Tugas Individu Keluarga Binaan

29
1 TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN BINAAN KELUARGA DISENTRI Oleh Radian Sesarmulya R. H1A 008 048 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM PUSKESMAS NARMADA 2013

description

Tugas Individu Keluarga Binaan

Transcript of Tugas Individu Keluarga Binaan

  • 1

    TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    LAPORAN BINAAN KELUARGA

    DISENTRI

    Oleh

    Radian Sesarmulya R.

    H1A 008 048

    DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

    BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

    PUSKESMAS NARMADA

    2013

  • 2

    A. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

    I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

    Tanggal 13 September 2013

    diisi oleh: Radian Sesarmulya R. (H1A008048)

    Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

    Pasien Keterangan

    Nama Ny. Hardania

    Umur / tgl. Lahir 35 tahun /

    Alamat Dusun Montor Gerimak Indah

    Kec. Narmada

    Jenis kelamin Perempuan

    Agama Islam

    Pendidikan SMA

    Kedatangan yang ke Pertama Ini merupakan kedatangan yang

    pertama

    Telah diobati

    sebelumnya

    Belum pernah diobati Di diagnosis mengalami

    penyakit disentri

    Alergi obat Tidak terdapat riwayat alergi

    Sistem pembayaran Jamkesmas

    Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. Dedi Irawan. Keluarga D.I

    merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas Tn. D sendiri, istrinya dan 1 orang

    anak. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan

    pertama:

    Tabel 1. Data identitas keluarga

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Dedi Irawan

    Kepala Keluarga/suami

    pasien

    Umur 27 tahun

    Alamat Dusun Montor Gerimak Indah

    Agama Islam

  • 3

    Pendidikan SMA

    Pekerjaan Di bagian telkom mataram

    Status Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Ny. Hardania Pasien

    Umur 35 tahun

    Alamat Dusun Montor Gerimak Indah

    Agama Islam

    Pendidikan SMA

    Pekerjaan IRT

    Status Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Reina Dewi Amelia Anak

    Umur 2 tahun 3 bulan

    Alamat Dusun Montor Gerimak Indah

    Agama Islam

    Pendidikan -

    Pekerjaan -

    Status -

    II. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

    Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan

    (Tanggal 16 Mei 2013) :

    No Nama

    Anggota

    Keluarga

    Usia BB Keluhan Status

    gizi

    TD Ket.

    1 Ny. Hadania 35 tahun BAB darah campur

    lendir

    baik 120/70

    2 Tn. Dedi I. 27 tahun - baik 120/80

    3 An. Reina D. 3 tahun - baik

  • 4

    III. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

    a. Anamnesis

    Keluhan utama: Mencret

    Riwayat penyakit sekarang

    Pasien datang ke poliklinik umum Puskesmas Narmada (Rabu, 11 September 2013)

    dengan keluhan buang air besar keluar darah bercampur lendir sejak 3 hari yang lalu.

    Frekuensi BAB 4 kali dalam sehari dnegan konsistensi cair (air>ampas). Oleh pengakuan

    sang Ibu cacing keluar saat pasien buang air besar. Awalnya anus pasien dirasakan sering

    gatal. Gatal terutama dirasakan pada malam hari, sehingga pasien terbangun dari tidurnya.

    Pasien tidak dikeluhkan demam dan batuk-pilek.

    Ibu pasien mengeluhkan BAB anaknya yang encer namun masih ada ampasnya.

    Dengan frekuensi 3-4 kali per hari, tidak ada darah dan lendir. BAK berwarna kuning jernih,

    nyeri saat BAK disangkal, frekuensi normal.

    Riwayat penyakit dahulu

    Pasien baru pertama kali menderita keluhan serupa. Riwayat penyakit diare usia 1

    tahun 2 bulan, dirawat di Puskesmas Narmada selama 2 hari. Riwayat penyakit asma, dan

    pneumonia disangkal.

    Riwayat penyakit keluarga

    Keluarga pasien tidak pernah menderita keluhan yang serupa. Riwayat penyakit diare

    pernah dialami bapak pasien beberapa bulan yang lalu. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes,

    asma disangkal.

    Riwayat pengobatan

    Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan untuk keluhanya saat ini. Pasien tidak

    pernah di opname di rumah sakit atau puskesmas sebelumnya.

