Bahan kimia

33
i PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA PENYIMPANANNYA Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia Disusun Oleh: Nur Ratna Sari NIM: 25 12 1119F i

Transcript of Bahan kimia

i

PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI

LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA

PENYIMPANANNYA

Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata

kuliah bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nur Ratna Sari

NIM: 25 12 1119F

i

ii

D-III ANALIS KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2012/2013

ii

ii

MOTTO

Jika ada kemauan pasti ada jalan

Hidup berawal dari mimpi

Tiada keberhasilan tanpa usaha

Jangan pernah menyerah dalam melakukan

sesuatu

Action is better than word

Malu bertanya sesat dijalan

Keberhasilan berasal dari kemauan yang kuat

Never give up

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya karya tulis yang

berjudul “PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI

LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA PENYIMPANANNYA”

dapat diselesaikan tanpa halangan suatu apapun.

Karya tulis yang disusun berdasarkan hasil belajar

selama perkuliahan ini, bertujuan untuk lebih

mengetahui dan mengenal macam-macam bahan kimia yang

ada di laboratorium dan cara penanganannya.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, saya telah

mendapatkan bantuan, bimbingan, serta fasilitas dari

berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1) Bapak Winnarso Suryolegowo, SH., MPd. selaku

rektor Universitas Setia budi.

2) Bapak Darmanto, SS., MM. selaku dosen bahasa

Indonesia dan pembimbing yang telah memberikan

bimbingan selama proses pengerjaan karya tulis.

iii

iv

3) Ayah saya yang telah memberikan doa dan

dukungannya.

4) Adik yang selalu memotivasi saya dan memberikan

semangat.

5) Pacar saya yang selalu mendoakan supaya karya

tulis ini dapat segera terselesaikan.

Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan karya

tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Sekian dan terimakasih.

Surakarta, 25 Desember 2012

Penulis,

iv

v

DAFTAR ISI

Halaman

Judul .................................................

.......................................................

..i

Motto .................................................

.......................................................

...............ii

Kata

Pengantar .............................................

.......................................................

...iii

Daftar

Isi ...................................................

.......................................................

........v

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................

............................................6

v

vi

A. Latar

Belakang ..............................................

............................................6

B. Rumusan

Masalah ...............................................

......................................7

C. Tujuan

Penelitian ............................................

..........................................7

D. Manfaat

penelitian ............................................

........................................8

BAB II

PEMBAHASAN ............................................

............................................9

A. Pengertian Analis

Kimia .............................................

..............................9

vi

vii

B. Klasifikasi Bahan

Kimia .............................................

..............................9

C. Bahan Kimia di Laboratorium Maupun

Industri .....................................15

D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia

Berbahaya .........................................

.18

BAB III

PENUTUP ...............................................

................................................21

Daftar

Pustaka ...............................................

.......................................................

.22

vii

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya kegiatan penelitian yang dilakukan di

laboratorium tidaklah jauh dari bahan kimia, yang

memungkinkan bahaya bagi kesehatan praktikan. Perlu

adanya pemahaman tentang macam-macam bahan kimia yang

dapat menggangu kesehatan. Hal demikianlah yang menjadi

tugas seorang analis kimia. Seorang Analis kimia

bertugas untuk menganalisis dan menyelidiki bahan-bahan

kimia yang ada di laboratorium.

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan,

pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan

penggunaannya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut,

uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat

menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,

keracunan dan bahaya lain yang memungkinkan gangguan

kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan

6

7

bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-

barang (Ibnususanto,2009).

Dewasa ini, bahan kimia telah banyak dibuat. Banyak

bahan kimia yang bersifat membahayakan sehingga perlu

penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah

dan risiko tinggi terhadap orang lain. Bahan kimia

berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik,

karena banyak bahan kimia alami dalam dosis tertentu

yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.

Bahan kimia berbahaya ini banyak terdapat di

laboratorium kimia, gudang pabrik kimia atau toko bahan

kimia yang besar dan lengkap. Oleh karena itu,

pengenalan akan bahan kimia sangatlah penting agar

terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Hal lain

yang juga harus diperhatikan adalah aspek penyimpanan,

penataan dan pemeliharaan bahan kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

7

8

1. Apa yang dimaksud analis kimia?

2. Bagaimanakah klasifikasi bahan kimia berbahaya?

3. Bahan kimia apa saja yang sering digunakan

dalam laboratorium maupun industri?

4. Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di

laboratorium?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang

hendak dicapai adalah:

1. Mengetahui dan memahami arti dari analis kimia.

2. Mengenal, mempelajari, dan memahami macam-macam

bahan kimia berbahaya.

3. Mengetahui dan mengerti bahan apa saja yang

sering digunakan dalam laboratorium dan

industri.

4. Mempelajari bagaimana cara penyimpanan bahan

kimia dengan baik dan benar agar terhindar dari

kecelakaan kerja.

D. Manfaat Penelitian

8

9

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:

1. Dapat lebih mengenal dan memahami macam-macam

bahan kimia yang ada di laboratorium.

2. Membantu pembaca yang kurang memahami tentang

bahan kimia yang berbahaya sehingga dapat

mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

3. Sebagai pengetahuan tambahan mengenai bahan

kimia yang ada di laboratorium maupun industri

yang dapat mendukung adanya perkembangan dalam

ilmu pengetahuan maupun teknologi.

9

10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analis Kimia

Pengertian Analis menurut Kamus bahasa Indonesia

adalah Ahli ilmu kimia yang bekerja di laboratorium

menjalankan penyelidikan dan sebagainya. Sedangkan

kimia sendiri menurut kamus bahasa Indonesia adalah

ilmu tentang susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur

atau zat (Anonim, 2012).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia analis kimia

adalah penentuan komponen kimia suatu senyawa yang

dilakukan dengan pemisahan dan pengukuran atas contoh

yang mewakili (Anonim, 2012).

B. Klasifikasi Bahan Kimia

Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat

diklasifikasikan atas :

1. Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)

10

11

Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal

sebagai bahan kimia oksidator adalah bahan

kimia yang kaya akan oksigen. Dalam

penguraiannya atau reaksinya dengan senyawa

lain, zat-zat ini akan melepaskan oksigen yang

dikandungnya. Huruf kode: O . Frase-R untuk

bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. contohnya:

natrium nitrit/nitrat, kalium klorat, kalium

permanganate, kaporit, asam sendawa, alkena,

alkilbenzena dan sebagainya (Sumardjo,

2006:284).

2. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive

Substances)

Bahan kimia mudah meledak adalah bahan

kimia yang mempunyai sifat reaktif dan mudah

meledak. Bahan kimia ini tidak stabil dan

sangat peka terhadap pengaruh goncangan,

tekanan, atau pukulan. Bahan ini juga dapat

meledak walaupun tanpa dicampur dengan bahan-

11

12

bahan kimia lain. Huruf kode: E. Frase-R untuk

bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3. contohnya:

kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium

nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran

belerang, karbon dan kalium klorat (Sumardjo,

2006:285).

3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang

apabila masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan

kerusakan kesehatan akut atau kronis dan

bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah

jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui

mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Huruf kode: T. Frase-R untuk bahan beracun :

R23, R24 dan R25. contohnya: C02, CI2, benzena,

Kloroform, sianida dan sebagainya (Sumardjo,

2006:285).

4. Bahan Kimia Karsinogenik

Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker

atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk

12

13

ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan

kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan

karsinogenik : R45 dan R40. Contoh : Vinil

klorida,benzidin, nitroso fenol, difenil,

asbestos, o-toluidin, metiliodida, hidrazin

klorida, hidrazin bromide, akrilonitril,

hidrazin sulfat, benzene, anilin, dikloro

benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol,

nitro naftalena, 4-nitro difenil, nitrosoamin,

4-dimetilamino, klorometil benzene, 2-naftil

amina, benzil klorida (Sumardjo, 2006:286).

5. Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)

Bahan dan formulasi yang tidak korosif

tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak

dengan kulit atau selaput lendir. Huruf kode :

Xi. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37,

R38 dan R41. Contoh :

a. Bahan kimia iritan bentuk cair :

13

14

1) Asam mineral: asam nitrat, asam

sulfat, asam klorida, asam

fluoride, asam fosfat.

