ACS Laporan Kasus
-
Upload
fakhrul-gamal-putra -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of ACS Laporan Kasus
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang paling sering terjadi
serta berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kejadian-kejadian
yang bersifat akut dan memiliki risiko kematian tinggi telah dikategorikan ke dalam
sindroma koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS).Penyakit
kardioaskuler merupakan penyakit yang menyebabkan !" juta kematian di dunia
tiap tahunnya# data ini didasarkan menurut laporan penga$asan ketiga dari %&'
(WorldHealthOrganization) !!-!.
!
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu masalah kesehatan
terbesar di dunia dengan prealensi "! kasus dari setiap !**.*** orang berusia di
atas * tahun." +enurut data statistik Ameri,an &eart Asso,iation (A&A) "**# pada
tahun "** jumlah penderita yang menjalani pera$atan medis di Amerika Serikat
akibat PJK hampir men,apai !# juta orang dengan !#! juta orang (*/)
menunjukkan kasus Angina Pe,toris 0idak Stabil (AP0S) atau 1nfark +iokard 0anpa
2leasi S0 (3S02+1).!
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan
manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai akibat iskemia
miokardium. SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil# 1nfark miokard akut (1+A)
yang disertai eleasi segmen S0 dan penderita dengan infark miokardium tanpa
eleasi S0.Keluhan utama pada SKA adalah nyeri dada dan dengan gambaran
elektrokardiografi (2K4) digolongkan berdasarkan ada atau tidaknya eleasi segmen
S0. Sindroma Koroner Akut (SKA) tanpa eleasi segmen S0 dibagi lagi berdasarkan
hasil pemeriksan en5im jantung. Jika terjadi peningkatan en5im didiagnosis dengan
3S02+1 dan jika tidak terjadi peningkatan en5im didiagnosis dengan 6AP. Non S0-
segment Elevation Myocardial Infarction (3S02+1) dan 6AP
(UnstableAnginaPectoris) dianggap sebagai kondisi yang memiliki hubungan yang
erat# dimana patogenesa dan presentasi klinisnya sama namun berbeda dalam derajat
1
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
2/22
berat ringannya. Pada 3S02+1# iskemia yang terjadi ,ukup berat untuk
mengakibatkan kerusakan miokard dan pertanda kerusakan miokard tersebut dapat
diperiksa se,ara kuantitatif. Sedangkan pada 6AP# iskemia tidak mengakibatkan
kerusakan miokard.7engan meluasnya iskemia miokard# 6AP83S02+1 dapat
berubah menjadi S02+1.9
BAB II
ILUSTRASI KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
3ama : 0n. J
6mur : 9; tahun
3o. C+ : !-*!-*-;
Jenis Kelamin :
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
3/22
dengan keringat dingin saat nyeri dada mun,ul. 3yeri dada dikeluhkan
dengan durasi ? "* menit. 3yeri dada mun,ul pertama kali saat pasien
tidur siang.
$. Riwaat Pena!it Dahulu>i$ayat &ipertensi (-)
7iabetes +elitus (-)
e. Riwaat Pena!it Kelua"#a
7isangkal
%. Riwaat Pema!aian &bat
(-)
#. Riwaat Kebia'aan S('ial
>i$ayat merokok kurang lebih tahun# dengan ! bungkus 8" hari# dan
sudah berhenti sejak " tahun yang lalu.