    Riwayat alergi

  • 5

    Menurut Ibu pasien, pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat

    obatan.

    Riwayat nutrisi

    Saat ini pasien berusia 3 tahun, dan telah diberikan makanan seperti nasi, sayur, dan lauk

    yang sama dengan orang tuanya. Pasien juga masih minum susu formula. Nafsu makan

    pasien tetap.

    Perkembangan dan kepandaian

    Menurut pengakuan ibu, tidak ada gangguan perkembangan dan kepandaian pada anaknya,

    sampai sekarang pasien tumbuh seperti anak lainnya.

    Riwayat Imunisasi

    Menurut pengakuan ibunya, pasien telah mendapatkan imunisasi di posyandu sesuai jadwal

    yang ada.

    Riwayat Tumbuh dan Kembangan

    Tidak ada riwayat keterlambatan perkembangan

    b. Pemeriksaan Fisik

    Status Present (14 Mei 1013)

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    GCS : E4V5M6

    Nadi : 92 X/menit, kuat angkat, irama teratur

    Pernapasan : 25 X/menit

    Suhu : 37,3C

    BB : 15 kg

    TB: : 93 cm

    Lingkar kepala : 48 cm

  • 6

    Status gizi : baik

  • 7

    Status General

    Kepala :

    Ekspresi wajah: normal, Bentuk dan ukuran: bulat dan sedang, Edema (-), Malar rash (-),

    Nyeri tekan kepala (-).

    Mata :

    Bentuk: normal,Alis: normal,Bola mata: exopthalmus (-/-), anopthalmus (-/-),strabismus (-/-),

    Palpebra: edema (-/-), ptosis (-/-),

    Konjungtiva : anemia (-/-), Sklera : ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia (-/-),

    Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+),

    Lensa: tampak jernih.

    Telinga :

    Bentuk: normal, Lubang telinga: normal, sekret (-/-), Nyeri tekan (-/-).

    Hidung :

    Bentuk: simetris, deviasi septum (-), Napas cuping hidung (-), Perdarahan (-), sekret (-), Daya

    penciuman normal.

    Mulut :

    Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), edema (-), stomatitis (-),Gigi : lengkap, Gusi: hiperemia

    (-), edema (-), perdarahan (-), Mukosa: normal, Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-),

    Faring: hiperemia (-)

    Leher :

    Kaku kuduk (-), Pembesaran KGB (-), Trakea: di tengah, JVP: tidak meningkat, Pembesaran

    otot sternocleidomastoideus (-), Otot bantu nafas SCM tidak aktif , Pembesaran thyroid (-).

    Thorax :

    Cor:

    Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

    Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra

    Perkusi : -

    Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

    Pulmo:

    Inspeksi : Bentuk simetris

  • 8

    Pergerakan simetris

    Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-), Pelebaran sela iga ()

    Pernafasan : frekuensi 25 x/menit, teratur

    Palpasi : Pergerakan simetris

    Fremitus raba dan vokal simetris

    Provokasi nyeri ()

    Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

    Nyeri ketok ()

    Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+

    Suara tambahan rhonki -/-

    Suara tambahan wheezing -/-

    Abdomen :

    Inspeksi :

    Bentuk: distensi (-), Umbilicus: masuk merata, Permukaan Kulit : sikatrik (-), pucat (-),

    sianosis (-).

    Auskultasi : Bising usus (+) normal, Metallic sound (-), Bising aorta (-)

    Palpasi : Turgor dan tonus: normal, nyeri tekan epigastrium: (-), Hepar/Lien/Ren: ttb

    Perkusi : Timpani (+), Redup beralih (-), Nyeri ketok CVA: (-/-)

    Inguinal-genitalia-anus : Inspeksi tidak ditemukan kelainan

    Ekstremitas atas :Akral hangat : +/+

    Kulit normal

    Deformitas : (-)

    Sendi : dbn

    Edema: (-/-)

    Sianosis : (-)

    Kekuatan-tenaga : normal

    Ekstremitas bawah: Akral hangat : +/+

    Kulit normal

    Deformitas : (-)

    Sendi : dbn

    Edema : (-/-)

    Sianosis : (-)

  • 9

    B. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI,

    DAN BUDAYA KELUARGA

    a. Keadaan Lingkungan

    Keluarga Tn. H tinggal di dusun Lembuak Kebon, desa Lembuak, kecamatan Narmada,

    kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka sendiri

    sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 6 x 7 m dan menghadap ke arah Barat.

