KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

132
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “J” YANG MENGALAMI POST OP CHOLELITIASIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI DI RUANG PERAWATAN GARUDA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TAHUN 2019 OLEH: RATMIANI NIM: 1610054 AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR PROGRAM STUDI KEPERAWATAN 2019

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

1

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “J” YANG MENGALAMI

POST OP CHOLELITIASIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

NYERI DI RUANG PERAWATAN GARUDA RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAKASSAR

TAHUN 2019

OLEH:

RATMIANI

NIM: 1610054

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …
Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

i

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “J” YANG MENGALAMI

POST OP CHOLELITIASIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

NYERI DI RUANG PERAWATAN GARUDA RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAKASSAR

TAHUN 2019

Diajukan sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan pada Akper

Mappa Oudang Makassar

OLEH :

RATMIANI

NIM : 1610054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

2019

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

ii

SURAT PERNYATAAN PENELITI

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : RATMIANI

NIM : 1610054

Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada klien Ny “J” Yang Mengalami Post

Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di Ruang

Keperawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Tahun

2019.

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah sebagiamana disebutkan

dengan judul di atas adalah benar meupakan karya saya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Makassar,10 Juli 2019

RATMIANI

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

iii

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

iv

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

v

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Ratmiani

Tempat/tanggal Lahir : Sungguminasa, 25 Oktober 1995

Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Lengkap : Jl. Poros Pallangga Gowa, Mangalli

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Sekolah

2002 – 2008 SD Negeri Centre Mangalli

2008 – 2011 SMP Askari Pallangga

2011 – 2014 SMK Kesehatan Kharisma Gowa Raya

2016 – 2019 Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan

karuniah-nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabiullah

Muhammad SAW yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam

yang terang benderang.

Tidak lupa pula peneliti mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang

telah dilimpahkan sehingga peneliti dapat menyelasaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “J” YANG

MENGALAMI POST OP CHOLELITIASIS DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN NYERI DI RUANG PERAWATAN GARUDA RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR” Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam

rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Mappa Oudang Makassar, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Untuk itu perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak KOMBES. Pol. dr. H. Farid Alamsyah, SP.P,D., FINASIM, selaku

Ketua Yayasan Brata Utama Bhayangkara Makassar sekaligus kepala Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar dan Staf RS yang telah banyak membantu.

2. Bapak Dardin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Direktur Akper Mappa Oudang

Makassar yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi yang baik bagi

mahasiswa/mahasiswi.

3. Ibu Inriyani, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing sekaligus penguji I yang

telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam

penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Syaharuddin, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji II dan Bapak

H. Hataul Madja, S,ST., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji III, yang begitu

banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, dan nasehat di dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah dan sebagai dosen keperawatan.

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

vii

5. Para Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang

telah banyak memberikan do’a dan restu serta dorongan baik moril dan

material selama peneliti mengikuti semua Pendidikan 3 tahun ini.

6. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang sedalam-

dalamnya , terutama kepada Ayahanda Nurdin dan Ibunda Rohani tercinta

yang dengan penuh cinta dan kasih sayangnya selama ini dengan ikhlas

mengasuh, mendidik, dan selalu memberikan dukungan baik moril maupun

material dan semangat serta do’a yang tulus di setiap sujudnya agar peneliti

menjadi orang yang dapat membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk

setiap cinta yang terpancar yang selalu mengiringi setiap langkah peneliti

sehingga peneneliti bisa sampai ke titik ini. Terima kasih untuk tiap tetesan

keringat yang tidak dapat peneliti ganti dengan apapun, terimakasih sudah

menjadi orang tua, sahabat,dan pendengar yang baik atas setiap keluhan

peneliti selama ini.

7. Untuk kedua kakakku Rusdi dan Rusmawati terimakasih atas do’a serta

support yang diberikan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Yang spesial buat sahabat sahabatku yang tergabung dalam

ATIRAKIA_STAD (Ayu, Tira, Riska, Kiki dan Manda), terimaksih banyak

atas do’a, support dan motivasi yang diberikan kepada peneliti selama ini

khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan terimakasih buat

teman-teman Angkatan X khususnya Tingkat 3 B yang selama ini membantu

peneliti baik pikiran dan tenaga,serta semangat.

9. Terakhir pada almamaterku tersayang “Akademi Keperawatan Mappa

Oudang Makassar” yang telah menjadikanku insan yang berarti.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari

pihak yang bersifat membangun peneliti akan menerima dengan senang hati.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan mahasiswa Akper Mappa Oudang Makassar khususnya dalam memberikan

Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Post Op Cholelitiasis Dengan

Masalah Keperatan Nyeri Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

viii

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Makassar, 10 Juli 2019

Peneliti

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM…………………………………………………...…...............i

SURAT PERNYATAAN PENELITI .................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................. Error! Bookmark not defined.

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABTRACT .......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ........................................... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan ......................................................... Error! Bookmark not defined.

1. Tujuan umum ............................................. Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan khusus ............................................ Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat ....................................................... Error! Bookmark not defined.

1. Manfaat Teoritis ......................................... Error! Bookmark not defined.

2. Manfaat Praktis .......................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................. Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Dasar Nyeri ................................... Error! Bookmark not defined.

1. Definisi ...................................................... Error! Bookmark not defined.

2. Klasifikasi .................................................. Error! Bookmark not defined.

3. Fisiologi Nyeri ........................................... Error! Bookmark not defined.

4. Etiologi ...................................................... Error! Bookmark not defined.

5. Manifestasi Klinis ...................................... Error! Bookmark not defined.

6. Batasan Karakteristik ................................. Error! Bookmark not defined.

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

x

7. Faktor Yang Berhubungan ......................... Error! Bookmark not defined.

8. Skala Nyeri ................................................ Error! Bookmark not defined.

B. Konsep Medis Cholelitiasis ........................ Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian .................................................. Error! Bookmark not defined.

2. Anatomi Fisiologi ...................................... Error! Bookmark not defined.

3. Klasifikasi .................................................. Error! Bookmark not defined.

4. Etiologi ...................................................... Error! Bookmark not defined.

5. Patofisiologi ............................................... Error! Bookmark not defined.

6. Manifestasi Klinis ...................................... Error! Bookmark not defined.

7. Pemeriksaan Penunjang ............................. Error! Bookmark not defined.

8. Penatalaksanaan ......................................... Error! Bookmark not defined.

9. Komplikasi ................................................. Error! Bookmark not defined.

10.Persiapan Pasien Pre Op ........................... Error! Bookmark not defined.

C. Konsep Dasar Keperawatan ....................... Error! Bookmark not defined.

1. Pengkajian .................................................. Error! Bookmark not defined.

2. Penyimpangan KDM ................................. Error! Bookmark not defined.

3. Diagnosa Keperawatan .............................. Error! Bookmark not defined.

4. Intervensi Keperawatan ............................. Error! Bookmark not defined.

5. Implementasi Keperawatan ....................... Error! Bookmark not defined.

6. Evaluasi Keperawatan ............................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ........................ Error! Bookmark not defined.

A. Desain Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

B. Subyek Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.

C. Fokus Studi ................................................. Error! Bookmark not defined.

1. Kriteria inklusi ........................................... Error! Bookmark not defined.

2. Kriteri Eksklusi .......................................... Error! Bookmark not defined.

D. Definisi Operasional Fokus Studi ............... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

F. Metode Pengumpulan Data ........................ Error! Bookmark not defined.

1. Wawancara ................................................ Error! Bookmark not defined.

2. Observasi ................................................................................................ 50

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xi

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 50

1. Lokasi Penelitian .................................................................................... 50

2. Waktu penelitian ..................................................................................... 50

H. Analisa Data dan Penyajian Data ............................................................... 50

1. Analisa data ............................................................................................ 50

2. Penyajian Data ........................................................................................ 51

I. Etika Penelitian ........................................................................................... 51

1. Informed consent (informasi untuk responden) ...................................... 51

2. Anonimity (tanpa nama) .......................................................................... 51

3. Confidentiality (kerahasiaan dan informasi) ........................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 52

A. HASIL ........................................................................................................ 52

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data ........ Error! Bookmark not defined.

2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien) .. Error! Bookmark not defined.

3. Data Asuhan Keperawatan ........................ Error! Bookmark not defined.

B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 82

1. Pengkajian ............................................................................................... 82

2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 83

3. Rencana Keperawatan ............................................................................ 86

4. Implementasi Keperawatan ....................... Error! Bookmark not defined.

5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................ 90

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 92

A. Kesimpulan ................................................................................................. 92

B. Saran ........................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Diagnosa Hipertermia .................................... 34

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Diagnosa Nyeri Akut ...................................... 36

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Diagnosa Resiko Kekurangan

Volume Cairan ..................................................................................... 38

Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan Diagnosa Resiko Syok ................................... 40

Tabel 2.5 Intervensi Keperawatan Diagnosa Ketidakseimbangan

Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh ................................................ 41

Tabel 2.6 Intervensi Keperawatan Diagnosa Resiko Infeksi ................................ 43

Tabel 4.1 Aktivitas Sehari-hari ............................................................................. 63

Tabel 4.2 Pemeriksaan Penunjang ......................................................................... 64

Tabel 4.4 Klasifikasi Data ..................................................................................... 66

Tabel 4.5 Analisa Data .......................................................................................... 67

Tabel 4.6 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 69

Tabel 4.7 Rencana Tindakan Keperawatan ........................................................... 70

Tabel 4.8 Catatan Tindakan Keperawatpan........................................................... 72

Tabel 4.9 Catatan Perkembangan .......................................................................... 76

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri .................................................................. ……..14

Gambar 2.2 Kantung Empedu ......................................................... ……..17

Gambar 2.3 Penyimpangan KDM ................................................... ….….32

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Consent

Lampiran 2 : Lembar Format Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah

Lampiran 3 : Lembar Leaftleat

Lampiran 4 : Lembar Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Judul Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Data Penyakit Cholelitiasis

Lampiran 7 : Lembar Koreksi Ujian

Lampiran 8 : Lembar Konsultasi (Catatan Kegiatan)

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xv

ABSTRAK

RATMIANI, Nyeri, Pada Pasien Post Op Cholelitiasis, Di Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar. (Dibimbing Oleh Inriyani M, S.Kep., Ns., M.Kep)

Latar Belakang : Batu Empedu (Cholelitiasis) adalah suatu penyakit yang

menyerang pada sistem pencernaan khususnya pada Kantung Empedu. Dimana terjadi

penumpukan kolesterol sehingga membentuk batuan-batuan atau kristal-kristal kecil

yang menumpuk didalam kantung empedu dan menyumbat saluran empedu, prevalansi

penyakit ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut data yang ditemukan

pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar angka kejadian Cholelitiasis pada tahun

2018 adalah 394 orang.

Tujuan :Melakukan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Post Op

Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri Akut di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

Metode : Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

wawancara dan observasi (pengamatan).

Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil

Nyeri Akut, Intoleransi Aktivitas, dan Resiko Infeksi dapat teratasi dengan baik

ditandai dengan tidak Skala nyeri berkurang (skala 2), Klien tampak ceria, klien

mampu berjalan tanpa bantuan, kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian

(Activity Of Daily Living/ADL) secara mandiri, tidak terdapat adanya tanda dan gejala

infeksi, luka dalam keadaan kering dan suhu tubuh dalam rentang normal.

Kata Kunci : Nyeri Akut, Cholelitiasis (Batu Empedu)

Referensi : 2013 - 2017

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

xvi

ABSTRACT

RATMIANI, PAIN, In Post Op Cholelitiasis Patients, In Bhayangkara Hospital

Makassar. (Guided by Inriyani M, S.Kep., Ns., M.Kep).

Background: Gallstones (Cholelitiasis) is a disease that attacks the contamination system

especially in the Gallbladder in which cholesterol is accumulated to form small rocks or

crystals that accumulate in the gallbladder interior and block the bile duct Rrevalansi, this

disease increases every year. The data found at the Bhayangkara Makassar Hospital in

Cholelitiasis in 2018 was 394 people.

Purpose: Conduct Nursing Care for Clients who Have Post Op Cholelitiasis with Acute

Pain Treatment Problems at Bhayangkara Makassar Hospital Makassar.

Method: Collecting data used in this study are interview and observation techniques.

Results: After 3x24 hours of nursing action, the results of Acute Pain, Activity

Intolerance, and Risk of Infection can be resolved well marked with no reduced pain scale

(Scale 2), Clients appear cheerful, clients are able to walk without help, ease of doing

daily living activities (Activity Of Daily Living / ADL) independently, there are no sings

and symptoms of infection, the wound is dry and the body temperature is in the normal

range.

Keywords: Acute Pain, Cholelitiasis (Gallstones)

References: 2013 – 2017

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

1

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batu empedu merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi hampir

tanpa gejala. Hampir 50% penderita batu empedu tidak merasakan gejala apa-apa,

30% merasakan gejala nyeri dan 20% berkembang menjadi komplikasi. Sebagian

besar penderita batu empedu, didiagnosa menderita maag dikarenakan rasa nyeri

pada ulu hati, padahal secara anatomi empedu terletak pada perut sebelah kanan

atas. Banyak pasien yang tak sadar dirinya sering mengeluh sakit maag, padahal

sebenarnya mengalami sakit batu empedu. Faktanya, gejala sakit batu empedu

memang mirip sekali dengan sakit maag. Tak sedikit penderita kerap bolak-balik

ke dokter dan diberi obat maag, tapi tak kunjung membaik. Hal itu dapat terjadi

karena keluhan dirasakan pada ulu hati (Uswatun H, 2015).

Batu empedu, biasanya terbentuk di dalam kantung empedu dan di saluran

empedu atau pada kedua-duanya serta saluran hati. Batu empedu (cholelitiasis)

adalah timbunan batu kristal yang terdapat di dalam kandung empedu. Batu ini

dapat memicu radang dan infeksi pada kantong empedu dan di saluran lain bila

batu keluar dari kantung empedu dan menimbulkan penyumbatan di saluran lain.

Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya dibanding batu berukuran besar.

Karena yang kecil berpeluang berpindah tempat atau berkelana ke tempat lain dan

memicu masalah lainnya. Masalah lain akan timbul bila batu kecil ini menyumbat

saluran tepat pada pertemuan

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

2

antara saluran empedu dan saluran pancreas dan bila ini terjadi, maka penderita

akan menderita radang pakreas yang kita sebut pankreaatitis, dimana penderita

akan mengalami nyeri hebat, demam tinggi, dan bahkan penurunan kesadaran

sehingga harus dirawat secara intensif di Intensive Care Unit (ICU). Sakit batu

empedu yang dialami penderita di daerah Asia dan Barat dipicu oleh penyebab

yang berbeda. Riset menunjukkan, penyakit batu empedu di Asia umumnya

disebabkan infeksi pada saluran pencernaan, sementara di Negara Barat dipicu

empat faktor risiko, yakni : jenis kelamin wanita, usia di atas 40 tahun, diet tinggi

lemak, dan kesuburuan (Jojorita, Hiswani, 2013).

Berdasarkan beberapa banyaknya faktor yang dapat memicu atau

menyebabkan terjadinya cholelitiasis adalah gaya hidup masyarakat yang

semakin meningkat terutama masyarakat dengan ekonomi menengah keatas lebih

suka mengkonsumsi makanan cepat saji dengan tinggi kolesterol sehingga

kolesterol darah berlebihan dan mengendap dalam kandung empedu dan menjadi

kantung empedu dan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang

akibat dari salah konsumsi makanan sangat berbahaya untuk kesehatan mereka

(Adreyne, et al, 2016).

Hasil penelitian Ndraha, et al (2014) melalui Pemeriksaan Ultrasonografi

Dari 87 orang sampel didapatkan kejadian penyakit batu empedu lebih banyak

terjadi pada jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 57,5 %, sebagian besar pada

usia di atas 40 tahun (80,5%), dimana rerata usia adalah 45,6 tahun. Sebagian

besar sampel merupakan pasien rawat inap yang datang dengan keluhan klinis

dispepsia, sedangkan sisanya mengeluh sakit pinggang, nyeri perut kanan atas,

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

3

nyeri perut non spesifik, dan ikterus. Pada gambaran USG didapatkan kolelitiasis

multiple, kolelitiasis, dan sludge.

Hasil Penelitian Andreyne & Jimmy (2016) yang dilakukan di RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, menyimpulkan bahwa batu empedu empat

sampai sepuluh kali lebih sering terjadi pada usia tua >60 tahun dibandingkan

usia muda. Dimana jumlah penderita perempuan lebih banyak daripada jumlah

penderita laki-laki yaitu, dari 113 kasus yang di diagnosis batu empedu, sebanyak

62 kasus perempuan (55%) dan 51 kasus laki-laki (45%).

Menurut WHO pada tahun 2010 yaitu 85% kasus cholelitiasis di Negara-

negara berkembang, sebagian diakibatkan oleh aktivitas penduduknya yang sakit

kompleks. Selain itu, banyaknya tersedia makanan instan atau cepat saji yang

mempengaruhi pola makan dan faktor keturunan.

