Post on 26-Jun-2015
MAKALAHASKEP HALUSINASI PADA NY. Y
DI RS DR V.L. RATUMBUYSANG
MANDO
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEPERAWATAN JIWA 1
DISUSUN OLEH:1. Laura F. Makaminang2. Tania M. Lontah3. Lingsey Paparang4. Fiska Polii5. Helty T. Rorimpandey6. Amanda Q. Manitik7. Amsal Kasiaheng8. Switly Wungkana9. Yusman Labulu
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu
dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat
mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat
pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).
Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan
menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan
salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala
positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien
terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien
menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau
rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan
agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan
pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus
tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan
visual di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado Sulut.
2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang
Manado Sulut diharapkan mahasiswa S1 Keperawatan Unika DE LA
SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di
Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahai konsep dasar halusinasi
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan halusinasi
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
halusinasi
d. Mampu menyusun tujuan dan intervensi keperawatan pada klien
dengan halusinasi
e. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah disusun
pada klien dengan halusinasi
f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan
pada klien dengan halusinasi.
C. RUANG LINGKUP
Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian
masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori
Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november
2010.
3
D. METODE PENULISAN
Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Studi kasus
Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada
seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi
pendengaran di ruang Kabela RSJ Manado.
2. Observasi
Mengobservasi gejala – gejala perilaku yang dialami klien dengan
halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan
keperawatan yang diberikan.
3. Wawancara
Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien
dan perawat ruangan
4. Studi perpustakaan
Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan
halusinasi termasuk bahan – bahan perkuliahan agar makalah ini
mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan
penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,
ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori, menjelaskan tentang LP dan ASKEP teori.
Bab III Mengenai ASKEP kasus
Bab IV Pembahasan, sedangkan
Bab V Penutup, yang menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
Daftar pustaka.
Demikian metode penulisan makalah kami.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. MASALAH UTAMA
Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
2. PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu
yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 2001).
Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya
akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus
berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera.
Stimulus tersebut tidak ada pada pasien halusinasi.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera
tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain,
Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Menurut Maramis (1998) : halusinasi adalah gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak
terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu
yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau
kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien
gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi
(Stuart and sunden, 1998) Struart and Sunden, 1998 mengelompokan
karakteristik halusinasi sebagai berikut :
1) Halusinasi Pendengaran (Auditori)
Karakteristik,
Mendengar suara, paling sering suara orang yang
membicara sesuatu.
5
Perilaku Klien yang diamati
Melirikan mata kekiri dan kekanan mencari orang
yang berbicara,
Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati,
Terlihat percakapan dengan benda mati.
2) Halusinasi Penglihatan (Visual)
Karakteristik,
Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau
panorama yang luas dan komplek.
Perilaku Klien yang diamati
Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati,
Tiba-tiba lari keruang lain tanpa stimulus.
3. KLASIFIKASI HALUSINASI
a. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar
suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau
mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
b. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan
orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
c. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di
dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-
bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak
ada sumbernya.
d. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan
dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap)
suatu rasa di mulutnya.
e. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang
bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau
memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual
halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
6
4. PROSES TERJADINYA HALUSINASI
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari
gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia).
Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara – suara bising atau
mendengung. Tetapi paling sering berupa kata – kata yang tersusun
dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien,
sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri,
bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien
bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau
pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda
mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor
untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak
organik.
5. TANDA DAN GEJALA
Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya (carpenito,
L.J, 1998: 363, Townsend, M.C, 1998, Stuart and Sunden 1998: 328-
329):
Data Subjektif
1) Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.
2) Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya:
mendengar suara-suara atau melihat bayangan)
3) Mengeluh cemas dan khawatir
Data Objektif
1) Mudah tersinggung
2) Apatis dan cenderung menarik diri
3) Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi
kadang berhenti bicara seolah-olah mendengar sesuatu
7
4) Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara
5) Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
6) Gerakan mata yang cepat
7) Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah
8) Kadang tampak ketakutan
9) Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon
terhadap petunjuk yang komplek)
6. PENYEBAB
Stuart and Sunden (1998 : 305) mengemukakan faktor
predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:
1) Faktor Biologis
1. Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan
limbic dapat menyebabkan respon neurobiologist
2. Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan
respon neurbiologis misalnya: dopamine neurotransmiter
yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine
neurotransmiter lain dan masalah-masalah pada sistem receptor
dopamine.
2) Faktor sosial Budaya
Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan
kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang
maladaftive.
3) Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga
dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang
maladaftive
8
Stuart and sunden (1998: 310) juga mengemukakan faktor pencetus
terjadinya halusinasi antara lain:
1. Faktor biologis
Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar
proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan
menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat
menyebabkan respon neurobiologis yang maladaftive.
2. Faktor Stres dan Lingkungan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan
merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan
gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri
terhadap stressor lingkungan yang terjadi.
3. Faktor Pemicu Gejala
a) Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,
ansietas sedang sampai berat, dan gangguan proses
informasi.
b) Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam
melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan
lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan,
gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang
dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial,
yang kurang, dan kemiskinan.
c) Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya
diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas,
perilaku amuk dan agresif.
9
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi
pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau
keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan
penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga
terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan
metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari
berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti
inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat
membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas.
Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu
pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti
kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada
pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak
diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor
biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah
stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping
dan mekanisme koping.
7. EMPAT TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DAN
PERILAKU YANG DITAMPILKAN
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,
halusinasi merupakan suatu kesenangan.
Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan
ansietas
Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol
kesadaran, nonpsikotik.
Tersenyum, tertawa sendiri
Menggerakkan bibir tanpa suara
10
Pergerakkan mata yang cepat
Respon verbal yang lambat
Diam dan berkonsentrasi
Tahap II
Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan
perasaan antipasti
Pengalaman sensori menakutkan
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
Mulai merasa kehilangan control
Menarik diri dari orang lain non psikotik
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
Perhatian dengan lingkungan berkurang
Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
Mengontrol
Tingkat kecemasan berat
Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)
Isi halusinasi menjadi atraktif
Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik
Perintah halusinasi ditaati
Sulit berhubungan dengan orang lain
Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan
berkeringat
Tahap IV
11
Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Klien panic
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.
Perilaku panic
Resiko tinggi mencederai
Agitasi atau kataton
Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
8. AKIBAT
Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA, 1998:
27). Menurut Townsend, M.C, 1998: suatu keadaan dimana seseorang
melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
diri sendiri dan orang lain.
9. MASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJI
Masalah Keperawatan terdiri dari Data Subjektif dan Data Objektif
Masalah Utama : Gangguan persepsi sensori halusinasi
Masalah Keperawatan :
DS :
klien mengatakan melihat atau mendengar sesuatu
klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan orang
klien mengatakan merasa kesepian
klien mengatakan tidak berguna
DO :
tampak bicara dan tertawa sendiri
mulut seperti bicara tetapi tidak keluar suara
berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan
sesuatu
12
gerakan mata yang cepat
tidak tahan terhadap kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara
tidak ada kontak mata
ekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiran
dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas
tidak komunikatif
10. RENTANG RESPON
Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 2001).
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Distorsi piker Gangguan pikiran
Persepsi kuat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi meningkat Sulit berespon emosi
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Perilaku disorganisasi
Berhub. Sosial Menarik diri Isolasi social
11. POHON MASALAH
(Pohon masalah Keliat, 1998: 6)
12. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditori
13
Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
CP : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual
Isolasi sosial : menarik diri
2. Halusinasi berhubungan dengan kurangnya interaksi social
3. Harga diri rendah berhubungan dengan halusinasi
13. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan
ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan
pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi
knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien
jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat
masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien.
Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di
beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.
Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat
merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan
dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding,
majalah dan permainan.
2. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan
sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya.
Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat
harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta
reaksi obat yang di berikan.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah
yang ada
14
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat
dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab
timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada.
Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga
pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
4. Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan
fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan.
Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan
nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak
menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu
tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan
kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari
percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering
mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di
dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat
menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri
dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini
hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain
agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan
tidak bertentangan.
15
B. ASKEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN
HALUSINASI
1. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu:
a) Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi
b) Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi
c) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi
d) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien
dengan halusinasi
e) Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat
pasien halusinasi
f) Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan
halusinasi
2. Pengkajian Pasien Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
1. Jenis halusinasi
Jenis
halusinasi
Data objektif Data subjektif
Halusinasi
dengar/suara
Bicara atau tertawa
sendiri,
Marah-marah tanpa
sebab,
Menyedengkan telinga
kea rah tertentu
Menutup telinga
Mendengar suara-
suara/kegaduhan.
Mendengar suarayang
mengajak bercakap-
cakap.
Mendengar suara
menyuruh melakukan
16
sesuatu yang
berbahaya
halusinasi
penglihatan
Menunjuk-nunjuk kea
rah tertentu
Ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas
Melihat bayangan,
sinar, bentuk
geometris, bentuk
kartoon, melihat hantu
atau monster
Halusinasi
penghidu
Menghidu seperti
sedang membaui bau-
bauan tertentu.
Menutup hidung
Membaui bau-bauan
seperti bau darah,
urin, feses, kadang-
kadang bau itu
menyenangkan
Halusinasi
pengecapan
Sering meludah
Muntah
Merasakan rasa
seperti darah, urin
atau feses
Halusinasi
perabaan
Menggaruk-garuk
permukaan kulit
Mengatakan ada
serangga di
permukaan kulit,
merasa seperti
tersengat listrik
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil
pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat no 1 di atas )
3. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi.
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi
munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini
dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu
terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan
17
munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan
halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya
halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa
respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat
halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada
keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika
halusinasi timbul.
3. Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif
dan objektif yang ditemukan pada pasien.
4. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
18
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :
HALUSINASI……..
b. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi
Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi
dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul .
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi.
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol
halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang
sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara
tersebut meliputi:
a) Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan
diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi
yang muncul. Pasien dilatih untuk melatih mengatakan
tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memperdulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan,
pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi
akan tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak
akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam
halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi :
Menjelaskan cara menghardik halusinasi
Memperagakan cara menghadik
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini, menguatkan
perilaku pasien.19
b) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap
dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian
pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang
dilakukan dengan orang tersebut. Sehingga salah satu cara
yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
c) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi
adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang
teatur. Dengan beraktivitas secara tejadwal, pasien tidak
akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang
seringkali mencetuskan halusinasinya. Untuk itu pasien
yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi
halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur daari
bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam
seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut:
Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur
untuk menngatasi halusinasinya.
Mendiskusikan aktivitas yang bisa dilakukan
oleh pasien.
Melatih pasien melakukan aktivitas.
Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai
dengan aktivitas yang telah dilatih. Upayakan
pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi
sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu
20
Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;
membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien
yang positif
d) Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasinya pasien
juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur
sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang
dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat
sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila
kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti
semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih
menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.
Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh
menggunakan obat:
Jelaskan guna obat
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip
lima benar ( benar obat, benar pasien, benar
cara, benar waktu, benar dosis ).
21
BAB III
ASKEP KASUS
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang rawat : Ruang Kabela
Tanggal masuk RS : 14 september 2010
No. CM : 15958
I. IDENTITAS KLIEN
A. KLIEN
Nama : Ny. Y
TTL/Umur : 18 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Jumlah anak : -
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : tiada
Alamat rumah : Bahu, ling. VI, Manado
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Tonny Pesik
Alamat : Bahu, lingk. VI, Manado
Hubungan dgn klien: Paman
II. ALASAN MASUK
Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya,
menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering bicara sendiri, sulit
tidur, banyak melamun/menyendiri,kadang agresif.
22
III. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Tidak
B. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
C. Trauma usia pelaku korban
saksi
Aniaya fisik …… …… ……
Aniaya seksual …… …… ……
Penolakan …… …… ……
Kekerasan dalam keluarga …… …… ……
Tindakan criminal …… …… ……
Penjelasan : Sebelumnya pasien sudah pernah masuk RS jiwa.
Pasien sudah pernah ke dokter keluarga dan
mendapatkan obat tapi tidak berhasil. Kemudian
keluarga meminta untuk di bawa ke RS RD
D. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Kegagalan
kehilangan
Kematian
Trauma proses tumbuh kembang
Penjelasan :
1. Klien mulai mengalami kelainan tingkah laku
karena meninggalnya orang tua ( ayah)
2. Trauma
23
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 77 X/mnt
Suhu : 36,5 °C
Pernapasan : 19 X/mnt
B. Badan : Tinggi : 150 cm
Berat : 49 kg
IMT :
C. Keluhan Fisik:
Klien tidak mengalami keluhan fisik
V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram ( gambar dan jelaskan isi genogram)
Ket gambar :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: meninggal
24
B. Konsep diri:
b. Gambaran diri
Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada
keluhan
c. Identitas diri
Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul
dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang
yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan
mengertikan pekerjaannya dan merasa senang.
d. Peran
Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak.
e. Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali
dilingkungan masyarakat.
f. Harga diri
Klien merasa bangga dan senang diperhatikan oleh orang-
orang terdekatnya.
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti :
klien mengatakan orang yang paling berarti dalam
kehidupannya adalah keluarga dan saudara-saudaranya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri
tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di
ruangan kabela.
25
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini
Tuhannya satu
E. Kegiatan ibadah
Sebelumnya klien rajin beribadah ke gereja
VI. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Tidak rapi
Pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penjelasan :
Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju
cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari
selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi.
B. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Inkoheren
Membisu
Tidak mampu memulai
Penjelasan :
Klien selalu bicara pelan dan agitatif
26
C. Aktivitas Motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasem
Tremor
Kompulsif
Penjelasan :
Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan.
D. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
Gembira berlebihan
Penjelasan :
Klien terkadang suka malu dan kadang menyendiri.
E. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Penjelasan :
Afek klien normal terhadap rangsangan.
27
F. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
Defensive
Curiga
Penjelasan :
Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata
selama berkomunikasi.
G. Persepsi : Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghiduan
Penjelasan :
Klien mengalami halusinasi pendengaran dan
penglihatan
H. Proses pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of ideas
Blocking
Perseverasi
Neologisme
28
Penjelasan :
Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat
dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang
dilontarkan
Isi pikir
Obsesi
Phobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Pikiran magis
Ide yang terkait
Waham :
Agama
Somatic
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Penjelasan :
Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang
sering melampiaskan pada objek yang ada di depannya.
J. Tingkat kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
29
Disorientasi :
Waktu
Tempat
Orang
Penjelasan :
Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu
sesuai
K. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Perubahan proses pikir pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Penjelasan :
Tidak ada gangguan memori.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Penjelasan :
Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga
kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di
lontarkan oleh perawat.
M. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
30
Penjelasan :
Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang
dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang
waktu dan tugas.
N. Daya tilik diri (Insight)
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Penjelasan :
Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien
masih butuh pengobatan.
O. Pengetahuan Kurang Tentang
Penyakit jiwa
Obat-obatan
Cara penaggulangan masalah
Lain-lain……………..
P. Data medik
Diagnose medic : halusinasi
Terapi medic :
31
B. ANALISA DATA
TANGGAL DATA MASALAH
22
November
2010
23
November
2010
Data Subjektif :
klien mengatakan
melihat atau
mendengar sesuatu
Data Objektif :
tampak bicara dan
tertawa sendiri
mulut seperti bicara
tetapi tidak keluar suara
berhenti berbicara
seolah melihat dan
mendengarkan sesuatu
Melirikkan mata ke kiri
dan ke kanan seperti
mencari siapa atau apa
yang sedang berbicara
Data Subjektif :
klien mengatakan
melihat atau
mendengar sesuatu
Data Objektif :
tidak tahan terhadap
kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dan
pikiran mudah beralih
saat bicara
Halusinasi
pendengaran dan
penglihatan
Resiko perilaku
kekerasan
Isolasi social : menarik
diri
32
24
November
2010
Data Subjektif :
klien mengatakan
merasa kesepian
klien mengatakan tidak
berguna
Data Objektif :
ekspresi wajah murung,
sedih tampak larut
dalam pikiran dan
ingatannya sendiri,
aktivitas kurang
Gangguan konsep diri :
harga diri rendah
C. MASALAH KEPERAWATAN
N
OMASALAH KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
Halusinasi pendengaran
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : HDR
1. Resiko perilaku kekerasan b/d
gangguan persepsi : halusinasi
2. Gangguan persepsi :
halusinasi b/d isolasi social :
menarik diri
3. Isolasi social : menarik diri
b/d gangguan konsep diri :
harga diri rendah
33
D. POHON MASALAH
34
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI
ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
E. INTERVENSI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG
INISIAL KLIEN : Ny. Y UMUR : 18 THN RUANGAN : KABELA RM NO : 15958
TGL DIAGNOSIS
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
RASIONALTUJUAN DAN KRITERIA
EVALUASIINTERVENSI
23
Nov
201
0
Gangguan
persepsi :
halusinasi
pendengaran
ditandai dengan :
DS :
klien mengatakan
bahwa ia sering
Selama melakukan tindakan
keperawatan selama ± 3
hari, diharapkan pasien
dapat
Mengenali halusinasinya
Mengontrol halusinasi
Mengikuti program
pengobatan secara
1. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
2. Bantu pasien
mengenali halusinasi
3. Latih klien mengontrol
halusinasi.
Hubungan saling percaya
merupakan landasan utama
untuk hubungan selanjutnya.
Untuk membantu pasien
mengenali halusinasi
Untuk membantu klien agar
mampu mengontrol halusinasi
mendengar
sesuatu
DO:
klien tampak
bingung
mulut klien
seperti
berbicara
namun tidak
mengeluarka
n suara
klien kadang
tersenyum
sendiri
optimal dengan criteria
hasil :
Eksprresi wajah
bersahabat,menunjukan
rasa senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan nama,
dank lien dapat duduk
berdampingan dengan
yang lainnya
Klien dapat
menyebutkan tindakan
yang biasanya dilakukan
untuk mengendalikan
halusinasi
Klien dapat minum obat
4. Fasilitasi klien
menggunakan obat
Untuk mampu mengontrol
halusinasi dengan cara
menggunakan obat dengan benar
36
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG
INISIAL KLIEN : Ny. Y UMUR : 18 THN RUANGAN : KABELA RM NO : 15958
TGL DIAGNOSIS IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
Gangguan persepsi :
halusinasi
pendengaran
ditandai dengan :
DS :
klien
mengatakan
bahwa ia sering
mendengar
sesuatu
DO:
klien tampak
1. Membina Hubungan saling Percaya
Menyapa klien dengan ramah /mengucap salam
terapeutik
Berkenalan dengan klien
Buat kontrak asuhan yang jelas
Dengarkan ungkapan klien dengan empati
Mendengar keluhan
Tidak membantah atau menyokong
Segera menolong jika pasien membutuhkan perawat
2. Membantu mengenal halusinasi
Klien tidak sedang mengalami halusinasi:
S : Klien mengatakan
bahwa ia senang bisa
berkenalan dengan
perawat.
O : Klien tampak senang,
ekspresi wajah +
A : Masalah teratasi
P : Intervensi lanjut
S : Klien mengatakan
bahwa ia sering
37
bingung
mulut klien
seperti berbicara
namun tidak
mengeluarkan
suara
klien kadang
tersenyum
sendiri
Berdiskusi tentang isi, waktu, frekuensi dari
halusinasi
Berdiskusi hal yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
Pasien sedang halusinasi :
menanyakan apa yang didengar atau dilihat
mengatakan bahwa perawat tidak mendengar atau
melihat hal serupa
Berdiskusi apa yg dilakukan jika halusinasi timbul
Berdiskusi perasaan klien saat mengalami
halusinasi
3. Melatih klien mengontrol halusinasi
mengidentifikasi cara yang dilakukan klien untuk
mengendalikan halusinasi
Mendiskusikan cara yang digunakan klien apabila
mendengar dan
kadang melihat
sesuatu padahal itu
tidak didengar /
dilihat oleh orang
lain.
O : Klien menyadari
bahwa ia sedang
menderita gangguan
persepsi : halusinasi
pendengaran /
penglihatan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi lanjut
S :
O :
A :
P :
38
halusinasinya mincul
Menghardik halusinasi
Dilakukan saat sedang mengalami halusinasi
Katakan pada diri “Saya tak mau dengar / lihat
kamu”
Berbincang dengan orang lain
Dilakukan menjelang halusinasi muncul (tanda-
tanda awal halusinasi)
Berbicara dengan orang lain memaparkan pada
stimulus eksternal.
Menurunkan fokus perhatian pada stimulus internal
(halusinasi)
4. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat.
Menjelaskan akibat bila tidak menggunakan obat sesuai
program
Menjeaskan akibat putus obat
Menjelaskan cara mendapatkan obat
S :
O :
A :
P :
39
Menjelaskan 5 benar cara menggunakan obat
40
G. DAFTAR OBAT
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : CPZ (chlorphomazme)
1. Klasifikasi Obat : Antipsikosis
2. Dosis Obat : 100mg/ tablet ; 25mg/ml
3. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
4. Cara pemberian obat : Intramuskular dan Oral
5. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Kerja obat-obat ini ditujukan untuk
pemulihan Keseimbangan kedua
neurotransmitter mayor secara alamiah
yang terdapat di SSP : asetilkolin dan
dopamine. Fungsi obat ini untuk
menenangkan pasien
6. Alasan pemberian obat pada pasien : Klien seringkali membuat keributan
dan banyak bicara
7. Kontraindikasi : Pasien dengan depresi tulang belakang,
gagal ginjal dan lever berat,
hipersensitif fenotiazin, vertigo, dan
mabuk perjalanan, bayi kurang 6 bulan,
sindrom reye.
8. Gejala keracunan : -
9. Side effect obat : Lesu, mengantuk, pusing, sakit
kepala, mulut kering, agitasi, gangguang tidur, fotosensitif, dan ruam kulit.
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : HLP (haloperidol)
2. Klasifikasi Obat : Antipsikosis
3. Dosis Obat : 2X0,5mg/hari
Sedang : 2-3 X 0,5-2mg/hari
Berat : 2-3 X 3-5mg/hari
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
5. Cara pemberian obat : Oral, IM, dan IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Memblokade reseptor dopamine dan
reseptor kolinergik, adrenergic, dan
histamine, fungsinya yaitu agar pikiran
klien menjadi teratur.
7. Alasan pemberian obat pada pasien : Pikiran tidak teratur.
Yang bersangkutan, dosis, dan
cara pemberian
8. Kontraindikasi : Gangguan Neurologis dengan gejala
pyramidal atau ekstra pyramidal, hama,
depresi, SPP berat.
9. Gejala keracunan : -
10.Side effect obat : Hipertonia otot dan gemetar, ataksia,
spasema otot, hipotensis ortus
statistic, hepatis kolestatik,glaktorea,
sedasi.
42
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : THP (Triheksiphenidy)
2. Klasifikasi Obat : Antiparkinson
3. Dosis Obat : Dewasa 3X1 tablet 2mg
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
5. Cara pemberian obat : Oral
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Kerja obat-obat ini ditujukan untuk
pemulihan keseimbangan kedua
neurotransmitter mayor secara alamia
yang terdapat I SPP: asetil kolom dan
dopamine. Fungsinya agar klien rileks.
7. Alasan pemberian obat pada pasien : Klien seringkali membuat keributan
dan banyak bicara
8. Kontraindikasi : Hipersensitivitas, glukoma, angle-
closure, tukak lambung,hipertropi pros
miastemia gravis. Takikardia, aritmia,
jantung,hipertensi, tendesi terhadap
retensi urine.
9. Gejala keracunan : -
10. Side effect obat : Mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, mual,muntah,bingung, agitasi konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal,
dan retensi urine.
43
H. STRATEGI PELAKSANAAN
LAPORAN PENDAHULUAN
SP TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
(SP 1. P halusinasi)
B. Proses keperawatan
Kondisi klien
Do : -kontak mata +
-klien bicara +
-keadaan umum baik
-senyum +
-selalu ceria
Ds : -mendengar suara-suara yang tidak jelas
-mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
-melihat sesuatu yang tidak pasti
Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus :
Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien
atau biodata.
Proses pelakasanaan tindakan :
ORIENTASI
Salam terapeutik : selamat pagi,,saya perawat Amsal, bole saya
berbincang-bincang dengan anda..????nama sapa..???suka di panggil
sapa..???
Evaluasi/validasi :klien merespon dengan baik,dan dapat menjawab
salam dari perawat,dan menyebut namanya dengan lengkap.
44
kontrak topic : ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul.yang pertama menghardik,kedua bercakap-cakap ketiga
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal,dan yang ke empat minum
obat dengan teratur.Nah..kita akan belajar dengan cara yang pertama
yaitu dengan cara menghardik.
Waktu :kita akan bercakap-cakap sekitar 15 menit
Tempat :di ruang kabela
KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
Namanya siapa..??suka di panggil siapa..??alamat di mana..??umur
berapa..??
apa sdr tau kalau ini di mana..??dan kenapa sampai sdr ada di sini..??
nah..sekarang saya akan mengajarkan cara yang pertama sesuai
dengan perbincangan kita saat ini yaitu tentang menghardik.apa sdr
sudah tau cara untuk menghardik..??Caranya sebagai berikut :saat
suara itu muncul,langsung sdr bilang pergi saya tidak mau dengar ,…
saya tidak mau dengar.kamu suara palsu Begitu di ulang-ulang sampai
suara tidak terdengar lagi.coba sdr peragakan! Nah.. begitu bagus!
TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien(subjektif)’’apakah sdr senang berbincang
dengan saya..???
5. Tindakan lanjutan klien(yang perluh dilatih pada klien sesuai dengan
hasil tindakan yang dilakukan)
menganjurkan pada klien untuk peragakan SP1 ketika suara-
suara itu datang lagi yaitu dengan cara menghardik.
45
6. Kontrak yang akan datang(dua jam lagi perawat balik lagi ya..kita
akan lanjutkan cara yang ke dua yaitu tentang bercakap-cakap dengan
orang lain)
Topik :melanjutkan pengkajian
Waktu :15 menit
Tempat :seperti biasa di ruang kabela.
46
LAPORAN PENDAHULUAN
SP TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
(SP 2 P halusinasi)
Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua.bercakap-
cakap dengan orang lain.
A. Proses keperawatan
Kondisi klien
DO :-kontak mata positif
-klien banyak bicara
-keadaan umum baik
-banyak senyum
-selalu ceria
DS :-mendengar suara-suara yang tidak jelas
-mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
-melihat sesuatu yang tidak pasti
Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus:
Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata.
Tindakan keperawatan :
Mengajarkan pasien dengan cara ke dua yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain.
47
B. Proses pelaksanaan tindakan
ORENTASI
1. Salam teraupetik :
’’met siang masih ingat saya..???
Evaluasi/validasi :seperti kesepakatan kita tadi pagi kita akan
berbincang dengan cara ke dua.
2. kontrak topic :
siang ini kita akan berbincang tentang cara yang ke dua yaitu
bercakap-cakap dengan teman.
3. Waktu :
Berbincang-bincang 15 menit
4. Tempat :
Ruang kabela.
KERJA (langka-langka tindakan keperawatan) :
1. Bagaimana kabar siang ini..???dapat istirahat dgn baik..??sudah
minum obat siang ini..???
2. Masih ingat apa yang akan kita bicarakan siang ini..???
3. Nah,,kita akan belajar cara ke dua yaitu untuk mengontrol
halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain.jadi kalau sdr
mendengar suara-suara langsung saja sdr pangil teman yang ada
untuk ajak ngobrol.
Contoh:saya mendengar suara itu,ayo ngobrol dengan saya.
TERMINASI
1. evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjekif):bagimana perasaan sdr setelah belajar
cara mengontrol halusinasi yang ke dua..???jadi sudah berapa
cara sdr pelajari..???
48
2. Tindakan lanjut klien:setelah ini coba sdr peragakan apa yang
sudah sdr pelajari.nah besok pagi saya akan kembali lagi untuk
melakukan cara ynag ke tiga yaitu aktivitas terjadwal.mau jam
berapa..???bagaimana kalau jam 9..??ok met siang sampai
ketemu besok ya..
49
LAPORAN PENDAHULUAN
SP TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
(SP 3 P halusinasi)
Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ke
tiga :melaksanakan aktivitas terjadwal.
A. Proses keperawatan
Kondisi klien :-kontak mata positif
-banyak bicara
-suka senyum
-selalu ceria
Diagnosa keperawatan :
Perubahan proses piker :halusinasi pendengaran
Tujuan khusus :pasien dapat berorentasi dan dapat bina saling percaya
Tindakan keperawatan :mengidentifikasi kemampuan pasien dalam
melakukan aktivitas terjadwal.
B. Proses pelaksanan tindakan.
ORENTASI
1. Salam terapeutik :selamat pagi..??bagaimana kabar pagi ini..??semalam
tidurnya bagaimanan..???apa suara itu masih muncul lagi..??apa sudah
di pakai dua cara yang telah kita latih..???
2. evaluasi/validasi :seperti janji saya kemarin, pagi ini saya akan datang
untuk berbincang bincang cara yang ke tiga yaitu melakukan kegiatan
terjadwal.
50
3. kontrak topic :sesuai dengan kesepakatan kita kemarin hari ini kita akan
melakukan cara yang ke tiga yaitu melakukan kegiatan terjadwal.
Waktu :15 menit
Tempat :ruang kabela
KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan)
Apa saja yang bisa sdr lakukan..???pagi-pagi apa kegiatan Ya..???terus
jam berikut apa yang di lakukan..???
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif) :bagaimana perasaan sdr setelah kita
bercakap-cakap cara yang ke tiga untuk mencegah suara2..???coba sdr
sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah suara.
2. Tindakan lanjut klien:setelah ini coba sdr melakukan tiga cara yang sudah
kita lati untuk mencegah suara-suara.
kita bertemu besok lagi yah untuk membahas cara minum obat yang
baik dan guna obat.jam berapa??
51
LAPORAN PENDAHULUAN
SP TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI
(SP 4 P halusinasi)
Pasien : Melatih pasien dengan cara minum obat secara teratur.
A. Proses keperawatan
Kondisi klien:-kontak mata baik
-banyak bicara
-suka senyum
-selalu ceria
Diagnosa keperawatan :
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tindakan keperawatan :
Mengajarkan pasien cara minum obat yang baik serta kegunaanya.
B. Proses pelaksanaan tindakan
ORIENTASI
1. salam terpeutik :
selamat pagi..bagaimana perasaan sdr hari ini..??apa suara2 masih
muncul??sudah di pakai 3 cara yang kita latih..??pa kegiatan tiap hari
sudah di laksanakan..??sudah minum obat pg ini..??
2. Evaluasi/validasi :
seperti kesepakatan kita kemarin pagi ini kita akan berbincang-bincang
kurang lebih 15 menit
3. Kontrak topic :
kita akan berbincang2 tentang cara yang ke empat yaitu cara minum
obat dan kegunaan obat.
52
Waktu :15 menit
Tempat : ruang kabela.
KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan)
Adakah bedanya setelah minum obat secara teratur,,??apakah suara
sudah berkurang..??minum obat sangat penting untuk menghilangkan
suara2 itu supaya tidak muncul lagi.berapa macam obat yang sdr
minum..??coba sdr sebutkan obat2 itu..??
TERMINASI
1. Evaluasi respon terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien(subjektif) : bagaimana perasaan sdr setelah kita
bercakap2 tentang obat..??sudah berapa cara yang kita pelajari untuk
mencegah suara2??
2. Tindakan lanjut klien : besok kita akan ketemu ya untuk melihat
manfaat 4 cara mancegah suara yang telah kita bicarakan.ok sampai
ketemu yaaa…..
53
I. API
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama klien : Ny Y Deskripsi :
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
Komunikasi verbal komunikasi non
verbal
analisa berpusat pd
klien
analisa berpusat pd
perawat
Rasional
P : selamat pagi Y
K : selamat pagi pa perawat
P : Nama saya perawat A, bisa
saya berbincang-bincang
P:kontak
mata,berjabat tangan
dengan pasien.
K:kontak mata jelas
dan banyak bicara.
P:membimbing klien
Dengan senyum sambut
sapaan
Pasien duduk
berhadapan dengan
perawat
Klien mendekatkan diri
Berharap pasien
berinteraksi dengan
perawat dengan baik
dalam berkenalan
Merasa senang
pasien mau
menerima ajakan
Berharap pasien
dapat membalas
Memberikan salam
awal dari perkenalan
untuk menciptakan
saling percaya
Membutuhkan bina
hubungan saling
percaya
Untuk menciptakan
rasa kepercayaan
dengan saudara? nama saudara
siapa? suka di panggil apa?
umur? alamat?
K : bole, nama saya Y,biasa di
pangil Y. umur 18 tahun
P:apa yang di rasakan
skarang? apa mendengar
suara-suara?
K : iya,
P :baik kalu begitu saya akan
membantu untuk
menghilangkan suara-suara
itu,ada 4 cara untuk
menghilagkan suara-auara
yaitu:yang pertama dengan
cara menghardik,kedua
di ruangan kabela
P:mempertahankan
kontak mata duduk
lebih mengarah pada
pasien
K:memperhatikan
kepada perawat
P:tetap membarikan
pandangan kepada
klien dalam hal
menjelaskan untuk
mencegah halusinasi
pada perawat
Klien dengan senyum
dan dengan tatapan
mata mendengar apa
yang dikatakan perawat
percakapan
Berharap ada respon
balik yang positif
dara klien
perawat
memperkenalkan diri.
Mengharapkan ada
interaksi antara klien
dengan perawat
55
bercakap-cakap dengan orang
lain,ketiga melkukan aktivitas
setiap hari dan yang ke empat
dengan cara minim obat
dengan teratur.nah saat ini kita
akan belajar cara yang pertama
yaitu dengan cara
menghardik.apa sdr tau cara
untuk menghardik?
K:ia saya mendengar suara-
suara itu selalu datang pada
malam hari.
Saya sudah tau cara untuk
menghardik kan ses Fifi yang
ajar.
P:ok bagus kalu Y sudah tau
cara untuk menghardik.bisa Y K:tatapan mata
56
peragakan atau lakukan
sekarang??
K:bisa perawat.”bila
mendengar suara itu Tutup
telinga,tutup mata dan katakan
pergi-pergi aku tidak mau
dengar kamu karena kamu
suara palsu”
P: yah, bagus.
Apakah Y senang berbicara
dengan saya?
K: ya, saya senang…
P: kalau suara-suara itu
muncul lakukan seperti yang
terjerumus kepada
perawat dan
memperhatikan apa
yang di katakan oleh
perawat.
Dengan antusias dan
penuh semangat
P:dengan penuh
antusias
Klien mengatakan
dengan begitu antusias
Klien mampu
mengingat apa yang
telah dipelajarinya
Berharap klien dapat
memperagakan apa
Berharap klien dapat
menerima kehadiran
perawat
57
diajarkan tadi yah, yaitu…
K: menghardik halusinasi.
P: betul.., dua jam lagi perawat
balik lagi ya..kita akan
lanjutkan cara yang ke dua
yaitu tentang bercakap-cakap
dengan orang lain. Ok
K: iya
Sambil tersenyum
Langsung menjawab
pertanyaan dari
perawat
Dengan antusias
langsung menjawab
yang telah diajarkan
58
ANALISA PROSES INTERAKSI II
Nama klien : Ny Y Deskripsi : melatih pat mengontrol halusinasi dgn cara aktivitas
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
Komunikasi verbal komunikasi non verbal analisa berpusat pd
klien
analisa
berpusat pd
perawat
Rasional
P : selamat siang masih
ingat saya
K : siang..
Iya,,,
P : seperti kesepakatan
kita tadi pagi kita akan
berbincang dengan cara ke
Memberi senyum
Sambil tersenyum
Dengan wajah yang ramah
dan sedikit tersenyum
Klien dapat memberi
salam balik
Untuk
mendapatkan
respon yang
baik
Berharap pasien
masih dapat
mengingat
Salam terapeutik untuk
menjalin hubungan
Mengingatkan kembali
kontrak yang telah
disepakati
59
dua.
Baiklah siang ini kita akan
berbincang tentang cara
yang ke dua yaitu
bercakap-cakap dengan
teman.
P : bagaimana kabar siang
ini,
K : baik,
P : ada istirahat dengan
baik?
K : saya tidak tidur,
karena ribut
P : sudah minum
Sambil tersenyum
Tersenyum sambil
merunduk
Klien Tampak murung
kontrak yang
telah disepakati
Berharap klien
dalam keadaan
baik
Untuk mengetahui
kondisi klien pada saat
ini
60
obat siang ini?
K : belum, sedikit lagi..
P : masih ingat apa yang
akan kita bicarakan siang
ini?
K : so lupa…
P : nah,,kita akan belajar
cara ke dua yaitu untuk
mengontrol halusinasi
yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain, jadi
kalau Y mendengar suara-
suara langsung saja Y
pangil teman yang ada
untuk ajak bicara.
Klien tampak tidak
bersemangat
Mengatakan pada klien
sambil sedikit tersenyum
Berharap klien
dapat mengerti
dan
memahaminya
Mengingatkan kembali
apa yang telah disepakati
Memberi pengetahuan
baru tentang bagaimana
cara mengontrol
halusinasi yang ada.
61
K : Jadi kalau saya
mendengar suara itu saya
harus bicara dengan orang
lain sust?
P : Iya, Y harus cari teman
untuk berbicara biar suara
itu menyingkir
Coba ulangi apa yang sust
katakan tadi?
K : kalau ada suara-suara
datang langsung mencari
teman untuk bicara..
P : iya benar…
Sekarang bagaimana
perasaan Y setelah belajar
cara mengontrol halusinasi
Klien mengatakan dengan
wajah yang agak bingung
Dengan serius berusaha
untuk menjawab.
Sambil memberi tepuk
tangan
Klien belum begitu
mengerti
Klien dapat menjawab
pertanyaan dari
perawat
Berharap pasien
dapat
mengulangi apa
yang telah
disampaikan
oleh perawat
Agar pasien dapat
mengetahui tentang
bagaimana cara
mengontrol halusinasinya
62
yang ke dua ini?
K : senang sust
P : jadi sudah berapa cara
Y pelajari?
K : dua sust,
P : apa-apa saja itu?
K: pertama dengan
menghardik, kedua
berbicara dengan teman
P: setelah ini coba Y
peragakan apa yang sudah
Y pelajari.
Besok pagi saya akan
Senyum
Dengan antusias klien
menjawabnya
Sedikit bingung namun
klien mampu
mengingatnya kembali
Berharap klien
masih dapat
tmengingatnya
Berharap klien
masih dapat
tmengingatnya
Berharap klien
dapat menerima
kontrak tersebut
Membantu klien agar
mampu mengingat
kembali
Kontrak yang akan
datang
63
kembali lagi untuk
melakukan cara yang ke
tiga yaitu aktivitas
terjadwal.
Y mau jam berapa?
K: terserah pada sust saja.
P: Bagaimana kalau jam
9? ok
K : iya
P : ok. met siang sampai
ketemu besok ya..
K : iya
Sambil merunduk
Sambil senyum
senyum
menyampaikan salam dan
berjalan pergi
meninggalkan klien
Kontrak jam agar pasien
dapat bersiap-siap
64
ANALISA PROSES INTERAKSI III
Nama klien : Ny Y Deskripsi : melatih pat mengontrol halusinasi dgn cara bercakap
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
Komunikasi verbalkomunikasi non
verbal
analisa berpusat pada
klien
analisa berpusat
pada perawatRasional
P : selamat pagi Y bagaimana
kabar pagi ini?
K : pagi sust, baik.
P : semalam tidurnya
bagaimana?
K : seperti biasanya, sering
Sambil tersenyum
Sambil tersenyum
Klien menjawab Berharap ada
Salam terapeutik, untuk
menjalin hubungan
65
terjaga malam
P : apa suara itu masih
muncul lagi? dalam sehari
bisa berapa kali muncul?
K : iya sust,
tidak tau sest.
P : apa sudah di pakai dua
cara yang telah kita latih..???
K : iya, kalau ada suara
datang tutup telinga dan
katakan pergi jangan ganggu
saya,
P : iya, hebat
P : baiklah seperti janji saya
Biasa jo sest,
Memberi pujian
disertai tepuk tangan
hanya seperlunya
Klien dapat
mengatakannya
komunikasi yang
baik
Berharap pasien
menggunakan cara-
cara yang dianjurkan
Untuk mengetahui
frekuensinya
Untuk menimbulkan rasa
percaya diri
66
kemarin, pagi ini saya akan
datang untuk berbincang-
bincang cara yang ke tiga
yaitu melakukan kegiatan
terjadwal.
Kita akan berbincang-
bincang sekitar 15 menit, apa
bisa?
K : iya sust.
P : apa saja yang dilakukan Y
pagi-pagi ?
K : bangun tidur, langsung
bercerita dengan teman-
teman.
P : terus jam berikut apa yang
Sambil tertawa
Menggali informasi
Memberi pengetahuan baru
tentang bagaimana cara
mengontrol halusinasi yang
ada.
Untulk mengetahui apa-apa
saja yang dilakukan klien
padda pagi hari
67
di lakukan?
K : bercerita lagi sust, kalu
tidak duduk diam.
P : lalu tidak buat apa-apa?
K : iya.
P : bagaimana kalau kita
sekarang buat jadwal untuk
hari besok?
K : jadwal apa sest?
P : jadwal kegiatan harian,
jadi itu harus dilakukan tiap
hari dan kalau sudah
Dengan serius
lebih
Klien dapat
menerima jadwal
yang telah dibuat
bersam
Membuat kesepakatan
68
dilakukan beri tanda .
Bangun pagi langsung mandi,
lalu bersisir, kemudian cari
aktivitas seperti membaca
dan menulis, kemudian
minum obat lalu makan pagi,
istirahat sejenak membantu
membersihkan kamar
kemudian menunggu minum
obat siang lalu makan siang
Stelah itu menyimpan
kemudian istirahat siang,
bangun, mandi bercerita,,
Bisa begitu?
K : iya sest,
P : bagaimana perasaan Y
setelah kita bercakap-cakap
69
cara yang ke tiga untuk
mencegah suara-suara itu?
K : agak sulit, namun harus
tetap semangat.
P : bagus, coba Y sebutkan
tiga cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara
itu.
K : pertama mengusir
halusinasi kedua mencari
teman untuk berbicara
ketiga….so lupa…
P : yang ke tiga itu buat
jadwal dan usahakan agar
tidak ada waktu lowong,
supaya tidak ada tempat
Sambil tersenyum
merunduk
Mencoba menjawab
namun ada yang lupa
Berharap klien dapat
menerimanya
Untuk mengingat kembali
apa yang telah didapat
supaya tidak ada tempat
untuk berhalusinasi
70
untuk berhalusinasi. Skarang
coba sebutkan ulang apa
yang perawat bilang?
K : yang ketiga buat jadwal
agar tidak ada waktu lowong.
P : iya benar
K : pertama menghardik,
kedua mencari teman dan
ketiga buat jadwal.
P : hebat!
Baiklah Y setelah habis
makan siang kita akan
membahas cara minum obat
yang baik dan guna obat.
bagaimana setuju?
Memberikan
semangat.
71
K : setuju sest
P : ok kalau begitu, sekarang
sest mau pergi dulu yah,
nanti bertemu pada besok
hari…
Sampai jumpa…
K : dah dah sest…
72
ANALISA PROSES INTERAKSI IV
Nama klien : Ny Y Deskripsi : Melatih pasien dengan cara minum obat secara teratur.
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
Komunikasi verbalkomunikasi non
verbal
analisa berpusat pada
klien
analisa berpusat pada
perawatRasional
P : selamat pagi..bagaimana perasaan Y hari ini..?
K : pagi sest, baik..
P : apa suara-suara itu masih muncul?
K : iya sest,
P : sudah di pakai 3 cara yang kita latih..?
P : kontak mata + berjabat tangan dengan pasien.K:kontak mata jelas
K : Dengan wajah
Dengan senyum sambut sapaan
Pasien duduk berhadapan dengan perawat
Klien mendekatkan
Berharap pasien masih dapat berinteraksi
Merasa senang pasien mau menerima ajakan
Berharap pasien dapat membalas percakapan
Berharap ada respon balik yang positif dari klien
Memberikan salam awal dari perkenalan untuk menciptakan saling percaya
Mengharapkan ada interaksi antara klien dengan perawat
73
K : sudah sest, mar nda ilang-ilang sest.
P : pa kegiatan tiap hari sudah di laksanakan..?
K : iya set, cuman yang lain so jaga lupa…
P : iya nanti pelan-pelan buat yah,sudah minum obat pagi ini?
K : sudah sest.
P : seperti kesepakatan kita kemarin pagi ini kita akan berbincang- bincang kurang lebih 15 menit
K : mau bercerita di sini sest
P : ia, disini saja.kita akan berbincang-bincang tentang cara yang ke empat yaitu cara minum obat dan kegunaan obat.Menurut Y adakah bedanya
yang agak sedih
P : mempertahankan kontak mata duduk lebih mengarah pada pasienK:memperhatikan kepada perawat
P : tetap memberikan pandangan kepada klien dalam hal menjelaskan untuk mencegah halusinasi
diri pada perawat
Klien dengan senyum dan dengan tatapan mata mendengar apa yang dikatakan perawat Berharap ada respon
balik yang positif dari klien
74
setelah minum obat secara teratur?
K : mungkin ada, karena kalau saya tidak minum obat rasa tidak enak, trus suka mo bamarah.
P : iya, minum obat sangat penting untuk menghilangkan suara-suara itu supaya tidak muncul lagi,ada berapa macam obat yang Y minum?
K : ada 3
P : coba Y sebutkan obat-obat itu?
K : tidak tahu sest..
P : yang ini warna oranye namanya cpz minum 3 X sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam, gunanya untuk menghilangkan suara-suara.
K:tatapan mata terjerumus kepada perawat dan memperhatikan apa yang di katakan oleh perawat.
K : Dengan antusias dan penuh semangat
P:dengan penuh antusias
Klien mampu mengatakan apa yang akan terjadi jika ia tidak minum obat
Berharap klien dapat menerima kehadiran perawat
Mengetes daya ingat pasien
75
Kalau yang putih ini namanya THP 3 X sehari jamnya sama dan fungsinya untuk rileks dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu ini namanya HP 3 X sehari jamnya sama gunanya untuk pikiran biar pikirannya tenang.Kalau suaranya sudah hilang obatnya jangan dihentikan nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat Y akan kambuh dan akan sulit untuk kembali kekeadaan semula. Kalau obat habis Y bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi
K : iya sest…Saya harus minum obat dengan teratur agar cepat sembuh dan cepat pulang.
P : iya biar cepat sembuh dan cepat pulang..Y juga harus teliti saat
Klien mengatakan dengan begitu antusias
Sambil tersenyum
76
mengguunakan obat-obat ini , pastikan obatnya benar, artinya Y harus memastikan bahwa itu obat-obat yang benar punya Y jangan sampai keliru dengan obat milik orang lain
K : sest…Kalu disini sest-sest yang jaga kase obat. Jadi kami hanya menerima dari sest-sest noch
P : iya biar nda salah lagi tapi kalau sudah pulang taw sest lupa itu harus dipastikan.Oh ya jangan lupa minum tepat waktu dasn dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya.
K : iya sest…
P : bagaimana perasaan Y setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Langsung menjawab pertanyaan dari perawat
Dengan antusias langsung menjawab
Agar pasien dapat minum obat dengan tepat waktu
Mengetahui respon yang akan diberikan
77
K : senang…
P :sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mencegah suara-suara itu?
K : empat sest..
P : apa-apa itu?K : pertama mengusir
halusinasi kedua mencari
teman untuk berbicara ketiga
buat jadwal.
P : keempat ?
K : ke empat….
Minum obat
P : ya, hebat..
K :
Sambil tersenyum
Klien dengan serius walaupun agak tertate-tate
K : klien tersenyum sipu
Klien mampu mengingat apa yang telah dipelajarinya
Klien mampu mengingat apa yang telah dipelajarinya walaupun sedikit lama
Berharap klien dapat memperagakan apa yang telah diajarkan
Berharap klien dapat mengigatnya
Memberikan dukungan moral
Untuk menimbulkan rasa percaya diri bagi klien
Untuk mengevaluasinya
78
P : besok kita akan ketemu ya untuk melihat manfaat 4 cara mancegah suara yang telah kita bicarakan.ok sampai ketemu yaaa…..
K : ok…Sambil melambaikan tangan dan tersenyum
79
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yangdiberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan klien, namun pada kenyataannya keluarga klien jarang sekali bahkan tidak pernah datang menjengguknya.
B. SARAN
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah-langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal
2. Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan pendekatan secara bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan saling percaya antara perawat klien sehingga tercipta suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan
3. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit, sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu perawat bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa,Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa,Jakarta : EGC, 1995
Jhoxer, kris. 2009. asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Blog. Diambil
dalam : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-dengan_09.html. diakses pada 24 November 2010.
Pukul 15.15
81