89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN  TUMOR HIPOFISIS OLEH : SGD 1 Ketua : Putri Anggraeni (0802105040) Sekretaris : Si Ayu Dwipayani (0802105047) Anggota: Made Wahyu Purwaningsih (0802105006) Putu San th i Wagiswari Natih (0802105012) NI MADE SHINTA TIARA DEWI (0802105015) Komang Tri Desi Lopita.R (0802105032) Ni Wayan Putri Perdana Sari (0802105050) D. A Eka Putri Ardarsini (0802105056) Ni Made Ayu Puspita sari (0802105060) KADEK ARTAWAN (0802105070) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2010 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Transcript of 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

Page 1: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 1/24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

 TUMOR HIPOFISIS

OLEH :

SGD 1

Ketua : Putri Anggraeni (0802105040)

Sekretaris : Si Ayu Dwipayani (0802105047)

Anggota:

Made Wahyu Purwaningsih (0802105006)

Putu Santhi Wagiswari Natih (0802105012)

NI MADE SHINTA TIARA DEWI (0802105015)

Komang Tri Desi Lopita.R (0802105032)

Ni Wayan Putri Perdana Sari (0802105050)

D. A Eka Putri Ardarsini (0802105056)

Ni Made Ayu Puspita sari (0802105060)

KADEK ARTAWAN (0802105070)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Page 2: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 2/24

DENGAN TUMOR HIPOFISIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar ini

mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, kontrol laktasi,

kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur 

osmolalitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan di

ginjal.

Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus

anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi 6 hormon peptida. Sedangkan

 pada lobus posterior dilepaskan 2 macam hormon peptida.

Pituitary tumor, pertumbuhan abnormal yang berkembang di kelenjar hipofisis di otak,

hampir selalu noncancerous (jinak). Sebagian besar tumor hipofisis (adenomas) tidak 

menyebar di luar tengkorak (nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada kelenjar 

 pituitari atau di dekatnya jaringan otak. Pituitary tumor cukup umum dan sering

didiagnosis melalui scan MRI yang dilakukan untuk alasan lain. Mayo Foundation for

Medical Education and Research

2. Epidemiologi

Sekitar 10% dari seluruh tumor intrakranial merupakan tumor hipofisis, terutama terdapat

 pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang ditemukan seimbang pada laki-laki dan wanita.

Tumor hipofisis terutama timbul pada lobus anterior hipofisis, sedangkan pada lobus

 posterior (neurohipofisis) jarang terjadi. Tumor ini biasanya bersifat jinak.

 

3. Etiologi

Page 3: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 3/24

Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor hipofisis hasil dari

 perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.

Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan tumor 

hipofisis. Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis.

Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs lain.

Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker yang

 paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang menyebar ke

kelenjar pituitari termasuk kanker ginjal, kanker prostat,  melanoma, dan kanker  

 pencernaan.

4. Patofisiologi

5. Klasifikasi

Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis dan

dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)

Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis. Biasanya muncul

 pada dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, dan biasanya lebih sering ditemukan pada

laki-laki daripada wanita. Nama lain dari tumor ini yaitu Null cell tumor,

undifferentiated tumor dan non hormon producing adenoma. Karena tumor ini tidak 

memproduksi hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak memberikan gejala apa-

apa. Sehingga ketika diagnose ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang

sangat besar, atau gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid

walaupun bias ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.

2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari:

a. adenoma yang bersekresi prolaktin

 b. adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)

c. adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

d. adenoma yang bersekresiadrenokortikotropik hormon (ACTH)

Page 4: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 4/24

Pada penelitian dari 800 pasien yang menderita tumor hipofisis, 630 pasien

merupakan tipe functioning pituitary tumors yang terdiri dari:

52% merupakan tumor yang mengsekresikan prolactin

27% tumor yang mengsekresikan GH

20% tumor yang mengsekresikan ACTH

0,3% tumor yang mengsekresikan TSH

kelenjar hipofisis bagian anterior berperan dalam sekresi dan pengaturan dari

 berbagai hormon peptida dan stimulating factor. Tumor yang berasal dari bagian ini

akan memproduksi secara berlebihan beberapa atau salah satu dari

hormonmpoptida, jika ini terjadi maka dinamakan fungsional atau secreting

adenoma. Adanya adenoma kelenjar hipofisis anterior bisa dideteksi dengan melihat

aktifitas endokrin dan dengan immunohisto chemical staining.

