ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN …
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN …
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
PADA PASIEN DIARE DI PUSKESMAS WAJO
KOTA BAUBAU
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan
OLEH
MULIADI
NIM. P00320018164
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. S NENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN PAI}A PASMN I}IARE
DI PUSKESMAS WAJO KOTA BAUBAU
Disusun dan diajukan oleh :
MT]LIADI
NIM. P00320018164
Telah mendapatkan persetujuan Tim Pembimbing
Menyetujui
NIP. 196210A91983A7rc02
Mengetahui,
301995031001
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAwATAN PADA PASIEN Ny. S DENGAN GANGGUAN
PEMENTIHAN KEBUTUHAN CAI&{N PADA PASTEN DIARE
DT PUSKESMAS WAJO KOTA BAUBAU
Ilisusun dan diajukan oleh ;
MULIADINrM. P00320018164
Karya Tulis ini telah dipertahankan pada seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depanTim Penguji pada HarilTanggal : 10 Juli 2019 dantelah dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui
1. Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes (
2. Muslimin L, A.Kep., S.Pd., M.Si (
3. lndriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes (
Mengetahui,
m
n Keperawatan
30199s031001
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MULIADI
NIM : P00320018164
INSTITUSI : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Pasien Diare di
Puskesmas Wajo Kota Baubau
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis benar benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, ................Juli 2019
MULIADI
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Muliadi
2. Tempat/Tanggal Lahir : Waruruma, 01 Januari 1980
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Kel. Waruruma Kec. Kokalukuna Kota
Baubau
7. No.Telp/hp : 08114007772
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Waruruma Tahun 1986-1992
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri Bungi Tahun 1992-1995
3. SPK Pemda Buton Tahun 1995-1998
4. DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2018-sekarang
vi
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon.
vii
ABSTRAK
MULIADI (P00320018164), Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S DenganGangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Pasien Diare di Puskesmas Wajo KotaBaubau. Dibimbing oleh Taamu (xii + 56 + 4 Tabel + 5 lampiran). Latar belakang;Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian pada anak, termasukmenurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh diare. Jika pencegahan diare tidakdilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka kemungkinan sebanyak 760.000anak akan meninggal setiap tahunnya. Tetapi jika penanganan diare dilakukan dengancepat dan tepat, maka jumlah kematian akan menurun setiap tahunnya. Tujuanpenulisan; Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. S DenganGangguan Sistem Pencernaan : Diare Di Puskesmas Rawat Inap Wajo Kota Baubau.Hasil ; pada pengkajian didapatkan BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, mual muntahdan lemas selain itu didapatkan juga turgr kulit jelek dan kulit kering bibir kering,feses konsistensi cair, nafsu makan menurun. Diagnosa keperawatan yang timbuladalah Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output berlebihan danPemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequat.Kesimpulan; pasien diare dapat dilakukan dengan penanganan cairan dan nutrisidengan cara terapi mandiri perawat, non farmakologis, kolaboratif dan healtheducation.. Saran; Menjaga pola hidup sehat dan faktor lain yang menyebabkanresiko diare, minum obat secara teratur sesuai dengan indikasi yang di anjurkan sertachek up kerumah sakit / puskesmas terdekat.
Kata kunci : diare, perawatan diare
Referensi : 13 Literatur (tahun 2000-2017)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan limpahan berkah dan karunia Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Studi kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Ny. S Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan
pada Pasien Diare di Puskesmas Wajo Kota Baubau”.
Karya Tulis Ilmiah ini di susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Dalam proses pembuatan hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini tentunya tidak
lepas dari bantuan dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan hati dan keikhlasan yang tulus penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar sebesarnya kepada Bapak H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes selaku
pembimbing yang memberikan motivasi, arahan dan masukan terhadap penulisan
karya tulis ini.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Askrening, SKM.M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep. Ns. M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari
3. Civitas akademika Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
4. Kepala Puskesmas Wajo yang telah memberikan ijin pengambilan data
penelitian
ix
5. Bapak/ibu penguji Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kep., M.Kes, Muslimin L, A.Kep.,
S.Pd., M.Si, Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes atas masukan dan saran
perbaikan.
6. Terkhusus istri tercinta dan anak-anakku tersayang atas kesempatan dan
dukungan baik moriil maupun materiil.
7. Rekan-rekan kerja atas dorongan dan motivasinya
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program Khusus RPL Angkatan II zona Bau-bau
atas kekompakkannya
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan Kara Tulis Ilmiah ini, semoga Allah SWT selalu
merahmati kita semua. Aamiin.
Kendari, Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................iiHALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................iiiSURAT PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................vMOTTO .....................................................................................................................viKATA PENGANTAR ...............................................................................................viiDAFTAR TABEL .....................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..............................................................................................1B. Tujuan penulisan ............................................................................................5C. Manfaat penulisan ..........................................................................................6D. Metode dan sistematika penulisan .................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Diare..................................................................................10B. Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................16
BAB III LAPORAN KASUSA. Pengkajian ......................................................................................................27B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................34C. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................36D. Implementasi Keperawatan............................................................................38E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................38
BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian ......................................................................................................44B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................45C. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................46D. Implementasi Keperawatan............................................................................47E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................48
BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ....................................................................................................50B. Saran...............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel. 1. Teori rencana keperawatan
Tabel. 2. Data fokus hasil pengkajian keperawatan
Tabel. 3. Analisis data hasil pengkajian keperawatan
Tabel. 4. Matriks rencana intervensi keperawatan
Tabel. 5. Matriks implementasi dan evaluasi keperawatan
xii
LAMPIRAN
Lampiran. 1. Surat ijin penelitian
Lampiran. 2. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran. 3. Surat keterangan bebas pustaka
Lampiran. 4. Surat keterangan bebas admnistrasi
Lampiran. 5. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal adalah
kualitas pelayanan kesehatan karena angka kematian anak (AKA), kurang
berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor
yang harus diperhatikan karena jika upaya pencegahan tidak ditangggulangi
dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin
meningkat (Depkes, 2010).
Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian pada anak,
termasuk menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh diare. Jika
pencegahan diare tidak dilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka
kemungkinan sebanyak 760.000 anak akan meninggal setiap tahunnya. Tetapi
jika penanganan diare dilakukan dengan cepat dan tepat, maka jumlah kematian
akan menurun setiap tahunnya (WHO, UNICEF, 2013).
Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar
keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di
Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama
s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju
diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
2
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta
diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.
WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan
mortalitas 3-4 juta pertahun.
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta
penduduk setiap tahun. Di Afrika orang dewasa terserang diare infeksi 7 kali
setiap tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan
diare 3 kali setiap tahun. Diare akut merupakan penyakit di indonesia yang masih
sangat tinggi. Dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita. Dari hasil riset
kesehatan dasar yang dilakukan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2007,
diare akut merupakan penyebab kematian bayi (31,4%) balita (25,2%).
(Tjitrosantoso, 2013).
Diare adalah buang air besar dengan tinja encer atau berair dengan frekuensi
lebih sering dari biasanya (normalnya). Sehingga orang yang mengalami diare
akan lebih sering ke toilet untuk buang air besar dengan volume feses yang lebih
banyak dari biasanya. Diare dikenal juga dengan istilah mencet. Diare Akut
adalah diare yang berlangsung kurang dari dua minggu. Sedangkan diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu.Diare yang onset gejalanya
tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non
infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi
3
dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.Penyakit Diare biasanya
berlangsung beberapa hari dan sering sembuh atau hilang tanpa pengobatan.
Akan tetapi adapula penyakit diare yang berlangsung selama berminggu-minggu
atau lebih. Atas dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare akut dan
kronis.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat
baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. IDAI, WHO dan UNICEF
merekomendasikan tatalaksana diare dengan Lintas Diare (Lima langkah
Tuntaskan Diare). Lintas diare meliputi pemberian oralit diberikan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi dengan mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare.Walaupun air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih
diutamakan oralit. Pemberian Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang
penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric
Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan
mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi
dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
diare. ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang
sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta
4
pengganti nutrisi yang hilang. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering
diberi ASI. Ibuatau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang cara memberikan cairan maupun obat di rumah dan kapan harus
membawa kembali balita ke petugas kesehatan. (Ikasari, 2012).
Di Indonesia, setiap tahun sekitar 110 juta episode diare pada orang dewasa
per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2016 jumlah kasus diare
didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita
rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia
adalah Shigella, Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan
Entamoeba histolytica. (Kemkes, 2017).
Di Sulawesi tenggara, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 period
prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada
balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2017 sebanyak
39.913 kasus atau sebanyak 53,72% dari perkiraan kasus, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 35.864 kasus (46,77% dari perkiraan
kasus). (profil dinkes Sultra, 2018).
Di Kota Baubau berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tahun 2018
penyakit diare menempati urutan nomor 3 dari 10 penyakit terbesar dengan
jumlah pasien sebanyak 2361 kasus atau sebanyak 58,8 % dari perkiraan kasus.
Dari hasil studi pendahuluan di puskesmas Wajo didapatkan penyakit diare
5
menempati urutan ke 6 dari 10 penyakit terbesar dengan jumlah kasus sebesar
406 kasus. (Profil Puskesmas Wajo, 2018).
Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul “ Asuhan
Keperawatan dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Pasien
Diare di Puskesmas Wajo Kota Baubau”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penilisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu
melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Cairan Pada Pasien Diare di Puskesmas Wajo Kota Baubau.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini karya tulis ilmiah adalah agar penulis mampu:
1. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Pasien Diare
2. Mampu Merumuskan diagonasa keperawatan yang tepat pada klien
dengan gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Pasien Diare
3. Mampu Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Pasien Diare
4. Mampu Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien dengan
gangguan Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Pasien Diare
6
5. Mampu Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan
Pemenuhan Kebutuuhan Cairan Pada Pasien Diare
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis yang dapat di ambil sebagai berikut :
a. Untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan penyakit dalam yang telah
diperoleh selama dibangku kuliah pada pasien secara langsung.
b. Sebagai bahan dan media referensi bagi mahasiswa, petugas kesehatan
dan masyarakat secara umum.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi klien dan masyarakat, memberikan informasi tentang penyakit
gastritis dan perawatannya.
b. Bagi institusi pendidikan, merupakan sumbangan ilmiah bagi dunia
pendidikan dan dapat menjadi referensi atau kajian empiris untuk
peneliti selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan
agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang penyakit Diare dan
perawatannya dan memaksimalkan asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien dengan diagnosa medis Diare.
d. Bagi peneliti, sebagai input pengetahuan yang kedepannya mampu
digunakan oleh peneliti sebagai rujukan referensi pada kasus yang
serupa pada penelitian selanjutnya.
7
D. Metode dan Teknik Penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wajo pada tanggal 4 s/d 5 Maret 2019
2. Teknik pengumpulan data
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan data obyektif dan relevan
dengan melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan
Studi ini dilakukan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang
berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini.
b. Studi kasus
Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan pada klien yang meliputi pengkajian, penerapan diagnosa
keperawatan, penyuusunan rencana tindakan, penerapan implementasi
keperawatan dan evaluasi asuhan keperawatan.
Untuk melengkapi data atau informasi dalam pengkajian penulis
menggunakan beberapa metode antara lain :
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara
melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan
keadaan klien
8
2) wawancara
Mengadakan wawancara langsung terhadap klien dan keluarga klien
terkait dengan penyakit yang diderita.
3) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan secara per sistem terhadap klien dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
4) Studi dokumentasi
Penulis peroleh data dari medical record dan data pemeriksaan
penunjang berupa hasil pemeriksaan laboratorium
5) Metode diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang
bertugas saat pengambilan data di Puskesmas Wajo Kota Baubau
3. Teknik penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari
lima bab, yaitu :
Bab I : pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan dan teknik penulisan
Bab II: tinjauan pustaka yang mencakup konsep dasar medis meliputi
definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik
9
dan penatalaksanaan. Sedangkan konsep dasar keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup hasil pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi.
Bab IV : pembahasan kasus yang berisi perbandingan antara teori
keperawatan dan kasus yang di amati
Bab V : penutup yang meliputi kesimpulan dan saran
Diakhiri dengan daftar pustaka yang memuat referensi yang dipergunakan
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Diare
1. Pengertian diare
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari
3 x sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak
berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan
menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan
bentuk tinja yang encer atau cair.
Menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang
banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair
dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Diare adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah.
2. Penyebab diare
Penyebab faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah terbagi atas 2
penyebab yaitu :
11
a. Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare terdiri
dari Infeksi bakteria vibrio, E. coli, salmonella campilo baster. Infeksi
virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus. Infeksi
parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia
lambia), jamur (candida aibicans).
b. Infeksi Parenteral
Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi : Faktor Malabsobsi; karbohidrat,
lemak, protein. Faktor makanan; basi, racun, alergi. Faktor psikologis;
rasa takut dan cemas.
3. Patofisiologi diare
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang
berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam
mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan
elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
12
sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan
menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan
motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
a. Gangguan Osmotik ; Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus
yangberlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus,hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
13
b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi darah
4. Gejala dan manifestasi klinik
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
a. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
c. Kram abdominal.
d. Demam.
e. Mual dan muntah.
f. Anoreksia.
g. Lemah.
h. Pucat.
i. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
5. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
a. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
b. Hipokalsemia
c. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
14
d. Hiponatremi.
e. Syok hipovalemik.
f. Asidosis
g. Dehidrasi
6. Penanganan
a. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah :
1) pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
2) Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun
misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI.
Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena
cairan yang terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
3) Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi
oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam
rehidrasi kedalam 1 liter air bersih.
4) Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping
LRO.
b. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
1) Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan
pencegahan enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan penderita.
15
2) Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
3) Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero
patogen dan cara mengurangi penularan.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
b. Pemeriksaan intubasi duodenum.
c. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
d. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
e. Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 )
f. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
g. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ).
h. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
i. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara
kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
16
B. Konsep Asuhan Keperawatan Diare
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan.
Keberhasilan asuhan keperawatan tergantung pada kecermatan dan
keakuratan dalam mengenal masalah klien sehingga memberikan arah
kepada tindakan keperawatan. Dalam pengkajian data dasar yang diperlukan
meliputi :
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis
kelamin, kawin/belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan penanggungjawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada diare adalah berupa nyeri perut dan bab lebih dari 3
kali sehari dengan konsistensi encer, kelemahan dan letargi.
c. Riwayat kesehetan sekarang
Kondisi yang didapatkan saat pengkajian dimana diare memiliki faktor
predisposisi makan makanan yang kurang sehat, stressor yang diterima,
selain itu penyakit muncul mendadak.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Diare lebih dapat dipengaruhi oleh faktor kebersihan lingkungan,
kebiasaan hidup sehat dan pola makan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
17
Diaretidak dipegaruhi oleh faktor genetik tetapi lebih kepada pola
makan dn kebersihan makanan dalam keluarga.
f. Riwayat psikososial
Diare memunculkan ansietas, depresi, letargie dan stress adanya nyeri,
gelisah, muka layu, gerak fisik lemas, penurunan pola bicara.
g. Riwayat spiritual
Riwayat spiritual tergatung pada masing-masing kepercayaan dan
agama yang dianut oleh individu klien.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ; lemah
2) Tanda-tanda vital; suhu tubuh cenderung meningkat, pernapasan
dangkal, nadi cepat, tekanan darah menurun.
3) Review of sistem
a) B1 (breathing) ; sistem pernapasan dimana pemeriksaannya
meliputi inspeksi pada bentuk dada ditemukan bentuk dada
dapat terjadi tarikan dalam karena pernapasan dangkal dan
cepat Pada palpasi tidak ditemukan kelainan dinding toraks,
gerakan dinding tidak simetris dan getaran yang dirasakan tidak
merata. Pada perkusi ditemukan penurunan suara paru atau
perubahan dari resonan. Pada auskultasi ditemukan perubahan
suara napas.
18
b) B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara
lain meliputi; pada pemeriksaan inspeksi perubahan apeks
jantung karena disebabkan adanya perubahan sumbu jantung
karena hipertropi, pada palpasi terdapat penurunan denyut
apeks karena empisema terdapat thril jantung dan distensi vena
jugularis pada diare kronis. Pada perkusi biasanya tetap normal
pada bunyi redup. Pada auskultasi didapatkan bunyi lemah
pada katup aorta dan katup mitral.
c) B3 (brain) ; difokuskan pada pemeriksaan kepala dan leher
untuk mengetahui adanya sianosis perifer, ekspresi wajah yang
gelisah, pusing, kesakitan dan ptekie. Pada mata terdapat pucat
karena anemia dan kehilangan kontak mata.
d) B4 (bladder) : output urine merupakan indikasi diare yang
penting. Penurunan haluaran urine merupakan temuan penting
yang harus dikaji lebih lanjut penurunan produksi urine.
e) B5 (Bowel) : pengkajian yang harus dilakujkan meliputi
perubahan nutrisi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit,
penurunan turgor kulit jelek, kulit kering , kepucatan, muntah
dan penurunan berat badan. Frekuensi Peristaltik usus
meningkat, adanya nyeri tekan pada abdomen.
f) B6 (Bone) : keluhan kelemahan fisik, pusing, lemas, nyeri
kepala dan sesak napas.
