Acut coronary syndrom (acs) –

18
ACUT CORONARY SYNDROM (ACS) – Angina Pektoris tak Stabil MUHAMMAD FADLY 1506800735

Transcript of Acut coronary syndrom (acs) –

Page 1: Acut coronary syndrom (acs) –

ACUT CORONARY SYNDROM (ACS) – Angina Pektoris tak StabilMUHAMMAD FADLY1506800735

Page 2: Acut coronary syndrom (acs) –

TUJUAN

Setelah mengikuti diskusi tentang ACS, diharapkan mahasiswa mampu memahami: Definisi ACS dan Angina Pektoris tak Stabil Faktor-faktor yang mempengaruhi Patofisiologi Manifestasi klinis (tanda dan gejala) Komplikasi yang dapat terjadi

Page 3: Acut coronary syndrom (acs) –

Definisi ACS

Acut Coronary Syndrom (ACS) adalah beberapa sekelompok gejala klinis yang menunjukkan adanya iskemia miokardial akut (Timby & Smith, 2010)

Sindrom koroner akut adalah sprektum klinis yang terjadi mulai dari angina pektoris tidak stabil sampai terjadi infark miokard akut (Sudoyo, dkk, 2009)

Acute coronary syndromes adalah sekelompok kondisi yang disebabkan oleh kurangnya oksigen di otot jantung (William & Hopper, 2006)

Page 4: Acut coronary syndrom (acs) –

PATOFISIOLOGI ACS

Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus yang kaya trombosit (white thrombus).

Trombus ini akan menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner yang lebih distal. Selain itu terjadi pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memperberat gangguan aliran darah koroner. Berkurangnya aliran darah koroner menyebabkan iskemia miokardium. Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit menyebabkan miokardium mengalami nekrosis (infark miokard).

Page 5: Acut coronary syndrom (acs) –

PATOFIOLOGI ACS

Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan otot jantung (miokard). Akibat dari iskemia, selain nekrosis, adalah gangguan kontraktilitas miokardium karena proses hibernating dan stunning (setelah iskemia hilang), distritmia dan remodeling ventrikel (perubahan bentuk, ukuran dan fungsi ventrikel).

Page 6: Acut coronary syndrom (acs) –

LANJUTAN...

Sebagian pasien SKA tidak mengalami koyak plak seperti diterangkan di atas. Mereka mengalami SKA karena obstruksi dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria epikardial (Angina Prinzmetal). Penyempitan arteri koronaria, tanpa spasme maupun trombus, dapat diakibatkan oleh progresi plak atau restenosis setelah Intervensi Koroner Perkutan (IKP). Beberapa faktor ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis, hipotensi, takikardia, dapat menjadi pencetus terjadinya SKA pada pasien yang telah mempunyai plak aterosklerosis.

Page 7: Acut coronary syndrom (acs) –

Sindrom Koroner Akut

Page 8: Acut coronary syndrom (acs) –

KLASIFIKASI ACS

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan marka jantung, sindrom koroner akut dibagi menjadi: Infark miokar dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment elevation

myocardial infarction) Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST segment

elevation myocardial infarction) Angina pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)

Page 9: Acut coronary syndrom (acs) –

Angina Pektoris tak Stabil

Yang dimasukkan ke dalam angina tak stabil yaitu: Pasien angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimanan angina cukup

berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari Pasien dengan angina yang makin bertambah berat, sebelumnya angina

stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan.

Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.(Sudoyo dkk, 2009)

Page 10: Acut coronary syndrom (acs) –

Faktor-faktor yang mempengaruhiFaktor yang menurunkan suplai ke miokardium (Black and Hawks, 2014) Gangguan pembuluh darah koroner

Aterosklerosis Spasme arteri Arteritis koroner

Gangguan sirkulasi Hipotense Stenosis aorta Insufisiensi aorta

Gangguan darah Anemia Hipoksia Polisitemia

Page 11: Acut coronary syndrom (acs) –

Faktor yang mempengaruhi

Faktor yang Meningkatkan Permintaan Peningkatan Curah Jantung

Olahraga, emosi, pencernaan makanan porsi besar Anemia, hipertiroidisme

Peningkatan Kebutuhan Oksigen oleh Miokardium Kerusakan pada miokardium, hipertensi diastolik Hipertropi miokardium, tirotoksikosis Stenosis aorta, emosi yang kuat Insufisiensi aorta, olahraga berlebihan

Page 12: Acut coronary syndrom (acs) –

Klasifikasi UAP Braunwald

Derajat keparahannya I = Onset baru dari angina berat atau angina yang bertambah, tanpa nyeri

saat istirahat II = angina saat istirahat dalam bulan terakhir namun tidak dalam 48 jam

sebelumnya III = angina saat istirahat 48 jam sebelumnya.

Keadaan klinis A = angina pektoris tidak stabil sekunder karena keadaan ekstra kardiak yang

↑ kebutuhan O2 miokardium atau ↓ asupan O2 B = UAP primer C = UAP pascainfark (dalam 2 minggu setelah riwayat infark miokardium

sebelumnya)

Page 13: Acut coronary syndrom (acs) –

Angina tak stabil VS NSTEMI

Apakah iskemia yang timbul cukup berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada miokardium? Sehingga adanya petanda kerusakan miokardium dapat diperiksa.

Diagnosis angina tak stabil bila pasien mempunyai keluhan iskemia sedangkan tidak ada kenaikan troponin maupun CK-MB, dengan ataupun tanpa perubahan ekg untuk iskemia, seperti adanya depresi segmen ST ataupun elevasi yang sebentar atau adanya gelombang T yang negatif.

Karena kenaikan enzim biasanya dalam waktu 12 jam, maka pada tahap awal serangan, angina tak stabil seringkali tak bisa dibedakan dari NSTEMI.

(Sudoyo dkk, 2009)

Page 14: Acut coronary syndrom (acs) –

Penyebaran Nyeri dg Iskemia Miokardium

Page 15: Acut coronary syndrom (acs) –

PATOGENESIS

Ruptur Plak aterosklerosis Pada UAP terjadi penyempitan < 70 % Jika tertutup 100 % → infark dengan elevasi segmen ST

Trombosis dan Agregasi Trombosit Vasospasme Erosi pada plak tanpa ruptur

Page 16: Acut coronary syndrom (acs) –

MANIFESTASI KLINIS

Keluhan pasien umumnya berupa angina untuk pertama kali atau keluhan angina yang bertambah dari biasa.

Nyeri dada seperti nyeri dada pada angina biasa, tetapi lebih berat dan lebih lama, mungkin timbul pada waktu istirahat, atau karena aktivitas yang minimal.

Nyeri dada disertai keluhan sesak nafas, mual, dampai muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin.

Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang khas.

Page 17: Acut coronary syndrom (acs) –

Komplikasi

Infark Miokard Gangguan Irama Jantung Shock Kardiogenik Gagal Jantung Kiri Kematian mendadak.

Page 18: Acut coronary syndrom (acs) –

REFERENSI

Sudoyo, A.W., dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2015). Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisis ketiga. Jakarta: Centra Communications

Timby, B.K. & Smith, N.E. (2010). Introductory Medical-Surgical Nursing. 10th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

William, L.S. & Hopper, P.D. (2006). Understanding Medical-Surgical Nursing. Third Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Singapura: Elsevier