ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “A” DI …
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “A” DI …
29
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “A” DI POLINDES
BIDAN “M” DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN
JOMBANG
Elok Indahwati1, Semi Naim2, Siti Mudrikatin3
123STIKES Husada Jombang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Angka kematian ibu adalah salah satu indikator dalam menentukan derajat
kesehatan. Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan
secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB
dengan menggunakan metode pendekatan manajemen Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny “A” Di Polindes Bidan “M” Desa Grogol Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang tanggal 30 – 11 – 2019 sampai 18 – 12 – 2019.
Pengambilan data dilakukan secara langsung dan menggunakan data sekunder,
pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan SOAP.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny “A” ± 3 minggu dari masa
kehamilan 37 – 39 Minggu. Pada Ny “A” proses kehamilan berlangsung fisiologis
adapun keluhan pada kunjungana kedua yaitu kenceng-kenceng dan
mengeluarkan lendir darah namun penulis telah melakukan penatalaksanaan
sesuai teori.
Proses persalinan berlangsung patologis atas indikasi partus lama, setelah
dilakukan observasi tidak ada kemajuan persalinan dilakukan tindakan Sectio
Caesarea. Tanggal 4 – 12 – 2019 Jam 23.10 WIB telah lahir bayi berjenis kelamin
laki-laki, berat badan 3700 gram, PB 52 cm.
Masa nifas berlangsung fisiologis dengan keluhan nyeri perut post operasi,
ASI lancar dan menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif. Ibu
memutuskan untuk menggunakan KB MAL (Metode Amenorea Laktasi) metode
ini dapat segera dimulai setelah melahirkan.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan continuity of care yang telah
dilakukan pada Ny.”A” diharapkan klien dapat menerapkan konseling yang telah
diberikan selama dilakukan asuhan kebidanan sehingga kondisi ibu dan bayi tetap
baik dan dapat mencegah terjadinya komplikasi hingga kematian.
Kata Kunci: Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Keluarga
Berencana
30
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio
kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, nifas tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan
atau terjatuh.
Pada tahun 2000 hingga 2017,
rasio kematian ibu turun sebesar
38%. Dalam hal ini, Asia Tengah dan
Selatan menunjukkan kemajuan
terbesar meningkatkan ketahanan
hidup ibu dengan menurunkan angka
kematian ibu sebesar 60% sejak
tahun 2000. (UNICEF, 2019)
Menurut global Maternal
Mortality Ratio (MMR) pada tahun
2017 diperkirakan 211 angka
kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup terjadi penurunan 38 % sejak
tahun 2000. (WHO, 2017)
Hasil survei penduduk antar
sensus (SUPAS) tahun 2015
memperlihatkan angka kematian ibu
tiga kali lipat dibandingkan target
Millennium Development Goals
(MDGs). Secara umum terjadi
penurunan kematian ibu selama
periode tahun 1991-2015 dari 390
menjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Walaupun terjadi
kecenderungan penurunan angka
kematian ibu, namun tidak berhasil
mencapai target MDGs yang harus
dicapai yaitu sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 AKB 24 per 1.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Indonesia,
2018).
Laporan dari profil kab/kota
AKI yang dilaporkan di Jawa Timur
tahun 2018 mencapai 91,45 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini
menurun di bandingkan Tahun 2017
yang mencapai 91, 92 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian
ibu (AKI) tertinggi terdapat di
kabupaten Pasuruan yaitu sebesar
301,75 per 100.000 kelahiran hidup
atau sebanyak 10 orang. Sedangkan
AKI yang terendah ada dikabupaten
Malang yaitu sebesar 44,25 per
100.000 kelahiran hidup atau
sebanyak 17 orang dan menurun
dibandingkan tahun 2017 yaitu 46,48
atau sebanyak 18 orang. Penyebab
tertinggi kematian ibu pada tahun
31
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
2018 adalah penyebab lain-lain yaitu
32,57% atau 170 orang. Pre
eklampsi/eklampsi yaitu sebesar
31,32 % atau sebanyak 163 orang
dan perdarahan yaitu sebanyak
22,8% atau sebanyak 119 orang.