Di Indonesia, Cholelitiasis baru mendapat perhatian setelah di klinis,

sementara publikasi penelitian tentang Cholelitiasis masih terbatas. Berdasarkan

studi kolesitografi oral didapatkan laporan angka insidensi Cholelitiasis terjadi

pada wanita sebesar 76% dan pada laki-laki 36% dengan usia lebih dari 40 tahun.

Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan. Risiko

penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relatif kecil

(Ari P, 2016).

Dari data Rumah Sakit yang ada di Sulawesi Selatan, batu kolesterol lebih

dominan ditemukan pada penerita yaitu sebanyak (45%). Kemudian batu pigmen

sebnanyak (35%) dan batu campuran (20%). Hal ini disebabkan karena sebagian

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

4

besar penderita kurang mengetahui pola hidup sehat (www.sulsel.bps.go.id, di

akses 5 Juli 2016).

Menurut data yang diperoleh dari bagian medical record RS.Bhayangkara

Makassar bahwa jumlah penderita Cholelitiasis pada tahun 2017 adalah sebanyak

423 orang yang terdiri dari jumlah kasus rawat jalan sebanyak 361 orang dan

rawat inap sebanyak 62 orang sedangkan pada pada tahun 2018 (Januari samapi

Oktober) adalah sebanyak 394 orang yang terdiri dri jumlah rawat jalan sebanyak

325 orang dan rawat inap sebanyak 69 orang (Medical record RS.Bhayangkara

Makassar, 2018).

Dampak jika cholelitiasis (batu empedu) ini tidak segera ditangani, maka

cholelitiasis (batu empedu) dapat berimigrasi masuk ke saluran empedu yang

dapat menimbulkan masalah penyakit kuning akibat sumbatan batu dan akhirnya

menyebabkan infeksi saluran empedu yang ringan sampai dengan yang serius

serta fatal dan dapat berakhir dengan kematian. Sebagian penderita juga dapat

mengalami komplikasi pancreas akibat batu yang tersumbat tersebut (Femi O,

2015).

Berdasarkan kasus diatas , maka penulis tertarik menulis karya tulis ilmiah

desain studi kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien Ny “J” Yang

Mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di Ruang

Keperawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Bagiamanakah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Post Op

Cholelitiasis dengan masalah Nyeri di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

5

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memperoleh kesenjangan antara teori dan praktek asuhan keperawatan

pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah

keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan

pengkajian keperawatan pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op

Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan

Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

b. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan

Diagnosis pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op Cholelitiasis

dengan masalah keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan Garuda Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar.

c. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam menyusun

rencana keperawatan pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op

Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan

Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

d. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam

mengimplementasikan rencana keperawatan pada klien Ny “”J yang

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

6

mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di

Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

e. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam mengevaluasi

pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah

keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan ilmu keperawatan khususnya pada keperawatan

medikal bedah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny “J”

yang mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri di

Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Perawat

Sebagai referensi bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan asuhan keperawatan pada klien Ny “J” yang mengalami Post

Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan nyeri di Ruang Perawatan

Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

b. Rumah Sakit

Sebagai bahan rujukan bagi rumah sakit dalam mengambil kebijakan

untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

7

c. Institusi Pendidikan

Sebagai referensi atau materi dalam proses pembelajaran dan penelitian

atau studi kasus selanjutnya.

d. Pasien dan Keluarga

Sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien

dan keluarga tentang penyakit cholelitiasis.

e. Penulis

Menigkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Post Op cholelitiasis

dengan masalah keperawatan nyeri.

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Nyeri

1. Definisi

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan

hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut. Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan

tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Wahit I.M, dkk, 2015)

Nyeri adalah apa pun yang dikatakan oleh individu yang

mengalaminya sebagai nyeri, ada kapan pun individu tersebut mengatakan ada

(Rosdahl, dkk, 2015).

2. Klasifikasi

Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu durasi nyeri dibagi menjadi dua,

yaitu nyeri akut dan nyeri kronik.

a. Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit

atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas

yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang

dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setealh

keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung

singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

9

biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut jantung dan

tekanan darah meningkat, serta pallor.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang

disebabkan oleh adanya kuasa keganasan seperti kanker yang tidak

terkontrol atau nonkeganasan. Nyeri kronis berlangsung lama (lebih dari

enam bulan) dan akan berlanjut walaupun klien diberi pengobatan atau

penyakit tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri

tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturunkan, rasa

nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan kemungkinan kecil

untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis nonmaligna biasanya dikaitkan

dengan nyeri akibat kerusakan jaringan yang nonprogresif atau telah

mengalami penyembuhan.

(Wahit I.M, dkk, 2015).

3. Fisiologi Nyeri

Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa

nyeri merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang

melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistemsaraf sebagai reseptor rasa

nyeri. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah

ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat

yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireseptor,

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

10

secara anatomis reseptor nyeri (nosireseptor) ada yang bermielin dan ada juga

yang tidak bermielin dari saraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireseptor

dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit

(cutaneus), somatic dalam (deep somatik),danpada daerah visceral. Oleh

karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki

sensasi yang berbeda (Wahit I.M, dkk, 2015).

4. Etiologi

Ada beberapa macam penyebab terjadinya nyeri diantaranya:

a. Trauma

1) Mekanik, yaitu rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas

mengalami kerusakan. Misalnya akibat benturan, gesekan, luka, dan

lain-lain.

2) Termal, yaitu nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat

rangsangan akibat panas dan dingin. Misalnya karena api dan air.

3) Kimia, yaitu timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat

asam atau basa kuat.

4) Elektrik, yaitu timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat

mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot luka

bakar.

b. Peradangan yakni nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf

reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan,

misalnya abses.

c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

11

d. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat terjadinya

penekanan pada reseptor nyeri.

e. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.

f. Iskemi pada jaringan, misalnya terjadi blockade pada arteri koronaria yang

menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.

g. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik (Wahit I.M, dkk, 2015).

5. Manifestasi Klinis

Masriroh (2013) dalam bukunya mengemukakan bahwa nyeri dapat ditandai

dengan gejala sebagai berikut.

a. Perubahan selera makan

b. Perubahan tekanan darah

c. Perubahan prekwensi jantung

d. Perubahan prekwensi pernapasan

e. Laporan isyarat

f. Diaforesisis

g. Perilaku distraksi (berjalan mondar mandir mencari orang lain dan atau

aktifitas lain, aktivitas yang berkurang)

h. Mengekspresikan perilaku (gelisah, merengek, menangis)

i. Masker wajah (mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata

berpencar, atau tetap pada satu focus meringis)

j. Sikap melindungi area nyeri

k. Fokus menyempit (gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,

penurunan interaksi dengan orang dan linkungan)

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

12

l. Indikasi nyeri yang dapat diamati

m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

n. Sikap tubuh melindungi

o. Dilatasi pupil

p. Melaporkan nyeri secara verbal

q. Gangguan tidur.

6. Batasan Karakteristik Nyeri

a. Batasan Karakteristik Nyeri Akut

1) Melaporkan tentang kualitas nyeri dan intensitasnya.

2) Untuk klien tidak mampu melaporkan sendiri tentang:

a) Adanya kondisi patologi atau prosedur yang diketahui

menyebabkan nyeri

b) Respons fisiologi seperti:

(1) Diaforesis (keringat yang berlebihan)

(2) Perubahan tekanan darah atau nadi

(3) Dilatasi pupil

(4) Perubahan frekuensi napas

(5) Postur tubuh berhati-hati (guarding)

(6) Mengerang/Meringis

(7) Gelisah

c) Laporan wali (keluarga, pemberi asuhan)

d) Respons terhadap uji analgesik

b. Karakteristik Nyeri Kronik

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

13

1) Mayor (Harus ada)

Individu melaporkan bahwa nyeri telahada lebih dari 6 bulan

(mungkin satu-satunya data pengkajian yang ada).

2) Minor (60-79%)

a) Gangguan hubungan sosial dan keluarga

b) Peka rangsang

c) Ketidakefektifan fisik atau imobilitas

d) Depresi

e) Menggosok bagian yang nyeri

f) Ansietas

g) Tampak “lunglai”

h) Berfokus pada diri sendiri

i) Tegangan otot rangka

j) Preokupasi somatik

k) Agitasi

(Lynda, C & Moyet, 2014).

7. Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri

a. Faktor yang berhungan dengan nyeri akut yaitu:

1) Agnes cedera biologis (mis, infeksi, iskemia, neoplasma).

2) Agnes cedera fisik (mis, abses, amputasi, luka bakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan).

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

14

3) Agnes cedera kimiawi (mis, luka bakar, kapsiasin, metilen klorida,

agnes mustard).

b. Faktor Yang berhubungan dengan nyeri kronik (Herdman & Kamitsuru,

2017) yaitu:

1) Agens pencedera

2) Cedera medulla spinalis

3) Cedera otot

4) Cedera tabrakan

5) Distress emosi

6) Fraktur

7) Gangguan iskemik

8) Keletihan

9) Kerusakan sistem saraf

10) Pasca trauma karena (mis, infeksi, inflamasi)

11) Usia >50 tahun

12) Riwayat olahraga terlalu berat

13) Pola seksual tidak efektif.

8. Skala Nyeri

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

15

Gambar 2.1

Skala Nyeri

(Padila,2014)

Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah dengan

menggunakan skala nyeri Bourbonnais berdasarkan penilaian objektif Ellen

(2000),yaitu :

Keterangan :

Semakin besar nilai maka semakin berat intensitas nyerinya :

a. Skala 0 = tidak nyeri

b. Skala 1-3 = Nyeri Ringan

Secara objektif kliendapat berkomunikasi dengan baik , tindakan manual

dirasakan sangat membantu.

c. Skala 4-6 = Nyeri sedang

Secara objektif klien memdesis ,menyeringai dapat menunjukkan

lokasinyeri dengan tepat dan dapat mendeskripsikan nyeri,klien dapat

mengikuti perintah dengan baik dan responsive terhadap tindakan manual.

d. Skala 7-9 =Nyeri berat

Secara objektif terkadang klien dapat mengikuti perintah tapi masih

responsive terhadaptindakan manual ,dapat menunjukkan lokasi Nyeri tapi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

16

tidak dapat mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alih posisi ,napas

panjang destruksi dll.

e. Skala 10 = Nyeri sangat berat (Panik Tidak terkontrol )

Secara objektif klien tidak mau berkomunkasi dengan baik berteriak dan

histeris ,klien tidakdapat mengikuti perintah lagi ,selalu mengejan tanpa

dapat dikendalikan ,menaarik-narik apasaja yang tergapai dan tidakdapat

menunjukkan lokasi nyeri (Padila,2014).

B. Konsep Medis Cholelitiasis

1. Pengertian

Cholelitiasis (batu empedu) adalah timbunan Kristal di dalam kandung

empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang di temukan di dalam

kandung empedu disebut koledokolitiasis. Batu empedu juga dapat

didefinisikan sebagai endapan satu atau lebih komponen empedu, seperti

berupa kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, dan protein (Sholeh S,

2013).

Cholelitiasis (batu empedu) adalah penyakit dengan keadaan dimana

terdapat atau terbentuk batu empedu, bisa terdapat dalam kandung empedu

(cholecystolithiasis) atau dalam duktus choledochus (choledocholithiasis)

(Gagola P, et al, 2015).

Batu kantung empedu (Cholelitiasis) merupakan gabungan beberapa

unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam

kandung empedu. Cholelitiasis (batu empedu) biasanya terbentuk dalam

kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu,

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

17

batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat bervariasi

(Nuari N, 2015).

2. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.2 Kantung Empedu

https://puspa-notes.blogspot.com/2010/02/

radang-kandung-empedu.html

Empedu adalah cairan pahit dan berwarna hijau kekuningan karena

mengndung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh

hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata di dalam pencernaan. Pada

beberapa spesies, empedu disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan

ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan makanan.

Kantung empedu adalah organ kecil yang terletak di dekat pertengahan

perut daerah tubuh. Fungsi kantong empedu adalah untuk menyimpan zat

empedu yang berasal dari hati. Empedu merupakan zat yang membantu dalam

pencernaan lemak, lemak tidak larut dalam air. Untuk mengemulsi lemak

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

18

khusus sesuatu yang diperlukan tubuh, maka hati memproduksi empedu, yang

sewaktu-waktu diperlukan untuk mencerna lemak. Saat dibutuhkan, kantong

empedu mulai untuk membiarkan aliran empedu ke daam usus, di dalam

duodenum, dimana lemak dicerna dengan bantuan dan kemudian diserap oleh

organism.

Empedu juga menetralkan beberapa asam yang ditemukan dalam jenis

makanan tertentu. Sama seperti setiap organ lain dalam tubuh, kantong

empedu juga dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan penyakit. Pada

beberapa orang, biasanya perempuan yang lebih dari 40 tahun, (tetapi sudah

ada cukup banyak kasus pria menderita kandung empedu), emepdu di

dalamnya dapat mengkristal menjadi batu kecil, yang disebut batu empedu.

Batu empedu tersusun dari; garam, kalsium, dan kolesterol, semua

disatukan dalam sebuah batu kecil. Batu empedu dapat menyebabkan

beberapa masalah, radang kandung empedu dan berakhir dengan sakit parah

dan penyumbatan.

Fungsi empedu yng dihasilkan oleh hati:

1) Mencerna lemak

2) Mengaktifkan lipase

3) Mengubah zat yang tidak larut dalam air diubah menjadi zat yang larut

dalam air

4) Membantu daya absorbs lemak pada dinding usus

5) Serta tidak ketinggalan menetralisir racun

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

19

6) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan

kelebihan kolerterol.

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ

berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang

dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung

empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap-bukan karena

jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.

Organ ini terhubungkan dengan hati usus dua belas jari melalui saluran

empedu.

Saluran empedu (Bahasa Inggris: bile duct) dalam istilah anatomi

adalah struktur-struktur berbentuk tabung panjang yang membawa emepdu.

Empedu diperlukan untuk pencernaan makanan dan disekresikan oleh hati

melalui duktus hepatikus (hepatic duct). Saluran ini akan bergabung dengan

duktus sistikus (cystic duct-membawa emepdu keluar masuk kantung empedu)

untuk membentuk suatu saluran empedu besar menuju usus (Zuyina L, 2014).

3. Klasifikasi

Secara umum, batu kandung empedu dibedakan menjadi tiga bentuk,

batu kolesterol, batu kalsium bilirubinat, dan batu saluran empedu.

a. Batu Kolesterol

Batu kolesterol mengandung 70% Kristal kolerterol, sedangkan sisanya

adalah kalsium karbonat dan kalsium bilirubinat. Bentuknya bervariasi

dan hampir selalu terbentuk di dalam kandung empedu. Permukaannya

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

20

licin atau multifaset, bulat, dan berduri. Proses pembentukan batu ini

melalui empat tahap, yaitu penjenuhan empedu oleh kolesterol,

pembentukan nidus atau sarang, kristalisasi, dan pertumbuhan batu.

b. Batu Kalsium Bilirubinat atau Batu Lumpur (Batu Pigmen)

Batu ini mengandung 25% kolesterol. Batu yang tidak banyak dalam

bentuk tidak teratur, kecil-kecil, berjumlah banyak, dan warnanya

bervariasi anatara cokelat, kemerahan, samapi hitam. Batu ini berbentuk

seperti lumpur atau tanah yang rapuh dan juga sering ditemukan dalam

ukuran besar, karena terjadi penyatuan dari batu-batu kecil.

c. Batu Saluran Empedu

Masih berupa dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian di ventrikula

oleh makanan akan meneyebabkan obstruksi intermiten duktus koleduktus

dan bendungan ini memeudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan

batu.

(Shole. S, 2013).

4. Etiologi

Etiologi batu empedu (cholelitiasis) masih belum diketahui secara pasti,

namun cholelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor risiko di bawah ini.

Namun, semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, semakin besar

kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. Faktor risiko tersebut antar lain :

a. Jenis Kelamin

Wanita mempunyai risiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis

dibandungkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormone estrogen

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

21

berpangaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung

empedu. Kehamilan, yang meningkatkan kadar estrogen juga

meningkatkan risiko terkena kolelitiasis. Penggunaan pil kontrasepsi dan

terapi hormone (estrogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung

empedu dan penurunan aktivitas pengosongan kandung empedu.

b. Usia

Risiko untuk terkena kolelitiasis menigkatkan sejalan dengan

bertambahnya usia. Orang dengan usia > 60 tahun lebih cenderung untuk

terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang usia yang lebih muda.

c. Berat Badan (BMI)

Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai risiko lebih

tinggi untuk terjadi kolelitiasis. Ini dikarenakan dengan tingginya BMI

maka kadar mengurangi garam empedu serta mengurangi kontraksi /

pengosongan kandung empedu.

d. Makanan

Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah

operasi gastrointestinal) mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia

dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung

empedu.

e. Riwayat Keluarga

Organ dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai risiko lebih besar

dibandingkan dengan tanpa riwayat keluarga.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

22

f. Aktifitas Fisik

Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan risiko

terjadiya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih

sedikit berkontraksi.

g. Penyakit Usus Halus

Penyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah crohn

disease, diabetes, anemia sel sabit, trauma, dan ileus paralitik.

h. Nutrisi Intravena Jangka Lama

Nutrisi intravena jangka lama mrngakibatkan kandung empedu tidak

terstimulasi untuk berkontraksi, karena tidak ada makanan / nutrisi yang

melewati intestinal. Sehingga risiko untuk terbentuknya batu menjadi

meningkat dalam kandung empedu.

