3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian...ini adalah aspek menulis dalam pelajaran Bahasa...
Transcript of 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian...ini adalah aspek menulis dalam pelajaran Bahasa...
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Setting dan karakteristik subjek penelitian merupakan suatu keterangan
mengenai lokasi tempat dan waktu penelitian yang akan digunakan.
3.1.1 Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di SD N 2 Kalangbancar.
Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.
Peneliti mengambil tempat tersebut dengan pertimbangan karena sekolah
tersebut nyaman dan jauh dari keramaian. Sehingga akan mempermudah
dalam melakukan penelitian.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
untuk mendapat data penelitian. Peneliti juga menyesuaikan dengan jadwal
belajar di sekolah tersebut. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Tahapan Februari Maret April Mei
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Analisi Data
4 Pelaporan
18
Berdasarkan tabel alokasi waktu penelitian tersebut, dapat diketahui
bahwa penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan
Mei 2015. Pada bulan Februari digunakan untuk melakukan persiapan.
Selanjutnya akhir bulan Maret sampai awal bulan April digunakan untuk
melaksanakan tindakan penelitian. Pada minggu ketiga bulan April sampai awal
bulan Mei digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Selanjutnya
pada minggu kedua digunakan untuk menyusun laporan serta mempersiapkan
untuk ujian.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar
dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Karakteristik siswa kelas 3 adalah suka bermain, senang bekerjasama,
dan mempunyai tingkat rasa ingin tahu yang tinggi. Namun siswa tersebut masih
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran sehingga memiliki hasil
belajar yang rendah.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk pembuktian teori belajar-
mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam
hal ini guru meneliti kegiatannya sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan
siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan-tindakan yang
direncanakan,dilaksanakan, dan dievaluasi, guru akan memperoleh umpan balik
yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar-
mengajar (Subyantoro,2007:5). Hal ini selaras dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:5) bahwa peran guru dalam
pembelajaran sangat kompleks yaitu membuat desain instruksional,
menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar, bertindak mengajar atau
membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran.
Jelaslah bahwa guru sebagai peneliti harus pandai mengadaptasi teori dalam
proses pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan hasil yang bermutu tinggi.
Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan
19
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan.
Penelitian ini menggunakan PTK model spiralyang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas tiga
langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci
ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Model Spiral menurut Kemmis dan Taggart
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I
Prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus I diuraikan sebagai berikut.
3.3.1.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap dimana peneliti menyusun langkah-
langkah dalam memecahkan masalah yang dikaji. Langkah pertama yang
dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan koordinasi dengan guru kelas mengenai
waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan diajarkan, dan bagaimana rencana
20
pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan data observasi dan wawancara
dengan guru kelas di SD N 2 Kalangbancar, kelas 3 memiliki nilai dan motivasi
yang rendah dalam menulis. Berikut hal-hal yang akan dilakukan peneliti pada
tahap perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu (1) menyusun
rencana pembelajaran menulis melalui model pembelajaran Cooperative
Learning, (2) menyusun pedoman observasi, (3) menyusun rancangan evaluasi,
(4) mempersiapkan alat dokumentasi.
3.3.1.2 Tindakan
Tindakan merupakan bentuk pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah
dipersiapkan oleh guru. Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning dilaksanakan dalam
tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu tahap apersepsi, tahap proses
pembelajaran, dan tahap evaluasi.
Tahap apersepsi merupakan tahap dimana guru mengawali proses
pembelajaran dengan memberi salam sapaan kepada siswa dan memberikan
ilustrasi berupa gambar seorang penulis puisi yang belum diketahui siswa yaitu
Khairil Anwar, dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penyampaian tujuan pembelajaran juga
perlu disampaikan diawal agar siswa termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Setelah kondisi kelas dapat terkendali dan siswa sudah siap mengikuti
dan menerima materi pelajaran, kemudian guru melaksanakan proses
pembelajaran melalui model Cooperative Learning. Guru memberikan instruksi
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terlebih dahulu,
kemudian guru memberikan penjelasan tentang materi menulis dan kriteria
menulis yang baik dengan perolehan nilai yang akan didapatkan siswa jika
mampu menulis sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa secara bebas untuk memilih nilai yang
diyakininya baik dari beberapa alternatif nilai yang telah ditawarkan oleh guru.
