Keluarga Binaan Diare

Post on 12-Dec-2015

34 views 4 download

description

kelurga

Transcript of Keluarga Binaan Diare

ILMU KESEHATAN MASYARAKATLAPORAN KELUARGA BINAAN

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

LAILI KHAIRANIH1A 007 033

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMPUSKESMAS NARMADA

2013

Data Pasien dalam Keluarga Binaan

Identitas Anggota Keluarga

Ikhtisar Keluarga By. S

Data Pelayanan Pasien

Anamnesis

• Keluhan utama: • Mencret • Riwayat perjalanan penyakit sekarang• Pasien dikeluhkan mengalami mencret sejak pagi, pukul

07.00 WITA. Mencret dikeluhkan dengan frekuensi > 10 kali, dengan konsistensi cair tanpa ampas. Keluhan mencret tidak disertai dengan ledir dan darah. Sejak timbulnya mencret pasien dikeluhkan semakin lemas dan tampak kehausan sehingga pasien banyak minum susu dan air putih. Keluhan demam disangkal oleh ibu pasien. Keluhan mual (-), muntah (-). BAK normal dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari.

• Riwayat penyakit dahulu• Ibu pasien mengaku anaknya belum pernah

mengalami hal seperti ini sebelumnya, dan baru kali ini diare seperti ini.

• Riwayat penyakit keluarga• Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang

mengalami keluhan mencret seperti pasien saat ini. Riwayat penyakit lain dalam keluarga disangkal.

• Riwayat pengobatan• Pasien belum diberikan obat apapun oleh ibunya,

hanya diberikan banyak minum di rumah saja.

• Riwayat Kehamilan, dan Persalinan• Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan

kehamilan yang ketiga. Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini mempunyai 2 orang anak laki-laki. S

• selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada dengan berat lahir 2500 gram.

• Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-).

Riwayat Nutrisi: Pasien sejak usia 4 bulan sudah diberikan minum susu

SGM, dikarenakan pasien pisah dengan ibu kandungnya. Sejak umur 6 bulan pasien mulai diberikan bubur dan

makanan yang lunak. Dan saat ini selain minum susu SGM, pasien sudah diberikan makan nasi.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : SedangKesadaran : CMTanda vital :

HR : 110 x/menit, irama teratur,kuat angkatRR : 28 x/menitt : 37,0 oCBB : 8,5 kgPB : 70 cmStatus gizi : BB/U : -2 SD sd +2 SD (gizi baik)

PB/U : -2 SD s/d +2 SD (Normal) BB/PB: -2SD sd +2 SD (normal)

Status General :Kepala :

– Ekspresi wajah : normal, Bentuk dan ukuran : normal, Rambut : normal, Udema (-), Malar rash (-), Parese N VII (-)

• Mata :– Simetris, Alis : normal, Exopthalmus (-), Ptosis (-), Nystagmus

(-), Strabismus (-), Udema palpebra (-), Mata cowong :-/-, Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-), Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-), Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-), Kornea : normal, Lensa : normal, katarak (-)

• Telinga :– Bentuk : normal, Lubang telinga : normal, secret (-), Nyeri

tekan (-)• Hidung :

– Simetris, deviasi septum (-), Perdarahan (-), secret (-), Pernafasan cuping hidung (-)

• Mulut :–Simetris, Bibir : sianosis (-), Gusi : hiperemia

(-), perdarahan (-), Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-)

• Leher :–Simetris (-), Kaku kuduk (-), Scrofuloderma

(-), Pemb.KGB (-), Trakea : ditengah, JVP : normal, Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-), Pembesaran thyroid (-)

Thorax Cor:• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak• Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra• Perkusi : redup (+)• Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo:• Inspeksi : Bentuk simetris ,Pergerakan simetris, Iga dan sela iga : retraksi (-),

penggunaan otot bantu intercostal (-), Pelebaran sela iga (–), Pernafasan : frekuensi 28 x/menit, teratur

• Palpasi : Pergerakan simetris, Fremitus raba dan vokal simetris, Provokasi nyeri (–)

• Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru, Nyeri ketok (–)• Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, Suara tambahan rhonki -/-, Suara

tambahan wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)

Auskultas i:Peristaltik usus : meningkatPalpasi : Turgor : normal, Tonus : normal, Nyeri

tekan (-), Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba, Ginjal : tidak teraba

Perkusi : suara timpani

Ekstremitas

• Akral hangat : +/+• Kulit normal• Deformitas : (-)• Sendi : dbn• Edema: (-/-)• Sianosis : (-)• Kekuatan-tenaga : normal

Diagnosis Kerja

• Diare Akut tanpa dehidrasi

Tatalaksana

• Oralit 1 x tiap kali BAB• Zink 1 x 1 tab• Paracetamol syr. 4x3/4 cth k/p

KIE

• Pasien akan belum perlu dirawat inap karena kondisinya masih baik dan derajat kekurangan cairannya masih ringan. Namun, jika ada tanda-tanda seperti : BAB semakin sering, muntah berulang, panas tinggi, kejang, penurunan kesadaran, tidak mau makan dan minum, tidak membaik dalam 2 hari dan keadaan anak lemah agar segera bawa kembali anak ke petugas kesehatan.

• Pasien sebaiknya istirahat dan diberikan banyak minum serta minum obat secara teratur.

• Ibu pasien dinasehati agar memberikan oralit kepada anaknya dengan cara sedikit-sedikit tapi sering

• Ibu pasien dijelaskan cara pemberian Zink pada anak, dengan mengencerkannya menggunakan air ± ½ gelas, dan diminumkan pada pasien sekali sehari serat diberikan selama 10 hari walaupun diare pada anak sudah berhenti/sembuh.

• Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehatAgar ibu mengajari anaknya agar tidak bermain di tanah.Agar ibu merebus/merendam botol dot didalam air mendidih setiap kali selesai digunakan.Agar ibu membiasakan diri mencuci tangan sebelum menyuapi anak.Agar ibu mencuci tangan sebelum menghidangkan makanan Agar makanan yang dihidangkan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat

• Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan demi mencegah kembali terjadinya penyakit diare.

Kondisi Faktor Resiko Lingkungan, Sosial, Ekonomi

Teras Depan Rumah

Ruang tamu dan ruang keluarga

Ruang Keluarga

Gudang

Dapur dan Ruang makan

Kamar Mandi

Sosial Ekonomi• Tn. I bekerja sebagai tukang listrik dan petani, ditambah dengan Tn. A

yang bekerja sebagai pedagang kios dengan penghasilan bersih kurang lebih sebesar Rp. 1.000.000,- s/d 1.500.000 ,- perbulan. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Tn. I biasanya memperbaiki listrik atau memasang listrik apabila ada proyek, namun jika tidak ada proyek tersebut Tn.I bekerja disawah. Ny. A selain berjualan di kios rumahnya, berjualan pula di SD di pagi harinya. Untuk sarana transportasi Ny. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian. Dan untuk Iq. A sarana transportasi menggunakan ojek atau terkadang diantar jemput oleh suaminya.

• Ibu pasien biasanya mencuci peralatan bekas memasak dan alat-alat rumah tangga lainnya di luar rumahnya. Dan ibu pasien biasanya hanya mencuci biasa dot pasien dan apabila direndam, hanya menggunakan air hangat saja. Serta ibu memiliki kebiasaan yang jarang cuci tangan menggunakan sabun setiap kali mempersiapkan makanan atau menyuapi pasien saat makan, ibu pasien hanya sekedar membasahi tangannya dengan air saja.

Masalah Kesehatan Keluarga Binaan

Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

Masalah Dalam Keluarga• Nilai Stress Dalam keluarga inti yang tinggal bersama pasien

hanyalah kedua orang tuanya dan nenek pasien. Sehingga didalam rumah tidak terlalu sempit. Namun dalam keluarga besar dari Pq. W yang memiliki 8 orang anak yang tinggalnya berjauhan, dan bahkan ada yang kerja sebagai TKI. Hal tersebut yang mengusik fikiran nenek pasien, sehingga nenek mengeluhkan sulit tidur. Ketika Ny. A berjualan di rumah By. S (Pasien) dijaga oleh neneknya. Dikarenakan stress pada nenek sehingga ketika ibu pasien pergi berjualan, nenek tidak terlalu memperhatikan apa saja yang dimainkan oleh pasien dan yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Ketika bermain nenek mengaku sangat sulit menjaga By. S sehingga terkadang nenek membiarkannya untuk bermain dengan benda apapun disekitarnya.

• Nilai Fungsi berdasarkan fungsi keluarga menurut WHO yaitu fungsi biologis, memelihara dan merawat anggota keluarga. Dalam keluarga ini dikarenakan keseharinnya pasien sering bersama neneknya yang terkadang tidak memperhatikan hal-hal yang dilakukan pasien, sehingga dimungkinkan karena hal tersebut sebagai faktor resiko terjadinya diare.Selain itu pada usia pasien saat ini, normalnya dalam fase oral sehingga pasien akan selalu memasukkan kedalam mulutnya segala sesuatu yang dipegangnya. Dan hal tersebut dimungkinkan pula menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare.

• Nilai Lingkungan bersadarkan lingkungan disekitar rumah pasien, terdapat kandang ayam milik tetangga dan ayam-ayam tersebut dibiarkan lepas disekitar rumah. Rumah tetangga pasien tidak bersekat (satu halaman) dengan rumah pasien. Hal tersebut menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare pada pasien, dimana pada usia saat ini pasien aktif bermain sehingga sering memegang barang-barang sembarangan dan memasukkannya ke dalam mulut.

• Pemecahan Masalah Didalam keluarga tersebut yang mengambil keputusan suatu tindakan adalah ayah pasien. Ayah pasien yang menetapkan pasien harus segera dibawa ke Puskesmas untuk langsung diberikan penanganan awal diare.

• Perilaku Kesehatan Keluarga Didalam keluarga tersebut masih belum membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun setiap kali untuk menyiapkan/menghidangkan makanan, tangan hanya dicuci dengan air saja tanpa menggunakan sabun. Selain itu pada keluarga pasien tersebut membebaskan pasien untuk bermain-main sembarangan ditempat yang kotor, ditambah lagi pada usia 11 bulan pasien masih dalam fase oral dimana pasien cenderung memasukkan benda yang dipegangnya ke dalam mulutnya. Sehingga kuman mudah masuk dari benda-benda yang dipegangnya yang menjadi faktor resiko terjadinya diare.

• Nilai Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan Keluarga pasien selalu memeriksakan anggota keluarga langsung ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota keluarga dalam keadaan kurang sehat. Ketika timbul gejala-gejala awal keluarga pasien biasa membeli obat di kios-kios terdekat, namun stelah beberapa hari dirasakan tidak ada perbaikan maka akan langsung dibawa ke pelayanan kesehatan, baik itu di Polindes ataupun langsung ke Puskesmas.

• Peran Dokter Keluarga dalam Intervensi Keluarga didalam keluarga ini peran seorang dokter keluarga yaitu memberikan tatalaksana awal pada pasien diare. Dan diberikan KIE mengenai faktor-faktor resiko untuk terjadinya diare dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan anggota keluarga agar diare tidak terjadi berulang. Selain itu peran dokter keluarga juga untuk memberikan KIE gaya hidup sehat agar anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit. Serta memberikan informasi kepada keluarga apabila mengalami sakit, maka segera dibawa untuk berobat.

Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Kesimpulan Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien• Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan

Pembina.• Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap

anggota keluarga.Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien• Pada saat ini pasien dalam fase oral dimana selalu memasukkan benda-

benda yang dipegangnya ke dalam mulut. Bagi ibu pasien dan nenek pasien sangat sulit menjaganya agar tidak memasukkan barang kemulutnya.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya• Edukasi kepada pasien untuk mencegah hal-hal yang akan menjadi faktor

resiko untuk terjadinya diare kembali.• Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan

memperhatikan pola makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan untuk sakit.

Terima Kasih