ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

82
i ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN SKIZOFRENIA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGGARA KARYA TULIS ILMIAH OLEH WAODE MU’RIFAH RAZAK NIM 144012017000817 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PROGRAM RPL 2018

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN SKIZOFRENIA DI RUANG

DELIMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

WAODE MU’RIFAH RAZAK

NIM 144012017000817

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM RPL

2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

ii

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN SKIZOFRENIA DI RUANG

DELIMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma D III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan

OLEH

WAODE MU’RIFAH RAZAK

NIM 144012017000817

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM RPL

2018

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : WAODE MU’RIFAH RAZAK

NIM : 144012017000817

Institut Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekes Kendari

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N

DENGAN SKIZOFRENIA DI RUANG DELIMA RUMAH

SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGGARA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 03 Agustus 2018

Yang Membuat Pernyataan

WAODE MU’RIFAH RAZAK

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Wa Ode Mu’rifah Razak

2. Tempat Tanggal Lahir : Usuku 19 Oktober 1976

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Buton/ Indonesia

6. Alamat : Desa Kota Bangun Kec. Rano Meeto

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Bokori tamat tahun 1988.

2. MTSN 1 Kendari tamat tahun 1991

3. SPK PPNI Kendari tamat tahun1995

4. SPK-SJ Negeri Makassar tamat tahun 2000

5. POLTEKES Kemenkes Kendari Program RPR 2017 - 2018

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

vi

MOTTO

Ilmu adalah harta yang tidak akan habis

Bermimpilah semaumu dan kejarlah mimpi itu

Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tapi untuk

semua umur

Jika orang lain bisa maka aku juga harus bisa

Kesuksesan bukanlah akhir segalanya,

Tetapi suatu pencapaian

Genggamlah dunia sebelum dunia menggenggammu

Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat dan berguna

bagi Penulis, Masyarakat, dan Dunia Kesehatan pada

umumnya.

Amiiiin ………!!!

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

vii

ABSTRAK

Waode Mu’rifah Razak (17.087) “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. N

Dengan Skizofrenia di Ruang Delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi

Tenggara”. Dibimbing oleh Ibu Dewi Sartiya Rini, M.Kep, Sp. KMB, 67 halaman +

xi + 2 lampiran.

Halusinasi penglihatan merupakan salah satu gejala skizofrenia yang sering

ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentifikasikan

dengan skizofrenia, klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba

dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsangan yang tertuju pada kelima

indera tersebut. Tujuan penelitian mampu melakukan asuhan keperawatan

pada pasien pada pasien Ny. N dengan Skizofrenia di ruang Delima Rumah sakit

jiwa Sulawesi Tenggara.

Desain peneitian yaitu dengan studi kasus, subjek penelitian Ny. N dengan

diagnosa medis skizofrenia masalah keperawatan konfulsi akut. Metode

pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik

dengan memfokuskan intervesi pada manajemen halusinasi.

Hasil penelitian setelah dilakukan perawatan ± 5 hari pada Ny. N menunjukkan

tidak lagi melihat sosok bayangan putih dan mampu mengontrol dirinya disaat

muncul halusinasi.

Kesimpulan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komrehensif dapat

membantun klien mengatasi halusinasinya.

Kata Kunci : Skozofrenia, Asuhan Keperawatan Jiwa,Halisinasi.

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

viii

KATA PENGANTAR

“BISMILLAHI ROHMANI RAHIM”

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang atas limpahan

rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis mampu menyelesaikan karya tulis yang

berjudul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN SKIZOFRENIA

DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGGARA.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

bayak kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan penulis, baik

dari segi pengetahuan, tenaga, waktu dan materi. Oleh karena itu saran,

pendapat dan kritik yang sifatnya membangun kearah yang lebih baik sangat

dibutuhkan.

Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penyusunan karya tulis ilmiah

penulis dapatkan, namun dengan bantuan dan bimbingan dari Ibu DEWI SARTIYA

RINI, M. Kep, Sp. KMB selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis bias

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dsampai pada ujian nanti.

Dengan selesainya karya tulis ilmiiah ini penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada :

1. Askrening. SKM, M.Kes, Selaku Direktur Poltekes Kemenkes Kendari.

2. Indriona Hadi. S.Kep, Ns, M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekes

Kemenkes Kendari.

3. Tim Penguji. 1. Fitri Wijayati. S. Kep. Ns. Kep., 2. Nurfantri. S.Kep, Ns,MSc., 3.

Rusna Tahir. M. Kep., Ns., M.Kep

4. Seluruh Dosen dan staf Poltekes Kemenkes Kendari.

5. dr. H. Abd. Razak. S. Ked. M. Kes. Selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

ix

6. Ibu, suami, anak dan saudara yang telah membantu dan mensuport penulis

untuk menyelesaikan pendidikan dan karya tulis ini.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR.................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 4

D. Manfaat Studi Kasus ................................................................ 5

E. Metode Penulisan ...................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ............................................................... 8

A. Konsep Dasar ........................................................................... 8

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi

Penglihatan ................................................................................. 21

BAB III. TINJAUAN KASUS ................................................................... 28

A. Identitas Klien ........................................................................... 28

B. Daftar Masalah Keperawatan ................................................. 44

C. Analisa Data .............................................................................. 45

D. Diagnosa Keperawatandan Interpensi .................................... 46

E. Implementasi dan Evaluasi ..................................................... 54

BAB IV. PEMBAHASAN ........................................................................... 57

BAB V. PENUTUP .................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 67

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel . Gejala pencetusrRespon neuro geologis stuar & laraia (2005) .......... 10

Tabel 2. Fase-fase/ tahapan halusinasi menurut Yosep (2010) ....................... 12

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

xii

Lampiran :

1. Lembaran Konsul KTI

2. Surat Persetujuan Melakukan Penelitian

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah sesuatu bagian yang integral dari

kesehatan menurut World health Organisation (WHO) dalam Yosep

(2007), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa melainkan

mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan

keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

kepribadiannya. Sedangkan menurut undang-undang Republik Indonesia

Nomor 18 tahun 2014, menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi

dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,

spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan

mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Gangguan kesehatan jiwa secara garis besar dibedakan menjadi

dua yaitu orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) orang dengan

gangguan jiwa (ODGJ). ODMK adalah orang yang mempunyai masalah

fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/ kualitas hidup

sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa. ODGJ adalah orang

yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang

termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan / perubahan perilaku

yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan

dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU No. 18 Tahun

2014).

Gangguan jiwa terjadi cenderung meningkat. Peristiwa

kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai,

putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

kesulitan ekonomi, tekanan pekerjaan dan deskriminasi meningkatkan

resiko penderita gangguan jiwa. Menurut WHO tahun 2012 terdapat 450

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

2

juta orang menderita gangguan jiwa. Ini merupakan sesuatu yang sangat

serius dan World Bank menyimpulkan bahwa saat ini gangguan jiwa

dapat mengakibatkan penurunan produktivitas sampai dengan 8,5 %.

Gangguan jiwa menempati urutan kedua setelah penyakit infeksi dan

prevalensi kejadiannya sebesar 11,5 % ( Depkes RI, 2014).

Data Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2010 diketahui

jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa terdapat 0,17 % atau

425.000 jiwa yang mengalami gangguan jiwa berat dan 6,0 % atau 15 juta

jiwa dengan gangguan mental emosional. Sedangkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 adalah sebesar 6 % untuk

usia 15 tahun ke atas / sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi

gangguan jiwa berat seperti skizofrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk /

sekitar 400. 000 orang ( Depkes RI, 2014). Sedangkan Provinsi

Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(RIKESDAS) 2013 terdapat 0,11 % orang dengan gangguan jiwa dan

4,10 % orang dengan masalah kejiwaan. Sehingga apabila jumlah

penduduk provinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 2.720. 713 jiwa, maka

estimasi orang dengan gangguan kejiwaan berjumlah 2.993 jiwa dan

orang dengan masalah kejiwaan berjumlah 1.115.492 jiwa (Keliat, 2015).

Berdasarkan data medical record Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2015 diperoleh data jumlah pasien yang mengalami

gangguan jiwa yang dirawat inap pada tahun 2013 tercatat sebanyak 932

pasien tahun 2014 sebanyak 1111 pasien dan tahun 2015 sebanyak 1042

pasien.

Lebih dari 90 % pasien dengan Skizofrenia mengalami halusinasi.

Meski halusinasinya bervariasi, tetapi sebagian besar pasien dengan

Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa mengalami halusinasi penglihatan dan

halusinasi pendengaran.

Data bulan Januari- Juni tahun 2018 diketahui, jumlah pasien

gangguan jiwa yang dirawat di ruang rawat inap yaitu ruang melati dan

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

3

Tulip berjumlah 19 orang di mana pasien dengan halusinasi sebanyak 11

orang (57,89 %). Matahari berjumlah 16 orang di mana pasien dengan

halusinasi sebanyak 9 orang (56,25 %). Asoka berjumlah 21 orang

dimana pasien dengan halusinasi sebanyak 13 orang (61,90 %). Ruang

teratai berjumlah 17 orang dimana pasien dengan halusinasi sebanyak 9

orang (52,94 %). Ruang Anggrek berjumlah 5 orang di mana pasien

dengan halusinasi sebanyak 2 orang ( 40%). Ruang Flamboyan

berjumlah 18 orang di mana pasien dengan halusinasi sebanyak 12 orang

(66,66 %). Ruang delima berjumlah 13 orang di mana pasien dengan

halusinasi sebanyak 8 orang (61,53%). Ruang Srikandi berjumlah 4

orang di mana pasien dengan halusinasi sebanyak 3 orang ( 75%).

Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima

suatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak

ada. Pada halusinasi terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya halusinasi pada klien

gangguan jiwa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor predisposisi ( genetika,

neurobiologi neuro transmitter, abnormal perkembangan saraf, dan

psikologis) dan presipitasi ( pengolahan informasi yang berlebihan,

mekanisme penghantaran listrik abnormal tanya gejala pemicu) (Muhith,

2015)

Penanganan pasien gangguan jiwa dengan masalah utama

halusinasi di rumah sakit merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan

khususnya tenaga medis dan paramedis perawatan. Perawat yang

berhubungan langsung dengan pasien harus melaksanakan peranannya

secara profesional serta dapat mempertanggungjawabkan Asuhan

Keperawatan yang diberikan-nya secara ilmiah. Prinsip penatalaksanaan

asuhan keperawatan pada pasien halusinasi antara lain membina

hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal dan menyadari

perilaku halusinasi yang dialami, melatih pasien cara cara mengontrol

halusinasi ( cara menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, bukan

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

4

kegiatan terjadwal dan minum obat secara teratur), melibatkan pasien

dalam interaksi dan terapi kelompok secara bertahap (Keliat dan Akemat,

2006).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

menelaaah lebih dalam tentang penanganan pasien gangguan jiwa

khususnya pasien dengan masalah skizofrenia melalui Asuhan

Keperawatan yang komprehensif pada pasien Ny. N dengan masalah

utama halusinasi penglihatan di ruang delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan masalah

Dalam asuhan keperawatan ini, penyusun membatasi ruang

lingkup bahasan dalam pelaksanaan studi kasus yaitu Asuhan Keperawatan

Jiwa pada pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara secara komprehensif pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi implementasi dan evaluasi.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum studi kasus.

Penulis mampu melakukan Asuhan Keperawatan Jiwa secara

komprehensif pada pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara2.

2. Tujuan Khusus studi kasus.

a. mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny.n dengan

skizofrenia di ruang delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara.

b. mampu menegakkan diagnosa keperawatan sesuai prioritas

pada pasien Ny. N skizofrenia di ruang delima Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

5

c. mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada

pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

d. mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien

Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

e. mampu melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan pada

pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

f. mampu mendokumentasikan Asuhan Keperawatan yang

diberikan pada pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang

delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

g. mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara

teori dan studi kasus dalam melakukan asuhan keperawatan

pada pasien Ny. N dengan skizofrenia di ruang delima

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Studi Kasus

Manfaat susunan dari asuhan keperawatan ini dapat dibagi menjadi

dua yaitu :

1. Manfaat teoritis.

Dapat menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa keperawatan untuk

membandingkan antara asuhan keperawatan Secara teoritis dengan

kenyataan pada praktik klinik.

2. Manfaat praktis.

a. Rumah Sakit. Metode keperawatan yang digunakan untuk

mengatasi pasien dengan masalah halusinasi penglihatan.

b. Istitusi Pendidikan. Dijadikan contoh pembuatan laporan dalam

melakukan keperawatan pada pasien dengan masalah utama

halusinasi penglihatan.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

6

E. Metode penulisan.

Metode yang digunakan dalam penulisan asuhan keperawatan ini

adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan yaitu melalui berbagai literatur yang akurat dapat

terpercaya untuk mendapatkan teori-teori yang relevan yang

berhubungan dengan kasus klien.

2. Studi kasus yaitu mempelajari kasus pasien dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yaitu melakukan pengumpulan data

menggunakan metode wawancara observasi dan pemeriksaan fisik

serta melakukan demonstrasi tindakan keperawatan yang sesuai

dengan masalah klien.

3. Studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen data-data pada status

klien dan catatan yang berhubungan dengan isi karya tulis.

F. Sistematika Penulisan

Bagian ini menguraikan sistematika penulisan laporan karya tulis

ilmiah yang terdiri atas 5 (Lima) Bab, yaitu :

BAB I

BAB II

BAB III

:

:

:

:

Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, ruang

lingkup bahasan, Tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Tinjauan teoritis, terdiri atas konsep dasar halusinasi (

Tian, etiologi, jenis-jenis halusinasi, fase halusinasi,

rentang respon, gambaran klinik sumber koping dan

mekanisme koping penatalaksanaan) dan konsep dasar

asuhan keperawatan pasien halusinasi yang meliputi

pengkajian diagnosa keperawatan intervensi implementasi

dan evaluasi.

Tinjauan kasus yang merupakan laporan hasil asuhan

keperawatan pada pasien Ny. N dengan halusinasi

penglihatan di ruang Delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

7

BAB IV

BAB VI

: Pembahasan, bab ini menguraikan tentang kesenjangan

yang ditemukan dari fakta dan teori yang dibahas

komprehensif pomade faktor pendukung dan faktor

penghambat serta alternatif penyelesaian masalah pada

setiap tahap proses keperawatan.

Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi tentang kesimpulan

atas hasil pelaksanaan asuhan keperawatan dan saran-saran

yang berkaitan dengan kesimpulan.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar.

1. Pengertian

Skizofrenia (Schizophrenia) adalah gangguan yang terjadi pada fungsi

otak yang mempengaruhi persepsi pasien, cara berfikir, bahasa, emosi

dan perilaku sosialnya (neurogical disease that affects a person’s

perfection thingking, language, emotion, and social behavior): (Yosep,

2009).

Menurut Maramis (1998) dalam Muhith ( 2015), skizofrenia

merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien gangguan

jiwa. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan

panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang

dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksternal

(persepsi palsu). Halusinasi pendengaran adalah gangguan stimulus

dimana mendengar suara-suara terutama suara orang, biasanya pasien

mendengar suara orang yang sedang membicarakan Apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu (Prabowo,

2014).

2. Etiologi

a. Faktor predisposisi.

Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah

sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres.

Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, mengenai faktor

perkembangan sosial kultural, biokimia psikologis dan genetik Iya itu

faktor resiko mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat

dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stres (Damayanti, 2012)

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

9

1) Faktor perkembangan.

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan

interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stres

dan kecemasan.

2) Faktor sosiokultural.

Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang

merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat

klien dibesarkan.

3) Faktor biokimia.

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.

Dengan adanya stres yang berlebihan dialami seseorang maka

di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat

halusinogenik neuro kimia seperti buffofenon dan

Dimetytranferase (DMP).\

4) Faktor psikologis.

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis Serta adanya

peran ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak

akan mengakibatkan stres dan kecemasan yang tinggi dan

berakhir dengan gangguan orientasi realitas.

5) Faktor genetik.

Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui

,tetapi Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga

menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada

penyakit ini. (Yosep, 2009 dan Prabowo, 2014).

b. Faktor presipitasi.

Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu

sebagai tantangan ancaman / tuntutan yang memerlukan energi ekstra

untuk koping. Adanya rangsangan lingkungan yang sering yaitu

seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama Diajak

komunikasi, jadi yang ada di lingkungan juga suasana sepi / isolasi

adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

10

dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh

mengeluarkan zat halusinogenik (Muhith, 2015).

Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :

1) Berlebihnya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan

memproses informasi di talamus dan frontal otak.

2) Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu ( mekanisme

abnormal).

3) Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan

perilaku seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Gejala pencetus respon neurobiologis Stuar & Laraia (2005) dalam

Muhith (2015).

Kesehatan - Nutrisi kurang. - Kurang tidur. - Ketidakseimbangan Irama sirkadian. - Kelelahan infeksi. - Obat-obatan sistem saraf pusat. - Kurangnya latihan. - Hambatan Untuk menjangkau pelayanan kesehatan.

Lingkunagan - Lingkungan yang memusuhi kritis. - Masalah di rumah tangga. - Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-hari. - Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain. - Isolasi sosial. Kurang dukungan sosial. - Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam bekerja). - Stigmasasi. - Kemiskinan. - Kurangnya alat transportasi. - Ketidakmampuan mendapat pekerjaan.

Sikap/Perilaku - Merasa tidak mampu / harga diri rendah. - Putus asa / tidak percaya diri. - Merasa gagal / kehilangan motivasi menggunakan

keterampilan diri. - Kehilangan kendali diri / (Demoralisasi). - Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala

tersebut. - Merasa Malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan

spiritual). - Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun

kebudayaan.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

11

- Rendahnya kemampuan sosialisasi. - Perilaku agresif. - Perilaku kekerasan. - Ke tidak ada kekuatan pengobatan. - Tidak ada kekuatan penanganan gejala.

3. Jenis-jenis halusinasi

a. Halusinasi pendengaran.

Meliputi mendengar suara-suara paling sering adalah suara

orang, berbicara kepada klien / membicarakan klien. Mungkin satu /

banyak suara, dapat berupa suara orang yang dikenal / tidak dikenal.

Nasib pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling sering

terjadi. Halusinasi perintah adalah suara-suara yang menyuruh klien

untuk mengambil tindakan, seringkali membahayakan diri / orang lain

yang dianggap berbahaya.

b. Halusinasi penglihatan.

Mencakup melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada sama

sekali, misalnya cahaya / orang yang sudah meninggal, / mungkin

sesuatu yang bentuknya menakutkan, misalnya melihat monster.

Halusinasi ini merupakan jenis halusinasi yang kedua yang paling

sering terjadi.

c. Halusinasi penghidu ( penciuman).

Meliputi mencium aroma / bau padahal tidak ada. Bau tersebut

dapat berupa file tertentu seperti urine / feses / bau yang sifatnya lebih

umum misalnya bau busuk / bau yang tidak sedap. Jenis halusinasi ini

seringkali ditemukan pada klien demensia, kejang dan stroke.

d. Halusinasi taktil (peraban).

Mengacu pada sensasi seperti aliran listrik yang menjalar ke

seluruh tubuh / binatang kecil yang merayap di kulit. Halusinasi taktil

paling sering ditemukan pada klien yang mengalami putus alkohol.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

12

e. Halusinasi pengecapan.

Mencakup rasa yang tetap ada dalam mulut, / perasaan bahwa

masakan Terasa seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut dapat berupa

rasa logam / pahit / mungkin seperti rasa tertentu.

f. Halusinasi kinestetik.

Halusinasi kinestetik adalah kondisi merasa badan bergerk dalam

subuah ruang atau anggota badannya bergerak.

4. Fase-fase halusinasi

Tabel 2. Fase-fase / tahapan halusinasi menurut Yosep ( 2010) dalam

Damayanti ( 2012)

Stage 1 : sleep disorder,

fase awal seseorang

sebelum muncul

halusinasi.

Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar

dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa

dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa

sulit karena berbagai stressor terakumulasi

misalnya kekasih hamil, masalah di kampus,

PHK di tempat kerja, penyakit, utang, nilai di

kampus, Drop Out dan sebagainya. Mas bisa

menekan karena terakumulasi sedangkan support

system kurang dan persepsi terhadap masalah

sangat buruk. Sulit tidur berlangsung terus-

menerus sehingga terbiasa menghayal. Pilihan

menganggap Lamunan Lamunan awal tersebut

sebagai pemecahan masalah.

Stage 2 : Comforting

moderate level of Anxiety

halusinasi secara umum

diterima sebagai sesuatu

yang alami.

Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti

adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan

berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan

pemikiran pada timbulnya kecemasan. Iya

beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan

sensornya dapat dia kontrol bila kecemasannya

diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

13

merasa nyaman dengan halusinasinya.

Stage 3 : Condemning

Svere Level of Anxiety

secara umum halusinasi

sering mendatangi klien.

Pengalaman sensori klien menjadi sering datang

dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak

mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupaya

menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang

dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang

lain dengan intensitas waktu yang lama.

Stage 4 : Controlling

Severe Level of Anxiety.

Fungsi sensorik menjadi tidak relevan dengan

kenyataan. Mencoba melawan suara-suara /

sensory abnormal yang datang. Klien dapat

merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir.

Inilah dimulai fase gangguan Psychotic.

Stage 5 : Conquering

Panic Level of Anxiety.

Klien mengalami gangguan dalam menilai

lingkungannya. Pengalaman sensori yang

terganggu klien mulai merasa terancam dengan

datangnya suara suara terutama bila kiri yang

tidak dapat menuruti ancaman / perintah yang

didengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat

berlangsung selama minimal 4 jam / seharian bila

klien tidak mendapatkan komunikasi terapiutik.

Terjadi gangguan psikotik berat.

5. Rentang Respon Neurobiologi

Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang

berada dalam rentang respon neurobiologist. Ini merupakan respon

persepsi paling maladaptif. Jika individu yang sehat persepsinya akurat,

mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus Berdasarkan

informasi yang diterima melalui panca indra ( pendengaran, lihatkan,

penghidu, pengecapan dan perabaan), pasien dengan halusinasi

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

14

mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun sebenarnya

stimulus tersebut tidak ada.

Rentang repon halusinasi dapat dilihat pada gambar ddi halaman berikut

ini.

Respon adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis.

Persepsi akurat

Emosi konsisten

dengan pengalaman

Perilaku sesuai

Hubungan positif

Kadang pikiran

terganggu

Ilusi

Emosi berlebihan /

kurang

Perilaku tidak biasa

Menarik diri

Gangguan proses

pikir / delusi

Halusinasi

Sulit berespon dengan

pengalaman

Perilaku tidak

terorganisir

Isolasi sosial.

Gambar 1. Rentan respon halusinasi.

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam Damayanti (2012),

Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada

dalam rentang respon neurobiologis.

a. Pikiran logis : Yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.

b. Persepsi akurat : Iya itu proses diterimanya rangsang melalui panca

indra yang didahului oleh perhatian ( attention) sehingga individu

sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya.

c. Emosi konsisten : manifestasi perasaan yang konsisten / efek keluar

disertai banyak komponen fisiologi dan biasanya berlangsung tidak

lama.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

15

d. Perilaku sesuai : individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian

masalah masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya

umum yang berlaku.

e. Hubungan sosial harmonis : Iya itu hubungan yang dinamis

menyangkut hubungan antar individu dan individu individu dan

kelompok dalam bentuk kerjasama.

f. Proses pikir kadang terganggu (ilusi) : manifestasi dari persepsi

impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi

gambaran sensorik pada area tertentu di otak kemudian di

interprestasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya.

g. Emosi berlebihan / kurang : manifestasi perasaan / efek keluar

berlebihan / kurang.

h. Perilaku tidak sesuai / biasa : yaitu perilaku individu berupa tindakan

nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma-

norma sosial / budaya umum yang berlaku.

i. Perilaku aneh / tidak biasa : perilaku individu berupa tindakan nyata

dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma

sosial / budaya umum yang berlaku.

j. Menarik diri : yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain menghindari hubungan dengan orang lain.

k. Isolasi sosial : menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial

dalam berinteraksi.

6. Gambaran klinik

Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,

perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang

perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat

membedakan keadaan nyata dan tidak nyata.

Menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Muhith (2015) mencoba

memecahkan masalah halusinasi berlandaskan atas hakikat keberadaan

seorang individu sebagai makhluk yang dibangun atas dasar unsur-

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

16

unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari 5

dimensi yaitu :

a. Dimensi fisik.

Manusia dibangun oleh sistem indra untuk menanggapi

rangsangan eksternal yang diberikan oleh lingkungannya.

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti

Kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga

delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu

yang lama.

b. Dimensi emosional.

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak

dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi.

Halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien

tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga dengan

kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c. Dimensi intelektual.

Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu

dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi

ego pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri

untuk melawan impuls yang menekankan namun merupakan suatu

hal yang menyembuhkan kewaspadaan yang dapat mengambil

seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan mengontrol semua

perilaku klien.

d. Dimensi sosial.

Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan

adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asik dengan

halusinasinya seolah-olah Ia merupakan tempat untuk memenuhi

kebutuhan akan interaksi sosial kontrol diri dan harga diri yang

tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem

kontrol oleh individu tersebut sehingga jika perintah halusinasi

berupa ancaman, dirinya / orang lain individu cenderung untuk itu.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

17

Oleh karena itu, Aspek penting dalam melaksanakan intervensi

keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interaksi

yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan,

serta mengusakan klien tidak menyendiri sehingga kalian selalu

berinteraksi dengan lingkungannya dan halusinasi tidak

berlangsung.

e. Dimensi spiritual.

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, Sehingga

interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang

mendasar. Pada individu tersebut cenderung menyendiri hingga

proses diatas tidak terjadi, individu tidak sadar dengan

keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam

individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya individu

kehilangan kontrol kehidupan dirinya.

Halusinasi benar-benar real dirasakan oleh klien yang

mengalaminya, seperti mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak

punya cara untuk menentukan persepsi tersebut nyat Sama halnya

seperti seseorang mendengarkan suara-suara dan tidak lagi

melakukan orang yang berbicara tentang suara tersebut.

Ketidakmampuannya mempersepsikan stimulus secara real dapat

menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasi harus menjadi

prioritas untuk segera diatasi.. Untuk memfasilitasi nya klien perlu

dibuat nyaman untuk menceritakan perihal halusinasinya.

Klien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena

mendapatkan respon negatif ketika mencoba menceritakan

halusinasinya kepada orang lain. Karenanya banyak pilihan

enggan untuk menceritakan pengalaman pengalaman aneh

halusinasinya. Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk

dibicarakan dengan orang lain. Kemampuan untuk

memperbincangkan tentang halusinasi yang dialami oleh klien

sangat penting untuk memastikan dan validasi pengalaman

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

18

halusinasi tersebut. Perawat harus memiliki ketulusan dan

perhatian untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang halusinasi.

Menurut Hamis (2000) dalam Damayanti (2012), perilaku

klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut :

a. Bicara sendiri

b. Senyum sendiri

c. Tertawa sendiri

d. Menggerakkan bibir tanpa suara

e. Pergerakan mata yang cepat

f. Respon verbal yang lambat

g. Menarik diri dari orang lain

h. Berusaha untuk menghindari orang lain

i. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata

j. Terjadinya peningkatan denyut jantung pernapasan dan tekanan

darah

k. Perhatian dengan lingkungan yang kurang / hanya beberapa

detik

l. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori

m. Sulit berhubungan dengan orang lain

n. Ekspresi muka tegang

o. Mudah tersinggung jengkel dan marah

p. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat

q. Tampak Tremor dan berkeringat

r. Perilaku panik

s. Agitasi dan kataton

t. Curiga dan bermusuhan

u. Bertindak merusak diri orang lain dan lingkungan

v. Ketakutan

w. Tidak dapat mengurus diri

x. Biasanya terdapat disorientasi waktu tempat dan orang

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

19

Perilaku yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada

jenis halusinasi nya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya

tanda-tanda dan perilaku halusinasi maka pengkajian selanjutnya

harus dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasi

nya saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan

meliputi :

a. Isi halusinasi

Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar,

apa yang dikatakan suara itu, jika halusinasi auditorik. Apa

bentuk bayangan yang dilihat oleh klien, jika halusinasi visual,

Bau apa yang tercium jika halusinasi penghidu rasa apa yang

dikecap jika halusinasi pengecapan, dan Apa yang dirasakan

dipermukaan tubuh jika halusinasi perabaan.

b. Waktu dan frekuensi

Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien Kapan

pengalaman halusinasi muncul, berapa kali sehari, seminggu /

sebulan pengalaman halusinasi itu muncul. Informasi ini

sangat penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi dan

menentukan bilamana klien perlu perhatian saat mengalami

halusinasi

c. Situasi munculnya halusinasi.

Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum

halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bisa mengobservasi

apa yang dialami klien menjelang munculnya halusinasi untuk

meng validasi pernyataan klien.

d. Respon klien

Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah

mempengaruhi klien bisa dikaji dengan apa yang dilakukan

oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi. Apakah

kalian masih bisa mengontrol stimulus halusinasinya / sudah

tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

20

7. Sumber Koping dan Mekanisme Koping.

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi

stressor. Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang

individu dapat mengatasi stres dan anxietas dengan menggunakan sumber

koping di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk

menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya, dapat

membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan

stres dan mengadopsi strategi coping yang berhasil.

Mekanisme koping adalah upaya yang diarahkan pada pengelolaan

stres termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dari mekanisme

pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Stuart, Laraia 2005

dalam Muhith, 2015).

a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari

b. Proyeksi : menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha

untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan

stimulus internal

d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

8. Penatalaksanaan ( Terapi Psikofarmaka).

a. Chlorpromazine

Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam

kemampuan menilai realitas kesadaran diri terganggu, daya ingat

norma sosial dan titik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-

fungsi mental halusinasi. Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh

/ tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,

tidak mampu bekerja berhubungan sosial dan melakukan kegiatan

rutin. Mempunyai efek samping gangguan otonomi (Hypotensi)

antikolinergik/ parasimpatik, mulut kering kesulitan dalam miksi,

hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi,

gangguan Irama jantung. Gangguan ekstra piramidal ( dystonia akut,

akatsia syndrome Parkinson). Gangguan endokrin ( amenorrhe).