5. Patofisiologi

Berdasarkan berbagai teori, ada empat penjelasan yang mungkin untuk

pembentukan batu empedu, yaitu :

a. Perubahan komposisi empedu. Perubahan komposisi membentuk inti, lalu

lambat laun menebal dan mengkristal. Pross pengkristalan dapat

berlangsung lama, bisa sampai bertahun-tahun dan akhirnya akan

menghasilkan batu empedu.

b. Adanya peradangan pada empedu. Peradangan empedu dalam kandung

empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan susunan

kimia, dan pengendapan beberapa unsure konstituen empedu seperti

kolesterol, kalsium, bilirubin.

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

23

c. Adanya proses infeksi. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat

berperan sebagian dalam pemebentukan bat, melalui peningkatan

deskuamasi sel dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas

dan unsure seluler atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi.

Adanya proses infeksi ini terkait mengubah komposisi empedu dengan

meningkatkan reabsorbsi garam empedu dan lesitin.

d. Genetik. Salah satu faktor genetik yang menyebabkan terjadinya batu

empedu adalah obesitas karena orang dengan obesitas cenderung

mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Kolesterol tersebut dapat

mengendap di saluran pencernaan juga di saluran kandung empedu, yang

lama kelamaan akan berubah menjadi batu empedu. (Nian Nuari, 2015).

6. Manifestasi Klinis

Dapat bersifat asimtomatis. Gejala muncul saat terjadi inflamasi dan obstruksi

ketika batu bermigrasi ke duktus sistikus. Keluhan khas berupa kolik bilier.

Karakteristik kolik bilier menurut (Nian Nuari, 2015) antara lain :

a. Ikterus

Perubahan warna kulit, membrane mukosa lain dan sclera menjadi warna

kuning.

b. Rasa Nyeri

Pasien mungkin akan merasa nyeri pada abdomen kanan atas yang dapat

menjalar ke punggung serta bahu kanan dan akan merubah posisinya

secara terus-menerus untuk mengurangi intensitas nyeri.

c. Disertai mual serta muntah.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

24

d. Intoleransi terhadap makanan berlemak.

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Chris Tanto,et al, 2014) pemeriksaan penunjang antara lain:

a. USG Kandung Kemih

Akurat dalam mendiagnosis kolelitiasis (Sensitivitas 90% dan Spesifisitas

88%). Pasien dianjurkan untuk puasa 8 jam sebelum pemeriksaan.

Gambaran utama kolelitiasis antara lain, posterior acoustic shadow dari

opasitas pada lumen kandung empedu yang berubah dengan sesuai posisi

pasien (pengaruh gravitasi). USG juga dapat melihat fungsi pengosongan

batu empedu serta mendeteksi adanya komplikasi kolelitiasis dan

pancreatitis.

b. Foto Polos

Tidak disarankan karena sebagian besar batu empedu (>75%) bersifat

radiolusen.

8. Penatalaksanaan

Sasaran utama terapi medis adalah untuk mengurangi insidensi

episode nyeri akut kantung empedu dan kolesistitis dengan penatalaksanaan

suportif dan diet dan, jika memungkinkan, menghilangkan penyebabnya

dengan menggunakan farmakoterapi, prosedur endoskopik, atau intervensi

bedah.

a. Terapi Nutrisi dan Suportif

1) Capai remisi dengan istirahat, cairan IV, pengisapan nasogatrik,

analgesik, dan antibiotic.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

25

2) Diet segera setelah episode biasanya berupa cairan rendah lemak

dengan protein dan karbohidrat tinggi dilanjutkan dengan makanan

padat lembut, hinadri telur, krim, babi, makanan gorengan, keju, rich

dressings, sayuran pembentuk gas, dan alkohol.

b. Terapi Farmakologis

1) Asam ursodeoksikolat (UDCA [Urso, Actigall]) dan asam

kenodeoksikolat (kenodiol atau CDCA [Chenix]) efektif dalam

melarutkan batu kolesterol primer.

2) Pasien dengan gejala signifikan dan sering sumbatan duktus kisitk atau

batu pigmen bukan merupakan kandidat untuk terapi dengan UDCA.

c. Pengangkatan Batu Empedu Secara Non-Bedah

Selain dengan melarutkan batu empedu, batu empedu dapat

dikeluarkan dengan instrument lain (mis, kateter dan instrument yang

dilengkapi keranjang disusupkan ke saluran slang T atau fistula yang

dibentuk pada saat pemasangan slang T, endoskopi ERCP), litotripsi

intrakorporeal (denyut nadi laser), atau terapi gelombang syok

ekstrakorporal (litotripsi atau litotripsi gelombang syok ekstrakorporal

[ESWL]).

d. Penatalaksanaan Bedah

Tujuan pembedahan adalah untuk meredakan gejala yang

persisten, untuk menghilangkan penyebab kolik bilier, dan untuk

mengatasi kolesistitis akut.

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

26

1) Kolesistektomi laparoskopik: Dilakukan melalui insisi ataua tusukan

kecil yang dibuat menembus dinding abdomen di umbilicus.

2) Kolesistektomi: Kantung empedu dikeluarkan melallui sebuah insisi

abdomen (biasanya subkosta kanan) setelah ligasi duktus kistik dan

arteri.

3) Minikolesistektomi: Kantung emepdu dikeluarkan melalui sebuah insisi

keci.

4) Kolesistostomi (bedah atau perkutan): Kantung empedu dibuka, dan

batu, empedu, atau drainase purulen dikeluarkan.

(Brunner & Suddarth, 2013) .

9. Komplikasi

Komplikasi kolelitiasis (batu empedu) yang biasa terjadi antara lain:

a. Kolesistitis akut (radang kandung empedu)

b. Koledokolitiasis (batu empedu pada duktus sistikus)

c. Kolangitis akut (radang saluran empedu)

d. Pankreatitis akut

e. Mukokel, empiema, hingga gangrene pada kandung empedu

f. Keganasan kandung empedu.

10. Persiapan Pasien Pre Op

Persiapan sebelum operasi adalah tahapan awal dari kesuksesan tindakan

pembedahan secara keseluruhan, yaitu:

1. Persiapan Fisik

a. Status kesehatan fisik secara umum

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

27

Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan

status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat

kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status

pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi

imunologi, dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat dan tidur

yang cukup pasien tidak akan mengalami stress fisik, tubuh lebih

rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan

darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu

terjadinya haid lebih awal.

b. Persiapan penunjang

Persiapan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan

radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti EGC, dan

lain-lain.

c. Pemeriksaan status anastesi

Sebelum dilakukan anastesi demi kepentingan pembedahan, pasien

akan mengalami pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk

menilai sejauh mana resiko pembiusan terhadap diri pasien.

d. Inform Consent

Inform consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung

tinggi aspek etik hukum, maka pasien atau orang yang dilakukan pada

pasien terkait pembedahan, keluarganya sebelum menandatangani

surat pernyataan tersebut akan mendapatkan informasi yang detail

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

28

terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan serta

pembiusan yang akan dijalani.

2. Persiapan Mental

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam

proses persiapan opersai karena mental pasien yang siap atau labil dapat

berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pemebedahan

merupakan ancaman potensial maupun actual pada integritas seorang yang

dpaat membangkitkan reaksi stress fisologis maupun psikologis.

http://pengertianpreoperasi.blogspot/2014/12/p diakses pada 25 Februari

2019.

C. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah fase pertama proses keperawatan data yang

dikumpulkan meliputi:

a. Identitias

Cholelitiasis(batu empedu) merupakan batu pada kandung empedu

yang banyak terjadi pada individu yang berusiadi atas 40 tahun dan

semakin meningkat pada usia 75 tahun. Dan wanita mempunyai resiko 3

kali lipat untuk terkena cholelitiasis dibandingkan dengan pria.

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

29

Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh

klien saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan

adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual muntah.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui

metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu fokus utama keluhan

klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri/gatal dirasakan

oleh klien , regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S)

yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau

klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan

nyeri/gatal tersebut.

Klien sering mengalami nyeri di ulu hati yang menjalar ke

punggung, dan bertambah berat setelah makan disertai dengan mual

dan muntah.

3) Riwayat penyakit dahulu

Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau

pernah di riwayat sebelumnya. Klien memiliki Body Mass Index

(BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih untuk terjadi cholelitiasis. Ini

dikarenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam

kandung empedu pun tinggi.

4) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita

penyakit cholelitiasis. Penyakit cholelitiasis tidak menurun, karena

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

30

penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola

makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat

keluarga cholelitiasis mempunyai resiko lebih besar disbanding

dengan tanpa riwayat keluarga.

5) Riwayat psikososial

Pola piker sangat sederhana karena ketidaktahuan informasi

dan mempercayakan sepenuhnya dengan rumah sakit. Klien pasrah

terhadap tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit asal cepat sembuh.

Persepsi diri baik, klien merasa nyaman, nyeri tidak timbul

sehubungan telah dilakukan tindakan cholesistektomi.

6) Riwayat lingkungan

Lingkungan tidak berpengaruh terhadap penyakit cholelitiasis.

Karena cholelitiasis dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup yang

tidak baik.

7) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Pada hasil pemeriksaan fisik abdomen didapatkan:

Inspeksi : datar, eritmen (-), sikatrik (-)

Auskultasi : peristaltic (+)

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, nyeri tekan (+) region kuadran kanan

atas, hepar-lien tidak teraba, massa (-)

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

31

b) Sistem endokrin

Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kandung empedu.

Biasanya pada penyakit ini kandung empedu dapat terlihat dan

teraba oleh tangan karena terjadi pembengkakan pada kandung

empedu.

8) Pola aktivitas

a) Nutrisi

Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan

b) Aktivitas

Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas

dan anjurkan bedrest.

c) Aspek psikologis

Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana

hati.

d) Aspek penunjang

e) Hasil pemeriksaan laboratorium (bilirubin, amylase serum

meningkat).

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

32

2. Penyimpangan KDM

3.

Gambar 2.3 Penyimpangan KDM

(Amin & Hardhi, 2015)

Proses degenerasi

penyakit hati

Pengendapan

kolesterol

Resiko infeksi

Iritasi lumen

Aliran balik getah empedu

(dutus kolekditus ke

pancreas)

Port de entrée pasca

bedah

Distensi kandung

empedu

Batu empedu

Menyumbat aliran getah pankreas

Peradangan dalam,

sekresi kolesterol

kantong empedu

Gangguan

metabolisme

Penurunan fungsi

hati

Merangsang ujung

saraf efren simpatis

Hasilkan substansi P

Interfensi

pembedahan

Bersifat iria f disaluran

cerna

Peningkatan suhu

Termostrat dihipotalamus

Inflamasi Serabut saraf eferen

hipotalamus

Nyeri hebat pada

kuadran atas dan nyeri

tekan daerah epigastrium

Hipertermi Nyeri

Enzyme SGOT dan

SGPT

Resiko Kekurangan

volume cairan

Cairan shift keperitonium

Permeabilitas kapiler

Ketidakefektifan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Resiko syok

(hipovolemik)

Sintesis kolesterol

Merangsang nervus

vegal

Penurunan peristaltik

Rasa mual

muntah

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

33

4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada kasus Cholelitiasis menurut (Amin

Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).

a. Hipertermia berhubungan dengan penigkatan laju metabolism, proses

penyakit (inflamasi).

b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi atau

spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis (kematian

jaringan).

c. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan melalui penghisapan

gaster berlebihan, muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster.

d. Resiko Syok

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake nutrisi (tonus otot/peristaltic menurun).

f. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (pasca tindakan

pembedahan).

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

34

5. Intervensi Keperawatan

a. Hipertermia berhubungan dengan penigkatan laju metabolism, proses

penyakit (inflamasi).

Tabel 2.1

Rencana Keperawatan Diagnosa Hipertermia

(Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi

1 Hipertermia

berhubungan

dengan penigkatan

laju metabolism,

proses penyakit

(inflamasi)

Defenisi:

peningkatan suhu

tubuh diatas

kisaran normal

Batasan

Karakteristik:

1. Konvulsi

2. Kulit

kemerahan

3. Peningkatan

suhu tubuh

diatas

4. Kisaran normal

5. Kejang

6. Takipnea

7. Kukit terasa

hangat

Faktor-faktor

yang

berhubungan:

1. Anastesia

2. Penurunan

respirasi

3. Dehidrasi

4. Pemajanan

lingkungan

yang panas

5. Penyakit

6. Pemakaian

yang tidak

sesuai dengan

suhu

lingkungan

NOC

Thermolregulation

Kriteria Hasil:

1. Suhu tubuh dalam

rentang normal

2. Nadi dan RR dalam

rentang normal

3. Tidak ada

perubahan wanita

kulit dan tidak ada

pusing

NIC

Fever treatment

1. Monitor suhu sesering

mungkin

2. Monitor IWL

3. Monitor warna dan

suhu kulit

4. Monitor tekanan darah,

nadi dan RR

5. Monitor penurunan

tingkat kesadaran

6. Monitor WBC, Hb, dan

Hct

7. Monitor intake dan

output

8. Berikan anti piretik

9. Berikan pengobatan

untuk mengatasi

penyebab demam

10. Selimuti pasien

11. Lakukan tapid sponge

12. Kolaborasi pemberian

cairan intravena

13. Kompres pasien pada

pada lipat paha dan

aksila

14. Tingkatkan sirkulasi

udara

15. Berikan pengobatan

untuk mencegah

terjadinya menggigil

Temperature regulation

1. Monitor suhu minimal

tiap 2 jam

2. Rencanakan monitoring

suhu secara kintinyu

3. Monitor TD, ndi, dan

RR

4. Monitor warna dan

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

35

7. Peningkatan

laju

metabolism

8. Medikasi

9. Trauma

10. Aktivitas

berlebihan

suhu kulit

5. Monitor tanda-tanda

hipertensi dan

hipotermi

6. Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi

7. Selimuti pasien untuk

mencegah hilangnya

kehangatan tubuh

8. Ajarkan pada pasien

cara mencegah

keletihan akibat panas

9. Diskusikan tentang

pentingnya pengaturan

suhu dan kemungkinan

efek negative dari

kedinginan

10. Beritahukan tentang

indikasi terjadinya

keletihan dan

penanganan emergency

yang diperlukan

11. Ajarkan indikasi dari

hipotermi dan

penanganan yang

diperlukan

12. Ajarkan indikasi dari

hipotermi dan

penanganan yang

diperlukan

13. Berikan anti piretik jika

perlu

Vital Sign Monitoring

1. Monitor TD, nadi, dan

RR

2. Catat adanya fluktuasi

tekanan darah

3. Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau

berdiri

4. Auskultasi TD pada

kedua lengan dan

bandingkan

5. Monitor TD, nadi, dan

RR, sebelum, selama,

dan setelah aktivitas

6. Monitor kualitas dari

nadi

7. Monitor frekuensi dan

irama pernapasan

8. Monitor suara paru

9. Monitor pola

pernapasan abnormal

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

36

10. Monitor suhu, warna,

dan kelembaban kulit

11. Monitor sianosis perifer

12. Monitor sianosis perifer

13. Monitor adanya

cushing triad (tekanan)

b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi atau

spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis (kematian

jaringan).

