BAB III METODE PENELITIAN -...

25
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yaitu kerjasama antara guru kelas 4 dengan peneliti. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 34 orang, 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Rata-rata umur siswa kelas IV antara 9 samapai 10 tahun, pada umur tersebut anak pada tahap berpikir konkrit. Keadaan sosial ekonomi orangtua siswa Kelas VI sangat beragam. Sebagian besar orangtua siswa berprofesi sebagai petani. Perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar kurang, anak kurang dipantau dalam hasil belajar siswa disekolah dan kegiatan belajar anak ketika dirumah . Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang berbicara dengan temannya, bermain sendiri tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelakan pelajaran, siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah khususnya pada mata pelajaran IPA. 3.2.Variabel yang akan Diteliti Variabel penelitian tindakan kelas ini terdapat tiga variabel yaitu variabel pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) , motivasi dan hasil belajar. Rinciannya sebagai berikut: 1. Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) merupakan variabel independen atau variabel bebas. Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan semua indra yang dimiliki oleh siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam pembelajaran ini siswa akan diajak belajar secara konkrit yaitu dengan cara guru mengkondisikan pada kondisi positif, guru menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yaitu kerjasama antara

guru kelas 4 dengan peneliti. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

kelas IV yang berjumlah 34 orang, 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan.

Rata-rata umur siswa kelas IV antara 9 samapai 10 tahun, pada umur tersebut

anak pada tahap berpikir konkrit.

Keadaan sosial ekonomi orangtua siswa Kelas VI sangat beragam. Sebagian

besar orangtua siswa berprofesi sebagai petani. Perhatian orang tua terhadap

perkembangan belajar kurang, anak kurang dipantau dalam hasil belajar siswa

disekolah dan kegiatan belajar anak ketika dirumah . Pada saat pembelajaran

berlangsung banyak siswa yang berbicara dengan temannya, bermain sendiri

tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelakan pelajaran, siswa pasif dalam

kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah

khususnya pada mata pelajaran IPA.

3.2.Variabel yang akan Diteliti

Variabel penelitian tindakan kelas ini terdapat tiga variabel yaitu variabel

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) , motivasi dan

hasil belajar. Rinciannya sebagai berikut:

1. Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) merupakan variabel

independen atau variabel bebas. Somatic Auditory Visualization Intelectually

(SAVI) merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan semua

indra yang dimiliki oleh siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang

berlangsung. Dalam pembelajaran ini siswa akan diajak belajar secara konkrit

yaitu dengan cara guru mengkondisikan pada kondisi positif, guru

menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

31

pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan batuan alat peraga taupun

video, kemudian siswa melakukan percobaan untu menjawab pertanyaan

yang diberikan guru, setelah itu siswa melakukan presentasi.Pebelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) digunakan untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2. Motivasi dan hasil belajar merupakan variabel dependen atau variabel terikat

dalam penelitian ini.

a. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang

yang dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri ataupun kekuatan luar yang

dapat menimbulkan rasa senang sehingga merasa bersemangat untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam suatu

pembelajaran.

b. Hasil belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang

meliputi, afektif, kognitif, dan psikomotor yang merupakan hasil dari

proses pembelajaran dengan menggunakan motode tertentu.

3.3.Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Kemmis & Me

Taggart (arikunto, 2010:137) yang menggambarkan adanya empat langkah,

meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi/pantulan.

Di dalam penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai tujuan

pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sehingga motivasi dan hasil belajar

siswa dapat meningkat. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan

sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

32

Gambar 3.1: Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & Mc

Taggart

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

perencanaan penelitian, yang meliputi: kapan dilaksanakan penelitian, apa saja

yang akan dilakukan dalam penelitian dan hal apa saja yang dibutuhkan untuk

penelitian. Setelah melakukan perencanan, kemudian peneliti melakukan kegiatan

yang sudah direncanakan tersebut. Pada saat kegiatan penelitian sedang

berlangsung, peneliti mengamati pada saat proses pembelajaran yang sedang

berlangsung apakah proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Setelah kegiatan proses pembelajaran berakhir dilakukan refleksi untuk

mengetahui hasil proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui kelemahan dan

kelebihan dari pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI)

pada siklus I. Apabila pada siklus I belum mencapai yang diharapkan, maka dapat

dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Adapun tahapan setiap siklus dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II

Pengamata

n

?