    Bangunan rumah beratapkan seng dan dan tidak memiliki plavon dengan lantai terbuat dari

    semen. Rumah berdinding tembok batako yang belum diplester. Rumah ini terdiri atas lima

    ruangan. Satu ruangan berfungsi sebagai kamar tidur, bagi semua anggota keluarga. Pada

    ruangan pertama, yang merupakan ruang tamu dengan ukaran 2 x 2 m. Ruang kedua

    merupakan ruang keluarga terdapat televisi yang selalu di tonton oleh keluarga ini. Lantai

    ruang keluarga ini ditutupi dengan tikar sehingga lebih nyaman digunakan untuk bersantai

    dan menonton TV. Ruangan ketiga adalah ruang tidur yang digunakan sebagai tempat tidur

    seluruh anggota keluarga dengan sebuah jendela dan ventilasi di dindingnya. Pasien dan

    anggota keluarga lainnya tidur di kasur dengan tidak ada dipan. Ruang keempat adalah dapur,

    yang terdapat sebuah jendela. Ruang kelima adalah ruang gudang yang juga sebagai ruangan

    yang dipersiapkan sebagai kamar mandi.

    Ruangan yang digunakan sebagai dapur sekaligus tempat menyimpan perabotan rumah

    tangga dilengkapi dengan ventilasi dan jendela di dinding sebelah utara. Ibu pasien memasak

    menggunakan kompor gas, menurut pasien memasak menggunakan bahan bakar gas elpiji

    lebih hemat dibandingkan harus menggunakan kompor minyak tanah. Untuk keperluan air

    minum sehari-hari, keluarga ini menggunakan air mineral yang dikemas dalam gallon, namun

    terkadang bila tidak tersedia, sumber air yang digunakan untuk keperluan minum yauti dari

    sumur.

    Rumah pasien ini belum dilengkapi dengan fasilitas MCK yang digunakan untuk untuk

    mandi, mencuci pakaian, dan buang air kecil. Untuk keperluan MCK, keluarga Tn. Haerul

    masih menggunakan Kamar mandi nenek pasien di rumah sebelah. Kamar mandi tersebut

    terdapat di dalam rumah nenek pasien. Sumber air sehari-hari untuk keperluan mencuci dan

    mandi berasal dari sumur yang ada di rumah pasien.

    Bagian samping selatan rumah berbatasan langsung dengan sawah. Sedangkan disebelah

    utara berbatasan dengan rumah nenek pasien dengan jarak 1 meter. Bagian timur dan barat

    merupakan pekarangan. Pekarangan yang ada di rumah pasien cukup luas. Dengan beberapa

  • 10

    pohon mangga dan rambutan ditanam dipekarangan. Disebelah pojok barat pekarangan

    terdapat tempat sampah yang tidak tertutup.

    Denah rumah Tn. Haerul :

    Rumah Nenek Pasien

    Dapur

    Ruang

    Tamu

    Ruang

    Keluarga

    Ruang

    Tidur

    Gudang

    K

    e

    b

    u

    n

    Rumah Tetangga

    S

    a

    w

    a

    h

    Rumah Tetangga

    TIMUR

    Teras

  • 11

    Dokumentasi rumah Tn. Haerul :

    Kondisi rumah pasien

    Tampak Depan

    Ruang Tamu

    Ruang Keluarga

  • 12

    Ruang Tidur Keluarga

    Gudang

    Dapur

    Terdapat sebuah

    jendela

    Keluarga ini sudah

    menggunakan kompor

    gas untuk memasak

  • 13

    Halaman depan

    rumah pasien.

    Tampak tempat

    menjemur pakaian di

    pekarangan rumah

    Tampak juga sebuah

    kandang ayam

    Tempat pembuangan

    sampah terletak di

    pojok pekarangan

    An. M dengan sang Ibu

  • 14

    Tempat pekarangan

    yang dipersiapkan

    untuk TOGA

    Saat melakuan

    penyuluhan PHBS

    bersama dengan

    Keluarga Tn. H

  • 15

    b. Sosial Ekonomi

    Tn. Haerul adalah kepala keluarga sekaligus sebagai tulang punggung keluarga. Tn.