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

21

Metabolic (Soundiee). Hematologi agranulosis. Biasanya untuk

pemakaian jangka panjang. Kontraindikasi terhadap penyakit hati,

penyakit darah epilepsi gangguan jantung.

b. Haloperidol (HLP)

Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi

mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek

samping seperti gangguan miksi dan parasimpatik, defleksi, hidung

tersumbat mata kabur, tekanan intra meninggi, gangguan Irama

jantung. Kontraindikasi terhadap penyakit hati, penyakit darah,

epilepsi kelainan jantun.

c. Trihexyphenidyl (THP)

Segala jenis penyakit parkinson, termasuk paska ensefalitis

dan idiopatik sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan

fenotiazine. Memiliki efek samping diantaranya mulut kering,

penglihatan kabur pusing mual muntah bingung agitasi, konstipasi,

takikardia dilatasi ginjal, retensi urine. Kontraindikasi terhadap

hi%sitive trihexyphenidyl (THP), glaucoma sudut sempit, psychosis

berat psikoneurosis.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi Penglihatan.

Menurut (fitria, 2009 dalam Damayanti 2012), pengelompokan

data pada pengkajian kesehatan dan keperawatan jiwa berupa faktor

presipitasi, penilaian stressor suberkopping yang dimiliki klien setiap

melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi

pengkajian meliputi :

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

Agama, tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian, nomor rumah

klien, dan alamat klien.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

22

b. Keluhan utama

Keluhan utama Biasanya berupa bicara sendiri, tertawa sendiri,

senyum sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, menarik diri dari

orang lain, tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata,

ekspresi muka tegang mudah tersinggung, jengkel dan marah

ketakutan biasa terdapat disorientasi waktu tempat dan orang, tidak

dapat mengurus diri dan tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

c. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis

dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk

mengatasi stres. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya,

mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia psikologis

dan genetik yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan

jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk

mengatasi stres.

1) Faktor perkembangan ; biasanya tugas perkembangan

mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu

maka individu akan mengalami stres dan kecemasan.

2) Faktor sosiokultural ; berbagai faktor di masyarakat dapat

menyebabkan seseorang merasa disingkirkan oleh kesepian

terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan.

3) Faktor biokimia ; adanya stres yang berlebihan dialami

seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang

dapat bersifat halusinogenik neuro kimia.

4) Faktor psikologis; hubungan interpersonal yang tidak

harmonis, adanya peran ganda yang bertentangan dan tidak

diterima oleh anak akan mengakibatkan stres dan kecemasan

yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas

seperti halusinasi.

5) Faktor genetik; Apa yang berpengaruh dalam skizoprenia

.Belum diketahui, tetapi Hasil studi menunjukkan bahwa faktor

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

23

keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh

pada penyakit ini.

d. Faktor presipitasi

Adanya rangsangan lingkungan yang sering yaitu seperti

partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama Diajak komunikasi

objek yang ada di lingkungan juga suasana sepi / isolasi adalah

sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut

dapat meningkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh

mengeluarkan zat halusinogenik.

e. Aspek fisik

Hasil pengukuran tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan, TB,

BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien. Terjadi

peningkatan denyut jantung pernapasan dan tekanan darah.

f. Aspek psikososial

Genogram yang menggambarkan tiga generasi.

g. Konsep diri

1) Citra tubuh

Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah /

tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi / yang akan

terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif

tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang,

mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.

2) Identitas diri

Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan

dan tidak mampu mengambil keputusan.

3) Peran

Berubah / berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,

proses menua putus sekolah dan PHK.

4) Identitas diri

Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya dan

mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

24

5) Harga diri

Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri

sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat,

mencederai diri dan kurang percaya diri.

h. Status mental

Pada pengkajian status mental pasien halusinasi ditemukan data

berupa bicara sendiri, senyum sendiri, tertawa sendiri,

menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,

respon verbal yang lambat, menarik diri dari orang lain berusaha

untuk menghindari orang lain, tidak dapat membedakan yang nyata

dan tidak nyata, terjadi peningkatan denyut jantung pernapasan dan

tekanan darah, perhatian dengan lingkungan yang kurang / hanya

beberapa detik com berkonsentrasi dengan pengalaman sensori,

sulit berhubungan dengan orang lain, ekspresi muka tegang, mudah

tersinggung, jengkel dan marah tidak mampu mengikuti perintah

dari perawat, tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik,

agitasi dan kataton curiga dan bermusuhan, bertindak merusak diri

orang lain dan lingkungan, ketakutan, tidak dapat mengurus diri,

biasa terdapat disorientasi waktu tempat dan orang.

i. Kebutuhan Persiapan pulang

1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.

2) Klien tidak mampu BAB dan BAK, menggunakan dan

membersihkan WC membersihkan dan merapikan pakaian.

3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat

rapi.

4) Klien tidak dapat melakukan istirahat dan tidur, tidak dapat

beraktivitas di dalam dan di luar rumah.

5) Klien tidak dapat menjalankan program pengobatan dengan

benar

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

25

j. Mekanisme koping

Apabila mendapat masalah, pasien takut / tidak mau menceritakan

kepada orang lain (koping menarik diri). Mekanisme koping yang

digunakan pasien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang

merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.

Mekanisme koping yang sering digunakan pada halusinasi adalah :

1) Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari.

2) Proyeksi : menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan

berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang

lain.

3) Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik

dengan stimulus internal.

k. Aspek medik

Terapi yang diterima klien bisa berupa terapi farmakologi

psikomotor terapi okupasional, TAK dan rehabilitas.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan Nanda 2014-2017 pasien dengan skizofrenia dapat

ditegakkan diagnose keperawatan konfulsi akut.

Batasan karakteristik.

- Agitasi

- Gangguan fungsi kognitif

- Gangguan tingkat kesdaran

- Gangguan fungsi fsikomotor

- Halusinasi

- Ketidaktepatan mengikuti perilaku berorientasi tujuan

- Ketidaktepatan mengikuti perilaku terarah

- Tidak mampu memulai perilaku berorientasi tujuan

- Tidak mampu memulai perilaku terarah

- Salah presepsi

- Gelisah

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

26

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN TINDAKAN

NOC NIC

1 Konfulsi akut Orientasi Kognitif Manajemen Halusinasi

- Mengidentifikasi diri sendiri

- Mengidentifikasi orang-orang yang

singnifikan

- Mengidentifikasi tempat saat ini

- Mengidentifikasi hari dengan benar

- Mengidentifikasi bulan dengan benar

- Mengidentifikasi tahun dengan benar

- Mengidentifikasi musim dengan benar

- Mengidentifikasi peristiwa saat ini yang

signifikan

- Bangun hubungan interpersonal dan saling percaya dengan

klien.

- Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi

lingkungan.

- Pertahankan lingkungan yang aman.

- Catat perilaku klien yang menunjukkan halusinasi.

- Berikan klien kesempatan untuk mendiskusikan

halusinasinya.

- Dorong klien untuk memfalidasi halusinasi dengan orang

yang dipercaya

- Berikan obat antipsikotik dan anti angsietas secara rutin

sesuai kebutuhan.

- Monitor kehadiran halusinasi mengenai konten dari

halusinasi berupa kekerasan atau mencelakai diri.

- Tegaskan jika di tanya bahwa anda tidak mengalami

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

27

stimul;us yang sama.

- tingkatkan komunikasi yang jelasdan terbuka.

- Berikan pengajaran terkait pada obat klien dan orang-

orang terdekat

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

28

BAB III

TINJAUAN KASUS

a. Pengkajian

I. Identitas diri klien

Nama

Tempat tanggal lahir

Umur

Jenis kelamin

Alamat

Status perkawinan

Agama

Suku

Pendidikan

Pekerjaan

Nomor rekam medis

Tanggal masuk RS

Tanggal pengkajian

Sumber informasi

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Ny. N

Toli-toli, 5 Juli 1985

32 Tahun

Perempuan

Desa Lalimbue, Batu Gong

Janda, 1 anak

Islam

Bugis

SLTP

Ibu Rumah Tangga

03 17 03

02 Juni 2016

12 Juli 2018

Klien, Status RM Perawat Ruangan

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi.

Nama

Pendidikan

Pekerjaan

:

:

:

Ny.S

SMA

Ibu Rumah Tangga

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

29

Hubungan dengan klien

Alamat

:

:

Ibu

Desa Lalimbue, Batu Gong

II. Status kesehatan saat ini

1. Alasan kunjungan / keluhan utama :

a. Alasan kunjungan :

Klien dibawa ke RSJ karena mau lihat bayangan-bayangan dengan

kondisi,gaduh, gelisah, ngamuk kurang lebih 5 hari yang lalu sebelum

masuk rumah sakit pada tanggal 2 Juni 2016

b. Keluhan pada saat pengkajian :

klien selalu melihat bayangan bayangan putih pada malam hari2.

2. Faktor pencetus : klien dengan putus obat dan sulit tidur

3. Lamanya keluhan: kurang lebih 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah

sakit

4. Timbulnya keluhan ( √ ) bertahap ( )mendadak

5. Faktor yang memperberat : klien sering mengamuk dan gelisah

6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Sendiri : klien mondar-mandir, dan takut kematian berteriak jika

halusinasinya muncul

Orang lain : -

7. Diagnosa Medic :

a. Skizofrenia residual tanggal : 2 Juni 2016

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

30

III. Faktor predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : ( √ ) ya ( ) tidak

2. Pengobatan sebelumnya : ( ) berhasil ( √ ) kurang berhasil ( )

tidak berhasil

Pelaku / usia korban / usia saksi / usia

Aniaya fisik √ 32 Tahun

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam

keluarga

Riwayat Faktor Predisposisi:

Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan dirawat di rumah sakit

jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil

karena putus obat, Sehingga pada tahun 2016 klien masuk kembali untuk

mendapatkan perawatan. Klien juga mengatakan pernah melakukan pemukulan

pada ibu klien dan pada saat di rumah . Perawat di Rumah Sakit jiwa mengatakan

klien terkadang selalu marah-marah dan ingin memukul teman satu ruangannya.

Masalah keperawatan :

- Regiment terapeutik inefektif

- Resiko perilaku kekerasan

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

31

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ( ) ya( √ )

tidak

Hubungan keluarga Gejala Percobaan

Tante Suka jalan tanpa tujuan -

- Mudah marah tanpa alas

an

-

Suka tertawa dan

menangis sendiri dan

malas mengurus diri.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :

Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan pada masa lalu

adalah pada saat diceraikan suaminya.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah kronik

IV. Pengkajian fisik

1. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg S : 36.5oC

N : 82 x / mnt P : 20 x / mnt

Jelaskan :

Tanda-tanda vital klien dalam batas normal, klien mengatakan sering

merasakan nyeri ulu hati.