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

33

1.3.1 Rencana Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Menyamakan persepsi antar peneliti dengan guru kelas tentang

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) yang

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

b. Menentukan SK, KD dan indikator pembelajaran berdasarkan mataeri

IPA yang akan diajarkan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d. Menyiapkan alat dan bahan.

e. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

f. Menyusun lembar angket untuk mengetahui motivasi siswa terhadap

mata pelajaran IPA

g. Menyusun soal akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan

pada tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan

pembelajaran sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Mengkondisikan kelas dengan cara memperhatikan kebersihan kelas,

kerapian kelas dan cara duduk siswa.

c. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

d. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

e. Menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari.

f. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajan.

g. Menyampaikan materi yang dibantu dengan media video.

h. Guru menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan untuk percobaan.

i. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

j. Siswa mendapatkan lembar kerja siswa, alat dan bahan untuk melakukan

percobaan.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

34

k. Siswa melakukan percobaan dan beriskusi untuk menjawab pertanyaan

dalam lembar kerja siswa.

l. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan secara

bergantian.

m. Guru memberikan umpan balik pada kelompok yang sudah membacakan

hasil diskusinya dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.

n. Bertanya jawab dan meluruskan kesalah pahaman tentang materi yang

disampaikan.

o. Guru merefleksi pembelajaran dengan mengaitan pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

p. Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi yang sudah

dipelajari.

q. Siswa mengerjakan soal tes formatif.

3. Tahap Pengamatan/Observasi

Tapan ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Kepala sekolah bertindak

sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran pada siklus I untuk

menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran dengan cara mengisi lembar aktivitas siswa dan guru.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini berkaitan dengan proses dan hasil belajar yang telah

dilakkukan. Dari kegiatan yang dilakukan perlu dianalisis terhadap temuan-

temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau kelemahan yang diperoleh

selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus II. Berdasarkan data

yang telah dianalisis tersebut maka dapat disimpulkan apakah semua kegiatan

yang telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, apabila tidak sesuai

maka akan di perbaiki pada siklus II.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

35

1.3.2 Rencana Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I,

selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali masalah

yang muncul pada siklus I

b. Membuat kembali pembelajaran siklus II dengan lebih mengembangkan

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pembelajaran SAVI.

c. Membuat tes evalusi siklus II.

2. Tahap Tindakan

a. Guru menyiapkan bahan ajar dan media dengan materi yang telah

disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan pembelajaran SAVI.

b. Mengkondisikan kelas dengan cara memperhatikan kebersihan kelas,

kerapian kelas dan cara duduk siswa.

c. Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.

d. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

e. Menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari.

f. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajan.

g. Menyampaikan materi yang dibantu dengan media video.

h. Guru menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan untuk percobaan.

i. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

j. Siswa mendapatkan lembar kerja siswa, alat dan bahan untuk melakukan

percobaan.

k. Siswa melakukan percobaan dan beriskusi untuk menjawab pertanyaan

dalam lembar kerja siswa.

l. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan secara

bergantian.

m. Guru memberikan umpan balik pada kelompok yang sudah membacakan

hasil diskusinya dengan memberikan pujian dan tepuk tangan.

n. Bertanya jawab dan meluruskan kesalah pahaman tentang materi yang

disampaikan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

36

o. Guru merefleksi pembelajaran dengan mengaitan pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

p. Siswa bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi yang sudah

dipelajari.

q. Siswa mengerjakan soal tes formatif.

3. Tahap Pengamatan/Observasi

a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mancatat temuan

yang ada pada saat peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Observer mengisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru berdasarkan

hasil pengamatan.

