BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting, Waktu, dan Karakteristik … · 2016. 8. 25. · 24 BAB III...

16
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting, Waktu, dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Watu Agung 01 yang berada di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijanggkau peneliti, relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target penelitian. 3.1.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret dengan alokasi waktu 2 35 menit (2 x pertemuan). b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18-19 April dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 x pertemuan). 3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watu Agung 01 yang terletak di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan jumlah siswa 12 siswa yaitu terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari daerah itu sendiri. Perekonomian mereka tergolong ekonomi rendah, karena orang tua mereka mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Dalam proses pembelajaran siswa kelas V cenderung ramai, dan malas untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu upaya perbaikan pembelajaran pada kelas ini sangat dibutuhkan.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting, Waktu, dan Karakteristik … · 2016. 8. 25. · 24 BAB III...

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting, Waktu, dan Karakteristik Subjek Penelitian

    3.1.1. Setting Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Watu Agung 01 yang

    berada di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

    Semarang, provinsi Jawa Tengah. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini

    dengan pertimbangan, sekolah tersebut mudah dijanggkau peneliti, relasi yang

    cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data,

    peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target

    penelitian.

    3.1.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian

    Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

    a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret dengan alokasi waktu 2

    35 menit (2 x pertemuan).

    b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 18-19 April dengan alokasi waktu 2

    x 35 menit (2 x pertemuan).

    3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watu Agung

    01 yang terletak di Dusun Rambes, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang

    Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan jumlah siswa 12 siswa yaitu

    terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal

    dari daerah itu sendiri. Perekonomian mereka tergolong ekonomi rendah, karena

    orang tua mereka mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Dalam

    proses pembelajaran siswa kelas V cenderung ramai, dan malas untuk

    mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu upaya perbaikan pembelajaran pada

    kelas ini sangat dibutuhkan.

  • 25

    3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Konsep

    3.2.1 Variabel Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

    Kolaborasi. Persoalan penelitian merupakan persoalan yang berhubungan dengan

    variabel penelitian.

    a. Variabel Indenpenden (bebas)

    Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

    variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

    yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

    Sugiyono (2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan

    metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

    b. Variabel dependen (terikat)

    Variabel depeden dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

    terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

    ini adalah hasil belajar siswa.

    3.2.2. Definisi Operasional

    Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran arti beberapa istilah dalam judul

    ini, maka perlu dikemukakan definisi-definisi sebagai berikut:

    1. Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah satu tipe

    pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling

    membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

    yang maksimal.

    2. Hasil belajar yaitu skor atau nilai hasil tes formatif mata pelajaran IPA

    dalam pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya yang diperoleh setelah

    menerima pengalaman belajar.

    3.3. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang

    dipergunakan adalah Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16) terdapat

  • 26

    empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan, pelaksanan tindakan,

    pengamatan/observasi, dan refleksi.

    Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

    Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai

    apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran, kemudian

    melakukan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk

    menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I

    kemudian akan dilaksanakan dan diperbaikai pada siklus selanjutnya yang

    pelaksanaannya sama pada siklus I.

    3.4 Pelaksanaan Tindakan

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kelas

    dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi

    perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, adapun tahap-tahap

    masing-masing siklus sebagai berikut:

    Perencanaan

    Pelaksanaan

    Refleksi

    Siklus II Refleksi

    Siklus I

    Pengamatan

    Pelaksanaan

    Pengamatan

    Perencanaan

  • 27

    3.4.1 Tindakan Siklus I

    1) Perencanaan Tindakan

    Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini adalah merencanakan dan

    merancang tindakan pembelajaran IPA kelas V. Pembuatan Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik siswa, standar

    kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pada

    pembelajaran IPA yang akan diajarkan yaitu sifat-sifat cahaya, model

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sumber belajar, jenis penilaian dan

    dilengkapi dengan lampiran RPP seperti uraian materi pembelajaran dan

    instrumen penilaian, Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa

    dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    jigsaw.

    2) Pelaksanaan Tindakan

    Peneliti melaksanakan penelitian dalam kegiatan mengajar yang sesuai

    dengan RPP yang sudah dirancang dan alat peraga yang sudah disiapkan yang

    dilakukan pada siklus I (2 kali pertemuan)

    1. Kegiatan Awal

    Mengucapkan salam pembuka, berdoa, pengkondisian kelas,

    presensi

    Apresepsi

    2. Kegiatn Inti

    Eksplorasi

    Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas mengenai

    tema materi IPA tentang sifat-sifat cahaya.

    Guru membentuk kelompok, setiap siswa berhitung urut dari

    nomor 1-4

    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

    yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw.

  • 28

    Keterangan

    1. = kelompok materi merambat lurus

    2. = kelompok materi dapat menembus benda bening

    3. = kelompok materi dapat dipantulkan

    4. = dapat dibiaskan

    Guru membagikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-

    bagikan menjadi beberapa sub bab

    Guru meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli

    melakukan diskusi

    Guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab

    yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya.

    Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa

    Elaborasi

    Guru meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil diskusi

    tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal

    Setelah diskusi selesai secara acak guru memilih siswa untuk

    mempresentasikan hasil diskusinya

    Kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi kelompok

    A1

    A1

    A2

    A3

    A4

    C1

    C2

    C3

    C4

    B1

    B2

    B3

    B4

    A1

    A1

    B1

    C1

    A2

    B2

    C2

    A3

    B3

    C3

    A4

    B4

    C4

  • 29

    Konfirmasi

    Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi

    penguatan dengan memberikan tepuk tangan pada siswa yang

    maju ke depan kelas

    Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

    diketahui siswa.

    Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru memberikan kuis

    Guru memberikan kesimpulan

    Salam penutup

    Pertemuan kedua

    1. Kegiatan Awal

    Motivasi

    Guru mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan

    pertama

    Apersepsi

    Guru menanyakan kepada siswa apakah kamu tadi pagi sebelum

    berangkat ke sekolah bercermin dulu? Apakah kamu bisa

    melihat bayanganmu di cermin?

    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    hari ini

    2. Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    Guru meberikan suatu masalah kepada siswa dengan

    mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pemantulan

    cahaya. Apakah kalian dapat memasukan cahaya matahari di

    dalam kelas? Apakah kalian bisa mematahkan pensil dengan

    cahaya? Bagaimana Terjadinya pelangi?

  • 30

    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

    yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw.

    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

    yang harus dikerjakan dengan langkah-langkah pembelajaran

    kooperatif tipe jigsaw.

    Keterangan

    1. = kelompok materi merambat lurus

    2. = kelompok materi dapat menembus benda bening

    3. = kelompok materi dapat dipantulkan

    4. = dapat dibiaskan

    Guru membagikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-

    bagikan menjadi beberapa sub bab

    Guru meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli

    melakukan diskusi

    Guru menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab

    yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya.

    Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa

    Elaborasi

    Guru meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil diskusi

    tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal

    A1

    A1

    A2

    A3

    A4

    C1

    C2

    C3

    C4

    B1

    B2

    B3

    B4

    A1

    A1

    B1

    C1

    A2

    B2

    C2

    A3

    B3

    C3

    A4

    B4

    C4

  • 31

    Setelah diskusi selesai secara acak guru memilih siswa untuk

    mempresentasikan hasil diskusinya

    Kelompok lain memberikan tanggapan dari presentasi kelompok

    Konfirmasi

    Guru memberikan umpan balik pada siswa dengan memberi

    penguatan dengan memberikan tepuk tangan pada siswa yang

    maju ke depan kelas

    Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

    diketahui siswa.

    Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

    pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

    4. Kegiatan Akhir (10 menit)

    Guru melakukan evaluasi

    Guru memberikan kesimpulan

    Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi

    Salam penutup

    3) Observasi

    Obervasi dilakukan oleh observer untuk mengamati tingkah laku guru

    peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan

    lembar pengamatan. Temuan-temuan tingkah laku yang diamati merupakan

    bahasan yang akan diteliti sebagai pendukung keberhasilan penelitian. Analisi

    nilai diperoleh dari hasil tes tertulis yang dilakukan siswa diperlukan untuk

    mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan KKM yang telah

    ditentukan sekolah ≥ 65 menyatakan siswa telah berhasil mencapai standar

    ketuntasan belajar, sedangkan nilai ≤ 65 menyatakan bahwa ketuntasan siswa

    belum mencapai standar ketuntasan.