Selama siswa memilih, guru meminta siswa untuk memikirkan dan
mempertimbangkan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat dari alternatif
21
nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat
menyenangi dan memiliki perasaan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya.
Setelah timbul perasaan senang dan bangga, siswa harus menegaskan atau
meyakini kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik
penilaian yang telah disiapkan oleh guru.
Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran dan tentang teknik yang sudah
diterapkan.
3.3.1.3 Observasi
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati meliputi respon dan
keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa bertanya
dan menjawab pertanyaan, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan
tugas, serta sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Jenis data yang
diobservasi oleh peneliti adalah data tes dan nontes. Data tes yang berupa hasil tes
menulis dan sikap siswa pada waktu menulis. Melalui hasil observasi data tes
dapat diketahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam menulis, sehingga peneliti
dapat memperbaiki kekurangan hasil observasi data tes siklus I, untuk
dilaksanakan pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihan pada hasil observasi I
dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Data nontes berupa observasi dan dokumentasi foto, dengan tujuan dapat
diketahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran melalui model
Cooperative Learning.
Beberapa catatan yang dilakukan peneliti untuk mendata hasil observasi
data tes dan nontes antara lain: (1) tes untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis siswa melalui dua siklus, (2) lembar pedoman observasi dan
mengambil gambar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3)
dokumentasi foto yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian
berlangsung.
22
3.3.1.4 Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji hal-hal yang telah terjadi pada
tahap tindakan, yang dilakukan diakhir pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi
dapat diketahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran menulis melalui model
Cooperative Learning, peneliti menyusun perbaikan terhadap rencana awal tes
siklus I jika hasil tes menunjukkan belum memenuhi target nilai yang telah
ditentukan, akan dilakukan perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II.
Masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan pemecahannya pada
siklus II, sedangkan kelebihan-kelebihan dari pembelajaran siklus I akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
3.3.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II
Pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I yang meliputi
tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.3.2.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan dari
pelaksanaan siklus I. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap
perencanaan ini meliputi: (1) penyempurnaan rencana pembelajaran menulis
melalui model Cooperative Learning berdasarkan rencana pembelajaran siklus I,
(2) membuat perbaikan pada pedoman observasi (3) mempersiapkan alat evaluasi,
dan (4) mempersiapkan alat dokumentasi.
3.3.2.2 Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan
tindakan pada siklus I dengan tahap yang sama meliputi apersepsi, proses
pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap ini yang terpenting adalah guru harus
menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis pada siklus
I. bimbingan dan arahan dilakukan agar hasil dan pelaksanaan menulis pada siklus
II menjadi lebih baik.
Pada kegiatan apersepsi, guru mengkondisikan siswa agar siap dalam
mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan salam pembuka dan
23
menstimulus siswa agar mengingat pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus I. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan diikuti siswa.
Proses pembelajaran melalui model Cooperative Learning mulai
dilaksanakan setelah siswa dan kondisi kelas benar-benar terkendali. Guru
meminta siswa untuk merumuskan tentang materi menulis dan kriteria menulis
yang baik dengan memberikan arahan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang telah dijelaskan. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa
secara bebas untuk memilih nilai yang diyakininya baik dari beberapa alternatif
nilai yang telah ditawarkan oleh guru. Guru meminta siswa untuk memikirkan dan
mempertimbangkan konsekuensi yang akan didapat sebagai akibat dari alternatif
nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat
menyenangi dan memiliki perasaan bangga terhadap nilai yang menjadi
pilihannya. Kemudian guru meminta siswa untuk menegaskan atau meyakini
kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik penilaian
yang telah disiapkan oleh guru.
Pemberian solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa
pada siklus II, misalnya dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang kata
yang efektif dalam menulis, dan kreteria menulis yang baik.Siswa melakukan
kegiatan pembelajaran seperti pada siklus I.
3.3.2.3 Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II dilakukan melalui data tes dan
nontes. Pengamatan dengan data tes dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam menulis setelah dilakukan tindakan pada siklus II
melalui model pembelajaran Cooperative Learning. Pengamatan dengan data
nontes dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung melalui observasi dan
dokumentasi foto untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa yang meliputi;
respon dan keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan
siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dan keseriusan siswa dalam
mengerjakan tugas, serta sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
3.3.2.4 Refleksi
24
Refleksi pada siklus II dilakukan dengan mengoreksi kendala atau
kelemahan dari pembelajaran menulis yang ditemukan dari awal perencanaan
ssampai akhir pembelajaran pada siklus I untuk kemudian diatasi pada siklus II.
