Bahan TUGAS INDIVIDU

128
Perencanaan Kapasitas http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan- kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/ perencanaan-kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/ 2013/06/perencanaan-kapasitas.html 1. Kapasitas Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006). Kapasitas menentukan : a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada. Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi) Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu: 1) Potential Capacity Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti

Transcript of Bahan TUGAS INDIVIDU

Perencanaan Kapasitas

http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-

kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/

perencanaan-kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/

2013/06/perencanaan-kapasitas.html

1.     KapasitasKapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau

volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang

dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh

sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay

Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh

2006).

Kapasitas menentukan :

a.       Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian

besar biaya tetap.

b.      Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau

apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas

terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan

akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada

produksi yang ada.

Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin

atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan)

x (efisiensi)

Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga

tipe dari kapasitas yaitu:

1)      Potential Capacity

Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu

pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti

dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh

oleh manajemen produksi per hari.

2)      Immediate Capacity

Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk

menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini

merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial

(diasumsikan digunakan secara produktif).

3)      Effective capacity

Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh

kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau

terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager

produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat

tercapai.

Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan

permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai

ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat

digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer.

Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi

berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti

peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk

yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru.

Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia

dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness

(OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik

baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja

atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan

fasilitas produksi.

1.1    Pengertian Perencanaan Kapasitas

Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan

kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk

mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity planning)

1.2    Tujuan Perencanaan Kapasitas

Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian

tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian

investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas

sangatlah menentukan.

1.3    Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon

waktu:

a.       Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)

Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga

bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau

mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian

untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang

direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan

mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur,

pemindahan personalia, penggantian routing produksi

b.      Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)

Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet

range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3

sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal

ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative –

alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan

kerja, peralatan – peralatan bukan utama.

c.       Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)

Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih

dari satu tahun. Di mana  sumber daya produktif memakan

waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti

bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas

jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan

manajemen puncak.

PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK

                        Perncanaan kapasitas jangka

pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal

yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya

untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau

seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan

tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak

pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika

perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu

shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam

kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian

40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang

dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan

untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga

kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.

                        Menghadapi kondisi seperti ini,

untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin

perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam

kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain

apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk

meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara

yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),

1.      Meningkatkan jumlah sumber daya;

a.       Penggunaan kerja lembur

b.      Penambahan regu kerja

c.       Memerikan kesempatan kerja secara part-time

d.      Sub-Kontrak

e.       Kontrak kerja

2.      Memperbaiki penggunaan sumber daya:

a.       Mengatur regu kerja

b.      Menetapkan skedul

3.      Memodifikasi produk:

a.       Menentukan standar produk

b.      Melakukan perubahan jasa operasi

c.       Melakukan pengawasan kualitas

4.      Memperbaiki permintaan:

a.       Melakukan perubahan harga

b.      Melakukan perubahan promosi

5.      Tidak memenuhi permintaan:

a.       Tidak mensuplai semua permintaan

PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG

                        Perencanaan kapasitas jangka

pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala

kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat

diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk

menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek

sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang

dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka

panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan

meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul

adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya

produksi seminimum mungkin.

Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan

biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:

a.       Pola permintaan jangka panjang

b.      Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang,

terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:

a.       Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)

Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi

hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan

apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi

ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali

terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung

risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung

dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi

tinggi.

b.      Strategi ekspansionis

Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi

atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan

berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang

dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain.

Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik

dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.

1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas

Agar  dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas

untuk menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu

dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan –

perubahan cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic,

sehingga akan lebih memakan waktu.

Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi

induk (master production schedule)dan untuk mengecek

permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang

dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. kapasitas 

menetapkan  batasan –batasan atas bagi skedul – skedul

produksi. kapasitas juga memberikan batasan  bahwa,

karena selama periode penjualan rendah adalah tidak

ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.

Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur  untuk PerluasanKapasitas

Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk

menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan

turunnya penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah

karyawan adalah sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi

penyesuaian-penyesuaian besar (substansial) dapat dibuat

tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian

memutuskan hubungan kerja dengan mereka.

Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk

membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal

5 hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:

Juni                       ................        300Juli                        ................        400

Agustus                ...............         600September            ...............         450Oktober                ...............         400

Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali

lipat bulan Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang

dibutuhkan adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang

bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah jam per

minggunya dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat

sub kontrakkan atau dengan penimbunan persediaan.

Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel

bagi jam kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan

dengan menggunakan tenaga kerja konstan:

Bulan Jumlah karyawan

Jumlah jam per minggu

Karyawan ekuivalenyang dikontrak dari luar.

Juni 350 34 -Juli 350 46 -Agustus 350 58 92September

350 51 -

Oktober 350 46 -Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau

penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan

manajerial dan tergantung pada biaya-biaya relatif

masing-masing alternatif.

Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk

menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai

berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur

adalah menaikkan upah karyawan sehingga akan membuat para

karyawan lebih senang. Kerja lembur meminimumkan

kebutuhan penarikan lebih banyak karyawan dan

memberhentikan mereka. Perubahan jumlah karyawan, naik

atau turun, biasanya menghasilkan produktifitas rendah.

Disamping itu, kadang-kadang perusahaan tidak dapat

memperoleh cukup orang dengan keterampilan-keterampilan

yang disyaratkan.

Perencanaan tenaga kerja memerlukan pertimbangan-

pertimbangan lain, seperti hilangnya produksi karena

kelelahan, tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja.

Disisi lain, karyawan tidak langsung mendukung pekerjaan

perlu juga direncanakan sebaik mungkin. Ini terutama

orang-orang tidak langsung mungkin merupakan para

karyawan teknik yang sulit didapatkan karena sulit untuk

melakukan estimasi berapa banyak karyawan tidak langsung

yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu

jenis rasio antara karyawan tidak langsung dengan

karyawan langsung atau dengan beban kerja pabrik untuk

melakukan estimasi tersebut.

Perencanaan Kapasitas

1.     KapasitasKapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume

pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani,

diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas

dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer dan Barry

Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006).

Kapasitas menentukan :

a.       Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar

biaya tetap.

b.      Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah

fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar,

sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya

tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.

Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau

pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x

(efisiensi)

Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe

dari kapasitas yaitu:

1)      Potential Capacity

Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan

untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan

jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen

produksi per hari.

2)      Immediate Capacity

Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk

menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini

merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial

(diasumsikan digunakan secara produktif).

3)      Effective capacity

Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas

produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini

merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk

apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.

Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan

permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai

ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat

digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer. Permintaan

untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan

perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan

penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau

menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari

kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall

equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui

pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah

tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau

penyediaan fasilitas produksi.

1.1    Pengertian Perencanaan Kapasitas

Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan

kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk

mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity planning)

1.2    Tujuan Perencanaan Kapasitas

Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat

utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang

tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah

menentukan.

1.3    Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon

waktu:

a.       Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)

Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan .

ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan

menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk menghapus ‘’

variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran

nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif

seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian

routing produksi

b.      Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)

Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) -

rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18

bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas

juga bervariasi karena alternative – alternative seperti

penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan

bukan utama.

c.       Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)

Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari

satu tahun. Di mana  sumber daya produktif memakan waktu lama

untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan,

peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang

memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.

PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK

                        Perncanaan kapasitas jangka pendek

diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya

mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi

permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka

waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh

selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh

hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam

per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas

normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun

demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang

dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk

bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output

maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.

                        Menghadapi kondisi seperti ini, untuk

menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan

melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-

Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di

perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka

pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan

(krajewzki & Ritzman),

1.      Meningkatkan jumlah sumber daya;

a.       Penggunaan kerja lembur

b.      Penambahan regu kerja

c.       Memerikan kesempatan kerja secara part-time

d.      Sub-Kontrak

e.       Kontrak kerja

2.      Memperbaiki penggunaan sumber daya:

a.       Mengatur regu kerja

b.      Menetapkan skedul

3.      Memodifikasi produk:

a.       Menentukan standar produk

b.      Melakukan perubahan jasa operasi

c.       Melakukan pengawasan kualitas

4.      Memperbaiki permintaan:

a.       Melakukan perubahan harga

b.      Melakukan perubahan promosi

5.      Tidak memenuhi permintaan:

a.       Tidak mensuplai semua permintaan

http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-

kapasitas.html

PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG

                        Perencanaan kapasitas jangka pajang

merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan

yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit,

dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit

produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam

jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan

meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah

berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi

seminimum mungkin.

Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya

minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:

a.       Pola permintaan jangka panjang

b.      Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat

dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:

a.       Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)

Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-

hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin

permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan

pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas

perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang

dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya

biaya produksi menjadi tinggi.

b.      Strategi ekspansionis

Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau

diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak

terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan

adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan

untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin

tersedianya produk di pasaran.

1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas

Agar  dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk

menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan

forecast penjualan dan merencanakan perubahan – perubahan

cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih

memakan waktu.

Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk

(master production schedule)dan untuk mengecek permintaan kapasitas

diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang

tersedia. kapasitas  menetapkan  batasan –batasan atas bagi

skedul – skedul produksi. kapasitas juga memberikan batasan 

bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak

ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.

Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur  untuk PerluasanKapasitas

Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk

menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya

penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah

sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-

penyesuaian besar (substansial) dapat dibuat tanpa harus

menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan

kerja dengan mereka.

Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk membuat

produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5 hari

selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:

Juni                       ................        300

Juli                        ................        400

Agustus                ...............         600

September            ...............         450

Oktober                ...............         400

Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali

lipat bulan Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang

dibutuhkan adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang

bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya

dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan

atau dengan penimbunan persediaan.

Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi

jam kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan

menggunakan tenaga kerja konstan:

Bulan Jumlah karyawan

Jumlah jamper minggu

Karyawan ekuivalen yang dikontrak dariluar.

Juni 350 34 -

Juli 350 46 -

Agustus 350 58 92

September

350 51 -

Oktober 350 46 -

Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau

penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan manajerial

dan tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing

alternatif.

Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk

menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai berbagai

kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah menaikkan

upah karyawan sehingga akan membuat para karyawan lebih

senang. Kerja lembur meminimumkan kebutuhan penarikan lebih

banyak karyawan dan memberhentikan mereka. Perubahan jumlah

karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan produktifitas

rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan tidak dapat

memperoleh cukup orang dengan keterampilan-keterampilan yang

disyaratkan.

Perencanaan tenaga kerja memerlukan pertimbangan-

pertimbangan lain, seperti hilangnya produksi karena

kelelahan, tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Disisi

lain, karyawan tidak langsung mendukung pekerjaan perlu juga

direncanakan sebaik mungkin. Ini terutama orang-orang tidak

langsung mungkin merupakan para karyawan teknik yang sulit

didapatkan karena sulit untuk melakukan estimasi berapa banyak

karyawan tidak langsung yang dibutuhkan. Banyak perusahaan

menggunakan suatu jenis rasio antara karyawan tidak langsung

dengan karyawan langsung atau dengan beban kerja pabrik untuk

melakukan estimasi tersebut.

http://image.slidesharecdn.com/mpo-pptxautosaved-

130119065310-

htmlhttp://slank-schatzymansion.blogspot.com/2011/02/

manajemen-operasi.html

Minggu, 20 Februari 2011

Manajemen Operasi

 Makalah Manajemen Operasi

PERENCANAAN KAPASITAS DAN AGREGAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliahManajemen Operasi

 

Disusun Oleh:

Kelompok III

Anis Putri Pertiwi        (0906127)

 Eka Sri Wahyuni          (0900789)

 Panji Nugraha               (0901760)

 Selvia Herlina               (0900386)

 Tresna Aditya               (0901296)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat dan kasih-Nya, kami dapat menyusun makalah

ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan materi yang

telah kami buat.

Dalam makalah ini penyusun mencoba menyajikan bahasan

tentang materi Perencanaan Kapasitas dan Agregat.

Penyusun berusaha mencurahkan segala pengetahuan dan

kemampuan yang dimilliki dalam rangka penyusunan makalah ini,

tidak tertutup kemungkinan terdapat kekurangan. Oleh karena

itu, penyusun sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna kesempurnaan penulisan makalah ini

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,

terutama kepada kelompok 3 Manajemen Operasi. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Bandung,    Oktober 2010

Penyusun

PENDAHULUAN

            Penjadwalan agregat (perencanaan agregat)

menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan

dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali 3-18 bulan ke

depan. Manajer operasi berupaya untuk menetukan cara terbaik

untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat

produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan,

waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel

lain yang dapat dikendalikan. Tujuan proses produksi biasanya

adalah meminimisasi biaya sepanjang periode perencanaan.

