waktu, pemilihan juga lebih singkat sehingga lebih efisien dan lebih murah.

Negara bisa berhemat lebih dari Rp2 triliun biaya untuk putaran kedua. Selain itu, perdebatan sengit terbuka juga tidak terlalu membawa `luka politik' karena kampanye yang singkat.

Rekonsiliasi partai dan elemen bangsa pun juga bisa lebih cepat. Bagi pemerintah yang masih memiliki sisa kerja kurang dari lima bulan, pilpres satu putaran bisa membuat mereka jauh lebih fokus menyelesaikan permasalahan bangsa karena tidak lagi terpecahkan oleh kepentingan politik seperti kampanye.

Pilpres dengan dua kontestan juga memudahkan bagi pemilih. Rakyat bisa lebih mendalami, mengamati rekam jejak, dan menentukan pilihan secara detail ihwal sosok calon pemimpin serta program apa saja yang mereka ajukan.

Para calon pun akan makin maksimal menawarkan gagasan-gagasan terbaik agar bisa `mencuri' perhatian pemilih, lalu menjatuhkan pilihan kepada pengusung program terbaik. Kompetisi pun dipastikan akan lebih sengit dan dinamis.

Namun, sesengit apa pun, kita mengingatkan bahwa di atas segalanya kepentingan bangsa ialah yang utama. Karena itu, berkompetisilah secara fair, sehat, dan santun.

Jangan ada lagi usaha menjatuhkan lawan dengan `kampanye hitam' yang mendiskreditkan dan penuh dengan fitnah. Silakan mengkritisi program dan rekam jejak lawan hingga yang sengit sekalipun, asal itu merupakan fakta dan berbasiskan argumentasi yang logis.

Page 7: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Siapa pun yang memenangi kontestasi dan kompetisi pilpres 9 Juli nanti pada hakikatnya ialah pemimpin bangsa hingga lima tahun ke depan. Karena itu, jadilah calon pemimpin untuk semua, bukan hanya pemimpin individu dan kelompok.

Untuk pasangan yang kalah, bukan berarti kerja politik sepenuhnya berakhir. Masih ada medan perjuangan yang tak kalah mulia dalam demokrasi, yakni menjadi oposisi atau penyeimbang pemerintah.

Tradisi baik menjadi penyeimbang yang dalam lima tahun terakhir dimainkan PDIP dan Gerindra amat patut untuk dilestarikan. Ia akan menjadi watchdog yang penting agar pemerintah pemenang pemilu tidak keluar dari rel yang lurus.

Lebih dari 240 juta rakyat Indonesia sangat rindu akan perubahan. Mereka ingin melihat Tanah Air yang mereka tempati mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan. Siapa pun yang memenangi pilpres pada hakikatnya ialah pemimpin untuk semua, bukan hanya untuk individu dan kelompok.

Silakan tanggapi Editorial ini melalui: http://www.metrotvnews.com

Page 8: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Daerah Tuntut Dana Bagi Hasil Cair Bulan Ini

DENNY SUSANTO

Keterlambatan pencairan dana bagi hasil (DBH) ke daerah lebih disebabkan persoalan administrasi. Pemerintah pusat seharusnya bisa menyelesaikan masalah yang selalu berulang setiap tahun itu.

PROGRAM pembangunan di daerah bisa dipastikan tidak akan mulus sesuai dengan target, bahkan terancam tidak terlaksana. Hal itu merupakan dampak terlambatnya kucuran dana bagi hasil (DBH) tahun anggaran 2014.

Para pemimpin daerah menuntut kepada pusat untuk segera mencairkan DBH karena anggaran dana tersebut sudah dialokasikan dan sangat diperlukan untuk menjalankan pembangunan di daerah.

“Keterlambatan ini sudah berlangsung lama, tapi kali ini sudah keterlaluan. Sudah pasti pembangunan di daerah terganjal,” ujar Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Sultan Khairul Saleh, ketus, kemarin.

Keluhan senada juga dilontarkan Nikson Nababan, Bupati Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Jika pemerintah pusat bekerja profesional, transfer DBH bisa tepat waktu. “Apalagi ini menyangkut pembangunan di daerah,” ujarnya saat dihubungi.

Page 9: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Kabag Humas Pemkab Kutai Kartanegara David Haryanto menambahkan, masalah lain keterlambatan DBH itu ialah tidak terserapnya seluruh anggaran di akhir tahun, sehingga berimbas secara langsung pada pembangunan. Pada 2013 lalu, di Pemkab Kutai Kartanegara ada sekitar Rp1,7 triliun dana dari DBH tidak terserap.

Menurutnya, keterlambatan pencarian DBH migas selalu terjadi tiap tahun. “Seharusnya pencairan dilakukan awal tahun, tetapi sudah memasuki Mei ini juga tidak kunjung cair. Jadi, program yang sudah disusun pun pasti bergeser, kita mau andalkan PAD (pendapatan asli daerah) juga tidak mencukupi,” ujar David.

Direktur Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Agung Pambudhi berpandangan data terkait dengan pembagian hasil itu memang melibatkan banyak pihak, di antaranya Kementerian ESDM jika pembagiannya terkait dengan hasil produksi minyak, lalu Ditjen Pajak mencakup beban pajak dan cost recovery, Ditjen Perimbangan Keuangan melingkupi bagi hasilnya, dan pemerintah daerah terkait.

“Pemerintah pusat sendiri yang harus cari tahu. Dicari, di mana lembaga yang membuat lambat,“ lanjut Agung.

Rekapitulasi DBH

Saat dimintai konfirmasi, Direktur Bina Program Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengungkapkan pihaknya masih menunggu keluarnya peraturan menteri keuangan terkait dengan jatah yang berhak diterima setiap daerah dari hasil pertambangan.

Ia mengakui pendataan SKK Migas untuk jumlah lifting 2013 yang terjual dari tiap daerah lokasi tambang memang belum selesai. “Tapi, kita sudah koordinasi dengan SKK dan mudah-mudahan segera rampung,“ ujarnya.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan DBH cair mulai Mei 2014 ini, direkapitulasi dengan kekurangan transfer daerah untuk DBH selama kuartal I.

Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK) Budiarso Teguh Widodo mengungkapkan telah mentransfer DBH pertama tahun ini pada Jumat (16/5) sebesar Rp7,7 triliun dan akan kembali melakukan transfer hari ini sebesar Rp11,63 triliun. Dengan demikian, transfer DBH yang terlambat sejak awal tahun mulai dilakukan pada Mei dengan nilai Rp19,33 triliun.

Transfer yang dilakukan ialah penyaluran DBH sumber daya alam migas dan DBH pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi rata. DBH yang ditransfer per hari itu ialah DBH PBB migas dan panas bumi sebesar Rp2,89 triliun, DBH pajak penghasilan (PPh) Rp4,97 triliun, dan DBH pertambangan umum Rp3,77 triliun. (SY/JH/Ghe/Riz/Mus/X-9)

[email protected]

Page 10: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Advokat Dituntut 7 Tahun Penjara

NUR AIVANNI

Susi sebagai praktisi hukum tidak turut serta memberantas tindak pidana korupsi dan telah mencederai hukum. Dia malah jadi perantara tindak korupsi.

TIDAK tampak kekhawatiran pada wajah terdakwa kasus suap sengketa pemilu kada, Susi Tur Andayani, kala menghadapi sidang tuntutan yang digelar majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor).

Dengan mengenakan kemeja batik dan dibalut kerudung berwarna hijau, Susi yang berprofesi sebagai advokat hadir mendengarkan tuntutan. Dalam sidang yang dipimpin hakim ketua Gosen Butar Butar, Susi duduk santai di kursi pesakitan.

Pada awal pembacaan tuntutan, Susi menyimak semua yang dibacakan oleh jaksa Dzakiyul Fikri yang memaparkan fakta-fakta persidangan. Sesekali nampak Susi menundukkan kepala saat jaksa membacakan tuntutan.

Jaksa Fikri menyatakan Susi menerima hadiah atau janji uang senilai Rp1 miliar dari gubernur nonaktif Banten Ratu Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana (Wawan), untuk menyuap Akil Mochtar sebagai hakim yang menangani kasus sengketa pemilu kada Lebak, Banten. Pemberian uang tersebut dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan hakim.

Tidak hanya itu, Susi pun dinyatakan terbukti melakukan hal serupa dalam kasus sengketa pemilu kada Lampung Selatan. Susi dinyatakan terbukti menerima hadiah atau janji dari Rycko Menoza dan Eki Setyanto untuk diberikan kepada Akil Mochtar.

“Penerimaan unsur hadiah atau janji. Terdakwa meminta Eki Setyanto dan Rycko Menoza sejumlah Rp500 juta yang dikirimkan kepada Akil Mochtar dalam dua tahap, masing-masing senilai Rp250 juta,” jelas jaksa Tri Mulyono saat membacakan fakta persidangan.

Pengiriman uang tersebut dilakukan seolah-olah dalam rangka kerja bisnis antara Susi Tur Andayani dan Akil Mochtar.

“Dengan rincian, Rp250 juta ke rekening BNI Akil dengan tujuan seolah-olah ada usaha dalam kelapa sawit. Dan Rp250 juta ke Bank Mandiri atas nama CV Ratu Samagat,” tambah Tri.

Adapun pasal yang menjerat Susi, yaitu Pasal 12 huruf c UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Page 11: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

“Menjatuhkan pidana penjara selama tujuh tahun dan denda sebesar Rp250 juta serta subsider tiga bulan kurungan,“ kata Edi.

Saat menanggapi tuntutan jaksa, Susi menyatakan akan mengajukan jawaban bersama-sama saat menyampaikan pledoi atau nota pembelaan.

“Bersama-sama mengajukan pledoi yang mulia,“ ujar Susi menjawab pertanyaan yang diajukan hakim Gosen. (P-4)

[email protected]

Page 12: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Berkeringat menuju Imam Bonjol 29

JARUM jam tepat menunjukkan pukul 13.45 WIB, matahari memancar gemilang di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, kemarin. Raut wajah sang empunya rumah, Megawati Soekarnoputri, semringah kala melepas Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menuju Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebelumnya, sang tuan rumah menghidangkan nasi liwet khas Solo dan coto khas Makassar sebagai menu santap siang.

Megawati berjalan kaki bersama Jokowi dan JK ditemani Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menuju bundaran air mancur di ujung Jalan Teuku Umar yang berjarak selemparan batu dari kediaman Mega. Di sana, dua sepeda onthel sudah menanti. Pasangan bakal capres-cawapres itu memilih menggowes sepeda yang disediakan para pendukung menuju Gedung KPU.

Ada ratusan pendukung membara, bersiap mengiringi Jokowi-JK meniti jalanan sepanjang sekitar 500 meter menuju Gedung KPU. Di bawah terik matahari, keringat mengucur deras di kemeja putih Jokowi. Adapun JK memilih menenteng onthel-nya sembari dibantu ajudannya dan politikus PDIP Maruar Sirait. Di belakang keduanya, ratusan pengendara onthel mengarak mereka. Sebagian lagi memilih berjalan kaki. Masyarakat mengiringi sembari meneriakkan yel-yel, `Hidup Jokowi', `Jokowi for President'.

