Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

91
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP TANGGAL 29-30 JUNI 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar DIAN FITRI LATIF NIM : 08 3145 106 067 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY MAKASSAR PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN 2012 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP TANGGAL 29-30 JUNI 2012 DIAN FITRI LATIF 08 3145 106 067

description

askep

Transcript of Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Page 1: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS

INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP

TANGGAL 29-30 JUNI 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Stikes Mega Rezky Makassar

DIAN FITRI LATIF

NIM : 08 3145 106 067

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY MAKASSAR

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

2012

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” DENGAN ABORTUS

INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANGKEP

TANGGAL 29-30 JUNI 2012

DIAN FITRI LATIF08 3145 106 067

Karya Tulis Ini Disetujui Untuk Di Pertahankan Dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah Di

Hadapan Tim Penguji.

Makassar,   September 2012

Mengetahui :

Page 2: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

      Pembimbing I

Hj. Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes

   NIDN: 092 707 790 3

Pembimbing II

Hj. Nurbajani Tjanggi S.SiT.,MM .

           NIP: 090 612540      

Jurusan Kebidanan

Ketua

Hj. Nurbajani Tjanggi, S.ST., MM .

    NIDN: 090 612 540

           Prodi DIII Kebidanan

           Ketua

Syamsuriyati, S.ST.,SKM,.M.Kes

                 NIP: 0927047301

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN

Dengan ini menyatakan :

Nama                         : DIAN FITRI LATIF

NIM                             : 08 3145 106 067

Jurusan                     : Program D-III Kebidanan

Page 3: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

            Setuju untuk melakukan ujian karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen

Asuhan Kebidanan Pada Ny “F” Dengan Abortus Inkomplit  Di RS Umum Daerah

pangkep Tanggal 29 – 30 Juni 2012”

Hari / Tanggal           : Selasa

Jam                             : 18 September 2012

Mengetahui :

Pembimbing I

Hj. Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes

NIDN: 092 707 790 3

Pembimbing II

Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT.,MM .

NIP: 090 612 540

Jurusan Kebidanan

Ketua

Hj. Nurbajani Tjanggi, S.ST., MM .

NIDN: 090 612 540

           Prodi DIII Kebidanan

           Ketua

Syamsuriyati, S.ST.,SKM,.M.Kes

NIP: 0927047301

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji program DIII

Kebidanan Stikes Mega Rezki Makassar yang dilaksanakan pada :

Page 4: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

            Hari                 : Selasa

            Tanggal         : 18 September 2012

TIM PENGUJI

Penguji I        : Syamsuriyati, S.ST,.SKM,.M.Kes                        (                                   )

Penguji II       : Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT,.MM                        (                                   )

Penguji III      :Hj. Kasmah Mursalim, SKM,.M.Kes                     (                                   )

Mengetahui,

Jurusan Kebidanan                                                                        Prodi DIII KebidananKetua                                                                                                 Ketua

Hj. Nurbajani Tjanggi, S.SiT,.MM                          Syamsuriyati, S.ST.,SKM,.M.KesNIDN. 090 612540                                                   NIDN. 092 7047301

RIWAYAT HIDUP

A.   IDENTITAS PENULIS

1.    Nama                                     :Dian Fitri Latif

2.    NIM                                         :08 3145 106 067

3.    Tempat/Tanggal Lahir         :Sawerigadi, 02 April 1990

4.    Jenis Kelamin                      :Perempuan

5.    Agama                                   :Islam

6.    Suku/Bangsa                       :Muna/Indonesia

7.    Alamat                                    :Jl.Perintis Kemerdekaan 6, No. 51

Page 5: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

B.   RIWAYAT PENDIDIKAN

1.    Tamat SDN 15 Sawerigadi, Kec. Barangka, Kab.Muna 2002

2.    Tamat SMP Neg. 2 Lawa Tahun 2005

3.    Tamat SMU Neg. 1 Sawerigadi 2008

4.    Megikuti Pendidikan Prodi D III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar sejak Tahun

2008 sampai 2012

KATA PENGANTAR

Bissmillahi Rahmani Rahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di jurusan

kebidanan Program D III kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar  dengan judul

“Manajemen asuhan kebidanan pada Ny.”F” dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit

Umum Daerah Pangkep”.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan terselesikan tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk memberikan curah pikiran dan tenaganya demi kesempurnaan penulisannya.

Oleh karena itu dengan segala hormat perkenankan penulis mengucapkan terima kasih

banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya Terkhusus kepada orang

tua tercinta, ayahanda La Ode Abdul latif Boy dan Ibunda Wa Ode Zaluwu Latif, 

yang tak pernah lelah mendoakan, menyayangi serta memberi dukungan baik moril

maupun finansial sampai hari ini.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

Page 6: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

1.     Bapak H. Alimuddin, SH. MH. M.Kn.  selaku penasehat Pembina Yayasan Pendidikan

Islam Stikes Mega Rezky Makassar

2.     Ibu Hj. Suriyani, SH. MH selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega Rezky

Makassar

3.     Bapak Dr. dr. H. Dwi Djokopurnomo, M.PH selaku ketua Stikes Mega Rezky Makassar.

4.     Ibu Nurbajani Tjanggi, S.SiT.,MM. selaku ketua jurusan kebidanan Stikes Mega Rezky

Makassar sekaligus sebagai pembimbing dalam penulisan karya tulis ilmiah.

5.     Ibu Syamsuriyati, S.ST.SKM.,M.Kes. selaku ketua program D III Kebidanan Stikes Mega

Rezky Makassar

6.     Ibu Sumarni, S.ST, SKM,.M.Kes selaku Pembimbing Akademik 

7.     Hj. Kasmah Mursalim,SKM,. M.Kes. Telah bersedia berkoban serta sangat bijak dan

profesional dalam membimbing penulis ketika proses pembuatan dan penyusunan

Karya Tulis Ilmiahs

8.     Bapak F. Manaba AMR. SKM selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep

9.     Segenap dosen dan Staf  Pegawai dilingkungan Stikes Mega Rezky Makassar

10.  Teristimewa kepada saudara-saudaraku Benny Latif Boy, Bardin Latif Boy, Wa Ode

Umniyah Salah Latif, dan Wa Ode Muflihah Latif yang telah banyak memcurahkan

kasih sayang, dukungan serta doa restunya kepada penulis.

11.  Sahabat- sahabat yang sangat baik dan telah banyak memberikan canda dan tawanya

serta dukungan dan kerja samanya selama penulis mengikuti pendidikan.

12.  Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa program D III kebidanan Stikes Mega Rezky

Makassar yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam proses penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa dan support kepada penulis serta rasa syukur yang teramat sangat

kepada Allah SWT yang selalu memberi kemudahan untuk segala aktivitas yang kita

kerjakan. Kesempurnaan takkan pernah digapai dengan hati yang ditutupi keangkuhan.

Penulis menyadari bahwa karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun dari  bobot

keilmiahannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf

dan bersedia menerima kritikan dan saran yang konstruktif untuk Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat betmanfaat bagi penulis dan rekan-

rekan sekalian. Amin            

     

Makassar, 27  Agustus 2012

                        Dian Fitri latif

                       

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................ii

BIODATA ...............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................vi

Page 8: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar belakang ...........................................................................................1

B.   Ruang Lingkup Pembahasan .....................................................................4

C.   Tujuan Penulisan .......................................................................................4

1)    Tujuan Umum........................................................................................4

2)    Tujuan Khusus......................................................................................4

D.   Manfaat Penulisan .....................................................................................5

E.   Metode penulisan ......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan tentang abortus............................................................................7

1.    Pengertian.............................................................................................7

a.    Abortus secara umum.......................................................................7

b.    Abortus inkomplit .............................................................................8

2.    Klasifikasi Abortus.................................................................................8

3.    Etiologi Abortus ...................................................................................10

4.    Patofisiologi Abortus ............................................................................12

5.    Komplikasi Abortus ..............................................................................12

6.    Diagnosis Abortus ................................................................................13

7.    Penanganan ........................................................................................15

B.   Tinjauan umum tentang Abortus Inkomplit.................................................17

1.    Pengertian Abortus inkomplit..............................................................17

2.    Gejala Lain Dari Abortus Inkomplit .....................................................17

3.    Gambaran klinis Abortus inkomplit .....................................................18

Page 9: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

C.   Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan..........................................18

1.    Pengertian Manajemen Kebidanan ....................................................18

2.    Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan ...........................................19

3.    Dokumentasi dalam bentuk SOAP .....................................................20

4.    Standar Nomenklatur Asuhan Kebidanan ...........................................25

5.    Bagan Manajemen Asuhan Kebidanan ..............................................27

BAB III STUDI KASUS

Langkah I            : Mengidentifikasi data dasar ………………..…….………..28

Langkah II           : Merumuskan diagnose / Masalah Aktual …………..........34

Langkah III          : Merumusan diagnose / Masalah Potensial………………37

Langkah IV         : Tindakan Segera / Kolaborasi …………………………….39

Langkah V          : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan ............................39

Langkah VI         : Pelaksanaan Asuhan kebidanan ……………………….....41

Langkah VII        : Evaluasi ……………………………………………………  .43

BAB IV  PEMBAHASAN ………………………………………………………… …51

BAB V PENUTUP

A.   Kesimpulan ………………………………………………………………….58

B.   Saran ………………………………………………………………………...59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1    : Lembar Konsul

Lampiran 2    : Usulan Judul KTI

Lampiran 3    : Rekomendasi Pengambilan Data Awal

Lampiran 4    : Surat Keterangan selesai Meneliti dari RSUD. PANGKEP

Page 11: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

DAFTAR TABEL

Tabel 1           : Pendokumentasian Manajemen asuhan Kebidanan

Tabel 2           : Gejala klinis Abortus

Page 12: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Dalam visi dan misi Indonesia sehat 2014 adalah “Masyarakat Yang Mandiri dan

Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu Meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan

masyarakat madani,  Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin

ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta Menciptakan tata kelola

kepemerintahan yang baik.

