Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

49
Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis Di Kecamatan Medan Baru Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) Disusun dalam rangka menyelesaikan Program studi DIII Keperawatan Oleh (Suci Fatimah Nasution) (132500064) Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

Page 1: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis

Di Kecamatan Medan Baru

Karya Tulis Ilmiah ( KTI )

Disusun dalam rangka menyelesaikan

Program studi DIII Keperawatan

Oleh

(Suci Fatimah Nasution)

(132500064)

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

i

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studio DIII

Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah inia dalah Asuhan Keperawatan pada NY. R

dengan gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis di kecamatan Medan Baru. Dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak baik moral, maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. IbuSri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku wakil dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp KMB selaku wakil dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep, Sp.Mat selaku wakil dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan NasutionS.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi dan

dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan

memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji Karya Tulis

Ilmiah ini.

7. IbuReni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan pendidikan D-

III Keperawatan.

8. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang

tua saya sendiri Alm. Bapak Zulfan Nasution, dan ibunda yang sangat saya

sayangi ibu Dahlina Nasution, serta kakak saya Hanim Nasution, Hotmaida

Nasution, Purnama Hati Nasution, dan abang saya Dua Syawal Nasution yang

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

iii

selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang

tiada henti mendoakan penulis.

9. Kepada teman-teman D-III Keperawatan Stambuk 2013 terkhusus teman

terdekat saya Paniati, Dina Anggraini, Farida Tarigan, dan Maria

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis berharap

KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Semoga tuhan Yang

Maha Esa senantiasa memberikan ridha dan karunianya bagi kita semua.

Medan, Agustus 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….. iv

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 1

1.2 Tujuan ……………………………………………………………………... 3

1.3 Manfaat ……………………………………………………………………. 4

BAB II Pengelolaan Kasus …………………………………………………………………5

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperewatan Dengan Masalah ……………………….. 5

2.1.1 Definisi Gastritis ……………………………………………………... 5

2.1.2 Klasifikasi …………………………………………………………… 5

2.1.3 Etiologi ……………………………………………………………… 6

2.1.4 Patofisiologi ………………………………………………………… 7

2.1.5 Manifestasi Klinis ……………………………………………............. 9

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………. 9

2.1.7 Komplikasi …………………………………………………………. 10

2.1.8 Penatalaksanaan ……………………………………………………. 10

2.1.9 Definisi Nyeri ……………………………………………………… 11

2.1.10 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ………………………………. 12

2.1.11 Intensitas Nyeri …………………………………………………… 14

2.1.12 Pengukuran Skala Nyeri ………………………………………….. 15

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ………………………………………………… 16

2.2.1 Pengkajian ………………………………………………………….. 16

2.2.2 Analisa Data ………………………………………………………… 17

2.2.3 Rumusan Masalah …………………………………………………... 18

2.2.4 Perencanaan …………………………………………………………. 19

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus ………………………………………………….. 21

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

v

2.3.1 Pengkajian …………………………………………………………… 21

2.3.2 Analisa Data ………………………………………………………… 29

2.3.3 Rumusan Masalah …………………………………………………… 31

2.3.4 Perencanaan Keperawatan …………………………………………... 31

2.3.5 Implementasi ………………………………………………………… 33

2.3.6 Catatan Perkembangan …………………………………………….... 36

BAB III Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………. 39

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 39

3.2 Saran …………………………………………………………………………… 40

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..41

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung sampai terlepasnya

epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran

pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung

(Sukarmin 2012).

Menurut Smelzer dalam Ardiansyah (2012), gastritis adalah inflamasi mukosa

lambung, akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu akan makan terlalu banyak,

terlalu cepat, atau makan- makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit.

Penyebab dari gastritis adalah komsumsi obat yang mengandung kimiadigitalis,

komsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stres, dan nfeksi bakteri seperti

helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gejala anoreksia, mual

dan muntah, pendarahan saluran cerna dan nyeri uluh hati ( Ardiansyah 2012).

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak

dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah

pengalaman sensori nyeri dan emosional yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering

kali dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang

terbaka, melilit seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha 2012).

Prevelensi kasus gastritis yang disebabkan oleh infeksi helicobater pilorydiperkirakan

terjadi pada 50 persen populasi di dunia dimana sebagian besar infeksi tersebut di Negara-

negara berkembang yaitu 70 sampai 90 persen dan hanya 40 sampai 50 persen di negara-

negara industrib (Mariadi 2011). Di Indonesia prevelensi gastritis sebanyak 0,99 % dan

insiden gastritis sebesar 115 tiap 100.000 (Wulansari 2011). Pada tahun 2010 hasil penelitian

menunjukkan bahwa 30,0 persen pasien mengalami gastritis 55,0 persen pasien berumur tua,

84,0 persen pasien memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang gastritis, 90,0 pesen

pasien memiliki kebiasaan makan yang baik (Gustin 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

2

Masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri, di ulu hati, mual, muntah,

dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah darah, kurang

pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan

factor pencetus iritan pada mukosa lambung (Arif, Mutaqqin dan Sari 2011 ). Masalah yang

menjadi prioritas pada diagnosa mmedis gastritis adalah nyeri.

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Walaupun

merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis, nyeri merupakan salah

satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau

menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan atau mengembalikan kenyamanan (potter

Perry, 2005).

Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang individu yang

mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama mengahsilkan

respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab

frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.

Secara umum nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat

terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh

reaksi fisik, fisiologis, maupun dari emosional.

Penelitian nyeri ( international association For The study Of Pain, IASP )

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri

merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk dari

suatu penyakit ( Potter Perry, 2005 )

Nyeri lambung merupakan salah satu gejala pertama sakit lambung (magh) yang

dalam istilah medis disebut gastritis, sebenarnya lumayan popular di masyarakat.

Berdasarkan data dijakarta pada 2007 terhadap 1.645 orang, ternyata 6 dari 10 orang

mengalami sakit lambung. Sayangnya, masyarakat indonesia masih rendah kesadarannya

untuk menjaga kesehatan lambung padahal saat menyerang, sakit magh bisa sangat

mengganggu aktivitas, bahkan menurunkan produktivitas kerja. Berbagai penelitian

menyimpulkan bahwa 70-80 % kasus sakit magh. Nyeri lambung bisa terjadi akibat terlalu

banyak mimpi alkohol dan menggunakan obat-obatan anti radang streoid dalam jangka

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

3

panjang, seperti aspirin serta ibuproven. Tapi adakalanya juga nyeri lambung terjadi pada

pembedahan mayor, luka bakar atau infeksi yang parah (Widowati 2010).

Penyakit ini sering terjadi sekitar empat juta penduduk amerika serikat mengalami

gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas sekitar 15.000 orang per tahun. Angka

kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukan kementrian kesehatan Republik

Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%, Denpasar 46%, Palembang 35,3%, Bandung

32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (KemKes RI Profil Kesehatan Indonesia 2009).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap delapan

negara di dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka kejadian Gastritis di

dunia. Dimulai dari negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu amerika serikat

dengan persentase mencapai 47% kemudian diikuti India 43% lalu beberapa negara lainnya

seperti Ingrgis 22%, Cina 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia .

diindonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi dari penelitian dan pengamatan yang di

lakukan Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada

yang tinggi mencapai 91,6% yaitu kota Medan, Surabaya 31,4%, Denpasar 46%, Jakarta

50%, Bandung 3,5%, Palembang 35,5%, Pontianak 31,2% hal tersebut disebabkan oleh pola

makan yang kurang sehat. Di Nangroe Aceh Darussalam angka kejadian gastritis mencapai

31% hal ini disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan kurang sehat (WHO 2010).

Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien,

perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,

sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgetik. Dengan memahai konsep nyeri

secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat

mengatasi nyeri yang dirasakan pasien.

1.2. Tujuan

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain

1.2.1. Tujuan Umum

1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri pada pasien R

di Kecamatan Medan Baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

4

2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagiperawatan

pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi nyeri

abdommen.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Ny. R dengan

perioritas masalah nyeri akibat Gastritis Akut

2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan prioritas asalah

nyeri akibat gastritis akut.

3. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada Ny. R

dengan prioritas masalah nyeri akibat gastritis akut.

4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan prioritas

masalah nyeri akibat gastritis akut.

5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan prioritas masalah nyeri akibat

gastritis akut.

1.3. Manfaat

1.3.1. Institusi

Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan

ilmu keperawatan, serta menjadi summber informasi bagi mereka yang ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.3.2. Pasien dan Keluarga

Memperoleh pengetahuan tentang nyeri meningkatkan kemandirian dan

pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga

untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami nyeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

5

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.1.1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses

inflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).

Menurut Smelzer dalam Ardiansyah (2012), gastritis adalah inflamasi mukosa

lambung, akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu akan makan terlalu

banyak, terlalu cepat, atau makan- makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit.

2.1.2 Klasifikasi

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu: (David Ovedorf, 2002)

1. Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan

mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua

garis besar yaitu :

a. Gastritis eksogen akut, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,

seperti bahan kimia. Misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,

mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin

(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa

lambung).

b. Gastritis endogen akut, adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan

badan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

6

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau

maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik

dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis

kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan

dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada

sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa

berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini

dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada

dinding lambung.

2.1.3 Etiologi

Penyebab dari gastritis adalah komsumsi obat yang mengandung kimia

digitalis, komsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stres, dan nfeksi

bakteri seperti helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan

gejala anoreksia, mual dan muntah, pendarahan saluran cerna dan nyeri uluh hati (

Ardiansyah 2012).

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai

berikut :

1. Gastritis Akut

Penyebabnya adalah stres psikologi, obat analgetik, anti inflamasi terutama

aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa

lambung), makanan, bahan kimia misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein

lada, steroid dan digitalis.

a. Gastritis Kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya

disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambungHelicobacter

pylori. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga

pada peminum alkohol, dan merokok.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

7

2.1.4 Patofisiologi

1. Gastritis akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti

Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat

analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuproven dan

naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.

Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan

terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan

secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat

mengakibatkangastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

8

menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga

kemampuan faktor defensif terganggu.

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat

(bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi

serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-

bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan

memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan

mukosa lambung. Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama

dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma

menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung

mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi

balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih

menyebabkan edema lalu rusak

2. Gastritis Kronik

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering

disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal,

yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan

penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau

korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini

dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau

pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus

kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun

bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung.

Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung

melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.

Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau

tukak.

Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pyloritersebut

dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi

lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.

Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga

tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

9

tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal

superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk

menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi

bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga

terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).

Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

2.1.5 Manifestasi Klinis

1. Gastritis Akut

a. Anoreksia

b. Mual

c. Muntah

d. Nyeri epigastrum

e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut

yaitu anemia.

2. Gastritis Kronik

Pada tipe A, biasanya asimtomatik, klien tidak mempunyai keluhan. Namun

tipe B, pasien biasanya mengeluh :

a. Nyeri ulu hati

b. Anorexia

c. Nausea

d. Anemia

2.1.6. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996,

seperti di bawah ini :

1. Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat

perdarahan.

2. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik

yang berat.

3. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa

lambung.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

10

4. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa

lambung.

5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan

asam lambung

6. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.

Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan

bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa

pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk

memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.

7. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H.

Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan

terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam

feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

8. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan

tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung

nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung

puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output)

tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis

sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin

dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

2.1.7 Komplikasi

1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematimesis dan melena yang

dapat berakhir sebagai syok hemoragie.

2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.

2.1.8 Penatalaksanaan

Pengobatan gastritis meliputi :

1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.

2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.

3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain

(Soeparman,1999)

Pada gastritis, penatalaksanaanya dapat dilakukan dengan (medis dan non

medis), yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

11

1. Gastritis Akut.

a. Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.

b. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.

c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.

d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran

gastrofestinal.

e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.

f. Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.

g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau

perforasi.

h. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk

yang encer atau cuka yang di encerkan.

i. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.

2. Gastritis Kronik

a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan

sedikit tapi lebih sering.

b. Mengurangi stress.

c. H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan

gram bismuth (pepto-bismol).

2.1.9. Definisi Nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan aupun

berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan

ekstensinya diketahui jika seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ).

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak enyenangkan akibat

terjadinya kerusakan aktual aupun potensial, atau enggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan (International Association for Study of Pain (IASP) ).

Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :

1. Nyeri Akut

Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Gejalanya

mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

12

akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang

keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2. Nyeri Kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui bisa

tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak bisa desembuhkan.

Selain itu, pengideraan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita sukar

atau menunjukkan lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita

menjadi mmudah tersinggung dan sering mengalai insoma. Akibatnya, mereka

menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat

dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang tibul dalam periode waktu tertentu,

adakalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnyasakit kepala migrain.

2.1.10 Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi

pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan

faktor-faktor tersebut dalam menhadapi klen yang engalai nyeri. Hal ini sangat

penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan meilih terapi yang baik.

1. Usia

Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak

dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang di temukan antara kedua

kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa

bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak yang belum mepunyai kosakata yang

banyak, mempunyai kesuitan mendeskripsikan secara verbal dan

mengekspresikan nyeri paada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus

mengkaji respon nyeri pada anak.

2. Jenis Kelamin

Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai

respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin

merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak

laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat

menangis dalam waktu yang sama.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

13

3. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri

biasanya menghasilkan respon efektif eskipun pada uunya yang diekspresikan

berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi

menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien tenang umumnya akan

diam berkenaan dengan nyeri ereka memiliki sikap yang dapat menahan nyeri.

Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan

menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis.

4. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,

mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak

memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietass dan nyeri.

Namun ansietas yang relavan atau berhubungan dengan nyeri dapat

meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.

5. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,

makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang

diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,

akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.

Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak

terselesaikan seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis atau resisten.

6. Keluarga dan Suport Sosial

Faktor lain yang juga memperngaruhi respon erhadap nyeri adalah kehadiran

dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering

bergantung pada keluarga untuk mensuport membantu atau melindungi.

Ketidakhadiran keluraga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri

semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting

untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.

7. Pola Koping

Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit

adalah hal yang sangat tidak tertahankan. Secara terus-menerus klien

kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

14

menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.

Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan

bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensuport klien

menurunkan nyeri.

2.1.11. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan

oleh individu. Pegukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual,dan

kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua

orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling

mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.

Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti

tentang nyeri itu sendiri.

1. Karakteristik nyeri

Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan

penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang

timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas

nyeri. (Tansuri, 2006)

2. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri

Berbagai perilaku sering diidentifikasiklien sebagai faktor yang mengubah

intensitas nyeri,dan apa yang di yakini klien dapat membantu dirinya. Perilaku

ini seringdidasarkan pada upaya try and error (Tamsuri, 2006).

3. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari

Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan

orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai.Nyeri akut sering

berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi

(Tamsuri, 2006).

4. Kekhawatiran individu tentang nyeri

Dengan meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosi serta

berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

15

2.1.12. Pengukuran Skala Nyeri

Intensitas nyeri(skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

yang dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektifdan individual

dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh ua

orang yang berbeda (Tamsuri, 2007).

1. Face rating scale (FRS)

Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah, pengukuran skala

nyeri menggunakan face rating scaleyaitu terdiri dari 6 wajah kartun muali

dari wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri”hingga wajah yang menangis

untuk “nyeri berat

2. Skala numeric (Numerical Rating Scale, NRS)

Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS)digunakan sebagai pengganti

alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0-

10.Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10

mengindikasikan nyeri paling berat dirasakan klien.Skla ini efektif digunakan

untuk mengkaji intensitas teraupetik.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri nyeri nyeriberat nyeriberat

nyeri ringan sedang terkontrol tdkterkontrol

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

16

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai

ketika pasien melaporkan adanya nyeri yang dialami pasien, walaupun dalam

observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang

dilaporkan oleh klien adalah nyata.

1. Karakteristik Nyeri (metode P, Q, R, S, T)

a. Faktor Pencetus ( P : provacate )

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada

klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian

tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawatmencurigai adanya nyeri

psikogenik maka perawat harus dapat mengeksploreperasaan klien dan

menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang mencetus nyeri (Sigit,

2010).

b. Kualitas ( Q : quality )

Kualitas nyeri merupakan suatu subjektifyang diungkapkan oleh klien,

seringkali klien mendeskripsikan dalam kalimat-kalimat: tajam, tumpul,

berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dll. Dimana

setiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang

dirasakan (Sigit, 2010).

c. Lokasi ( R : region )

Untuk mengkaji nyeri maka perawat meminta klien menunjukkan semua

bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.Dalam

mendokumentasikan hasil pengkajian tentang lokasi nyeri, perawat

hendaknya menggunakan bahasa anatomi atau istilah yang lebih

deskriptif.Sebagai contoh pernyataan “nyeri terdapat di kuadran abdomen

kanan atas” adalah pernyaan yang lebih spesifik dibandingkan “klien

menyatakan bahwa nyeri terasa dibagian abdomen”.

d. Keparahan ( S : severe )

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

17

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang

paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan

nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, berat (Sigit, 2010).

e. Durasi ( T : time )

Perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi, dan rangkaian

nyeri. Perawat dapat menanyakan “kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri

yang dirasakan terjadi padawaktuyang sama setiap hari?, seberapa

seringnyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Sigit,

2010).

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil

konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data focus adalah data

tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah

kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien

(Prasetyo, 2010).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistemis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal

dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar

tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya data dasaritu digunakan

untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.Pengumpulan data

dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus,

serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).

1. Karakteristik Data menurut (Wilkinson, 2011)

a. Data subjectif

Mengungkapkan secara verbal ataumelaporkan (nyeri ) dengan isyarat.

b. Data Objektif

Posisi untuk menghindari nyeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

18

Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga

sampai kaku).

Respon automik (misalnya, diaforsis, perubahan tekanan darah,

pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil).

Perubahan selera makan.

Perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau

aktifitas lain, aktifitas berulang).

Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis,

kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela nafas

panjang)

Wajah topeng (Nyeri)

Perilaku menjaga atau sikap melindungi.

Focus menyempit (misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan

proses fikir, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun).

Bukti nyeri yang dapat diamati.

Berfokus pada diri sendiri.

Gangguan tidur(mata terlihat kuyu, gerakan tidak teraturatau tidak

menentu).

2. Batasan Karakteristik Lain (non NANDA International)

Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya, rasa tidak nyaman,

mual, berkeringat, malam hari, kram otot, gatal kulit).

Menyeringgai

Rentang perhatian terbatas.

Pucat dan menarik diri.

2.2.3 Rumusan Masalah

Diagnose keperawatan yang muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri

(NANDA dalam Potter & Perry, 2006) yaitu:

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) akut berhubungan dengan iritasi mukosa

lambung.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

19

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima

pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien. Kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang

penyakit yang dialami pasien yang ditandai dengan keterbatasan kognitif,

kesalahan interprestasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber

informasi.

2.2.4 Perencanaan

Gangguan rasa nyaman(nyeri) akut berhubungan dengan iritasi mukosa

lambung.

Tujuan :

1. Pasien mampu melakukan aktivitas seperti biasa.

2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan nyeri

sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.

3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan nyeri

sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.

Criteria hasil :

1. Nyeri berkurang skala nyeri 0-2.

2. Pasien melaporkan nyeri hilang

3. Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.

Intervensi :

1. Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri skala 0-10 (NRS) dan efek yang

ditimbulkan oleh nyeri.

2. Istrahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

3. Ajarkan relaksasi nafas dalamsaat nyeri muncul.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

20

Rasional :

1. Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang

kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan

intervensi.

2. Peningkatan nyeri akan meningkatkan tanda-tanda vital.

3. Ajarkan menggunakann tehnik relaksasi dan nafas dalam atau tehnik distraksi

seperti mendengarkan music atau mrmbaca buku.

4. Membantu atau mengontrol pengalihan rasa nyeri, memusatkan kembali

perhatian dan dapt meningkatkan koping.

5. Perhatian dan dapat meningkatkan koping

6. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi penurunan nyeri.

Evaluasi :

1. Klien mengatakan nyeri abdomen berkurang dengan skala nyeri 0-2.

2. Klien mengetahui bagaimana cara melakukan tehnik tarik nafas dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

21

2.3. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.3.1 PENGKAJIAN

1. Biodata

Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 71 Tahun

Status Perkawinan : Janda

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. Jamin Ginting, Gg Dipanegara No. 25 P.Bulan

Golongan Darah : -

Diagnose Medis : Gastritis dan hipertensi

2. Keluhan Utama

Ny. R mengeluh nyeri, skala nyeri 6 (NRS) dibagian daerah abdomen kiri

bagian atas .

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Provocative/palliative

Apa penyebabnya

Ny. R mengatakan penyebabnya dikarenakan sering makan tidak

teratur dan sering mengkonsumsi makanan cepat saji.

Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Ny. R mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah saat ini

istrahat, minuman obat antasida dan mengoleskan minyak angin di

kepala dan perutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

22

b. Quantity/ quality

Bagaimana dirasakan

Ny. R mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri bagian atas serta

diatas umbilicus seperti rasa ditusuk-tusuk.

Bagaimana dilihat

Ny. R terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah dan

konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah diatas tempat

tidur.

c. Region

Dimana lokasinya

Nyeri tekan pada bagian abdomen kiri bagian atas

Apakah menyebar

Nyeri menyebar hingga dibagian abdomen bagian kanan atas yang

dirasakan Ny. R.

d. Severity

Ny. R mengatakan keadaan yang sekarang sangat menggangu kebiasaanya

sehari-hari karena sulit untuk aktivitas akibat nyeri abdomen.

e. Time

Nyeri timbul saat sebelum makan, nyeri ± selama 10 menit, intensitas

nyeri sedang.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah dialami

Demam dan Hipertensi

b. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Ny. R mengatakan jika sakit Ny. R pergi kepuskesmas di sekitar rumah.

c. Pernah dirawat/dioperasi

Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya

d. Lama dirawat

Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya

e. Alergi

Ny. R mengatakan mempunyai riwayat alergi yaitu alergi terhadap debu.

f. Imunisasi

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

23

Ny. R mengatakan dia tidak pernah mendapat imunisasi dikarenakan

sewaktu Ny. R masih kecil belum ada program imunisasi.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Orang Tua

Ny. R mengatakan bapak dari klien menderita hipertensi, sedangkan ibu

dari klien menderita asam urat.

b. Saudara Kandung

Ny. R mengatakan saudara kandungnya / kakak klien memiliki penyakit

yang sama dengan ayah mereka.

c. Penyakit keturunan yang ada

Ny. R mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi

d. Anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa

Ny. R mengatakan bahwa Putri dari Ny. R yang bernama An. R

mengalami gangguan jiwa yaitu Halusinasi dan Waham.Dan Itu terjadi

pada saat An. R masi berusia satu tahun An. R mengalami demam tinggi.

Tapi karna Kesibukan dari Ny. R dan Suami Ny. R An. R tidak

mendapatkan perawatan yang optimal. Dan pada saat An. R berusia 10

tahun, Ny. R menyadari bahwa An.R mengalami gangguan jiwa, dan Ny.

R memasukkan An. R ke sekolah Luar Biasa (SLB).

e. Anggota keluarga yang meninggal

Ny. R mengatakan anggota keluarganya seperti bapak klien, kakak klien,

dan adik klien meninggal karena hipertensi.

f. Penyebab meninggal

Ny. R mengatakan anggota keluarganya meninggal karena hipertensi.

6. Riwayat keadaan psikologi

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kurang

teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik, pasien

mengatakan takut dengan keadaannya sekarang dan pasien mengatakan

sering sakit kepala saat berdiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

24

b. Konsep Diri

Gambaran diri

Pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah dengan keadaannya

sekarang

Ideal diri

Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh, dan pasien takut

dengan keadaannya.

Harga diri

Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang

Peran diri

Selama di rumah sakit pasien tidak dapat melakukan perannya seperti

seorang ibu yang diinginkan anak-anaknya.

Identitas

Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang.

c. Keadaan emosi

Keadaan emosi masih dapat terkontrol (stabil).

d. Hubungan sosial

Orang yang berarti :

Ny. R mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya

Hubungan dengan keluarga :

Ny. R menjalin hubungan baik dengan keluarga

Hubungan dengan orang lain

Ny. R dapat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetanga saling

berinteraksi satu sama lain.

7. Status Mental

Tingkat kesehatan : kompos mentis

Penampilan :Rapi

Pembicaraan : Sesuai

Alam kesadaran : Lesu

Afek : Sesuai

Interaksi selama wawancara : kooperatif dan kontak mata ada

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

25

Persepsi :Tidak ada

Proses fikir : Sesuai pembicaraan

Waham : tidak ada waham

Memori : masi dapat mengingat kejadian dulu dan

sekarang.

8. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Baik

b. Tanda-tanda Vital

Suhu tubuh : 36,7ºC

Tekanan darah : 160/100 mmHg

Nadi : 84x/menit

Pernafasan : 18x/menit

Sekala nyeri :6 (nyeri sedang), pengukuran dilakukan dengan

pengukuran skla nyeri Numerical Rating Scale.

TB : 150 cm

BB : 84 Kg

c. Pemeriksaan Head To Toe

Kepala rambut

Bentuk : Simetris

Ubun-ubun : Tidak dilakukan Pemeriksaan

Kulit kepala : Bersih

Rambut

Penebaran dan keadaan rambut : Rambut bersih dan rapi

Bau : Tidak ada bau

Warna Kulit : Coklat

Wajah

Warna kulit : Sawo matang

Struktur wajah : Lengkap

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

26

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris

Palpebra : normal

Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat dan

sclera berwarna

Pupil :Ukuran pupilkiri/kanan : normal,

reflex cahaya (+), isokor antara kanan dan kiri

Kornea dan Iris :Transparan, halus, bersih dan

jernih

Visus : Pasien normal

Tekanan bola mata :Tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan tidak ada

kelainan

Lubang hidung cuping hidung : Normal

Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan

Telinga

Bentuk telinga : Normal, simetris

Ukuran telinga : Normal

Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran

Ketajaman pendengaran : Normal

Mulut dan Faring

Keadaan bibir : Kering

Keadaan gusi dan gigi : Bersih

Keadaan lidah : Berwarna merah muda

Leher

Posisi trachea/ thyroid : Normal, teraba pada kedua sisi

Suara : Normal

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

27

Kalenjar limfa : Tidak ada pembesaran kalenjargetah

bening

Vena jugularis : Tampak ketika berbicara

Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan Thoraks/dada

Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, Funnel chest, pigeon chest, flail

chest, kifos koliasis).

Pernafasan (frekwensi, irama) : Frekwensi 24x/menit, irama

regular.

Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitas

bernafas

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk tidak normal dan abdomen

terlihat membesar

Auskultasi : Peristaltik normal 5x/ menit

Palpasi : Sewaktu di palpasi terdapat nyeri tekan

pada abdomen kiri bagian atas serta nyeri di atas umbilicus dan

abdomen sedikit membesar

Perkusi (suara abdomen) : Suara tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pengkajian

Anus dan Perineum ( Lubang anus, kelainan pada aanus, perineum) :

tidak dilakukan pengkajian

Pemeriksaan Muskuloskletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot,

edema)

Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot,

edema)

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

28

Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan neurologi (Nervus Cranial)

Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Motorik

Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Sensori ( identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin,

getaran

Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks (bisep, trisep, brachiodialis, patellar, tenson achiles, plantar)

Tidak dilakukan pemeriksaan

9. Pola kebiasaan Sehari-hari

a. Pola makan dan minum

Frekuensimakan/hari : 2 kali/hari

Nafsu/selera makan :pasien mengatakan selera makan

menurun

Nyeri uluh hati : terdapat nyeri uluh hati

Alergi : tidak ada alergi makanan

Mual dan muntah : terdapat mual dan muntah

Waktu pemberian makanan : 09.00, dan pukul 15.00

Jumlah dan jenis makanan : nasi ½ porsi sayur, lauk,

Waktu pemberian cairan/minuman : minum jika pasien haus.

Masalah makan dan minum : tidak ada kesulitan menelan

b. Perawatan Diri/ Personal hygine

Kebersihan tubuh : Ny. R mengatakan bahwa ia

selalu mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.

Kebersihan gigi dan mulut : Bersih

Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

29

c. Pola kegiatan/aktivitas

Urian aktivitas Ny. R untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.

Uraian aktivitas ibadah Ny. R

Ny. R selalu rutin melakukan ibadah

d. Pola Eliminasi

BAB

Pola BAB : 1x / hari

Karakter feses : keras

Riwayat perdarahan : tidak ada perdarahan

BAB terakhir : hari ini

Diare : tidak ada diare

Penggunaan laksatif : tidak ada pengguanan laksatif

BAK

Pola BAK : 4-6 kali/ hari

Karakter Urine : normal

Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK :tidak ada kesulitan BAK

RIwayat Penyakit Ginjal/ Kandung Kemih : Tidak ada

Penggunaan Diuretic : Tidak ada penggunaan

diuretik

Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

e. Masala Koping

Adaptif

Bicara dengan orang lain

Tehnik relaksasi

2.3.2 ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah

1. DS :

a. Klien mengatakan

nyeri pada daerah

abdomen kiri atasdan

di atas umbilicus

Kebiasaan makanan yang

tidak teratur

Gangguan nyeri

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

30

b. Klien mengatakan

nyeri uluh hati, mual

dan muntah

DO :

a. Klien tampak

kesakitan dan

meletakkan tangan

didaerah yang nyeri

b. Nyeri tekan pada

saat dilakukan

palpasi.

c. Suara abdomen

tympani

d. Abdomen

membesar/tidak

simetris

e. Tanda-tanda vital

sign

TD : 160/100 mmHg

HR: 74x/menit

RR : 18x/ menit

Temp: 36, 8ºC

Skala nyeri : 6

(NRS)

Peradangan mukosa

lambung

Iritasi mukosa

Peningkatam ekskresi

HCL

Nyeri

3. DS :

a. Keluarga

mengatakan kurang

menegtahui tentang

penyekakit gastritis

DO :

a. keluarga keliahatan

cemas terhadap

keadaan Ny. R

Ansietas

Kurang informasi

Kurang pengetahuan

Kurang pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

31

2.3.3 RUMUSAN MASALAH

1. Masalah Keperawatan

a. Nyeri

b. Kurang pengetahuan

2. Diagnose Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah

tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala

nyeri atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).

b. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

2.1.4. PRENCANAAN KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah

tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala nyeri

atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).

a. Tujuan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan

nyeri sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.

b. Kriteria Hasil :

Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala nyeri 0-2

Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dari skala 6 sampai

skala nyeri 2 dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).

Rencana Keperawatan Rasional

a. Observasi adanya

tanda-tanda nyeri

non verbal, seperti

ekspresi wajah,

posisi tubuh

gelisah, meringis.

b. Anjurkan pasien

untuk beristrahat

dalamruangan yang

Mengetahui seberapa besar tingkat nyeri yang

dialami pasien

Untuk mengurangi ataumeringankan rasa nyeri

sampai pada tingkat yang dapat diterima pasien.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

32

tenang

c. Instruksikan pasien

untuk melaporkan

nyeri dengan segera

jika nyeri timbul

d. Ajarkan tehnik

relaksasi (tarik

nafas dalam) ketika

nyeri

e. Bantu pasien untuk

focus pada aktifitas,

bukan pada nyeri

dan rasa tidak

nyaman dengan

penglihatan melalui

menonton tv yang

ada diruangan,

berinteraksi dengan

orang yang

disekitarnya.

Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang

dialami agar dapat meringankan dan mengurangi

nyeri.

Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat

mengurangi nyeri pada abdomen

Untuk mengetahui rasa nyeriyang dialami pasien

agar pasien lupa akan nyerinya dengan melakukan

aktifitas.

2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya

informasi.

a. Tujuan :

Informasi tepat dan efektif.

b. Kriteria Hasil :

Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

perawatan, pencegahan dan pengobatan.

Intervensi Rasional

a. Beri pendidikan kesehatan

(penyuluhan) tentang penyakit, beri

kesempatan klien atau keluarga

untuk bertanya, beritahu tentang

Pengkajian/evaluasi secara periodik

meningkatkan

pengenalan/pencegahan dini

terhadap komplikasi seperti ulkus

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

33

pentingnya obat-obatan untuk

kesembuhan klien.

b. Evaluasi tingkat pengetahuan

pasien.

c. Memberikan pengetahuan dasar

dimana klien dapat membuat pilihan

informasi tentang kontrol masalah

kesehatan. Keterlibatan orang lain

yang telah menerima masalah yang

sama dapat meningkatkan koping ,

dapat meningkatkan terapi dan

proses penyembuhan.

peptik dan pendarahan pada lambung

2.3.4. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tgl No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Kamis,

03

Agustus

2017

1. nyeri a. melakukan kunjungan rumah

pasien

b. mengkaji tanda-tanda vital

c. menanyakan intensitas nyeri (1-

10) dengan member pada pasien

gambaran skala pengukuran

Numerik Rating Scale (NRS)

dan menanyakan di skala

berapa nyeri dirasakan pasien.

d. Mengobservasi adanya tanda-

tanda nyeri nonverbal seperti :

wajah gelisah, mengis,

menangis.

e. Menganjurkan kepada pasien

untuk melakkan tarik nafas

dalam nyeri.

S :

a. klien

mengeluh

nyeri pada

abdomen

b. keluarga

pasien

mengatakan

belum

mengetahui

tentang

penyakit

gastritis

O :

a. Klien masih

meringis,

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

34

f. Memberikan pendidikan

kesehatan melalui penyuluhan

kesehatan kepada keluarga

pasien tentang penyakit gastritis

meliputi penyebab, gejala, serta

fator pencetus gastritis

skala nyeri 6

( NRS)

b. Keluarga

tampak

cemas

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

Jum’at,

04

agustus

2017

a. Menganjurkan pasien untuk

istrahat

b. Menganjurkan kepada pasien

untuk melakukan tehnik

relaksasi tarik nafas dalam

setiap nyeri kambuh

c. Mengkaji tanda-tanda vitalk

pasien

TD : 140/100 mmHg

HR : 74x/menit

RR : 18x/menit

Temp : 36,5◦C

Nyeri : 4 (NRS)

d. Mengkaji ulang tingkat

pengetahuan keluarga tentang

gastritis

S:

a. klien

mengatakan

nyeri

berkurang

b. Keluarga

mengatakan

sudah

mengetahui

apa tentang

gastritis

O : klien meringis

dengan skala nyeri 4

(NRS)

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

Sabtu,

05

Agustus

2017

a. Evaluasi perilaku pasien

b. Menganjurkan untuk

menghindari aktivitas yyang

meningkatkan peningkatan intra

abdomen

c. Menjelaskan tehnik untuk

S : klien

mengatakan nyeri

berkurang

O : pasien tampak

rileks dengan skala

nyeri 3 (NRS).

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

35

menghindari peningkatan

tekanan intra abdomen

d. Anjurkan klien untuk istrahat

diruangan yang tenang

A : masalah

sebagian teratasi

P : intervensi

dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

36

2.3.4 CATATAN PERKEMBANGAN

NO

Implementasi dan

Evaluasi Keperawatan

Tindakan Keperawatan

Evaluasi

Hari /

tanggal

Pukul

1 Kamis, 03

Agustus

2017

14.00

14.30

15.00

15.30

a. Mengkaji nyeri,

lokasi nyeri

b. Memberi klien

posisi yang

nyaman pada

waktu tidur atau

duduk.

c. Mengajarkan

tehnik relaksasi

nafas dalam.

d. Memberikan

kesempatan

pasien untuk

menceritakan

keluhannya

kepada perawat

e. Memberikan

pendidikan

kesehatan melalui

penyuluhan

kesehatan kepada

keluarga pasien

tentang penyakit

gastritis meliputi

penyebab, gejala,

serta fator

pencetus gastritis

S : pasien

melaporkan

nyerinya sudah

berkurang

O : skala nyeri 3

(NRS) klien

tampak tenang, dan

tidak gelisah

A : masalah

sebagian teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

37

Jum’at, 04

Agustus

2017

14.30

15.00

16.30

a. Mendorong

pasien untuk

berobat apabila

terdapat respon

nyeri, bersin,

batuk

b. Menganjurkan

pasien untuk

menjaga berat

badan optimal

c. Mendorong

aktivitas sesuai

toleransi dengan

periode istrahat

periiodik

d. Mengkaji ulang

tingkat

pengetahuan

keluarga tentang

gastritis

S : keluarga

bertanya pada

perawat mengenai

hal lain yang dapat

dilakukan untuk

merawat klien

dirumah

O : keluarga

memahami dan

dapat mengurangi

kembali informasi

yang tekah

diajarkan perawat

A : masalah

sebahagian teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

Sabtu, 05

Agustus

2017

a. Mengkaji tanda-

tanda vital klien

b. Mengkaji nyeri,

lokasi nyeri, dan

skala nyeri

c. Menganjurkan

keluarga dan

orang terdekat

klien untuk

berbincang-

bincang dengan

klien

d. Mengajarkan

S : klien

melaporkan

nyerinya sudah

jauh berkurang

O : tanda-tanda

vital :

TD : 130/90

mmHg

HR : 82x/menit

RR20x/menit

Temp : 36,5◦C

Skala nyeri 3

(NRS)

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

38

tehnik relaksasi

tarik nafas dalam.

Klien tampak

tenang terlihat

senang berinteraksi

dengan keluarga

A : masalah

sebahagian teratasi

P : intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

39

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan

kebutuhan dasar nyeri dengan melakukan pembahasan kesenjangan antara teoritis

dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan danh

memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan yang

penulis lakukan pada klien sebagai berikut.

3.1 Kesimpulan

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual dan

dimana nyeri suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan

fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik.

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan

diagnose medis Gastritis, maka penulis mendapat pengalaman nyata tentang

pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut.

Data yang didapat saat pengkajian Kamis, 3 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB,

pasien mengatakan nyeri pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah TD

: 160/100 mmHg, RR : 20x/menit, HR : 82x/menit,. Pasien mengatakan beliau

mengalami mual muntah ±6 kali dalam satu hari. Pada kasus Ny.R dengan diagnose

medis Gastritis , maka muncul masalah keperawatan pada NANDA (2009-2011).

Gangguan Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah

klien tampak meringis, gelisah, keadaan umum lemah skala nyeri 6 (NRS),

kecemasan berhubungan dengan mual ditandai dengan keadaan umum klien lemah

dan tidak mengetahui sumber informasi ditandai dengan keluarga bertanya mengenai

penyebab penyakit yang terjadi.

Yang terjadi perioritas masalah dalam kasus ini adalah nyeri berhubungan

denga iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah,

keadaan umum lemah skala nyeri sedang (NRS).

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

40

Pada rencana tindakan keperawatan meliputi criteria, tujuan, tindakan,

rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan denga teori dan memodifikasi tindakan

keperawatan melihat kondisi pasien denga mengikut sertakan keluarga pasien.

Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan perioritas masalah

dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarky Abraham

Maslow. Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk tiga

diagnose keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC,dan NOC.

Rencana keperawatan dx.1 yang telah dilaksanakan memantau seluruh

keadaan dengan baik, agar keefektifan obat berjalan lancer.Status nutrisi klien, kurang

bagus karena klien tidak nafsu makan perawat menyarankan klien agar selalu makan

untuk memaksmalkan nutrisi klien. Klien juga diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam ,

agar mengurangi nyeri pada abdomen klien. Tanda-tanda vitall klien dipantau selalu

dalam melaksanakan tindakan keperawatan klien. Dalam pelaksanaan keperawatan ini

berhasil walaupun tingkat nyeri pada pasien belum mencapai angka 0 dalam

pengukuran skala nyeri dengan ( Numerik Rating Scale ). Karena semua perencanaan

dilaksanakan dengan baik dank lien merespon positif juga kooperatif dengan tindakan

keperawatan yang dilakukan seperti menghilangkan rasa nyeri pada pasien dari

tingkat nyeri 6 sedang menjadi 3 ringa

3.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perawat

a. Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif,

menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga

selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnose

keperawatan yang aktif.

b. Diagnose keperawatan yang ditegakkan hendaknya klien dan keluarga di

ikutsertakan, sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempermudah

pemecahan masalah.

c. Diharapkan kepada perawat memberikan helath education, kepada klien

dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat,

dan keluarga mengawassi pemakaian obat selama 3 bulan untuk mencegah

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

41

kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan menganjurkan

pada klien untuk cukup istrahat.

d. Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan

kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncanakan

sesuai dengan perioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil

yang maksimall sehingga masalah teratasi.

2. Bagi klien dan keluarga

a. Perlu memeperhatikan pola istyrahat tidur klien agar klien dapat tidur

dengan tenang dan jam istrahat tidur klien terpenuhi.

b. Dan saran untuk ,e,batasi aktifitas yang akan mengganggu keadaan luka,

istrahat cukup sering yang dapat menghilangkan rasa nyeri.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah Gangguan ...

42

Daftar Pustaka

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik,

Edisi 4. EGC

Setiawati, S, dkk (2008). Panduan Praktis Mengkaji Fisiok keperawatan. Jakarta : Trans Info

Media.

Sigit Nian Prasetyo. (2010). Konep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.

Surakarta. Graha Ilmu.

Tamsuri, A (2007). Konsep Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : ECG.

Wartonah, T (2006), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi-3. Jakarta :

Salamba Medika.

NANDA, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006, Prima Medika.

Suratun, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Edisi Pertama. Jakarta :

TIM, 2010.

Universitas Sumatera Utara