    4) Refleksi

    Peneliti melakukan refleksi terhadap apa yang ditemukan pada saat

    melakukan kegiatan meneliti yaitu pada waktu melaksanakan proses pembelajaran

    pada siklus I, apa yang menjadi hambatan dan motivasi agar lebih baik lagi pada

    siklus II.

  • 32

    3.4.2 Siklus II

    Siklus kedua dirancang apabila siklus kesatu belum berhasil, kegiatan yang

    dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau

    kekurangan pada siklus sebelumnya. Kemudian melakukan pengumpulan data

    berdasarkan hasil kegiatanpembelajaran pada siklus II sebagai bahan data,

    informasi dalam pengolaan data, analisis serta penafsiran data.

    3.5. Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data

    3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Peneliti mengamati kegiatan guru kelas saat melaksanakan kegiatannya

    pada saat meneliti untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan harus

    dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat meneliti, peneliti juga

    harus mengamati siswa aktif tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung

    agar terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan

    b. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun

    dokumen-dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik. Metode ini peneliti

    gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama, nomor absen nilai hasil

    ulangan siswa kelas V di SD Negeri Watu Agung 01 pada pelajaran IPA semester

    II tahun 2013/2014.

    c. Tes

    Tes sebagai alat penelitian pertanyaa-pertanyaan yang diberikan kepada

    siswa. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa setelah

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selama proses

    pembelajaran dikelas, sehinnga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan

    diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui

    dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil

    belajar siswa pada setiap siklus. Tes berbentuk pilihan ganda.

  • 33

    d. Wawancara

    Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan kepada orang-orang

    yang dapat memberikan informasi / penjelasan hal-hal yang dianggap perlu pada

    penelitian ini yang diwawancara adalah kepala sekolah, guru dan beberapa siswa

    kelas V SD Negeri Watu Agung 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.

    tentang proses belajar mengajar mata pelajaran IPA selama pembelajaran

    berlangsung.

    3.5.1. Instrumen Pengumpulan Data

    a. Tes

    Dalam pengumpulan data, instrumen yang digunakan peneliti berupa tes.

    Tes berbentuk pilihan ganda ini diuji dan dihitung dengan menggunakan program

    SPSS 20 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada tiap butir soal. Berikut

    kisi-kisi soal IPA kelas V :

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal IPA kelas V SD Negeri Watu Agung 01

    SK KD Indikator Item Soal

    Nomor

    Soal

    Jumlah

    Soal

    6. Menerapkan

    sifat-sifat

    cahaya

    melalui

    kegiatan dan

    membuat

    suatu

    karya/model

    Siklus I

    6.1 Mendeskripsikan

    sifat-sifat cahaya

    1. Mendemonstrasikan sifat cahaya

    merambat lurus

    15,18

    2

    2. Mendemonstrasikan sifat cahaya yang

    mengenai berbagai

    benda (bening,

    berwarna dan

    gelap).

    1,2,9,

    12,13,

    17

    6

    3. Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat

    dipantulkan

    6,16 2

    4. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

    yang menganai

    cermin datar dan

    cermin cekung

    4,5,7,

    10,14,

    19,20

    7

  • 34

    5. Menunjukan contoh peristiwa pembiasan

    cahaya dalam

    kehidupan sehari-

    hari melalui

    percobaan.

    8, 1

    6. Memberikan contoh peristiwa

    penguraian cahaya

    dalam kehidupan

    sehari-hari

    3,11, 2

    Siklus II 6.2 Membuat suatu

    karya atau model,

    misalnya

    periskop atau

    lensa dari bahan

    sederhana dengan

    menerapkan sifat-

    sifat cahaya.

    1. Menunjukan contoh peristiwa

    pembiasan

    cahaya dalam

    kehidupan sehari-

    hari melalui

    percobaan

    1, 19,

    20

    3

    2. Menunjukan bukti bahwa

    cahaya putih

    terdiri dari

    berbagai warna

    misalnya dengan

    menggunakan

    cakram warna

    11, 12, 18

    3

    3. Memberikan contoh

    penguraian

    cahaya dalam

    kehidupan sehari-

    hari

    14,15 2

    4. Membuat periskop dan

    pelangi melalui

    percobaab

    sederhana

    2, 3,4,

    5,6,7,8

    9,10,

    13,16,

    17

    12

    Jumlah Soal 40

  • 35

    b. Lembar Observasi Atau Pengamatan

    Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar

    guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal yang

    diamati dalam memahami materi yang diajarkan guru dengan menerapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selain itu hal yang harus diamati mengenai

    kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

    sesuai dengan lembar observasi.