19
i. Aktifitas sehari-hari
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari, kelemahan,
perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan aktivitas / partisipasi dalam
latihan-latihan energi tinggi.
Tanda : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.
2) Sirkulasi
Gejala : Perasaan dingin pada ruangan hangat.
Tanda : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.
3) Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan ( tak nyata ) gambaran
dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terus-menerus memikirkan
bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan
diri tinggi, marah ditekan.
Tanda : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.
4) Eliminasi
Gejala : Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,
penggunaan laksatif / diuretik.
5) Makanan, cairan
Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan
normal atau meningkat.
20
Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor
buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut, luka
tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah, luka gusi luas.
6) Higiene
Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan
rambut ( aksila / pubis ), rambut dangkal / tak bersinar, kuku rapuh
tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk
7) Neurosensori
Tanda : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis,
bingung, gangguan memori ) karena mal nutrisi kelaparan.
8) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Sakit kepala.
9) Keamanan
Tanda : Penurunan suhu tubuh, berulangnya masalah infeksi.
10) Interaksi sosial
Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu
dominan anggota keluarga dekat, kebersamaan dijunjung tinggi, batas
pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja
sama, masalah control isu dalam berhubungan, mengalami upaya
mendapat kekuatan.
11) Seksualitas
21
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,
menyangkal / kehilangan minat seksual.
Tanda : Atrofi payudara, amenorea.
12) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden
depresi keyakinan / praktik kesehatan misalnya yakin makanan
mempunyai terlalu banyak kalori, penggunaan makanan sehat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put
yang berlebihan dengan intake yang kurang
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah
c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB
3. Intervensi keperawatan
Tabel. 1. Rencana intervensi keperawatan
Dignosa keperawatan NOC NIC
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
berhubungan dengan out
put yang berlebihan
Setelah dilakukan
perawatan selama 3 x 24
jam, klien diharapkan
dapat memenuhi NOC :
Bowel elimination
Bowel management
1. Kaji status dehidrasi :
mata, tugor kulit dan
membran mukosa.
2. Kaji pemasukan dan
pengeluaran cairan
22
Hydration
Kriteria hasil :
Frekuensi bab dalam
batas normal
Nyeri perut tidak ada
Peristaltik dalam batas
normal
Konsistensi stool
padat
Turgor kulit
3. Pemeriksaan
laboratorium sesuai
program : elektrolit,
Hb, Ph, dan albumin.
4. Observasi dan catat
frekuensi defekasi,
karakteristik dan
jumlah
5. Dorong diet tinggi
serat dalam batasan
diet, dengan masukan
cairan sedang sesuai
diet yang dibuat
Medication
management
1. Kolaborasi dengan tim
medis dalam
pemberian obat anti
diare dan antibiotik
2. Pantau efektifitas
23
medikasi
3. Edukasi pasien dan
keluarga dalam
ketepatan medikasi
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan dengan
muntah
Setelah dilakukan
perawatan selama 3 x 24
jam, klien diharapkan
dapat memenuhi NOC :
Nutritional status : food
and flud intake
Kriteria hasil :
Intake makanan per
oral dihabiskan
Intake minuman cukup
Nutrition management
1. Timbang BB tiap hari
2. Monitor intake dan out
put makanan dan
minuman
3. Hindari makanan
buah-buahan dan
hindari diet tinggi
serat.
4. Berikan makanan
tinggi kalori dan
protein
5. Lakukan kebersihan
mulut setiap habis
makan
6. Batasi masukan lemak
sesuai indikasi
24
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi
Hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi
Setelah dilakukan
perawatan selama 3 x 24
jam, klien diharapkan
dapat memenuhi NOC :
Thermoregulation
Kriteria hasil :
Temperatur kulit
dalam rentang normal
Suhu tubuh dalam
batas normal
Sakit kepala tidak ada
Kram otot tidak ada
Perubahan warna kulit
tidak ada
Fever treatment
1. Berikan kompres air
hangat
2. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
memberikan banyak
minum
3. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
memberikan pakaian
tipis, longgar dan
menyerap keringat
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam
pemberian anti piretik
5. Observasi vital sign
25
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
sering BAB
Setelah dilakukan
perawatan selama 3 x 24
jam, klien diharapkan
dapat memenuhi NOC :
Tissue integrity : skin
and mucosa membrane
Kriteria hasil :
Elastisitas kulit dalam
rentang normal
Kulit lecet tidak ada
Rasa perih tidak ada
Warna kulit tidak
berubah
Skin Care : topikal
treatment
1. Kaji kerusakan kulit
atau iritasi setiap BAB
2. Anjurkan pasien
memakai pakaian
yang tidak ketat
3. Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
kering
4. Kolaborasi pemberian
anti alergi topikal
5. Anjurkan klien dan
keluarga
menggunakan kain
lembut saat
mengeringkan
bokong
6. Ajarkan selalu cuci
tangan sebelum dan
sesudah mengganti
26
pakaian
7. Observasi keadaan
kulit
27
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa
yaitu pengumpulan data dan menggunakan teknik pengumpulan data melali studi
kepustakaan dengan mempelajari isi literatur-literatur yang berhubungan dengan
karya tulis ini. Studi kasus menggunakan proses keperawatan dengan pendekatan
observasi dan wawancara selain itu melakukan pengamatan langsung dan
pemeriksaan secara langsung dengan metode per sistem melalui inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi. Hasil pengkajian penulis sajikan sebagai berikut :
1. Identitas Klien
No.register : 00214
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 47 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Kel. Lamangga
28
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien datang ke pelayanan kesehatan dengan alasan lemas, mual muntah
dan bab cair lebih dari 5 kali, faktor pencetusnya klien tidak tahu secara
pasti, klien sudah meminum entrostop untuk meringankan tetapi tidak ada
perubahan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sebelum masuk puskesmas, klien mengalami mual
muntah, bab cair lebih dari 5 kali sehari sejak sore, karena kondisi klien
sudah lemah oleh keluarga langsung dibawa ke puskesmas, keluhan
dirasakan sejak sore tanggal 3 maret 2019. Klien sebelumnya pernah
menderita penyakit yang sama setahun yang lalu dan dirawat di
puskesmas.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien pernah dirawat dengan penyakit lain yaitu sakit tifus pada bulan maret
2010 dan dirawat di rumah sakit selama 4 hari, klien tidak memiliki riwayat
alergi.
