Post on 18-Jan-2023
Laporan Praktikum
SISTEM PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIS
Dosen Pengampu : Taufik Hery Purwanto, S.Si, M.Si
Oleh :
Aulia Purnasari Dian Fertilita 12/342137/PGE/01017
MAGISTER PENGINDERAAN JAUH
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Menentukan Jalur Terbang
Penerbangan dijadwalkan pada jam 10 pagi dan sore, untuk mendapatkan penyinaran maksimal dan
bayangan minimal. Secara keseluruhan maka banyak waktu, usaha, dan biaya yang dipergunakan untuk
perencanaan dan pelaksanaan pembuatan foto. Aspek geometri dalam perencanaan penerbangan
menggunakan parameter (a) panjang fokus kamera yang digunakan (b) ukuran format kamera (b) skala foto
yang dikehendaki (c) luas daerah yang akan dipotret (e) tinggi terbang rata-rata di atas permukaan daerah
yang dipotret (f) tampalan yang diinginkan (g) tampalan samping yang didinginkan dan (g) kecepatan
pesawat yang akan digunakan.
Berdasarkan parameter di atas maka perencanaan penerbangan melakukan perhitungan dan
pembuatan peta jalur sebagai petunjuk penerbangan (1) ketinggian terbang di atas bidang rujukan untuk
pemotretan; (2) lokasi, arah, dan jumlah jalur terbang yang harus dibuat pada seluruh daerah yang dipotret;
(3) interval waktu antar pemotretan; (4) jumlah pemotretan tiap satu jalur tebang dan (5) jumlah seluruh
pemotretan yang diperlukan pada misis penerbangan tersebut.
Pada praktikum ini, kamera telah disetting untuk memotret setiap detiknya. Pesawat yang digunakan
adalah pesawat tanpa awak dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam dan pada ketinggian 330 km disesuaikan
dengan bangunan tertinggi di sekitar lokasi pemotretan agar pesawat tidak menghantam bangunan. Pesawat
ini memiliki daya baterai hingga 20 menit. Pesawat ini terbuat dari stereoform padat, namun tergolong
ringan, sehingga jadwal penerbangan memperhatikan kondisi angin di lokasi. Lokasi penerbangan yang
berada pada kota dengan ciri angin turbulensi cukup menyulitkan karena dapat mengganggu jalur terbang,
dan kestabilan ketinggian terbang pesawat. Pesawat yang dikendalikan oleh pilot otomatis dengan panduan
GPS sesuai untuk daerah dengan gangguan sinyal yang sedikit karena banyaknya gangguan sinyal dapat
mengurangi sinyal kontrol dari kendali pusat. Kamera yang digunakan adalah kamera berlensa tunggal
dengan jenis Canon PowerShot SX260 HS, Resolusi 4000x3000, panjang fokus 4,5 mm, dan prekalibrasi
EXIF. Hasil pemotretan terdiri dari ratusan foto, namun yang diproses lebih lanjut untuk di mozaik adalah
lima foto. Tampalan pada foto sekitar 80% untuk mengurangi kemungkinan daerah yang tidak terfoto
dengan baik karena gangguan.
Jalur terbang disetting menggunakan software Mission Planer, kemudian diinput ke dalam auto pilot
pesawat. Jalur terbang disetting serapat mungkin agar foto yang dihasilkan maksimal. Jalur terbang
diusahakan seminimal mungkin, namun hal ini juga dipengaruhi oleh arah angin di lokasi, sehingga sebelum
keberangkatan pesawat, diadakan cek jalur terbang kembali. Kondisi yang berangin dan badai dapat
menciptakan gerakan yang berlebihan dan menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan kamera terarah
tegak, sulit untuk mengikuti jalur terbang yang direncanakan, dan untuk mengatur tinggi terbang yang tetap.
Apabila tutupan awan lebih dari 10% tetapi letaknya tinggi sehingga berada di atas tinggi terbang
yang direncanaka, maka kondisi ini kurang menguntungkan karena akan terjadi bayangan awan yang luas
diatas tanah yang menyebabkan benda-benda tidak tampak pada foto. Adanya kabut, kabut campur asap,
debu, dan asap menghamburkan sinar pada seluruh spektrum dan tidak dapat disaring dengan baik. Kondisi
langit yang terlalu cerah juga mengganggu pengambilan foto karena atap yang terbuat dari logam akan
memantulkan sinar yang terlalu kuat sehingga menutupi objek lainnya. Kondisi langit yang gelap juga
mengganggu, karena pada dasarnya foto udara merupakan sensor pasif yang membutuhkan sinar dari
matahari. Hal ini menyebabkan sensor tidak dapat menangkap pantulan yang sempurna dari benda.
Gambar 1 ilustrasi jalur terbang yang dipilih untuk medapatkan jumlah terbang yang minimal
Gambar 2 mozaik yang dihasilkan dari 46 buah foto
Gambar 2 merupakan sebagian hasil pemotretan di Lapangan Pancasila dengan tampalan depan
hingga 80%. Kesalahan yang sering terjadi pada foto udara bersumber pada distorsi lensa kamera,
pembiasan atmosferik, lengkung bumi, kegagalan sumbu fidusial untuk berpotongan pada titik utama, dan
pengkerutan atau pengembangan material fotografik.
Praktikum Lapangan
Gambar 3 Beberapa komponen di dalam pesawat Gambar 4 Proses pemasangan komponen
Pesawat yang digunakan terdiri dari komponen baterai, auto pilot, rotor, dan kamera digital. Sebelum
menerbangkan pesawat, dilaksanakan pemasangan peralatan seperti kamera, kaca pelapis untuk melindungi
lensa kamera, dan beberapa komponen lainnya
Gambar 5 Tahap mengatur keseimbangan pesawat Gambar 6 Tahap Pemasangan Kamera
Pengaturan keseimbangan pesawat dilakukan untuk menyesuaikan dengan auto pilot. Kamera Canon
PowerShot SX260 HS yang telah disetting untuk memotret setiap detik dan diaktifkan GPSnya, dipasang ke
dalam pesawat. Setelah peralatan telah terpasang dilakukan beberapa kali percobaan terbang untuk
memastikan auto pilot telah terkoneksi dengan baik.
Pengolahan Foto Udara
Pada umumnya, gambar yang baik untuk titik kontrol foto harus memenuhi dua syarat, yaitu (1)
harus tajam, jelas, dan mudah dikenali pada semua foto, dan (2) harus terletak pada lokasi yang baik dalam
foto. Gambar untuk kontrol foto dipilih berdasarkan pengkajian foto dengan seksama. Pengkajian tersebut
termasuk penggunaan stereoskop untuk menjamin kejelasan pandangan stereoskopik. Persyaratan jumlah
titik kontrol dan letaknya yang optimum pada foto tergantung pada tujuan penggunaannya.
Gambar 7 Penentuan Ground Control Point
Nilai Ground Control Point dari citra satelit
1 432202.84 9141347.77 174
2 432182.70 9141335.85 174
3 432211.12 9141301.83 174.5
4 432176.87 9141224.44 172
5 432136.71 9141223.90 172
6 432288.61 9141292.94 175
7 432288.49 9141378.50 175
8 432137.61 9141281.03 173.5
1
2
3 4
5
6
7
8
Gambar 8 Ilustrasi timpalan pada foto dan arah terbang pesawat
Gambar 9 Lima lembar foto yang ditampalkan
1
2
Pengolahan Foto menggunakan Software Agisoft
(a) Membuat Geometri dengan tipe smooth (b) Membuat Geometri dengan Cloud Point
(c) Membuat tanda pada foto (d) Gambar setelah insert GCP
(e) Gambar setelah mengalami proses optimize (f) Gambar Proses eksport ke JPEG dengan tipe
mozaik dan di split
Hasil Pengolahan
Data Survey
Gambar 10 lokasi kamera dan overlap foto
Keterangan:
Number of images: 5 Camera stations: 5
Flying altitude: 6.16671e-008 m Tie-points: 21613
Ground resolution: 1.37603e-011 m/pix Projections: 56694
Coverage area: 3.58559e-021 sq km Error: 6.50561 pix
Gambar 10 menunjukkan besarnya overlap pada foto. Angka satu merupakan daerah yang tidak
overlap. Angka dua merupakan daerah yang overlap antara dua lembar foto. Angka tiga merupakan daerah
yang overlap antara tiga lembar foto. Angka empat merupakan daerah yang overlap antara empat lembar
foto, dan angka lima merupakan daerah yang overlap antara lima lembar foto. Dari luasan daerah yang
overlap, dapat dihitung persentase overlap foto hasil pemotretan.
Gambar 11 Lokasi kamera
Lingkaran merah dengan titik hitam di tengah merupakan posisi kamera ketika mengambil ke lima
foto tersebut, sedangkan 2.04891e-008m adalah resolusi efektif maksimum yang disesuaikan secara
otomatis oleh software.
Tabel besar kesalahan dalam menentukan Ground Control Point
Error pada pixel dapat disebabkan karena penentuan GCP di foto yang tidak tepat, atau GCP di
lapangan yang tidak akurat.
Gambar 12 Rekonstruksi Digital Elevation Model
Keterangan:
Resolution: 5.27241e-011 m/pix Point density: 6.21109e+020 points per sq m
Gambar rekonstruksi DEM menunjukkan daerah yang berwarna merah lebih tinggi dari derah
sekitarnya, sedangkan warna hijau merupakan daerah datar. Warna biru menunjukkan daerah yang kontras
lebih rendah dari sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, T. M., Kiefer, R. W., and Chipman, J. 2008, Remote Sensing and Image Interpretation, 6th
edition. New York: John Wiley and Sons.
Wolf, Paul, R., 1993. Element Of Photogrammetry, New York: McGraw-Hill.