    Haerul bekerja sebagai wiraswasta (pangkas rambut). Tn. Haerul melakukan pekerjaan

    tersebut kurang lebih sejak tiga tahun yang lalu. Dari pengakuannya tersebut rata-rata

    penghasilan Tn. Haerul per bulan adalah Rp 1.000.000,- Dari penghasilannya tersebut ia

    memenuhi kebutuhan hidupnya serta keluarganya.

    c. Budaya

    Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok pada

    umumnya. Tn. Haerul mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka masih

    terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar, antara lain budaya

    menyuguhkan garam sebagai hidangan tambahan saat terdapat acara makan bersama,

    kepercayaan bahwa penyakit cacingan disebabkan karena sering mengkonsumsi kelapa.

    Selain itu ada kepercayaan bahwa bila terdapat anak-anak yang demam, adalah karena telah

    ketemuq atau diganggu oleh makhluk halus. Namun, untuk makan bersama sudah jarang

    dilakukan oleh Tn. Haerul dan keluarga.

  • 16

    C. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

    a. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

    Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua

    terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

    kesehatan dalam keluarga Haerul tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah

    kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

    No. Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab

    Masalah Kesehatan

    Keterangan

    1. An. Median Kecacingan Tidak selalu terbiasa mencuci

    tangan (pasien dan ibu)

    Sering Bermain Tanah

    2. Ayah

    (Tn. Haerul)

    Nyeri Kepala

    Batuk

    Kurang istrihat/tidur

    Kebiasaan minum kopi 4-

    5x/hari. Saat malam hari.

    Kebiasaan merokok

    Masalah

    diketahui

    saat

    kunjungan

    pertama.

    3. Ibu

    (Irma)

    - - Saat

    kunjungan

    rumah tidak

    ada masalah

    kesehatan

    Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama, masalah

    kesehatan dialami oleh pasien Median dan ayahnya. Dengan demikian 2 orang dari 3 orang

    anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara, dapat diketahui

    beberapa penyebab masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah dalam

    keluarga tersebut.

    Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi adalah berasal dari An. Median,

    dalam hal ini yang merupakan anak pertama dalam keluarga inti yang datang ke Puskesmas

    Narmada pada tanggal 14 mei 2013 untuk memeriksakan penyakit kecacingan yang

    dideritanya.

  • 17

    Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga

    Tn. Haerul yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 16mei 2013.

    Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing

    anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.

    b. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

    No. Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan

    Anggota Keluarga

    Rencana Upaya

    Intervensi

    Ket

    1 An.

    Median

    /Ny. Irma

    Kecacingan Penyuluhan tentang PHBS

    Menyarankan untuk

    memeriksakan diri ke Puskesmas

    bila terjadi masalah kesehatan.

    2 Tn. Haerul Nyeri Kepala

    Batuk

    Sarankan untuk mengurangi dan

    tidak mengkonsumsi kopi saat

    menjelang malam

    Disarankan untuk mengurangi

    secara bertahap dan berhenti

    merokok

    Penyuluhan tentang PHBS

    c. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

    Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn. Haerul bila terdapat anggota

    keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ke Puskesmas Narmada yang

    jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah pasien.

  • 18

    D. PENGKAJIAN PENGARUH KELUARGA DALAM

    KESEHATAN PASIEN

    I. Nilai Stres Dalam Keluarga

    Genogram Keluarga An. M secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga /

    ikhtisar keluarga sebagai berikut :

    : Perempuan : Pasien

    : Laki-laki

    Tn. Haerul Ny. Irma

    An. M

  • 19

    II. Nilai Fungsi Dalam Keluarga

    Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:

    a. Fungsi afektif

    Dalam keluarga Tn. Haerul, hubungan individu dalam keluarga terjalin dengan harmonis.