29
4. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah, tanda-tanda vital; TD: 120/80 mmHg, Nadi
88x/menit, suhu 36,20C, pernapasan 22x/menit, berat badan 58 kg. Sebelum
sakit 59 kg
a. B1 (breathing) ; sistem pernapasan dimana pemeriksaannya meliputi
inspeksi pada bentuk dada ditemukan bentuk dada normal, pernapasan
cepat, Pada palpasi tidak ada kelainan dinding toraks, gerakan dinding
Uk
twefv1/7g
30
dada simetris. Pada perkusi dada sonor. Pada auskultasi tidak ada suara
napas tambahan.
b. B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara lain
meliputi; pada pemeriksaan inspeksi tidak ada perubahan apeks jantung
denyut jantung cepat, Pada perkusi kesan redup. Pada auskultasi
frekuensi bunyi jantung cepat.
c. B3 (brain) ; pada pemeriksaan kepala simetris, rambut hitam tidak ada
nyeri tekan, pada leher tidak ada distensi vena, ekspresi wajah yang
gelisah dan lemas. konjungtiva pucat.
d. B4 (bladder) : output urine 4-5 kali/permenit.
e. B5 (Bowel) : selama sakit pasien hanya makan 2-3 sendok makanan
yang disajikan dari puskesmas, pasien merasa mual dan muntah, nafsu
makan menurun, kepucatan, frekuensi peristaltik usus> 10 x/menit, ada
nyeri tekan pada abdomen.
f. B6 (Bone) : ekstermitas atas kiri terbatas karena terpasang infus, lemas,
pusinng, turgor kulit jelek, kulit kering.
6. Pola aktifitas sehari sehari
a. Aktifitas/istirahat : pola aktifitas / tidur
Sebelum sakit klien tudur selama 8-9 jam perhari, setelah sakit klien
tidak dapat nyenyak tidur sering terbangun karena nyeri perut dan diare.
Klien tidak dapat beraktifitas bebas karena lemas dan pusing.
31
b. Nutrisi : makan/minum
Sebelum sakit pola makan klien dengan mnu seimbang frekuensi makan
3 kali perhari diselingi makanan ringan, setelah sakit klien hanya dapat
menghabiskan 2-3 sendok makanan per sajian. Klien mual dan muntah
setiap kali makan. Frekuensi minum klien sebelum sakit 8 gelas sehari
atau 2000 cc perhari setelah sakit klien hanya minum 4-5 gelas perhari.
c. Eliminasi : bab/bak
Sebelum sakit frekuensi bab 1 kali per hari dengan konsistensi lunak,
setelah sakit klien bab dengan frekuensi > 5 kali perhari dengan
konsistensi cair. Frekuensi bak 3-4 kali perhari, warna kekuningan.
d. Perawatan diri ; mandi, gosok gigi/ cuci rambut
Sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari, ganti baju dua kali sehari,
gosok gigi dua kali sehari dan keramas seminggu sekali, setelah sakit
klien belum mandi sejak masuk perawatan di puskesmas.
7. Terapi medis
Klien mendapatkan terapi setelah dirawat yaitu; Infus RL 25 tpm, injeksi
ranitidin 50 mg/8jam/iv, antapulgit 3 dd 2 tab/ 8 jam/oral, cotrimoksazol 2 dd
1 tab/8 jam/oral.
32
B. Data Fokus
Data subyektif
Klien mengatakan mual dan muntah
Klien mengatakan bab > 5 kali sehari dengan konsistensi cair
Klien mengatakan hanya menghabiskan 2-3 sendok makanan yang disajikan
Klien mengatakan nafsu makan menurun
Data obyektif
Turgor kulit jelek dan kulit kering
Mukosa bibir kering
Klien tampak lemas
Feses konsistensi cair
Wajah tampak pucat dan gelisah
Konjungtiva anemis
33
C. Analisa Data
Tabel.2. Analisa data
No. Data Penyebab Masalah
1 DS :
Klien mengatakan mual dan
muntah
Klien mengatakan bab > 5 kali
sehari dengan konsistensi cair
DO :
Turgor kulit jelek dan kulit
kering
Mukosa bibir kering
Klien tampak lemas
Feses konsistensi cair
Output
berlebihan
Gangguan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
DS:
Klien mengatakan mual dan
muntah
Klien mengatakan hanya
menghabiskan 2-3 sendok
Intake tidak
adequat
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
34
makanan yang disajikan
Klien mengatakan nafsu
makan menurun
DO:
Klien tampak lemas
Wajah tampak pucat dan
gelisah
Konjungtiva anemis
BB menurun dari 59 kg
menjadi 58 kg setelah sakit
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output berlebihan d.d klien
mengatakan mual dan muntah, klien mengatakan bab > 5 kali sehari dengan
konsistensi cair, turgor kulit jelek dan kulit kering, mukosa bibir kering, klien
tampak lemas, feses konsistensi cair.