Refleksi dilakukan dengan harapan mampu mengetahui keefektifan
penggunaan model Cooperative Learning dalam pembelajaran menulis, yaitu
mengetahui peningkatan menulis siswa dan mengetahui perubahan perilaku siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah aspek menulis dalam pelajaran Bahasa
Indonesia melalui model Cooperative Learning siswa kelas 3 SD N 2
Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil subjek tersebut dalam
penelitian ini dengan alasan sebagai berikut:
1) Berdasarkan saran dan masukan dari guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar
Kabupaten Grobogan, bahwa keterampilan aspek menulis kelas 3 masih
rendah.
2) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, siswa kurang semangat
dan terkesan acuh selama mengikuti proses pembelajaran menulis yang
dilakukan guru.
3.5 Variabel Penelitian
Variable pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaituvariabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent).
3.5.1 Variabel independent (variabel x )
Menurut Sutriyono (2014:22), variabel independent sering disebut
sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning.
25
Tabel 3.2
Kisi-kisi Variabel X
No Langkah Cooperative
Learning
Indikator Item
1. Menyampaikan tujuan dan
kompetensi dasar serta
memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa 1. Apakah guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran?
2. Apakah guru
memotivasi siswa
sebelum
melakukan
pembelajaran?
2. Menyampaikan/menyajikan
informasi
Menyajikan informasi 1. Apakah guru
menyampaikan
materi dengan
bahasa yang
mudah dipahami
siswa?
3. Menginformasikan
pengelompokan siswa
Mengorganisasikan
siswa kedalam
kelompok-kelompok
belajar
1. Apakah guru
mengorganisasik
an siswa kedalam
kelompok
belajar?
4. Memotivasi serta Membimbing
1. Apakah guru
26
memfasilitasi kerja siswa
dalam kelompok belajar
kelompok belajar membimbing
siswa dalam
kelompok
belajar?
5. Mengevaluasi hasil belajar
siswa
Evaluasi 1. Apakah guru
memberikan
evaluasi kepada
siswa?
6. Memberi penghargaan hasil
belajar
Memberikan
penghargaan 1. Apakah guru
memberikan
penghargaan
terhadap hasil
belajar siswa?
3.5.2 Variabel dependent (variabel y)
Variabel dependent menurut Sutriyono (2014:22) sering disebut sebagai
variabel output, kriteria, atau konsekuen. Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah hasil belajar Bahasa Indonesia. Hasil belajar itu sendiri menurut Sudjana
(2010:22) merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang
digunakan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari skor evaluasi pada akhir
pelajaran.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen tes dan nontes.Berikut uraian tentang instrumen tes dan nontes.
3.6.1 Instrumen Tes
Instrumen dalam bentuk tes digunakan untuk mengumpulkan data
keterampilan menulis.Siswa memilih nilai dari beberapa alternatif nilai yang
ditawarkan guru dan menuliskannya pada rubrik penilaian.
27
Aspek yang dinilai dalam tes menulis antara lain: (1) penggunaan huruf
yang tepat, (2) penggunaan tanda baca yang tepat, (3) pilihan kata, (4) keruntutan
kalimat.
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian
No Aspek penilain Rentang skor Skor
Maksimal SB B C K
1 Penggunaan
huruf yang
tepat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
2 Penggunaan
tanda baca yang
tepat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
3 Pilihan kata 19-25 15-18 7-12 0-6 25
4 Keruntutan
kalimat
19-25 15-18 7-12 0-6 25
Jumlah 100
Keterangan:
SB: Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Berdasarkan pedoman penilaian di atas, peniliti dapat mengetahui
peningkatan keterampilan menulis siswa yaitu dengan melihat perbandingan nilai
yang diperoles siswa dari siklus I ke siklus II, siswa yang berhasil sangat baik
adalah siswa yng memperoleh nilai 85 sampai 100, siswa yng berhasil dengan
baik memperoleh nilai 75 sampai dengan 84, siswa yang berhasil dengan cukup
baik memperoleh nilai 65 sampai dengan 74, sedangkan siswa yang kurang
berhasil yakni siswa yang mendapat nilai 0 sampai dengan 64. Berikut tabel
rentangan skor dan kategori penilain keterampilan menulis.
