Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

63
Ngeri-Ngeri (tak) Sedap di Ujung Jabatan SUDAH jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa itu sangat tepat menggambarkan nasib politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana. Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat yang gemar mengumbar senyum itu harus menerima kenyataan gagal kembali menjadi anggota DPR periode 2014-2019. Di daerah pemilihan Sumatera Utara 1 yang meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi, Sutan kalah

Transcript of Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Page 1: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Ngeri-Ngeri (tak) Sedap di Ujung Jabatan

SUDAH jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa itu sangat tepat menggambarkan nasib politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana. Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat yang gemar mengumbar senyum itu harus menerima kenyataan gagal kembali menjadi anggota DPR periode 2014-2019.

Di daerah pemilihan Sumatera Utara 1 yang meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi, Sutan kalah bersaing dengan rekan separtainya, Ruhut Sitompul. Belum berhenti di situ, Komisi Pemberantasan Korupsi pun menetapkan Sutan sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi terkait dengan pembahasan anggaran APBN-P 2013 di Kementerian ESDM. Sutan yang sering mengumbar istilah `ngeri-ngeri sedap' diduga menerima hadiah atau janji terkait jabatannya selaku Ketua Komisi Energi.

Page 2: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Menurut juru bicara KPK Johan Budi SP, Sutan diduga menerima hadiah atau janji dan gratifikasi berkaitan dengan fungsinya selaku ketua Komisi VII. “Terkait dengan pengembangan kasus SKK Migas,“ kata Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/5).

Saat ditanya mengenai status tersangka itu, Sutan malah mengirim renungan harian. “Sesungguhnya Dia yang mengujimu dengan sedikit masalah, adalah Dia yang selama ini membanjirimu dengan lautan nikmat,“ balas Sutan via pesan singkat.

Ketua KPK Abraham Samad menegaskan pihaknya bakal membongkar kasus tersebut.“Kita dalami karena ingin lihat aktor lain selain Sutan yang mungkin terlibat.“

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menghormati langkah lembaga antirasywah itu. “Kita hormati proses hukum,“ ujarnya.

Pascapenetapan status tersangka, kediaman Sutan di kawasan elite Villa Duta Kota Bogor, Jawa Barat, ramai dikunjungi kerabat. Meski demikian, tidak satu pun pihak keluarga yang mau angkat bicara. Lagi-lagi sang kader terjerat korupsi, 'masuk tuh barang...' (Ben/Che/X-5)

Page 3: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Peringatan Pertama buat DPR Baru

Rapor buruk DPR sekarang, terutama dalam hal korupsi, harus menjadi alarm untuk setiap langkah dan kerja anggota dewan yang terhormat periode 2014-2019.

KOMISI Pemilihan Umum pada Rabu (14/5) resmi mengumumkan perolehan kursi anggota legislatif di DPR dan DPD periode 2014-2019. Untuk DPR ditetapkan sebanyak 560 anggota dan untuk DPD 132 anggota.

Pada hari itu juga, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Komisi VII DPR periode 2009-2014 dari Partai Demokrat Sutan Bhatoegana sebagai tersangka kasus korupsi. Sutan diduga menerima hadiah atau janji yang berkaitan dengan pembahasan APBN perubahan di Kementerian ESDM pada 2013.

Adanya kesamaan waktu antara penetapan anggota parlemen periode mendatang oleh KPU dan penetapan anggota parlemen periode sekarang sebagai tersangka oleh KPK mungkin hanya sebuah kebetulan. Namun, kebetulan itu punya makna sangat dalam.

Jika diibaratkan lampu alarm, itu peringatan pertama bagi para legislator periode 2014-2019 bahwa korupsi telah telanjur menjadi salah satu identifikasi anggota DPR, terutama pada dua periode terakhir. Penghambaan terhadap uang sudah menghilangkan nurani dan memengaruhi tabiat sebagian dari mereka.

Selama hampir lima tahun masa tugas DPR periode ini, rakyat hampir selalu disuguhi sajian-sajian tak bermutu dari para wakilnya. Kini, mereka tak hanya malas bersidang, tapi juga rajin menjarah uang negara. Sekarang, mereka tak cuma makin menjauh dari rakyat yang diwakili, tapi juga kian sibuk menebalkan kantong sendiri dengan memperbanyak korupsi.

Kita mencatat, Sutan bukan yang pertama dan mungkin juga bukan yang terakhir berurusan dengan KPK. Bukan tidak mungkin anggota Komisi VII DPR yang lain akan dijadikan tersangka dalam kasus yang sama.

Data survei Transparency International Indonesia yang dirilis Maret 2014 lalu sungguh memprihatinkan. Sedikitnya 37 anggota DPR 2009-2014 terseret kasus korupsi dan diperiksa KPK. Itu belum termasuk Sutan dan beberapa `bakal calon' tersangka lain dari kasus penerimaan hadiah atau janji yang berkaitan dengan pembahasan APBN-P di Kementerian ESDM pada 2013 tersebut.

Fakta itu mestinya juga menjadi catatan paling atas bagi para anggota legislatif terpilih yang bakal menduduki kursi di Senayan lima tahun ke depan. Rapor buruk DPR sekarang, terutama dalam hal korupsi, harus menjadi alarm untuk setiap langkah dan kerja anggota dewan yang terhormat periode 2014-2019.

Page 4: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Memang, sebagian dari mereka ialah muka-muka lama yang mungkin saja sudah terkontaminasi oleh tabiat-tabiat lama. Namun, tidak sedikit pula wajah-wajah baru yang mestinya bisa menyegarkan. Bukan saja membuat segar secara tampilan, melainkan juga mampu menyegarkan otak dan nurani parlemen agar kembali memikirkan rakyat, bukan malah menilap uang rakyat.

Wahai para wakil rakyat yang baru, jangan sia-siakan suara rakyat yang telah memilih Anda. Di tangan Andalah teriakan dan jeritan rakyat dititipkan. Rakyat adalah tuan. Kalau Anda masih saja mendewakan harta dan menjadikan rasywah sebagai budaya, niscaya rakyatlah yang akan memecat Anda.

Page 5: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

JK atau Abraham Samad

CAHYA MULYANA

Elektabilitas pasangan dalam survei nama kandidat cawapres bagi Jokowi mengerucut kepada dua nama. Di sisi lain, Partai Golkar kian merapat ke PDIP.

NAMA kandidat calon wakil presiden bagi Joko Widodo semakin mengerucut. Setelah beberapa kali terjadi tarik-menarik, kemarin, tim koalisi yang telah sepakat mencalonkan Jokowi sebagai capres menyepakati dua nama kandidat untuk dipilih sebagai pendamping Jokowi.

Sumber Media Indonesia memaparkan terjadi pertemuan di kalangan partai-partai yang telah sepakat mengusung Jokowi sebagai capres, Rabu (14/5). Pertemuan dihadiri ketiga unsur partai koalisi, yakni PDIP, Partai NasDem, dan PKB.

“Dalam pertemuan tersebut disepakati dua nama untuk dipilih sebagai pendamping Jokowi. Kedua nama tersebut ialah mantan Wapres Jusuf Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad,” kata sumber tersebut, tadi malam.

Ia menambahkan, kedua nama itu akan terus dimatangkan untuk diputuskan sebelum di tetapkan dan didaftarkan bersama Jokowi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selaras dengan hal itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Puan Maharani mengatakan calon cawapres pendamping Jokowi akan diumumkan hingga pendaftaran ke KPU dilakukan. Hal itu disebabkan masih ada proses pematangan dan perbincangan dengan partai pendukung, yakni Partai NasDem dan PKB.

“Cawapres akan diumumkan dalam rentang waktu sampai hari terakhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres di KPU. Jika nantinya ada partai lain ikut, juga akan diajak merumuskan cawapres untuk Pak Jokowi,” jelasnya.

Selain itu, masih kata Puan, PDIP masih terus mematangkan strategi kandidat cawapres dari internal PDIP atau eksternal. “Kandidat cawapres saat ini memang sedang dimatangkan, apakah akan diambil dari internal PDIP, seperti saya salah satu kandidatnya, ataupun eksternal PDIP, seperti juga nama Pak Abraham Samad.“

Kesiapan Abraham

Di sisi lain, Ketua KPK Abraham Samad semakin tegas memberikan isyarat terkait kesiapannya dicalonkan sebagai wapres. Dalam perbincangan dengan wartawan, ia mengatakan sudah menanyakan pencalonanan itu kepada pemimpin lain di KPK. “Sudah

Page 6: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

(direstui),“ kata Abraham, kemarin. “Tidak (menolak). Saya sudah tanya pimpinan lain, tidak ada (yang menolak).“

Namun, hal itu dibantah Wakil Ketua KPK Busryo Muqoddas. “Setahu saya belum ada rapim tentang hal itu,“ kata Busyro, tadi malam. Busyro malah menyarankan Abraham fokus melaksanakan tugas ketua KPK hingga masa jabatan berakhir. “Saya sudah lama sarankan agar dia berhikmat saja di KPK sampai akhir 2015,“ katanya.

Wakil Ketua KPK Zulkarnaen juga mempertanyakan pernyataan Samad. “Tanyakan saja kepada yang bersangkutan, siapa maksudnya pimpinan lain itu,“ kata Zulkarnain.

Pada bagian lain, setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (14/5), Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, kemarin. (Ben/Che/X-6)

[email protected]

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @Midotcom. Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com

Page 7: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

DUKUNGAN UNTUK JOKOWI TANPA SYARAT

KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pihaknya mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) ikhlas tanpa prasyarat apa pun demi mengatasi permasalahan bangsa yang kompleks.

“Dukungan ini diikhlaskan secara sungguh-sungguh tanpa prasyarat apa pun untuk mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden,“ ujar Surya Paloh dalam deklarasi koalisi PDIP dengan Partai NasDem dan PKB untuk mendukung Joko Widodo sebagai capres di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5).

Menurut Surya, dirinya menaruh harapan besar bersama untuk menjalankan fungsi dan peran koalisi partai tersebut demi mengatasi permasalahan yang kompleks.

“Ketika kita bisa menempatkan komitmen bersama, Partai NasDem akan terpanggil. Seluruh kemampuan dan sarana yang ada tanpa prasyarat apa pun untuk mendukung Jokowi sebagai calon presiden,“ ujar Surya.

Ia mengatakan seluruh persepsi dari berbagai kelompok masyarakat yang ada melihat para elite mabuk dengan kekuasaan. “Tidak ada ruang dan ideologi. Yang dimilikinya adalah kepentingan kelompok maupun partainya itu lebih penting daripada kepentingan kebangsaan,“ kata dia.

Karena itu, Partai NasDem ingin memperjuangkan komitmen tersebut bersama PDIP dan PKB, ketika menempatkan satu kesepakatan untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.

“Kami menginginkan sosok pemimpin bangsa yang bisa membangun semangat dengan kesederhanaan, apa adanya, di dalam relung hati Jokowi. Rapatkan barisan, singsingkan baju untuk memenangkan Jokowi,“ tegasnya.

