LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH KELAUTAN

17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kepulauan di Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi (proses abrasi atau pengikisan pantai maupun proses akresi atau pengendapan sedimen di pantai) yang berpengaruh kuat pada pembentukan morfologi pantai maupun panjang garis pantai. Dengan kondisi struktur tersebut , maka masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu, dari pegunungan sampai daerah pesisir, dari pedesaan ke daerah perkotaan dengan skala yang berbeda – beda , dan bahaya alam yang sebagian besar terkait dengan tanah air (Arief,2012). Perairan laut adalah suatu lingkungan yang sangat dinamis. Parameter-parameter fisis yang berpengaruh di laut seperti arus, gelombang, angin, sinar matahari, gravitasi bulan dan matahari, geologi laut, batimetri dasar laut, dan pola sedimentasi dari daerah tangkapan hujan di daratan, akan mempengaruhi pola penjalaran gelombang untuk sampai ke daratan. Pola penjalaran gelombang nantinya akan menuju ke daratan dan akan memberikan dampak untuk kawasan yang terkena langsung penjalaran gelombang dari laut (Susiati,2008). Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan mangrove secara rutin degenangi oleh pasang air laut, maka lingkungan hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air. Vegetasi yang hidup di lingkungn salin baik lingkungan tersebut LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 1

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH KELAUTAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kepulauan di Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi

(proses abrasi atau pengikisan pantai maupun proses akresi atau

pengendapan sedimen di pantai) yang berpengaruh kuat pada

pembentukan morfologi pantai maupun panjang garis pantai. Dengan

kondisi struktur tersebut , maka masalah lingkungan yang terjadi

di Indonesia yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu, dari

pegunungan sampai daerah pesisir, dari pedesaan ke daerah

perkotaan dengan skala yang berbeda – beda , dan bahaya alam yang

sebagian besar terkait dengan tanah air (Arief,2012).

Perairan laut adalah suatu lingkungan yang sangat dinamis.

Parameter-parameter fisis yang berpengaruh di laut seperti arus,

gelombang, angin, sinar matahari, gravitasi bulan dan matahari,

geologi laut, batimetri dasar laut, dan pola sedimentasi dari

daerah tangkapan hujan di daratan, akan mempengaruhi pola

penjalaran gelombang untuk sampai ke daratan. Pola penjalaran

gelombang nantinya akan menuju ke daratan dan akan memberikan

dampak untuk kawasan yang terkena langsung penjalaran gelombang

dari laut (Susiati,2008).

Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang

pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan

mangrove secara rutin degenangi oleh pasang air laut, maka

lingkungan hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air.

Vegetasi yang hidup di lingkungn salin baik lingkungan tersebutLAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 1

kering maupun basah, disebut halopita (halophytic)( Onrizal,2005).

1.2.Rumusan Masalah

Dari beberapa hal yang melatarbelakangi proses yang terdapat

di lautan untuk persebaran mangrove, kami mengemukakan rumusan

masalah : Bagaimana langkah mendeteksi wilayah Perairan Meru

Betiri, Jember – Jawa Timur yang memiliki persebaran mangrove yang

tinggi dengan melalui aplikasi software ERMapper dan ARCgis yang

telah di teliti oleh peneliti pada band yang berbeda – beda.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 2

1.3.Manfaat dan Tujuan

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian teknologi

penginderaan jauh dengan memakai data multitemporal citra satelit

Landsat digunakan untuk memonitoring persebaran Mangrove.

SedangkanTujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan

mahasiswa bagaimana penggunaan software Arcgis dan Memetakan

Persebaran Mangrove pada daerah Perairan Meru Betiri, Jember –

Jawa Timur.

1.4.Waktu dan Tempat

Pengambilan data dari citra satelit Landsat 8 dengan

mengunduh (downloading) di wilayah Perairan Meru Betiri, Jember –

Jawa Timur dilakukan pada tanggal 1 Mei 2014, dengan Data Satelit

Landsat pada tanggal 8 Februari 2013. Praktikum dilaksanakan

berturut – turut selama 4 minggu, setiap Hari Kamis. Praktikum

dimulai dari tanggal 1 Mei 2014 hingga 21 Mei 2014, pukul 10.40-

12.00 WIB.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Mangrove

Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang

pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh karena kawasan hutan

mangrove secara rutin degenangi oleh pasang air laut, maka

lingkungan hutan mangrove bersifat salin dan tanahnya jenuh air.