28
Tabel 3.4 Rentang Skor dan Kategori Penilaian
No Rentang Skor Kategori
1 85-100 Sangat Baik
2 75-84 Baik
3 65-74 Cukup
4 0-64 Kurang
3.6.2 Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan berupa pedoman observasi dan
dokumentasi foto.
3.6.2.1 Pedoman Observasi
Peneliti melakukan observasi pada saatpembelajaran berlangsung,
dengan mengamati perilaku siswa yang meliputi aspek: (1) siswa merespon dan
serius dalam mendengarkan penjelasan guru, (2) siswa bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran, (3) keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan,
(4) siswa memperhatikan model pembelajaran Cooperative Learning, (5) siswa
aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, dan (6) sikap dan tanggapan siswa yang
tidak meremehkan pembelajaran dengan mengumpulkan tugas. Untuk
memberikemudahan dan mengefektifkan waktu pelaksanaan observasi, peneliti
memberi tanda check lish (√) pada lembar panduan.
3.6.2.2 Pedoman Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto adalah bukti autentik dari kegiatan yang dilakukan
selama penelitian yang sangat penting. Karena dengan dokumentasi foto ini, data
yang berasal dari observasi, wawancara, jurnal dan catatan lapangan akan semakin
kuat keaktualannya, lebih jelas dan lengkap. Dokumentasi foto yang diambil
merupakan dokumentasi foto aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
29
Proses pengambilan gambar dilakukan oleh rekan peneliti dengan
harapan tidak mengganggu proses pembelajaran. Aktivitas yang
didokumentasikan adalah pada saat guru memberikan apersepsi, guru
menyampaikan materi melalui model Cooperative Learning, siswa mengisi rubrik
penilaian, siswa menulis, dan ketika siswa menunjukkan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah teknik tes dan nontes untuk mengukur peningkatan
keterampilan menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning.
3.7.1 Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada siklus I dan siklus II disetiap akhir
pembelajaran.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item pada tes
Mengungkapkan
pikiran, perasaan
dan informasi
dalam karangan
sederhana dan
puisi.
Menulis
karangan
sederhana
berdasarkan
gambar seri
menggunakan
pilihan kata dan
kalimat
yangtepat
dengan
memperhatikan
penggunaan
ejaan, huruf
kapital dan
tanda titik.
Mendefinisikan
pengertian
mengarang
1
Menggunakan
huruf dan tanda
baca yang
benar dalam
paragraf
2, 3, 10,
Menyebutkan
unsur paragraf
5, 6, 9
Menyusun
karangan
berdasarkan
gambar seri
7, 8, 11
30
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item pada tes
Mengungkapkan
pikiran,
perasaan dan
informasi dalam
karangan
sederhana dan
puisi.
Menulis
puisi
berdasarkan
gambar
dengan
pilihan kata
yang
menarik
Menyebutkan
manfaat
menulis puisi
1, 3, 9
Melengkapi isi
puisi
berdasarkan
gambar
4, 6, 14
Mendefinisikan
pengertian
puisi
2
Menjelaskan
tema dari puisi
8, 15, 10
3.7.2 Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan meliputi teknik observasi dan teknik
dokumentasi.
3.7.2.1 Teknik Observasi
Teknik observasi yang dilakukan peneliti merupakan bentuk pengamatan
yang dilakukan peneliti dibantu rekan dan guru kelas selama proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti dan tim pengamat lainnya berkolaborasi dalam mengamati
setiap aktivitas siswa dan saling mengkondisikan keadaan kelas terutama agar
siswa tidak tegang, gugup dan tak terlihat sedang diteliti.