    Ayah dan ibu mampu menjadi orang tua yang baik dalam mengasuh anaknya. Hal ini

    diperlihatkan ketika An. Median sakit, kedua orangtua pasien datang mengantar bersama ke

    puskesmas. Demikian pula saat di rumah, ibu pasien yang seorang ibu rumah tangga

    mengasuh anaknya dengan baik. Dari lahir hingga saat ini, ibu pasien senantiasa bersama

    anaknya setiap hari.

    b. Fungsi sosial.

    Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Tn. Haerul bersosialiasi dengan baik terhadap

    tetangga yang ada di lingkungannya. Keluarga lain yang masih tinggal dekat dengan rumah

    pasien (Nenek dan saudara) adalah orang-orang yang paling sering diajak berinteraksi. Begitu

    pula dengan An. Median yang bermain bersama dengan sepupu dan anak tetangga yang

    lainnya.

    c. Fungsi Reproduksi

    Sejak menikah 3 tahun yang lalu, Tn. Haerul dan Ny. Irma tidak menunggu waktu yang lama

    dikaruniai seorang anak, yakni an. Median. Ny. Irma tidak pernah mengalami keguguran.

    Saat ini Ny. Irma menggunakan KB suntik untuk menunda kehamilannya yang kedua.

    d. Fungsi Ekonomi

    Tn. Haerul bekerja sebagai wiraswasta (pangkas rambut) yang berada tidak jauh dari

    rumahnya. Dari pekerjaannya tersebut Tn. Haerul mampu mencukupi kebutuhan keluarganya,

    seperti makanan, pakaian dan rumah.

    e. Fungsi perawatan kesehatan

    Dalam mencegah penyakit, setiap individu dalam keluarga Tn. Haerul belum mampu secara

    maksimal dalam melaksanakan pencegahan penyakit. Hal tersebut tercermin dalam beberapa

    perilaku yang belum menunjukan perilaku hidup bersih dan sehat. Ketika keluhan penyakit

    muncul, keluarga tersebut mengatasinya dengan membeli obat yang ada di toko. Apabila

    keluhan tak kunjung reda, keluarga tersebut mencari pelayanan kesehatan ke klinik atau

    puskesmas terdekat.

  • 20

    III. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan Keluarga

    Status kesehatan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh tiga faktor yang tergabung

    dalam segitiga epidemiologi. Ketiga faktor itu adalah Penjamu (Host) Penyebab (agen)

    Lingkungan (Environment). Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi,

    demikian pula dengan faktor lingkungan.

    Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, kimia, biologi, dan sosial-

    budaya. Dari definisi menurut Undang-undang, batasan lingkungan hidup adalah Kesatuan

    ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia

    dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk

    hidup lainnya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia termasuk dalam satu kesatuan ruang,

    yang artinya segala aktivitas yang dilakukan manusia yang berdampak pada lingkungan

    ataupun sebaliknya akan mempengaruhi satu sama lainnya.

    Keluarga Tn. Haerul tinggal di areal pemukiman penduduk. Jarak antar rumah tidak

    terlalu berdekatan, terdapat pekarangan dan kebun yang membatasi antar rumah. Kondisi

    tersebut cukup menguntungkan keluarga Tn. Haerul, karena permasalahan mengenai kualitas

    udara, air, maupun tanah jauh tidak sekompleks dengan pemukiman yang padat penduduk.

    Daerah tempat tinggal keluarga Tn. Haerul merupakan daerah dengan sumber air yang

    melimpah, hal tersebut tampak dengan adanya sumber mata air, kali-kali kecil yang berada

    disekitar areal rumah dan adanya kolam-kolam ikan di dekat pekarangan keluarga Tn. Haerul.

    Kebutuhan akan air bersih tidak sulit diakses oleh keluarga Tn. Haerul. Walaupun akses air

    dari PDAM belum masuk ke rumah.

    Daerah tempat tinggal keluarga Tn. Haerul dikategorikan ke dalam daerah pedesaan.

    Di sekitar areal pemukiman juga tidak ada pabrik atau industri, sehingga kualitas udara yang

    ada masih tergolong bagus. Hal itu didukung juga oleh jarak dengan jalan raya cukup jauh.

    Kondisi tanah yang lembab dan cukup subur memudahkan tanaman untuk tumbuh.