2) Asam organik: asam format, asam

asetat, asam monokloro asetat,

asam trikloro asetat, asam

kresilat.

3) Pelarut organik: karbon disulfide,

ter batubara, petroleum,

hidrokarbon terklorinasi, beberapa

ester dan keton, terpentin, basa

kuat, kalium hidroksida, natrium

hidroksida.

b. Bahan bentuk padat kimia iritan

1) Alkali kaustik: alkali sulfide,

natrium hidroksida, natrium

karbonat, natrium silikat, kalium karbonat,

ammonium karbonat, barium

hidroksida, barium karbonat,

trinatrium fosfat.

14

15

2) Logam-logam : natrium, kalium,

fosfor, stibium, arsen, kromium.

3) Garam-garam: kupri sulfat, kupri

sianida, garam- garam merkuri, garam-

garam arsen, garam-garam stibium,

perak nitrat, zink klorida.

c. Bahan kimia iritan bentuk gas:

1) Senyawa anorganik: asam klorida,

asam sulfat, asam fluoride, amoniak,

sulfur monoklorida, tinil klorida,

sulfuril klorida, belerang dioksida,

klor, brom, iod, fosfor triklorida,

arsen triklorida, ozon, nitrogen

dioksida.

2) Senyawa organik: fosgen, akrolein,

dimetilsulfat, dikloroetilsulfida,

kloropikrin, etilklorosulfonat,

diklorometileter, xilil bromide,

metilklorosulfonat (Sumardjo,

2006:287).

15

16

6. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan

hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan

kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi

karena karakteristik kimia bahan uji, seperti

asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), Huruf kode: C.

Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya

asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa

seperti larutan NaOH (>2%) (Sumardjo,

2006:288).

7. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable

Substances)

Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan

amat sangat mudah terbakar (extremely flammable

substances), dan bahan sangat mudah terbakar

(highly flammable substances). Bahan dapat

terbakar (flammable substances).

a. Extremely flammable (amat sangat mudah

terbakar)

16

17

Bahan kimia likuid yang memiliki titik

nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan

titik didih rendah dengan titik didih awal

(di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah

terbakar berupa gas dengan udara dapat

membentuk suatu campuran bersifat mudah

meledak di bawah kondisi normal. Huruf

kode:F+. Frase-R untuk bahan amat sangat

mudah terbakar : R12. Contoh bahan dengan

sifat tersebut adalah dietil eter (cairan)

dan propane (gas).

b. Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Bahan kimia yang mempunyai titik nyala

rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan

sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang

amat sangat mudah terbakar di bawah

pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat

menjadi panas di udara pada temperatur

kamar tanpa tambahan pasokan energi dan

akhirnya terbakar. Huruf kode: F. Frase-R

17

18

untuk bahan sangat mudah terbakar : R11.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya

aseton dan logam natrium, yang sering

digunakan di laboratorium sebagai solven

dan agen pengering.

c. Flammable (mudah terbakar)

Bahan dan formulasi likuid yang

memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC

dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar

(flammable). Huruf kode: tidak ada. Frase-R

untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh

bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak

terpentin (Sumardjo, 2006:289).

8. Bahan Kimia Radioaktif

Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu bahaya radiasi

eksternal (sumber radiasi berada diluar tubuh)

dan bahaya radiasi internal (sumber radiasi

berada didalam tubuh). Kedua bahaya radiasi ini

ditanggulangi dengan cara yang berbeda, yaitu:

18

19

a. Bahaya radiasi eksternal dapat

ditanggulangi dengan mengatur waktu (semakin

singkat, semakin baik), mengatur jarak

(semakin jauh, semakin baik), atau memasang

perisai radiasi diantara sumber radiasi dan

tubuh, dengan melakukan pengaturan

tersebut, dosis radiasi yang diterima oleh

orang yang menangani zat radioaktif dapat

ditekan serendah mungkin.

b. Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi

dengan mencegah masuknya zat radioaktif ke

dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan luka

terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita

adalah menangani zat radioaktif yang bebentuk

gas, serbuk, atau cairan, kita harus

mengusahakan untuk tidak makan/minum, merokok

ditempat kerja dan menggunakann pakaian kerja

khusus. Selain itu, kita perlu membuat

pengaturan ventilasi ruangan yang baik,serta

membuat dan mengikuti prosedur kerja yang

19

20

baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya

kontaminasi ke tempat lain yang bersih

(Sumardjo, 2006:291).