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequat d.d
klien mengatakan mual dan muntah, klien mengatakan hanya menghabiskan
2-3 sendok makanan yang disajikan, klien mengatakan nafsu makan menurun,
35
klien tampak lemas, wajah tampak pucat dan gelisah dan konjungtiva anemis,
BB menurun dari 59 kg menjadi 58 kg setelah sakit.
36
E. Rencana Tindakan Keperawatan
Tabel. 3. Intervensi Keperawatan
No. Dignosa keperawatan NOC NIC
1. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit b.d output
berlebihan d.d klien
mengatakan mual dan muntah,
klien mengatakan bab > 5 kali
sehari dengan konsistensi cair,
turgor kulit jelek dan kulit
kering, mukosa bibir kering,
klien tampak lemas, feses
konsistensi cair.
Setelah dilakukan perawatan
selama 3 x 24 jam, klien
diharapkan dapat memenuhi
NOC :
Bowel elimination
Hydration
Kriteria hasil :
Frekuensi bab dalam
batas normal
Nyeri perut tidak ada
Bowel management
1. Kaji status dehidrasi : mata, tugor kulit dan
membran mukosa.
2. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan
3. Pemeriksaan laboratorium sesuai program :
elektrolit, Hb, Ph, dan albumin.
4. Observasi dan catat frekuensi defekasi,
karakteristik dan jumlah
5. Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet,
dengan masukan cairan sedang sesuai diet
yang dibuat
37
Peristaltik dalam batas
normal
Konsistensi stool padat
Turgor kulit baik
Medication management
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat anti diare dan antibiotik
7. Pantau efektifitas medikasi
8. Edukasi pasien dan keluarga dalam
ketepatan medikasi
2 Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake
tidak adequat d.d klien
mengatakan mual dan muntah,
klien mengatakan hanya
menghabiskan 2-3 sendok
makanan yang disajikan, klien
Setelah dilakukan perawatan
selama 3 x 24 jam, klien
diharapkan dapat memenuhi
NOC :
Nutritional status : food
and flud intake
Nutrition management
1. Kaji intake makanan dan minuman
2. Monitor intake dan out put makanan dan
minuman
3. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
4. Lakukan kebersihan mulut setiap habis
38
mengatakan nafsu makan
menurun, klien tampak lemas,
wajah tampak pucat dan
gelisah dan konjungtiva
anemis, BB menurun dari 59
kg menjadi 58 kg setelah sakit
Kriteria hasil :
Intake makanan per oral
dihabiskan
Intake minuman cukup
makan
5. Batasi masukan lemak sesuai indikasi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Monitor Berat Badan
F. Implementasi Keperawatan
Tabel. 4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.dx Hari/tanggal Implementasi Hari/tanggal Evaluasi (catatan
perkembangan)
1. 4 maret 2019
Jam 09.00
1. Mengkaji status dehidrasi : mata, turgor
kulit dan membran mukosa.
4 maret 2019
Jam 14.00
Subyektif
Klien mengatakan minum 4
39
Hasil : konjungtiva mata anemis, turgor
kulit jelek, membran mukosa pucat
2. Mengkaji pemasukan dan pengeluaran
cairan
Hasil : minum 4 gelas perhari, cairan RL
28 tetes/menit, output bab 5 kali perhari
3. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan
albumin.
Hasil; memberikan saran pemeriksaan
penunjang
4. Mengobservasi dan mencatat frekuensi
defekasi, karakteristik dan jumlah
Hasil: bab 5 kali konsistensi cair
5. Mendorong diet serat dalam batasan diet,
gelas sehari
Klien mengatakan bab
berkurang hanya 3 kali dalam
sehari
Obyektif
Klien masih tampak lemas
Turgor kulit masih jelek
Mukosa kering
Klien dan keluarga memahami
proses medikasi
Analisis
Masalah belum teratasi
Planning
Intervensi di lanjutkan
40
dengan masukan cairan sedang sesuai diet
yang dibuat
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat anti diare dan antibiotik
Hasil; pemberian antapulgit dan
cotrimoxasol
7. Memantau efektifitas medikasi
Hasil : rentang waktu bab lebih panjang
8. Mengedukasi pasien dan keluarga dalam
ketepatan medikasi
Hasil : pasien dan keluarga memahami
2 4 Maret 2019
Jam 10.00
1. Mengkaji intake makanan dan minuman
2. Memonitor intake dan out put makanan
dan minuman
3. Memberikan makanan tinggi kalori dan
4 Maret 2019
Jam.14.00
Subyektif
Klien mengatakan mual dan
muntah berkurang
Klien mengatakan
41
protein
4. Menganjurkan klien membersihkan mulut /
menggosok gigi setiap habis makan
5. Membatasi masukan lemak sesuai indikasi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Menimbang berat badan
8. Kolaborasi pemberian anti emetik
Hasil: pemberian ranitidin injeksi
menghabiskan ½ porsi
makanan yang disajikan
Obyektif
Klien masih tampak lemas
Konjungtiva masih anemis
BB : 58 kg
Analisis
Masalah belum teratasi
Planning
Intervensi di lanjutkan
1. 5 maret 2019 1. Mengkaji status dehidrasi : mata, tugor
kulit dan membran mukosa.
2. Mengkaji pemasukan dan pengeluaran
cairan
3. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
Subyektif
Klien mengatakan minum 5
gelas sehari
Klien mengatakan bab
42
sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan
albumin.