Capres Joko Widodo juga mengatakan kemurnian kerja sama tiga partai harus dijaga hingga kapan pun. Hingga saat ini tidak ada pembicaraan soal bagi-bagi kekuasaan di antara tiga partai yang mengusung dirinya.

Terkait kriteria calon pendampingnya nanti menurut Jokowi haruslah berkomitmen, berdedikasi, dan bekerja keras. “Itu yang saya inginkan. Tidak masalah dia tua atau muda.Sama saja,“ imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan dirinya masih menunggu dengan tetap membuka peluang kepada parpol lain yang berpikir hendak mendukung poros capres Jokowi asal mereka mau meninggalkan tabiat buruk politik transaksional.

Page 8: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

“Kalau ke kami (mendukung Jokowi), Anda sudah tahu persyaratannya. Kami ingin membuat sejarah bahwa masih ada partai politik yang memperjuangkan idealisme. Cita-cita proklamasi menghendaki berbudaya dengan kepribadian gotong royong, bukan individual,“ tandas presiden kelima RI itu.

Tuai penolakan

Di poros lain, Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional (PAN) secara aklamasi menyepakati untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra guna mengusung Ketua Umum Dewan Pembina Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Keputusan rakernas tersebut dibacakan langsung oleh Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.

“Kita telah menetapkan berkoalisi dengan Partai Gerindra. Kedua, PAN menetapkan untuk mencalonkan Saudara Prabowo sebagai calon presiden,“ kata Hatta.

Ia pun menegaskan koalisi yang dibentuk bukanlah atas dasar pendekatan pragmatis apalagi transaksional.

Namun, langkah PAN tersebut mendapat penolakan dari salah satu pendirinya, Goenawan Mohamad. Ia mengaku sangat kecewa karena PAN mengusung Prabowo, yang dianggap salah satu kekuatan di masa Orde Baru yang ingin memadamkan gerakan prodemokrasi.

“PAN kelanjutan dari gerakan prodemokrasi yang melawan kekuasaan otoriter Jenderal Soeharto. Namun, saat ini PAN makin terseret ke dalam oportunisme. Yang diupayakannya hanyalah agar ketua umum dapat jabatan wakil presiden,“ kata pria yang akrab disapa GM itu. (Yah/ Ant/P-5)

[email protected]

Page 9: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Toleransi dan Kemajemukan Harus Dirawat

WAKIL Presiden Boediono mengajak umat beragama di Indonesia untuk merawat sikap toleransi, kemajemukan, dan kesatuan. Hal itu disampaikan Wapres Boediono saat menghadiri puncak peringatan Hari Raya Waisak 2558 BE di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Rabu (14/5) malam.

Hadir dalam peringatan itu Menteri Agama Suryadharma Ali, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan umat Buddha dari 20 negara.

Di tengah krisis global, kata Boediono, Buddha telah mengajarkan empat hal penting tentang hakikat hidup manusia.

“Yakni cinta kasih, welas kasih, simpati dan empati, serta keseimbangan. Ini sangat penting bagi umat manusia, terlebih bangsa Indonesia yang majemuk,“ kata Wapres.

Alhasil, sikap toleransi menjadi modal penting bagi bangsa Indonesia dalam mencapai kemajuan. “Bangsa ini bisa survive, maju, dan unggul dalam nilai-nilai luhur karena adanya semangat toleransi, persatuan, dan kemajemukan,“ tegasnya lagi.

Sebelumnya Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira dalam pesan Waisak menyatakan kemajemukan dan sikap toleransi harus terus dijaga di NKRI karena hal tersebut merupakan hakikat ajaran Buddha.

Puncak peringatan Trisuci Waisak diakhiri dengan berjalan dan berdoa di Candi Borobudur dan pelepasan lampion pada pukul 02.00 WIB. Hingga hari ini umat Buddha yang berada di Kompleks Candi Borobudur masih memanjatkan doa-doa.

Kegiatan peringatan Waisak dilaksanakan sejak 11 Mei dengan diawali aksi sosial operasi bibir sumbing, sunatan massal, dan pemberian bantuan sembako. Acara dilanjutkan dengan karnaval umat Buddha dari Candi Mendut hingga Borobudur dengan berjalan kaki pada siang hari.

Umat Buddha yang merayakan Waisak di Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah, atau tepatnya di pelataran Candi Prambanan, mendoakan Joko Widodo alias Jokowi menjadi presiden Republik Indonesia mendatang. (Nda/TS/FU/X-5)

Page 10: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Pejabat akan Jadi Tersangka Kasus Haji

RAJA EBEN LUBIS

KPK tinggal sekali lagi melakukan gelar perkara sebelum meningkatkan status perkara ke tingkat penyidikan.

KOMISI Pemberantasan Korupsi akan meningkatkan kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013 ke penyidikan. Ketua KPK Abraham Samad pun menyatakan petinggi di negeri ini bakal menjadi tersangka.

“Pokoknya nanti satu dua minggu ke depan (akan diumumkan). Silakan dikawal, saya titip, dua tiga minggu mungkin Anda sudah bisa menyaksikan,” kata Abraham seusai menjadi pembicara dalam Rapimnas Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, kemarin.

Saat ditanya apakah petinggi itu berasal dari Kemenag seperti Menteri Agama Suryadharma Ali atau Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito Abimanyu, Abraham enggan menjelaskan. Ia hanya mengatakan penetapan tersangka nantinya akan menjadi titik awal untuk membongkar dugaan korupsi penyelenggaraan haji secara utuh.

“Masih sekali lagi (ekspos), tapi sudah Insya Allah. Silakan terjemahkan sendiri siapa orang (tersangka) yang berkompeten,” ucapnya.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebelumnya mengungkapkan penyelidikan kasus haji terfokus ke soal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) serta pengadaan barang dan jasa seperti katering dan akomodasi. Begitu juga soal fasilitas naik haji yang diberikan ke pihak tertentu yang tidak sesuai dengan ketentuan.

KPK sudah meminta keterangan Suryadharma, Anggito, dan beberapa pegawai Kemenag. Lembaga antirasywah itu juga memeriksa Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari PKS, Jazuli Juwaini, dan anggota Komisi VIII Hasrul Azwar (PPP).

Seusai diperiksa 10 jam, Selasa (6/5), Suryadharma mengatakan dirinya tidak mampu menjangkau terlalu detail ke jajaran di bawahnya dalam penyelenggaraan haji. “Itu saya serahkan semuanya kepada pihak KPK yang pada saat ini melakukan penyelidikan. Saya tidak bisa menjangkau terlalu detail ke bawah karena penyelenggaraan haji dengan total 194 ribu jemaah itu bukan pekerjaan yang mudah.’’

Anggito yang diperiksa KPK Maret silam juga mengaku ditanya seputar prosedur dan regulasi yang berkaitan dengan pengadaan katering, pemondokan dan transportasi jemaah. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah sejak awal 2013

Page 11: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

menyerahkan hasil analisis tentang penyelenggaraan haji. PPATK mengindikasikan terjadi penyimpangan dalam pengelolaan dana BPIH sebesar Rp80 triliun dengan bunga sekitar Rp2,3 triliun sepanjang 2004-2012.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisa Anggaran ICW Firdaus Ilyas menilai pihak yang bertanggungjawab dalam dugaan penyelewengan penyelenggaraan haji 2012-2013 bisa staf pengadaan barang dan jasa hingga menteri. ‘’Kalau menurut ICW yang paling bertanggungjawab menteri agama. Namun siapa yang akan menjadi tersangka tergantung alat bukti yang ditemukan.’’

Ia berharap, penetapan petinggi negeri sebagai tersangka nanti menjadi pintu masuk KPK untuk membongkar penyelewengan yang diduga terjadi pula dalam pengelolaan dana haji. “Masalah besarnya adalah bertumpuknya regulasi, operasional, pengawasan, bahkan sampai evaluasi pada Kemenag sehingga kayak jeruk makan jeruk,” tandas Firdaus. (Nur/Cah/X-8)

Page 12: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Anggota Baru Diharapkan Ubah Citra DPR

"Kami membacakan kepada saksi, apakah (pengumuman) hari ini sama dengan yang dibacakan pada 9 Mei 2014." --Husni Kamil Manik Ketua KPU

WAJAH-WAJAH baru bakal menghuni Gedung DPR. Pasalnya, hampir separuh dari 560 anggota parlemen yang ditetapkan dalam rapat pleno di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rabu (14/5) tersebut ialah pendatang baru.

Selain mengumumkan 560 anggota DPR, dalam rapat pleno yang dihadiri Bawaslu, perwakilan parpol dan caleg DPD itu, KPU pun menetapkan 132 anggota DPD untuk periode 2014-2019.

“Kami membacakan kepada saksi, apakah (pengumuman) hari ini sama dengan yang dibacakan pada 9 Mei 2014,” kata Ketua KPU Husni Kamil Manik, Rabu (14/5).

PDIP menjadi partai pendulang kursi terbanyak di DPR, yakni 109 kursi. Menurut catatan Puskapol UI, dari 77 dapil yang diperebutkan, PDIP mutlak menguasai 36 dapil, diikuti Golkar 25 dapil, PKB 6 dapil, Gerindra dan Partai Demokrat 4 dapil, serta PAN dan PPP 1 dapil.

Menurut Komisioner KPU Ida Budhiati, pada pileg kali ini ada 96 caleg perempuan terpilih. “Menurun dibandingkan periode 2009-2004, yakni 101 caleg perempuan.” Saat menanggapi hasil penetapan KPU tersebut, Wakil Koordinator ICW Agus Sunaryanto meragukan kinerja parlemen 2014-2019 bisa berubah.

“Saya ragu karena rekrutmen parpol dalam mencari caleg tidak berubah. Rekrutmen tidak berdasarkan kapasitas dan rekam jejak calon, tetapi lebih kepada pendekatan calon dengan kontribusi mahar politik kepada partai untuk mendapatkan nomor urut bagus. Jadi, meskipun 40% orang baru, saya tidak berharap banyak,“ ujar Agus.

Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Lucius Karus mengakui munculnya wajah baru di parlemen memunculkan setitik harapan.

“Caleg baru bisa berdampak signifikan terhadap kinerja DPR. Bisa jadi mereka terpacu untuk bekerja lebih semangat,“ ungkap Lucius.

Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Saldi Isra berpendapat wajah baru di DPR seharusnya mampu menimbulkan harapan baru.

“Akan tetapi, lima tahun lalu juga banyak wajah baru, tetapi tidak banyak mengubah citra DPR,“ jelas Saldi.

Page 13: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Persoalannya, biaya politik yang mahal menjadi ganjalan anggota baru DPR untuk bekerja maksimal.

“Akhirnya, mereka malah sibuk bagaimana mengembalikan modal besar untuk meraih tiket ke Senayan itu,“ tandas Saldi. (Pol/Nov/Alw/X-3)

Tiga Karyawan Swasta Dicegah KPK

Page 14: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

KOMISI Pemberantasan Korupsi memeriksa Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bogor M Zairin dan petinggi PT Bukit Jonggol Asri (BJA) FX Yohan Yap, tersangka kasus dugaan suap pengurusan rekomendasi alih fungsi hutan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (14/5).