Tabel 2.2

Rencana Keperawatan Diagnosa Nyeri Akut

(Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan Kriteria

hasil Intervensi

2 Nyeri Akut

berhubungan dengan

agen cedera biologis:

obstruksi atau spasme duktus,

proses inflamasi,

iskemia jaringan

atau nekrosis

(kematianjaringan

). Definisi: pengalaman

sensori dan

emosional yang tidak

menyenangkan yang

muncul akibat

kerusakan jaringan

yang actual atau

potensial atau

digambarkan dalam

hal kerusakan

sedemikian rupa

(international

association for the

studi of paint) awitan

yang tiba-tiba atau

lambat dari intesitas

ringan hingga berat

dengan akhir yang

dapat di antisipasi

atau diprediksi dan

NOC

1. Paint level

2. Paint control

3. Comfort level

Kriteria Hasil:

1. Mampu

mengontrol nyeri

(tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

tekhnik

nonformokologi

untuk mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

2. Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

menegement

nyeri

3. Mampu

mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan

tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkurang

NIC

Pain management

1. lakukan pengkajian

nyeri secara

komperehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

2. observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

3. gunakan tekhnik

komunikasi terapeutik

4. untuk mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

5. kaji kultur yang

mempengaruhi respon

nyeri

6. evaluasi pengalaman

nyeri masa lampau

7. evaluasi bersama

pasien dan tim

keseshatan lain

tentang

ketidakefektifan

control nyeri masa

lampau

8. bantu pasien dan

keluarga untuk

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

37

berlangsung <6 bulan

Batasan

Karakteristik: 1. Perubahan selama

makan

2. Perubahan

tekanan darah

3. Perubahan

frekuensi jantung

4. Perubahan

frekuensi

pernafasan

5. Laporan isyarat

6. Diaphoresis

7. Perilaku distraksi

(mis, berjalan

mondar mandir,

mencari orang

lain, dan atau

aktivitas lain)

8. Mengekspresikan

perilaku

9. Masker wajah,

bercahaya,

tampak kacau,

gerakan mata

berpencar atau

tetap pada satu

focus meringis

10. Sikap melindungi

area nyeri

11. Focus

menyempit,

gangguan

persepsi nyeri,

hambatan proses

berpikir,

penurunan

interaksi dengan

orang dan

lingkungan

12. Indikasi nyeri

yang dapat di

amati

13. Perubahan posisi

untuk

menghindari nyeri

14. Sikap tubuh

melindungi

15. Dilatasi pupil

16. Melaporkan nyeri

secara verbal

17. Gangguan tidur

mencari dan

menemukan dukungan

9. control lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangann,

pencahayaan dan

kebisingan

10. kurangi faktor

presipitasi nyeri

11. pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, dan non

farmakologi dan

interpersonal)

12. kaji tipe dan sumber

nyeri untuk

menentukan intervensi

13. ajarkan tentang

tekhnik non

farmakologi

14. berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

15. evaluasi keefektifan

control nyeri

16. tingkatkan istirahat

17. kolaborasikan dengan

dokter jika ada

keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

18. monitor penerimaan

pasien tentang

penerimaan nyeri

Analgetik

Administration

1. tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas,

dan derajat nyeri

sebelum pemberian

obat

2. cek intruksi dokter

tentang jenis obat,

dosis, dan frekuensi

3. cek riwayat alergi

4. pilih analgesik yang

diperlukan atau

kombinasi dari

analgesic ketika

pemberian lebih dari

satu

5. tentukan pilihan

anlagesik tergantung

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

38

Faktor yang

berhubungan:

1. Agen cidera

2. Fisik atau

psikologis

tipe dan beratnya

nyeri

6. tentukan analgesic

pilihan, rute

pemberian, dan dosis

optimal

7. pilih rute pemberian

secara IV, IM, untuk

pengobatan nyeri

secara teratur

8. monitor vital sign

sebelum dan sesudah

pemberian analgesic

tepat waktu terutama

saat nyeri heba

9. evaluasi efektivitas

analgesic tanda dan

geaja

c. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan melalui penghisapan

gaster berlebihan, muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster.

Tabel 2.3

Rencana Keperawatan Diagnosa

Resiko Kekurangan Volume Cairan

(Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi

3 Resiko kekurangan

volume cairan b.d

kehilangan melalui

penghisapan gaster

berlebihan,

muntah, distensi,

dan hipermotilitas

gaster.

Defenisi: Berisiko

mengalami

dehidrasi vaskuler,

seluler, atau

intraseluler

Faktor risiko

1. Kehilangan

volume cairan

aktif

2. Kurang

pengetahuan

3. Penyimpangan

yang

mempengaruhi

akses cairan

NOC

1. Fluid balance

2. Hydration

3. Nutritional status:

food and fluid intake

Kriteria Hasil :

1. Mempertahankan

urine output sesuai

dengan usia dan BB,

BJ urine normal, HT

normal

2. Tekanan darah, nadi,

suhu tubuh dalam

batas normal

3. Tidak ada tanda-

tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor

kulit baik, membrane

mukosa lembab, tidak

ada rasa haus yang

berlebihan

NIC

Fluid management

1. Timbang

popok/pembalut

jika diperlukan

2. Pertahankan

catatan intake dan

output yang akurat

3. Monitor status

hidrasi

(kelembaban

membrane mukosa,

nadi adekuat,

tekanan darah

ortostatik), jika

diperlukan

4. Monitor vital sign

5. Monitor masukan

makanan/cairan

dan hitung intake

kalori harian

6. Kolaborasikan

pemberian cairan

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

39

4. Penyimpangan

yang

mempengaruhi

asupan cairan

5. Kehilangan

berlebihan

melalui rute

normal (mis,

diare)

6. Usia lanjut

7. Berat badan

ekstrem

8. Faktor yang

mempengaruhi

kebutuhan

cairan (mis,

status

hipermetaboli)

9. Kegagalan

fungsi

regulator

10. Kehilangan

cairan melalui

rute abnormal

(mis, slang

menetap)

11. Agens

fermasutikal

(mis, diuretik)

IV

7. Monitor status

nutrisi

8. Berikan cairan IV

pada suhu ruangan

9. Dorong masukan

oral

10. Berikan

penggantian

nesogatrik sesuai

output

11. Dorong keluarga

untuk membantu

pasien makan

12. Tawarkan snack

(jus buah, buah

segar)

13. Kolaborasikan

dengan dokter

14. Atur kemungkinan

transfuse

15. Persiapan untuk

transfuse

Hypovolemia

Management

1. Monitor status

cairan termasuk

intake dan output

cairan

2. Pelihara IV line

3. Monitor tingkat Hb

dan hemtokrit

4. Monitor vital sign

5. Monitor respon

pasien terhadap

pemberian cairan

6. Monitor berat

badan

7. Dorong pasien

untuk menambah

intake oral

8. Pemberian cairan

IV monitor adanya

ytanda dan gejala

kelebihan volume

cairan

9. Monitor adanya

tanda gagal ginjal.

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

40

d. Resiko Syok

Tabel 2.4

Rencana Keperawatan Diagnosa Resiko Syok

(Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi

4 Resiko Syok

Defenisi: Beresiko

terhadap

ketidakcukupan

aliran darah

kejaringan tubuh,

yang dapat

mengancam jiwa

Faktor Resiko:

1. Hipotensi

2. Hipovolemi

3. Hipoksemia

4. Hipoksia

5. Infeksi

6. Infeksi

7. Sepsis

8. Sindrom

respons

inflamasi

sistemik

NOC

1. Syok prevention

2. Syok management

Kriteria Hasil :

1. Nadi dalam batas

yang diharapkan

2. Irama jantung dlam

batas yang di

harapkan

3. Frekuensi nafas

dalam batas yang

diharapkan

4. Irama pernafasan

dalam batas yang

diharapkan

5. Natrium serum dalam

batas normal

6. Kalium serum dalam

batas normal

7. Klorida serum dalam

batas normal

8. Kalsium serum dalam

batas normal

9. Magnesium serum

dalam batas normal

10. Ph darah serum

dalam batas normal

Hidrasi

1. Indicator

2. Mata cekung tidak

ditemukan

3. Demam tidak

ditemukan

4. TD dalam batas

normal

5. Hematokrit dalam

batas normal

NIC

Syok Prevention

1. Monitor status

sirkulasi BP, warna

kulit, suhu kulit,

denyut jantung,

HR, dan ritme nadi

perifer, dan kapiler

refill

2. Monitor tanda

inadekuat

oksigenasi jaringan

3. Monitor suhu dan

pernafasan

4. Monitor input dan

output

5. Pantau nilai

laboratorium, HB,

HT, AGD dan

elektrolit

6. Monitor

hemodinamik

invasi yang sesuai

7. Monitor tanda dan

gejala asites

8. Monitor tanda awal

syok

9. Tempatkan pasien

pada posisi supine,

kaki elevasi untuk

peningkatan

preload dengan

tepat

10. Lihat dan pelihara

kepatenan jalan

nafas

11. Berikan cairan IV

dan atau oral yang

tepat

12. Berikan vasodilator

yang tepat

13. Ajarkan keluarga

dan pasien tentang

tanda dan gejala

datangnya syok

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

41

14. Ajarkan keluarga

dan pasien tentang

langkah untuk

mengatasi gejala

syok

Syok Management

1. Monitor fungsi

neurologis

2. Monitor fungsi

renal (e.g BUN dan

Cr , Level)

3. Monitor tekanan

nadi

4. Monitor status

cairan, input output

5. Catat gas darah

arteri dan oksigen

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake nutrisi (tonus otot/peristaltic menurun).

Tabel 2.5

Rencana Keperawatan Diagnosa Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(Amin & Hardhi, 2015).

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi

5 Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan tidak

adekuatnya intake

nutrisi (tonus

otot/peristaltic

menurun).

Defenisi:

Asuhan nutrisi

tidak cukup untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolik

Batasan

Karakteristik :

1. Kram

abdomen

2. Nyeri

NOC

1. Nutritional Status

2. Nutritional Status

food and fluid intake

3. Nutritional Status

nutrient intake

Kriteria hasil :

1. Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

2. Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

3. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

4. Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

5. Menunjukkan

peningkatan fungsi

NIC

Nutrient Management

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan

pasien

3. Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan vitamin

C

4. Berikan substansi

gula

5. Yakinkan diet yang

dimakan

mengandung tinggi

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

42

abdomen

3. Menghindari

makanan

4. Berat badan

20% atau lebih

dibawah berat

badan ideal

5. Kerapuhan

kapiler

6. Diare

7. Kehilangan

rambut

berlebihan

8. Bising usus

hiperaktif

9. Kurang

makanan

10. Kurang

informasi

11. Kurang minat

pada makanan

12. Penurunan

berat badan

dengan asupan

makanan

adekuat

13. Kesalahan

konsepsi

14. Kesalahan

informasi

15. Membrane

mukosa pucat

16. Ketidakmamp

uan memakan

makanan

17. Tonus otot

menurun

18. Mengeluh

gangguan

sensasi rasa

19. Mengeluh

asupan

makanan

kurang dari

RDA

(recommended

daily

allowance)

20. Cepat kenyang

setelah makan

21. Sariawan

rongga mulut

steatorea

pengecapan dari

menelan

6. Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

serat untuk

mencegah

konstipasi

6. Berikan makanan

yang terpilih

(sudah di

konsultasikan

dengan ahli gizi)

7. Ajarkan pasien

bagaimana

membuat catatan

makanan harian

8. Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

9. Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

10. Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam

batas normal

2. Monitor adanya

penurunan berat

badan

3. Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang biasanya

dilakukan

4. Monitor antar

interaksi anak atau

orang tua saat

makan

5. Monitor

lingkungan selam

makan

6. Jadwalkan

pengobatan dan

tindakan tidak

selama jam makan

7. Monitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

8. Monitor turgor

kulit

9. Monitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

43

22. Kelemahan

otot

pengunyah

23. Kelemahan

otot untuk

menelan

Faktor-faktor yang

berhubungan:

1. Faktor biologis

2. Faktor

ekonomi

3. Ketidakmamp

uan untuk

mengabsorbsi

nutrient

4. Ketidakmamp

uan untuk

mencerna

makanan

5. Ketidakmamp

uan menelan

makanan

6. Faktor

psikologis

patah

10. Monitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan

kadar Ht

11. Monitor

pertumuhan dan

perkembangan

12. Monitor pucat,

kemerahan dan

kekekringan

jaringan konjngtiva

13. Monitor kalori dan

intake nutrisi

14. Catat adanya

edema hiperemik,

hipertonik papilla

lidah dan cavitas

oral

15. Catat jika lidah

berwarna magenta,

scarlet

f. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (pasca tindakan

pembedahan).

Tabel 2.6

Rencana Keperawatan Diagnosa Resiko Infeksi

(Amin & Hardhi, 2015).

No Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kriteria

hasil Intervensi

6 Resiko infeksi

berhubungan

dengan prosedur

invasive (pasca

tindakan

pembedahan)

Defenisi:

mengalami

peningkatan resiko

terserang

organisme

patogenik

Faktor-faktor

yang beresiko:

8. Penyakit kronis

a. Diabetes

NOC

1. Immune status

2. Knowledgen :

infection control

3. risk kontrol

kriteria hasil :

1. klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

2. mendeskripsikan

proses penularan

penyakit, faktor yang

mempengaruhi

penularan serta

penatalaksanaanyaa

3. menunjukkan

kemampuan untuk

NIC

Infentio control

(kontrol infeksi)

1. bersihkam

lingkungan setelah

dipakai pasien lain

2. pertahanan tehnik

isolasi

3. batasi pengunjung

bila perlu

4. intruksikan pada

penunjang untuk

mencuci tanga saat

berkunjung dan

setelah berkungjung

meninggalkan

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

44

b. Obesitas

9. Pengetahuan

yang tidak

cukup untuk

menghindari

pemanjangan

patogen

10. Pertahanan

tubuh primer

yang tidak

adekuat

a. Gangguan

peristaltik

b. Kerusakan

integritas

kulit

(pemasanga

n kateter

intravena,

prosedur

insatif)

c. Perubahan

sekresi Ph

d. Penurunan

kerja silaris

e. Pecah

ketuban

dini

f. Pecah

ketuban

lama

g. Merokok

h. Statis cairan

tubuh

i. Troma

jaringan

(mis,

trauma

destruksi

jaringan)

11. Ketidak

adekuatan

pertahanan

sekunder

a. Penurunan

hemoglobin

b. Imunosupre

si (mis,

imunitas

didapat

tidak

adekuat,

farmaseukut

mencegah timbulnya

infeksi

4. jumlah leokosit dalam

batasan normal

5. menunjukkan perilaku

hidup sehat

pasien

5. gunakan sabuan

antimikrobia untuk

mencuci tangan

6. cuci tangan setiap

sebelum dan

sesudah tindakan

keperawatan

7. gunakan baju,

sarung tangan

sebagai alat

pelindung

8. pertahankan

lingkungan aseptik

selam pemasangan

alat

9. ganti letak IV

perifer dan dressing

sesuai dengan

petunjuk umum

10. gunakan kateter

intemitan untuk

menurunkan infeksi

kandung kencing

11. tingkat intaksi

nutrisi

12. berikan terapi

antibiotik bila perlu

infection protection

(proteksi terhadap

infeksi)

13. monitor tanda dan

gejala infeksi

infeksi sistemik dan

lokal

14. monitor hitung

granulosit, WBC

15. monitor

ketergantungan

terhadap penyakit

menular

16. pertahankan tehnik

aspesi pada pasien

yang beresiko

17. pertahankan tehnik

isolasi k/p

18. berikan perawatan

kulit pada area

epidema

19. infeksi kulit dan

membran mukosa

terhadap

kemerahan, panas,

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

45

ikal

termasuk

imunosupre

si, steroid,

antibodi

monoklonal

,imunodulat

or)

c. Supresi

respon

inflamasi

12. Vaksinasi tidak

adekuat

13. Pemanjagan

terhadap

patogen

14. Lingkungan

meningkat

wabah

15. Prosedur invasi

16. Malnutrisi

drainase

20. infeksi kondisi luka

/ insensi bedah

21. dorong masukkan

nutrisi yang cukup

22. dorong masukkan

cairan

23. dorong istrahat

24. instrusikan pasien

untuk minum

antibiotik sesuai

resep

25. ajarkan pasien dan

keluarga tanda dan

gejala infeksi

26. ajarkan tanda

menghindari infeksi

27. laporkan

kecuringaan infeksi

28. laorkan kultur

positif

6. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan

dengan melaksanaan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)

yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap

ini perawat tindakan keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui

berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien,

teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman

tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan

pasien (Bararah T & Jauhar M, 2013).

7. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan

cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

46

tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat harusnya memiliki

pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi

keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang

dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada

kriteria hasil (Bararah T & Jauhar M, 2013).

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Studi kasus untuk masalah asuhan

keperawatan pada klien Ny “J” yang mengalami Post Op Cholelitiasis dengan

nyeri di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah klien Ny “J”dengan Post Op

Cholelitiasis dengan Masalah Keperawatan Nyeri di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

C. Fokus Studi

Fokus studi pada penelitian ini diarahkan pada klien Ny “J” yang

mengalami Post Op Cholelitiasis dengan masalah keperawatan Nyeri.

Adapun kriteria inklusi dan eklusi sebagai berikut.

1. Kriteria inklusi

a. Klien bersedia menjadi responden

b. Klien dengan diagnosa medis Post Op Cholelitiasis yang sedang

mengalami nyeri.

c. Klien yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar.

2. Kriteri Eksklusi

a. Klien tidak bersedia menjadi responden

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

48

b. Klien dengan diagnosa medis lain

c. Klien pulang kurang dari 3 hari

D. Definisi Operasional Fokus Studi

1. Batu kandung empedu (cholelitiasis) adalah salah satu penyakit

gastrointestinal, dimana terdapat banyak timbunan kristal atau batu kecil-kecil

maupun besar yang terbentuk di dalam empedu, sehingga menghambat proses

kerja dari empedu tersebut.

2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimbulkan

ketidaknyamanan. Dimana sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri

berbeda-beda pada setiap orang baik dalam tingkatan ataupun skala dan hanya

orang tersebutlah yang mampu menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya itu.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang diguakan oleh

penelitian dalam mengumpulkan data. Pada kasus ini instrument yang digunakan

untuk mendapatkan data adalah format pengkajian asuhan keperawatan, Lembar

Informed Consent, Metode pengkajian nyeri, serta mengunakan tekhnik

wawancara untuk memperoleh keterangan dengan cara bertatap muka (face to

face) dalam bentuk Tanya jawab.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk melengkapi data atau informasi dalam pelaksanaan studi kasus digunakan

tekhnik:

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

49

1. Wawancara

Melakukan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung pada penderita, keluarga dan tim kesehatan seperti (hasil anamnesis

berisi tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,

dahulu, keleuarga dll).

2. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan melakukan tindakan

pemeriksaan yang berkaitan dengan keadaan perkembangan klien.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di selenggarakan di Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar.

2. Waktu penelitian

Studi kasus ini sudah dilaksanakan pada tanggal 23, 24 & 26 Maret 2019 di

Ruang Perawatan Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

H. Analisa Data dan Penyajian Data

1. Analisa data

Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam

opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan dengan cara menarasikan

jawaban-jawaban yang ada diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Tehnik analisa digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

50

data untuk selanjutnya diinterpertasikan dan dibandingkan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang akan dilakukan dapat berupa tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien.

I. Etika Penelitian

1. Informed consent (informasi untuk responden)

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

informan dengan memberikan persetujuan melalui imform consent, dengan

memberikan lembar persetujuan kepada responden sebelum penelitian

dilaksanakan. Setelah calon responden memahami atas penjelasan peneliti

terkait penelitian ini, selanjutnya peneliti memberikan lembar informed

consent untuk ditandatangani oleh sampel penelitian.

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan usaha menjaga kerahasian tentang hal-hal yang berkaitan

dengan data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama

respon den pada kuesioner dan hanya diberikan kode atau nomor responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan dan informasi)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan telah dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Adalah sebuah Rumah Sakit

Polri yang berada Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah Sakit ini

beralamat di Jalan Letjen Pol. Mappa Oudang No. 63 Makassar. Sekaran

Rumah Sakit Bhayangkara Badan Layanan Umum (BLU) juga menjadi

Rumah Sakit Polri Rujukan Kawasan Indonesia Timur, khususnya bagi

anggota Polri dan keluarganya, juga menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan

Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Di sebelah

Selatan/samping kiri berbatasan dengan Jln. Malombassang, di sebelah

Timur/bagian belakang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar berbatasan

dengan Jln. Kumala, di sebelah Barat Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

berbatasan dengan Jln. Letjen Pol. Mappa Oudang dan sebelah Utara samping

kanan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Di dalam lokasi Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar terdapat 16 Ruang Rawat Inap yang salah satunya

merupakan Ruang Rawat Inap yang berada dilantai 1 Gedung Rumah Sakit

Bhayangkara yang bersebelahan dengan Ruang perawatan Merak dan Ruang

Cendrawasih. Ruang Garuda merupakan salah satu ruang perawatan dimana

terdapat 11 kamar perawatan diantaranya 10 kamar Very Important Person

(VIP) dan 1 kamar merupakan kamar kelas 1 Keadaan ruangan tersebut bagus

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

52

dimana situasi lingkungannya aman, nyaman dan bersih serta memiliki

pelayanan yang baik.

2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien)

a. Biodata

1) Identitas Klien

Nama : Ny “J”

Usia / Tanggal Lahir : 49 Tahun / 20 Juli 1969

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama / Keyakinan : Islam

Suku / Bangsa : Makassar / Indonesia

Alamat : Jl. Baji Pangasseng II No. 17

Status Pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. RM : 125775

Tanggal Masuk : 15 Maret 2019

Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2019

Rencana Therapy : Infus RL, injk.Santagesik, injk.

Ranitidhine

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn “A”

Usia : 51 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : PNS

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

53

Hubungan Dengan Klien : Suami

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Keluhan Utama

a) Keluhan Utama

Nyeri Abdomen

b) Riwayat Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri abdomen post op Cholelitiasis.

P = Klien mengatakan Nyeri Bertambah Saat Klien Banyak

Bergerak Dan Batuk

Q = Klien Mengatakan Nyeri Seperti Tertusuk-Tusuk

R = Nyeri Dirasakan Pada Bagian Abdomen Kanan Atas

Kuadran 4

S = Skala Nyeri Klien 6 (Sedang)

T = Klien mengatakan Nyeri Dirasakan Terus-menerus

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri pada abdomen, Keluarga klien

mengatakan Ny”J” mengalami mual (+), klien mengatakan sulit

melakukan aktivitas, Klien tampak terbaring lemah, klien tampak

meringis, klien mengatakan nyeri pada luka operasi, tampak luka

post operasi pada abdomen kanan atas kuadran 4, badan klien

teraba panas, Suhu tubuh 38,4 ºC, Leukosit 14,6 10^3/uL.

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

54

b) Riwayat Kesehatan Lalu

Klien mengatakan sebelum sakit seperti sekarang, klien sering

mengkonsumsi makanan berlemak seperti gorengan dan sayuran

bersantan. Klien juga memilki riwayat hipertensi tapi tidak

memilki penyakit diabetes.

c) Riwayat Kesahatan Keluarga

Genogram 3 Generasi

Keterangan :

= Laki – Laki ? = Umur tidak diketahui

= Perempuan = Meninggal Dunia

? ?

72

40 ?

49 51

28 19 25

G I

G II

G III

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

55

= Garis Perkawinan = Garis Serumah

= Garis Keturunan = Klien Pasien

Kesimpulan :

GI : Kakek dan Nenek baik dari Ayah maupun Ibu Klien

sudah meninggal karena faktor usia.

GII : Ayah klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

dan sudah meninggal karena penyakit Stroke Komplikasi

sedangkan Ibu klien merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara dan sudahmeninggal juga karena penyakit

Jantung yang dideritanya.

GIII : Klien merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang

kini berusaia 49 tahun dan memiliki seorang suami serta

tiga orang anak, dimana anak pertama klien laki-laki

sudah tidak tingga serumah dan anak kedua serta ketiga

klien adalah perempuan yang masih tinggal serumah

dengan klien dan suaminya. Saat ini dikaji klien sedang

di rawat di Ruangan Garuda kamar 10 RS.Bhayangkara

Makassar dengan diagnosa medis Post Op Cholelitiasis

(Batu Empedu).

3) Riwayat Psikososial

a) Pola konsep diri

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

56

(1) Gambaran diri

Tidak terjadi gangguan dalam konsep diri, klien tidak menarik

diri akibat penyakitnya atau menganggap penyakitnya adalah

beban. Namun klien hanya beranggapan bahwa penyakitnya ini

adalah sebuah cobaan dan harus lebih sabar dalam

menghadapi.

(2) Identitas diri

Ny “J” adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang memilki suami

dan 3 orang anak dan aktif melakukan aktivitas. Tapi saat ini

klien tidak dapat melakukan aktivitas karena dalam keadaan

terbaring lemah fase post operasi kolesistektomi.

(3) Harga diri

Ny “J” terkadang cemas dengan kondisinya tapi klien percaya

bahwa penyakitnya akan segera sembuh.

(4) Peran diri

Ny “J” berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang memeliki

seorang suami dan 3 orang anak.

b) Pola kognitif

Ny “J” mengatakan tidak begitu paham tentang penyakitnya

c) Pola koping

(1) Sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami

penyakit yang parah. Jika ada keluhan yang dialami dirinya,

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

57

klien selalu membicarakan dengan keluarganya terutama

suaminya. Klien mengatakan baru pertama kali mengalami

sakit yang parah seperti sekarang ini. Klien juga sering

mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dan klien hanya bisa

pasrah dan bersedia mengikuti prosedur tindakan yang

dilakukan perawat/dokter dalam upaya untuk kesembuhan

dirinya.

d) Pola interaksi

Klien mengatakan sebelum sakit selalu berkomunikasi dengan

keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya dengan baik.

Selama sakit klien tampak hanya berinteraksi dengan keluarga,

perawat dan dokter yang ada di RS. Bhayangkara Makassar.

4) Riwayat Spiritual

a) Keadaan ibadah klien

Klien setelah di Operasi klien tidak melaksanakan sholat lima

waktu karena kondisinya yang lemah dan tidak dapat terlalu

banyak bergerak klien hanya berdo’a untuk meminta kesembuhan

ke pada Allah SWT.

b) Dukungan keluarga klien

Keluarga selalu mendampingi dan memberi support selama klien

berada di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

58

c) Ritual yang biasa di jalankan klien

Sebelum tidur klien hanya berdo’a saja dan tidak ada kebiasaan

(ritual) lain selain berdo’a.

5) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum

(1) Kesadaran

Compos Mentis, Glow Coma Scale (GCS) = 15 (Normal)

Eye : 4

Motorik : 6

Verbal : 5

(2) Penampilan sesuai usia klien

(3) Ekspresi wajah : Klien tampak meringis, klien tampak lemah

(4) Tinggi badan : 155 cm

Berat badan : 67 Kg

Gaya berjalan : Keluarga klien mengatakan klien berjalan

dengan normal.

b) Tanda – tanda vital

(1) Tekanan darah : 130/90 mmHg

(2) Nadi : 82 x/menit

(3) Pernafasan : 22 x/menit

(4) Suhu tubuh : 38,4 ºC

c) System pernafasan

(1) Hidung

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

59

I : Hidung klien tampak simetris, tidak tampak adanya

pernafasan cuping hidung, tidak tampak adanya

sekret.

P : Tidak terdapat adanya nyeri tekan pada hidung klien,

tidak teraba adanya benjolan.

(2) Leher

I : Tidak tampak adanya lesi (luka), tidak tampak

adanya pembesaran kelenjar tiroid.

P : Tidak teraba adanya benjolan / pembesaran tiroid

pada daerah leher, tidak terdapat adanya nyeri tekan.

(3) Dada

I : Dada klien tampak simetris, tidak tampak

menggunakan otot bantu pernfasan.

P : Tidak terdapat adanya nyeri tekan di area dada

P : Sonor

A : Vesikuler

d) System Kardiovaskuler

I : Ictus cordis tidak tampak, tidak tampak adanya tanda

tanda anemis pada konjungtiva,

P : Tidak ada nyeri tekan atau teraba massa, tidak teraba ictus

cordis

P : Pekak

A : Terdengar bunyi S1, S2

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

60

e) System Pencernaan

I : Tidak tampak adanya ikterus pada sclera klien, bibir

Tampak kering, tidak terdapat adanya stomatitis,

tidak nampak adanya pembesaran tonsil, terdapat

luka post operasi

P : Terdapat nyeri tekan pada abdomen

P : Tympani

A : Bising usus 14 kali / menit

f) System Indera

(1) Mata

Tidak tampak adanya lesi pada kelopak mata klien, lapang

pandang klien baik.

(2) Hidung

Penciuman klien baik terbukti saat diciumkan minyak kayu

putih klien dapat menebak kalau itu aroma minyak kayu putih,

serta tidak terdapat adanya sekret yang menghalangi

penciuman.

(3) Telinga

Daun telinga dank anal auditorius klien tampak bersih, fugsi

pendengaran klien tajam dapat mendengar suara besar dan

kecil.

(4) Sistem Saraf

(a) Fungsi cerebral

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

61

- Status mental klien dalam keadaan baik, daya ingat

klien masih baik mampu mengingat hal-hal yang

dialami baik yang sudah lama maupun baru, gaya

bahasa klien tertata.

- Kesadaran

GCS : 15 (Normal)

E : 4 M : 6 V : 5

Eye : Klien mampu membuka mata secara spontan

tanpa ransangan yang kuat atau rangsangan nyeri

(Nilai 4).

Motorik : Klien mampu menggerakan

tubuhnya sesuai perintah (Nilai 6)

Verbal : Orientasinya baik, klien mampu

menjawab pertanyaan dengan benar

meski dengan suara kecil (Nilai 5).

(b) Fungsi Cranial

Nervus I (Olfaktorius)

Penciuman klien masih normal, terbukti saat klien

diciumkan minyak kayu putih dan klien dapat menjawab

bahwa itu minyak kayu putih.

Nervus II (Optikus)

Fungsi pengelihatan klien normal, klien mampu melihat

dengan jarak jauh maupun dekat. Terbukti saat klien

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

62

ditunjukkan benda yang jaraknya jauh dan benda secara

dekat klien mampu melihatnya.

Nervus III, IV, VI (Okulomotorius,Troklearis, Abdusen)

Gerakan bola mata normal, klien mampu mengikuti

gerakan benda yang diteskan pada klien.

Nervus V (Trigeminus)

Sensorik : Saraf pada bibir atas/bawah berfungsi

dengam baik

Motorik : Gerakan rahang normal, klien mampu

membuka dan menutup mulut dengan baik

dan tidak ada hambatan

Nervus VII (Fasialis)

Sensorik : Klien merasakan sensasi sentuhan ketika

diraba wajahnya

Motorik : Klien mampu mengangkat kedua alis dan

kekuatannya masih normal

Nervus VIII (Vestibukhoklearis)

Pendengaran baik/normal, fungsi pendengaran klien masih

baik karena mampu menjawab pertanyaan dalam sekali

diajukan.

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

63

Nervus IX (Glasofaringeal)

Fungsi pengecapan klien masih normal, ketika diberikan

susu atau biscuit klien menyebutkan rasanya manis dan

terasa coklat.

Nervus X (Vagus)

Fungsi menelan normal/tidak ada tonsillitis atau nyeri pada

saat menelan.

Nervus XI (Assesorius)

Tidak sempat dikaji

Nervus XII (Hipoglosus)

Gerakan lidah normal, simetris bagian kiri dan kanan ,

tidak ada atrofi, dan lidah tidak mengkerut.

(c) Fungsi Sensori

Klien peka dengan rasa dingin dan panas, serta peka

terhadap rangsangan nyeri serta getaran.

g) Sistem Muskuloskeletal

Tidak terdapat adanya kekakuan lutut dan tidak tampak adanya

pembengkakan pada lutut klien, klien juga dapat menekuk

lututnya.

h) Sistem Integumen

(1) Rambut

Warna rambut klien hitam sedikit beruban dan mudah dicabut.

(2) Kulit

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

64

Warna kulit klien sawo matang, kulit klien teraba panas, turgor

kulit baik, tidak tampak adanya ruam pada kulit klien.

i) Sistem Endokrin

Tidak terdapat adanya pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak

terdapat adanya eksresi urine yang berlebihan serta klien tidak

memilki riwayat urine dikelilingi semut.

j) Sistem Perkemihan

Tidak tampak adanya odema palpebra, klien mengatakan tidak ada

riwayat penyakit sistem perkemihan.

k) Sistem Reproduksi

Tidak di kaji

l) Sistem Imun

(1) Alergi

Klien mengatakan tidak memilki riwayat alergi seperti, obat-

obatan, makanan, minuman maupun debu.

(2) Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca

Klien mengatakan biasa mengalami Influenza saat pergantian

musim dari musim panas ke musim hujan.

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

65

6) Aktivitas Sehari – hari

Tabel 4.1

Aktivitas Sehari – hari

NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1 2 3 4

1 Nutrisi

a. Selera makan

b. Menu makan

c. Frekuensi makan

d. Pembatasan makanan

a. Baik

b. Nasi, sayur & ikan

c. 3 x 1

d. Tidak ada batasan

a. Menurun

b. Bubur

c. 3 x 1

d. Klien belum di

anjurkan terlalu

banyak makan dan

minum

2 Cairan

a. Jenis cairan

b. Frekensi

c. Kebutuhan

a. Air putih

b. ± 6 – 8 x sehari

c. 1500 – 2000 cc

a. Air putih + Cairan

infuse 22 tpm

b. Air Putih : ± 4 – 6 x

sehari

Cairan infuse : ganti

± 3 x sehari

c. 1500 – 2000 cc

3 Eliminasi

a. BAB

1) Tempat

2) Frekuensi

3) Konsistensi

4) Bau

b. BAK

1) Tempat

2) Frekuensi

3) Warna

4) Bau

1) Di WC

2) 1 – 2 x sehari

3) Padat

4) Bau khas tinja

1) Di WC

2) ± 4 – 5 x sehari

3) Kuning jernih

4) Amoniak

1) Belum BAB setelah

Post Op

2) Belum BAB

setelahPost Op

3) Belum BAB setelah

Post Op

4) Belum BAB setelah

Post Op

1) Di tempat tidur

2) Terpasang Kateter

(500cc)

3) Kuning Pekat

4) Amoniak

4 Istirahat Tidur

a. Jam tidur

1) Siang

2) Malam

1) 13.00 – 15.00

2) 21.30 – 05.00

1) 11.00 – 13.30

2) 20.00 – 05.30

5 Olahraga

a. Program olahraga

yang diikuti

a. Tidak ada program

olahraga yang diikuti

a. Klien hanya terbaring

di tempat tidur

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

66

7) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan Laboratorium

(1) Pemeriksaan kimia darah

Tabel 4.2

Pemeriksaan Penunjang : Darah Lengkap

Jenis Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

1 2 3 4

WBC H

RBC

HGB L

HCT

MCV

MCH

MCHC L

RDW-CV

RDW-SD

PLT

MPV

PDW

PCT

P-LCC

P-LCR

14,6

4,34

11,9

37,4

86,2

27,4

31,8

11,5

38,6

198

10,3

16,0

0,204

58

29,1

10^3/uL

10^6/Ul

g/dL

%

fL

Pg

g/dL

%

fL

10^3/uL

fL

%

10^3uL

%

4,00-10,00

3,50-5,50

12,0-18,0

37,0-54,0

80,0-100,0

27,0-34,0

32,0-36,0

11,0-16,0

35,0-56,0

150-400

6,5-12,0

9,0-17,0

0,108-0,282

30-90

11,0-45,0

(2) GDS : 92 mg/dl

(3) Pemeriksaan USG Abdomen

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

67

Hasil :

Multiple Cholelitiasis

8) Therapy Yang Diterima

a) Therapy Injeksi

(1) Infus Ranger Laktat (RL) iv / 22 tpm

(2) Ranithidine iv / 12 Jam

(3) Santagesic iv / 8 Jam

(4) Ondansentron iv / 8 Jam

(5) Ambacyn iv / 12 Jam

b) Therapy Oral

(1) Alprazolam 1 x 1 / Oral

(2) Ulsidex 3 x 1 / Oral

(3) B6 3 x 1 / Oral

(4) Ursodeoxy 3 x 1 / Oral

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

68

9) Klasifikasi Data

Nama : Ny “J” No. Rekam Medik : 125775

Umur : 49 Tahun Ruangan : Garuda

Tabel 4.4

Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif

1 2

1. Klien mengatakan nyeri pada perut

post operasi

2. Saat pengkajian Nyeri klien

mengatakan :

P = Nyeri Bertambah Saat Klien

Banyak bergerak Dan Batuk

Q = Nyeri Seperti Tertusuk-Tusuk

R = Nyeri Pada Abdomen Kanan

Atas Kuadran 4

S = Skala Nyeri Klien 6 (sedang)

T = Nyeri Dirasakan Terus

Menerus

3. Keluarga klien mengatakan Ny “J”

mengalami mual (+)

4. Klien mengatakan sulit melakukan

aktivitas

5. Klien mengatakan selalu dibantu

dalam beraktivitas

6. Klien mengatakan badannya terasa

panas.

