Ppt Acs Nstemi
-
Upload
marcelliawharsono -
Category
Documents
-
view
255 -
download
43
description
Transcript of Ppt Acs Nstemi
Referat
Diagnostik dan Manajemen ACS NSTEMI
Pembimbing : dr. Afdhalun Hakim, SpJP(K), FIHA, FAsCC
Anindya Latona Sidarta030-11-034
P E N D A H U L U A N
Latar Belakang
Acute Coronary Syndrome (ACS) menggambarkan keadaan gangguan aliran
darah koroner parsial hingga total ke miokard secara akut.
Berdasarkan Riskesdas 2007, PJK merupakan urutan kedua penyebab kematian. Angka akan terus meningkat akibat gaya hidup, hipertensi, diabetes, dan
merokok.
ACS NSTEMI frekuensinya lebih sering.
Setiap tahun, >780.000 orang mengalami ACS dan hampir 70% merupakan ACS NSTEMI
Anatomi koronaria
Faktor risiko
Lipid dan dietMerokok
DM Jenis kelamin
Riwayat keluargaAktifitas fisik
T I N J A U A N P U S T A K A
Klasifikasi ACS
ACS STEMIAngina pektoris tidak stabil
ACS NSTEMI
Patofisiologi
Arsitektur Vaskular Aliran Darah Manifestasi klinis
Plak awal Tidak ada obstruksi Asimptomatik
Stenosis a.koroner kritis
(>70%)
Aliran darah terbatas pada
waktu latihan fisik
Angina stabil
Ruptur plak yang tidak stabil Trombus mulai terbentuk dan
kondisi spasme mengurangi
aliran darah saat istirahat
Angina tidak stabil
Pembentukan trombus tidak
stabil pada ruptur plak
Oklusi vaskular transien atau
inkomplit (terjadi proses
lisis)
NSTEMI
Trombus pada ruptur plak Oklusi vaskular komplit (tidak
terjadi proses lisis
STEMI
Diagnostik
Stratifikasi risiko
Parameter (TIMI)
Usia >65 tahun 1
Lebih dari 3 faktor risiko (hipertensi, DM, rokok, riwayat keluarga,
dislipidemi)
1
Angiogram koroner sebelumnya menunjukkan stenosis >50% 1
Penggunaan aspirin dalam 7 hari terakhir 1
Setidaknya 2 episode nyeri saat istirahat dalam 24 jam terakhir 1
Deviasi ST >1 mm saat tiba 1
Peningkatan biomarker jantung (CK, Troponin) 1
Skor TIMI Risiko Risiko kejadian kedua
0-2 Rendah <8.3%
3-4 Menengah <19.9%
5-7 Tinggi ≤41%
M A N A J E M E N
Early hospital careOksigen : bila saturasi <90% Anti Iskemik1. Nitrat (vasodilator endotelium dgn efek pada perifer pembuluh
darah)sublingual 0.3-0.4 setiap 5 menit dapat diulang sebanyak 3 kali.
2. Beta blocker (reseptor beta-1, sehingga turunnya konsumsi oksigen miokardium)3. CCB (vasodilator arteri)
Beta blocker Selektivitas Dosis untuk angina
Atenolol B1 50-200 mg/hari
Bisoprolol B1 10 mg/hari
Carvedilol A dan B 10 mg/hari
Metoprolol B1 50-200 mg/hari
Propanolol A dan B 2x6,25 mg/hari,
CCB Dosis
Verapamil 180-240 mg/hari dibagi 2-3 dosis
Diltiazem 120-360 mg/hari dibagi 3-4 dosis
Nifedipine 30-90 mg/hari
Amlodipine 5-10 mg/hari
Analgesik1.Bila tidak ada kontraindikasi, morfin sulfat
intravena dapat diberikan pada pasien dengan ACS NSTEMI dengan nyeri dada berkelanjutan (kelas IIb-B)
2.Morfin sulfat memiliki efek analgesik dan anxyolitic, dilatasi vena, reduksi HR
3.Morfin 1-5 mg IV, dapat diberikan bersamaan dengan nitrogliserin iv
Manajemen kolestrol:1.Statin harus diberikan pada semua penderita
UAP atau NSTEMI, termasuk mereka yang telah menjalani terapi revaskularisasi, jika tidak terdapat indikasi kontra (Kelas I-A)
2.Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai sebelum pasien keluar rumah sakit, dengan sasaran terapi untuk mencapai kadar kolesterol LDL <100 mg/ dL (Kelas I-A)
ACE inhibitor & penghambat reseptor angiotensin:1. mengurangi remodeling dan menurunkan angka
kematian penderita pascainfark-miokard 2. Inhibitor ACE diindikasikan penggunaannya untuk
jangka panjang, kecuali ada kontraindikasi, pada pasien dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤40% dan pasien dengan diabetes mellitus, hipertensi, atau penyakit ginjal kronik (PGK) (Kelas I-A).