Dari Teuku Umar, rombongan melewati Taman Suropati, berputar ke kanan menyusuri Jalan Imam Bonjol menuju KPU. Sepanjang rute tersebut, kemacetan mengular. Pengemudi memilih meminggirkan kendaraan mereka sembari melambaikan tangan serta membunyikan klakson.

Page 13: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Sesekali Jokowi melambatkan kayuhannya untuk membalas sambutan masyarakat sambil menunggu JK yang tampak keteteran di belakang. Sekitar 20 menit kemudian (pukul 14.05 WIB), rombongan tiba di Gedung KPU.

Di sana, ada sekitar 20 orang perwakilan dari tujuh suku besar asal Papua yang menyambut keduanya dengan tarian Asmat. Biasanya, di Papua, tarian tersebut dipertunjukkan untuk menyambut pemimpin. Mereka menggunakan kaus putih dan ikat kepala bertuliskan `Jokowi'. Gedung KPU menjadi titik finis rentetan acara pendeklarasian pasangan Jokowi-JK.

Sebelumnya, pada pukul 11.40, Jokowi-JK tiba di Gedung Joang dengan mengendarai Toyota Innova putih untuk mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal capres-cawapres yang akan bertarung dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang. Di bangunan bersejarah itu, pelbagai elemen masyarakat menyemut menyambut keduanya. (Pol/P-3)

Page 14: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Koalisi Gemuk Resmi Dukung Prabowo-Hatta

ENAM partai politik peserta Pemilu 2014, yakni Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, Partai Golkar, PBB resmi mendukung pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dukungan itu dideklarasikan di Rumah Polonia, Jakarta, kemarin.

Prabowo mengatakan, meski proses koalisi melewati jalan berliku, akhirnya partai-partai yang berlatar nasionalis dan religius dapat dipersatukan. “Satu hal yang saya pelajari, saya berdiskusi dengan pemimpin-pemimpin terbaik Indonesia. Saya lihat iktikad mereka ingin berbuat baik bagi bangsa ini,“ katanya.

Bahkan, dalam kesempatan itu, Prabowo juga memberikan sinyal kepada Partai Demokrat untuk merapat ke barisan koalisinya. Menurutnya, rakyat harus mengakui bahwa banyak prestasi yang dicapai pemerintah sekarang atau sebelumnya.

“Indonesia yang memiliki kekayaan berlimpah dan memang perlu menyadari kesenjangan di negara kita. Meski sekarang saya di luar pemerintahan, saya akui pemerintahan SBY banyak berjasa dan keberhasilan. Justru inilah kita ingin membangun di atas fondasi yang kuat,“ paparnya.

Ia mengaku sangat bergembira ketika Partai Golkar bersedia bergabung dalam koalisinya.

“Aburizal Bakrie saya kenal sebagai putra terbaik bangsa. Memimpin partai kedua terbesar di republik ini, tetapi bersedia mendukung saya. Ini saya kira sesuatu yang tidak dibayangkan pengamat politik yang terhebat sekalipun,“ tegasnya.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan pada Minggu (18/5) malam, Golkar baru memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang akan bertarung dalam Pilpres 9 Juli mendatang.

Page 15: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Berkenaan dengan kader Golkar Jusuf Kalla yang menjadi bakal cawapres berpasangan dengan bakal capres Joko Widodo, Idrus menilai hal itu sebagai sikap dan keputusan profesional dari JK.

“Lalu, bagaimana soal power sharing yang diharapkan Golkar?“ tanya pers. Sambil menghela napas, Idrus mengatakan, “Jatah menteri belum dan akan dibicarakan besok (hari ini). Golkar baru tadi malam memutuskan gabung dengan Prabowo. Kami sudah sering bertemu. Prabowo memiliki kepemimpinan yang kuat. Begitu juga Hatta. Aspirasi rakyat bersama pada pasangan ini. Seluruh jajaran elite dan kader Golkar harus mendukung Prabowo-Hatta,“ tandasnya. (Yah/P-3)

Mimpi Golkar Kandas Demokrat Netral

EMIR CHAIRULLAH

Page 16: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Karena sulit menjalin koalisi di pascapileg, Partai Golkar akhirnya merapat ke Gerindra. Sebagai partai pemenang kedua Pileg 2014, elite Golkar menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Faktor Jusuf Kalla dalam kubu Jokowi bakal membuat suara Golkar tidak bulat. JK mempunyai hubungan historis dengan kader Golkar di Indonesia Timur.

SEHARI menjelang batas akhir pendaftaran pasangan capres-cawapres ke KPU, kemarin, arah koalisi partai peserta Pemilu 2014 sudah jelas. Satu-satunya harapan yang diinginkan Partai Golkar, yakni adanya poros ketiga dengan Partai Demokrat, akhirnya kandas juga.

Keinginan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) menjadi capres ataupun cawapres, sesuai dengan hasil rapimnas, untuk ikut bertempur di Pilpres 2014 akhirnya tidak terealisasi juga.

Setelah pertemuan dengan PDIP untuk berkoalisi tak membuahkan hasil, Golkar akhirnya memutuskan mendukung pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Hatta Rajasa. “Kelihatannya sudah enggak bisa pada posisi yang diinginkan Pak ARB, sudah tertutup pintunya untuk (calon) presiden, apalagi untuk (calon) wakil presiden,“ kata Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono di Istana Negara, kemarin.

Ia mengungkapkan pembicaraan antara ARB dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Minggu (18/5) malam tidak menemui kesepakatan. “Dia (ARB) sudah berusaha, tapi tidak ada hasilnya dengan PDI Perjuangan. Harapannya, sih, memang dengan PDI Perjuangan. Kalau mau bangun koalisi baru, dari kemarin sudah meredup,“ ungkapnya.

Pilihan terhadap koalisi Gerindra, menurut Agung, disebabkan Prabowo-lah satu-satunya capres yang masih membuka kemungkinan berkoalisi. Dalam pembicaraan terakhir Prabowo menjanjikan posisi kunci di pemerintahan untuk ARB. “Saya ingin dan saya minta ARB ikut dalam pemerintahan di dalam satu kabinet yang sedang kita rumuskan bersama selaku jabatan kunci untuk membantu presiden dan wakil presiden di bidang pengendalian ekonomi dan kesejahteraan rakyat.“

Sementara itu, rencana berkoalisi dengan Demokrat buyar begitu partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono itu memutuskan untuk mandiri di Pilpres 2014.

Agung mengakui faktor Jusuf Kalla dalam kubu Jokowi bakal membuat suara Golkar tidak bulat. Ia mengingatkan bahwa JK mempunyai hubungan historis dengan kader Golkar di Indonesia Timur serta sebagai mantan ketua umum. “Ini suatu hal yang membuat dukungan Golkar jadi tidak utuh. Ini yang harus dibenahi,“ ungkapnya.

Kader bebas

Sikap tegas, kemarin, ditunjukkan Partai Demokrat. Hasil rapimnas memutuskan untuk netral dan tidak juga berkoalisi dengan Partai Golkar. Kendati bersikap netral, Partai Demokrat tidak melarang kader mereka mendukung salah satu pasangan capres-cawapres.

Page 17: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

“Kita tidak golput. Nanti pada saat pilpres kami akan memilih, siapa yang akan kami dukung ialah calon yang programnya segaris dengan Partai Demokrat,“ kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan beberapa program pemerintahan SBY yang diharapkan bisa dilanjutkan pemerintahan mendatang seperti program bantuan operasional sekolah dan raskin.“Jika itu dijalankan, kita akan dukung,“ ungkapnya.

Jero mengakui keputusan untuk bersikap netral bukan merupakan keputusan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono semata.

“Kita memberikan empat opsi kepada para peserta rapimnas. Pilihan aspirasi bawah ialah 56% mandiri maka itulah yang dijadikan sikap partai hasil rapimnas,“ pungkasnya. (P-2)

emir @mediaindonesia.com

KPU tidak Mau Kecolongan di Pilpres

KOMISI Pemilihan Umum tidak ingin keburukan penyelenggaraan pemilu legislatif di tingkat PPS dan PPK terulang di Pemilu Presiden 2014 yang akan diselenggarakan pada 9 Juli mendatang. Untuk itu, KPU telah mengirimkan surat edaran ke semua KPUD untuk

Page 18: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

mengevaluasi seluruh penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan, desa/kelurahan, hingga TPS.

Substansi surat edaran tersebut berisi permintaan agar KPUD mengevaluasi kinerja anak buahnya. “Intinya sesegera mungkin melaporkan petugas penyelenggara yang telah melakukan kecurangan di pileg dan mestinya yang harus diangkat lagi adalah petugas KPPS, lainnya sama. Untuk PPS dan PPK masih sama dengan waktu pileg,” ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, di Jakarta, kemarin.

Hadar berharap surat edaran KPU yang sudah diedarkan sekitar dua minggu lalu tersebut telah dilaksanakan.

Terkait dengan penggantian anggota petugas KPU di sejumlah daerah yang dinyatakan bersalah karena melakukan kecurangan saat pileg, KPU pusat menyerahkan sepenuhnya kepada KPUD, misalnya, melakukan seleksi atau menaikkan posisi anggota yang berada di bawahnya. “Tidak perlu diinstruksikan, mereka sudah tahu,” ujarnya.

Terkait hasil evaluasi terhadap PPK dan PPS, KPU akan mengecek lagi, yakni dengan meminta penjelasan ke KPU provinsi lalu KPU kabupaten/kota. Untuk itu, hasil evaluasi nantinya harus dilaporkan dan tidak bisa diberhentikan langsung, melainkan lewat DKPP.

Berdasarkan data DKPP saat ini, ada sekitar 115 petugas PPK dan PPS yang terkait pelanggaran pemilu dan bisa langsung diganti. “Kita harus lebih hati-hati. Tapi, tantangan dan kerumitan pilpres ini tidak sebesar pileg. Yang jelas pertengahan Juni harus sudah ada pengganti petugas pemilu yang melakukan kecurangan,” imbuhnya.

Komisioner KPU RI Ferry Kurnia Rizkiansyah menambahkan perombakan petugas pemilu akan bisa memastikan kekacauan yang terjadi dalam rekapitulasi saat pileg tidak terjadi pada pilpres mendatang. Secara umum prosesnya masih sama dengan pileg.

Hanya saja, kata Ferry, dalam pilpres proses transformasi berita acaranya pun lebih sederhana karena hanya ada satu surat suara. (TS/P-2)

Penculik Aktivis dan Pelanggar Berat HAM Harus Diadili

DESAKAN untuk mengungkap tuntas kasus pelanggaran berat HAM serta menyeret orang yang diduga paling bertanggung jawab atas tragedi Mei 98 ke meja pengadilan semakin kencang disuarakan. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun

Page 19: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

pemerintahannya dianggap telah mengabaikan rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuka tabir kelam tersebut.

Perwakilan Tim Advokasi Ungkap Kasus Penculikan (Tangkap) Sandy Ebenezer dalam jumpa pers terkait rencana gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin, mengatakan Presiden Yudhoyono, Kejaksaan Agung, dan Panglima TNI paling bertanggung jawab untuk menjawab penyebab Prabowo Subianto tidak kunjung diproses secara hukum.

Selama ini, imbuhnya, penyelidikan yang dilakukan Kejagung hanya bisa menyeret Prabowo sampai level kode etik perwira sehingga Presiden, Kejagung, dan Panglima TNI telah melakukan perbuatan melawan hukum. Nama Prabowo terus disebut Sandy sebagai yang paling bertanggung jawab dalam penghilangan beberapa aktivis serta tragedi Mei 98.

Terkait desakan pengungkapan tragedi Mei, Komisioner Komnas HAM Otto Nur Abdullah menuturkan pihaknya akan memanggil paksa Kivlan Zein jika pemanggilan selanjutnya tidak diindahkan. “Hari ini kami layangkan surat panggilan kedua.” Otto menambahkan, kasus pelanggaran HAM masa lalu umumnya sudah selesai pemberkasan dan saat ini berada di Kejaksan Agung. Namun, semua tergantung keputusan Presiden untuk mengungkap kasus lewat peradilan ad hoc seperti yang direkomendasi DPR pada 2009. (Ami/P-2)

Bertekad Rampungkan RUU Prioritas 2014

Page 20: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

"Penyelesaian RUU merupakan tanggung jawab bersama antara DPR dan pemerintah. Jika terdapat kendala dalam pembahasan, pimpinan Panja, maupun Pansus segera melaporkan ke pimpinan DPR agar bisa dicari solusinya" Marzuki Alie Ketua DPR

KETUA DPR RI Marzuki Alie menepis anggapan yang menilai DPR tidak akan fokus menjalankan tugasnya jelang berakhirnya masa jabatan anggota DPR periode 2009-2014. Selain tetap menjalankan fungsi pengawasan dan budgeting, DPR terutama bertekad merampungkan semua Rancangan Undang-Undang (RUU) Prioritas 2014.

“Kita memiliki tekad yang kuat dan tulus untuk benar-benar menyelesaikan berbagai RUU prioritas. Hal ini penting, berbagai RUU itu akan menjadi payung hukum dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara dan menjadi tanggung jawab pemerintahan baru yang akan datang,” ujar Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Marzuki, pada masa sidang ke VI, DPR akan melanjutkan pembahasan 106 RUU yang sudah memasuki pembicaraan tingkat I. Sebanyak 33 di antaranya merupakan RUU Prioritas dan 73 lainnya RUU Kumulatif terbuka.

RUU Prioritas, lanjutnya, akan ditangani hampir seluruh komisi DPR dan panitia-panitia khusus (pansus) di DPR. Beberapa di antaranya, yakni RUU tentang Pilkada, RUU tentang Pertanahan, RUU tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), RUU tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), RUU tentang Jaminan Produk Halal dan RUU tentang Keperawatan.

Sedangkan RUU Kumulatif Terbuka yang ditangani, yakni sebanyak 65 RUU tentang Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) dan 4 RUU Kumulatif Terbuka berkaitan dengan pengesahan perjanjian internasional.

“Selain itu, DPR RI juga akan berusaha menyelesaikan penyusunan dan perumusan 21 RUU baru, seperti RUU Jasa Konstruksi, RUU Migas, dan RUU Pengelolaan Ibadah Haji,” imbuhnya.

Marzuki mengatakan, DPR akan berupaya meminimalisasi berbagai kendala yang muncul dalam pembahasan RUU, baik yang bersifat substantif maupun koordinatif. Ia berharap, pihak pemerintah juga punya semangat yang sama dalam menyelesaikan RUU yang telah masuk program prioritas 2014.

“Penyelesaian RUU merupakan tanggung jawab bersama antara DPR dan pemerintah. Jika terdapat kendala dalam pembahasan, pimpinan Panja, maupun Pansus segera melaporkan ke pimpinan DPR agar bisa dicari solusinya,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI Abdul Kadir Karding. Menurut Karding, penyelesaian RUU Prioritas antara lain kerap terhambat karena terjadinya deadlock antara DPR dengan pemerintah dalam pembahasan.

Page 21: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

RUU KUHP dan KUHAP misalnya. Kedua RUU ini ditolak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dinilai akan mengurangi wewenang lembaga tersebut menyelidiki atau menyidik suatu tindak pidana korupsi. “Dua RUU itu saja yang masih banyak pertentangan,” imbuhnya.

Dijelaskan Karding, dari 66 RUU yang sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas), baru 4 RUU disahkan menjadi UU, Sebanyak 34 RUU saat ini masih dalam tahapan harmonisasi di pansus dan panitia kerja (panja).

Karding berharap, masyarakat tidak menjadikan jumlah RUU yang disahkan saat ini sebagai acuan untuk mengukur kinerja DPR RI. Pasalnya, setiap RUU memiliki beban dan muatan yang bervariasi. Ini menjadi ukuran berapa lama proses pembahasan RUU dilakukan.

“Perbedaannya dilihat dari beban dan muatan. Seperti RUU KUHP ada sekitar 766 pasal dan sekarang saja masih proses pembahasan awal. Padahal draf RUU KUHP ini sudah disusun sejak 49 tahun. Tapi, ada juga RUU yang penyelesaiannya hanya 6 bulan dan ada yang bisa 2 tahun,” ungkapnya.

Meskipun beban legislasi DPR RI dan pemerintah tahun ini sangat berat, politikus dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) tersebut optimistis fungsi legislasi DPR RI bisa optimal. “Saya harap seluruh anggota DPR tetap semangat menjalankan sisa masa bakti,” tukasnya.

Optimisme serupa diungkapkan Anggota Komisi III DPR, Harry Witjaksono. Tanpa meninggalkan pembahasan di RUU lain, menurut Harry, Komisi III terutama akan fokus menyelesaikan revisi KUHAP dan KUHP.

“RKUHAP itu menjadi payung hukum. Jadi kalau payung hukum itu selesai, Insya Allah akan merembet ke yang lain. Kita di Komisi III ingin menghadiahi masyarakat dan bangsa dengan sebuah karya, yakni RKUHAP,” pungkasnya. (*/S-25)

MABES POLRI

Penyidik Tipikor Jadi Tersangka Korupsi

Page 22: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

MANTAN penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi dan White Collar Crime (WCC) Badan Reserse Kriminal Polri berinisial AS ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Tersangka AS diduga menyalahgunakan kekuasaannya dalam proses penangguhan penahanan tersangka Lim Tjing Hu alias King Hu (KH). Kasusnya kini ditangani Dit II Tipikor dan WCC Bareskrim Polri.

Kasubdit II Tipikor Bareskrim Polri Kombes Djoko Poerwanto, di Jakarta, kemarin, mengatakan tersangka AS diduga melakukan tindak pidana korupsi dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Ia juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan, memaksa seseorang memberikan sesuatu, atau dengan sengaja menggelapkan suatu barang, akta, atau surat yang dikuasai karena jabatannya.

Kasus yang menjerat AS itu, lanjut Djoko, terjadi sekitar 2008 hingga 2013. Saat itu AS selaku penyidik menyalahgunakan kekuasaannya terhadap tersangka Lim Tjing Hu alias King Hu (KH).

Minta tanah

Djoko menjelaskan AS meminta sejumlah sertifikat tanah saat istri KH mengajukan permohonan penangguhan penahanan suaminya. “AS meminta sejumlah sertifikat tanah sebagai jaminan penangguhan penahanan. Padahal, penyidik punya batas kewenangan (limitatif). Penangguhan penahanan itu syaratnya ada dua, yakni orang dan uang,” ujar Djoko.

Sertifikat tanah Nomor 25/Ds Karya Sari Kabupaten Garut seluas 5.605 m2 atas nama KH hingga saat ini masih dikuasai AS. “AS meminta sertifikat lain milik KH yang diserahkan kepada KM, pihak swasta, untuk mendapatkan kompensasi hasil penjualan tanah,” lanjut Djoko.

“Tersangka AS membuat surat kuasa, surat pernyataan, surat keterangan hilang AJB Nomor 1365 dan akta pelepasan hak atas tanah atas nama KH sehingga sertifikat dibatalkan dan dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Kantor Pertanahan Kota Bandung 24 Januari 2011,” ujarnya.

Atas perbuatannya, AS diancam pasal berlapis yakni Pasal 12 huruf e dan Pasal 10 huruf a UU No 31/ 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No 20/ 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

“AS terancam pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar,” tutup Djoko. (Kim/J-1)

Page 23: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Denda Jembatan Timbang tidak Beri Efek Jera

HARYANTO

Page 24: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Kelebihan muatan pada setiap kendaraan bisa dilelang dan hasilnya masuk ke kas negara.

KEBERADAAN jembatan timbang dinilai masih penting. Namun, mekanisme sanksi yang akan dijatuhkan perlu dikaji ulang. Sebab sanksi denda terhadap kendaraan yang melebihi muatan di jembatan timbang tidak memberi efek jera.

“Banyak masukan dari masyarakat tentang penindakan yang harus dilakukan terhadap kendaraan yang melebihi muatan tersebut,” ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Istu Hari Winarto di Semarang, kemarin.

Istu menilai sanksi tegas yang dapat memberi efek jera di jembatan timbang yaitu menurunkan kelebihan muatan. “Siapkan tempat di tiap jembatan timbang untuk menurunkan kelebihan muatan,” katanya.

Kelebihan muatan tersebut, lanjut dia, bisa saja dilelang dan hasilnya masuk ke kas negara. “Pemasukan dari hasil lelang ini bisa jadi lebih besar ketimbang denda yang saat ini berlaku,” tambahnya.

Meski demikian, lanjut dia, keputusan ada di dinas perhubungan sebagai pihak yang berwenang atas pengoperasian jembatan timbang. Menurut dia, perlu ada penyesuaian mekanisme, misalnya melalui peraturan gubernur, untuk mempertegas sanksi yang dijatuhkan.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana menutup sembilan dari 16 jembatan timbang yang ada di provinsi setempat setelah melakukan evaluasi kelembagaan dan sumber daya manusia. Selain berencana menutup sembilan jembatan timbang, Ganjar juga akan mengurangi jam operasional di tiap jembatan timbang.

Terkait dengan evaluasi jembatan timbang, Ganjar berencana mengubah Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jembatan Timbang menjadi peraturan baru yang lebih terinci. Bahkan, Ganjar mengharapkan masalah jembatan timbang atau kontrol terhadap tonase kendaraan tidak diatur oleh daerah, tapi melalui peraturan yang berlaku secara nasional.

“Kalau truk itu lewat dari Jawa Timur sampai Jawa Barat akan mengalami tiga aturan, ini tidak mungkin hanya per provinsi,” katanya di Purbalingga, Jumat (16/5).