Vegetasi yang hidup di lingkungn salin baik lingkungan tersebut

kering maupun basah, disebut halopita (halophytic)( Onrizal,2005).

Hutan mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan

tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk

produksi perikanan dan siklus unsur hara. Namun luas hutan

mangrove telah mengalami penurunan sampai 30–50% dalam setengah

abad terakhir ini karena pembangunan daerah pesisir, perluasan

pembangunan tambak dan penebangan yang berlebihan.1-4 Besarnya

emisi karbon akibat hilangnya mangrove masih belum diketahui

dengan jelas, sebagian karena kurangnya data berskala besar

tentang jumlah karbon yang tersimpan di dalam ekosistem ini,

khususnya di bawah permukaan (Donato,2012).

Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove

merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai

fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove

antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut,

habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground),

tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan

(spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur

iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 4

keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan

penghasil bibit(Rochana,2014).

2.2.Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan

informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara

langsung dengan obyek tersebut. Informasi diperoleh dengan cara

deteksi dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan

dimana obyek berada. Proses tersebut dilakukan dengan cara

perabaan atau perekaman energi yang dipantulkan atau dipancarkan,

memproses, menganalisa dan menerapkan informasi tersebut.

Informasi secara potensial tertangkap pada suatu ketinggian

melalui energi yang terbangun dari permukaan bumi, yang secara

detil didapatkan dari variasi-variasi spasial, spektral

(Landgrebe, 2003).

Penginderaan jauh berasal dari kata “remote sensing” memiliki

pengertian bahwa penginderaan jauh merupakansuatu ilmu dan seni

untuk memperoleh data dan informasi dari objek dipermukaan bumi

dengan menggunaka alat yang tidak berhubungan langsung dengan

objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer,1979).

Berdasarkan Lindgren (1985), penginderaan jauh merupakan

variasi teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis

informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi

elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan

bumi.Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

penginderaan jauh terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek yang

diindera, sensor untuk merekam obyek dan gelombang elektronik yang

dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi. Interaksi dari

ketika komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 5

selanjutnya melalui proses interpretasi dapat diketahui jenis

obyek area ataupun fenomena yang ada.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 6

BAB III

METODOLOGI

3.1.Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam Praktikum adalah sebagai berikut :

No. ALAT FUNGSI1 Laptop Perangkat keras yang digunakan

untuk mengolah data.

2 Colokan Sumber listrik.

3 Charger Perangkat keras yang disunakan

untuk mengisi baterai.

Tabel 1 . Alat yang digunakan.

Sedangkan Bahan yang digunakan dalam Praktikum adalah sebagai

berikut :

No. BAHAN FUNGSI1 Landsat 8 sebagai sumber data mentah

yang akan di olah.

2 Software ER

Mapper

untuk mengolah data yang

telah di download dari

landsat 8 dari format tiff ke

dalam ers.

3 Software ArcGis sebagai perangkat lunak

lanjutan untuk klasifikasi

citra dan layouting peta.

Tabel 2 . Bahan yang digunakan.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 7

3.2.Sumber Data

USGS (United State Geologi Survey) merupakan suatu fasilitas

untuk mendownload data citra satelit landsat. USGS ini menyediakan

citra gratis dengan kualitas/kuantitas yang baik. Mengapa harus

mendownload pada USGS, karena system koordinat path/row citra

landsat diberikan secara otomatis dan hasil download (bentuk

kompresan zip/rar) lengkap untuk keseluruhan band yang terdapat

dalam cira tersebut. Namun kelemahanya adalah kapasitas download

yang besar dan hasil downloadnya satu kesatuan besar (keseluruhan

band dan komponen – komponenya).

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 8

Download Citra Landsat 8

Ekstraksike GEOTIF

CROPPING

KompositeWarna

DigitasiLayoutingHasil

Stack Layer

3.3.Skema Kerja

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Pengolahan Mangrove Citra Satelit Landsat 8

Pada praktikum penginderaan jarak jauh ini, data citra

landsat 8 didownload pada situs United Geologi Survey (USGS).

Sebelum mendownload data sebaiknya meng-upgrade aplikasi Java yang

ada pada komputer dan membuat akun pada situs tersebut. Setelah

itu masuk ke halaman utama yaitu . Jika sudah memiliki koordinat

wilayah yang akan diidentifikasi persebaran Mangrovenya, maka

langsung saja memasukkannya pada kolom latitude/longitude dan

kolom path/row. Lalu memilih data informasi waktu yang ada pada

data range, lalu pilih data set dan pilih Landsat Archive dan beri

centang pada L8 OLI/TIRS. Kemudian klik pada result, hasilnya akan

muncul beberapa data yang bisa didownload, pilihlah yang tutupan

awannya paling sedikit. Klik pada gambar download lalu pilih data

dengan format Geotiff.

4.2. Penggabungan dan Pengolahan data citra landsat (stack layer)

File data citra yang telah tersimpan dalam file yang

terpisah-pisah berdasarkan band-nya masing-masing. Sebelum diolah,

data tersebut harus digabungkan dengan menggunakan aplikasi

Ermapper. Langkah pertama adalah buka software ERMapper kemudian

klik file lalu Open , kemudian pada kotak dialog algoritma klik

kanan pilih algoritma. Kemudian akan muncul lembar algoritma untuk

pengelolahan data. Data yang telah dibuka di copy sebanyak 6 kali,

pada masing – masing pseudo layer di ubah namanya menjadi Band

1,2,3,4,5, dan 7. Setelah menduplikat masing – masing duplikasi di

isi Band sesuai dengan namanya. Setelah selesai klik file save as,

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 10

simpan dalam format Ers, dan pada null value isi angka 0 dan yang

lainnya biarkan default.

4.3.Pemotongan Hasil Pengolahan data satelit Landsat

Cropping adalah suatu kegiatan memotong citra yang tujuannya

adalah untuk memilih wilayah atau area yang diinginkan dan

memperkecil ukuran file dari citra, sehingga pemrosesan data

menjadi lebih ringan dan lebih focus dalam penelitian pada daerah

yang diteliti dengan menggunakan aplikasi ErMapper.

Langkah yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data

gabungan dari proses duplikasi sebelumnya. Selanjutnya perbesar

gambar dengan menarik ujung – ujungnya, setelah itu klik kanan

pada gambar quick zoom pilih zoom all data set. Kemudian perbesar

daerah yang akan di olah perbesaran data mangrovenya , setelah itu

pada kotak dialog algoritma untuk pengisian RGB untuk blue = band

5 , untu red=band 7 , untuk green = band 4 kemudian data disimpan

dalam bentuk format tiff.

4.4. Proses Digitasi

Proses digitasi dilakukan dengan menggunakan software

ARCgis , langkah pertama yang dilakukan adalah membuka software

Arcgis kemudian add data yang telah di olah di ermapper dalam

format tiff. Kemudian klik kanan pada layer data tiff tersebut

pilih properties, pilih menu Statistics dengan From Current

Display Extent. Klik OK.

Setelah itu buka arc catalog, pada content klik kanan, new

shapefile, pada kolom name isi mangrove dan pada kolom type pilih

polygon , kemudian klik select, untuk menentukan koordinatnya,

pilih WGS84, Kemudian klik OK. Lakukan hal yang sama untuk darat =

polygon , sungai = polyline, dan hutan = polygon. Kemudian buka

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 11

hasil arc catalog dengan klik add lalu tambahkan hasil arc katalog

tersebut. Kemudian mulai digitasi dengan mengklik start editing ,

lalu pilih shapefile yang akan didigitasi missal mangrove.

4.5. Layouting

Layouting adalah langkah yang dilakukan untuk menampilkan

hasil akhir dari pengolahan data citra dalam bentuk peta lengkap

beserta judul, symbol, skala, arah mata angin, sumber tahun, dan

nama pembuat. Layouting ini bisa di lakukan pada aplikasi software

Arcgis. Kemudian untuk hasil akhirnya dapat disimpan dalam fprmat

gambar JPEG.

4.6. Perhitungan Persebaran Luas Mangrove

Hal ini dilakukan untuk mengetahui persebaran mangrove pada

daerah yang kita kelola. Langkah pertama yang dilakukan adalah

klik kanan pada layer Mangrove . pilih open atribut Table, setelah

itu pilih option , add field maka akan muncul luas mangrove.

Setelah itu klik table luas mangrove, klik kanan pilih calculate

geometry maka akan muncul angka persebaran luas mangrove. Untuk

penyimpanan pilih option , export file, save. Setelah disimpan

buka MS.excel untuk menghitung jumlah persebaran luas mangrove.

Dengan Rumus =Sum(……). Lalu simpan data.

4.7. Hasil

Dari hasil pengelolahan data mangrove pada proses digitasi

dan layouting diperoleh gambar seperti berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 12

Gambar 1 . Pemetaaan Persebaran Mangrove

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa persebaran

mangrove pada daerah Perairan Meru Betiri, Jember – Jawa Timur

cukup banyak terutama pada Pulau Kabaena.

Tabel 3 . Luas Persebaran Mangrove (Excel)

Gambar di atas menunjukkan beresbaran luas mangrove, jumlah

total luas persebaran mangruf di hitung dengan menggunakan rumus

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 13

=sum(B2:B12) , sehingga diperoleh jumlah luasnya = 15418211.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 14

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Mangrove merupakan formasi hutan yang tumbuh dan berkembang

pada daerah landai di muara sungai, dan pesisir pantai yang

dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Dari gambar persebaran mangrove hasil digitasi dan

perhitungan luasan mangrove di excel, jumlah total mangrove

sebanyak 15418211.

Penginderaan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan

untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.

Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang

dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi.

Penginderaan jauh terdiri atas 3 komponen utama yaitu obyek

yang diindera, sensor untuk merekam obyek dan gelombang

elektronik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan

bumi. Interaksi dari ketika komponen ini menghasilkan data

penginderaan jauh yang selanjutnya melalui proses

interpretasi dapat diketahui jenis obyek area ataupun

fenomena yang ada.

5.2. Saran

Saran yang diberikan kepada praktikum Penginderaan jauh

materi pemetaan persebaran Mangrove adalah waktu asistensi yang

kurang efisien sehingga praktikan kres dengan jadwal lain. Selain

itu pengenalan terhadap rumus dasar kurang dimengerti oleh

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 15

sebagian besar mahasiswa. Demikian serangkaian laporan proses

praktikum ini berlangsung, semoga bermanfaat. Amin.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 16

DAFTAR PUSTAKA

Arief, muchlisin. 2012. Pemetaan padatan Tersuspensi menggunakan

data satelit landsat ( studikasus teluk samangka). Penelitian

pusat Pemanfaatan Penginderaanjauh..

Donato. 2012. Mangrove adalah salah satu hutan terkaya karbon di

kawasan tropis. Brief.

Landgrebe. 2003. Signal Theory Methods In Multispectral Remote Sensing. John

Willey & Sons Inc.. New Jersey.

Onrizal. 2005. Adaptasi mangrove pada lingkungan salin dan jenuh.

Jurusan kehutanan , Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra

Utara (USU).

Rochana.2014. Ekosistem Mangrove Dan Pengelolaannya Di Indonesia.

P.31600021/Spl

Saripin, Ipin.2003. Identifikasi Penggunaan lahan dengan

menggunakan citra landsat the matic mapper. Buletin Tehnik

Pertanian Vol 8.No:2.

Susiati, Heni. 2008. studi awal pemanfaatan citra satelit untuk

identifikasi distribusi sedimen diperairan semenanjung muria

pusat pengembangan energy nuklir. Batan .

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN Page 17