Sekitar pukul 14.00 WIB, M Zairin yang mengenakan baju tahanan KPK tiba lebih dulu di Gedung KPK. Tidak lama berselang, giliran Yohan Yap sebagai pihak penyuap tiba di Gedung KPK.

M Zairin tidak mau banyak berkomentar soal kasus suap yang menjeratnya. Zairin memilih irit komentar saat dikorek soal kasus yang menimpanya.

“Belum bisa komentar ya, mohon maaf, belum bisa komentar,” kata Zairin seusai diperiksa sebagai saksi.

Dalam pemeriksaan kali ini, Zairin diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Bupati Bogor Rachmat Yasin, yang merupakan atasannya. Zairin ditangkap setelah bertemu dengan Yohan Yap, selaku pemberi suap, dalam kasus suap senilai Rp4,5 miliar untuk rekomendasi tukar-menukar lahan di Kabupaten Bogor dari PT BJA.

PT BJA merupakan perusahaan yang diduga memberikan suap tersebut. Sebab pada Juli 2011, PT BJA diketahui mengumumkan akan membangun kawasan terpadu yang akan memaksimalkan lahan seluas 12.000 hektare di Kabupaten Bogor.

Proyek itu diklaim akan menjadi kota mandiri terbesar di Indonesia dengan pembangunan tahap I seluas 600 hektare. Untuk memuluskan proyek tersebut, PT BJA mengajukan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk mengonversi lahan hutan lindung seluas 2.754 hektare yang berada di antara Bogor dan Cianjur.

Sementara itu, KPK juga mencegah tiga orang terkait penyidikan kasus dugaan suap dalam tukar-menukar kawasan hutan di Kabupaten Bogor. “Terkait dengan penyidikan tindak pidana korupsi dugaan tukar-menukar kawasan hutan. KPK sudah kirimkan permintaan cegah ke Ditjen Imigrasi atas nama tiga orang,” kata juru bicara KPK Johan Budi.

Ketiga orang itu ialah Teteng Rosita, Robin Zulkarnain, dan Heru Tandaputra. Johan menyebut pencegahan dilakukan agar ketiganya tidak sedang berada di luar negeri saat dibutuhkan keterangan.

“Ketiganya merupakan karyawan swasta. Pencegahan dilakukan sejak 13 Mei 2014 sampai 6 bulan ke depan,” jelas Johan. (Ben/P-4)

JAM-Pidsus Panggil Kajati DKI

MIRZA ANDREAS

Page 15: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Kejaksaan Tinggi DKI belum juga menetapkan putra Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Riefan Avrian, sebagai tersangka kasus videotron.

JAKSA Agung Muda Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Widyo Pramono menyatakan segera memanggil Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta guna mendapat penjelasan duduk perkara kasus videotron. Apalagi Kejati DKI Jakarta tidak juga menetapkan Riefran Avrian, putra Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarif Hasan.

Hal itu diungkapkan oleh Widyo seusai bersilaturahim dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/5). Namun, Widyo enggan memerinci pembicaraan dengan KPK terkait keterlibatan Riefan dalam kasus videotron.

“Ya, silakan tanya dengan KPK,” cetus Widyo.

Mengenai perkembangan kasus videotron, dia menegaskan akan meminta penjelasan dari Kajati DKI Jakarta.

“Nanti kita akan meminta kajati untuk melaporkan bagaimana soal kasus ini sesungguhnya,” tegas Widyo.

Dia enggan menyebut Kajati DKI Jakarta Adi Toegarisman sebagai pihak yang telah mengendapkan status anak Menteri Koperasi dan UKM itu.

“Tanya ke kajati, dong,” tukas Widyo.

Kejati DKI Jakarta telah menetapkan Hendra, sopir yang merangkap office boy di perusahaan milik Riefan, PT Rifuel. Hendra yang tidak lulus sekolah dasar itu diangkat dengan mendadak oleh Riefan menjadi Direktur Utama PT Imaji Media. PT Imaji itulah yang mendapatkan proyek videotron senilai Rp23 miliar dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Hendra dalam berbagai kesempatan menyebutkan dirinya hanyalah suruhan Riefan. Namun, pernyataan Hendra itu tidak membuat Kejati DKI Jakarta menjadikan Riefan sebagai tersangka. Malah Hendra yang menjadi tersangka, padahal dia hanya mendapatkan Rp19 juta dari Riefan.

Setelah kasus itu tercium, menurut Hendra , Riefan malah melarikan diri ke Kalimantan dan menyuruh Hendra meninggalkan Jakarta dan menjual PT Imaji Media.

Membantah

Page 16: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Seperti dikutip http://www.metrotvnews.com, pada sidang lanjutan kasus dugaan korupsi videotron dengan terdakwa Hendra Saputra yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (14/5), Riefan menjadi salah satu saksi yang dihadirkan oleh jaksa.

Saat itu, Hendra kembali menegaskan bahwa dirinya hanya menjadi korban dari cara kerja Riefan yang ingin terbebas dari jerat hukum. Dia menjelaskan Riefan sengaja menggunakan nama Hendra sebagai Direktur Utama PT Imaji Media hanya untuk memenangi tender videotron di kementerian yang dipimpin oleh ayahnya itu.

Namun, di hadapan majelis hakim, Riefan justru lebih banyak membantah pernyataan hakim dan jaksa yang mengarah pada keterlibatannya dalam kasus videotron. Sampai-sampai ada hakim yang mengingatkan agar Riefan tidak memberikan kesaksian palsu.

Riefan juga bergeming ketika Hendra menanyakan alasan Riefan membawanya ke Kalimantan setelah kasus videotron terendus.

Saat ini KPK telah menyupervisi dugaan korupsi dalam proyek pengadaan videotron di Kemenkop dan UKM. KPK akan mulai secara intensif berkoordinasi dengan kejaksaan untuk segera menuntaskan kasus yang sudah berjalan sejak 2012 itu.

“KPK melakukan supervisi kasus videotron,” kata juru bicara KPK Johan Budi saat dimintai konfirmasi di Jakarta.

Johan mengaku pihaknya sudah berkoordinasi intensif dengan Kejati DKI. “Telah dijalin komunikasi dan KPK akan melakukan supervisi terhadap kasus videotron di Kemenkop dan UKM yang saat ini kasusnya tengah ditangani Kejati DKI,” kata Johan. (P-4)

[email protected]

Page 17: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Kerusuhan Mei 1998, Menolak Lupa!

“EH... Cina ya... Cina nih...kamu Cina, kan?“ begitu teriakan yang ditujukan kepadaku di hari-hari 13-14 Mei 1998. Teriakan itu tak jarang bernada ancaman. Ketegangan rasanya merayap di pembuluh darahku. Dengan kacamata hitam lebar, topi, dan rompi bertuliskan `Wartawan Forum Keadilan', aku seakan memiliki tameng pelindung. Begitu juga beberapa teman jurnalis dan fotografer yang berkeliling bareng dan saling melindungi.

Di dadaku terkalung kartu identitas: `Sen Tjiauw, Majalah Forum Keadilan'. Andaikata tidak ada status wartawan, boleh jadi aku sudah menjadi bulan-bulanan seperti kebanyakan perempuan-perempuan (keturunan Tionghoa) yang lain.

Menengok kembali ke 12-13-14 Mei 1998, di hari-hari ini, layaknya seperti mimpi buruk, yang ditandai oleh pecahnya kerusuhan dan kemarahanan rakyat atas penembakan mahasiswa Trisakti. Daerah Senayan, Slipi, Grogol, dan sekitarnya terasa begitu mencekam.

Aku ingat ketika kerusuhan di sekitar Trisakti-Untar meletus. Aku dan beberapa kawan ikut lari pontang-panting mencari tempat aman. Gas air mata yang ditembakkan memerihkan mata. Belum lagi suara tembakan di sana-sini dan lemparan batu. Aku ingat juga, ikut memunguti longsongan peluru-peluru untuk dibawa pulang. Aku ingat ikut menghadiri prosesi penghormatan terakhir kepada empat mahasiswa Trisakti yang menjadi martir tertembus peluru tajam tentara.

Dengan pengalaman 4-5 tahun sebagai jurnalis di lapangan, ketika itu, ketakutanku sangat minim. Apalagi 2 tahun sebelumnya, ketika kerusuhan 27 Juli 1996 meledak di Jakarta, aku sudah bekerja di jalanan. Pengalaman menghadapi aparat keamanan dan demonstran yang marah dan gelisah sudah ada di kepala.

Hari-hari itu kami habiskan di jalanan. Pulang ke kantor sebentar untuk berkoordinasi dengan sejawat lain, lalu entah itu dengan bermotor bersama fotografer atau diantar sopir kantor, kami berusaha menembus blokade-blokade jalan untuk mengetahui apa yang terjadi di Jakarta saat itu. Saya ingat, bersama fotografer Krus Haryanto, kami merayap ke daerah Jakarta Barat, Jembatan Besi, Jelambar, dan sekitarnya. Kepulan asap menghitamkan udara Jakarta.

Hari-hari itu, rasanya sulit menjelaskan perasaanku sebagai warga negara Indonesia. Bagaimana menyaksikan keberingasan kelompok orang yang berbondong-bondong entah dari mana. Masih teringat, ketika kami berdiri di atas jembatan penyeberangan di sekitar Harmoni. Suasana yang semula senyap dan menegangkan, dihiasai kabut asap dan udara menyengat dari ban yang dibakar di tengah jalan, tiba-tiba berubah menjadi ajang pesta penjarahan. Pertanyaan besar masih menggantung sampai hari ini, dari mana gerombolan-gerombolan liar itu didatangkan.

Page 18: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Mencoba mengingat-ingat lagi perasaan kala itu, ketika menyaksikan showroom-showroom mobil di sekitar jalan Harmoni-Kota berubah menjadi ladang api. Rasanya sesak di dada, dan air mata hanya bisa kami keringkan dalam hati.

Selama hari-hari ini, tidak hanya para korban jarahan, rampokan, dan kebrutalan yang merana. Aku ingat betul, seorang teman baik, yang kini menjadi pemimpin redaksi sebuah koran, seolah linglung selama berhari-hari. Aku ingat, sempat meraih tangannya dan merasakan gemetarannya. Rasanya, apa yang kami ingat dan kami catat saat itu begitu membuncah, melebihi kapasitasnya.

Namun, begitu beruntungnya kami, wartawan-wartawan politik-hukum, yang biasa turun di lapangan, selalu kompak dan bahu-membahu, termasuk saling menenangkan.

Masih teringat setelah hari hari itu, kami berusaha `membesarkan' tokoh semacam Amien Rais, yang kemudian disebut-sebut sebagai Bapak Reformasi. Bagaimana kami mengutipnya, menulis komentarnya, dan beramai-ramai menjagokannya. Boleh jadi, banyak yang kini menyesal karenanya. Ternyata Amien tak lebih dari tong kosong nyaring bunyinya.

