40967573 Kti Kehamilan Ektopik Terganggu MULISYANI AM Keb

download 40967573 Kti Kehamilan Ektopik Terganggu MULISYANI AM Keb

of 36

description

ektopik

Transcript of 40967573 Kti Kehamilan Ektopik Terganggu MULISYANI AM Keb

BAB 2

PAGE 2

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI RUMAH

BERSALIN HADIJAH MEDAN

TAHUN 2008KARYA TULIS ILMIAHO L E H :

M U L I S Y A N I 0114420540016

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000

MEDAN

2008DAFTAR ISILEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

KATA PENGANTA

DAFTAR ISI

iBAB1.PENDAHULUAN

11.1. Latar Belakang

1

1.2. Perumusan Masalah

2

1.3. Tujuan Penelitian

3

1.3.1. Tujuan Umun

3

1.3.2. Tujuan Khusus

3

1.3.3. Manfaat Penelitian

3

BAB2.TINJAUAN PUSTAKA

42.1. Pengetahuan

4

2.1.1. Pengertian

4

2.1.2. Tingkat Pengetahuan Yang Tercakup Dalam Domain

Kognitif

42.2. Karakteristik Ibu yang Mempengaruhi Pengetahuan Tentang

Kehamilan Ektopik Terganggu

5

2.2.1. Umur

5

2.2.2. Pendidikan

6

2.2.3. Pekerjaan

6

2.2.4. Gravida

62.3. Kehamilan

6

2.4. Kehamilan Ektopik Terganggu

6

2.5. Kehamilan Ektopik Terganggu Dalam Kehamilan

72.5.1. Defenisi

7

2.5.2. Etiologi

7

2.5.3. Klasifikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

7

2.5.4. Faktor Prediposisi

9

2.5.5. Komplikasi Kehamilan Ektopik

10

2.5.6. Gambaran Klinik

11

2.5.7. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu Dalam

Kehamilan

11

2.5.8. Penanganan

11

2.5.9. Pengobantan

12BAB3.METODE PENELITIAN

133.1. Kerangka Konsep

13

3.2. Defenisi Oprasional

13

3.2.1. Pengetahuan

13

3.2.2. Umur

13

3.2.3. Pendidikan

14

3.2.4. Pekerjaan

14

3.2.5. Gravida

14

3.3. Jenis Penelitian

15

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

15

3.4.1. Lokasi Penelitian

15

3.4.2. Waktu Penelitian

153.5. Populasi Sampel

15

3.5.1. Populasi

15

3.5.2. Sampel

15

3.6. Metode Pengumpulan Data

16

3.7. Aspek Pengukuran Pengetahuan

16

3.8. Pengolahan Dan Analisa Data

17

3.8.1. Pengolahan Data

17

3.8.2. Analisa Data

17BAB 4.HASIL PENELITIAN

20

4.1. Hasil Penelitian

204.1.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil

204.1.2.Distribusi Umur Ibu Hamil

204.1.3.Disrtibusi Pendidikan Ibu Hamil

214.1.4. Distribusi pekerjaan ibu hamil

214.1.5. Distribusi Gravida Ibu Hamil

224.1.6. Distribusi Umur Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu

224.1.7. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu

234.1.8. Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil Tentang Kehamilan

Ektopik Terganggu

244.1.9. Distriobusi Gravida Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu

24

4.2. Pembahasan

254.2.1. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur

254.2.2. Pengetahuan Ibu hamil berdasarkan pendidikan

264.2.3. Pengetahuan Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan

274.2.4. Pengetahuan Ibu Hamil Berdasarkan Gravida

28

BAB 5.KESIMPULAN DAN SARAN

305.1. Kesimpulan

305.2. Saran

31DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.4. Latar Belakang

Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu keadaan di mana hasil konsepsi berimplantasi tumbuh dan berkembang di luar endometrium kavum uteri (Achadiat, 2004). Kehamilan ektopik terganggu sering terjadi karena penyakit infeksi alat kandungan dalam keadaan gizi yang buruk keadaan kesehatan yang rendah dan lain-lain. Kehamilan ektopik terganggu dapat di ketahui apabila terjadi robekan pada salah satu tampak dari alat kandungan bagian dalam yang akan menimbulkan perdarahan kedalam rongga perut bila cukup banyak dapat hipotensi berat atau syok, bahkan mengalami kematian bila terlambat mendapat penanganan yang tepat (Chalik, 1998).