Meskipun begitu, isu-isu strategis lainnya mungkin bisa lebih

penting daripada biaya yang rendah. Strategi-strategi ini

mungkin mencakup usaha memuluskan tingkat kebutuhan tenaga

kerja, menurunkan tingkat persediaaan, atau mencapai tingkat

pemenuhan kebutuhan konsumen yang tertinggi tanpa memandang

berapa biaya yang dikeluarkan.

            Bagi perusahaan-perusahaan manufaktur, jadwal

agregatnya mengkaitkan sasaran-sasaran strategis perusahaan ke

rencana-rencana produksi untuk produk-produk tertentu. Bagi

perusahaan-perusahaan jasa, jadwal agregatnya mengkaitkan

sasaran-sasaran strategis dan jadwal terinci untuk para tenaga

kerja.

            Tujuan pembahasan dari materi ini adalah

menjelaskan keputusan perencanaan agregat dan kapasitas, untuk

menunjukkan bagaimana rencana agregat dan rencana penentuan

kapasitas yang cocok dengan keseluruhan proses perencanaan,

dan menjelaskan beberapa teknik yang digunakan para manajer

dalam mengembangkan suatu rencana. Dalam hal ini, penekanan

dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur maupun

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. 

Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari

pembentukkan keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat

pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu.

Keputusan kapasitas harus dipadukan kedalam misi dan strategi

organisasi. Investasi tidak dibuat sebagai pengeluaran

tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang terpadu

yang dapat menempatkan dalam posisi yang menguntungkan.

Pada peramalan permintaan dapat mengedepankan masalah-

masalah jangka pendek, menengah dan panjang yang mampu

membantu para manajer dalam mengatasi isu-isu kapasitas dan

strategis yang merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak.

Perencaan kapasitas dan agregat sangat berhubungan dengan

perencanaan penyediaan bahan baku. Besar kecilnya persediaan

kapasitas yang diproduksi tergantung pada banyak sedikitnya

bahan baku yang tersedia di suatu Perusahaan.

Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk

menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas

untuk mendapatkan keuntungan. Dimana tujuan analisis titik

impas ini adalah menemukan sebuah titik, dalam satu dolar dan

unit, dimana biaya sama dengan keuntungan.

Proses perencanaan kapasitas dan agregat yang digunakan

oleh perusahaan harus tetap mengedepankan kualitas barang yang

diproduksi oleh perusahaan.

Perencanaan kapasitas dan agregat ini berhubungan dengan

srategi lokasi dalam hal penyimpanan barang yang berlebih,

agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan.

Hubungannya dengan manajemen persediaan adalah ketika

kapasitas produksi pada satu waktu diperlukan barang

persediaan yang relatif banyak maka kapasitas produksi

sebaiknya diperbanyak, begitu pula sebaliknya.

ISI

Menurut Bartal  dan martin (1999) Adalah proses penentuan

tujuan tujuna dan menetapkan cara-cara terbaik untuk

mencapainya. Menurut AKoof  (1970) perencanaan adalah

persipaan segaka sesuatu hari ini untuk keperluan hari esok.

Menurut Flunqitt dan Attneer (1997) adalah persiapan segala

sesuatu hari ini untuk keperluan hari esok. Menurut G.R.Terry

(1997) adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta

dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang

akan datang dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan

aktifitas yang di angap perlu untuk mencapai hasil yang

diinginkan.

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut),

atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau

diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu

tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.

Kapasitas juga menetukan apakah permintaan dapat dipenuhi,

atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas

terlalu besar, sebagian fasilitas akan mengenggur dan akan

terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada

atau pelanggan.

Perencanaan kapasitas adalah penentuan kebutuhan kapasitas

masa depan yang sebagian besar didasarkan pada permintaan

dimasa yang akan datang. Jika permintaan barang dan jasa dapat

diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka

penentuan kapasitas dapat langsung dilakukan.

Perencanaan aggregat adalah perencanaan yang dibuat

untuk menentukan total permintaan dari seluruh      elemen

produksi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan.

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi

prosedur yang rumit, yang sebagian besar didasarkan pada

permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan barang

dan jasa dapat diramalkan dengan ketepatan yang memadai, maka

penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan.

