proposal penelitian- evaluasi lahan pekarangan

22
EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI PENUNJANG KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT DI DESA KALIMULYO, KECAMATAN JAKENAN, KABUPATEN PATI USULAN PENELITIAN Diajukan Oleh : TEGUH UTOMO 20120210007 Program Studi Agroteknologi

Transcript of proposal penelitian- evaluasi lahan pekarangan

EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAIPENUNJANG KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT DI DESAKALIMULYO, KECAMATAN JAKENAN, KABUPATEN PATI

USULAN PENELITIAN

Diajukan Oleh :

TEGUH UTOMO20120210007

Program Studi Agroteknologi

KepadaFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2014

Usulan Penelitian

EVALUASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI PENUNJANGKEBUTUHAN PANGAN MASYARAKAT DI DESA KALIMULYO, KECAMATAN

JAKENAN, KABUPATEN PATI

Yang diajukan oleh

Teguh Utomo20120210007

Program Studi Agroteknologi

Telah disetujui/disahkan oleh:

Pembimbing Utama

----------------------------- Tanggal

Pembimbing Pendamping

------------------------------Tanggal

Mengetahui:Ketua Program Studi Agroteknologi

i

------------------------------Tanggal

i

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan lahan dalam pembangunan mengakibatkan adanya

peralihan pemanfaatan lahan termasuk lahan pertanian menjadi

lahan nonpertanian. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan

dampak yang luas baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Alih

fungsi lahan pertanian merupakan masalah yang serius karena

dapat berdampak terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan

petani. Alih fungsi lahan merupakan salah satu faktor yang

mendorong penurunan produksi pertanian.

Setiap tahunnya, laju penyusutan lahan produktif akibat

alih fungsi lahan di Jawa Tengah mencapai rata-rata 350-400

hektar per tahun (Munir,2013). Hal ini menunjukkan bahwa

secara tidak langsung akan berpengaruh pada penurunan hasil

produksi. Yang mana nantinya penurunan hasil produksi secara

tidak langsung berpengaruh terhadap jumlah ketersediaan

pangan dimasyarakat sehingga kebutuhan pangan masyarakat

tidak secara mutlak terpenuhi.

Salah satu alternative dalam menjaga ketahanan pangan

adalah melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Pemanfaatan

lahan pekarangan sekitar rumah dengan cara menanam jenis

sayuran akan mempunyai nilai plus bagi pemiliknya yaitu

produk tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan

1

pangan keluarga serta bisa dikomersialkan sehingga memberikan

pendapatan yang lebih bagi pemiliknya.

B. Rumusan Masalah

Desa Kalimulyo merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. Sebagian Masyarakatnya

berprofesi sebagai petani. Segala kebutuhan pangan secara

penuh didasarkan pada hasil-hasil pertanian persawahan.

Dengan kebutuhan pangan masayarakat yang tidak hanya terbatas

pada hasil pertanian sawah seperti padi, maka diperlukannya

usaha lain sebagai alternative ketahanan kebutuhan pangan

masyarakat. Alternatif usaha yang bisa dilakukan yaitu

melalui pemanfaatan lahan

1

2

pekarangan, dimana pada dasarnya keberadaan lahan pekarangan

yang dimiliki masyarakat tidak dimanfaatkan dengan baik

sehingga mempunyai peluang besar untuk dipakai dan

diperdayakan.

C. Tujuan

Untuk mengevaluasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai

penunjang ketahanan pangan masyarakat di Desa Kalimulyo,

Kecamatan Jakenan, kabupaten Pati.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan masukan kepada

pemerinta desa sebagai program pemenuhan kebutuhan pangan

masyarakat, melalui pemanfaatan lahan sebagai alternative

penunjang ketahanan pangan masyarakat.

E. Batasan Studi

Studi ini difokuskan pada Evaluasi pemanfaatan lahan

pekarangan di desa Kalimulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten

Pati.

3

F. Kerangka Pikir Penelitian

Desa Kalimulyo

Lahan PekaranganKondisi sosial,ekonomi dan budaya

Luas lahan pekarangan rata-rata tiap rumah

Tipe lahan pekarangan Macam tanaman yang

Pekerjaan masyarakat

Sumber pemenuhan kebutuhan pangan

Identifikasi Pemanfaatan

lahan pekaranagn

4

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Desa Kalimulyo merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. Desa Kalimulyo terletak

arah 6 Km sebelah barat dari Kota Kecamatan dan terletak + 12

Km arah timur laut dari Kota Pati. Sebelah utara berbatasan

dengan Desa Tondomulyo, sebelah timur berbatasan dengan Desa

Glonggong, sebelah selatan berbatasan dengan desa Tambahmulyo

dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidoarum. Desa

Kalimulyo terdiri atas 3 (tiga) pedukuhan yaitu Kijingan,

Kalipang dan Pengkol. Secara administratif terdiri atas 2

(dua) RW (Rukun Warga) dan 14 (empat belas) RT (Rukun

tetangga).