Aku juga ingat ketika mendapat tugas mewawancarai seorang ayah muda yang kehilangan istri dan dua anak mereka yang masih kecil-kecil, karena ruko yang mereka diami luluh-lantak di Kelapa Gading, untuk rubrik kami `Suara Hati'. Aku rasanya masih bisa mengingat dan merasakan debu dan luntuh-lantak bangunan ruko mereka, ketika diajak sang ayah, menelusuri ruang-ruang tak berbentuk itu, dengan tangis yang tercekat. Entah bagaimana nasib si ayah itu sekarang. Hampir pasti, dia tak akan melihat Indonesia seperti dulu lagi.

Aku ingat, beberapa bulan setelah Tragedi Mei, aku sempat terbang ke Pontianak, sedianya untuk bertemu sejumlah perempuan korban perkosaan. Usaha kami bisa dibilang gagal, karena siapa yang berani bercerita di antara trauma dan ketakutan yang masih nyata.

Tragedi Mei 1998 dan sampai 15 tahun waktu berlalu masih terus jadi misteri. Tidak pernah ada pertanggungjawaban nyata dan tegas terhadap para korban kerusuhan. Negara jelas-jelas menelantarkan rakyatnya.

Nursyahbani Katjasungkana, salah satu anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei, menyebutkan Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya saat itu, juga mesti dimintai pertanggungjawaban. Pertemuan 14 Mei di Makostrad yang menurut TGPF dapat mengungkap dengan jelas aktor intelektualis kerusuhan Mei dan motif di belakangnya.

Nursyahbani menyesalkan sekali bahwa empat presiden pascareformasi tak satu pun mampu menindaklanjuti rekomendasi TGPF itu terutama soal rehabilitasi dan kompensasi untuk korban. “Mereka malah distigma sebagai penjarah. Keji sekali,“ katanya.

Kekecewaan Mbak Nur, tentu saja kekecewaan masyarakat luas. Kerusuhan Mei menjadi luka yang tidak pernah benar-benar diobati dan sembuh. (Sensen Gustafson/P-2)

Page 19: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

MK Tolak Permohonan Gugatan Pemilu Kada Lampung

MAHKAMAH Konstitusi menolak permohonan gugatan perselisihan hasil pemilu kada gubernur dan wakil gubernur Provinsi Lampung putaran kedua yang dimohonkan oleh pasangan nomor urut tiga, Herman HN-Zainudin Hasan, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (14/5).

“Dalil pemohon tidak dibuktikan dengan bukti yang meyakinkan. Seperti pelanggaran tersebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif yang secara signifikan memengaruhi perolehan suara pemohon sehingga melampaui perolehan suara pihak terkait. Karena itu, dalil pemohon tidak beralasan menurut hukum,“ ujar Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi saat membacakan pertimbangan MK dalam sidang putusan.

MK beralasan tidak mengabulkan permohonan pemohon karena dalil mereka, yang mengatakan adanya pemberian dan bantuan dana dari PT Sugar Group Company yang dilakukan oleh pihak terkait, tidak beralasan menurut hukum. Juga adanya praktik politik uang tidak dapat memengaruhi perolehan suara dan jika hal itu terjadi, akan diselesaikan oleh aparat penegak hukum.

“Seandainya pun benar pelanggaran berupa dukungan dana dari suatu perusahaan kepada pihak terkait, seperti pembagian gula ataupun praktik politik uang, menurut Mahkamah, hal tersebut seharusnya dapat diproses melalui instansi. Penegak Hukum Terpadu (Gakumdu) sesuai peraturan perundang-undangan,“ ujar Fadlil membacakan pendapat MK.

Pada sidang sebelumnya, pemohon menghadirkan 15 saksi yang menerangkan keberpihakan KPU soal praktik politik uang. Selain itu, pemohon mendalilkan karut-marut dalam pelaksanaan pemilu kada Provinsi Lampung putaran kedua. Di antaranya laporan KPU Lampung yang belum diterima ihwal hasil penghitungan suara yang ditunda sampai 6 Mei 2014.

Selain itu, pemohon mendalilkan adanya pengurangan suara pemohon serta adanya perbedaan penentuan sah tidaknya surat suara di antara panitia pelaksana. Pemohon juga mendalilkan ada sebuah korporasi sebagaimana dalam undang-undang yang tidak boleh lebih dari Rp350 juta. Akan tetapi, sambung Agus, hal ini secara masif terjadi di seluruh Lampung dengan pembagian ribuan ton gula.

Saat menanggapi hasil putusan MK tersebut, pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri yang diwakilil oleh kuasa hukumnya, Rozy Fahmi, setelah sidang putusan mengatakan dalil yang disebut pemohon tidak terbukti di persidangan.

“Dalil-dalil pemohon banyak tidak berdasarkan hukum, tuduhan tentang Sugar Grup, tapi kita bicara hukum di sini tidak bisa dibuktikan. Tidak ada bukti yang mengaitkan dukungan Sugar

Page 20: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Grup pada Ridho. Juga tidak bisa dibuktikan kepala desa memberikan dukungan kepada Ridho,“ ujarnya.

Dengan putusan tersebut, M Ridho Ficardo-Bachtiar tinggal menunggu keputusan KPU Provinsi Lampung dan disahkan DPRD Lampung untuk menjabat gubernur dan wakil gubernur Lampung periode 2014-2019. (AI/P-2)

Page 21: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Golkar Tergantung Rapimnas

EMIR CHAIRULLAH

Ketua umum dan sejumlah elite Partai Golkar aktif bermanuver, tetapi keputusan akhir soal koalisi akan ditentukan dalam forum rapat pimpinan nasional. Selama belum ada pernyataan resmi dari Golkar dan PKS soal koalisi, kemungkinan terbentuknya poros ketiga masih tetap terbuka lebar.

PETA pengusungan calon presiden dan calon wakil presiden semakin mengerucut pada dua poros, yakni poros Joko Widodo (Jokowi) yang diusung PDIP, Partai NasDem, dan PKB serta poros Prabowo Subianto yang disodorkan Partai Gerindra, PAN, dan PPP.

Partai Kedilan Sejahtera (PKS) yang disebut-sebut telah bergabung dengan poros Prabowo hingga kemarin belum juga mendeklarasikan dukungan secara resmi. Partai Golkar dikabarkan telah merapat ke poros Jokowi, tetapi kepastiannya masih menunggu keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI yang akan berlangsung 18 Mei mendatang (bukan munaslub seperti yang diberitakan Media Indonesia, Rabu 14/5).

Sejauh ini, partai yang relatif adem ayem dalam urusan koalisi ialah Partai Demokrat dan Partai Hanura. Namun, dua partai itu tidak bisa membuat poros baru karena jumlah suara dan kursi tidak memenuhi syarat untuk mengajukan capres-cawapres. Poros baru (poros ketiga) bisa terbentuk bila Golkar tidak jadi bergabung dengan kubu Jokowi atau PKS batal berkoalisi dengan poros Prabowo.

Wacana tentang poros ketiga itu muncul saat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (14/5). Pascapertemuan itu, beredar informasi akan muncul poros Partai Demokrat yang mengusung Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres. Namun, Ical seusai pertemuan dengan SBY membantahnya. “Kita membahas prinsip bahwa kita bertanggung jawab pada Indonesia ke depan, tidak bicarakan siapa-siapa (nama tertentu),“ jelasnya.

Berkenaan dengan itu, Sri Sultan pun menyatakan tidak tahu-menahu dan mengaku tidak pernah dihubungi partai politik tertentu untuk menjadi capres. Meski demikian, ia membuka diri berdialog dengan pihak mana pun untuk membicarakan persoalan bangsa dan negara ke depan.

“Kalau dialog langsung mengatakan tidak, ya tidak mungkin. (Dialog) dengan siapa pun silakan saja,“ kata dia di Yogyakarta, kemarin.

Tunggu rapimnas

Page 22: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Pengamat politik dari Universitas Sumatra Utara (USU) Ahmad Taufan Damanik meminta Prabowo dan Jokowi menunggu hasil rapimnas Partai Golkar untuk memastikan dukungan dari partai berlambang pohon beringin itu. “Yang jelas Golkar tak akan di luar atau memilih oposisi. Prabowo ataupun Jokowi tak berminat berkoalisi dengan Aburizal Bakrie, tetapi dengan Golkar. Mereka berharap besar, tapi koalisi tidak bisa ditentukan sendiri oleh Ical, harus melalui forum rapimnas,“ kata Taufan.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengungkapkan partainya tidak bisa terus memaksakan pencalonan Ical. Dia mengatakan rapimnas akan membahas cawapres. Internal Partai Golkar tengah menggodok enam kader potensial untuk diusung sebagai cawapres, yakni Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Priyo Budi Santoso, Luhut Panjaitan, Ginandjar Kartasasmita, dan Agung Laksono. (AT/Ant/P-3)

Page 23: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Muhammadiyah Sesalkan Kualitas Pemilu

"Kita sangsikan kemampuan mereka untuk menjadi wakil rakyat yang mumpuni."

-Din Syamsuddin Ketua Umum PP Muhammadiyah

PEMILU Legislatif 2014 telah berlalu. Proses rekapitulasi suara hasil pemilu pun sudah ditetapkan. Meskipun secara umum pileg kali ini berlangsung damai dan aman, hasilnya belum tentu lebih baik dan berkualitas. “Muhammadiyah menyayangkan kualitas pemilu yang rendah ditandai dengan maraknya praktik politik uang dan kecurangan yang masif, terstruktur, dan sistemis, serta oknum penyelenggara pemilu yang tidak netral. Muhammadiyah pun mengkhawatirkan kinerja anggota legislatif periode 2014-2019 akan lebih baik dari sebelumnya,“ ujar Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam konferensi pers tentang pemilu legislatif dan pemilu presiden, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, kemarin.

Muhammadiyah, kata dia, menilai kualitas pemilu rendah karena adanya pragmatisme politik kekuasaan, sistem pemilu proporsional terbuka yang tidak disertai budaya demokrasi, dan merosotnya moralitas masyarakat.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai maraknya politik uang atau politik transaksional yang mewarnai pemilu legislatif membuat kualitas anggota legislatif terpilih penuh dengan nuansa transaksional. “Akan rendah. Kita sangsikan kemampuan mereka untuk menjadi wakil rakyat yang mumpuni,“ tegas Din.

Rendahnya kualitas Pileg 2014, lanjutnya, dapat dilihat dari dua indikator. Pertama, proses penyelenggaraan pemilu penuh dengan manipulasi serta kecurangan seperti praktik politik uang dan jual beli suara.

Kedua, lebih dari 80% wajah lama kembali mencalonkan diri meskipun sebagian tidak terpilih kembali. “Hal inilah yang menjadi perhatian Muhammadiyah. Masifnya politik uang yang akhirnya akan menghasilkan anggota dewan transaksional. Mereka merasa membeli suara rakyat sehingga tidak perlu bertanggung jawab kepada konstituen,“ cetusnya.

