Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny
-
Upload
murdiyani-nina-agustina -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ‘P’
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD
DI RUANG DAHLIA RSST KLATEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Mata Kuliah KDM II
Disusun oleh
1. Ajeng Kusumaningtyas ( P07120111001 )
2. Galih Setiyo Adi ( P07120111017)
3. Murdiyani Agustina ( P07120111022 )
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ‘P’
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD
DI RUANG DAHLIA RSST KLATEN
2012
Diajukan untuk disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Pembimbing Lapangan
Sarjiman , S.Kep
Pembimbing Pendidikan
Siti Fauziah , S.Pd, APP, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
1. Anatomi Fisiologi
a. Ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan
cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-
masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di
belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan
sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang
membawa urine ke lingkungan luar tubuh.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri
adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus
vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah
pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan
posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Syntopi ginjal
Ginjal kiri Ginjal kanan
Anterior Dinding dorsal
gaster
Pankreas
Limpa
Vasa lienalis
Lobus kanan hati
Duodenum pars
descendens
Fleksura hepatica
Usus halus
Usus halus
Fleksura lienalis
Posterior
Diafragma, m.psoas major, m. quadratus
lumborum, m. transversus
abdominis(aponeurosis), n.subcostalis,
n.iliohypogastricus, a.subcostalis,
aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan)
dan iga 11-12 (ginjal kiri).
Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
1. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis.
2. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung
Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
3. Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
4. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
5. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
6. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix
minor.
7. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
8. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
9. Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix
major dan ureter.
10.Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)
serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat
dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks
yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam
pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di
tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-
pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki
ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan
memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,
anterior-inferior, inferior serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan
simpatis melalui n.vagus.
2. Definisi Cairan
a. Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan
keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang
mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan homeostatis.
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial
yaitu Kalium (K ) fungsinya untuk transmisi dan konduksi impuls saraf dan kontraksi otot
rangka, otot polos dan otot jantung, Natrium (Na) Kation utama dari pada cairan ekstra
seluler juga dijumpai dalam pada dan jaringan
- Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.
- Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot,
dan Kalsium (Ca ), fungsinya membantu aktifitas saraf dan otot normal, meningkatkan
kontrasi otot jantung serta berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, pembentukan tulang-tulang dan gigi.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
b. Fungsi Cairan Tubuh
1) Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2) Mengeluarkan buangan-buangan sel
3) Mmbentu dalam metabolisme sel
4) Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5) Membantu memelihara suhu tubuh
6) Membantu pencernaan
7) Mempemudah eliminasi
8) Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
c. Komposisi, Volume, dan Distribus Cairan Tubuh
1) Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
a) Cairan intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh (Abdul H,
2008). Cairan ini menyusun sekitar 70 % dari total cairan tubuh. CIS merupakan
media tempat terjadinya aktivitas kimia sel (Taylor, 1989). Pada orang dewasa, CIS
menyusun sekitar 40 % berat tubuh atau 2/3 dari TBW (Total Body Water), contoh :
pria dewasa 70 kg, CIS 25 liter. Sedangkan pada bayi 50 % cairan tubuhnya adalah
cairan intraseluler.
b) Cairan ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20 % berat
tubuh (Price & Willson, 1986). CES terdiri dari tiga kelompok yaitu (Abdul H, 2008) :
1.1 Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam sistem vaskuler.
1.2 Cairan interstisial yaitu cairan yang terletak diantara sel.
1.3 Cairan transseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
cerebrospinal, cairan intraokuler dan sekresi saluran cerna.
Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta
mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua
arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan yaitu anion dan kation.
d. Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water , TBW) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% ari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan,
dimana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh pada TBW di mana semakin tua usia makin
sedikit kandungan airnya.
e. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler sekitar
40% dari BB dan ekstraseluler sebesar 20% dari BB.
1) Fisiologi Cairan Dan Elektrolit
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi
dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari
cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
a) . Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di
pengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
b) . Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang
lebih tinggi yang sifat nya menarik.
c) Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
2) Pengaturan Keseimbangan Cairan
a) Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
1.1 Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya
menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipothalamus
untuk melepaskaan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensasi
haus.
1. 2. Osmoreseptor dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
b) Antidiuretik Hormon
ADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam neuro hipofisis dari hipofisis posterior
stimulasi utaama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan
cairan ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus koligentes,
dengan demikin dapat menghemat air.
c) Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat efektif
dalam mengendalikan hiperkalemia.
3) Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700
Intake dan Output Cairan dan Elektrolit
Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)
Perhitungan IWL :
Dewasa = 15 cc/kg BB/hari
Anak = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
(Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)
4) Faktor Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
a) Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan
peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh
total sesuai usia.
b) Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak mengandung lemak tubuh
c) Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh
d) Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
e) Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
f) Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
g) Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses
ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
h) Terapi Infus
1.1 Asering
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap1 liter asering mengandung:
· Na 130 mEq
· K 4 mEq
· Cl 109 mEq
· Ca 3 mEq
· Asetat (garam) 28 mEq
1.2 KA-EN 1B
Indikasi:
· Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
· Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
· Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam
1.3 KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
· Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada
keadaan supan oral terbatas
· Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
· Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
· Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
1.4 KA-EN MG3
Indikasi :
· Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian,
pada keadaan asupan oral terbatas
· Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
· Mensuplai kalium 20 mEq/L
· Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
1.5 KA-EN 4A
Indikasi :
· Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
· Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan
berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
· Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
1.6 KA-EN 4B
Indikasi:
· Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
· Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia
· Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
1.7 Otsu-NS
Indikasi:
· Untuk resusitasi
· Kehilangan Na > Cl, misal diare
· Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
1.8 Otsu-RL
Indikasi:
· Resusitasi
· Suplai ion bikarbonat
· Asidosis metabolik
1.9 MARTOS-10
Indikasi:
· Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
· Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi
berat, stres berat dan defisiensi protein
· Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
· Mengandung 400 kcal/L
1.10 AMIPAREN
Indikasi:
· Stres metabolik berat
· Luka bakar
· Infeksi berat
· Kwasiokor
· Pasca operasi
· Total Parenteral Nutrition
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
1.11 AMINOVEL-600
Indikasi:
· Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
· Penderita GI yang dipuasakan
· Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
· Stres metabolik sedang
· Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
1.12 PAN-AMIN G
Indikasi:
· Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
· Nitrisi dini pasca operasi
· Tifoid
i) Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
a. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanismenya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan
tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit
menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
b. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
1. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3. Kelebihan pemberian cairan.
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,
adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
2. Diagnose Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
1) kehilangan cairan
2) kegagalan mekanisme regulasi
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan :
1) Gangguan mekanisme regulasi
2) Kelebihan asupan natrium