    Pekarangan yang cukup serta kebun yang ada disebelah rumah terdapat pohon-pohon besar

    yang memberikan suasana sejuk saat siang hari.

    Keluarga Tn. Haerul belum mengelola sampah dengan baik. Kondisi tersebut terlihat

    dengan adanya tempat pembuangan sampah yang ada pojok pekarangan, tak jauh dari rumah,

    dengan sampah yang ditumpuk di atas tanah. Hewan ternak, seperti ayam, tampak berkeliaran

    di pekarangan. Ayam-ayam itu pun mencari makan di tempat sampah yang ada. Sehingga

    sampah yang ditumpuk tersebut tampak berserakan.

  • 21

    Tempat tinggal keluarga Tn. Haerul walaupun dikategorikan dalam pedesaan, namun

    akses ke perkotaan tidak terlalu jauh. Begitu pula akses listrik, rumah Tn. Haerul telah

    diterangi dengan sumber daya listrik dari PLN.

    Kesimpulan, kondisi lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. Haerul cukup memadai

    dalam menunjang kesehatan setiap individu dalam keluarga tersebut. Namun, pengetahuan

    tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan belum cukup dipahami, seperti

    pengelolaan sampah, sehingga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan

    keluarga Tn. Haerul.

    IV. Pemecahan Masalah Kesehatan Keluarga (Index Coping)

    Kategori Skor

    Keterangan 1 3 5

    1. Kemandirian fisik x Seluruh anggota keluarga dalam kondisi baik dan

    tidak dalam keadaan cacat. Namun, An. Median

    yang masih kecil memerlukan bantuan ibunya

    dalam hal kemandirian fisik, seperti makan, mandi,

    menggunakan pakaian.

    2. Kemampuan

    mengobati

    x Ny. Irma menyediakan beberapa obat-obatan

    dirumahnya. Salah satunya oralit dan zinc. Ketika

    An. Median mencret, ibunya memberikan oralit dan

    zinc. Namun pemberian zinc belum dipahami

    secara benar.

    3. Pengetahuan

    tentang kondisi

    penyakit

    x Ibu pasien mengetahui bahwa kecacingan

    merupakan masalah kesehatan yang bila dibiarkan

    akan berdampak buruk terhadap kondisi anaknya.

    Namun, Ibu pasien belum mengetahui secara

    lengkap mengenai informasi kecacingan, termasuk

    pengobatan dan pencegahan.

    4. Penerapan prinsip

    Kebersihan diri.

    x Keadaan rumah cuku bersih, namun beberapa area

    rumah, seperti sampah di pekarangan perlu dikelola.

    An. Median sering bermain tanah di pekarangan.

    Namun, perilaku mencuci tangan dengan sabun

  • 22

    belum menjadi kebiasaan.

    5. Perilaku kesehatan x Keluarga Tn. Haerul memahami pentingnya tenaga

    kesehatan dalam menangani permasalahan

    kesehatan di keluarganya. Namun, dalam hal

    pencegahan penyakit belum banyak yang dilakukan

    6. Kemampuan

    emosional

    x Baik Tn. Haerul dan Ny. Irma selaku Orangtua

    saling mendukung dan memahami pentingnya

    keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga yang

    sakit, keduanya saling mendukung untuk

    mengatasinya.

    7. Pola hidup

    keluarga

    x Pembagian tugas dan peran sudah sesuai. Tn.

    Haerul sebagai kepala keluarga memilik peran

    penting dalam pengambil keputusan. Sedangkan

    Ny. Irma melakukan tugas-tugas sebagai ibu rumah

    tangga.

    8. Lingkungan fisik x Secara umum kondisi rumah bersih dan layak huni,

    bahkan hampir memenuhi kriteria rumah sehat

    sederhana. Namun tempat pembuangan sampah

    dipekarangan yang tidak dikelola dengan baik,

    dapat menjadi sumber penyakit.

    9. Pemanfaatan

    sumber daya

    pelayanan

    kesehatan

    x Akses yang dekat dengan fasilitas pelayanan

    kesehatan memudahkan keluarga Tn. Haerul dalam

    memanfaatkan sumber daya pelayanan kesehatan

    tersebut.

  • 23

    V. Sumber Daya Yang Dimiliki Keluarga

    Tn. Haerul yang berkerja sebagai wiraswasta sampai saat ini mampu memenuhi

    kebutuhan keluarganya. Kebutuhan pangan keluarga Tn. Haerul setiap harinya sudah cukup.

    Keluarga ini memakan nasi sebagai sumber kalori setiap harinya. Untuk sumber protein,

    tempe dan tahu menjadi pilihan, sedangkan sumber lemak didapat dari daging sebagai lauk

    yang dibeli tiap 1 2 kali seminggu. Untuk vitamin dan mineral, sayur tersedia setiap

    harinya. Kebutuhan akan sandang tidak menjadi masalah. Pakaian yang digunakan pun layak

    pakai.

    Kondisi rumah keluarga Tn. Haerul memadai untuk layak huni. Struktur bangunan

    rumah keluarga Tn. Haerul memakai pondasi batu kali, lantai yang diplester semen, tembok

    batako, serta atap seng. Dari kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential

    Environment dari WHO (1974), antara lain:

    Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin dan fungsi sebagai tempat istirahat.

    Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus, dan kamar

    mandi.

    Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

    Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.

    Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari

    gempa, keruntuhan dan penyakit menular.

    Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

    Hanya poin nomor 2, yaitu belum adanya kamar mandi, yang belum memenuhi kriteria

    rumah sehat menurut WHO.

  • 24

    VI. Perilaku Kesehatan Keluarga

    Ada tiga faktor yang menentukan perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.

    Menurut Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

    rangsangan dari luar. Sedangkan perilaku kesehatan menurut Solita Sarwono adalah segala

    bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut

    pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan

    kesehatan dan penyakit.

    Aspek pengetahuan kesehatan

    Permasalahan yang ada pada aspek ini adalah akses informasi mengenai kesehatan

    yang sangat kurang. Hal tersebut diketahui saat wawancara dan penyuluhan. Masih

    banyak informasi kesehatan dasar, seperti pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat,

    yang belum diketahui baik oleh Tn. Haerul maupun Ny. Irma.

    Sikap kesehatan

    Secara umum keluarga Tn. Haerul memiliki sikap yang positif terhadap kesehatan.

    Hal tersebut ditunjukan dalam memahami dan mempercayakan penanganan masalah

    kesehatan keluarga terhadap tenaga kesehatan.

    Tindakan kesehatan

    Dalam mengatasi permasalahan kesehatan keluarga. Keluarga Tn. Haerul cenderung

    untuk mengobati keluhan dengan obat yang disediakan dirumah, ketika keluhan yang

    ada tidak sembuh keluarga ini mengakses pelayanan kesehatan di klinik atau

    puskesmas terdekat.

    Tindakan pencegahan penyakit belum dilaksanakan secara maksimal. Tn. Haerul yang

    masih merokok, belum terbiasa cuci tangan memakai sabun oleh anggota keluarga

    adalah belum maksimal dalam mencegah timbulnya penyakit.

  • 25

    VII. Sikap Terhadap Pelayanan Kesehatan

    Kondisi pemukiman keluarga Tn. Haerul yang tidak jauh dari pusat pemerintahan

    kecamatan, memungkinkan Tn. Haerul dan keluarga mendapatkan akses terhadap fasilitas

    pelayanan publik cukup dekat dan cepat. Kondisi tersebut mempengaruhi sikap Tn. Haerul

    dalam mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga ketika ada permasalahan kesehatan

    yang menimpa anggota keluarga, Tn. Haerul tidak menunda lama untuk pergi ke klinik atau

    puskesmas.

    E. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

    a. Diagnostik Holistik

    Aspek Personal

    Pasien datang ke poliklinik Puskesmas Narmada dengan keluhan keluar cacing dari

    anusnya (14 Mei 2013). Oleh pengakuan sang Ibu cacing keluar saat pasien buang air besar.

    Awalnya anus pasien dirasakan sering gatal. Gatal terutama dirasakan pada malam hari,

    sehingga pasien terbangun dari tidurnya.