Sementara itu, soal aspirasi politik Muhammadiyah, Din mengatakan pihaknya netral atau tak berpihak kemana pun. (Nur/AI/P-3)

Page 24: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Pesan Damai Waisak di Tengah Kekerasan

Tom Saptaatmaja, Pernah mengikuti kuliah agama Buddha dan filsafat Timur di STFT Widya Sasana Malang dan alumnus Seminari St Vincent de Paul

DALAM menyambut Hari Raya Waisak pada Kamis (15/2), Dewan Kepausan mengirim pesan sekaligus ucapan selamat pada penganut Buddha di seluruh dunia.

Seperti kita ketahui, ada tiga hal penting yang dirayakan dalam Trisuci Waisak, yaitu lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada 623 SM, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha pada usia 35 tahun pada 588 SM serta Pangeran Siddharta wafat pada usia 80 tahun pada 543 SM.

Waisak selalu berisi ajakan untuk senantiasa mengasah kembali kesadaran dan pengendalian diri dari perbuatan jahat. Pesan itu dilandasi konsep dhamma bahwa pikiran menjadi lokomotif dari suatu tindakan. Jelas hal itu bisa menjadi inspirasi karena sifat ajarannya yang universal. Artinya, tanpa perlu kita memeluk agama Buddha, ajarannya bisa sangat

Page 25: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

bermanfaat bila kita implementasikan dalam kehidupan. Misalnya bagaimana kita bijak dalam merespons beragam bentuk kekerasan.

Pesan Waisak Dewan Kepausan

Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, Jean Louis Kardinal Tauran, dalam pesan Waisak tahun ini antara lain menulis: “Kita semua hidup di dunia terlalu sering terkoyak oleh penindasan, egoisme, paham kesukuan, persaingan etnis, kekerasan, dan fundamentalisme agama, sebuah dunia dengan `orang lain' diperlakukan sebagai rendahan, bukan pribadi, atau seseorang yang disegani serta dilenyapkan jika mungkin.

Namun, kita dipanggil, dalam semangat kerja sama dengan para peziarah lain dan dengan orang-orang yang berkehendak baik, untuk menghormati dan membela kemanusiaan kita bersama dalam berbagai konteks sosial-ekonomi, politik, dan agama.

Mempergunakan keyakinan agama kita yang berbeda, kita dipanggil terutama untuk menjadi blak-blakan dalam mengecam semua penyakit sosial yang merusak persaudaraan tersebut; menjadi para penyembuh yang memungkinkan orang lain bertumbuh dalam kemurahan hati tanpa pamrih, dan menjadi para pemersatu yang memecah tembok perpecahan dan membina persaudaraan sejati antara pribadi-pribadi maupun kelompok-kelompok dalam masyarakat.“

Pesan Dewan Kepausan itu tentu relevan jika dikaitkan dengan maraknya kekerasan, khususnya kekerasan atas nama agama, baik di level dunia maupun domestik. Kita bahkan mengelus dada karena kekerasan sampai menyebabkan nyawa melayang. Dilakukan siapa pun, disponsori lembaga apa pun, kekerasan itu sungguh merupakan sesuatu yang biadab dan merendahkan martabat luhur manusia.

Kekerasan atas nama agama menjadi bukti bahwa sebagian orang ternyata masih sulit menerima perbedaan. Yang berbeda, yang lain dianggap sebagai sebuah aib dan pantas serta sah untuk dilenyapkan. Simak saja yang disebut etnik Tionghoa atau `Kristen' kerap dijadikan bahan dalam kampanye hitam untuk menjatuhkan seseorang. Misalnya, Jokowi menjelang pilpres 9 Juli 2014 diserang dengan isu yang mengaitkannya dengan etnik Tionghoa dan agama Kristen di media sosial.

Tulisan ini tidak berpretensi mempromosikan Jokowi, tapi jelas kampanye hitam yang menyudutkan etnik dan agama tertentu jelas bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan merusak bangunan kebangsaan kita. Kampanye hitam itu juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita para pendiri bangsa agar Indonesia bisa menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua orang dari semua agama.

Padahal dulu negeri ini dikenal sebagai negeri yang ramah dan warganya bisa saling menghargai perbedaan. Kini tampaknya kita harus kembali dari nol untuk belajar menghargai keberagaman dan perbedaan. Menjelang pilpres, bisa saja kita tergoda untuk semakin melampiaskan kekerasan. Namun, setiap kali digoda untuk menggunakan kekerasan, mari

Page 26: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

kita menggunakan kesadaran dan pengendalian diri, sebagaimana diajarkan dalam agama Buddha dan sudah disebutkan di awal tulisan ini.

Kesadaran dan pengendalian diri adalah bukti akal sehat kita masih berfungsi. Pasalnya, akal sehat mati ketika kekerasan kian marak. Coba kalau kita sungguh berakal, tentu kita prihatin.Jangankan mau menghunus pedang, mau mencubit sesama pun pasti tidak akan jadi.Segala bentuk kekerasan sebenarnya merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan hanya mendegradasi harkat dan martabat kemanusiaan kita.

Lagi pula, kalau orang gemar mengobral kekerasan atas nama agama, sebenarnya itu menjadi promosi yang buruk bagi agama yang kita anut. Kekerasan jelas merusak citra agama sebagai pembawa pesan perdamaian. Jika tanpa kekerasan atas nama agama saja kita sudah dibuat muak, kekerasan atas nama agama benar-benar membuat kita semakin muak.

Kekerasan yang dilakukan sebagian orang dengan membawa atribut agama, jika dikaji secara mendalam, memang amat bertentangan dengan ajaran agama sebagai pembawa kebaikan, keadilan, dan kedamaian. Kekerasan juga amat bertentangan dengan kemanusiaan karena dalam setiap kekerasan pasti ada martabat manusia yang dilecehkan, termasuk di dalamnya kaum perempuan dan anak-anak.

Biasanya yang dijadikan alasan ialah masalah akidah atau dogma. Padahal, sesat-tidaknya sebuah agama biarlah menjadi urusan Sang Pencipta saja. Masalahnya bisa, tidak, kita sebenarnya untuk menerima perbedaan? Silakan orang meyakini penafsiran keagamaan model apa pun, tapi biarkan juga orang lain punya keyakinannya sendiri. Jangan menghakimi keyakinan orang lain dengan paham kita, apalagi diekspresikan dalam tindak kekerasan terhadap yang lain.

Maka kita perlu kembali belajar untuk berbeda, tanpa perlu meletupkan kekerasan pada pihak lain. Semua agama membawa pesan damai. Lagi, negara ini bukan negara agama dan bukan dimaksudkan untuk melindungi satu agama atau aliran saja. Semua penganut agama dijamin dalam konstitusi kita, khususnya UUD 1945 Pasal 28 E ayat 1 dan 2 serta UU No 39/1999 tentang HAM

Sufi muslim Bawa Muhayaiddeen

Yang suka memuja kekerasan, mari merenungkan kalimat Bawa Muhayaiddeen. Menurut sufi dari AS itu, setiap penganut agama adalah musafir yang sedang mengembara di gurun pasir untuk menuju suatu tempat keabadian. Kita ibaratnya sedang mencari air kesejukan di sebuah oasis untuk bekal dalam perjalanan panjang ini.

Sesampai di oasis itu, sebagian besar manusia lupa mengambil air kesejukan karena lebih suka melihat perbedaan wadah air itu. Ada yang membawa wadah air dari logam, ada yang dari kuningan, ada yang dari kayu, dan sebagainya.

Page 27: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Manusia saling menyalahkan bahwa wadah yang dibawa orang lain salah karena seharusnya orang lain memakai wadah seperti yang dimilikinya. Mereka juga sering beradu pendapat, berkelahi, bahkan saling membunuh. Ketika waktunya telah habis, mereka tidak sempat mengisi wadahnya dengan air kesejukan.

Jadi, mari kembali ke jati diri agama sebagai pembawa cinta kasih dan damai, bukan pembawa kebencian dan kekerasan. Teladan sang Buddha yang selama hidup selalu penuh belas kasih dan cinta damai semoga menjadi inspirasi bagi kita, untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Ketika kekerasan dibalas kekerasan, lingkaran kekerasan akan terjadi. Lebih baik kita bersinergi untuk mewujudkan perdamaian dalam negara, masyarakat, dan hidup kita. Selamat Hari Raya Waisak.

Page 28: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Di Simpang Jalan

Toeti Prahas Adhitama, Anggota Dewan Redaksi Media Group

BILA menyangkut persoalan calon presiden (capres) mana yang akan kita pilih, saat ini kita sedang ada di simpang jalan. Tersebutlah sejumlah capres, tetapi Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto rasanya masih menonjol menjelang saat terakhir pendaftaran. Siapa di antara para capres akan unggul, tergantung pendukungnya. Secara realistis dan objektif, masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan.

Yang mungkin meminta perhatian, bagaimana elektorat memberikan respons terhadap mereka? Untuk itu, ada baiknya kita teliti elektorat seperti apa yang kita miliki. Heterogenitas tidak memungkinkan mereka menganut satu pendapat sama.

Rumitnya lagi, heterogenitas itu bukan hanya ditentukan oleh ideologi politik yang dilandasi wawasan yang luasnya setara. Pendidikan yang tidak merata; latar belakang sosial dengan ketimpangan besar di sana-sini, yang pada gilirannya membentuk kepentingan ekonomi yang berbeda-beda; selain tinggi rendahnya emosi karena keyakinan spiritual dan adat istiadat; pastilah menyulitkan terbentuknya pendapat satu arah. Bahkan, di negara-negara maju dan modern pun, yang elektoratnya relatif setara dalam banyak hal, toh sulit memperoleh kesatuan pendapat. Apalagi di masyarakat seperti yang ada di negeri ini.

Kalangan politikus menyadari kenyataan tersebut. Sebagian memanfaatkan ciri-ciri yang dimiliki kalangan elektorat untuk kepentingan masing-masing, yang mungkin ujung-ujungnya ialah mendapatkan kekuasaan atau kemauan mereka; bukan kemauan seluruh rakyat. Itu menjelaskan mengapa pemilu legislatif digambarkan sebagai yang paling brutal selama ini; dan mengapa kita masih juga mempertimbangkan pasangan pimpinan tertinggi paling tepat negeri ini dengan pembedaan: Jawa dengan non-Jawa, partai Islam atau bukan, sipil atau militer, dan unsur-unsur primordial lainnya. Kita ingat ketika Megawati Soekarnoputri masuk pertarungan, masalah laki-laki dan perempuan pun menjadi perdebatan, bahkan dengan memasukkan keyakinan agama.