Sebagian besar Penduduk Desa Kalimulyo menggantungkan

hidup pada usaha pertanian yang berupa sawah tadah hujan.

Sebagian lagi, utamanya kaum wanita, bekerja sebagai buruh.

Evaluasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Desa

Kalimulyo

Kebutuhan tanaman yang bisa ditanam

Persepsi Masyarakat

5

Diantaranya di PT. Garudafood yang memiliki beberapa pabrik

di Kota Pati dan beberapa industri kelas menengah yang

terdapat di Kota Pati maupun Juwana. Selain itu, karena

kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, tidak sedikit

yang pergi merantau ke lain daerah, pulau maupun negara.

Golongan perantau ini hanya pulang sesekali saja ke Desa

Kalimulyo, terutama menjelang Idul Fitri.

Dalam budaya bertani, Selain para petani menanam tanaman

disawah, beberapa masyarakat mencoba memanfaatkan lahan

pekarangannya dengan menanami tanaman. Setiap rumah mempunyai

luasan pekaranagn yang berbeda-beda. Adapun jenis tanaman

yang biasa ditanaman pada dasarnya belum bisa dikatakan

sebagai upaya dalam meningkatkan ketahanan pangan.

Identifikasi pemanfaatan lahan pekarangan yang ada di

Desa Kalimulyo diperlukan karena sangat bermanfaat sebagai

pengetahuan mengenai pentingnya usaha tani berbasis rumah

tangga. Sehingga dengan demikian budaya tani dimasyarakat

akan tercipata dan masyarakat bisa menetukan jenis tanaman

ideal yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lahan Pekarangan

Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-

batas tertentu, yang diatasnya terdapat banguanan tempat

tinggal dan mempunyai hubungan fungsional baik ekonomi,

biofisik maupun sosial budaya dengan penghuninya (Ashari

dkk,2012). Selain itu menurut Ashari dkk (2012) dalam Novitas

(2011) juga dijelaskan bahwa pekaranagn dilihat sebagai tata

guna lahan yang merupakan sistem produksi bahan pangan

tambahan dalam sekala kecil untuk dan oleh anggota keluarga

rumah tangga dan merupakan ekosistem tajuk berlapis.

Pekarangan memiliki batasan yang jelas, secara utuh terdiri

dari rumah, dapur, pelataran, peceren kandang dan pagar.

Pekarangan dapat berada di depan, belakang atau samping

sebuah bangunan, tergantung seberapa besar sisa tanah yang

tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya

(Anonim,2014).

Pekarangan memiliki sejumlah peran dalam kehidupan sosial

ekonomi rumah tangga petani. Pekarangan sering disebut

lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. Disebut

lumbung hidup karena sewaktu-waktu kebutuhan pangan pokok

seperti beras, jagung, umbi-umbian dan sebagainya tersedia di

5

pekarangan. Bahan-bahan tersebut disimpan di pekarangan dalam

keadaan hidup. Disebut warung hidup, karena dalam pekarangan

terdapat sayuran yang berguna untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi keluarga, dimana sebagian rumah tangga harus

membelinya dengan uang tunai. Sementara itu, disebut apotik

hidup karena dalam pekarangan ditanami berbagai tanaman obat-

obatan yang sangat bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit

secara tradisional.

Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda,

tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah,

ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan

iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota. Lahan

pekarangan dapat dijadikan aset berharga bagi pengembangan

usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan

lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian dalam

rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta meningkatkan

ketahanan pangan dan kecukupan gizi

5

8

B. Ketahanan Pangan

Pangan merupakan kebutuhan essensil dan komoditas paling

strategis dalam kehidupan manusia, Pemenuhan kebutuhan pangan

merupakan hak azazi manusia. Ketahanan pangan berdasarkan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan adalah

kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, merata dan terjangkau. Untuk mencapai hal

tersebut perlu diselenggarakan suatu sistem pangan yang

memberikan perlindungan, baik pihak yang memproduksi maupun

yang mengkonsumsi. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002

tentang Ketahanan Pangan menegaskan bahwa untuk memenuhi

konsumsi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, upaya

penyediaan pangan dilakukan dengan mengembangkan sistem

produksi pangan yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan,

dan budaya lokal, mengembangkan efisiensi sistem usaha

pangan, mengembangkan teknologi produksi pangan,

mengembangkan sarana dan prasarana produksi pangan dan

mempertahankan serta mengembangkan lahan produktif (Hasnul

dkk, 2008).

Ketahanan pangan global saat ini, berdiri di

persimpangan jalan. Lonjakan harga pangan pada tahun

2007 dan 2008 dilihat sebagai peringatan mengenai

9

kerentanan ketahanan pangan jangka panjang. Pada tahun

2009, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia,

jumlah orang kekurangan gizi di dunia melebihi 1 miliar,

meskipun diperkirakan telah turun menjadi 925 juta pada

tahun 2010. Melihat ke depan, populasi dunia diperkirakan

akan mencapai 9,1 miliar pada tahun 2050, dan produksi

pangan akan meningkat 70% untuk memenuhi pangan. Di sisi

lain, produksi pertanian meningkat secara terbatas yang

tidak meningkat secepat tahun sebelumnya, investasi

publik jangka panjang berkurang, kekurangan air bersih,

konversi lahan pertanian ke lahan nonproduksi pangan dan

dampak negatif perubahan iklim telah meningkat. Akibatnya

harga ratarata tanaman pangan pada dekade berikutnya

diperkirakan tetap di atas level pada dekade tahun

2007-2008. Kenyataan ini memperlihatkan pentingnya

perdagangan produk pangan dan pertanian (Kementrian

Perdagangan,2012).

III. KARAKTERISTIK WILAYAH

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Desa Kalimulyo merupakan bagian dari kecamatan Jakenan

terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16 km ke

10

arah timur kota Pati). Berada di ketinggian antara 10-25

meter dpl. Tepatnya berada di koordinat 6°45′0″LS,111°11′0″BT

- 7°4′29″LS,111°9′3″BT. Desa Kalimulyo terletak arah 6 Km

sebelah barat dari Kota Kecamatan dan terletak + 12 Km arah

timur laut dari Kota Pati. Sebelah utara berbatasan dengan

Desa Tondomulyo, sebelah timur berbatasan dengan Desa

Glonggong, sebelah selatan berbatasan dengan desa Tambahmulyo

dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidoarum.

Gambar 2. Peta Kabupaten Pati

Desa Kalimulyo terdiri atas 3 (tiga) pedukuhan yaitu

Kijingan, Kalipang dan Pengkol. Secara administratif terdiri

atas 2 (dua) RW (Rukun Warga) dan 14 (empat belas) RT (Rukun

Desa Kalimulyo, kecamatan Jakenan

Kabupaten Pati

11

tetangga). Karena letaknya yang berada di dataran rendah dan

dekat dengan Sungai Juwana, bagian barat (persawahan) dan

bagian Utara (perkampungan/dukuh Kijingan) menjadi daerah

langganan banjir setiap tahun. Pada bulan Januari dan

Februari 2008 silam, desa ini tenggelam dalam banjir hingga

mencapai ketinggian 2 (dua) meter dan terjadi selama lebih

dari satu bulan.

B. Keadaan Demografi

Penduduk Desa Kalimulyo menggantungkan hidup pada usaha

pertanian yang berupa sawah tadah hujan, walaupun pada

beberapa tahun terakhir, setiap musim kemarau ada usaha untuk

menaikkan air dari Sungai Juwana yang terletak lebih kurang

1,5 Km di sebelah barat laut desa. Sawah-sawah tersebut hanya

dapat ditanami dengan padi dan beberapa jenis palawija serta

kacang-kacangan. Sebagian lagi, utamanya kaum wanita, bekerja

sebagai buruh. Diantaranya di PT. Garudafood yang memiliki

beberapa pabrik di Kota Pati dan beberapa industri kelas

menengah yang terdapat di Kota Pati maupun Juwana. Selain

itu, karena kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, tidak

sedikit yang pergi merantau ke lain daerah, pulau maupun

negara. Golongan perantau ini hanya pulang sesekali saja ke

Desa Kalimulyo, terutama menjelang Idul Fitri (Wikipedia,

2014).

12

C. Kedaan Tanah dan Iklim

Desa Kalimulyo merupakan bagian dari Kecamatan Jakenan

yang mempunyai jenis tanah Aluvial. Tanah alluvial merupakan

merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk alluvial

muda, terdapat stratifikasi dengan kadar C organik yang tidak

teratur. Horison permukaan dapat berupa horison A okrik,

horison histik atau sulfuric ( Dudal dan Supraptoharjo,

2014).Rata – rata curah hujan di tahun 2008 sebanyak 1.002 mm

dengan 51 hari hujan, untuk keadaan hujan cukup, sedangkan

untuk temperatur terendah 230C dan tertinggi 390C.

Berdasarkan tipe iklimnya (Oldeman), Desa Kalimulyo termasuk

E3. Iklim E 3 Pola hujan E3, dengan jumlah bulan basah < 3

dan bulan kering 5-6 bulan (Ayi, 2009).

IV. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kalimulyo, Kecamatan

Jakenan, Kabutapen Pati. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu

pada awal Desember 2015.

B. Metode Penelitian

13

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survei

melalui observasi, kuesioner dan pengumpulan data sekunder.

Desa Kalimulyo dipilih karena merupakan tempat tinggal

peneliti sebagai upaya mendukung pertumbuhan kemajuan desa.

C. Analisis Data

Data-data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif

dan spasial.

D. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang

dikumpulkan langsung dari lapangan melalui wawancara dan

kuisioner yang diberikan langsung kepada responden. Data

sekunder merupakan data yang sudah tersedia di kantor

pemerintahan.

E. Luaran Data

Adapun bentuk luaran (produk) penelitian ini yaitu

beruap naskah akademik (skripsi) dan Display poster berukuran

90 cm x 60 cm.

F. Jadual Penelitian

14

No Uraian

Kegiatan

Waktu PJMe

i

Jun

i

Agust

us

Septemb

er

Oktobe

r

Novembe

r

Teguh

1. Penyusun

an

Proposal2. Observas

i3. Penyusun

an

Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Angga, H.P.2012. Perkembangan Isu Ketahanan Pangan di ForaKerja Sama Apec Dan Peran Aktif Indonesia Pada Tahun2011. Direktorat Jenderal Kerja Sama PerdaganganInternasional.Jakarta.37 hal Munir, S.2013. Duh, TiapTahun Lahan Pertanian di Jateng Susut 350-400 Ha.http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/07/04114754/Duh.Tiap.Tahun.Lahan.Pertanian.di.Jateng.Susut.350-400.Ha.diakses pada 9 Juni 2014.

Anonim.2014.Lahan pekarangan.http://id.wikipedia.org/wiki/Pekarangan.diakses pada 1juni 2014

15

Wikipedia.2014.Kalimulyo,Jakenan,Pati.http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimulyo,_Jakenan,_Pati.diaksespada 1 juni 2014.

Ashari,Saptana dan Purwantini,B.T.2012.potensi danpemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk mendukung KetahananPangan.http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE30-1b.pdf.diakses pada 1 juni 2014.

Ayi, S.2009. Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman Dan Schmidth-Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumberdaya IklimDalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Sumatera Utara.Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera UtaraMedan.Sumatera Utara.

Hasnu, A.,Ali, K dan Yayat, H.2008. Analisis KemandirianPangan Asal Ternak Dalam Rangka Memantapkan KetahananPangan Di Kabupaten Lampung Barat.Jurnal Gizi dan Pangan,November 2008 3(3): 205 – 211.

Dudal dan Supraptoharjo.2014.Klasifikasi Tanah Indonesia.

http://ilearn.unand.ac.id/pluginfile.php/17581/mod_resource/content/1/Klasifikasi%20Tanah%20Indonesia.pdf.diaksespada 1 juni 2014.

LAMPIRAN

Daftar pertanyaan (Quisioner)

1. Apakah anda memiliki lahan pekarangan ?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda menanami pekarangan anda dengan tanaman

pangan ? (jika tidak lanjutkan pertanyaan ke no.7

a. Ya

b. Tidak

3. Jenis tanaman pangan apa yang anda tanam?

a. Sayuran

b. Buah-buahan

c. Serealian

d. Yang lain,,,,,,(sebutkan)

4. Berasal dari mana bahan pangan sehari-hari anda

dapatkan ? (jika jawaban a, lanjutkan pertanyaan ke no 6)

a. Membeli

b. Menanam sendiri

5. Hasil pertanian yang digunakan berasal dari mana?

a. Sawah

b. Pekarangan

c. Semuanya

d. Yang lain,,,,(sebutkan)

6. Mengapa dalam pemenuhan kebutuhan pangan anda membeli?

a. Tanaman yang ada tidak mencukupi

b. Tanaman yang ditanam tidak sesuai selera

c. Yang lain,,,,,(sebutkan)

7. Dalam mewujudkan ketahanan pangan, jenis tanaman apa yang

ingin anda tanam ?

a. Sayuran

b. Buah-buahan

c. Serealian

d. Yang lain,,,,,,(sebutkan)