LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH KELAUTAN
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH KELAUTAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kepulauan di Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi
(proses abrasi atau pengikisan pantai maupun proses akresi atau
pengendapan sedimen di pantai) yang berpengaruh kuat pada
pembentukan morfologi pantai maupun panjang garis pantai. Dengan
kondisi struktur tersebut , maka masalah lingkungan yang terjadi
di Indonesia yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu, dari
pegunungan sampai daerah pesisir, dari pedesaan ke daerah
perkotaan dengan skala yang berbeda – beda , dan bahaya alam yang
sebagian besar terkait dengan tanah air (Arief,2012).
Perairan laut adalah suatu lingkungan yang sangat dinamis.
Parameter-parameter fisis yang berpengaruh di laut seperti arus,
gelombang, angin, sinar matahari, gravitasi bulan dan matahari,
geologi laut, batimetri dasar laut, dan pola sedimentasi dari
daerah tangkapan hujan di daratan, akan mempengaruhi pola
penjalaran gelombang untuk sampai ke daratan. Pola penjalaran
gelombang nantinya akan menuju ke daratan dan akan memberikan
dampak untuk kawasan yang terkena langsung penjalaran gelombang
dari laut (Susiati,2008).
Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang
pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan
mangrove secara rutin degenangi oleh pasang air laut, maka
lingkungan hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air.
Vegetasi yang hidup di lingkungn salin baik lingkungan tersebutLAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 1
kering maupun basah, disebut halopita (halophytic)( Onrizal,2005).
1.2.Rumusan Masalah
Dari beberapa hal yang melatarbelakangi proses yang terdapat
di lautan untuk persebaran mangrove, kami mengemukakan rumusan
masalah : Bagaimana langkah mendeteksi wilayah Perairan Meru
Betiri, Jember – Jawa Timur yang memiliki persebaran mangrove yang
tinggi dengan melalui aplikasi software ERMapper dan ARCgis yang
telah di teliti oleh peneliti pada band yang berbeda – beda.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 2
1.3.Manfaat dan Tujuan
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian teknologi
penginderaan jauh dengan memakai data multitemporal citra satelit
Landsat digunakan untuk memonitoring persebaran Mangrove.
SedangkanTujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan
mahasiswa bagaimana penggunaan software Arcgis dan Memetakan
Persebaran Mangrove pada daerah Perairan Meru Betiri, Jember –
Jawa Timur.
1.4.Waktu dan Tempat
Pengambilan data dari citra satelit Landsat 8 dengan
mengunduh (downloading) di wilayah Perairan Meru Betiri, Jember –
Jawa Timur dilakukan pada tanggal 1 Mei 2014, dengan Data Satelit
Landsat pada tanggal 8 Februari 2013. Praktikum dilaksanakan
berturut – turut selama 4 minggu, setiap Hari Kamis. Praktikum
dimulai dari tanggal 1 Mei 2014 hingga 21 Mei 2014, pukul 10.40-
12.00 WIB.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Mangrove
Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang
pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan
mangrove secara rutin degenangi oleh pasang air laut, maka
lingkungan hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air.
Vegetasi yang hidup di lingkungn salin baik lingkungan tersebut
kering maupun basah, disebut halopita (halophytic)( Onrizal,2005).
Hutan mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan
tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk
produksi perikanan dan siklus unsur hara. Namun luas hutan
mangrove telah mengalami penurunan sampai 30–50% dalam setengah
abad terakhir ini karena pembangunan daerah pesisir, perluasan
pembangunan tambak dan penebangan yang berlebihan.1-4 Besarnya
emisi karbon akibat hilangnya mangrove masih belum diketahui
dengan jelas, sebagian karena kurangnya data berskala besar
tentang jumlah karbon yang tersimpan di dalam ekosistem ini,
khususnya di bawah permukaan (Donato,2012).
Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove
merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai
fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove
antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut,
habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground),
tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan
(spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur
iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 4
keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan
penghasil bibit(Rochana,2014).
2.2.Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan
informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara
langsung dengan obyek tersebut. Informasi diperoleh dengan cara
deteksi dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan
dimana obyek berada. Proses tersebut dilakukan dengan cara
perabaan atau perekaman energi yang dipantulkan atau dipancarkan,
memproses, menganalisa dan menerapkan informasi tersebut.
Informasi secara potensial tertangkap pada suatu ketinggian
melalui energi yang terbangun dari permukaan bumi, yang secara
detil didapatkan dari variasi-variasi spasial, spektral
(Landgrebe, 2003).
Penginderaan jauh berasal dari kata “remote sensing” memiliki
pengertian bahwa penginderaan jauh merupakansuatu ilmu dan seni
untuk memperoleh data dan informasi dari objek dipermukaan bumi
dengan menggunaka alat yang tidak berhubungan langsung dengan
objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer,1979).
Berdasarkan Lindgren (1985), penginderaan jauh merupakan
variasi teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis
informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan
bumi.Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penginderaan jauh terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek yang
diindera, sensor untuk merekam obyek dan gelombang elektronik yang
dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi. Interaksi dari
ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 5
selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis
obyek area ataupun fenomena yang ada.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 6
BAB III
METODOLOGI
3.1.Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum adalah sebagai berikut :
No. ALAT FUNGSI1 Laptop Perangkat keras yang digunakan
untuk mengolah data.
2 Colokan Sumber listrik.
3 Charger Perangkat keras yang disunakan
untuk mengisi baterai.
Tabel 1 . Alat yang digunakan.
Sedangkan Bahan yang digunakan dalam Praktikum adalah sebagai
berikut :
No. BAHAN FUNGSI1 Landsat 8 sebagai sumber data mentah
yang akan di olah.
2 Software ER
Mapper
untuk mengolah data yang
telah di download dari
landsat 8 dari format tiff ke
dalam ers.
3 Software ArcGis sebagai perangkat lunak
lanjutan untuk klasifikasi
citra dan layouting peta.
Tabel 2 . Bahan yang digunakan.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 7
3.2.Sumber Data
USGS (United State Geologi Survey) merupakan suatu fasilitas
untuk mendownload data citra satelit landsat. USGS ini menyediakan
citra gratis dengan kualitas/kuantitas yang baik. Mengapa harus
mendownload pada USGS, karena system koordinat path/row citra
landsat diberikan secara otomatis dan hasil download (bentuk
kompresan zip/rar) lengkap untuk keseluruhan band yang terdapat
dalam cira tersebut. Namun kelemahanya adalah kapasitas download
yang besar dan hasil downloadnya satu kesatuan besar (keseluruhan
band dan komponen – komponenya).
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 8
Download Citra Landsat 8
Ekstraksike GEOTIF
CROPPING
KompositeWarna
DigitasiLayoutingHasil
Stack Layer
3.3.Skema Kerja
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengolahan Mangrove Citra Satelit Landsat 8
Pada praktikum penginderaan jarak jauh ini, data citra
landsat 8 didownload pada situs United Geologi Survey (USGS).
Sebelum mendownload data sebaiknya meng-upgrade aplikasi Java yang
ada pada komputer dan membuat akun pada situs tersebut. Setelah
itu masuk ke halaman utama yaitu . Jika sudah memiliki koordinat
wilayah yang akan diidentifikasi persebaran Mangrovenya, maka
langsung saja memasukkannya pada kolom latitude/longitude dan
kolom path/row. Lalu memilih data informasi waktu yang ada pada
data range, lalu pilih data set dan pilih Landsat Archive dan beri
centang pada L8 OLI/TIRS. Kemudian klik pada result, hasilnya akan
muncul beberapa data yang bisa didownload, pilihlah yang tutupan
awannya paling sedikit. Klik pada gambar download lalu pilih data
dengan format Geotiff.
4.2. Penggabungan dan Pengolahan data citra landsat (stack layer)
File data citra yang telah tersimpan dalam file yang
terpisah-pisah berdasarkan band-nya masing-masing. Sebelum diolah,
data tersebut harus digabungkan dengan menggunakan aplikasi
Ermapper. Langkah pertama adalah buka software ERMapper kemudian
klik file lalu Open , kemudian pada kotak dialog algoritma klik
kanan pilih algoritma. Kemudian akan muncul lembar algoritma untuk
pengelolahan data. Data yang telah dibuka di copy sebanyak 6 kali,
pada masing – masing pseudo layer di ubah namanya menjadi Band
1,2,3,4,5, dan 7. Setelah menduplikat masing – masing duplikasi di
isi Band sesuai dengan namanya. Setelah selesai klik file save as,
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 10
simpan dalam format Ers, dan pada null value isi angka 0 dan yang
lainnya biarkan default.
4.3.Pemotongan Hasil Pengolahan data satelit Landsat
Cropping adalah suatu kegiatan memotong citra yang tujuannya
adalah untuk memilih wilayah atau area yang diinginkan dan
memperkecil ukuran file dari citra, sehingga pemrosesan data
menjadi lebih ringan dan lebih focus dalam penelitian pada daerah
yang diteliti dengan menggunakan aplikasi ErMapper.
Langkah yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data
gabungan dari proses duplikasi sebelumnya. Selanjutnya perbesar
gambar dengan menarik ujung – ujungnya, setelah itu klik kanan
pada gambar quick zoom pilih zoom all data set. Kemudian perbesar
daerah yang akan di olah perbesaran data mangrovenya , setelah itu
pada kotak dialog algoritma untuk pengisian RGB untuk blue = band
5 , untu red=band 7 , untuk green = band 4 kemudian data disimpan
dalam bentuk format tiff.
