Naskah Kimia

122
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta ©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 1

Transcript of Naskah Kimia

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun

standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar

sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah ditegaskan bahwa setiap pendidik pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 1

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

dan penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum pada Lampiran IV:

Pedoman Umum Pembelajaran, menjelastkan bahwa strategi

pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya

seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013.

Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada

peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara

bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta

didik. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan penyiapan RPP

yang dikembangkan oleh pendidik baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Sedangkan

strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi pendidik

dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen

penilaian proses dan hasil belajar dengan pendekatan

autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu

menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pembelajar lambat dan program pengayaan bagi

peserta didik yang termasuk kategori pembelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013

secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295

kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas

X. Selanjutnya melalui edaran Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November

2013, ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 2

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

satuan pendidikan, termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di

34 provinsi wajib melaksanakan Kurikulum 2013 pada kelas X

dan XI. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum

tersebut pemerintah telah mengadakan pelatihan guru ,

menyediakan silabus, buku guru, dan buku peserta didik untuk

mata pelajaran kelompok A (wajib) dan kelompok B (wajib),

sedangkan untuk mata pelajaran kelompok C (peminatan)

menggunakan buku yang dibuat oleh penerbit yang sudah

dilegalisasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

Untuk menyiapkan kemampuan guru Kimia dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan

penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu

penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan

materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran

serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh

karena itu diperlukan rambu-rambu/panduan yang bisa

memfasilitasi guru Kimia secara individual dan kelompok

dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam

berbagai metode, strategi, dan model, serta merancang

penilaiannya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru

Kimia dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku guru dan buku teks untuk peserta didik.

Secara khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-

rambu bagi guru Kimia dalam:

1. menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

2. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi

pokok dari silabus mata pelajaran Kimia

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 3

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

3. mengembangkan kegiatan pembelajaran Kimia dengan

pendekatan saintifik

4. mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

5. merancang penilaian autentik mata pelajaran Kimia.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan tentang pembelajaran kompetensi;

2. Langkah-langkahpembelajaran saintifik mata pelajaran

Kimia;

3. Penilaian autentik pada mata pelajaran Kimia;

4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi;

5. Contoh hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 4

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

tentang Implementasi Kurikulum

9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013

10. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor

420/176/SJ dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

0258/MPK.A/KR/2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 5

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

BAB II

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip

Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran

pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi

memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan

pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan

ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi

Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki

karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.

Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus

merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan

menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang

mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan

penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik

disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran

antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 6

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan

perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi

peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya

sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber

belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan

proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)

pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran

berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi

pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan

jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme

menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan

keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang

mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),

dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang

berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja

adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana

saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual

dan latar belakang budaya peserta didik.

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran Kimia

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang

mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 7

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang

diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya

kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry”

dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De

Vito, 1989). Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang

mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil:

1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah

bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar

sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang

sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik

menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran

berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains

ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer,

1985). Model ini menekankan pada proses pencarian

pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik

dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran, guru sebagai

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan

belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk

melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan

materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains

sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam

melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian

peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai

fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang

diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 8

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam

memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan

sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan

(Semiawan: 1992).

Model ini juga mencakup penemuan makna (meanings), organisasi,

dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap

peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan

melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan

proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam

menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas

pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan

generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi

berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston,

1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan

sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam

memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan pendidik

lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator

pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains

berpotensi membangun kompetensi peserta didik melalui

pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan

proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan

proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk

belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk

membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan

diri (Cain and Evans: 1990).

Sesuai dengan karakteristik kimia sebagai bagian dari natural

science, pembelajaran kimia harus merefleksikan kompetensi

sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 9

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses

mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi,

mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan

erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari. Proses mengamati mencakup

kegiatan yang memaksimalkan penggunaan seluruh indera

untuk mencari informasi, melihat, mendengar, membaca,

dan atau menyimak. Obyek yang diamati adalah materi

faktual (yang berbentuk fakta), yaitu fenomena atau

beristiwa yang dapat diamati secara langsung atau dalam

bentuk gambar, film, atau video.

Contohnya dalam pembelajaran Kimia “KD 3.8 Menganalisis

sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

berdasarkan daya hantar listriknya” peserta didik

mengamati buah apel yang baru dibelah dan potongan buah

apel yang sudah berubah warna, serta paku yang masih

baru dan paku yang sudah berkarat. Fakta yang diperoleh

dari pengamatan ini adalah buah apel segar berwarna

putih dan potongan buah apel warnanya kecoklatan; ada

paku yang (baru) tidak berkarat dan ada paku yang

berkarat.

2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses

membangun pengetahuan peserta didik berupa konsep,

prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir

metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical

thinking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya

dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok

serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 10

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa

sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

Pada contoh di atas kegiatan menanya dapat terjadi

dalam diskusi sewaktu peserta didik mengamati potongan

buah apel yang berwarna coklat dan paku yang berkarat

tadi. Pertanyaan antara lain dapat berupa: mengapa buah

apel yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di

udara menjadi berwarna kecoklatan? Mengapa paku (besi)

bisa berkarat? Apakah yang menyebabkan perubahan warna

potongan buah apel dan karat pada paku (besi)?

3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan

keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman

konsep, prinsip, dan prosedur dengan mengumpulkan data,

mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja

ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang,

dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,

menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber

belajar termasuk mesin komputasi dan automasi sangat

disarankan dalam kegiatan ini.

Lanjutan dari contoh di atas peserta didik dapat

menggali data dari berbagai sumber, seperti buku-buku

referensi, internet, dsb, mengenai perubahan kimia yang

menyebabkan terjadinya perubahan warna potongan buah

apel di udara dan karat pada besi. Selanjutnya peserta

didik diharapkan akan termotivasi untuk

merencanakan/merancang dan melakukan kegiatan/percobaan

pembakaran yang berkaitan dengan reaksi oksidasi –

reduksi dan serah terima elektron.

4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun

kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang

diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 11

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat

dirancang oleh pendidik melalui situasi yang direkayasa

dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan

aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan,

membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/

meramalkan dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau

praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi

memungkinkan peserta didik menguasai keterampilan

berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills)

hingga berpikir metakognitif.

Dari contoh di atas, peserta didik menganalisis/mengolah

berbagai data yang diperoleh sehingga dapat menyimpulkan

hasil reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Lebih

lanjut peserta didik berlatih menuliskan reaksi serah

terima elektron sehingga dapat menjelaskan konsep reaksi

oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi unsur

dalam senyawa atau ion.

5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk

menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,

tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan

ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan

pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta

kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat

laporan, dan/ atau unjuk karya.

Pada contoh di atas peserta didik menyajikan hasil

percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron,

serta penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur

dalam senyawa atau ion.

Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan

data, mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 12

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model

pembelajaran yang sesuai dengan materi Kimia.

C. Model Pembelajaran Kimia

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran Kimia sehingga dapat membangkitkan kreativitas

dan keingintahuan peserta didik, antara lain Inquiry Based

Learning (model inkuiri) dengan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut:a. Observasi/Mengamati berbagai fakta atau fenomena alam yang

berkaitan dengan kimia, misalnya produk-produk kimia dalam

kehidupan, peran kimia dalam perkembangan ilmu lain, atau

artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan

keselamatan kerja di laboratorium. Kegiatan ini memberikan

pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati

berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran kimia.

b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi,

misalnya tentang pengaruh produk kimia terhadap kehidupan.

Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi

fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman,

atau melalui sumber yang lain.

c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini

peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran

terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan,

misalnya dampak samping produk kimia yang ada yang

membahayakan kehidupan.

d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan

yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik

dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar

untuk merumuskan suatu kesimpulan. Sebagai contoh peserta

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 13

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

didik dapat memprediksi kehidupan sepuluh tahun yang akan

datang dengan menganalisa fakta tentang sampah.

e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah

diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat

mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

Model lain yang dapat digunakan diantaranya;

1. Discovery Learning; adalah teori belajar yang menempatkan

peserta didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun

pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah

operasionalnya adalah sebagai berikut;

a. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan

pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati

fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar,

membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai

dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang

menimbulkan kontroversi, misalnya dengan banyaknya

sampah kimia yang dihasilkan setiap hari.

b. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang

relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian peserta

memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk

pernyataan singkat. Peserta didik ditugaskan mencari

permasalahan yang berkaitan dengan produk kimia yang

memberikan dampak samping yang kurang baik terhadap

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 14

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

kehidupan

c. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta

didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang

relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya

pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi

yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan

pernyataan masalah. Dengan demikian, peserta didik

secara aktif menemukan pengetahuan baru yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

d. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data

dan informasi yang telah diperoleh baik melalui

wawancara, observasi, dan/atau percobaan (eksperimen),

lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah

dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan

diklasifikasikan.

e. Memverifikasi data

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan

secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan

agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan

kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,

atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu

kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah

terbukti atau tidak.

f. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 15

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau

masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil

verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan

prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah

menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan

proses generalisasi yang menekankan pentingnya

penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau

prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman

seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan

generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan

pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering

ditemukan, antara lain:

a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan

awal yang lebih baik pada keterampilan berbicara dan

menulis. Bagi peserta didik yang kurang terampil, akan

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hubungan antara

konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada

gilirannya akan menimbulkan frustrasi;

b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk

memudahkan dalam membantu mereka menemukan teori atau

pemecahan masalah lainnya;

c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada

pemahaman;

d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan

peralatan pembelajaran.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 16

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-

proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam

proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara

belajarnya;

b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer

pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi;

c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena

tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil;

d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan

sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri;

e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan

belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya;

f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena

memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang

lainnya;

g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena

mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam

keterlitbatan kegiatannya;

h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif,

inisiatif, dalam merumuskan hipotesis;

i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;

j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan

belajar dari berbagai jenis sumber belajar.

