Tugas Kuantitatif 30

47
i IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO DENGAN LEMBAR KERJA SISWA DAN NUMBER HEADS TOGETHER DENGAN ALAT PERAGA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA KELAS X SMK DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 TUGAS METODOLOGI PENELITIAN Diajukan Oleh: ABDUL HANIF S 851208001

Transcript of Tugas Kuantitatif 30

i

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

DENGAN LEMBAR KERJA SISWA DAN NUMBER HEADS TOGETHER

DENGAN ALAT PERAGA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

KELAS X SMK DI KABUPATEN KUDUS

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Diajukan Oleh:

ABDUL HANIFS 851208001

ii

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan sebagai bagian dalam integral kehidupan

masyarakat di era globalisasi harus dapat memberi dan

memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

keterampilan intelektual, sosial, dan personal.

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

meningkatnya kemajuan berfikir, situasi dan kondisi

lingkungan, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan komponen utama. Guru harus dapat membimbing

siswa sedemikian rupa sehingga mereka dapat

mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur

pengetahuan bidang studi yang dipelajarinya. Selain

harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, Guru

juga dituntut untuk mengetahui secara tepat di mana

tingkat pengetahuan dan kemampuan siswa.

Matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide –ide atau konsep abstrak yang disusun secara hierarkisdan penalaran deduktif yang membutuhkan pemahamansecara bertahap dan berurutan. Pemahaman konsepmerupakan langkah awal yang diambil untuk melangkahpada tahap selanjutnya yaitu aplikasi dalam perhitunganmatematika. Namun banyak siswa belum menguasai konsep

2

dari materi yang diajarkan. Persoalan lain yang munculadalah siswa kurang meminati mata pelajaran matematika.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukanpemilihan yang tepat akan fasilitas belajar sehinggadapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diantarafasilitas belajar yang bisa digunakan adalah denganstrategi pembelajaran The Power of Two dengan lembar kerjasiswa (LKS) dan Number Heads Together dengan alat peraga.Strategi The Power of Two atau Kekuatan Berdua yangbersifat kolaboratif akan sangat membantu dalammengatasi kejenuhan dan kepasifan siswa dalam belajar.Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanyabeberapa unsur antara lain tujuan, bahan, strategi,alat serta evaluasinya. Media bantu lembar kerja siswa(student work sheet) berupa lembaran – lembaran yang berisitugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hal iniuntuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materipelajaran yang didapat. Penggunaan strategi The Power of

Two dan alat bantu LKS tersebut berfungsi sebagai mediapendukung, cara atau teknik untuk menjadikan siswalebih aktif dan mandiri.

Sedangkan strategi pembelajaran Number Heads Together

(NHT) dengan alat peraga merupakan pembelajaran

kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok. Masing – masing kelompok

berkesempatan menggunakan alat peraga sebagai media

bantu. Melalui strategi pengelompokan dan media alat

peraga ini, selain siswa mendapat penjelasan dari guru

3

juga mendapat penjelasan dari teman sekelompok yang

lebih memahami. Selain itu dengan melihat, meraba,

memanipulasi obyek atau alat peraga maka siswa

mempunyai pengalaman dalam kehidupan sehari – hari

tentang arti dari suatu konsep sehingga kendala siswa

yang cukup banyak dapat diatasi dengan strategi

kelompok seperti NHT dengan media pendukung alat

peraga.

Keberhasilan pembelajaran tidak hanya didukung

oleh faktor guru dan strategi pembelajaran tetapi

kemandirian dari masing – masing siswa juga perlu

diperhatikan. Dengan kemandirian belajar yang tinggi

setiap siswa mempunyai peluang besar dalam mencapai

keberhasilan dalam belajarnya karena dari kemandirian

belajar tersebut dapat dilihat sejauh mana usaha yang

ditempuh siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

Mengingat setiap siswa memiliki karakter belajar yang

berbeda – beda sehingga kemandirian belajar yang

dimiliki oleh setiap siswa juga berbeda, maka

kemungkinan prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa

dengan kemandirian belajar lebih tinggi berbeda dengan

prestasi belajar siswa dengan kemandirian belajar lebih

rendah.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik

mengadakan penelitian tentang implementasi strategi

pembelajaran The Power of Two dengan lembar kerja siswa

4

dan NHT (Number Heads Together) dengan alat peraga yang

ditinjau dari kemandirian siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan diatas, maka beberapa permasalahan yang

timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa tercermin dari

rendahnya penguasaan siswa terhadap konsep

matematika.

2. Siswa beranggapan bahwa matematika merupakan

mata pelajaran yang membebani dan sulit untuk

dipelajari.

3. Guru kurang tepat dalam pemilihan dan

penggunaan strategi pembelajaran.

