BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2), “belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Fontana, dan Bowner dan Hilgard (dalam Udin S.
Winataputra, dkk, 2007:1.8) dengan senada mengartikan,“belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang relatif tetap, bukan berasal dari proses
pertumbuhan, insting, kematangan atau kelelahan dan kebisaaan, tetapi perubahan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Gagne (dalam Syaiful Sagala, 2011:13)
juga mengartikan belajar adalah “sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar itu merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.
Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi
pada individukarena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan, dan
perubahan tersebut relatif menetap.
IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan
yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan
metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan
biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,
yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-
gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu
(1) IPA sebagai produk, (2) IPA sebagai proses, dan (3) IPA sebagai sarana
pengembangan sikap ilmiah.
7
Sebagai ilmu pengetahuan, IPA juga mempunyai ciri khusus
sebagaimanan ilmu pengetahuan yang lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan
berikut ini.
1. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan
prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
2. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode
ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja
ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikapi lmiah” (scientific
attitudes) (Depdiknas, 2006).
Menurut beberapa orang ahli, Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan
sebagai berikut :
Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) “IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan
segala isinya.”
Nash dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) “IPA
adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara atau
metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta
menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode
tersebut dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek
yang diamatinya itu. Metode tersebut adalah metode berpikir ilmiah.”
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam adalah segala hal yang berhubungan dengan alam dan gejala-
gejalanya, yang dipelajari secara rasional dan obyektif sebagai pengetahuan baru.
8
2.1.1.2 Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah:
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA
dan teknologi.
4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.1.1.3 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan pendidikan IPA adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan
dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.
4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan
lingkungan serta sumber daya alam.
5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.
6. Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan
dalam pendidikan IPA berorientasi pada siswa. Peran guru
bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke
“bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar
siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian
kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi
aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain.
9
2.1.1.4 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah
meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup
pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika
dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat
dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses
kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan
lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat
sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja
ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep
IPA.
2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Alam pokok bahasan Jenis-jenis Pesawat Sederhana kelas V
SD Semester II.
10
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami hubungan
antara gaya, gerak, dan
energi, serta fungsinya
5.1 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih
cepat.
2.1.2 Model Pembelajaran IPA
2.1.2.1 Model pembelajaran GI ( Group Investigation )
Pengertian model pembelajaran Group Investigation menurut
Miftahul Huda (2011: 16) adalah
“Group Investigation diklasifikasikan sebagai metode investigasi
kelompok karena tugas-tugas yang diberikan sangat beragam,
mendorong siswa untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi
dari beragam sumber, komunikasinya bersifat bilateral dan
multilateral, serta penghargaan yang diberikan sangat implisit”.
Dalam model Group Investigation, siswa memiliki pilihan penuh
untuk merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing
kelompok diberi tugas dengan proyek yang berbeda-beda.
Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahanbahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Dalam menerapkan model investigasi kelompok
pada pembelajaran diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik
antar siswa untuk memperlancar jalannya proses kelompok, sehingga
sebelum melakukan investigasi kelompok guru diharapkan memberikan
pelatihan-pelatihan berkomunikasi kepada siswa.
11
2.1.2.2 Ciri-Ciri Model Group Investigation
Killen (dalam Aunurrahman, 2010: 152) memaparkan ciri esensial
investigasi kelompok adalah sebagai berikut:
a) Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki
independensi terhadap guru.
b) Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan
pertanyaan yang telah dirumuskan.
c) Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk
mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai
beberapa kesimpulan.
d) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam
belajar.
2.1.2.3 Langkah-Langkah Model Group Investigation
Menurut Sharan, dkk. (dalam Trianto, 2010: 80), membagi langkah-
langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase
yaitu sebagai berikut :
1) Memilih topik, siswa memilih sub-subtopik tertentu dalam bidang
bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan
oleh guru. Siswa dikeleompokkan secara heterogen untuk
menyelesaikan tugas.
2) Perencanaan kooperatif. Siswa dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan
subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
3) Implementasi. Siswa menerapkan perencanaan pada tahap kedua.