4. Mengobservasi danmencatat frekuensi
defekasi, karakteristik dan jumlah
5. Mendorongdiet serat dalam batasan diet,
dengan masukan cairan sedang sesuai diet
yang dibuat
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat anti diare dan antibiotik
7. Memantau efektifitas medikasi
8. Mengedukasi pasien dan keluarga dalam
ketepatan medikasi
9. Memberikan antapulgit 1 tab dan
cotrimoxasol
berkurang hanya 2 kali dalam
sehari
Obyektif
Klien sudah tampak membaik
Turgor kulit baik
Mukosa berwarna merah muda
Klien dan keluarga bersedia
mengikuti anjuran medikasi
Analisis
Masalah teratasi
Planning
Intervensi selesai
2 5 Maret 2019 1. Memonitor intake dan out put makanan 5 Maret 2019 Subyektif
43
14.00 dan minuman
2. Memberikan makanan tinggi kalori dan
protein
3. Menganjurkan klien menggosok gigi setiap
habis makan
4. Membatasi masukan lemak sesuai indikasi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
6. Memberikan anti emetik ranitidin injeksi
7. Menimbang berat badan
Jam 17.00 Klien mengatakan sudah tidak
mual dan muntah
Klien mengatakan
menghabiskan porsi makanan
yang disajikan
Obyektif
Klien masih tampak membaik
Konjungtiva merah muda
Mukosa lembab
BB: 58,2 Kg
Analisis
Masalah teratasi
Planning
Intervensi selesai
44
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan pengambilan data oleh perawat dengan
ditandai pengumpulan informasi yang bersifat terus menerus dan sebagai
keputusan profesional yang mengandung arti sebagai informasi yang
dikumpulkan. Pengumpulan data bersumber dari pasien maupun keluarga dengan
mekanisme wawancara, pemeriksaan fisik, observasi rumah keluarga dan
fasilitasnya serta pengalaman anggota keluarga yang dilaporkan. (padila,2012).
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada klienNy. S sesuai dengan teori
yang telah di jabarkan tersebut di atas dengan menggunakan format pengkajian
keperawatan menurut Dongoes, (2000). dengan metode wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan juga menggali informasi dari pengalaman klien untuk
memenuhi data dan informasi yang diperlukan dalam proses asuhan
keperawatan.
Berdasarkan anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik Ny. S didapatkan
keluhan antara lain BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, mual muntah dan lemas
selain itu didapatkan juga turgr kulit jelek dan kulit kering. Penelitian ini sesuai
dengan pernyataan menurut Ngastiyah (2005) bahwa diare adalah BAB dengan
jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau
setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi lebih dari 3 kali per hari.
45
Gejala yang umum terjadi pada penderita diare menurut Suriadi (2001) antara
lain : Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan
gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata
cekung, membran mukosa kering, kram abdominal, demam, mual dan muntah,
anoreksia, lemah, pucat, perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat, menurun
atau tidak ada pengeluaran urin.
Penulis mendapatkan data bahwa pasien mengeluh kurang nafsu makan, ,
klien tampak lemas, perubahan denyut nadi, mual dan muntah, rasa nyeri tekan
pada abdomen, mukosa mulut kering, wajah pucat dan ditemukan tanda dehidrasi
ringan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klienNy. S dengan masalah diare
adalah (NANDA NIC-NOC 2017) :
1. Ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output
yang berlebihan
2. pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adequat
Diagnosa pertama yang menjadi prioritas pada penelitian ini adalah
Ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output
yang berlebihan, dimana diagnosa tersebut sesuai dengan teori dimana tanda dan
gejala atau respon tubuh yang mengalami diare menurut Suriadi (2001) antara
lain : Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan
46
gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata
cekung, membran mukosa kering, kram abdominal, demam, mual dan muntah
merupakan keluhan yang sering muncul.
Hal ini juga sesuai teori bahwa penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja
yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air
dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat
bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan
hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak
diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat
berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik atau dehidrasi hipotonik. (Juffrie,
2010).
Diagnosa kedua yaitu pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana
penderita diare mengalami mual dan muntah, juga anoreksia atau kurang nafsu
makan. Diagnosa tersebut sesuai dengan teori Smeltzer (2001), bahwa
peningkatan peristaltik akan menganggu ambilan nutrient. Hal ini mengakibatkan
adanya penurunan nafsu makan atau kehilangan nafsu makan.
C. Rencana Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
47
Intervensi dilakukan dengan ONEC yaitu (Observation) yaitu rencana tindakan
mengkaji tau melaksanakan observasi terhadap kemajuan klien untuk memantau
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan
masalah, (Education) adalah rencana tindakan yang berbentuk pendidikan
kesehatan dan (Colaboration) yaitu tindakan kerjasama dengan tim kesehatan
lain yang dilimpahkan sebagian pelaksanaannya kepada perawat.
Menurut Biddulp and Stace (1999) pengobatan dengan cara pengeluaran diet
dan pemberian cairan. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan
berupa apapun misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air
tajin, hal ini sesuai dengan intervensi yang penulis angkat yaitu manajemen
cairan dan manajemen nutrisi.
D. Implementasi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi
keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,
2005). Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana asuhan
keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana penulis
membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian
menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang
tepat.
48
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan yaitu manajemen cairan dan hidrasi dan manajemen
nutrisi. Dimana pada tanggal 4 maret penulis melakukan manajemen cairan dan
hidrasi untuk meningkatkan intake cairan yang cukup dengan menilai intake dan
output cairan akibat adanya ekses melalui diare yang selanjutnya diberikan
tindakan pemberian minuman yang adequat serta hidrasi dengan RL 28 tetes
permenit. Untuk olaborasi pemberian pengobatan dberikan ranitidin 2.5 cc/8jam
melalui iv. Selanjutnya meningkatkan asupan makanan dengan manajemen
nutrisi.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses
keperawatan yang menandakannseberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat
untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu
keseimbangan cairan dan elektolit dan pemenuhan nutrisi dan dievaluasi pada
hari kamis tanggal 5 Maret 2019 dengan hasil masalah pemenuhan cairan dan
nutrisi teratasi dimana pada data subyektif pasien dan keluarga mengatakan
frrekuensi BAB 1 kali sehari dan data obyektif keadaan umum pasien baik,
49
ekspresi wajah pasien nampak rileks, klien Nampak tenang,Tekanan darah:
110/70 mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Pernafasan: 20 kali/menit, Suhu: 36OC.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini yaitu: Asuhan keperawatan pada
pasien diare dapat dilakukan dengan penanganan cairan dan nutrisi dengan cara
terapi mandiri perawat, non farmakologis, kolaboratif dan health education.
Kesimpulan secara khusus dari hasil studi kasus ini yaitu:
1. Pengkajian didapatkan data BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, mual
muntah dan lemas selain itu didapatkan juga turgor kulit jelek dan kulit
kering
2. Diagnosa keperawatan yangdi ambil dalam penanganan diare pada keluarga
yaitu ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan NIC yaitu bowel
management, medication management dan nutrition management
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 2 hari dengan menggunakan
teknik terapi tindakan mandiri perawat, non farmakologis, kolaboratif dan
health education. sehingga membantu mengatasi masalah ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit dan pemenuhan cairan dan nutrisi.
51
5. Evaluasi keperawatan didapatkan masalah keperawatan teratasi. dimana
hasil evluasi menunjukan pada hari kedua frekuensi bab 2 kali, turgor kulit
baik mual muntah berkurang dan konjungiva sudah merah muda,
B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan keluarga dengan pasien diare penulis menyarankan :
1. Bagi Klien / Masyarakat
Untuk klien dan keluarga agar memperhatikan makanan dan minuman yang
dikonsumsi anggota keluarga baik di rumah maupun diluar rumah serta
resiko infeksi bakteri.
2. Bagi Puskesmas Wajo Kota Baubau
Memberikan pelayanan yang komprehensif yaitu bio, psiko, sosial, spritual,
kultural kepada klien. Petugas kesehatan baik itu perawat agar selalu
menerapkan konsep asuhan keperawatan yang komprehensif untuk
mempercepat proses kesembuhan klien.
3. Bagi Peneliti
Hasil studi kasus ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kreativitas serta referensi pembelajaran untuk menambah
pengalaman dan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan pasien diare.
1
DAFTAR PUSTAKA
________, 2013. Tata Laksana Penderita Diare. Retrieved 25 Februari, 2013
________, 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
NANDA NIC-NOC. jilid 1.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Cahyono, Dwi Anton Budi dan Dyah Andari. 2010. Mudah dan Hemat Hidup
Sehat.Solo : Pustaka Arafah.
Depkes RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta.
Depkes RI, 2010, Hasil evaluasi program pemberantasan penyakit diare, Direktorat
PPLPDepkes, Jakarta.
Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Ikasari, 2012. Evaluasi P2M dan Update Knowledge Penatalaksanaan Diare. Bantul.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta, EGC.
Mubarak. Irwan, 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan pertama.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
Nanda Internasional. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC. Salemba Medika
2
Wahid Hidayah, Yufita. (2018). Asuhan Keperawatan pada Diare Akut Dehidrasi
Sedang fokus studi Kekurangan Volume Cairan di RSUD Temanggung.
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery).
PEMERINTAH KOTA BAUBAUDINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAJOJalan Dr. Wahidin No. 137 Kel. Lamangga Kec. Murhum
Telp (0402)2822829, Kode Pos 93725Emait : puskesmaswajo@_q mail.com
SURAT KETERANGAN PENELITIANNomor :445/ t9q
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Jabatan
Lembaga/ instansi
: WAODE ST. NURBAYANI, SKM
; KEPALA PUSKESMAS WAJO
: PUSKESMAS WAJO KOTA BAUBAU
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa (i) POLTEKES KEMENKES,
Nama Lengkap
Stambuk
Prodi/ Jenjang
Semester/ T.A
MULIADI
P00320018164
DIII KEPERAWATAN
ll (Dua)
Telah selesai melaksanakan penelitian dengan judul " Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Diare di Puskesmas Rawat lnap Wajo KotaBaubau" mulai tanggal 04 Maret 2019 sampai selesai.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Baubau, 02 Juli 20L9
KEMENTERIAN KESEHATAN RIBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MAN USIA KESEHATANPOLITEKNI K KESEHATAN KENDARI
JL.Jend. Nasution No. G.14 Anduonohu, Kota kendari 93232Telp. (0401 ) 390492.Fax(0401 ) 393339 e-mail: [email protected]
SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA
N o : UT.04. oLl L7 o I L I 2oL9
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan
Kendari, menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Tempat Tgl. Lahir
J urusan
Alamat
Muliadi
P00320018159
Wanuruma, 01 Januari 1980
Keperawatan RPL
Bau-Bau
Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak mempunyai
sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku maupun urusan
administrasi lainnya.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk mengikuti
ujian akhir pada Jurusan Keperawatan RPLTahun 2019
i,24 Juni 2019
Unit PerpustakaanKesehatan Kendari
NlP. 19750914199903200X
.r,^[F,ln =.ilJ5En}^["=iHflIAH#L-,@b SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ffif
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI -:Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 93ZJZ
Telp. (0401) 3'190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: poltekkeskendari
SURAT KETERANGAN BEBAS ADMINISTRASINomor: PP.03.01/51 4gr I 2019
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : MuliadiNim : P00320018{64
Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d Vl yang terkait denganJurusan Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut:
1. Slip Pembayaran SPP Semester I s.d Semester Vl2. Slip Pembayaran Ujian Akhir Program (UAP)
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimanamestinya.
Kendari, I Juli 2019Bendahara Jurusan Keperawatan
,/1 A
/)1, /l-u ("" (
Edi R, S.Kep..NsNlP, 1 9860504 201012 1 001