h. )a!t(" Ri'i!( an# Ti$a! Da*at Dim($i%i!a'i
Jenis kelamin
i. )a!t(" Ri'i!( an# Da*at Dim($i%i!a'i
kebiasaan merokok
2.+ PEMERIKSAAN )ISIK
,. Statu' P"e'ent
Kesadaran : Compos +entis
0ekanan 7arah : !";8@; mm&g
3adi (&>) : @9 8menit
Brekuensi 3afas : " 8menit
0emperatur : ;# C
!. Statu' -ene"al
Kulit
%arna : Sa$o matang
0urgor : Kembali ,epat
1kterus : (-)
3
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
4/22
Pu,at : (D)
Sianosis : (-)
'edema : (-)
Ke*ala
=entuk : Kesan 3ormo,ephali
>ambut : =er$arna hitam# sukar di,abut
+ata :Cekung (-)# refleks ,ahaya (D8D)# konj. Palp
inf pu,at (-8-)# sklera ikterik (-8-)
0elinga : Sekret (-8-)# perdarahan (-8-)
&idung : Sekret (-8-)# perdarahan (-8-)# 3C& (-8-)
Mulut=ibir : Pu,at (-)# Sianosis (-)
4igi geligi : Karies (-)
etraksi : (-)
b) Palpasi
4
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
5/22
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
6/22
h(-)# %h(-)
/antun#
- 1nspeksi : 1,tus ,ordis tidak terlihat
- Palpasi : 1,tus ,ordis teraba 1CS E linea
mid,lai,ula sinistra
- Perkusi : =atas atas : 1CS 111
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
7/22
2dema - - - -
1kterik - - - -
4erakan Aktif Aktif Aktif Aktif
0onus otot 3ormotonus 3ormotonus 3ormotonus 3ormotonus
Sensibilitas 3 3 3 3
Atrofi otot - - - -
2. PEMERIKSAAN PENUN/AN-
Tan##al 1 /uli 21
Da"ah Rutin
/eni' *eme"i!'aan Ha'il Peme"i!'aan Nilai Ru,u!an
&aemoglobin # gr8dl ! - !@ gr8dl
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
8/22
0roponin 1 G *.!* G !#
CK+= "! G"
Kimia Da"ah
Tan##al 1 ,uli 21
/eni' *eme"i!'aan Ha'il Peme"i!'aan Nilai Ru,u!an
=ilirubin 0otal *#" mg8dl !.! mg8dl
=ilirubin 7ire,t *.! mg8dl *-*." mg8dl
Alk. Posfatase - !**-"* mg8dl
Protein 0otal @.* mg8dl ;.-. mg8dl
4lobulin ". mg8dl !.-." g8dl
Albumin 9.! mg8dl ."-."g8dl
As. 6rat darah @.! mg8dl !.-; mg8dl
S4'0 "; 681 *-! 681
S4P0 " 681 *-@ 681
0otal kolesterol !; mg8dl G"** mg8dl
&7< kolesterol !; mg8dl ?9 mg8dl
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
9/22
Rate 0 4 *e" menit
Ritme 0 Sinu'
Ai' 0 n("m( ai'
P wa5e 0 leba" 0 67 '8n("mal9
Tin##i 0 62 m:8n("mal9
PR inte"5al 0 62 ' 8 n("mal9
H*e"t"(*h 0 Hi*e"t"(%i :ent"i!el 'ini't"a 8396 Hi*e"t"(%i 5ent"i!el $et"a 839
In%a"!; I'!emi! 0 Ti$a! $itemu!an !elainan 'e#men ST6 #el(mban# <
*at(l(#i'6 $an T in5e"te$
Ke'im*ulan 0 N("mal Sinu' Ritme6 N("mal EK-
2.= RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang timbul sejak ! minggu. 3yeri
dada seperti terbakar dan panas yang menjalar hingga leher dan lengan kiri. 3yeri
dada disertai dengan keringat dingin saat nyeri dada mun,ul. 3yeri dada dikeluhkan
dengan durasi ? "* menit. 3yeri dada mun,ul pertama kali saat pasien tidur siang.
Pasien tidak memiliki ri$ayat hipertensi. >i$ayat diabetes mellitus disangkal.
7ari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan# serta dari rekaman
2K4 tidak terdapat adanya kelainan
9
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
10/22
2.4 DIA-N&SIS
1. Un'table An#ina Pe!t("i'
2.> PENATALAKSANAANAs,ardia ! * mg
Plai ! @ mg
=isoprolol ! "# mg
Simastatin ! 9* mg
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
11/22
BAB III
DISKUSI
11
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
12/22
+.1 De%ini'i
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan
manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai akibat iskemia
miokardium. !#" SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil# 1nfark miokard akut
(1+A) yang disertai eleasi segmen S0 dan penderita dengan infark miokardium
tanpa eleasi S0. Keluhan utama pada SKA adalah nyeri dada dan dengan gambaran
elektrokardiografi (2K4) digolongkan berdasarkan ada atau tidaknya eleasi segmen
S0. Sindroma Koroner Akut (SKA) tanpa eleasi segmen S0 dibagi lagi berdasarkan
hasil pemeriksan en5im jantung. Jika terjadi peningkatan en5im didiagnosis dengan
3S02+1 dan jika tidak terjadi peningkatan en5im didiagnosis dengan 6AP. Non S0-
segment Elevation Myocardial Infarction (3S02+1) dan 6AP(UnstableAnginaPectoris) dianggap sebagai kondisi yang memiliki hubungan yang
erat# dimana patogenesa dan presentasi klinisnya sama namun berbeda dalam derajat
berat ringannya. Pada 3S02+1# iskemia yang terjadi ,ukup berat untuk
mengakibatkan kerusakan miokard dan pertanda kerusakan miokard tersebut dapat
diperiksa se,ara kuantitatif. Sedangkan pada 6AP# iskemia tidak mengakibatkan
kerusakan miokard.7engan meluasnya iskemia miokard# 6AP83S02+1 dapat
berubah menjadi S02+1.9
+.2 Pat(%i'i(l(#i
Sindrom koroner akut */ disebabkan oleh pe,ahnya plak aterosklerosis
yang kemudian terjadi agregasi trombosit dan pembentukan trombus intrakoroner.
0rombus menyebabkan oklusi dan mengakibatkan aliran darah menjadi berkurang
yang nantinya membuat ketidakseimbangan antara suplai oksigen otot jantung dan
kebutuhannya." 'klusi trombus yang parsial berhubungan dengan angina tidak stabil
dan 3S02+1. Jika trombus membuat oklusi total# hasilnya adalah iskemia yang
ditimbulkan lebih berat dan nekrosis otot jantung yang terjadi lebih banyak.
+anifestasi dari keadaan ini adalah S02+1. Baktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pembentukan trombus adalah plak aterosklerotik# endotel koroner# platelet#
dan tonus asomotordinding pembuluh darah."
12
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
13/22
Aterosklerosis memberi kontribusi terhadap pembentukan trombus melalui
pe,ahnya plak yang menyebabkan plak bereaksi terhadap substansi trombogenik dan
disfungsi endotelyang menyebabkan hilangnya kemampuan antitrombogenik normal
dan asodilatasi. Pe,ahnya plak aterosklerotik diper,aya menjadi pen,etus trombosis
koroner. Penyebab pe,ahnya plak adalah faktor kimia yang menstabilkan lesi
aterosklerotik dan stres fisik. Plak aterosklerotik terdiri dari inti lipid yang dikelilingi
oleh kapsul eksternal yang fibrotik. Substansi yang dikeluarkan oleh sel inflamasi
dalam kapsul bertanggung ja$ab terhadap integritas kapsul.Kapsul plak yang tipis
dan lemah sangat mudah untuk ruptur terutama dibagian bahu ( shoulderregion). Plak
dapat pe,ah se,ara spontan atau akibat faktor fisik seperti tekanan darah intralumen
dan torsi akibat detak jantung. Sindrom korener akut timbul akibat adanya pen,etusseperti aktiitas fisik dan emosi. &al ini menyebabkan aktiasi sistem saraf simpatis
yang kemudian menyebabkan peningkatan tekanan darah# denyut jantung dan
kontraktilias entrikel. Akibat adanya keadaan tersebut terjadi stres pada lesi
aterosklerotik yang dapat menyebabkan plak pe,ah."
Setelah plak atreosklerotik pe,ah# terjadi pembentukan trombus. 0erpaparnya
intiateromatous terhadap tissue fator men,etus jalur koagulasi. 0rombosit yang
teraktiasimengeluarkan isi granulanya yang berisi substansi yang dapat
memfasilitasi agregasi trombositseperti A7P dan fibrinogen# aktiator kaskade
koagulasi dan asokonstriksi. Perkembangantrombus intralumen# perdarahan intra
plak dan asokonstriksi menyebabkan lumen menyempit.Akibat lumen yang sempit
ini# aliran darah menjadi turbulen yang kemudian mengakibatkanaktiasi trombosit
lebih lanjut.
7isfungsi endotel yang biasa timbul pada aterosklerotik ringan juga
meningkat padakejadian pembentukan trombus. Akibat penurunan pengeluaran
asodilator# mekanisme inhibisiagregasi trombosit menjadi terganggu. 0idak saja
disfungsi endotel gagal men,egah agregasitrombosit# tetapi juga gagal men,egah
mekanisme asokonstriksi dari produk trombosit. Selamapembentukan trombus#
asokonstriksi terjadi akibat produk trombosit (tromboksan danserotonin) dan akibat
thrombin yang berperan dalam pembentukan clot lebih lanjut.
13
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
14/22
Pembentukan trombus intrakoroner menyebabkan beberapa dampak. Sebagai
,ontohruptur plak biasanya terjadi superfisial# minor dan sembuh sendiri. &al ini
hanya menyebabkanpembentukan trombus non oklusi. 3amun demikian# ruptur plak
yang dalam menyebabkanterpaparnya lebih banyak isi plak terhadap tissue factor dan
kolagen subendotel yangmengakibatkan pembentukan trombus yang lebih besar dan
berpotensi menutup lumenintrakoroner.!9 Jika trombus menutup lumen pembuluh
darah se,ara total# aliran darah akantertahan dan timbul iskemia berkepanjangan yang
menyebabkan timbulnya infark miokard(biasanya S02+1). Sebaliknya# jika
pembentukan trombus hanya menutupi sebagian lumenaskular atau menutupi total
tetapi terjadi rekanalisasi# keparahan dan durasi iskemia menjadiringan dan
mengakibatkan terjadinya 3S02+1 atau angina tidak stabil.
• >uptur plak
>uptur plak aterosklerotik diangap penyebab penting 3S02+1# sehingga tiba-
tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner yang sebelumnya
mempunyai penyempitan yang minimal. Plak aterosklerotik terdiri dari intin yang
mengandung banyak lemak dan pelindung jaringan fibrotik. (fibroti, ,ap). Plak yang
tidak stabil terdiri dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel
makrofag.=iasanya rupture terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima
yang normal atau pada bahu dari timbunan lemak. Kadang-kadang keretakan timbul
pada dinding plak yang paling lemak karena adanya en5im protease yang dihasilkan
makrofag dan se,ara en5imatik melemahkan dinding plak (fibrous ,ap)."
• 0rombosis dan agregasi trombosit
Agregasi platelet dan pembentukan thrombus merupakan salah satu dasar
terjadinya 6AP83S02+1. 0erjadinya thrombosis setelah plak terganggu disebabkan
karena interaksi yang terjadi antara lemak# sel otot polos# makrofag dan kolagen. 1nti
lemak merupakan bahan terpenting dalam pembentukan thrombus yang kaya
trombosit# sedangkan sel otot polos dan sel busa (foam sel) yang ada dalam plak tak
stabil. Setelah berhubungan dengan darah# fa,tor jaringan berinteraksi dengan fa,tor
14
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
15/22
E11a untuk memulai kaskade reaksi en5imatik yang menghasilkan pembentukan
thrombin dan fibrin."
Sebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel# terjadi agregasi platelet dan
platelet melepaskan isi granulasi sehingga memi,u agregasi yang lebih luas#
asokonstriksi dan pembentukan thrombus. Baktor sistemik dan inflamasi ikut
berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan koagulasi dan berperan dalam
memulai thrombosis yang intermiten."
• Easospasme
0erjadinya asokonstriksi juga mempunyai peran penting. 7iperkirakan
adanya disfungsi endotel dan bahan asoaktif yang diproduksi oleh platelet beroerandalam perubahan dalam tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme. Adanya
spasme seringkali terjadi pada plak yang tak stabil# dan mempunyai peran dalam
pembentukan thrombus."#
• 2rosi pada plak tanpa rupture
0erjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proliferasi
dan migrasi otot polos sebagai reaksi terhadap kerusaka endotel# adanya perubahan
bentuk dan lesi karena bertambahnya sel otot polos dapat menimbulkkan
penyempitan pembuluh dengan ,epat dan keluhan iskemia."#;
+.+ )a!t(" Re'i!(
Baktor risiko SKA dapat dikategorikan atas:@
!. Baktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
+erupakan faktor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan# yaitu
diantaranya: usia# jenis kelamin (laki-laki 9 tahun perempuan tahun)# ri$ayat
keluarga (+1 pada ayah atau saudara laki-laki sebelum berusia tahun atau pada ibu
atau saudara perempuan berusia ; tahun).". Baktor risiko yang dapat dimodifikasi
+erupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan interensi
tertentu maka bisa dihilangkan. Lang termasuk dalam kelompok ini diantaranya:
15
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
16/22
merokok# peningkatan kadar lipid serum# hipertensi# diabetes mellitus# gaya hidup
yang tidak aktif# obesitas# dan peningkatan kadar homosistein.
6AP83S02+1 dapat diperkirakan dengan melakukan penilaian risiko kuantitatif.Penilaian ini bertujuan untuk penentuan keputusan klinis dan memprediksi risiko
kejadian iskemik jangka pendek dan menengah. Skor risiko yang paling banyak
dipakai diantaranya adalah !hrombolysis in Myocardial Infarction (01+1) ris
score.9#
Gambar . 3.1 TIMI RISK SCORE untuk U!"#STEMI
+. Dia#n('i'
!. Anamnesis
3yeri dada merupakan keluhan utama sebagian besar pasien dengan
6AP83S02+1. 3yeri dada biasanya berlokasi retrosternal# sentral# atau di dada kiri#
menjalar ke rahang atau lengan atas.94ejalanya dapat berariasi# dapat berupa gejala
khas angina# yaitu nyeri dada tipikal yang berlangsung selama M "* menit atau lebih
yang terasa seperti ditusuk-tusuk# ditekan# rasa terbakar# ditindih benda berat# rasa
diperas dan terpelintir. Keluhan dapat pula berupa nyeri atipikal seperti nyeri
epigastrium# nyeri dada tajam# atau sesak nafas memberat.!;
16
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
17/22
Pada beberapa pasien dapat ditemukan tanda-tanda gagal entrikel kiri akut.
4ejala yang timbul seperti rasa lelah yang tidak jelas# nafas pendek# dan rasa tidak
nyaman di epigastrium. +ual muntah dapat terjadi terutama pada $anita# penderita
diabetes mellitus# atau pasien usia lanjut. Ke,urigaan harus lebih besar pada pasien
dengan faktor risiko kardioaskular multipel agar tidak terjadi kesalahan diagnosis.@
". Pemeriksaan Bisik
0emuan pada pemeriksaan fisik biasanya normal. 0ujuan penting pemeriksaan
fisik adalah menyingkirkan penyebab nyeri dada non kardiak dan kelainan jantung
non iskemik.!Pemeriksaan fisik juga penting untuk mengidentifikasi faktor pen,etus
dan kondisi lain sebagai konsekuensi dari 6AP83S02+1.
9
. 2lektrokardiografi
Pemeriksaan 2K4 !" lead saat istirahat merupakan perangkat diagnostik utama
dalam penilaian pasien dengan dugaan 6AP83S02+1. Pada gambaran 2K4 normal#
gelombang 0 biasanya positif pada sadapan 1# 11# dan E sampai dengan E;# terbalik
pada sadapan aE># berariasi pada sadapan 111# aEB# aE
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
18/22
9.=iomarker Jantung
Sejak tahun !;* pemeriksaan "reatine #inase isoenzime +=(CK-+=) telah
diterima se,ara luas sebagai standar emas untuk penetapan diagnosis infark miokard.
Sampai saat ini CK-+= masih direkomendasikan sebagai protein penanda infark
miokard. CK-+= terlepas dalam sirkulasi setelah infark# paling ,epat terdeteksi -9
jam setelah onset gejala dan tetap meningkat kira-kira ; jam pas,a infark.;
"ardiac !ro$onin 0 atau 1 (,0n0 atau ,0n1) merupakan petanda biokimia yang
lebih disukai untuk mendeteksi jejas miokard# karena hampir spesifik absolut jaringan
miokard dan mempunyai sensitiitas yang tinggi# bahkan dapat menunjukkan adanya
nekrosis miokard ke,il yangtidak terdeteksi pada 2K4 maupun oleh CK-+=. Pada
pasien dengan infark miokard akut# peningkatan a$al troponin pada daerah perifer
setelah -9 jamdan dapat menetap sampai " minggu. Pada 3S02+1 peningkatan
troponin minor biasanya membaik dalam 9-@" jam.Pemeriksaan en5im jantung yang
lain yaituas$artateaminotransferase (AS0)# lactate dehydrogenase
%&'H(#myoglobin#carbonic anhydrase 111 (CA 111)# dan myosin light chain (+
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
19/22
4ambar Alur 7iagnosis 6AP83S02+19
4ambar . Alur diagnosis 6AP83S02+1
+.= Penatala!'anaan
!. 'bat-obatan anti-iskemik
1sosorbid mononitrat# diberikan sekali sehari dalam bentuk sediaan lepas
lambat untuk men,egah toleransi terhadap nitrat. Jika diperlukan# diberikan bersama
dengan gliseril trinitrat semprot.
"alcium "hannel )locer (CC=# misalnya amlodipin# diltia5em). 7iltia5em
dapat diresepkan untuk pasien yang tidak tahan beta$ blo,ker karena efek sampingnya
pada konduksi elektrik kardiak. 'bat kerja pendek (misalnya nifedipin) tidak
digunakan karena efek sampingnya refleks takikardia yang umum terjadi pada a$al
penggunaan dan dapat memperburuk gejala angina.9
3i,orandil dapat ditambahkan sebagai kombinasi dengan antiangina lainnya.
Pada semua antiangina# efek pusing8sakit kepala yang sangat merupakan masalah
yang sering dialami pasien. Jika hal ini berkaitan dengan dosis# maka dosis harus
disesuaikan sambil tetap menjaga tekanan darah.
". 'bat-obatan antiplatelet
Semua pasien 6AP83S02+1 mendapat terapi aspirin @ mg8hari dan
,lopidogrel @ mg8hari# dengan loading dose ** mg yang diberikan saat gejala
mun,ul atau pertama dira$at. +anfaat penambahan ,lopidogrel pada terapi aspirin
standard# yaitu menurunkan "*/ resiko kematian# infark miokard non$fatal dan
stroke.@
7osis aspirin yang digunakan sekarang adalah *-!;* mg8hari. Aspirin dosis
ke,il yang beredar di 1ndonesia yang digunakan sebagai antiagregrasi adalah:
As,ardia# Barmasal# Aspilet# dan >estor. 0ersedia dalam bentuk tablet *mg# !** mg#
19
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
20/22
dan !;* mg. Proime (produksi Sanbe) adalah kombinasi aspirin !** mg dengan
gli,ine 9 mg yang dilaporkan lebih kurang menyebabkan iritasi lambung.@
Aspirin dapat berinteraksi dengan berbagai obat lainnya apabila diberikan
bersamaan. 1nteraksi ini dapat bersifat potensiasi atau inhibisi aspirin meningkatkanefek $arfarin# heparin# digoksin# oral antidiabetik sulfonil urea. Sebaliknya
menghambat efek diuretik seperti furosemid dan spironolakton serta obat
antihipertensi.@
Aspirin dikatakan sebagai salah satu obat yang paling ,ost effe,tie untuk
pen,egahan sekunder PJK. Sebagai antiplatelet# aspirin menurunkan infark berulang
dan mortalitas sesudah pasien mengalami infark miokard. Kesimpulan ini merujuk
pada 0he Se,ond 1nternational Study of 1nfar,t Surial (1S1S-") per,obaan pada
tahun ! dimana pemberian aspirin !;* mg8hari pada pasien infark miokard
menurunkan mortalitas "/ pada minggu kelima dan terus bermanfaat selama !*
tahun. 7alam uji klinik ini juga diperlihatkan bah$a aspirin menurunkan kejadian
strok ;/ dan infark berulang 99/.!
Antagonis reseptor glikoprotein 11b8111a# misalnya tirofiban atau eptifibatide
merupakan inhibitor kuat agregasi platelet. 'bat$obat tersebut menghambat
pembentukan fibrinogen pada platelet. %alaupun antagonis reseptor glikoprotein
11b8111a menghambat pembentukan thrombus# uji klinik menunjukkan bah$a mereka
hanya efektif untuk pasien 6AP83S02+1 resiko tinggi# atau untuk pasien yang
potensial mendapat PC1 yang ditunda# jika digunakan bersama dengan aspirin dan
heparin8
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
21/22
+.4 K(m*li!a'i
Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia# aritmia yang sering
memberikan komplikasi adalah entrikel fibrilasi. Eentrikel fibrilasi / meninggalsebelum sampai rumah sakit. Komplikasi lain meliputi disfungsi entrikel kiri8gagal
jantung dan hipotensi8syok kardiogenik.!"
BAB I:
KESIMPULAN
21
-
8/16/2019 ACS Laporan Kasus
22/22
Non*+! elevation Miocard Infar (3S02+1) adalah keadaan pasien dengan
gejala iskemia sesuai dengan sindroma akut dengan terjadinya peningkatan en5im
penanda iskemia jantung (CK+=# 0roponin) dengan atau tanpa perubahan 2K4 yang
menunjukkan iskemia (depresi segmen S0# 1nersi gelombang 0 dan eleasi segmen
S0 yang transien).
7iagnosis Non*+! elevation Miocard Infar (3S02+1) dapat ditegakkan se,ara
klinis dari anamnesis# pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yaitu
biomarker jantung. "ardiac !ro$onin 0 atau 1 (,0n0 atau ,0n1) merupakan petanda
biokimia yang lebih disukai untuk mendeteksi jejas miokard# karena hampir spesifik
absolut jaringan miokard dan mempunyai sensitiitas yang tinggi# bahkan dapat
menunjukkan adanya nekrosis miokard ke,il yang tidak terdeteksi pada 2K4 maupunoleh CK-+=.
Prinsip penatalaksanaan SKA adalah mengembalikan aliran darah koroner
dengan trombolitik untuk menyelamatkan jantung dari infark miokard# membatasi
luasnya infark miokard# dan mempertahankan fungsi jantung.
22