Post on 16-May-2023
MAKALAH EVALUASI LAHAN
IDENTIFIKASI KLASIFIKASI LANDFORM
KELOMPOK 1
SAKTI PAMUNGKAS A-105
MONA NOFRIANDA A-108
DEYANICA PUTRI A-110
GIAN P A-112
RANI PUSPA RAHAYU A- 113
HAFIZ NAUFAL A-117
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
Jatinangor, 5 Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar belakang.............................................................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bentuk lahan (landform) merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
masing-masing dari setiap satu kenampakan dari kenampakan secara menyeluruh dan
sinambung (multitudineous features) yang secara bersama-sama membentuk permukaan
bumi. Hal ini mencakup semua kenampakan yang luas, seperti dataran, plato, gunung dan
kenampakan-kenampakan kecil seperti bukit, lembah, ngarai, arroyo, lereng, dan
kipas aluvial (Desaunettes,1977). Bentuk – bentuk lahan yang ada dimuka bumi
terjadi melalui proses geomorfik yaitu semua perubahan, baik fisik maupun kimia
yang mempengaruhi perubahan bentuk permukaan bumi. Faktor penyebab nya berupa
tenaga geomorfikya itu semua media alami yang mampu memantapkan dan
mengangkut bahan di permukaan bumi. Tenaga tersebut antara lain berupa air
mengalir, air tanah, gletser, angin, danger akan air lainnya (gelombang laut, pasang
surut dan tsunami).
Dalam kegiatan evaluasi lahan diperlukan suatu identifikasi klasifikasi landform
untuk mempermudah dalam penelitian geomorfologi suatu lahan, relief/topografi dan
materi penyusunnya. Pada makalah kali ini kelompok kami akan mengidentifikasi
klasifikasi landform di wilayah Bandung.
1.2 Tujuan
` Mampu mengidentifikasi klasifikasi landformpada suatu wilayah.
BAB II
PEMBAHASAN
Cekungan Bandung merupakan bagian hulu DAS Citarum. Cekungan Bandung
merupakan suatu cekungan (basin) yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggiam 650
m sampai lebih dari 2000 meter (Gambar 1.). Sungai Citarum yang berhulu di
gunungWayang, Kabupaten Bandung (1700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir ke
Waduk Saguling dan bermuara di pantai Utara Jawa, tepatnya di Kabupaten Karawang
membagi geologi cekungan Bandung menjadi 4 unit berdasarkan cirri litologi yang
membedakan batuan penyusunnya, yaitu: endapan tersier, hasil gunung api tua, hasil gunung
api muda dan endapan danau (Aust et al., 1994).
Gambar 1.Tatanan struktur geologi di cekungan Bandung
Menurut Bemmelen (1994), tatanan geologi Patahan Lembang tidak terlepas dari
evolusi Cekungan Bandung. Dalam pembagian fisiografi Jawa Barat, Cekungan Bandung
termasuk dalam Zona Depresi Tengan Jawa Barat (Gambar 2.)
Cekungan Bandung terisi oleh endapan-endapan gunungapi yang mengelilinginya.
Dasar cekungan ini merupakan endapan sisa-sisa dasar danau purba yang pernah terjadi pada
Pleistosen Atas hingga Holosen. Cekungan Bandung berada pada jalur volkanik Jawa Barat
dan merupakan hasil proses depresi tengah Pulau Jawa yang diterobos oleh kerucut-kerucut
gunung api sejak Zaman Tersier hingga Kuarter.
Gambar 2.Peta fisiografi Jawa Barat (Bemmelen, 1949)
Karakteristik iklim di cekungan Bandung adalah tipe monsoon tropis dengan musim
kemarau dari bulan Juli sampai September dan musim hujan dari bulan Oktober sampai Juni
(Narulita, 006). Variasi hujan tahunan rata rata terendah pada periode 1986 – 2004 adalah
1458 mm di tahun 1997 dan tertinggi adalah 2350 mm di tahun 1998 (Narulita, 2006).
Variasi temperature udara harian 250sampai 280(Weert, 1994).Akan tetapi pada tahun 2006
temperatur udara yang tercatat di stasiun Cemara Bandung adalah 310 – 340 (Nurlianti, 2006).
Berdasarkan penafsiran citra satelit landsat tahun 2004 yang dilakukan oleh Puslit
Geoteknologi LIPI sebagian besar wilayah cekungan Bandung merupakan perkebunan teh,
lading dan kebun sayur, kecuali di lereng lereng yang terjal. Di dataran Bandung sebagian
besar merupakan sawah dan pemukiman. Hutan primer dan sekunder hanya di dapati pada
topografi yang tinggi di bagian Utara dan Selatan cekungan Bandung. Pemukiman dan daerah
industry berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Daerah industry pada umumnya
berada di dataran Bandung yaitu di Majalaya, Leuwigajah, Soreang dan Rancaekek.
Sedangkan pemukiman berkembang di dataran dan merambah dengan cepat ke daerah
pebukitan bagian Utara dan Selatan cekungan Bandung. Perubahan yang pesat dalam 3 tahun
terakhir di wilayah pebukitan Bandung Utara dan Selatan adalah perubahan hutan menjadi
kebun sayuran.
Dalam klasifikasi morfogenik cekungan Bandung (Dam, 1997), daerah Lembang dan
sekitarnya termasuk dalam bentuk muka bumi volkanik dan tektonik, yang terbagi lagi
menjadi beberapa bentuk bentang lahan /landforms, yaitu: pusat volkanik/volcanic
centre/cones, bentang lahan ekstrusi volkanik/extrusive volcanic landforms, bentang lahan
intrusi/intrusive landforms dan bentang lahan volkanik tak terbedakan/undifferentiated
volcanic landforms.
Tematik kemiringan lereng disusun dengan melakukan alisis spasial peta topografi
digital skala 1:25.000 yang diterbitkan oleh Bakosurtanal. Hasil analisis berupa tematik
kemiringan lereng yang dapat dilihat padaGambar3. Sebagian besar (42 %) di wilayah
cekungan Bandung merupakan daerah datar (kemiringan 0 – 8 %), 21 % merupakan daerah
landai (kemiringan 8 % – 15%), 20 % bergelombang (kemiringan lereng 15 % - 25 %), 12 %
merupakan daerah curam (kemiringan lereng 25 % - 40 %), dan 5 % merupakan daerah
sangat curam (kemiringan lereng> 40 %). Tematik kemiringan lereng ini kemudian
ditransformasi berdasarkan hubungannya dengan infiltrasi.
Gambar 3.Peta kemiringan lereng cekungan Bandung
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cekungan Bandung terisi oleh endapan-endapan gunung api yang
mengelilinginya. Dasar cekungan ini merupakan endapan sisa-sisa dasar endapan
danau purba yang pernah terjadi pada pleistosen atas hingga holosen. Cekungan
Bandung berada pada jalur vulkanik Jawa Barat dan merupakan hasil depresi tengah
pulau Jawa yang diterobosi oleh kerucut-kerucut gunung api sejak zaman tersier
hingga kuarter.
Wilayah cekungan Bandung memiliki elevasi 1.700 mdpl dengan klasifikasi
landform terdiri atas bentang alam pegunungan gunung api, dataran sungai dan
danau.Formasi Cibeureum , formasi kosambi, formasi Cikapundung ,endapan batuan
vulkanik (kuarter), endapan danau purba. Bentukan unit landform cekungan Bandung
berupa Endapan tersier, hasil gunung api tua, hasil gunung api muda, endapan danau.
Sedangkan relief/topografi wilayah ini Sebelah Utara dan Timur merupakan dataran
tinggi yang berbukit-bukit dan Sebelah Selatan dan Barat umumnya berbukit dan
datar.
DAFTAR PUSTAKA
Land Resource Evaluation and Planning Project ABD Loan N0. 730-INO. Land Unit
Classification for The Reconnaissance Soil Survey of Sumatera. Centre for Soil and
Agroclimate research
Supriatna upi.2011.Bentuk lahan(Landform).[Online].Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/BENTUKLAHA
N_(LANDFORMS).pdf. (Diakses 2 oktober 2015)
Narulita,Ida,dkk. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Menentukan Daerah
Prioritas Rehabilitasi di Cekungan Bandung. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan
Jilid 18 No.1 ( 2008) halaman : 23-35