Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

51
Koalisi Pro-Jokowi semakin Kuat AKHMAD MUSTAIN Keputusan PKB berkoalisi dengan PDIP dan Partai NasDem semakin memperbesar peluang Jokowi memenangi pilpres. PASCAPENETAPAN hasil rekapitulasi Pemilihan Umum Legislatif 2014, peta koalisi partai politik semakin mengerucut. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai NasDem yang mengusung calon presiden Joko Widodo.

Transcript of Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Page 1: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Koalisi Pro-Jokowi semakin Kuat

AKHMAD MUSTAIN

Keputusan PKB berkoalisi dengan PDIP dan Partai NasDem semakin memperbesar peluang Jokowi memenangi pilpres.

PASCAPENETAPAN hasil rekapitulasi Pemilihan Umum Legislatif 2014, peta koalisi partai politik semakin mengerucut. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai NasDem yang mengusung calon presiden Joko Widodo.

Keputusan PKB berkoalisi dengan PDIP dan Partai NasDem merupakan hasil rapat pleno bersama antara jajaran Dewan Tanfidz dan Dewan Syuro DPP PKB di Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyiin Jombang, kemarin.

Page 2: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

“PKB meyakini Jokowi akan mampu menjaga tegak dan utuhnya NKRI, pelaksanaan Islam ahlusunah waljamaah dan peningkatan kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia,“ ujar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar seusai rapat pleno.

Keputusan koalisi PKB dengan PDIP dan Partai NasDem itu memperbesar peluang Jokowi memenangi Pilpres 2014. Apalagi, Muhaimin berjanji siap memenangkan Jokowi di empat provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Terkait cawapres pendamping Jokowi, Muhaimin mengatakan PKB akan mengusulkan nama Mahfud MD, Jusuf Kalla, Rhoma Irama, dan dirinya sendiri. “Namun, keputusannya, PKB tetap akan menyerahkan seluruhnya pada rapat koalisi.“

Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menyambut bergabungnya PKB untuk memenangkan Jokowi. Ia mengatakan pertemuan di antara pimpinan kedua partai sudah dilakukan beberapa kali.

“Nah, kalau yang kita (PDIP) sampaikan selama ini bagi PKB cocok dengan performa PKB, kenapa tidak untuk kita bisa bersama-sama?“ kata dia.

Mengenai usulan cawapres yang akan diajukan PKB, Tjahjo yang ditemui di Studio Metro TV, kemarin, mengatakan, “Nanti kita lihat. Kan open to discuss. Kami yakin Ibu Mega akan mendengar, mempertimbangkan, mendiskusikan apa yang terbaik.“

Sementara itu, Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella mengatakan keputusan PKB tersebut sekaligus menunjukkan adanya kesamaan pandangan untuk memajukan Indonesia.

“Ini menunjukkan upaya komunikasi yang kita jalin efektif,“ kata dia.

Dukungan terhadap Jokowi tidak hanya datang dari koalisi PKB, PDIP, dan Partai NasDem. Alumni Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam Komunitas Bulaksumur secara resmi juga mengumumkan dukungan mereka kepada Jokowi.

Ketua Alumni UGM Haryadi mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berkarakter, jujur, tegas, merakyat, visioner, dan mampu mengeksekusi kebijakan dan program-program untuk kepentingan bangsa. Dengan memperoleh dukungan yang semakin kuat, capres Jokowi yang kemarin melakukan kunjungan ke Manado dan Makassar hanya tersenyum.

Koalisi Gerindra

Menyusul koalisi PKB, PDIP, dan Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan merapat ke Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto.

Ketua DPP PKS Anshori Siregar, yang ditemui kemarin, mengatakan PKS bisa menjadi dongkrak yang kuat bagi pencalonan Prabowo, seperti yang telah dilakukan PKS saat berkoalisi dengan Partai Demokrat pada Pilpres 2009.

Page 3: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menegaskan partainya telah memutuskan berkoalisi dengan Gerindra dan mengajukan Hatta Rajasa sebagai cawapres.“Tapi soal cawapres kita serahkan kepada Prabowo,“ ujarnya.

Sementara itu, dalam rapimnas tadi malam, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menyeru seluruh kader PPP memilih Gerindra yang mengusung Prabowo. (Mad/Aim/Che/ AI/LN/VL/X-9)

[email protected]

Page 4: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Kesaksian Boediono Dinilai Kurang Gamblang

KEHADIRAN Wakil Presiden Boediono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Jumat (9/5) sebagai saksi dinilai banyak pihak bisa menjadi momentum penting bagi penuntasan kasus Bank Century.

Boediono hadir dengan kapasitas sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia dalam sidang mantan Deputi Bidang IV Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Budi Mulya. Namun, Boediono tidak memberikan jawaban yang gamblang dalam kesaksiannya.

“Saya menyesalkan jaksa penuntut umum (JPU) tidak memberikan pernyataan mendalam sehingga jawaban yang diberikan saksi pun tidak rinci,” kata Ketua DPP NasDem bidang Politik dan Pemerintahan Akbar Faisal, di Jakarta, kemarin.

Menurut inisiator Pansus Bank Century tersebut, di dalam persidangan, banyak bagian tampaknya coba dikaburkan Boediono. Salah satunya, lanjut Akbar, ialah hitung-hitungan soal dampak sistemis yang dipaparkan Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Halim Alamsyah di Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Akbar yang juga hadir dalam persidangan awalnya berharap Boediono memberikan kejelasan bagi kasus yang sempat mangkrak itu.

“Saya pesimistis ada fakta baru dalam persidangan. Awalnya saya berharap Boediono memanfaatkan momentum itu untuk menjelaskan semua ujungnya,” tambah Akbar.

Pendapat senada diungkapkan anggota Timwas Century dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo. Ia menilai jaksa dan majelis hakim seharusnya tidak boleh gentar dan menghilangkan kesempatan baik untuk mengorek informasi dari Boediono.

“Para pengadil seharusnya jangan terpaku pada jawaban normatif Boediono. Jaksa dan hakim harus menempatkan Boediono sebagai saksi dan kunci sekaligus aktor intelektual dalam kasus Century ini,” jelas Bambang.

Selain itu, lanjutnya, di dalam persidangan, Boediono sesungguhnya bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus Bank Century.

“Kehadirannya sebagai saksi bukan untuk membela diri, melainkan harus dijadikan kesempatan untuk membeberkan semuanya,” ucapnya.

Saat dihubungi secara terpisah, juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengatakan belum ada fakta baru soal kasus Bank Century. Menurutnya, Boediono memiliki hak untuk menyampaikan kesaksiannya di pengadilan tipikor kemarin

Page 5: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

“Kita tidak pada kapasitas menilai bersalah atau tidak. Ini kan sudah di persidangan, biarkan hakim memutuskan nanti. Sama seperti kesaksian Sri Mulyani, dari sisi hakim nantinya seperti apa,” ucap Johan.

Pengungkapan kasus Bank Century, tambahnya, tidak bisa terpaku pada satu saksi saja, yakni Boediono ataupun Sri Mulyani. Menurutnya, ada 50 saksi yang dihadirkan untuk melihat sejauh mana keterangan mereka bisa me nguak fakta terkait dengan kasus bailout Bank Century.

Page 6: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Rekapitulasi Dipenuhi Masalah

ADHI M DARYONO

Masih banyak kasus yang tidak terselesaikan saat proses rekapitulasi suara nasional di KPU.

REKAPITULASI suara Pemilu Legislatif 2014 yang diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (9/5) dinilai tidak berkualitas karena masih banyak menyisakan persoalan sengketa kecurangan pemilu.

“Ini pemilu yang buruk. Rekapitulasi ini dipaksa untuk mengejar waktu saja, maka rekapnya penuh dengan catatan. Jadi, disahkan lalu dilempar ke MK,” kata politikus PDIP Yasonna H Laoly di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, komisioner Badan Pengawas Pemilu Daniel Zuchron mengatakan bahwa pangkal permasalahan ialah panjangnya rentang rekapitulasi suara, yakni rekapitulasi di tingkat Panitia Pemungutan Suara, Panitia Pemilihan Kecamatan.

Untuk itulah, ia berharap dua tingkatan proses rekapitulasi tersebut dihapus. “Proses penghitungan suara dari TPS langsung dikumpulkan ke KPU kabupaten/kota dan tidak ada lagi penghitungan di tingkat PPS dan PPK,” ujarnya.

Akibat masih banyaknya sengketa hasil pemilu yang belum tuntas tersebut, Mahkamah Konstitusi diprediksi akan kebanjiran gugatan.

Semua partai politik telah menyiapkan gugatan sengketa hasil pemilu. Partai Persatuan Pembangunan akan mengajukan 46 gugatan ke MK sebagai wujud ketidakpuasan atas hasil rekap nasional di KPU RI. Juga dengan Partai Kebangkitan Bangsa yang telah menyiapkan 24 gugatan ke MK.

