ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

79
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI PATOLOGI SISTEM PERNAPASAN TB PARU DI PAVILIUN MARWAH ATAS RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH 23-25 MEI 2017 Disusun Oleh : VINDY DINDA LARASATI 2014750048 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

OKSIGENASI PATOLOGI SISTEM PERNAPASAN TB PARU

DI PAVILIUN MARWAH ATAS RUMAH SAKIT ISLAM

CEMPAKA PUTIH

23-25 MEI 2017

Disusun Oleh : VINDY DINDA LARASATI

2014750048

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Ny M dengan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi Patologi Sistem Pernapasan

TB Paru di paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih ini

telah di setujui untuk diujikan pada ujian sidang dihadapan tim penguji.

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Ny M dengan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi Patologi Sistem Pernapasan

TB Paru di Paviliun Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih ini telah diujikan

dan dinyatakan “LULUS” dalam Ujian Sidang dihadapan tim penguji pada

tanggal 07 Juni 2017

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

iv

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb

Pertama-tama kami panjatkan dengan kerendahan hati dan keikhlasan hati yang

mendalam, puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan penuh kesadaran bahwa Dia

telah membalas dosa-dosa yang telah banyak kita lakukan dengan karunia nikmat

yang jauh lebih banyak lagi. Shalawat dan salam semoga tercurahkan pada

junjungan kita, kekasih kita, manusia yang paling mulia yang pernah ada di dunia

yaitu Nabi besar Muhammad SAW, tentu saja beserta keluarganya yang mulia,

para sahabatnya yang agung, serta kita dan para pengikutnya sampai akhir zaman

nanti, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan makalah ilmiah yang

berjudul „‟Asuhan Keperawatan pada KlienNy M Dengan Gangguan Kebutuhan

Dasar Oksigenasi Patologi Sistem Pernapasan TB Paru di Marwah Atas Rumah

Sakit Islam Jakarta CempakaPutih.

Makalah ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan program DIII Keperawatan Rumah Sakit Islam Jakarta.

Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih

ini penulis tunjukkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp. Kep.An selaku Ka. Prodi DIII

Keperawatan RSIJ FIK-UMJ

3. Ibu Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep.,Sp KMB Selaku penguji dan

pembimbing yang selalu memberi bantuan dan saran-saran yang berguna

dalam menyusun karya tulis ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan,

semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kepada beliau beserta

keluarganya.

4. Drs. Dedi Muhdiana, M.,Kes selaku wali kelas tingkat yang selalu

membimbing, mengingatkan dan mengarahkan serta selalu memberikan

semangat yang tiada henti kepada semua mahasiswa Program D III

Keperawatan RSIJ FIK UMJ.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

v

5. Ibu Ns.Endang S.Kep Selaku penguji dan pembimbing lahan yang selalu

memberi masukan yang sangat berguna selama praktek lahan dan

menyusun karya tulis ini.

6. Para Dosen dan Staf Pendidikan Akademik yang telah memberi dukungan

dan saran selam praktek lahan dan menyusun karta tulis ilmuah

7. Kepala Bidang Keperawatan beserta staf khususnya di Paviliun Marwah

Atas Rumah sakit Islm jakarta Cempaka Putih.

8. Bapak, mama tercinta yang telah memberi dukungan dan motivasi dari

awal hingga akhir, baik secara moril, spiritual serta bantuan materi

sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Ahmad Ridwanselakuadiksaya yang sayasayangi yang selalu menemani

ngeprint dan foto kopi pembuatan KTI.

10. Sahabat terdekat saya Eki, Fitrah, Sarifah, Novita, Andini yang

mensupport, menemani, dan mengingatkan untuk terus mengerjakan KTI

11. Terima kasih juga untuk angkatan XXXII dari tingkat 1 sampai tingkat 3

yang selalu memberikan support untuk lulus bersama-sama.

12. Tidak lupa juga kepada semua teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang telah meminjamkan laptopnya untuk mengerjakan tugas

akhir saya.

13. Dan terakhir terima kasih untuk Pahala Simarmata yang membantu dalam

penyususan karya tulis ini, sabar dalam memberi masukan kepada saya,

dan yang selalu membimbing saya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyususnan karya tulis ilmiah ini

masih jauh dari sempurna oleh karena keterbatasan kemampuan penulis.

Maka, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dan semoga karya iliah ini dapat berguna bagi pembaca pada

umumnya dan mahasiswa keperawatan pada khususnya dalam

meningkatkan mutu pelayanan Asuhan Keparawatan di Rumah Sakit.

WassalamualaikumWr.Wb

Jakarta, 07 Juni 2017

Penulis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1

B. TUJUAN ......................................................................................................... 4

1. Tujuan Umum .......................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 4

C. RUANG LINGKUP ........................................................................................ 5

D. METODE PENULISAN ................................................................................ 5

E. SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR .......................................................................................... 7

1. Pengertian .................................................................................................. 7

2. Klasifikasi ................................................................................................. 8

3. Etiologi .................................................................................................... 10

4. Ganguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada TB Paru ........................... 11

5. Patofisiologi……………………………………………………………

13

6. Manifestasi Klinik……………………………………………………...14

7. Komplikasi .............................................................................................. 17

8. Penatalaksanaan ...................................................................................... 18

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN ......................................................... 21

1. Pengkajian Keperawatan ......................................................................... 21

2. Diagnosa Keperawatan............................................................................ 25

3. Rencana Keperawatan ............................................................................. 25

4. Pelaksanaan Keperawatan ....................................................................... 32

5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................. 32

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan .............................................................................. 33

B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 49

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

vii

C. Perencanaan Keperawatan ............................................................................ 51

D. Pelaksanaan Keperawatan ............................................................................ 54

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................... 60

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................. 63

B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 64

C. Perencanaan ................................................................................................. 66

D. Pelaksanaan .................................................................................................. 68

E. Evaluasi ........................................................................................................ 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 70

B. Saran ............................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel efek samping................................................................................20

Tabel 2.2 Suara Napas ............................................................................. ….22

Tabel 3.1 Genogram………...................................................................................35

Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 Mei 2017........................43

Tabel 3.3 Data fokus…..........................................................................................44

Tabel 3.3Analisa data………………....................................................................45

Tabel 3.4 Perencanaan keperawatan .....................................................................51

Tabel 3.5 Pelaksanaan keperawatan ......................................................................54

Table 3.6 Evaluasi keperawatan………………………………………………….60

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

masalah kesehatan dalam masyarakat kita. Penyakit tuberculosis paru dimulai dari

tuberkulosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri

berbentuk batang (basil) yang di kenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis.

Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang

mengandung basil tuberculosis paru.Pada saat penderita batuk, butir-butir air

ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk

kedalam paru-parunya, yang kemudian menyebabkan penyakit tuberculosis

paru.(Sholeh S. Naga,2012)

World Health Organization (WHO) menyatakan padatahun 2013, benua Asia

terdapat 56% jumlah penderita TB Paru di dunia, Afrika 29%, mediterania timur

8%, Eropa 4% dan yang paling kecil penderita TB Paru yaitu wilayahAmerika 3%

dari total jumlah penderita TB Paru di dunia. Penderita TB Paru terbanyak pada

lima Negara di dunia yaitu India, China, Afrika Selatan, Indonesia dan yang

kelima adalah Nigeria. Indonesia menduduki urutan ke empat dari lima negara

terbesar penderita TB paru. Di Negara Jepang, Australia, dan New Zealand,

angkainsiden TB Paru sebesar 10 per 100.000 penduduk per tahun. Ketiga Negara

tersebut merupakan Negara yang sedikit menderita penyakit TB Paru di dunia.

(WHO, 2014)

Report prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB Paru oleh tenaga

kesehatan tahun 2013 adalah 0,4 persen, tidak berbeda dengan 2007. Lima

provinsi dengan TB Paru tertinggi adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI

Jakarta (0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%), dan Papua Barat (0.4%).

Proporsi penduduk dengan gejala TB Paru batuk ≥2 minggu sebesar 3,9 persen

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

2

dan batuk darah 2.8 persen. Berdasarkan karakteristik penduduk, prevalensi TB

Paru cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, pada pendidikan rendah,

pada kelompok orang yang tidak bekerja. Dari seluruh penduduk yang didiagnosis

TB Paru oleh tenaga kesehatan, hanya 44.4% diobati dengan obat program. Lima

provinsi terbanyak yang mengobati TB dengan obat program adalah DKI Jakarta

(68.9%), DI Yogjakarta (67.3%), Jawa Barat (56.2%), Sulawesi Barat (54,2%)

dan Jawa Tengah (50.4%) dan Jawa Tengah (50.4%). (Riskesdas, 2013)

Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan

komplikasi. Komplikasi Tb paru terbagi menjadi 2 yaitu, komplikasi dini dan

komplikasi lanjut. Komplikasi dini menyebabkan infeksi pada organ lain seperti

pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, TB usus, poncet‟s arthropathy.

Komplikasi lanjut: obstruksi jalan nafas (Sindrom Obstruksi Pasca TB), kerusakan

parenkim berat (fibrosis paru), kor-pulmonal, amiloidosis paru, sindrom gagal

nafas dewasa (ARDS), TB milier, jamur paru (aspergillosis) dan kavitas (Amin

&Bahar, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari data di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka

Putih Jakarta Pusat, didapatkan data klien yang terkena TB paru khususnya di

Paviliun Marwah Atas 2016 di 5 bulan terakhir (Januari- Mei) sebanyak 27 kasus

penderita TB Paru, Penyakit TB paru bila tidak di tangani dengan benar akan

menimbulkan komplikasi, diantaranya: Hemoptisis berat, (perdarahan dari saluran

nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karna syok hipovolemik atau

tersumbatnya jalan nafas. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

Bronkiektasis(pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan

ikat pada proses pemulihan atau resktif) pada paru. Pneumotorak (adanya udara

didalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan karna kerusakan jaringan paru.

Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan

sebagainya. Insufisiensi kardiopulmoner. Pasien dengan TB paru mengalami

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi hal ini terjadi karena pasien

dengan TB paru mengalami peningkatan sputum yang kental mengakibatkan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

3

kebersihan jalan napas tidak efektif, akhirnya kebutuhan oksigenasi tidak

terpenuhi secara optimal.

Berdasarkan data diatas, angka kejadian TB Paru masih tinggi serta komplikasi

yang ditimbulkan, maka perlu dilakukan peran perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan, advokat, edukator, koordinasi, kolaborator, konsultan, dan

pembaharu. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yaitu

melaksanakan tindakan keperawatan secara langsung seperti: mengkaji fungsi

pernapasan (suara, irama kecepatan dan kedalaman pernafasan), berikan posisi

semi fowler, ajarkan batuk efektif, anjurkan untuk makan diit tinggi kalori dan

tinggi protein. Dan peran perawat sebagai edukator (pendidik) ajarkan pasien cara

mengurangi TB dengan menutup mulut ketika batuk atau bersin dan membuang

sputum secara tepat. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dalam

pemberian terapi obat, radiologi, dan laboratorium. Pentingnya peran perawat

dalam melakukan asuhan keperawatan dan pencegahan komplikasi pada klien

dengan TB paru, maka penulis ingin mempunyai pengalaman yang nyata dalam

melakukan asuhan keperawatan. Oleh sebab itu penulis mengambil studi kasus

dalam penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada

Klien Ny M dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar TB Paru” di

Paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

B. Tujuan

1. TujuanUmum

Untuk memperoleh wawasan serta menambah pengetahuan yang secara langsung

dalam rangka memberikan asuhan keperawatan secara efektif dengan melalui

proses pendekatan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan sistem

pernafasan khususnya TB paru.

2. TujuanKhusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien

dengan TB paru khususnya pada klien Ny M di Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih di Paviliun Marwah Atas.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

4

b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar

klien dengan TB paru khususnya pada klien Ny M di Rumah Sakit

Islam Jakarta Cempaka Putih di Paviliun Marwah Atas.

c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan khususnya

pada klien Ny M di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih di

Paviliun Marwah Atas

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar

klien dengan TB paru khususnya pada klien Ny M di Rumah Sakit

Islam Jakarta Cempaka Putih di Paviliun Marwah atas.

e. Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan dasar klien

dengan TB paru khususnya pada klien Ny M di Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih di Paviliun Marwah Atas.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori

dan kasus.

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat

serta dapat mencari solusi.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

5

3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup laporan kasus ini penulis melakukan Asuhan Keperawatan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Klien Ny M dengan Tuberculosis Paru di

Paviliun Marwah Atas Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta dari tanggal23-

25 Mei 2017.

4. METODE PENULISAN

Dalam penulisan karya ilmiah penulis menggunakan metode deskriptif dan study

kepustakaan.

1. Study kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari dari buku-buku sumber, internet, serta literatur yang

berkaitan dengan judul karya tulis ilmiah ini.

2. Metode deskriptif

Yaitu dengan menjabarkan hasil asuhan keperawatan melalui pengkajian,

menentukan diagnosa, mencatat perencanaan, pelaksanaan, dan melakukan

evaluasi.

5. SISTEMATIKA PENULISAN

Karya ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab:

BAB I : Pendahuluan

Yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori

Konsep dasar terdiri dari: definisi, klasifikasi, etiologi, gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar pada sistem terkait, patofisiologi,

manifestasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan dan terapi. Asuhan

keperawatan terdiri dari: pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

6

BAB III : Tinjauan kasus

Membuat laporan secara langsung pada pasien dengan cara

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan

kebutuhan dasar dengan Tuberculosis Paru yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

BAB IV : Pembahasan

Pembahasan merupakan pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

BAB V : Penutup.

Kesimpulan: merupakan tulisan singkat mengenai asuhan

keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar sistem

pernafasan khususnya masalah TB paru.

Saran: merupakan suatu masukan yang positif yang bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di bidang

keperawatan yaitu asuhan keperawatan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan dasar dengan Tuberculosis Paru.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius kronik dan berulang yang biasanya

mengenai paru, meskipun semua organ dapat terkena. Disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis, TB tidak umum terjadi di amerika serikat,

khususnya antara dewasa muda keturunan eropa.

M. tuberculosis merupakan organisme bentuk batang kecil dan relatif tumbuh

lambat serta cepat asam dengan kapsul luar berlilin, yang meningkat resistensinya

untuk hancur. Meskipun paru biasanya terkena, dan TB dapat melibatkan organ

lain juga. Ditularkan oleh droplet nuclei, droplet yang ditularkan melalui udara

dihasilkan ketika orang bersin, bicara, atau bernyanyi. Droplet kecil sekali dapat

tetap beredar di udara selama beberapa jam.Infeksi dapat terjadi ketika pejamu

yang rentan bernapas di udara yang mengandung droplet nuclei dan partikel

terkontaminasi menghindari pertahanan normal saluran napas atas untuk mencapai

alveoli. (LeMone Priscilla, 2016)

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan mycobacterium

tuberkulosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya.

Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan (GI)

dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang

berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia A.price, 2015)

Kesimpulan dari definisi TB paru sendiri adalah penyakit yang menular yang di

sebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosisyang bisa menyerang di saluran

pernapasan dan sangat berbahaya bagi tubuh itu sendiri jika tidak diobati dengan

cepat dan tepat.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

8

b. Klasifikasi

Klasifikasi menurut American Thoracic Society, 2015 :

1. Kategori 0: tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat

kontak negativ, tes tuberculin negative.

2. Kategori 1: terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.

Disini riwayat kontak positif, tes tuberculin negative

3. Kategori 2: terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes

tuberculin positif, radiologis dan sputum negative

4. Kategori 3: terinfeksi tuberculosis dan sakit

Terdapat pula Klasifikasi lain di indonesia yang dipakai

1. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi

TB paru, TB yang melibatkan parenkim paru atau trakeo-

bronkial, termasuk TB milier

TB ekstra paru, TB yang terdapat di organ luar parenkim paru

seperti: pleura, kelenjar getah bening, abdomen, genito-

urinaria, kulit, sendi, tulang, otak dll.

2. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan

Kasus baru, adalah pasien yang belum pernah dapat OAT

sebelumnya atau riwayat mendapatkan OAT < 1 bulan.

Kasus dengan riwayat pengobatan sebelumnya, adalah

pasien yang pernah mendapatkan OAT ≥ 1 bulan. Kasus ini

di klasifikasikan lebih lanjut berdasarkan hasil pengobatan

terakhir sebagai berikut:

- Kasus kambuh, adalah pasien yang dulunya pernah

mendapatkan OAT dan dinyatakan sembuh atau

pengobatan lengkap pada akhir pengobatan dan pada

waktu sekarang ditegakan diagnosis TB episode

rekuren.

- Kasus setelah putus obat, adalah pasien yang pernah

mendapatkan OAT ≥ 1 bulan dan tidak lagi

meneruskannya selama > 2 bulan berturut-turut atau

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

9

dinyatakan tidak dapat dilacak pada akhir

pengobatan.

- Kasus dengan riwayat pengobatan lainnya, adalah

pasien yang sebelumnya pernah mendapat OAT dan

hasil pengobatannya tidak diketahui atau tidak

didokumentasikan.

- Pasien pindah, adalah pasien yang dipindah dari

register TB untuk melanjutkan pengobatannya

- Pasien yang tidak diketahui riwayat pengobatan

sebelumnya, adalah pasien yang tidak dapat di

masukkan dalam salah satu kategori di atas.

Dan, Klasifikasi menurut WHO TB, 2015 dibagi dalam 4

kategori yaitu:

1. Kategori 1, ditunjukan terhadap:

Kasus batu dengan sputum positif

Kasus baru dengan bentuk TB berat

2. Kategori 2, ditunjukan terhadap:

Kasus kambuh

Kasus gagal dengan sputum BTA positif

3. Kategori 3, ditunjukan terhadap:

Kasus BTA negativ dengan kelainan paru yang luas

Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut di kategori

4. Kategori 4: ditunjukan terhadap TB kronik

c. Etiologi

Menurut NANDA Nic-Noc, (2015)

Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberkulosis. Basil ini

tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar

matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria

tuberkulosis yaitu tipe Human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

10

dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe

human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang brasal

dari penderita TBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila

menghirupnya.

Setelah organisme terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat

bertahan hidup dan menyebar kenodus limfatikus lokal. Penyebaran

melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana

infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun.

Dalam perjalanan penyakitnya terdapat 4 fase:

1. Fase 1 (fase tuberculosis primer)

Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi

pertahanan tubuh

2. Fase 2 (fase laten) fase dengan kuman yang tidur (bertahun-

tahun/seumur hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan

keseimbangan daya tahan tubuh, dan bisa terdapat di tulang

panjang, vertebra, tuba fallopi, otak, kelenjar limfe hilus, leher dan

ginjal.

3. Fase 3: dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat

menyebar ke organ yang lain dan yang kedua keginjal setelah paru.

(Nic-Noc, 2015)

Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang

berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar

komponen M. Tuberculosis adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman

mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan

faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menykai

daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu M. Tuberculosis senang

tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi.

Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit

tuberkulosis. (Irman somantri, 2008)

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

11

d. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada sistem terkait

a. Kebutuhan Dasar Manusia

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan

bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang

damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut

Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang

merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bernafas secara normal (kebutuhan oksigen)

2) Makan dan minum dengan cukup.

3) Membuang kotoran tubuh.

4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.

5) Tidur dan istirahat.

6) Memilih pakaian yang sesuai.

7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan

menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.

8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi

integumen.

9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.

10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,

kebutuhan, rasa takut atau pendapat.

11) Beribadah sesuai dengan keyakinan.

12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.

13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.

14) Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang

menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta

menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

b. Gangguan kebutuhan fisiologis

Abraham Maslow menjelaskan kebutuhan dasar manusia dibagi

dalam 5 tahap, yaitu fisiologis, rasa amandan nyaman, cinta dan

dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Adanya gangguan pada

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

12

salah satu sistem tubuh akan membawa pengaruh terhadap

pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Penderita TB Paru akan

mengalami perubahan dan gangguan dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya yaitu: Kebutuhan dasar manusia

1) Oksigenasi

Adanya gejala batuk-batuk berdahak, sekret yang kental,

mengakibatkan bersihan jalan napas yang tidak efektif dan

akhirnya kebutuhan oksigen tidak terpenuhi secara optimal.

2) Nutrisi

Kadar oksigen dalam sirkulasi darah menurun sehingga

suplai oksigen ke otak pun menurun dan mempengaruhi

hypothalamus untuk merangsang nervus vagus

mengeluarkan HCL yang berlebihan yang menimbulkan

mual dan anoreksia, sehingga menyebabkan penurunan berat

badan.

3) Pola aktivitas

Penurunan kadar oksigen dalam darah menyebabkan suplai

oksigen ke jaringan menurun yang mengakibatkan proses

pembentukan ATP terhambat, akibatnya energi yang

dihasilkan sedikit, menyebabkan penderita TB Paru merasa

lelah dan lemah.

4) Gangguan kebutuhan rasa aman

Timbul perasaan cemas akan penyakit yang diderita dan

ancaman kematian, dan kekhawatiran penyakitnya akan

menular pada orang lain.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

13

5) Gangguan kebutuhan harga diri

Perasaan tidak berharga karena tidak bisa melakukan peran

dan fungsinya akibat adanya sakit (A.Alimul Aziz, 2006)

e. Pathway

Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. tuberculosis.

Bakteri ini menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu

berkembang biak dan terlihat bertumpuk. M. tuberculosis juga dapat

menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga

menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain

(ginjal, tulang, dan korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus

atas). Selanjutnya, sistem kekebalan tubuh memberikan respons

dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag

melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit

spesifik tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan

normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat

dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia. Infeksi awal

biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.

Interaksi antara M. tuberculosisdan sistem kekebalan tubuh pada masa

awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut

granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang

dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya

berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari

massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri dari

makrofag dan bakteri menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk

materi yang penampakannya seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini

akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen,

kemudian bakteri menjadi nonaktif.

Setelah infeksi awal, jika respons sistem imun tidak adekuat maka

penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat

timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif

kembali menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami

ulserasi sehingga mengasilkan necrotizing caseosa di dalam bronkus.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

14

Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk

jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian meradang,

mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel,

dan seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan

sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau

berkembang biak dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi

menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel

epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari).

Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang

dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respons

berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang

dikelilingi oleh tuberkel.

f. Manifestasi Klinik

Menurut Airlangga University Press (2015), gejala TB Paru dibagi:

1. Demam

Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tetapi kadang-

kadang panas badan cepat mencapai 40-41◦C. Serangan demam

pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul

kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam seperti

influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari

serangan demam. Keadaan ini sangat di pengaruhi oleh daya tahan

tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman TB yang masuk.

2. Maleise

Penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala maleise sering

ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, sakit kepala,

meriang, nyeri otot, keringat malam, dll. Gejala maleise ini makin

lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

3. Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang

paling sering dikeluhkan.Biasanya batuk ringan sehingga dianggap

batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

15

menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur

dan dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari.

Bila proses ini destruksi berlanjut, sekret dikeluarkan terus

menerus sehingga batuk menjadi lebih dalam dan sangat

menggangu penderita pada waktu siang maupun malam hari. Bila

yang terkena trakea dan atau bronkus, batuk akan terdengar sangat

keras, lebih sering atau terdengar berulang-ulang (paroksimal).

Bila laring yang terserang, batuk terdengar sebagai hollow

sounding cough, yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai suara serak.

4. Batuk darah

Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau

bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar

dalam jumlah sangat banyak (profus). Batuk darah jarang merukan

tanda permulaan dari penyakit tuberkulosis atau initial symptom

karena batuk darah merupakan tanda telah terjadinya ekskavasi dan

ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kavitas. Oleh karena itu,

proses tuberkulosis harus cukup lanjut, untuk dapat menimbulkan

batuk dengan ekspektorasi.

Batuk darah masif terjadi bila ada robekan dari aneurisma

rasmussen pada dinding kavitas atau ada perdarahan yang berasal

dari bronkiektasis atau ulserasi trakeo-bronkial. Keadaan ini dapat

menyebabkan kematian karena penyumbatan saluran pernapasan

oleh bekuan darah. Batuk darah jarang berhenti mendadak, karena

itu penderita masih terus menerus mengeluarkan gumpalan-

gumpalan darah yang berwarna coklat selama beberapa hari.

Batuk darah dapat pula terjadi pada tuberkulosis yang sudah

sembuh, hal ini disebabkan oleh robekan jaringan paru atau darah

berasal dari bronkiektasis yang merupakan salah satu penyulit

tuberkulosis paru. Pada keadaan ini dahak sering tidak

mengandung basil tahan asam (negativ).

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

16

5. Berat badan turun

Biasanya pasien tidak merasakan berat badannya turun. Sebaiknya

kita tanyakan berat badan sekarang dan waktu sebelum pasien

sakit.

Pada anak

Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang

jelas atau gagal tumbuh.

Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2

minggu

Batuk kronik >3 minggu, dengan atau tanpa wheeze

Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa

6. Rasa lelah

Keluhan ini juga pada kebanyakan pasien hampir tidak

dirasakannya.

7. Sesak nafas

Pada penyakit TB paru yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan

adanya sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB

paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah meliputi

setengah bagian paru-paru.

8. Nyeri dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi

radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan

nafasnya.

9. Wheezing

Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang

disebabkan oleh sekret, bronkostenosis, keradangan, jaringan

granulasi, ulserasi, dll

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

17

10. Dispneu

Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tubekulosis

paru akibat adanya restriksi dan obstruksi saluran pernapasan serta

loss of vascular bed/vascular thrombosis yang dapat

mengakibatkan gangguan difusi, hipertensi pulomonal dan

korpulmonal.

11. Menggigil

Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat, tetapi tidak

diikuti pengeluaran panas dengan kecepatan yang sama atau dapat

terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih hebat.

12. Keringat malam

Keringat malam bukanlah gejala yang patognomonis untuk

penyakit tuberkulosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul

bila proses telah lanjut, kecuali pada orang-orang dengan

vasomotor labil, keringat malam dapat timbul lebih dini. Nausea,

takikardi, dan sakit kepala timbul bila ada panas.

13. Sering terserang flu

Gejala batuk-batuk lama kadang disertai pilek sering terjadi karena

daya tahan tubuh pasien yang rendah sehingga mudah terserang

infeksi virus seperti influenza.

g. Komplikasi

Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan

komplikasi. Komplikasi dibagi atas:

- Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, TB

usus, poncet‟s arthropathy.

- Komplikasi lanjut: obstruksi jalan nafas (sindrom obstruksi

pasca TB), kerusakan parenkim berat (fibrosis paru), kor-

pulmonal, amiloidosis paru, sindrom gagal nafas dewasa

(ARDS), TB milier, jamur paru (aspergillosis) dan kavitas.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

18

h. Penatalaksanaan dan Terapi

Menurut NANDA Nic-Noc,(2015) adanya penatalaksaan yang terbagi

menjadi dua yaitu:

1. Penatalaksanaan keperawatan

Peran perawat yang terpenting dalam penatalaksanaan klien

dengan TB adalah bertanggung jawab atas penyuluhan kesehatan

bagi klien dan keluarganya termasuk penyuluhan tentang medikasi,

tindakan pencegahan penularan dan perawatan tindak lanjut.

2. Penatalaksanaan medis

WHO merekomendasikan strategi DOTS (Direct Observed

Treatment Shortcourse) dalam penatalaksanaan kasus TB, selain

relative tidak mahal strategi ini dianggap dapat menurunkan resiko

terjadinya kasus resistensi obat terhadap TB, selain itu pengobatan

TB harus menggunakan tiga prinsip sebagai berikut:

1. Regimen harus termasuk obat-obat multiple yang sensitif

terhadap mikroorganisme.

2. Obat-obatan harus diminum secara teratur

3. Terapi obat harus dilakukan terus menerus dalam waktu yang

cukup untuk menghasilkan terapi yang paling efektif dan paling

aman pada waktu yang paling singkat.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok:

1. Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,

Streptomisin, Pirazinamid, memperlihatkan efektifitas yang

tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian

besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

2. Obat sekunder: Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin,

Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

a. Kategori I (2 HRZE/4 H3R3) untuk pasien TB baru.

Pengobatan TB awal diberikan dalam 2 fase, yaitu:

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

19

Fase intensif (2 bulan)

Regimen pada fase ini adalah 2 (HRZE), lama

pengobatan 2 bulan dengan INH, rifampisin,

pirazinamid, dan etambutol diminum tiap hari. Tujuan

fase ini membunuh kuman dengan cepat.Dalam waktu 2

minggu penderita yang infeksius menjadi tidak

infeksius, dan gejala klinis membaik. Kebanyakan

penderita BTA positif akan menjadi negatif dala waktu

2 bulan. Pada fase ini sangat penting adanya

pengawasan minum obat oleh POM (Pengawas Minum

Obat).

Fase lanjutan (4-6 bulan)

Regimen pada fase ini adalah 4 (HR)3, lama

pengobatan 4 bulan, dengan INH dan rifampisin,

diminum 3 kali seminggu. Fase ini bertujuan

membunuh kuman persister (dorman) dan mencegah

relaps. Fase ini juga perlu adanya POM.

b. Kategori II (2 HRZES/HRZE/5 H3R3E3) untuk pasien ulangan

(pasien yang gagal pada pengobatan kategori I atau pasien

yang kambuh).

c. Kategori III (2 HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA

negatif, Ro positif.

d. Sisipan (HRZE) digunakan sebagai tambahan bila pada

pemeriksaan akhir tahap intensif dari pengobatan dengan

kategori I atau kategori II ditemukan BTA positif.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

20

Tabel efek samping 2.1

Obat anti-TB Aksi Potensi Rekomendasi Dosis

(mg/kgBB)

Efek samping

Per hari Per minggu

3x 2x

Isoniazid

(INH)

Bakterisidal Tinggi 5 10 15 Kemerahan, hepatitis,

neuropati perifer, efek

sistem saraf pusat ringan

Rifampisin

(R)

Bakterisidal Tinggi 10 10 10 Demam dan naucca

Pirazinamid

(Z)

Bakterisidal Rendah 25 35 50 Skin rash dan atralgia

Streptomisin

(S)

Bakterisidal Rendah 15 15 15 Ototoksit keracunan pada

ginjal

Etambutol (E) Bakteriostatik Rendah 15 30 45 Optik neuritis (efek terburuk

adalah kebutaan)

Kapreomisin - - 15 - - Keracunan pada auditorius,

vestibular, ginjal

Etionamid - - 15 - - Gangguan pencernaan,

hepatotoksis,

hipersensitivitas

Sikloserin - - 15 - - Psikosis, kejang, sakit

kepala, interaksi obat

Kanamisin - - 15 - - Keracunan pada auditorius,

vestibular ginjal

Asam para

aminosilisilat

- - 15 - - Gangguan pencernaan,

hepatotoksik

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

21

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Menurut Irman Somantri, (2008). Konsep keperawatan

tuberculosis paru meliputi:

a. Data pasien

Penyakit TB Paru dapat menyerang manusia mulai dari

usia anak sampai dewasa dengan perbandingan yang

hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini

biasanya banyak ditemukan pada pasien yang tinggal di

daerah dengan kepadatan tinggi sehingga masuknya

cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim.

TB Paru pada anak dapat terjadi usia berapa pun, namun

usia paling umum adalah 1-4 tahun. Anak-anak lebih

sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary)

dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1 TB

luar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan

pada usia< 3 tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB Paru

menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai

lubang/kavitas pada paru)

b. Riwayat kesehatan

Keluhan yang sering muncul antara lain :

1) Demam: subfebris, febris (40-41°c) hilang timbul

2) Batuk: terjadi karna adanya iritasi pada bronkus.

Batuk ini terjadi untuk membuang/mengeluarkan

produksi radang yang di mulai dari batuk kering

sampai dengan batuk purulen (menghasilkan

sputum).

3) Sesak napas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi

radang sampai setengah paru-paru

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

22

4) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul

bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga

menimbulkan pleuritis

5) Sianosis: sesak napas, dan kolaps: merupakan gejala

atelektasis. Bagian dada pasien tidak bergerak pada

saat bernapas dan jantung terdorong ke sisi yang

sakit. Pada foto thoraks, pada sisi yang sakit tampak

bayangan hitam dan diafragma menonjol keatas.

6) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal:

karena biasanya penyakit ini muncul bukan karena

sebagai penyakit infeksi menular.

c. Pemeriksaan fisik

Pada tahap dini sulit ketahui

Ronchi basah

Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup

dan pada auskultasi memberikan suara umforik

Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi

interkostal, dan fibrosis.

Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi

memberikan suara pekak).

Tabel 2.2 suara napas

Suara perkusi Nada waktu Media

Sonor Normal Normal Normal (udara)

Redup Tinggi Pendek Udara normal

Pekak Tinggi Pendek Padat atau cair

Hipersonor Panjang Panjang Udara cair

Timpani Tinggi Pendek Udara

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

23

Suara tambahan

Ronkhi

a. Ronkhi basah

Terputus-putus, dibedakan atas:

Kasar: di saluran pernapasan, karena

gelembung udara besar yang pecah

(kesadaran menurun)

Sedang: disaluran pernapasan

kecil/sedang, karena gelembung udara

kecil yang pecah

(bronkiektasis,bronkopneumoni)

b. Ronkhi kering

Suara tidak terputus

Sonorous, nada rendah: obstruksi

parsial saluran pernpasan besar,

mengerang

Sibilant (wheez), nada tinggi:

obstruksi saluran pernapasan kecil,

mencicit (squeaking), pada asma.

Stridor

a. Terdengar suara wheezing

b. Obstruksi laring, trakea

c. Diphteri

d. Pemeriksaan penunjang

Menurut NANDA nic-noc, 2015:

1. Laboratorium darah rutin: LED

normal/meningkat, limfositosis

2. Pemeriksaan sputum BTA: untuk memastikan

diagnostik TB Paru, namun pemeriksaan ini tidak

spesifik karena hanya 30-70% pasien yang dapat

di diagnosis berdasarkan pemeriksaan ini

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

24

3. Tes PAP (peroksidase anti peroksidase)

Merupakan uji serologi imunoperoksidase

memakai alat histogen staining untuk menetukan

adanya IgG spesifik terhadap basil TB

4. Tes Mantoux/tuberculin

Merupakan uji serologi imuno peroksidase

memakai alat histogen staining unyuk menentukan

adanya IgG spesifik terhadap basil Tb

5. Tekhnik polymerase chain reaction

Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui

amplifikasi dalam meskipun hanya satu

mikroorganisme dalam specimen juga dapat

mendeteksi adanya resistensi

6. Becton Dickinson diagnostic instrument sistem

(BACTEC)

Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang

dihasilkan dari metabolisme asam lemak oleh

mikobakterium tuberculosis

7. MYCODOT

Deteksi antibody memakai antigen

liporabimannan yang direkatkan pada suatu alat

berbentuk seperti sisir plastic, kemudian

dicelupkan dalam jumlah memadai maka warna

sisir akan berubah

8. Pemeriksaan radiology: Rontgen thorax PA dan

lateral

Gambaran foto thoraks yang menunjang di

diagnosis TB, yaitu:

Bayangan lesi terletak di lapangan paru

atas atau segment apical lobus bawah

Bayangan bewarna (patchy) atau bercak

(nodular)

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

25

Adanya kavitas, tunggal atau ganda

Kelainan bilateral terutama di lapangan

paru

Adanya klasifikasi

Bayangan menetap pada foto ulang

beberapa minggu kemudian

Bayangan millie

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Irman Somantri (2008):

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

peningkaatan produksi sputum

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

intake yang tidak adekuat

c. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan mencegah paparan dari kuman

patogen

d. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan image

negatif tentang penyakit.

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai

kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan

dengan kurang terpajan pada/salah interpetasi informasi

3. Perencanaan keperawatan

a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum

Tujuan : jalan napas bersih dan efektif

Kriteria hasil

1. Batuk berkurang /hilang, tidak ada sesak dan

secret berkurang

2. Suara napas normal (vesikuler)

3. Frekuensi napas 16-20 kali per menit

4. Tidak ada dyspnea

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

26

Intervensi :

1) Mengkaji fungsi respirasi (suara, jumlah, irama,

dan kedalaman napas) serta catat pula apabila

menggunakan otot bantu napas tambahan.

2) Mencatat kemampuanuntuk mengeluarkan

secret/batuk secara efektif.

3) Mengatur posisi semi fowler, bantu berlatih batuk

secara efektif dan menarik napas dalam.

Rasional: untuk memberikan kesempatan paru-

paru berkembang secara maksimal akibat

difragma turun ke bawah. Batuk efektif

mempermudah ekspektorasi mucus.

4) Membersihkan secret dari dalam mulut dan

trachea, suction jika memungkinkan

Rasional: kondisi sesak cenderung bernapas

melalui mulut jika tidak dilanjuti akan

mengakibatkan stomatitis.

5) Memberikan minum kurang lebih 2.500ml/hari,

menganjurkan untuk minum dalam kondisi

hangat jika tidak ada kontraindikasi

Rasional: untuk menggantikan keseimbangan

cairan tubuh akibat cairan banyak keluar melalui

pernapasan air hangat mempermudah

pengenceran secret melalui proses konduksi yang

mengakibatkan arteri pada area sekitar leher

vasodilatasi.

6) Kolaborasi

a. Memberikan O2

Rasional: meningkatkan kadar tekanan persial O2

dan saturasi O2 dalam darah

b. Memberikan bronkodilator

Rasional: untuk mengencerkan dahak

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

27

b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual, batuk produktif

Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil:

1. Perasaan mual berkurang/hilang

2. Nafsu makan meningkat

3. Berat badan tidak mengalami penurunan drastis dan

cenderung stabil

4. Terlihat dapat menghabiskan porsi makan yang di

sediakan

5. Hasil analisi laboratorium menyatakan protein

darah/albumin darah dalam rentang normal

Intervensi:

1. Kaji turgor kulit, berat badan saat ini, tingkat

kehilangan berat badan, integritas mukosa

mulut, tonus perut, riwayat nausea/vomit.

Memonitor intake-output dan berat badan secara

terjadwal.

Rasional: menjadi data fokus untuk menetukan rencana

tindakan selanjutnya.

2. Memberikan oral care sebelum dan sesudah

penatalaksanaan respiratori

Rasional: meningkatkan kenyamanan daerah mulut

sehingga akan meningkatkan perasaan nafsu makan

3. Menganjurkan makan sedikit tapi sering dengan

diet tinggi kalori tinggi protein

Rasional: meningkatkan intake makanan dan nutrisi

pasien, terutama kadar protein tinggi yang dapat

meningkatkan mekanisme tubuh dalam proses

penyembuhan.

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

28

4. Menganjurkan keluarga untuk membawa

makanan dari rumah terutama yang disukai oleh

pasien dan kemudian makan bersama pasien jika

tidak ada kontraindikasi

Rasional: merangsang pasien untuk bersedia

meningkatkan intake makanan yang berfungsi

sebagai sumber energi bagi penyembuhan.

5. Kolaborasi

a. Menganjurkan kepada ahli gizi untuk

menentukan komposisi diet

Rasional: menentukan kebutuhan nutrisi yang

tepat bagi pasien

b. Memonitor pemeriksaan laboratorium,

misalnya: BUN, serum protein, dan albumin

Rasional: mengontrol keefektifan tindakan

terutama dengan kadar darah.

c. Memberikan vitamin sesuai indikasi

Rasional: meningkatkan komposisi tumbuh akan

kebutuhan vitamin dan nafsu makan pasien.

c) Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan untuk mencegah paparan dari

kuman pathogen

Tujuan: penyebaran infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

1. Pasien dapat memperlihatkan perilaku sehat

(menutup mulut ketika batuk dan bersin)

2. Tidak muncul tanda-tanda infeksi lanjutan

3. Tidak ada anggota keluarga/orang terdekat yang

tertular penyakit

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

29

Intervensi:

1) Kaji patologi penyakit (fase aktif/inaktif) dan

potensial penyebaran infeksi melalui airbone

dropletselama batuk, bersin, meludah, berbicara,

tertawa.

Rasional: untuk mengetahui kondisi nyata dari

masalah pasien inaktif tidak berarti tubuh pasien

terbebas dari kuman tuberculosis.

2) Mengidentifikasi resiko penularan kepada orang

lain seperti anggota keluarga dan teman dekat.

Menginstrusikan kepada pasien jika batuk/bersin

maka ludahkan ke tissue.

Rasional : mengurangi resiko anggota keluarga

untuk tertular dengan penyakit yang sama

dengan pasien.

3) Menganjurkan penggunaan tissue untuk

membuang sputum dan penggunaan masker

Rasional: penyimpanan sputum pada wajah

yang terdesinfeksi dan penggunaan masker

dapat menimalkan penyebaran infeksi melalui

droplet

4) Memonitor suhu sesuai indikasi

Rasional: peningkatan suhu menandakan

terjadinya infeksi sekunder.

d) Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan image

negatif tentang penyakit.

Tujuan: harga diri pasien dapat terjaga/tidak terjadi

gangguan harga diri

Kriteria hasil:

1. Pasiennya mendemonstrasikan/menunjukan apek

positif dari dirinya

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

30

2. Pasien mampu bergaul dengan orang lain tanpa

merasa malu.

Intervensi:

A. Mengkaji ulang konsep diri pasien

Rasional: mengetahui aspek diri yang negatif

dan positif, memungkinkan perawat

menentukan rencana lanjutan

B. Memberikan penghargaan pada setiap

tindakan yang mengarah kepada peningkatan

harga diri pasien.

C. Menjelaskan tentang kondisi pasien

Rasional: pengetahuan tentang kondisi diri

akan menjadi dasar bagi pasien untuk

menentukan kebutuhan bagi dirinya.

D. Melibatkan pasien dalam setiap kegiatan

Rasional: perlibatan pasien dalam kegiatan

akan meningkatkan mekanisme koping pasien

dalam menangani masalah.

e) kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai

kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan

dengan kurang terpajan pada/salah interpetasi informasi

Tujuan: pengetahuan klien bertambah tentang penyakit

TB Paru

Kriteria Hasil:

- Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan

kebutuhan pengobatan.

- Melakukan perilaku/perubahan pola hidup untuk

memperbaiki kesehatan umum dan menurunkan

resiko pengaktifan ulang TB.

- Mengidentifikasi gejala yang memerlukan

evaluasi/intervensi.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

31

Rencana tindakan:

a. Kaji klien untuk belajar

Rasional: belajar tergantung pada emosi dari

kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.

b. Berikan instruksi dan informasi tertulis khusus

pada klien untukrujukan.

Rasional: informasi tertulis menentukan hambatan

klien untuk mengingat sejumlah besar informasi

pengulangan menguatkan bealajar.

c. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja

yang diharapkan dan alasan pengobatan lama,

dikaji potensial interaksi dengan obat atau

substansi lain.

Rasional: meningkatkan kerjasama dalam program

pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai

perbaikan kondisi klien.

d. Dorong untuk tidak merokok.

Rasional: meskipun merokok tidak

merangsang berulangnya TB Paru tetapi

meningkatkan disfungsi pernafasan.

e. Kaji bagaimana TB ditularkan (misalnya

khususunya dengan inhalasi organisme udara

tetapi dapat juga menyebar melalui feses atau

urine bila infeksi ada pada sistem ini dan bahaya

reaktivasi).

Rasional: pengetahuan dapat menurunkan resiko penularan atau reaktivitas

ulang juga komperkasi sehubungan dengan reaktivitas

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

32

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan merupakan wujud dari rencana keperawatan yang

disusun secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Proses

keperawatan yang terdiri dari validasi data, rencana keperawatan, dokumentasi

rencana keperawatan, serta memberikan asuhan keperawatan sesuai rencana,

semua tindakan yang telah dilakukan dicatat dalam pelaksanaan keperawatan TB

Paru terdapat beberapa prinsip:

1) Memelihara bersihan jalan nafas

2) Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang

seimbang

3) Meningkatkan harga diri

4) Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

5) Meningkatkan pengetahuan

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah hasil akhir dari semua tindakan proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan

pelaksanaaanya sudah berhasil dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

Evaluasi keperawatan yang dilakukan terhadap masalah TB Paru :

1.) Bersihan jalan nafas efektif

2.) Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik

3.) Harga diri meningkat

4.) Penyebaran infeksi tidak terjadi

5.) Pengetahuan meningkat

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

33

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis akan menyelesaikan sebuah laporan kasus “Asuhan

Keperawatan pada Klien Ny.M dengan TB Paru di Paviliun Marwah Atas Jakarta

Cempaka Putih”. Proses pelaksaanaan asuhan keperawatan selama tiga hari dari

tanggal 23-25 Mei 2017. Dalam melengkapi data ini penulis mengadakan

wawancara dengan keluarga, tim perawat diruangan, selain itu juga memperoleh

data–data catatan medis, catatan keperawatan dan didapatkan hasil observasi

langsung serta pemeriksaan fisik.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada klien Ny.M dilakukan pada tanggal 23-25 Mei 2017 di Paviliun

Marwah Atas Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

1. Identitas Klien

Klien berinisial Ny.M berjenis kelamin perempuan, berusia 48 tahun, status

pernikahan menikah, beragama islam, suku bangsa Jawa Tengah, pendidikan

SLTA, bahasa yang digunakan sehari-hari bahasa Indonesia, pekerjaan Ibu

Rumah Tangga, alamat Jl.Madrasah RT.05 RW.07 Kelurahan Salebu Kecamatan

Majenang Kota Cilacap

2. Resume Kasus

Ny. M masuk UGD tanggal 22 Mei 2017, pukul 13.00 WIB klien mengeluh sesak,

batuk berdahak disertai darah (blood street) sejak pagi, karena habis makan kue

yang ada creamnya membuat klien batuk tidak berhenti, klien mengeluh mual,

muntah 2x, nyeri ulu hati, hasil tanda-tanda vital: tekanan darah: 120/70mmHg,

nadi: 80x/menit, suhu: 36,6°C, RR: 24x/menit. Di UGD klien mendapat program

dr. cut yulia via dokter UGD: terpasang O2 3liter/menit, infus RL/8jam, transamin

500mg (3x1), Vit.K 2mg (3x1), klie dilakukan Ro. Thorax Ap/Lat

Klien sebelumnya pernah dirawat tahun 2003 di Rumah Sakit persahabatan kasus

TB paru tetapi hanya pengobatan 5 bulan tidak tuntas, karena pindah tempat

berobat. Jam 21.00 WIB klien di pindahkan ke Paviliun Marwah Atas diruangan

klien dikaji klien mengatakan tidak mengetahui penyebaran infeksi jika

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

34

pengobatan tidak tuntas, klien mengatakan tidak mengetahui juga tidak

mengetahui cara etika batuk, klien membawa obat-obatan dari rumah yaitu FDC

(1x3), di ruangan klien di lakukan pemeriksaan sputum BTA dengan hasil (-)

negatif.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan saat ini klien batuk berdahak disertai darah, dan nyeri ulu hati.

Timbulnya keluhan mendadak dan batu berdahak disertai darah tersebut sudah 1

hari yang lalu dan upaya klien adalah berobat ke rumah sakit.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan mempunyai alergi makanan yaitu penyedap rasa dan makanan

yang asam dan klien pun mempunyai alergi lingkungan yaitu debu, klien

sebelumnya pernah dirawat di RS persahabatan pada tahun 2003 dengan kasus TB

Paru, lalu pernah dirawat kembali pada tahun 2014 kasus kecelakaan lalu lintas,

klien mempunya riwayat pemakain obat OAT.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

35

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)

Skema 3.1 genogram Ny. M

TB paru

ket : laki-laki

satu rumah

perempuan keturunan

X Meninggal klien

X X

X

48

88

8

X

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

36

d. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Klien saat ini tinggal bersama anak laki-laki kedua yang sudah berumah tangga,

klien tinggal bersama anaknya karena sudah bercerai oleh suaminya yang

meninggalkan klien karena sakit, pola komunikasi di keluarga Ny.M cukup baik

dan setiap memecahkan masalah selalu dengan sistem bermusyawarah dan

pengambil keputusannya anak laki-laki keduanya. Kegiatan klien dimasyarakat

mengikuti senam dan pengajian. Dampak dari penyakit klien terhadap keluarga

membuat keluarga lebih memberi jarak dan memproteksi diriagar tidak terkena

infeksi, masalah yang saat ini yang mempengaruhi klien hanya stress terhadap

penyakitnya yang tidak kunjung sembuh.

Mekanisme koping klien terhadap stress dengan cara tidur, klien mengatakan

ingin cepat sembuh total tidak mengulang pengobatan lagi, klien mengatakan

selalu sholat 5 waktu dan mengaji, daerah lingkungan sekitar rumah klien padat

penduduk.

e. Pola kebiasaan

1. Pola nutrisi

Sebelum sakit:

Ny.M makan sehari 3 kali dengan komposisi nasi, sayur, dan lauk pauk

seadanya.Ny.M menghabiskan makanannya 1 porsi, nafsu makan klien baik, klien

mempunyai alergi pada makanan yang ada penyedap rasanya serta makanan yang

asam.

saat di rawat:

Ny.M makan sehari 3 kali dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk, dan buah-

buahan.Ny.M hanya menghabiskan makanannya ½ porsi karena terasa mual dan

muntah sehingga nafsu makan klien kurang baik.

2. Pola eliminasi

Sebelum sakit:

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

37

Ny.M mengatakan kebiasaan BAK sehari 6-7 kali dengan warna kuning dan tidak

ada keluhan saat berkemih, dan kebiasaan BAB sehari 1-2 kali dengan konsistensi

padat berwarna kuning dan tidak ada keluhan saat BAB

Saat di rawat:

Ny.M mengatakan saat di rawat BAK sehari 8 kali dengan warna kuning dan tidak

ada keluhan apapun, dan kebiasaan BAB sehari 1 kali dengan konsistensi padat

berwarna coklat dan tidak ada keluahan.

3 . Pola personal hygiene

Sebelum sakit:

Klien mandi 2 kali dalam sehari pada waktu pagi dan sore hari, sikat gigi pun juga

2 kali dalam sehari pada waktu pagi dan sore, dan kebiasaan mencuci rambut 1

kali dalam sehari

Saat di rawat:

Klien mandi 1 kali dalam sehari pada waktu sore sikat gigi juga hanya 1 kali saat

sore hari, dan kebiasaan cuci rambut 2 hari sekali.

4. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit:

Lama tidur siang Ny.M hanya 30 menit/hari, lama tidur malam 6 jam/hari dan

pola kebiasaan tidur klien harus tunggu menggantuk lebih dahulu

Saat di rawat:

Lama tidur siang Ny.M hanya 30 menit/hari, lama tidur malam 7 jam/hari dan

pola kebiasan klien kurang baik karena sering batuk-batuk.

5. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit:

Klien sebelum sakit bekerja sebagai ibu rumah tangga, kebiasaan klien saat

dirumah berolah raga senam 1 minggu sekali

Saat di rawat:

Klien saat di rawat di rumah sakit hanya bedrest tidak ada kegiatan lain karena

klien mengeluh lemas dan batuk-batuk tidak berhenti.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

38

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Sebelum sakit :

Klien tidak merokok dan memakai narkoba

Saat di rawat :

Klien tidak merokok dan memakai narkoba

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik Umum :

Kesadaran klien composmentis, keadaan umum sakit sedang, berat badan sebelum

sakit 43kg setelah 3 bulan terakhir berat badan adanya penurunan menjadi 39kg,

tinggi badan 148cm, tekanan darah 120/70mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,6°c,

pernapasan 20x/menit, tidak ada adanya pembesaran kelenjar getah bening.

Sistem penglihatan

Posisi mata klien simetri, fungsi penglihatan baik, kelopak mata simetri,

pergerakam bola mata normal, konjungtiva mata klien merah muda, korneanya

normal, sklera anikterik, pupil isokor 2mm, dan reaksi pada cahaya tidak adanya

tanda-tanda radang otot-otot mata tidak adanya kelainan.

Sistem pendengaran

Keadaan daun telinga klien normal, dengan kondisi telinga normal, tidak terdapat

adanya serumen atau terasa penuh di telinga, tidak ada tinnitus, fungsi

pendengaran normal, klien tidak mengeluh adanya gangguan keseimbangan dan

tidak memakai alat bantu.

Sistem wicara

Saat berbicara klien berbicara dengan jelas dan tidak ada gangguan.

Sistem pernapasan

Jalan nafas klien adanya sumbatan atau secret dan sesak, tidak adanya

penggunaan aoto-otot bantu napas, frekuensi 24x/menit, irama tidak teratur,

dengan jenis pernapasan spontan, terdapat batuk yang produktif dengan

konsistensi sputum yang kental berwarna hijau terdapat darah ±4cc suara nafas

ronchi, nyeri saat bernapas dan tidak memakai penggunaan alat bantu nafas. Hasil

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

39

pemeriksaan rontgen Kp Duplex, dan hasil pemeriksaan mikrobiologi BTA

negatif.

Sistem kardiovaskuler

Sistem periper

Nadi klien 80x/menit, irama teratur, tekanan darah 120/70mmHg, tidak ada

distensi vena jugularis, temperature kulit klien hangat, warna kulit pucat,

pengisian kapiler 2 detik, tidak ada tanda-tanda edema diseluruh badan.

Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apical klien 85x/menit, irama teratur, tidak ada kelainan bunyi

jantung,

Sistem hematologi

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 22 mei 2017 adalah: Hb: L 10.3g/dl,

J.Leukosit: 7.74 10³µL, Ht: L 31%, J.Trombosit: 311 10³µL, Eritrosit: L 3.45

10³µL, MCV/VER: 89fl, MCH/HER: 30pg, MCHC/KHER: 34g/dl, GDS:

126mg/dl. Pucat dan tidak ada tanda-tanda perdarahan.

Sistem saraf pusat

Klien mengatakan tidak mengeluh pusing, tingkat kesadaran composmentis, GCS:

E: 4 M: 6 V: 5, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK, tidak ada gangguan

system persyarafan, pemeriksaan reflek patologis dan fisiologis normal.

Sistem pencernaan

Gigi klien terdapat caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis

daerah mulut klien, lidah klien tidak kotor, keadaaan salifa normal, adanya

muntah yang berisi makanan dengan frekuensi 2x/hari jumlahnya 200ml, klien

juga mengeluh mual dan nyeri daerah perut dengan skala nyeri 7, lokasi dan

karakteristik seperti melilit-lilit daerahnya setempat di bagian abdomen kanan

bawah, bising usus klien 14x/hari, klien tidak diare dan konsistensi feses setengah

padat tidak konstipasi, hepar teraba, abdomen teraba lembek.

Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak terdapat

luka gangren.

Sistem urogenital

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

40

Pola eliminasi klien tidak ada gangguan, kebiasaan BAK 6-7x/hari berwarna

kuning jernih, tidak ada distensi pada kandung kencing, tidak ada keluhan sakit

pinggang, balance cairan intake : 2750ml/hari dan output : 2000ml/hari

Sistem integumen

Turgor kulit klien baik, temperature kulit 36,6°c, warna kulit pucat, keadaan kulit

baik, tidak terdapat kelainan kulit, kondisi kulit pemasangan infus baik tidak ada

tanda-tanda infeksi, keadaan rambut klien bersih.

Sistem muskuloskeletal

Klien mengatakan hanya lemas tidak ada fraktur atau sakit pada tulang, sendi,

kulit, klien tidak memiliki kelainan pada bentuk tulang, keadaan tonus otot baik,

kekuatan otot

5555 5555

5555 5555

Pemeriksaan penunjang

Data tambahan

Klien tidak mengetahui cara tentang cara penularan, perawatan, dan

pencegahannya.

Hasil pemeriksan foto thorax tanggal 22 Mei

2017 :

Kesan : Kp Duplex

Hasil sputum BTA tanggal 22 Mei 2017:

BTA (-) negatif

Hasil sputum BTA tanggal 23 Mei 2017:

BTA (-) negatif

Hasil sputum BTA tanggal 25 Mei 2017:

BTA (-) negatif

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

41

Tabel 3.2 hasil laboratorium tanggal 22 mei 2017

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

VER

HER

KHER

GDS

L 10.3

L 31

7.74

311

L 3.45

89

30

34

126

11.7-15.5

35-47

3.60-11.00

150-440

3.80-5.20

80-100

26-34

32-36

70-200

g/dl

%

Ribu/ul

Ribu/ul

Juta/ul

Fl

Pg

g/dl

mg/dl

8. Penatalaksanaan

Pada tanggal 22 mei 2017 di ruang UGD:

- Cairan RL/8jam

- Terapi lainnya : nasal kanul 3liter/menit

- Dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan

laboratorium

- Terapi obat : transamin 500mg (3x1), Vit.K 2mg (3x1)

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

42

9. Data fokus

Tabel 3.3 data fokus

Data subjektif Data objektif

- klien mengatakan sesak

- klien mengatakan batuk

berdahak disertai darah

- dahaknya kental berwarna

hijau

- mual

- muntah 2x

- tidak nafsu makan

- porsi yang dihabiskan ½

porsi

- nyeri ulu hati

- lemas

- klien mengatakan tidak

mengetahui resiko

penyebaran infeksi jika

pengobatan tidak tuntas

- klien mengatakan tidak

mengetahui etika batuk

-klien tampak kesadaran

komposmentis

- tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/70mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36.6°C

RR : 24x/menit

- Suara napas ronchi

- Batuk berdahak disertai darah

- Konsistensi sputum hijau

kental

- Mual

- Muntah 2x

- Tidak nafsu makan

- Porsi makan yang dihabiskan

½ porsi

- Nyeri ulu hati dengan skala 2

- Lemas

- Terpasang O2 3liter/menit

- Klien tampak selalu bertanya

tentang penyakitnya

- Klien tampak tidak mengetahui

etika batuk

- Klien mengatakan tidak

mengetahui resiko penyebaran

infeksi jika pengobatan tidak

tuntas

- Hasil rontgen thorax : Kp.

Duplex

- Hasil sputum BTA (-) negative

- IMT : 17,8kg/BB

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

43

- BBI : 43,2-52,8 kg

- A : TB: 148cm

BB: 39kg

B : HB: Leukosit: L 10.3ribu/ul

C: mukosa kering, konjungtiva

ananemis

D:Porsi makan yang dihabiskan

1/2 porsi

10. Analisa Data

Table 3.4 analisa data

No. Data Masalah Etiologi

1.

DS :

- Klien mengatakan

sesak

- Klien mengatakan

batuk berdahak dan

ada dahaknya

- Dahaknya kental

berwarna

DO :

- Klien tampak

kesadaran

komposmentis

- Tanda-tanda

vital :

Tekanan darah :

120/70mmHg

Nadi : 80x/menit

Ketidakefektifan

bersihan jalan

napas

peningkatan

produksi

sputum

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

44

2.

Suhu : 36.6°C

RR : 24x/menit

- Suara napas

ronchi

- Batuk berdahak

disertai darah

- Konsistensi

sputum hijau

dan kental

- Terpasang O2

3ltr/menit

- Hasil rontgen

thorax :

Kp.Duplex

- Hasil sputum

BTA (-)

negative

DS :

- Klien

mengatakan

mual

- Klien

mengatakan

muntah 2x

- Tidak nafsu

makan

- Porsi makan

yang

dihabiskan ½

porsi

- Nyeri ulu hati

- Klien

mengatakan

lemas

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Intake yang

tidak adekuat

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

45

DO :

- Klien tampak

mual

- Klien tampak

mual

- Klien tampak

muntah 2x

- Tidak nafsu

makan

- Porsi makan

yang

dihabiskan ½

porsi

- Nyeri ulu hati

dengan skala 2

- IMT :

17,8kg/BB

- BBI : 43.2-

52.8kg

- A : TB : 148cm

BB : 39kg

B : HB : L 10.3ribu/ul

C : mukosa kering,

konjungtiva ananemis

Tanda-tanda vital :

T/D: 120/70mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36.6°C

RR : 24x/menit

D : diit tim TKTP

DS :

- Klien

mengatakan

tidak

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

46

3.

mengetahui

resiko

penularan

infeksi jika

pengobatan

tidak tuntas

- Klien

mengatakan

tidak

mengetahui

etika batuk

DO :

- Klien tampak

tidak

mengetahui

resiko

penyebaran

infeksi jika

pengobatan

tidak tuntas

- Klien tampak

tidak

mengetahui

etika batuk

- Hasil lab :

leukosit:

7.74ribu/ul

Resiko penyebaran

infeksi

Pencegahan

paparan dari

kuman

patogen.

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

47

11. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada klien Ny. M berdasarkan data

meliputi :

1. Ketidakefektifan bershihan jalan napas berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum :

Data subjektif :

Klien mengatakan batuk berdahak disertai darah

Klien mengatakan sesak

Dahak berwarna hijau kental

Data okjektif :

Klien tampak kesadaran komposmentis, TD : 120/70mmHg,

nadi 80x/menit, suhu 36.6°C, RR 24x/menit

Batuk disertai darah berwarna hijau kental

Bunyi suara ronchi

Klien tampak sesak

Mikrobiologi : sputum BTA (-)

Hasil rontgen thorax : Kp.Duplex

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Data subjektif :

Klien mengatakan mual

Klien mengatakan muntah 2x

Klien mengatakan tidak nafsu makan

Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi

Data objektif :

A. BB saat ini : 39kg – BBI :43.2-52.8kg

TB saat ini : 148cm

B. HB : L 10.3g/dl

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

48

HT : L 31%

C. mukosa kering, konjungtiva ananemis

D. Diit tim TKTP

porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya

pencegahan paparan dari kuman patogen

Data Subjektif :

Klien mengatakan tidak megetahui resiko penularan

infeksi jika pengobatan tidak tuntas

Klien mengatakan tidak mengetahui etika batuk

Data objektif :

Klien tampak tidak mengetahui resiko penyebaran

infeksi jika pengobatan tidak tuntas

Klien tampak tidak mengetahui etika batuk

Hasil lab: leukosit : 7.74ribu/ul.

12. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan, maka rencana

tindakan yang dirumuskan adalah :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum

Tabel 3.5 perencanaan keperawatan

No. Tujuan dan kriteria Rencana tindakan Rasional

1

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada Ny. M selama

3x24 jam di harapkan

- Kaji fungsi

pernapasan seperti

suara napas,

kecepatan, irama, dan

- Mengetahui

fungsi

pernapasan

- Untuk

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

49

ketidakefektifan bersihan

jalan napas berkurang

dengan kriteria hasil :

- Sesak berkurang

- Batuk berdahak

disertai darah

berkurang

- Tanda-tanda vital:

T/D: 120/70mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36.6°C

RR : 24x/menit

kedalaman.

- Ajarkan klien batuk

efektif dan latihan

napas dalam

- Berikan klien posisi

nyaman (posisi semi

fowler)

- Berikan klien asupan

cairan hangat 2500ml

- Lanjutkan program

dokter :

Terapi nasal kanu O2 3ltr/mnt

FDC (1x3) jam 06

Transamin 500mg (3x1) jam

08,16,24

Vit.K 2mg (3x1) jam

08,16,24.

mengeluarkan

sputum dan

mempermudah

ekspektorasi

mukus

- untuk

memberikan

kesempatan

paru-paru

berkembang

secara maksimal

- Untuk

mengencerkan

sputum

- Untuk

mengurangi

produksi sekret.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

No. Tujuan dan kriteria

hasil

Rencana tindakan Rasional

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada Ny. M selama

3x24 jam diharapkan

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

- kaji status nutrisi

klien

- kaji intake output

klien

- anjurkan keluarga

klien membawa

makanan dari

- menjadi data fokus

untuk menentukan

tindakan

selanjutnya

- untuk mengetahui

pemasukan

pengeluaran

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

50

terpenuhi dengan kriteria

hasil :

- Mual berkurang

- Muntah

berkurang

- Nafsu makan

meningkat

- Porsi makan yang

dihabiskan 1

porsi

- Nyeri ulu hati

berkurang

- Lemas tidak ada

rumah terutama

yang disukai klien

jika tidak ada

kontraindikasi

- anjurkan klien

makan sedikit tapi

sering

- lanjutkan program

ahli gizi diit tim

TKTP

- merangsang klien

untuk bersedia

meningkatkan

intake makanan

- meningkatkan

intake dan nutrisi

klien

- menentukan

kebutuhan nutrisi

klien dengan tepat.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kuranganya pencegahan

paparan dari kuman patogen

No. Tujuan dan kriteria Rencana tindakan Rasional

3. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kepada Ny. M selama

3x24 jam diharapkan

resiko infeksi tidak terjadi

dengan kriteria hasil :

- klien mengetahui resiko

penyebaran infeksi jika

pengobatan tidak tuntas

- klien memperlihatkan

perilaku sehat (menutup

mulut ketika batuk dan

- kaji fase aktif/inaktif dan

penyebaran penyakit

- kaji resiko penularan

kepada orang lain

- anjurkan klien

menggunakan tissue untuk

membuang tissue dan

penggunaan masker

-untuk mengetahui

kondisi nyata masalah

klien

-mengurangi resiko

penularan pada orang

lain

-meminimalkan

penyebaran infeksi

melalui droplet.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

51

bersin)

- tidak ada anggota

keluarga yang/ orang

terdekat yang tertular

penyakit

13. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tabel 3.6 implementasi keperawatan

Hari/tanggal Jam No.dx Tindakan keperawatan dan hasil Paraf

Selasa,

23-05-2017

07.00

07.15

08.00

1

1

1

1.mengobservasi fungsi pernapasan seperti

suara napas, frekuensi, irama

Ds : klien mengatakan sesak masih ada

Do : RR : 23x/mnt, suara ronchi, irama tidak

teratur

2. lanjutkan program dokter terapi nasal

kanul O2 3ltr/mnt

Ds : klien mengatakan sudah membaik jika

pakai oksigen

Do : klien tampak lebih nyaman

3. lanjutkan terapi obat

- transamin 500mg (3x1) injeksi

- vit.k 2mg (3x1) injeksi

- FDC (1x3) oral

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

52

08.35

09.00

09.15

09.45

10.00

11.00

2

1

2

3

2

1

Ds: klien mengatakan bersedia di suntik obat

Do: obat masuk via iv dengan lancar

4. mengobservasi status nutrisi

Ds: klien mengatakan masih mual, muntah

2x, tidak nafs makan, porsi makan yang

dihabiskan 1/2 porsi

Do: A : TB : 148cm BB : 39kg

BBI : 43,2-52,8kg IMT :

17,8kg/BB

B : HB : L 10.3g/dl

HT : L 31%

C : mukosa kering, konjungtiva

ananemis

D : diit tim TKTP

5. ajarkan klien batuk efektif dan napas

dalam

Ds : klien mengatakan bersedia di ajarkan

Do: klien tampak bersedia dan mengikuti

6. mengidentifikasi makanan yang disukai

klien

Ds: klien mengatakan suka makan sayur dan

ikan

Do: klien tampak menyebutkan makanan

yang disukainya

7. menganjurkan klien memakai masker

Ds : klien mengatakan memakai masker

Do : klien tampal selalu memakai masker

8. menganjurkan klien makan sedikit tapi

sering

Ds : klien mengatakan makan snack dari

rumah sakit untuk cemilan

Do: klien tampak memakan snack yang

disediakan

9. memberikan klien minum 2500ml

Ds : klien mengatakan akan meminum

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

53

Rabu,

24-05-2017

12.00

12.40

13.10

14.00

07.15

07.40

08.00

2

3

3

2

1

1

1

Do : klien tampak meminumnya

10. lanjutkan program ahli gizi diit tim

TKTP

Ds: klien mengatakan makanan yang

diberikan di rumah sakit

Do: klien tampak memakan makanan yang

ada di rumah sakit

11. mengidentifikasi keluarga klien yang

berisiko tertular penyakit

Ds: klien dan keluarga mengatakan tidak ada

yang tertular kecuali klien

Ds : keluarga tampak tidak ada yang

mengalami penyakit yang sama

12. mengajarkan klien etika batuk

Ds : klien mengatakan akan melakukan yang

sesuai diajarkan

Do: klien tampak kooperatif

13. mengobservasi intake output klien

Ds: klien mengatakan mual,muntah 2x,

makan 1/2 porsi,nafsu makan menurun,

BAK 7x, BAB 1x

Do: klien tampak mual, muntah 2x, porsi

makan yang dihabiskan 1/2 porsi

1. mengobservasi fungsi pernapasan seperti

suara napas,frekuensi, irama

Ds : klien mengatakan sesak masih ada

Do : RR : 21x/mnt, suara ronchi, irama

teratur

2. lanjutkan program dokter terapi nasal

kanul O2 2ltr/mnt

Ds : klien mengatakan sudah membaik jika

pakai oksigen

Do : klien tampak lebih nyaman

3. lanjutkan terapi obat

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

54

09.00

10.00

11.00

12.00

2

2

1

2

- transamin 500mg (3x1) injeksi

- vit.k 2mg (3x1) injeksi

Ds: klien mengatakan sejak dari kemarin

sudah lebih membaik bila obat sudah

diberikan

Do: klien tampak lebih membaik setelah

diberikan obat

4. mengobservasi status nutrisi

Ds: klien mengatakan masih mual, muntah

1x, tidak nafsu makan, porsi makan yang

dihabiskan 1/2 porsi

Do: A : TB : 148cm BB : 39kg

BBI : 43,2-52,8kg IMT :

17,8kg/BB

B : HB : L 10.3g/dl

HT : L 31%

C : mukosa kering, konjungtiva

ananemis

D : diit tim TKTP

Porsi makan yang dihabiskan 1/2

porsi

5. menganjurkan klien makan sedikit tapi

sering

Ds : klien mengatakan makan buah yang

dibeli oleh keluarga klien

Do: klien tampak memakan snack 1/2 dari

buah-buah yang sudah di potong

6. memberikan klien minum 2500ml

Ds : klien mengatakan sudah minum banyak

hari ini

Do : tampak banyak botol minum di meja

klien

7. lanjutkan program ahli gizi diit tim TKTP

Ds: klien mengatakan makanan hari ini ada

sayur, ikan, tim, dan tempe

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

TIM

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

55

Kamis ,

25-03-2017

13.15

14.00

07.15

07.20

08.00

10.00

1

2

1

1

1

2

Do: klien tampak banyak makan tinggi

kalori dan protein

8. mengajarkan klien etika batuk

Ds : klien mengatakan sudah bisa dan akan

mempraktekan

Do: klien tampak sudah bisa melakukan

sendiri

9. mengobservasi intake output klien

Ds: klien mengatakan mual,muntah 1x,

makan 1/2 porsi,nafsu makan menurun,

BAK 7x, BAB 1x

Do: klien tampak mual, muntah 1x, porsi

makan yang dihabiskan 1/2 porsi

1.mengobservasi fungsi pernapasan seperti

suara napas, frekuensi, irama

Ds : klien mengatakan sesak masih ada

Do : RR : 20x/mnt, suara ronchi, irama

teratur

2. lanjutkan program dokter terapi nasal

kanul O2 1ltr/mnt

Ds : klien mengatakan sesak sudah

berkurang

Do : klien tampak sudah tidak sesak

3. lanjutkan terapi obat

- transamin 500mg (3x1) injeksi

- vit.k 2mg (3x1) injeksi

Ds: klien mengatakan tadi malam sudah

diberikan obat oleh perawat lain

Do: tampak di kardeks klien sudah di injeksi

tadi malam

4. mengobservasi status nutrisi

Ds: klien mengatakan masih mual, muntah,

nafsu makan membaik, porsi makan yang

dihabiskan 1 porsi

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Vindy

Dinda

L

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

56

11.00

14.00

14.05

1

2

2

Do: A : TB : 148cm BB : 39kg

BBI : 43,2-52,8kg IMT :

17,8kg/BB

B : HB : L 10.3g/dl

HT : L 31%

C : mukosa lembab, konjungtiva

ananemis

D : diit tim TKTP

5. memberikan klien minum 2500ml

Ds : klien mengatakan sudah minum banyak

hari ini

Do : tampak banyak botol minum di meja

klien

6. lanjutkan program ahli gizi diit tim TKTP

Ds: klien mengatakan makanan hari ini ada

sayur, ikan, tim, dan tempe

Do: klien tampak banyak makan tinggi

kalori dan protein

7. mengobservasi intake output klien

Ds: klien mengatakan mual,muntah 1x,

makan 1 porsi,nafsu makan membaik, BAK

7x, BAB 1x

Do: klien tampak mual, muntah 1x, porsi

makan

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

57

14.EVALUASI KEPERAWATAN

berdasarkan tindakan yang telah dilakukan dari tanggal 23-25 Mei 2017maka

evaluasi di ambil pada hari terakhir.

Tabel 3.7 evaluasi keperawatan

Hari/Tanggal No.dx SOAP Paraf

Kamis ,

25-05-2017

1

S:

klien menagatakan sudah tidak sesak

lagi

klien mengatakan batuk berdahak

disertai darah masih ada

klien mengatakan dahak berwarna hijau

kental masih ada

O:

klien tampak sudah tidak sesak

klien tampak masih batuk berdahak

disertai darah

klien masih terdengar batuk dengan

dahak berwarna hijau kental

pernapasan klien 20x/menit

irama teratur

A: Masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

monitor status pernapasan

berikan posisi nyaman (semi fowler)

anjurkan klien minum banyak air

hangat

lanjutkan program dokter

- FDC (1x3) oral jam 06

- transamin 500mg (3x1)

injeksi jam 08, 16, 24

Vindy Dinda L

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

58

Kamis,

25-05-2017

Kamis,

2

3

- Vit.K 2mg (3x1) injeksi jam

08, 16, 24

S:

klien mengatakan mual dan muntah

sudah berkurang

klien mengatakan nafsu makan sudah

membaik

porsi makan yang dihabiskan 1 porsi

O:

klien tampak muntah dan mual

berkurang

klien tampak sudah nafsu makan

porsi makan yang dihabiskan 1 porsi

A: BB : 39kg BBI : 43,2-52,8kg/BB

TB : 148cm IMT : 17,8kg

B : HB : L 10.3g/dl

C : mukosa lembab, konjungtiva ananemis

D : diit Tim TKTP

Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi

A: Masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

monitor status nutrisi A, B, C, D

anjurkan klien makan sedikit tapi sering

anjurkan klien makan TKTP

monitor intake output klien

S:

klien mengatakan akan rajin minum

obat sampai tuntas

Vindy Dinda L

Vindy Dinda L

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

59

25-03-2017 klien akan menerapkan cara etika batuk

klien mengatakan tidak ada yang

tertular penyakit yang dialaminya

klien mengatakan selalu pakai masker

O:

klien tampak mempraktekan cara etika

batuk

klien tampak selalu pakai masker

klien tampak selalu minum obat dengan

teratur

keluarga klien tampak tidak ada yang

tertular penyakit seperti klien

A: Masalah tidak terjadi

P: lanjutkan intervensi

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

60

BAB IV

PEMBAHASAN

Membandingkan antara teori dan praktek, analisa dari faktor-faktor pendukung

dan penghambat serta alternative pemecahan masalah dalam memberikan asuhan

keperawatan ditiap-tiap tahapan, yaitu:

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada format yang telah disediakan, yang

tidak jauh berbeda dengan format yang ada pada tinjauan teoritis. Dalam

pengumpulan data, penulis melakukan pengkajian secara komprehensif yang

mengacu pada tinjauan teoritis yang meliputi aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual

yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi klien. Data hasil pengkajian

penulis didapatkan dari hasil wawancara dengan klien, pemeriksaan fisik, hasil

pemeriksaan diagnostik, catatan medis, catatan keperawatan serta bekerja sama

dengan perawat ruangan, dan tim kesehatan lainnya yang mendukung dalam

pengkajian.

Dari hasil pengkajian didapatkan penyebab penyakit klien adalah kuman

Mycobacterium tuberkulosis yang dibuktikan dengan pemeriksaan sputum BTA

negatif, klien mengatakan bahwa sebelumnya mempunyai riwayat TB Paru tetapi

tidak tuntas pada tahun 2003. Namun penyebab klien dimungkinkan karna klien

bekerja di PT. selain karena bekerja di PT dimungkinkan di tempat kerja klien ada

yang sedang sakit TB paru dan secara langsung menularkan melalui droplet tanpa

diketahui. Sehingga klien terpapar dengan virus tersebut dan kembali menjalani

perawatan.

Manifestasi klinis antara tinjauan teoritis dengan kasus adanya batuk produktif,

sesak nafas, hemoptisis, keringat dingin pada malam hari, malaise, nyeri dada.

Sedangakan pada saat pengkajian penulis tidak mendapatkan demam, karena ini

merupakan infeksi kronis.

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

61

Pada pemeriksaan penunjang penulis tidak mendapatkan kesulitan dalam

mengumpulkan data, dikarenakan adanya pemeriksaan yang baru seperti

pemeriksaan rontgen thorax, karena ini sangat penting untuk mendiagnosa klien

terkena penyakit TB Paru atau tidak. Dan tidak adanya pemeriksaan

ELISA/Western Blot, karena ini untuk menyatakan adanya HIV pada klien yang

menyebabkan klien terkena TB Paru. Penulis hanya mendapatkan pemeriksaan

penunjang seperti pemeriksaan rontgen thoraks yang dilakukan yang dilakukan

pada tanggal 22 Mei 2017 dengan kesan Kp Duplex dan sputum BTA negatif, dan

pemeriksaan darah lengkap. Data ini telah mendukung untuk ditegakkan diagnosa

pada klien.

Adapun Faktor pendukung penulis temukan dalam melakukan pengkajian yaitu

tersedianya alat-alat pemeriksaan fisik yang memadai, adanya berkas/status klien

yang lengkap, sehingga memudahkan penulis dalam mengumpulkan data, terjalin

kerjasama yang baik dengan klien, perawat, serta tim kesehatan lainnya seperti

dokter, petugas laboratorium serta tim gizi. Selain itu sudah tersedianya format

pengkajian yang lengkap dan sistematis, sehingga data yang terkumpul dapat

mudah dikelompokkan. Sedangkan factor penghambatnya yaitu pemeriksaan

penunjang yang tidak dilakukan penulisan hasil dilembaran pemeriksaan

labolatorium. Oleh karna itu alternatif pemecahan pada masalah tersebut harus

banyak bertanya lebih sering oleh rekan perawat dan dokter.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah data-data terkumpul dan dikelompokkan menjadi data fokus sesuai

dengan keluhan dan kondisi klien saat ini, kemudian penulis merumuskan

diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah yang ada pada klien.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tahap diagnosa keperawatan yang muncul

tidak jauh berbeda dengan diagnosa keperawatan secara teoritis, hanya saja ada

beberapa diagnosa keperawatan yang terjadi pada kasus, penulis memuat diagnosa

keperawatan berdasarkan pada keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

62

pengkajian. Diagnosa yang muncul pada kasus klien Ny.M yang sesuai dengan

tinjauan teoritis diantaranya adalah:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produktif sputum. Diagnosa ini muncul karena adanya keluhan yang klien

rasakan serta terdengar suara ronchi saat pemeriksaan fisik dan didukung

dengan pemeriksaan sputum BTA yang dilakukan klien saat masuk.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

mual. Diagnosa ini muncul karena rasa mual yang berlebih dan sering

muntah, ada penurunan BB 4kg dalam 3 bln terakhir selama batuk batuk.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyebaran patogen. Diagnosa ini muncul karena adanya keluhan

dari klien yang menyatakan tidak mengetahui tanda-tanda infeksi.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis, tetapi tidak muncul

pada kasus adalah :

1. Resiko gangguan harga diri yang berhubungan dengan image negative.

Diagnosa ini tidakmuncul karna klien tidak malu dengan penyakitnya.

2. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, aturan

tindakan dan pencegahan berhubungan dengan kurang terpajan

pada/salah interpetasi informasikarena sudah dibahas di diagnosa resiko

penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyebaran patogen.

Faktor pendukung yang penulis temukan saat merumuskan masalah keperawatan

dan adanya data-data yang relevan sehingga memudahkan penulis dalam

merumuskan masalah keperawatan dan karena adanya bimbingan dari

pembimbing yang sangat mendukung terkumpulnya data yang nantinya

memudahkan penulis untuk mengangkat diagnosa keperawatan.

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

63

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tahapan pertama dalam perencanaan adalah, penulis membuat prioritas masalah,

tujuan keperawatan serta kriteria hasil. Prioritas masalah didasarkan pada hirarki

“maslow” serta yang mengancam kehidupan klien.

Pada saat memprioritaskan masalah keperawatan, terdapat persamaan antara

tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yaitu masalah ketidakefektifan bersihan

jalan nafas. Masalah ini menjadi prioritas, karena merupakan masalah yang akan

mengancam kehidupan bila tidak di tangani dengan baik. Bila masalah bersihan

jalan nafas yang disebabkan penumpukan sputum terjadi didalam saluran

pernafasan terus-menerus, maka suplai oksigen ke dalam tubuh terhambat

sehingga organ seperti paru-paru dan jantung tidak dapat melakukan fungsinya

secara optimal, kemudian bagian terkecil tubuh seperti sel tidak dapat memproses

metabolisme tubuh, jika ini dibiarkan terlalu lama dapat terjadi kematian sel.

Pada tujuan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan tinjauan teoritis. Intervensi

yang penulis buat untuk diagnosa keperawatan untuk semua diagnosa

keperawatan pada tinjauan kasus sesuai dengan tinjauan teoritis. Sedangkan pada

penetapan waktu dibuat berdasarkan waktu yang telah diberikan selama tiga hari.

Adanya kesenjangan pada intervensi keperawatan yaitu:

1. Pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas tidak efektif, tidak

melakukan intervensi bersihkan sekret dari mulut dan trakea,

penghisapan sesuai keperluan dikarenakan klien masih mampu untuk

melakukan membersihkan sekret tanpa perintah dan penghisapan klien

normal karna kesadaran klien masih komposmentis.

2. Pada diagnosa Resiko penyebaran infeksi (penyebaran dan aktivitas

berulang) tidak melakukan intervensi

a. Kaji patologi penyakitdan potensial penyebaran infeksi melalui

droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa,

bernyanyi, karna rencana tersebut sudah dilakukan di diagnosa

kurang pengetahuan.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

64

b. Identifikasi orang lain yang beresiko oleh anggota rumah,

sahabat karib/teman, karna klein sebelumnya sudah mengetahui

bahwa anggota keluarga (keponakan) pernah menderita TB Paru

c. Dorong memilih/mencerna makanan berikan makanan sering

kecil pada jumlah makanan besar yang tepat, karna rencana

tersebut sudah dilakukan di diagnosa gangguan perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Adapun faktor pendukung yang penulis temukan yaitu banyaknya sumber atau

literature yang didapatkan melalui studi kepustakaan sebagai bahan acuan,

sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam menyusun

intervensi keperawatan. Faktor penghambat yaitu banyaknya literatur yang

memuat intervensi yang sama meskipun dengan diagnosa yang berbeda. Alternatif

pemecah masalah tersebut yaitu penulis menyesuaikan sesuai keluhan dan

kebutuhan yang dibutuhkan klien.

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian di implementasi sesuai intervensi

yang telah dibuat penulis.Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan

sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan.Pelaksanaan

dilakukan dengan memperhatikan keadaan atau kondisi klien dan sarana yang

tersedia diruangan.

Pada tahap pelaksanaan penulis bekerja sama dengan tim perawatan di ruangan

untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang mengacu pada rencana tindakan

sampai dengan hari ketiga. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny.M

yaitu mengkaji keluhan klien, mengobservasi tanda-tanda vital, menimbang berat

badan, mengkaji tingkat pengetahuan klien. Selain itu juga penulis melakukan

penyuluhan kesehatan pada klien tentang TB Paru. Dengan media yang tersedia di

rumah sakit yaitu leaflet.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

65

Dalam pelaksanaan kegiatan ada faktor-faktor yang mendukung dalam

implementasi yang dilakukan. Faktor yang mendukung lain klien dapat bekerja

sama dengan perawat maupun keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapi,

klien dapat melakukan intervensi dengan baik. Tersedianya alat-alat kesehatan

yang memudahkan tindakan keperawatan.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Tahap evaluasi adalah tahap kelima dimana dilakukan pengukuran keberhasilan

dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis serta

kerja sama dengan tim perawat diruangan dari tanggal 23-25 Mei 2017. Adapun

dalam evaluasi proses penulis menggunakan intervensi yang telah dibuat beserta

respon dari klien sedangkan evaluasi akhir penulis menggunakan SOAP

(Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning) untuk dapat mengetahui apakah

masalah teratasi, teratasi sebagian, belum teratasi/timbul masalah baru. Evaluasi

proses dan evaluasi akhir yang penulis lakukan selama tiga hari berturut-turut.

Adapun hasil dari evaluasi akhir yang penulis buat dari tiga diagnosa yang

diangkat, didapatkan 3 diagnosa Keperawatan teratasi sebagian.

Masalah yang teratasi sebagian adalah:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan produktif sputum, Klien mengatakan masih batuk-

batuk berdahak, dahak dengan mudah dikeluarkan, Rr : 20x/menit,

tampak bisa mengeluarkan dahak dengan mudah, suara nafas masih

terdengar ronchi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual, dibuktikan dengan klein mengatakan

hari ini saya muntah dan mual berkurang, klein tampak

menghabiskan 1porsi, nafsu makan membaik, BB klien 39 kg.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyebaran infeksi, dibuktikan dengan klien

mengatakan akan selalu menutup mulut apabila batuk dan bersin,

klien tampak memperlihatkan perilaku sehat. Faktor pendukung

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

66

dalam melakukan evaluasi yaitu klien kooperatif saat diajak

berbicara. Faktor penghambat yang penulis temukan yaitu kurang

lengkapnya pendokumentasian yang dilakukan perawat ruangan

terus sama respon tindakan pada evaluasi proses dan untuk evaluasi

akhir (SOAP). Solusi yang penulis lakukan adalah mengoptimalkan

pendokumentasian dalam catatan keperawatan dan catatan

perkembangan yang terdapat dalam makalah ilmiah ini.

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

67

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari tinjauan teoritis dan mengamati langsung pada

tinjauan kasus pada klien dengan diagnosa Tuberkulosis Paru (TBC), maka

penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.

A. KESIMPULAN

Asuhan keperawatan pada Ny.M dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

oksigenasi patologi sistem pernapasan: TB Paru (TBC) melalui proses pengkajian

dengan menggunakan format pengkajian, pemeriksaan fisik, observasi, dan

wawancara ini dapat dilakukan dengan baik karena klien dan keluarga sangat

kooperatif dan dukungan yang baik dari petugas ruangan serta sarana dan

prasarana yang ada.

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan gangguan system pernafasan: Tuberkulosis Paru

(TBC) dilakukan secara bio, psiko, sosio, spiritual, pada laporan kasus klien

dengan TB Paru perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan masa

lalu, pola kebiasaan sehari-hari dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik klien

secara menyeluruh. Dari pengkajian didapatkan data bahwa Ny.M mengalami TB

Paru yang dibuktikan dengan adanya rontgen thorax yaitu kesan Kp dupleks dan

sputum BTA negatif. Gejala yang didapatkan pada Ny.M sebagai penderita TB

diantaranya adalah batuk berdahak yang disertai darah volume kira-kira sebanyak

4cc, sesak, mual.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

karena adanya keluhan pada klien dahak yang disertai darah, ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena mual dan dibuktikan penurunan berat

badan 3 bulan terakhir sebesar 4kg, dan resiko penyebaran infeksi berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan klien tentang tanda-tanda infeksi.

3. Perencanaan

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

68

Dalam membuat perencanaan penulis mengalami kendala dalam menentukan

rencana yang akan dibuat pada diagnosa ke tiga, tetapi penulis mengambil

keputusan dengan mengacu pada tinjauan teoritis yang ada dari beberapa buku

sumber.

4. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penulis mengacu pada rencana tindakan yang telah dibuat

pada bab perencanaan. Masalah yang ditemukan penulis adalah kurang

lengkapnya sistem pencatatan respon dari tindakan yang telah dilakukan sehingga

sulit untuk mengetahui perkembangan klien. Di dalam tindakan peran serta

keluarga sangat penting karena tindak lanjut untuk perawatan klien dirumah

menjadi tanggung jawab klien sendiri dan keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi pada klien dengan TB Paru ditunjukan 2 diagnosa teratasi sebagian dan

memerlukan tindak lanjut oleh tim perawatan berikutnya dan didapatkan 1 hasil

masalah tidak terjadi dan memerlukan tindak lanjut oleh tim perawatan

berikutnya, karena perawatan untuk penderita TB Paru membutuhkan waktu

perawatan yang lama.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan seperti yang

tertera diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk memperbaiki

serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem pernafasan: TB Paru, yaitu:

1. Bagi mahasiswa sebaiknya sebelum melakukan asuhan keperawatan

terhadap klien, hendaknya memahami konsep dasar terkait kasus yang

akan ditangani sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan lebih

komprehensif dan sesuai dengan teori.

2. Bagi perawat diruangan hendaknya meningkatkan kualitas

pendokumentasian terutama respon tindakan dan evaluasi akhir

(SOAP) dapat dilakukan pada setiap diagnosa keperawatan.

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

69

3. Bagi rumah sakit hendaknya menyediakan media seperti lembar balik

disetiap ruangan yang berguna sebagai media informasi untuk klien

terhadap masalah kesehatan.

4. Bagi Tim kesehatan diruangan hendaknya meningkatkan pengawasan

yang lebih terhadap efek samping dari obat yang telah diberikan

kepada klien, karena hal itu jika dibiarkan lebih lanjut akan membuat

klien bertambah masalah pada kesehatannya.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

70

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. Dan Jane H. H. (2014). Kepertawatan Medikal Bedah:

Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 buku 3. Alih Bahasa:

dr. Joko Mulyanto, dkk. Jakarta: ELSEVIER.

Donges, Marlyn E.(2012). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa : I

Kariasa dan Sumarati. Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul.(20014). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Penerbit Salemba Madika, Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Nasional Pelayanan Keperawatan

Tuberkulosis. Jakarta.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:

http//www.depkes.go.id/reseorces/download/general/Hasil%20Riskesdas%202

013.pdf.diperoleh 12 maret 2017

Muttaqin Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Pernafasan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Naga S. Sholeh.(2014).Paduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Diva

Press, yogyakarta

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Jilid 2. Jogjakarta:

Mediaction

Smeltzer& Bare. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Edisi 12.Alih bahasa: Yulianti, D. Kimin, A. Jakarta:EGC

Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Zulkifli, Amin & Asril Bahar. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.

Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN …

71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vindy Dinda L

Tempat/tanggal lahir : Bekasi, 25 Maret1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : JL. Abdurrahman II Rt.06 Rw.04 Jakarta Timur

No Telp : 08969570417

Email :[email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2001-2002 : TK DWI WARNA

2. Tahun 2002 – 2008 : SDN 021 Pagi

3. Tahun 2008 – 2011 : SMP YP-IPPI

4. Tahun 2011 – 2014 : SMA YP-IPPI

5. Tahun 2014 – 2017 : DIII Keperawatan RSIJ FIK – UMJ