METODIK KIMIA PENDIDIKAN KIMIA PPS UNM 2013
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of METODIK KIMIA PENDIDIKAN KIMIA PPS UNM 2013
PENALARAN ILMIAH(SCIENTIFIK REASONING)
Mata Kuliah METODIK KIMIA (Z1601B104)
DOSEN PENGAMPU: Dr.Tabrani Gani, M.Pd
Oleh:
SYAHRUDDIN(13B16020)WIWIEK TAMSYANI (13B16024)
PENDIDIKAN KIMIAPROGRAM PASCASARJANA
PENALARAN ILMIAH
Dalam Bab 14 1 diperkenalkan ide umum dari
keterampilan-keterampilan intelektual dan membandingkan
ide-ide tersebut dari pembahasan pengetahuan deklaratif
sebelumnya. Perhatian khusus diberikan kepada pendapat
Peaget dari pengetahuan operasional dan penelitian yang
menentang pendapatnya bahwa pengetahuan operasional
berkembang secara bertahap. Operasi formal menyatakan
bahwa karakteristik pada tahap akhir Peaget dari
pengembangan intelektual yang digunakan selalu dalam
bentuk ilmiah agar setiap operasi formal disebut
penalaran ilmiah. Dalam bab ini kita akan mengkaji
lebih rinci tentang operasi formal, dan khususnya
sebanding dengan penalaran.
Dalam pandangan yang luar biasa pertanyaan tentang
tahap teori Peaget itu, saya mulai dengan
mengklarifikasi posisi saya sendiri: saya menemukan
bahwa ada perbedaan Peaget antara pengetahuan fisik dan
pengetahuan logika matematika Piegat yang sangat
membantu. Saya menemukan penggambarannya dari suatu
Penalaran Ilmiah Page 2
tren yang diamati dalam pengetahuan logika matematika
di waktu luang yang nyaman. Bagaimanapun setiap tahapan
tidak menyarankan kepada saya secara mendadak, sama
sekali berbeda dari Negara yang keberatan bahwa
beberapa orang dari Teori Piegat. (Herron, 1978 C).
Jelas, ada perubahan dalam pengetahuan operasional yang
membimbing pemikiran kita dimana melalui beberapa
tahapan, dan pengetahuan itu biasanya dramatis.
Bagaimana pada tahapan seseorang dalam perkembangan
intelektual merespon tugas khas Piegatian, dan saya
mungkin menambahkan instruksi sistematikan ilmu
pengetahuan.
Saya menggunakan bahasa Piegat tanpa permintaan
maaf. Bagaimanapun, kamu harus ingat bahwa bahasa harus
dikatakan berdasarkan kerja otak atau bagaimana
fungsinya. Hal yang sama bisa dikatakan tentang hal
lain yang umum digunakan. Klasifikasi pengetahuan yaitu
deklaratif procedural, operatif, atau eksekutif yang
berfokus pada cara pengetahuan yang digunakan. Adapun
Case menyarankan bahwa, “Berbagai poin dalam kurun
waktu yang berbeda dan tergantung pada masalah dalam
pertanyaan, hal yang sama pada unit structural tersebut
mungkin melayani salah satu dari fungsi-fungsi
tersebut” (Case, 1978, p 186). Dengan kata lain, kami
menggambarkan dari cara yang digunakan dalam
mengisyaratkan apa-apa tentang cara pengetahuan itu
Penalaran Ilmiah Page 3
apakah disimpan di otak atau bagaimanakah hal tersebut
sampai pada tempatnya.
A. OPERASI FORMAL
1. Karakteristik Penalaran Formal
Yang terpenting dari operasi formal adalah
kemampuan dalam berpikir yang sesuai dengan batas
kemampuan dan mampu memisahkan hal yang sifatnya lebih
baik dari suatu hal yang sifatnya nyata atau konkrit.
Karakteristik penalaran secara formal yaitu memikiran
perencanaa lebih hati-hati terhadap kemungkinan yang
dianggap formal dan pemikiran tersebut sadar terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang telah dianggap maupun yang
telah dibuang. Kemungkinan pertimbangan itu sendiri
ialah suatu bentuk kesadaran, hal ini ditandai oleh
sebuah kata “jika….maka…..oleh karena itu” yang disebut
dengan rantai inferensi.
Anak-anak muda menggunakan rantai inferensi
sebagai dasar dari proses penalaran, yaitu dengan
menggunakan kata “jika…maka….oleh karena itu”.
Misalnya, mereka mengetahui bahwa “jika saya memecahkan
kaca itu, maka tidak dapat masuk, oleh karena itu saya
harus lebih berhati-hati”, atau “jika saya nakal, maka
saya akan dihukum, oleh karena itu saya akan menjadi
lebih baik”. Bagaimanapun, sebelum operasi formal
seperti pada penggunaan rantai inferensi, hal ini
Penalaran Ilmiah Page 4
memiliki keterkaitan erat dengan pengetahuan yang
berasal dari pengalaman langsung dan berpikir seperti
ini tidak sesuai dengan proses penalaran dan operasi
formal.
Penalaran yang berdasarkan pada operasi formal
melampaui batas proses berpikir anak-anak muda tersebut
dalam hal mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang
dating dari pengalaman langsung. Kemungkinan
konsekuensi dari konsekuensi itu sendiri atau
saran/pendapat Piegat merupakan operasional di atas
operasional. Hal ini biasanya sengaja diurutkan dan
direncanakan.
Sebagai pengambilan contoh dari Kimia, kemampuan
untuk “Berpikir tentang Atom atau Molekul”, sepertinya
penalaran yang diminta ialah penalaran yang bersifat
formal dalam berpikir tentang atom atau molekul.
Maksudnya ialah kemampuan untuk mengamatai fenomena-
fenomena kimia, bayangkan beberapa kemungkinan yang
dapat terjadi di bawah pengamatan mikroskopis, kemudian
kesadaran ditingkatkan dalam hal mempertimbangkan efek
pada atom dan molekul dari beberapa kemungkinan yang
mengalami perubahan dalam system tersebut.
Operasional yang sifatnya konkrit menyatakan bahwa
apakah cukup untuk mempertimbangkan apa yang akan
terjadi pada pengamatan di bawah mikroskopis ketika
temperatur dalam system kimia mengalami peningkatan?
Penalaran Ilmiah Page 5
Nah operasi formal yang diperlukan dalam hal ini untuk
menganalisis sebuah system yang tidak diketahui dari
susunan komposisinya. Berikut sifat dari system harus
mampu memberikan suatu penyataan atau kesimpulan atas
konsekuensinya. Berbagai alternative yang didalilkan
atau dinyatakan beserta konsekuensinya harus
diwujudkan/diproduksi. Prosedur itu harus berulang
sampai diperoleh suatu pernyataan yang masuk akal dan
memiliki kemungkinan yang paling sesuai untuk diterima
sebagai suatu kesimpulan. Kedua jumlah dan jenis
kemungkinan dianggap akan tergantung pada seorang toko
domain pengetahuan spesifik. Konten ini bergantung pada
opersional logika yang akan diambil kemudian sebagai
kesimpulan.
Selain dari operasi formal dapat pula digunakan
penalaran proporsional. Hal ini sangat penting dalam
kimia karena begitu banyak fakta-fakta kimia yang
ditemukan dalam hal proporsional. Formula dan persamaan
ialah suatu pernyataan yang menyatakan hubungan
perbandingan, dan semua stoikiometri berdasarkan pada
perbandingan tersebut. Persamaan pada tingkat
kesetimbangan, konstanta hokum gas, dan hokum
matematika lain yang merupakan suatu pernyataan
hubungan perbandingan. Definisi konsep seperti
kepadatan tekanan/densitas, konsentrasi, dan kecepatan
reaksi pada semua tingkat menggambarkan hubungan
Penalaran Ilmiah Page 6
proporsional dan penalaran proporsional tampak
diperlukan untuk dapat memahami konsep-konsep dalam
kimia.
2. Sifat Penalaran Proporsional
Hal ini disebabkan isi dari penalaran proporsional
terdapat dalam konsep-konsep kimia dan bukti bahwa
penalaran proporsional merupakan sumber kesulitan bagi
siswa. Pemahaman mendetail tentang apa yang dimaksud
dengan ketentuan tersebut merupakan sesuatu yang
penting. Menjelang akhir, dimana saya akan meminta Anda
menyelesaikan latihan yang diambil dari Karplus dkk.
(1977).
3. Rasio Pemikiran
Gambar 15.1 disebut Mr. Short. Kami menggunakan
tombol bundar yang diletakkan berdampingan untuk
mengukut tinggi Mr. Short. Pengukuran dimulai dari
lantai, yaitu pada mata kakinya sampai ke atas
kepalanya. Diperoleh tinggi Mr. Short adalah empat
tombol. Kemudian kita mengambil figure yang serupa
dengan Mr. Short untuk diukur tingginya yang disebut
dengan Mr. Tall. Mr. Tall diukur tingginya dengan cara
yang sama yaitu menggunakan tombol bundar yang sama.
Diperoleh tinggi Mr. Tall adalah enam tombol.
Penalaran Ilmiah Page 7
Sekarang silakan lakukan hal seperti di bawah ini;
1. Mengukur tinggi Mr. Short dengan menggunakan standar klip kertasyang terdapat dalam deretan. Tingginya adalah…………….
2. Memprediksi tinggi dari Mr. Tall jika tingginya diukur denganmenggunakan standar klip kertas yang sama……………..
3. Menjelaskan bagaimana kamu tahu prediksi Anda. (Anda dapatmenggunakan diagram kata-kata, atau perhitungan. Tolong
Berikut adalah beberapa tanggapan khas siswa dalam
berpikir secara rasio. Membaca dan membandingkan mereka
dengan Anda sendiri. Carilah kesamaan dan perbedaan
antara tanggapan Tipe A dan Tipe B!
Siswa A1 (Henry, Usia 14 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 8,5 klip
Penjelasan:
“Jika Mr. Tall tingginya 2 tombol saya kira dia (Mr. Tall), maka
memiliki 2 klip lebih besar dari klip Mr. Short. Oleh karena itu 2 klip
yang lebih inilah yang akan membuat tinggi Mr. Tall menjadi 8,5 klip.
Siswa A2 (Norma, Usia 12 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 8,5 klip kertas
Penjelasan:
“Jika Mr. Tall tingginya adalah 8,5 klip kertas karena ketika sedang
menggunakan tombol-tombol sebagai unit untuk pengukuran
tingginya, Mr. Tall memiliki tinggi 2 unit lebih dari Mr. Short. Ketika
Mr. Short diukur dengan menggunakan klip kertas yang sama sebagai
Penalaran Ilmiah Page 8
unit untuk pengukurannya, Mr. Short memiliki tinggi 6,5 klip kertas.
Oleh karena itu total tinggi Mr. Tall menjadi 8,5 klip kertas”.
Siswa A3 (Delores, Usia 17 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 8 klip kertas tinggi
Penjelasan:
“Jika Mr. Short diukur dengan menggunakan 4 tombol atau 6 tombol
klip kertas (2 potongan lebih dari tombol), maka Mr. Tall memiliki 2
klip kertas lebih dari tombol. Oleh karena itu tinggi Mr. Tall menjadi 8
klip kertas tinggi”.
Siswa A4 (John, Usia 16 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 9 klip (ditandai dengan
pencil disepanjang Mr. Short)
Penjelasan:
“Jika saya memperkirakan setengah dari itu dan kemudian
seperempat dari Mr. Short kira-kira ukuran dari satu tombol, maka
saya mengukur tombol itu dengan klip saya dan menemukan 1,5.
Oleh karena itu saya dapat menghitung selebihnya sebagai tinggi Mr.
Tall yaitu 6 kali 1,5 tombol dan diperoleh 9 klip”.
Siswa A5 (Jim, Usia 14 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 12 klip
Penjelasan:
“Jika Mr. Tall memiliki 12 tombol lebih tinggi daripada Mr. Short,
maka tombol-tombol tersebut harus lebih besar daripada klip kertas.
Oleh karena itu tinggi Mr. Short harus 2 kali lipat untuk mencapai
tinggi Mr. Tall”.
Siswa B1 (Hardd, Usia 18 tahun)
Penalaran Ilmiah Page 9
Prediksi untuk Mr. Tall: 9,5
Penjelasan:
“Jika diluar pemikiran dengan melihat bahwa tinggi Mr. Tall setengah
lagi setinggi dengan Mr. Short, maka mengambil setengah dari tinggi
Mr. Short di dalam klip kertas dan menambahkan tingginya ke dalam
klip kertas ini, oleh karena itu hal ini sesuai dengan prediksi saya”.
Siswa B2 (Betty, Usia 16 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 9,5 klip kertas
Penjelasan:
“Jika saya memperkirakan bahwa rasio klip kertas dari tombol sekitar
1,5 : 1, maka ada lebih dua tombol yang akam membuat lebih dari 3
klip, oleh karena itu lebih sedikit dari 1,5 : 1, tinggi Mr. Tall adalah
sekitar 9,5 klip kertas”.
Siswa B3 (Inez, Usia 16 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 9,5 klip
Penjelasan:
“Jika Mr. Tall memiliki 1,5 kali lebih tinggi daripada Mr. Short dengan
pengukuran tombol yang sama, maka teknik pengukuran itu sama
dan akan menjadi 1,5 kali tinggi Mr. Short dengan pengukuran
menengah, oleh karena itu diasumsikan bahwa dengan pengukuran
teknik yang sama, tinggi Mr. Tall did ala klip adalah 1,5 x 6,33 dan
diperoleh 0,5 klip”.
Siswa B4 (Jean, Usia 13 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 9,2 klip kertas
Penjelasan:
Penalaran Ilmiah Page 10
“Jika rasio pengunaan tombol untuk tinggi dari Mr. Short ke Mr. Tall
adalah 2 : 3, maka dapat dicari dengan menggunakan rumus aljabar
dan dipecahkan dengan penggunaan variable dimana x : 23=6,5
x ,
oleh karena itu dapat diperoleh variable x (tinggi Mr. Tall) adalah 9,2
sebagai tinggi dari klip kertas”.
Siswa B5 (David, Usia 14 tahun)
Prediksi untuk Mr. Tall: 9 klip kertas
Penjelasan:
“Saya menemukan dengan mencari tahu bahwa Mr. Smaal adalah 2/3
kali agar setinggi dengan Mr. TalL”.
3.1. Kesalahan Rasio Pemikiran
Rasio pemikiran adalah suatu masalah dalam
pembelajaran yang tertera dalam Bab 7. Seperti yang
kita pelajari, ada banyak cara untuk menyelesaikan
masalah, dan tidak adanya informasi yang mungkin
diperoleh dari wawancar seorang individu, kita tidak
bisa yakin tentang bagaimana salah satu jawaban yang
diperoleh dan ditampilkan di atas. Namun, membiarkan
saya melakukan yang terbaik yang bisa saya teafsirkan
untuk informasi yang ditunjukkan.
Ternyata semua siswa berurusan dengan masalah yang
dapat diselesaikan hingga berhasil, yaitu merespon
tanggapan bahwa mereka memahami maslah apa yang
dikatakan, identifikasi dari tugas, suatu masalah
Penalaran Ilmiah Page 11
kelompok diselesaikan dalam beberapa cara, dan
memecahkan masalah tersebut. Kedua siswa A dan B
tampaknya tidak ada jawaban yang salah untuk dijadikan
suatu jebakan dalam pemecahan masalah, gagal untuk
memahami tujuannya, atau keterlambatan kerja memori.
Rupanya terdapat beberapa perbedaan yang terjadi pada
kedua kelompok dalam hal pemecahab masalah. Tampaknya
ada perbedaan dalam cara berpikir siswa tentang suatu
masalah serta pemecahannya. Para siswa A membandingkan
Mr. Short dan Mr. Tall dengan berdasarkan pada
perbedaannya sedangkan para siswa B membandingkan Mr.
Short dan Mr. Tall dengan berdasarkan pada sebuah
rasio.
3.2. Jumlah Dan Rasio
Mengapa beberapa siswa memberikan respon aditif
daripada yang proporsional dan masuk akal? Sebagai
analisis Carey (1985) yang dibahas di dalam lampiran M
membuat jelas, jawaban atas pertanyaan ini tidak jelas.
Banyak orang yang berpendapat bahwa kegagalan pada
tugas ini adalah karena kurangnya pengetahuan domain-
spesifik dimana siswa tidak mengerti tentang
proporsionalitas. Tergantung pada apa yang dimaksud
dengan “memahami proporsi” hipotesis ini adalah suatu
yang wajar. Namun, jika “memahami proporsi” berarti apa
yang biasanya dipelajari oleh siswa di kelas matematika
Penalaran Ilmiah Page 12
ketika mereka mempelajari tentang rasio dan proporsi
bahwa hipotesis tidak tergantung pada bukti empiris.
Piegat menjelaskan perbedaan antara jawaban teka-
teki A dan B dalam hal rasio pengetahuan operasional
matematika atau logis. Seperti yang dibahas dalam Bab
5, pengetahuan Piegat yang mungkin dating lebih atau
kurang langsung dari lingkungan (pengetahuan fisik),
yaitu pengetahuan harus diperoleh secara tidak langsung
untuk periode waktu dengan beberapa ketentuan abstrak
kejadian yang tidak melekat pada objek fiisik itu
sendiri (pengetahuan logika matematika).
Siswa pada kedua kelompok A dan B yang menggunakan
pengetahuan matematika logis sehingga diperoleh jawaban
yang masuk akal dari teka-teki rasio, tetapi mereka
tidak menggunakan pengetahuan matematika logis yang
sama. Hanya pada apa yang disebutkan Piegat, penalaran
proporsional menghasilkan jawaban yang masuk akal untuk
teka-teki rasio, dan untuk apa pun, hanya siswa dalam
kelompok B yang menggunakannya.
4. PENALARAN ADITIF
Pada awalnya dalam hidup kita dihadapkan dengan
“lebih dari” dan “kurang dari” perbandingan. Tom lebih
tinggi daripada Bill. Alice lebih tua daripada Flo.
India adalah Negara jauh dari Negara-negara bersatu
Penalaran Ilmiah Page 13
daripada Inggris. Sally Mae punya permen lebih daripada
Pedro.
Seperti pengalaman kita tumbuh, kita dapat
membandingkan perbandingan. Perbedaan usia Tom dan
Billi adalah sama dengan perbedaan usia Alice dan Flo.
Perbedaan itu dalam suatu baris-baris, -------
dan------, adalah sama dengan perbedaan ini, ------
dan-----. Jika kita gunakan untuk mengekspresikan
kesetaraan antara pasangan tersebut secara matematis,
hal itu akan mengambil dari AB=CD. Bentuk ini adalah
perbandingan yang dibuat oleh para siswa A dalam
merespon teka-teki rasio.Sayangnya, hal itu tidak
bekerja sesuai dengan yang diharapkan, tetapi siswa A
juga tidak mengakui bahwa perbandingan ini mengarah
pada prediksi yang salah, atau mereka belum
mengembangkan operasi logis yang diperlukan untuk
membuat perbandingan yang tidak bekerja.
5. PENALARAN PROPORSIONAL
Aditif yang melekat dalam hubungan perbandingan
“lebih dari” atau kurang dari” adalah bukan satu-
satunya kemungkinan yang ada. Hubungan perkalian juga
berhubungan, tetapi ini kurang sering atau jarang
( atau mungkin kurang menonjol) dalam pengalaman
sehari-hari. Persamaan antara pasangan berikut, ------
dan----- atau ------dan------, sama nyatanya dengan
Penalaran Ilmiah Page 14
kesetaraan antara pasangan yang ditampilkan dalam
bagian sebelumnya. Jika kita gunakan untuk
mengekspresikan kesetaraan antara pasangan ini secara
matematis, itu akan mengambil bentuk persamaan A/B=C/D.
Ungkapan ini adalah tentu saja perbandingan
proporsional.
Kesetaraan antara rasio yang melekat dalam
hubungan proporsional adalah jelas kurang jelas
ketimbang kesetaraan antara perbedaan karena skema
untuk menggunakan hubungan proporsional yang berkembang
selanjutnya. Hal ini mungkin kurang jelas karena jauh
sebelumnya pengamatan langsung dihapus (yaitu data
sensorik memerlukan transformasi tambahan sebelum
kesetaraan terungkap). Juga, hubungan proporsional
dapat berkembang kemudian karena itu tergantung pada
pemahaman operasi perkalian dan pembagian, yang
dibangun pada pemahaman tentang penambahan dan
pengurangan. Pengembangan ini nantinya hanya mungkin
karena pengalaman sehari-hari memberikan kesempatan
lebih sedikit untuk menggunakan persamaan ini dalam
membuat suatu hal tertentu. Kita tau itu kemudian
berkembang dan kami tidak tau mengapa hal itu terjadi.
B. ISU TENTANG AJARAN PENALARAN ATAU ALGORITMA
1. Prediksi Masuk Akal
Penalaran Ilmiah Page 15
Pengajaran remaja untuk memanipulasi persamaan
seperti A/B=C/D dan menyelesaikannya dalam hal salah
satu variable tidak sulit. Namun, manipulasi seperti
ini tidak menjamin bahwa siswa akan mengenali ketika
kesetaraan rasio menyebabkan prediksi yang masuk akal,
sedangkan persamaan perbedaan tidak seperti itu. Hal
ini pun tidak menjamin bahwa siswa mengakui kesetaraan
yang diawetkan meskipun nilai-nilai A dan B berubah,
asalkan rasio mereka tetap konstan. Juga tidak menjamin
bahwa kesetaraan rasio rekan siswa dengan kasus seperti
rasa makanan seperti yang kita tambahkan bumbu untuk
berbagai volume atau proporsi visual dalam geometris
angka.
2. Bukti Penalaran Proporsional
Banyak kontroversi seputar penalaran proporsional
(seperti mengelilingi banyak karya Piaget). Engsel
kontroversi pada apa yang harus menerima sebagai bukti.
Yang mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Jika masing-masing biaya apel 10 sen, berapa banyak biaya 5
apel?
2. Jika 2 buah apel biayanya 20 sen, berapa banyak biaya 5 apel?
3. Jika 1,7 apel biayanya 27 sen , berapa banyak biaya 5,4 apel?
4. Jika sebuah tas berisi 15 apel biaya 1,65 dollar dan sekantong apel
berisi 27 biayanya 2,39 dollar, mana yang merupakan pembelian
yang lebih baik?
Penalaran Ilmiah Page 16
5. Jika 5 mol logam diketahui beratnya 115 g, berapa banyak berat
logam jika 1,7 mo?
Semua lima pertanyaan di atas melibatkan proporsi,
tetapi kelima pertanyaan di atas berbeda dalam hal
keslitannya. Anak-anak dapat menjawab pertanyaan
pertama dengan benar, sedikit anak-anak dapat menjawab
pertanyaan kedua. Pertanyaan ketiga akan tunggul
beberapa orang dewasa. Pertanyaan keempat akan dijawab
dengan benar oleh sekitar setengah dari orang dewasa,
dan banyak orang berlabel “formal operasional” miss
nomor 5. Dengan cara yang sama, beberapa mahasiswa
kimia yang tidak mengerti proporsi menjawab pertanyaan
yang benar. Dalam hal ini harus kita katakan “penalaran
proporsional” berlangsung?
Pertimbangan penting adalah bukan apakah
pertanyaan dijawab dengan benar tetapi bagaimana orang
berpikir tentang pertanyaan itu. (saran untuk melakukan
latihan ini diberikan dalam bab 16).
Mungkin tidak ada yang menggunakan penalaran
proporsional untuk menjawab pertanyaan pertama,
hubungan proporsional tidak perlu diakui untuk
menemukan jawabannya, dan pertanyaannya ialah lebih
mudah untuk memecahkan tanpa penalaran proporsional,
dengan menghitung dengan tenda, mengalikan dengan lima,
atau mental berbaris apel dan koin untuk mendapatkan
jumlah yang tepat.
Penalaran Ilmiah Page 17
Pertanyaan kedua dan ketiga secara logis sama dan
tampaknya membutuhkan penalaran proporsional, tetapi
banyak siswa yang dapat memecahkan pertanyaan kedua dan
pertanyaan ketiga mereka bingung. Selanjutnya ketika
mereka ditanya bagaimana mereka mendapat jawaban atas
pertanyaan kedua, mereka tidak mampu menjelaskanya.
Hati-hati menyelidiki menunjukkan bahwa jawaban untuk
pertanyaan kedua diperoleh dengan mental yang membentuk
serangkaian korespondensi, 2 apel sesuai dengan 20 sen,
satu apel sesuai dengan 10 sen, 2 sampai 20, 3 sampai
30, 4 sampai 40 dan 5 sampai 50, dst. Korespondensi
seperti ini jauh lebih sulit untuk diaplikasinya pada
pertanyaan ketiga, dan strategi tidak dapat dilakukan.
Ketika siswa yang mampu memecahkan pertanyaan 2
tetapi tidak dapat memecahkan untuk pertanyaan ketiga
ditunjukkan salh satu strategi yang digunakan oleh
orang dewasa untuk berurusan dengan hubungan
proporsional, mereka tidak menemukan prosedur yang
masuk akal. Mereka dapat menerima prosedur yang andal,
tetapi mereka tidak yakin bahwa prosedur yang andal
akan menghasilkan jawaban yang benar untuk masalah yang
sama. Mereka tidak menerima operasi secara logis
sebagai prosedur yang sah untuk membuat rasa
pengalaman.
Literature penelitian berisi banyak contoh dimana
solusi yang benar dari pertanyaan seperti 1 dan 2 yang
Penalaran Ilmiah Page 18
diambil sebagai bukti penelaran proporsional, tetapi
saya tidak menerima bukti ini. Sampai seseorang mampu
melihat bentuk logika dan mampu menerapkan logika
tersebut, yang terlepas dari nomor yang digunakan dalam
masalah operasi tidak dapat diterapkan secara umum.
Kemampuan untuk mengenarilasasikan operasi logis untuk
berbagai masalah harus dikembangkan sebelum hubungan
proporsional yang digunakan dalam ilmu pengetahuan
dapat masuk akal. Dengan kata lain, pengetahuan
matematika logika harus disembedded dari konteks yang
terlihat.
Seperti yang dikatakan bahwa penalaran
proporsional dapat digeneralisasi tidak berarti bahwa
setiap anak dapat memecahkan masalah yang melibatkan
proporsi. Sebagai contoh, seseorang mungkin masih mampu
untuk memecahkan pertanyaan 4 dan 5. Dalam pertanyaan 4
orang harus tahu apa yang dimaksud dengan “pembelian
terbaik”, penerapan penalaran proporsional akan
mengakibatkan biaya setiap apel dalam dua tas, dan yang
lebih kecil dari biaya perunit merupakan pemeblian
terbaik. Pertanyaan 5 mungkin penyebab kesulitan karena
istilah tertentu yang tidak terbiasa. Pengetahuan
domain-spesifik jelas diperlukan di samping penalaran
proporsional. Dengan kata lain, penalaran proporsional
diperlukan, tetapi penalaran proporsional tidak cukup
diterapkan.
Penalaran Ilmiah Page 19
Bahkan pada pengetahuan logika matematika telah
disembedded dari konteks dimana ia pertama kali
dibangun, belajar tambahan harus dilakukan sebelum
skema itu disembedded secara spontan dan diterapkan
dalam berbagai situasi di mana digunakan untuk
“memahami pengalaman”. Selanjutnya, bahkan ketika skema
bisa digunakan dalam penalaran proporsional yang
sepenuhnya dikembangkan dan diuraikan adalah ketika
seseorang “sepenuhnya operasional formal” dimana
situasi akan terjadi yang dapat diterapkan dalam
penalaran proporsional tanpa diakui sebagai demikian
yaitu penalaran proporsional.
Newell dan Simon (1972) memberikan contoh menarik
dari pengetahuan procedural yang tidak diterapkan
meskipun tersedia. Mereka disajikan masalah dengan
nomor diacak yang isomorfik untuk tic-tac-toe, kedua
masalah yang disajikan bisa mewakili dengan menggunakan
cara yang sama(p 71) . Meskipun saya memahami tic-tac-
toe, saya tidak bisa menyelesaikan jumlah permainan
acak sampai saya mengatakan hal tersebut isomorfik
untuk tic-tac-toe. Saya memiliki operasi logis yang
diperlukan, tetapi saya tidak menyadari bahwa operasi
logis tersebut diterapkan. Newell dan Simon berpendapat
bahwa nomor acak jauh lebih sulit karena menang ketiga
tidak tersedia. Dalam tic-tac-toe mereka yang terlihat
langsung pada diagram dalam permainan. Contoh ini hanya
Penalaran Ilmiah Page 20
salah satu dari sebagian besar penelitian yang
mendukung suatu keputusan bahwa tidak mungkin ada
pengetahuan yang pernah menggenarilasasi semua
aplikasi.
Saya telah mencoba untuk menggambarkan apa yang
ada dalam pikiran dengan penalaran proporsional. Pada
saat yang sama, saya telah mencoba untuk menggambarkan
gagasan bahwa kinerja dipengaruhi oleh banyak atas
dasar kinerja adalah actor dan menyimpulkan kemampuan
intelektual yang sulit. Seperti pertanyaan yang saya
miliki 1 dan 2 dapat dijawab tanpa perlu ditampilkan,
penalaran, dan pertanyaan 4 dan 5 akan terjawab oleh
mereka yang mungkin mampu menerapkan penalaran
proporsional.
Penelitian tentang pemecahan masalah dilaporkan
dalam Bab 7 yang menunjukkan bahwa kebanyakan
pendekatan umum untuk masalah seperti pertanyaan 4 dan
5 adalah penerapan hafal algoritma tanpa apresiasi
mengapa algoritma menghasilkan suatu hasil. Aplikasi
yang masuk akal dari suatu algoritma memerlukan tidak
lebih daripada mengingat algoritma sebagai prosedur
isyarat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
angka dan dimana mereka berada dalam algoritma.
Sebagaimana yang ditunjukkan dalam Bab 16, seluruh dari
algoritma adalah bertujuan untuk memungkinkan kita
Penalaran Ilmiah Page 21
dalam memecahkan masalah rutin dengan meminimalisir
pemikiran.
C. BISAKAH OPREASI FORMAL DIAJARKAN?
Jenis pemikiran seperti ini bahwa saya ada dalam
pikiran ketika saya berbicara tentang operasi formal
seperti penalaran proporsional yang tampaknya
berkembang selama jangka waktu yang panjang sebagai
hasil dari berbagai pengalaman dalam banyak konteks.
Meskipun saya percaya bahwa penalaran semacam ini,
dapat dan harus diajarkan, ternyata tidak dapat
diajarkan dengan cepat dengan cara menggunakan
pengetahuan deklaratif dan tidak semua orang setuju.
Beberapa peneliti telah melaporkan hasil yang
sangat baik dalam upaya mereka untuk mempromosikan
pembangunan intelektual. Siegler mengutip lima
penelitian untuk mendukung pertentangannya bahwa “nomor
(a) untuk penelitian sebelumnya telah dipertunjukkan
bahwa bahkan 9 dan 10 tahun kemudian dapat menguasai
masalah operasi formal jika diberikan direkif
instruksi” (Siegler 1976). Meskipun klaim Siegler
mungkin benar, dan penelitian yang didasarkan harus
diperlakukan dengan hati-hati. Rupanya, ada
ketidakkesepakatan tentang apa yang merupakan pemikiran
operasional formal. Setidaknya dalam satu kasus kinerja
diterima sebagai bukti pemikiran operasional formal
Penalaran Ilmiah Page 22
lebh dekat ke aplikasi buta aturan atau algoritma
daripada apa yang kebanyakan ilmuan pertimbangkan dalam
hal pemikiran ilmiah.
Dalam sebuah studi yang sering dikutip sebagai
bukti terhadap teori perkembangan intelektual Piegat,
Siegler, Liebert (1973) mengajarkan anak kelas lima
untuk memecahkan tugas bandul Piegat (lihat lampiran L)
dalam sesi pelatihan 30 menit. Mengingat bahwa sekolah
tinggi dan perguruan tinggi siswa memiliki kesulitan
dalam hal mengenali kebutuhan logis dari semua hal lain
dianggap sama ketika melakukan percobaan, siswa saya
lulus dan saya melihat hasil ini sebagai hal yang luar
biasa. Kami memutuskan untuk mengikuti percobaan
tersebut ( Greenbowe et all., 1981).
Siegler Kindly dibantu dengan memberikan sampel bahan
yang ia gunakan dalam studi asli. Segera setelah kami
melihat lembar data dimana siswa mencatat hasil
percobaan pelatihan dan criteria tugas bahwa tampak
tidak seprti yang pertama dan kami mulai mencapai
kecurigaan yang mendalam.
Seperti yang dapat dilihat dalam lembar data yang
ditunjukkan pada gambar 15.2 dimana Siegler dan
rekannya menyediakan meja untuk data mereka. Bentuk
meja persis untuk tugas pelatihan sama seperti untuk
modifikasi tugas pendulum yang digunakan untuk menguji
efektivitas prosedur pelatihan. Cara tugas disajikan,
Penalaran Ilmiah Page 23
pola tertentu didirikan, dan itu sederhana dengan
pertimbangan yang penting bagi suatu pola jawaban yang
benar. Siswa mungkin memecahkan masalah dengan
memeriksa efek dari satu variable tidak sambil memegang
semua yang lain konstan dalam tugas asli Piegat, tetapi
mengikuti pola dengan cara yang sama bahwa sekolah
dasar sering menyelesaikan latihan dalam buku-buku
matematika mereka tanpa mempertimbangkan oprasi logis
yang terlibat dalam masalah. LEMBAR PENYELESAIAN MASALAH
Nama…………………………………………………Usia………Pria………….Wanita
Masalah I: Skala Masalah
2 Dimensi yang terlibat yaitu……………….dan………………………………………………
Balls Level pada 1 dimensi Level pada 2 dimensi
Hasil
Ball 1 ……………………………………………………………………………………
Ball 2 …………………………………………………………………………………….
Ball 3 ………………………………………………………………………………………
Ball 4 ………………………………………………………………………………………
Dimensi yang terpenting dalam masalah ini
adalah………………………………….
Why?........................................................
....................................................
Masalah II: Masalah termometer
2 Dimensi yang terlibat yaitu……………….dan………………………………………………
Penalaran Ilmiah Page 24
Glasses Level pada 1 dimensi Level pada 2 dimensi
Hasil
Glass1……………………………………………………………………………………
Glass2……………………………………………………………………………………
Glass3……………………………………………………………………………………
Glass4……………………………………………………………………………………
Dimensi yang terpenting dalam masalah ini
adalah………………………………….
Why?........................................................
....................................................
Masalah III: Masalah pendulum
2 Dimensi yang terlibat yaitu……………….dan………………………………………………
Strings Level pada 1 dimensi Level pada 2 dimensi
Hasil
String1……………………………………………………………………………………
String2……………………………………………………………………………………
String3……………………………………………………………………………………
String4…………………………………………………………………………………….
Dimensi yang terpenting dalam masalah ini
adalah………………………………….
Why?........................................................
....................................................
Gambar 15.2. Lembar jawaban yang digunaka oleh Siegler, Liebert dan
Liebert (1973)
Penalaran Ilmiah Page 25
Ketika Siegler mereplikasi, Liebert, dan studi
Liebert, kami mengamati efek pelatihan yang sama
ditemukan dalam studi asli, tetapi kami menemukan
sedikit bukti transfer ke tugas lain yang membutuhkan
pengendalian suatu variable yang diberikan setelah
pelatihan, siswa terlatih tidak lebih berhasil pada
versi tugas pendulum Piegat daripada siswa yang sama
terlatih ketika administrasi tugas selama dua minggu
setelah pelatihan berlangsung (Greenbowe al.,1981).
Sayangnya, banyak belajar serupa dengan yang
dihasilkan oleh Siegler, Liebert dan prosedur pelatihan
Liebert terjadi di ruang kelas. Banyak guru yang bahkan
mempertimbangkan untuk menjadi berharga dan meskipun
buktidti-bukti menunjukkan saran yang dinyalakan.
Transfer tidak terjadi di luar tugas-tugas khusus yang
digunakan dalam instruksi. Kami terlalu banyak focus
pada jawaban yang benar dan memberikan terlalu sedikit
perhatian pada proses berpikir dibalik jawaban-jawaban.
Sampai kita bias mendapatkan dan melampaui pemeriksaan
jawaban dan mempertimbangkan bagaimana para siswa
sampai pada jawaban-jawaban tersebut, kami akan
melakukan sedikit kemajuan untuk perkembangan
intelektual (lihat tanda, 1975). Kita tidak akan
memecahkan masalah pendidikan yang mendorong suatu
perubahan di sekolah.
Penalaran Ilmiah Page 26
D. APAKAH KETERAMPILAN INTELEKTUAL UMUM?
Sama seperti yang dipertanyakan sebelumnya tentang
apa yang dimaksud dengan perkembangan intelektual, juga
ada yang perlu dipertanyakan tentang apa yang dimaksud
dengan “Bukti Keterampilan Intelektual Umum” bahwa
orang yang dapa menerapkan penalaran proporsional untuk
menjawab pertanyaan 3 di halaman 200 dimana dalam hal
ini tidak dapat menerapkan penalaran proporsional untuk
menjawab pertanyaan 4 yang sering diambil sebagai bukti
bahwa pengetahuan operasional adalah suatu konten
khusus. Argumen ini memiliki beberapa kebenaran, tetapi
pernyataan bahwa semua pengetahuan adalah konten khusus
ternyata cukup jauh akan hal ini. Sebuah analogi dapat
mengatur hal-hal lurus.
Mari kita bandingkan keterampilan intelektual
umum, penalaran proporsional, dengan keterampilan
psikimotor umum dalam mengendarai mobil. Penalaran
proporsional adalah konten bebas dalam arti yang sama
bahwa mengendarai mobil adalah kendaraan bebas.
Untuk memulai, kita tidak dapat menunjukkan
penalaran proporsional dengan tidak adanya konten
spesifik lagi dari yang kita dapatkan dimana
menunjukkan dalam mengendarai mobil dalam beberapa
adanya kendaraan bermotor. Kedua keterampilan
melibatkan operasi pada sesuatu, dan merupakan suatu
manifestasi yang tepat dari keterampilan yang
Penalaran Ilmiah Page 27
dipengaruhi oleh apa yang dilakukan. Namun, mengatakan
bahwa setelah keterampilan khusus untuk setiap tugas
akan masuk akal.
Kami tidak mengatakan bahwa seseorang telah
“belajar mengendarai 1993 Ford Taurus kecepatan 5”
bahkan ketika pengalaman seseorang telah terbatas
seperti kendaraan. Sebaliknya, kita mengatakan bahwa
telah “belajar mengemudi” kami berharap bahwa
keterampilan akan mentransfer orang ke kendaraan yang
lain; A 1992 Chevrolet Lumina, sebuah Cadillac 1978,
tahun 1985 Datsun, dan mungkin bahkan untuk tahun 1980
Mack truk atau 1975 Dodge bus.
Masih, kita tidak mengharapkan keterampilan utu
untuk mentransfer sebenarnya. Kita tidak akan terkejut
untuk menemukan transfer disertai oleh beberapa hal
yang tersentak-sentak, pasti berhenti, dan parkir
secara pararel. Kami bahkan tidak akan terkejut
menemukan bahwa sopir kami benar-benar tembel pada 1925
model T, tidak mendapatkan hal itu dimulai atau mungkin
tidak pernah menemukan starter! Namun, kami tidak akan
menafsirkan kegagalan tersebut sebagai bukti bahwa
orang tersebut belum belajar mengemudi. Kami akan
berharap bahwa instruksi minimal dan praktek akan
mengarah pada kelancaran kinerja yang sama dalam sebuah
kendaran asing yang disaksikan di Ford Taurus dimana
seseorang yang pertama kali dikembangkannya
Penalaran Ilmiah Page 28
keterampilan. Dengan kata lain, kita memandang
mengemudi mobil sebagai keterampilan umum yang berlaku
atas berbagai kendaraan, tetapi kami menerima kenyataan
bahwa beberapa belajar tambahan diperlukan setiap kali
keterampilan diterapkan pada kendaraan baru dan asing.
Kemampuan intelektual umum seperti penalaran
proporsional tampaknya beroperasi dalam banyak cara
yang sama. Pada awalnya mereka mungkin akan terikat
dengan konten tertentu. Pelajar mungkin tidak dapat
disembed operasi logis dari isi masalah, seperti orang
belajar menyetir merasa sulit untuk focus pada apa yang
sebenarnya mereka lakukan ketika memindahkan gigi.
Sebagai penerapan operasi untuk konten akrab menjadi
rutin, operasi itu sendiri dapat difokuskan. Hal itu
mungkin untuk mulai melihat bagaimana suatu konten yang
baru untuk diberlakukan. Dengan latihan dan instruksi
yang tepat, dapat diterapkan melalui berbagai
pengalaman. Semakin luas jangkauan pengalaman, akan di
transfer ke situasi baru. Namun, tanpa adanya titik
penerapan awal keterampilan umum dalam pengaturan
asing sebagai aplikasi dalam pengaturan yang akrab.
Faktor-faktor khas dari setiap pengaturan (isi
pengetahuan spesifik, harus dipelajari dan
diperhitungkan sebelum keterampilan intelektual umum
dapat diterapkan secara umum.
Penalaran Ilmiah Page 29
Jika pengaturan baru memiliki banyak unsure yang
sama dengan pengaturan yang lebih dulu ada, orang yang
telah mengembangkan kemampuan intelektual umum akan
beradaptasi dengan pergaturan yang baru dengan cepat
dan tanpa instruksi khusus, tetapi jika pengaturan baru
sangat berbeda (berbeda seperti model T Ford dan mobil
modern, misalnya), instruksi khusus mungkin diperlukan
sebelum pemindahan berlangsung. Tugas kita dalam
pendidikan kimia adalah merancang instruksi dengan
tujuan memaksimalkan teransfer tersebut, dan tinjauan
operasi sebelumnya dipelajari ketika konten baru
diperkenalkan diperlukan untuk transfer yang sedang
berlangsung.
E. MASALAH ANGGUR (ALKOHOL) DAN AIR
Hasil ambivalen dari penelitian terbaru dengan
menggunakan tugas Peaget yang bekerja dengan anak-anak
muda untuk mempertimbangkan kembali apa yang dapat
diajarkan pada usia dini. Jika, dalam situasi yang
tepat, anak-anak dan orang dewasa berpikir entang hal
yang sama, mungkin anak-anak dapat mengerti lebih dari
yang telah diasumsikan. Tetapi bagi mereka yang bekerja
dengan remaja dan dewasa, implikasi pada anak-anak
lebih penting dan orang dewasa berpikiran sama dalam
tanggapan orang dewasa!
Penalaran Ilmiah Page 30
Pertimbangkan masalah ini yang diadaptasi dari
Case (1975); Anda memiliki segelas air dan segelas
anggur (Gambar 15.3). Asumsikan bahwa kedua zat
murni,omogeny (jika itu membantu, pertimbangkan anggur
menjadi etanol murni).
1. Mentransfer 1 sendok the air ke segelas anggur dan
aduk.
2. Mentransfer 1 sendok the anggur yang terkontaminasi
dengan air.
Sekarang kedua air dan anggur yang terkontaminasi,
mempertimbangkan jumlah atau kontaminan dalam wadah masing-
masing dan menandaiatu dari yang salah satu yang tertera berikut ini;
A. Volume air mencmari anggur lebih besar dari jumlah volume anggur
yang mencemari air.
B. Jumlah volume anggur yang mengkontaminasi air lebih besar
daripada jumlah air yang mencemari anggur.
C. Jumlah air mencemari anggur adalah sama dengan jumlah anggur
mencmari air
Jika Anda belum akrab dengan masalah ini, silahkan
berpikir tentang hal itu dan menandai jawaban sebelum
Anda melanjutkan untuk membaca. Melakukan hal ini
membuat point yang disajikan dalam bagian ini jauh
lebih bermakna.
Penalaran Ilmiah Page 31
1 sendok teh
11 11 1 sendok teh
AIR ALKOHOL
Gambar 15.3 Sebuah gelas yang berisi alcohol dan air
Setelah Anda tiba pada jawaban Anda, periksa catatan
untuk melihat apakah sudah benar. Jika Anda tidak
mendapatkan jawaban yang benar, di sini adalah
buktinya;
Penalaran Ilmiah Page 32
dijelaskanlangkah-langkah
Misalkan P (murni) = volume cairan awal di dalam gelas.Misalkan I (bercampur) = volume cairan ditambahkan ke dalam gelas.Misalkan Pt = volume transfer cairan murni dari gelasMisalkan V1 = total volume cairan murni dalam gelasMisalkan V2 = total volume cairan dalam gelas akhir.(subskrip 1 dan 2 indeks kondisi variable awal dan akhir);
P2 = P 1 – Pt V2 = P2 + I2
Disubstitusi V2 = Pi – Pt + P2
P1 = V1
V2 = V1 – Pt + I2
Dengan penataan ulang, dapat dilihat
V2 = V1 V2 – V1 = I2 – Pt
0 = I2 - Pt
Dan Pt = I=2
Bukti ini mengatakan bahwa baik untuk kaca,
kemurnian dipindahkan dari gelas yang sama dimana
pengotor ditransfer ke dalam. Oleh karena itu, volume
air mencemari anggur adalah sama dngan volume anggur
mencemari air,
Mampu Anda mengikuti buktinya? Apakah hal itu
meyakinkan Anda bahwa C adalah jawaban yang benar? Jika
tidak, luangkan waktu sekarang untuk bekerja di luar
bukti yang salah, atau Anda sendiri tidak menemukan
beberapa jawaban baik dan bukti yang salah.
Sekali lagi silakan berhenti membaca buku dalam
waktu lama untuk mencari jawaban yang benar. Jika Anda
mendapat jawaban yang salah sebelumnya. Setelah diskusi
lebih berarti jika Anda melakukannya.
Saya telah menggunakan masalah air dan anggur dalam
pidato yang diberikan kepada penonton mulai dari siswa
Penalaran Ilmiah Page 33
sekolah tinggi untuk penelitian para ilmuwan. Hasilnya
selalu sama:
1. Sebagian besar pilih A sebagai jawaban yang benar.
2. Ketika diberitahu bahwa C adalah beberapa yang
benar percaya.
3. Ketika ditunjukkan bukti yang diberikan di atas
(atau salah satu dari beberapa bukti alternative
bahwa saya telah digunakan).
4. Ketika diberi kesempatan untuk bekerja keluar
jawaban untuk diri mereka sendiri, sebagian besar
penonton mampu melakukannya.
5. Hanya sedikit orang yang bekerja di luar jawaban
secara formal.
6. Strategi yang paling umum digunakan untuk
memecahkan masalah ini adalah untuk menetapkan
volume spesifik (misalnya 100 mL dan 50 mL ) ke
gelas air dan anggur, menetapkan volume spesifik
(katakanlah 10 mL), dan kemudian bekerja keluar
volume masing-masing komponen di setiap kaca pada
akhir setiap transfer.
7. Setelah orang tiba di solusi mereka sendiri untuk
suatu masalah dan yakin bahwa C adalah jawaban
yang benar, mereka merasa jauh lebih mudah untuk
mengikuti bukti yang mereka berikan di atas.
8. Sekali jawaban yang benar diterima, banyak orang
merasionalisasi awal, jawaban yang salah mereka
Penalaran Ilmiah Page 34
dengan mengklaim bahwa mereka salah paham
pertanyaan di awal. (Perasaan bahwa hal ini adalah
penyebab sebenarnya dari keslahan itu begitu kuat
selama beberapa presentase pertama saya bahwa saya
mulai membagikan keterangan tertulis masalah yang
disajikan di atas, dan saya bertanya anggota
penonton untuk menggambarkan tugas dalam kata-kata
mereka sendiri sebelum menjawab pertanyaan.
Modifikasi ini menghilangkan klaim bahwa
pertanyaan itu suatu keslahpahaman (miskonsepsi),
tetapi tidak berpengaruh pada tingkat kesalahan).
Pengalaman saya dengan masalah anggur dan air
dilaporkan dengan harapan bahwa Anda mungkin mengalami
fenomena tidak percaya apa yang jelas dan sederhana
sekali dalam situasi yang akrab. Perbedaan berbahaya
dalam persepsi tugas yang sama oleh mereka yang tidak
mengerti memiliki implikasi penting untuk mengajar.
Saya percaya bahwa hal ini “berisiko” (hamper
dalam arti medis) untuk berpikir egosentris semua
kehidupan kita, sama seperti kita untuk kesalahan
logika tertentu….. Kami biasanya tidak dapat mengubah
sudut pandang kita sendiri sepenuhnya ketika mencoba
untuk menyimpulkan yang lain. Perspektif kita sendiri
menghasilkan sinyal jelas bahwa jauh lebih keras…………..
Misalnya, fakta bahwa Anda benar-benar memahami
Penalaran Ilmiah Page 35
kalkulus merupakan hambatan bagi Anda terus mengingat
ketidaktahuan itu ketika mencoba untuk menjelaskan Anda
kepada saya, Anda mungkin sejenak menyadari betapa
sulitnya bagi saya, tetapi kesadaran bahwa diam-diam
menyelinap pergi mungkin sekali Anda bias tenggelam
dalam penjelasan Anda (Flavell, 1977, pp 124-125. Lihat
juga Johnson., 1981).
Implikasi pendidikan dari penelitian ini berkaitan
dengan kesulitan anak-anak dan remaja yang memiliki
tugas-tugas logis dan sering ditemui dalam ilmu
pengetahuan, serta ilustrasi air dan anggur bagaimana
seperti “keslahpahaman” yang akhirnya mengganggu
pemahaman, harus jelas. Ketika kami tiba suatu
intrepretasi masalah yang intuitif memuaskan, kita
meninggalkan untuk untuk mencari interpretasi lain.
Selain itu, kami menolak penjelasan lain sampai sesuatu
memaksa kita untuk bekerja melalui masalah dengan cara
kita sendiri sampai pada hasil yang lebih memuaskan.
Apakah kesalahpahaman tersebut karena kekurangan
operasinal kami dalam pengetahuan atau beberapa
konsekuensi kecilsejauh pembelajaran selanjutnya yang
bersangkutan lain. Dalam suatu kejadian, kesalahpahaman
harus diperhatikan agar logika yang melekat dalam
solusi yang memuaskan jelas bagi yang tidak mengerti.
F. RINGKASAN
Penalaran Ilmiah Page 36
Karena operasi resmi Piegat menjelaskan bahwa
penalaran yang digunakan berdasarkan pada kebiasaan,
dalam ilmu pengetahuan, bab ini difokuskan pada
operasi-operasi logis, terutama penalaran proporsional,
banyak konsep kimia…..rumus dan persamaan, hukum laju
dan konstanta kesetimbangan, istilah konsentrasi dan
hukum gas, untuk beberapa nama….melibatkan hubungan
proporsional. Operasi formal lainnya memainkan peran
penting dalam prinsip-prinsip seperti yang membentuk
teori belajar tentang atom.
Kita perlu memahami bahwa penyelesaian masalah
yang melibatkan hubungan proporsional dapat
diselesaikan tanpa menggunakan penalaran proporsional;
memang, penelitian tentang pemecahan masalah dalam
kimia menunjukkan bahwa mayoritas siswa menyelesaikan
semua masalah dengan menerapkan algoritma hafal tanpa
memahami konsep dan prinsip-prinsip yang terlibat. Di
sisi lain, masalah mungkin terlewatkan oleh orang yang
memahami proporsi tetapi tidak memiliki beberapa
pengetahuan lainnya yang dibutuhkan oleh manusia.
Kesepakatan umum yang muncul di kalangan ilmuawan
kognitif bahwa keterampilan intelektual umum (misalnya,
operasi formal) dapat diajarkan, namun beberapa masalah
yang belum terselesaikan membuat sulit untuk mengatakan
berapa dengan tepat. Salah satu masalah adalah apa yang
guru harus diambil sebagai bukti bahwa siswa benar-
Penalaran Ilmiah Page 37
benar menggunakan keterampilan umum seperti penalaran
proporsional. Penelitian yang cukup besar dalam
psikologi dan pendidikan telah menerima hafalan,
kinerja algoritma sebagai bukti penalaran ilmiah. Para
ilmuwan tidak. Namun, penelitian lain menunjukkan hal
nyata, jika sederhana, keuntungan dalam perkembangan
intelektuan muncul.
Isu lain sulit melibatkan apa yang kita maksud
dengan keterampilan intelektual umum. Semua pengetahuan
tampaknya terletak di atau terkait dengan konteks yang
diperoleh sampai batas tertentu. Di sisi lain, tidak
ada pengetahuan sama sekali “konteks-bound”. Ketika
kita belajar untuk mengendarai mobil, menunjukkan bahwa
keterampilan tidak terbatas pada kendaraan di mana kita
dilatih ketika kita belajar membaca, kita memiliki
akses ke buku yang belum pernah kita lihat. Demikian
pula, ketika kita mengembangkan penalaran ilmiah, kita
dapat berharap untuk mentransfer ke banyak, tetapi
tidak semua. Situasi lain selain dimana proses belajar
kami sedang berlangsung.
Seperti diilustrasikan pada masalah anggur dan
air, kita tidak pernah mengatasi kerentanan terhadap
kesalahan kita. Tugas novel cukup sering dilakukan.
Sederhana dan terkadang menurut kita mengasimilasi
tugas tampaknya dalam hal pembuatan skema. Kami tidak
memberikan jawaban intuisi yang memuaskan. Sampai pada
Penalaran Ilmiah Page 38
suatu yang mengintervensi untuk menentang hasil
penelitian kami, kami mungkin tidak sesuai dalam
penerapan skema untuk pembuatan tugas dan hal ini tiba
merupakan solusi yang tepat. Menariknya, ketika intuisi
kami datang memuaskan namun tidak dijadikan dalam suatu
argument yang formal. Sebaliknya, apa yang tampaknya
menjadi kebutuhan argument adalah bahwa kita tidak bisa
begitu saja memaksakan kehendak diri sendiri atau
mungkin berpikir tentang diri sendiri.
Bab 16 akan membahas lebih detail bagaimana dalam mengajarkan
penalaran dalam ilmu kimia.
Penalaran Ilmiah Page 39