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik terganggu berumur 25 35 tahun, kehamilan ektopik terganggu dilaporkan 1 diantara 300 kehamilan akan tetapi angka ini masih terlampau rendah. Di antara kehamilan ektopik terganggu yang terbanyak ialah yang terjadi di tuba (90%), khususnya di ampula dengan isthmus (winkjosastro, 2002).Sampai sekarang kehamilan ektopik terganggu banyak terjadi pada gestasi 5 - 9 minggu sebanyak 42 orang (62,69%), khusus kehamilan ektopik terganggu sering di jumpai pada ampula kehamilan yang terdapat sebanyak 42 orang dari 83,58% kasus kehanilan setelah di teliti kehamilan ektopik terganggu terjadi di bagian ampula sekitar 80 90%, sedangkan disebelah kanan tuba terdapat 41 kasus dari 61,12% kehamilan (Jones, 2001).Di Amerika Serikat 2 % kehamilan ektopik yaitu pada tahun 1992. Sedangkan di rumah sakit manado Kehamilan Ektopik Terganggu terjadi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD sebanyak 12 orang dari 20,89%. Di Negara Indonesia dampak hubungan dengan kebiasaan menikah usia muda penurunan Ket terbanyak di paritas 2 yaitu 31 dari 46,27% kehamilan. (Eddy, 2001) Berdasarkan hal diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu dirumah bersalin Hadijah Medan tahun 2008.

Dalam dasawarsa terjadi peningkatan angka kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu walaupun demikian angka Kehamilan Ektopik Terganggu masih sulit untuk diperkirakan secara tepat. Di Hongkong pada tahun 1995 Kehamilan Ektopik Terganggu dapat dilaporkan 0,77 % sedangkan di Negara Eropa Utara pada tahun 1995 mencapai 1,88 % kehamilan. (Eddy, 2001).

Tingkat kematian maternal atau kematian ibu (AKI) di defenisikan sebagai jumlah kematian meternal selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Survey demografi kesehatan di Indonesia pada tahun 2002-2003 lebih dari 18 ibu tiap tahun atau setiap 2 jam ibu meninggal dunia yang disebabkan oleh kelahiran, dan nifas (Rukmini, 2005). Dari 4%-10% kematian maternal dan sekitar 16% kematian di sebabkan oleh pendarahan dalam kehamilan di laporkan yang disebabkan oleh kehamilan ektopik yang pecah.(Chalik, 1998).Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1987 terdapat 153 kehamilan ektopik terganggu diantara 4.007 persalinan atau 1 diantara 26 persalinan. Sementara dalam kepustakaan frekuensi kehamilan ektopik terganggu dilaporkan 1 : 28 sampai 1 : 329 tiap kehamilan (Winkjosastro, 2002).1.5. Perumusan Masalah

Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Ektopik Terganggu di rumah bersalin Hadijah Tahun 2008.1.6. Tujuan Penelitian

1.6.1. Tujuan Umun

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu dirumah bersalin Hadijah Medan 2008.

1.6.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu berdasarkan pendidikan.

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu berdasarkan pekerjaan.

4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu berdasarkan gravida.

1.7. Manfaat Penelitian1.7.1. Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan atau informasi tentang kehamilan ektopik terganggu

1.7.2. Sebagai bahan bacaan dan referensi di perpustakaan Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

1.7.3. Sebagai aplikasi ilmu penghetahuan yang di dapatkan selama perkuliahan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 MedanBAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh malalui pendidikan, pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, media masa maupun klinik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Overt behavior) (Natoatmodjo, 2003).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan Yang Tercakup Dalam Domain Kognitif

Menurut B. Bloom yang dikutip oleh (Natoatmodjo, 2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kemabali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangasangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.2. Memahami (Comprehensif)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aflication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisa (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2. Karakteristik Ibu Yang Mempengaruhi Pengetahuan Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu2.2.1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. (Zaluchu, 2006)

2.2.2. PendidikanPendidikan adalah peranan yang paling penting dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia di anggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan manusia akan semakin berkualitas. (Hurlock, 1998)

2.2.3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-sehari yang di anggap sebagai karier. Pekerjaan yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan. Pekerjaan yang dilakukan memberikan kepuasan kepada seseorang dalam segala hal. (Hurlock, 1998)

2.2.4. GravidaGravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Gravida merupakan salah satu faktor penyebab kesehatan reproduksi seorang wanita (Mochtar, 1998) yang dikategorikan :1. Primigravida : ibu yang hamil anak pertama kali2. Scundigravida : Ibu yang hamil melahirkan anak ke dua3. Multigravida : ibu yang melahirkan anak ke tiga sampai anak ke empat 4. Grande Multigravida : ibu yang melahirkan lebih dari lima kali

2.3. Kehamilan

Kehamilan adalah masa perubahan baik secara fisik maupun emosional kehamilan dapat terjadi karena adanya hubungan seksual antara perempuan dan laki-laki. Laki-laki memasukan sel sperma sekitar 200 500 juta kedalam lubang vagina. Sel sperma akan melindungi oleh cairan semen yang terdapat dalam vagina. Sel sperma ini berbentuk kecebong dan berekor yang dapat menerobos masuk kesaluran telur melalui rahim jika dalam waktu 35 menit perjalanan salah satu sperma bertemu dengan sel telur atau ovum maka akan terjadi perubahan dalam rahim perempuan (Dinawati, 2003)

2.4. Kehamilan Ektopik TergangguKehamilan Ektopik Terganggu adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi, bertumbuh dan berkembang di luar endometrium dan kavum uteri. (Achadiat, 2004)

2.5. Kehamilan Ektopik Terganggu dalam Kehamilan

2.5.1. Defenisi

Kehamilan Ektopik Terganggu dalam kehamilan adalah kehamilan yang terjadi pada ovum yang dapat dibuahi dan tertanam pada daerah kavum uteri. Kehamilan ini sangat jarang, dan dapat berlanjut lebih lama dari 6 10 minggu. (Farerr, 2001)

2.5.2. Etiologi

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketehui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur dibagian ampula tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mangalami hambatan sehingga pada saat midasi masih di tuba, atau midasinya di tuba dipermudah. Faktor-faktor yang memegang peran dalam hal ini ialah sbb :1. Faktor dalam lumen tuba

a. Endosapligitis dapat menyebabkan perlekatan endosapling, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.

b. Pada hipolapsia uteri lumen tuba sepit dan berlekuk-lekuk dan hal ini sering disertai gangguan funsi silia endosapling.

c. Oprasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.

2. Faktor pada dinding tuba

a. Endometerosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba.b. Di vertical tuba congenital atau ostium asesorius tuba dapat menahan telur yang dibuahi.

3. Faktor diluar dinding tubaa. Pelekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.

4. Faktor lain

a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus, pertumbuhan telur yang terlalu cepat menyebabkan implantasi prematur.2.5.3. Klasifikasi Kehamilan Ektopik Terganggu

Menurut tirus klasifikasi pembagian tempat-tempat kejadian terjadinya kehamilan ektopik adalah:

1. Kehamilan tuba

Kehamilan tuba adalah kehamilan yang asalnya pada ujung tuba dan kemudian tumbuh kedalam kavum peritoneum. Kehamilan tuba yang asalnya dari ovarial atau tuba, tetapi kantongnya terjadi dari jaringan tuba maupun ovarium.

Menurut tempat nidasi maka terjadi

Kehamilan ampula

Kehamilan ismus (atau isthmus)

Kehamilan intertisial

(FK, Padjadjaran Bandung, 2005)

2. Kehamilan Ovarial

Kehamilan ovarial biasanya dapat terjadi ruptur pada kehamilan muda akibat perdarahan dalam perut, hasil konsepsi dapat pula mengalami kematian sebelumnya, sehingga tidak terjadi ruptur. Ditemukan benjolan dengan berbagai ukuran, yang terdiri atas jaringan ovarium yang mengandung daerah vilikorialis dan mungkin juga selaput embrio. (Wiknjosastro, 2006)

3. Kehamilan Abnormal

Kehamilan abnormal primer terjadi apa bila ovum dan spertmatozoon bertemu dan bersatu di dalam satu tempat pada peritoneum dalam rongga perut, dan kemudian juga berimplantasi di tempat tersebut. (Wiknjosastro, 2007). Kehamilan abnormal sekunder yang merupakan kehamilan tuba, yang terjadi gangguan menyebabkan meninggalnya embrio bertambah terus. Embrio yang menjadi janin dapat meninggal melalui ostium abdominalis atau lewat robekan dinding tuba.

