89954321 Askep Tumor Hipofisis

34
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR HIPOFISIS OLEH : SGD 1 Ketua : Putri Anggraeni (0802105040) Sekretaris : Si Ayu Dwipayani (0802105047) Anggota: Made Wahyu Purwaningsih (0802105006) Putu Santhi Wagiswari Natih (0802105012) NI MADE SHINTA TIARA DEWI (0802105015) Komang Tri Desi Lopita.R (0802105032) Ni Wayan Putri Perdana Sari (0802105050) D. A Eka Putri Ardarsini (0802105056) Ni Made Ayu Puspita sari (0802105060) KADEK ARTAWAN (0802105070)

Transcript of 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Page 1: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TUMOR HIPOFISIS

OLEH :

SGD 1

Ketua : Putri Anggraeni (0802105040)

Sekretaris : Si Ayu Dwipayani (0802105047)

Anggota:

Made Wahyu Purwaningsih (0802105006)

Putu Santhi Wagiswari Natih (0802105012)

NI MADE SHINTA TIARA DEWI (0802105015)

Komang Tri Desi Lopita.R (0802105032)

Ni Wayan Putri Perdana Sari (0802105050)

D. A Eka Putri Ardarsini (0802105056)

Ni Made Ayu Puspita sari (0802105060)

KADEK ARTAWAN (0802105070)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Page 2: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

DENGAN TUMOR HIPOFISIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar ini

mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, kontrol laktasi,

kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur

osmolalitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan di

ginjal.

Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus

anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi 6 hormon peptida. Sedangkan

pada lobus posterior dilepaskan 2 macam hormon peptida.

Pituitary tumor, pertumbuhan abnormal yang berkembang di kelenjar hipofisis di otak,

hampir selalu noncancerous (jinak). Sebagian besar tumor hipofisis (adenomas) tidak

menyebar di luar tengkorak (nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada kelenjar

pituitari atau di dekatnya jaringan otak. Pituitary tumor cukup umum dan sering

didiagnosis melalui scan MRI yang dilakukan untuk alasan lain. Mayo Foundation for

Medical Education and Research

2. Epidemiologi

Sekitar 10% dari seluruh tumor intrakranial merupakan tumor hipofisis, terutama terdapat

pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang ditemukan seimbang pada laki-laki dan

wanita. Tumor hipofisis terutama timbul pada lobus anterior hipofisis, sedangkan pada

lobus posterior (neurohipofisis) jarang terjadi. Tumor ini biasanya bersifat jinak.

3. Etiologi

Page 3: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor hipofisis hasil

dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak

terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan

tumor hipofisis. Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor

hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari

kanker situs lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria

merupakan kanker yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker

lainnya yang menyebar ke kelenjar pituitari termasuk kanker ginjal, kanker prostat,

melanoma, dan kanker pencernaan.

4. Patofisiologi

5. Klasifikasi

Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis dan

dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)

Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis. Biasanya muncul

pada dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, dan biasanya lebih sering ditemukan pada

laki-laki daripada wanita. Nama lain dari tumor ini yaitu Null cell tumor,

undifferentiated tumor dan non hormon producing adenoma. Karena tumor ini tidak

memproduksi hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak memberikan gejala apa-

apa. Sehingga ketika diagnose ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang

sangat besar, atau gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid

walaupun bias ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.

2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari:

a. adenoma yang bersekresi prolaktin

b. adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)

c. adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

d. adenoma yang bersekresiadrenokortikotropik hormon (ACTH)

Page 4: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Pada penelitian dari 800 pasien yang menderita tumor hipofisis, 630 pasien

merupakan tipe functioning pituitary tumors yang terdiri dari:

52% merupakan tumor yang mengsekresikan prolactin

27% tumor yang mengsekresikan GH

20% tumor yang mengsekresikan ACTH

0,3% tumor yang mengsekresikan TSH

kelenjar hipofisis bagian anterior berperan dalam sekresi dan pengaturan dari

berbagai hormon peptida dan stimulating factor. Tumor yang berasal dari bagian

ini akan memproduksi secara berlebihan beberapa atau salah satu dari

hormonmpoptida, jika ini terjadi maka dinamakan fungsional atau secreting

adenoma. Adanya adenoma kelenjar hipofisis anterior bisa dideteksi dengan

melihat aktifitas endokrin dan dengan immunohisto chemical staining.