Kita belum masyarakat modern

Sebenarnya sampai sekarang belum ada perumusan tentang manusia modern yang disetujui semua pihak. Akan tetapi, menurut Profesor Alex Inkeles (1920-2010), ahli sosiologi dari Harvard University, yang mencirikan manusia modern ialah kesediaannya membuka diri terhadap pengalaman baru, inovasi, dan perubahan. Orang modern lebih demokratis karena dia menyadari keragaman sikap dan pendapat yang ada di lingkungannya. Dia tidak bersikap otokratis dan hierarkis. Untuk itu diperlukan tranformasi, dan satu-satunya cara tercepat untuk mengadakan tranformasi ialah lewat pendidikan, formal maupun nonformal, di sekolah maupun di rumah. Dalam rangka berpolitik, rasanya partai-partai politik berkewajiban bukan hanya mendidik kader-kadernya tentang tata cara berpolitik, melainkan juga mendidik

Page 29: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

elektorat umumnya. Bukan malahan mengombang-ambingkan mereka dalam emosi yang bersifat primordial.

Dalam rangka kampanye politik tahap kedua di 2014 ini, saya kutip ungkapan Ginanjar Kartasasmita (GK); “Loyalitas jangan mengorbankan kepentingan yang lebih besar.” GK mengungkapkannya berkenaan dengan tuduhan bahwa sebagai Menteri Ekuin zaman Pak Harto, dia menjadi penggerak sikap yang akhirnya menutup babak pemerintahan Orde Baru. Padahal baginya mungkin bila sikap politiknya maju-mundur hanya menambah keruwetan. Pendapat GK disampaikan di sini untuk mengurangi keraguan dalam pemilihan pasangan RI-1 dan RI-2 Juli nanti.

Selain itu, dengan merujuk pada pandangan modern, kita tidak hanya membatasi wawasan pada lingkungan dekat, tetapi juga mampu melebarkan wawasan ke cakrawala lain. Sebab, semakin tradisional atau kolot seseorang, semakin sempit bidang yang menarik perhatiannya. Dia hanya tertarik pada hal-hal yang menyangkut kepentingan diri dan lingkungannya. Komunikasi politik internasional, misalnya, masih belum terpikir olehnya.

Jangan ada megalomania

Yang kita harapkan, jangan ada megalomania di antara para capres. Jangan ada yang bersikap kekanak-kanakan dengan menganggap dirinya superior. Tokoh sehebat apa pun tidak mungkin menuntaskan segudang permasalahan yang dihadapi penduduk berjumlah sekitar seperempat miliar.

Sikap megalomania mungkin masih bisa meloloskannya dari pertarungan mendapatkan posisi RI-1 atau wakilnya, tetapi selanjutnya akan sulit mendapatkan kerja sama sempurna dari para pembantu dekatnya; yang pastinya orang-orang hebat juga.

Merujuk pada epik Mahabarata dari India yang mengisahkan pertarungan antara para Pandawa dan Bala Kurawa, kita bisa memetik pelajaran bahwa kerajaan Amarta bukan ditopang oleh kekuasaan seorang Pandawa tunggal, betapa pun hebatnya tokoh itu; melainkan ditopang oleh kekuatan bersama Pandawa Lima (lima Pandawa). Masing-masing memberikan sumbangsih sesuai dengan kemampuannya.

Idealnya, jauh-jauh hari kita sebagai elektorat pun sudah mempunyai bayangan siapa-siapa pembantu terdekat RI-1, selain wakilnya nanti. Siapa, misalnya, yang akan menduduki jabatan-jabatan penting di kabinet. Apakah bentuknya zaken kabinet yang beranggotakan tokoh-tokoh profesional di bidang masing-masing, atau kabinet transaksional yang diisi orang-orang politik anggota koalisi? Dengan bayangan tentang kemungkinan-kemungkinannya, elektorat akan mendapat gambaran lebih utuh kelompok pimpinan mana yang akan dipilihnya.

Mudah mengatakannya, tak mudah melaksanakannya, karena koalisi atau kerja sama mengandaikan kesepakatan mengenai pemilihan pembantu-pembantu terdekat RI-1.Tetapi siapa tahu itu dimungkinkan terjadi sebelum 9 Juli. Sementara itu, sejak sekarang

Page 30: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

elektorat sedang menanti-menanti apa yang ditawarkan partai-partai politik. Banyak yang ditawarkan, pilihan ada di tangan elektorat.

Pengusaha Laporkan Bupati ke Polda

Page 31: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

SIMALUNGUN, SUMATRA UTARA

POLISI akan memeriksa Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih, pekan depan. Ia dilaporkan oleh Elias Remaja Purba yang mengaku telah ditipu sang bupati dan merugi hingga Rp4,4 miliar.

“Kami sudah memeriksa laporan korban. Kami juga menggali modus penipuan dan akan mengonfirmasikannya dengan memeriksa terlapor,” kata Direktur Reserse Kriminal Polda Sumatra Utara Komisaris Besar Dedi Irianto, kemarin.

Dalam laporannya, Elias menyatakan Jopinus menjanjikan proyek dan memintanya untuk menyerahkan dana Rp4,4 miliar. Nyatanya setelah menyerahkan dana, warga Jalan Bunga Cempaka, Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, itu tidak mendapat proyek seperti yang dijanjikan.

Permintaan dana diluluskan korban dalam beberapa kali pemberian, tanpa pihak ketiga.

“Ada yang melalui transfer, ada juga yang pakai uang kontan,” ungkap Dedi, menirukan laporan korban.

Kuasa hukum Elias, Hendrik Simangunsong, menyatakan kliennya sudah lama menahan diri untuk tidak melaporkan kasus ini ke polisi karena berharap ada iktikad baik dari sang bupati. Ia berharap tidak ada intervensi kepada penyidik yang mengusut kasus ini. “Kami yakin Polda Sumatra Utara sangat profesional dalam menangani kasus ini.”

Bupati Simalungun JR Saragih, tidak menjawab panggilan telepon. Ia juga tidak membalas pesan singkat yang dikirim.

Di Kabupaten Karo, konflik antara Bupati Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dan DPRD menyebabkan pembahasan RAPBD 2014 terkendala. Kondisi itu dilaporkan DPRD Karo ke Gubernur Gatot Pujo Nugroho di Medan, kemarin.

“Ada kemungkinan DPRD tidak membahas RAPBD 2014, sebelum ada keputusan dari MA terkait pemakzulan bupati yang kami ajukan. Kami datang ke gubernur untuk berkonsultasi, apakah pembahasan RAPBD cukup dan bisa kami lakukan dengan wakil bupati saja,” kata Wakil Ketua DPRD Karo Ferianta Purba.

Konflik antara bupati dan DPRD memanas saat Gunung Sinabung meletus. Bupati dinilai tidak punya perhatian terhadap derita warganya karena sangat jarang mengunjungi korban.

Warga beberapa kali berdemo ke kantor bupati. DPRD pun mengajukan hak angket, yang berujung pada keputusan untuk mengusulkan pemberhentian Kena Ukur sebagai bupati.

Page 32: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Lewat telepon, Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan sebelum ada keppres, jabatan Bupati Karo tetap di tangan Kena Ukur. (DK/PS/N-2)

Pekerja Desak PM Mundur

Page 33: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

DIKA DANIA KARDI

Serikat pekerja Turki memprotes jaminan keselamatan kerja pascatragedi ledakan tambang batubara di Soma. Erdogan membela diri dan menolak proposal investigasi pertambangan seraya menyatakan tambang-tambang di Turki telah lolos inspeksi keamanan.

PERDANA Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan baru saja turun dari mobil, Rabu (14/5), ketika warga Kota Soma, Provinsi Manisa, menyenggakinya dengan marah.

Warga menuntut Erdogan bertanggung jawab atas bencana ledakan yang terjadi Selasa (13/5) di tambang batubara dekat Kota Soma. Mereka berseru menyebut Erdogan sebagai ‘pembunuh’ dan ‘pencuri’. Warga juga mendesaknya untuk mundur dari jabatan.

Erdogan dilarikan pengawalnya untuk berlindung. Para demonstran melampiaskan murka dengan melemparkan batu ke arah polisi.

Polisi antihuru-hara melontarkan gas air mata dan menembakkan meriam air untuk menghalau para demonstran yang umumnya anak muda dan kerabat pekerja tambang di depan kantor partai Erdogan, Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP), di Soma.

Aparat keamanan pun dikerahkan untuk menjaga kantor perwakilan perusahaan tambang Soma Komur Isletmeleri AS dan rumah sakit tempat para korban kecelakaan tambang dirawat.

Unjuk rasa juga terjadi di ibu kota Turki, Ankara, dan kota metropolitan, Istanbul. Di Istanbul, demonstran dihadang polisi ketika hendak berunjuk rasa di depan Kantor Soma Komur Isletmeleri AS. Di Ankara, demonstran berunjuk rasa di Lapangan Kizilay dan Lapangan Taksim. Sebagian lagi dihadang polisi ketika berpawai untuk berunjuk rasa di depan Kementerian Energi.

Hingga berita ini ditulis jumlah korban tewas akibat ledakan tambang dan sudah dievakuasi mencapai 282. Lebih dari 100 orang lagi dinyatakan hilang. Pemerintah Turki menyebut 787 orang berada di tambang saat ledakan terjadi. Lebih dari 400 dapat diselamatkan dan sebagian besar mengalami luka serius.

Di hari yang sama setelah kecelakaan terjadi, Erdogan menetapkan tiga hari berkabung nasional dan membatalkan kunjungan ke luar negeri untuk pergi ke Soma. Erdogan juga memperingatkan keberadaan beberapa kelompok radikal yang memanfaatkan bencana tambang di Soma untuk mendiskreditkan pemerintahan dan melakukan kerusuhan. Erdogan berjanji akan menginvestigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab kecelakaan.

Page 34: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Standar keselamatan

Setidaknya empat serikat pekerja Turki berunjuk rasa memprotes jaminan keselamatan kerja pascatragedi ledakan tambang di Soma. Serikat pekerja yang tidak hanya berasal dari serikat pekerja tambang itu menuntut perubahan standar keselamatan pekerjaan yang buruk.

“Ratusan saudara kita di Soma telah diabaikan sejak awal dengan dipaksa bekerja dalam proses produksi yang brutal untuk mencapai keuntungan maksimal,“ demikian pernyataan mereka.

Hingga kemarin, pencarian masih dilakukan di lokasi tambang. Tragedi kecelakaan tambang paling mematikan pernah terjadi di Turki pada 1992. Saat itu ledakan gas menewaskan 263 pekerja di Provinsi Zonguldak.

Ozgur Ozel, perwakilan partai oposisi dari kawasan Manisa pada akhir April lalu mendorong proposal yang memerintahkan investigasi atas semua pertambangan di Turki setelah beberapa kali terjadi kecelakaan mematikan. Anggota oposisi menandatangani proposal yang diusung Ozel. Namun, Erdogan membela diri dan menolak proposal seraya menyatakan tambang-tambang di Turki telah lolos inspeksi keamanan. (Reuters/ AP/CNN/Hurriyet/I-1)

[email protected]

Selisik si Penghilang Bau Ketiak

DINNY MUTIAH

Page 35: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Di balik kegunaannya, produk deodoran bisa menimbulkan iritasi kulit bagi Anda yang mudah terserang alergi atau salah penggunaan.