ACE inhibitor Dosis
Captopril 2-3 kali x 6.25-50 mg
Ramipril 2.5-10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
Lisinopril 2.5-20 mg/hari dalam 1 dosis
Enalapril 5-20 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
Antiplatelet• Aspirin harus diberikan kepada semua pasien
tanpa kontraindikasi dengan dosis loading 150-300 mg dan dosis pemeliharaan 75-100 mg setiap harinya untuk jangka panjang, tanpa memandang strategi pengobatan yang diberikan (Kelas I-A)
Antiplatelet Dosis
Aspirin Dosis loading 150-300 mg, dosis pemeliharaan 75-100
Ticagrelor Dosis loading 180 mg, dosis pemeliharaan 2x90 mg/hari
Clopidogrel Dosis loading 300 mg, dosis pemeliharaan 75 mg/hari
AntikoagulanPemberian antikoagulan disarankan untuk semua pasien yang dapat terapi antiplatelet (kelas 1A)
Antikoagulan Dosis
Fondaparinuks 2,5 mg subkutan
Enoksaparin 1 mg/kg, 2x sehari
Heparin tidak terfraksi
Bolus iv 60 U/g dosis max 4000 U
Infus iv 12 U/kg selama 24-48 jam, dosis max 1000 U/jam
Early invasive dan Ischemia guided strategy
Late hospital care, hospital discharge, posthospital discharge care
a. Medikasi diperlukan untuk mengontrol iskeminya dan harus dilanjutkan setelah pasien dengan ACS NSTE pulang dari rumah sakit dan tidak dilakukan revaskularisasi koroner, pasien dengan revaskularisasi yang tidak komplit atau tida berhasil, dan pasien dengan gejala rekuren setelah revaskularisasi. Dosis titrasi dapat dilakukan. (Kelas 1-C)
b. Semua pasien post ACS NSTE harus diberikan nitrogliserin sublingual atau spray dengan instruksi lisan ataupun tertulis untuk penggunaannya. (Kelas 1-C)
c. Sebelum pasien pulang, pasien dengan ACS NSTE harus diinformasikan mengenai gejala perburukan iskemi miokard atayu infark miokard secara instruksi verbal atau tulisan tentang gejala bagaimana dan kapan diperlukan umtuk ke emergency care. (Kelas 1-C)
d. Pada pasien post ACS NSTE, dan memiliki angina yang berlangsung lebih dari 1 menit, nitrogliserin (1 dosis sublingual atau spray) direkomendasikan jika angina tidak berkurang dalam 3-5 menit, hubungi emergency segera untuk mendapatkan batuan. (Kelas 1-C)
T E R I M A K A S I H
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijaya IP, Liwang F. Kapita Selekta. 4th ed. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2014; 748-51.2. Yeh RW, Sidney S, Chandra M, Sorel M, Selby JV, Go AS. Population trends in the incidence and outcomes of acute
myocardial infarction. N Engl J Med 2010; 362:2155 – 2165.3. Fox KA, Eagle KA, Gore JM, Steg PG, Anderson FA. The Global Registry of Acute Coronary Events, 1999 to 2009-GRACE.
Heart 2010; 96:1095 – 11014. Hamm CW, Mollmann H, Bassand JP, Van de Werf F. Acute coronary syndrome. In: Camm AJ, Lu scher TF, Serruys PW, ̈
eds. The ESC Textbook of Cardiovascular Medicine. 2nd ed. Oxford: Oxford University Press; 20095. Peterson ED, Roe MT, Mulgund J, et al. Association between hospital process performance and outcomes among patients
with acute coronary syndromes. JAMA 2006; 295:1912–20.6. Amsterdam EA, Wenger NK, et al. 2014 AHA/ACC Guideline for the Management of Patients with Non-ST-Elevation Acute
Coronary Syndromes. Journal of the American College of Cardiology 2014.7. Hamm CW, Bassand JP, Agewall S, Bax J, Boersma E,Bueno H, et al. ESC Guidelines for the Management of Acute Coronary
Syndromes in Patients Presenting without Persistent ST-segment elevation. European Society of Cardiology 2011.8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editors. Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan
Depatemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009.9. Alexander M, Baker F, Blem L, Burroughs CW, Cagle R, et al. Van De Graaf Human Anatomy. 6 th ed. Circulatory System.
McGraw-Hill, 2001; p. 550-51.10. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lecture notes Cardiology. 4th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.11. Irmalita, Juzar DA, Andrianto, Setianto BY, Tobing DP, Firman D, Firdaus I. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.
3rd ed. Jakarta: Centra Communications, 2014.12. NSTEMI.org; NSTEMI definition, symptoms, treatment, prognosis , 2014.
Differential Diagnosis
Kondisi Durasi Kualitas Lokasi
Angina >2 menit <10 menit Tertekan, tertindih berat, terbakar
Retrosternal, menjalar ke leher, lengan kiri
Unstable angina 10-20 menit Seperti angina, namun lebih berat
Seperti angina
Diseksi aorta Mendadak, nyeri hebat
Sensasi dirobek Dada anterior, kadang menjalar ke punggung, antar skapula
Emboli pulmonal Mendadak beberapa menit-jam
Pleuritik Kadang lateral, tergantung lokasi emboli
Perikarditis Jam-hari, episodik Tajam Retrosternal / apeks, dapat menjalar ke bahu
Refluks esofagealUlkus peptikum
10-60 menitberkepanjangan
Terbakar Substernal, epigastrium
GRACE
Grace Risiko kematian di RS
≤108 <1%
109-140 1-3%
>140 >3%
Grace Kematian 6bulan keluar RS
≤88 <3%
89-118 3-8%
>118 >8%
KILLIP
Kelas Killip Temuan Klinis Mortalitas
I Tidak terdapat gagal jantung (tidak
terdapat ronkhi maupun S3)
6%
II Terdapat gagal jantung ditandai denga
S3 dan ronkhi basah pada setengah
lapang paru
17%
III Terdapat edema paru ditandai oleh
ronkhi basah di seluruh lapang paru
38%
IV Terdapat syok kardiogenik ditandai oleh
tekanan darah sistolik <90 mmHg dan
tanda hipoperfusi jaringan
81%