Wasekjen Partai NasDem, Willy Aditya, menyatakan banyak terjadi kecurangan dalam pelaksanaan dan proses rekapitulasi Pileg 2014. “Kami akan bawa masalah kecurangan ini ke MK dan DKPP. Masih banyak kasus yang tidak terselesaikan saat proses rekapitulasi suara di KPU,” ujarnya.

Partai Golkar juga tengah menyiapkan data-data yang akan dijadikan bukti untuk mengajukan gugatan ke MK. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Fadel Muhammad, menyatakan Golkar sudah mengindikasikan temuan kecurangan di 17 daerah yang merugikan perolehan suara Golkar.

MK menyatakan siap menampung gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Legislatif 2014, meskipun hingga kemarin, belum ada satu pun parpol yang mengajukan

Page 7: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

gugatan. MK sendiri telah membuka pendaftaran gugatan setelah KPU RI menetapkan dan mengumumkan hasil perolehan suara pileg nasional, sejak Jumat (9/5) pukul 23.51 WIB.

Koordinator Administrasi Registrasi MK, Muhiddin, mengatakan pendaftaran gugatan dibuka oleh MK selama 3X24 jam nonstop. Telah disiapkan, kata dia, sebanyak 118 petugas penerimaan, registrasi, dan verifikasi untuk melayani pendaftaran gugatan selama waktu pendaftaran PHPU Legislatif 2014. “Pukul berapa saja kita akan layani. Pukul 01.00, pukul 04.00, pukul 22.00, pasti akan kita layani,” tutur Muhiddin.

Perkara perselisihan hasil pemilu yang akan ditangani MK, meliputi perselisihan yang timbul karena adanya perbedaan hasil perhitungan oleh pemohon. Sementara materi atau pokok permasalahan dalam permohonan yang bisa diajukan ialah penetapan perolehan suara hasil pemilu yang telah diumumkan secara nasional oleh KPU dan dapat memengaruhi beberapa faktor, yakni perolehan kursi parpol peserta pemilu di suatu daerah pemilihan. Kemudian terpilihnya perseorangan calon anggota DPR dan DPRD. (Nov/TS/P-5)

Page 8: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

PAN dan PKS Berebut Kursi Cawapres

Partai Gerindra dan calon presiden mereka, Prabowo Subianto, butuh kekuatan politik besar untuk mendongkrak suara dan memperbesar peluang kemenangan dalam Pemilu Presiden 2014 mendatang.

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) akan merapat ke Partai Gerindra yang mengusung calon presiden Prabowo Subianto dengan cawapres berasal dari pihak mereka. Begitu juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang yakin berkoalisi dengan Gerindra, mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Saat ditemui seusai diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (10/5), Ketua DPP PKS Anshori Siregar mengatakan Gerindra dan Prabowo butuh kekuatan politik besar untuk mendongkrak peluang memenangi pilpres mendatang. Anshori yakin cawapres untuk Prabowo akan berasal dari PKS.

Ia mengatakan PKS akan mengajukan tiga kader terbaik sebagai cawapres Prabowo, hasil dari pemira yang sudah dilakukan sebelumnya, yakni Anis Matta (presiden PKS), Ahmad Heryawan (Gubernur Jawa Barat), dan Hidayat Nur Wahid (anggota Majelis Syuro PKS).

“Saya dapat bocoran dari Gerindra, sebenarnya untuk penerimaan di masyarakat ada yang menyebutkan berasal dari kita. Tiga kandidat kita lebih mendulang daripada dengan Hatta yang banyak diberitakan. Namun, kita serahkan ke Prabowo,“ jelasnya.

Sebelumnya, PAN memastikan ketua umum mereka, Hatta Rajasa, akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres. Bahkan, rencana tersebut mendapat sambutan baik dari pihak Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyampaikan Gerindra semakin dekat dengan PAN. Ia pun menilai koalisi dengan partai politik pimpinan Hatta Rajasa itu dapat terealisasi.

“Sebesar 99% hampir final,“ ujar Fadli di Kantor KPU Jakarta, seperti dilaporkan Metrotvnews.com, Jumat (9/5). Menurutnya, koalisi dengan PAN sudah hampir pasti terjadi. Ia bahkan mengatakan Prabowo akan hadir pada Rapat Kerja Nasional PAN.

PAN mengaku siap mendeklarasikan koalisi dengan Partai Gerindra yang, menurut rencana, akan dilakukan pada Rapat Kerja Nasional PAN, Rabu (14/5).

“Kami sudah memutuskan (berkoalisi dengan Gerindra), nanti diformalkan dalam rakernas Rabu (14/5),“ kata Ketua DPP PAN yang juga Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Page 9: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Sementara itu, PPP yang sempat menyatakan dukungan ke Prabowo melalui ketua umum mereka, Suryadharma Ali, ternyata masih melirik dua kandidat capres lainnya, Jokowi dan Aburizal Bakrie. (AI/ Ant/P-5)

Page 10: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Kuda Hitam di Antara Dua Raksasa Eropa

ACHMAD MAULANA

Tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola, termasuk peluang Cile di Grup B yang bersaing dengan juara dunia Spanyol dan runner-up Belanda.

KETIMBANG negara-negara Amerika Latin lainnya yang di zona CONMEBOL, seperti Brasil, Argentina, dan Uruguay, Cile mungkin kalah gemerlap. Apalagi mereka memang tidak pernah merasakan manisnya menjadi juara di semua turnamen mayor yang mereka ikuti, entah itu Piala Dunia, Copa America, atau Pan American Games sekalipun.

Satu-satunya prestasi terbaik La Roja di Piala Dunia yakni menempati posisi ketiga pada 1962 silam. Itu pun saat mereka menjadi tuan rumah. Di ajang Copa America, Cile tercatat empat kali menjadi runner-up, yakni pada 1955, 1956, 1979, dan 1987.

Mereka kalah mentereng dengan Brasil yang lima kali menjadi juara dunia atau Argentina dan Uruguay yang masing-masing telah dua kali merasakan nikmatnya merengkuh trofi Piala Dunia.

Meski begitu, bukan berarti Cile bisa dianggap enteng. The Red One bahkan kerap menjadi kuda hitam di setiap turnamen yang mereka ikuti.

Apalagi mereka punya barisan penyerang kenyang makan asam garam di kompetisi Eropa seperti Alexis Sanchez (Barcelona), Eduardo Vargas (Valencia), Matias Fernandez (Fiorentina), dan Arturo Vidal (Juventus). Selain itu, jangan lupakan para pemain berpengamalan seperti Claudio Bravo, Gary Medel, Jorge Valdivia, serta dua bintang muda mereka yang tengah naik daun Jean Beausejour dan Marcelo Diaz.

Mereka juga cukup berpengalaman tampil di Piala Dunia. Sejak kali pertama tampil di turnamen empat tahunan itu pada 1930 silam, Cile tercatat sudah sembilan kali ambil bagian di Piala Dunia.

Dengan semua modal tersebut, bukan tidak mungkin Arturo Vidal dan kawan-kawan akan membuat kejutan di Piala Dunia 2014. Tidak kurang arsitek Spanyol Vicente del Bosque sendiri mengakui sangat respek kepada Cile.

“Semua grup di Piala Dunia memang berat, tapi harus diakui grup kami menjadi salah satu yang terberat. Selain Belanda dan Australia, jangan pernah lupakan Cile. Mereka merupakan representasi kekuatan sepak bola negara-negara Amerika Latin,“ tegas Del Bosque.

“Semua lawan berat, termasuk Cile. Kami tidak boleh lengah di grup ini. Mereka semua bisa menghukum Anda jika Anda berbuat kesalahan kecil,“ timpal arsitek Belanda Louis van Gaal.

Page 11: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Pernyataan kedua juru taktik kondang itu memang tidak berlebihan. Grup B memang disebut-sebut sebagai salah satu grup neraka. Selain ada juara dunia Spanyol dan runner-up Piala Dunia 2010 Belanda, Cile harus bersaing dengan Australia di grup tersebut.

Cuma underdog

Soal posisi mereka di grup tersebut, arsitek Cile Jorge Sampaoli mengakui peluang mereka sangat kecil. Meski begitu, bukan berarti mereka tidak punya kesempatan lolos.

Hanya, mereka benar-benar tidak boleh membuat kesalahan dalam duel di babak penyisihan grup. Sedikit saja membuat kesalahan, mereka pasti tersingkir.

“Tingkat kesalahan kami harus nol. Grup ini sangat rumit karena ada persaingan yang sengit. Jelas bermain melawan tim-tim kuat Eropa, apalagi juara bertahan Spanyol, akan sangat sulit.Posisi kami lebih layak disebut sebagai underdog,“ ujar Sampaoli.