C. Bahan Kimia yang Sering Digunakan di Laboratorium

Maupun Industri

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam

laboratorium beberapa bahan kimia yang sering

dipergunakan baik dalam industri maupun dalam

laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-

antaranya:

1. Asam Sulfat (H2SO4)

Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna,

kadang-kadang berwarna kecoklatan tergantung

pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam

sulfat sangat beracun dan korosif terhadap

kulit, mata dan sistem saluran pernapasan

(hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam

pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang

amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit

20

21

akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.

Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam

segala perbandingan, pencampuran dengan air

akan menimbulkan panas (eksotermis), eksplosif

dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-

hidrat). Asam ini sangat reaktif terhadap logam

yang larut didalamnya, akan melepaskan gas H2

yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat

oksidator, sering menyebabkan pengarangan . BJ

(Berat Jenis)(murni) = 1,84; Ti (titik Ieleh) =

10,4°C ; Td (titik didih) = 315 - 338°C,

pemanasan diatas 300°C akan melepaskan S03. NAB

(Nilai Ambang Batas) : 10 mg/m3 (Khasani,

1994).

2. Asam Khlorida (HCI)

Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan

tergantung pada kemur- niannya, mudah menguap.

Uapnya tajam dan beracun, sangat korosif, mudah

larut dalam air, alkohol dan eter. Uapnya

berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan.

21

22

HCI pekat bila mengenai kulit akan merusaknya

dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan

gatal-gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1;

NAB = 5 ppm (Arthur dan Elizabeth, 1956).

3. Asam Nitrat (HNO3)

Cairan transparan atau kekuningan

tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah

menguap pada suhu kamar. Uapnya bila terhirup

melemaskan badan. Asam ini sangat korosif,

mudah bercampur dengan air, uap nitrogen oksida

dapat menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini

terbentuk lambat laun apabila HNO3 diletakkan

berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T =

-41,65°C; BJ= 1,503; NAB = 2 ppm (5 mg/m)

(Arthur dan Elizabeth, 1956).

4. Asam Perklorat (HCIO4)

Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam

pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil

bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan

larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam

22

23

keadaan stabil. Berdasarkan sifat ini kemasan

HCIO4 yang diperdagangkan konsentrasinya 70%.

Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat

menimbulkan ledakan (explosif) dan api, apabila

terjadi kontak langsung dengan bahan yang mudah

dioksidasikan atau mudah dibakar. Di samping

itu, asam ini beracun dan korosif. Usahakan

penyimpanannya di tempat yang dingin dan

kering, jauh dari asam-asam organik dan

mineral. BJ= 1,764 ; T, = -112°C ; Td = 16°C;

LD50 = 1 ml (Arthur dan Elizabeth, 1956).

5. Asam Oksalat (C2H2O4)

Berbentuk kristal transparan, tidak

berwarna, sangat beracun, korosif, mudah larut

dalam air, alkohol dan eter. Bersifat explosif

bila bersenyawa dengan logam Ag dan Hg. Bila

kontak dengan kulit menyebabkan iritasi. Lain-

lain : BJ = 1.653 ; T, = 187°C (anhidrat); T,=

101,5°C (dihidrat); NAB= 1 ppm ; LD50 = 5 - 15

gr (Arthur dan Elizabeth, 1956).

23

24

6. Amoniak (NH3)

Gas yang tidak berwarna berbau tajam,

sangat korosif dan berbahaya terhadap saluran

pernapasan. Cairan amoniak bila kontak dengan

kulit menyebabkan luka bakar, bila kena mata

menyebabkan kebutaan. Uap NH3 bersifat explosif

bila bereaksi dengan bahan oksidatar, halogen

dan asam-asam kuat. Cairan NH3 explosif

terhadap logam berat (Ag, pb dan Zn) dan garam-

garamnya terutama garam-garam khalida . Lain-

lain : BJ = 0,77 (O°C) Td = - 33,5°C ; Tb = -

77,7°C; NAB = 25 ppm (18 mg/m) (Khasani, 1994).