Sedangkan penyebab paling kecil
adalah infeksi sebesar 3,64% atau
sebanyak 119 orang. (Dinkes Jatim,
2018).
Di Kabupaten Jombang pada
Tahun 2018 terjadi penurunan Angka
Kematin Ibu (AKI) sebesar 93,01 per
100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut berdasarkan data jumlah
kematian maternal 18 kasus dari
19.353 kelahiran hidup. (Profil
Kesehatan Kabupaten Jombang,
2018).
Menurut BKKBN, KB aktif di
antara PUS tahun 2018 sebesar
63,27%, hampir sama dengan tahun
sebelumnya yang sebesar 63,22%.
Sementara target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMN) yang ingin dicapai
tahun 2019 sebesar 66%. Hasil SDKI
tahun 2017 juga menunjukan angka
yang sama pada KB aktif yaitu
sebesar 63,6% (Kemenkes, 2018).
Dari data diatas diketahui bahwa
salah satu AKI disebabkan oleh
partus lama. Partus lama merupakan
lamanya masa pengeluaran hasil
konsepsi dengan berbagai faktor
yang melatarbelakangi. Ada pun
persalinan lama dapat menimbulkan
konseskuensi yang buruk bagi ibu
maupun janin. Pada ibu bisa
berdampak terjadinya infeksi
intrapartum, rupture uteri,
pembentukan fistula, dan cidera otot-
otot dasar panggul. Pada janin bisa
terjadi caput suksedeneum, molase,
kepala janin bahkan bisa sampai
mengalami asfiksia. Persalinan
(partus) lama ditandai dengan fase
laten lebih dari 8 jam, persalinan
telah berlangsung 12 jam atau lebih
tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi
serviks di kanan garis waspada pada
partograf. (Qonitun & Fadilah,
2016).
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Aprina (2016)
terdapat hubungan partus tak maju
dengan Sectio Caesaria di RSUD Dr.
H Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Tahun 2015 dengan Odds Ratio
(OR)= 24,533 yang berarti responden
yang Partus Tak Maju mempunyai
peluang 3,30 kali untuk kejadian SC
dibandingkan dengan yang tidak
Partus Tak Maju.
32
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
Untuk mengurangi kejadian
kematian ibu karena persalinan
normal maka dapat dilakukan operasi
bedah Sectio Caesarea sebagai salah
satu alternatif pilihan untuk terminasi
kehamilan, jika terdapat komplikasi
ibu dan janin. Hasil penelitian
sejalan dengan pendapat aprina
(2016) yaitu penyebab persalinan
dengan bedah caesar ini bisa karena
masalah di pihak ibu maupun bayi.
Terdapat dua keputusan bedah caesar
yang sudah di diagnosa sebelumnya.
Penyebab antara lain CPD,
keracunan kehamilan yang parah,
preeklampsia berat atau eklampsia,
kelainan letak bayi (sungsang,
lintang), sebagaian kasus mulut
rahim tertutup plasenta (plaseta
previa), bayi kembar, kehamilan
pada ibu berusia lanjut, riwayat
sectio caesarea pada kehamilan
sebelumnya. Yang kedua adalah
keputusan yang diambil tiba-tiba
karena komplikasi yang timbul
selama proses persalinan.
WHO memperkirakan bahwa
angka persalinan dengan Sectio
Caesarea sekitar 10% sampai 15%
dari semua angka proses persalinan.
Dinegara maju seperti Britania Raya
angka kejadian Sectio Caesarea
sebesar 20% dan di Amerika Serikat
sebesar 23%. Di Indonesia sendiri,
presentase Sectio Caesarea cukup
besar. Di Rumah Sakit Jawa Timur,
Rumah Sakit Daerah Dr. Soetomo
sebagai Rumah Sakit rujukan
terbesar di Jawa Timur ditemukan
bahwa angka kejadian persalinan
dengan Sectio Caesarea pada tahun
2012 adalah 1478 kasus (23,3%) dari
6335 total persalinan (Yudoyono,
2012).