Ada juga klasifikasi dari buku medikel bedah yaitu:

Eusinofil

Basofil

Kromopom

Klasifikasi berdasarkan gambaran radiology

1. Grade 0: tumor tidak terlihat secara radiologi

2. Grade I dan II: adenoma yang terbatas dalam sella turcica

3. Grade III dan IV: adenoma yang menginvasi ke jaringan sekitarnya

Berdasarkan penyebarannya tumor ke extrasellar maka dibagi lagi dalam

subklasifikasi berikut:

1. A,B,C yaitu penyebaran langsung ke suprasellar 

2. D yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus kavernosus

3. E yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus intrakranial

6. Manifestasi klinis

 Manifestasi klinis Adenoma Hipofisis non fungsional:

Page 5: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 5/24

a. nyeri kepala

b. karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan chiasma optikum,

timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut nasal inferior yang

terletak pada aspek inferior dari chiasma optik melayani lapang pandang bagian

temporal superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali terkena adalah lapang

 pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil akan menjai atrophi.

c. Jika tumor meluas ke sinus cavernosus maka akan timbul kelumpuhan NIII, IV, VI,

V2, V1, berupa ptosis, nyeri wajah, diplopia. Oklusi dari sinue akan menyebabkan

 proptosis, chemosis dan penyempitan dari a. karotis (oklusi komplit jarang)

d. Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi hipofisis yang

 progressif dalam beberapa bulan atau beebrapa tahun berupa:

• Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar 

• Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah 

• Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan kesuburan 

• Diabetes insipidus, sangat jarang

Walaupun gangguan lapang pandang bitemporal dan hypopituitarism yang berjalan

 progresif merupakan gejala klinik yang khas pada tumor ini, kadangkadang adenoma

hipofisis yang besar memberikan gejala yang akut akibat adanya perdarahan atau

Infark. Tumor intrakranial yang paling sering menimbulkan perdarahan adalahadenoma hipofisis. Adanya perdarahan yang besar ke dalam tumor hipofisis akan

menyebabkan gejala nyeri kepala yang tiba-tiba, penurunan kesadaran gangguan

 penglihatan dan insufisiensi adrenal yang akut. Pasien yang menderita abcess pada

hipofisis akan memberi gejala yang sama disertai demam. Menurut Wilson sekitar 3%

makroedenoma menunjukkan Pituitary apoplexi.

 Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional 

a) Adenoma yang bersekresi Prolaktin

• Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,

kemandulan dan osteoporosis.

Page 6: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 6/24

• Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau timbul impotensi atau daya sexual

yang menurun.

Karena perbedaan gejala tersebut maka tumor ini pada laki-laki biasanya ditemukan

 jika sudah menibulkan efek kompresi pada struktur yang berdekatan.

 b) Adenoma yang bersekresi growth hormon

Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH secara kronik.

Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang timbul lebih karena efek 

kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena gangguan somatiknya. Gejala dini

 berupa:

• Ukuran sepatu dan baju membesar 

• Lalu timbul visceromegali

• Hiperhidrosis,

• Macroglossia,

• Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan jaringan subcutis

yang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama ditemukan pada jari-jari, bibir,

telinga dan lidah. Adanya skin tags ini penting karena hubungannya dengan

keganasan pada kolon.

c) Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Kecuali untuk tumor yang bersekresi TSH, yang menunjukkan

• hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala yang

spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini biasanya baru

ditemukan sesudah memberikan efek kompresi pada struktur didekatnya seperti

chiasma optikum atau tangkai hipofisis.

• Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan Graves disease,

graves disease merupakan penyakit yang diturunkan, dimana terdapat resistensi

yang efektif terhadap hormon tiroid yang menyebabkan pengaruh umpan balik 

negatif dari hormon tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH.

Kelainan ini sering bersamaan dengan bisu tuli, stipled epiphyse dan goiter, ini

yang membedakan dengan hipertiroid akibat adanya adenoma.

Page 7: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 7/24

• Pada hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak mengenai wanita,

gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial edema dan kadar serum

immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya sedikit.

d) Adenoma yang bersekresi ACTH

• Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun

• Khas ditandai dengan truncal obesity, hipertensi, hirsutisme (wanita),

hyperpigmentasi, diabetes atau glukosa intoleran, amenorrhea, acne,  striae

abdominal, buffallo hump dan moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini

sudah muncul pada tahap sangat  dini dari tumornya yang menyulitkan dalam

mendeteksi dan identifikasi sumbernya.

 

7. Pemeriksaan fisik 

Inspeksi :

klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian tubuh (jika

timbul saat usia dini)

Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada ujung-

ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)

Kulit klien tampak pucat

Terdapat penumpukan lemak di punggung, wajah.

Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

Tampak atropi pada pupil

Klien tampak susah membedakan warna

Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

Page 8: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 8/24

Palpasi:

Terdapat nyeri kepala

Terdapat kelemahan otot tonus otot Ekstremitas atas 444 dan ekstremitas bawah 444

8. Pemeriksaan diasnostik 

Adenoma Hipofisis non fungsional:

 

a. pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella menipis

dan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka pada

lateral foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP dari

kelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang pada yang

lainnya normal < 9 masing-masing.

 b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak lebih

 jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.

c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi dari

kelenjar hipofisis.

Adenoma Fungsional a. Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya berkorelasi

dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml terjadi pada

adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin berkurang,

 juga pada stalk effect (trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis karena operasi).

 b. Adenoma yang bersekresi growth hormone

Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang berupa

cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh <1 ng/ml, pada

 penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml, walaupun pada penderita

 biasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya, karena

kadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya 0,67 U/ml,

 pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan

Page 9: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 9/24

sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan ini

menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH perdarahan infus

akan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal tidak. Jika hipersekresi telah

ditentukan maka pastikan sumbernya dengan MRI, jika dengan MRI tidak terdapat

sesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH.

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoid

unit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga hormon,sedangkan beta

subarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik immunohistokimia yang spesfik bisa

diukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid unit.

Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun pada

adenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga meningkat. MRI

dengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan antara adenoma yang

satu dengan yang lainnya

d. Adenoma yang bersekresi ACTH

• CRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH dari

adenihipofisis, ACTH akanmeningkatkan produksi dan sekresi cortisol dari adrenal

cortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan ACTH. Pada

kondisi stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara klinik sulitmengukur ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya dalam urine

digunakan untuk status diagnose dari keadaan kelebihan adrenal. Cushing’s

syndroma secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan etiologinya.

• Pengukuran plasma kortisol, kortisol urine dan derifatnya seacra basal maupun

dalam respon terhadap dexametason, maupun penetuan plasma ACTH, bisa dipakai

untuk menentukan apakah penyakitnya primer adrenal, hipofisis atau sumber 

keganasan ektopi.

• Jika data tersebut seimbang maka diperlukan pengukuran CRH dan test

 perangsangan CRH dengan pengukuran ACTH dan cortisol perifer atau pada aliran

vena sinus petrosus bilateral untuk membuktikan adanya Cushing’s disease. Jika

sudah ditentukan sumbernya hipofisis, akan lebih sulit lagi menentukan bagian

hipofisis yang mana yang memproduksi hipersereksi ACTH.