Penentuan besarnya kapasitas biasanya membutuhkan dua tahap.

Pada tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan

model tradisional. Pada tahap kedua, peramalan ini digunakan

untuk menentukan kebutuhan kapasitas serta peningkatan ukuran

untuk setiap penambahan kapasitas. Yang menarik, pertumbuhan

permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam setiap unit

yang kecil, di mana penambahan kapasitas biasanya terjadi

secara serentak dan dalam unit yang besar. Pertentangan ini

sering menyulitkan perluasan kapasitas.

                                                               

  

Gambar T7.4 Pendekatan pada Perluasan Kapasitas

Gambar T7.4 mengungkapkan empat pendekatan menuju

kapasitas baru. Sebagamana terlihat dalam Gambar T7.4(a),

kapasitas baru diperoleh pada permulaan tahun 1. Kapasitas ini

akan mengatasi peningkatan permintaan hingga awal tahun 2.

Pada awal tahun kapasitas baru diperoleh lagi, yang menjadikan

organisasi memproduksi lebih dari permintaan hingga awal tahun

3. Proses ini dapat dilanjutkan terus-menerus di masa depan.

Rencana kapasitas yang ditunjukan pada Gambar T7.4(a)

hanya merupakan satu dari sekian banyak rencana yang tidak

terhitung untuk memenuhi permintaan di masa yang akan datang.

Pada gambar ini, kapasitas baru diperoleh secara bertahap pada

permulaan tahun 1 dan pada permulaan tahun 2. Gambar T7.4(b),

peningkatan kapasitas besar-besaran didapatkan pada awal tahun

1 untuk memenuhi ramalan permintaan hingga awal tahun 3.

Kapasitas berlebih yang dihasilkan oleh perencanaan,

Gambar T7.49(a) Gambar T7.4 dan Gambar T7.4(b) memberikan

fleksibilitas bagi para manajer operasi. Sebagai contoh, dalam

industri perhotelan penambahan kapasitas dalam bentuk

penambahan kamar memberikan adanya pilihan kamar yang lebih

bervariasi dan mungkin menambahkan fleksibilitas dalam jadwal

pembersihan ruangan. Dalam manufakture, kapasitas yang

berlebih dapat digunakan untuk melakukan banyak aktivitas

penyetelan mesin untuk mempercepat laju produksi dan

menurunkan tingkat persediaan. Kapasitas tambahan juga

menjadikan manajemen dapat membuat persediaan yang berlebih,

yang karenanya dapat menunda pengeluaran modal dan gangguan

yang datang dengan adanya penambahan kapasitas baru.

Alternatif seperti pada Gambar T7.4(a) dan Gambar T7.4(b)

kapasitas memimpin (lead) yakni kapasitas yang ada selalu

melebihi permintaan tetapi Gambar T7.4(c) menunjukan sebuah

pilihan di masa kapasitas terlambat (lag) dari permintaan,

mungkin dengan menggunakan waktu lembur atau subkontrrak untuk

mengatasi permintaan yang berlebih. Gambar T7.4(d) mencoba

untuk membuat kapasitas rata-rata, yang terkadang kurang dari

permintaan dan terkadang lebih dari permintaan.

Dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan alternatif

mana yang akan diambil relatif mudah. Biaya total dari setiap

alternatif dapat dihitung dan alternatif dengan biaya total

terendah akan dipilih. Dalam kasus lain, penetapan kapasitas

dan bagaimana mencapai kapasitas tersebut akan jauh lebih

rumit. Dalam banyak kasus, faktor subjektif yang banyak sulit

untuk dihitung dan diukur. Faktor-faktor ini meliputi pilihan

teknologi, strategi pesaing, membuat pembatasan, biaya modal,

pilihan sumber daya manusia, dan hukum serta peraturan lokal

dan negara lain.

  Empat pertimbangan khusus bagi keputusan kapasitas yang

baik, yaitu:

Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang paling

pokok bagi keputusan kapasitas. Produk baru mungkin berupa

acara live music setiap malam pada Hard Rock Cafe yang

meningkatkan permintaan pelayanan makanan dan toko eceran

Kafe, atau produk ini bisa berupa kemampuan operasi jantung

yang baru pada Cleveland Clinic, atau model PT Cruiser baru di

DaimlerChrysler. Apapun produk baru yang ada, prospeknya, dan

siklus hidup produk yang ada sekarang, harus ditentukan.