4. Rendahnya kemandirian siswa dalam proses

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah perlu adanya

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah strategi pembelajaran The Power of Two

berupa pembelajaran kolaboratif dua siswa yang

5

saling bersinergi dengan bantuan lembar kerja

siswa (LKS) untuk kelas kontrol dan NHT (Number

Heads Together) berupa pembelajaran dalam kelompok

kecil yang saling menyatukan kepala (pemikiran)

dengan bantuan alat peraga untuk kelas

eksperimen.

2. Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah

kemandirian siswa dalam belajar matematika yang

tercermin akan orientasinya untuk sukses,

berorientasi pada masa depan, menyukai tanggung

jawab pribadi, dan menyukai tantangan.

3. Prestasi belajar matematika siswa dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang

diambil pada akhir penelitian.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan efek penggunaan strategi

pembelajaran The Power of Two dengan LKS dan NHT

dengan alat peraga terhadap prestasi belajar

matematika?

2. Apakah ada perbedaan efek kemandirian siswa

terhadap prestasi belajar matematika ?

3. Apakah ada efek interaksi antara strategi

pembelajaran The Power Of Two dengan LKS dan NHT

6

dengan alat peraga tinjau dari kemandirian siswa

terhadap prestasi belajar matematika?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mengetahui perbedaan pembelajaran matematika dengan

strategi pembelajaran The Power of Two dengan LKS dan

NHT dengan alat peraga ditinjau dari kemandirian

siswa. Tujuan khusus dapat dirinci sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis

perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran

The Power of Two dengan LKS dan NHT dengan alat

peraga terhadap prestasi belajar matematika.

2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis

perbedaan efek kemandirian siswa terhadap

prestasi belajar matematika.

3. Untuk menanalisis efek interaksi antara

strategi pembelajaran The Power of Two dengan LKS

dan NHT dengan alat peraga ditinjau dari

kemandirian siswa terhadap prestasi belajar

matematika.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai prinsip-prinsip dalam

7

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika

melalui strategi pembelajaran The Power of Two

dengan LKS dan NHT dengan alat peraga.

2. Manfaaat praktis

a. Bagi siswa

Penggunaan strategi pembelajaran yang

melibatkan siswa diharapkan menarik kemandirian

belajar dan konsentrasi siswa terhadap

pelajaran matematika. Disisi lain, siswa dapat

belajar untuk memberi dorongan diri untuk

berfikir sendiri, dan dapat mengoptimalkan

kemampuannya.

b. Bagi guru

Memberikan informasi kepada guru untuk

menggunakan strategi pembelajaran yang lebih

efektif dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan strategi pembelajaran matematika

untuk meningkatkan prestasi belajar matematika

dan mengembangkan profesionalisme guru.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan penjabaran mengenai

pembahasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis

tindakan. Pembahasan teori akan memuat mengenai uraian

sistematis yang membahas definisi dari teori – teori

yang berhubungan dengan variabel – variabel penelitian.

Kerangka berfikir berisi tentang kerangka konsep yang

akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang akan

diteliti. Sedangkan hipotesis tindakan merupakan

jawaban sementara yang akan dibuktikan berdasarkan

analisis data.

A. Pembahasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Definisi pembelajaran

Menurut Sagala (2006:61) pembelajaran

adalah membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar yang merupakan

penentu utama keberhasilan pendidiakan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik atau murid.

b. Definisi matematika

29

12

Mulyono (2003: 252) menurut Johson dan

Myldebust (1967:244), matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan – hubungan kuantitatif

dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah

untuk memudahkan berfikir.

c. Pembelajaran matematika

Menurut pengertian pembelajaran dan

matematika di atas maka dapat disimpulkan bahwa

proses pembelajaran matematika merupakan suatu

kegiatan atau proses dalam mengekspresikan

hubungan – hubungan kuantitatif hingga

terjadinya interaksi dua arah antara siswa

sebagai sasaran didik dengan guru sebagai

pengajar dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar yang dimulai dari

perencanaan kegiatan, pelaksanaan sampai

evaluasi. Dengan demikian guru memegang peranan

penting dalam proses pembelajaran.

2. Prestasi belajar matematika

a. Prestasi belajar

Uno (2007 : 30) prestasi merupakan motif

dari dalam diri berupa unsur kepribadian yang

bertujuan untuk memperoleh keberhasian dalam

melakukan suatu tugas atau pekerjaan, dan untuk

memperoleh kesempurnaan.