Page 10: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 10/24

9. Therapy/ tindakan penanganan

Gambaran Radiographic: MRI adalah prosedur terbaik untuk mengevaluasi patologi

hipofisis, pencitraan jaringan lunak tanpa gangguan dari lingkungan kurus dari sella dan

menghasilkan gambit dalam setiap bidang

 Pengobatan: Pengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit disfungsi

dan penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah spesimen darah diagnostik 

telah terkirim. Penggantian hormon tiroid atau adrenal adalah sangat penting. Steroid

 penggantian harus cukup untuk situasi stres, termasuk periode perioperatif.

Tujuan perawatan berbeda sesuai dengan aktivitas fungsional tumor. Untuk tumor endokrin

aktif, pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat penting sekaligus

mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat dicapai dengan bedah

eksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik dikontrol secara medis.

Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan bedah pengurangan efek massa

 bertanggung jawab atas gejala, dengan tetap menjaga fungsi hipofisis. Meskipun bedah

reseksi lengkap diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini mengundang subtotal debulking

diikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko kekambuhan atau keganasan.

Adenomas asimtomatik insidentil tidak memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan

 pemeriksaan secara berkala bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI

dokumentasi pertumbuhan indikasi untuk perawatan.

 Pembedahan: Keberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal membuat

 prosedur pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan tumor lunak dan gembur,

dan transsphenoidal akses, meskipun terbatas, memungkinkan untuk penghapusan lengkap

 bahkan jika ada suprasellar signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar. Tingkat

kematian kurang dari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan penglihatan,

meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%. Diabetes insipidus permanen

Page 11: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 11/24

muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari pasien dan diperlakukan oleh

 penggantinya.

Terapi radiasi: Terapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan atau

kekambuhan. Standar teknik radiasi melibatkan penggunaan tiga bidang (bidang menentang

sejajar dengan bidang koronal) atau teknik rotasi untuk menghindari dosis yang tidak perlu

di lobus temporal. Dosis 4.500-5.000 cGy disampaikan dalam pecahan 180-cGy

disarankan. Secara umum, pasien dengan tumor subtotally resected diberikan terapi radiasi.

Walaupun radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan kambuhnya setelah bruto

total reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI scan dan pemeriksaan bidang visual dan

menahan radiasi kecuali ada tumor didokumentasikan regrowth.

Untuk tumor termasuk kelenjar pituitary adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakit

Cushings, keputusan yang berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar hipofisis

 bergantung pada pemahaman lengkap tentang risiko bersaing vs manfaat untuk pengobatan

yang berbeda. Pilihan untuk perawatan tumor kelenjar pituitari dapat mencakup operasi,

Radiosurgery dan gamma pisau.

10. Kriteria diagnosticKetika melakukan diagnosis, pemeriksa akan bertanya tentang riwayat keluarga apakah

sebelumnya ada yang pernah mengalami tumor kelenjar pituitary, hiperparatiroidisme

(kelenjar paratiroid yang terlalu aktif), hipoglikemia (gula darah rendah) atau tumor  

kelenjar pankreas. Pada pemeriksaan fisik mengidentifikasi tanda-tanda tumor hipofisis dan

masalah kesehatan lainnya. Sebuah ujian neurologis meliputi cek penglihatan,

 pendengaran, keseimbangan, koordinasi dan reflex.

Dengan adanya tanda-tanda yang disebutkan muncul pada pasien pemeriksa dapat

mencurigai pasien tersebut mengalami adanya tumor dan ditambah lagi pada pemeriksaan

 berikut:

 Pengujian biokimia

Page 12: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 12/24

Kadar hormon dapat diukur dalam darah atau sampel urin melalui tes laboratorium yang

mendeteksi kelebihan produksi atau kekurangan. Seringkali, kelebih hormon stimulasi .

Scan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI, standar tes pencitraan untuk tumor hipofisis, menggunakan medan magnet dan

gelombang radio untuk menghasilkan gambar. MRI scan sangat berguna dalam

mendiagnosis tumor hipofisis. Kadang-kadang cairan khusus disuntikkan ke dalam aliran

darah untuk membedakan tumor dari jaringan sehat.

MRI dapat dengan mudah mengidentifikasi tumor besar (macroadenomas) dari kelenjar 

hipofisis maupun untuk mengidentifikasi tumor yang paling kecil (microadenomas). Tapi

MRI mungkin tidak mendeteksi banyak microadenomas lebih kecil dari 3 milimeter (kira-kira delapan inci). Antara 5 persen dan 25 persen dari orang sehat memiliki beberapa minor 

abnormal pada kelenjar hipofisis yang muncul di MRI scan.

 Biopsy

Sebuah biopsi (mengambil contoh tumor dan memeriksanya di bawah mikroskop) mungkin

kadang-kadang dianjurkan untuk verifikasi definitif. Pituitary tumor dapat diperiksa di

 bawah mikroskop sebelum atau setelah pembedahan untuk menentukan jenis tumor.

11. Prognosis

Pituitary tumor biasanya dapat disembuhkan. Hipofisis adenomas yang mengeluarkan

adrenocorticotropic hormon sering memiliki komplikasi yang kuat untuk kambuh. Sekitar 

5% dari hipofisis adenomas menginvasi jaringan terdekat dan tumbuh dalam ukuran besar.

Metastasis tumor hipofisis sangat jarang terjadi. Namun, karsinoma hipofisis dapat

 bermetastasis dan berhubungan dengan prognosis yang buruk..

12.  Komplikasi

Komplikasi akan muncul jika adenoma hipofisis tidak ditangani segera walaupun

sesungguhnya adenoma hipofisis ini bersifat jinak, namun karena tidak mendapatkan

Page 13: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 13/24

 penanganan yang baik, adenoma akan bermetastasi pada organ lain yang akan

mennimbulkan kanker dan organ yang terdekat dapat diserang adalah otak yang

mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak.

Komplikasi pada pembedahan

Hemoragik, peningkatan CSS, diabetes insipidus, infeksi pasca oprasi.

 

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Pengkajian (DS dan DO)

Ds:

Page 14: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 14/24

• Klien mengeluh nyeri kepala

• Klien mengeluh pandangannya ganda dan kabur 

• Klien mengeluh nyeri wajah

• Klien mengeluh cepat lelah

• Klien mengeluh menstruasi berhenti sebelum waktunya

• Klien mengalami penurunan libido

Do:

• Lapang pandang klien berkurang

• Pupil athropi

• Klien tampak lemah

• Klien tampak pucat

• Klien tampak mengalami gigantisme atau akromegali

• Klien mengalami moon face, buffalo hump

• Klien mengalami hipertensi

• Kulit klien tampak gosong

• Tampak striae abdominal

• Tinggi badan klien melebihi normal

• BB klien

• Semua proporsi tubuh klien tampak membesar 

• Klien tampak tidak mampu mengangkat tangan dan kaki (kelemahan otot)

Page 15: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 15/24

• Rambut klien tampak halus dan jarang

• Kulit klen tampak kering dan lunak 

B. Pengkajian sekunder 

a) Identitas

Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan mempunyai insiden

 puncak antara usia 20 dan 30 tahun.

 b) Keluhan Utama

Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah dahi kabur atau

 penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang disebabkan oleh tekanan

 pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa pada wajah, demensia, perasaan

mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau berkurang.

c) Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan pandangan

kabur.

d) Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh, Kaji apakah

klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.

e) Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.

C. Pemeriksaan fisik 

Inspeksi :

klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian tubuh (jika

timbul saat usia dini)

Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada ujung-

ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)

Kulit klien tampak pucat

Page 16: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 16/24

Terdapat penumpukan lemak di punggung, wajah.

Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

Tampak atropi pada pupil

Klien tampak susah membedakan warna

Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

Palpasi:

Terdapat nyeri kepala

Terdapat kelemahan otot tonus otot Ekstremitas atas 444 dan ekstremitas bawah 444

D. Pemeriksaan diasnostik 

  Adenoma Hipofisis non fungsional:

 

a. pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella menipis

dan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka pada

lateral foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP dari

kelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang pada yang

lainnya normal < 9 masing-masing.

 b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak lebih

 jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.

c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi dari

kelenjar hipofisis.