Manajemen harus mengetahui produk mana yang sedang ditambahkan

dan yang mana yang sedang dihentikan produksinya, begitu juga

volume yang diharapkan.

Jumlah alternatif yang tersedia  mungkin cukup banyak, tetapi

setelah volume ditentukan, keputusan teknologi dapat dipandu

dengan analisis biaya, kebutuhan sumber daya manusia, kualitas

dan keandalan. Tinjauan ulang sering  mengurangi jumlah

alternatif menjadi hanya beberapa saja. Teknologi juga mungkin

mendikte peningkatan kapasitas. Memenuhi permintaan tambahan

dengan beberapa meja tambahan dalam ruang makan restauran

mungkin tidak sulit, tetapi memenuhi peningkatan permintaan

untuk sebuah mobil baru dengan menambahkan lini perakitan baru

pada BMW menjadi sangat sulit dan mahal. Tetapi Manajer

Operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan

kapasitas yang tepat.

Teknologi dan peningkatan kapasitas sering menentukan

ukuran optimum sebuah fasilitas. Sebuah motel dipinggir jalan

mungkin membutuhkan 50 kamar untuk dapat dijalankan secara

baik. Jika lebih kecil, maka biaya tetapnya kan sangat

memberatkan. Jika lebih besar maka fasilitas membutuhkan lebih

dari satu manajer untuk mengawasi. Permasalah ini dikenal

sebagai Skala ekonomis dan disekonomis (economies and

diseconomies of scale).

Dalam dunia yang berubah dengan cepat, perubahan tidak

dapat diabaikan. Oleh karena itu Manajer Operasi membangun

fleksibilitas dalam fasilitas dan peralatan. Mereka

mengevaluasi sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa

proyeksi pendapatan pada risiko potensial atas dan bawah.

Bangunan, dan infrastrukturnya seperti layanan umum dan tempat

parkir, sering dibangun secara bertahap. Bangunan dan

peralatan dapat di desain dengan perubahan dalam pikiran untuk

mengakomodasi perubahan produk, bauran produk, dan proses di

masa datang.

Pohon kapasitas membutuhkan pengidentifikasian

alternatif dan beragam status keadaan. Untuk situasi

perencanaan kapasitas, status keadaan biasanya merupakan

permintaan masa depan atau kondisi yang dikuasai pasar. Dengan

menetapkan nilai kemungkinan pada beragam status keadaan,

keputusan yang memaksimumkan nilai yang diharapkan dari

alternatif dapat dibuat. Contoh T6 menunjukan bagaimana

menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas

Contoh T6

Soulthern Hospital Supplie, sebuah perusahaan yang

membuat baju seragam rumah sakit sedang mempertimbangkan

perluasan kapasitas. Alternatif utama yang tersedia adalah

tidak melakukan apa-apa (do nothing), membangun sebuah pabrik

kecil, pabrik denagn ukuran sedang atau membangun sebuah

pabrik besar. Fasilitas baru ini akan memproduksi tipe baju

seragam baru, dan pada saat ini, kemampuan pasar atau

kemampuan potensial produk ini belum diketahui. Jika sebuah

pabrik besar dibangun dan terdapat pasar yang menguntungkan,

laba sebesar $100.000 bisa didapatkan. Pasar yang tidak

menguntungkan akan menghasilkan kerugian $90.000. walaupun

demikian sebuah pabrik berukuran sedang akan menghasilkan laba

$60.000 dengan kondisi pasar yang menguntungkan dan

menghasilkan kerugian $10.000 di saat pasar tidak

menguntungkan. Di sisi lain, sebuah pabrik kecil akan

menghasilkan laba $40.000 pada kondisi pasar menguntungkan,

dan hanya merugi sebesar $5.000 di saat pasar tidak

menguntungkan. Tentu saja, selalu ada pilihan untuk tidak

melakukan apapun.

Penelitian pasar terkini mengindikasikan bahwa terdapat

kemungkinan sebesar 0,4 pasar menguntungkan, yang berarti juga

juga terdapat kemungkinan sebesar 0,6 pasar tidak

menguntungkan. Dengan informasi ini, alternatif yang akan

menghasilkan nilai uang yang diharapkan terbesar (expected

monetary value-EMV) dapat dipilih:

EMV (pabrik besar)     = (0,4) ($100.000) + (0,6) (-$90.000) =

-$14.000

EMV (pabrik sedang)  = (0,4) (60.000) + (0,6) (-$10.000)     =

-$18.000

EMV (pabrik kecil)     = (0,4) ($40.000) + (0,6) (-$5.000)    

= -$13.000

EMV (tidak melakukan apa-apa)        = $0

Berdasarkan kriteria EMV, Soulthern harus membangun

pabrik ukuran sedang.

Kapasitas Desain (design capacity) adalah output maksimum sistem

secara teoritis dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas

Desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu,

seperti jumlah tonase baja yang dapat diproduksi setiap

minggu, setiap bulan atau setiap tahun.

Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang

diharapkan dapat  dicapai oleh sebuah perusahaaan dengan

keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif

sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena

fasilitas yang ada mungkin telah didesain untuk versi produk

sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang

sekarang sedang diproduksi.

Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat:

Utilisasi dan efisiensi. Utilisasi (utilization) adalah persentasi

kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi

adalah persentasi kapasitas efektif yang sesungguhnya telah

dicapai. Utilisasi dan efisiensi dapat dihitung sebagai

berikut :

                        Utilisasi           = Output Aktual /

Kapasitas Desain

                        Efisiensi           = Output Aktual /

Kapasitas Efektif

Contoh Soal

Toko roti MGT memililki sebuah pabrik yang memproduksi

roti untuk sarapan. Minggu lalu fasilitas memproduksi 148.000

roti. Kapasitas efektif pabrik adalah 175.000 roti. Lini

produksi beroperasi 7 hari per minggu dengan 3 shift masing-

masing 8 jam perhari. Lini dideasain untuk memproduksi roti

Deluxe isi kacang, rasa kayu manis, dan lapis gula dengan

tingkat output 1.200 roti per jam. Tentukan kapasitas desain,

utilisasi dan efisiensi pabrik ini saat memproduksi  roti

Deluxe.

Penyelesaian:

Kapasitas desain     = (7 hari x 3 shift x 8 jam ) x (1.200

roti per jam ) = 201.600 roti

Utilisasi                   = Output Aktual/Kapasitas Desain

= 148.000 / 201.600 = 73,4%

Efisiensi                  = Output Aktual/Kapasitas Efektif

= 148.000 / 175.000 = 84,6%

Perencanan Agregat adalah suatu langkah pendahuluan

perencanaan kapasitas secara terperinci. Perencanaan agregat

merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP).

Adapun metode yang biasa digunakan antara lain metide utilitas

tenaga kerja, metode make to stock, metode mix strategi, dll.

JIP menyajikan rencana produksi detail untuk setiap produk

akhir. Proses penyusunan JIP untuk perusahaan yang Make to

Order. Hal ini dikarenakan sumber informasi permintaan

(kebutuhan) yang berbeda. JIP adalah rencana tertulis yang

menunjukkan apa dan berapa banyak setiap produk (barang jadi)

yang akan dibuat dalam setiap periode untuk beberapa periode

yang akan datang.

Perencanaan aggregat merupakan perencanaan produksi

jangka menengah. Horizon perencanaannya biasanya berkisar

antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 sampai 3

tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik produk

dan jangka waktu produksi. Periode perencanaan disesuaikan

dengan periode peramalan, biasanya 1 bulan.

Tujuan perencanaan aggregat adalah menyusun suatu

rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang

tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-

alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum.

Jika kapasitas produksi tetap berdasarkan perencanaan

jangka panjang yang telah dipasang, adalah menjadi kewajiban

perencanaan produksi aggregat untuk menetapkan kebijaksanaan

yang dapat digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan

dengan biaya yang minimum. Dengan kata lain perencanaan

aggregat dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam

menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan

mengoptimumkan penggunanan tenaga kerja dan peralatan produksi

yang tersedia ongkos total produksi dapat ditekan seminimum

mungkin.

Jika pesanan yang diterima bersifat tetap dalam waktu

yang relatif panjang, maka perencanaan produksi tidak akan

mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi bulanan.