    Aspek Klinik

    Kecacingan

    Aspek Resiko Internal

    Pasien merupakan anak laki-laki yang berumur 3 tahun dimana pada usia ini rentan terkena

    penyakit Infeksi seperti ISPA, Diare dan kecacingan. Selain itu pola hidup yang dijalani oleh

    pasien selama ini menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

    Aspek Psikososial keluarga

    Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit kecacingan. Kurangnya pengetahuan

    keluarga mengenai bahaya kebiasaan pola makan makanan yang kurang bersih, serta kurang

    pahamnya keluarga mengenai pola hidup bersih dan sehat.

  • 26

    b. Rencana Penatalaksanaan Pasien

    No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang

    diharapkan

    1. Aspek

    personal

    Evaluasi:

    Keluhan, harapan, dan

    kekhawatiran ibu pasien

    Intervensi:

    Edukasi kepada ibu pasien

    mengenai penyakit kecacingan

    dan tatalaksananya, serta hal

    yang perlu diperhatikan

    menyangkut komplikasinya.

    Mengajarkan pola hidup bersih

    dan sehat

    Ibu

    Pasien

    Kunjun

    gan

    pertama

    Kekhawatiran ibu

    pasien mengenai

    kondisi pasien

    akan berkurang

    2. Aspek

    klinik

    Kecacingan

    Evaluasi:

    Pemantauan perbaikan kondisi

    klinis pasien

    Pencegahan terhadap

    komplikasi

    Terapi:

    Farmakologis :

    Pyrantel pamoat 10mg/kg/BB

    Edukasi:

    Menjelaskan mengenai

    komplikasi dan penyebaran

    parasit cacing

    Menjelaskan pentingnya

    mencuci tangan

    keluarga

    pasien

    Kunjun

    gan ke

    dua

    Perbaikan gejala

    klinis

    Keluarga pasien

    mengerti

    mengenai PHBS

  • 27

    3.

    Aspek

    Resiko

    Internal

    Edukasi:

    Mengenai keadaan kesehatan

    pada usia tersebut

    Ibu

    Pasien

    Kunjun

    gan ke

    dua

    Ibu Pasien

    mengerti bahwa

    usia pasien

    merupakan usia

    rentan infeksi

    seperti ISPA dan

    Cacingan

    4 Aspek

    psikososial

    Kurangnya

    pengetahua

    n mengenai

    bahaya

    mengkonsu

    msi makan-

    makanan

    terkontamin

    asi

    Edukasi:

    Pentingnya PHBS

    keluarga

    pasien

    Kunjun

    gan ke

    dua

    Pasien dan

    keluarga pasien

    dapat menerapkan

    PHBS

    c. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

    Tanggal Kegiatan dan Hasil

    Kedatangan

    pertama

    (16 Mei

    2013)

    Kegiatan:

    Pada kedatangan pertama ini, dilakukan penelaahan masalah kesehatan dari

    setiap anggota keluarga.

    Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap anggota

    keluarga

    mengevaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien sepulang dari

    puskesmas

    Hasil :

    Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke UGD Puskesmas sudah

    menghilang: pasien tidak lagi mengeluhkan gatal pada dubur dan keluar cacing

  • 28

    Kedatangan

    Kedua

    (20 Mei

    2013)

    Kegiatan :

    Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan munculnya

    masalah kesehatan di setiap anggota keluarga.

    Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien

    Hasil :

    Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan pada anggota

    keluarga adalah PHBS

    Pasien tidak mengalami sakit lagi

    Intervensi :

    Edukasi tentang PHBS

    Edukasi terhadap Orang tua pasien untuk menghindari faktor resiko

    Kedatangan

    ketiga

    (22 Mei

    2013)

    Kegiatan :

    Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien

    Mengamati PHBS pasien dan keluarganya

    Hasil :

    PHBS pasien dan keluarganya masih kurang.

    Ibu pasien memanfaatkan halaman untuk TOGA

  • 29

    F. KESIMPULAN

    Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan

    Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

    Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina

    Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap anggota keluarga

    Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien

    Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung sehingga menjadi alasan bagi pasien

    tidak bisa menerapkan PHBS dengan baik.

    Kebiasaan tidak mencuci tangan memakai sabun belum dilakukan dengan baik.

    Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

    Edukasi kepada ibu pasien untuk menghindari faktor resiko

    Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola

    makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota

    keluarga lainnya tidak memiliki kecenderungan penyakit seperti yang diderita pasien.