12

b. Prestasi belajar matematika

Menurut pengertian prestasi belajar dan

matematika di atas maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar matematika merupakan suatu

motif perubahan tingkah laku dan sikap dalam

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan dalam

mengekspresikan hubungan – hubungan

kuantitatif, lazimnya ditunjukkan oleh nilai

tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

3. Strategi pembelajaran The Power of Two dengan lembar

kerja siswa (LKS) dan NHT dengan alat peraga

a. Strategi pembelajaran The Power of Two dengan LKS

1) Strategi pembelajaran The Power of Two

Kegiatan ini dilakukan untuk

meningkatkan belajar kolaboratif dan

mendorong kepentingan dan keuntungan yang

saling bersinergi, karena dua kepala tentu

lebih baik dari pada satu (Silberman,

2005:161). Menurut Muqowim (2007:1) strategi

belajar kekuatan berdua (The Power of Two)

adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan

belajar kolaboratif dan mendorong munculnya

keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang

tentu lebih baik daripada satu. Prosedur

strategi ini sebagai berikut:

12

a) Guru memberi peserta didik satu atau

lebih pertanyaan yang membutuhkan

refleksi dan pikiran.

b) Guru meminta peserta didik untuk

menjawab pertanyaan sendiri – sendiri.

c) Setelah semua melengkapi jawabannya,

guru membentuk siswa ke dalam pasangan

dan meminta mereka untuk berbagi

(sharing) jawabannya dengan jawaban yang

dibuat teman yang lain.

d) Guru meminta pasangan tersebut tadi

untuk membuat jawaban baru untuk masing-

masing pertanyaan dengan memperbaiki

respon masing-masing individu.

e) Ketika semua pasangan selesai menulis

jawaban baru, guru membandingkan jawaban

dari masing-masing pasangan ke pasangan

yang lain.

2) Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS), dalam kamus

besar Bahasa Indonesia, LKS merupakan

kependekan dari “ Lembar Kegiatan Siswa” yang

mempunyai arti bagian pokok dari modul yang

berisi tujuan umum dari topik-topik yang

dibahas. Faizah (2010:41) dalam jurnalnya,

lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah

12

lembaran – lembaran yang berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran

kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah –

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

b. Strategi pembelajaran Number Heads Together dengan

alat peraga

1) Strategi pembelajaran Number Head Together

Menurut Silberman (2005:92) pembelajaran

dengan menggunakan strategi Number Heads

Together diawali dengan “Numbering”. Guru

membagi kelas menjadi kelompok – kelompok

kecil. Jumlah kelompok sebaiknya

mempertimbangkan jumlah konsep yang

dipelajari. Tiap – tiap orang dalam kelompok

diberi nomor 1 – 8. Setelah kelompok

terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan

yang harus dijawab oleh tiap – tiap kelompok.

Berikan kesempatan kepada tiap – tiap

kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan

ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban

atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya

adalah guru memanggil peserta didik yang

memiliki nomor yang sama dari tiap – tiap

kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi

12

jawaban atas pertanyaan yang telah

diterimanya dari guru.

2) Alat Peraga

Alat peraga sebagai media pembelajaran

adalah suatu alat yang dapat membantu siswa

supaya terjadi proses belajar. Menurut

Estiningsih yang dikutip oleh Widyantini

(2009:3 – 5) alat peraga merupakan media

pembelajaran yang mengandung atau membawakan

ciri – ciri dari konsep yang dipelajari.

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk

menurunkan keabstrakan dari konsep, agar

siswa mampu memahami arti dari konsep

tersebut. Dengan melihat, meraba,

memanipulasi obyek atau alat peraga maka

siswa mempunyai pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.

Beberapa kriteria pemilihan alat peraga :

a) Alat peraga dipilih sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diharapkan tercapai

kompetensinya oleh siswa

b) Alat peraga dapat membantu memahami

konsep materi pembelajaran dan bukan

sebaliknya

c) Alat peraga mudah diperoleh atau dibuat

oleh guru

12

d) Alat peraga mudah penggunaannya

e) Alat peraga disesuaikan dengan tahap

berpikir siswa

4. Kemandirian belajar

Menurut Uno (2007:51) kemandirian belajar

atau merupakan suatu metode belajar yang

disesuaikan dengan kecepatan, kemampuan dan

pemahaman masing – masing individu. Proses belajar

mandiri ini berorientasi pada tanggung jawab

sendiri yang berdasarkan pada sasaran dan sumber

belajar yang berkaitan. Kemandirian belajar

menuntut tanggung jawab yang besar pada diri

peserta ajar sehingga peserta ajar berusaha

melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya

tujuan belajar. Uraian tersebut memberikan

indikasi bahwa individu yang menerapkan

kemandirian belajar akan mengalami perubahan dalam

kebiasaan belajar, yaitu dengan cara mengatur dan

mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga

dapat menentukan tujuan belajar, kebutuhan

belajar, dan strategi yang digunakan dalam belajar

yang mengarah kepada tercapainya tujuan yang telah

dirumuskan (Tahar, 2006:92 – 93). Dengan demikian,

kemandirian belajar merupakan proses pembelajaran

seseorang dalam kebebasannya menentukan dan

mengelola sendiri bahan ajar, waktu, tempat, dan

12

memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan

berdasarkan motivasi dalam dirinya sendiri.

5. Implementasi strategi pembelajaran The Power of Two

dengan LKS.

Langkah – langkah pembahasan dengan strategi

pembelajaran The Power of Two dengan LKS:

a. Guru menjelaskan materi

b. Guru membagikan lembar kerja pada masing –

masing siswa.

c. Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan

pada lembar kerja siswa yang tersedia sendiri

– sendiri.

d. Setelah semua melengkapi jawabannya, guru

membentuk siswa ke dalam pasangan dan meminta

mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya

dengan jawaban yang dibuat teman yang lain.

e. Guru meminta pasangan tersebut untuk membuat

jawaban baru untuk masing – masing pertanyaan

dengan memperbaiki respon masing – masing

individu.

f. Guru membandingkan jawaban dari masing-masing

pasangan ke pasangan yang lain.

6. Implementasi strategi pembelajaran NHT dengan

alat peraga.

Langkah – langkah pembahasan strategi

pembelajaran NHT dengan alat peraga:

12

a. Guru menjelaskan materi melalui alat peraga

sebagai alat bantu.

b. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4

– 5 orang.

c. Guru memberi penomeran 1 – 5 pada tiap – tiap

anggota kelompok.

d. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang

harus dijawab oleh tiap – tiap kelompok.

e. Guru memberi kesempatan kepada tiap – tiap

kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan

ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya

“Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban

atas pertanyaan dari guru.

f. Guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang

sama dari tiap – tiap kelompok untuk

mempresentasikan jawabannya.

g. Guru memberi kesempatan anggota kelompok yang

terpilih untuk mempergunakan alat peraga

sebagai alat bantu dalam presentasinya.

h. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk

menanggapi atau menambahi jawaban dari

temannya.

B. Kerangka Berfikir

Rendahnya prestasi belajar matematika merupakan

suatu permasalahan umum yang sulit dipecahkan

penyelesaiannya. Karena keberhasilan proses

12

pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran, diantaranya adalah strategi pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Guru hendaknya lebih selektif

dalam pemilihan strategi pembelajaran. Karena pemilihan

strategi pembelajaran yang tidak tepat justru dapat

menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh

guru antara lain adalah strategi pembelajaran The Power

of Two dengan LKS dan NHT dengan alat peraga. Strategi

pembelajaran The Power of Two adalah kegiatan dilakukan

untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong

munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang

tentu lebih baik daripada satu dan LKS sebagai media

bantunya. Sedangkan strategi pembelajaran NHT adalah

pembelajaran kooperatif yang menuntut adanya

pengelompokan, yang mana selain siswa mendapat

penjelasan dari guru, juga mendapat penjelasan dari

teman sekelompok yang lebih memahami, sehingga kendala

siswa yang cukup banyak dapat diatasi. Dimana alat

peraga sebagai media untuk menarik perhatian dan

visualisasi pembelajaran

Selain strategi pembelajaran yang digunakan oleh

guru, faktor lain yang ikut berperan dalam prestasi

belajar adalah kemandirian siswa. Kemampuan siswa dalam

12

menyelesaikan masalah matematika tidak terlepas dari

seberapa besar kemandirian siswa untuk belajar.

Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pembahasan teori dan kerangka berpikir

penelitian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan efek penggunaan strategi

pembelajaran The Power of Two dengan lembar kerja

dan NHT dengan alat peraga terhadap prestasi

belajar matematika.

2. Adanya perbedaan efek kemandirian siswa

terhadap prestasi belajar matematika.

Strategi Pembelajaran The

Power of Two dengan lembar kerja dan NHT dengan alat

peraga

Kemandirian Siswa

(Tinggi, Sedang, Rendah)

Prestasi Belajar

Matematika

12

3. Adanya interaksi antara strategi pembelajaran

The Power of Two dengan lembar kerja dan NHT dengan

alat peraga ditinjau dari kemandirian siswa

terhadap prestasi belajar matematika.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianPenelitian yang dilakukan merupakan penelitian

eksperimen, yaitu penelitian yang akan membandingkanakibat dari dua jenis perlakuan tertentu. Dalam halini adalah penerapan strategi The Power of Two denganlembar kerja siswa dan NHT dengan alat peraga untukselanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnyaterhadap variabel yang lain yaitu prestasi belajar.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi subjekmenjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dikenaiperlakuan strategi pembelajaran NHT dengan alatperaga, sedangkan pada kelompok kontrol akan dikenaiperlakuan strategi pembelajaran The Power of Two denganLKS. Selanjutnya, kedua kelas dievaluasi untukmelihat peningkatan yang terjadi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitianmengenai eksperimen strategi pembelajaran The Power

12

of two dengan LKS dan NHT dengan alat peraga adalahdi SMK Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2012/2013.Peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebutkarena lokasinya strategis, mudah dijangkau danmemiliki kualitas manajemen sekolah yang baik.

2. Waktu PenelitianPelaksanaan penelitian direncanakan pada

semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Adapunsecara rinci waktu penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Tahap

WaktuPebruar

iMaret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Perencan

aan√ √ √ √ √

2.Pelaksan

aan√ √ √ √

3.Analisis

Data√ √ √ √

4.

Penyusun

an

Laporan

√ √ √ √

C. Populasi, Sampel dan Sampling1. Populasi

12

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas X SMK di Kabupaten Kudus tahunpelajaran 2012/ 2013 sebanyak 8 kelas paralel.

2. SampelSampel dari penelitian ini akan diambil dua

kelas, kelas X TKR sebagai kelas eksperimenmenggunakan strategi pembelajaran NHT dengan alatperaga dan kelas X TKJ sebagai kelas kontrolmenggunakan strategi pembelajaran The Power of Two

dengan LKS.3. Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakandalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling,dimana populasi dibagi atas beberapa kelompokberdasarkan area atau kelompok (cluster) danakhirnya diambil seluruhnya secara acak sebagaisampel penelitian. Dengan demikian setiap subyekmendapat kesempatan yang sama untuk menjadisampel.

Sebelum diberikan perlakuan, dilakukan ujikeseimbangan antara kelas eksperimen dan kelaskontrol. Uji ini dilakukan untuk mengetahuiapakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen dankelas kontrol mempunyai keadaan yang seimbangatau tidak, dengan kata lain untuk mengetahuiapakah terdapat perbedaan mean yang berarti keduasampel penelitian sama atau tidak. Statistik yang

12

digunakan adalah uji t dengan bantuan SPSS 18.0,yaitu :a. Hipotesis

(kedua kelompok berkemampuan awal yang

sama)

(kedua kelompok berkemampuan awal

yang berbeda)b. Taraf Signifikasi 5%c. Statistik Uji

Dengan: =

Keterangan:

t =

= rata-rata nilai rapor semester ganjil

kelompok eksperimen

= rata-rata nilai rapor semester ganjil

kelompok kontrol

= Variansi kelompok eksperimen

= Variansi kelompok kontrol

= Jumlah siswa kelompok eksperimen

= Jumlah siswa kelompok kontrol

d. Daerah Kritik

12

= { < atau >

e. Keputusan Uji

diterima jika t <

(Budiyono, 2009:151)D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas (Independent)a. Strategi Pembelajaran

1) Definisi OperasionalStrategi pembelajaran adalah suatu

tehnik atau cara yang digunakan dalam prosesbelajar mengajar dalam mencapai tujuanpembelajaran.

2) IndikatorPenggunaan strategi pembelajaran NHT

dengan alat peraga pada kelas eksperimen danstrategi pembelajaran The Power of Two denganLKS pada kelas kontrol.

3) Skala PengukuranSkala nominal yang terdiri dari dua

kategori yaitu :a) Kelas eksperimen : siswa dikenakan

strategi pembelajaran NHT dengan alatperaga.

12

b) Kelas kontrol : siswa dikenakan strategipembelajaran The Power of Two dengan LKS.

4) Simbol : Ai ; i = 1, 2b. Kemandirian Siswa

1) Definisi OperasionalKemandirian belajar siswa merupakan

kemampuan untuk belajar maupun menyelesaikanpermasalahan yang dilakukan dengan sedikitatau sama sekali tanpa bantuan dari pihakluar.

2) IndikatorNilai angket kemandirian yang meliputi :

a) Berorientasi suksesb) Berorientasi masa depanc) Menyukai tanggung jawab pribadid) Menyukai tantangan

3) Skala pengukuran

Skala interval diubah menjadi skala

ordinal dalam tiga kategori yaitu tinggi,

sedang dan rendah.

Kategori tinggi :

Kategori sedang :

Kategori rendah :

4) Simbol:

12

2. Variabel Terikat (Dependent)Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar.a. Definisi Operasional

Prestasi belajar adalah hasil yangdicapai setelah siswa mengikuti prosesbelajar mengajar yang dapat dilihat darinilai yang diperoleh siswa.

b. Indikator, berupa nilai tes prestasi belajarmatematika siswa.

c. Skala pengukuran, berupa intervald. Simbol : Y

E. Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini metode yang digunakan

untuk teknik memperoleh data adalah :1. Metode Pokok

a. Metode TesPada penelitian ini metode tes digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai prestasibelajar matematika, dengan cara memberi tessemester genap sebagai kelas sampel setelahperlakuan dengan strategi pembelajaran The Power

of Two dengan LKS dan NHT dengan alat peragamenggunakan soal yang sama.

b. Metode AngketDalam penelitian ini, metode angket

digunakan untuk mengumpulkan data kemandirianbelajar matematika siswa. Bentuk angket yang

12

digunakan berupa pilihan ganda yaitu suatubentuk angket di mana siswa memilih salah satualternatif jawaban yang sudah disediakan. KelasX SMK Kabupaten Kudus semester genap digunakansebagai kelas sampel untuk metode angket.

2. Metode Bantu

Metode bantu yang digunakan pada penelitian

ini adalah metode dokumentasi. Metode ini

merupakan pengukuran data dengan cara mengambil

dokumen yang telah ada. Dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah daftar nama siswa

kelas X yang dijadikan sampel dan nilai raport

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

F. Instrument PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berupa hasil belajar untuk memperolehdata tentang prestasi belajar. Adapun prosedurpengembangan instrumen adalah sebagai berikut :

1. Tahap Penyusunana. Tes

Metode tes adalah cara pengumpulan datadengan memberikan soal – soal untuk dijawaboleh siswa untuk mengetahui atau mengukursesuatu dengan cara yang telah ditentukan.Langkah-langkah penyusunan tes adalah :

12

1) Menentukan materi yang digunakan untukmembuat soal.

2) Menentukan bentuk soal.3) Menyusun tabel kisi-kisi soal tes.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Soal Tes Prestasi MateriLogika Matematika

No IndikatorIngatan

Pemahaman

Aplikasi

Jumlah

1.Membedakanpernyataan danbukan pernyataan

10 1

2

Menentukaningkaran darisebuah pernyataandan pernyataanmajemuk.

9, 11,15, 20

1, 7,13, 18

8

3

Menentukan nilaikebenaran darisebuah pernyataandan pernyataanmajemuk

62, 8,19

4

4

Menentukanekuivalensi daripernyataanmajemuk

5, 173, 4,12, 14,16,

7

Jumlah 8 12 20

12

4) Menjabarkan kisi-kisi dalam bentuk butir-butir soal.

5) Prosedur pemberian skor untuk jawaban tesadalah benar bernilai 1 dan salah bernilai0.

6) Uji coba tesb. Angket

Langkah-langkah penyusunan angket sebagaiberikut :1) Menyusun materi yang akan digunakan untuk

membuat angket2) Membuat kisi-kisiTabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kemandirian Siswa

No Aspek No. ItemPositif

No. ItemNegatif

123

4

BerorientasisuksesBerorientasimasa depanMenyukaitanggung jawabpribadiMenyukaitantangan

1,8,16,17,20,243,19,21,254,12,14,23,26

6,10,11,22

2,7,18913,15

5

12

3) Menyusun angketItem soal kemandirian belajar dibuat

berdasarkan kisi-kisi yang telah disusunsebelumnya.4) Menentukan cara pemberian skor

Dalam menentukan skor angket setiapalternatif jawaban mempunyai skor yangberbeda-beda. Pemberian untuk tiap-tiapalternatif jawaban disesuaikan dengankriteria item.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian AngketJenis

PertanyaanAlternatifJawaban

Skor

Pertanyaan(+)

SelaluASeringBKadang-kadangCTidak pernahD

4321

Pertanyaan(-)

SelaluASering

123

12

BKadang-kadangCTidak pernahD

4

2. Tahap Uji Cobaa. Uji coba instrumen tes

1) Uji validitas tesMenurut Sukmadinata (2005:28) suatu

instrumen dikatakan valid atau memilikivaliditas bila instrumen tersebut benar-benarmengukur aspek atau segi yang akan diukur.

Menurut Arikunto (2006:168) validitasmenunjukkan suatu ukuran tentang tingkat –tingkat kevalidan atau kesahihan suatuinstrumen. Suatu instrumen yang valid atausahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknyainstrumen yang kurang valid berarti memilikivaliditas yang rendah. Untuk mengetahuivaliditas item instrumen digunakan rumuskorelasi Product Moment dengan bantuan SPSS18.0, yaitu:

12

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Banyak subjekX = Skor itemY = Skor total Keputusan uji :

≥ = Item soal tersebut

valid

< = Item soal tersebut

tidak valid(Arikunto, 2006 :170)

2)Uji reliabilitas tesSuatu tes dapat dikatakan reliabel

apabila dalam beberapa kali pelaksanaanpengukuran terhadap kelompok subjek yang samadiperoleh hasil yang relatif sama. Ujireliabilitas tes yang digunakan adalah rumusAlpha dan akan diolah dengan bantuan SPSS18.0, sebagai berikut :

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

12

k = banyaknya butir pertanyaan ataubanyaknya soal

= jumlah variansi butir

= varians total

(Arikunto, 2006 : 196)Sebagaimana dalam perhitungan

reliabilitas untuk menguji reliabilitas tes,

maka nilai juga diinterprestasikan ke

dalam tingkat reliabilitas instrumen yangdigunakan patokan Suharsimi.

0.80 ≤ r11 < 1.0 = realibilitasnyasangat tinggi0.60 ≤ r11 < 0.80 = realibilitasnyatinggi0.40 ≤ r11 < 0.60 = realibilitasnyasedang0.20 ≤ r11 < 0.40 = realibilitasnyarendah0.00 ≤ r11 < 0.20 = realibilitasnyasangat rendahPeneliti menetapkan derajat reliabilitas

yang tinggi yaitu 0.60 ≤ r11 < 0.80b. Uji coba instrumen angket1) Uji validitas angket

Pengujian validitas angket yang digunakansama dengan uji validitas tes yaitumenggunakan rumus Product Moment dan akan

12

diolah dengan bantuan SPSS 18.0, sebagaiberikut :

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Banyak subjekX = Skor itemY = Skor total Keputusan uji :

≥ = Item soal tersebut

valid

< = Item soal tersebut

tidak valid( Arikunto, 2006 : 170 )

2) Uji Reliabilitas AngketUji reliabilitas angket yang digunakan

adalah rumus Alpha dan akan diolah denganbantuan SPSS 18.0, sebagai berikut :

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

k= banyaknya butir pertanyaan ataubanyaknya soal

= jumlah variansi butir

12

= varians total

(Arikunto, 2006 : 196)Sebagaimana dalam perhitungan

reliabilitas untuk menguji reliabilitas tes,

maka nilai juga diinterprestasikan ke

dalam tingkat reliabilitas instrumen yangdigunakan patokan Arikunto.

0.80 ≤ r11 < 1.0 = realibilitasnyasangat tinggi0.60 ≤ r11 < 0.80 = realibilitasnyatinggi0.40 ≤ r11 < 0.60 = realibilitasnyasedang0.20 ≤ r11 < 0.40 = realibilitasnyarendah0.00 ≤ r11 < 0.20 = realibilitasnyasangat rendahPeneliti menetapkan derajat reliabilitas

yang tinggi yaitu 0.60 ≤ r11 < 0.80(Arikunto, 2006 : 276)

G. Teknik Analisis Data1. Uji prasyarat analisis

a. Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk membuktikan

bahwa sampel berasal dari populasi yangberdistribusi normal. Metode yang digunakan

12

dalam uji normalitas adalah metode Liliefors denganbantuan SPSS 18.0 sebagai berikut :1) Hipotesis

= Sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal

= Sampel tidak berasal dari

populasi berdistribusi normal2) Statistik uji

Dimana :

F = P dengan Z~ N (0, 1)

S = Proporsi cacah , terhadap

seluruh

S = Deviasi standar atau simpanganbaku

= Skor standar; dengan

3) Daerah kritik

DK = ( L ) harga lain dapat

diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkatsignifikasi α dengan derajat kebebasan n (n = ukuran sampel ).

4) Taraf signifikasi : α = 0,055) Keputusan uji

12

ditolak jika , diterima jika

.

(Budiyono, 2009 : 170)b. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini digunakan ujihipotesis analisis dua jalan dengan frekuensisel tak sama dengan asumsi bahwa populasiberdistribusi normal dan populasi bervariansisama, maka salah satu uji homogenitas populasidengan uji Levene’s dengan bantuan SPSS 18.0.

2. Uji AnalisisTeknik analisis yang digunakan adalah

analisis variansi dua jalan dan akan diolah denganbantuan SPSS 18.0.a. Model untuk data analisis variansi dua jalan

adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= data amatan ke- k baris ke- i dan kolom

ke- jμ = rerata dari seluruh data amatan (reratabesar)

= = efek baris ke- i pada

variabel terikat

= = efek kolom ke- j pada

variabel terikat

12

= = interaksi baris ke- i

dan kolom ke- j pada variabel terikat

= deviasi data Xijk terhadap rerata

populasinya yang berdistribusi normaldengan rerata 0

i = 1,2 ; 1 = pembelajaran denganmenggunakan strategi

pembelajaran NHT dengan alatperaga.

2 = pembelajaran dengan menggunakanstrategi

pembelajran The power of Two denganLKS.j= 1, 2, 3 ; 1 = kemandirian belajarmatematika tinggi

2 = kemandirian belajar matematikasedang

3 = kemandirian belajar matematikarendahk = 1, 2, 3, …n

( Budiyono, 2009 : 207 )a. Prosedur1) Hipotesis

Pada analisis dua jalan terdapat tigapasang hipotesis yang perumusannya sebagaiberikut :

12

, untuk semua i (tidak ada

perbedaan efek strategi pembelajaranterhadap prestasi belajar matematika);

i = 1, 2, 3, …p

, untuk paling sedikit satu harga i

(ada perbedaan efek strategipembelajaran terhadap prestasi belajarmatematika); i = 1, 2.

, untuk semua j (tidak ada

perbedaan efek kemandirian terhadapprestasi belajar matematika) ; j = 1, 2,3, …p

, untuk paling sedikit ada satu j

(ada perbedaan efek kemandirian terhadapprestasi belajar matematika) ; j = 1, 2.

, untuk semua pasangan harga ij

(tidak ada efek interaksi antarastrategi pembelajaran dan kemandirianterhadap prestasi belajar matematika)

, untuk paling sedikit ada

pasangan (ij) (ada efek interaksiantara strategi pembelajaran dankemandirian terhadap prestasi belajarmatematika)

2) Komputasi

12

Pada variansi dua jalan dengan sel taksama ini didefinisikan notasi-notasi sebagaiberikut :

= ukuran sel (ij) (sel baris ke- i dan

kolom ke- j)= banyaknya mean pada sel (ij)= frekuensi sel (ij)

= rataan harmonik frekuensi seluruh sel

=

N = = banyaknya seluruh data amatan

= jumlah kuadrat deviasi data amatan padasel (ij)

p = banyaknya barisq = banyaknya kolom

= banyaknya rataan pada sel (ij)

= = jumlah rataan pada sel ke- i

= = jumlah rataan pada baris ke-

j

= = jumlah rataan semua sel

3) Jumlah kuadrat

12

Terdapat lima jumlah kuadrat yaitukuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom(JKB), jumlah kuadrat interaksi antara (JKAB)baris dan kolom (JKG) dan jumlah kuadrattotal (JKT), yaitu :JKA = {(3) – (1)}JKB = {(4) – (1)}JKAB = {(1) + (5) – (3) – (4)}JKG = (2)JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Dimana lima komponen tersebut dirumuskansebagai berikut :

(1) = (4) =

(2) = (5) =

(3) =

4) Derajat Kebebasan (dk)dkA = p – 1 dkG = N – pqdkB = q – 1 dkT =N–1dkAB = (p–1) (q–1)

5) Rerata KuadratBerdasarkan jumlah kuadrat dan derajatkebebasan masing-masing diperoleh kuadratbaru, maka rumus kuadrat baru tersebutsebagai berikut:

12

6) Statistik Uji

Untuk adalah Fa =

Untuk adalah Fb =

Untuk adalah Fab =

7) Daerah Kritik Daerah kritik (Dk) untuk FA adalah Dk = {FA >Fα; p – 1, N – pq}Daerah kritik (Dk) untuk FB adalah Dk = {FB >Fα; q – 1, N – pq}Daerah kritik (Dk) untuk FAB adalah Dk = {FAB >Fα; (p – 1) (q – 1), N – pq}

8) Keputusan Uji

ditolak jika FA > Fα; p – 1, N – pq

ditolak jika FB > Fα; q – 1, N – pq

ditolak jika FAB > Fα; (p – 1) (q – 1), N – pq

b. Rangkuman AnalisisTabel 3.5 Rangkuman Anava Dua Jalan

SumberVar

JK Dk RK FoAB FαKeputusan

Ho

12

A (baris)

JKA p - 1 RKA FA F*A< α atau

> αB (kolom)

JKB q - 1 RKB FB F*B< α atau

> α

Interaksi (AB)

JKAB

(p –1)

(q –1)

RKAB FAB F*AB< α atau

> α

Galat JKG N- pq RKG - - -Total JKT N - 1 - - - -

3. Uji Komparasi GandaKomparasi ganda adalah tindak lanjut dari

analisis variansi. Apabila analisis variansi

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol

ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisisvariansi variabel digunakan metode Scheffe dandengan bantuan SPSS 18.0. Langkah-langkah metodedalam menentukan metode Scheffe adalah :a. Mengidentifikasi suatu komparasi reratab. Merumuskan hipotesisc. Mencari harga statistik dengan rumus :

1) Komparasi rerata antar baris

Dengan daerah kritik Dk = { F │ F > (p – 1)Fα: p – 1, N – pq }

12

2) Komparasi rerata antar kolom

Dengan daerah kritik Dk = { F│F > (q – 1) Fα:

q – 1, N – pq }3) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang

sama

=

Dengan daerah kritik Dk = { F │ F > (pq – 1)Fα: pq – 1, N – pq }

4) Komparasi rerata antar sel pada baris yangsama

=

Dengan daerah kritik Dk = { F │ F > (pq – 1)Fα; pq – 1, N – pq }

(Budiyono, 2009 : 215 – 217)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta

Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNSPress.

Faizah. 2010. Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS)untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan AgamaKelas VII di SMP Negeri 3 malang. Skripsi. Malang:Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana MalikIbrahim

Harsanto. 2009. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta:Kanisius.

Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Muqowim. 2007. Strategi Pembelajaran. http://muqowimjogja.blogspot.com/2007/06/strategi-pembelajaran.html.Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Silberman. 2005. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Tahar. 2006. “Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil BelajarPendidikan Jarak Jauh”. (Jurnal Pendidikan Terbuka danJarak Jauh, Volume. 2, Nomor 2, September 2006, 91– 101). Diakses tanggal 4 Mei 2012 pukul 14.10.

Uno. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan ReformasiPendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyantini. 2009. “Pemanfaatan Alat Peraga Dalam PembelajaranMatematika SMP Diklat SMP Jenjang Dasar”. (DiklatDepdiknas Kode Dok:F-PRO-016) diakses tanggal 6Maret 2012 pukul 11.41