Ada juga klasifikasi dari buku medikel bedah yaitu:

Eusinofil

Basofil

Kromopom

Klasifikasi berdasarkan gambaran radiology1. Grade 0: tumor tidak terlihat secara radiologi

2. Grade I dan II: adenoma yang terbatas dalam sella turcica

3. Grade III dan IV: adenoma yang menginvasi ke jaringan sekitarnya

Berdasarkan penyebarannya tumor ke extrasellar maka dibagi lagi dalam

subklasifikasi berikut:

1. A,B,C yaitu penyebaran langsung ke suprasellar

2. D yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus kavernosus

3. E yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus intrakranial

6. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis Adenoma Hipofisis non fungsional:

Page 5: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

a. nyeri kepala

b. karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan chiasma optikum,

timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut nasal inferior yang

terletak pada aspek inferior dari chiasma optik melayani lapang pandang bagian

temporal superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali terkena adalah lapang

pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil akan menjai atrophi.

c. Jika tumor meluas ke sinus cavernosus maka akan timbul kelumpuhan NIII, IV, VI,

V2, V1, berupa ptosis, nyeri wajah, diplopia. Oklusi dari sinue akan menyebabkan

proptosis, chemosis dan penyempitan dari a. karotis (oklusi komplit jarang)

d. Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi hipofisis yang

progressif dalam beberapa bulan atau beebrapa tahun berupa:

Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar

Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah

Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan kesuburan

Diabetes insipidus, sangat jarang

Walaupun gangguan lapang pandang bitemporal dan hypopituitarism yang berjalan

progresif merupakan gejala klinik yang khas pada tumor ini, kadangkadang adenoma

hipofisis yang besar memberikan gejala yang akut akibat adanya perdarahan atau

Infark. Tumor intrakranial yang paling sering menimbulkan perdarahan adalah

adenoma hipofisis. Adanya perdarahan yang besar ke dalam tumor hipofisis akan

menyebabkan gejala nyeri kepala yang tiba-tiba, penurunan kesadaran gangguan

penglihatan dan insufisiensi adrenal yang akut. Pasien yang menderita abcess pada

hipofisis akan memberi gejala yang sama disertai demam. Menurut Wilson sekitar

3% makroedenoma menunjukkan Pituitary apoplexi.

Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional

a) Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,

kemandulan dan osteoporosis.

Page 6: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau timbul impotensi atau daya sexual

yang menurun.

Karena perbedaan gejala tersebut maka tumor ini pada laki-laki biasanya

ditemukan jika sudah menibulkan efek kompresi pada struktur yang berdekatan.

b) Adenoma yang bersekresi growth hormon

Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH secara kronik.

Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang timbul lebih karena efek

kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena gangguan somatiknya. Gejala dini

berupa:

Ukuran sepatu dan baju membesar

Lalu timbul visceromegali

Hiperhidrosis,

Macroglossia,

Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan jaringan subcutis

yang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama ditemukan pada jari-jari, bibir,

telinga dan lidah. Adanya skin tags ini penting karena hubungannya dengan

keganasan pada kolon.

c) Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Kecuali untuk tumor yang bersekresi TSH, yang menunjukkan

hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala yang

spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini biasanya baru

ditemukan sesudah memberikan efek kompresi pada struktur didekatnya seperti

chiasma optikum atau tangkai hipofisis.

Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan Graves disease,

graves disease merupakan penyakit yang diturunkan, dimana terdapat resistensi

yang efektif terhadap hormon tiroid yang menyebabkan pengaruh umpan balik

negatif dari hormon tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH.

Kelainan ini sering bersamaan dengan bisu tuli, stipled epiphyse dan goiter, ini

yang membedakan dengan hipertiroid akibat adanya adenoma.

Page 7: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Pada hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak mengenai wanita,

gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial edema dan kadar serum

immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya sedikit.

d) Adenoma yang bersekresi ACTH

Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun

Khas ditandai dengan truncal obesity, hipertensi, hirsutisme (wanita),

hyperpigmentasi, diabetes atau glukosa intoleran, amenorrhea, acne, striae

abdominal, buffallo hump dan moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat

ini sudah muncul pada tahap sangat dini dari tumornya yang menyulitkan dalam

mendeteksi dan identifikasi sumbernya.

7. Pemeriksaan fisik

Inspeksi :

klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian tubuh

(jika timbul saat usia dini)

Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada ujung-

ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)

Kulit klien tampak pucat

Terdapat penumpukan lemak di punggung, wajah.

Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

Tampak atropi pada pupil

Klien tampak susah membedakan warna

Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

Page 8: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Palpasi:

Terdapat nyeri kepala

Terdapat kelemahan otot tonus otot Ekstremitas atas 444 dan ekstremitas bawah

444

8. Pemeriksaan diasnostik

Adenoma Hipofisis non fungsional:

a. pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella

menipis dan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka

pada lateral foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP

dari kelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang

pada yang lainnya normal < 9 masing-masing.

b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak lebih

jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.

c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi dari

kelenjar hipofisis.

Adenoma Fungsional

a. Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya

berkorelasi dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml

terjadi pada adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin

berkurang, juga pada stalk effect (trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis

karena operasi).

b. Adenoma yang bersekresi growth hormone

Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang berupa

cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh <1 ng/ml, pada

penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml, walaupun pada penderita

biasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya,

Page 9: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

karena kadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya

0,67 U/ml, pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH

akan ditekan sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan

penekanan ini menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH

perdarahan infus akan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal tidak. Jika

hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya dengan MRI, jika dengan

MRI tidak terdapat sesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH.

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoid

unit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga hormon,sedangkan beta

subarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik immunohistokimia yang spesfik bisa

diukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid

unit. Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun

pada adenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga

meningkat. MRI dengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan

antara adenoma yang satu dengan yang lainnya

d. Adenoma yang bersekresi ACTH

CRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH dari

adenihipofisis, ACTH akanmeningkatkan produksi dan sekresi cortisol dari

adrenal cortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan

ACTH. Pada kondisi stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara

klinik sulit mengukur ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya

dalam urine digunakan untuk status diagnose dari keadaan kelebihan adrenal.

Cushing’s syndroma secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan

etiologinya.

Pengukuran plasma kortisol, kortisol urine dan derifatnya seacra basal maupun

dalam respon terhadap dexametason, maupun penetuan plasma ACTH, bisa

dipakai untuk menentukan apakah penyakitnya primer adrenal, hipofisis atau

sumber keganasan ektopi.

Jika data tersebut seimbang maka diperlukan pengukuran CRH dan test

perangsangan CRH dengan pengukuran ACTH dan cortisol perifer atau pada

Page 10: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

aliran vena sinus petrosus bilateral untuk membuktikan adanya Cushing’s disease.

Jika sudah ditentukan sumbernya hipofisis, akan lebih sulit lagi menentukan

bagian hipofisis yang mana yang memproduksi hipersereksi ACTH.

9. Therapy/ tindakan penanganan

Gambaran Radiographic: MRI adalah prosedur terbaik untuk mengevaluasi patologi

hipofisis, pencitraan jaringan lunak tanpa gangguan dari lingkungan kurus dari sella dan

menghasilkan gambit dalam setiap bidang

Pengobatan: Pengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit disfungsi

dan penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah spesimen darah diagnostik

telah terkirim. Penggantian hormon tiroid atau adrenal adalah sangat penting. Steroid

penggantian harus cukup untuk situasi stres, termasuk periode perioperatif.

Tujuan perawatan berbeda sesuai dengan aktivitas fungsional tumor. Untuk tumor

endokrin aktif, pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat penting

sekaligus mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat dicapai

dengan bedah eksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik dikontrol secara medis.

Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan bedah pengurangan efek massa

bertanggung jawab atas gejala, dengan tetap menjaga fungsi hipofisis. Meskipun bedah

reseksi lengkap diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini mengundang subtotal

debulking diikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko kekambuhan atau

keganasan.

Adenomas asimtomatik insidentil tidak memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan

pemeriksaan secara berkala bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI

dokumentasi pertumbuhan indikasi untuk perawatan.

Pembedahan: Keberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal membuat

prosedur pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan tumor lunak dan gembur,

dan transsphenoidal akses, meskipun terbatas, memungkinkan untuk penghapusan

Page 11: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

lengkap bahkan jika ada suprasellar signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar.

Tingkat kematian kurang dari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan

penglihatan, meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%. Diabetes

insipidus permanen muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari pasien dan

diperlakukan oleh penggantinya.

Terapi radiasi: Terapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan atau

kekambuhan. Standar teknik radiasi melibatkan penggunaan tiga bidang (bidang

menentang sejajar dengan bidang koronal) atau teknik rotasi untuk menghindari dosis

yang tidak perlu di lobus temporal. Dosis 4.500-5.000 cGy disampaikan dalam pecahan

180-cGy disarankan. Secara umum, pasien dengan tumor subtotally resected diberikan

terapi radiasi. Walaupun radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan

kambuhnya setelah bruto total reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI scan dan

pemeriksaan bidang visual dan menahan radiasi kecuali ada tumor didokumentasikan

regrowth.

Untuk tumor termasuk kelenjar pituitary adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakit

Cushings, keputusan yang berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar hipofisis

bergantung pada pemahaman lengkap tentang risiko bersaing vs manfaat untuk

pengobatan yang berbeda. Pilihan untuk perawatan tumor kelenjar pituitari dapat

mencakup operasi, Radiosurgery dan gamma pisau.

10. Kriteria diagnostic

Ketika melakukan diagnosis, pemeriksa akan bertanya tentang riwayat keluarga apakah

sebelumnya ada yang pernah mengalami tumor kelenjar pituitary, hiperparatiroidisme

(kelenjar paratiroid yang terlalu aktif), hipoglikemia (gula darah rendah) atau tumor

kelenjar pankreas. Pada pemeriksaan fisik mengidentifikasi tanda-tanda tumor hipofisis

dan masalah kesehatan lainnya. Sebuah ujian neurologis meliputi cek penglihatan,

pendengaran, keseimbangan, koordinasi dan reflex.

Page 12: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Dengan adanya tanda-tanda yang disebutkan muncul pada pasien pemeriksa dapat

mencurigai pasien tersebut mengalami adanya tumor dan ditambah lagi pada

pemeriksaan berikut:

Pengujian biokimia

Kadar hormon dapat diukur dalam darah atau sampel urin melalui tes laboratorium yang

mendeteksi kelebihan produksi atau kekurangan. Seringkali, kelebih hormon stimulasi .

Scan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI, standar tes pencitraan untuk tumor hipofisis, menggunakan medan magnet dan

gelombang radio untuk menghasilkan gambar. MRI scan sangat berguna dalam

mendiagnosis tumor hipofisis. Kadang-kadang cairan khusus disuntikkan ke dalam aliran

darah untuk membedakan tumor dari jaringan sehat.