Refleksi 16 Tahun Reformasi: Stagnasi Gerakan Reformasi

Agust Riewanto Pengajar Program Pascasarjana Ilmu Hukum UNS

Page 25: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

SETIAP memasuki Mei bangsa Indonesia memiliki memori kolektif sejarah yang tak mudah dipupus dari ingatan, yakni 21 Mei 1998 saat mundurnya Presiden Soeharto dari singgasana kekuasaan yang digenggam selama 32 tahun akibat dari gelombang gerakan mahasiswa.

Sejak itulah berakhir era Orde Baru (Orba) dan dimulai era Reformasi. Tak terasa kini era Reformasi tengah memasuki usia yang ke-16. Momentum ini selayaknya kita melakukan refleksi atas hasil-hasilnya.

Pascausainya Orba dan memasuki babakan era Reformasi, ternyata energi intelektual dan kekuatan gerakan reformasi dari hari ke hari kian meredup dan bahkan tak berbekas. Karena cita-cita gerakan reformasi, berupa anti-KKN, supremasi hukum, pemerintahan yang bersih, dan kesejahteraan rakyat yang kian merata, tak terwujud.

Lihatlah faktanya, kini kian masifnya perilaku korupsi elite politik, hukum kehilangan roh keadilan, rakyat kian jauh dari rasa makmur dan sejahtera.

Pascalengsernya Orba tak lagi transisional menuju konsolidasi demokrasi, sebagaimana diteorikan oleh Juan J Linz dan Alfred Stephan dalam Problems of Democratic Transition and Consolidation, (1996) tapi bersifat transaksional belaka, suatu ciri dan tanda berkuasanya kroni-kroni rezim Orba dalam format politik baru di era Reformasi. Perilaku politik rezim reformasi berkompromi dengan kekuatan kroni-kroni Orba yang mengubah wajah politiknya dalam suasana era reformasi.

Ciri ini sangat anomali karena sistem politik yang dibangun tidak memiliki arah, tujuan, dan sasaran yang jelas, khususnya dalam konsolidasi demokrasi dan merampungkan sejumlah agenda reformasi yang melahirkan transisi. Dampaknya, sejumlah agenda reformasi yang diusung sebagai suatu momentum bersama untuk melangkah dalam kehidupan politik yang lebih baik tidak terjadi.

Hukum dan keadilan idealnya tak bisa dibeli dengan uang. Namun, realitasnya uang menjadi alat tukar utama dan daya tawar utama akan terbitnya keadilan.

Di titik ini kita bisa melihat semuanya bisa dibeli. Siapa memiliki modal, dialah penentu kebijakan politik. Politik yang selama ini diwarnai politik aliran (nasionalis vs agama) sebetulnya hanya permukaan. Realitasnya, tidak ada politik aliran yang benar-benar memperjuangkan visi ideologinya. Yang berkuasa tetap si pemilik modal itu.

Mengelola negara dagang

Aliran dalam politik sekadar komoditas politik, bukan untuk memperjuangkan nilai ideologi yang terkandung. Mereka bergantung pada pemilik modal. Ini yang menyebabkan ketidakmampuan pemerintah bertindak tegas terhadap penyalahgunaan kekuasaan. Ini terjadi tidak hanya di pusat kekuasaan politik di Jakarta, akan telah sampai berurat nadi di pusat

Page 26: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

kekuasaan daerah (gubernur/bupati/wali kota), bahkan sampai di kantor kepala desa di seluruh Indonesia.

Manajemen yang digunakan oleh elite politik dan pejabat dalam mengelola negeri ini seperti pedagang pasar. Wajarlah bila disebut negara dagang.

Hampir semua kebijakan publik di negeri ini diukur terlebih dahulu dari aspek untung-ruginya secara ekonomi dari si aktor pengambil kebijakan. Bila untung, kebijakan dilanjutkan; sebaliknya bila rugi, kebijakan ditinjau kembali.

Fenomena ini persis seperti disinyalkan Yosihara Kunio (1978) yang menengarai kini telah lahir model kapitalisme semu (pseudo-capitalism) di Asia Tenggara termasuk Indonesia, akibat kongsi kebijakan publik dengan kekuasaan politik dan ekonomi. Praktik tersebut bahkan dilakukan secara terang-terangan. Padahal, praktik ini membawa dampak prosedur demokrasi tak lagi berjalan mulus dan normal.

Mengamati pergantian pemimpin politik di DPR dan DPRD di negeri ini melalui pemilu legislatif 9 April 2014 lalu yang penuh dengan politik uang (money politics) yang masif. Tampaknya para caleg terpilih hasil Pemilu 2014 tidak akan berdaya menghadapi jeratan ideologi uang. Untuk mengembalikan modal uang saat pemilu. Akibatnya, wataknya bukan lagi pemimpin politik, tapi pedagang politik yang memperjualbelikan kekuasaan melalui kebijakan sosial politik yang propasar dan pemilik modal ketimbang rakyat.

Karena itu, sesungguhnya hasil Pileg 2014 hanya penggantian elite kekuasaan politik, bukan pemimpin sejati. Karena itu, setiap elite politik akan cenderung mengulang kesalahan pendahulunya. Kini di gerakan reformasi yang telah menumbangkan penguasa rezim Orde Baru, segera tampak kekuatan reformasi terjebak dan terpecah-pecah dalam egoisme kekuasaan karena uang.

Reformasi telah kehilangan maknanya yang hakiki. Partai-partai politik bermunculan bak cendawan di musim hujan sejak Pemilu 1999 hingga Pemilu 2014, dan setiap pemimpin mengukuhkan kekuasaannya dengan mendirikan partai politik sebagai kendaraan hanya untuk mendapatkan uang dan berbagi kekuasaan belaka.

Akibatnya, hari-hari ini bisnis kekuasaan marak di manamana dan segera melahirkan korupsi, tidak hanya di lembaga eksekutif, tetapi juga yudikatif, legislatif, bahkan lembaga agama, dan partai politik. Akibatnya, kekuatan dan gerak reformasi seakan mengalami stagnasi (kemacetan), tidak berdaya menahan dan mengatasi gelombang korupsi yang kian menggila.

Pasca-16 tahun gerakan reformasi sesungguhnya yang terlihat ialah memimpin upacara pengukuhan kekuasaan melalui Pemilu 2014, bukan memikirkan nasib rakyat. Kesibukan penguasa ialah mendatangi panggung upacara yang selalu diada-adakan, dari satu upacara ke upacara lain, di pusat sampai daerah. Sebaliknya pemecahan problem yang dihadapi rakyat dengan sendirinya akan dipecahkan melalui mekanisme birokrasi uang yang busuk dan dengan sendirinya akan melahirkan kebijakan publik yang propemilik modal. Oleh karena

Page 27: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

itu, sesungguhnya ideologi uang telah memacetkan dan menawan jalan reformasi di negeri ini.

Kini gerakan reformasi mengalami stagnasi (kemacetan) dan terperangkap dalam lorong gelap. Sistem politik yang dibangun tidak memiliki arah, tujuan, dan sasaran yang jelas, khususnya dalam konsolidasi demokrasi dan merampungkan sejumlah agenda reformasi yang melahirkan transisi.

Jokowi dan Ekonomi Politik Revolutif

Ansel Alaman Guru Kader Pancasila dan Pilar-Pilar Bangsa PDIP

Page 28: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

DALAM opini di Kompas (10/5), calon presiden (capres) yang diusung PDI Perjuangan, NasDem, PKB, dan Hanura, Joko Widodo, menyadari sistem ekonomi ‘pasar bebas’ sekarang menjadi salah satu pemicu penggerusan ekonomi kita. Akibatnya selain mengalir derasnya barang impor, juga sumber daya alam kita dikuras oleh pemburu rente dari perusahaan multinasional kerja sama komprador dalam negeri. Persoalannya, strategi revolutif apa yang diperjuangkan pemerintahan Jokowi jika terpilih? Menteri Pertanian era Presiden Megawati Soekarnoputri, Bungaran Saragih, saat menyampaikan sikap pada Pertemuan Tingkat Menteri WTO di Cancun, Meksiko, 2003 menyatakan telah terjadi ketidakadilan bagi Indonesia oleh kebijakan liberalisasi.

“Kita turunkan tarif, hilangkan subsidi, larang praktik monopoli, buka pasar bebas seluas-luasnya dengan standar aturan impor yang lemah. Sikap ini ternyata tidak adil bagi petani Indonesia karena dihadapkan dengan persaingan yang tidak adil dengan petani negara lain, yang dengan mudah mendapatkan perlindungan tarif dan nontarif serta subsidi langsung,” ungkapnya.

Protes Saragih disebabkan lemahnya regulasi yang mengatur impor yang tentu berakibat dominasi dari negara kuat dan tumbal bagi negara lemah seperti Indonesia. Hanya, seberapa besar akses Indonesia untuk mengubah regulasi agar memastikan pengendalian nafsu anggota WTO menguasai pasar ASEAN, khususnya Indonesia? Petani produsen negara lain mendapat insentif besar berupa subsidi dari pemerintahnya, sementara petani kita hanya sedikit insentif seperti subsidi pupuk dan pembangunan infrastruktur dasar dan irigasi.

Padahal, di masa itu Uni Eropa menerapkan subsidi gula 152% hingga 297%, Jepang 361%. Di Amerika 2002 Presiden George Bush mengalokasikan US$180 miliar untuk subsidi pertanian. Itu membuat pemerintah Indonesia belum sepenuhnya mendukung full liberalization, tapi memilih secara bertahap (gradual liberalization), sambil melakukan kebijakan proteksi dan subsidi (Deptan, Diplomasi Indonesia di Sektor Pertanian, 2004).

Protes 10 tahun lalu itu, seperti apa hasilnya sekarang? Toh kenyataan barang-barang impor semakin menggila, dari otomotif, perangkat media, hingga pangan seperti beras dan buah-buahan. Belum lagi perjanjian dengan AFTA, khusus dengan Tiongkok, yakni ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement).

Sepeda motor buatan Tiongkok, misalnya, semakin menjamur di Indonesia, apalagi menerapkan nol (zero) persen down payment (DP). Belum lagi geliat korporatokrasi (kekuasaan korporat raksasa) dunia yang berkolaborasi dengan komprador-komprador Indonesia makin mengancam kita menjadi--seperti disebut Bung Karno, ‘bangsa kuli dan bangsa tempe’. Kuli liberalisasi juga dikisahkan oleh John Perkisns (Perkins, Secret History of the American Empire, 2007), yang menemukan liberalisasi dalam cengkeraman perusahaan-perusahaan seperti eksploitasi minyak dan gas nasional.

Konstitusionalisme ekonomi dalam sikap itu difokuskan pada peningkatan kesejahteraan rakyat dengan semangat kebersamaan atau gotong royong, seperti diatur dalam Pasal 33 ayat

Page 29: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

(1) dan ayat (4). Kedua ayat itu memberi tekanan pada usaha bersama atas asas kekeluargaan, dan demokrasi ekonomi dalam prinsip kebersamaan, efisiensi, keadilan, kemandirian, dan lain-lain.

Itu berarti paradigma penyelenggaraan ekonomi harus dirombak, khususnya makna frase ‘dikuasai’ oleh negara (ayat 2 dan ayat 3). Penguasaan tidak bermaksud memonopoli atau sekadar berorientasi hasil dalam jangka pendek, tetapi wajib mengembangkan dan melestarikan untuk jangka panjang. Dengan itu kita mengoreksi teori negara Max Weber yang menyatakan bahwa negara sebagai ‘komunitas manusia yang mengklaim memiliki monopoli atas penggunaan absah kekuatan fisik pada teritorium tertentu’ (Gerald T Gaus, Chandram Kukathas, Handbook of Political Theory, 2004).

Kekuatan absah negara dalam pemberdayaan ekonomi politik wajib bertumpu pada peningkatan kualitas kesejahteraan rakyat. Kualitas kesejahteraan tidak hanya membagi hasil pembangunan secara proporsional, tetapi juga harus berbasis ideologi bangsa. Pendekatan ekonomi politik berbasis negara (state centered approach)-seperti dikatakan Caporaso dan Livine (James Caporaso, David P Levine, Theories of Political Economic, 1992)--mau mengafirmasi otoritas dan ideologi itu. Keduanya berpendirian bahwa pendekatan ekonomi politik berbasis negara adalah pendekatan yang memandang wilayah politik adalah wilayah negara dan agenda negara dan perekonomian juga agenda wilayah pribadi.

Wilayah politik sebagai wilayah negara bisa diartikan bahwa politik adalah instrumen negara bagi kedaulatan rakyat. Negara itu sendiri instrumen bagi kesejahteraan sosial untuk ‘memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut menata dunia yang lebih adil beradab’ seperti amanat alinea IV Pembukaan UUD 1945. Namun, paradigma ekonomi politik berbasis negara (state) perlu penyesuaian, kalau tidak disebut berubah, dalam penggunaan otoritas/kewenangan mengelola sumber-sumber alam sebagaimana diamanatkan Pasal 33 UUD 1945. Artinya penggunaan ‘kekuasaan’ belaka bisa terjebak menjadi negara otoriter atau menambah skandal korupsi dengan tameng kepentingan rakyat.

Karenanya, upaya-upaya seperti menghentikan privatisasi BUMN, privatisasi sumber alam seperti air, mendorong BUMN dan BUMD ialah perjuangan bukan sekadar memperbesar kue nasional dari pengelolaan sumber alam secara adil. Tujuannya merealisasikan pemanfaatan alam Indonesia untuk ‘empat pro’ yakni pro-poor, pro-job, pro-environment, dan pro-green.

Selain itu, sebagaimana protes Saragih di pertemuan WTO Cancun, Meksiko, kewibawaan dan kedaulatan negara harus dipertaruhkan terhadap perjanjian tarif dan bea masuk barang antar negara, perjanjian pasar bersama ASEAN, perjanjian dengan Tiongkok (ACFTA) agar dilakukan reschedule dan renegotiation agar ekonomi Indonesia tidak terus tergerus.

Page 30: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Genjot Pembangunan Infrastruktur

IRMANIAR DEVIANI

Page 31: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Pemerintah harusnya fokus pada penyelesaian masalah infrastruktur, seperti pembangunan pelabuhan dan bandara. "Selama ini pembiayaan kita rendah sekali, hanya 2,5% dari PDB (produk domestik bruto). Kalau bisa, pemerintah menyediakan minimal 5%."--Muhidin M Said Wakil Ketua Komisi V DPR-RI

HARI ini tepat bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-106. Sesungguhnya esensi dari perayaan itu ialah menjadi pendorong semangat bangsa ini untuk terus bangkit agar bisa menjadi bangsa yang maju.

Apalagi tahun depan Indonesia sudah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Indonesia menghadapinya?

Ketersediaan infrastruktur yang memadai tentunya menjadi salah satu faktor utama kesiapan Indonesia. Namun, justru pemerintah dinilai lamban dalam menangani masalah itu. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, atau Singapura, kualitas dan kuantitas sarana infrastruktur negeri kita jelas tertinggal.

Berdasarkan survei World Economic Forum tahun 2012-2013, infrastruktur Indonesia menempati rangking bontot, yakni ke-92. Jelas jauh di belakang Singapura yang masuk predikat salah satu pemilik infrastruktur terbaik di dunia.

Wakil Ketua Komisi V DPRRI Muhidin M Said mengakui Indonesia memiliki daya saing yang sangat rendah akibat infrastruktur yang tidak bisa diandalkan. Menurut anggota dari Fraksi Golkar itu, Indonesia yang merupakan negara maritim terbesar di dunia justru belum memiliki pelabuhan ekspor utama. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harusnya fokus pada penyelesaian masalah infrastruktur, seperti pembangunan pelabuhan dan bandara.

“Selama ini pembiayaan kita rendah sekali, hanya 2,5% dari PDB (produk domestik bruto). Kalau bisa, pemerintah menyediakan minimal 5%,“ ujar Muhidin ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Hal itu diakui ekonom sekaligus Direktur Institute for Development and Finance (Indef) Enny Sri Hartati. Menurut dia, relokasi anggaran lebih banyak dikucurkan untuk subsidi. Padahal, kebutuhan infrastruktur pun sangat besar.

Bila pemerintah memiliki anggaran yang besar, sambungnya, kendala pembebasan lahan yang kerap muncul dalam pembangunan infrastruktur bisa teratasi. Hal itu tentunya akan mempercepat pembangunan.

“Selain itu setiap ada rencana pembangunan, kan mesti ada feasibility study dan amdal (analisis dampak lingkungan). Itu butuh anggaran. Anggaran ini yang tidak tersedia di APBN kita,“ jelasnya ketika dihubungi, Minggu (18/5).

Masalah konflik kepentingan pun kerap dituding sebagai faktor penghambat. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) itu memaparkan seharusnya pemerintah

Page 32: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

bisa memperjelas kedudukannya sebagai regulator. Jangan sampai masalah pembangunan infrastruktur dikotori dengan kepentingan politik, bisnis, atau pesanan pihak-pihak tertentu. Selain itu, program yang dicanangkan pun harus jelas dengan perencanaan yang tersusun secara komprehensif.

“Swasta itu harus ada kepastian dulu, kematangan, skemanya apa. Kalau belum-belum mengundang swasta, seperti yang kita lihat selama ini, banyak pembangunan tersendat. Kalau itu bisa di-handle oleh pemerintah, itu bisa efektif,“ paparnya lagi.

Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini berpendapat koordinasi merupakan tantangan yang besar bagi sektor infrastruktur di Indonesia. “Bila area pembangunan infrastruktur itu terkait dengan hutan lindung atau pertanian, ini kan perlu koordinasi lintas kementerian dan lintas otoritas,“ ujarnya.

ASEAN connectivity

Sementara itu, dari sisi pemerintah mereka mengklaim telah merealisasikan beberapa proyek di bawah program ASEAN connectivity. ASEAN connectivity ialah suatu upaya untuk memperkecil ketimpangan pembangunan dan meningkatkan daya saing negara-negara ASEAN. Infrastruktur jalan dalam hal ini merupakan pilar utama.

“Proyek jalan yang tergabung dalam jalan lintas ASEAN atau ASEAN highway yang kini rampung atau sedang dirampungkan ialah lintas timur Sumatra, lintas selatan Kalimantan, dan koridor Jawa atau pantura. Lintas timur Sumatra dan lintas selatan Kalimantan masih berstatus jalan kelas III, atau jalan dengan dua lajur,“ ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak ketika dihubungi, kemarin.

Pada 2020, sambung Hermanto, pihaknya menargetkan mampu membangun jalan baru dan merampungkan jalan-jalan tersebut menjadi jalan kelas satu, yakni jalan dengan empat lajur. “Intinya kita mengajak seluruh pihak agar Indonesia kuat dalam menghadapi MEA. Untuk itu, kita perkuat kesiapan kita baik di bidang fisik, sumber daya manusia, maupun kapasitas bangunan,“ pungkasnya.

Untuk kesiapan sumber daya manusia (SDM), lanjut Hermanto, pemerintah tengah mengupayakan penyelesaian Undang-Undang No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.“Intinya kita membina dan meningkatkan profesionalitas insinyur. Selain agar standar bangunan memenuhi syarat, juga berkelanjutan,“ paparnya.

Dalam pengakuan internasional bertajuk mutual recognition arrangement atau MRA, insinyur akan disertifikasi sesuai dengan standar yang telah disepakati bersama oleh negara-negara anggota ASEAN. Nantinya sertifikat tersebut dapat digunakan untuk melamar kerja di negara lain. Hal tersebut tentunya juga untuk meningkatkan kekompetitifan negara-negara ASEAN secara keseluruhan. (*/S-1)

[email protected]

Page 33: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Perkuat Implementasi Kebijakan Energi

CHRISTIAN DIOR

Pemerintah harus serius mengeksekusi kebijakan energi yang telah disusun. Konversi ke gas itu mutlak diperlukan. Gas jangan diimpor, tapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Page 34: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

INDONESIA masih jauh dari mimpi mencapai ketahanan energi. Dengan ketersediaan minyak dan gas nasional yang kian hari kian menipis, pemerintah perlu memetakan sejumlah langkah strategis agar memiliki kedaulatan energi. Tidak sekadar berwacana, langkah strategis di bidang energi juga perlu dieksekusi secara cepat dan tepat. Demikian diungkapkan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, langkah Indonesia masih tertatih-tatih dalam upaya mencapai ketahanan energi. Yang dimaksud ketahanan energi ialah tersedianya energi dengan cukup untuk kurun waktu tertentu dengan harga terjangkau dan tidak mudah terpengaruh gejolak lokal, regional, ataupun internasional.

Dalam Energy Sustainability Index Rangking versi WEC, pada 2012, rangking ketahanan energi Indonesia berada di posisi 60. Posisi Indonesia melorot dari urutan 47 pada 2011 dan 29 pada 2010. Di level Asia Tenggara, Indonesia kalah dari Thailand yang bercokol di posisi 58 dan Filipina di urutan 52.

Salah satu indikator lemahnya ketahanan energi, lanjut Tumiran, ialah ketidakmampuan negara menyediakan kebutuhan minyak nasional. Untuk minyak mentah, misalnya, Indonesia saat ini hanya mampu memproduksi sekitar 800 ribu barel per hari, sedangkan kebutuhan nasional mencapai 1,4 juta barel per hari.

“Sisanya kebutuhan minyak kita impor. Kalau 1 barel itu harganya US$100, bayangkan berapa banyak duit dari APBN yang keluar untuk impor,“ ujar Tumiran saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Di sisi lain, lanjut Tumiran, kondisi infrastruktur dan kapasitas kelistrikan nasional juga masih sangat mengkhawatirkan. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju semisal Tiongkok dan Jepang serta beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih jauh tertinggal.

Jepang dengan jumlah populasi 127 juta penduduk memiliki kapasitas listrik sebesar 287 gigawatt-electric (Gwe), sedangkan Tiongkok dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 miliar punya kapasitas listrik 1.073 Gwe. Pada 2012, Indonesia dengan jumlah penduduk 241 juta jiwa hanya punya kapasitas listrik 34,5 Gwe.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Indonesia juga kalah bersaing. Dengan total jumlah penduduk sebesar 29,5 juta jiwa, Malaysia memiliki kapasitas listrik sebesar 28 Gwe.

“Jawa dengan jumlah penduduk sekitar 160 juta jiwa, kapasitasnya setara Malaysia. Sumatera yang jumlah penduduknya 50 juta jiwa, kapasitas listriknya hanya 5 Gwe. Bisa enggak industri kita bersaing?“ tanya Tumiran beretorika.

Kebijakan energi

Page 35: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Sesuai Kebijakan Energi Nasional (KEN), Indonesia memproyeksikan kapasitas listrik terpasang sebesar 115 Gwe pada 2025 dan 430 Gwe pada 2050. Dalam proyeksinya, kebutuhan listrik tersebut salah satunya akan dipenuhi lewat percepatan bauran energi dari energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 nanti.

Meski demikian, Tumiran pesimistis target itu bisa dicapai jika tata kelola energi tidak dibenahi. Pemerintah dalam hal ini harus serius mengeksekusi kebijakan energi yang telah disusun.

“Misalnya masalah panas bumi. Kita punya potensi sekitar 28 Gwe, tapi realisasinya lamban. Karena itu, pemerintah perlu memperkuat bottlenecking (implementasi kebijakan).Pontesi yang besar ini harus digarap dengan serius dan cepat,“ ujar dia.

Situasi serupa juga terjadi dalam upaya memaksimalkan peran gas. Meski telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu, upaya pemerintah untuk memaksimalkan peran gas sebagai bahan bakar kendaraan terkesan berjalan di tempat.

“Padahal kita sudah tidak bisa mengandalkan minyak lagi. Konversi ke gas itu mutlak diperlukan. Gas jangan diimpor, tapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Industri otomotif harus segera gunakan gas dan infrastrukturnya juga harus segera dibangun. Ini wacana yang sudah lama, tapi juga lambat direalisasikan.“

Sebagai salah satu solusi, Tumiran menyarankan pengurangan subsidi BBM. Selain mengurangi beban APBN dari impor BBM, subsidi bisa dialihkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur energi.

“Kalau harganya mahal, otomatis masyarakat juga akan berhemat menggunakan BBM. Katakanlah Rp100 triliun dialihkan untuk membangun infrastruktur energi, bangun kilang, pembangkit listrik, dan lainnya. Pemerintah ke depan harus punya keberanian untuk itu,“ ujar dia.

Terkait dengan proyeksi kebutuhan listrik nasional, Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Yarianto Sugeng Budi Susilo mengatakan pembangunan reaktor daya eksperimental (RDE) bisa menjadi salah satu solusi. RDE atau yang juga dikenal dengan sebutan PLTN mini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang sulit dipenuhi lewat pemanfaatan EBT semisal angin, gelombang, atau panas bumi.

“Selain kapasitasnya bisa ditentukan sesuai kebutuhan, instalasi PLTN juga bisa dibangun di dekat pusat-pusat penduduk dan tidak terjebak lokasi sumber energi seperti panas bumi atau air,“ ujar Yarianto.

Berbeda dengan reaktor-reaktor riset yang selama ini dioperasikan Batan, RDE diproyeksikan mampu menghasilkan daya listrik hingga sebesar 10 megawatt (Mw). “RDE bisa dibangun di

Page 36: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, dan Babel yang kaya akan bahan tambang dan butuh listrik yang besar untuk membangun dan mengoperasikan smelter,“ tandasnya. (S-1)

[email protected]

Soal Fiskal Jadi PR Utama Menko

Masalah utama yang harus dihadapi ialah bengkaknya subsidi BBM karena faktor kurs rupiah.

SEUSAI dilantik sebagai menteri koordinator perekonomian di Istana Negara, kemarin, Chairil Tanjung langsung menggelar rapat bersama menteri-menteri ekonomi. Prioritas CT

Page 37: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

selama masa jabatan pendek lima bulan ke depan mencakup RAPBN Perubahan 2014, stabilisasi harga jelang Ramadan, dan menjaga laju investasi.

Itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana seusai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, kemarin. “Salah satu prioritas, terkait fiskal, khususnya mengawal APBN-P bagaimana akan dicari terobosan-terobosan untuk sisi penerimaan,“ jelasnya.

Pemerintah memang berencana mengajukan RAPBN-P 2014 dalam Sidang Paripurna DPR hari ini.

Soal investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meminta CT memastikan beberapa hal seperti renegosiasi kontrak karya tambang. Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan, dari sektornya, regulasi yang perlu dipercepat keluar ialah revisi perpres mengenai insentif tax allowance hingga yang dalam bentuk peraturan menteri keuangan, yakni insentif tax holiday.

Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani mengingatkan masalah utama yang harus dihadapi ialah bengkaknya subsidi BBM karena faktor kurs rupiah. “Masalah utama masalah fiskal, ya subsidi BBM meningkat. Jadi harus mengamankan dari sisi ini karena kalau tidak, kepercayaan (investor) terhadap Indonesia akan mulai (turun) lagi, rupiah bisa melemah lagi,“ cetus Aviliani seusai menghadiri pelantikan yang sama.

CT belum memberi keterangan resmi kepada pers soal rencana kebijakannya beberapa bulan mendatang. Namun, dalam sambutan saat serah terima jabatan dengan menko sebelumnya, Hatta Rajasa, pemilik CT Corp itu mengajak semua menteri ekonomi menyelesaikan periode pemerintahan dengan prestasi gemilang dan fondasi kuat bagi pemerintahan berikutnya. (Ghe/E-2)

Kocek Menebal, Risiko Alkohol Mengintai

PERTUMBUHAN ekonomi mendorong bertambahnya kelompok kelas menengah. Kocek dalam dompet menebal yang berarti daya beli semakin meningkat. Gaya hidup pun berubah, salah satunya teraktualisasikan lewat konsumsi minuman beralkohol.

Page 38: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait dengan alkohol dan kesehatan menahbiskan hal tersebut. Hasil studi WHO di 194 negara menemukan adanya hubungan antara kesejahteraan dan bagaimana masyarakat mengonsumsi alkohol.

WHO memproyeksikan penurunan konsumsi pada 2025 di negara-negara Eropa Barat yang merupakan konsumen terbesar dari minuman beralkohol. Sebaliknya, konsumsi di Tiongkok dan negara-negara Asia, serta negara-negara subsahara justru menguat, khususnya pada kaum muda dan perempuan. “Itu pasti akan mempunyai dampak terhadap kesehatan kecuali ada tindakan efektif (perlindungan dari bahaya penggunaan alkohol) yang diterapkan,“ ujar Editor Eksekutif Penelitian Vladimir Poznyak, seperti dilansir Wallstreet Journal, kemarin.

Menurut dia, negara-negara maju dapat mengantisipasi kondisi tersebut karena mereka pada umumnya punya program pengendalian penyalahgunaan alkohol dan perawatan kesehatan yang baik. Juga, kebijakan publik lewat kampanye, larangan konsumsi untuk anak-anak dan remaja, ataupun pengobatan bagi pecandu.

Negara-negara maju juga mempunyai infrastruktur jalan yang lebih baik sehingga bisa meminimalkan risiko dari impak konsumsi alkohol yang berlebihan.

Sebaliknya, kenaikan konsumsi minuman beralkohol di negara-negara berkembang bisa jadi masalah tersendiri, umpama dari sisi anggaran kesehatan.

Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan memicu berbagai risiko kesehatan. Menurut WHO, ada kurang lebih 200 penyakit yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan konsumsi alkohol, mulai sirosis liver, tuberkulosis, HIV/AIDS, sampai kematian.

“Jika kebijakan suatu negara tidak mengikuti perkembangan peningkatan konsumsi minuman beralkohol, itu akan berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian,“ ujar Poznyak.

Sekadar informasi, konumsi alkohol per kapita tertinggi diduduki Eropa, yaitu 10,9 liter.Jumlah tersebut turun dari 12,2 liter per kapita di 2005. Sementara itu, konsumsi di Asia Tenggara naik menjadi 3,4 liter dan di Pasifik Barat 6,8 liter.

Konsumsi alkohol terbanyak dari jenis bir sebesar 34,8%, anggur 8%, dan minuman jenis lainnya 7%. (Wib/E-2)

Kunjungan Putin Perkuat Dua Negara

DIKA DANIA KARDI

Page 39: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Presiden Rusia tegaskan prioritas hubungan negaranya dengan Tiongkok. Kedua negara saling mendukung, menghadapi topik yang sama, yakni Barat dan Amerika Serikat.

DI tengah tekanan Barat terhadap Rusia akibat krisis Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi negara koleganya di Asia, Tiongkok, hari ini. Putin menegaskan bahwa penguatan hubungan Rusia dengan Tiongkok merupakan prioritas utama. Hubungan kedua negara saat ini, kata Putin, ialah yang terkuat sepanjang sejarah sejak Uni Soviet runtuh awal 1990-an.

Putin dijadwalkan berada di Tiongkok pada 20-21 Mei untuk memperkuat perdagangan kedua negara yang terus meningkat berkali lipat dalam 5 tahun terakhir. Nilai perdagangan kedua negara pada 2013 mencapai US$89 miliar.

Pada Jumat (16/5), staf kepresidenan Rusia Yuri Ushakov mengatakan ada 43 dokumen kerja sama yang dibahas dalam pertemuan kedua kepala negara di Beijing. Salah satunya menyangkut ekspor gas alam Rusia ke Tiongkok.

Sejak krisis Ukraina memburuk, Uni Eropa yang merupakan konsumen gas alam Rusia telah mengajukan sanksi terhadap aset negara dan individu Rusia. Rusia menyuplai sekitar 30% kebutuhan gas Eropa dengan jaringan pipa yang melewati Ukraina. Sebaliknya, 50% kebutuhan gas Ukraina berasal dari Rusia. Setelah Viktor Yanukovych yang pro-Rusia digulingkan dari kursi kepresidenan, Rusia mengancam memutus pasokannya ke Ukraina karena masih menunggak utang gas.

Kesepakatan perdagangan gas dengan Tiongkok hingga 38 miliar meter kubik (bcm) per tahun dapat membantu Rusia memangkas ketergantungan ekspor ke Eropa. Bagi Tiongkok, itu membantu misinya meningkatkan konsumsi gas sampai 2,5 kali lipat atau menjadi 400 miliar bcm per tahun pada rentang 2014-2020 untuk mengganti batu bara yang kotor bagi lingkungan.

Rusia pun mencoba menarik Tiongkok untuk bergabung dalam zona perdagangan bebas yang sedang dikembangkan di kawasan Rusia timur jauh.

Melawan Barat

Sama dengan Rusia, Tiongkok juga sedang mengalami ketegangan dengan Barat karena berupaya mencaplok kawasan perairan negara-negara sekutu Amerika Serikat (AS) di Laut China Timur dan Laut China Selatan. Pengamat hubungan internasional Vasily Kashin menilai kunjungan Putin ke Tiongkok tepat. “Prospek hubungan kami dengan Barat tidak jelas karena apa yang terjadi di Ukraina. Satu-satunya kekuatan ekonomi besar yang bebas dari AS dan mendukung Rusia untuk melawan sanksi ialah Tiongkok,“ ujar Kashin.

Tentang situasi Ukraina saat ini, diutarakan penasihat Kementerian Luar Negeri Zhang Deguang, posisi Tiongkok tidak mendukung Rusia. Namun, mantan duta besar Tiongkok di

Page 40: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Moskow itu mengakui negerinya bersimpati pada Rusia. Liu Guchang, diplomat Tiongkok, menyatakan kedua negara akan saling mendukung karena menghadapi topik yang sama, yakni Barat dan Amerika Serikat. “Ini strategi global yang digunakan AS dan Barat untuk mendorong Perang Dingin. Setelah selesai dengan Rusia, mereka akan melirik Asia Tengah, kemudian Tiongkok, dengan menggunakan Jepang,“ tegasnya.

Tiongkok pun mengajak Rusia menggelar latihan militer bersama seiring dengan kunjungan Putin ke Shanghai. Tahun lalu, Tiongkok dan Rusia menggelar latihan bersama yang melibatkan 20 kapal.

Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan Armada Laut Pasifik Rusia telah berada di Shanghai untuk latihan bersama. Latihan kali ini, yang melibatkan 14 kapal, 2 kapal selam, 9 pesawat, dan 6 kapal pengangkut helikopter, akan berlangsung sepanjang 20-26 Mei di kawasan Laut China Timur. (Reuters/AP/Ria Novosti/Xinhua/I-1)

[email protected]

Habis Ledakan Terbitlah Peringatan

Dika Dania Kardi

Page 41: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Tragedi ledakan tambang di Turki menyingkap tuntutan produksi batu bara tidak sejalan dengan regulasi dan upaya industri yang justru mengabaikan sistem keselamatan pekerja. Beberapa negara berhasil membuktikan bahwa dengan regulasi dan standardisasi, kecelakaan tambang bisa diantisipasi, sekaligus memenuhi tuntutan produksi.

EMNER Erdal Bicak, 24, beranjak hendak pulang setelah menuntaskan pekerjaannya di tambang batu bara di Soma, Turki. Ia berada pada kedalaman sekitar 1 km dari permukaan bum ketika ledakan tiba-tiba terjadi pada Selasa (13/5).

Kaki Bicak terluka. Ia berjalan terseok-seok. Bersama rekannya, Bicak mengenakan masker oksigen. Mereka berupaya mencapai pintu tambang hingga akhirnya diselamatkan tim evakuasi. Bicak selamat dari tragedi paling mematikan dalam sejarah kecelakaan tambang di Turki.

Menteri Energi Turki Taner Yildiz menyatakan 485 pekerja tambang dapat dievakuasi dari sana. Hingga kemarin, 301 korban tewas juga telah dievakuasi dari tambang milik pemerintah yang dikelola swasta itu.

Menurut manajer operasional perusahaan tambang Soma, Akin Celik, para pekerja yang tewas umumnya tidak menggunakan masker oksigen. Akibatnya, mereka tidak bisa menghindari gas beracun atau kesulitan bernapas akibat asap tebal.

Bicak merasa beruntung bisa selamat tetapi mengaku kapok kembali ke sektor pertambangan.

“Inspektur keselamatan dari pemerintah tidak pernah memantau sampai titik terendah di pertambangan Soma. Jadi mereka tidak tahu seberapa buruknya kondisi yang didapat para pekerja di bawah tanah,“ keluh Bicak.

Inspeksi terakhir tambang Soma seingat Bicak, dilakukan sekitar enam bulan sebelumnya. Saat itu pun, lanjut dia, pengawas turun sampai kedalaman 100 meter saja.

Persoalan standar keamanan dan keselamatan kerja itulah yang lantas memicu kemarahan para pekerja. Ribuan demonstran menuntut pemerintah melakukan pengawasan ketat terutama memberi jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kelompok sayap kiri bahkan menuntut Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mundur untuk mempertanggungjawabkan kecelakaan di Soma itu.

Ditangkap

Aksi boikot para pekerja tambang serta adu badan antara polisi antihuru-hara dan demonstran merebak di beberapa wilayah Turki. Di Soma, Perdana Menteri Erdogan harus tergopoh-gopoh diselamatkan pengawalnya ke sebuah supermarket saat ia berkunjung ke sana pada

Page 42: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Rabu (14/5). Mulanya Erdogan hendak melihat lokasi kecelakaan tambang, tetapi ia justru diserbu warga dan kerabat korban yang murka.

Di tengah kemarahan publik, pada Minggu (18/5), otoritas menahan 29 orang, tiga di antaranya eksekutif perusahaan tambang di Soma, karena gagal menjamin dan mengirim peringatan keselamatan. Manajer operasional Akin Celik termasuk salah satunya. Jaksa mengatakan para tersangka terancam hukuman penjara 315 tahun karena kecelakaan tambang Soma.

Tertinggi

Berdasarkan data 2010, Turki ialah negara dengan tingkat kematian tertinggi dalam kecelakaan tambang. Lembaga Turkish Economy Policies Research Foundation (Tepav) menyatakan angka kematian di pertambangan Turki pada 2008 ialah 7,22 per 1 juta ton batu bara yang dihasilkan.

Rasio itu lima kali lebih besar daripada Tiongkok dengan angka 1,27, dan 361 kali lebih besar daripada Amerika Serikat dengan angka 0,02, yang mengenal standar keamanan dan keselamatan tinggi.

Selama dasawarsa 2000, jumlah kematian akibat kecelakaan tambang di Turki yang paling rendah ialah 256 jiwa pada 2006 dan tertinggi, 923 jiwa pada 2003.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) mencatat, selama 31 tahun terakhir telah terjadi 14 kecelakaan tambang di Turki, termasuk tragedi di Soma.

Para pekerja tambang batu bara di seluruh dunia memang dituntut meningkatkan produksi karena kebutuhan energi terus berkembang. Sayangnya, tuntutan itu tidak beriringan dengan regulasi internasional, nasional, serta upaya industri yang menekan ongkos justru dengan mengabaikan sistem keamanan dan keselamatan kerja.

Berdasarkan analisis lembaga Nontraditional Security Studies, ketidakseimbangan tingkat produksi dan jaminan keselamatan umumnya terjadi di negara-negara berkembang. Di negara maju, standar regulasi dinilai cukup memadai. Lemahnya regulasi juga diperburuk perilaku korupsi petugas otoritas lokal.

Contoh

Beberapa negara berhasil membuktikan bahwa dengan regulasi dan standardisasi, kecelakaan tambang bisa diantisipasi, sekaligus memenuhi tuntutan produksi. Asosiasi Pertambangan Nasional Amerika menyatakan AS telah meningkatkan produksi batu baranya hingga 62% sejak 1970. Secara bersamaan, jumlah kematian dalam kecelakaan tambang pun berkurang 92%.

Page 43: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Pada 1990an hingga awal 2000an, catatan keselamatan pertambangan Tiongkok juga terbilang buruk. Saat itu jumlah kematian dalam kecelakaan tambang mencapai 6.000 pekerja setiap tahun, atau setara 5 orang per 1 juta ton batu bara yang diproduksi.

Di India yang jaminan keselamatan dan kesehatannya tak lebih baik dari pada Tiongkok, angka kematian mencapai 0,5 saja setiap 1 juta ton.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok berkembang. Rasio kematian dalam kecelakaan tambang di sana turun 0,3% pada 2013. Tim Wright, dalam Georgetown Journal of International Affairs, menyatakan Turki dan negara lain bisa melihat Tiongkok sebagai contoh dalam mengurangi kecelakaan mematikan dalam pertambangan.

Hukum

Salah satu langkahnya ialah menerapkan hukum yang memaksa perusahaan untuk mengeluarkan gas atau mengurangi debu batu bara yang dapat menimbulkan ledakan di dalam tambang. Wright, pada laman http://www.phys.org menyatakan kedua hal itu momok utama kecelakaan tambang batu bara.

Pada 2005 terjadi tiga ledakan tambang yang menewaskan lebih dari 100 orang di Tiongkok. “Pada bencana terbaru di Turki itu, ledakan telah menjebak para pekerja tambang di bawah tanah,“ ucap Wright. Pemerintah Tiongkok, lanjut Wright, juga memberatkan perusahaan ketika kecelakaan tambang terjadi. Perusahaan harus membayar kompensasi yang besar kepada korban.

“Kisah Tiongkok mungkin menunjukkan tidak ada hal yang dapat betul-betul dibenahi, tetapi beberapa perbaikan keamanan dan keselamatan sangat mungkin diterapkan pada industri tambang,“ kata Wright. (Today's Zaman/Hu riyet /Reuters/IB Times/Aljazeera/I1)

[email protected]

Ke Tambang untuk Bekerja

Page 44: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

SERAFETTIN Kazanci tak kuasa menahan tangis sepanjang prosesi pemakaman putranya, Ridvan Kazanci, 19, di Provinsi Karabuk, Turki utara, pekan lalu. Air mata laki-laki itu tak henti-hentinya bercucuran.

“Terakhir kali saya lihat anak saya ketika dia berangkat bekerja di pagi hari. Saya mendengar ledakan dan langsung bergegas ke tambang. Saya menunggu di sana selama empat hari untuk menunggu tubuhnya ditemukan,“ ujar Serafettin sembari sesenggukan. Sang anak, seperti ayahnya, bekerja di tambang batu bara.

Duka juga dialami istri Burak Kayer, pekerja tambang. Sang istri masih tak percaya bahwa laki-laki yang baru menikahinya selama 11 bulan itu harus pergi untuk selamanya.

Ridvan Kazanci dan Burak Kayer termasuk dua dari 301 korban tewas dalam insiden meledaknya tambang batu bara di Kota Soma, Selasa (13/5). Di hari itu, Serafettin kebetulan sedang libur kerja. Namun, nahas, Ridvan, anaknya, sedang bekerja di dalam tambang saat ledakan terjadi. Tragedi memilukan itu membuat Serafettin kapok. “Saya tidak akan pernah bekerja di tambang lagi!“ ucap dia.

Sayangnya, pekerja tambang lain, Bayram Cakan, yang selamat dari insiden, tidak punya pilihan. “Saya tetap akan bekerja di tambang. Bagaimana lagi? Saya meminjam uang dari bank. Saya harus bekerja untuk melunasi utang,“ kata dia.

Menurut Onder Cetin, warga yang juga kehilangan kerabatnya, kalangan warga miskin di Distrik Soma, Provinsi Manisa, tidak bisa mencari nafkah di bidang pertanian atau peternakan karena tidak memiliki lahan atau modal. Kemiskinan yang melilit mereka membuat warga hanya bisa `menghamba' kepada perusahaan tambang.

“Anak dan dua anak mertua kakak saya meninggal dalam kecelakaan pertambangan. Orang kaya melanjutkan kehidupan mereka sebagai petani. Kami yang miskin pergi ke tambang untuk bekerja,“ ucapnya.

Warga miskin Soma yang sudah terimpit oleh situasi semakin menderita akibat sistem kerja di pertambangan yang menurut Cetin tidak profesional. “Atasan memaksa kami untuk bekerja lebih keras. Ada kekacauan dan ketidakteraturan di tambang. Para bekerja merasa di bawah tekanan,“ tambah Cetin.

Alaattin Gungor, kerabat korban lainnya, ingat bahwa insiden serupa kerap terjadi sebelumnya meskipun dengan skala lebih kecil. Namun, alih-alih berkurang, kata dia, warga Soma yang menjadi penambang malah terus meningkat setiap tahunnya.

Pengabaian standar aturan, ketiadaan pengawasan, serta penegakan hukum yang tidak berjalan diibaratkan lingkaran setan dalam pola sistem industri pertambangan di Turki.

Page 45: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Karena itu, tidak aneh jika keluarga korban bereaksi keras dan menuntut pemerintah yang dinilai menutup mata atas pola-pola kerja yang tidak memperhatikan hak dan keselamatan pekerja tambang selama ini.

Jika sistem pengawasan dan aturan ditegakkan, tidak mungkin Kemal Yildiz, bocah berusia 15 tahun, bisa bekerja di tambang--ia termasuk korban tewas dalam insiden pekan lalu. Pasalnya, aturan undang-undang dengan jelas melarang orang seusianya bekerja di sektor tersebut.

Tim peneliti dari Dokuz Eylul University, Turki, melaporkan sistem pengawasan keselamatan dan kesehatan yang dijalankan perusahaan pertambangan di negara itu tidak berjalan efektif. Pasalnya, semua ditangani otoritas yang berbeda-beda dan koordinasi tidak berjalan baik.

Faktor lain yang membuat kondisi kerja yang tidak aman ialah rendahnya tingkat pendidikan dan organisasi di kalangan pekerja tambang Turki. Yang tak kalah mengecewakan ialah Turki belum meratifikasi Konvensi Organisasi Buruh International (ILO) tentang Keselamatan dan Kesehatan di Pertambangan. (Cihan News Agency/The Telegraph/Daily Sabah/ Today's Zaman/Hym/I-1)

Skuat Muda Tiga Singa dan Trauma Adu Penalti

ACHMAD MAULANA

Page 46: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

Terlepas dari pro dan kontra soal keputusan Hodgson tersebut, para punggawa Inggris tampak antusias menatap Piala Dunia 2014. Sudah enam kali the Three Lions harus angkat koper dari ajang Piala Dunia dan Piala Eropa lantaran kalah adu penalti.

MESKI memiliki kompetisi yang disebut-sebut sebagai yang terbaik di dunia, kenyataannya Inggris tidak pernah bisa berprestasi di turnamen besar. Satu-satunya prestasi terbaik mereka yakni menjadi juara Piala Dunia pada 1966 silam. Itu pun saat mereka menjadi tuan rumah. Di Piala Eropa, prestasi terbaik tim ‘Tiga Singa’ hanya menjadi semifinalis, yakni pada 1996.

Kegagalan demi kegagalan yang menyertai perjalanan timnas negeri Ratu Elizabeth di turnamen major itu pada akhirnya memunculkan berbagai argumen. Yang mencuat ialah mulai kompetisi yang dinilai terlalu padat sehingga para pemain keletihan dan rentan saban kali tampil di Piala Dunia, terlalu banyaknya pemain asing yang merumput di Liga Primer sehingga mengecilkan peluang pemain asli Inggris tampil di klub, sampai nasib sial yang selalu menaungi ‘Tiga Singa’.

Yang terakhir ialah kutukan adu tendangan penalti. Dalam beberapa kesempatan, kegagalan Inggris di turnamen utama memang selalu terjadi setelah kalah adu penalti. Tercatat sudah enam kali the Three Lions harus angkat koper dari ajang Piala Dunia dan Piala Eropa lantaran kalah adu penalti. Sebaliknya, hanya sekali mereka menang adu penalti semenjak 1990 silam, yakni saat menyingkirkan Spanyol di Piala Eropa 1996.

Kekalahan terakhir Inggris akibat penalti terjadi di perempat final Piala Eropa 2012. Kala itu ‘Tiga Singa’ takluk 2-4 dari Italia dalam adu tendangan dari jarak 12 meter.

Rangkaian kegagalan ‘Tiga Singa’ dalam adu tendangan penalti di turnamen besar pada akhirnya memang menumbuhkan trauma tersendiri bagi masyarakat Inggris. Sampai-sampai legenda Inggris Alan Shearer menyarankan arsitek Inggris Roy Hodgson agar memanggil Rickie Lambert (Southampton). Menurut Shearer, Lambert bisa diandalkan untuk mengeksekusi hadiah penalti dan sekaligus bisa menjadi pelapis Wayne Rooney.

Bukan itu saja. Hodgson juga disarankan agar melibatkan psikolog bernama Dr Steve Peters untuk membantu para pemain saat menghadapi adu penalti.

Namun, alih-alih memikirkan soal adu tendangan penalti tersebut, mantan arsitek Liverpool itu lebih suka bicara peluang timnya di Brasil nanti. “Saya perlu mengatakan masalah penalti membuat saya bosan. Saya tak akan memberikan banyak perhatian terhadap soal itu sampai kami lolos dari fase grup,” tegas Hodgson.

“Tentu, kami akan berlatih (tendangan penalti), seperti yang dilakukan tim-tim lain. Namun, menurut saya, secara psikologis, obsesi kami soal penalti hanya akan berdampak negatif,” imbuhnya. sumber/R-1)

Page 47: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

[email protected]

PELATIH

Ubah Pakem Inggris

Page 48: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

PERUBAHAN atau transformasi dalam segala hal memang diperlukan untuk menjadi lebih baik. Hal itu disadari betul oleh arsitek Inggris Roy Hodgson.

Karena itu, sejak ditunjuk sebagai juru taktik `Tiga Singa' pada 1 Mei 2012, pelatih kelahiran Croydon, Inggris, pada 9 Agustus 1947 itu langsung sesumbar ingin mengubah gaya permainan timnas negaranya.

Menurut Hodgson, Inggris harus bisa mengubah tipe gaya permainannya dan menciptakan gayanya sendiri jika ingin mengecap kesuksesan. Salah satunya dengan lebih banyak menguasai bola dalam pertandingan.

“Inggris harus menguasai bola dengan lebih baik. Kami harus memperlihatkan kemampuan kami dalam mengambil inisiatif dan mendominasi pertandingan ketimbang hanya bertahan dan membalas dengan serangan balik,“ tegas Hodgson.

Meski begitu, ia juga menolak menjadikan statistik penguasaan bola sebagai patokan. “Sebenarnya saya tak terlalu mencemaskan statistik. Namun, tidak diragukan lagi bahwa kunci untuk sukses ialah dengan kemampuan mengoper bola. Itulah yang ingin kami kembangkan,“ ujar mantan arsitek Liverpool itu.

Tidak dimungkiri, sejak di bawah kendali Hodgson, permainan Inggris memang cenderung pragmatis bahkan terkadang terlalu defensif. Itu bisa dilihat dari penampilan mereka di Piala Eropa 2012.

“Permainan kami di lini depan mungkin belum sebaik biasanya, tapi kami masih terus berkembang dan saya pikir kami bergerak maju. Anda bisa lihat sendiri,“ ujar James Milner.

Selain mengubah gaya permainan, terobosan lain yang dilakukan Hodgson ialah memasukkan pemain muda. Hodgson bahkan lebih memilih para pemain muda seperti Ross Barkley, 20, Raheem Sterling, 19, atau Luke Shaw, 18, ketimbang nama-nama beken semisal Michael Carrick atau Jermain Defoe.

“Saya tidak yakin dengan pepatah tua yang menyatakan Anda tidak bisa memenangi apa-apa dengan anak-anak,“ tandas Hodgson. (Berbagai sumber/Mln/R-1)

BINTANG

Siap Jawab Tantangan Publik

Page 49: Artikel Pilihan Media Indonesia 20 Mei 2014

SUKA atau tidak, Wayne Rooney masih menjadi pemain yang paling diandalkan Inggris di putaran final Piala dunia 2014 Brasil, terutama untuk menghadapi ketatnya persaingan di babak penyisihan grup.

Di Brasil nanti, Inggris tergabung di Grup D bersama dua mantan juara dunia Italia dan Uruguay, serta ditambah Kosta Rika. Dengan konstelasi tersebut, skuat ‘Tiga Singa’ butuh kerja keras, memang, untuk bisa lolos dari Grup D.

Apalagi, salah satu pesaing mereka, Uruguay, punya Luis Suarez dan Edinson Cavani di lini depannya. Pun sama halnya dengan Italia yang punya Mario Balotelli. Untuk mengimbangi, tentu saja ‘Tiga Singa’ membutuhkan striker yang tajam pula. Kemampuan itu ada pada diri seorang Rooney.

Dengan tujuh golnya yang dibuat selama babak kualifikasi Piala Dunia lalu, ketajaman dan pentingnya peran bomber Manchester United itu memang sangat dibutuhkan Inggris. Apalagi, skuat Roy Hodgson kini banyak diisi pemain muda. Kemampuan dan kematangan Rooney sangat diperlukan.

Persoalannya ialah pemain kelahiran Croxteth, Liverpool, Inggris, pada 24 Oktober 1985 silam itu masih dilanda masalah kebugaran. Pemain bernama lengkap Wayne Mark Rooney itu bahkan absen di tiga laga terakhir Manchester United di Liga Primer. Ia disebut-sebut masih mengalami cedera pangkal paha yang cukup serius. Situasi itulah yang membuat publik Inggris harap-harap cemas.

Hal itu bukannya tidak diketahui Rooney. Meski begitu, ia optimistis kondisinya akan bugar 100% saat Piala Dunia nanti. “Saya benar-benar merasa baik. Saya telah merawat diri sendiri. Jadi, saya akan amat bugar untuk turnamen (Piala Dunia) ini. Saya akan siap. Saya tak sabar untuk itu.”

Keyakinan serupa dikatakan Hodgson. Menurutnya, tidak ada alasan untuk meragukan kebugaran Rooney.

“Saya tidak berpikir untuk menyambut Piala Dunia nanti dengan ketakutan mengenai komitmen, kebugaran, dan gairah yang dimiliki Rooney,” tegas Hodgson.

(Berbagai sumber/Mln/R-1)