Adenoma Fungsional 

a. Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya berkorelasi

dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml terjadi pada

Page 17: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 17/24

adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin berkurang,

 juga pada stalk effect (trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis karena operasi).

 b. Adenoma yang bersekresi growth hormone

Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang berupa

cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh <1 ng/ml, pada

 penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml, walaupun pada penderita

 biasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya, karena

kadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya 0,67 U/ml,

 pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan

sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan ini

menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH perdarahan infus

akan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal tidak. Jika hipersekresi telah

ditentukan maka pastikan sumbernya dengan MRI, jika dengan MRI tidak terdapat

sesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH.

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoid

unit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga hormon,sedangkan beta

subarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik immunohistokimia yang spesfik bisa

diukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid unit.

Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun pada

adenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga meningkat. MRI

dengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan antara adenoma yang

satu dengan yang lainnya

d. Adenoma yang bersekresi ACTH

• CRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH dari

adenihipofisis, ACTH akanmeningkatkan produksi dan sekresi cortisol dari adrenal

cortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan ACTH. Pada

kondisi stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara klinik sulit

mengukur ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya dalam urine

digunakan untuk status diagnose dari keadaan kelebihan adrenal. Cushing’s

syndroma secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan etiologinya.

Page 18: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 18/24

• Pengukuran plasma kortisol, kortisol urine dan derifatnya seacra basal maupun

dalam respon terhadap dexametason, maupun penetuan plasma ACTH, bisa dipakai

untuk menentukan apakah penyakitnya primer adrenal, hipofisis atau sumber 

keganasan ektopi.

• Jika data tersebut seimbang maka diperlukan pengukuran CRH dan test

 perangsangan CRH dengan pengukuran ACTH dan cortisol perifer atau pada aliran

vena sinus petrosus bilateral untuk membuktikan adanya Cushing’s disease. Jika

sudah ditentukan sumbernya hipofisis, akan lebih sulit lagi menentukan bagian

hipofisis yang mana yang memproduksi hipersereksi ACTH.

2. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

a.  Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus

b. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor 

hipofisis

c. GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum

d. PK Hiperglikemia

e. PK Hipertensi

f. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengangangguan metabolic ( hipermetabolik )

g. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air akibat peningkatan sekresi

ADH

h. Kelemahan berhubungan dengan ketidakmampuan menyokong tubuh

i. Risiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan

 j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik 

k. Inefektif menyusui berhubungan dengan kurangnya pelepasan oksitosi

3. Perencanaan keperawatan

Page 19: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 19/24

a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus ditandai

dengan klien mengatakan kepalanya nyeri, klien tampak meringis klien mengatakan

skala nyeri 5

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan pasien

• melaporkan nyeri berkurang,

• klien tampak tidak meringis lagi,

• skala nyeri bahkan hilang (skala nyeri 0)

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji tingkat nyeri

klien

2. Kompres dengan air  

hangat

3. Anjurkan untuk  

melakukan aktivitas pengalih

Kolaborasi

1. Pemberian analgesik 

1. Mengetahui tingkat nyeri yang

dirasakan klien

2. Air hangat dapat mengurangi rasa

nyeri

3. Mengalihkan Nyeri klien

1. Mengurangi rasa nyeri

 b. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor 

hipofisis ditandai dengan suhu tubuh diatas normal (diatas 36-37,5), kulit tampak 

kemerahan, klien mengeluhkan badannya panas.

Page 20: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 20/24

Kriteria hasil: Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan klien tidak 

mengalami peningkatan suhu tubuh. Dengan kriteria hasil :

• suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 – 37,50 C),

• kulit klien tidak tampak kemerahan,

• klien tidak mengeluhkan panas lagi

Intervensi Rasional

1. Pantau suhu tubuh pasien (derajat

dan pola) perhatikan adanyamenggigil.

2. Pantau suhu lingkungan.Batasi

 penggunaan selimut.

3. Berikan kompres hangat jika ada

demam. Hindari penggunaan

alkohol.

4. Pantau masukan dan haluaran. Catat

karakteristik urine, turgor kulit, dan

membrane mukosa.

1. Demam biasanya terjadi karena

 proses inflamasi tetapi mungkinmerupakan komplikasi dari

kerusakan pada hipotalamus.

2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus

diubah untuk mempertahankan suhu

mendekati normal.

3. Kompres air hangat menyebabkan

tubuh dingin melalui proses

konduksi.

4. Hipertermia meningkatkan

kehilangan air tak kasat mata dan

meningkatkan resiko dehidrasi,

terutama jika tingkat kesadaran

menurun /munculnya mual

menurunkan pemasukan melalui

oral.

Page 21: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 21/24

5. Kolaborasi :

Berikan antipiretik, misalnya ASA

(aspirin), asetaminofen (Tylenol).

5. Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya pada

hipotalamus, berguna juga untuk 

membatasi pertumbuhan organism

dan meningkatkan autodestruktif 

dari sel-sel yang terinfeksi.

c. GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum ditandai

dengan klien mengatakan pandangannya kabar dan ganda

Kriteria Hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan

• Penurunan tajam dan lapang pandang klien tidak semakin memburuk,

• Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan hilang.

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya ptosis, diplopia,

gerakan bola mata dan visus.

2. Kaji fungsi saraf III, IV, VI,

VII.

3. Gunakan obat tetes mata dan

 pelindung.

4. Orientasikan pasien pada

lingkungan sekitar sebagaimana

1. Dapat mengidentifikasi penyebab

keluhan dan mengetahui besar tajam

serta lapang pandang penglihatan

klien.

2. Menentukan adekuatnya saraf 

cranial yang berhubungan dengan

kemampuan pergerakan mata.

3. Memberikan lubrikan dan

melindungi mata.

4. Mengenali lingkungan.

Page 22: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 22/24

kebutuhan.

5. Tutup kedipan cahaya yang

tidak penting dengan selotip atau

 pita, gunakan cahaya yang redup

malam hari, dorong menggunakan

 penutup mata.

5. Dapat mengurangi atau

menghilangkan factor-factor 

 penunjang dan mengurangi

 pandangan kilauan dari lingkungan

luar.

d. Potensial komplikasi: Hiperglikemia

Kriteria hasil: Setelah diberikan Asuhan Keperawatan …x24 jam diharapkan tidak 

terjadi hiperglikemi dengan kriteria hasil:

• Kadar gula dalam darah kembali normal

• Tidak terdapat tanda-tanda hiperglikemik 

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda-tanda hipeglikemi

2. Berikan suntik insulin menurut

sleding scale

3. Awasi pemeriksaan laboratorium

terutama GDS

1. Membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Mengupayakan agar gula darah dalam

keadaan normal

3. Gula darah yang tinggi merupakan

indicator terjadi hiperglikemi

e. Potensial Komplikasi, Hipertensi

Kriteria hasil: Setelah diberikan Asuhan Keperawatan selama ….x24 jam diharapkan

tidak terjadi hipertensi dengan kriteria hasil:

• Tekanan darah normal 120/80mmHg

• Tidak ada tanda-tanda hipertensi

Page 23: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 23/24

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda-tanda hipertensi

2. Awasi tekanan darah klien setiap

 jam

Kolaborasi

3. Berikan obat anti hipertensi

1. Membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Tekanan darah yang tinggi

merupakan indicator terjadi

hipertensi

3. Sebagai antihipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

7/15/2019 89954321-Askep-Tumor-Hipofisis.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/89954321-askep-tumor-hipofisispdf 24/24

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, vol. 3, EGC : Jakarta.

Price dan Wilson, editor dr. Huriawati Hartano, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-

 proses Penyakit Edisi 6 Vol. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Hall and Guyton, (1997), Fisiologi Kedokteran, EGC : Jakarta.

 Noer Sjaifullah H. M, (1999), Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.

http://www.mayoclinic.org/pituitary-tumors/