Manajemen adalah sebuah proses karena manajemen memerlukan waktu untuk

melaksanakannya, dan elemen-elemen dalam proses manajemen dilaksanakan

berulang-ulang membentuk sebuah siklus yang terarah dan teratur. Elemen-elemen

tersebut dijalankan dengan aktivitas yang saling berkaitan. (Simatupang, 2008)

Asuhan kebidanan adalah suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang

mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil,

ibu pada masa nifas, bayi baru kahir dan keluarga berencana.

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan ˂ 20

minggu dan berat badan janin ˂ 500 gram. Adapun dampak dari masalah bila tidak

mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat maka dapat menambah angka

Page 13: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

kematian ibu yang di sebabkan oleh komplikasi dari abortus yaitu terjadi infeksi, syok

dan perforasi. Abortus inkomplit adalah keguguran tidak lengkap sebagian dari buah

kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian jaringan masih tertinggal didalam rahim.

(Manuaba, 2001)

Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 adalah

perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan aborsi

tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah rendahnya akses

pada perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%,

terlalu muda 0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan

9,4%.

Menurut WHO (World Health Organisation), Pada 2015 mendatang angka kematian

ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan menurun menjadi 103 kematian per 100.000

kelahiran, karena kementerian telah menyiapkan beberapa program termasuk juga

pengawasan dan evaluasi. Namun angka kematian ibu di Indonesia saat ini pada tahun

2010 tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran.

Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka 300

kematian per 100.000 kelahiran pada tahun 2009. (Ericca, 2011)

Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan

mampu mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu masalah

tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan di

tunjang oleh fasilitas yang memadai.

Menurut WHO (World Health Organisation),, di seluruh dunia sekitar 40-60 juta ibu

yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun. Sekitar 500.000

Page 14: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, sekitar 30-50

% di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan sekitar 90 %

kematian tersebut terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia, (Ericca, 1997).

AKI di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN

(Association of Southeast Asian Nations) yakni 228 kematian per 100.000 kelahiran

hidup, AKI di Filipina 170 kemaian per 100.000 kelahiran hidup, di Thailand 44 kematian

per 100.000 kelahiran hidup, brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan di

singapura 6 kematian per 100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E, 2011).

Di Sulawesi selatan berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan tingkat 1

dari bulan januari – desember 2007 jumlah ibu yang mengalami abortus 2478 orang

dan yang mengalami kematian 4 orang dan pada tahun 2008 jumlah ibu yang

mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang mengalami kematian 2 orang dan

pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang

mengalami kematian 6 orang.

Sedangkan data yang diperoleh dari rumah sakit Pangkep jumlah kasus abortus

yang pernah dirawat mulai januari – desember 2011 tercatat 162 kasus abortus di

antaranya terdapat  138 orang abortus inkomplit, provokatus 11 orang, insipeins 9

orang, infeksiosa 4 orang. Masih tingginya angka kejadian abortus yang menyebabkan

perdarahan, memberikan motivasi pada penulis untuk melaksanakan asuhan kebidanan

pada kasus abortus inkomplit.

B.   Ruang Lingkup Pembahasan

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penulisan

dengan judul abortus inkomplit yang diharapkan dapat membahas bagaimana

Page 15: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

mendalami studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “F” dengan

abortus inkomplit.

C.   Tujuan Penulisan

1.    Tujuan umum

Dapat memperoleh pengalaman nyata tentang pelaksanan asuhan kebidanan abortus

inkomplit di rumah sakit dengan pendekatan manajemen kebidanan.

2.    Tujuan khusus

a.    Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan kasus abortus inkomplit di RS.

b.    Dapat menganalisa dan mempresentasikan data untuk menetukan diagnose masalah

actual pada kasus abortus inkomplit di RS.

c.    Dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnose atau masalah potensial pada

kasus abortus inkomplit di RS.

d.    Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada kasusaobortus inkomplit di

RS.

e.    Dapat melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit

di RS.

f.     Dapat melaksanakan implementasi secara langsung dari rencana asuhan kebidanan

yang telah disusun pada kasus abortus inkomplit di RS.

g.    Dapat mengevaluasi tentang efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada kasus

abortus inkomplit di RS.

h.    Dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada kasus abortus inkomplit di RS

D.   Manfaat Penulisan

1.    Manfaat ilmiah

Page 16: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma III akademi

kebidanan Stike Mega Rezky Makassar.

2.    Manfaat praktis

a.    Hasil asuhan yang telah di berikan di harapkan dapat menjadi informasi pada instansi

departemen kesehatan dan instansi terkait.

b.    Hasil asuhan yang telah di berikan di harapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

RS.

3.    Manfaat bagi penulis

Merupakan pengalaman paling berharga bagi penulis, sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan dan menambah wawasan khususnya dalam memberikan asuhan

kebidanan pada Ny “F” dengan abortus inkomplit.

E.   Metode Penulisan

Penulisan kasus ini menggunakan beberapa metode yaitu :

1.    Studi kepustakaan

Penulis mempelajari dan membaca buku serta literature dari berbagai sumber yang

berhubungan dengan abortus inkomplit.

2.    Studi kasus

Dengan menggunakan proses maamjemen kebidanan komprehensif data yang

dikumpulkan hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode :

a.    Observasi

Data diperoleh dengan cara melakukan kunjungan dan pemantauan secara lengsung

kepada klien.

Page 17: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

b.    Pemeriksaan fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki

pada klien untuk memperoleh data yang objektif.

3.    Studi dokumentasi

Penulis membaca dan mempelajari status klien berdasarkan dengan catatan medic

yang berkaitan kasus klien.

4.    Diskusi

Dalam hal ini penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan terutama bidan dan

dokter Sp.OG demi kelancaran dan terselesaikannya penulisan karya tulis ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Tinjauan Tentang Abortus

1.    Pengertian

a.    Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup diluar kandungan,

(Elstar Offest, 2001).

b.    Definisi lain dari abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab-sebab

tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup diluar kandungan, (Syaifuddin B, 2000).

c.    Abortus dapat juga dikatakan sebagai perdarahan pervaginam pada kehamilan ˂ 22

minggu, (Syaifuddin B, 2000).

Page 18: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

d.    Menurut jeffcoat, abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia

kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum dapat hidup di dunia luar, (Mochtar R, 1998).

e.    Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan ˂ 20 minggu atau

berat janin ˂ 500 gram, (Manuaba, 1998).

f.     Abortus merupakan berhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu atau

berat janin 1.000 gram, (Manuaba, 1998).

g.    Abortus inkomplit adalah keguguran yang tidak lengkap sebagian buah kehamilan tapi

sebagian jaringan masih tertinggal, (Elstar Offest, 2001).

h.    Abortus inkomplit adalah pengeluaran hasil konsepsi hanya sebagian yang dikeluarkan

dengan tertinggal desidua atau plasenta, (Mochtar, R 1998).

i.      Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum

20 minggu dengan masih adanya sisa tertinggal dalam uterus, (wiknjosastro H, 2005).

Berdasarkan pengertian diatas maka kesimpulan yang dapat ditarik bahwa abortus

adalah keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum kehamilan mencapai 20

minggu dan berat ˂ 500 gram. (Manuaba, 1998).

2.    Klasifikasi Abortus

a.    Abortus spontan

Abortus spontan yang terjadi dengan tidak diketahui factor-faktor mekanis ataupun

medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah atau terjadi tanpa

unsure tindakan diluar dan dengan kekuatan sendiri.

Dimana abortus spontan dapat dibagi atas : (Mochtar R, 1998).

1)    Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan

(desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong, (Mochtar R, 1998).

Page 19: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

2)    Abortus insipiens adalah keguguran yang sedang berlangsung dengan ostium sudah

terbuka dan ketuban yang teraba, pada abortus insipiens kehamilan tidak dapat

dipertahankan lagi, (Mochtar R, 1998).

3)    Abortus inkomplit adalah keguguran bersisa artinya pengeluaran sebagian konsepsi

pada kehamilan sebelum 22 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus,

(Mochtar R, 1998).

4)    Abortus imminens adalah keguguran yang membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini

keluarnya fetus masih dapat dipertahankan atau dicegah dengan memberikan obat-

obatan hormonal dan anti pasmodika serta istirahat. (Mochtar R, 1998).

5)    Missed Abortion (keguguran tertunda) adalah keadaan dimana janin telah mati sebelum

minggu ke 22, tetapi tertahan didalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin

mati, (Elstar, 2001).

6)     Abortus habitualis adalah keguguran berulang dimana penderita mengalami keguguran

berturut-turut 3 kali atau lebih, (Mochtar R, 1998).

7)    Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genetalia sedangkan

abortus septic adalah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau

toksinnya kedalam peredaran darah atau peritoneum, (Mochtar R, 1998).

b.    Abortus provokatus (induced abortion)

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan

alat, abortus ini dibagi menjadi sebagai berikut :

1)    Abortus medisinalis

Page 20: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Adalah abortus karena berdasarkan indikasi medis, dengan alasan bila ke

hamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu, biasanya perlu mendapat

persetujuan 2 sampai 3 tim dokter, (Mochtar R, 1998).

2)    Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan yang tidak legal atau tidak

berdasarkan indikasi medis, (Mochtar R, 1998).

3.    Etiologi abortus

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah atau

sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan

masih hidup. Hal ini dapat disebabkan :

a.    Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat,

kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Factor-

faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :

1)    Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah

trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.

2)    Lingkungan yang tidak sempurna, bila lingkungan di endometrium sekitar tempat

implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi

terganggu.

3)    Pengaruh dari luar, radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya. Dapat mempengaruhi

baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya

dinamakan pengaruh teratogen.

b.    Kelainan pada plasenta

1)    Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi.

Page 21: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

2)    Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita diabetes

mellitus.

3)    Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta  sehingga

menimbulkan keguguran.

c.    Penyakit ibu

Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan

lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat

melalui plasenta masuk ke janin, sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan

kemudia terjadi abortus, anemia berat, keracunan, laparatomi, peri tonisis ummu dan

penyakit menahun.

d.    Keadaan traktus genetalis

Retroversion uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan

abortus, tetapi harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravid inkaserata atau

mioma submukosum yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus adalah

dalam trimester II adalah serviks inkomplit yang dapat disebabkan oleh kehamilan

bawaan pada serviks, dilatasi serviks atau robekan serviks uteri yang tidak dijahit,

(Wiknjosastro H, 2002).

4.    Patofisiologi abortus

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh

jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga terjadi kekurangan

oksigen. Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk

mengeluarkan dengan berkontraksi. Pengeluaran tersebut dapat terjadi secara spontan

seluruhnya atau sebagian masih tertinggal sehingga dapat menyebabkan berbagai

Page 22: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

penyakit. Oleh karena itu keguguran memberi gejala umum sakit perut karena kontraksi

rahim, terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil

konsepsi, (Manuaba, 1998).

Pada permulaan terjadi perdarahan dalam desidua, diikuti oleh nekrosis jaringan

sekitarnya, kemudian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena dianggap benda

asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8

minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus

desidua terlalu dalam, sedangkan kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam,

sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu banyak terjadi

perdarahan, (Mochtar R, 1998).

5.    Komplikasi abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan

syok.

a.    Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan

jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila

pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b.    Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam  posisi

hiperrentrofleksi.

c.    Infeksi

Page 23: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Pada abortus septic virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba,

parametrium dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis

umum atau sepsis dan kemungkinan diikuti oleh syok.

d.    Syok

Pada abortus biasanya terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi

berat, (Wiknjosastro H, 2002).

6.    Diagnose abortus

Diagnose abortus diperlukan beberapa criteria sebagai berikut:

a.    Terdapat keterlambatan datang bulan

b.    Terjadi perdarahan

c.    Disertai sakit perut

d.    Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi

e.    Pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negative.

Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi :

a.    Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan.

b.    Pemeriksaan fundus uteri

c.    Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai umur kehamilan.

d.    Tinggi dan besarnya sudah mengecil.

e.    Fundus uteri tidak teraba diatas sympisis.

f.     Pemeriksaan dalam :

1)    Serviks uteri masih tertutup

2)    Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri

pada kanalis servikalis

Page 24: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

3)    Besarnya rahim (uterus) telah mengecil.

4)    Konsistensinya lunak. (Manuaba, 1998)

5)    Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita anemia, PID, gejala abortus atau

keluhan nyeri tidak biasanya. (saifuddin B, 2002)

Selain itu berikut ini adalah gejala klinis dari jari-jari abortus :

No. ABORTUS GEJALA KLINIS

1 Abortus inkomplit1.    Amenorhea

2.    Sakit perut (kram / nyeri perut bagian bawah)

3.    Mules-mules

4.    Perdarahan biasanya berupa stolsel (darah beku)

5.    Perdarahan bisa sedikit atau banyak

6.    Sudah ada keluar fetus atau jaringan

7.    Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran

jaringan perdarahan berlangsung terus.

8.    Pada VT untuk abortus yang baru tejadi didapati

serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-

sisa  jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum

uteri.

2 Abortus imminens1.    Perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa

disertain kontraksi.

2.    Serviks masih tertutup jika janin masih hidup,

umumnya dapat bertahan sampai kehamilan aterm

dan lahir normal.

3 Abortus insipiens1.    Perdarahan pervagianam, dengan kontraksi makin

Page 25: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

lama makin kuat dan makin sering.

2.    Serviks terbuka.

3.    Hasil konsepsi masih dalam rahim.

4 Abortus kompletus1.    Nyeri yang hebat.

2.    Jaringan hasil konsepsi keluar semua.

3.    Perdarahan sedikit.

4.    OUE telah menutup

5.    Uterus mengecil.

5 Missed abortion 1.    Hipofibrinogenik gangguan penjendalan / koagulasi

darah. Dengan pemeriksaan CTBT (clothing time-

bleeding time) akan memanjang.

7.    Penanganan

a.    Penanganan umum

1)    Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-

tanda vital.

2)    Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan tekanan sistolik ˂ 90

mmHg, nadi ˃ 112 x/i).

3)    Jika dicurigai ada syok, segera mulai penanganan syok, jika tidak tidak terlihat tanda-

tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi

mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat, jika terjadi

syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.

4)    Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.

Page 26: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

5)    Pasang infuse dengan jarum besar (16 G atau lebih besar) berikan larutan garam

fisiologis atau RL dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama), (saifuddin B,

2002).

b.    Penanganan abortus inkomplit

1)    Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan ˂ 16 minggu, evakuasi dapat

dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi

yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrium 0,2 mg IM atau

misoprostol 400 mg per oral.

2)    Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan ˂ 16 minggu,

evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :

a)    Aspirasi Vacum Manual (AVM) merupakan metode yang terpilih. Evakuasi dengan kuret

tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia.

b)    Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2 mg IM (dapat di

ulangi setelah 4 jam jika perlu).

3)    Jika kehamilan ˃ 16 minggu

a)    Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis atau RL)

dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi konsepsi.

b)    Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi

hasil konsepsi (maksimal 80 mg)

c)    Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

d)    Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan, (saifuddin B, 2002).

B.   Tinjauan umum tentang abortus inkomplit

Page 27: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

1.    Abortus inkomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus,

sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai berikut :

1)    Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.

2)    Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.

3)    Terjadi infeksi degan ditandai suhu tinggi.

4)    Dapat terjadi degenerasi ganas (koriokarsinoma).

2.    Gejala lain dari abortus inkomplit antara lain :

1)    Amenorea

2)    Sakit perut

3)    Mulas-mulas

4)    Perdarahan biasa sedikit atau benyak

5)    Biasanya perdarahan berupa stolsel

6)    Sudah ada keluar fetus atau jaringan

7)    Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan

oleh orang-orang tidak ahli, sering terjadi infeksi.

8)    Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,

kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum

uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya. (Mochtar R, 1998)

3.    Gambaran klinis abortus inkomplit

Pada pemeriksaan dapat dijumpai gambaran sebagai berikut:

1)    Kanalis servikalis terbuka.

2)    Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis

3)    Dengan pemeriksaan inspekulum perdarahan bertambah, (Wiknjosastro H, 2002).

Page 28: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

C.   Konsep Dasar Manajemen Asuhan kebidanan

1.    Pengetian manajemen asuhan kebidanan menurut Varney’s Midwifery

Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan masalah

yang digunakan oleh bidan dalam pemberian asuhan kebidanan. Manajemen

kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta

merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logical dalam pemberian

pelayanan.

Pengertian lain dari manajemen kebidanan adalah alat yang mendasari seorang

bidan untuk memecahkan masalah klien dalam berbagai situasi dan kondisi yaitu

dengan tekhnik antara alin observasi, wawancara, anamnesa dan pemeriksaan.

2.    Tahapan manajemen kebidanan

Proses manajemen adalah sustu proses pemecahan masalah dimulai dalam

bidang keperawatan kebidanan pada awal tahun 1970-an. Hal ini merupakan suatu

metode pengorganisasian rangkaian pemikiran dan tindakan dalam ukuran dalam

ukuran logis bagi kedua pihak yaitu pasien dan pelaksana pelayanan kesehatan.

Proses ini menggambarkan ketentuan atau syarat-syarat prilaku yang diharapkan dan si

pemberi jasa pelayanan klinik.

Hal tersebut diatas menyatakan dengan jelas tidak hanya menyangkut proses

pikir dan bertindak akan tetapi juga tingkat perilaku  yang diharapkan untuk dicapai dan

setiap step dalam penemuan dan pengambilan keputusan demi menyediakan

pelayanan kebidanan yang aman dan menyeluruh.

Ke 7 langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam

segala  situasi. Setiap langkah bagaimanapun juga dapat dipecah/dirubah untuk

Page 29: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

sebagai batas tugas kewajiban, dan ini sangat bervariasi dengan bagaimana kondisi

klien saat itu.

Rangkaian/langkah tersebut sebagai berikut :

a.    Memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara

sempurna dari klien.

b.    Mengidentifikasi masalah atau diagnose secara teliti berdasarkan interpretasi data yang

benar.

c.    Mengantisipasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin dapat terjadi dan

masalah / diagnose yang telah diidentifikasi.

d.    Menilai adanya kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan atau oleh dokter dan atau

tindakan konsultasi/kolaborasi oleh tim kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

e.    Mengembangkan suatu rencana tindakan yang komprehensif dengan didukung oleh

penjelasan serta rasional yang benar dengan penekanan pada keputusan yang diambil

pada tahap selanjutnya.

f.     Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.

g.    Menilai tentang efektifitas tindakan yang telah diberikan serta mengadakan

penyesuaian kembali pada langkah sebelumnya pada setiap aspek dan proses

manajemen yang tidak efektif.

Hal-hal yang perlu dari setiap proses manajemen :

1.    LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

Adapun pengumpulan data yang komplit untuk menilai klien. Data ini termasuk

riwayat, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul atas indikasi review dari keadaan

sekarang dan catatan RS terdahulu, review dan data laboratorium serta laporan singkat

Page 30: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

dan keterangan tambahan. Semua informasi saling terkait dan semua sumber adalah

berhubungan dengan kondisi klien.

Bidan mengumpulkan data dasar secara komplit walaupun pasien mengalami

komplikasi yang membutuhkan penyampaian kepada dokter untuk konsultasi atau

kolaborasi. Pada saat seperti ini langkah I mungkin overlap dengan langkah V atau VI

(atau merupakan bagian dari rangkaian yang berkelanjutan) sesuai data yang

dikumpulkan dari hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic lain.

2.    LANGKAH II MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Langkah ini dikembangkan dari interpretasi data kedalam identifikasi yang

spesifik mengenai masalah atau diagnose.

Kata masalah atau diagnose digunakan keduanya. Betapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai suatu diagnose, akan tetapi membutuhkan suatu pertimbangan

dalam pengembangan suatu rencana yang komprehensif untuk pasien.

Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh pasien dan

diagnose yang telah ditetapkan dan lebih sering diidentifikasi oleh bidan dengan

berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individual.

3.    LANGKAH III MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dan diagnose atau

masalah saat sekarang adalah merupakan urusan antisipasi, pencegahan jika

memungkinkan, menunggu dan waspada dalam persiapan untuk segala sesuatu yang

dapat terjadi. Pada langkah ini sangat vital untuk perawatan yang aman.

4.    LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Page 31: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Menggambarkan sifat proses manajemen secara terus menerus tidak hanya

pada pemberian pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodic akan tetapi

juga  pada saat bidan bersama klien.

Data yang baru tetap diperoleh dan dievaluasi, beberapa data memberi indikasi

adanya situasi emergensi dimana bidan terus bertindak segera dalam rangka

menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya

situasi yang memerlukan tindakan dokter. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan

emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter.

5.    LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Penembangan suatu rencana komprehensif yang ditentukan berdasarkan

langkah sebelumnya, sebagai hasil perkembangan dan tanda-tanda khas sekarang ini

dan antisipasi diagnose dan masalah, juga meliputi pengumpulan data dasar atas

informasi tambahan yang diperlukan.

Pada suatu tindakan yang komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa yang

timbul berdasarkan kondisi klien dan masalah apa yang berhubungan dengan kondisi

tersebut, tetapi juga bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada ibu terhadap apa

yang diharapkan pasien selanjutnya, pendidikan kesehatan dan  kepercayaan/agama,

keluarga/budaya atau masalah-masalah psikologis, atau dengan kata lain apapun yang

menyinggung setiap aspek yang termasuk dalam perawatan yang diterima.

Agar efektif suatu rencana seharusnya disetujui bersama oleh bidan serta

pasien, sebab pada akhirnya si ibulah yang akan atau tidak akan mengimplementasikan

rencana tersebut. Oleh karena itu, tugas pada langkah ini termasuk diskusi dan

penyusunan rencana tindakan bersama dengan pasien sebagai suatu konfirmasi atau

Page 32: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

persetujuan. Seluruh keputusan yang dibuat untuk pengembangan suatu rencana

tindakan seharusnya menggambarkan rasional yang tepat berdasarkan pengetahuan

yang relevan dan sesuai teori terbaru (up to date) dan asumsi yang tepat tentang

kelakuan pasien (apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh pasien).

Rasional berdasarkan pengetahuan teoritis yang keliru atau kurang atau data

yang tidak komplit dan tidak tepat akan memberi hasil perawatan yang tidak sempurna

dan mungkin tidak aman.

6.    LANGKAH VI PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN

Langkah ini adalah pelaksanaan rencana tindakan. Hal ini mungkin dapat

dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, bidan

atau tim kesehatan lain. Jika seorang bidan tidak melaksanakan tindakan sendiri maka

ia menerima tanggung jawab mengurus pelaksanaannya (mengamati pasien adalah

memastikan bahwa tindakan tersebut memang tindakan yang benar terlaksana).

Dalam situasi dimana bidan melaksanakan tindakan kolaborasi dengan seorang

dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang

mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk

pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien.

Implementasi yang efektif akan mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya

kualitas pelayanan kepada pasien.

7.    LANGKAH VII EVALUASI

Evaluasi pada kenyataannya adalah cara untuk mengecek apakah rencana yang

telah dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan pasien, yaitu kebutuhan yang

diidentifikasikan pada tahap penentuan diagnose dan masalah.

Page 33: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Rencana yang dianggap efektif bila dilaksanakan dan tidak efektif, sementara

pada bagian lain dikatakan tidak efektif. (Varney Helen, 1997)

Pendokumenntasian proses manajemen kebidanan dalam asuhan kebidanan.

Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.

Langkah-langkah dalam kebidanan menggambarkan alur pola pikir dan bertindak

bidan dalam pengambilan keputusan klinik untuk mengatasi masalah. Asuhan yang

telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, logis dalam suatu metode

pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat

mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai aturan yang telah dilakukan dan yang

akan dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikir secara

sistematis. Seorang bidan dalam menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah

dalam proses manajemen kebidanan.

Menurut Helen Varnei’s, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7

langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan

melalui proses berfikir sistematis.

3.    Dokumentasi dalam bentuk SOAP :

Subjektif (S)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan data klien anamnesis.

Objektif (O)

Page 34: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan test diagnostic lalu yang dirumuskan dalam data focus untuk

mendukung assessment.

Assessment (A)

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif

dan objektif dalam suatu identifikasi.

a.    Diagnose / masalah

b.    Antisipasi diagnose / masalah potensial

c.    Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi atau rujukan.

Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian, tindakan dan evaluasi berdasarkan

assessment. (Varney Helen, 1997)

4.    Standar Nomenklatur Asuhan Kebidanan

a.    Diakui dan telah disahkan oleh profesi

b.    Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

c.    Memiliki cirri khas kebidanan

d.    Didukung oleh klinikal jugdgemant dalam lingkup praktek kebidanan

e.    Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Page 35: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

5.    Bagan manajemen asuhan kebidanan

Tabel  : Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan                                              Pencatatan dari                                       Asuhan  Kebidanan

                                                                                                                  Proses                                                         Pendokumentasian  Manajemen                                                     Asuhan Kebidanan  Kebidanan                                                                                                  7 Langkah dari

Halen Varney

5 Langkah Kompetensi Bidan

Soap Notes

1. Pengumpulan data Data Subjektif

Objektif

2. Merumuskan

Diagnosa

3. Antisipasi Diagnosa/

Masalah Potensial

4. Tindakan Segera

dan kolaborasi

Asuhan Kebidanan

Assesment/

Diagnosa

Assesment/

Diagnosa

5. Rencana Tindakan

Asuhan Kebidanan

Membuat rencana

Planning:

a. Konsul

b. Tes Lab

c. Rujukan

6. Implementasi Implementasi

Page 36: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

d. Pendidikan/

    konseling

e. Follow Up

7. Evaluasi Evaluasi

(Sumber : Simatupang E.J, 2006. hal 62).

BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN    ASUHAN  KEBIDANAN  PADA NY “F”  DENGAN

ABORTUS INKOMPLIT DI RS. UMUM DAERAH PANGKEP

TANGGAL 29 S/D 30 JUNI 2012

No. register              : 10 24 62

Tanggal kunjungan  : 29 Juni 2012 jam : 08.30 wita

Tanggal pengkajian : 29 Juni 2012 jam : 09.00 wita

Pengkaji                    : Dian Fitri Latif

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.   Identitas istri / suami

Nama                   : Ny “F”           / Tn “ M”

Umur                    : 40 Tahun     / 40 Tahun

Nikah/lamanya   : 1x                  / ± 17 tahun

Suku                    : Makassar     / Makassar

Agama                 : Islam             / Islam

Pendidikan         : SD                / SMA

Pekerjaan            : IRT                / Wiraswasta

Page 37: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Alamat                  : Banggae

B.   Data biologis/fisiologis

1.    Keluhan utama

Masuk rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan sejak tanggal 29 Juni 2012

jam : 06.00 wita

2.    Riwayat keluhan utama

a.    Keluar darah yang bergumpal-gumpal disertai jaringan

b.    Darah keluar sebanyak 1 sarung

c.    Nyeri perut bagian bawah

C.   Riwayat kehamilan

1.    GVI PV AO

2.    HPHT tanggal 12-04-2012

3.    TP tanggal 19-01-2013

4.    Ibu mengatakan ini kehamilannya yang keenam dan tidak pernah keguguran.

5.    Ibu mengatakan pernah merasakan nyeri perut hebat selama kehamilan.

6.    Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan.

7.    Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain dari dokter

8.    Ibu tidak pernah minum jamu.

9.    Ibu mengatakan tidak pernah di urut.

10. Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sebanyak 1 sarung kecil.

D.   Riwayat kesehatan yang lalu

1.    Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius

2.    Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit menular

Page 38: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

3.    Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga

4.    Ibu tidak ada alergi terhadap makanan dan minuman

5.    Ibu tidak ada ketergantungan obat-obatan, minuman beralkohol dan rokok.

E.   Riwayat reproduksi

1.    Riwayat menstruasi

        Menarche : ± 14 tahun

        Siklus        : 28 – 30 hari

        Durasi       : 5 – 6  hari

        Tidak ada nyeri perut pada saat haid

2.    Riwayat ginekologi

a.    Ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi pada organ reproduksi

b.    Ibu tidak pernah menderita penyakit tumor dan kanker

3.    Riwayat kehamilan sekarang

a.    HPHT tanggal 12-04-2012

b.    TP tanggal 19-01-2012

c.    Ibu mengatakan ini kehamilannya yang keenam dan tidak pernah keguguran

d.    Ibu mengatakan tidak pernah diurut oleh dukun

e.    Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan

F.    Riwayat social ekonomi

1.    Ibu menikah 1 kali dengan suaminya sekarang dan sudah berlangsung selama ± 17

tahun

2.    Ibu dan keluarga sudah mempersiapkan biaya untuk segala pengobatan

Page 39: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

3.    Ibu menikah pada umur ± 22 tahun

G.   Pola pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari

1.    Kebutuhan nutrisi

a.    Kebiasaan makan nasi, sayur, tempe, tahu dan ikan

b.    Frekuensi makan 3 kali sehari

c.    Kebutuhan minum 7 gelas / hari

d.    Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan

2.    Kebutuhan eliminasi

a.    BAK

        Frekuensi 4 – 5 kali sehari

        Warna kuning muda

        Bau amoniak

        Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan

b.    BAB

        Frekuensi 1 kali sehari

        Warna kuning

        Konsistensi lunak

        Selama masuk rumah sakit tidak ada perubahan

c.    Personal hygiene

        Mandi 2 kali sehari

        Gosok gigi 2 kali sehari

        Ganti pakaian setiap selesai mandi

Page 40: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

        Selama masuk rumah sakit ibu rajin mengganti sarung tiap kali basah

d.    Istirahat

        Tidur siang 2 jam (14.00 – 16.00 wita)

        Tidur malam 7 jam (22.00 – 05.00 wita)

        Selama masuk rumah sakit ibu dianjurkan istirahat total

H.   Pemeriksaan fisik

1.    Keadaan umum baik

2.    Kesadaran composmentis

3.    TTV : TD :100/80 mmHg, N : 80 x/i, P : 22 x/i, S : 36, 7 °c

4.    Inspeksi/palpasi

a.    Kepala    : Rambut bersih, berombak hitam dan tidak mudah

rontok.

b.    Wajah     : Tidak odema, ekspresi Nampak cemas,pucat dan

meringis kesakitan.

c.    Mata        : Conjungtiva pucat, sclera putih

d.    Mulut dan Gigi      : Bersih, tidak ada gigi tercabut dan caries

e.    Leher       : Tidak Ada pembesaran pada kelenjar tyroid, limfe

dan vena jugularis

f.     Payudara : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

warna kecoklatan pada areola mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan.

g.    Abdomen : Nampak linea nigra, striae alba, tonus otot perut kendor,

tidak ada luka bekas operasi dan palpasi Leopold I TFU 1 jari di atas simpisis.

h.    Genetalia : tidak ad avarices dan oedema pada vulva, tampak

Page 41: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

pengeluaran darah dari jalan lahir.

i.      VT            :

        Vulva dan vagina : tidak ada kelainan

        Porsio                  : lunak dan tebal

        OUE/OUI             : terbuka, teraba jaringan

        Uterus                  : antefleksi, kesan besar

        Pelepasan           : darah

j.      Tungkai    : tidak ada udema dan varices

I.      Data psikologis dan spiritual

1.    Ibu dan keluarga khawatir dengan keadaannya

2.    Ibu dan keluarga selalu berdoa kepada tuhan

3.    Ibu terlihat berserah diri kepada tuhan

J.    Pemeriksaan laboratorium

Tanggal 29 Juni 2012, jam : 11.00 wita

1.    Hemoglobin : 10,2 gram % (N : 12 – 14 gram %)

2.    Leukosit       : 3700 (N : 5000 – 10.000)

3.    Trombosit    : 188.000 (N : 150.00 – 350.00)

4.    CT               : 9,5” (N : 7-14 menit)

5.    BT                : 2, 25” (1-4 menit)

6.    Plano test    : positif

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnose : GVI PV AO, Gestasi 11 Minggu 1 Hari, anemia ringan,

kecemasan dengan abortus inkomplit.

1.    GVI PV AO

Page 42: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Dasar

DS : ibu mengatakan ini kehamilannya yang keenam dan tidak

pernah Keguguran

DO :

        Palpasi Leopold I : TFU 1 jari diatas simpisis

        Tonus otot perut tampak kendor

        Tampak adanya strie albicans

        HPHT tanggal, 12-04-2012

        Plano test positif

Analisa dan interpretasi data

        Dari HPHT tanggal 12-04-2012 sampai tanggal pengkajian 25-04-2012 maka umur

kehamilan ibu 11 minggu 1 hari sehingga pebesaran perut tidak sesuai dengan umur

kehamilan dimana pada palpasi Leopold I TFU 1 jari di atas simpisis dan pembesaran

perut tidak sesuai dengan umur kehamilan 11 minggu 1 hari menandakan terdapat

kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.

        Nyeri perut bagian bawah disertai dengan perdarahan pervaginam yang sifatnya encer

dan bergumpal sebanyak 1 sarung serta pemeriksaan OUE/OUI terbuka dan teraba

jaringan, tampak pelepasan darah yang merupakan tanda dan gejala abortus inkomplit.

(synopsis obstetric, hal. 212)

2.    Gestasi 11 Minggu 1 Hari

DS : -     ibu mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan

-       HPHT tanggal 12-04-2012

DO : -    TP tanggal 19-01-2012

Page 43: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

-       Palpasi Leopold I TFU 1 jari diatas simpisis

Analisa dan interpretasi data

            Dari HPHT tanggal 12-04-2012 sampai tanggal pengkajian 29-06- 2012 maka

umur kehamilan ibu 11 minggu 1 hari.

3.    Abortus inkomplit

DS : -     ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sebanyak

setengah sarung yang berupa jaringan.

-       Ibu mengatakan umur kehamilan 3 bulan lebih.

-       Ibu mengatakan dia mengalami nyeri perut yang hebat.

DO : -    keadaan umum ibu Nampak lemah.

-       Nampak ada pengeluaran darah dari jalan lahir bergumpal-gumpal dan disertai

pengeluaran jaringan.

-       Palpasi Leopold I TFU 1 jari diatas simpisis.

-       Plano tes : positif

-       VT : vulva dan vagina : tidak ada kelainan

Porsio                   : lunak dan tebal

OUE/OUI              : terbuka, teraba jaringan

Uterus                  : antefleksi, kesan besar

Pelepasan            : darah

Analisa dan interpretasi data

        Pada abortus inkomplit didapati gejala seperti sakit pada perut, perdarahan yang tidak

biasa (banyak) dan biasanya berupa darah yang bergumpal-gumpal dan jaringan.

Page 44: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

        Pemeriksaan dalam terdapat pada serviks dan teraba sisa jaringan menandakan

abortus inkomplit

Masalah actual

1.    Anemia ringan

Dasar

DS : ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sebanyak

setengah sarung.

DO  :-    Keadaan umum ibu lemah

-       Nampak pengeluaran darah dari jalan lahir

-       Hb : 10,2 gr %

-       Konjungtiva pucat

Analisa dan interpretasi Data

-       Kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang banyak menyebabkan volume darah

menurun sehingga perfusi jaringan darah menurun dan terjadi gangguan sirkulasi darah

dalam mikro.Dengan demikian volume darah yang kembalike jantung makin berkurang

sehingga timbul kelemahan jantung

-       Menurut WHO kejadian Anemia berkisar antara 20% sampai 80% dengan menetapkan

Hb : 11gr % sebagai dasar.

2.    Kecemasan

DS : Ibu dan keluarga khawatir dengan keadaanya

DO :-    Ekspresi wajah ibu Nampak cemas

-       TTV : TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I, P: 22 x/I, S:36,7 oc

 Analisa dan interpretasi data

Page 45: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Kurangnya informasi dan pengetahuan ibu tentang keadaannya menyebabkan

rasa sakit sehingga emosinya labil dan timbul rasa cemas.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

1.    Anemia sedang

Dasar

DS : -    ibu mengatakan umur kehamilannya ± 3 bulan

-       Ibu mengatakan keluar darah darah dari jalan lahir sebanyak satu sarung dan disertai

rasa nyeri pada perut.

DO : -    keadaan umum ibu baik

-       Tampak darah keluar dari jalan lahir berwarna kehitaman

-       TTV : TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

-       VT : vulva dan vagina : tidak ada kelainan

Porsio                   : lunak dan tebal

OUE/OUI              : terbuka,1 cm teraba jaringan

Uterus                  : antefleksi

Pelepasan            : darah

Analisa dan interpretasi data

Dengan adanya pembukaan OUI dan sering dilakukan pemeriksaan dalam (VT)

dapat menjadi tempat masuknya mikroorganisme kedalam uterus melalui serviks dan

berkembang biak yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi. (prof. Dr. hanifa wiknjosastro SpOG, 2002)

2.    Antisipasi terjadinya syok akibat perdarahan

Dasar

DS : -     ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sebanyak satu

Page 46: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Sarung.

-       Ibu mengatakan tubuh terasa lemah

DO : -    conjungtiva pucat

-       Ada pengeluaran darah yang bergumpal-gumpal

-       TTV : TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

-       HB : 10, 2 gram %

Analisa dan interpretasi data

Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali sehingga menyebabkan

syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

1.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infuse RL 12 tetes+oxytocin 1 ampul.

2.    Konsultasi dengan dokter tentang persiapan kuret :

Persiapan alat :

-       Handscoen                               -    speculum sim 1 pasang

-       Kateter                                     -    tampon tang

-       Kom betadine                           -    tenakulum

-       Kapas savlon                            -    sonde uterus

-       Kasa steril                                -    abortus tang

-       Kuret tumpul                             -     kuret tajam

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Page 47: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Diagnose               : GVI PV AO, Gestasi 11 Minggu 1 Hari dengan

abortus inkomplit.

Masalah actual      : anemia ringan dan kecemasan

Masalah potensial : -    Anemia sedang

-       Syok akibat perdarahan

Tujuan                   : -    abortus inkomplit teratasi

-       Anemia ringan teratasi

-       Kecemasan ibu berkurang

-       Tidak terjadi infeksi

-       Tidak terjadi syok akibat perdarahan

Criteria : -     keadaan ibu tetap baik

-       HB ibu tetap dalam batas normal yaitu 12 – 14 gr %

-       Ekspresi wajah ibu tampak tenang

-       TTV dalam batas normal :

TD : systole   : 90 – 130 mmHg

        Diastole : 70 – 80 mmHg

N  : 60 – 90 x/i

P  : 16 – 24 x/i

S  : 36 – 37 ° c

-       Seluruh jaringan dikeluarkan dari uterus

Rencana tindakan :

1.    Jelaskan pada ibu tentang kehamilannya

Page 48: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Rasional : dengan member penjelasan pada ibu maka ibu dapat

mengerti tentang keadaan kehamilannya.

2.    Observasi tanda-tanda vital

Rasional : dengan mengkaji tanda-tanda vital dapat diketahui

keadaan umum ibu sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.

3.    Jelaskan pada ibu tentang persiapan kuret

Rasional : dengan memberi penjelasan kepada ibu maka ibu

dapat mengerti.

4.    Persetujuan tindakan (informed consent)

Rasional : dengan memberi penjelasan kepada ibu maka ibu

dapat mengerti.

5.    Bantu ibu mengatur posisi yang nyaman

Rasional : posisi yang nyaman bagi ibu dapat mengurangi rasa

nyeri.

6.    Ajarkan ibu tekhnik relaksasi

Rasional : tekhnik relaksasi merupakan cara untuk mengurangi

rangsangan nyeri sehingga tidak dapat di persepsikan dan juga dapat meningkatkan

suplay oksigen kejaringan.

7.    Beri dukungan psikososial

Rasional : dengan memberikan semangat sehingga ibu akan lebih

tabah dalam menghadapi keadaannya.

8.    Beri penjelasan tentang masalah yang dihadapi

Rasional : dengan penjelasan yang diberikan pada ibu dapat

Page 49: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

memahami masalah yang di alami sehingga ibu tidak merasa cemas.

9.    Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri

Rasional : personal hygiene yang baik menghambat berkembang

biaknya kuman pathogen yang dapat menyebabkan infeksi.

LANGKAH VI MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal 29 Juni 2012

1.    Menjelaskan penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu

Hasil : ibu mengerti yang dijelaskan

2.    Menjelaskan tentang informed consent

Hasil : suami menandatangani lembar persetujuan tindakan

3.    Mengobservasi TTV

Hasil : TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

4.    Perencanaan kuret

Hasil : persiapan alat kuret telah tersedia

Persiapan alat :

-       Handscoen                               -    speculum sim 1 pasang

-       Kateter                                      -    tampon tang

-       Kom betadine                           -    tenakulum

-       Kapas savlon                            -    sonde uterus

-       Kasa steril                                 -    abortus tang

-       Kuret tumpul                             -     kuret tajam

5.    Penatalaksanaan pemberian obat kolaborasi dengan dokter

Hasil : -    oxytocin 1 amp + RL 12 tetes/menit

Page 50: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

-       Cefadroxil 500 mg             : dosis 3 x 1, tablet per oral

-       Viliron 500 mg                   : dosis 3 x 1, tablet per oral

-       Metal ergometrine 0,2 mg : dosis 3 x 1, tablet per oral

Mengecek HB 2 jam post kuret

Laporan kuret tanggal 29 Juni 2012, jam : 13.30 wita

a.    Ibu berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri dengan

28 tetes/menit + 10 unit oxytocin.

b.    Aseptic dan antiseptic vulva dan vagina

c.    Pendarahan saat Katerisasi ± 150 cc

d.    Pasang doek steril dibawah bokong ibu.

e.    Pasang speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan

tenakulum gigi satu arah, jam 11.00 wita.

f.     Sonde uterus, uterus antefleksi ± 10 cm.

g.    Evaluasi jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injeksi

oxytocin : ergometri 1 : 1/IM

h.    Perdarahan tidak ada

i.      Jaringan  ± 10 cc perdarahan ± 15 cc

j.      Kuret selesai.

k.    Tampon (-)

l.      HB 2 jam post kuret 9 gram %

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 30 Juni 2012

1.    Ibu sudah dikuret dengan HB 2 jam post kuret 9 gram %

Page 51: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

2.    Keadaan umum ibu baik

3.    TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

4.    Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

5.    Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dan Pendarahan pervaginam sudah berhenti.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “F” DENGAN ABORTUS INKOMPLIT

DI RS. UMUM DAERAH PANGKEP

TANGGAL 29 JUNI 2012

No. register                : 10 24 62

Tanggal kunjungan             : 29 Juni 2012     jam : 08.30 wita

Tanggal pengkajian            : 29 Juni 2012     jam : 09.00 wita

Pengkaji                                : Dian Fitri Latif

Identitas istri / suami

Nama               : Ny “F”      / Tn “ M”

Umur                : 40 Tahun / 40 Tahun

Nikah/lamanya : 1x              / ± 17 Tahun

Suku                : Makassar / Makassar

Agama             : Islam        / Islam

Pendidikan       : SD           / SD

Pekerjaan         : IRT          / Wiraswasta

Page 52: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Alamat              : Banggae

Subjektif (S)

Tanggal 29 Juni 2012

1.    HPHT tanggal 12-04-2012

2.    Nyeri perut bagian bawah disertai dengan perdarahan pervaginam yang sifatnya encer

dan banyak sejak tanggal 29 Juni 2012 sebanyak 1 sarung.

3.    Kehamilannya yang keenam dan idak pernah mengalami keguguran sebelumnya.

4.    Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter atau bidan juga jamu-

jamuan dan tidak pernah diurut.

Objektif (O)

Tanggal 29 Juni 2012

1.    TP tanggal 19-01-2013

2.    Ekspresi wajah ibu tampak cemas dan kesakitan

3.    Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus

4.    Tidak ada odema pada wajah dan tungkai

5.    Tidak ada luka bekas operasi

6.    Pembesaran perut tidak sesuai dengan umur kehamilan dimana uterus membesar

dengan umur kehamilan 11 minggu 1 hari.

7.    Palpasi Leopold I TFU 1 jari atas simpisis

8.    Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 29 Juni 2012 jam : 12.00 wita :

        vulva dan vagina : tidak ada kelainan

        Porsio                   : lunak dan tebal

        OUE/OUI              : terbuka, teraba jaringan dan tampak

Page 53: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

pelepasan darah

        Hemoglobin : 10,2 gram % (N : 12 – 14 gram %)

        Plano test    : positif

        Leukosit       : 3700 (N : 5000 – 10.000/mm3)

        Trombosit    : 188.000 (N : 150.00 – 350.00/mm3)

        PLR : CT               : 9,5” (N : 7-14 menit)

BT                : 2, 25” (1-4 menit)

 Assessment (A)

Diagnose               : Abortus  inkomplit

Masalah actual      : Anemia ringan

Masalah potensial : -    potensial terjadinya Anemia sedang

-       Syok akibat perdarahan

Planning (P)

1.    Menganjurkan ibu menjaga kebersihan dan terutama dengan genetalianya.

2.    Menganjurkan ibu makan makanan bergizi dan seimbang.

3.    Menganjurkan ibu untuk berKB pasca abortus.

4.    Menjelaskan tentang informed consent, suami menandatangani lembaran persetujuan

tindakan.

5.    Mengobservasi TTV :

TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

6.    Perencanaan kuret, persiapan alat kuret telah tersedia

Persiapan alat :

Page 54: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

-       Handscoen                               -    speculum sim 1 pasang

-       Kateter                                      -    tampon tang

-       Kom betadine                           -    tenakulum

-       Kapas savlon                            -    sonde uterus

-       Kasa steril                                 -    abortus tang

-       Kuret tumpul                             -     kuret tajam

7.    Penatalaksanaan pemberian obat kolaborasi dengan dokter

Hasil : -    amoxicillin 3 x 500 mg 2x1

-       Metal ergometrin 25 mg 3x1

-       Sf 1x1

-       Oxytocin 1 amp + RL 12 tetes/menit

-       Cefadroxil 500 mg             : dosis 3 x 1, tablet per oral

-       Viliron 500 mg                   : dosis 3 x 1, tablet per oral

-       Metal ergometrine 0,2 mg : dosis 3 x 1, tablet per oral

Mengecek HB 2 jam post kuret

Laporan kuret tanggal 29 Juni 2012 jam : 13.30 wita

1.    Ibu berbaring dengan posisi litotomi dengan infuse RL terpasang di tangan kiri dengan

28 tetes/menit + 10 unit oxytocin.

2.    Aseptic dan antiseptic vulva dan vagina

3.    Katerisasi ± 150 cc

4.    Pasang doek steril dibawah bokong ibu

5.    Pasang speculum posterior dan anterior, identifikasi porsio, jepit porsio dengan

tenakulum gigi satu arah, jam :11.00 wita

Page 55: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

6.    Sonde uterus, uterus antefleksi ± 10 cm.

7.    Evaluasi jaringan dengan abortus tang selanjutnya dengan kuret tumpul, injeksi

oxytocin : ergometri 1 : 1/IM

8.    Perdarahan tidak ada

9.    Jaringan  ± 10 cc perdarahan ± 15 cc

10. Kuret selesai.

11. HB 2 jam post kuret 9 gram %

s

Page 56: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PADA  NY “F”  DENGAN  POST  KURET

DI RS. UMUM DAERAH PANGKEP

TANGGAL, 30 JUNI 2012

No. register              : 10 24 62

Tanggal kunjungan  : 29 Juni 2012     jam : 08.30 wita

Tanggal pengkajian : 29 April 2011     jam : 09.00 wita

Pengkaji                    : Dian Fitri Latif

Identitas istri / suami

Nama                      : Ny “F”      / Tn “ M”

Umur                       : 40 Tahun / 40 Tahun

Nikah/lamanya      : 1x               / ± 17 Tahun

Suku                       : Makassar / Makassar

Agama                    : Islam        / Islam

Pendidikan            : SD           / SMA

Pekerjaan               : IRT          / Wiraswasta

Alamat                     : Banggae

Subjektif (S)

Page 57: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

1.    Ibu mengatakan masih ada keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut bagian bawah dan

daerah genetalia.

2.    Ibu masih istirahat total dan masih takut bergerak

Objektif (O)

1.    Ekspresi wajah ibu masih tampak cemas dan kesakitan berkurang

2.    Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus

3.    Tidak ada odema pad wajah dan tungkai

4.    Pemeriksaan laboratorium HB : 11 gram %

Assessment (A)

Diagnose               : Post Kuret Abortus inkomplit

Masalah actual      : -

Masalah potensial : potensial terjadinya infeksi

Planning (P)

1.    Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah genetalianya.

2.    Menganjurkan ibu makan makanan bergizi dan seimbang.

3.    Menganjurkan ibu untuk ber KB pasca Abortus.

4.    Melanjutkan pemberian obat omoxilin 500 mg 3x1, metal ergometrin 0,2 mg 2x1, Sf 1x1,

asamafenamat 500 mg 3x1

5.    Mengobservasi TTV :

TD : 100 / 80 mmHg, N : 80 x/I,  P: 22 x/I, S:36,7 o c

Page 58: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membandingkan tinjauan hasil pelaksanaan asuhan

kebidanan kasus abortus inkomplit pada Ny “F” dengan tinjauan pustaka. Manajemen

asuhan kebidanan dilaksanakan Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep dari tanggal

29 S/D 30 Juni. Pendekatan dalam studi kasus ini dilaksanakan berdasarkan 7 langkah

manajemen kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP

selama satu kali kunjungan klinik. Kunjungan penulis pada klien saat ini merupakan

kunjungan awal sesuai dengan waktu pelaksanaan studi kasus bagi penulis sebagai

berikut.

Di awali dengan member salam kepada ibu, memperkenalkan diri,

menyampaikan tujuan pengumpulan data lengkap untuk setiap kunjungan penulis.

Pengumpulan data dilakukan berdasarkan manajemen asuhan kebidanan dengan

kasus Abortus inkomplit pada Ny “F” yang meliputi :

LANGKAH I IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA DASAR

Dalam pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamneses

meliputi identifikasi klien atau suami, data biologis/fisiologis, riwayat kehamilan, riwayat

kesehatan lalu dan sekarang, riwayat reproduksi, riwayat social ekonomi, pola

pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari hasil anamneses yang dilanjutkan dengan

data yang objektif melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk memudahkan

dalam menentukan diagnose .

Page 59: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa abortus inkomplit merupakan

pengeluaran hasil konsepsi, dan adapun gejala-gejala yang ditemukan seperti

amenorrhea, sakit bagian bawah, perdarahan pervaginam, pembesaran perut tidak

sesuai umur kehamilan, plano test positif, Hb : 10,2 gram % dan pemeriksaan dalam

(VT) terbuka dan teraba jaringan.

Data yang diperoleh pada kasus Ny “F” dengan Abortus Inkomplit penulis

memperoleh data dari hasil pengkajian yang meliputi amenorhea, perdarahan sebanyak

1 sarung berwarna merah segar, nyeri perut bagian bawah dan pemeriksaan dalam

(VT) servik terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri.

Dengan melihat data yang diperoleh maka tidak terdapat perbedaan antara

tinjauan pustaka dengan kasus nyata pada Ny “F” dengan Abortus inkomplit.

Pada tahap pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti

karena adanya sifat kooperatif dari Ny “F” yang dapat menerima kehadiran penulis

terbuka dan mau menerima anjuran serta saran-saran yang diberikan oleh bidan.

LANGKAH II MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Dalam menegakkan suatu diagnose atau masalah kebidanan berdasarkan

pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik

subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan.

Pada tinjauan pustaka ditemukan beberapa diagnose abortus inkomplit dan

ditegakkan sebagai berikut :

1.    Perdarahan pervaginam terus menerus karena masih ada hasil konsepsi dalam kavum

uteri.

2.    Nyeri perut bagian bawah

3.    Ostium uteri interna dan eksterna terbuka

Page 60: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

4.    Anemia dan kecemasan

Pada kasus Ny “F” dengan abortus inkomplit ditemukan nyeri dan kecemasan

karena pada saat pengkajian penulis menemukan pengeluaran darah secara terus

menerus disertai nyeri perut dan pada saat VT terdapat pembukaan pada servik dan

teraba sisa jaringan.

Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus studi Ny “F”

secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnose actual yang ditegakkan

sehingga memudahkan memberikan tindakan selanjutnya.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Berdasarkan tinjauan pustaka, masalah potensial yang terjadi pada kasus

abortus inkomplit yaitu dapat terjadi perdarahan karena masih ada sisa hasil konsepsi

yang tertinggal dalam uterus. Selain itu juga dapat terjadi perforasi, infeksi dan syok

karena adanya pembukaan serviks yang merupakan jalan masuknya kuman ke jalan

lahir. Oleh karena itu, perlu dilakukan antisipasi sebelum keadaan tersebut jika tidak

segera ditangani.

Pada Ny “F” dengan Abortus Inkomplit ditemukan masalah potensial yaitu

terjadinya infeksi, Nampak adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka.

Pada kasus abortus inkomplit, diagnose / masalah yang bisa terjadi adalah

potensial terjadi infeksi.

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI

Pada tinjauan puataka tindakan segera yang dilakukan untuk memperbaiki

keadaan umum ibu dengan pemasangan infuse bila terjadi perdarahan banyak dan

pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi dan selanjutnya mempersiapkan

kuretase.

Page 61: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Pada kasus Ny “F” dilakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan infuse RL

dan kolaborasi untuk persiapan tindakan kolaborasi.

Dengan melihat data yang diperoleh, maka terdapat kesamaan antara tinjauan

pustaka dengan kasus nyata pada Ny “F” dengan Abortus Inkomplit.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Perencanaan adalah kasus penyusunan suatu rencana atau tindakan

berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta diagnose dan masalah lain yang

mungkin terjadi dan perlu dirumuskan tujuan yang akan dicapai serta criteria

keberhasilannya.

Asuhan kebidanan adalah merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan

yang menandai tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien

yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa

nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.

Abortus Inkomplit adalah merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum

kehamilan mencapai umur 22 minggu.

Pada tinjauan pustaka perencanaan tindakan pada ibu antenatal dengan abortus

inkomplit adalah dengan digital atau kuretase, pemberian obat antibiotic.

Pada kasus Ny “F” penangan yang dilakukan yaitu dengan kuret dan pemberian

obat antibiotic yaitu amoxilin, obat analgesic, asam mefenamat 3x1 untuk mengurangi

nyeri. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dengan

manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi dilahan praktek.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Sesuai tinjauan manajemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan

harus efesiensi dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan oleh

Page 62: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

bidan ataupun dilaksanakan ibu serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya

sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan.

Pada studi Ny “F” dengan Abortus Inkomplit semua tindakan telah direncanakan

sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa hambatan kerja sama dan

penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan.

LANGKAH VII EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

            Pada tinjauan pustaka manajemen asuhan kebidanan evaluasi merupakan

langkah akhir dari prose asuhan kebidanan, dimana tahap ini ditemukan kemajuan dan

keberhasilan dalam dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien.

            Dari evaluasi akhir didapatkan kemajuan pada Ny “F” yakni perdarahan sudah

berhenti dan ibu tetap istirahat total dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan obat

yang diberikan yaitu :

         amoxicillin 3 x 500 mg 2x1

         Metal ergometrin 25 mg 3x1

         Sf 1x1

Berdasarkan studi kasus pada Ny “F” dengan Abortus Inkomplit tidak ditemukan

hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh karena itu bila

dibandingkan secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

Pendokumentasian dibuat sebagai laporan pertanggung jawaban seorang

petugas kesehatan (bidan) atas segala tindakan yang dilakukan pada klien.

Page 63: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Pendokumentasian ini dibuat dan dicatat dalam rekam medic klien yang telah tersedia

di setiap Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep.

Dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “F” tidak ada

perbedaan antara teori dan praktek yang telah dilaksanakan Rumah Sakit Umum

Daerah Pangkep, dan teori yang telah ada dimana pendokumentasiannya dibuat dalam

bentuk SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 64: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran

untuk memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang abortus inkomplit.

A.   Kesimpulan

1.    Dalam pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamneses meliputi

identifikasi klien atau suami, data biologis/fisiologis, riwayat kehamilan, riwayat

kesehatan lalu dan sekarang, riwayat reproduksi, riwayat social ekonomi, pola

pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari hasil.

2.    Dalam menegakkan suatu diagnose atau masalah kebidanan berdasarkan pendekatan

asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik subjektif

maupun objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan.

3.    Pada kasus Ny “F” dengan abortus inkomplit ditemukan masalah potensial yaitu

terjadinya anemia sedang, Nampak adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka.

4.    Pada kasus Ny “F” dilakukan tindakan kolaborasi pemberian cairan infuse RL dan

kolaborasi untuk persiapan tindakan kolaborasi.

5.    Pada tinjauan pustaka perencanaan tindakan pada ibu antenatal dengan abortus

inkomplit adalah dengan digital atau kuretase, pemberian obat antibiotic.

6.    Implementasi dilakukan berdasarkan penanganan menurut teori.

7.    Berdasarkan studi kasus pada Ny “F” dengan abortus inkomplit tidak ditemukan hal-hal

yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka oleh karena itu bila dibandingkan

secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan.

8.    Dalam pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny “F” tidak ada perbedaan

antara teori dan praktek yang telah dilaksanakan di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Page 65: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

PANGKEP dan teori yang telah ada dimana pendokumentasiannya dibuat dalam

bentuk SOAP (subjektif, Objektif, Assesment, Planning)

B.   Saran

1.    Bagi petugas kesehatan

a.    Sebagai petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengetahui tanda dan

gejala awal dari abortus inkomplit sehingga dapat dideteksi lebih awal apabila

menemukan kasus tersebut serta mendapatkan penangan selanjutnya ataupun merujuk

ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.

b.    Untuk meningkatkan mutu asuhan kebidanan hendaknya bidan mampu mengikuti

perkembangan dan ilmu pengetahuan pada umumnya dalam proses kebidanan.

c.    Pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan kepada pasien dan keluarga, agar mengerti

dan mau bekerjasama untuk mengatasi masalah serta partisipasi aktif keluarga yang

sangat dibutuhkan dalam menunjang proses penyembuhan.

2.    Bagi institusi pendidikan

Untuk setiap institusi pendidikan agar menerapkan asuhan kebidanan dalam

pemecahan masalah dengan upaya dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan.

3.    Bagi pemerintah

Mendirikan pusat pelayanan kesehatan diberbagai tempat dan secara menyeluruh,

sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat serta meningkatkan pelayanan kesehatan

diberbagai bidang

Page 66: Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim Christina S,    1993,       Perawatan Kebidanan,      Jilid I. Bhratora.       Jakarta.

Melfiawati S, 1994,    Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,        Cetakan I. EGC. Jakarta.

Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC. Jakarta.

Pusdiknakes, 1998, Program Safe Motherhood Modul, Yayasan Bina Pustaka. EGC. Jakarta.

Rustam Mochtar,     1998,      Sinopsis Obstetri,         Edisi II. Cetakan I. EGC. Jakarta.

Ruth Johson dan Wendy Taylor, 2002,      Buku Ajaran Praktek Kebidanan, EGC. Jakarta.

Syaifuddin A.B, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Edisi I. Cetakan I. YBP-SP. Jakarta.

Simatupang Erna Juliana, 2006, Penerapan Unsur-Unsur Manajemen, Awan Indah. Jakarta.

Tempo, 2005,     Kesehatan, http://www.Hidayatullah.com   diakses 1       2 Maret 2006.

Varney Helen,  1997,  Midwifery Text Book Third Edition,   Jones and Bartlett.    London.

Wijono, 2002,   Pengaruh Aborsi, http://www.Pikiranrakyat.com diakses 10 Maret 2006.                                   Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan VI. YBP SP. Jakarta.

Manuaba, I.A.C, 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-                   Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta, ECG.

Cunningham,            1995,           Obstetri Williams,               Edisi 18. EGC. Jakarta

Farrer Hallen,            2001,        Perawatan Maternitas.             Edisi II EGC. Jakarta