7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida

(KOH)

Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa

yaitu pelet yang ber- warna putih, mudah

menyerap air dan CO2 dari udara, mudah larut

dalam air, alkohol dan gliserin. Timbul panas

(eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan

pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata

24

25

sangat korosif dan bisa merusak dengan

sempurna. Lain-lain : NaOH LD50 = 5 g, KOH LD50

= 5 NAB = 2 mg/m3 (Arthur dan Elizabeth, 1956).

D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Penyimpanan bahan-bahan kimia ini disesuaikan

dengan kebutuhan dan kecepatan pemakaiannya, jumlahnya

di usahakan sesedikit mungkin . Cara-cara penyimpanan

bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat

bahayanya, seperti dibawah ini (Sumardi, 1983) :

1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif)

dapat disimpan di tempat (bangunan) yang

terisolir dari bangunan-bangunan lainnya

dilengkapi dengan pintu tahan api.

2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan

terbakar disimpan ditempat yang jauh dari sumber

api.

3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan

tinggi harus di lindungi dari cahaya matahari.

Ventilasi udara dalam ruangan harus baik.

25

26

4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan

bersama dengan bahan yang mudah terbakar (bahan

organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam

ruangan harus baik.

5. Bahan-bahan korosif disimpan ditempat yang

kering, suhunya rendah namun tidak dibawah titik

bekunya.

6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air,

disimpan pada tempat yang jauh dari sumber air.

7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang

sama dapat menimbulkan reaksi yang merugikan

(panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).

8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk

racun apabila berhubungan dengan panas, air atau

asam tidak diperkenankan disimpan berdekatan

dengan bahan-bahan kimia yang mudah

menyala/menguap. Suhu ruangan harus rendah dan

kering .

Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang

harus diperhatikan oleh petugas di dalam laboratorium

26

27

ruangan bekerja berventilasi baik, jika memindahkan

bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya

dikerjakan dalam lemari asam . Bila terjadi tumpahan

asam pekat hendaklah dinetralkan dulu dengan basa

(soda, kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan

dalam jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran

(Khasani, 1994). Botol-botol harus berlabel, tidak

bocor dan selalu tertutup. Kalau diperlukan petugas

harus menggunakan alat-alat perlindungan personil

seperti masker, sarung tangan dan kaca mata pengaman.

Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus

selalu tersedia (Sumardi, 1983).

27

28

BAB III

PENUTUP

Laboratorium kimia dan bahan kimia mempunyai

potensi berbahaya bagi kesehatan para pekerjanya, namun

potensi bahaya tersebut bukan tak dapat dikendalikan,

dengan adanya kesadaran setiap pekerja yang didukung

dengan ilmu pengetahuan tentang bahan kimia, sifat-

sifat bahayanya dan cara penyimpanannya, kecelakaan

kimia dapat dihindarkan, dikurangi bahkan dapat

ditiadakan sama sekali. Dengan demikian laboratorium

menjadi tempat yang aman untuk bekerja.

28

29

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online). (http://kamusbahasaindonesia.org/analis, diakses,25

desember 2012).

Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online). (http://kamusbahasaindonesia.org/kimia, diakses,25

desember 2012).

Anonim. 2012. Kamus Besar. (online). (http://www.kamusbesar.com/47249/analisis-kimia,

diakses,25 desember 2012).

Ibnususanto. 2009. “Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja

Bidang Kimia”, (online), (http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-

kimia-berbahaya-dan- keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/ , diakses 25 desember 2012).

Khasani, Imam. 1994. " Penanganan Bahan Kimia Berbahaya. " Warta Kimia Analitik. 11 : 30 – 31.

New York. Arthur and Elizabeth Rose, 1956. The Condensed Chemical Dictionary. 5th ed. Reinhold Publishing Corporation.

29

30

Sumardi. 1983. Sistem Pergudangan. Kursus Keselamatan Kerja Dalam Menangani Bahan-Bahan Kimia Berbahaya 5- 9 Desember 1983. Bandung: LKN.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran. Jakarta : EGC.

30