7. Klien mengatakan merasakan nyeri

pada luka post operasi

1. Klien tampak meringis memegang

perut

2. Klien tampak mual

3. Klien tampak terbaring lemah

4. Klien tampak sulit bergerak

5. Klien tampak dibantu dalam

beraktivitas

6. Kekuatan otot lemah

7. Badan klien teraba panas

8. Tampak luka post operasi pada

abdomen sebelah kanan klien

9. Tanda – tanda vital

TD : 130 / 90 mmHg

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

S : 38,4 ºC

10. Leukosit : 14,6 10^3/uL

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

69

10) Analisa Data

Nama : Ny “J” No. Rekam Medik : 125775

Umur : 49 Tahun Ruangan : Garuda

Tabel 4.5

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 2 3 4

DS :

- klien mengatakan

nyeri pada abdomen

- Saat dilakukan

pengkajian nyeri

didapatkan:

P = Nyeri

Bertambah

Saat Klien

bergerak Dan

Batuk

Q = Nyeri Seperti

Tertusuk

Tusuk

R = Nyeri Pada

Abdomen kanan

atas Kuadran 4

S = Skala Nyeri

Klien 6

(sedang)

T = Nyeri

Dirasakan

Terus

Menerus

- klien tampak mual

DO :

- Klien tampak meringis

memegang perut

- Klien tampak mual

- Tanda-tanda vital :

TD : 130 / 90 mmHg

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

Proses degenerasi penyakit hati

Pengendapan kolesterol

Batu empedu

Menyumbat aliran getah

pancreas

Distensi kandung empedu

Merangsang ujung saraf efren

simpatis

Hasilkan substansi P

Nyeri pada kuadran atas dan

nyeri tekan daerah epigastrium

Inflamasi

Intervensi pembedahan

(kolesistektomi)

Kerusakan jaringan (Insisi

pembedahan)

Adanya luka post operasi

Pengeluaran mediator kemia

Nyeri Akut

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

70

S : 38,4 ºC

2. DS :

- Klien mengatakan sulit

melakukan aktivitas

- Klien mengatakan

selalu dibantu dalam

beraktivitas

DO :

- Klien tampak terbaring

Lemah

- Klien tampak sulit

Bergerak

- Klien tampak dibantu

dalam beraktivitas

- Kekuatan otot lemah

Intervensi pembedahan

(kolesistektomi)

Kerusakan jaringan (Insisi

pembedahan)

Adanya luka post operasi

Pengeluaran mediator kemia

nyeri dipersepsikan

Intoleransi

Aktivitas

3. DS :

- Klien mengatakan

badannya terasa panas

- klien mengatakan

merasakan nyeri pada

luka bekas operasi

DO :

- Badan klien teraba

panas

- Tampak luka post

operasi pada abdomen

sebelah kanan klien

- Suhu tubuh : 38,4 ºC

- Leukosit : 14,6 10^3/uL

Inflamasi

Intervensi pembedahan

Port de entrée pasca

bedah

Adanya luka post operasi

Pengeluaran mediator kemia

nyeri dipersepsikan

Resiko Infeksi

Resiko Infeksi

Intoleransi aktivitas

Nyeri

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

71

b. Diagnosa Keperawatan

Nama : Ny “J” No. Rekam Medik : 125775

Umur : 49 Tahun Ruangan : Garuda

Tabel 4.6

Daftar Diagnosa Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi

1 2 3 4

1 Nyeri Akut berhubungan

dengan kerusakan jaringan

(Insisi pembedahan)

23 Maret 2019 26 Maret 2019

2 Intoleransi Aktivitas

berhubungan dengan nyeri

dan luka post operasi

23 Maret 2019 26 Maret 2019

3 Resiko Infeksi berhungan

dengan prosedur invasive

(Pasca tindakan

pembedahan).

23 Maret 2019 26 Maret 2019

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

72

c. Intervensi Keperawatan

Nama : Ny “J” No. Rekam Medik : 125775

Umur : 49 Tahun Ruangan : Garuda

Tabel 4.7

Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil

(NOC) Intervensi (NIC)

1 2 3 4

1 Nyeri Akut berhubungan

dengan kerusakan

jaringan (Insisi

pembedahan).

DS :

- Klien mengatakan

nyeri pada abdomen

- saat dilakukan

pengkajian nyeri di

dapatkan:

P = Nyeri

Bertambah

Saat Klien

Banyak

Bergerak

Dan Batuk

Q = Nyeri

Seperti

Tertusuk

Tusuk

R = Nyeri Pada

Abdomen

kanan atas

Kuadran 4

S = Skala Nyeri

Klien 6

(sedang)

T = Nyeri

Dirasakan

Terus

Menerus

- klien mengatakan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3 x

24 jam diharapkan

masalah teratasi dengan

Kriteria Hasil :

- Klien mampu

mengontrol nyeri

- Klien menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

Berkurang

- Tanda – tanda vital

dalam batas normal

1. Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor

presipitasi

2. Observasi reaksi non

verbal dari

ketidaknyamanan

3. Ajarkan tentang tekhnik

non farmakologi

4. Tingkatkan istirahat

5. Monitor vital sign

6. Kolaborasi dengan

dokter pemberian

analgetik

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

73

Mual

DO :

- Klien tampak

meringis

- Tanda-tanda vital

TD : 130 / 90

mmHg

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

S : 38,4 ºC

- Klien tampak mual

2 Intoleransi Aktivitas

berhungan dengan nyeri

dan luka post operasi

DS :

- Klien mengatakan

sulit melakukan

aktivitas

- Klien mengatakan

selalu dibantu dalam

beraktivitas

DO :

- Klien tampak

Terbaring Lemah

- Klien tampak sulit

Bergerak

- Klien tampak dibantu

dalam beraktivitas

- Kekuatan otot lemah

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapka klien mampu

melakukan aktivitas

secara mandiri dengan

Kriteria Hasil :

- Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan

tekanan darah, nadi,

dan RR

- Mampu melakukan

aktivitas sehari-hari

tanpa bantuan orang lain

1. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

aktifitas yang mampu

dilakukan

2. Bantu untuk

mengidentifikasi

aktifitas yang disukai

3. Bantu klien untuk

membuat jadwal

latihan di waktu luang

3 Resiko Infeksi

berhungan dengan

prosedur invasive (paska

tindakan pembedahan)

DS :

- Klien mengatakan

badannya terasa

panas

- klien mengatakan

merasakan nyeri pada

luka bekas operasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan masalah

teratasi dengan

Kriteria Hasil :

- Klien bebas dari tanda

dan gejala infeksi

- Jumlah leukosit dalam

batas normal

- Klien mampu menjaga

perilaku hidup sehat

1. Monitor tanda dan

gejala infeksi

2. Inspeksi keadaan luka

3. Lakukan perawatan luka

4. Ajarkan cara

menghindari infeksi

5. Monitor pemeriksaan

leukosit

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

74

DO :

- Badan klien teraba

hangat

- Tampak luka post

operasi pada abdomen

sebelah kanan klien

- Suhu tubuh : 38,4 ºC

- Leukosit :14,6

10^3/uL

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

75

d. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.8

Implementasi Keperawatan

NO.

DX

HARI I (Sabtu, 23 Maret 2019) HARI II (Senin, 25 Maret 2019) HARI III (Selasa, 26 Maret 2019)

Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi

1 14.45

14.47

1. Melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

peripitasi.

Hasil :

P : Nyeri bertambaha saat

klien banyak

bergerak dan batuk

Q : Klien mengatakan Nyeri

seperti tertusuk

Tusuk

R : Nyeri dirasakan pasa

bagian abdomen kanan

atas Kuadran 4

S : Skala nyeri 6 (sedang)

T : Klien mengatakan nyeri

dirasakan terus-menerus

2. Mengobservasi reaksi non

verbal dari ketidaknyamanan

Hasil :

Klien tampak meringis sambil

mengelus perutnya

16.10

16.10

1. Melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

peripitasi.

Hasil :

P : Nyeri bertambah saat klien

Miring kanan miring kiri

dan batuk

Q : Klien mengatakan Nyeri

seperti

tertusuk - tusuk

R : Nyeri dirasakan bagian

abdomen kanan atas

Kuadran 4

S : Skala nyeri 4 (sedang)

T : Klien mengatakan nyeri

dirasakan hilang timbul

2. Mengobservasi reaksi non

verbal dari ketidaknyamanan

Hasil :

Klien tampak menahan sakit

11.32

11.32

1. Melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

peripitasi.

Hasil :

P : Nyeri bertambah saat batuk

Q : Klien mengatakan Nyeri

seperti tertusuk

tusuk

R : Nyeri dirasakan pasa bagian

abdomen

S : Skala nyeri 2 (ringan)

T : Klien mengatakan nyeri

dirasakan hilang timbul

2. Mengobservasi reaksi non verbal

dari ketidaknyamanan

Hasil :

Klien tampak ceria, klien masih

tampak mengelus perutnya

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

76

14.53

14.58

14.59

3. Mengajarkan tentang tekhnik

Non Farmakologi (relaksasi

nafas dalam)

Hasil :

Klien menerima serta

mengikuti latihan nafas

dalam dan klien mengatakan

merasa nyaman melakuan

tekhnik ini dan rasa nyeri

klien berkurang sedikit

4. Menganjurkan kepada klien

untuk

meningkatkan istirahat

Hasil :

Klien paham dan menerima

anjuran yang diberikan

5. Memonitor Vital Sign

Hasil :

TD : 130/90 mmHg

Nadi : 82 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu tubuh : 38,4 ºC

16.16

16.20

16.22

15.03

3. Mengajarkan tentang tekhnik

Non

Farmakologi (relaksasi nafas

dalam)

Hasil :

Klien mengatakan rasa nyeri

klien sedikit berkurang

4. Menganjurkan kepada klien

untuk

meningkatkan istirahat

Hasil :

Klien mengatakan paham dan

sudah melakukan

5. Memonitor Vital Sign

Hasil :

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu tubuh : 36,8 ºC

6. Melaksanakan pemberian obat

analgetik

Hasil :

Santagesic 1 Ampul (2 cc)

Ranitihidine 1 Ampul (2 cc)

11.34

11.37

13.38

3. Mengajarkan tentang tekhnik Non

Farmakologi (relaksasi nafas

dalam)

Hasil :

Klien mengatakan rasa nyeri

klien sudah berkurang

4. Menganjurkan kepada klien untuk

meningkatkan istirahat

Hasil :

Klien masih melakukan

5. Memonitor Vital Sign

Hasil :

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu tubuh : 35,6 ºC

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

77

15.05 6. Melaksanakan pemberian obat

analgetik

Hasil :

Santagesic 1 Ampul (2 cc)

2 15.10

15.12

1. Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

mampu dilakukan

Hasil :

Klien mengatakan belum bisa

memiringkan badan baik miring

kiri maupun kanan karena masih

dalam tahap pemulihan fase post

op, klien juga belum bisa

melakukan aktivitas secara

mandiri seperti mengambil

makanan, minum sendiri, serta

ke toilet karena masih terpasang

kateter.

2. Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

disukai

Hasil :

Klien mengatakan aktivitas

bergerak degan keadaan

semifowler dan miring kanan

miring kiri, tapi klien untuk saat

ini belum bisa duduk maupun

memiringkan badannya karena

masih dalam tahap pemulihan

post op cholelitiasis.

16.29

16.33

16.35

1. Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

mampu dilakukan

Hasil :

Klien mengatakan belum bisa

mengambil makan dan minum

secara mandiri, klien juga

masih di bantu keluarga ke

toilet.

2. Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

disukai

Hasil :

Klien mengatakan aktivitas

bergerak degan keadaan

semifowler. Dan klien tampak

dalam keadaan semifowler

menonton TV

3. Membantu klien untuk

membuat jadwal latihan di

waktu luang

Hasil :

Melakukan posisi fowler dan

jalan ke kamar mandi sambil

berpegangan di dinding.

11.45

11.47

11.49

1. Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

mampu dilakukan

Hasil :

Klien mengatakan sudah bisa ke

kamar mandi secara mandiri, klien

mengatakan sudah bisa

mengambil makan dan minum

secara mandiri.

2. M

embantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas yang

disukai

Hasil :

Klien mengatakan senang

melakukan aktivitas seperti,

duduk sambil nonton tv, dan

berdiri dan berjalan sebentar

sekitar 2 menit untuk mengurangi

rasa bosan karena baring dan

duduk terus kemudian istirahat

lagi.

3. Membantu klien untuk membuat

jadwal latihan di waktu luang

Hasil :

Jalan, duduk (posisi fowler),

MIKA-MIKI

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

78

15.14 3. klien untuk membuat jadwal

latihan di waktu luang

Hasil :

Melakukan posisi fowler dan

posisi miring kiri miring kanan

(MIKA-MIKI)

3 15.18

15.23

15.25

1. Memonitor tanda dan gejala

infeksi

Hasil :

Klien mengatakan nyeri pada

luka operasi, badan klien teraba

hangat, suhu tubuh 38,4 ºC,

pada luka operasi.

2. Menginspeksi keadaan luka

Hasil :

Luka klien dalam keadaan

difiksasi dan tampak dalam

kedaan kering.

3. Mengajarkan cara menghindari

infeksi

Hasil :

Klien mengatakan paham dan

akan melakukan saran yang

telah diberikan

16.37

16.39

16.41

1. Memonitor tanda dan gejala

infeksi

Hasil :

Klien mengatakan masih nyeri

pada luka operasi, tidak

tampak adanya abses pada

luka, tidak terjadi peningkatan

suhu tubuh

2. Menginspeksi keadaan luka

Hasil :

Luka klien tampak basah,

tidak tampak adanya abses

pada luka.

3. Mengajarkan cara

menghindari infeksi

Hasil :

Klien mengatakan setiap hari

mengganti pakaiannya, luka

dijaga agar tidak basah dan

menjaga lingkungan agar

tetap bersih

12.30

12.30

12.32

12.40

1. Memonitor tanda dan gejala

infeksi

Hasil :

Tidak tamapk adanya

peningkatan leukosit, tidak

tampak adanya abses pada luka.

2. Menginspeksi keadaan luka

Hasil :

Luka klien tampak mulai

mengering, tidak tampak adanya

abses pada luka.

3. Melakukan perawatan luka

Hasil :

Luka tampak mulai mengering.

4. Mengajarkan cara menghindari

infeksi

Hasil : Klien mengatakan setiap

hari mengganti pakaiannya, luka

dijaga agar tidak basah dan

menjaga lingkungan agar tetap

bersih.

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

79

15.38 4. Memonitor pemeriksan leukosit

Hasil :

14,6 10^3/uL

16.55 4. Memonitor pemeriksan

leukosit

Hasil :

6,02 10^3/uL

12.40

e. Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.9

Evaluasi Keperawatan

NO.

DX

HARI I (Sabtu, 23 Maret 2019) HARI II (Senin, 25 Maret 2019) HARI III (Selasa, 26 Maret 2019)

Jam Evaluasi Jam Evaluasi Jam Evaluasi

1 15.50 S : - Klien mengatakan nyeri pada

perutnya bertambah saat

klien banyak bergerak dan

batuk.

- Klien mengatakan nyeri

dirasakan seperti tertusuk-

tusuk dengan skala 6

(sedang)

- Klien mengatakan semoga

nyerinya segera sembuh.