PANAS menyengat matahari mulai lumrah terjadi setiap hari. Ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi, produksi keringat akhirnya menjadi tak terelakkan.

Keringat itu sebenarnya tak berbau. Kerja bakteri pengurailah yang menjadi dalang si bau ketiak. Kalau dibiarkan, siapa yang bisa tahan? Nah, bagi beberapa orang, kehadiran produk deodoran menjadi penyelamat kepercayaan diri.

Sesuai dengan namanya, deodoran memang berfungsi sebagai penghilang bau. Deodoran bekerja dengan cara memberi wangi lain yang menyamarkan sembari membunuh bakteri penyebab bau dengan menambahkan antiseptik ke dalamnya. Antiseptik yang biasa digunakan berupa alkohol.

Produk deodoran umumnya juga menggabungkan antiperspiran. Tujuannya mengurangi produksi keringat dengan menyumbat muara kelenjar keringat oleh gel mikro yang dibentuk senyawa garam aluminium. Senyawa tersebut umumnya menjadi bahan aktif antiperspiran.Namun, tidak semua jenis kulit tahan terhadap bahan aktif tersebut.

“Pada mereka yang sensitif, bahan aluminium dapat menimbulkan reaksi alergi. Jika alergi tersebut menjadi iritasi dan dioleskan secara berlebihan, deodoran dicurigai membuat kulit menggelap,“ ujar dermatologis dari EDMO Clinic Eddy Karta SpKK kepada Media Indonesia di Jakarta, Senin (12/5).

Selain alergi, penggunaan deodoran yang salah ditengarai sebagai penyebab kulit ketiak menghitam. Contohnya ialah saat Anda mengoleskan deodoran setelah mencukur rambut ketiak maupun setelah waxing. Kedua proses tersebut sebenarnya meninggalkan trauma yang bersifat mikro alias tak kasatmata.

Penggunaan deodoran akan membuat masuknya senyawa aktif produk masuk ke dalam kulit yang sedang trauma atau terluka. Kondisi itu menimbulkan iritasi hingga bisa menginfeksi. Jika terjadi berulang, kulit tersebut berubah menjadi lebih gelap dan semakin sulit dicerahkan.

Meski begitu, terdapat pula faktor penyebab kulit ketiak menggelap lainnya. “Kulit ketiak menghitam bisa akibat berbagai hal, misalnya cukuran dan waxing berulang, iritasi berulang, gesekan karena kegemukan, gangguan hormonal seperti pada kehamilan, dan kondisi diabetes,“ papar Eddy.

Page 36: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Nah, ketiak yang menghitam biasanya mengusik rasa tidak percaya diri. Apalagi, banyak orang yang menganggap ketiak yang mulus tanpa nodalah yang terbaik, seperti banyak ditampilkan dalam iklan produk deodoran. Tak mengherankan jika para produsen menawarkan deodoran dengan kemampuan pencerah kulit.

Menurut Eddy, kemampuan tersebut dimungkinkan karena terdapatnya bahan eksfolian ringan dan pencerah kulit dalam deodoran dimaksud. Kandungan tersebut biasanya ringan dan aman untuk kulit, tetapi keefektifannya bergantung pada kondisi kulit masing-masing.

Pada beberapa kondisi, misalnya akibat iritasi berulang lama dan kehamilan, warna hitam itu memang tidak bisa hilang dalam waktu cepat. “Sehingga harus dicobakan dalam waktu yang relatif lebih lama,“ sahutnya.

Cara lain bisa diterapkan dengan menghindari penggunaan deodoran yang mengandung garam-garam aluminium. Ada produk deodoran yang tidak mengandung senyawa aluminium itu dan menggantinya dengan potasium. Anda juga bisa menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekeliling untuk mengatasi bau badan.

Jika mengutip laman http://www.mnn.com, Anda bisa membuat deodoran sendiri dengan mengombinasikan baking soda dengan tepung maizena. Perbandingannya 1:6. Setelah itu, oleskan sedikit di ketiak Anda setelah mandi.

“Yang pasti harus dicari dulu penyebabnya (kulit ketiak menghitam). Kemudian, dilakukan pencegahan yang memungkinkan disesuaikan dengan penyebabnya itu,“ tukasnya.

Perlindungan panjang

Selain fungsi pencerah, sejumlah produsen berinovasi dengan memperpanjang kemampuan deodoran mengatasi bau badan dalam waktu lama. Beberapa produsen bahkan mengklaim produknya mampu bekerja efektif hingga 48 jam.

“Pada kondisi deodoran bertahan lama, kemungkinan itu terjadi dengan adanya antiperspiran yang bisa mengurangi produksi keringat,“ terangnya.

Meski begitu, Anda diminta kritis. Selain mempelajari isi kandungan bahan, Anda sebaiknya mengetahui format produk yang beragam, seperti cairan dan gel. Bentuk gel, misalnya, cenderung akan bertahan lama karena mengandung banyak antiperspiran, tetapi dapat mengotori pakaian sehingga menguning.

“Dalam hal ini, konsumen harus mengetahui deodoran dan antiperspiran apa yang dibutuhkan disesuaikan dengan kondisi masing-masing,“ tegasnya.

Terkait dengan hal itu, inovasi pun dilakukan Nivea melalui Nivea Invisible for Black and White, produk teranyarnya.

Page 37: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Menurut Direktur Pemasaran Beiersdorf Indonesia Tomasz Scharwz, produk tersebut diciptakan bekerja sama dengan ahli tekstil sehingga bisa menyinergikan antiperspiran, produk yang nyaman buat kulit sekaligus tak meninggalkan noda pada pakaian.

“Berdasarkan studi, produk ini bisa bertahan hingga 48 jam, tetapi konsumen jarang memperhatikan hal ini karena kebiasaan mereka yang mandi setiap hari. Apalagi, kelembapan di sini tinggi sekali,“ pungkasnya. (S-5)

[email protected]

Hanya Rumor, tidak Perlu Takut

Page 38: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

TAK hanya inovasi yang berkembang seputar deodoran, rumor mengenai dampak negatif juga mengemuka. Yang paling sering dibicarakan ialah mengenai rumor deodoran sebagai penyebab kanker payudara.

Rumor tersebut menyebutkan antiperspiran yang terkandung dalam kebanyakan produk deodoran menyetop pengeluaran racun dari dalam tubuh yang biasa dikeluarkan melalui keringat. Racun yang tertahan itu kemudian menumpuk di kelenjar limpa di bawah ketiak dan menyebabkan kanker.

Mengutip laman http://www.cancerresearchuk.com, rumor itu dianggap tidak berdasar mengingat tubuh memiliki banyak mekanisme pengeluaran racun. Sel kanker payudara dimulai dari bagian payudara sebelum menyebar ke kelenjar limpa dan bukan sebaliknya.

Rumor juga mengemuka terkait dengan kaitan kandungan paraben dan tumor payudara. Paraben dituding meningkatkan risiko tumor payudara karena senyawa itu mirip dengan hormon estrogen.

Akan tetapi, menurut penjelasan dalam laman yang sama, tudingan itu tak terbukti mengingat efek paraben memengaruhi pertumbuhan sel kanker jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan hormon estrogen yang secara alami dihasilkan sendiri oleh tubuh. Lagi pula, banyak produk deodoran sekarang bebas kandungan paraben.

Rumor lainnya ialah terkait dengan kandungan aluminium dalam deodoran. Senyawa aluminium dianggap bisa meningkatkan risiko kanker. Namun, hal itu tak pernah bisa dibuktikan.

Mengutip laman cancer.org, sebuah penelitian menyatakan hanya 0,012% aluminium klorohidrat yang diaplikasikan pada ketiak yang diabsorpsi oleh tubuh. Jumlah itu lebih rendah daripada penyerapan konsumsi makanan setiap hari.

Selain itu, jaringan kanker payudara tidak selalu mengandung aluminium lebih dari jaringan yang normal. Dengan begitu, tidak ada hubungannya antara kandungan aluminium dan kanker payudara. (Din/S-5)

Kutukan Guttman Berlanjut

Page 39: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

SATRIA SAKTI UTAMA

Tampilnya Sevilla menjadi juara membuat klub-klub Spanyol kini telah mengoleksi 34 gelar di kompetisi Eropa.

UNTUK kali ketiga Sevilla mengangkat trofi juara Liga Europa. Kali ini tim asal Spanyol itu mengalahkan Benfica 4-2 di Juventus Stadium, kemarin dini hari, lewat drama adu penalti.

Sebelumnya Sevilla pernah merasakan juara pada musim 2005/2006 dan 2006/2007.Tambahan satu gelar itu membuat Sevilla kini sejajar dengan Juventus, Inter Milan, dan Liverpool.

Benfica juga menyamai catatan Juventus, tapi kalah 8 kali di final kompetisi Eropa.Benfica pun menjadi klub pertama yang kalah di final Piala UEFA/Liga Europa dalam dua musim secara berturut-turut. Musim lalu, mereka juga cuma jadi runner-up lantaran dikalahkan Chelsea.

Tampilnya Sevilla menjadi juara membuat klub-klub Spanyol kini telah mengoleksi 34 gelar di kompetisi Eropa. Jumlah itu yang paling banyak jika dibandingkan dengan Inggris (31 gelar) dan Italia (29 gelar). Gelar ke-35 akan datang karena Real Madrid dan Atletico Madrid bertemu di final Liga Champions (25/5).

Terlepas dari itu, `kutukan Guttmann' ternyata masih masih berlaku bagi Benfica.Bela Guttmann ialah pelatih asal Hongaria yang pernah membawa Benfica menjadi juara pada 1961 dan 1962. Ironisnya, cerita manis itu berujung sumpah serapah setelah Guttmann dipecat secara tidak hormat. Guttmann pun berang dan bersumpah.

“Mereka tidak akan memenangi kejuaraan apa pun di Eropa selama 100 tahun ke depan,“ begitu kata Guttmann.

Kata-kata itu bak doa untuk Benfica karena sejak mengalahkan Real Madrid pada 1962, mereka selalu kalah di tujuh partai final yang diikuti. Ditambah dengan kekalahan dari Sevilla di final Liga Europa 2013/2014, Benfica sudah delapan kali menjadi finalis kompetisi Eropa, tanpa sekali pun bisa keluar menjadi juara.

Kini akankah Jorge Jesus menerima nasib yang sama dengan Guttmann? Jorge ialah pelatih ketiga yang kalah di final kompetisi Eropa dalam dua musim secara beruntun (tidak termasuk Piala Super Eropa). Dia senasib dengan Marcello Lippi ketika Juventus kalah di final Liga Champions 1997 dan 1998 serta Hector Cuper ketika Valencia kalah di final Liga Champions 2000 dan 2001.