Masalah keperawatan: Nyeri akut

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

32

V. Psikososial

1. Genogram

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien

: Tidak diketahui umur

: Tinggal serumah

: Garis Keturunan

: Garis perkawinan

X X X X

? ?

32 x

x

?

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

33

Pola asuh dalam keluarga

Pengambilan keputusan

Komunikasi dalam keluarga

: Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga klien

yaitu pola asuh demokrasi yaitu segala sesuatu

dibicarakan dengan anggota keluarga dan

diputuskan bersama.

: Klien mengatakan yang bertanggung jawab dan

mengambil keputusan adalah klien sendiri tanpa

bermusyawarah dengan keluarganya.

: Klien mengatakan komunikasi dalam keluarga

baik.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

2. Konsep diri.

a. Citra diri klien : Mengatakan bagian tubuh yang disukainya adalah bagian

wajahnya.

b. Identitas : Klien seorang perempuan berusia 32 tahun dan sudah

menikah namun cerai.

c. Peran : Klien mengatakan sedih karena tidak bisa menjalankan

perannya sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab kepada kedua

orang tua dan anak-anaknya

d. Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh dan berkumpul dengan

keluarga

e. Harga diri : Klien merasa sedih karena rindu pada ibunya, tetapi dia

merasa tidak dipedulikan lagi karena jarang dijenguk.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah kronik.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

34

3. Hubungan social

a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang paling berarti

adalah ibunya

b. Peran serta dalam kegiatan masyarakat / kelompok : Klien mengatakan

hubungan dengan keluarga dan tetangganya baik saat di RS klien

selalu bergaul dengan pasien lainnya.

c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien merasa malu dan

minder Saat berinteraksi dengan pasien lainnya

d. Masalah keperawatan : Harga diri rendah kronik

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam tetapi dia tidak melakukan

salat lima waktu namun mengaji

b. Kegiatan ibadah : Klien tidak pernah sembahyang selama dirawat di

rumah sakit dan merasa tidak berdosa masalah keperawatan tidak ada

masalah

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

35

VI. Status mental

1. Penampilan

( )

( )

( √ )

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasa

2. Pembicaraan

( )

( )

( )

( )

Cepat

Keras

Gagap

Inkoheren

( )

( )

( √ )

( )

Lambat

Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan

Apatis

Jelaskan : Ny. N berpenampilan tidak rapih dan pakaiannya jarang diganti. Saat

ditanya klien berbicara lambat dan tidak terarah dan selalu tertawa, gigi tampak

kotor dan kuning badan klien agak bau, klien mengatakan pakaiannya jarang

diganti, klien mandi 1 kali sehari dan masih diarahkan oleh petugas.

Masalah keperawatan :

- Defisit perawatan diri berpakaian / berhias

- Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

3. Aktivitas motorik

( )Lesu ( )Tik

( )Tegang ( )Grimacle

( √ )Gelisah ( )Tremor

( )Agitasi ( )Kompulsif

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

36

Jelaskan : klien mengatakan setiap melihat bayangan bayangan yang

selalu mengganggu nya dia merasa tegang dan gelisah. Masalah

keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.

4. Alam perasaan

( )Sedih ( )Khawatir

( )Putus asa ( )Gembira berlebihan

( √ )Ketakutan

Jelaskan: Klien mengatakan dia selalu merasa ketakutan di saat melihat

bayangan bayangan yang selalu mengganggu nya

Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

5. Afek

( )Datar ( √ )Labil

( )Tumpul ( )Tidak sesuai

Jelaskan klien sering marah-marah tanpa sebab

Masalah keperawatan :

- Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

- Resiko perilaku kekerasan

6. interaksi selama wawancara

( )Bermusuhan ( )Mudah tersinggung

( )Defensif ( )Tidak kooperatif

( )Kontak mata kurang ( )Curiga

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

37

Jelaskan : Pada saat interaksi tidak ditemukan masalah dalam melakukan

wawancara, dan Klien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

7. Persepsi

( )Pendengaran ( )Perabaan

( )Penghidu ( √ )Penglihatan ( )Pengecapan

Jelaskan : Klien mengatakan selalu melihat bayangan bayangan yang

selalu mengganggunya. Bayangan itu muncul ketika dia sedang sendiri /

melamun, bayangan itu muncul pada malam hari pukul 23.00 /pukul

24.00 WITA lebih dari 5 kali. Klien tampak mondar-mandir, klien

tampak gelisah, klien tampak takut.

Masalah keperawatan : Konfulsi akut

8. Proses pikir

( )Sirkumstansial ( )Tangensial ( )Kehilangan asosiasi

( √)Flight of ideas ( )Blocking ( )Pengulangan pembicaraan

Jelaskan: Pembicaraan klien meloncat-loncat dari satu topik ke topik yang

lain dan terkadang berhenti sebentar lalu dilanjutkan kembali, bicara

kurang jelas.

Masalah keperawatan: Kerusakan komunikasi verbal

9. Isi Pikir

( )Obsesi ( √ )Fobia ( )Hipokondria

( )Depersonalisasi ( )Ide yang terkait ( )Pikiran magis waham

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

38

( )Agama ( )Somatik ( )Kebesaran

( )Curiga ( )Nihilistik ( )Sisip pikir

( )Kontril pikir

Jelaskan : Klien mengalami gangguan fobia dan tidak mengalami waham.

Klien merasa takut pada saat halusinasinya muncul

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.

10. Tingkat kesadaran

. ( )Bingung ( )Sedasi ( )Stupor

Disorientasi

( )Waktu ( )Tempat ( )Orang

Jelaskan: Klien mengatakan bisa menyebutkan waktu dan orang secara

benar.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

Memori

( )Gangguan daya ingat jangka panjang

( )Gangguan daya ingat jangka pendek

( )Gangguan daya ingat saat ini

( )Konfabulasi.

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

39

Jelaskan: Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang,

jangka pendek, dan saat ini karena klien dapat menceritakan apa yang

dialaminya pada masa lalu.

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung

( )Mudah beralih ( √)Tidak mampu berkonsentrasi

( )Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan: Klien kadang tidak mampu berkonsentrasi ketika ditanya

Masalah keperawatan: Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.

12. Kemampuan penilaian

( )Gangguan ringan ( )Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.

13. Daya titik diri

( )Mengingkari penyakit yang diderita

( )Menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya

Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya sedang sakit

Masalah keperawatan : Tiak ada masalah

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

40

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan : ( )Bantuan minimal ( )Bantuan total.

2. BAB/BAK : ( )Bantuan minimal ( )Bantuan total.

Jelaskan : Klien mampu makan sendiri, makan 3 kali sehari, klient juga

dapat mengambil minumannya sendiri tetapi makanannya masih terhambur

dan masih diarahkan untuk cuci tangan. BAB dan BAK mampu melakukan

sendiri tanpa bantuan orang lain.

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri makan.

3. Mandi : ( )Bantuan minimal ( )Bantuan total.

4. Berpakaian/berhias : ( )Bantuan minimal ( )Bantuan total.

5. Istirahat dan tidur.

Tidur siang, lama pukul 14.00 s/d 17.00 WIB

Tidur malam, lama pukul 02.30 s/d 06.00 WIB

Kegiatan sebelum atau sesudah tidur

6. Pengunaan obat : ( )Bantuan minimal ( )Bantuan total.

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan ( ) Ya ( √ ) Tidak

Sistem pendukung ya tidak ( ) Ya ( √ ) Tidak

8. Kegiatan di rumah

Mempersiapkan makanan ( ) Ya ( √ ) Tidak

Menjaga kebersihan rumah ( ) Ya ( √ ) Tidak

Mencuci pakaian ( ) Ya ( √ ) Tidak

Pengaturan keuangan ( ) Ya ( √ ) Tidak

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

41

9. Kegiatan di luar rumah.

Belanja ( ) Ya ( √ ) Tidak

Transportasi ( ) Ya ( √ ) Tidak

Lain-lain. ( ) Ya ( √ ) Tidak

Jelaskan : Klien mampu mandi sendiri dengan diarahkan petugas, dan

mengganti pakaian setelah mandi. Klien mampu mengenakan pakaian

sendiri setelah mandi, klien jarang mengganti pakaian, bila kuku panjang

klien tidak mampu untuk memotong kukunya sendiri. Jam tidur klien

tidak menentu. Klien mampu minum obat sendiri dengan memerlukan

bantuan dalam mengetahui nama obat, dosis, manfaat dan efek yang

ditimbulkan. Dalam perawatan lanjut sampai sekarang klien masih berada

di RS, sedangkan bentuk sistem pendukung kurang karena keluarga jarang

menjenguk. Klien tidak pernah melakukan kegiatan di dalam rumah

seperti mempersiapkan makanan, menjaga kerapian rumah, mencuci

pakaian, ataupun Mengatur keuangan. Klien tidak suka melakukan

kegiatan di luar rumah seperti belanja, memakai transportasi dan lain-lain.

Klien tampak tidak rapih, Gigi tampak kotor dan kuning badan klien agak

bau, klien mengatakan pakaiannya jarang diganti, klien tampak mandi 1

kali sehari.

Masalah keperawatan :

- Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

- Defisit perawatan diri mandi dan makan.

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

42

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

( √ ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol

( ) Mampu ( √ ) Reaksi lambat atau berlebih

( ) Teknik relaksasi ( ) Bekerja berlebihan

( ) Aktivitas konstruktif ( ) Menghindar

( √ ) Olahraga ( ) Mencederai diri

( ) Lainnya ( √ ) GPS : Halusinasi penglihatan

Jelaskan : Klien mau berbicara dengan orang lain dan klien sering

berolahraga pada hari Jumat. Reaksi klien lambat dan klien mengalami

halusinasi penglihatan.

Masalah keperawatan :

- Ketidakefektifan mekanisme koping.

- GPS: Halusinasi Penglihatan

IX. Masalah Psikologi dan Lingkungan

( √ ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: Klien lebih

kooperatif dengan teman-temannya

( √ ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Klien selalu

berinteraksi dengan pasien lain.

( √ ) Masalah dengan pendidikan, spesifik : Klien tamat SMP saja.

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

43

( √ ) Masalah dengan dukungan pekerjaan spesifik : Klien tidak bekerja.

( √ ) Masalah dengan dukungan Perumahan spesifik: Klien tinggal

bersama keluarganya.