“Namun, tentu saja kami bisa bersaing dengan tim mana pun seperti yang sudah kami tunjukkan sebelum-sebelumnya di laga persahabatan. Prinsipnya, kami amat berhak tampil di putaran final Piala Dunia 2014,“ imbuhnya.

“Banyak orang berbicara soal Cile, tapi kami harus meningkatkan diri setiap waktu dan menunjukkannya di lapangan. Apalagi kami punya banyak pemain top yang bermain di Eropa,“ timpal Alexis Sanchez. (Berbagai sumber/R-1)

BINTANG

Buat Spanyol dan Belanda tidak Nyaman

Page 12: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Kami bisa bersaing dengan tim mana pun seperti yang sudah kami tunjukkan sebelum-sebelumnya.

KENDATI prestasi mereka tidak segemilang negara-negara tetangga di Amerika Latin seperti Brasil, Argentina, dan Uruguay, Cile dikenal kerap melahirkan pemain-pemain kelas dunia. Di era 1980-an sampai awal 2000-an, misalnya. Siapa yang tidak kenal dengan Ivan Zamorano atau Marcelo Salas.

Pun di masa kini, banyak pemain Cile malang melintang di klub-klub Eropa. Salah satunya ialah Alexis Sanchez. Pemain Barcelona itu dipastikan bakal menjadi salah satu senjata andalan Cile untuk bisa bersaing di Grup B pada putaran final Piala Dunia nanti.

Apalagi kondisi bintang Cile lainnya, Arturo Vidal, masih diragukan setelah menjalani operasi pada lututnya dua pekan lalu. Boleh dibilang, Sanchez-lah yang akan menjadi tulang punggung La Roja--julukan timnas Cile.

Meski begitu, jangan ragukan ketajaman pemain bernama lengkap Alexis Alejandro Sanchez tersebut. Itu sudah ia buktikan baik di klub maupun di tim nasional.

Bersama Jorge Aravena, pemain kelahiran Tocopilla, Cile, pada 19 Desember 1988 silam itu bahkan menempati posisi kelima dalam daftar pencetak gol terbanyak di timnas Cile dengan 22 gol. Keduanya terpaut 15 gol dari top scorer Marcelo Salas yang mengoleksi 37 gol.

“Kami punya banyak pemain hebat, salah satunya Alexis (Sanchez). Jadi tentu saja kami bisa bersaing dengan tim mana pun seperti yang sudah kami tunjukkan sebelum-sebelumnya. Kuncinya kami perlu bersatu menjadi sebuah tim yang solid,“ tegas arsitek Cile Jorge Sampaoli.

Pernyataan sang arsitek itu diakui Sanchez. Menurut dia, timnya memang berada di grup yang berat. Betapa tidak? Mereka harus bersaing dengan juara Eropa dan sekaligus juara Dunia Spanyol serta runner-up Belanda, ditambah lagi Australia.

Namun, soal peluang, ia tetap yakin dengan timnya. Menurut dia, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Hal itu akan dia buktikan di Brasil nanti. Sanchez berjanji akan membuat Spanyol dan Belanda merasa tidak nyaman berada di grup yang sama dengan Cile.

“Banyak orang hanya berbicara soal Spanyol dan Belanda di Grup B, tapi jangan lupakan Cile. Mungkin posisi kami hanya underdog, tetapi kami akan menjadi kuda hitam yang merepotkan semua lawan di grup ini,“ tegas mantan pemain Udinese tersebut.

“Memang kami masih harus meningkatkan diri lagi setiap waktu dan menunjukkannya di lapangan. Namun, jika kami sudah menjadi sebuah tim yang solid, percayalah kami bukan lawan yang mudah ditundukkan. Itu bisa dilihat dari beberapa laga uji coba yang kami

Page 13: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

lakukan. Apalagi kami punya banyak pemain top yang bermain di Eropa,“ tandas Sanchez. (Berbagai sumber/Mln/R-1)

PELATIH

Sukses Redam Ego para Bintang Cile

Page 14: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

JORGE Sampaoli membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Keberhasilannya meloloskan Cile ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil membuktikan dirinya cukup kapabel menukangi La Roja--julukan timnas Cile.

Sebelumnya, publik Cile memang sempat meragukan kemampuan juru taktik asal Argentina itu. Mereka tidak yakin arsitek yang bernama lengkap Jorge Luis Sampaoli Moya itu bakal bisa menyamai atau bahkan melewati pencapaian arsitek Cile sebelumnya, Marcelo Bielsa.

Apalagi, juru taktik kelahiran Santa Fe, Argentina pada 13 Maret 1960, itu belum punya rekam jejak prestasi yang mengesankan. Tidak mengherankan jika publik meragukannya.

Sepeninggal Bielsa, prestasi La Roja memang menukik. Suksesornya, Claudio Borghi, yang juga berasal dari Argentina gagal mengangkat prestasi tim.

Keberhasilan Bielsa mengantarkan Cile ke putaran kedua Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan lalu memang membuat ia begitu dipuja masyarakat Cile. Karena itu, para suksesornya selalu dibanding-bandingkan dengan dirinya, termasuk Sampaoli.

Pelan tapi pasti, mantan arsitek Deportivo O'Higgins, Sport Emelec, dan Universidad de Chile itu akhirnya berhasil membuktikan bahwa Federasi Sepak Bola Cile (FFC) tidak salah memilihnya. Arturo Vidal dan kawan-kawan sukses diantarkannya melenggang ke Brasil.

Padahal, sebelumnya tidak sedikit orang yang pesimistis dengan peluang Cile bisa lolos ke Piala Dunia. Namun, Sampaoli sukses menjungkirbalikkan semua prediksi itu.

Di tangannya, bintang-bintang Cile yang sebelumnya terpecah-pecah dan bertebaran di klub-klub dapat dirangkum menjadi kekuatan dahsyat. Bahkan, Inggris sudah merasakan kekuatan The Red One yang menaklukkannya 0-2 dalam laga uji coba di London pada November tahun lalu, sedangkan dalam laga uji coba melawan Jerman, Cile hanya takluk 0-1.

“Saya pikir satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan adalah dengan menyatukan para pemain dari tingkat amatir. Anda harus membantu mereka mencintai seragam (timnas), menikmati pertandingan, dan melihat itu hanya sebagai tugas,“ tutur Sampaoli. Ia mengaku, tugas dia menyatukan ego para bintang Cile tidaklah mudah. Namun, kuncinya hanya satu, yakni disiplin.

(Berbagai sumber/ Mln/R-1)

Pohon Emas

YUDHI HERWIBOWO

Page 15: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

KISAH ini dimulai dari seorang bocah yang menemukan sebuah tunas berwarna keemasan di sebuah hutan. Karena kagum dan ingin menunjukkan kepada orangtuanya, ia mengambil tunas itu dengan mengeruk tanah yang ada di akar-akarnya. Lalu, dengan wadah kedua telapak tangan, ia segera berlari ke arah desa. Namun, sebelum ia menemukan orangtuanya, akar tanaman itu ternyata telah tumbuh menembus kedua telapak tangannya.

***

Beberapa detik lagi, laki-laki itu merasa akan mati! Pesawat yang ditumpanginya mulai menukik drastis. Tak ada lagi suara pramugari yang meminta penumpang tenang. Semua orang mulai berteriak-teriak menyebut nama Tuhan. Ia hanya terdiam beberapa saat. Sekilas dilihatnya jendela, ada hutan lebat di bawah sana. Tampak sebuah pohon yang terlihat berbeda dari lainnya. Pohon berwarna emas.

Baru disadarinya beberapa tahun ini, setiap melewati hutan ini di udara, ia sering memperhatikan pohon itu. Ia selalu berniat mendatanginya bila senggang.

Kini, pesawatnya menukik tak jauh ke arah itu. Diam-diam ia tersenyum pahit. Teriakan-teriakan makin memekakkan. Ia pun memejamkan mata dan mulai menyebut nama Tuhan.

Tahun lewat dan cerita-cerita kedua orangtua dan para tetangga tentang kakaknya terus diingat, ia menguatkan diri untuk datang ke hutan itu seorang diri. Namun, ia tak lagi mendapati kuburan kakaknya di situ. Hanya sebuah pohon besar berwarna keemasan yang ada di depannya.

***

Beberapa detik lagi, laki-laki itu merasa akan mati! Pesawat yang ditumpanginya mulai menukik drastis. Tak ada lagi suara pramugari yang meminta penumpang tenang. Semua orang mulai berteriak-teriak menyebut nama Tuhan. Ia hanya terdiam beberapa saat. Sekilas dilihatnya jendela, ada hutan lebat di bawah sana. Tampak sebuah pohon yang terlihat berbeda dari lainnya. Pohon berwarna emas.

Baru disadarinya beberapa tahun ini, setiap melewati hutan ini di udara, ia sering memperhatikan pohon itu. Ia selalu berniat mendatanginya bila senggang.

Kini, pesawatnya menukik tak jauh ke arah itu. Diam-diam ia tersenyum pahit. Teriakan-teriakan makin memekakkan. Ia pun memejamkan mata dan mulai menyebut nama Tuhan.

***

Page 16: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti dari Australia datang ke hutan itu dan menemukan pohon besar berwarna emas tersebut. Mereka begitu kagum melihat pohon itu dan berpikir telah menemukan jenis pohon baru yang belum ditemukan peneliti mana pun. Saat mengumpulkan data tentang keadaan pohon itu, salah seorang asisten peneliti itu berteriak.Ia menunjuk pada genangan di dua titik yang ada di kaki pohon. Ujarnya, aneh, ini seperti genangan air mata yang terus-menerus keluar.

***

Seorang wartawan lokal yang mendengar kabar tentang pohon emas itu berupaya meliput. Ia bertanya kepada tetua desa itu. Namun dari banyaknya jawaban yang ditanyakan, hanya ada satu jawaban yang terus terngiang di benaknya. “Tak ada yang benar-benar tahu. Dulu memang ada seorang bocah yang membawa tunas pohon emas itu ke sini. Tangannya tiba-tiba ditumbuhi akar pohon itu. Tak ada yang bisa mencabutnya. Bocah itu tak mau memotong tangannya, tetapi ia tumbuh dengan pohon itu di telapaknya. Semakin lama pohon itu semakin merambat di tubuhnya hingga akhirnya menembus jantungnya. Kami kemudian menguburnya di tengah hutan sesuai keinginannya. Di situlah, pohon emas itu kemudian tumbuh...“

***

Laki-laki itu pencinta pohon. Sejak beberapa bulan lalu, ia sudah berniat mendatangi pohon emas itu bersama kekasihnya. Keduanya memang sudah menjadi aktivis penyelamatan hutan sejak lama.

Di tangan mereka lebih dari ribuan pohon sudah ditanam. Jadi, saat kekasihnya meninggal terlebih dahulu karena sakit, ia ingin kekasihnya dikubur di dekat pohon itu. Namun baru saja ia menguburkan tubuh kekasihnya, ia merasa angin seperti terus berhembus ke arahnya. Daun-daun tiba-tiba luruh di gundukan yang baru selesai dibuatnya. Ia menatap pohon itu tak mengerti. Entahlah, semakin ia menatap pohon itu, ia semakin terpesona olehnya. Sungguh, ini seperti kala ia menatap

***

Ia seorang pemborong lokal yang haus proyek. Tapi ketika sebuah perusahaan sawit dari Malaysia menawari uang yang tak sedikit untuk meratakan hutan itu, ia tak bisa langsung menerimanya.

Hatinya bimbang. Ia telah mendengar cerita-cerita tentang hutan itu, termasuk cerita tentang pohon emas itu.

Jadi saat istrinya bertanya dengan berbinar tentang nilai proyek itu, ia hanya menggeleng lemah, “Sepertinya aku akan melepaskan pekerjaan ini. Kupikir memotong pohon emas itu bukanlah sesuatu yang baik. Kau tahu sendiri kan, bagaimana cerita pohon emas itu bermula?

Page 17: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Aku tak mau mendapat bala karena itu.” Selesai ucapannya, istrinya melengos dan memunggunginya.

***

Seorang pelukis ternama dari Prancis datang untuk melukis pohon emas itu. Ia sebenarnya sudah melihat foto-foto pohon itu di jurnal ilmiah yang diberikan kawannya. Tapi ia merasa itu tak cukup. Maka, ia memutuskan untuk datang langsung. Tapi entah mengapa, ia merasa tak pernah berhasil melukis pohon itu. Bahkan, saat salah satu lukisan jadi, ia seperti merasa goresannya tak membentuk sebuah pohon, tapi membentuk bayangan samar seorang laki-laki yang sedang dikelilingi dahan-dahan dan ranting-ranting pohon!

***

Dua orang remaja itu, seorang laki-laki dan perempuan, takut masuk ke hutan. Ini pengalaman pertama mereka pergi jauh dari desa. Selama ini orangtua mereka selalu melarang masuk ke hutan itu. Tapi cerita tentang pohon emas itu, begitu membuat keduanya ingin tahu. Hingga ketakutan pun seperti dapat tertepikan. Mereka akhirnya bisa melihat pohon itu berdiri tegak di depan. Tanpa sadar kedua tangan mereka bergandengan dengan erat. Seorang dari mereka seperti bergumam, kelak bila ada yang mencintainya, ia ingin orang itu melamarnya di sini. Emas itu, begitu membuat keduanya ingin tahu. Hingga ketakutan pun seperti dapat tertepikan. Mereka akhirnya bisa melihat pohon itu berdiri tegak di depan. Tanpa sadar kedua tangan mereka bergandengan dengan erat. Seorang dari mereka seperti bergumam, kelak bila ada yang mencintainya, ia ingin orang itu melamarnya di sini.

***

Ia laki-laki yang baik dan jujur. Namun seperti sebuah kutukan, laki-laki yang baik dan jujur tak pernah menyelesaikan cintanya. Dulu ia pernah mencintai seorang sahabat, yang biasa dipanggil kawan-kawannya: gadis pohon. Tapi sahabatnya itu ternyata memilih laki-laki lain, yang selain juga seorang pencinta pohon, merupakan sahabatnya juga.

Ia kalah tanpa orang-orang lain tahu kalau ia kalah. Kelak, ia mendengar sahabatnya itu meninggal dan dikuburkan oleh kekasihnya di sebuah hutan tempat pohon emas berada. Kabar itu didengarnya bersamaan dengan kabar tentang rencana sebuah perusahaan sawit tentang rencana sebuah perusahaan sawit yang hendak meratakan hutan tersebut. Maka, hari itu juga ia bergabung dengan demo besar-besaran menentang perambahan itu.

***

Seorang rekannya yang juga merupakan pemborong dari Malaysia menawarkan diri untuk meratakan hutan itu dengan bayaran 3 kali lipat. Perusahaan sawit itu setuju. Maka dengan pekerja yang seluruhnya dari luar pulau, pengusaha Malaysia itu mulai membabati pohon-pohon itu satu per satu. Sampai ketika beberapa orang pekerja mulai mendekati pohon emas itu. Gergaji mesin mereka mulai menyentuh pohon itu. Namun bukan serbuk kayu yang

Page 18: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

kemudian bertebaran, melainkan cairan berwarna merah. Orang-orang itu menyentuh wajah mereka yang terkena cipratan cairan itu. “Ini darah! Darah!” seru seseorang dari mereka. Teriakan ini seketika bergema. Para pekerja segera berlarian dengan panik.

***

Laki-laki dengan tatapan setajam mata elang itu mempelajari lagi file yang ada padanya. Sudah beberapa hari ini ia mengintai laki-laki itu. Ia sebenarnya sudah yakin itu adalah target yang diincarnya. Wajahnya sudah sesuai dengan foto yang ada padanya. Ia bahkan sudah mendapat informasi tentang LSM tempat laki-laki itu bekerja.

Tak hanya itu, ia juga sudah mengikuti laki-laki itu di pertemuan-pertemuan rahasia mereka untuk merencanakan demonstrasi. Dan seperti yang sudah-sudah, bila ia sudah merasa yakin itu targetnya, pekerjaannya mungkin hanya tinggal 10% saja. Ia tinggal mendekati laki-laki itu di jalanan sepi, lalu dengan belati di tangannya, ia akan bergerak sebelum targetnya sadar. Begitu sederhana.

Karena sejak dulu ia tahu, membunuh adalah bakatnya!

***

Tak ada pilihan lain! Perusahaan sawit itu akhirnya membuat lowongan kerja di beberapa koran luar negeri. Ini upaya terakhir mereka.

Sudah beberapa kali mereka memakai perusahaan lokal, tapi tak ada satu pun yang beres. Tahun-tahun telah terbuang percuma. Dan hasilnya: Hanya butuh 1 hari lowongan mereka ditanggapi sebuah perusahaan asing. Hanya butuh 2 hari setelah down payment, perusahaan itu mulai bekerja memotong seluruh pohon, termasuk pohon emas itu. Dan hanya butuh 3 hari, semuanya rata dengan tanah. Tanpa ada yang tersisa.

***

Dan, kisah ini saya akhiri dengan sebuah janji. Beberapa tahun setelah penebangan itu, seorang sahabat meminta saya memotret dirinya yang akan melamar gadis pujaannya. Ia sahabat saya saat kuliah di Solo. Kekasihnya, yang merupakan sahabatnya sejak kanak-kanak, berharap ia melamarnya di bawah pohon emas yang ada di sebuah hutan. Maka hari ini, kami bertiga pergi ke sana. Tapi ternyata, pohon itu sudah tak ada. Hanya sawit sejauh mata memandang.

Saya melihat kekecewaan pada keduanya. Namun mata mereka kembali berbinar, saat menemukan tunas-tunas kecil berwarna keemasan di sekitar mereka berdiri. Sahabat saya mengambil sebatang tunas, yang masih dipenuhi tanah di akarnya, dan meletakkan di telapak tangannya. Kekasihnya kemudian mengulurkan telapak tangannya, berusaha menyatukan tunas pohon itu dalam telapak tangan mereka. Lalu mereka meminta saya untuk memotretnya.

Page 19: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

===

Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke [email protected] dan [email protected]

@Cerpen_MI

PIGURA

Penuh pengabdian

Page 20: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

ONO SARWONO

PARA pandemen wayang sudah barang tentu sangat familier dengan dua tokoh penting dalam dunia pakeliran, yakni Sengkuni dan Durna. Pada umumnya mereka juga sepakat bahwa kedua tokoh lekat itu merupakan simbol tidak baik atau jahat. Hampir tidak ada yang memiliki perspektif lain dan/atau kritis terhadap peran Sengkuni dan Durna yang telanjur dicap sebagai biang brubrah-nya peradaban.

Karena itu, nyaris setiap orang sinis, bahkan lebih dari itu, membenci kedua tokoh yang sudah seperti kadang sinarawedi (bersaudara dekat) tersebut.

Maka, tidak aneh pula bila dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk perpolitikan kita, jika menemui seseorang yang berperilaku culas, rujukannya ialah Sengkuni dan Durna.

Namun, jika direnungkan secara utuh, dalam keburukan Sengkuni dan Durna ternyata ada sisi menarik yang bisa dijadikan diskursus batiniah, terutama bagi elite yang ingin menjadi pejabat.

Pertanyaannya, di manakah sisi positif peran kedua tokoh tersebut yang selama hayat hanya mengabdikan diri pada rezim zalim.

Sisi positif pada Sengkuni dan Durna hanya bila, sekali lagi hanya bila, dipandang dari pihak Kurawa. Sisi yang dimaksud itu adalah pada bagaimana mereka berdua berjuang dengan mengorbankan seluruh jiwa dan raga semata-mata untuk kemakmuran Kurawa.

Bagi keluarga pasangan Destarastra-Gendari itu, Sengkuni-Durna memang tidak ada tandingannya.

Page 21: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Dalam struktur pemerintahan Prabu Duryudana, Sengkuni menduduki jabatan patih, sedangkan Durna sebagai paranpara. Keduanya merupakan warangka dalem `dwitunggal' andalan sekaligus kepercayaan.

Dalam mengemban tugas, keduanya tidak pernah mencla-mencle. Lebih dari itu, konsistensi akan kesetiaan dan loyalitas mereka terhadap Duryudana hingga tetes darah penghabisan.Akhir hidup keduanya di Kurusetra saat pecah Baratayuda, pertempuran antara Kurawa dan Pandawa.

Jaga kekompakan

Dalam seni pedalangan, Sengkuni-Durna selalu tampak kompak. Namun sebenarnya, secara pribadi, sesungguhnya mereka tidak selaras. Itu bukan karena bersaing berebut pengaruh atau sesuatu di depan sang raja, melainkan akibat latar belakang yang berbeda. Sengkuni ialah politikus tulen dan pragmatis. Pilihan sikap itu akibat pengaruh sekaligus desakan kakaknya, Gendari, bahwa apa pun harus dilakukan agar keluarga Kurawa yang beranggotakan 100 orang, hidup makmur dan terpandang. Maka, tiada jalan lain Kurawa harus menguasai Astina. Dalam ilmu politik modern, ia bisa disebut sejalan dengan ajaran Niccolo Machiavelli, menghalalkan segala cara.

Sebaliknya, Durna pada awalnya mendapat mandat dari Destarastra untuk mendidik Kurawa dan Pandawa--yang saat itu masih berada di Istana Astina--agar menjadi para kesatria tangguh. Kepercayaan itu diberikan karena Durna memiliki kesaktian dan mumpuni dalam ilmu perang.

Rakyat Astina memang tidak pernah melihat atau tahu bahwa Sengkuni dan Durna hampir selalu berbeda pendapat dan berselisih setiap membicarakan urusan negara. Hal itu biasanya terjadi jika Duryudana meminta pemikiran keduanya terkait dengan kebijakan yang akan diambil.

Pola gagasan Sengkuni selalu mengabaikan aspek moral dan etika, bahkan kejam. Ia juga mengentengkan setiap jatuhnya korban jiwa karena itu bagian dari konsekuensi. Adapun Durna selalu berpandangan setiap langkah harus berlandaskan pada tatanan dan tuntunan.

Namun, ketika Duryudana sudah mengambil kebijakan, keduanya sama-sama mendukung dan melaksanakannya dengan serius. Entah kebijakan yang dengan serius. Entah kebijakan yang diambil Duryudana itu atas dasar usulan Sengkuni atau Durna. Keduanya kompak menjalankan keputusan yang telah diambil sang raja. Yang unik, ketidakharmonisan keduanya itu terlokalisasi di ruang terbatas di lingkungan istana. Ketika di luar, keduanya tampak seia-sekata dan seolah tidak ada perbedaan.

Mereka tidak ada yang mengeluarkan pernyataan pribadi yang saling bertentangan, apalagi saling menyalahkan satu sama lain di depan rakyat. Jangankan di depan rakyat, di hadapan keluarga Kurawa--yang merupakan adik-adik Duryudana--pun keduanya mampu menyimpan

Page 22: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

bau perselisihan. Pernyataan Sengkuni dan Durna sama ketika keluarga Kurawa menanyakan apa saja yang diputuskan dalam rapat terbatas di kantor raja.

Dari cerita di atas, poin yang bisa digarisbawahi pada Sengkuni dan Durna adalah bahwa sebagai pejabat negara mereka mengemban dengan penuh tanggung jawab. Mereka menjalankan amanat--dalam hal ini kekuasaan Astina tetap di tangan Duryudana--dengan tulus.

Keduanya juga tidak pernah gentar dengan risiko apa pun yang akan dihadapi. Saking totalnya mengabdi kepada Duryudana, mereka bisa dikatakan telah mengabaikan kewajibannya sebagai warga tanah airnya sendiri. Sengkuni dari Plasajenar, sedangkan Durna dari Atasangin.

Nilainya bukan pada cara yang mereka lakukan, melainkan pada sikap dan ketulusan mengabdi dan berkorban. Tidak ada seguram pun dari semua yang mereka lakukan untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Inilah sisi menarik pada Sengkuni dan Durna.

Contoh banyaknya elite dan pejabat di negeri ini yang terjerat kasus korupsi merupakan bukti bahwa mereka tidak amanah mengemban tugas negara. Mereka masih bergelut dengan perut sendiri. Jabatan dan tugas negara bukan dijadikan sebagai pengabdian, melainkan menjadi tunggangan pemenuhan nafsu materialistis.

Karena itu, ada baiknya bila para elite dan pejabat kita sesekali mengukur dan membanding-bandingkan diri dengan Sengkuni dan Durna yang sudah jelas-jelas dicap sebagai tokoh buruk itu. Seberapa sih kualitas pribadi kita ini? (M-5)

Karinding, dari Sawah Naik ke Pentas

IWAN KURNIAWAN

Page 23: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Semula jadi alat pengusir tikus sawah, lantas nyaris ditelan zaman. Kini, karinding jadi penanda kebangkitan anak-anak muda tatar Sunda yang menolak tradisi mereka tergusur.

KICAUAN sekawanan burung pemakan bulir padi terdengar di Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Mereka hinggap di antara batang-batang padi yang merunduk, lalu mengepak sayap ke tanah melewati satu petak ke petak lainnya. Namun, para petani di sini tak kalah gesit. Untuk mengelabui burung-burung itu, mereka memasang orang-orangan agar padi yang mulai menguning keemasan tak dimakan burung.

Ancaman juga datang dari tikus yang memakan padi muda yang masih berumur 3-4 minggu. Kedua hewan itu menjadi predator bagi padi.

Tradisi bercocok tanam juga menjadi napas di kecamatan tetangga Warungkondang seperti Cugenang, Cibeber, Cianjur, Cilaku, dan Campaka. Sebagai lumbung padi Jabar, Cianjur menjadi pemasok utama beras berkualitas terbaik.

Di balik kegiatan mengolah tanah di Warungkondang, ada tradisi peninggalan leluhur berupa karinding, alat musik tiup tradisional Sunda, sebagai salah satu alat musik yang juga mujarab mengusir hama, terutama tikus sawah.

Meski kini karinding dihidupkan kembali di kalangan komunitas anak-anak muda di Ujung Berung, salah satunya dengan kelompok Karinding Attack, nyatanya di kalangan petani, metode mengusir hama menggunakan karinding nyaris ditelan bumi.

Sebagian besar petani sudah beralih ke pestisida, yang relatif mudah, cepat, dan terjangkau. “Pada era 60-an warga di sini bergotong royong memainkan karinding untuk mengusir beurit

Page 24: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

(tikus). Namun, sekarang mah sudah jarang terlihat atuh. Hanya satu-dua pemuda,“ aku Toto, 60, petani setempat, sepekan lalu.

Karinding memang tak lagi didengar di antara desau daun padi di sawah. Hanya sesekali remaja desa yang bermain-main di sawah memainkannya untuk menghilangkan kantuk.

“Sasakala (zaman dulu), karinding mah jadi permainan warga, tetapi sekarang sudah banyak lahan yang terjual. Mungkin zaman juga sudah berubah euy,“ papar Toto.

Bukan cuma di Cianjur, pada masa lalu karinding juga jadi bagian masyarakat Tasikmalaya dan Garut. Bahan utamanya, enau dan bambu, bentuknya ada tiga ruas sehingga mudah disimpan di saku celana atau kantong baju untuk dibawa bepergian.

Konon, karinding sudah dimainkan masyarakat agraris sejak kerajaan berdiri di tanah Sunda pada 932 dan 1579 Masehi. Fungsinya sebagai alat pengusir hama berpadu dengan aspek estetis dan kreativitas.

Suara binatang

Karinding berbentuk seperti sisir, panjangnya sekitar 5-7 cm. Untuk memainkannya, karinding ditempatkan di bibir, lalu ditepuk pada bagian pemukulnya. Pegangan karinding digesek dan ditepuk ujung jari.

Tepukan itulah yang akan menghasilkan resonansi suara. Karinding kerap dimainkan solo ataupun kelompok.

Pengatur nada dan irama yang disebut seroang menjadikan suara yang dihasilkan berbunyi secara repetitif. Pada akar tradisinya, karinding dimainkan bersama dengan takokak, alat musik berbentuk mirip daun, yang kini lebih sulit lagi ditemui. Suara dari getaran karinding biasanya bersuara rendah.

Hasil bunyi karinding bermacam-macam, sesuai gaya tiup dan gesekan tangan pemain. Suara yang dihasilkan bisa menyerupai belalang, jangkrik, dan burung. Itulah mengapa tikus di pematang sawah menjadi ciut.

Ketukan alat musik karinding yang disebut rahel berguna untuk membedakan siapa yang lebih dulu menepuk. Yang pertama menggunakan rahel kesatu, yang kedua menggunakan rahel kedua, dan ketiga menggunakan rahel ketiga.

Bila dimainkan secara grup, suara yang dihasilkan cukup beragam, bisa menyerupai suara kendang dan gong yang eksotis di telinga.

Kendati karinding tak lagi diperdengarkan di sawah, sejak 2008 komunitas anak-anak muda Ujung Berung, Bandung, yang peduli dengan kelestarian alat musik tradisional itu, Karinding

Page 25: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Attack, merawat tradisi ini. Mereka kerap tampil di berbagai pentas yang membuat banyak orang Sunda juga suku lainnya di Nusantara kian yakin dengan kekayaan tradisi negeri ini.

Dua nama ada di balik Karinding Attack, yaitu Ki Amenk dan Man Jasad. “Karinding memiliki bunyi yang bisa didekatkan dengan suara burung sehingga bisa dikolaborasi kan dengan alat musik modern sehingga menjadi musik kontemporer,“ kata etnomusikolog dari Universitas Pasundan Bandung, Asep Nata.

Dari sawah, lantas nyaris hilang, kini karinding pelan-pelan eksis di pentas. (M-3) [email protected]

Gagasan Pembaruan Islam Nurcholish Madjid

Page 26: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

USMAN KANSONG

PENGANTAR Dalam rangka memperingati 44 tahun Media Indonesia, redaksi akan mengupas 44 buku yang membawa perubahan dan mengubah Indonesia. Buku Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan karya Nurcholish Madjid menjadi buku ke-15 yang dibahas secara mendalam.

Pemikiran pembaruan Islam Nurcholis Madjid sangat memengaruhi cara pandang umat Islam Indonesia tentang agama dan negara mereka.

NURCHOLISH Madjid tak disangsikan merupakan tokoh utama dalam pembaruan Islam di Indonesia. Sejumlah kalangan menabalkan Cak Nur, panggilan akrabnya, sebagai lokomotif pembaruan Islam di negeri ini.

Sebagai pemikir atau cendekiawan, Cak Nur menuangkan gagasan pembaruan Islam lewat berbagai tulisannya. Sejumlah tulisannya sepanjang 1970 hingga 1980-an dikumpulkan dalam buku Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan.

Terang sekali lewat buku ini Cak Nur beijtihad membarukan atau memodernkan Islam sekaligus mengindonesiakannya.

Mengapa Islam harus dimodernkan? Dalam salah satu tulisannya, Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat, Cak Nur menulis bahwa kaum muslim mengalami kejumudan pemikiran dan pengembangan ajaran Islam. Itu artinya, keniscayaan

Page 27: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

membarukan atau memodernkan Islam tersebab oleh kemandekan berpikir di kalangan umat Islam.

Lalu, bagaimana memodernkan Islam? Menurut Cak Nur, agar Islam modern, kaum muslim harus menerapkan jargon `Islam, yes, partai Islam, no', mengutamakan kualitas ketimbang jumlah, meliberalisasi pandangan terhadap ajaran Islam, serta membentuk kelompok pembaruan yang liberal. Dalam meliberalisasikan pandangan terhadap ajaran Islam, Cak Nur mengajak umat Islam mengembangkan sekularisasi, kebebasan berpikir, serta keterbukaan akan ide-ide kemajuan.

Apalagi, tambah Cak Nur dalam artikel lainnya, Akar Islam Beberapa Segi Budaya Indonesia dan Kemungkinan Pengembangannya bagi Masa Depan Bangsa, muslim klasik pada dasarnya sangat modern, bersikap terbuka, demokratis, dan partisipatif.

`Masyarakat Muslim klasik itu modern (terbuka, demokratis, partisipatif), dan bahwa keadaan itu berubah total setelah tampilnya Bani Umayyah', tulis Cak Nur mengutip sosiolog agama Robert N Bellah.

Mengapa Islam perlu diindonesiakan? Dalam artikel yang sama, Cak Nur menjelaskan Indonesia sesungguhnya negeri muslim yang paling sedikit mengalami arabisasi. Indonesia ialah satu dari sedikit negara muslim yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasional. Islam di Indonesia pun terbuka kepada budaya budaya lokal Nusantara.Islam malah memengaruhi kehidupan sosial politik di Indonesia.

Dengan begitu, Cak Nur sesungguhnya tidak hendak mengindonesiakan Islam. Ia hanya hendak mendorong agar Islam model Indonesia yang seperti itu tetap dipertahankan. Ia menghendaki Indonesia yang islami, bukan Indonesia yang berideologikan Islam.Namun, perkembangan Islam pasca-Orde Baru justru membuat umat perlu mengembalikan keindonesiaan Islam di sini.

Pemikiran pembaruan Islam yang digagas Cak Nur pada masanya sangat memengaruhi cara pandang umat Islam Indonesia tentang agama dan negara mereka. Ambil contoh jargon `Islam, yes, partai Islam, no'. Cak Nur awalnya memakai jargon ini sekadar untuk memotret partai Islam ketika itu yang tidak terlalu laku di pasar politik meski sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam.

Gagasan pembaruan lainnya dari Cak Nur yang juga berpengaruh ialah sekularisasi. Melalui ide sekularisasi, Cak Nur hendak mengajak umat Islam di Indonesia untuk tidak mencampuradukkan antara yang ukhrawi dan duniawi, antara yang sakral dan profan. Cak Nur seperti ingin mengajak umat Islam untuk memisahkan politik atau ideologi yang duniawi dengan Islam yang sakral. Menyamakan Islam dengan ideologi sama saja mendegradasi Islam yang sakral menjadi sesuatu yang profan.

Tidak hanya di dalam negeri, pemikiran Cak Nur berpengaruh hingga ke mancanegara. Charles Kurzman memasukkan salah satu artikel Cak Nur dalam buku ini, Keharusan

Page 28: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat, ke buku Liberal Islam, A Source Book (1998). Dalam buku Liberal Islam ini, Cak Nur disejajarkan dengan pemikir pembaru Islam dari berbagai belahan dunia, seperti Yusuf Qardawi, Ali Shari'ati, dan Mohamad Arkoun.

Buku Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan diterbitkan pertama kali Juli 1987 oleh penerbit Mizan. Ia berulang kali mengalami cetak ulang. Edisi bajakannya pun beredar secara masif.

Di Indonesia, bila sebuah buku dibajak menunjukkan buku tersebut sangat penting, berpengaruh, dan laku keras di pasar. Pada 2014, Mizan menerbitkan ulang buku itu.

Pertanyaannya, apakah pemikiran Cak Nur yang dituangkannya di era 1970-an dan 1980-an masih relevan hingga buku ini harus diterbitkan lagi? Jawabannya jelas sangat relevan. Di era pascaOrde Baru, di tengah menguatnya konservatisme dan fundamentalisme Islam yang bersemangat menjadikan Islam sebagai ideologi, pemikiran pembaruan Cak Nur amatlah relevan. Demikian juga di tengah mengerasnya gerakan arabisasi dan wahabisasi Islam di Indonesia yang antara lain ditunjukkan oleh cara-cara berpakaian.

Kita harus membaca lagi gagasan pembaruan Cak Nur untuk mengembalikan arus Islam di negeri ini ke sungai kemodernan dan keindonesiaan. (M-2)

[email protected]

Page 29: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Dikritik tak Pernah Menghasilkan Buku Utuh

NURCHOLIS Madjid lahir di Jombang, Jawa, Timur, pada 17 Maret 1939. Setelah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur, ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Islam Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan tamat pada 1968. Mulai 1979 hingga 1984, ia melanjutkan pendidikan doktoral di University of Chicago dan meraih gelar PhD dengan disertasi berjudul Ibn Taimiya on Kalam and Falsafah: Problem of Reason and Revelation in Islam. Nurcholish pernah menjadi staf pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan mengajar di almamaternya, IAIN. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam selama dua periode berturut-turut.

Semasa mahasiswa, Nurcholish sudah akrab dengan gagasan pembaruan Islam. Ia menggemakan ide-ide pembaruan itu melalui forum diskusi ataupun tulisan.Nurcholish pernah didaulat berpidato menyampaikan gagasan pembaruan Islam di forum bergengsi di Taman Ismail Marzuki. Para pengkritiknya menganggap pemikiran Nurcholish antara lain sebagai sekularisasi nyeleneh, kontroversial, bahkan menyimpang dari ajaran Islam. Tak sedikit yang mengecap Cak Nur sesat dan murtad.

Kritik dilontarkan baik terhadap substansi pemikirannya maupun terhadap hal remeh-temeh, seperti bahwa Cak Nur tidak pernah menghasilkan buku utuh, kecuali buku kumpulan tulisan.

Namun, ada yang menganggap justru lewat berbagai tulisannya yang terentang hingga sekitar tiga dekade, orang bisa melihat evolusi yang konsisten dari pemikiran seorang Cak Nur.

Pada 1990-an, Nurcholish menulis di jurnal agama dan kebudayaan Ulumul Quran bahwa Islam adalah agama hanif. Hanif bermakna berserah diri kepada Tuhan. Kontan, pemikiran ini mengundang perdebatan.

Di Ulumul Quran edisi berikutnya, muncul tanggapan dari sejumlah intelektual. Cak Nur pun ditantang membedahnya di forum diskusi terbuka dengan pembanding sejumlah pengkritiknya yang keras seperti Daud Rasyid. Cak Nur melayani tantangan itu. Salah satu kritik menyebutkan apakah jika nonmuslim berserah diri kepada Tuhan, ia bisa disebut Islam juga.

Pada 2004, Nurcholish tertarik mengikuti konvensi kandidat presiden Partai Golkar. Namun, karena cuma bermodalkan visi dan misi, bukan gizi alias duit, ia mundur.

Nurcholish berpulang pada 29 Agustus 2005. Selain gagasan pembaruan Islam, ia juga mewariskan lembaga kajian Islam Paramadina dan Universitas Paramadina.(Uka/M-2)

Page 30: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

BUKU BARU –

Rahasia-Rahasia Ali Moertopo

DENGAN mengawali karier militer sebagai serdadu Belanda, Ali Moertopo merupakan simpul penting Soeharto dan politik Orde Baru. Dia intel, aktivis, dan politikus ulung.

Ali Moertopo membuka jalan bagi kekuasaan Soeharto. Dia meremukkan demokrasi justru ketika Indonesia tengah meninggalkan otoriterisme Bung Karno. Ia menggelar pelbagai operasi khusus, yakni membabat partai politik untuk membesarkan Golkar dan menciptakan fobia pada Islam dengan merangkul kelompok Islam radikal. Ali membuat politik tampil dalam wujud yang paling suram: kasak-kusuk dan adu domba.

Setelah menjalani hidup yang penuh misteri, Ali tersingkir di babak akhir. Ia menyerah kepada serangan jantung keempat di meja kerja.

Kisah Ali Moertopo merupakan jilid ketiga seri Tokoh Militer yang diangkat dari liputan khusus majalah mingguan Tempo, Oktober 2013. Serial ini mengupas, menguak, dan membongkar mitos kehidupan para perwira militer. (M-2)

***

OBROLAN Pembaca Media Indonesia (OPMI) memilih buku Guru Sejati Hasyim Asy'ari karya Masyamsul Huda untuk dibedah. Buku ini menguraikan perjuangan Hasyim Asy'ari sebagai pendiri Pondok Pesantren Tebuireng dan perjuangan melawan kompeni Balanda.

Pembaca yang berminat mengupas buku ini lewat OPMI, silakan mengirimkan data diri ke [email protected], paling lambat 17 Mei 2014, dengan subjek OPMI MEI. Kami akan mengirimkan buku untuk Anda baca sebelum mendiskusikannya. Terima kasih atas perhatiannya.

Salam.

Page 31: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

PIYU

Makin Mantap Bersolo Karier

FATHIA NURUL HAQ

Ia tidak ingin terus-terusan diidentikkan dengan band Padi. Ia ingin menjadi Piyu yang independen.

SATRIYO Yudi Wahyono atau akrab disapa Piyu Padi baru-baru ini merilis album solo perdananya pascaberpisah dari grup band yang membesarkan namanya, Padi. Gitaris asal Surabaya itu semakin mantap bersolo karier dengan menggandeng sejumlah penyanyi untuk menggarap album solo perdananya itu.

“Baru saja aku rilis album terbaru aku. Album solo Piyu baru beberapa minggu yang lalu. Isinya lebih ke featuring ya, jadi banyak artis, banyak penyanyi. Ada Kotak, Inna Kamarie, ada Anji, ada Citra Scholastika, Killing Me Inside. Jadi berbagai macam genre, ada Latin, ada rock, ada emo,“ ujarnya saat ditemui di New Rock Fashion Weekend Jakarta 2014, Jakarta, Jumat (9/5).

Album solo perdananya yang diberi nama Piyu itu berisi 10 lagu yang selama ini Piyu ciptakan untuk penyanyi-penyanyi yang digandengnya. Ia menambahkan album itu merupakan pembuktian bahwa dirinya bisa menciptakan lagu untuk orang lain, bukan hanya untuk Padi.

“Kan orang tahu aku identik sama Padi, bikin lagu yang nyanyi Fadly (vokalis Padi). Ibaratnya kayak saya ini dianggap seperti enggak bisa bikin lagu untuk orang lain gitu lo. Itu sudah saya lakukan sampai enam album. Sekarang saya bikin album (solo) mau nunjukin saya bisa bermain di segala macam area,“ paparnya.

Piyu juga mengakui album itu dibuat dengan tujuan menghindari anggapan masyarakat bahwa dirinya identik dengan Padi. Ia tidak ingin nama itu terus melekat pada dirinya yang kini tengah bersolo karier.

“Makanya, kalau manggil saya Piyu saja, enggak usah pakai Piyu Padi, Piyu gitaris Padi, sudahlah, Piyu saja, Piyu yang independen.“

Saat ditanya soal lagu yang jadi andalannya di album tersebut, ia mengungkapkan semua lagu di album itu ialah lagu andalannya. Sebab, album itu mencakup berbagai genre dari penyanyi-penyanyi yang disukai masyarakat luas. “Semuanya lagu andalan. Ada empat lagu yang juga buat soundtrack film. Di album ini, karakter penyanyinya berbeda-beda.Habis dengar lagu cewek, lalu dengar vokalis cowok, terus dengar band,“ jelas laki-laki kelahiran Surabaya, 15 Juli 1973, itu.

Page 32: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Rock star

Alih-alih dilekatkan dengan Padi, Piyu lebih senang diidentikkan dengan rock star, julukan yang memang tersemat di dirinya.

“Sudah lama saya suka istilah itu. Semenjak SMP, memang selalu bikin image rock star.Kayaknya, sejak muda aku sudah kebayang ingin jadi apa,“ imbuh. Baginya, istilah rock star tidak sebatas image musikus, tetapi sebuah identitas yang mengusung spirit kebebasan berekspresi.

“Rock star itu seperti sebuah semangat, spirit kebebasan untuk mengekspresikan diri, bebas untuk menantang motivasi. Apa pun yang kita lakukan selalu ada tantangannya,“ tandas pria yang telah lebih dari 17 tahun berkiprah di industri musik itu.

(Triyanisa/metrotvnews.com/H-3) [email protected]

Page 33: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

METALLICA

Antara Album dan Keluarga

BAND Metallica berencana menggarap album baru tahun ini. Namun, lancar tidaknya rencana tersebut bergantung pada kepiawaian para personel band asal Los Angeles, AS, itu dalam mengurus keluarga.

“Kami sangat ingin membuat album baru, tetapi kami sudah memiliki perjanjian tur dan kami juga disibukkan dengan keluarga. Semoga pada musim panas ini kami mengerjakan album. Ini sepertinya akan sulit karena anak-anak kami libur sekolah juga,“ papar sang gitaris, Kirk Lee Hammett, kepada Guitar World, baru-baru ini.

Hammett menambahkan para personel saling mengingatkan bahwa September ini merupakan waktu bekerja keras menggarap album tersebut.

Lagu Lords of Summer yang sempat dirilis beberapa waktu lalu disebut sebagai demo kasar dari album baru mereka. “Karena waktunya terburu-buru, saya belum sempat mengulik bagian solo gitar di Lords of Summer. Jika Anda membandingkan solo gitar versi demo dengan apa yang sekarang saya mainkan di konser Amerika Selatan, itu sangat berbeda. Sekarang solo gitarnya jauh lebih halus,“ papar Hammett. (metrotvnews.com/H-3)

Page 34: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Ismail Marzuki sang Pahlawan Musik

IWAN KURNIAWAN

Seratus tahun bukan sekadar hitungan, tetapi ada upaya untuk mengenang terus namanya hingga 1.000 tahun mendatang.

Engkau gadis muda jelita bagai sekuntum melati

engkau sumbangkan jiwa raga di tapal batas Bekasi...

SEPENGGAL lirik lagu berjudul Melati di Tapal Batas ciptaan Ismail Marzuki itu terdengar jelas. Seorang pengunjung memutarnya dari ponsel secara perlahan di pelataran Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pertengahan pekan ini.

Di dalam ruangan, sederet pembicara tampak serius mengupas perjalanan hidup Ismail Marzuki. Mereka yang menjadi pembicara sore itu ialah pengamat musik Bens Leo, kritikus musik Yapi Tambayong, dan musikus Suka Harjana.

Tahun ini memang genap 100 tahun usia Ismail Marzuki. Untuk memperingati usia tersebut, berbagai acara digelar, mulai diskusi, pameran karya, hingga lomba paduan suara dengan lagu-lagu Ismail Marzuki.

Tak mengherankan, Bens menilai lagu-lagu Ismail Marzuki bersifat long lasting sehingga selalu enak dan asyik didengarkan di setiap waktu. “Ismail Marzuki ialah inspirator bagi generasi musisi dan pencipta lagu karena kapabilitas sebagai pemusik,“ nilai Bens di sela-sela diskusi.

Sepanjang sejarah, nama Ismail Marzuki akan dikenang karena lagu-lagu terbaik terlahir dari tangannya. Sebut saja Rayuan Pulau Kelapa (1944), Gugur Bunga (1945), Sepasang Mata Bola (1946), Selendang Sutera (1946), hingga Melati di Tapal Batas.

Cacat

Terlepas dari kehebatan Ismail Marzuki, di mata Yapi, ada beberapa kejanggalan semasa hidup Ismail. Pertama, Halo Halo Bandung yang diakui sebagai karya Ismail Marzuki. Lagu itu dicantumkan dalam Piagam Widjajakusuma yang ditandatangani Presiden Soekarno. Namun, Halo Halo Bandung dengan melodi berbeda muncul pertama kali di Bandung pada 1923 yang dinyanyikan Willy Derby, penyanyi beken Belanda di Bandung. “Artinya lagu ini sudah populer ketika Ismail Marzuki baru berusia 9 tahun,“ jelas Yapi.

Page 35: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

Yapi juga menyebutkan, yang paling celaka, yaitu dua lagu yang jelas-jelas hak ciptanya ada di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun pembuatannya diakui sebagai karya Ismail Marzuki, yaitu Panon Hideung dan Auld Lang Syne.

Ismail Marzuki di mata Suka ialah pahlawan nasional. Pasalnya, Ismail Marzuki memasukkan unsur keindonesiaan yang kuat dalam karya-karyanya.

Ada orisinalitas karena Ismail Marzuki mengangkat keroncong asli Indonesia. “Saya sudah keluar-masuk kampung di Portugal, tetapi tak ada keroncong. Jadi, keroncong sebagai local genius kita.“ (M-2) miweekend @mediaindonesia.com

Page 36: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

BIDASAN BAHASA

Berita Terkini

SUPRIANTO ANNAF Staf Bahasa Media Indonesia

Bentukan kata ‘terkini’ tertolak dan merupakan bentukan kata yang menyimpang dari kaidah morfologi bahasa Indonesia.

SEPERTI lomba lari, semua portal berita daring dan stasiun TV berpacu menyajikan berita terbaru. Mereka memikat pembaca dengan selalu memperbarui berita setiap menit, bahkan detik. Di stasiun TV, berita terbaru tersaji secara ajek setiap jam. Situs berita pun seakan wajib untuk memiliki rubrikasi berita terkini, yang akan selalu diklik pembaca saban berkunjung ke situs itu. Tentu tidak saja berita pemilu atau capres yang lagi hangat di Tanah Air, berita olahraga, bencana, dan peristiwa lain seperti hilangnya MH 370 dan tenggelamnya kapal Sewol di Korsel tersaji dalam `berita terkini'.

Secara bentuk kata, ada ketidakberterimaan dari kata `terkini'. Pasalnya, pembentukan kata itu diturunkan dari kata `kini' yang berkelas kata benda (nomina) lalu dilekatkan afiks ter- sehingga menjadi kata `terkini'. Padahal, lazimnya dalam morfologi bahasa Indonesia, afiks ter- dilekatkan pada kata yang berkelas adjektiva (sifat) dan kata verba (kerja). Sebut saja ada kata `terbaru', `terlama', atau `tercantik'.

Dasar bebas kata-kata itu ialah `baru', `lama', dan `cantik', yang berkelas kata adjektiva. Turunan kata-kata itu bermakna `paling baru', `paling lama', dan `paling cantik'.

Sebaliknya, prefiks ter- tidak pernah dilekatkan pada kata benda atau penanda waktu selain berkelas adjektiva seperti contoh itu. Misalnya, kata `kemarin', `saat', `petang', `siang', `malam', dan `sore' yang notabene berkelas nomina (benda), tidak dapat diturunkan menjadi kata `terkemarin', `tersaat', `terpetang', `tersiang', `termalam', dan `tersore'. Kalaupun sering terdengar kalimat `kereta tersore pukul 17.00 WIB', itu bukan termasuk pembentukan kata atau kalimat yang tepat karena sering kali juga hanya `tersaji' dalam ragam lisan.

Selain pada kata berkelas adjektiva, prefiks ter- juga dapat dilekatkan pada kata yang berkelas verba (kerja). Misalnya, kita sering menggunakan kata `terjatuh', `tersingkir', `terkulai', dan `tersisih' untuk beberapa kalimat `benda itu terjatuh', `caleg petahana tersingkir dari Senayan', `mawar itu terkulai layu', dan `koruptor itu tersisih dari pergaulan'. Kata-kata itu diturunkan dari dasar verba `singkir', `kulai', dan `sisih'. Lalu diimbuhkan prefiks ter- yang ternyata tidak mengubah kelas kata.

Gejala kebahasaan yang muncul pada kata `terkini' disebabkan paradigmatik yang keliru dan pakta manasuka. Pemakai bahasa mungkin saja membentuk kata `terkini' karena menganggap

Page 37: Artikel Pilihan Media Indonesia 11 Mei 2014

kata itu berkelas sama dengan kata `baru' atau `lama' seperti di atas. Padahal, sekali lagi, kata `baru' dan kata `lama' berkelas sifat, sedangkan kata `kini' berkelas kata benda.

Di samping itu, pakta manasuka sering kali menjadikan pemakai bahasa `sesuka hati' membentuk kata. Anggapan bahwa bahasa merupakan budaya masyarakat (hipotesis Sapir-Whorf) tidak selalu berterima.

Tetap harus ada norma dan kaidah linguistik yang distandarkan. Karena itu, bentukan kata `terkini' tertolak dan merupakan bentukan kata yang menyimpang dari kaidah morfologi bahasa Indonesia. Bukankah bentuk kata menjadi hal penting, selain makna kata itu sendiri?Sebagai gantinya, stasiun TV dan media daring dapat menggunakan `berita terbaru' atau `berita kekinian' yang bermakna `sekarang atau keadaan kini', tanpa harus mempertahankan `berita terkini'.

***

Media Indonesia menerima kiriman artikel yang terkait dengan bahasa, dengan panjang naskah 440 kata dan berformat .doc (word document). Naskah dikirim ke alamat surat elektronik [email protected].