4. Tahap Refleksi

Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa maupun

guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk

mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan

meningkatkan motivasi serta hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi

yang sudah disesuikan dengan demikian pelaksanaanya lebih optimal.

3.4.Data dan Cara Pengumpulannya

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalm penelitian ini ada tiga cara yaitu teknik

observasi, angket dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas

guru dan aktivitas siswa. Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi

belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Sedangkan teknik tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas

siswa pada saat penelitian sedang berlangsung dalam menerapkan pembelajaran

Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Observer bertugas untuk

melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi yang

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

37

berisikan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan dalam

pembelajaran.

b. Angket

Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa terhadap

mata pelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran Somatic Auditory

Visualization Intelectually (SAVI). Menurut arikunto (2010:194) angket atau

kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya hal-hal yang ia

ketahui. Angket ini diisi oleh siswa/responden karena jawaban pada angket ini

merupakan cerminan dari pengalaman yang didapat oleh siswa pada saat

pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa.

c. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa atau hasil belajar

siswa setelah menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization

Intelectually (SAVI). Menurut Arikunto (2010:193) tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan untuk bakat yang dimiliki

individu atau kelompok. Tes yang diberikan adalah berupa pilihan ganda. Tes ini

diberikan pada saat sebelum tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran menggunakan pembelajaran Somatic Auditory

Visualization Intelectually (SAVI). Lembar observasi ini terdiri dari lembar

observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa, pengisian lembar observasi ini

dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom skor sesuai hasil

pengamatan yang dilakukan oleh observer.

Berikut kisi-kisi lembar observasi guru yang digunakan observer untuk

mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada saat proses

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI) berlangsung.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

38

Tabel 3.1

Kisi-kisi lembar Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek Indikator No. item Jumlah

1. Pra pembelajaran a. Menyiapkan kelas ,

memberikan motivasi

dan apersepsi

1, 2, 3, 4. 4

2. Kegiatan Inti

Pembelajaran

a. Pemberian stimulus dan

kesempatan kepada

siswa untuk

mengungkapkan

pertanyaan dan

pendapat

8, 11,12,

13.

4

b. Pengelolaan kelas 6, 16, 17

3

c. Penggunaan

pembelajaran

menggunakan model

SAVI

a. Aktivitas Auditory

b. Aktivitas Somatic

c. Aktivitas

Visualization

d. Aktivitas

Intellectually

5, 7, 9,

10, 14,

15.

6

3. Kegiatan Akhir a. Pengambilan kesimpulan

dan evaluasi

pembelajaran

18, 19,

20.

3

Jumlah 20

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas guru selama

proses pembelajaran yang telah dilakukan maka kemudian disimpulkan apakah

aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman

pengkategorian aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

39

Tabel 3.2

Pedoman Pengkategorian Aktivitas Guru

Observer juga melakukan pengamatan pada kegiatan yang dilakukan oleh

siswa pada saat proses pembelajaran. Berikut kisi-kisi lembar observasi siswa:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek Indikator No.

Item Jumlah

1. Pra pembelajaran a. Menyiapkan kelas ,

memberikan motivasi dan

apersepsi

1, 2,

3, 4.

4

2. Kegiatan Inti

Pembelajaran

b. Pemberian stimulus dan

kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan pertanyaan

dan pendapat

8,

11,12,

13.

4

c. Pengelolaan kelas 6, 16,

17

3

d. Penggunaan pembelajaran

menggunakan model SAVI

1) Aktivitas Auditory

2) Aktivitas Somatic

3) Aktivitas Visualization

4) Aktivitas Intellectually

5, 7,

9, 10,

14,

15.

6

3. Kegiatan Akhir a. Pengambilan kesimpulan dan

evaluasi pembelajaran

18,

19,

20.

3

Jumlah 20

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas siswa selama

proses pembelajaran yang telah dilakukan maka kemudian disimpulkan apakah

No Skor Kategori Keaktifan Belajar

1. ≥60 Baik

2. 40 sampai 59 Cukup

3. 20 sampai 39 Kurang

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

40

aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman

pengkategorian aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Pedoman Pengkategorian Aktivitas Siswa

b. Lembar Angket

Teknik angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa terhadap

mata pelajaran IPA ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI).

Berikut kisi-kisi lembar angket motivasi untuk siswa kelas VI SD N

Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Kabupaten

Semarang.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi

No. Aspek Indikator No. Item

Positif

No. Item

Negatif Jumlah

1.

Kesungguhan

dalam

pembelajaran

Kesungguhan dalam

mengikuti pembelajaran

10, 15, 17,

26 11, 18, 29 7

Melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai jadwal 24, 25 21, 30 4

2.

Adanya

konsistensi

dalam

pembelajaran

Melaksanakan proses

kegiatan belajar mengajar

1, 16, 19,

20, 22 6, 9 7

Tidak suka menunda-nunda

tugas atau pekerjaan yang

diberikan oleh guru

3, 7 12, 14, 27 5

3.

Adanya arah

dalam

pembelajaran

Kesiapan mengikuti

ulangan/tes 5, 23 4 3

Mencapai Kompetensi

Dasar 2, 28 8, 13 4

Jumlah 17 13 30

No Skor Kategori Keaktifan Belajar

1. ≥60 Baik

2. 40 sampai 59 Cukup

3. 20 sampai 39 Kurang

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

41

Angket ini berisi sejumlah penyataan yang harus dijawab oleh siswa dengan

dengan memilih dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan yang ada,

yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Menurut

Arikunto (2010: 194) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang lain.

Lembar angket yang digunakan ini berisi tentang pernyataan dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok mengenai

fenomena sosial. Jawaban dari setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert

mempunyai gradasi dari yang positif sampai yang negatif.

Lembar angket yang digunakan telah di uji cobakan pada siswa kelas 5 dan

6 di SD N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Responden yang dignakan untuk uji coba bukan merupakan subjek yang akan

diterili. Uji coba instrumen tersebut di laksanakan pada SD N Kebondowo 01

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada kelas 5 sebanyak 20 siswa dan

kelas 6 sebanyak 20 siswa, jadi responden seluruhnya adalah 40 siswa.

Tabel 3.6

Skor Butir Pernyataan Dalam Skala Likert

Jawaban Positif Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

Tabel 3.7

Pengkategori Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPA

No Skor Kategori Motivasi

1 ≥90 Tinggi

2 60 sampai 89 Sedang

3 30 sampai 59 Rendah

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

42

c. Lembar Tes

Instrumen butuir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan sebagai pembanding

penikatan hasil belajar ketika sebelum dilakukan tindakan dengan setelah

dilakukan tindakan. Soal ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir

kegiatan pembelajaran tiap siklus, dalam penilitian dilaksanakan sampai siklus II.

Berikut kisi-kisi soal Pretes IPA, di SD Negeri Kebondowo 01 Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 tahun Pelajaran 2013/2014:

Tabel 3.8

Kisi-kisi Soal Pretest IPA

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

No.

Item Jumlah

8.Memahami

berbagai

bentuk energi

dan cara

penggunaanya

dalam

kehidupan

sehari-hari

8.1

Mendiskripsikan

energi panas dan

bunyi yang

terdapat di

lingkungan

sekitar serta

sifat-sifatnya

Menjelaskan pengertian

sumber energi panas

1, 3,

4, 6, 7,

16, 17,

25.

8

Menyebutkan contoh

sember energi panas

5, 8, 9,

12,

13, 18,

20, 22,

27, 29.

10

Mendemonstrasikan

adanya perpindahan

panas

2, 10,

11,

14, 15,

19, 21,

23, 24,

26, 28,

30.