Pada tahap ini siswa bisa mengambil dari berbagai sumber baik di
dalam maupun luar sekolah melalui pengarahan dan pengawasan
guru secara ketat.
4) Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis informasi ynag diperoleh
dan merencanakan bagaimana menyampaikan informasi secara
menarik dan ringkas kepada siswa lain.
12
5) Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan
hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh
kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama
lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada
topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru.
6) Evaluasi. Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek berbeda
dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evalusi
yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.”
2.1.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation
Aunurrahman (2010: 152) mengungkapkan beberapa kelebihan dari
model investigasi kelompok (Group Investigation) yaitu sebagai berikut.
”Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan
antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan
kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap harkat
dan martabat orang lain. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa
model investigasi kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal
subyek yang mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan
peristiwa sebagai model inti untuk semua sekolah”.
Menurut Setiawan (2006:9), model Pembelajaran Group
Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa
kekurangannya, yaitu:
1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali
pertemuan.
2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI,
model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu
topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri.
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan
mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.
13
2.1.2.5 Model Pembelajaran Picture and Picture
Ada beberapa pengertian menurut para ahli tentang model
pembelajaran Picture and Picture, antara lain menurut Arini dan Aziz
Wahab. Pengertiannya adalah sebagai berikut:
Menurut Arini (dalam Nursaadah, 2010) Sesuai dengan
namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan,
mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui
cara seperti ini diharapkan siswa mampu berfikir dengan logis
sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Model pembelajaran Picture and Picture menurut Aziz Wahab
( 2008:11) adalah “Suatu model pembelajaran di mana guru dalam
mengajar menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.”
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Picture and Picture adalah sebuah model pembelajaran yang mengajak siswa
aktif untuk tahu mencari sebuah hal baru sebagai proses pembelajaran dengan
gambar acak yang diurutkan secara logis oleh siswa sendiri sebagai media utama
dalam proses pembelajarannya.
2.1.2.6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture
menurut beberapa orang ahli, antara lain:
Rianto (2010:267) menyatakan langkah-langkah Picture and
Picture sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam
proses pembelajaran.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru mengajukan/memperlihatkan gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/ mengurutkan gambar - gambar menjadi urutan
yang logis.
14
5. Guru menyatakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar
tersebut.
6. Berdasarkan ulasan urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang
dicapai
7. Kesimpulan atau rangkuman.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini
terdapat tujuh langkah yaitu:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar proses pembelajaran.
3. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berhubungan
dengan materi.
4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang
dan mengurutkan gambar-gambar menjadi sebuah urutan
yang logis.
5. Guru menanyakan dasar-dasar pemikiran dari urutan
gambar yang telah dikerjakan oleh siswa tersebut.
6. Dari urutan gambar yang sudah disusun siswa, guru
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
7. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang
telah diterima.
Pada dasarnya, langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture
adalah gambar yang diurutkan secara logis oleh siswa dengan alasan-alasan
tertentu sebagai dasar pengurutan gambar. Alasan inilah yang menjadi dasar
penanaman konsep materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai yang dilakukan oleh guru. Penarikan kesimpulan materi yang telah
diterima dilakukan oleh guru bersama dengan siswa sebagai kegiatan akhir
pembelajaran.
15
2.1.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Model Picture and Picture
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and
Picture sebagai berikut Istarani (2011:8):
Model pembelajaran Picture and Picture juga memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangannya antara lain :
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture :
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dan materi secara singkat terlebih dahulu.
b. Siswa lebih cepat menangkap materi karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kelemahan model pembelajaran Picture and Picture:
a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta
sesuai dengan materi pelajaran.
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar
atau kompetensi siswa yang dimiliki.
c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan
gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi
pelajaran.
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau
mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
16
2.1.3 Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan
Picture and Picture dalam Kegiatan Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran yang baru dan menarik sangat
berpengaruh besar bagi minat siswa dalam belajar, pemahaman materi dan
tentunya hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang
bervariasi membuat siswa lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar.
Guru yang selalu menggunakan metode pembelajaran yang lama seperti
ceramah yang terkesan sudah membosankan bagi siswa. Siswa sudah bisa
menebak jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilalui, sehingga tidak
memunculkan motivasi bagi siswa untuk belajar.
Penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Picture and
Picture bisa dilakukan secara bersama atau bervariasi. Dalam penelitian
ini, kedua model pembelajaran tersebut digunakan secara bersama.
Langkah-langkahnya adalah dengan memasukkan model pembelajaran
Picture and Picture ke dalam model pembelajaran Group Investigation.
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota. Masing-masing kelompok
diberikan materi yang sama untuk dipahami. Secara rinci, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kedua model pembelajaran
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Group
Investigation dan Picture and Picture
Tahapan Kegiatan
1. Kegiatan awal 1. Berdoa
2. Presensi
3. Apersepsi
4. Penjelasan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti 1. Eksplorasi
a. Bertanya jawab tentang materi yang
17
akan dipelajari.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok secara heterogen. (Group
Investigation)
c. Guru membagikan materi yang sama
untuk setiap kelompok. (Group
Investigation)
d. Guru memberikan tugas untuk
memahami materi yang diberikan untuk
dipresentasikan. (Group Investigation)
e. Guru membagi gambar acak yang sesuai
dengan materi untuk semua kelompok.
(Picture and Picture)
2. Elaborasi
a. Setiap kelompok menyusun rencana
untuk menyelesaikan tugas dari guru.
(Group Investigation)
b. Siswa menyelesaikan tugas dengan
mengurutkan gambar dengan urutan
logis. (Picture and Picture)
c. Siswa menyelesaikan tugas dengan
mencari dari sumber lain, misalnya
dengan percobaan. (Group
Investigation)
d. Siswa menarik kesimpulan sementara
dari materi yang diberikan. (Group
Investigation)
e. Setiap kelompok mempresentasikann
hasil diskusinya. (Group Investigation)
f. Setiap kelompok memberikan alasan
logis atas pengurutan gambar ynag
18
dilakukan. (Picture and Picture)
3. Konfirmasi
a. Guru mengomentari presentasi masing-
masing kelompok.
b. Guru meluruskan pemahaman siswa
yang keliru tentang materi.
3. Kegiatan akhir 1. Guru bersama dengan siswa menarik
kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari.
2. Guru memberkan tugas individu kepada
siswa.
3. Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah dilalui.
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi akan menarik minat siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan
berjalan lebih aktif dengan siswa sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran juga tidak akan berjalan dengan monoton. Dengan minat siswa yang
lebih baik, tentu saja kompetensi pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai.
Selain hal itu, hasil belajar siswa juga akan meningkat. Model pembelajaran yang
bervariasi akan lebih membantu guru untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Berdasarkan beberapa teori di atas, model pembelajaran Group
Investigation dan Picture and Picture yaitu model pembelajaran yang menjadikan
siswa sebagai pusat pembelajaran atau student center. Model pembelajaran yang
mengajak siswa untuk aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture membuat siswa benar-
benar harus mengerti tentang materi pembelajaran, karena dalam model ini, siswa
dituntut menjawab pertanyaan pada akhir diskusi, dimana pertanyaannya
menyangkut materi yang telah didiskusikan tadi. Penggunaan model pembelajaran
Group Investigation dan Picture and Picture dirasa paling tepat untuk mengatasi
19
masalah, yaitu peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V pada mata pelajaran
IPA. Penggunaan model pembelajaran ini membuat siswa lebih mudah untuk
mengingat atau mengerti sebuah materi pelajaran yang harus dipelajari. Selain itu,
pencapaian tujuan yang di dalamnya termasuk hasil belajar siswa juga akan
meningkat karena siswa telah memahami materi yang diajarkan. Penggunaan
model pembelajaran baru, artinya tidak selalu memberikan materi dengan metode
ceramah akan membuat siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dan
tentunya akan berpengaruh besar bagi siswa dalam menangkap materi.
Penggunaan model pembelajaran secara bervariasi membuat kegiatan
pembelajaran lebih menarik dan siswa akan merasa tertantang untuk memahami
materi. Siswa yang cenderung bosan dengan penggunaan metode ceramah bisa
lebih tertarik dengan penggunaan model pembelajaran yang baru, khususnya
model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture. Dengan
membuat siswa merasa tertarik, maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah
untuk dicapai. Termasuk di dalamnya adalah penguasaan materi dan tentunya
hasil belajar siswa.
2.1.4 Hasil Belajar Siswa
Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono Agus (2009:5) membagi hasil
belajar kedalam: pertama informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan. Kedua keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketiga
strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Keempat keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani. Terakhir sikap, yaitu kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berarti hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh proses
pembelajaran.
20
Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar
merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Berarti hasil
belajar adalah sesuatu hal yang diperoleh dari adanya proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan oleh seseorang.
Berdasarkan beberapa teori di atas, hasil belajar adalah sebuah perubahan
tingkah laku yang didapatkan setelah melalui tahap proses belajar yang berupa
perubahan dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa kajian hasil penelitian yang relevan yang digunakan
oleh beberapa peneliti dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Group Investigation maupun Picture
and Picture.
Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan model
pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA
tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan
Udanawu kabupaten Blitar” menyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam belajar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam
penelitiaanya didapati bahwa terdapat segi positif dalam penelitiaanya
yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation
sangat menyenangkan sehingga pembelajaran tidak monoton serta
membuat siswa aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam
berdiskusi, disamping itu juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 78 % dan nilai siswa telah mencapai
standar kelulusasan sebesar 75.
Selain itu, menurut Devi (2010) dalam skripsinya yang berjudul
“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
untuk meningkatkan pemahaman gaya magnet pada pembelajaran IPA
bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Wanaraja Wanarasa Banjarnegara tahun
ajaran 2010/2011.” menyimpulkan bahwa penerapan metode Group
21
Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPA
(magnet) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa. Peningkatan
ini terlihat dari hasil pra tindakan sebesar 64,89 dan setelah dilakukan
tindakan maka pad siklus I mencapai 67,32 dan pada siklus II menjadi
70,08.
Sedangkan penelitian yang memperkuat kajian empiris model
pembelajaran Picture and Picture telah dilakukan oleh Harlina “Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada sub bab
materi rangka manusia untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vb
semester II MI Jamiyatuk Washliyah Pulau Petak” Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan model kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dibuktikan hasil belajar siswa pada
siklus 1 ketuntasan klasikal 89% pada siklus II 92%. Dengan peningkatan
penguasaan materi pre-tes 16,67% menjadi 82,62%. Pengelolaan
pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and
Picture menunjukkan hasil yang baik rata-rata 3,21.
Menurut penelitian Dewi Diansari “Penerapan model Picture and
Picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN
Gampingan 01 Pagak”.Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada
siklus I diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 54,65 menjadi 75,8
pada siklus II. Pembelajaran model Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.Siklus I diperoleh rata-rata nilai evaluasi
siswa 69,1 meningkat menjadi 85,8 siklus II.
Kajian penelitian model pembelajaran Picture and Picture yang
lain yaitu menurut penelitian Erni Santia Dewi “Upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture
and Picture pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 020270
Binja” dapat meningkatkan motivasi belajar. Hasil Siklus I, dapat
dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari Siklus I Pertemuan ke-1
mendapat rata-rata 2,32 dan Siklus I Pertemuan ke-2 mendapat rata-rata
2,85. Sedangkan pada Siklus II Pertemuan ke-1 mendapat rata-rata 3,0 dan
22
Siklus II Pertemuan ke-2 mendapat rata-rata 3,68 pada indikator untuk
menghadapi kesulitan, tekun menghadapi tugas, kemandirian dalam
belajar tergolong baik, keaktifan dalam kegiatan belajar, minat dalam
belajar, kreatif, senang menghadapi tantangan, dan pada minat dalam
belajar. Dari hasil diperoleh 24 orang siswa dapat dilihat setelah dilakukan
tindakan siklus terjadi peningkatan nilai.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation dan
Picture and Picture memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklus.
2.3 Kerangka Pikir
Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan
model atau metode pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi
dan kondisi siswa secara keseluruhan, selain oleh kemampuan siswa itu
sendiri. Salah satu wujud model pembelajaran yang menekankan keaktifan
siswa adalah dengan model pembelajaran Group Investigation dan Picture
and Picture.
Model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture
adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok antara
4-5 orang yang saling bekerja sama, saling ketergantungan antara teman satu
dengan teman yang lainnya, dalam menerima suatu materi dan setiap
kelompok harus bertanggung jawab untuk dapat menyampaikan materi yang
dipelajarinya kepada orang lain. Jadi, dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat lebih aktif serta lebih
mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran.
23
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Hasil belajar
siswa rendah
Melalui penerapan
model GI dan PAP hasil
belajar IPA siswa pada
pokok bahasan pesawat
sederhana kelas V SDN
Kradenan 02
Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Semarang
dapat meningkat.
Strategi
pembelajaran yang
konvensional
Siklus 2
Proses
pembelajaran
pada siklus 2
adalah refleksi
dari
pelaksanaan
siklus 1
Siklus1
Proses pembelajaran
menekankan pada:
1.Kerja sama.
2.Bertanggung jawab
atas suatu materi yang
dipelajari
3.Dapat menyampaikan
materi pada orang
lain.
Menerapkan
model GI dan
PAP (Group
Investigation dan
Picture and
Picture
TINDAKAN
KONDISI
AKHIR
KONDISI
AWAL
24
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis/dugaan sementaranya adalah:
Dengan mendiskripsikan dan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation dan Picture and Picture dalam pembelajaran IPA dapat
digunakan dengan baik dan dapat berjalan secara efektif dan efesien, maka
diduga atau ditafsirkan kemampuan siswa kelas V akan meningkat.
2.5 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila
kemampuan siswa memahami materi dan hasil belajar dapat mencapai
KKM yaitu 65.
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran utama yang
dipelajari di SD. Namun, yang terjadi saat ini adalah tujuan pembelajaran
IPA kurang bisa tercapai, secara khusus di SD Negeri Kradenan 02 kelas
V. Materi yang disampaikan terlihat sulit untuk diterima oleh siswa. Hasil
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran ini juga kurang begitu
maksimal. Bisa dikatakan bahwa tujuan pembelajaran belum bisa dicapai
sepenuhnya.
Penyampaian materi dengan model ceramah adalah salah satu faktor
utama penyebab tidak maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran.
Siswa yang merasa jenuh dengan model pembelajaran ini memicu
berkurangnya konsentrasi siswa terhadap penerimaan materi pelajaran.
Siswa kesulitan untuk menerima materi dengan guru sebagai pusat
pembelajaran. Hasil belajar siswa juga tidak akan tercapai secara
maksimal dengan kegiatan pembelajaran yang sudah bisa ditebak oleh
siswa, dengan kata lain kegiatan pembelajaran yang monoton. Seharusnya
ada cara lain agar penyampaian materi lebih menarik minat siswa untuk
belajar.
25
Siswa yang merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan
bisa dengan baik menangkap materi pelajaran. Perlu sistem pembelajaran
dengan model yang baru agar bisa menarik minat siswa untuk belajar.
Model pembelajaran secara bervariasi dirasa bisa mengatasi persoalan
tersebut. Model pembelajaran yang baru bisa membuat siswa menjadi
lebih tertarik untuk memahami suatu materi. Siswa yang sudah kembali
memiliki minat yang bagus untuk mempelajari materi, bisa dengan lebih
baik mengalami peningkatan hasil belajar.
Model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture
adalah salah satu model pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan
minat siswa dalam belajar. Model pembelajaran ini mengajak siswa secara
aktif mempelajari materi ajar. Siswa berperan sebagai pusat kegiatan
pembelajaran. Model pembelajaran ini juga bisa digunakan sebagai model
pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam
kegiatan belajar dibandingkan dengan model ceramah. Sehingga, tujuan
pembelajaran yang ingin diacapai oleh guru bisa secara lebih mudah untuk
tercapai. Tentu saja dengan minat siswa yang lebih baik dapat membuat
hasil belajar siswa meningkat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.