Salah satu upaya pemerintah
untuk menekan angka kejadian sectio
caesarea adalah dengan
mempersiapkan tenaga kesehatan
yang terlatih dan terampil agar dapat
melakukan deteksi dini dan
pencegahan komplikasi pada ibu
hamil selama kehamilannya sehingga
kemungkinan persalinan dengan
sectio caesarea dapat diminimalkan
dan dicegah sedini mungkin. Selain
itu, peran bidan pun sangat
dibutuhkan yaitu pada saat
pemeriksaan antenatal care. Bidan
diharapkan mampu memberikan
konseling mengenai bahaya yang
ditimbulkan oleh operasi sectio
caesarea sehingga masyrakat
memahami dan angka kejadian bedah
33
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
sectio caesarea dapat ditekan
(Depkes RI, 2013).
Program Indonesia Sehat
terdapat 3 komponen yakni
mewujudkan paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan
jaminan kesehatan nasional. Program
Indonesia Sehat telah menunjukan
perbaikan seperti pada kesehatan ibu
dan anak, angka kematian ibu (AKI)
mengalami penurunan dari 390 per
100.000 kelahiran hidup, dan angka
kematian bayi (AKB) 24 per 1000
kelahiran hidup (Kemenkes, 2019).
Kegiatan unggulan dalam
penurunan AKI dan AKB tahun 2015
– 2019 yaitu meningkatkan cakupan
dan fasilitas pelayanan antenatal
(pemantapan pelaksanaan pelayanan
antenatal sesuai standart termasuk
antenatal terpadu, peningkatan
pemanfaat buku KIA). Peningkatan
pelayanan persalinan di fasilitas
kesehatan (pemantapan APN
(Asuhan Persalinan Normal), MAK
III (Manajemen Aktif Kala III),
pengembangan kemitraan bidan
dukun). Peningkatan pelayanan
pencegahan komplikasi kebidanan
(penguatan pelaksaan PONED,
PONEK, P4K, penguatan sistem
rujukan). Pelayanan KB berkualitas
(peningkatan pelaksanaan KB pasca
salin). Program penurunan AKB
yaitu persalinan dilakukan di fasilitas
kesehatan untuk penanganan
kegawatdarurata maternal neonatal,
konseling IMD (Inisiasi Menyusu
Dini), jaminan mutu kunjungan
neonatal, konseling ASI EKSLUSIF
dan pemberian MP-ASI. (Kemenkes,
2019)
Penurunan AKI dan AKB saat
ini masih menjadi prioritas program
kesehatan di Indonesia. Karena itu
bidan harus memiliki filosofi asuhan
kebidanan yang menekankan
asuhannya terhadap perempuan
(Woman Centered Care) Salah satu
upaya untuk meningkatkan
klasifikasi bidan adalah menerapkan
modeL asuhan kebidanan yang
berkelanjutan (Continuity Of Care/
CoC) dalam pendidikan klinik
(Hanifaria, 2015).
Continuity of care-the life cycle
artinya pelayanan yang diberikan
pada siklus kehidupan yang dimulai
dari prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi dan balita,
anak prasekolah, anak sekolah,
remaja, dewasa, hingga lansia. Jika
pendekatan intervensi continuity of
care ini dilaksanakan maka akan
34
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
memberi dampak yang signifikan
terhadap kelangsungan dan kualitas
hidup ibu dan anak (Mochtar, 2015).
Berdasarkan urian diatas, maka
penulis melakukan pemantauan
Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny “A” Di Polindes Bidan “M”
Desa Grogol Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
METODE
Studi Kasus ini menggunakan
penelitan penelaahan kasus dengan
cara meneliti suatu permasalahan
yang berhubungan dengan kasus itu
sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian
khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan
reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan.
Case study dalam penelitian ini
adalah asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil mulai
dari kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, nifas, dan keluarga berencana.
Hasil dari pengumpulan data akan
didokumenatasikan dalam pencatatan
asuhan kebidanan komprehensif
meliputi data subyektif, data
obyektif, analisa data dan
penatalaksanaan (SOAP).
Tekhnik pengumpulan data
merupakan cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data-
data penelitian dari sumber data
(subyek, maupun sampel penelitian).
(Kristanto, 2018).
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi, teknik
wawancara, dan dokumentasi.
Teknik pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan data primer
dan data sekunder yaitu pada data
primer meliputi wawancara pada
studi kasus ini dilakukan secara
langsung kepada responden untuk
memperoleh informasi atau data
kondisi pasien.
Selain itu dilakukan Triangulasi
pada suami atau keluarga untuk
mendapatkan data yang valid.
observasi pada studi kasus ini
dilakukan dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi),
mendengar (auskultasi), mengetuk
(perkusi), mengukur tanda vital (vital
sign), pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
(laboratorium). Pada data sekunder
peneliti mengambil data dengan cara
studi dokumentasi yaitu
35
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
mendapatkan data dari dokumen atau
catatan medik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil study kasus pada Ny “A”
umur 35 tahun dipolindes Bidan “M”
Desa Grogol, Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang, dari usia
kehamilan 38 minggu sampai
keluarga berencana. Peneliti
mengikuti pasien ketika pasien
melakukan pemeriksaan ke polindes
dan puskesmas. Peneliti melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh
informasi yang lebih mendalam dari
klien, pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan umum maupun
pemeriksaan khusus yang di
dokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
Berdasarkan hasil asuhan yang
dilakukan penulis kepada Ny “A”
sejak bulan November 2019 sampai
Desember 2019 atau sejak masa
kehamilan Ny “A” berusia 38
minggu (masa hamil), bersalin
sampai 14 hari post sectio dan
asuhan bayi baru lahir 6 jam sampai
dengan 14 hari di dapatkan hasil
sebagai berikut:
A. Masa Kehamilan
Selama melaksanakan asuhan
antenatal, semua asuhan yang
diberikan pada Ny “A” dapat
terlaksana dengan baik, keadaan
umum normal. Ny “A”, suami dan
keluarga bersifat kooperatif
sehingga tidak terjadi kesulitan
dalam memberikan asuhan.
Menurut asumsi penulis tidak
ditemukan kesenjangan teori
dengan praktek lapangan selama
memberikan asuhan kehamilan.
B. Persalinan
Pada tanggal 3 – 12 – 2019 jam
20.00 WIB, ibu mengatakan
merasa kenceng-kenceng, pada
tanggal 4 – 12 – 2019 jam 07.30
WIB mengeluarkan lendir dan
darah, kemudian dibawa ke
polindes oleh keluarga pada
tanggal 4 – 12 – 2019 jam 07.45
WIB. Di lakukan pemeriksaan
dalam, pembukaan 2 cm, ketuban
belum pecah, kemudian di
lakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital hasil: TD: 120 mmHg, Nadi:
72x/menit, Suhu 36,3 °C, RR:
22x/menit, TFU: 33 cm, DJJ: (+)
142x/menit, HIS: 2. 10’. 35”. Ibu
tidak pucat, tidak odema. Setelah
dilakukan pemeriksaan bidan
mengatakan Ny “A” harus
36
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
dilakukan rujukan ke Puskesmas
cukir. Pada tanggal 4 – 12 – 2019
jam 08.30 WIB dilakukan
pemeriksaan dalam pembukaan 4
cm, ketuban belum pecah,
kemudian dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital hasil: TD:
100/70 mmHg, Nadi: 80x/menit,
Suhu: 36,5 °C, RR: 20x/menit,
TFU: 33 cm, HIS: 2. 10’. 20’’,
DJJ: (+) 132x/menit, setelah
dilakukan observasi selama ± 8
jam pada jam 13.30 WIB
pembukaan masih tetap 4 cm. Hal
ini tidak sesuai dengan teori
bahwa menurut Walyani (2015)
multigravida kala 1 fase aktif
(fase dilatasi maksimal), dalam
waktu 2 jam serviks membuka 4
cm menjadi 9 cm. Setelah
dilakukan pemeriksaan bidan
mengatakan kalau Ny “A” harus
segera dilakukan rujukan ke RS
PMC karena mengalami Prolong
Fase Aktif (Fase Dilatasi)
memanjang dan partograf
melewati garis bertindak karena
pada hasil USG terdapat lilitan tali
pusat. Ibu melahirkan di RS
dengan tindakan operasi sectio
caesarea yang ditangani oleh
dokter SPOG.
C. Masa Nifas
Dalam hal ini penulis melakukan
kunjungan nifas 3 kali dan hasil
masa nifas pada Ny “A”
berlangsung secara normal tanpa
ada komplikasi seperti adanya
perdarahan lewat jalan, keluar
cairan berbau dari jalan lahir,
bengkak diwajah, tangan dan
kaki, pusing dan lemas yang
berlebihan, panas tinggi, payudara
berubah menjadi warna merah,
panas, dan terasa sakit, ibu terlihat
sedih murung dan menangis tanpa
sebab. Masa nifas Ny “A”
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
pada 6 jam, 8 hari post sectio, dan
14 hari post sectio hal ini tidak
sesuai dengan Peratura Mentri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomer 97 Tahun 2014 Pelayanan
nifas sesuai standart adalah
pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, (satu) kali pada
periode 6 (enam) jam sampai
dengan 3 (tiga)
hari pascapersalinan, 1 (satu) kali
pada periode 4 (empat) hari
sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari pascapersalinan, 1
(Satu) kali pada periode 29 (dua
puluh sembilan) hari sampai
37
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
dengan 42 (empat puluh dua) hari
pasca persalinan.
D. Bayi Baru Lahir
By Ny “A” lahir dengan operasi
sectio caesarea pada tanggal 4 –
12 – 2019 jam 23.10 WIB, BB:
3.700 gram, PB: 52 cm, LK: 33
cm, bayi lahir dengan sehat, jenis
kelamin Laki-laki. Pada saat
melakukan kunjungan tidak
ditemukan tanda-tanda bahaya
pada bayi baru lahir yaitu:
pemberian ASI sulit, pernapasan
lebih cepat >60x/menit, suhu
badan yang tinggi, tali pusat
bernanah, mata bengkak. Bayi Ny
“A” menyusu dengan kuat, hanya
diberikan ASI dan tidak pernah
mendapatkan makanan selain
ASI. Kunjungan yang dilakukan
pada bayi baru lahir dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu pada usia 6
jam, 8 hari postnatal, dan 14 hari
postnatal. Hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomer 25 Tahun 2014
sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) dilakukan paling sedikit 3
(tiga) kali kunjungan, yaitu
meliputi 6 – 48 ja, 3 – 7 hari, 8 –
28 hari.
E. Keluarga Berencana
Pada kunjungan KB Ny “A”
menginginkan kontrasepsi yang
tidak menggangu ASI, karena
ingin memberikan ASI Ekslusif
pada bayinya, yaitu menggunakan
kontrasepsi Metode Amonore
Laktasi dengan persetujuan dari
suami. Berdasarkan hal diatas
tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan fakta, dimana
kontrasepsi ini bisa langsung
digunakan setelah melahirkan.
Kontrasepsi ini tidak menggau
produksi ASI dan dapat
mengurangi perdarahan setelah
melahirkan.
KESIMPULAN
a. Asuhan antenatal care yang
diberikan kepada Ny. A pada
umur kehamilan 39 minggu sesuai
dengan kebijakan Asuhan Standar
10 T. Selama kehamilan keluhan
yang dialami Ny. A masih dalam
kategori fisiologis dan tidak
terjadi patologis selama masa
kehamilan Ny. A..
b. Asuhan intranatal care pada Ny. A
dari kala I sampai dengan kala IV
tidak berlangsung secara normal
dan tidak sesuai asuhan
38
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
persalinan. Proses persalinan Ny.
A tidak berjalan dengan baik, kala
I dilakukan observasi berlangsung
sekitar ± 8 jam, Ny “A”
mengalami prolong Fase Aktif
(fase dilatasi maksimal)
memanjang dan pada partograf
melewati garis bertindak dan
harus dilakukan rujukan ke
Rumah Sakit. Pada Kala II
dilakukan tindakan sectio
caesarea, Kala III dan kala IV
berlangsung secara normal.
c. Kunjungan nifas pada Ny. A
dilakukan sebanyak 3 kali, tetapi
tidak sesuai dengan standart
pelayanan masa nifas. Selama
memberikan asuhan nifas pada
Ny. A tidak ditemui adanya
penyulit dan komplikasi. Keadaan
umum ibu baik, proses involusi
berjalan normal, ibu sudah diajari
cara perawatan payudara serta
bayi tetap diberi ASI eksklusif.
d. Asuhan bayi baru lahir Ny. A
dilakukan sebanyak 3x, tetapi
tidak sesuai dengan standart
pelayanan bayi baru lahir yang
dengan hasil tidak ditemukan
masalah ataupun komplikasi.
e. Asuhan Keluarga Berencana pada
Ny. A adalah Ny. A memilih
untuk melakukan KB MAL
setelah mendapat penjelasan
tentang metode kontrasepsi yang
cocok untuk ibu menyusui.
SARAN
a. Bagi Lahan Praktek
Penulis berharap Asuhan
kebidanan pada ibu hamil
trisemester III, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga
berencana dapat menjadi
Referensi bagi Polindes Cukir
Jombang dalam melakukan
pelayanan secara komprehensif.
b. Bagi Institusi
Diharapkan kepada
pimpinan Stikes Husada
Jombang khususnya jurusan
Kebidanan Jombang untuk
menyediakan sumber referensi
buku yang lebih up to date dan
dengan penerbit yang lebih
dipercaya di perpustakaan
Kebidanan Stikes Husada
Jombang untuk menunjang
penyusunan LTA, sehingga
penyusunan LTA di tahun depan
lebih berjalan baik dan tidak
kekurangan referensi lagi.
c. Bagi Penulis
39
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
Diharapkan dapat tetap
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan
asuhan kebidanan secara baik
dan benar kepada pasien. Dalam
menghadapi pasien harus lebih
teliti menanyakan riwayat-
rawayat yang lalu agar mendapat
hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Artikel/Paper Dalam Jurnal
Faktor Ibu Yang Berhubungan
Dengan Kejadiann
Persalinan Lama Di RSUD
Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2016
http://jurnal.htp.ac.id/index.
php/keskom/article/downloa
d/108/92
(diunduh tanggal 6 Juni
2020)
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Partus
Lama Tahun 2016
https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/art
icle/view/376
(diunduh tanggal 5 Juni
2020)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Sectio Caesarea Di
RSUD DR. H ABDUL
MOELOK Provinsi
Lampung Tahun 2015
http://scholar.google.co.id/s
cholar_url?url=http://www.e
jurnal.poltekkestjk.ac.id/ind
ex.php/JK/article/view/124/
116&hl=en&sa=X&scisig=
AAGBfm3i7DgZQJMf6lejl-
hh1GdSbvkfdw&nossl=1&o
i=scholarr
(diunduh tanggal 5 Juni
2020)
2. ENSIKLOPEDI
Profil Kesehatan Indonesia
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Tahun
2018
http://www.depkes.go.id/dow
nload.php?file=download/pus
datin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-
Informasi_Profil-Kesehatan-
Indonesia-2018.pdf (diunduh
tanggal 26 September 2019)
Profil Kesehatan Jawa Timur
Departemen Kesehatan
Indonesia Tahun 2017
http://www.depkes.go.id/reso
urces/download/profil/PROFI
L_KES_PROVINSI_2017/15
40
Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 2 : September 2020
_Jatim_2017.pdf (diunduh
tanggal 26 September 2019)
Promosi Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik
Indonesia Hari Bidan: Peran
Bidan Dalam Penurunan
Angka Kematian Ibu Dan
Bayi Tahun 2019
http://promkes.kemkes.go.id/
hari-bidan-peran-bidan-
dalam-penurunan-angka-
kematian-ibu-dan-bayi
(diunduh tanggal 28
September 2019)
UNICEF: Angka Kematian Bayi
Masih Tinggi Tahun 2018
https://data.unicef.org/trends-
in-maternal-mortality-2000-
2017/
(diunduh tanggal 19
November 2019)