O : - Klien tampak meringis

- Klien dengan senang hati

mengikuti semua prosedur

yang dilakukan, seperti

17.15 S : - Klien mengatakan masih

merasakan nyeri pada

abdomen

- Klien mengatakan nyeri

dirsakana pada saat

memiringkan badan dn

batuk

- Klien mengatakan skala

nyeri 4 (sedang)

O : - Klien tampak meringis

- Klien tampak mengelus

perut

- TTV

TD : 120/90

13.02 S : Klien mengatakan nyeri

bertambah saat batuk, klien

mengatakan skala nyeri

sudah berkurang dengan

skala 2 (ringan)

O : - Klien tampak ceria

- TTV

TD : 130/80 mmHg

N : 78 x/menit

P : 20x/menit

S : 35,6 ºC

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

1. Kaji nyeri secara

komprehensif

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

80

mengajarkan kepada klien

tekhnik relaksasi nafas

dalam untuk mengurangi

nyeri.

- TTV

TD : 130/90

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

S : 38,4 ºC

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji nyeri secara

komprehensif

2. Monitor reaksi non verbal

Dari Ketidanyamanan

3. Ajarkan tentang tekhnik

non farmakologi

4. Tingkatkan istirahat

5. Monitor vital sign

6. Kolaborasi dengan dokter

pemberian analgetik

Nadi : 80 x/menit

P : 22x/menit

S : 36,8 ºC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji nyeri secara

komprehensif

2. Monitor reaksi non verbal

dari

Ketidanyamanan

3. Ajarkan tentang tekhnik

non farmakologi

4. Tingkatkan istirahat

5. Monitor vital sign

2. Monitor reaksi non verbal

dari

Ketidanyamanan

3. Ajarkan tentang tekhnik

non farmakologi

4. Tingkatkan istirahat

5. Monitor vital sign

2 15.53 S : Klien mengatakan belum bisa

melakukan aktivitas secara

mandiri karena masih dalam

tahap pemulihan fase post op

cholelitiasis.

O : - Klien tampak terbaring lemah

- Klien masih tampak di bantu

klien dalam memenuhi

kebutuhannya

17.23 S : - Klien mengatakan sudah

bisa ke kamar mandi

dengan dibantu oleh

keluarga

- Klien mengatakan sudah

bisa memiringkan badan

dan duduk

13.05 S : Klien mengatakan sudah

mampu beraktivitas seperti,

kekamar mandi secara mandiri,

dan mengambil makan dan

minum secara mandiri.

O : Klien tampak sudah mampu

berdiri secara mandiri, dan

mengambil minum secara

mandiri.

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

81

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas

yang mampu dilakukan

2. Bantu untuk

mengidentifikasi aktifitas

yang disukai

3. Bantu klien untuk

membuat jadwal latihan

di waktu luang

O : - Klien tampak dibantu

keluarga dalam

beraktivitas

- Klien tampak duduk

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

aktifitas yang mampu

dilakukan

2. Bantu untuk

mengidentifikasi

aktifitas yang disukai

3. Bantu klien untuk

membuat jadwal latihan

di waktu luang

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

1. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktifitas

yang mampu dilakukan

2. Bantu untuk

mengidentifikasi aktifitas

yang disukai

3. Bantu klien untuk membuat

jadwal latihan di waktu

luang

3 15.58 S : - Klien mengatkan merasakan

nyeri pada luka operasi

- Klien mengetakan badannya

terasa panas

O : - Badan klien teraba hangat

- Suhu tubuh 38,4 ºC

- Leukosit 14,6 10^3/uL

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor tanda dan gejala

infeksi

2. Inspeksi keadaan luka

3. Ajarkan cara

menghindari

infeksi

4. Monitor pemeriksaan

leukosit

17.27 S : Klien mengatakan masih

merasakan nyeri pada luka

operasi

O : - Tidak tampak adanya abses

pada luka operasi

- Suhu tubuh 36,3 ºC

- Leukosit : 6,02 10^3/uL

A : Masalah teratasi sebagiam

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor tanda dan gejala

infeksi

2. Inspeksi keadaan luka

3. Ajarkan cara menghindari

infeksi

13.15 S : Klien mengatakan masih

merasakan sedikit nyeri pada

luka operasi

O : Luka klien tampak mulai

mengering, tidak tampak

adanya abses

A : Maasalah teratsi

P : Pertahankan intervensi

1. Monitor tanda dan gejala

infeksi

2. Inspeksi keadaan luka

3. Ajarkan cara menghindari

infeksi.

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

82

B. PEMBAHASAN

Pada lanjutan bab ini akan dibahas laporan studi kasus yang akan

diuraikan sesuai dengan tahap dalam proses keperawatan, serta membahas

masalah kesenjangan antara teori dan kenyataan (kasus) yang diperoleh selama

melakukan perawatan pada klien Ny. “J” dengan Gangguan Sistem Pencernaan :

Post Op Cholelitiasis dengan Masalah Keperawatan Nyeri di Ruang Perawatan

Garuda kamar 10 RS. Bhayangkara Makassar.

Sejak tanggal 23 – 26 Maret 2019 penulis menentukan beberapa

kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus. Untuk memudahkan

dalam memehami kesenjangan yang terjadi seperti yang dimaksudkan di atas,

maka penulis membahas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan,

yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Pernecanaan Keperawatan,

Iplementasi Keperawatan, dan Evaluasi.

Adapun kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan antara lain:

1. Pengkajian

Pada tinjaun teori ditemukan gambaran klinis menurut Nuari Nian

(2015), yaitu perubahan warna urin dan feses, Nyeri abdomen kanan atas

dapat menjalar ke punggung serta bahu kanan dan akan merubah posisinya

secara terus menerus untuk mengurangi intensitas nyeri, perubahan warna

kulit, membrane mukosa lain dan sclera menjadi warna kuning, mual serta

muntah, dan intoleransi terhadap makanan berlemak.

Pada hasil pemeriksaan fisik abdomen didapatkan: Inspeksi : datar,

eritmen (-), sikatrik (-), Auskultasi : peristaltic (+), Perkusi: timpani

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

83

Palpasi: supel, nyeri tekan (+) region kuadran kanan atas, hepar-lien tidak

teraba, massa (-).

Sedangkan pada kasus yang diderita Ny. “J”, ditemukan beberapa

gejala antara lain: nyeri abdomen kanan, klien tampak meringis, klien

mengatakan nyeri semakin bertambah saat terlalu bergerak, klien mengatakan

mual, klien mengatakan sulit melakukan aktivitas, klien tampak lemah, klien

mengatakan nyeri pada luka operasi, badan klien teraba panas, suhu tubuh

38,4 ºC.

Dari uraian di atas, tampak adanya kesenjangan antara teori dan kasus,

dimana pola tinjauan teori didapatkan adanya perubahan warna kulit (Ikterus),

membran mukosa lain dan sklera menjadi warna kuning. Hal ini disebabkan

karena klien tidak mengalami perubahan warna kulit (Ikterus) membrane

mukosa lain dan sklera menjadi warna kuning. Hal ini disebabkan karena

klien tidak mengalami perubahan warna kulit (Ikterus) membrane mukosa lain

dan sklera menjadi warna kuning. Sedangkan pada kasus yang didapatkan

data klien merasakan nyeri pada abdomen kanan kuadran 4, klien sulit dalam

beraktivitas secara mandiri dan suhu tubuh klien mengalami peningkatan

(demam). Hal ini disebabkan karena klien dalam fase post operasi

kolesistektomi sehingga mengalami gangguan nyeri yang menggangu

aktivitas sehari-hari klien, serta menyebabkan suhu tubuh klien meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil pengkajian dan analisa data baik berdasarkan teori maupun

kasus maka dapat dirumuskan berbagai diagnosa keperawatan:

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

84

Berdasarkan tinjauan teori menurut Amin Nurarif & Hardhi Kusuma

(2015), diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan

Cholelitiasis ada 6 diagnosa, yaitu:

a. Hipertermia berhubungan dengan penigkatan laju metabolism, proses

penyakit (inflamasi).

b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis: obstruksi atau

spasme duktus, proses inflamasi, iskemia jaringan atau nekrosis (kematian

jaringan).

c. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan melalui penghisapan

gaster berlebihan, muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster.

d. Resiko Syok

e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake nutrisi (tonus otot/peristaltic menurun).

f. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (pasca tindakan

pembedahan).

Sedangkan pada kasus yang nyata ditemukan hanya 3 diagnosa

keperawatan dan dari 3 diagnosa yang ditemukan salah satunya tidak

ditemukan dalam teori, yaitu:

a. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (Insisi pembedahan).

Ditemukan pada kasus dan teori.

b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri post operasi. Ditemukan

pada kasus dan tidak ditemukan dalam teori.

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

85

c. Resiko Infeksi berhungan dengan prosedur invasive (Pasca tindakan

pembedahan). Ditemukan pada kasus dan teori.

Berdasarkan data tersebut di atas ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus. Dimana terdapat pada diagnosa keperawatan tapi tidak

ditemukan dalam kasus dan sebaliknya ditemukan dalam kasus tapi tidak

ditemukan dalam teori:

a. Hipertermia berhubungan dengan penigkatan laju metabolism, proses

penyakit (inflamasi). Ditemukan dalam teori sedangkan pada kasus

b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

melalui penghisapan gaster berlebihan, muntah, distensi, dan

hipermotilitas gaster. Ditemukan pada teori sedangkan pada kasus tidak

ditemukan, hal ini disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda yang

mengandung sebab cairan dalam tubuh klien normal yang didukung oleh

postur tubuh klien yang tergolong obesitas dan turgor kulit klien bagus.

c. Resiko Syok. Ditemukan pada teori sedangkan pada kasus tidak

ditemukan, hal ini disebabkan karena tidak ditemukannya tanda dan

gejala Resiko Syok seperti, tidak adanya penurunan kesadaran pada klien

Ny “J”, tidak terjadinya penurunan tekanan darah, dan tidak terdapatnya

sianosis pada kuku dan bibir klien Ny “J”.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake nutrisi (tonus otot/peristaltic menurun).

Ditemukan pada teori sedangkan pada kasus tidak ditemukan, hal ini

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

86

disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda yang mendukung terjadinya

gangguan kekurangan volume cairan.

3. Rencana Keperawatan

Adanya perencanaan yang dilakukan adalah:

a. Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (Insisi pembedahan).

Menurut teori rencana tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu:

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

3) Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi

4) Tingkatkan istirahat

5) Monitor vital sign

6) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

Rencana tindakan keperawatan menurut kasus yaitu:

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

3) Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi

4) Tingkatkan istirahat

5) Monitor vital sign

6) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

Dalam diagnosa ini tidak ditemukan kesenjangan rencana

tindakan keperawatan antara teori dan kasus.

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

87

b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri dan luka post operasi

Menurut teori rencana tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu:

1) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu

dilakukan

2) Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai

3) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang

Rencana tindakan keperawatan menurut kasus yaitu:

1) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu

dilakukan

2) Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai

3) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang

Dalam diagnosa ini tidak ditemukan kesenjangan rencana tindakan

keperawatan antara teori dan kasus.

c. Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasive (pasca tindakan

pembedahan).

Menurut teori rencana tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu:

1) Monitor tanda dan gejala infeksi

2) Monitor pemeriksaan leukosit

3) Inspeksi keadaan luka

4) Lakukan perawatan luka

5) Ajarkan tanda menghindari infeksi

6) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotic

Rencana tindakan keperawatan menurut kasus yaitu:

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

88

1) Monitor tanda dan gejala infeksi

2) Monitor pemeriksaan leukosit

3) Inspeksi keadaan luka

4) Lakukan perawatan luka

5) Ajarkan tanda menghindari infeksi

6) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.

Pada diagnosa ini tidak ditemukan adanya kesenjangan rencana

tindakan keperawatan antara teori dan kasus.

4. Implementasi Keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan selalu berorientasipada rencana yang

telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul

sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang

dilaksanakan dengan menerapkan komunikasi terapeutik dengan prinsip etis.

Pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang ada didalam

rencana keperawatan.

Penatalaksanaan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Nyeri Akut

Perencanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana

keperawatan berdasarkan teori, yaitu:

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi,

2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.

3) Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi.

Page 108: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

89

4) Tingkatkan istirahat.

5) Monitor vital sign.

6) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.

b. Intoleransi Aktivitas

Perencanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan

berdasarkan teori, yaitu:

1) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan.

2) Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai.

3) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang.

c. Resiko Infeksi

Perencanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana

keperawatan berdasarkan teori, yaitu:

1) Monitor tanda dan gejala infeksi.

2) Monitor pemeriksaan leukosit, Inspeksi keadaan luka, Lakukan

perawatan luka.

3) Ajarkan tanda menghindari infeksi.

4) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.

Adapun hal-hal yang mendukung, menghambat, dan pemecahan

masalah dalam tahap tindakan/pelaksanaan.

a. Hal-hal yang mendukung

1) Klien dan keluarga cukup kooperatif sehingga dapat diajak kerjasama

dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang dilakukan.

Page 109: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

90

2) Partisipasi petugas ruangan dalam member bimbingan serta

pengawasan selama penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada

klien.

3) Penulis mendapat kepercayaan dalam melaksanakan tindakan-tindakan

sesuai dengan masalah yang dihadapi.

b. Hal-hal yang menghambatan

Kurangnya waktu yang diberikan untuk selalu bersama klien

terutama dalam melakukan aktivitas, serta penjelasan yang berhubungan

dengan masalahnya.

c. Pemecahan masalah

Bekerjasama dengan perawat rungan serta keluarga klien yang

menerima dengan hangat keberadaan penulis dalam melaksanakan

tindakan keperawatan kepada klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi meliputi hasil dan proses pada kasus ini menunjang adanya

kemajuan atau keberhasilan dari masalah yang dihadapi oleh klien / keluarga.

Pada kasus yang ditangani dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan sebagai metode pemecahan masalah sehingga dalam evaluasi

setelah dirawat 3 hari yaitu sejak 23, 25 dan 26 Maret 2019, penulis temukan

diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut, Intolenrasi aktivitas, dan Resiko

infeksi. Ketiga diagnosa keprawatan yang tersebut telah teraasi semua hal ini

dapat di lihat dari data objektif yang ditunjukkan klien setelah dilakukan

Page 110: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

91

serangkaian intervensi keperawatan. Berikut evaluasi keperawatan

berdasarkan diagnosa yang terdapat pada kasus, yaitu:

a. Nyeri Akut : klien melaporkan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3

(ringan)

b. Intoleransi Aktivitas : klien tampak mengambil air minum dan duduk tanpa

bantuan keluarga dan perawat.

c. Resiko Infeksi : Tidak adanya tanda-tanda infeksi yang ditandai dengan

terjadinya demam, nyeri pada luka dan abses pada luka post operasi.

Page 111: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

92

BAB V

PENUTUP

Setelah peneliti menguraikan pembahasan kasus Klien Ny. “J” dengan

gangguan sistem pencernaan : Cholelitiasis di ruang Perawatan Garuda kamar 10 RS.

Bhayangkara Makassar tanggal 23 s/d 26 Maret 2019, maka penulis dapat

menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian keperawatan, data yang ditemukan pada Ny. “J” yaitu nyeri

perut, Kesulitan dalam melakukan aktivitas, klien mengatakan nyeri pada luka

post operasi, klien tampak meringis, klien tampak lemah, klien mengatakan

nyeri saat banyak bergerak, badan klien teraba hangat, suhu tubuh 38,4 ºC.

2. Pada diagnosa keperawatan, ketiga diagnosa keperawatan yang ditememukan

pada kasus nyata salah satunya tidak ditemukan pada teori, yaitu: Nyeri akut

berhubungan dengan kerusakan jaringan (insisi pembedahan) diagnosa ini

ditemukan dalam kasus dan teori, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

nyeri dan luka post operasi (diagnosa ini ditemukan pada kasus namun tidak

ditemukan pada teori), Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive

(pasca tindakan pembedahan) diagnosa ini ditemukan pada kasus dan teori.

3. Dalam menetapkan rencana keperawatan pada klien Ny. “J” dengan kasus

Cholelitiasis perlu kerja sama khususnya dengan perawat yang terkait agar

dapat disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia di rumah

sakit menunjang dalam pelaksanaan tersebut.

Page 112: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

93

4. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada klien perlu kerja sama

dengan klien dan keluarga serta perawat ruangan Garuda agar rencana

keperawatan benar-benar dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Dalam melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien Cholelitiasis di

perlukan kecermatan dan ketilitian sehingga dapat diketahui dari asuhan

keperawatan yang telah dilakukan.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Ny.”J” yang

mengalami Penyakit Cholelitiasis (Batu empedu) dengan Masalah Keperawatan

Nyeri Akut di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, maka saran yang dapat

diberikan untuk dijadikannya pengalaman ke arah lebih baik maka penulis

tujukan kepada :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang benar-benar ilmiah

dalam Pengkajian maupun pendokumentasian lebih ditingkatkan. Penyediaan

lahan praktek yang memadai memudahkan penulis untuk mendapatkan data

secara akurat serta pemahaman persepsi dari berbagai pihak perlu dikaji

kembali, sehingga penulis dapat melaporkan hasil Pengkajian dengan baik.