( √ ) Masalah ekonomi, spesifik : Selama di RS klien menggunakan BPJS

Kesehatan.

( √ ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Klien pernah masuk

RSJ dengan keluhan yang sama.

( √ ) Masalah lainnya, spesifik : Klien ingin sembuh.

Jelaskan : Klien lebih kooperatif dengan pasien lain, selalu berinteraksi

dengan pasien lain, pendidikan klient sampai SMP saja, klien tinggal

bersama keluarganya serta klien bisa berinteraksi dengan semua anggota

keluarganya, selama menjalani perawatan di rumah sakit jiwa klien

menggunakan BPJS Kesehatan, klien pernah masuk RSJ dengan keluhan

yang sama, sekarang klien hanya memikirkan untuk kesembuhannya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

X. Pengetahuan kurang tentang :

( √ ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung

( ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik

( ) Koping ( ) Obat-obatan ( ) Lainnya.

Jelaskan : Klien belum mampu mengetahui penyakit yang dialaminya

sekarang.

Masalah keperawatan : Defisit pengetahuan

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

44

XI. Aspek medik.

Diagnosa Medik : Skizofrenia Residual

XII. Daftar Masalah Keperawatan.

1. Ganguan konfulsi akut

2. Harga diri rendah kronik

3. Defisit perawatan diri mandi, berhias, makan

4. Resiko perilaku kekerasan

5. Regiment terapeutik inefektif

6. Defisit pengetahuan

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konfulsi akut

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

45

XIV. Analisis Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS :

- Klien mengatakan sering

melihat bayangan bayangan

yang selalu mengganggu

nya.

- Klien mengatakan

bayangan-bayangan itu

muncul saat sedang sendiri

dan melamun. .

- Klien mengatakan sosok

bayangan itu muncul pada

malam hari pukul 23.00

Wita

- Klien mengatakan pada

saat sosok bayangan itu

muncul dia merasa tegang

dan gelisah

DO :

- klien bicara kurang jelas

- Klien tampak mondar-

mandir

- klien tampak gelisah

- klien tampak takut.

Gangguan persepsi

sensori : Halusinasi

penglihatan

Konfulsi akut

Gangguan

Konfulsi akut.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

46

NO DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN TINDAKAN

NOC NIC

1 Konfulsi akut Orientasi Kognitif

- Mengidentifikasi diri sendiri

- Mengidentifikasi orang-orang

yang singnifikan

- Mengidentifikasi tempat saat ini

- Mengidentifikasi hari dengan

benar

- Mengidentifikasi bulan dengan

benar

- Mengidentifikasi tahun dengan

benar

- Mengidentifikasi musim dengan

benar

Mengidentifikasi peristiwa saat ini

yang signifikan

Manajemen Halusinasi

- Bangun hubungan interpersonal dan saling percaya dengan klien.

- Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi lingkungan.

- Pertahankan lingkungan yang aman.

- Catat perilaku klien yang menunjukkan halusinasi.

- Berikan klien kesempatan untuk mendiskusikan halusinasinya.

- Dorong klien untuk memfalidasi halusinasi dengan orang yang

dipercaya

- Berikan obat antipsikotik dan anti angsietas secara rutin sesuai

kebutuhan.

- Monitor kehadiran halusinasi mengenai konten dari halusinasi

berupa kekerasan atau mencelakai diri.

- Tegaskan jika di tanya bahwa anda tidak mengalami stimul;us

yang sama.

- Berikan pengajaran terkait pada obat klien dan orang-orang

terdekat

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

47

XV. Implementasi dan Evaluasi.

Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa

Nama Pasien

No. Rekam Medik

Ruangan

:

:

:

Ny. N

03 17 03

Delima

Hari/Tgl

Dx Kep

SP

:

:

:

Jumat, 13 Juli 2018

Gangguan konfulsi akut.

I

Jam Implementasi Evaluasi

10.05 1. Membangun hubungan

interpersonal dan saling

percaya dengan klien.

Hasil:

- Klien mau berjabat tangan,

mau menjawab salam, dan

mau menyebutkan

namanya.

2. Menegaskan jika ditanya

bahwa anda tidak

mengalami stimulus yang

sama.

Hasil:

- Wajah klien

nampakbersahabat.

3. Mencatat prilaku klien yang

menunjukkan halusinasinya.

Hasil:

- Klien masih sering marah-

marah tanpa sebab.

S :

- Klien mengatakan sering

melihat bayangan bayangan

putih seperti sosok kuntilanak

- Klien mengatakan bayangan-

bayangan muncul pada malam

hari yang ingin

mengganggunya.

- Klien mengatakan bayangan

putih muncul lebih dari 5 kali

pada malam hari

- Klien mengatakan bayangan

muncul jika sedang sendirian

atau sedang melamun

- Klien mengatakan jika

bayangan-bayangan tersebut

muncul klient merasa

ketakutan

- Klien mengatakan jika

bayangan muncul klien

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

48

4. Memonitor dan megatur

tingkat aktifitas dan

stimulasi lingkungan.

Hasil:

- Klien diikutsertakan dalam

therapy olahraga setiap

pagi hari jum’at dan rabu.

5. Memberikan kesempatan

untuk mendiskusikan

halusinasinya.

Hasil:

- Klien mengatakan bahwa

sosok yang dilihatnya

adalah bayangan putih dan

dating pada malam hari.

mengatakan pergi kau pergi

kau hanya bayangan palsu

jangan ganggu saya lagi

O :

- Klien Nampak bingung

- Klien Nampak cemas dan

ketakutan

- Kontak mata kurang baik

- Jawaban klient singkat

- Klien belum mampu

memperagakan cara

menghapus

- Ekspresi wajah menunjukkan

sikap menerima

A :

Klien mampu Mengidentifikasi jenis,

isi, waktu dan situasi munculnya

halusinasi dangan cara mengatakan

bahwa kau hanya bayangan-bayangan

palsu.

P :

Perawat : Mengajarkan klien cara

mengontrol halusinasi nya dengan

cara minum obat secara teratur

Klien :

Memberikan kesempatan pada pasien

untuk mendiskusikan halusinasinya.

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

49

Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa

Nama Pasien

No. Rekam Medik

Ruangan

:

:

:

Ny. N

03 17 03

Delima

Hari/Tgl

Dx Kep

SP

:

:

:

Sabtu, 14 Juli 2018

Gangguan konfulsi akut.

I

Jam Implementasi Evaluasi

09.55 1. Mempertahankan

lingkungan yang aman.

Hasil:

- Klien mau duduk

berdampingan dengan

perawat.

2. Meningkatkan komunikasi

yang jelas dan terbuka.

Hasil:

- Klien dapat menyebutkan

cara baru mengatasi

halusinasinya.

3. Mendorong klien untuk

menvalidasi halusinasi

dengan orang yang

dipercaya.

Hasil:

- Klien dapat melaksanakan

cara yang telah dipilih

untuk mengendalikan

halusinasinya.

S :

- Klien mengatakan sudah

mengetahui cara mengontrol

halusinasi dengan cara minum obat

secara teratur

- Klien mengatakan ada 5 cara

minum obat benar pasien benar

obat benar waktu benar pemberian

dosis

- Klien mengatakan ada 3 jenis obat

yang diminum yaitu CPZ, CAPS,

dan Carba.

- Klien mengatakan jika minum obat

sesudah makan

- Klien mengatakan minum obat jam

06.00 pagi, jam 01.00 siang ,ndan

07.00

- Klien mengatakan manfaat minum

obat sebagai penenang

menghilangkan bayangan-

bayangan dan menghilangkan rasa

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

50

4. Memonitor dan mengatur

tingkat aktivitas dan

stimulasi lingkungan.

Hasil:

- Klien dapat mengikuti

terapi aktivitas

kelompok.

5. Memberikan obat

antipsikotik dan anti

anxietas secara rutin secara

kebutuhan.

Hasil:

- Klien minum obat

3 x1, yaitu:

CPZ 100 mg 3 x 1/ hari

Halop 1,5 mg 3 x 1/ hari

THP 2 mg 3 x 1/ hari

kaku.

O :

- Wajah nampak bersahabat

- Kontak mata baik

- Memberikan sentuhan kepada

perawat

- Klien nampak tersenyum

- Ekspresi menunjukkan sikap

menerima

- Klien nampak mengerti saat di

beri penjelasan oleh perawat.

A :

- Klien mampu mengontrol

halusinasi dengan cara minum

obat secara teratur.

P :

Perawat :

- Mengajarkan mengontrol

halusinasi dan cara bercakap-

cakap

Klien :

- Melatih cara mengontrol

halusinasi dengan cara meminum

obat secara teratur.

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

51

Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa

Nama Pasien

No. Rekam Medik

Ruangan

:

:

:

Ny. N

03 17 03

Delima

Hari/Tgl

Dx Kep

SP

:

:

:

Minggu, 15 Juli 2018

Gangguan konfulsi akut.

I

Jam Implementasi Evaluasi

11.05 1. Meningkatkan

komunikasi yang jelas

dan terbuka.

Hasil:

- Klien nampak

bersahabat

- Klien mau

mengutarakan masalah

yang dihadapi

2. Memberikan pengajaran

terkait pada obat dan

klien dan orang-orang

terdekat.

Hasil:

- Klien memahami

akibat berhentinya

minum obat tanpa

konsultasi.

- Klien dapat

menyebutkan nama

obat dan berapa kali

S:

- Klien mengatakan sudah

mengetahui cara mengontrol

halusinasi dengan cara bercakap-

cakap

- Klien mengatakan Jika

halusinasinya datang klient

bercakap-cakap

O :

- Wajah nampak bersahabat

- Klient tersenyum klien dapat

menerima informasi dari perawat

A :

- Klien mampu mengontrol halusinasi

dengan cara bercakap-cakap

P: Perawat

- Perawat mengajarkan mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas jadwal klient melatih cara

mengontrol halusinasi dengan cara

bercakap-cakap.

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

52

sehari minum obat.

3. Mencatat prilaku klien

yang menunjukkan

perilaku halusinasi.

Hasil:

- Klien mulai bercakap-

cakap sama klien lain.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

53

Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa

Nama Pasien

No. Rekam Medik

Ruangan

:

:

:

Ny. N

03 17 03

Delima

Hari/Tgl

Dx Kep

SP

:

:

:

Senin, 16 Juli 2018

Gangguan konfulsi akut.

I

Jam Implementasi Evaluasi

10.05 1. Meningkatkan komunikasi

yang jelas dan terbuka.

Hasil:

- Klien mau bercakap-cakap

dengan perawat dank lien

lain.

2. Memberikan pengajaran

terkait pada obat dan klien

dan orang-orang terdekat.

Hasil:

- Klien meminta sendiri

obatnya pada perawat.

3. Mencatat prilaku klien yang

menunjukkan perilaku

halusinasi.

Hasil:

- Klien mengikuti

therapy religi di ruang

rehabilitasi.

- Klien mengikuti

aktivitas kelompok.

S:

- Klien mengatakan sudah

mengetahui cara mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal seperti

menyapu mengepel dan melipat

baju

O :

- Wajah nampak bersahabat

- Klien tersenyum

- Klient nampak menerima

informasi perawat

- klien mengangguk

- kontak mata baik

A :

- Klient mampu mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal

P : Perawat :

- Mengajarkan mengontrol

halusinasi dengan cara

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

54

menghardik, minum obat secara

teratur, bercakap-cakap dan

melakukan aktivitas terjadwal

klien berlatih, menyapu, mencuci

dan lain-lain

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

55

XVI. Implementasi dan Evaluasi.

Catatan Perkembangan Keperawatan Jiwa

Nama Pasien

No. Rekam Medik

Ruangan

:

:

:

Ny. N

03 17 03

Delima

Hari/Tgl

Dx Kep

SP

:

:

:

Selasa, 17 Juli 2018

Gangguan konfulsi akut.

I

Jam Implementasi Evaluasi

09.00 1. Mencatat prilaku klien yang

menunjukkan halusinasi.

Hasil:

- Klien membuat kegiatan

harian.

2. Mempertahankan

lingkungan yang aman.

Hasil:

- Kloen bersahabat

dengan klien lain

- Klien sering bercakap-

cakap dengan klien

lain.

3. Memberikan obat

antipsikotik dan anti

anxietas secara rutin sesuai

kebutuhan.

Hasil:

- Klien meminta obatnya

sendiri pada perawat setiap

tiba saat minum obat.

S:

- Klien mengatakan sudah

mengetahui cara mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal seperti

menyapu mengepel dan melipat

baju

O :

- Wajah nampak bersahabat

- Klien tersenyum

- Klient nampak menerima

informasi perawat

- klien mengangguk

- kontak mata baik

A :

- Klient mampu mengontrol

halusinasi dengan cara melakukan

aktivitas terjadwal

P : Perawat :

- Mengajarkan mengontrol

halusinasi dengan cara

menghardik, minum obat secara

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

56

teratur, bercakap-cakap dan

melakukan aktivitas terjadwal

klien berlatih, menyapu, mencuci

dan lain-lain

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini penyusun membahas tentang Asuhan Keperawatan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya yaitu tentang asuhan keperawatan pada pasien

Ny. N dengan konfulsi akut di ruang delima Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara. Dalam hal ini menyusun membahas tentang sejauh mana

Kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yaitu dengan melalui

tahapan proses keperawatan. Tahapan proses keperawatan ini terdiri dari

pengkajian diagnosa keperawatan, rencana keperawatan implementasi dan

evaluasi keperawatan. Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 5 hari yaitu dari

tanggal 13 sampai 17 Juli 2018.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan mulai tanggal 13 Juli 2018 di ruang delima Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara, penyusun mengumpulkan data

dengan teknik wawancara dan observasi. Wawancara metunjukkan kepada

pasien dengan perawat ruangan, serta observasi secara langsung keadaan

pasien. Penyusun mengumpulkan informasi secara sistematis mengenai Ny.

N dengan menggunakan pendekatan teoritis yang terkait mulai dari faktor

predisposisi dan presipitasi mekanisme koping dan status mental pasien.

Berdasarkan catatan rekam medis pasien di diagnosa skizofrenia residual

atau berulang. Menurut teori skizofrenia disebut juga di organized tipe atau

kacau balau yang ditandai dengan gejala-gejala seperti inkoherensi, alam

perasaan, perilaku atau tertawa seperti anak-anak, tidak jelas, halusinasi, serta

perilaku aneh (Hawari, 2006) . Keadaan pasien atau status mental pasien

sama dengan teori yang ada yaitu pasien menunjukkan perilaku halusinasi,

isolasi diri, serta gangguan alam perasaan yaitu sedih.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

58

Pada tahap pengkajian, penyusun memulai pengumpulan data dengan

menggali faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung terjadinya

gangguan jiwa pada Ny. N berdasarkan keterangan pasien, pasien memiliki

riwayat sering marah-marah tanpa sebab dan sering memukul ibunya, gaduh

gelisah dan tidak memiliki pekerjaan, pasien sudah sering masuk rumah sakit

jiwa. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena pasien putus minum

obat dengan alasan obat habis dan tidak ada keluarga yang datang mengambil

obatnya. Selain itu saat di rumah, pasien sering marah-marah dan sering

memukul ibunya. Hal itu sesuai dengan teori komunikasi dalam keluarga

menurut Fitriya (2009), bahwa dalam teori ini yang termasuk dalam masalah

berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidak jelasan yaitu suatu keadaan

dimana seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan

dalam waktu bersama atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang

menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.

Faktor presipitasi berdasarkan catatan keperawatan, diketahui 2 minggu

yang lalu pasien dirawat di rumah sakit jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara

untuk 4 kalinya dengan keluhan sering jalan tanpa tujuan, gelisah sering

marah-marah atau mengamuk, bicara sendiri, Jalan Tanpa Tujuan, suka

tertawa sendiri dan tidak bisa tidur. Berdasarkan catatan rekam medik, saat di

rumah pasien malas dan tidak teratur minum obat. Berdasarkan teori

menunjukkan bahwa faktor terjadinya pasien masuk kembali dirawat di rumah

sakit jiwa adalah karena putus minum obat. Pasien tidak minum obat secara

teratur dan sering putus obat dengan alasan tidak ada anggota keluarga yang

mengambilkan obat. Faktor ini sesuai dengan pendapat Stuart (2007) bahwa

faktor presipitasi atau stressor pencetus pada umumnya mencakup peristiwa

kehidupan yang menimbulkan stres. Hal ini yang menyebabkan klien kambuh

dan mengalami halusinasi kembali.

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

59

Berdasarkan pengkajian terhadap status mental, penyusun mendapatkan

data pengkajian persepsi seperti pasien mengalami halusinasi penglihatan

yang dibuktikan dengan pasien mengatakan melihat bayangan bayangan putih

seperti sosok kuntilanak. Bayangan-bayangan, muncul kurang lebih 5 kali

sehari dan biasanya pada malam hari saat mau tidur. Bayangan muncul saat

menyendiri. Pasien mengatakan kadang merasa takut dengan bayangan

bayangan itu sehingga ingin berteriak apa bila mengganggunya. Hal ini

sesuai dengan tinjauan teoritis tentang tanda dan gejala pasien halusinasi

menurut Hamid (2000) dalam Damayanti (2012) bahwa pengkajian status

mental pada pasien halusinasi akan didapatkan data bahwa, pasien

mengatakan melihat bayangan bayangan yang tidak ada wujudnya, tertawa

dan senyum sendiri, bicara sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara,

pergerakan mata yang cepat, menarik diri dari orang lain tidak dapat

membedakan yang nyata dan tidak nyata, berkonsentrasi dengan pengalaman

sensori, ekspresi muka tegang, mudah tersinggung dan marah, tidak mampu

mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat, curiga dan

bermusuhan, bertindak merusak diri orang lain dan lingkungan, takut dan

biasa terdapat disorientasi waktu tempat dan orang.

Selama proses pengkajian pada Ny. N penyusun merasakan adanya faktor

pendukung dan penghambat. Faktor pendukung dari proses pengkajian adalah

sikap pasien yang kooperatif sehingga memudahkan penyusun dalam

menggali data data masalah yang sedang dihadapi pasien. Penghambat dalam

melakukan pekerjaan yaitu tidak adanya keluarga pasien saat dilakukannya

pengkajian sehingga penyusun tidak dapat melakukan validasi data yang

didapat dari pasien. Oleh karena itu, jadwal berkunjung keluarga harusnya

dibuat, agar keluarga dapat berkunjung ke rumah sakit sesuai jadwal dan

segala fasilitas yang menyangkut pemeriksaan diagnostik agar secara

difasilitasi.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

60

B. Diagnosa keperawatan

Data yang telah diperoleh dari pengkajian, kemudian dilakukan proses

analisa dan pengelompokan data berdasarkan respon pasien terhadap masalah

tersebut. Akhirnya penyusun merumuskan 1 diagnosa keperawatan pada Ny.

N. yaitu konfulsi akut . Diagnosa keperawatan tersebut disusun membentuk

pohon masalah yang terdiri core problem, akibat, faktor penyebab pencetus

dan faktor penyebab predisposisi landasan teori menurut Damayanti (2012).

Penyusun menyusun pohon masalah disesuaikan dengan diagnosa yang

muncul pada pasien. Diagnosa konfulsi akut menjadi core problem pada

masalah Ny. N karena data yang didapat sangatlah aktua. Selain Core

problem, Di dalam pohon masalah terdapat di atmosfer penyebab yaitu harga

diri rendah kronis serta efek atau akibat adalah masalah resiko perilaku

kekerasan dan defisit perawatan diri.

Berdasarkan diagnosa yang dirumuskan, diagnose keperawatan menurut

tinjauan teoritis sama dengan diagnosa keperawatan pada studi kasus. Pada

proses penegakan diagnosa keperawatan penyusun tidak menemukan faktor

penghambat. Kerjasama yang baik antara perawat dan pasien, merupakan

faktor pendukung bagi penyusun untuk mengangkat diagnosa keperawatan

tersebut

C. Rencana Keperawatan

Penyusunan rencana keperawatan pada Ny. N telah sesuai dengan

rencana perawatan teoritis menurut Keliat dan Akemat (2006), namun tetap

disesuaikan kembali dengan kondisi pasien sehingga tujuan dan kriteria hasil

diharapkan dapat tercapai. Akan disusun mulai dari menentukan prioritas

diagnosa , tujuan, sampai kriteria hasil yang akan diharapkan.

Penyusun merencanakan Bagaimana cara membina hubungan saling

percaya, membantu pasien untuk mengenal dan mengidentifikasi halusinasi

yang dialami ( baik jenis, , frekuensi, waktu, respon dan tindakan yang

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

61

dilakukan pasien), mengajarkan kepada pasien cara-cara mengontrol

halusinasi, pasien mengontrol halusinasi ( menghardik, minum obat secara

teratur, cakap cakap dengan orang lain, dan melakukan aktivitas terjadwal).

Tindakan berinteraksi atau bercakap-cakap dengan orang lain dapat

membantu dalam mengatasi masalah keperawatan, karena jika pasien sudah

mengenal bahkan berinteraksi dengan orang lain pasien dapat menceritakan

masalah yang dialaminya.

Keterlibatan dalam merawat pasien juga sangat diperlukan dalam proses

penyembuhan pasien. Oleh karena itu, penyusun merencanakan beberapa

tindakan terhadap keluarga sesuai diagnosa yang muncul pada pasien,

Penyusun tetap merencanakan intervensi halusinasi penglihatan terhadap

keluarga karena penyusun ingin mengantisipasi kedatangan keluarga yang

tidak terjadwal sehingga memudahkan penyusunan dalam memberikan

intervensi. Penyusun akan mencoba menggali masalah keluarga dalam

merawat pasien serta merencanakan bagaimana cara merawat pasien

halusinasi penglihatan, akan tetapi keluarga pasien tidak datang berkunjung

saat menyusun melaksanakan asuhan keperawatan ini.

Sebagaimana sebelumnya, pada tahap ini penyusun tidak merasakan

adanya hambatan. Kesamaan antara konsep teoritis terhadap kondisi dan

kebutuhan pasien merupakan faktor pendukung bagi penyusun serta

Tersedianya literatur yang memudahkan penyusunan dalam perumusan

rencana keperawatan pada pasien Ny. N.

D. Implementasi

Penyusun melakukan implementasi keperawatan selama 5 hari dari

tanggal 13 Juli sampai dengan 17 Juli 2018. Secara umum semua

implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah

dibuat pada tahap sebelumnya.

Penyusun implementasi keperawatan menggunakan tahapan strategi

pelaksanaan. Tahapan ini digunakan agar mempermudah perawat dalam

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

62

memberikan terapi secara sistematis dan tetap memperhatikan kebutuhan

pasien. Untuk mengatasi masalah keperawatan konfulsi akut, penyusun

terlebih dahulu membina hubungan saling percaya, dengan pasien untuk

mengenal halusinasi yang dialami ( baik jenis, Isi, frekuensi, , respon dan

tindakan yang dilakukan pasien), Jelaskan kepada pasien cara-cara

mengontrol halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi ( cara pertama

menghardik, cara kedua yaitu minum obat secara teratur, bercakap-cakap

dengan orang lain dan melakukan kegiatan terjadwal).

Penyusun tidak hanya fokus terhadap masalah halusinasi penglihatan

melainkan juga menggali sejauh mana pasien mampu mengeksplorasikan

perasaannya kepada orang lain, diharapkan apabila pasien dapat

mengeksplorasikan perasaannya dapat membuat pasien terbuka, Sehingga Jika

ada masalah klien dapat menceritakannya kepada orang lain dan tidak

memendamnya lagi.

Pada implementasi penyusun menemukan hambatan dalam

pelaksanaannya yaitu tidak adanya keterlibatan keluarga dalam pemberian

implementasi, sehingga intervensi keluarga belum bisa dilaksanakan. Faktor

pendukung yang penyusun rasakan pada tahap ini yaitu sikap pasien yang

kooperatif, sehingga implementasi dapat dilaksanakan sesuai perencanaan.

Oleh karena itu, kunjungan keluarga sangatlah dibutuhkan untuk membantu

penyembuhan pasien.

E. Evaluasi

Tahap ini penyusun menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam

pemberian asuhan keperawatan dan membandingkannya dengan tujuan dan

kriteria hasil yang telah dibuat. Penyusun menggunakan komponen proses

evaluasi mulai dari mengidentifikasi kriteria hasil, mengumpulkan data

perkembangan pasien, mengukur dan membandingkan perkembangan pasien

dengan kriteria evaluasi. Selain itu penyusun juga menggunakan dua metode

evaluasi yaitu evaluasi formatif atau evaluasi proses dan evaluasi sumatif atau

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

63

evaluasi tahap akhir. Diagnosa yang ditegakkan adalah diagnosa keperawatan

konfulsi akut sudah dapat diatasi.

Diagnosa keperawatan konfulsi akut dapat teratasi karena semua tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah konfulsi akut dapat diimplementasikan

semua pada pasien. Penyusun menyadari bahwa proses keperawatan tidak

dapat berakhir dalam satu periode, melainkan membutuhkan waktu yang lebih

panjang dan tindakan yang berkelanjutan. Perkembangan yang ditunjukkan

oleh Ny. N masih perlu dilakukan observasi lebih lanjut, karena evaluasi

yang diharapkan belum tercapai sepenuhnya yaitu keterlibatan keluarga dalam

pemberian implementasi tidak ada, Sehingga intervensi keluarga belum bisa

dilaksanakan. Maka diperlukan adanya modifikasi secara khusus dalam

menyusun rencana keperawatan agar tujuan dan kriteria hasil yang telah

disusun dapat tercapai serta kerjasama dengan perawat ruangan untuk

kelanjutan asuhan keperawatan kepada pasien sampai pada tingkat kesehatan

yang optimal.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny.N

dengan masalah utama konfulsi akut penyusun menyimpulkan :

1. Pengkajian keperawatan pada pasien Ny. N dilakukan secara

komprehensif dan berkesinambungan selama asuhan keperawatan

diberikan yang meliputi data gangguan sensori persepsi yang terjadi akibat

adanya gangguan penyerapan panca indera tanpa adanya rangsangan dari

luar yang dapat terjadi pada pasien penginderaan dimana terjadi pada saat

kesadaran individu itu penuh dan baik. Dengan kata lain pasien berespon

terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh pasien

dan tidak dapat dibuktikan.

2. Diagnosa yang muncul pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. N.

dengan Skizofenia sudah sesuai dengan teori yang ada. Diagnosa yang

muncul pada pasien Ny.N adalah konfulsi akut.

3. Fokus pemberian asuhan keperawatan atau rencana tindakan keperawatan

pada pasien Ny. N penglihatan adalah sebagai upaya untuk

mengeksplorasikan perasaannya kepada orang lain, sehingga dapat

mengatasi masalah halusinasi yang dialaminya.

4. Implementasi keperawatan pada pasien Ny. N sesuai dengan perencanaan

berdasarkan tinjauan teori. . Setelah diberikan tindakan keperawatan

selama 5 hari pasien dapat mengontrol atau mengendalikan halusinasi

yang dialaminya.

5. Evaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien Ny. N adalah dengan

melakukan penilaian hasil tindakan keperawatan yang diberikan dengan

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

65

mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yaitu kemampuan pasien

mengontrol atau mengendalikan halusinasi.

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas, bukan beberapa saran Sebagai

pertimbangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan, khususnya pada

pasien dengan halusinasi penglihatan, Yaitu :

1. Rumah Sakit Jiwa

Rumah Sakit Jiwa sebagai wadah dalam membantu program

pemerintah untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatan

masyarakat, diharapkan pihak rumah sakit membuat Jadwal kunjungan

keluarga agar proses pemberian intervensi pada keluarga dapat dilakukan.

Selain itu, diharapkan pihak manajemen agar memperhatikan sarana dan

prasarana yang ada dan melengkapi seluruh peralatan medis proses

penyembuhan pasien. Serta diharapkan pihak manajemen lebih proaktif

untuk melakukan home visite ke rumah rumah pasien khususnya pasien

pasien yang ditelantarkan oleh keluarganya.

2. Mahasiswa keperawatan

Mahasiswa merupakan calon perawat, sehingga diharapkan agar

mampu memanfaatkan waktu yang ada pada saat praktik semaksimal

mungkin, agar ilmu yang didapatkan tidak hanya di ruang kelas sekolah

melainkan juga di lapangan.

3. Perawat

Perawat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

melalui pendidikan berkelanjutan maupun kegiatan ilmiah seperti seminar

workshop dan pelatihan yang dapat mendukung kemampuan dalam

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa

khususnya yang mengalami halusinasi penglihatan.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

66

4. Pendidikan keperawatan

Pendidikan keperawatan merupakan pencetak perawat-perawat di

masa depan, hendaknya pihak pendidikan dapat memberikan banyak

materi pembelajaran dan praktik terkait perkembangannya keperawatan

jiwa yang dirasakan Semakin menjadi masalah kesehatan jiwa. Begitu

juga dengan literatur yang disediakan, agar buku-buku yang disediakan di

perpustakaan selalu diupgrade sehingga sumber yang disediakan

merupakan sumber terbaru. Dalam hal pembuatan laporan kasus ini

diharapkan menjadi pertimbangan agar waktu pembuatan laporan kasus

ini dapat diperpanjang, agar pembuatan laporan kasus ini dapat

dimanfaatkan secara maksimal dengan hasil yang juga maksimal.

5. Keluarga dan masyarakat

Keluarga dan masyarakat hendaknya dapat mengenal gangguan

jiwa bukan sebagai suatu penyakit yang sangat meresahkan masyarakat.

Khususnya kepada keluarga agar memberikan dukungan bagi proses

penyembuhan pasien, baik berupa material maupun berupa support dalam

hal kecil seperti kunjungan keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …

67

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa Refika Aditama : Jakarta

Keliat dan Akemat. 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

FKUI : Jakarta

Keliat. 2015. Membangun Kesehatan Dan Transformasi Jiwa Sehat Dengan

Pelayanan Prima Berbasis Masyarakat : Makalah Seminar Nasional

Muhith. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Cv. Andi Ofset : Yogyakarta

Nurarif dan Kusuma 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis Dan NANDA NIC NOC Jilid 2. Medication Publishing :

Yogyakarta

Prabowo. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika :

Yohyakarta

Rs. Jiwa Prov. Sultra 2015. Profil Kesehatan RS Jiwa Prov Sulawesi Tenggara

Kendari.

Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) 2010.

WHO. Tahun 2007.

Yosep. 2007. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. PT Refika Aditama : Bandung

www.depkes.go.id/article/view/201410270010/ligthing-hope-for-schizoprenia-Gambaran Kesehatan-Jiwa 2014.html.tanggal akses 10 juli 2018

www.dokument/Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Html tanggal akses 10 Juli 2018

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …
Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …
Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN …