Bahan kimia
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Bahan kimia
i
PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA
PENYIMPANANNYA
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Nur Ratna Sari
NIM: 25 12 1119F
i
ii
MOTTO
Jika ada kemauan pasti ada jalan
Hidup berawal dari mimpi
Tiada keberhasilan tanpa usaha
Jangan pernah menyerah dalam melakukan
sesuatu
Action is better than word
Malu bertanya sesat dijalan
Keberhasilan berasal dari kemauan yang kuat
Never give up
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya karya tulis yang
berjudul “PENGENALAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
LABORATORIUM MAUPUN INDUSTRI DAN CARA PENYIMPANANNYA”
dapat diselesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Karya tulis yang disusun berdasarkan hasil belajar
selama perkuliahan ini, bertujuan untuk lebih
mengetahui dan mengenal macam-macam bahan kimia yang
ada di laboratorium dan cara penanganannya.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, saya telah
mendapatkan bantuan, bimbingan, serta fasilitas dari
berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1) Bapak Winnarso Suryolegowo, SH., MPd. selaku
rektor Universitas Setia budi.
2) Bapak Darmanto, SS., MM. selaku dosen bahasa
Indonesia dan pembimbing yang telah memberikan
bimbingan selama proses pengerjaan karya tulis.
iii
iv
3) Ayah saya yang telah memberikan doa dan
dukungannya.
4) Adik yang selalu memotivasi saya dan memberikan
semangat.
5) Pacar saya yang selalu mendoakan supaya karya
tulis ini dapat segera terselesaikan.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan karya
tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Sekian dan terimakasih.
Surakarta, 25 Desember 2012
Penulis,
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
Judul .................................................
.......................................................
..i
Motto .................................................
.......................................................
...............ii
Kata
Pengantar .............................................
.......................................................
...iii
Daftar
Isi ...................................................
.......................................................
........v
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................
............................................6
v
vi
A. Latar
Belakang ..............................................
............................................6
B. Rumusan
Masalah ...............................................
......................................7
C. Tujuan
Penelitian ............................................
..........................................7
D. Manfaat
penelitian ............................................
........................................8
BAB II
PEMBAHASAN ............................................
............................................9
A. Pengertian Analis
Kimia .............................................
..............................9
vi
vii
B. Klasifikasi Bahan
Kimia .............................................
..............................9
C. Bahan Kimia di Laboratorium Maupun
Industri .....................................15
D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia
Berbahaya .........................................
.18
BAB III
PENUTUP ...............................................
................................................21
Daftar
Pustaka ...............................................
.......................................................
.22
vii
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya kegiatan penelitian yang dilakukan di
laboratorium tidaklah jauh dari bahan kimia, yang
memungkinkan bahaya bagi kesehatan praktikan. Perlu
adanya pemahaman tentang macam-macam bahan kimia yang
dapat menggangu kesehatan. Hal demikianlah yang menjadi
tugas seorang analis kimia. Seorang Analis kimia
bertugas untuk menganalisis dan menyelidiki bahan-bahan
kimia yang ada di laboratorium.
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan
penggunaannya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut,
uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunan dan bahaya lain yang memungkinkan gangguan
kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
6
7
bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-
barang (Ibnususanto,2009).
Dewasa ini, bahan kimia telah banyak dibuat. Banyak
bahan kimia yang bersifat membahayakan sehingga perlu
penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah
dan risiko tinggi terhadap orang lain. Bahan kimia
berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik,
karena banyak bahan kimia alami dalam dosis tertentu
yang berbahaya apabila sampai masuk ke dalam tubuh.
Bahan kimia berbahaya ini banyak terdapat di
laboratorium kimia, gudang pabrik kimia atau toko bahan
kimia yang besar dan lengkap. Oleh karena itu,
pengenalan akan bahan kimia sangatlah penting agar
terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan. Hal lain
yang juga harus diperhatikan adalah aspek penyimpanan,
penataan dan pemeliharaan bahan kimia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
7
8
1. Apa yang dimaksud analis kimia?
2. Bagaimanakah klasifikasi bahan kimia berbahaya?
3. Bahan kimia apa saja yang sering digunakan
dalam laboratorium maupun industri?
4. Bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di
laboratorium?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang
hendak dicapai adalah:
1. Mengetahui dan memahami arti dari analis kimia.
2. Mengenal, mempelajari, dan memahami macam-macam
bahan kimia berbahaya.
3. Mengetahui dan mengerti bahan apa saja yang
sering digunakan dalam laboratorium dan
industri.
4. Mempelajari bagaimana cara penyimpanan bahan
kimia dengan baik dan benar agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
D. Manfaat Penelitian
8
9
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat lebih mengenal dan memahami macam-macam
bahan kimia yang ada di laboratorium.
2. Membantu pembaca yang kurang memahami tentang
bahan kimia yang berbahaya sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.
3. Sebagai pengetahuan tambahan mengenai bahan
kimia yang ada di laboratorium maupun industri
yang dapat mendukung adanya perkembangan dalam
ilmu pengetahuan maupun teknologi.
9
10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analis Kimia
Pengertian Analis menurut Kamus bahasa Indonesia
adalah Ahli ilmu kimia yang bekerja di laboratorium
menjalankan penyelidikan dan sebagainya. Sedangkan
kimia sendiri menurut kamus bahasa Indonesia adalah
ilmu tentang susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur
atau zat (Anonim, 2012).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia analis kimia
adalah penentuan komponen kimia suatu senyawa yang
dilakukan dengan pemisahan dan pengukuran atas contoh
yang mewakili (Anonim, 2012).
B. Klasifikasi Bahan Kimia
Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat
diklasifikasikan atas :
1. Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)
10
11
Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal
sebagai bahan kimia oksidator adalah bahan
kimia yang kaya akan oksigen. Dalam
penguraiannya atau reaksinya dengan senyawa
lain, zat-zat ini akan melepaskan oksigen yang
dikandungnya. Huruf kode: O . Frase-R untuk
bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. contohnya:
natrium nitrit/nitrat, kalium klorat, kalium
permanganate, kaporit, asam sendawa, alkena,
alkilbenzena dan sebagainya (Sumardjo,
2006:284).
2. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive
Substances)
Bahan kimia mudah meledak adalah bahan
kimia yang mempunyai sifat reaktif dan mudah
meledak. Bahan kimia ini tidak stabil dan
sangat peka terhadap pengaruh goncangan,
tekanan, atau pukulan. Bahan ini juga dapat
meledak walaupun tanpa dicampur dengan bahan-
11
12
bahan kimia lain. Huruf kode: E. Frase-R untuk
bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3. contohnya:
kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium
nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran
belerang, karbon dan kalium klorat (Sumardjo,
2006:285).
3. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang
apabila masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui
mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Huruf kode: T. Frase-R untuk bahan beracun :
R23, R24 dan R25. contohnya: C02, CI2, benzena,
Kloroform, sianida dan sebagainya (Sumardjo,
2006:285).
4. Bahan Kimia Karsinogenik
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker
atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk
12
13
ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan
kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan
karsinogenik : R45 dan R40. Contoh : Vinil
klorida,benzidin, nitroso fenol, difenil,
asbestos, o-toluidin, metiliodida, hidrazin
klorida, hidrazin bromide, akrilonitril,
hidrazin sulfat, benzene, anilin, dikloro
benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol,
nitro naftalena, 4-nitro difenil, nitrosoamin,
4-dimetilamino, klorometil benzene, 2-naftil
amina, benzil klorida (Sumardjo, 2006:286).
5. Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)
Bahan dan formulasi yang tidak korosif
tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak
dengan kulit atau selaput lendir. Huruf kode :
Xi. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37,
R38 dan R41. Contoh :
a. Bahan kimia iritan bentuk cair :
13
14
1) Asam mineral: asam nitrat, asam
sulfat, asam klorida, asam
fluoride, asam fosfat.
2) Asam organik: asam format, asam
asetat, asam monokloro asetat,
asam trikloro asetat, asam
kresilat.
3) Pelarut organik: karbon disulfide,
ter batubara, petroleum,
hidrokarbon terklorinasi, beberapa
ester dan keton, terpentin, basa
kuat, kalium hidroksida, natrium
hidroksida.
b. Bahan bentuk padat kimia iritan
1) Alkali kaustik: alkali sulfide,
natrium hidroksida, natrium
karbonat, natrium silikat, kalium karbonat,
ammonium karbonat, barium
hidroksida, barium karbonat,
trinatrium fosfat.
14
15
2) Logam-logam : natrium, kalium,
fosfor, stibium, arsen, kromium.
3) Garam-garam: kupri sulfat, kupri
sianida, garam- garam merkuri, garam-
garam arsen, garam-garam stibium,
perak nitrat, zink klorida.
c. Bahan kimia iritan bentuk gas:
1) Senyawa anorganik: asam klorida,
asam sulfat, asam fluoride, amoniak,
sulfur monoklorida, tinil klorida,
sulfuril klorida, belerang dioksida,
klor, brom, iod, fosfor triklorida,
arsen triklorida, ozon, nitrogen
dioksida.
2) Senyawa organik: fosgen, akrolein,
dimetilsulfat, dikloroetilsulfida,
kloropikrin, etilklorosulfonat,
diklorometileter, xilil bromide,
metilklorosulfonat (Sumardjo,
2006:287).
15
16
6. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan
hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan
kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti
asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), Huruf kode: C.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa
seperti larutan NaOH (>2%) (Sumardjo,
2006:288).
7. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable
Substances)
Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan
amat sangat mudah terbakar (extremely flammable
substances), dan bahan sangat mudah terbakar
(highly flammable substances). Bahan dapat
terbakar (flammable substances).
a. Extremely flammable (amat sangat mudah
terbakar)
16
17
Bahan kimia likuid yang memiliki titik
nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan
titik didih rendah dengan titik didih awal
(di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah
terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi normal. Huruf
kode:F+. Frase-R untuk bahan amat sangat
mudah terbakar : R12. Contoh bahan dengan
sifat tersebut adalah dietil eter (cairan)
dan propane (gas).
b. Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan
sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang
amat sangat mudah terbakar di bawah
pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat
menjadi panas di udara pada temperatur
kamar tanpa tambahan pasokan energi dan
akhirnya terbakar. Huruf kode: F. Frase-R
17
18
untuk bahan sangat mudah terbakar : R11.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
aseton dan logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium sebagai solven
dan agen pengering.
c. Flammable (mudah terbakar)
Bahan dan formulasi likuid yang
memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC
dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar
(flammable). Huruf kode: tidak ada. Frase-R
untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh
bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak
terpentin (Sumardjo, 2006:289).
8. Bahan Kimia Radioaktif
Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu bahaya radiasi
eksternal (sumber radiasi berada diluar tubuh)
dan bahaya radiasi internal (sumber radiasi
berada didalam tubuh). Kedua bahaya radiasi ini
ditanggulangi dengan cara yang berbeda, yaitu:
18
19
a. Bahaya radiasi eksternal dapat
ditanggulangi dengan mengatur waktu (semakin
singkat, semakin baik), mengatur jarak
(semakin jauh, semakin baik), atau memasang
perisai radiasi diantara sumber radiasi dan
tubuh, dengan melakukan pengaturan
tersebut, dosis radiasi yang diterima oleh
orang yang menangani zat radioaktif dapat
ditekan serendah mungkin.
b. Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi
dengan mencegah masuknya zat radioaktif ke
dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan luka
terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita
adalah menangani zat radioaktif yang bebentuk
gas, serbuk, atau cairan, kita harus
mengusahakan untuk tidak makan/minum, merokok
ditempat kerja dan menggunakann pakaian kerja
khusus. Selain itu, kita perlu membuat
pengaturan ventilasi ruangan yang baik,serta
membuat dan mengikuti prosedur kerja yang
19
20
baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya
kontaminasi ke tempat lain yang bersih
(Sumardjo, 2006:291).
C. Bahan Kimia yang Sering Digunakan di Laboratorium
Maupun Industri
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam
laboratorium beberapa bahan kimia yang sering
dipergunakan baik dalam industri maupun dalam
laboratorium perlu di kenali sifat-sifatnya, di-
antaranya:
1. Asam Sulfat (H2SO4)
Cairan menyerupai minyak, tidak berwarna,
kadang-kadang berwarna kecoklatan tergantung
pada tingkat kemurniannya, uap dan kabut asam
sulfat sangat beracun dan korosif terhadap
kulit, mata dan sistem saluran pernapasan
(hidung tenggorokan, paru-paru). Jika asam
pekat terkena kulit menyebabkan luka parah yang
amat sakit, jika kena mata walaupun sedikit
20
21
akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
Asam sulfat mudah bercampur dengan air dalam
segala perbandingan, pencampuran dengan air
akan menimbulkan panas (eksotermis), eksplosif
dan terjadi percikan (pembentukan hidrat-
hidrat). Asam ini sangat reaktif terhadap logam
yang larut didalamnya, akan melepaskan gas H2
yang mudah terbakar. Asam pekat bersifat
oksidator, sering menyebabkan pengarangan . BJ
(Berat Jenis)(murni) = 1,84; Ti (titik Ieleh) =
10,4°C ; Td (titik didih) = 315 - 338°C,
pemanasan diatas 300°C akan melepaskan S03. NAB
(Nilai Ambang Batas) : 10 mg/m3 (Khasani,
1994).
2. Asam Khlorida (HCI)
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan
tergantung pada kemur- niannya, mudah menguap.
Uapnya tajam dan beracun, sangat korosif, mudah
larut dalam air, alkohol dan eter. Uapnya
berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan.
21
22
HCI pekat bila mengenai kulit akan merusaknya
dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan
gatal-gatal (iritasi kulit). BJ (HCI 38%) 1,1;
NAB = 5 ppm (Arthur dan Elizabeth, 1956).
3. Asam Nitrat (HNO3)
Cairan transparan atau kekuningan
tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah
menguap pada suhu kamar. Uapnya bila terhirup
melemaskan badan. Asam ini sangat korosif,
mudah bercampur dengan air, uap nitrogen oksida
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru uap ini
terbentuk lambat laun apabila HNO3 diletakkan
berdekatan dengan HCI. Td = 86°C (terurai); T =
-41,65°C; BJ= 1,503; NAB = 2 ppm (5 mg/m)
(Arthur dan Elizabeth, 1956).
4. Asam Perklorat (HCIO4)
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam
pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil
bila diencerkan. Mudah larut dalam air dan
larutannya dengan konsentrasi 71,6% dalam
22
23
keadaan stabil. Berdasarkan sifat ini kemasan
HCIO4 yang diperdagangkan konsentrasinya 70%.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat
menimbulkan ledakan (explosif) dan api, apabila
terjadi kontak langsung dengan bahan yang mudah
dioksidasikan atau mudah dibakar. Di samping
itu, asam ini beracun dan korosif. Usahakan
penyimpanannya di tempat yang dingin dan
kering, jauh dari asam-asam organik dan
mineral. BJ= 1,764 ; T, = -112°C ; Td = 16°C;
LD50 = 1 ml (Arthur dan Elizabeth, 1956).
5. Asam Oksalat (C2H2O4)
Berbentuk kristal transparan, tidak
berwarna, sangat beracun, korosif, mudah larut
dalam air, alkohol dan eter. Bersifat explosif
bila bersenyawa dengan logam Ag dan Hg. Bila
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi. Lain-
lain : BJ = 1.653 ; T, = 187°C (anhidrat); T,=
101,5°C (dihidrat); NAB= 1 ppm ; LD50 = 5 - 15
gr (Arthur dan Elizabeth, 1956).
23
24
6. Amoniak (NH3)
Gas yang tidak berwarna berbau tajam,
sangat korosif dan berbahaya terhadap saluran
pernapasan. Cairan amoniak bila kontak dengan
kulit menyebabkan luka bakar, bila kena mata
menyebabkan kebutaan. Uap NH3 bersifat explosif
bila bereaksi dengan bahan oksidatar, halogen
dan asam-asam kuat. Cairan NH3 explosif
terhadap logam berat (Ag, pb dan Zn) dan garam-
garamnya terutama garam-garam khalida . Lain-
lain : BJ = 0,77 (O°C) Td = - 33,5°C ; Tb = -
77,7°C; NAB = 25 ppm (18 mg/m) (Khasani, 1994).
7. Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida
(KOH)
Kedua basa ini mempunyai sifat-sifat serupa
yaitu pelet yang ber- warna putih, mudah
menyerap air dan CO2 dari udara, mudah larut
dalam air, alkohol dan gliserin. Timbul panas
(eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan
pekat amat berbahaya terhadap kulit dan mata
24
25
sangat korosif dan bisa merusak dengan
sempurna. Lain-lain : NaOH LD50 = 5 g, KOH LD50
= 5 NAB = 2 mg/m3 (Arthur dan Elizabeth, 1956).
D. Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Penyimpanan bahan-bahan kimia ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan kecepatan pemakaiannya, jumlahnya
di usahakan sesedikit mungkin . Cara-cara penyimpanan
bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat
bahayanya, seperti dibawah ini (Sumardi, 1983) :
1. Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif)
dapat disimpan di tempat (bangunan) yang
terisolir dari bangunan-bangunan lainnya
dilengkapi dengan pintu tahan api.
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan
terbakar disimpan ditempat yang jauh dari sumber
api.
3. Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan
tinggi harus di lindungi dari cahaya matahari.
Ventilasi udara dalam ruangan harus baik.
25
26
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan
bersama dengan bahan yang mudah terbakar (bahan
organik dan pereduksi). Ventilasi udara dalam
ruangan harus baik.
5. Bahan-bahan korosif disimpan ditempat yang
kering, suhunya rendah namun tidak dibawah titik
bekunya.
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air,
disimpan pada tempat yang jauh dari sumber air.
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang
sama dapat menimbulkan reaksi yang merugikan
(panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk
racun apabila berhubungan dengan panas, air atau
asam tidak diperkenankan disimpan berdekatan
dengan bahan-bahan kimia yang mudah
menyala/menguap. Suhu ruangan harus rendah dan
kering .
Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang
harus diperhatikan oleh petugas di dalam laboratorium
26
27
ruangan bekerja berventilasi baik, jika memindahkan
bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya
dikerjakan dalam lemari asam . Bila terjadi tumpahan
asam pekat hendaklah dinetralkan dulu dengan basa
(soda, kapur) baru diencerkan dengan air, bila tumpahan
dalam jumlah besar disiapkan pemadam kebakaran
(Khasani, 1994). Botol-botol harus berlabel, tidak
bocor dan selalu tertutup. Kalau diperlukan petugas
harus menggunakan alat-alat perlindungan personil
seperti masker, sarung tangan dan kaca mata pengaman.
Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus
selalu tersedia (Sumardi, 1983).
27
28
BAB III
PENUTUP
Laboratorium kimia dan bahan kimia mempunyai
potensi berbahaya bagi kesehatan para pekerjanya, namun
potensi bahaya tersebut bukan tak dapat dikendalikan,
dengan adanya kesadaran setiap pekerja yang didukung
dengan ilmu pengetahuan tentang bahan kimia, sifat-
sifat bahayanya dan cara penyimpanannya, kecelakaan
kimia dapat dihindarkan, dikurangi bahkan dapat
ditiadakan sama sekali. Dengan demikian laboratorium
menjadi tempat yang aman untuk bekerja.
28
29
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online). (http://kamusbahasaindonesia.org/analis, diakses,25
desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Bahasa Indonesia. (online). (http://kamusbahasaindonesia.org/kimia, diakses,25
desember 2012).
Anonim. 2012. Kamus Besar. (online). (http://www.kamusbesar.com/47249/analisis-kimia,
diakses,25 desember 2012).
Ibnususanto. 2009. “Bahan Kimia Berbahaya dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Bidang Kimia”, (online), (http://ibnususanto.wordpress.com/2009/02/13/bahan-
kimia-berbahaya-dan- keselamatan-kesehatan-kerja-bidang-kimia/ , diakses 25 desember 2012).
Khasani, Imam. 1994. " Penanganan Bahan Kimia Berbahaya. " Warta Kimia Analitik. 11 : 30 – 31.
New York. Arthur and Elizabeth Rose, 1956. The Condensed Chemical Dictionary. 5th ed. Reinhold Publishing Corporation.
29