2. Project Based Learning

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 17

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode

belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal

dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara

nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan pertanyaan mendasar.

Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat

memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu

aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai

dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah

investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat

topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai

dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat

dilakukan diawal semester agar dapat merancang kegiatan

selanjutnya.

b. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara

pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, peserta

didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek

tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,

pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek

yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses

untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 18

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,

2. membuat deadline penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang

baru,

4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara

yang tidak berhubungan dengan proyek, dan

5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada

setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan

sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.

Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses

monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta

didik.

e. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam

mengukur ketercapaian kompetensi dasar, serta

mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang

sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam

menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 19

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik

secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini,

peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan

pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan

peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka

memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,

sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new

inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

tahap awal pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan

persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi,

antara lain:

a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan

masalah sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu

lama;

b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk

perlatan belajar di laboratorium;

c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang

terkontrol;

d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan

dari kegiatan proyek.

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning,

antara lain:

a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.

b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan

pekerjaan penting;

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 20

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

memecahkan masalah dan berpikir kritis;

d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi,

dan pengelolaan sumber daya;

e. memberikan pengalaman kepada peserta didik

pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek

dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain

seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;

f. melibatkan para peserta didik untuk belajar

mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang

dimiliki dan kemudian mengimplementasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga

peserta didik maupun guru menikmati proses

pembelajaran.

3. Problem Based Learning (PBL)

a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik

pada masalah.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan

dilakukan. Dalam Problem Based Learning, tahapan ini sangat

penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci apa

yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh

pendidik serta menjelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan

untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat

mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 21

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-

masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik

yang mandiri,

2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak

mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah

yang rumit atau kompleks mempunyai banyak

penyelesaian dan seringkali bertentangan,

3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong

untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.

Pendidik akan bertindak sebagai pembimbing yang siap

membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk

bekerja mandiri atau dengan temannya, dan

4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong

untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh

kebebasan. Semua peserta didik diberi peluang untuk

berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan

ide-ide mereka.

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan

masalah, model Problem Based Learning juga mendorong

peserta didik belajar berkolaborasi. Dalam memecahkan

suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing

antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat memulai

kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-

kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan

memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 22

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti:

kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar

anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya,

dan sebagainya.

Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja

masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan

dinamika kelompok selama pembelajaran. Tantangan utama

bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua

peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan

penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat

menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan

tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

serta memamerkannya.

Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan

terhadap aktivitas peserta didik selama penyelesaian

proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara menfasilitasi

peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,

guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta

didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru

membuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan

aktivitas yang penting.

c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap

situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan

yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter

yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,

perumusan hipotesis dan penjelasan, dan pemecahan

masalah. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 23

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus

mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan

melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai

mereka betul-betul memahami dimensi situasi

permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik

mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan

membangun ide mereka sendiri.

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan

mengajukan pertanyaan tentang masalah dan ragam

informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.

Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan

menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka

selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis,

penjelasan, dan pemecahan masalah.

Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta

didik untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima ide

mereka. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang

membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan

hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang

kualitas informasi yang dikumpulkan.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak

(hasil karya) dan pameran. Artifak bisa berbentuk

laporan tertulis, video, model (perwujudan secara fisik

dari situasi masalah dan pemecahannya), program

komputer, dan sajian multimedia. Langkah selanjutnya,

peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 24

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik

jika dalam pemeranan ini, melibatkan peserta didik-

peserta didik lainnya, Guru lainnya, para orang tua,

dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau

pemberi umpan balik.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based

Learning. Fase ini dimaksudkan untuk membantu

peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah mereka sendiri dan keterampilan

penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.

Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk

merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah

dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

D. Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai

pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran

memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran

dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran

mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut

kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan

prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan

konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,

sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based

Learning dan Problem Based Learning.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 25

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada

rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk

keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery

Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk

keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.

3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap

religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)

Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai

dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan tampak pada

tabel 1 berikut;

Tabel 1

Dimensi

PengetahuanDimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning

Konseptual Discovery Learning Discovery Learning

ProseduralDiscovery Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning

Problem Based

Learning

Metakognitif

Discovery Learning

Project Based

Learning

Problem Based Learning

Discovery Learning

Project Based

Learning

Problem Based Learning

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kimia

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,

dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi domain

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 26

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik

menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil

belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen

(input – proses – output) tersebut akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan

mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan

dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada

struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil

belajar Kimia harus dikembangkan sesuai dengan konsep

penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang

mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

harus dicapai peserta didik secara terpadu.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap

pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu

menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik

dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba,

menalar, membangun jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian

autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau

kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu

metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik

yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang

mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat

khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat

diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu

pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada

proses dan hasil pembelajaran.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 27

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-

prinsip sebagai berikut;

1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian

terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart from

instruction),

2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real

world problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind

of problems),

3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan

criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi

pengalaman belajar,

4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua

aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan

pengetahuan).

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan

(enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil

penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk

memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar

Penilaian Pendidikan.

1.Penilaian Sikap

Dalam Kurikulum 2013, kompetensi sikap meliputi sikap

spiritual dan sikap sosial. Penilaian kompetensi sikap

dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi), jurnal,

penilaian diri, atau penilaian antar teman.

Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Kimia yang

berkaitan dengan Kompetensi Inti sikap sipritual (KI-1)

dan sikap social (KI-2);

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 28

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Kompetensi Inti Kompetensi DasarKI-1

1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif

KI-2

2. Menghayati danmengamalkan perilaku jujur,disiplin, tanggung-jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama,toleran,damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini,ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikapsehari-hari

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran,cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam

Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam

bentuk daftar cek atau skala penilaian, dilakukan pada

saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Pengamatan sikap

dalam Kimia misalnya kerjasamadan santun dapat dilakukan

pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan pengamatan sikap

disiplin, jujur, mampu membedakan fakta dan opini, serta

teliti dapat dilakukan saat melakukan percobaan

(eksperimen) Kimia.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 29

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam

dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan

tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan

dengan sikap dan perilaku. Jurnal yang dibuat oleh guru

dapat berisi perilaku peserta didik baik yang positif

maupun negatif, dilengkapi dengan waktu terjadinya

perilaku tersebut. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap

peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.

Contoh jurnal yang dibuat oleh guru Kimia kelas X:

No Waktu

NamaPeserta

Didik

Kejadian /Perilaku Tindak lanjut

1

Selasa, 25 Maret 2014Pkl. 08.15

IdaMelaporkan bahwa diamemecahkan gelas kimia pada waktu praktik di laboratorium

Diberikan apresiasi karenakejujurannya

2 Rabu, 26Maret2014Pkl.10.10

IlhamMeninggalkanlaboratorium setelahpraktikum, tanpamembersihkan mejadan alat-alat yangsudah digunakan

Dipanggil untuk membersihkan mejapraktikum dan alat- alat yang sudah digunakan, serta diberi pembinaan

Penilaian diri (self assessment) merupakan suatu teknik

penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai

dirinya sendiri berkaitan dengan status,  proses dan

tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam

mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat

digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor.

Contoh penilaian sikap tersebut misalnya, peserta didik

diminta mengungkapkan perasaannya terhadap pembelajaran©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 30

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah

disiapkan. Penilaian ranah keterampilan

misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan

atau keterampilan yang telah dikuasainya berkaitan dengan

mata pelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang

telah disiapkan. Penilaian ranah pengetahuan  misalnya,

peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil

belajar dari mata pelajaran Kimia berdasarkan atas

kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat. Pertama,

menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua,

peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.

Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik

berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk

maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan

terhadap sikap seorang peserta didik oleh peserta didik

lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar.

Penilaian ini untuk melatih peserta didik menjadi

pembelajar yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai

dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.

Kriteria penilaian antartemanantara lain:

a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh

peserta didik;

b. Dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak

berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda;

c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta

didik;

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 31

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah

digunakan oleh peserta didik.

Contoh format penilaian antar peserta didik pada waktu

diskusi kelompok mata pelajaran Kimia

No Perilaku / sikap

Muncul/

dilakukan

Ya Tidak

1 Mau menerima pendapat teman2 Memaksa teman untuk menerima

pendapatnya3 Memberi solusi terhadap pendapat

yang bertentangan4 Dapat bekerja sama dengan teman

yang berbeda status sosial, suku,

dan agama5 ….

2.Penilaian Pengetahuan

Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur

melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara

lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian,

benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik.

Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-

tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau

tugas membuat laporan tertulis.

Tes Tertulis

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran kimia tetap

lazim dilakukan. Tes tertulis dapat berupa memilih atau

mengisi jawaban. . Memilih jawaban dapat berbentuk

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 32

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,

menjodohkan, dan sebab-akibat. Mengisi jawaban terdiri

atas isian/ melengkapi,  jawaban singkat/ pendek, dan

uraian. Butir soal yang disusun harus memenuhi kaidah

penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi,

konstruksi, dan bahasa.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta

didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,

menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan

sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes

tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat

komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes

tertulis berbentuk uraian, hendaknya guru Kimia memberi

kesempatan peserta didik untuk memberikan jawabannya

sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap

terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tertulis

berbentuk uraian pada mata pelajaran Kimia biasanya

menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka

(extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response).

Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan

oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada

pendidik untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik

pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

Tes Lisan

Tes lisan dalam pembelajaran kimia adalah tes yang

menuntut peserta didik memberikan jawaban secara lisan.

Meskipun jawabannya secara lisan bukan berarti bahwa

pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut tingkat

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 33

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

berpikir rendah (low order thinking), tetapi dapat juga

diajukan pertanyaan yang menuntut penalaran dan berpikir

kritis. Oleh karena itu dalam melaksanakan tes lisan,

guru Kimia perlu menyiapkan daftar pertanyaan yang

disampaikan melalui tanya jawab secara langsung dengan

peserta didik. Kriteria tes lisan dalam pembelajaran

kimia adalah sebagai berikut:

a.Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi

pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai;

b.Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada;

c.Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik

dalam mengkontruksi jawabannya sendiri;

d.Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan

yang komplek.

Contoh pertanyaan pada tes lisan:

a. Bagaimana cara memberi nama senyawa hidrokarbon?

b. Senyawa apa yang terbentuk pada reaksi pembakaran

hidro karbon.

Penugasan

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau

proyek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik

secara individu atau kelompok, sesuai dengan

karakteristik tugas. Contoh tugas Kimia:”Membuat bahan

presentasi mengenai bahan bakar alternatif selain minyak

bumi dan gas alam”.

3.Penilaian Keterampilan

Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai

dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan,©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 34

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak

cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,

menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan

mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk

ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti

menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan

mencipta dengan bantuan alat.

Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes

praktik, proyek, atau portofolio.

Tes Praktik

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta

didik pada waktu melakukan praktik Kimia. Dalam tes

praktik perlu dibuat rubrik penilaian, yaitu daftar

kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau

konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu.

Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi

yang menuntut peserta didik melakukan praktik di

laboratorium, misalnya praktik mengenai “Daya hantar

listrik pada berbagai larutan”.

Contoh rubrik penilaiannya sebagai berikut:

NO ASPEK YANGDINILAI

PENILAIAN1 2 3

1 Merangkai alat

Rangkaian alat tidakbenar

Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi

Rangkaian alat benar dan rapi

2 Pengamatan Pengamatantidak cermat

Pengamatan cermat tetapi mengandung interpretasi

Pengamatan cermat dan tidak mengandung interpretasi

3 Data yang diperoleh

Data tidaklengkap

Data lengkap, tetapi tidak

Data lengkap,terorganisir,dan ditulis

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 35

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

terorganisiratau ada yang salah tulis

dengan benar

4 Kesimpulan Tidak benar atautidak sesuai tujuan

Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuaitujuan

Semua benar atau sesuai tujuan

Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project based assessment) merupakan kegiatan

penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh

peserta didik menurut periode/waktu tertentu.

Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang

dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,

dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek

dapat mengukur pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan,

dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta

didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap,

keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap

penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan

perhatian khusus dari pendidik.

a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik,

mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan

menganalisis, memberi makna atas informasi yang

diperoleh, dan menulis laporan.

b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 36

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

c. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan

atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan

dan hasil proyek. Dalam kaitan ini kegiatan yang harus

dilakukan oleh pendidik meliputi penyusunan rancangan dan

instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan

penyiapkan laporan..

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan

penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek

dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir

secara holistik dan analitik.   Penilaian secara analitik

merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik

merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas

produk yang dihasilkan.Contoh tugas proyek Kimia:

“Membuat bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan

gas alam dari bahan-bahan yang terdapat di lingkungan

sekitar peserta didik”.

Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan

yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan

perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta

didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik,

atau informasi lain yang relevan dengan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik

mata pelajaran Kimia. Fokus penilaian portofolio adalah

kumpulan karya peserta didik secara individu atau

kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 37

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Penilaian terutama dilakukan oleh pendidik, meski dapat

juga oleh peserta didik sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru Kimia akan mengetahui

perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.

Misalnya, hasil karya peserta didik dalam menyusun atau

membuat laporan praktikum Kimia selama satu semester..

Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik

dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan

pembelajaran Kimia.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan

langkah-langkah seperti berikut ini.

a. Pendidik menjelaskan secara ringkas esensi penilaian

portofolio.

b. Pendidik atau guru bersama peserta didik menentukan

jenis portofolio yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri

atau di bawah bimbingan pendidik menyusun portofolio

pembelajaran.

d. Pendidik menghimpun dan menyimpan portofolio peserta

didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan

tanggal pengumpulannya.

e. Pendidik menilai portofolio peserta didik dengan

kriteria tertentu.

f. Jika memungkinkan, pendidik bersama peserta didik

membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Pendidik memberi umpan balik kepada peserta didik atas

hasil penilaian portofolio.

Contoh penilaian portofolio:

1. Ruang lingkup:

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 38

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

a.Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil

laporan praktikum Kimia kelas X semester 2.

b.Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-

lambatnya satu minggu setelah peserta didik

melaksanakan praktikum.

c.Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu

minggu sebelum Ulangan Akhir Semester 2.

2. Uraian tugas portofolio

a. Buatlah laporan praktikum Kimia untuk seluruh kegiatan

praktikum selama semester 2.

b. Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan,

pelaksanaan, dan hasil praktik.

c. Pilihlah (peserta didik bersama guru) tiga karya

portofolio terbaik untuk dinilai.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 39

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian

kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan,

kompetensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus

pertama dan utama bagi pendidik dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga

kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh

penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian

yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.

Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian

yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi

tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata

pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum

pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54

tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi KemampuanSikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap

orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,

percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan duniaPengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif dalam ilmu

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 40

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

serta dampak fenomena dan kejadian.Keterampila

n

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang

efektif dan kreatif dalam ranah abstrak

dan konkret sebagai pengembangan dari yang

dipelajari di sekolah secara mandiri.

Dalam upaya mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana

telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan,

penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa

Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan

yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang

telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Tingkat kompetensi untuk SMA terdiri atas dua tingkatan,

yaitu tingkat kompetensi kelima yang mencakup kelas X dan

kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII.

Uraian Kompetensi Inti untuk Tingkat Kompetensi 5 (kelas X –

XI) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap

Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnyaSikap

Sosial

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 41

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan duniaPengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalahKeterampila

n

4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif,

serta mampu menggunakan metoda sesuai

dengan kaidah keilmuan

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku

guru dan buku siswa)

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku

secara umum dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai

berikut;

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 42

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Penjelasan Bagan 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI

dan KD sebagai berikut;

a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik

melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang

akan memberikan pengalaman belajar secara langsung

(direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious

dan sikap social yang harus dicapai peserta didik

sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang

merupakan pengalaman belajar tidak langsung

(indirect teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil

pembelajaran secara utuh atau teerpadu.

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan

silabus atau buku dengan mempertimbangkan keluasan

dan/atau kedalaman materi pembelajaran.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 43

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis

memiliki perbedaan dengan yang tercangtum di

salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil

kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan

tuntutan KD-3. Guru dapat mengembangkan materi

pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku

sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi

pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar

yang termuat dalam kompetensi inti ketiga

(pengetahuan).

Linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai

materi pokok yang ada dalam silabus dan buku adalah

sebagai berikt;

Kompetensi Dasar (KI3)

Kompetensi Dasar (KI4)

Materi Pokok(Dalam

Silabus)3.1 Memahami hakikat

ilmu kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjadi laboratorium serta peran kimiadalam kehidupan.

4.1 Menyajikan hasilpengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjadalam mempelajarikimia serta perankimia dalam kehidupan.

Hakikat danPeran Kimiadalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan.

Hakikat ilmu kimia

Metode ilmiah dankeselamatan kerja

3.2 Menganalisis perkembangan model atom

4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.

Perkembangan model atom

Dst©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 44

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok

dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam KI-3

(pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap

diperlukan untuk melihat linieritas dengan KI-4

(keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran kimia dikelompokkan

dalam empat kategori, yaitu:

a. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat

dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.

Contoh fakta adalah peristiwa pelapukan, metabolisme,

es mencair dan air menguap, besi berkarat, dan

sebagainya.

b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta

atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung

antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh

konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya.

c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara

konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip Kimia bersifat

analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang

ditarik dari berapa contoh. Termasuk ke dalam kategori

prinsip adalah hukum, teori, dan azas. Contoh prinsip

adalah hukum Dalton, persamaan reaksi, dan sebagainya.

d. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan

sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural

merupakan bagian dari kompetensi pada aspek

keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah kerja

ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap

materi pokok. Contoh: percobaan elektrolisis, percobaan

menentukan kecepatan reaksi, dan lain-lain.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 45

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

4.Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan

saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan

data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

5.Merumuskan Indikator Pencapaian

Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan

hal-hal berikut ini

a.Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang

terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat

kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan)

b.Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti,

kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran

dan penilaian dalam silabus

c.Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat

kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar

maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke

tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target

pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan

daya dukung sekolah dan lingkungannya

d.Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

e.Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mengkreasi/ mencipta

f.Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 46

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

g.Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk

mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar

kompetensi lulusan

6.Mengembangkan Alternatif Penilaian (Penilaian Autentik)

a.Penilaian aspek sikap melalui pengamatan, penilaian

diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap

melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan atau

daftar periksa (checklist) pengamatan yang memuat aspek

sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati

merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KD-KD

pada KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis

kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam

rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran

penilaian sikap dalam tabel analisis perlu

direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan peserta didik.

b.Penilaian aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes

lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan

dijabarkan dalam tabel analisis menjadi aspek-aspek yang

digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas

bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman

penskoran.

c.Penilaian aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek

dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan

mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan

sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang

diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret.

Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis

merinci aspek penilaian yang dilakukan dan dihubungkan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 47

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta

didik.

C. Hasil Kajian Terahadap Silabus dan/atau buku

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 48

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

KompetensiDasar

MateriPokok

MateriPembelajaran

AlternatifPembelajaran

Sikap Pengetahuan KeterampilanIndikator

Penilaian

Indikator Penilaian

Indikator Penilaian

3.1. Memahami hakikat ilmu kimia,metode ilmiah dan keselamatankerja di laboratorium serta peran kimiadalam kehidupan.

Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan

Hakikatilmu kimia

Metode ilmiah dan keselamatan kerja

Fakta1.

Produk-produkkimia dalam kehidupan

2. Peran kimia dalam perkembanganilmu lain

3. Artikel tentang hakikat ilmukimia,metode

Mengamati (Observing)

Mengamati produk-produk kimiadalam kehidupan (gambar atauvideonya), misalnya sabun, detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur,asam cuka dan lain lain.

Membaca artikel

1.Menunju-kan sikap positip, beriman,berakhlak mulia (individu dan sosial)

2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran,

Observasi

Keg.1 saat diskusidan presentasi dengan lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima

2. menghargai

3. Disiplin

4. Tanggungjawab

1. menyebutkan produkkimia dalam kehidupan2. menjelaskan peran kimia dalam kehidupandan perkembangan ilmu lain3. menjelaskan hakikat ilmu kimia,4. mengenal alat-alat

Tugas 1. Membuat laporan tentang hakikat ilmukimia,metodeilmiahdan keselamatan kerja di laboratoriumserta peran kimia dalam kehidupan.

1. Merancangdan melakukanpercobaanterkait kerja ilmiah2. menggunakan pembakar spirtus3. menggunakan lumpang dan mortar4.menggunakanStopwatch5.menggunakan pengaduk6.mengkaj

Kinerja:Percobaan menentukan variabel yang mempengaruhikelarutan gula dalam air.PresentasiKelompokaspek:1. Penguasaan Isi2. Teknik

4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia,metode ilmiah dan keselamatan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 49

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

kerja dalammempelajarikimia sertaperan kimiadalam kehidupan.

ilmiahdan keselamatan kerja di laboratorium

Konsephakekat kimiaPrinsipKeselamatan kerja dilaboratoriumProsedurlangkah kerja ilmiah

tentang peran kimia dalam perkembanganilmu lain (farmasi, geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global.

Membaca artikel tentang hakikat ilmukimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.

Menanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan

ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

Keg.2 Merancang dan melakukan percobaan, aspek:1 kejujuran,2. ketelitian3. disiplin4. tanggungjawab

dan bahan kimia

5.mengenal tata tertib laboratorium.

6. membedakan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam penyelidikan ilmiah7.Membuatlaporan tertulis hasil praktikum

aspek:1.Visual laporan2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan

Portofolio2. Laporan pengamatan

Tes3. Tertulis membuat bagan

i dan mengolah data eksperimen7.Membuatlaporan tertulis hasil praktikum8.Mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan menentukan variabelyang mempengaruhi kelarutan gula dalam air.

Bertanya/ Menjawab3Metode PenyajianPortofolio/Produk(fokuspenilaian padaaspek:1. Visuallaporan2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 50

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya:

- Apa yang dipelajari dalam kimia?

- Apa manfaatnya belajar kimiadan kaitannyadengan karir masa depan?

Mengumpulkan Data (Experimenting)

Mengkaji literatur tentang perankimia dalam kehidupan, perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikanmasalah global.

Mengunjungi laboratorium

/ skematentang hakikat kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjasertaperankimiadalamkehidupan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 51

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

untuk mengenal alat-alat danbahan kimia serta tata tertib laboratorium.

Mendiskusikankerja seorangilmuwan kimiadalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiahmeliputi: penemuan masalah, perumusan masalah, kajian pustaka, menentukan variabel, membuat hipotesis,

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 52

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

melakukan percobaan danmengolah dataserta membuatlaporan.

Merancang danmelakukan percobaan terkait kerjailmiah, misalnya menentukan variabel yangmempengaruhi kelarutan gula dalam air.Mengasosiasi (Associating)

1. Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metodeilmiah dan keselamatan kerja di

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 53

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.Mengomunikasikan (Communicating)Mempresentasikan hasil pengamatan dandiskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar.

3.2. Menganalisis perkembanganmodel atom

3.3. Menganal

StrukturAtom danTabel Periodik

Partikel

Fakta Partikel partikel

Mengamati (Observing)

Mengamati partikel partikel

1.Menunjukan sikap positip(indivi

Observasi

Sikap ilmiah

Membandingkan perkembangan teori

Portofoli. tugas membua

Mempresentasikan peta konsep mengenai

Presentasi Kelompokaspek:

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 54

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

isis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.

3.4. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dandiagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dansifat-sifat periodik unsur.

4.2. Mengolahdan menganalisisperkembanganmodel atom.

partikelpenyusunatom

Nomor atom dannomor massa

Isotop, isobar, isoton

Perkembangan model atom

Konfigurasi elektron

dan diagram orbital

Bilangankuantum dan bentuk orbital.

Sistem periodikunsur

penyusun atom

Sistemperiodik unsur Sifat unsur

Konsep Nomoratom dan nomormassa

Isotop, isobar, isoton

Bilangan kuantum dan bentuk orbit

penyusun atomdan menentukan nomor atom dan nomor massa suatu unsur serta Isotop, isobar, isoton

Mengamati perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital sertahubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik.

Mengamati

du dan sosial)dalam diskusikelompok2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

saat diskusi dan presentasidengan lembar pengamatan

Aspek sikap ilmiah:1.Menerima

2.menghargai,

3.disiplin

4.tanggungjawab

atom mulai teori atom Dalton hingga teori atom Niels Bohr.

Menentukan jumlahproton, elektron, dan netron suatu atom unsur berdasarkan nomor atom dannomor massanya.

Menentukan isotop,

t petakonsepmengenai perkembanganteori atom. tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan

Tes tertulis uraian:3. Menentukan jumlah

perkembangan teoriatom

Menuliskan konfigurasi elektron suatuatom /ion jika diketahui nomor atomnyaatau sebaliknya

Menentukan elektron valensi

Menentukan bilangan kuantum

1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian

Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallaporan2. keleng

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 55

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

4.3. Mengolahdan menganalisistruktur atomberdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.

4.4. Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dandiagram orbital untukmenentukan letak unsur dalam tabel periodik dansifat-sifat periodik unsur

(sifat keperiodikan unsur)

al.Prinsip1. AufbauPauli

2. Hund

Prosedur Konfigurasi elektrondan diagram orbital

perkembangan tabel periodik unsur untuk menentukan golongan dan perioda berdasarkan kulit dan subkulit atomserta sifat keperiodikan unsur

Menanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan partikel partikel penyusun atom, misalnya: adakah unsur yang sama mempunyai netron berbeda?

isobar, dan isoton beberapaunsur.

Menuliskan konfigurasi elektronsuatu atom. /ion jika diketahui nomor atomnya atau sebaliknya

Menentukan elektronvalensi suatu atom. berdasar

elektron, proton, dan netrondalam atom4. Menentukan konfigurasi elektron dandiagram orbital5. Menentukan bilangan kuantum dan bentukorbital6. Meng

elektron tertentu

Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.

Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannyadengan bilangankuantum.

Mempresentasikan peta konsep mengenaiperkembangan tabel periodik

kapan.3. jawaban pertanyaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 56

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur atom, misalnya: bagaimana partikel dasar tersusun dalam atom (konfigurasi elektron)? dimana kemungkinan keberadaan elektron dalam orbital(bilangan kuantum)?

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apadasar

kan nomor atom

Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr

Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanikakuantum

Menentukan bilangankuantum (kemungkinan elektronberada)

analisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektronMenganalisiskecenderungan sifat keperiodikanunsur dalam satu golongan atau period

Menentukan periode dan golonganunsur-unsur dalam tabel periodik.

Mengaitkan konfigurasi elektronsuatu unsur dengan letaknyadalam sistem periodik

Mengklasifikasikan unsur ke dalamlogam, non

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 57

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pengelompokanunsur dalam tabel periodik, bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, apayang menyebabkan keteraturan sifat unsur dalam tabel periodik?

Mengumpulkan Data (Experimenting)

Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur dalam tabel periodik

Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.

Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund danazas laranganPauli untuk menuliskan konfigurasi elektrondan diagram orbital.

Menentukan kulit dan sub kulit

e berdasar kandata

logam, dan metaloid.

Menunjukkan massaatom relatif dari tabel periodik.

Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 58

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut.

Menganalisis jumlah proton, elektron, dannetron suatu unsur untuk menentukan isotop, isobar dan isoton.

Menganalisis perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk

serta hubungannya dengan bilangankuantum.

Membandingkan perkembangan sistem periodikmelalui studi kepustakaan.

Menentukan periode dan golonganunsur-unsur dalam tabel periodik.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 59

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

orbital sertahubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik.

Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)

Mengasosiasi (Associating)

Menyimpulkan bahwa golongan dan perioda unsurditentukan

Mengaitkan konfigurasi elektronsuatu unsur dengan letaknyadalam sistem periodic

Mengklasifikasikan unsur ke dalamlogam, non logam, dan metaloid.

Menunjukkan massaatom relatif

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 60

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

oleh nomor atom dan konfigurasi elektron.

Menyimpulkan adanya hubungan antara konfigurasi elektron suatu unsur dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)Mengomunikasikan (Communicating)

Mempresentasikan perkembangan teori atom

dari tabel periodik.

menentukan hubunganantara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitaselekton,dan keelektronegatifan)

membandingkan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 61

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

dan perkembangan tabel periodikunsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar.

besaran nillai jari-jari atom, energi ionisasi, afinitaselekton,dan keelektronegtifan unsur satu dengan yang lain berdasarkan nomor atomnya atau letaknyadalam SPU

3.5. Membandingkan proses

Senyawa

Fakta Senya

Mengamati (Observing)

1. Menunju

Observasi

Menjelaskan

Portofolio

Menggambarkan

Presentasi

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 62

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifatfisik materi.

3.6. Menganalisis kepolaran senyawa.

3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron disekitar inti

kovalen polar dan non polar.

Ikatanlogam

Gaya antar molekul

Sifat fisik senyawa.

wa ion, kovalen polardan non polar.

Sifatfisiksenyawa

Konsepikatan ion,

ikatan kovalen,

ikatankovalen koordinasi

ikatanlogam

interaksi antar

Mengamati struktur Lewis beberapa unsur.

Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen

Membaca titikdidih senyawahidrogen halida.

Menanya (Questioning)

Bagaimana hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis?

Dari tabel titik leleh

kan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan

Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatatdata hasil percobaandengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab

kecenderungan suatu unsur untuk mencapaikestabilannya dengan cara berikatan denganunsur lain.

Menjelaskan hubunganantara susunan elektronvalensi dengan strukturLewis

Menjelaskan prosesterbentuknya

Laporan percobaan

Tes tertulis uraian

Membandingkan prosespemben-tukanion dan ikatankovalen.

Membedakan ikatankovalen tunggal dan ikatankovale

susunan elektronvalensi atom gasmulia (duplet dan oktet).

Menggambarkan elektronvalensi suatu unsur menggunakan strukturLewis.

Me nggambar-kan proses terbentuknya ikatan ion

Me nggambar

Kelompokaspek:1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian

Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallapora

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 63

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.

4.5 Mengolah dan menganalisisperbandinganproses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat

Bentukmolekul

partikel

kepolaran senyawa.

PrinsipTeori DomainElektron

Bentuk molekulTeori VSEPR

Prosedur7. Langkah kerja percobaan kepolaran senyawa.Langkah-

muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yangtitik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?

Mengapa atomlogam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron?

Mengapa atomoksigen dapat mengikat duaatom hidrogen sedangkan

tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

ikatan ion.

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,rangkap dua, danrangkap tiga.

Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan ion dan kovalen dalam kehidupan sehari-

n rangkap

Menganalisiskepolaran senyawa

Menganalisishubungan antarajenis ikatandengansifat fisis senyawa

Menganalisisbentukmolekul

-kan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,rangkap dua, danrangkap tiga.

Menyajikan hasilanalisisperbandingan pembentukan ikatan.

Menghitung jumlah PEB dan PEI suatu molekul

n2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 64

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

fisik materi.

4.6 Merancang,melakukan, dan menyimpulkanserta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.

4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlahpasangan elektron di sekitar intiatom (Teori Domain Elektron).

langkah meramalkan bentuk molekul

atom nitrogen dapat mengikat tiga atom hidrogen?

Apakah ada hubungan antara ikatan kimiadengan sifatfisis senyawa?

Mengapa titik didih air tinggi pada hal airmempunyai massa molekul relatif kecil?

Mengumpulkan Data (Experimenting)

Mengingatkansusunan elektron valensi

hari Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen Menjelaskan mengapa ada senyawa yang titik lelehnyarendah dan ada yang titik lelehnyatinggi?

Menganalisis penyebab

Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori pasanganelektron.

Merancang percobaan kepolaran beberapasenyawa

Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 65

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

dalam orbital.

Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital.

Menganalisispembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungandengan kecenderungan atom untukmencapai kestabilan).

Membandingkan proses terbentuknyaikatan ion dan ikatan kovalen.

perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapasenyawa.

Menunjukkan PEBdan PEI

Menentukan tipe molekul

Menentukan bentuk molekul berdasar

danmempresentasikanhasil percobaan kepolaran beberapasenyawa dengan menggunakan bahasa yang benar.

Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasanganektron di sekitar

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 66

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Menganalisispenyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.

Menganalisisbeberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion.

Menganalisisbeberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua,kovalen rangkap tigadan kovalen koordinasi.

Menganalisissifat logam dengan

kan teori pasanganelektron.

Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

Menjelaskan hubungankepolaran beberapasenyawa dengan keelektronegatifan

Membedakan gaya-gmolekul

inti atom.

Menyajikan hubungankepolaran senyawa dengan bentuk molekul.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 67

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

proses pembentukan ikatan logam.

Menganalisishubungan antara keelektronegatifan unsurdengan kecenderungan interaksi antar molekulnya

Menganalisispengaruh interaksi antarmolekulterhadap sifat fisis materi.

Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen,

Menjelaskan hubunganantara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?

Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals,

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 68

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.

Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik).

Mengamati dan mencatathasil percobaan kepolaran

gaya London, dan ikatan hidrogen)

Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam.

Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatanny

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 69

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

senyawa. Menganalisis

dan menyimpulkanhasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan.

Mengasosiasi (Associating)

Menganalisiskonfigurasi elektron danstruktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia.

Menyimpulkanbahwa jenis ikatan kimiaberpengaruh kepada sifatfisik materi.

Mengomunikasika

a. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagaisenyawa.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 70

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

n(Communicating) Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan.

Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.

Mengamati (Observing) Mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/anim

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 71

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

asi.Menanya (Questioning) Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa?

Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa?

Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 72

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

molekul dengan kepolaran senyawa.

Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkanbentuk molekul berdasarkan teori jumlahpasangan elektron di sekitar intiatom.

Menyimpulkanhubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.

Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan gambar bentuk molekul

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 73

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

berdasarkan teori jumlahpasangan ektron di sekitar intiatom.

Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul.

3.8 Menganalisis sifat larutanelektrolit danlarutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

4.8 Merancang, melakukan, danmenyimpulkan serta menyajikan

Larutan elektrolit dannonelektrolit

Fakta Konduktor Isolator Pelarut TerlarutKonsep Laru

tan Larutan elektrolit Laruta

Mengamati(Observing) Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Menanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan apakah semualarutan

1.Menunjukan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan

Observasi Sikapilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan

Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit*Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektroli

TugasMembuat petakonseptentang larutan elektrolit dan nonelektrolit

Portofolio

Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan dayahantar listriknya Melakukan percoba

Laporan praktikum

kinerja:

Menyajikan laporan hasil percobaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 74

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit danlarutan non- elektrolit .

n nonelektrolit Reaksiionisasi

Prinsip Peran ion dalam hantaranlistrik larutan(teori archenius) Kekuatan elektrolit

Prosedur8. Langkah kerja percobaan daya hantar

dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ketika banjir orangbisa tersengat arus listrik? Apamanfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?

Mengumpulkan Data (Experimenting) Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantarlistrik dan mempresentas

sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan

lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab

t dan nonelektrolit melalui percobaan*Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya*Menjelaskan penyebab kemampuanlarutan elektrolit menghantarkan aruslistrik

Peta konsep

Tes tertulis uraian

Menganalisispenyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan aruslistrikMengelompokkan larutan elektrolit dan nonele

an.dayahantar listrikpada beberapa larutan.

Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.dayahantar listrikpada beberapa larutan.

Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya

tentang dayahantarlistrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan nonelektrolit.PresentasiKelompokaspek:1. Penguasaan Isi

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 75

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

listrik dalam larutan

ikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.

Melakukan percobaan.daya hantar listrik padabeberapa larutan.

Mengamati dan mencatatdata hasil percobaan.daya hantar listrik padabeberapa larutan.

Mengasosiasi (Associating)

Menganalisisdata hasil percobaan untuk menyimpulkansifat larutan berdasarkan

kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

*Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

ktrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasar-kandata percobaan.

hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.

Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapatberupa senyawa ion atausenyawa kovalen polar

Mengomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan

2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian

Portofolio/Produk(fokuspenilaian padaaspek:1. Visuallaporan2. kelengkapan.3. jawaban

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 76

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit).

Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatandan menjelaskannya.

Menyimpulkanbahwa larutan elektrolit dapat berupasenyawa ion atau senyawakovalen polar

Mengomunikasikan (Communicating)Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya

non elektrolit

pertanyaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 77

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

hantar listriklarutan elektrolit kuat, larutanelektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit.

3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukanbilangan oksidasi atom dalammolekul atau ion.

3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik

Reaksi Oksidasidan Reduksi Konsepreaksioksidasi - reduksi

Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion

Fakta Perkaratan Pembakaran respirasiKonsep reaksi oksidasi –reduksi

oksidatordan reduktor

bilangan

Mengamati (Observing) Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang ataupisang) yangdibelah dan dibiarkan diudara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan

1. Menunjukan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghar

Observasi

Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatatdata hasil percobaandengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah:1. Menerima2. me

menjelaskan

perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi

menyebutkan 3 contoh reaksi redoks dlm kehidupan sehari-hari

Menentukan bilangan

Observasi9. tugas membuat petakonsepmengenai perkembanganreaksiredoks10. tugas terstruktur mandiri yaitu menger

menentukan bilanganoksidasi, oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajik

Merancang percobaan reaksi pembakarandan serahterima elektronPresentasiMenyajikanhasilpercobaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 78

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

dan organik sederhana.

4.9 Merancang, melakukan,dan menyimpulkan serta menyajikanhasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi.

4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.

Tata nama senyawa

oksidasi

PrinsipAturan

penentuan bilangan oksidasi

aturanIUPAC untuk penamaansenyawa anorganik dan organik

Prosedur percobaan reaksi oksidasi-reduksi

reaksi oksidasi-reduksi.

Menyimak penjelasan tentang perkembangankonsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.

Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan mengapa buahapel, kentang ataupisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di

gai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian,

nghargai,3. disiplin4. tanggungjawab

oksidasiatom unsur dalam senyawa atau iondalam diskusi kelas.

Menuliskan reaksi pembakaran hasilpercobaan.

Menerapkan aturanIUPAC untuk penamaansenyawa anorganik dan organik sederhana.

jakan latihan

Tes tertulis

Menganalisisunsur yang mengalami oksidasi danunsur yang mengalami reduksi

Menuliskan persamaan reaksioksidasi reduks

an hasilpercobaan reaksioksidasi-reduksi. Menalaraturan IUPAC dalam penamaansenyawa anorganik dan organik sederhana.

reaksi pembakarandan serahterima elektron.

Menyajikanpenyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsurdalamsenyawa atau ion.

Kelomp

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 79

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

udara menjadi berwarna coklat? Mengapa besibisa berkarat?

Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion?

Mengumpulkan Data (Experimenting)

Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilmya untuk

disiplin dan tanggung jawab

iMenganalisisbilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion

Memberi namasenyawa-senyawa kimia menurut aturanIUPAC

okaspek:1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian

Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallaporan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 80

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

menyamakan persepsi.

Melakukan percobaanreaksi pembakaran dan serah terima elektron.

Mengamati dan mencatathasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.

Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam

2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan

Portofolio

Laporan percobaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 81

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

senyawa atauion.

Mengasosiasi (Associating)

Menganalisisdata untuk menyimpulkanreaksi pembakaran dan serah terima elektron

Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.

Menyamakan jumlah unsursebelum dan sesudah reaksi.

Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran.

Menuliskan reaksi serah

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 82

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

terima elektron hasil percobaan.

Berlatih menuliskan persamaan reaksi serahterima elektron.

Menganalisisdan menyimpulkanbilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.

Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.

Menyajikan ©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 83

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

penyelesaianpenentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.

Mengamati (Observing)

Mengkaji literatur tentang tatanama senyawaanorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.

Menanya (Questioning)

Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untukmemberi nama senyawa.

Mengumpulkan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 84

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Data (Experimenting)

Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tatanama senyawa anorganik dan organiksederhana menurut aturan IUPAC.

Mendiskusikan aturan IUPAC untukmemberi nama senyawa.

Mengasosiasi (Associating)

Menyimpulkan penerapanaturan tata

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 85

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

nama senyawa anorganik dan organiksederhana menurut aturan IUPAC.

Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.

Mengomunikasikan (Communicating)Menyajikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturanIUPAC.

3.11 Menerapkan

Stoikiometri

Fakta Atom

Mengamati (Observing)

1.Menunjukan

Observasi

Menyebutkanpen

Tes tertul

Merancang

Tugas Meran

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 86

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia

4 .11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep moluntuk

Massa atom relatif (Ar) danMassa molekul relatif (Mr)

Persamaan reaksi

Hukum dasar kimia- hukum Lavoisier- hukum Proust- hukum Dalton- hukum Gay Lussac- hukum Avogadro

Konsep Mol- massamolar

Massa zat

Reaksi kimia

KonsepMassa atom relatif(Ar) dan Massa molekulrelatif(Mr)

Persamaan reaksi

Konsep Mol- massa molar- volume molar gas- Rumus

Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol.

Mengkaji literatur tentang penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.

Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom

sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

Sikapilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab

gertianmassa atom relatifdan massa molekulrelatif.

Menyebutkan caramenentukan massaatom relatif dan massa molekul relatif.

menentukan massa molekulrelatif. Jikadiketahui massa

is uraian

Menentukan massa atom relatif (Ar)dan massa molekul relatif (Mr)

Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.

Menentukan

percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier

mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.

Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.

cang percobaan untukmembuktikan hukumLavoisier

Portofolio

Laporan percobaan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 87

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

menyelesaikan perhitungan kimia

- volume molar gas- Rumusempiris dan rumus molekul.- Senyawa hidrat.- Kadarzat (persentase massa, persentase volume, bagian per Jutaatau part permillion,molaritas, molalitas, fraksi

empiris dan rumus molekul.- Senyawa hidrat.- Kadar zat (persentase massa, persentase volum, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi

relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa?

Bagaimana cara menyetarakanpersamaan reaksi?

Bagaimana membedakan rumus empiris dengan rumusmolekul?

Mengapa terbentuk senyawa hidrat?

Bagaimana menentukan kadar zat?

Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan

3.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

atom relatif

menyetarakan persamaan reaksi.

menyebutkanhukum Proust , hukumDalton,hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

Menerapkan hukum Proust untuk memecahkan masalah

Menerap

kadar zat dalam campuran

Menyetarakanpersamaan reaksi

Menerapkan konsepmol dalam perhitungan kimia

Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier.

Menyajikan cara menentukan massaatom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi. Mempresentasikan hasilkajian

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 88

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

mol).Perhitungan kimia- hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi.Pereaksipembatas

mol).Perhitungan kimia- hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi.Pereaksi pembatas

PrinsipHukum dasar kimia- hukumLavoisi

penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.

Mengumpulkan Data (Experimenting) Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.

Mendiskusikan cara menyetarakanpersamaan reaksi.

Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentas

kan hukum Dalton untuk memecahkan masalah

Menerapkan hukum Gay Lussac untuk memecahkan masalah

Menerapkan hukum Avogadro untukmemecahkan masalah

Menyebutkan pengertian massa

tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Menyajikan cara menentukan rumusempiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menyajikan penentuan kadar zat

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 89

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

er- hukumProust- hukumDalton- hukumGay Lussac- hukumAvogadro

Prosedur percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Langkah-langkahperhitungan kimia

ikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.

Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.

Mengamati dan mencatatdata hasil percobaan hukum Lavoisier.

Mendiskusikan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

Mendiskusikan massa molar,

molar, volume molar gas, rumus empirisdan rumus molekulserta senyawahidrat.

Menghitung massa suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya

Menghitung volume suatu

dalam campuran. Menyajikan penerapan konsepmol untuk menyelesaikan perhitungan kimia

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 90

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

volume molargas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.

Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran.

Menganalisiskonsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta

gas jika diketahui satuan lain atau sebaliknya

Menghitung jumlah partikel suatuzat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya

Menentukan kadar zat dalam campura

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 91

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

pereaksi pembatas).

Mengasosiasi (Associating) Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif

Berlatih menyetarakanpersamaan reaksi.

Menganalisisdata untuk membuktikan hukum Lavoisier.

Menganalisishasil kajianuntuk menyimpulkanhukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan

n. Menerapkan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 92

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

hukum Avogadro.

Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas.

Menghubungkan rumus empiris dengan rumusmolekul

Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat

Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .

Menyimpulkan

pembatas).

Menentukan rumus molekuldari rumus empiris

Menghitung banyaknya molekulair dalam senyawahidrat

Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj,

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 93

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.

Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.

Mempresentasikan hasil

molaritas, molalitas, danfraksi mol) .

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 94

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.

Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran.

Menyajikan penerapan konsep mol untuk

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 95

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

menyelesaikan perhitungan kimia.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 96

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

BAB IV PENUTUP

Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan

belajar, artinya bahwa semakin efektif kegiatan pembelajaran

maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin

tidak efektifnya pembelajaran berdampak hasil belajar yang

kurang optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran

yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran

tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses

pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,

kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui

interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam

silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam

pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar

dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengomunikasikan hal-hal yang sudah ditemukannya dalam

kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama

bagi pendidik dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan

analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis akan

diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang

terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak

dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung

berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik

pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 97

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran

langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara

bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana

untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak

langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD dari

KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh pendidik

baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada

silabus. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam

menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam

Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai

secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan pendidik dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian

autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran

operasional antara lain dalam mengembangkan materi

pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran

serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Strategi

penilaian disiapkan untuk memfasilitasi pendidik dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil

belajar dengan pendekatan autentik.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 98

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

DAFTAR PUSTAKA

Alfred, Devito. (1989). Creative Wellsprings for Science Teaching.Creative ventures. 

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy ForLearning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy ofEducational Objectives. New York. Longman.

Beyer, B.K (1985) Practical Strategies for the Direct Teachingof Thinking Skill. In A.L Costa (ed). Developing Minds: AResource Book for Teaching Thinking Alexandra: ASCD.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: HarvardUniversity Press.

Cain, S.E. and Evans, J.M (1990). Sciencing, An InvolvementApproach to Elementary Science Methods. Colombus: MemiPublishing Co.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, andEpistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Joice & Weil. (1996). Models of Teaching. Prentice-Hall, Inc. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all”

through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atasPP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan(Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan LembarNegara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar KompetensiLulusan;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi PendidikanDasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses PendidkanDasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar PenilaianPendidikan.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar danStruktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Semiawan, C. 1998. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta :Gramedia

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 99

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembarNegara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No.4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic CompetencyFrameworks: a Brief Historical Overview. EducationResearch and Perspectives, Vol.37. No.1. The University ofWestern Australia.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta:Bigraf Publishing.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 100

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Lampiran 1: Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMA ............Matapelajaran : KimiaKelas/Semester : X/GenapMateri Pokok : LarutanElektrolit dan Non ElektrolitAlokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa

ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 101

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan

nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

Indikator:

3.8.1 Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan

non elektrolit.

3.8.2 Mengidentifikasi sifat-sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan.

3.8.3 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan

elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya

hantar listriknya.

3.8.4 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan

elektrolit menghantarkan arus listrik

3.8.5 Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan,

serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat

larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

Indikator:

4.8.1 Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat

larutan berdasarkan daya hantar listriknya.

4.8.2 Melakukan percobaan daya hantar listrik pada

beberapa larutan.

4.8.3 Mencatat data hasil percobaan daya hantar

listrik pada beberapa larutan

4.8.4 Menganalisis data hasil percobaan daya hantar

listrik larutan elektrolit dan larutan non-

elektrolit.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 102

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

4.8.5 Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya

hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit.

4.8.6 Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat

berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar

4.8.7 Mengomunikasikan hasil percobaan larutan

elektrolit dan non elektrolit.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran larutan elektrolit

dan larutan non elektrolit, peserta didik dapat:

1. menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada

larutan sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.

2. menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam

diskusi kelompok.

3. menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan

melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan

tanggung jawab.

4. menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non

elektrolit.

5. mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan

nonelektrolit melalui percobaan.

6. mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan

non elektrolit berdasarkan data hantar listriknya.

7. menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

8. mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

9. merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan

berdasarkan daya hantar listriknya.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 103

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

10.melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa

larutan.

11.mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada

beberapa larutan.

12.menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion atau senyawa kovalen polar.

13.menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan

daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit.

14.menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar

listrik larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

D. Materi Pembelajaran

Fakta

o Konduktor

o Isolator

o Pelarut

o Terlarut

Konsep

o Larutan

o Larutan elektrolit

o Larutan non elektrolit

o Reaksi

o Ionisasi

Prinsip

o Peran ion dalam hantaran listrik larutan (teori

Arrhenius)

o Kekuatan elektrolit

o Prosedur

o Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam

larutan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 104

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik

dinamakan larutan elektrolit. Kekuatan menghantarkan

listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam

larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ion maka

semakin kuat sifat elektrolit.Hal ini disebabkan oleh

derajat ionisasi zat terlarut yang makin besar.

1. LARUTAN ELEKTROLIT KUAT

Mempunyai derajat ionisasi 1 ( = 1 )

Terion sempurna

Contoh : HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq)

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)

H2SO4(aq)2H+(aq) + SO42-(aq)

NaOH(aq)Na+(aq) + OH-(aq)

2. LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH

Mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 )

Terion sebagian

Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)

CH3COOH(aq ) ⇆ CH3COO-(aq) + H+(aq)

NH4OH(aq) ⇆ NH4+(aq) + OH-(aq)

3. LARUTAN NON ELEKTROLIT

Mempunyai derajat ionisasi ( = 0 )

Tidak terion

Contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq)

CO(NH2)2(aq) CO(NH2)2(aq) (tidak terion;

tidak menghasilkan ion-ion )

C12H22O11(aq) C12H22O11(aq) (tidak terion;

tidak menghasilkan ion-ion )

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 105

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

4. JENIS SENYAWA ELEKTROLIT

No Jenis SenyawaSifat Senyawa

( elektrolit / non elektrolit )Padat Lelehan Larutan

1.

2.

Senyawa ion (NaCl,

MgCl2)

Senyawa kovalen

polar (HCl, HBr)

Non

elektrolit

Non

elektrolit

Elektrolit

Non

elektrolit

Elektrol

it

Elektrol

it

Ion-ion pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan

larutan dapat bergerak bebas, sedangkan pada wujud

padat tidak. Demikian pula pada senyawa kovalen,

hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat

bergerak bebas. Jadi sifat elektrolit suatu senyawa

ditentukan oleh ionnya.

E. Metode Pembelajaran

Inkuiri, diskusi, dan kerja kelompok.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media

Bahan tayang berupa video

2. Alat/Bahan

Alat uji elektrolit, gelas kimia, beberapa larutan

elektrolit dan non elektrolit

3. Sumber Belajar

Saptono Nugrohadi, Kimia Kelas X SMA /MA , Balai

Pustaka, 2009. Jakarta

Supplement books:

Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media

Pratama, 2008

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 106

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Buku Pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang

Aktivitas Peserta didik, dan hands out

Lembar kerja

Internet

http://e-dukasi.net

G. Langkah-langkahKegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

No Kegiatan Deskripsi Waktu. 1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan

pertanyaan dari pendidikberhubungan dengan kondisi kelas,mengabsen

2. Sebagai apersepsi untuk mendorongrasa ingin tahu dan berpikirkritis, pendidik mengajukanpertanyaan tentang larutan guladan larutan asam cuka

3. Pendidik memotivasi peserta didikuntuk mencermati tayangan video“Nelayan”

4. Peserta didik menerima informasikompetensi, materi, tujuan,manfaat, dan langkah pembelajaranyang akan dilaksanakan.

5. Pendidik menagih secara lisantugas baca dan mencari artikeltentang larutan elektrolit dannon elektrolit.

15’

2 Inti 1. Peserta didik mengkaji literaturtentang larutan elektrolit dannon elektrolit.

2. Peserta didik mengajukanpertanyaan berkaitan denganlarutan elektrolit dan nonelektrolit,misalnya:Apakah semualarutan dapat menghantarkan aruslistrik? Mengapa ikan di sungaibisa mati tersengat arus listrik?Apa manfaat larutan elektrolitdalam kehidupan?

3. Peserta didik merancang percobaan

90’

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 107

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

No Kegiatan Deskripsi Waktuuntuk menyelidiki sifat larutanberdasarkan daya hantar listrikdan mempresentasikan hasilnyauntuk menyamakan persepsi.

4. Peserta didik melakukan percobaandaya hantar listrik beberapalarutan.

5. Peserta didik mengamati danmencatat data hasil percobaan dayahantar listrik pada beberapalarutan.

6. Peserta didik menganalisis datahasil percobaan untuk menyimpulkansifat larutan berdasarkan dayahantar listriknya (larutanelektrolit dan larutan nonelektrolit).

7. Peserta didik menyajikan laporanhasil percobaan tentang dayahantar listrik larutan elektrolitkuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan non elektrolit.

3 Penutup 1.Pendidik bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang larutan elektrolit dan non elektrolit.

2.Pendidik meminta Peserta didik mencatat soal penugasan.mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit.

3.Pendidik memberikan tugas baca bagi peserta didik untuk materi berikutnya.

30’

Pertemuan 2

No Kegiatan Deskripsi Waktu1. Pendahuluan 1. Pendidik memberi salam,

selanjutnya menanyakan kabar pesertadidik, dan mmengecek kehadiran.Pendidik meminta peserta didik untukmengecek kebersihan kelas, minimal disekitar meja dan kursi tempatduduknya.

15’

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 108

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

No Kegiatan Deskripsi Waktu2. Pendidik mengajukan pertanyaantentang ciri-ciri larutan elektrolitdan non elektrolit sebagai apersepsiuntuk menghubungkan dengan materiyang akan dipelajari

1. Pendidik menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai,yaitu:a. Peserta didik dapat

mengelompokkan larutanberdasarkan jenis ikatan zatterlarutnya dan menjelaskannya.

b. Peserta didik dapat menyimpulkanjenis ikatan pada zat terlarutdalam larutan elektrolit.

c. Menyadari dan mengagumi polapikir ilmiah dalam kemampuanmengamati bio-proses.

d. Bersikap ilmiah yaitu jujur,disiplin, tanggung jawab, pedulilingkungan, dan bekerjasamadalam melakukan kegiatanpembelajaran.

2. Pendidik menyampaikan garis besarcakupan materi dan penjelasantentang kegiatan yang akandilakukan peserta didik untukmenyelesaikan permasalahan atautugas pada pertemuan ini.

3.Pendidik menyampaikan hal-hal yangakan dinilai, antara lain perilakuilmiah ( kriteria penilaiandisampaikan kepada peserta didik)

A. . Inti 1.Penyajian FenomenaPeserta didik mengingat kembalihasil percobaan larutan elektrolitdan non elektrolit minggu lalu,bahwa lampu listrik ada yangmenyala terang, redup dan tidakmenyala. Pada elektrode teramatiada/tidak adanya gelembung gas.

2.Observasia.Peserta didik mencermati data

hasil percobaan larutan

60’

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 109

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

No Kegiatan Deskripsi Waktuelektrolit dan non elektrolitminggu lalu.

b.Peserta didik membaca literatur tentang hubungan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan ikatan ion atau kovalen polar.

3. Rumusan Masalah. Peserta didik membuat rumusan masalah tentang:a. Hubungan ikatan ion terhadap daya hantar listrik

b. Hubungan kovalen polar terhadap daya hantar listrik

4. Menyusun hipotesisPeserta didik merumuskan hipotesisberdasarkan rumusan masalah.

5. Mengumpulkan DataPeserta didik:a. Mengumpulkan data hubungan larutan

elektrolit dengan ikatan ion.b. Mengumpulkan data hubungan larutan

elektrolit dengan ikatan kovalen polar

6.Menganalisis DataPeserta didik:a. Menganalisis hubungan larutan

elektrolit dengan ikatan ion.b. Menganalisis hubungan larutan

elektrolit dengan ikatan kovalen polar

7.Menyusun KesimpulanPesertadidik mengomunikasikan tentang:a. Hubungan larutan elektrolit dengan

ikatan ion.b. Hubungan larutan elektrolit dengan

ikatan kovalen polarB. Penutup 1. Pendidik bersama-sama dengan

peserta didik membuatrangkuman/simpulan pelajaran.

2. Pendidik melakukan penilaiandan/atau refleksi terhadapkegiatan yang sudah dilaksanakan.

3. Pendidik memberikan umpan balik

60’

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 110

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

No Kegiatan Deskripsi Waktuterhadap proses dan hasilpembelajaran.

4. Pendidik merencanakan kegiatan tindak lanjut dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

5. Pendidik memberikan tes6. Pendidik menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

H. Penilaian

No Aspek Mekanisme danProsedur Instrumen Keterangan

1. Sikap - ObservasiKerjaKelompok

- Lembar Observasi

2. Pengetahuan - Penugasan- Tes Tertulis

- SoalPenugasan

- Soal Esai3. Keterampilan - Kinerja

Presentasi- Laporan

Praktik

- KinerjaPresentasi

- RubrikPenilaian

Kepala SMA ........

……………………….

NIP. ……………….

…………………….., …………………20…Guru Mata Pelajaran KIMIA

……………………….

NIP. ……………….

Catatan Kepala Sekolah

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 111

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 112

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Lampiran 2: Lembar Pengamatan Sikap

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran : ..................................................................

Kelas/Semester : ..................................................................

Tahun Ajaran : ..................................................................

Waktu Pengamatan : ..................................................................

Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli,

responsif, dan santun.

1. D (kurang) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas;

2. C (cukup) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh

dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum

ajek/ tetap/ teratur/ tidak berubah;

3. B (baik) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajek/

tetap/ teratur/ tidak berubah;

4. A (sangat baik) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan

ajek/ tetap/ teratur/ tidak berubah.

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No Nama

Peserta

didik

Religius Tanggungjawab Peduli Responsif Santun

A B C D A B C D A B C D

A B C D A B C D

1.2.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 113

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

3.4.5....

Keterangan1 D = kurang2 C = cukup3 B = baik4 A = sangat baik

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 114

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Lampiran 3: Lembar Observasi dan Kinerja Presentasi

LEMBAR OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : KimiaKelas Peminatan : X (sepuluh) MIAKompetensi : .......................................

...........................

NoNama

Pesertadidik

Observasi KinerjaPresentasi

JmlSkor

Nilaiketram-pilanpresentasiKe

juju

r

Disi

pli

Tang

gun

g Ja

wab

pedu

li

Kerj

asa

maHasi

lob

serv

aPr

esen

tas

iVi

sual

Bert

any

(1 (2 (3)

(4) (5) (6) (7) (8

)(9)

1. AbdusShamad

A A A A B A 4 3 3 10 3.33

2.3.4.5.6.7.8.9.10.

INDIKATOR SIKAP ILMIAH PADA LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI:1. Jujura. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.b. Menulis data sesuai dengan hasil percobaanc. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.d. Menerima kebenaran yang disampaikan teman2. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktu.b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk.c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok.d. Menyelesaikan tugas tepat waktu.3. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.b. Bertanya kepada teman/pendidik bila menjumpai masalah.

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 115

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.d. Partisipasi dalam kelompok.4. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan.b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut

menyelesaikan masalah.c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang

ada di sekitarnya.d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya.5. Kerja samaa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh.b. Menunjukkan sikap bersahabat.c. Berusaha menemukan solusi permasalahan secara bersama

dalam kelompoknya.d. Menghargai pendapat teman lain.

Keterangan Pengisian Skor Observasi A = Sangat tinggi, jika memenuhi 4 indikator pada setiapaspek B = Tinggi, jika memenuhi 3 indikator pada setiap aspekC = Cukup, jika memenuhi 2 indikator pada setiap aspek D = Kurang, jika memenuhi 1 atau tidak memenuhi indikator pada setiap aspek

INDIKATOR PRESENTASI KELOMPOK

No

Indikator Deskripsi

1

Penguasaan materi yang dipresentasikan(Presentasi)

4. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengansangat baik

3. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengancukup baik

2. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengankurang baik

1. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengansangat kurang baik

2 Kemampuan memanfaatkan media presentasi(Visual)

4. Media yang dimanfaatkan sangat jelas, menarik, dan menunjang seluruh sajian

3. Media yang dimanfaatkan jelas tetapi kurang menarik

2. Media yang dimanfaatkan kurang jelas dan tidak menarik

1. Media yang dimanfaatkan tidak jelas dan tidak

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 116

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

menarik3 Kemampuan

mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan (Bertanya danMenjawab)

4. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana

3. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik

2. Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan baik

1. Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 117

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Lampiran 4: Laporan Praktikum

1.Laporan praktikumMenyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantarlistrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan non elektrolit.

a. Kelengkapan.

b. Jawaban pertanyaan

2.Portofolio/ Produk, dengan fokus penilaian pada aspek:

Sistematika laporan adalah sebagai berikuta. Judulb. Tujuanc. Landasan teorid. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto)e. Langkah kerjaf. Data percobaang. Jawaban pertanyaanh. Kesimpulani. Referensi

Contoh Instrumen Laporan Praktik

No. Kriteria Predikat1. Sesuai tujuan Baik, jika 3 kriteria

terpenuhiSedang, jika 2 kriteria terpenuhiKurang, jika 1 kriteria terpenuhi

2. Sesuai dengan data

3. Benar/sesuai teori

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 118

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 119

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Lampiran 5: Penilaian Hasil Belajar

IndikatorPencapaianKompetensi

TeknikPenilaian Instrumen

1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dannon elektrolit

Tes Tertulis

Jelaskan apa yang dimaksud dengan :a) Larutan elektrolitb) Larutan non elektrolit

2. Mengidentifikasi sifat-sifatlarutan elektrolit dannon elektrolitmelalui percobaan

Tes Tertulis

Suatu larutan diuji dengan alatdaya hantar listrik disimpulkansebagai elektrolit kuat. Tentukan tanda-tanda yang tampak pada alat tersebut !

3. Mengelompokkanlarutan ke dalam larutan elektrolit dannon elektrolitberdasarkan daya hantar listriknya

Tes Tertulis

Diketahui larutan: asam sulfat,natrium hidroksida, gula, spiritus, cuka dan pupuk urea.Berdasarkan data larutan di atas, manakah yang termasuk larutan elektrolit ?

4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik

Tes Tertulis

Mengapa larutan garam dapur danlarutan asam klorida dapat menghantarkan arus listrik ?

5. Mendeskripsikanbahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dansenyawa kovalenpolar.

Tes Tertulis

Apa hubungan daya hantar listrik dengan senyawa ion dan senyawa kovalen polar?

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 120

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 121

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik

Pedoman Penskoran

No JawabanSkor

maksimal

1 a.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapatmenghantarkan arus listrik

b.Larutan non elektrolit adalah larutan yangtidak dapat menghantarkan arus listrik

1

1

2 Tanda-tanda yang tampak :a. Pada elektroda timbul gelembung gasb. Lampu menyala

11

3 a. asam sulfatb. natrium hidroksidac. cuka

111

4 Larutan garam dapur dan larutan asam kloridadapat terionisasi di dalam air

1

5 Senyawa ion dalam wujud lelehan dan larutandapat terionisasi menghasilkan ion-ion yangbergerak bebas.Senyawa kovalen polar dalam wujud larutan dapatterionisasi menghasilkan ion-ion yang dapatbergerak bebas.

1

1

SKOR MAKSIMAL 10

NilaiAkhir=JumlahPerolehanSkorJumlahSkorMaksimum

❑ x 4

©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 122