Akan tetapi pada kenyataannya, pola permintaan seringkali

menunjukkan pola statis, sehingga menyulitkan dalam menetapkan

rencana produksi bulanan. Disinilah peranan metode perencanaan

aggregat dalam mengatasi kesulitan tersebut.

Kata aggregat tersebut menyatakan bahwa perencanaan

dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi total kebutuhan semua

produk yang akan dihasilkan (bukan per-individu produk) dengan

menggunakan sumber daya yang ada. Dalam sistem manufaktur,

faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam membuat perencanaan

aggregat adalah semua sumber daya yang berupa kapasitas mesin

yang tersedia, jumlah tenaga kerja yang ada, tingkat

persediaan yang ditentukan dan penjadwalannya.

Langkah berikutnya adalah menterjemahkan permalan

kedalam tingkat produksi bulanan. Proyeksi permintaan yang

tidak konstan (sering terjadi dalam prakteknya) meningkatkan

kesulitan dalam pembuatan perencanaan produksi. Pengaruh pola

permintaan khususnya faktor musiman dan siklus bisnis selama

periode perencanaan membutuhkan kehati-hatian dalam

perencanaannya sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan

kerugian. Secara umum, pola permintaan dapat dipengaruhi oleh

4 komponen, yaitu kecenderungan (trend), siklus bisnis,

musiman dan random. Komponen kecenderungan (trend) menyatakan

kenaikan dan penurunan rata-rata permintaan untuk jangka waktu

yang sangat panjang. Komponen siklus bisnis mengindikasikan

penyimpangan yang cukup besar dari permintaan terhadap

kecenderungan yang disebabkan aktivitas bisnis yang

bervariasi. Pengaruh musiman juga dapat menaikkan atau

menurunkan tingkat permintaan. Dibandingkan siklus bisnis yang

sulit diprediksi kapan mulai dan berakhirnya, maka komponen

musiman selalu mengikuti pola yang tetap setiap tahunnya.

Komponen terakhir adalah faktor random yang biasa dianggap

sebagai noise pada pola permintaan.

Penyesuaian dari kapasitas produksi untuk mengantisipasi

komponen kecenderungan adalah merupakan tanggung jawab dari

perencanaan produksi strategis, sedangkan komponen random akan

diantisipasi pada perencanaan produksi harian (penjadwalan).

Komponen musiman dan siklus bisnis merupakan perhatian utama

dari perencanaan produksi aggregat. (Arman Hakim Nasution, Hal

: 59).

Pada umumnya, ada 4 jenis strategi yang dapat dipilih

dalam membuat perencanaan aggregat. Pemilihan strategi

tersebut tergantung dari kebijaksanaan perusahaan,

keterbatasan perusahaan dalam prakteknya dan pertimbangan

biaya. Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:

Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem

perencanaan produksi yang lebih besar, sehngga pemahaman

mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor

internal dan faktor eksternal merupakan sesuatu yang berguna.

Manajer operasi tidah hanya menerima input dari ramalan

permintaan yang dilakukan departemen pemasaran, tetapi manajer

operasi juga berurusan dengan data.

Teknik ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami

dan digunakan. Pada dasarnya, rencana-rencana dengan grafik

dan diagram ini menangani variabel secara sedikit demi sedikit

agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan

kapasitas-kapasitas yang ada. Rencana-rencana ini merupakan

pendekatan trial-and-error yang tidak menjamin tercipta

rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan yang

dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf-staf

yang paling dasar pekerjaannya. Berikut adalah 5 tahapan dalam

metode pembuatan grafik :

KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan kapasitas dan agregat merupakan salah satu

elemen yang penting dalam proses produksi yang juga berkaitan

dan tergantung pada strategi operasi yang digunakan oleh

masing-masing perusahaan. Perusahaan dituntut sangat hati-hati

dalam menerapkan perencanaan ini, karena jika tidak maka

perusahaan akan merugi karena kapasitas barang yang di

produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya menyebabkan

banyak biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan

yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.

Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan

kapasitas dan agregat dengan strategi yang paling baik dan

memungkinkan untuk setiap perusahaan sesuai dengan strategi

operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli melihat peluang

kapan perusahaan harus memproduksi lebih kapan perusahaan

harus memproduksi cukup barang agar tidak adanya barang-barang

yang berlebih dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang

tidak dibutuhkan.

Diposkan oleh Slank di 02.14