Tahapan yang dilakukan peneliti saat melakukan observasi antara lain:
(1) guru mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir pengamatan
perilaku siswa terhadap pembelajaran, (2) guru memberi tanda check lish (√) pada
31
lembar observasi selama melakukan observasi, (3) peneliti mencatat hal-hal
khusus dan menarik yang terjadi selama observasi, dan (4) menganalisis dan
mendeskripsikan hasil observasi.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Halyang
Diamati
Indikator No item
1 Pra
pembelajaran
Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media
yang akan digunakan
1- 4
Melakukan kegiatan apersepsi
Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
2 Kegiatan Awal Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 5- 7
Memberikan motivasi kepada siswa dengan
tanya jawab
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai
3
Kegiatan Inti
Memberikan penjelasan tentang materi
pelajaran
8 - 21
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Melakukan pengelompokan dalam kegiatan
pembelajaran
Memberikan poin kepada kelompok yang
mengerjakan tugas dengan tepat
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami
4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan pelajaran 22– 26
Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa
Menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
32
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Halyang
Diamati
Indikator No item
1 Pra
pembelajaran
Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran 1
2 Kegiatan Awal Menjawab apersepsi dari guru 2– 4
Memperhatikan motivasi yang disampaikan
guru
Memperhatikan tujuan yang akan dicapai dan
rencana kegiatan yang akan dilakukan
3
Kegiatan Inti
Menyimak materi yang disampaikan oleh guru 5 - 17
Aktif bertanya ketika proses pembelajaran
Mencatat materi yang disampaikan guru
melalui media gambar
Antusias terhadap materi yang disampaikan
guru menggunakan media gambar
Melakukan diskusi dalam kegiatan
pembelajaran Cooperative Learning
Melakukan kerjasama dengan sesama anggota
kelompok
4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan materi yang telah dipelajari 18– 21
Memberikan salam penutup
Rentang kriteria skor aktivitas guru maupun siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Sturges (Sugiyono , 2010:36) dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menghitung rentang data
R = Skor maksimal – skor minimal
Skor maksimal diperoleh dari jumlah indikator observasi guru atau siswa
dikalikan dengan skala penilaian tertinggi (4), sedangkan skor minimal
diperoleh dari jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dikalikan
dengan skala penilaian terendah (1).
b. Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log n
33
nmerupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.
c. Menghitung Panjang Kelas
P = 𝑹𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍
Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka dapat diketahui kriteria skor
aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Skor Aktivitas Guru
Rentang Kriteria
26 – 42 Sangat kurang
43 – 59 Kurang
60 – 76 Cukup baik
77 – 93 Baik
94 – 110 Sangat baik
Tabel 3.10
Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
21 – 34 Sangat kurang
35 – 48 Kurang
49 – 62 Cukup baik
63 – 76 Baik
77 – 90 Sangat baik
3.7.2.2 Teknik Dokumentasi
Proses pengambilan data dengan teknik dokumentasi dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dalam mengambil gambar dibantu
rekan sejawat dengan tujuan tidak terjadi perubahan perilaku siswa dan tidak
mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.
Kegiatan yang didokumentasikan peneliti antara lain: (1) kegiatan awal
pembelajaran yaitu pada saat guru memberikan apersepsi, (2) pada saat guru
menyampaikan materi melalui model Cooperative Learning,(3) kegiatan saat
siswa menunjukkan hasil pekerjaan di depan kelas.
34
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan instrumen yang
digunakan dalam pengambilan data maka hasil yang diperoleh berupa data
kuantitatif dan kualitatif.
3.8.1 Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh
dari hasil tes menulis setelah dilakukan pembelajaran melalui model Cooperative
Learning pada siklus I dan siklus II. Hasil tersebut dihitung dengan cara
menghitung skor yang diperoleh siswa, menghitung skor keseluruhan dari seluruh
aspek yang diperoleh siswa, menghitung skor rata-rata dan menghitung persentase
dengan rumus sebagai berikut.
SP = SK
R x 100
Keterangan:
SP : Skor Persentase
SK : Skor Keseluruhan
R : Jumlah Responden
Hasil perhitungan data dengan teknik kuantitatif ini kemudian
dipaparkan dalam bentuk analisis deskriptif disertai dengan angka-angka yang
menjelaskan tentang hasil tindakan , yang kemudian dapat dilakukan perbaikan,
peningkatan yang lebih baik dari hasil belajar maupun tingkah laku siswa.
Hasil perhitungan nilai pada siklus I dan siklus II kemudian
dibandingkan agar diketahui persentase peningkatan keterampilan menulis
melalui model pembelajaran Cooperaitve Learning.
35
3.8.2 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis
data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi foto, dengan cara
menganalisis lembar observasi yang telah diisi oleh siswa dan guru. Dari hasil
analisis tersebut peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning pada siswa kelas 3
SD N 2 Kalangbancar.