12

Jumlah 30

Berikut kisi-kisi sola Post Tes IPA siklus I, di SD Negeri Kebondowo 01

Kecamatan Banyubiru Kebupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

2013/2014.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

43

Tabel 3.9

Kisi-kisi Soal IPA Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Item Jumlah

8.Memahami

berbagai

bentuk energi

dan cara

penggunaanya

dalam

kehidupan

sehari-hari

8.1

Mendiskripsikan

energi panas dan

bunyi yang

terdapat di

lingkungan

sekitar serta

sifat-sifatnya

Menbuat daftar

sumber bunyi yang

terdapat di lingkungan

sekitar.

1, 5, 8, 9,

13, 19,

20, 22,

29.

9

Menyimpulkan bahwa

bunyi dihasilkan oleh

benda yang bergetar.

3, 7, 10,

14, 15,

17, 23,

25, 26,

28.

10

Menunjukkan bukti

perambatan bunyi pada

benda padat, cair, dan

gas.

2, 4, 6,

11, 12,

16, 18,

21, 24,

27, 30.

11

Jumlah 30

Berikut kisi-kisi sola Post Tes IPA siklus II, di SD Negeri Kebondowo 01

Kecamatan Banyubiru Kebupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

2013/2014

Tabel 3.10

Kisi-kisi Soal IPA Siklus II

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Item Jumlah

8.Memahami

berbagai

bentuk energi

dan cara

penggunaanya

dalam

kehidupan

sehari-hari

8.2

Menjelaskan

bebagai energi

alternatif dan

cara

penggunaanya

Menyebutkan sumber

energi alternatif.

9, 12, 15,

18, 19. 5

Menjelaskan manfaat

sumber alternatif dalam

kehidupan sehari-hari.

1, 3, 7, 10,

11, 17,

21, 22,

25, 26,

27.

11

Memberikan vontoh

benda-benda yang

menggunakan sumber

energi altenatif.

2, 4, 5, 8,

13, 14,

16, 20, 23,

29, 30.

11

Menjelaskan

keuntungan dan

kerugian sumber energi

alternatif.

24, 28, 6 3

Jumlah 30

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

44

Soal pretest dan posttest disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4

pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah

skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah”

dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban

salah diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2010)

Uji instrumen berupa butir soal tes diujicobakan pada siswa kelas 5 dan 6 SD

N Kebondowo 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, siswa yang

menjadi menjadi responden dalam ujicoba soal bukan merupakan subjek yang

akan diteliti. Responden ujicoba pada kelas 5 terdiri dari 20 siswa dan responden

uji coba pada kelas 6 terdari dari 20 siswa, jadi responden seluhnya adalan 40

siswa.

1) Uji Validitas

Menurut Friedenberg (1995) dalam Supratiknya (2012), validitas yaitu sejauh

mana tes benar-benar mengukur pengetahuan atau sifat yang tepat seperti yang

dimaksudkan oleh tujuan tes itu. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan

kreteria Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimal dianggap memenuhi syarat

adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antar butir soal dengan skor total kurang

dari 0,3, maka soal tersebut dianggap tidak valid. Sedangkan apabila kolerasi

antara butir soal dengan skor total sama dengan atau lebiha dari 0,3, maka soal

tersebut dianggap valid.

Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian yang akan dilakukan. Uji validitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan batuan SSPS 16,0.

a. Validitas Angket Motivasi

Dari 30 butir pernyataan yang diujikan terdapat 29 pernyataan yang

dinyatakan valid dan 1 perntayataan yang dinyatakan tidak valid kerena memiliki

koefisien corrected item total correlation kurang dari 0,3.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

45

Hasil rekapitulasi uji coba butir pernyataan pada angket motivasi dirangkum

dalam tabel 3.11berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi

Bentuk

Instrumen

Item

Pernyataan Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 29,

30.

6

Total 30 Pernyataan 29 valid 1 tidak valid

b. Validitas Butir Soal Pretest

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 20 butir soal yang dinyatakan valid

dan 10 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien correctiod item total

correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba soal pretest dirangkum

dalam tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Soal Pretest

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan

Ganda

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28,

29, 30.

1, 6, 7, 10, 11,

13, 14, 15,16,

17, 20, 21, 23,

24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

2, 3, 4, 5, 8, 9, 12,

18, 19, 22.

Total 30 soal pilihan

ganda

20 valid 10 tidak valid

c. Validitas Butir Soal Postes Siklus I

Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid

dan 8 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-total

correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus 1

dirangkum dalam tabel 3.13.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

46

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan

Ganda

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

3, 4, 5, 11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20,

21, 23, 24,

25,26, 27, 28,

29, 30.

1, 2, 6, 7, 8, 9,

10, 22.

Total 30 soal pilihan

ganda

22 valid 8 tidak valid

d. Validitas Butir Soal Postes Siklus II

Dari 30 butir soal yang diujikan 24 butir soal dinyatakan valid karena

memiliki koefisien corrected item-total correlation ≥0,3. Hasil rekapitulasi uji

coba butir soal postest siklus II dirangkum dalam tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27,

28, 29, 30.

1, 2, 3, 5, 7, 8,

9, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18,

19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 27,

29,30.

4, 6, 10, 17,

26, 28.

Total 30 soal

pilihan ganda

24 valid 6 tidak valid

2) Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila mampu menunjukkan sejauh mana alat

ukur tersebut memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika pengukuran

kembali terhadap subjek yang sama. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

47

penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiono (2011:184 )instrumen

dinyatakan reliabel bila koefisien reliabel minimal 0,6.

a. Reliabelitas Angket Motivasi

Pada uji reliabilitas angket motivasi diperoleh hasil koefisien reliabelitas

sebesar 0,898. Dengan demikian pernyataan pada angket motivasi dapat

digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Hasil uji reliabelitas pernyataan

pada angket motivasi dapat dilihat dalam tabel 3.15 dibawah ini:

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas

(α)

Pilihan Pernyataan 29 0,898

b. Reliabelitas Soal Pretest

Pada uji reliabilitas pada soal pretest diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,780. Maka butir soal postest dapat digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian. Hasil uji soal pretes dapat dilihat dalam tebel berikut ini:

Tabel 3.16

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas

(α)

Pilihan Ganda 20 0,780

c. Reliabelitas Soal Postest Siklus I

Pada uji reliabilitas siklus I diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,897.

Maka butir soal postest siklus I dapat digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian. Hasil uji reliabilitas siklus I dapat dilihat dalam tabel 3.17:

Tabel 3.17

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas

(α)

Pilihan Ganda 22 0,897

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

48

d. Reliabelitas Soal Postest Siklus II

Pada uji reliabilitas siklus II dapat diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,919. Maka butir soal Postest siklus II dapat digunakan sebagai Instrumen dalam

penelitian. Hasil uji reliabilias siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.18

Hasil Uji Reliabilitas Soal II

Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal Koefisien Reliabilitas

(α)

Pilihan Ganda 24 0,919

3) Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan dalam memperoleh kualitas soal yang baik selain

memenuhi validitas dan reliabilitas dalah adanya keseimbangan dari tingkat

kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud disini

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara

proposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam

menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah

dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2013:141) sebagai berikut:

I =

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal

N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:

0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31- 0,70 = soal kategori sedang

0,71- 1.00 = soal kategori mudah

a. Taraf Kesukaran Soal Pretest

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pretest dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

49

Tabel 3.19

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pretest

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 17, 21, 25, 27.

Sedang 1, 6, 7, 10, 11, 13, 14,15, 16, 20, 24, 26, 28, 29, 30.

Sukar 23.

b. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus I

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus I dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3.20

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 13, 15, 17, 24

Sedang 3, 4, 5, 11, 12, 14, 16, 18,19, 20, 23, 25, 27, 28, 29, 30

Sukar 21, 26

c. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus II

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus II dapat dilihat dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.21

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Postest Siklus II

Indeks Kesukaran Nomor Soal

Mudah 2, 8, 9, 11.

Sedang 3, 5, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

27, 29.

Sukar 1, 7, 30.

3.5. Indikator Kinerja

Indikator kinerja digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam

penelitian yang dilakukan, yang meliputi indikator proses dan indikator hasil.

1) Indikator Proses

Indikator ini digunakan untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran

yang melibatkan guru dan siswa pada pembelajaran yang menerapkan

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI).

Pembelajaran dapat dikatakan baik jika jumlah aktivitas guru dan siswa

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

50

mencapai skor ≥60. Skor tersebut dapat dicapai apabila guru dan siswa

melaksanakan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran.

2) Indikator Hasil

Indikator hasil dilihat melalui dua aspek, yaitu motivasi dan hasil belajar

siswa.

a. Motivasi belajar

Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari 34 siswa memiliki

motivasi tinggi yaitu dengan skor ≥90

b. Hasil belajar

Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari 34 siswa mencapai

ketuntasan belajar atau KKM ≥68 yang sudah ditentukan oleh sekolah.

3.6. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2

tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk

data hasil tindakan. Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil

observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Observasi aktivitas guru dilakukan

selama pelaksaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi

aktifitas guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam

menerapkan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI).

Lembar observasi guru terdiri dari 20 pernyataan yang terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Lembar observasi aktivitas guru tersebut harus

diisi oleh observer, yang bertindak sebagai observer disini adalah kepala sekolah.

Dalam lembar observasi aktivitas guru tersebut observer untuk menjawab

pertanyaan dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu skor yang telah

disediakan, observer akan mengisi lembar observasi guru skor 1 (jika pernyataan

dilakukan guru dalam kategori kurang), 2 (jika pernyatan dilakukan guru dalam

ketegori cukup), 3 (jika pernyataan yang dilakukan guru dalam kategori baik), dan

4 (jika pernyataan guru dalam ketegori sangat baik). Dalam pengisian lembar

observasi aktivitas guru diisi observer pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI),

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

51

pada setiap pertemuan. Setelah pernyataan terisi semua, maka selanjutnya ditotal

semua skor yang didapat guru dalam lembar observasi aktivitas guru untuk

disimpulkan. Peniliti membuat 3 kategori untuk menyimpulkan skor total aktivitas

guru, yakni kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing

kategori dengan cara:

=

= 20

Dalam hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing

kategori adalah sebagi berikut:

Kurang = 20 sampai 39

Cukup = 40 sampai 59

Baik = ≥60

Dari total skor aktivitas guru,selanjutnya disimpulkan apakah masuk kedalam

kategori kurang, cukup, atau baik. Peneliti menetapka pembelajaran yang

dilakukan guru berhasil apabila aktivitas guru berada pada kategori baik.

Selain melakukan observasi pada aktivitas guru, penelitian observasi terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intelectually (SAVI). Lembar

observasi siswa ini terdiri dari 20 pernyataan, yang terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan penutup dan kegiatan akhir. Lembar observasi ini diisi oleh observer,

observer mengisi dengan cara memberikan tanda centang pada kolom skor yang

disediakan atas jawaban pernyataan yang tersesedia. Observer memberi skor 1

(jika pernyataan tersebut dilakukan oleh ≤ 24% dari seluruh siswa), 2 (jika

pernyataan tersebut dilakukan oleh 25-49% dari seluruh siswa), 3 (jika pernyataan

tersebut dilakukan oleh 50-74% dari seluruh siswa), dan 4 (jika pernyataan

dilalakukan oleh 75-100% dari seluruh siswa). Setelah pelaksanaan pada masing-

masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor aktivitas siswa yang

selanjutnya akan dibuat kesimpulan dari jumlah skor yang diperoleh siswa.

Peneliti membuat 3 kategori untuk menyimpulkan skor total aktivitas siswa, yakni

kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang sudah ditetapkan oleh

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

52

peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan

cara:

=

= 20

Dalam hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing

jategori adalah sebagi berikut:

Kurang = 20 sampai 39

Cukup = 40 sampai 59

Baik = ≥60

Dari jumlah skor yang diperoleh dari aktivitas siswa tersebut, kemudian

dikumpulkan apakah aktivitas siswa termasuk ke dalam kategori baik, cukup, atau

kurang. Peneliti menetapkan syarat pembelajaran dikatakan berhasil salah satunya

adalah apabila aktivitas siswa berada pada kategori baik.

Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian

dilakukan analisis data terhadap data tindakan. Data hasil tindakan yang dimasud

dalam penelitian ini adalah data mengenai angket/kuesioner motivasi dan hasil

belajar siswa. Data mengenai motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA

diperoleh pada prasiklus I, siklus I, dan siklus II. Peneliti melakukan penilaian

terhadap motivasi belajar siswa pada masing-masing siswa dengan memberikan

angket pada siswa yang terdiri dari 29 pernyataan. Dari peryataan tersbut dapat

dijawab siswa dengan memberikan tanda centang pada pilihan jawaban yang

sudah disediakan berdasarkan perasaan siswa terhadap mata pelajaran IPA. Siswa

akan mengisi SS (jika siswa sangat sejutu dengan pernyataan yang disediakan), S

(jika siswa sejutu dengan pernyataan yang disediakan), TS (jika siswa tidak sejutu

dengan pernyataan yang disediakan), dan STS (jika siswa sangat tidak sejutu

dengan pernyataan yang disediakan). Setelah siswa mengisi angket tersebut,

kemudian dianalisis dengan memberiksn sekor pada setiap pernyataan yang telah

dijawab. Apabila pernyataan tersebut positif dan siswa menjawab SS maka skor

yang diberikan 4, S diberikan sekor 3, TS diberikan skor 2, dan STS maka diberi

skor 1, sedangan pernyataan tersebut negatif dan siswa menjawab SS diberikan

skor 1, S diberikan skor 2, ST diberikan skor 3 dan STS diberikan skor 4. Dari

sekor yang didapat tersebut kemuadian dijumlah, yang kemudian digunakan

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

53

peneliti untuk disimpulkan. Peneliti membuat 3 kategori dalam untuk menarik

kesimpulan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA yaitu rendah,

sedang, tinggi dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti

membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:

=

= 30

Dari hasil perhitungan diatas, maka rentang skor pada masing-masing kategori

adalah sebagai berikut:

Rendah = 30-59

Sedang = 60-89

Tinggi = ≥90

Dari skor total motivasi belajar masing-masing siswa, maka dapat

disimpulkan apakah motivasi belajar masing-masing siswa termasung ke dalam

kategori rendah, sedang, atau tinggi. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat

pembelajaran dikatakan berhasil apabila minal 80% siswa berada pada kategori

motivasi belajar tinggi.

Data hasil tindakan mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada prasiklus ,

siklus I, dan siklus II. Peneliti melakukan penilaia terhadap hasil belajar siswa

masing-masing siswa dengan cara jika jawaban siswa benar maka diberikan skor

1 dan jika jawaban siswa salah maka diberikan skor 0. Untuk mengukur hasil

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA prasiklus digunakan 20 soal

pilihan ganda, siklus I menggunakan 22 soal pilihan ganda, dan Siklus II

digunakan 24 soal pilihan ganda. Teknik penilai yang digunakan pada prasiklus

jumlah skor benar dibagi 20 kali 100, pada siklus I jumlah skor benar dibagi 22

kali 100, sedangkan pada siklus II jumlah skor benar dibadi 24 dikali 100. Setelah

didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian penulis membuat tabel

distribusi frekuensi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setelah itu peneliti membuat

tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan

tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase ketuntasan hasil

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7756/4/T1_292010025_BAB III.pdf · 30 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1.Setting dan Karakteristik

54

belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran hasil belajar prasiklus, siklus I,

dan siklus II.

Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA maka penulis melakukan analisis hasil belajar siswa dengan teknik

deskriftif komparatif, yaitu dengan membandingkakan hasil belajar siswa pada

prasiklus, siklus I, dan siklus II. Salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil

juka minimal 80% dari 34 siswa mencapai ketuntasan belajar (KKM=68).