MRI dapat dengan mudah mengidentifikasi tumor besar (macroadenomas) dari kelenjar

hipofisis maupun untuk mengidentifikasi tumor yang paling kecil (microadenomas). Tapi

MRI mungkin tidak mendeteksi banyak microadenomas lebih kecil dari 3 milimeter

(kira-kira delapan inci). Antara 5 persen dan 25 persen dari orang sehat memiliki

beberapa minor abnormal pada kelenjar hipofisis yang muncul di MRI scan.

Biopsy

Sebuah biopsi (mengambil contoh tumor dan memeriksanya di bawah mikroskop)

mungkin kadang-kadang dianjurkan untuk verifikasi definitif. Pituitary tumor dapat

diperiksa di bawah mikroskop sebelum atau setelah pembedahan untuk menentukan jenis

tumor.

11. Prognosis

Pituitary tumor biasanya dapat disembuhkan. Hipofisis adenomas yang mengeluarkan

adrenocorticotropic hormon sering memiliki komplikasi yang kuat untuk kambuh.

Sekitar 5% dari hipofisis adenomas menginvasi jaringan terdekat dan tumbuh dalam

Page 13: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

ukuran besar. Metastasis tumor hipofisis sangat jarang terjadi. Namun, karsinoma

hipofisis dapat bermetastasis dan berhubungan dengan prognosis yang buruk.

.

12. Komplikasi

Komplikasi akan muncul jika adenoma hipofisis tidak ditangani segera walaupun

sesungguhnya adenoma hipofisis ini bersifat jinak, namun karena tidak mendapatkan

penanganan yang baik, adenoma akan bermetastasi pada organ lain yang akan

mennimbulkan kanker dan organ yang terdekat dapat diserang adalah otak yang

mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak.

Komplikasi pada pembedahan

Hemoragik, peningkatan CSS, diabetes insipidus, infeksi pasca oprasi.

Page 14: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

A. Pengkajian (DS dan DO)

Ds:

Klien mengeluh nyeri kepala

Klien mengeluh pandangannya ganda dan kabur

Klien mengeluh nyeri wajah

Klien mengeluh cepat lelah

Klien mengeluh menstruasi berhenti sebelum waktunya

Klien mengalami penurunan libido

Do:

Lapang pandang klien berkurang

Pupil athropi

Klien tampak lemah

Klien tampak pucat

Klien tampak mengalami gigantisme atau akromegali

Klien mengalami moon face, buffalo hump

Klien mengalami hipertensi

Kulit klien tampak gosong

Tampak striae abdominal

Tinggi badan klien melebihi normal

BB klien

Semua proporsi tubuh klien tampak membesar

Klien tampak tidak mampu mengangkat tangan dan kaki (kelemahan otot)

Rambut klien tampak halus dan jarang

Kulit klen tampak kering dan lunak

B. Pengkajian sekunder

a) Identitas

Page 15: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan mempunyai

insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.

b) Keluhan Utama

Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah dahi kabur atau

penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang disebabkan oleh

tekanan pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa pada wajah, demensia,

perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau berkurang.

c) Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan pandangan

kabur.

d) Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh, Kaji apakah

klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.

e) Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.

C. Pemeriksaan fisik

Inspeksi :

klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian tubuh

(jika timbul saat usia dini)

Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada ujung-

ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)

Kulit klien tampak pucat

Terdapat penumpukan lemak di punggung, wajah.

Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

Tampak atropi pada pupil

Page 16: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Klien tampak susah membedakan warna

Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

Palpasi:

Terdapat nyeri kepala

Terdapat kelemahan otot tonus otot Ekstremitas atas 444 dan ekstremitas bawah

444

D. Pemeriksaan diasnostik

Adenoma Hipofisis non fungsional:

a. pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella

menipis dan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka

pada lateral foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP

dari kelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang

pada yang lainnya normal < 9 masing-masing.

b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak lebih

jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.

c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi dari

kelenjar hipofisis.

Adenoma Fungsional

a. Adenoma yang bersekresi Prolaktin

Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya

berkorelasi dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml

terjadi pada adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin

berkurang, juga pada stalk effect (trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis

karena operasi).

b. Adenoma yang bersekresi growth hormone

Page 17: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang berupa

cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh <1 ng/ml, pada

penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml, walaupun pada penderita

biasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya,

karena kadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya

0,67 U/ml, pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH

akan ditekan sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan

penekanan ini menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH

perdarahan infus akan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal tidak. Jika

hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya dengan MRI, jika dengan

MRI tidak terdapat sesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH.

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)

Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoid

unit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga hormon,sedangkan beta

subarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik immunohistokimia yang spesfik bisa

diukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid

unit. Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun

pada adenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga

meningkat. MRI dengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan

antara adenoma yang satu dengan yang lainnya

d. Adenoma yang bersekresi ACTH

CRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH dari

adenihipofisis, ACTH akanmeningkatkan produksi dan sekresi cortisol dari

adrenal cortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan

ACTH. Pada kondisi stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara

klinik sulit mengukur ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya

dalam urine digunakan untuk status diagnose dari keadaan kelebihan adrenal.

Cushing’s syndroma secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan

etiologinya.

Pengukuran plasma kortisol, kortisol urine dan derifatnya seacra basal maupun

dalam respon terhadap dexametason, maupun penetuan plasma ACTH, bisa

Page 18: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

dipakai untuk menentukan apakah penyakitnya primer adrenal, hipofisis atau

sumber keganasan ektopi.

Jika data tersebut seimbang maka diperlukan pengukuran CRH dan test

perangsangan CRH dengan pengukuran ACTH dan cortisol perifer atau pada

aliran vena sinus petrosus bilateral untuk membuktikan adanya Cushing’s disease.

Jika sudah ditentukan sumbernya hipofisis, akan lebih sulit lagi menentukan

bagian hipofisis yang mana yang memproduksi hipersereksi ACTH.

2. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus

b. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor

hipofisis

c. GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum

d. PK Hiperglikemia

e. PK Hipertensi

f. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan metabolic ( hipermetabolik )

g. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air akibat peningkatan sekresi

ADH

h. Kelemahan berhubungan dengan ketidakmampuan menyokong tubuh

i. Risiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan

j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik

k. Inefektif menyusui berhubungan dengan kurangnya pelepasan oksitosi

3. Perencanaan keperawatan

Page 19: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

a. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus ditandai

dengan klien mengatakan kepalanya nyeri, klien tampak meringis klien mengatakan

skala nyeri 5

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan pasien

melaporkan nyeri berkurang,

klien tampak tidak meringis lagi,

skala nyeri bahkan hilang (skala nyeri 0)

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Kaji tingkat nyeri

klien

2. Kompres dengan air

hangat

3. Anjurkan untuk

melakukan aktivitas pengalih

Kolaborasi

1. Pemberian analgesik

1. Mengetahui tingkat nyeri yang

dirasakan klien

2. Air hangat dapat mengurangi rasa

nyeri

3. Mengalihkan Nyeri klien

1. Mengurangi rasa nyeri

b. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor

hipofisis ditandai dengan suhu tubuh diatas normal (diatas 36-37,5), kulit tampak

kemerahan, klien mengeluhkan badannya panas.

Page 20: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Kriteria hasil: Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan klien tidak

mengalami peningkatan suhu tubuh. Dengan kriteria hasil :

suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 – 37,50 C),

kulit klien tidak tampak kemerahan,

klien tidak mengeluhkan panas lagi

Intervensi Rasional

1. Pantau suhu tubuh pasien (derajat

dan pola) perhatikan adanya

menggigil.

2. Pantau suhu lingkungan.Batasi

penggunaan selimut.

3. Berikan kompres hangat jika ada

demam. Hindari penggunaan

alkohol.

4. Pantau masukan dan haluaran. Catat

karakteristik urine, turgor kulit, dan

membrane mukosa.

1. Demam biasanya terjadi karena

proses inflamasi tetapi mungkin

merupakan komplikasi dari

kerusakan pada hipotalamus.

2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus

diubah untuk mempertahankan suhu

mendekati normal.

3. Kompres air hangat menyebabkan

tubuh dingin melalui proses

konduksi.

4. Hipertermia meningkatkan

kehilangan air tak kasat mata dan

meningkatkan resiko dehidrasi,

terutama jika tingkat kesadaran

menurun /munculnya mual

menurunkan pemasukan melalui

oral.

Page 21: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

5. Kolaborasi :

Berikan antipiretik, misalnya ASA

(aspirin), asetaminofen (Tylenol).

5. Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya pada

hipotalamus, berguna juga untuk

membatasi pertumbuhan organism

dan meningkatkan autodestruktif

dari sel-sel yang terinfeksi.

c. GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum ditandai

dengan klien mengatakan pandangannya kabar dan ganda

Kriteria Hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan

Penurunan tajam dan lapang pandang klien tidak semakin memburuk,

Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan

hilang.

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya ptosis, diplopia,

gerakan bola mata dan visus.

2. Kaji fungsi saraf III, IV, VI, VII.

3. Gunakan obat tetes mata dan

pelindung.

4. Orientasikan pasien pada

lingkungan sekitar sebagaimana

1. Dapat mengidentifikasi penyebab

keluhan dan mengetahui besar

tajam serta lapang pandang

penglihatan klien.

2. Menentukan adekuatnya saraf

cranial yang berhubungan dengan

kemampuan pergerakan mata.

3. Memberikan lubrikan dan

melindungi mata.

4. Mengenali lingkungan.

Page 22: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

kebutuhan.

5. Tutup kedipan cahaya yang tidak

penting dengan selotip atau pita,

gunakan cahaya yang redup

malam hari, dorong

menggunakan penutup mata.

5. Dapat mengurangi atau

menghilangkan factor-factor

penunjang dan mengurangi

pandangan kilauan dari lingkungan

luar.

d. Potensial komplikasi: Hiperglikemia

Kriteria hasil: Setelah diberikan Asuhan Keperawatan …x24 jam diharapkan tidak

terjadi hiperglikemi dengan kriteria hasil:

Kadar gula dalam darah kembali normal

Tidak terdapat tanda-tanda hiperglikemik

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda-tanda hipeglikemi

2. Berikan suntik insulin menurut

sleding scale

3. Awasi pemeriksaan laboratorium

terutama GDS

1. Membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Mengupayakan agar gula darah dalam

keadaan normal

3. Gula darah yang tinggi merupakan

indicator terjadi hiperglikemi

e. Potensial Komplikasi, Hipertensi

Kriteria hasil: Setelah diberikan Asuhan Keperawatan selama ….x24 jam diharapkan

tidak terjadi hipertensi dengan kriteria hasil:

Tekanan darah normal 120/80mmHg

Tidak ada tanda-tanda hipertensi

Page 23: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda-tanda hipertensi

2. Awasi tekanan darah klien setiap

jam

Kolaborasi

3. Berikan obat anti hipertensi

1. Membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Tekanan darah yang tinggi

merupakan indicator terjadi

hipertensi

3. Sebagai antihipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: 89954321 Askep Tumor Hipofisis

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan Medikal Bedah, vol. 3, EGC :

Jakarta.

Price dan Wilson, editor dr. Huriawati Hartano, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan

Proses-proses Penyakit Edisi 6 Vol. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Hall and Guyton, (1997), Fisiologi Kedokteran, EGC : Jakarta.

Noer Sjaifullah H. M, (1999), Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, FKUI, Jakarta.

http://www.mayoclinic.org/pituitary-tumors/