3.8.3 Uji Validitas
Gay (1983) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen
penelitain, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes
mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen yang valid mempunyi
validitas tinggi. Menurut Ali dalam Mawardi (2011:32) dapat digunakan pedoman
skor koefisien kolerasi (rix) sebagai berikut:
0,00 - 0,20 : dianggap tidak ada viliditas
0,21 - 0,40 : validitas rendah
0,41 - 0,60 : validitas sedang
0,61 - 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : validitas sempurna
36
Berikut ini hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II:
Tabel 3.11 Validitas Instrumen Penelitian Siklus Idan siklus II
Siklus I Siklus II
Nomor
soal
Kriteria Kategori Nomor
Soal
Kriteria Kategori
1 0,34 Validitas rendah 1 0,61 Validitas tinggi
2 0,34
Validitas rendah 2 0,86
Validitas
sempurna
3 0,60 Validitas sedang 3 0,61 Validitas tinggi
5 0,63
Validitas tinggi 4 0,86
Validitas
sempurna
6 0,53
Validitas sedang 6 0,86
Validitas
sempurna
7 0,31
Validitas rendah 6 0,86
Validitas
sempurna
8 0,63 Validitas tinggi 9 0,61 Validitas tinggi
9 0,60
Validitas sedang 10 0,86
Validitas
sempurna
10 0,31
Validitas rendah 14 0,86
Validitas
sempurna
11 0,63
Validitas tinggi 15 0,39 Validitas rendah
3.8.4 Uji Reliabilitas
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen
dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat memiliki
hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu
suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat mengatakan bahwa
dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik alpha yang
dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2011:32) untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut:
A ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7< A < 0,8 : dapat diterima
0,8< A ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
Berikut ini hasil Uji Reliabilitas soal siklus I dan siklus II:
37
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.823 15
Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus I yang dilihat pada kolom
Cronbach's Alphaadalah sebesar 0,823. Angka tersebut menunjukkan bahwa
reliabilitas bagus.
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.819 15
Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus II yang dilihat pada kolom
Cronbach's Alphaadalah sebesar 0,819. Angka tersebut menunjukkan bahwa
reliabilitas bagus.
3.9 Tingkat Kesulitan Instrumen
Yang dimaksud dengan tarafkesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut
dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka
taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang
dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah. Taraf kesukaran
tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index). Taraf kesukaran
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
p = taraf kesukaran
B = subjek yang menjawab betul
J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
p = B
J
38
Tabel 3.14
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,100 Mudah
Tabel 3.15
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 8, 9 2
0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 6, 10, 11 5
0,71 – 0,100 Mudah 3, 5, 7 3
Total 10
Berdasarkan tabel taraf kesukaran soal siklus I maka dapat diketahui tingkat
kesukaran soal pada siklus I dengan kriteria mudah sebanyak 3 yaitu soal nomor
3, 5, dan 7. Kriteria sedang sebanyak 5 yaitu soal nomor 1, 2, 6, 10, 11.
Sedangkan pada kriteria sukar sebanyak 2 yaitu soal nomor 8 dan 9.
Tabel 3.16
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 4, 15 2
0,31 – 0,70 Sedang 8, 9 10, 14 4
0,71 – 0,100 Mudah 1, 2, 3, 6 4
Total 10
Berdasarkan tabel kesukaran soal siklus II kriteria mudah sebanyak 4 yaitu
nomor 1, 2, 3, 6. Kriteria sedang sebanyak 4 yaitu nomor 8, 9, 10, 14 dan kriteria
sukar sebanyak 2 yaitu nomor 4, 11.
3.10 Indikator Keberhasilan
Penelitian yang dilakukan di SD N 2 Kalangbancar dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar pada
pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai dua indikator yaitu indikator
39
prosesdan indikator hasil. Indikator proses dan indikator hasil akan dijelaskan
sebagai berikut.
a) Indikator Proses
Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses
pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media
gambar. Aktivitas guru dan siswa dapat dikatakan berhasil apabila mengalami
peningkatan secara signifikan minimal 13. Berdasarkan kriteria skor aktivitas guru
dan kriteria skor aktivitas siswa, menunjukkan selisih rentang kriteria skor
aktivitas guru sebesar 16 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 13.
b) Indikator Hasil
Dalam penelitian ini indikator hasil yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia.
Berdasarkan petunjuk belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas:2006) yaitu
siswa dikatakan tuntas belajar apabila dapat meningkatkan hasil belajar kelas 3
SD N 2 Kalangbancar secara signifikan dengan nilai hasil belajar ≥70 dan kelas
disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah
mencapai KKM dengan rata-rata hasi belajar meningkat minimal 5 nilai dari
KKM ≥70 yang telah ditentukan oleh sekolah.