4.4. Proses Digitasi
Proses digitasi dilakukan dengan menggunakan software
ARCgis , langkah pertama yang dilakukan adalah membuka software
Arcgis kemudian add data yang telah di olah di ermapper dalam
format tiff. Kemudian klik kanan pada layer data tiff tersebut
pilih properties, pilih menu Statistics dengan From Current
Display Extent. Klik OK.
Setelah itu buka arc catalog, pada content klik kanan, new
shapefile, pada kolom name isi mangrove dan pada kolom type pilih
polygon , kemudian klik select, untuk menentukan koordinatnya,
pilih WGS84, Kemudian klik OK. Lakukan hal yang sama untuk darat =
polygon , sungai = polyline, dan hutan = polygon. Kemudian buka
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 11
hasil arc catalog dengan klik add lalu tambahkan hasil arc katalog
tersebut. Kemudian mulai digitasi dengan mengklik start editing ,
lalu pilih shapefile yang akan didigitasi missal mangrove.
4.5. Layouting
Layouting adalah langkah yang dilakukan untuk menampilkan
hasil akhir dari pengolahan data citra dalam bentuk peta lengkap
beserta judul, symbol, skala, arah mata angin, sumber tahun, dan
nama pembuat. Layouting ini bisa di lakukan pada aplikasi software
Arcgis. Kemudian untuk hasil akhirnya dapat disimpan dalam fprmat
gambar JPEG.
4.6. Perhitungan Persebaran Luas Mangrove
Hal ini dilakukan untuk mengetahui persebaran mangrove pada
daerah yang kita kelola. Langkah pertama yang dilakukan adalah
klik kanan pada layer Mangrove . pilih open atribut Table, setelah
itu pilih option , add field maka akan muncul luas mangrove.
Setelah itu klik table luas mangrove, klik kanan pilih calculate
geometry maka akan muncul angka persebaran luas mangrove. Untuk
penyimpanan pilih option , export file, save. Setelah disimpan
buka MS.excel untuk menghitung jumlah persebaran luas mangrove.
Dengan Rumus =Sum(……). Lalu simpan data.
4.7. Hasil
Dari hasil pengelolahan data mangrove pada proses digitasi
dan layouting diperoleh gambar seperti berikut:
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 12
Gambar 1 . Pemetaaan Persebaran Mangrove
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa persebaran
mangrove pada daerah Perairan Meru Betiri, Jember – Jawa Timur
cukup banyak terutama pada Pulau Kabaena.
Tabel 3 . Luas Persebaran Mangrove (Excel)
Gambar di atas menunjukkan beresbaran luas mangrove, jumlah
total luas persebaran mangruf di hitung dengan menggunakan rumus
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 13
=sum(B2:B12) , sehingga diperoleh jumlah luasnya = 15418211.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang
pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Dari gambar persebaran mangrove hasil digitasi dan
perhitungan luasan mangrove di excel, jumlah total mangrove
sebanyak 15418211.
Penginderaan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan
untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang
dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi.
Penginderaan jauh terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek
yang diindera, sensor untuk merekam obyek dan gelombang
elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan
bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data
penginderaan jauh yang selanjutnya melalui proses
interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun
fenomena yang ada.
5.2. Saran
Saran yang diberikan kepada praktikum Penginderaan jauh
materi pemetaan persebaran Mangrove adalah waktu asistensi yang
kurang efisien sehingga praktikan kres dengan jadwal lain. Selain
itu pengenalan terhadap rumus dasar kurang dimengerti oleh
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 15
sebagian besar mahasiswa. Demikian serangkaian laporan proses
praktikum ini berlangsung, semoga bermanfaat. Amin.
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Arief, muchlisin. 2012. Pemetaan padatan Tersuspensi menggunakan
data satelit landsat ( studikasus teluk samangka). Penelitian
pusat Pemanfaatan Penginderaanjauh..
Donato. 2012. Mangrove adalah salah satu hutan terkaya karbon di
kawasan tropis. Brief.
Landgrebe. 2003. Signal Theory Methods In Multispectral Remote Sensing. John
Willey & Sons Inc.. New Jersey.
Onrizal. 2005. Adaptasi mangrove pada lingkungan salin dan jenuh.
Jurusan kehutanan , Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra
Utara (USU).
Rochana.2014. Ekosistem Mangrove Dan Pengelolaannya Di Indonesia.
P.31600021/Spl
Saripin, Ipin.2003. Identifikasi Penggunaan lahan dengan
menggunakan citra landsat the matic mapper. Buletin Tehnik
Pertanian Vol 8.No:2.
Susiati, Heni. 2008. studi awal pemanfaatan citra satelit untuk
identifikasi distribusi sedimen diperairan semenanjung muria
pusat pengembangan energy nuklir. Batan .
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 17