“Kami menunjukkan kekuatan kami dan mempunyai beberapa kesempatan, tapi kami tak bisa memanfaatkannya,'' ujar Jorge. “Tim terbaik tak memenangi Liga Europa.“

Page 40: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Sebaliknya pelatih Sevilla Unai Emery secara khusus memuji kiper Antonio Alberto Bastos Pimparel yang mampu menggagalkan dua tendangan penalti Benfica. “Kinerja yang luar biasa dengan para staf pelatih kiper sungguh sangat krusial, terutama saat membicarakan Beto,“ kata Emery di situs resmi UEFA.

Dalam adu penalti itu Beto memang tampil sebagai pahlawan. Dia menggagalkan eksekusi Oscar Cardozo dan Rodrigo. Sebaliknya empat eksekutor Sevilla menjalankan tugas dengan baik.

`'Buat saya dan semua yang mengerti saya, ini merupakan suatu proses yang sudah banyak saya pelajari. Terima kasih untuk semuanya,'' ujar Beto. (AP/Reuters/R-1)

satria @mediaindonesia.com

Peluang Terakhir Pasukan Gajah Senior

ACHMAD MAULANA

Page 41: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Dengan sederet pemain bintang yang mereka miliki, tidak ada alasan bagi Pantai Gading untuk gagal ketiga kalinya.

SIAPA yang tidak kenal Didier Drogba, Yaya Toure, Kolo Toure, Salomon Kalou, dan Gervinho? Penggemar sepak bola di seluruh jagat pasti akrab dengan nama-nama pemain tersebut.

Ya, mereka bintang-bintang sepak bola Pantai Gading yang merumput di klub-klub Eropa. Dengan segudang pemain bintang yang mereka miliki, negara yang terletak di Afrika Barat itu sejatinya mampu mengukir banyak prestasi di pentas internasional.

Namun, faktanya prestasi bintang-bintang Pantai Gading itu berbanding terbalik dengan di klub masing-masing. Mereka selalu gagal memberikan prestasi yang membanggakan bagi Les Elephants (the Elephants). Satu-satunya prestasi terbaik `Pasukan Gajah' ialah menjadi juara di Piala Afrika pada 1992. Selebihnya, cerita perjalanan mereka hanya berisi kegagalan, termasuk di Piala Dunia.

Dari dua kali keikutsertaan di turnamen empat tahunan itu sebelumnya, mereka selalu tersingkir di babak penyisihan grup. Memang itu juga tidak terlepas dari nasib sial yang mengiringi perjalanan mereka dalam undian.

Di Piala Dunia 2006 Jerman, misalnya, mereka harus bersaing dengan Argentina, Belanda, dan Serbia di babak penyisihan grup. Hasilnya, mereka gagal melaju ke babak selanjutnya setelah hanya menduduki peringkat ketiga karena kalah dari Argentina dan Belanda serta sekali menang atas Serbia.

Pun di putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Lagi-lagi Drogba dan kawan-kawan tergabung di grup berat. Saat itu mereka harus bersaing dengan juara dunia lima kali Brasil, juga Portugal dan Korea Utara. Lagi-lagi the Elephants gagal lolos ke fase knock-out setelah hanya menempati posisi ketiga di bawah Brasil dan Portugal.

Karena itu, Piala Dunia 2014 Brasil mestinya jadi momentum untuk menebus dua kegagalan itu. Apalagi Piala Dunia 2014 amat mungkin jadi kesempatan terakhir bintang-bintang senior Pantai Gading seperti Drogba, duo Toure, dan Kalou.

“Kami memiliki banyak pemain besar, tapi tidak memenangi apa pun. Ini berat untuk kami, berat untuk generasi kami,“ jelas pelatih Pantai Gading Sabri Lamouchi.

Kolo Toure, bek senior yang bermain untuk Liverpool, menambahkan dalam beberapa kesempatan Pantai Gading tidak menemukan kunci yang dibutuhkan untuk menyabet trofi. “Kami harap ini akan segera datang. Kami tidak pernah bisa mencapai babak kedua. Ini aneh

Page 42: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

jika melihat bintang-bintang yang kami punyai. Karena itu, saya pikir tidak ada alasan bagi kami untuk gagal lagi.“

Yunani dan Jepang

Menurut Salomon Kalou, ketimbang di dua Piala Dunia sebelumnya, peluang mereka kali ini jauh lebih terbuka karena berada di grup dengan kekuatan relatif berimbang.

“Saya setuju jika dikatakan peluang kami untuk lolos jauh lebih besar. Akan tetapi, saya tidak setuju jika dikatakan kami berada di grup yang ringan. Semua grup berat,“ tegas Kalou.

“Yunani, misalnya. Mereka sangat kuat. Demikian juga Jepang yang merupakan salah satu tim terbaik Asia. Untuk Kolombia tidak perlu ditanya lagi. Meski tanpa (Radamel) Falcao, mereka punya senjata lainnya di lini depan, yakni Jackson Martinez, Fredy Guarin, dan James Rodriguez. Mereka pun tim yang punya tradisi bermain hebat,“ imbuhnya.

Hal senada dikatakan Drogba. Menurutnya, tidak ada tim yang ringan di Piala Dunia. Namun, ini kesempatan mereka untuk membuktikan kualitas.

“Ketimbang di dua Piala Dunia sebelumnya yang sangat sulit, saya melihat peluang kami di Brasil lebih realistis untuk melewati babak pertama. Namun, bukan berarti kami meremehkan lawan karena pada dasarnya semua lawan itu berat,“ tegas mantan striker Chelsea yang kini membela Galatasaray itu.(Berbagai sumber/Mln/R-1)

[email protected]

PELATIH

Page 43: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

Sukses karena Memahami Pemain

TIDAK mudah mengatur para pemain bintang dalam sebuah tim. Bahkan, seorang pelatih berpengalaman sekalipun kerap angkat tangan ketika dipaksa menyatukan para pemain bintang dalam sebuah tim. Namun, tidak dengan Sabri Lamouchi. Ia mampu menundukkan ego bintang-bintang Pantai Gading.

Padahal juru taktik asal Prancis itu tidak punya pengalaman menjadi pelatih sebelumnya ketika ditunjuk menjadi pelatih timnas Pantai Gading. Federasi Sepak Bola Pantai Gading (FIF) memang sedikit berjudi ketika menunjuk pelatih kelahiran Lyon, Prancis, 9 November 1971 itu.

Akan tetapi, seiring perjalanan waktu, Lamouchi mampu membuktikan bahwa FIF tidak salah memilihnya. Pantai Gading berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil dengan hanya mencatat tiga kali kalah dalam 20 pertandingan.

Tidak berlebihan jika berbagai pujian mulai mengarah kepadanya termasuk dari para punggawa Pantai Gading. Menurut mereka, Lamouchi bisa sukses karena mau belajar.

“Dia pelatih muda yang sedang belajar. Dia datang ke sini belum lama. Jadi dia belajar tentang kelompok, belajar tentang pemain. Dia harus paham pemain benar-benar berpengalaman, pemain yang sangat bagus dan cerdas. Ini tidak mudah, tapi dia melakukan yang terbaik,“ ujar bek Kolo Toure.

“Sebagai pelatih, Sabri Lamouchi sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Ia punya pendekatan yang cocok dengan tim. Apa yang dia katakan dengan yang dia lakukan sangat konsisten,“ timpal Salomon Kalou.

“Ia mungkin pelatih muda tanpa banyak pengalaman, tapi saya menjamin, dialah yang kami butuhkan. Saya percaya keberhasilan kami di Brasil nanti akan mengikis semua kritik,“ imbuhnya.

Mantan pemain Parma, Inter Milan, dan Marseille itu mulai menukangi Pantai Gading pada Mei 2012. Dia mengaku tidak mudah pada awalnya menduduki jabatan tersebut. Namun, kini semuanya telah berjalan normal. Ia pun berharap bisa mengantarkan Pantai Gading lolos dari babak penyisihan grup.

“Yang saya inginkan ialah membuat `Pasukan Gajah' menjadi tim yang menakutkan bagi lawan. Kami ingin meningkat kan standar kami, konsentrasi kami, dan determinasi kami,“ tandas Lamouchi. (Berbagai sumber/ Mln/R-1)

Page 44: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

BINTANG

Jangkar Permainan Tim

Page 45: Artikel Pilihan Media Indonesia 16 Mei 2014

KETIMBANG rekan-rekan seangkatannya, Yaya Toure mungkin menjadi satu-satu pemain Pantai Gading yang mampu menjaga performa sampai saat ini. Ketika prestasi rekan-rekan senegaranya seperti Didier Drogba, Salomon Kalou, dan Didier Zokora mulai meredup, adik kandung Kolo Toure itu masih mampu menunjukkan kapasitas yang mumpuni.

Ia bahkan masih mampu menjadi motor permainan Manchester City. Pun ketika para striker the Citizen melempem, mantan pemain Barcelona itu mampu menggantikan peran mereka.

Padahal sejatinya ia bukan seorang striker. Dengan raihan 20 gol, Yaya Toure mencatatkan diri sebagai top scorer Manchester City dan menduduki posisi ketiga dalam daftar percetak gol terbanyak musim ini di bawah duo striker Liverpool Luis Suarez dan Daniel Sturridge. Tidak mengherankan jika pemain kelahiran Bouake, Pantai Gading, 13 Mei 1983 itu diharapkan bisa membantu Les Elephants lolos dari babak penyisihan grup di putaran final Piala Dunia 2004.

“Ia menjadi bagian penting dari tim. Penampilannya di City musim ini saya harap akan berlanjut di timnas. Sebagaimana di klubnya, saya berharap ia tidak hanya seorang gelandang, tapi juga pencetak gol,“ ujar arsitek Pantai Gading Sabri Lamouchi.

Performa apik Yaya musim ini juga mendapat pujian dari sejawatnya di Liga Primer. “Sangat sedikit seorang gelandang bisa mencetak 20 gol dalam satu musim. Namun, Yaya meraih itu sebelum akhir Maret. Benar-benar ia menjadi pemain penting buat tim,“ imbuh pelatih City Manuel Pellegrini.

“Dia bisa bertahan, menyerang, mencetak gol, dribble. Ia punya skill hebat dan sangat kuat. Sangat sulit melawan dia,“ timpal pemain Manchester United Juan Mata.

Yaya menganggap pencapaiannya itu merupakan hasil sebuah proses. Sewaktu di Barcelona ia diminta untuk bermain lebih bertahan, tetapi di City diberi kebebasan untuk menyerang.Hasilnya bisa dilihat seperti sekarang. Karena itu, ia berharap peran yang sama didapatkannya di timnas.

“Saya sangat bangga menjadi orang Afrika. Saya ingin bertahan menjadi orang Afrika dan menunjukkan kepada dunia bahwa para pemain Afrika bisa bermain bagus selayaknya pemain Eropa dan Amerika Latin. Itu juga yang akan saya tunjukkan di Brasil nanti demi negara saya,“ pungkas Yaya. (Berbagai sumber/ Mln/R-1)