4. Kehamilan Interstitialis

Implantasi telur terjadi dalam pars interstitialis tuba, kerena lapisan myometrium, disini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke-3 atau ke-4 kalau ruptur maka perdarahan hebat tempat ini banyak pembuluh darahnya sehingga dalam waktu yang sangat singkat dapat meyebabkan kematian. (FK. Padjadjaran Bandung, 2004)

5. Kehamilan Servikalis

Kehamilan servik biasanya berakhir pada kehamilan muda sering menimbulkan perdarahan hebat yang memaksa tindakan operasi. (Wiknjosastro, 2007)

2.5.4. Faktor yang Mempengeruhi Kehamilan Ektopik TergangguTerjadinya kehamilan ektopik dapat di pengaruhi oleh faktor sebagai berikut:

1. Meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi okulasi parsial tuba. Terjadi salpingitis, terutama radang endosampling yang mengakibatkan menyempitnya lumen tuba dan berkurangnya silia mukosa tuba karena infeksi yang memudahkan terjadinya implantasi zigot di dalam tuba.

2. Adhesi perituba yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau endometriosis. Tuba dapat tertekuk atau lumen menyempit.

3. Pernah menderita kehamilan ektopik sebelumya. Meningkatnya risiko ini kemungkinan karena salpingitis yang terjadi sebelumnya.

4. Meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, seperti AKDR dan KB suntik derivat progestin.

5. Operasi memperbaiki patensi tuba, kegagalan sterilisasi, dan menignkatkan kejadian kehamilan ektopik

6. Abortus provokatus dengan infeksi. Makin sering tindakan abortus provokatus makin tinggi kemungkinan terjadi salpingitis.

7. Fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu ovulasi, fertilisasi in vitro.

8. Tumor yang mengubah bentuk tuba (mioma uteri dan tumor adneksa).

9. Teknik diagnosis lebih baik dari masa lalu sehingga dapat mendeteksi dini kehamilan ektopik.

2.5.5. Komplikasi Kehamilan Ektopik

Komplikasi lanjut pada umumnya adalah infeksi rongga panggul yang bisa bersifat lokal seperti salpingitis atau bersifat meluas seperti pelvio perinitis dan bahkan sepsis yang bertambah parah. Infersilitas dapat berulangnya kejadian kehamilan ektopik. (Chalik, 1998)

1. Kehamilan Tuba

1) Interstitial

2) Ampula tuba

3) Isthmus tuba

4) Kehamilan pada osteum tuba ekternum

2. Kehamilan Servik

3. Kehamilan Ovarium

4. Kehamilan Abnormal

1) Primer Implantasi

2) Skunder Implantasi

5. Kehamilan Intraligamenter

1) Ligamentum rotendum (Manuabah, 2001)

2.5.6. Gambaran KlinisGambaran klinik kehamilan ektopik bervariasi dari bentuk abortus tuba atau terjadi ruptur tuba. Mungkin dijumpai rasa nyeri dan gejala hamil muda. Pada pemeriksaan dalam terdapat pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan luka kehamilan dan belum dapat di raba, kehamilan pada tuba karena tuba dalam keadaan lembek (Manuabah, 1998)

2.5.7. Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu Dalam Kehamilan

1. Amenorea atau terlambat haid.

2. Sinkope dan gejala-gejala abdomen akut, yang disebabkan perdarahan intraperitoneal dan hipovolemia pada serkulasi

3. Nyeri perut yang biasanya unilateral dan ini biasanya khas untuk kehamilan tuba, tetapi bisa juga bilateral, di perut bawah, perut atas atau bahkan seluruh bagian perut. Sebagian kasus menunjukan pula adanya nyeri bahu, yakni apabila perdarahan yang terjadi sudah mulai mengiritasi diafragma.

4. Perdarahan atau spotting per vaginam yang terjadi pada sebagian besar kasus, yakni 2 -3 minggu setelah terlambat haid.

5. Gejala yang tidak spesifik, seperti mual sampai muntah, rasa tegang pada payudara dan kadang-kadang kesulitan defekasi. (Achadiat, 2004)2.5.8. Penanganan

Dalam menghadapi penderita dengan kehamilan ektopik yang pecah diperlukan keterpaduan tindakan yang sistematis. Pada umumnya tindakan yang demikian dapat diuraikan menjadi 3 komponen tidakan yaitu ; mengatasi kegawatan (emergency treatment), menutup perlukaan yang terjadi (surgical treatment), dan membuat penyembuhan (Supportive treatment). (Chalik, 1998)2.5.9. Pengobantan

Segera dilakukan operasi, yaitu salpingektomi dengan pemberian transfusi darah. Operasi tidak usah ditangguhkan sampai syok teratasi, asal transfusi sudah jalan, operasi dapat dimulai dengan segera. (FK. Padjadjaran, 2005)BAB 3

METODE PENELITIAN

3.9. Kerangka Konsep

3.10. Defenisi Oprasional

3.10.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan yang dianjurkan oleh penuli yang berupa kuisioner dengan katagori :

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang 3.10.2. Umur

Umur adalah lamanya usia ibu sejak lahir sampai dengan ulang tahun yang terakhir di nyatakan dalam tahun yang di katagorikan menjadi

1. < 20 tahun

2. 20 35 tahun

3. > 35 tahun

3.10.3. PendidikanPendidikan adalah suatu tingkatan yang di peroleh mulai pertama belajar hingga pendidikan terakhir yang pernah di selesaikan oleh seorang ibu saat di lakukan penelitian dengan katagori

1. SD

2. SMP

3. SMU

4. Perguruan Tinggi

3.10.4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang dikerjakan secara rutinitas yang di katagorikan menjadi

1. IRT / tidak bekerja

2. Pedagang

3.10.5. GravidaGravida adalah banyaknya kehamilah yang pernah di alami oleh ibu sampai kehamilan yang sekarang

1. Primigravida

2. Scundigravida

3. Multigravi3.11. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat diskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan ektopik terganggu di rumah bersalin Hadijah Medan 2008.

3.12. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.12.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Hadijah dengan alasan pemilihan lokasi. Banyaknya ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di rumah bersalin Hadijah.3.12.2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini mulai dari bulan Agustus 2008.

3.13. Populasi Sampel

3.13.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang meriksakan kehamilannya di rumah bersalin Hadijah pada tanggal 1 Agustus sampai 7 Agustus 35 orang3.13.2. Sampel

Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang pada tanggal 1 Agustus sampai 7 Agustus dengan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Quota Sampling yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan jatahnya sesuai dengan maksud dan kapasitas yang dimungkinkan oleh peneliti 35 orang3.14. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan kuisioner yang terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang kuisioner kepada responden tentang tujuan penelitian.

3.15. Aspek Pengukuran PengetahuanDi ukur dengan cara memberi pertanyaan sejumlan 20 nomor masing - masing pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut :

1. Jawaban yang benar diberi skor nilai (1)

2. Jawaban yang salah diberi sekor nilai (0)Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 (Notoatmojo, 2002). Dengan demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

S = Skor

X = Jawaban yang benar

r = Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ). (Natoatmodjo, 2002)

Setelah semua data di olah menjadi katagori pengetahuan kemudian di masukan ke dalam kriteria standart absolut sebagai berikut :1. Pengetahuan baik jika jawaban benar 13 20 ( 61% 100 % )

2. Pengetahuan Cukup jika jawaban benar 9 12 ( 41% 60 % )

3. Pengetahuan Kurang jika jawaban benar 0 8 ( 0% 40 % )

3.16. Pengolahan Dan Analisa Data

3.16.1. Pengolahan DataData yang telah dikumpulkan di olah secara manual dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Mengevaluasi kelengkapan konsistensi dari jawaban responden

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan di beri kode sesuai dengan petunjuk

3. Tabulating

Data di tabulasi dan dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi

3.16.2. Analisa Data

Analisa data di lakukan secara deskriptif yaitu hasil presentase yang telah di kumpulkan dan kemudian di analisa dengan mengambarkan keadaan dan setiap variable dengan menggunakan teori-teori dan keperpustakaan yang relevan.BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil

Tabel 4.1.Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008 .

NoPengetahuanJumlah%

1Baik925,72

2Cukup2057,14

3Kurang617,14

Jumlah35100

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pengatahuan ibu tentang kehamilan ektopik terganggu terbanyak pengetahuan cukup yaitu 20 orang (57,14 %) kemudian berpengetahuan baik sebanyak 9 orang (25,71 %) dan yang paling sedikit pengetahuan kurang yaitu 6 orang (17,14 %).

4.1.2 Distribusi Umur Ibu Hamil Table 4.2.Distribusi Umur Ibu Hamil di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008 .

NoUmurJumlah%

1< 2025,71

220 353085,71

3> 3538,58

Jumlah35100

Dari tabel di 4.2 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berumur 20 35 tahun sebanyak 30 responden (85,71 %) kemudian berumur > 35 tahun sebanyak 3 responden (8,58 %) dan yang paling sedikit responden sebanyak < 20 sebanyak 2 responden (5,71 %)

4.1.3. Disrtibusi Pendidikan Ibu Hamil

Tabel 4.3.Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008 .

NoPendidikanJumlah%

1SD411,42

2SMP1440,00

3SMU1645,72

P.T12,86

Jumlah35100

Dari tabel di 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SMU sebanyak 16 orang (45,72%) kemudian SMP sebanyak 14 orang (40,00%) dan pendidikan SD sebanyak sebanyak 4 orang (11,42%) yang paling sedikit pendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 orang (2,86%).4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil Tabel 4.4.Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.NoPekerjaanJumlah%

1IRT2674,28

2Pedagang925,72

Jumlah35100

Dari tabel di 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak IRT yaitu sebanyak 26 orang (74,28%) kemudian wiraswasta yaitu sebanyak 9 orang ( 25,72%).4.1.5 Distribusi Gravida Ibu Hamil

Tabel 4.5.Distribusi Gravida Ibu Hamil di Rumah Bersalin Hadijah Tahun 2008.

NoGravidaJumlah%

1Primigravida925,72

2Scundigravida1645,72

3Multigravida1028,56

Jumlah35100

Dari tabel di 4.5 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak Scundigravida yaitu sebanyak 16 orang (45,72%) kemudian multigravida sebanyak 10 orang ( 28,56%) dan yang paling sedikit primigravida 9 orang (25,72%)4.1.6 Distribusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan umur Tabel 4.6.Distribusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Umur di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2008.

NoUmurPengetahuanJumlah

BaikCukupKurang

F%F%F%F%

1< 20150150002100

220 30826,661653,3462030100

3> 35003100003100

Jumlah35100

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang berumur 20-35 tahun,8 orang yang berpengetahuan baik (26,66),dan 16 orang berpengetahuan cukup (53,34%), sementara 6 orang yang berpengetahuan kurang (20%).4.1.7 Distribusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu berdasarkan pendidikan. Tabel 4.7.Distribusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Pendidikan Dirumah Bersalin Hadijah Tahun 2008.

NoPendidikanPengetahuanJumlah

BaikCukupKurang

F%F%F%F%

1SD1251252504100

2SMP321,42964,3214,2814100

3SMU531,251062,516,2516100

4PT001100001100

Jumlah35100

Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 16 orang berpendidikan SMU 10 orang berpengetahuan cukup (62,5%),dan 5 orang berpengetahuan baik (30,25%),sementara berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (6,25%),dari 14 orang berpendidikan SMP, 9 orang yang berpengetahuan cukup (64,28%),dan 3 orang yang berpengetahuan baik (21,42%),sementara yang berpengetahuan kurang 2 orang (14,28%),dari 4 orang pendidikan SD 1 orang yang berpengetahuan baik (25%),dan yang berpengetahuan cukup 1orang (25%),dan 1 orang yang berpendidikan PT 1orang yang berpengetahuan cukup (100%).4.1.8 Distribusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Pekerjaan .

Tabel 4.8.Distruibusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Pekerjaan Dirumah Bersalin Hadijah Tahun 2008.

NoPekerjaanPengetahuanJumlah

BaikCukupKurang

F%F%F%F%

1IRT726,921453,84519,2426100

2Pedagang222,23666,66111,119100

35100

Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa dari 26 orang yang sebagai ibu rumah tangga, 14 orang berpengetahuan cukup (53,84%) dan 7 orang berpengetahuan baik (26,92%),sementara 5 orang yang berpengetahuan kurang (19,24%), Dari 9 orang yang berkerja sebagai pedagang berpengetahuan cukup (66,66%), dan 2 orang yang berpengetahuan baik (22,22%), sementara yang berpegetahuan kurang 1 orang (11,11%).4.1.9 Distriobusi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggub Berdasarkan GravidaTabel 4.9.Distribusi Ibu Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Gravida Dirumah Bersalin Hadijah Tahun 2008.NoGravidaPengetahuanJumlah

BaikCukupKurang

F%F%F%F%

1Primigravida333,34444,44222,229100

2scundigravida4251168,7516,2516100

3Multigravida22055033010100

Jumlah35100

Dari tabel 4.9 diatas diketahui bahwa dari 16 orang scundigravida 11 orang berpengetahuan cukup (68,75%),dan 4 orang yang berpengetahuan baik (25%), sementara 1orang yang berpengetahuan kurang (6,25%). Dari 10 orang multigravida 5 orang berpengetahuan cukup (50%), dan 3 orang yang berpengetahuan kurang (30%), sementara 2 yang berpengetahuan baik (20%), Dari 9 orang primigravida 4 orang yang berpengetahuan cukup (44,44%), dan 3 orang yang berpengetahuan baik (33,33%),sementara 2 orang berpengetahuan kurang (22,22%).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur

Grafik 4.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Umur Dirumah Bersalin Hadijah Medan 2008

Dari grafik 4.1 di atas dapat diketahui ibu yang berumur 20-35 berpengetahuan cukup (53,34%), dan >35 tahun berpengetahuan cukup (100%), dan yang berumur 35 tahun,hal ini disebabkan karena umur ibu yang relatip tua. Dan keinginan untuk melahirkan anak sudah tidak ada sehingga ibu tidak ingin mencari informasi atau mengetahui tentang kehamilan ektopik terganggu.

Menurut Harlock (1998) umur adalah indeks yang menempatkan individu dalam urutan perkembangan, lamanya orang hidup dalam hidup dihitugn sejak dilahirkan sampai hari ulang tahun.

4.2.2. Pengetahuan Ibu hamil berdasarkan pendidikan

Grafik 4.2. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Pendidikan Dirumah Bersalin Hadijah Medan 2008

Dari grafik 4.2 diatas dapat diketahui ibu yang berpendidikan PT berpengetahuan cukup (100%), SMU berpengetahuan cukup (62,5%), SMP berpengetahuan cukup (64,3%), dan SD berpengetahuan kurang (50%).

Besarnya Proporsi pengetahuan cukp pada ibu berpendidikan SMP, SMU, dan PT. Hal ini disebabkan karena ibu mempunyai pendidikan yang tinggi dan wawasan yang luas. Sehingga ibu sulit untuk menerima informasi tentang kehamilan ektopik.

Menurut natoatmodjo (2003) tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan faktor sosial, ekonomi,dan prilaku demografi seperti pendapatan gaya hidup, pola reproduksi. 4.2.3. Pengetahuan Ibu Hamil Berdasarkan PekerjaanGrafik 4.3. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Bersalin Hadijah Medan 2008

Dari grafik 4.3 di atas diketahui ibu rumah tangga yang berpengetahuan cukup (53,84%), pedagang berpengetahuan cukup (66,66%). Menurut Notoatmojo pekerjaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi ataupun lingkungan pergaulan, media cetak maupun dari tenaga kesehatan yang dapat menambah pengetahuan dibandingkan degan ibu bekerja dirumah.

Menurut Notoatmojo (2003) pekerjaan memiliki hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup, pekerjaan juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain. Menurut Zaluchu (2006) pengalaman pribadi adalah sebuah sumber ide yang sangat kaya dengan pengalaman pribadi biasanya akan lebih muda meperoleh datangnya ide.4.2.4. Pengetahuan Ibu Hamil Berdasarkan Gravida

Grafik 4.4. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Gravida di Rumah Bersalin Hadijah Medan 2008

Dari grafik 4.4 diatas dapat diketehui bahwa ibu yang scundigravida yang berpengetahuan cukup (68,75%), ibu yang multigravida berpengetahuan cukup (50%), serta ibu yang primigravida berpengetahuan cukup (44,44%).

Menurut asumsi penulis, gravida adalah banyaknya seseorang atau ibu untuk hamil, dan banyaknya gravida seseorang mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam mengurus kehamilannya. Hal ini sangat bertentangan dengan hasil penelitian di lapangan bahwa gravida seseorang tidak mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Menurut hasil penelitian bahwa ibu yang primigravida, scundigravida dan ibu yang multigravida adalah berpengetahuan yang sama yaitu berpengetahuan cukup, disebabkan karena ibu yang primigravida lebih muda mencari pengetahuan dibandingkan dengan ibu yang multigravida dalam mencari pengetahuan. Hal ini disebabkan karena ibu multigravida lebih sibuk mengurus anak dari pada ibu yang primigravida.

Menurut Muctar (1998) gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Gravida merupakan salah satu fakor penyebab kesehatan reproduksi seorang wanita.BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan

5.1.1.Distribusi pengetahuan ibu tentang kehamilan ektopik terganggu dirumah bersalin hadijah terbanyak memiliki pengetahuan cukup sebanyak 20 orang (57,14%),. 5.1.2.Umur 20-35 tahun sebanyak 30 orang (85,71%), dengan pengetahuan cukup (53,34%),dan umur >35 sebanyak 3 orang (8,58%), dengan pengetahuan cukup (100%),dan umur < 20 tahun sebanyak 2 orang (5,71%), dengan pengetahuan cukup (50%).5.1.3 Pendidikan SMU sebanyak 16 orang (45,72%), dengan pengetahuan cukup (62,5%),SMP sebanyak 14 orang dengan pengetahuan cukup (64,3%) dan SD sebanyak 4 orang (11,42%) dengan pengetahuan kurang (50%), dan PT 1 orang (2,86%) dengan pengetahuan cukup (100%).5.1.4.Ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (74,28%),dengan pengetahuan cukup (53,84%),pedagang sebanyak 9 orang (25,72%),dengan pengetahuan cukup (66,66%).5.1.5 Ibu scundigravida sebanyak 16 orang (45,72%) dengan pengetahuan cukup (68,75%),multigravida sebanyak 10 orang (28,56%) dengan pengetahuan cukup (50%),dan primigravida sebanyak 9 orang (25,72%),dengan pengetahuan cukup (44,44%). 5.2. Saran

5.2.1.Diharapkan pada petugas kesehatan dapat meberikan informasi tentang kehamilan ektopik terganggu .5.2.2.Bagi ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara rutin dalam masa kehamilannya.

5.2.3.Kepada ibu hamil diharapkan lebih memperluas pengetahuannya melalui media elektronik atau media masa, serta sumber informasi lainnya yang dapat menambah pengetahuan , seperti petugas kesehatan.

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Ektopik Terganggu

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Gravida

r

X

S = X x 100 %

< 20

20 - 35

>35

100

53,34

26,66

20

50

50

10

20

30

40

50

0

60

70

80

100

90

= Baik

= Cukup

= Kurang

Keterangan

100

SMU

6,25

50

SD

SMP

PT

64,38

21,42

14,28

25

25

10

20

30

40

50

0

60

70

80

100

90

31,25

62,5

19,24

IRT

Pedagang

66,66

22,22

11,11

26,92

53,84

10

20

30

40

50

0

60

70

80

100

90

Multigravida

22,22

Primigravida

Scundigravida

68,75

25

6,25

33,34

44,44

10

20

30

40

50

0

60

70

80

100

90

50

20

30

Keterangan

= Kurang

= Cukup

= Baik

Keterangan

= Kurang

= Cukup

= Baik

Keterangan

= Kurang

= Cukup

= Baik

1

5

16

21

32