    3.6 Indikator Kinerja

    Patokan berhasilnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

    adalah meningkatnya hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPA peneliti

    menerapkan minimal 85 % siswa harus mendapat KKM yaitu ≥65.

    Kriteria Ketuntasan Minimal di SD Negeri Watu Agung 01 kecamatan

    Tuntang, Kabupaten Semarang untuk mata pelajaran IPA dikelas V adalah ≥65

    atau dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 3.2

    Kriteria Ketuntasan Minimal

    Kriteria ketuntasan Kualifikasi

    ≥65 Tuntas

  • 36

    3.7.1Uji Coba Instrumen Penelitian

    Secara umum menurut Slameto (2012:191) tujuan uji coba instrumen antara

    lain:

    Mengidentifikasi soal-soal yang lemah

    1) Mengidentifikasi taraf kesukaran soal sehingga sesuai dengan tujuan

    instrumen dibuat.

    2) Mengidentifikasi kemampuan daya beda soal.

    3) Menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal tersebut.

    4) Untuk menghindari adanya bias dalam setiap pertanyaan yang dibuat serta

    menghindari adanya tumpang tindih antar soal.

    3.7.2 Uji Validitas Instrumen

    Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

    instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu setelah

    pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

    untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan.

    Menurut sujana, (2010:12) validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian

    terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya

    dinilai.

    Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (corrected

    Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid

    atau tidak digunakan pedoman azwar (1999) dalam Priyatno (2010:90) dapat

    digunakan pedoman nilai koefisien korelasi minimal 0,30 menjadi 0,25 tetapi

    menurunkan batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak disarankan. Dalam hal

    inipeneliti menggunakan standar validitas 0,30.

    Soal tes yang akan diujikan pada post tes (evaluasi akhir siklus) dilakukan

    uji coba terlebih bdahulu pada siswa SD Negeri Tlogo, Kecmatan Tuntang. Pada

    tanggal 13 Maret 2014. Dari hasil analisis uji validitas, dipindah skor corrected

    Item-Total Correlation tertinggi 0,82 dan yang terendah 0,18. Pada siklus I ada

    19 item valid dan 1 item yang tidak valid. Pada siklus II nilai tertinggi 0,83 dan

    yang terendah 0,17. Siklus II ada 19 yang valid dan 1 yang tidak valid.

  • 37

    Berdasarkan hasil analisis tabel item soal yang tidak valid karena skor dibawah

    0,30 berikut hasil uji validitas instrumen.

    Tabel 3.3

    Validitas Instrumen Penelitian Siklus I

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

    12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20

    19

    Tabel 3.4

    Validitas Instrumen Penelitian siklus II

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

    13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

    11

    3.7.3 Uji Reliabilitas Instrumen

    Uji reabilitas dimaksud kan untuk menjamin instrumen yang digunakan

    merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, dan stabil dan

    dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang

    sama. Pengukuran tingkat reabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini

    dengan menggunakan Alpha Cronbach’s. Besarkan koefisien Alpha merupakan

    tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini

    dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 For windows.

    Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

    instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal

    yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Untuk mengetahui

  • 38

    validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan dikelas uji coba yaitu di SD

    Negeri Tlogo kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

    Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegkan alat tersebut

    dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun penilaian tersebut digunakan

    akan memberikan hasil yang relatif sama (sudjana, 2008:16). Dapat diartikan

    sejauh mana instrumen dapat diandalkan, uji reliabilitas penelitian adalah dengan

    menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh george dan Mallery (1995)

    untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai

    berikut:

    α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

    0,7< ≤ 0,8 : dapat diterima

    0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

    α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

    Tabel 3.5

    Releabilitas Instrumen

    Siklus I

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,934 20

    Siklus II

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,943 20

    3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Item

    Analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes

    dari segi kesulitanya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk

    mudah, sedang, dan sukar Sudjana (2011: 135). Menurut Arikunto (2007:207-

    210), soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

  • 39

    memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi

    putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran

    adalah:

    P = B

    JS

    Keterangan:

    P= Indeks kesukaran

    B= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes

    Kriteria tingkat kesukaran soal:

    P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

    P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang

    P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah