BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek...
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kradenan 02
yang terletak di kelurahan Kradenan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten
Semarang, tepatnya berada di dusun Kedesen.
Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kelas. Masing-masing kelas
diampu oleh seorang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1
guru olahraga dan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai pukul 07.00
dan berakhir pada pukul 12.10, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu dimulai
pukul 07.20 sampai dengan 11.00.
Jumlah siswa pada kelas V adalah 13 orang yang terdiri dari 7 orang
siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan. Kondisi sosial ekonomi orang
tua murid SD Kradenan 02 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar
bekerja sebagai petani. Kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan
sangat kurang selain itu sarana dan prasarana sekolah juga minim. Namun
tidak mengurangi semangat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah
ini.
Kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton. Guru masih
mendominasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, kegiatan
pembelajaran dirasakan kurang menarik. Sehingga membuat siswa merasa
jenuh dan sulit untuk menerima materi. Untuk SDA sendiri, bisa dikatakan
rata-rata dan tidak terlalu menonjol. Karena berada dilokasi pedesaan, siswa
sendiri memilki pola pikir sederhana, tidak seperti siswa pada sekolah-
sekolah kota. Perkembangan kegiatan pembelajaran juga bisa dikatakan
sedikit lambat. Hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sudah
bisa ditebak, hasil belajar siswa juga menjadi kurang maksimal.
27
3.2 Variabel yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah :
Variabel bebas:
1. Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture dengan
pendekatan kontekstual.
2. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture dengan
pendekatan kontekstual.
Variabel terikat:
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture dengan
pendekatan kontekstual.
3.3 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian akan digunakan dua siklus, dan masing-masing siklus
menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Rencana tindakan
penelitian:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
Pesawat Sederhana dengan menggunakan skala sesuai dengan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture. RPP disusun
oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan,
RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas.
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai partisipasi
siswa.
3) Menyusun pedoman wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara itu
mempermudah peneliti untuk mengetahui bagaimana respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran.
28
4) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada
akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
5) Pelaksanaan Penelitian:
a. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan
yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang
telah dibuat. Sedangkan peneliti yang dibantu oleh dua pengamat
mengamati partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dikelas.
b. Refleksi
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian
dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti
dengan guru kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk
mengevaluasi hasil tindakanyang telah dilakukan yaitu dengan cara
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang
muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan.
3.4 Siklus Penelitian
3.4.1 Siklus Pertama
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture.
b. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian
siswa.
c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa
selama mendapat tindakan.
d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang
telah dilaksanakan.
29
2. Tindakan
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP dengan menggunakan model Group
Investigation dan Picture and Picture.
b. Mengatur siswa berdasarkan kelompok anggota 4-5 siswa yang
telah dirancang oleh guru secara acak.
c. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
bersama teman satu kelompoknya.
d. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam
kelompok.
e. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam
kelompok.
f. Guru memanggil masing-masing kelompok secara bergantian
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
g. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I
secara mandiri.
3. Pengamatan
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan
observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan
hasil pengamatan.
30
3.4.2 Siklus Kedua
1. Tahap Perencanaan
a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus
I. selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali
masalah yang muncul pada siklus I.
b. Membuat kembali pembelajaran siklus II dengan lebih
mengembangkan langkah-langkah pembelajarannya sesuai
dengan model Group Investigation dan Picture and Picture.
c. Membuat lembar observasi siswa siklus II.
d. Membuat tes evaluasi sklus II.
2. Tindakan
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan model Group
Investigation dan Picture and Picture.
b. Menjelaskan dan mengulang kembali materi sebelumnya dengan
model Group Investigation dan Picture and Picture.
c. Mengatur siswa berdasakan kelompok yang telah dirancang guru
secara acak.
d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
bersama teman satu kelompoknya.
e. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam
kelompok dan meminta siswa yang bisa untuk menjelaskan
jawaban kepada siswa yang belum bisa.
f. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
g. Guru memberikan tanggapan dan meluruskan pemahaman sisawa
yang masih keliru sampai semua siswa mengerti.
h. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat
skor terbanyak dalam presentasinya.
i. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus
II secara mandiri.
31
3. Pengamatan
a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat
temuan yang ada pada waktu peneliti melaksanakan kegiatan
KBM.
b. Peneliti mengambil lembar observasi siswa dan guru berdasarkan
hasil pengamatan.
4. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa
ataupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif
dianalisis untuk mendapat kesimpulan.Hasil analisis dicatat apakah
pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum.Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas serta hasil pembelajaran
pada mata pelajaran IPA materi, dengan demikian pembelajaran dapat
lebih optimal.
3.5 Jenis data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh
dari siswa.
2. Data kualitatif
Diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode
observasi dan catatan lapangan.
32
3.5.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah:
Analisis kuantitatif
a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif
sederhana menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil tes siklus 1 dengan hasil tes siklus 2.
Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus yang telah digunakan
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan ketuntasan
belajar siswa dengan pecpaian KKM= 65. Hasil belajar dapat
diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai KKM= 65 maka
dinyatakan tuntas dan berhasil.
Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara
menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:
Menghitung ketuntasan belajar
Persentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi
kelas tuntas telah belajar.
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan
aktifitas guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan
lapangan dan angket dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data
kualiltatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
33
Tabel 3.1
Kisi –kisi instrumen penelitian
No Variabel Indikator Sumber data Alat/instrumen
1 Aktifitas siswa
dalam
pembelajaran
tentang Jenis-
jenis Pesawat
Sederhana
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Group
Investigation dan
Picture and
Picture.
Kesiapan dalam belajar
Menjawab pertanyaan
Aktif dalam
perumusan
masalah sementara
Aktif dalam diskusi
Mengerjakan lembar kerja siswa
Melaporkan hasil kerja kelompok
Menyimpulkan
hasil kerja
kelompok
Melakukan refleksi
Siswa
Foto
Video
lembar observasi
cataan lapangan
angket
2 Ketrampilan guru
dalam
pembelajaran
tentang Jenis-
jenis Pesawat Sederhana
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Group
Investigation dan
Picture and
Picture
mengemukakan tujuan
pembelajaran
melakukan apersepsi
membimbing siswa merumuskan
masalah
membimbing
siswa dalam
diskusi kelompok
membimbing siswa dalam
mengerjakan
lembar kerja
membimbing siswa dalam
melaporkan hasil
kerja kelompok
melakukan
evaluasi
menggunakan
guru
video
foto
observasi
catatan lapangan
wawancara
34
media secara
efektif dan efesien
mengelola waktu
melakukan refleksi
3 Hasil belajar
siswa terhadap
materi tentang
Jenis-jenis
Pesawat
Sederhana
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Group
Investigation dan
Picture and
Picture.
ketepatan hasil diskusi
kelancaran mengerjakan
lembar kerja
kelancaran
mencari sumber
materi
indikator dari KD
siswa lembar observasi
tes tertulis
2.6 Teknik Analisis Instrumen
3.6.1. Analisis Validitas Instrumen
“Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument
dalam mengukur apa yang diukur” (Duwi Priyatno, 2010:90). Uji validitas
sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner
atau skala, apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji
validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau
dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor item dengan skor total item. Dari hasil
perhitungan korelasi akan didapat skor koefisien korelasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah
suatu item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, bisaanya digunakan uji signifikasi 0,05, artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika
melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan
batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang
35
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap
memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum
mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25
tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan.
Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi dengan
criteria menggunakan r kritis pada taraf signifikasi 0,05 (signifikasi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji
validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen
Pearson) dan Corrected Item- Total Correlation.
Langkah-langkah untuk menguji validitas soal adalah:
1) Masukkan data ke dalam program spss.
2) Copy data ke program spss.
3) Klik menu Analyze.
4) Pilih scale.
5) Pilih Reliability Analysis.
6) Pindahkan semua variabel dari kolom kiri ke kolom kanan.
7) Klik Statistic.
8) Pilih semua item pada Descriptives For.
9) Klik Continue.
10) Klik ok.
11) Lakukan sampai semua soal benar-benar valid.
Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri
Payungan 01 maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS
versi 16 for Windows dan hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen siklus 1 dan 2.
36
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus Bentuk Soal No Item soal Valid Tidak Valid
1 Pilihan
Ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,15,16,17,
18, 19, 20,
21,22,23,24,25, 26,
27, 28, 29, 30
1, 2, 4, 6, 7, 8,
13,14, 15, 16,
17, 18, 19,
21,22, 23, 25, 26
3, 5, 9, 10, 11,
12, 20, 24, 27,
28, 29, 30
2 Pilihan
Ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,1
1,12,13,14,15,16,17,
18, 19, 20,
21,22,23,24,25, 26,
27, 28, 29, 30
1,2,3,4,5,6,9,11,
12, 13,14, 16,
18, 19, 21, 22,
23, 25, 26, 27,
28, 29, 30
7, 8, 10, 15,
17, 20, 24
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan
analisis dari 30 item soal tes siklus 1 terdapat 12 item soal yang corrected
item to total correlation ≤ 0,2 sehingga item tidak valid. Demikian juga
dengan 30 item soal tes siklus 2 yang telah dianalisis diperoleh hasil 7 item
soal tes yang corrected item to total correlation ≤ 0,2 sehingga item tidak
valid.
3.6.2 Analisis Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pngujian reliabilitas
diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman Brown,
formula Rulon, formula Flanagan, Chronbach’s Alpha, metode formula
KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam SPSS akan dibahas uji
37
yang sering digunakan mahasiswa adalah dengan menggunakan metode
Chronbach’s Alpha.
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti
0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang
baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.
Hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada
lampiran. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus 1 dan siklus 2
Siklus Bentuk soal Koefisien
Alpha Kriteria
1 Pilihan
Ganda 0,776
Reliabilitas
dapat
diterima
2 Pilihan
Ganda 0,844
Reliabilitas
baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari uji reliabilitas
30 item soal evaluasi 1 diperoleh koefisien Alpha= 0,776 yang termasuk
dalam kriteria reliabilitas dapat diterima karena nilai alpha lebih dari 0,7.
Demikian juga dari uji reliabilitas 30 item soal evaluasi 2 diperoleh
koefisien Alpha= 0,844 yang termasuk dalam kriteria reliabilitas baik
karena nilai alpha lebih dari 0,8.
3.6.3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Agar dapat memperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi validitas
dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut.
Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar
(Sudjana, 2011: 137).
38
Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Tabel Rose
dan Stanley dengan kriteria berikut ini :
Tabel 3.4
Tabel Rose dan Stanley
Presentase Option
Kategori 2 3 4 5
16
50
84
0,16n
0,50n
0,84n
0,213n
0,667n
1,20n
0,24n
0,75n
1,26n
0,256n
0,80n
1,344n
Mudah
Sedang
Sukar
Keterangan :
1. Option 2 adalah bentuk benar-salah
2. Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan ganda
3. n adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes
Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumusan
sebagai berikut :
Keterangan :
1. SR adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah
2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi. (Sudjana, 2011:
138-139)
3.6.3.1 Taraf Kesukaran Soal Siklus I
Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan
Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus I yang disajikan dalam tabel 3.5
berikut:
SR + ST
39
Tabel 3.5
Taraf kesukaran soal siklus I
Tingkat
Kesukaran
Item Soal Jumlah
Mudah 7, 15, 25, 26 4
Sedang 1, 2, 6, 8, 13, 16, 17, 19 8
Sukar 4, 14, 18 3
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 4 soal dalam kategori mudah, 8 soal dalam
kategori sedang, dan 3 soal dalam kategori sukar.
3.6.3.2 Taraf Kesukaran Soal Siklus II
Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan
Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus II yang disajikan dalam tabel
3.6 berikut:
Tabel 3.6
Taraf kesukaran soal siklus II
Tingkat
Kesukaran
Item Soal Jumlah
Mudah 5, 6, 2
Sedang 12, 14, 16, 22, 23, 25, 28, 29, 30 9
Sukar 3, 4, 19, 21 4
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 2 soal dalam kategori mudah, 9 soal
dalam kategori sedang, dan 4 soal dalam kategori sukar.