Serta memperbanyak buku dan literatur mengenai Penyakit Cholelitiasis

(Batu Empedu) dan Asuhan Keperawatan Penyakit Cholelitiasis (Batu

Empedu) dengan tahun penerbitan yang baru, sehingga dapat

memperbanyak wawasan bagi pembacanya.

Page 113: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

94

2. Bagi Rumah Sakit/Staf

Diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan kepada klien seoptimal

mungkin, meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dan meningkatkan

kualitas Asuhan Keperawatan khususnya dalam penanganan klien yang

mengalami gangguan sistem pernapasan Penyakit Cholelitiasis (Batu

Empedu).

3. Bagi Klien Dan Keluarga

Diharapkan klien dan keluarga dapat memahami cara pencegahan dan

pengobatan Penyakit Cholelitiasis (Batu Empedu) serta keluarga dapat selalu

mengawasi dan membantu klien untuk menghindari faktor-faktor pencetus

yang dapat membuat Penyakit Cholelitiasis (Batu Empedu) pada klien

kambuh.

4. Bagi Tenaga Keperawatan (Perawat)

Diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan

khususnya bagi klien Penyakit Cholelitiasis (Batu Empedu) untuk membantu

penyembuhan.

5. Bagi Pembaca / Masyarakat

Diharapkan untuk dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit

Cholelitiasis (Batu Empedu) sehingga dapat dilakukan upaya-upaya yang

bermamfaat untuk mencegah maupun menangani penyakit ini. Serta dapat

memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Page 114: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

95

6. Bagi Peneliti

Diharapkan untuk dapat menerapkan Ilmu Keperawatan yang telah dipelajari

dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan

Asuhan Keperawatan pada klien secara optimal khususnya pada klien

Penyakit Cholelitiasis (Batu Empedu). Serta diharapkan dapat

memperbanyak bahan bacaan sebagai literatur sehingga wawasan lebih

banyak.

Page 115: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

DAFTAR PUSTAKA

Diyono., Mulyanti Sri. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem

Penceranaan (Dilengkapi Contoh Studi Kasus Dengan Aplikasi NANDA

NOC NIC). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gagola, P., Timban, J., & Ali, R. (2015). Gambaran ultrasonografi batu empedu

pada pria & wanita. Manado : Jurnal e-Clinic (eCl). Vol. 3, No. 1: 428-

429.

Hasanah Uswatun. (2015). Mengenal Penyakit Batu Empedu. Bandung: Jurnal

Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13, No.26: 28-30.

Iqbal Wahit,M & dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2.

Jakarta: Salemba Medika.

Luklukaningsih.,Z. (2014). Anatomi, Fisiologi Dan Fisioterapi. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Mustikawati. (2017). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Keperawatan Ringkasan Dan

Latihan Soal. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media.

Naga,S.,Soleh. (2013). Buku Panduan Lengkap Penyakit Dalam. Jogjakarta:

DIVA Press.

Nuari Nian. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Jakarta Timur: CV.Trans Info Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Ilmu Keperawatan Pendekatan Prakktis. Jakarta :

Salemba Medika.

Nurarif, H.,A & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaaction Jogja.

Ndraha, S., Fabiani, H., Tannady, H., & Tendean, M. (2014). Profil Kolelitiasis

Pada Hail Ultrasonografi. Jakarta: J. Kedokt Meditok. Vol. 20, No. 53:

8-10.

Rosdahi,B.,C & Kowalski, T.,M. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10

Volume 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer. C.,S. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi

12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tuuk, A., Panelewen, J., & Noersasongko, A. (2016). Profil Kasus Batu Empedu.

Jurnal e-Clinic (eCl), Vol. 4, No. 2.

Page 116: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

CHOLELITIASIS (BATU EMPEDU)

AKPER MAPPA OUDANG MAKASSAR

PENATALAKSANAAN

BATU EMPEDU

Terapi Nutrisis dan Suportif

Terapi Farmakologis

Pengangkatan Batu Empedu Secara Nno-Bedah

Penatalaksanaan Secara Bedah

KOMPLIKASI

PENYULUHAN KESEHATAN

Komplikasi kolelitiasis (batu empedu) yang biasa terjadi antara lain:

1. Kolesistitis akut (radang kandung empedu) 2. Koledokolitiasis (batu empedu pada duktus sistikus) 3. Kolangitis akut (radang saluran

empedu) 4. Pankreatitis akut 5. Mukokel, empiema, hingga gangrene pada kandung empedu 6. Keganasan kandung empedu.

TIPS TERHINDAR DARI

CHOLELITIASIS (BATU EMPEDU)

1. Konsumsi Makanan Sehat 2. Jaga Berat Badan Tetap Seimbang 3. Olahraga dan Latihan Fisik 4. Obat Rekomendasi Dokter

Page 117: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Kenali Tanda Dan Gejalanya

SEGERA KONSULTASI-

KAN KEDOKTER.!!!

Cholelitiasis (batu empedu) ada-

lah timbunan Kristal di dalam kan-

dung

empedu

atau di

dalam

saluran

empedu.

Chole-

litiasis

(batu empedu) biasanya terbentuk

dalam kandung empedu dari un-

sur-unsur padat yang membentuk

cairan empedu, batu empedu

memiliki ukuran, bentuk dan kom-

posisi yang sangat bervariasi

(Nuari N,

2015).

ETIOLOGI / FAKTOR RESIKO APA ITU

CHOLELITIASIS

1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Berat Badan

4. Riwayat Keluarga

5. Aktivitas Fisik

MANIFESTASI KLINIS

Perubahan Warna Urine dan Feses

Ikterus

Perubahan warna kulit, membrane

mukosa lain dan sclera menjadi warna

kuning.

Rasa Nyeri

Pasien mungkin akan merasa nyeri

pada abdomen kanan atas yang dapat

menjalar ke punggung dan bahu kanan

disertai dengan mual dan muntah

Intoleransi Terhadap Makanan

Berlemak

STOP

CHOLELITIASIS.!!!

Page 118: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA

CHOLELITIASIS

OLEH :

NAMA : RATMIANI

NIM : 1610054

TINGKAT : 3B (TIGA)

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPA OUDANG MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019

Page 119: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Lampiran 4

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Masalah : Cholelitiasis (Batu Empedu)

Pokok Bahasan : Cholelitiasis (Batu Empedu)

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab / Faktor Resiko, Gejala,

Penatalaksanaan Cholelitiasis, dan Komplikasi

Sasaran : Perempuan Dewasa 49 Tahun

Penyuluh : Ratmiani

Hari / Tanggal : Selasa, 26 Maret 2019

Waktu : ± 20 Menit

Tempat : Ruang Garuda / Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 5-15 menit klien

maupun keluarga klien mampu memahami dan menjelaskan tentang

Cholelitiasis (Batu Empedu).

2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Cholelitiasis (Batu

Empedu) diharapkan klien maupun keluarga klien dapat:

a. Menyebutkan Kembali Pengertian Cholelitiasis (Batu Empedu)

Page 120: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

b. Menyebutkan Kembali Penyebab / Faktor Resiko Cholelitiasis (Batu

Empedu)

c. Menyebutkan kembali gejala Cholelitiasis

d. Menyebutkan kembali penatalaksanaan Cholelitiasis

e. Menyebutkan kembali Komplikasi Cholelitiasis

B. Materi (Penjelasan Terlampir)

1. Pengertian Cholelitiasis (Batu Empedu)

2. Penyebab Cholelitiasis (Batu Empedu)

3. Tanda dan Gejala Cholelitiasis (Batu Empedu)

4. Penatalaksanaan Cholelitiasis (Batu Empedu)

5. Komplikasi Cholelitiasis (Batu Empedu)

C. Media Yang Digunakan

1. Clipart

2. Leaflet

D. Metode Yang Digunakan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Pelaksanaan Kegiatan

TAHAP

KEGIATAN

KEGIATAN

PELAKSANA

KEGIATAN

KLIEN WAKTU

Pendahuluan

1. Memberikan Salam

2. Memperkenalkan Diri

3. Menyampaikan

Maksud dan Tujuan

4. Menyampaikan

1. Menjawab

2. Menyimak

3. Menyimak

4. Menyimak

3 Menit

Page 121: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Inti

Waktu Kontrak Yang

Akan Digunakan

Dalam Penyuluhan

1. Memberikan

Penjelasan Tentang

Penyakit Cholelitiasis

(Batu Empedu) Yaitu

Sebagai Berikut:

a. Pengertian

Cholelitiasis (Batu

Empedu)

b. Penyebab

Cholelitiasis (Batu

Empedu)

c. Tanda dan Gejala

Cholelitiasis (Batu

Empedu)

d. Penatalaksanaan

Cholelitiasis (Batu

Empedu)

e. Komplikasi

Cholelitiasis (Batu

Empedu)

1. Memperhatikan

dan

Mendengarkan

Secara Saksama

10 Menit

Page 122: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

2. Memberikan

Kesempatan Kepada

Pasien Atau Keluarga

Pasien Untuk

Bertanya.

3. Menjawab Pertanyaan

Pasien Atau Keluarga

Pasien Dengan Tepat

Dan Mudah Di

Mengerti.

4. Menanyakan Tentang

Materi Cholelitiasis

(Batu Empedu) Pada

Pasien Atau Keluarga

Pasien.

2. Mengajukan

Pertanyaan

3. Memperhatikan

4. Menjawab

Pertanyaan

Penutup 1. Menyimpulkan Hasil

2. Harapan Penyuluhan

1. Memperhatikan

2. Memperhatikan

2 Menit

F. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan, Pasien maupun keluarga pasien mampu

menjawab pertanyaan berikut:

1. Sebutkan kembali pengertian Cholelitiasis (Batu Empedu)

2. Sebutkan kembali penyebab Cholelitiasis (Batu Empedu)

Page 123: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

3. Sebutkan kembali tanda dan gejala Cholelitiasis (Batu Empedu)

4. Sebutkan kembali komplikasi Cholelitiasis (Batu Empedu)

5. Sebutkan kembali penatalaksanaan Cholelitiasis (Batu Empedu)

Page 124: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Penjelasan Materi

1. Pengertian

Cholelitiasis (batu empedu) adalah timbunan Kristal di dalam

kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang di temukan di

dalam kandung empedu disebut koledokolitiasis. Batu empedu juga dapat

didefinisikan sebagai endapan satu atau lebih komponen empedu, seperti

berupa kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, dan protein (Sholeh

S, 2013).

Batu kantung empedu (Cholelitiasis) merupakan gabungan

beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk

di dalam kandung empedu. Cholelitiasis (batu empedu) biasanya terbentuk

dalam kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan

empedu, batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat

bervariasi (Nuari N, 2015).

2. Etiologi / Faktor Resiko

Etiologi batu empedu (cholelitiasis) masih belum diketahui secara pasti,

namun cholelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor risiko di bawah

ini. Namun, semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang,

semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. Faktor risiko

tersebut antar lain :

a. Jenis Kelamin

Wanita mempunyai risiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis

dibandungkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormone estrogen

berpangaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh kandung

Page 125: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

empedu. Kehamilan, yang meningkatkan kadar estrogen juga

meningkatkan risiko terkena kolelitiasis. Penggunaan pil kontrasepsi

dan terapi hormone (estrogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam

kandung empedu dan penurunan aktivitas pengosongan kandung

empedu.

b. Usia

Risiko untuk terkena kolelitiasis menigkatkan sejalan dengan

bertambahnya usia. Orang dengan usia > 60 tahun lebih cenderung

untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang usia yang lebih

muda.

c. Berat Badan (BMI)

Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai risiko lebih

tinggi untuk terjadi kolelitiasis. Ini dikarenakan dengan tingginya BMI

maka kadar mengurangi garam empedu serta mengurangi kontraksi /

pengosongan kandung empedu.

d. Makanan

Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti

setelah operasi gastrointestinal) mengakibatkan gangguan terhadap

unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan kontraksi

kandung empedu.

e. Riwayat Keluarga

Organ dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai risiko lebih

besar dibandingkan dengan tanpa riwayat keluarga.

f. Aktifitas Fisik

Page 126: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan risiko

terjadiya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu

lebih sedikit berkontraksi.

(Nian Nuari, 2015).

3. Manifestasi Klinis

a. Perubahan Warna Urin Dan Feses

Ekskresi pigmen emepdu oleh ginjal akan membuat urin berwarna

sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu akan

tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut “clay-colored”.

b. Ikterus

Perubahan warna kulit, membrane mukosa lain dan sclera menjadi

warna kuning.

c. Rasa Nyeri

Pasien mungkn akan merasa nyeri pada abdomen kanan atas yang

dapat menjalar ke punggung dan bahu kanan disertai dengan mual dan

muntah, dan akan merubah posisinya secara terus-menerus untuk

mengurangi intensitas nyeri.

d. Intoleransi terhadap makanan berlemak.

(Nian Nuari, 2015).

4. Penatalaksanaan

Sasaran utama terapi medis adalah untuk mengurangi insidensi

episode nyeri akut kantung empedu dan kolesistitis dengan

penatalaksanaan suportif dan diet dan, jika memungkinkan,

Page 127: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

menghilangkan penyebabnya dengan menggunakan farmakoterapi,

prosedur endoskopik, atau intervensi bedah.

a. Terapi Nutrisi dan Suportif

1) Capai remisi dengan istirahat, cairan IV, pengisapan nasogatrik,

analgesik, dan antibiotic.

2) Diet segera setelah episode biasanya berupa cairan rendah lemak

dengan protein dan karbohidrat tinggi dilanjutkan dengan makanan

padat lembut, hinadri telur, krim, babi, makanan gorengan, keju,

rich dressings, sayuran pembentuk gas, dan alkohol.

b. Terapi Farmakologis

1) Asam ursodeoksikolat (UDCA [Urso, Actigall]) dan asam

kenodeoksikolat (kenodiol atau CDCA [Chenix]) efektif dalam

melarutkan batu kolesterol primer.

2) Pasien dengan gejala signifikan dan sering sumbatan duktus kisitk

atau batu pigmen bukan merupakan kandidat untuk terapi dengan

UDCA.

c. Pengangkatan Batu Empedu Secara Non-Bedah

Selain dengan melarutkan batu empedu, batu empedu dapat

dikeluarkan dengan instrument lain (mis, kateter dan instrument yang

dilengkapi keranjang disusupkan ke saluran slang T atau fistula yang

dibentuk pada saat pemasangan slang T, endoskopi ERCP), litotripsi

intrakorporeal (denyut nadi laser), atau terapi gelombang syok

ekstrakorporal (litotripsi atau litotripsi gelombang syok ekstrakorporal

[ESWL]).

Page 128: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

d. Penatalaksanaan Bedah

Tujuan pembedahan adalah untuk meredakan gejala yang

persisten, untuk menghilangkan penyebab kolik bilier, dan untuk

mengatasi kolesistitis akut.

1) Kolesistektomi laparoskopik: Dilakukan melalui insisi ataua

tusukan kecil yang dibuat menembus dinding abdomen di

umbilicus.

2) Kolesistektomi: Kantung empedu dikeluarkan melallui sebuah insisi

abdomen (biasanya subkosta kanan) setelah ligasi duktus kistik dan

arteri.

3) Minikolesistektomi: Kantung emepdu dikeluarkan melalui sebuah

insisi keci.

4) Kolesistostomi (bedah atau perkutan): Kantung empedu dibuka, dan

batu, empedu, atau drainase purulen dikeluarkan.

(Brunner & Suddarth, 2013)

5. Komplikasi

Komplikasi kolelitiasis (batu empedu) yang biasa terjadi antara lain:

a. Kolesistitis akut (radang kandung empedu)

b. Koledokolitiasis (batu empedu pada duktus sistikus)

c. Kolangitis akut (radang saluran empedu)

d. Pankreatitis akut

e. Mukokel, empiema, hingga gangrene pada kandung empedu

f. Keganasan kandung empedu.

Page 129: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …
Page 130: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

DATA PASIEN PENDERITA CHOLELITIASIS RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TAHUN 2015 – 2018

BULAN 2015 2016 2017 2018

R. Jalan R. Inap R. Jalana R. Inap R. Jalan R. Inap R. Jalan R. Inap

Januari 18 4 15 9 27 2 32 7

Februari 24 6 16 12 27 6 34 3

Maret 28 8 22 3 43 11 35 11

April 25 4 17 4 28 8 48 9

Mei 21 4 9 7 15 4 23 11

Juni 7 5 20 7 12 1 24 9

Juli 5 4 27 7 45 1 34 11

Agustus 17 9 27 5 26 7 33 2

September 11 5 34 34 20 9 31 2

Oktober 16 7 2 2 39 0 31 4

November 11 10 17 2 40 3

Desember 8 0 17 11 39 10

TOTAL 191 66 223 74 361 62 325 69

Page 131: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …

JADWAL KEGIATAN (TIME SCHEDULE)

No Jenis kegiatan

Bulan (2019)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Persiapan

2. Konsul Judul Proposal

3. Acc Judul Proposal

4. Penyusunan Proposal

5. Ujian Proposal

6. Pengumpulan Data Dan Supervisi

7. Analisis Dan Penuyusunan KTI

8. Ujian Akhir KTI

Page 132: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny …