Naskah Kimia
Transcript of Naskah Kimia
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun
standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar
sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah ditegaskan bahwa setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 1
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
dan penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum pada Lampiran IV:
Pedoman Umum Pembelajaran, menjelastkan bahwa strategi
pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan penyiapan RPP
yang dikembangkan oleh pendidik baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Sedangkan
strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi pendidik
dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen
penilaian proses dan hasil belajar dengan pendekatan
autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu
menerapkan program remedial bagi peserta didik yang
tergolong pembelajar lambat dan program pengayaan bagi
peserta didik yang termasuk kategori pembelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013
secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295
kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas
X. Selanjutnya melalui edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November
2013, ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 2
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
satuan pendidikan, termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di
34 provinsi wajib melaksanakan Kurikulum 2013 pada kelas X
dan XI. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum
tersebut pemerintah telah mengadakan pelatihan guru ,
menyediakan silabus, buku guru, dan buku peserta didik untuk
mata pelajaran kelompok A (wajib) dan kelompok B (wajib),
sedangkan untuk mata pelajaran kelompok C (peminatan)
menggunakan buku yang dibuat oleh penerbit yang sudah
dilegalisasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Untuk menyiapkan kemampuan guru Kimia dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan
penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan
materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh
karena itu diperlukan rambu-rambu/panduan yang bisa
memfasilitasi guru Kimia secara individual dan kelompok
dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai metode, strategi, dan model, serta merancang
penilaiannya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru
Kimia dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan
memafaatkan buku guru dan buku teks untuk peserta didik.
Secara khusus naskah ini bertujuan untuk memberikan rambu-
rambu bagi guru Kimia dalam:
1. menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi
pokok dari silabus mata pelajaran Kimia
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 3
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
3. mengembangkan kegiatan pembelajaran Kimia dengan
pendekatan saintifik
4. mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
5. merancang penilaian autentik mata pelajaran Kimia.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang pembelajaran kompetensi;
2. Langkah-langkahpembelajaran saintifik mata pelajaran
Kimia;
3. Penilaian autentik pada mata pelajaran Kimia;
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi;
5. Contoh hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 4
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
tentang Implementasi Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
10. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor
420/176/SJ dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0258/MPK.A/KR/2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 5
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran
pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan
ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki
karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus
merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang
mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan
penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik
disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran
antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 6
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan
perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi
peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan
proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4)
pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran
berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi
pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme
menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana
saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual
dan latar belakang budaya peserta didik.
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran Kimia
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang
mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 7
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang
diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry”
dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De
Vito, 1989). Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang
mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil:
1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar
sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang
sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik
menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains
ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer,
1985). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran, guru sebagai
fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk
melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan
materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains
sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian
peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 8
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan
sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga mencakup penemuan makna (meanings), organisasi,
dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap
peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan
melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam
menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas
pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston,
1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan
sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam
memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan pendidik
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator
pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains
berpotensi membangun kompetensi peserta didik melalui
pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan
proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk
membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan
diri (Cain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik kimia sebagai bagian dari natural
science, pembelajaran kimia harus merefleksikan kompetensi
sikap ilmiah, berpikir ilmiah, dan keterampilan kerja
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 9
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan
erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Proses mengamati mencakup
kegiatan yang memaksimalkan penggunaan seluruh indera
untuk mencari informasi, melihat, mendengar, membaca,
dan atau menyimak. Obyek yang diamati adalah materi
faktual (yang berbentuk fakta), yaitu fenomena atau
beristiwa yang dapat diamati secara langsung atau dalam
bentuk gambar, film, atau video.
Contohnya dalam pembelajaran Kimia “KD 3.8 Menganalisis
sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit
berdasarkan daya hantar listriknya” peserta didik
mengamati buah apel yang baru dibelah dan potongan buah
apel yang sudah berubah warna, serta paku yang masih
baru dan paku yang sudah berkarat. Fakta yang diperoleh
dari pengamatan ini adalah buah apel segar berwarna
putih dan potongan buah apel warnanya kecoklatan; ada
paku yang (baru) tidak berkarat dan ada paku yang
berkarat.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses
membangun pengetahuan peserta didik berupa konsep,
prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir
metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical
thinking skill), logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok
serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 10
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa
sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
Pada contoh di atas kegiatan menanya dapat terjadi
dalam diskusi sewaktu peserta didik mengamati potongan
buah apel yang berwarna coklat dan paku yang berkarat
tadi. Pertanyaan antara lain dapat berupa: mengapa buah
apel yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di
udara menjadi berwarna kecoklatan? Mengapa paku (besi)
bisa berkarat? Apakah yang menyebabkan perubahan warna
potongan buah apel dan karat pada paku (besi)?
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan
keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman
konsep, prinsip, dan prosedur dengan mengumpulkan data,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja
ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang,
dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber
belajar termasuk mesin komputasi dan automasi sangat
disarankan dalam kegiatan ini.
Lanjutan dari contoh di atas peserta didik dapat
menggali data dari berbagai sumber, seperti buku-buku
referensi, internet, dsb, mengenai perubahan kimia yang
menyebabkan terjadinya perubahan warna potongan buah
apel di udara dan karat pada besi. Selanjutnya peserta
didik diharapkan akan termotivasi untuk
merencanakan/merancang dan melakukan kegiatan/percobaan
pembakaran yang berkaitan dengan reaksi oksidasi –
reduksi dan serah terima elektron.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun
kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang
diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 11
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat
dirancang oleh pendidik melalui situasi yang direkayasa
dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan
aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan,
membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/
meramalkan dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik menguasai keterampilan
berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills)
hingga berpikir metakognitif.
Dari contoh di atas, peserta didik menganalisis/mengolah
berbagai data yang diperoleh sehingga dapat menyimpulkan
hasil reaksi pembakaran dan serah terima elektron. Lebih
lanjut peserta didik berlatih menuliskan reaksi serah
terima elektron sehingga dapat menjelaskan konsep reaksi
oksidasi reduksi dan menentukan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk
menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan
ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta
kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat
laporan, dan/ atau unjuk karya.
Pada contoh di atas peserta didik menyajikan hasil
percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron,
serta penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion.
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 12
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model
pembelajaran yang sesuai dengan materi Kimia.
C. Model Pembelajaran Kimia
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran Kimia sehingga dapat membangkitkan kreativitas
dan keingintahuan peserta didik, antara lain Inquiry Based
Learning (model inkuiri) dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut:a. Observasi/Mengamati berbagai fakta atau fenomena alam yang
berkaitan dengan kimia, misalnya produk-produk kimia dalam
kehidupan, peran kimia dalam perkembangan ilmu lain, atau
artikel tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan
keselamatan kerja di laboratorium. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati
berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran kimia.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi,
misalnya tentang pengaruh produk kimia terhadap kehidupan.
Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi
fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman,
atau melalui sumber yang lain.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini
peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran
terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan,
misalnya dampak samping produk kimia yang ada yang
membahayakan kehidupan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan
yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik
dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar
untuk merumuskan suatu kesimpulan. Sebagai contoh peserta
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 13
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
didik dapat memprediksi kehidupan sepuluh tahun yang akan
datang dengan menganalisa fakta tentang sampah.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah
diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
Model lain yang dapat digunakan diantaranya;
1. Discovery Learning; adalah teori belajar yang menempatkan
peserta didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun
pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah
operasionalnya adalah sebagai berikut;
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan
pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati
fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar,
membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai
dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang
menimbulkan kontroversi, misalnya dengan banyaknya
sampah kimia yang dihasilkan setiap hari.
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian peserta
memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan singkat. Peserta didik ditugaskan mencari
permasalahan yang berkaitan dengan produk kimia yang
memberikan dampak samping yang kurang baik terhadap
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 14
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
kehidupan
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta
didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi
yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan
pernyataan masalah. Dengan demikian, peserta didik
secara aktif menemukan pengetahuan baru yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data
dan informasi yang telah diperoleh baik melalui
wawancara, observasi, dan/atau percobaan (eksperimen),
lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah
dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan
diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 15
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau
prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan
pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering
ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan
awal yang lebih baik pada keterampilan berbicara dan
menulis. Bagi peserta didik yang kurang terampil, akan
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada
gilirannya akan menimbulkan frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk
memudahkan dalam membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada
pemahaman;
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan
peralatan pembelajaran.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 16
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-
proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam
proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara
belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer
pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena
tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil;
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan
belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya;
f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang
lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena
mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam
keterlitbatan kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif,
inisiatif, dalam merumuskan hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan
belajar dari berbagai jenis sumber belajar.
2. Project Based Learning
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 17
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai
dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat
topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai
dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat
dilakukan diawal semester agar dapat merancang kegiatan
selanjutnya.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, peserta
didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek
tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek
yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 18
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pada tahap ini antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang
baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara
yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada
setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan
sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.
Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses
monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta
didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam
mengukur ketercapaian kompetensi dasar, serta
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 19
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini,
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan
peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.
Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan
persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi,
antara lain:
a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan
masalah sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu
lama;
b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk
perlatan belajar di laboratorium;
c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang
terkontrol;
d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan
dari kegiatan proyek.
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning,
antara lain:
a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan
pekerjaan penting;
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 20
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memecahkan masalah dan berpikir kritis;
d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi,
dan pengelolaan sumber daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek
dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar
mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang
dimiliki dan kemudian mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga
peserta didik maupun guru menikmati proses
pembelajaran.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik
pada masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan. Dalam Problem Based Learning, tahapan ini sangat
penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci apa
yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh
pendidik serta menjelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan
untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat
mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 21
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-
masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik
yang mandiri,
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak
mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah
yang rumit atau kompleks mempunyai banyak
penyelesaian dan seringkali bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong
untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi.
Pendidik akan bertindak sebagai pembimbing yang siap
membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk
bekerja mandiri atau dengan temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong
untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh
kebebasan. Semua peserta didik diberi peluang untuk
berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan
ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah, model Problem Based Learning juga mendorong
peserta didik belajar berkolaborasi. Dalam memecahkan
suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing
antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-
kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 22
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti:
kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar
anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya,
dan sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja
masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan
dinamika kelompok selama pembelajaran. Tantangan utama
bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan
penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan
terhadap aktivitas peserta didik selama penyelesaian
proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,
guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru
membuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap
situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan
yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter
yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,
perumusan hipotesis dan penjelasan, dan pemecahan
masalah. Pengumpulan data dan eksperimen merupakan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 23
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai
mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan
mengajukan pertanyaan tentang masalah dan ragam
informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan
menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka
selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis,
penjelasan, dan pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta
didik untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima ide
mereka. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang
membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang
kualitas informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak
(hasil karya) dan pameran. Artifak bisa berbentuk
laporan tertulis, video, model (perwujudan secara fisik
dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Langkah selanjutnya,
peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 24
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik
jika dalam pemeranan ini, melibatkan peserta didik-
peserta didik lainnya, Guru lainnya, para orang tua,
dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau
pemberi umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based
Learning. Fase ini dimaksudkan untuk membantu
peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah mereka sendiri dan keterampilan
penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.
Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
D. Pemilihan Model Pembelajaran
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai
pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran
memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran
dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut
kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan
konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,
sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based
Learning dan Problem Based Learning.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 25
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada
rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk
keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk
keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap
religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)
Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai
dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan tampak pada
tabel 1 berikut;
Tabel 1
Dimensi
PengetahuanDimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
ProseduralDiscovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Problem Based
Learning
Metakognitif
Discovery Learning
Project Based
Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based
Learning
Problem Based Learning
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kimia
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,
dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi domain
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 26
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik
menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
(input – proses – output) tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan
mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada
struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil
belajar Kimia harus dikembangkan sesuai dengan konsep
penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik yang
mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dicapai peserta didik secara terpadu.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba,
menalar, membangun jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian
autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu
metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik
yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat
khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat
diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada
proses dan hasil pembelajaran.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 27
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian
terpisah dari proses pembelajaran (apart of,not apart from
instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real
world problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind
of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan
criteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi
pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua
aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan
pengetahuan).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan
(enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar
Penilaian Pendidikan.
1.Penilaian Sikap
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi sikap meliputi sikap
spiritual dan sikap sosial. Penilaian kompetensi sikap
dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi), jurnal,
penilaian diri, atau penilaian antar teman.
Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Kimia yang
berkaitan dengan Kompetensi Inti sikap sipritual (KI-1)
dan sikap social (KI-2);
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 28
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Kompetensi Inti Kompetensi DasarKI-1
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif
KI-2
2. Menghayati danmengamalkan perilaku jujur,disiplin, tanggung-jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama,toleran,damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini,ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikapsehari-hari
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran,cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam
Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam
bentuk daftar cek atau skala penilaian, dilakukan pada
saat aktivitas pembelajaran berlangsung. Pengamatan sikap
dalam Kimia misalnya kerjasamadan santun dapat dilakukan
pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan pengamatan sikap
disiplin, jujur, mampu membedakan fakta dan opini, serta
teliti dapat dilakukan saat melakukan percobaan
(eksperimen) Kimia.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 29
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam
dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Jurnal yang dibuat oleh guru
dapat berisi perilaku peserta didik baik yang positif
maupun negatif, dilengkapi dengan waktu terjadinya
perilaku tersebut. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap
peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.
Contoh jurnal yang dibuat oleh guru Kimia kelas X:
No Waktu
NamaPeserta
Didik
Kejadian /Perilaku Tindak lanjut
1
Selasa, 25 Maret 2014Pkl. 08.15
IdaMelaporkan bahwa diamemecahkan gelas kimia pada waktu praktik di laboratorium
Diberikan apresiasi karenakejujurannya
2 Rabu, 26Maret2014Pkl.10.10
IlhamMeninggalkanlaboratorium setelahpraktikum, tanpamembersihkan mejadan alat-alat yangsudah digunakan
Dipanggil untuk membersihkan mejapraktikum dan alat- alat yang sudah digunakan, serta diberi pembinaan
Penilaian diri (self assessment) merupakan suatu teknik
penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat
digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor.
Contoh penilaian sikap tersebut misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan perasaannya terhadap pembelajaran©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 30
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah
disiapkan. Penilaian ranah keterampilan
misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan
atau keterampilan yang telah dikuasainya berkaitan dengan
mata pelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Penilaian ranah pengetahuan misalnya,
peserta didik diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil
belajar dari mata pelajaran Kimia berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua,
peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.
Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik
berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk
maju secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan
terhadap sikap seorang peserta didik oleh peserta didik
lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar.
Penilaian ini untuk melatih peserta didik menjadi
pembelajar yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai
dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur.
Kriteria penilaian antartemanantara lain:
a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh
peserta didik;
b. Dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda;
c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta
didik;
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 31
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah
digunakan oleh peserta didik.
Contoh format penilaian antar peserta didik pada waktu
diskusi kelompok mata pelajaran Kimia
No Perilaku / sikap
Muncul/
dilakukan
Ya Tidak
1 Mau menerima pendapat teman2 Memaksa teman untuk menerima
pendapatnya3 Memberi solusi terhadap pendapat
yang bertentangan4 Dapat bekerja sama dengan teman
yang berbeda status sosial, suku,
dan agama5 ….
2.Penilaian Pengetahuan
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur
melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara
lain adalah tes tertulis (uraian, pilihan ganda, isian,
benar salah, dll), tes lisan, dan/atau tes praktik.
Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-
tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal, atau
tugas membuat laporan tertulis.
Tes Tertulis
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran kimia tetap
lazim dilakukan. Tes tertulis dapat berupa memilih atau
mengisi jawaban. . Memilih jawaban dapat berbentuk
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 32
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Mengisi jawaban terdiri
atas isian/ melengkapi, jawaban singkat/ pendek, dan
uraian. Butir soal yang disusun harus memenuhi kaidah
penulisan butir soal yang meliputi substansi/materi,
konstruksi, dan bahasa.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta
didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes
tertulis berbentuk uraian, hendaknya guru Kimia memberi
kesempatan peserta didik untuk memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tertulis
berbentuk uraian pada mata pelajaran Kimia biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka
(extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response).
Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan
oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
pendidik untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik
pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
Tes Lisan
Tes lisan dalam pembelajaran kimia adalah tes yang
menuntut peserta didik memberikan jawaban secara lisan.
Meskipun jawabannya secara lisan bukan berarti bahwa
pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut tingkat
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 33
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
berpikir rendah (low order thinking), tetapi dapat juga
diajukan pertanyaan yang menuntut penalaran dan berpikir
kritis. Oleh karena itu dalam melaksanakan tes lisan,
guru Kimia perlu menyiapkan daftar pertanyaan yang
disampaikan melalui tanya jawab secara langsung dengan
peserta didik. Kriteria tes lisan dalam pembelajaran
kimia adalah sebagai berikut:
a.Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi
pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai;
b.Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada;
c.Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik
dalam mengkontruksi jawabannya sendiri;
d.Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan
yang komplek.
Contoh pertanyaan pada tes lisan:
a. Bagaimana cara memberi nama senyawa hidrokarbon?
b. Senyawa apa yang terbentuk pada reaksi pembakaran
hidro karbon.
Penugasan
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau
proyek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik
secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Contoh tugas Kimia:”Membuat bahan
presentasi mengenai bahan bakar alternatif selain minyak
bumi dan gas alam”.
3.Penilaian Keterampilan
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai
dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan,©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 34
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Pada ranah abstrak
cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah,
menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan
mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk
ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti
menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan
mencipta dengan bantuan alat.
Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes
praktik, proyek, atau portofolio.
Tes Praktik
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta
didik pada waktu melakukan praktik Kimia. Dalam tes
praktik perlu dibuat rubrik penilaian, yaitu daftar
kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau
konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu.
Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan praktik di
laboratorium, misalnya praktik mengenai “Daya hantar
listrik pada berbagai larutan”.
Contoh rubrik penilaiannya sebagai berikut:
NO ASPEK YANGDINILAI
PENILAIAN1 2 3
1 Merangkai alat
Rangkaian alat tidakbenar
Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi
Rangkaian alat benar dan rapi
2 Pengamatan Pengamatantidak cermat
Pengamatan cermat tetapi mengandung interpretasi
Pengamatan cermat dan tidak mengandung interpretasi
3 Data yang diperoleh
Data tidaklengkap
Data lengkap, tetapi tidak
Data lengkap,terorganisir,dan ditulis
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 35
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
terorganisiratau ada yang salah tulis
dengan benar
4 Kesimpulan Tidak benar atautidak sesuai tujuan
Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuaitujuan
Semua benar atau sesuai tujuan
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project based assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh
peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,
dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
dapat mengukur pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan,
dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta
didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap
penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan
perhatian khusus dari pendidik.
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik,
mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan
menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 36
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
c. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan
atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan
dan hasil proyek. Dalam kaitan ini kegiatan yang harus
dilakukan oleh pendidik meliputi penyusunan rancangan dan
instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapkan laporan..
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan
penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek
dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir
secara holistik dan analitik. Penilaian secara analitik
merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik
merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.Contoh tugas proyek Kimia:
“Membuat bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan
gas alam dari bahan-bahan yang terdapat di lingkungan
sekitar peserta didik”.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik,
atau informasi lain yang relevan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik
mata pelajaran Kimia. Fokus penilaian portofolio adalah
kumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 37
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Penilaian terutama dilakukan oleh pendidik, meski dapat
juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru Kimia akan mengetahui
perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.
Misalnya, hasil karya peserta didik dalam menyusun atau
membuat laporan praktikum Kimia selama satu semester..
Atas dasar penilaian itu, pendidik dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran Kimia.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Pendidik menjelaskan secara ringkas esensi penilaian
portofolio.
b. Pendidik atau guru bersama peserta didik menentukan
jenis portofolio yang akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri
atau di bawah bimbingan pendidik menyusun portofolio
pembelajaran.
d. Pendidik menghimpun dan menyimpan portofolio peserta
didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan
tanggal pengumpulannya.
e. Pendidik menilai portofolio peserta didik dengan
kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, pendidik bersama peserta didik
membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Pendidik memberi umpan balik kepada peserta didik atas
hasil penilaian portofolio.
Contoh penilaian portofolio:
1. Ruang lingkup:
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 38
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
a.Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil
laporan praktikum Kimia kelas X semester 2.
b.Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-
lambatnya satu minggu setelah peserta didik
melaksanakan praktikum.
c.Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu
minggu sebelum Ulangan Akhir Semester 2.
2. Uraian tugas portofolio
a. Buatlah laporan praktikum Kimia untuk seluruh kegiatan
praktikum selama semester 2.
b. Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan,
pelaksanaan, dan hasil praktik.
c. Pilihlah (peserta didik bersama guru) tiga karya
portofolio terbaik untuk dinilai.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 39
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus
pertama dan utama bagi pendidik dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh
penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian
yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.
Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian
yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata
pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi KemampuanSikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan duniaPengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 40
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.Keterampila
n
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.
Dalam upaya mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana
telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan,
penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa
Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan
yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang
telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat kompetensi untuk SMA terdiri atas dua tingkatan,
yaitu tingkat kompetensi kelima yang mencakup kelas X dan
kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII.
Uraian Kompetensi Inti untuk Tingkat Kompetensi 5 (kelas X –
XI) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap
Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnyaSikap
Sosial
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 41
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan duniaPengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalahKeterampila
n
4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku
guru dan buku siswa)
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku
secara umum dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai
berikut;
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 42
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI
dan KD sebagai berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik
melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang
akan memberikan pengalaman belajar secara langsung
(direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious
dan sikap social yang harus dicapai peserta didik
sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang
merupakan pengalaman belajar tidak langsung
(indirect teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil
pembelajaran secara utuh atau teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan
silabus atau buku dengan mempertimbangkan keluasan
dan/atau kedalaman materi pembelajaran.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 43
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis
memiliki perbedaan dengan yang tercangtum di
salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil
kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan
tuntutan KD-3. Guru dapat mengembangkan materi
pembelajaran yang sudah tercntum di silabus atau buku
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi
pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar
yang termuat dalam kompetensi inti ketiga
(pengetahuan).
Linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai
materi pokok yang ada dalam silabus dan buku adalah
sebagai berikt;
Kompetensi Dasar (KI3)
Kompetensi Dasar (KI4)
Materi Pokok(Dalam
Silabus)3.1 Memahami hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjadi laboratorium serta peran kimiadalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasilpengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjadalam mempelajarikimia serta perankimia dalam kehidupan.
Hakikat danPeran Kimiadalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan.
Hakikat ilmu kimia
Metode ilmiah dankeselamatan kerja
3.2 Menganalisis perkembangan model atom
4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.
Perkembangan model atom
Dst©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 44
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok
dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam KI-3
(pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap
diperlukan untuk melihat linieritas dengan KI-4
(keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran kimia dikelompokkan
dalam empat kategori, yaitu:
a. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat
dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.
Contoh fakta adalah peristiwa pelapukan, metabolisme,
es mencair dan air menguap, besi berkarat, dan
sebagainya.
b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta
atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung
antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh
konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan sebagainya.
c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara
konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip Kimia bersifat
analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang
ditarik dari berapa contoh. Termasuk ke dalam kategori
prinsip adalah hukum, teori, dan azas. Contoh prinsip
adalah hukum Dalton, persamaan reaksi, dan sebagainya.
d. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan
sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural
merupakan bagian dari kompetensi pada aspek
keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah kerja
ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap
materi pokok. Contoh: percobaan elektrolisis, percobaan
menentukan kecepatan reaksi, dan lain-lain.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 45
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
4.Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan
saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan
data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
5.Merumuskan Indikator Pencapaian
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini
a.Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang
terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat
kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan)
b.Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran
dan penilaian dalam silabus
c.Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat
kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar
maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke
tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target
pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan
daya dukung sekolah dan lingkungannya
d.Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan
e.Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi/ mencipta
f.Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 46
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
g.Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk
mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar
kompetensi lulusan
6.Mengembangkan Alternatif Penilaian (Penilaian Autentik)
a.Penilaian aspek sikap melalui pengamatan, penilaian
diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap
melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan atau
daftar periksa (checklist) pengamatan yang memuat aspek
sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati
merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KD-KD
pada KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis
kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam
rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran
penilaian sikap dalam tabel analisis perlu
direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan peserta didik.
b.Penilaian aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes
lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan
dijabarkan dalam tabel analisis menjadi aspek-aspek yang
digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas
bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman
penskoran.
c.Penilaian aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek
dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan
mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan
sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang
diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret.
Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis
merinci aspek penilaian yang dilakukan dan dihubungkan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 47
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta
didik.
C. Hasil Kajian Terahadap Silabus dan/atau buku
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 48
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
KompetensiDasar
MateriPokok
MateriPembelajaran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanIndikator
Penilaian
Indikator Penilaian
Indikator Penilaian
3.1. Memahami hakikat ilmu kimia,metode ilmiah dan keselamatankerja di laboratorium serta peran kimiadalam kehidupan.
Hakikat dan Peran Kimia dalam kehidupan serta Metode Ilmiah Peran kimia dalam kehidupan
Hakikatilmu kimia
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Fakta1.
Produk-produkkimia dalam kehidupan
2. Peran kimia dalam perkembanganilmu lain
3. Artikel tentang hakikat ilmukimia,metode
Mengamati (Observing)
Mengamati produk-produk kimiadalam kehidupan (gambar atauvideonya), misalnya sabun, detergen, pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur,asam cuka dan lain lain.
Membaca artikel
1.Menunju-kan sikap positip, beriman,berakhlak mulia (individu dan sosial)
2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran,
Observasi
Keg.1 saat diskusidan presentasi dengan lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima
2. menghargai
3. Disiplin
4. Tanggungjawab
1. menyebutkan produkkimia dalam kehidupan2. menjelaskan peran kimia dalam kehidupandan perkembangan ilmu lain3. menjelaskan hakikat ilmu kimia,4. mengenal alat-alat
Tugas 1. Membuat laporan tentang hakikat ilmukimia,metodeilmiahdan keselamatan kerja di laboratoriumserta peran kimia dalam kehidupan.
1. Merancangdan melakukanpercobaanterkait kerja ilmiah2. menggunakan pembakar spirtus3. menggunakan lumpang dan mortar4.menggunakanStopwatch5.menggunakan pengaduk6.mengkaj
Kinerja:Percobaan menentukan variabel yang mempengaruhikelarutan gula dalam air.PresentasiKelompokaspek:1. Penguasaan Isi2. Teknik
4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia,metode ilmiah dan keselamatan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 49
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
kerja dalammempelajarikimia sertaperan kimiadalam kehidupan.
ilmiahdan keselamatan kerja di laboratorium
Konsephakekat kimiaPrinsipKeselamatan kerja dilaboratoriumProsedurlangkah kerja ilmiah
tentang peran kimia dalam perkembanganilmu lain (farmasi, geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global.
Membaca artikel tentang hakikat ilmukimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.
Menanya (Questioning)
Mengajukan pertanyaan
ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
Keg.2 Merancang dan melakukan percobaan, aspek:1 kejujuran,2. ketelitian3. disiplin4. tanggungjawab
dan bahan kimia
5.mengenal tata tertib laboratorium.
6. membedakan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam penyelidikan ilmiah7.Membuatlaporan tertulis hasil praktikum
aspek:1.Visual laporan2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan
Portofolio2. Laporan pengamatan
Tes3. Tertulis membuat bagan
i dan mengolah data eksperimen7.Membuatlaporan tertulis hasil praktikum8.Mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan menentukan variabelyang mempengaruhi kelarutan gula dalam air.
Bertanya/ Menjawab3Metode PenyajianPortofolio/Produk(fokuspenilaian padaaspek:1. Visuallaporan2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 50
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya:
- Apa yang dipelajari dalam kimia?
- Apa manfaatnya belajar kimiadan kaitannyadengan karir masa depan?
Mengumpulkan Data (Experimenting)
Mengkaji literatur tentang perankimia dalam kehidupan, perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikanmasalah global.
Mengunjungi laboratorium
/ skematentang hakikat kimia, metode ilmiah dankeselamatan kerjasertaperankimiadalamkehidupan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 51
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
untuk mengenal alat-alat danbahan kimia serta tata tertib laboratorium.
Mendiskusikankerja seorangilmuwan kimiadalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiahmeliputi: penemuan masalah, perumusan masalah, kajian pustaka, menentukan variabel, membuat hipotesis,
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 52
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
melakukan percobaan danmengolah dataserta membuatlaporan.
Merancang danmelakukan percobaan terkait kerjailmiah, misalnya menentukan variabel yangmempengaruhi kelarutan gula dalam air.Mengasosiasi (Associating)
1. Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metodeilmiah dan keselamatan kerja di
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 53
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.Mengomunikasikan (Communicating)Mempresentasikan hasil pengamatan dandiskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar.
3.2. Menganalisis perkembanganmodel atom
3.3. Menganal
StrukturAtom danTabel Periodik
Partikel
Fakta Partikel partikel
Mengamati (Observing)
Mengamati partikel partikel
1.Menunjukan sikap positip(indivi
Observasi
Sikap ilmiah
Membandingkan perkembangan teori
Portofoli. tugas membua
Mempresentasikan peta konsep mengenai
Presentasi Kelompokaspek:
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 54
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
isis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
3.4. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dandiagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dansifat-sifat periodik unsur.
4.2. Mengolahdan menganalisisperkembanganmodel atom.
partikelpenyusunatom
Nomor atom dannomor massa
Isotop, isobar, isoton
Perkembangan model atom
Konfigurasi elektron
dan diagram orbital
Bilangankuantum dan bentuk orbital.
Sistem periodikunsur
penyusun atom
Sistemperiodik unsur Sifat unsur
Konsep Nomoratom dan nomormassa
Isotop, isobar, isoton
Bilangan kuantum dan bentuk orbit
penyusun atomdan menentukan nomor atom dan nomor massa suatu unsur serta Isotop, isobar, isoton
Mengamati perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk orbital sertahubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik.
Mengamati
du dan sosial)dalam diskusikelompok2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
saat diskusi dan presentasidengan lembar pengamatan
Aspek sikap ilmiah:1.Menerima
2.menghargai,
3.disiplin
4.tanggungjawab
atom mulai teori atom Dalton hingga teori atom Niels Bohr.
Menentukan jumlahproton, elektron, dan netron suatu atom unsur berdasarkan nomor atom dannomor massanya.
Menentukan isotop,
t petakonsepmengenai perkembanganteori atom. tugas terstruktur mandiri yaitu mengerjakan latihan
Tes tertulis uraian:3. Menentukan jumlah
perkembangan teoriatom
Menuliskan konfigurasi elektron suatuatom /ion jika diketahui nomor atomnyaatau sebaliknya
Menentukan elektron valensi
Menentukan bilangan kuantum
1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian
Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallaporan2. keleng
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 55
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
4.3. Mengolahdan menganalisistruktur atomberdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
4.4. Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dandiagram orbital untukmenentukan letak unsur dalam tabel periodik dansifat-sifat periodik unsur
(sifat keperiodikan unsur)
al.Prinsip1. AufbauPauli
2. Hund
Prosedur Konfigurasi elektrondan diagram orbital
perkembangan tabel periodik unsur untuk menentukan golongan dan perioda berdasarkan kulit dan subkulit atomserta sifat keperiodikan unsur
Menanya (Questioning)
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan partikel partikel penyusun atom, misalnya: adakah unsur yang sama mempunyai netron berbeda?
isobar, dan isoton beberapaunsur.
Menuliskan konfigurasi elektronsuatu atom. /ion jika diketahui nomor atomnya atau sebaliknya
Menentukan elektronvalensi suatu atom. berdasar
elektron, proton, dan netrondalam atom4. Menentukan konfigurasi elektron dandiagram orbital5. Menentukan bilangan kuantum dan bentukorbital6. Meng
elektron tertentu
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannyadengan bilangankuantum.
Mempresentasikan peta konsep mengenaiperkembangan tabel periodik
kapan.3. jawaban pertanyaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 56
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan struktur atom, misalnya: bagaimana partikel dasar tersusun dalam atom (konfigurasi elektron)? dimana kemungkinan keberadaan elektron dalam orbital(bilangan kuantum)?
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apadasar
kan nomor atom
Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr
Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanikakuantum
Menentukan bilangankuantum (kemungkinan elektronberada)
analisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektronMenganalisiskecenderungan sifat keperiodikanunsur dalam satu golongan atau period
Menentukan periode dan golonganunsur-unsur dalam tabel periodik.
Mengaitkan konfigurasi elektronsuatu unsur dengan letaknyadalam sistem periodik
Mengklasifikasikan unsur ke dalamlogam, non
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 57
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pengelompokanunsur dalam tabel periodik, bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik, apayang menyebabkan keteraturan sifat unsur dalam tabel periodik?
Mengumpulkan Data (Experimenting)
Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur dalam tabel periodik
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
Menggunakan prinsip aufbau, aturan Hund danazas laranganPauli untuk menuliskan konfigurasi elektrondan diagram orbital.
Menentukan kulit dan sub kulit
e berdasar kandata
logam, dan metaloid.
Menunjukkan massaatom relatif dari tabel periodik.
Menganalisis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 58
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut.
Menganalisis jumlah proton, elektron, dannetron suatu unsur untuk menentukan isotop, isobar dan isoton.
Menganalisis perkembangan model atom untuk menentukan konfigurasi elektron, diagram orbital, bilangan kuantum dan bentuk
serta hubungannya dengan bilangankuantum.
Membandingkan perkembangan sistem periodikmelalui studi kepustakaan.
Menentukan periode dan golonganunsur-unsur dalam tabel periodik.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 59
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
orbital sertahubungannya dengan letak unsur dalam tabel periodik.
Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)
Mengasosiasi (Associating)
Menyimpulkan bahwa golongan dan perioda unsurditentukan
Mengaitkan konfigurasi elektronsuatu unsur dengan letaknyadalam sistem periodic
Mengklasifikasikan unsur ke dalamlogam, non logam, dan metaloid.
Menunjukkan massaatom relatif
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 60
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
oleh nomor atom dan konfigurasi elektron.
Menyimpulkan adanya hubungan antara konfigurasi elektron suatu unsur dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)Mengomunikasikan (Communicating)
Mempresentasikan perkembangan teori atom
dari tabel periodik.
menentukan hubunganantara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitaselekton,dan keelektronegatifan)
membandingkan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 61
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
dan perkembangan tabel periodikunsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar.
besaran nillai jari-jari atom, energi ionisasi, afinitaselekton,dan keelektronegtifan unsur satu dengan yang lain berdasarkan nomor atomnya atau letaknyadalam SPU
3.5. Membandingkan proses
Senyawa
Fakta Senya
Mengamati (Observing)
1. Menunju
Observasi
Menjelaskan
Portofolio
Menggambarkan
Presentasi
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 62
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifatfisik materi.
3.6. Menganalisis kepolaran senyawa.
3.7. Menganalisis teori jumlah pasangan elektron disekitar inti
kovalen polar dan non polar.
Ikatanlogam
Gaya antar molekul
Sifat fisik senyawa.
wa ion, kovalen polardan non polar.
Sifatfisiksenyawa
Konsepikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatankovalen koordinasi
ikatanlogam
interaksi antar
Mengamati struktur Lewis beberapa unsur.
Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen
Membaca titikdidih senyawahidrogen halida.
Menanya (Questioning)
Bagaimana hubungan antara susunan elektron valensi dengan struktur Lewis?
Dari tabel titik leleh
kan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan
Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatatdata hasil percobaandengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab
kecenderungan suatu unsur untuk mencapaikestabilannya dengan cara berikatan denganunsur lain.
Menjelaskan hubunganantara susunan elektronvalensi dengan strukturLewis
Menjelaskan prosesterbentuknya
Laporan percobaan
Tes tertulis uraian
Membandingkan prosespemben-tukanion dan ikatankovalen.
Membedakan ikatankovalen tunggal dan ikatankovale
susunan elektronvalensi atom gasmulia (duplet dan oktet).
Menggambarkan elektronvalensi suatu unsur menggunakan strukturLewis.
Me nggambar-kan proses terbentuknya ikatan ion
Me nggambar
Kelompokaspek:1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian
Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallapora
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 63
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisisperbandinganproses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat
Bentukmolekul
partikel
kepolaran senyawa.
PrinsipTeori DomainElektron
Bentuk molekulTeori VSEPR
Prosedur7. Langkah kerja percobaan kepolaran senyawa.Langkah-
muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yangtitik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?
Mengapa atomlogam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron?
Mengapa atomoksigen dapat mengikat duaatom hidrogen sedangkan
tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
ikatan ion.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,rangkap dua, danrangkap tiga.
Menyebutkan contoh senyawa yang berikatan ion dan kovalen dalam kehidupan sehari-
n rangkap
Menganalisiskepolaran senyawa
Menganalisishubungan antarajenis ikatandengansifat fisis senyawa
Menganalisisbentukmolekul
-kan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,rangkap dua, danrangkap tiga.
Menyajikan hasilanalisisperbandingan pembentukan ikatan.
Menghitung jumlah PEB dan PEI suatu molekul
n2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 64
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
fisik materi.
4.6 Merancang,melakukan, dan menyimpulkanserta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlahpasangan elektron di sekitar intiatom (Teori Domain Elektron).
langkah meramalkan bentuk molekul
atom nitrogen dapat mengikat tiga atom hidrogen?
Apakah ada hubungan antara ikatan kimiadengan sifatfisis senyawa?
Mengapa titik didih air tinggi pada hal airmempunyai massa molekul relatif kecil?
Mengumpulkan Data (Experimenting)
Mengingatkansusunan elektron valensi
hari Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat senyawa kovalen Menjelaskan mengapa ada senyawa yang titik lelehnyarendah dan ada yang titik lelehnyatinggi?
Menganalisis penyebab
Menggambarkan bentuk molekul berdasarkan teori pasanganelektron.
Merancang percobaan kepolaran beberapasenyawa
Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 65
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
dalam orbital.
Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital.
Menganalisispembentukan senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungandengan kecenderungan atom untukmencapai kestabilan).
Membandingkan proses terbentuknyaikatan ion dan ikatan kovalen.
perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapasenyawa.
Menunjukkan PEBdan PEI
Menentukan tipe molekul
Menentukan bentuk molekul berdasar
danmempresentasikanhasil percobaan kepolaran beberapasenyawa dengan menggunakan bahasa yang benar.
Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasanganektron di sekitar
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 66
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Menganalisispenyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.
Menganalisisbeberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan senyawa ion.
Menganalisisbeberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua,kovalen rangkap tigadan kovalen koordinasi.
Menganalisissifat logam dengan
kan teori pasanganelektron.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.
Menjelaskan hubungankepolaran beberapasenyawa dengan keelektronegatifan
Membedakan gaya-gmolekul
inti atom.
Menyajikan hubungankepolaran senyawa dengan bentuk molekul.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 67
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
proses pembentukan ikatan logam.
Menganalisishubungan antara keelektronegatifan unsurdengan kecenderungan interaksi antar molekulnya
Menganalisispengaruh interaksi antarmolekulterhadap sifat fisis materi.
Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen,
Menjelaskan hubunganantara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul (gaya Van Der Waals,
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 68
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
kovalen polar dan senyawa ionik) serta mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik).
Mengamati dan mencatathasil percobaan kepolaran
gaya London, dan ikatan hidrogen)
Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat fisis logam.
Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatanny
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 69
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
senyawa. Menganalisis
dan menyimpulkanhasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan.
Mengasosiasi (Associating)
Menganalisiskonfigurasi elektron danstruktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia.
Menyimpulkanbahwa jenis ikatan kimiaberpengaruh kepada sifatfisik materi.
Mengomunikasika
a. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagaisenyawa.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 70
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
n(Communicating) Menyajikan hasil analisis perbandingan pembentukan ikatan.
Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.
Mengamati (Observing) Mengamati bentuk molekul beberapa senyawa melalui gambar/ molymod/anim
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 71
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
asi.Menanya (Questioning) Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa?
Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran senyawa?
Mengumpulkan Data (Experimenting) Mengkaji literatur untuk meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 72
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
molekul dengan kepolaran senyawa.
Mengasosiasi (Associating) Menyimpulkanbentuk molekul berdasarkan teori jumlahpasangan elektron di sekitar intiatom.
Menyimpulkanhubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.
Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan gambar bentuk molekul
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 73
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
berdasarkan teori jumlahpasangan ektron di sekitar intiatom.
Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul.
3.8 Menganalisis sifat larutanelektrolit danlarutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8 Merancang, melakukan, danmenyimpulkan serta menyajikan
Larutan elektrolit dannonelektrolit
Fakta Konduktor Isolator Pelarut TerlarutKonsep Laru
tan Larutan elektrolit Laruta
Mengamati(Observing) Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Menanya (Questioning)
Mengajukan pertanyaan apakah semualarutan
1.Menunjukan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan
Observasi Sikapilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan
Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit*Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektroli
TugasMembuat petakonseptentang larutan elektrolit dan nonelektrolit
Portofolio
Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan dayahantar listriknya Melakukan percoba
Laporan praktikum
kinerja:
Menyajikan laporan hasil percobaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 74
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit danlarutan non- elektrolit .
n nonelektrolit Reaksiionisasi
Prinsip Peran ion dalam hantaranlistrik larutan(teori archenius) Kekuatan elektrolit
Prosedur8. Langkah kerja percobaan daya hantar
dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ketika banjir orangbisa tersengat arus listrik? Apamanfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?
Mengumpulkan Data (Experimenting) Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantarlistrik dan mempresentas
sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan
lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab
t dan nonelektrolit melalui percobaan*Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya*Menjelaskan penyebab kemampuanlarutan elektrolit menghantarkan aruslistrik
Peta konsep
Tes tertulis uraian
Menganalisispenyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan aruslistrikMengelompokkan larutan elektrolit dan nonele
an.dayahantar listrikpada beberapa larutan.
Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.dayahantar listrikpada beberapa larutan.
Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya
tentang dayahantarlistrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan nonelektrolit.PresentasiKelompokaspek:1. Penguasaan Isi
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 75
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
listrik dalam larutan
ikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan.daya hantar listrik padabeberapa larutan.
Mengamati dan mencatatdata hasil percobaan.daya hantar listrik padabeberapa larutan.
Mengasosiasi (Associating)
Menganalisisdata hasil percobaan untuk menyimpulkansifat larutan berdasarkan
kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
*Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
ktrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasar-kandata percobaan.
hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapatberupa senyawa ion atausenyawa kovalen polar
Mengomunikasikan hasil percobaan larutan elektrolit dan
2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian
Portofolio/Produk(fokuspenilaian padaaspek:1. Visuallaporan2. kelengkapan.3. jawaban
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 76
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit).
Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatandan menjelaskannya.
Menyimpulkanbahwa larutan elektrolit dapat berupasenyawa ion atau senyawakovalen polar
Mengomunikasikan (Communicating)Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya
non elektrolit
pertanyaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 77
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
hantar listriklarutan elektrolit kuat, larutanelektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit.
3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukanbilangan oksidasi atom dalammolekul atau ion.
3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik
Reaksi Oksidasidan Reduksi Konsepreaksioksidasi - reduksi
Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion
Fakta Perkaratan Pembakaran respirasiKonsep reaksi oksidasi –reduksi
oksidatordan reduktor
bilangan
Mengamati (Observing) Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang ataupisang) yangdibelah dan dibiarkan diudara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan
1. Menunjukan sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghar
Observasi
Keg.1 Sikap ilmiah dalam mencatatdata hasil percobaandengan lembar pengamatan Aspek sikap ilmiah:1. Menerima2. me
menjelaskan
perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi
menyebutkan 3 contoh reaksi redoks dlm kehidupan sehari-hari
Menentukan bilangan
Observasi9. tugas membuat petakonsepmengenai perkembanganreaksiredoks10. tugas terstruktur mandiri yaitu menger
menentukan bilanganoksidasi, oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajik
Merancang percobaan reaksi pembakarandan serahterima elektronPresentasiMenyajikanhasilpercobaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 78
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
dan organik sederhana.
4.9 Merancang, melakukan,dan menyimpulkan serta menyajikanhasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi.
4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
Tata nama senyawa
oksidasi
PrinsipAturan
penentuan bilangan oksidasi
aturanIUPAC untuk penamaansenyawa anorganik dan organik
Prosedur percobaan reaksi oksidasi-reduksi
reaksi oksidasi-reduksi.
Menyimak penjelasan tentang perkembangankonsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.
Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan mengapa buahapel, kentang ataupisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di
gai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian,
nghargai,3. disiplin4. tanggungjawab
oksidasiatom unsur dalam senyawa atau iondalam diskusi kelas.
Menuliskan reaksi pembakaran hasilpercobaan.
Menerapkan aturanIUPAC untuk penamaansenyawa anorganik dan organik sederhana.
jakan latihan
Tes tertulis
Menganalisisunsur yang mengalami oksidasi danunsur yang mengalami reduksi
Menuliskan persamaan reaksioksidasi reduks
an hasilpercobaan reaksioksidasi-reduksi. Menalaraturan IUPAC dalam penamaansenyawa anorganik dan organik sederhana.
reaksi pembakarandan serahterima elektron.
Menyajikanpenyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsurdalamsenyawa atau ion.
Kelomp
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 79
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
udara menjadi berwarna coklat? Mengapa besibisa berkarat?
Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion?
Mengumpulkan Data (Experimenting)
Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresentasikan hasilmya untuk
disiplin dan tanggung jawab
iMenganalisisbilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion
Memberi namasenyawa-senyawa kimia menurut aturanIUPAC
okaspek:1. Penguasaan Isi2. TeknikBertanya/ Menjawab3Metode Penyajian
Portofolio/Produk(fokuspenilaian pada aspek:1. Visuallaporan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 80
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
menyamakan persepsi.
Melakukan percobaanreaksi pembakaran dan serah terima elektron.
Mengamati dan mencatathasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.
Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam
2. kelengkapan.3. jawaban pertanyaan
Portofolio
Laporan percobaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 81
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
senyawa atauion.
Mengasosiasi (Associating)
Menganalisisdata untuk menyimpulkanreaksi pembakaran dan serah terima elektron
Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.
Menyamakan jumlah unsursebelum dan sesudah reaksi.
Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran.
Menuliskan reaksi serah
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 82
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
terima elektron hasil percobaan.
Berlatih menuliskan persamaan reaksi serahterima elektron.
Menganalisisdan menyimpulkanbilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.
Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.
Menyajikan ©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 83
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
penyelesaianpenentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atauion.
Mengamati (Observing)
Mengkaji literatur tentang tatanama senyawaanorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Menanya (Questioning)
Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untukmemberi nama senyawa.
Mengumpulkan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 84
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Data (Experimenting)
Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tatanama senyawa anorganik dan organiksederhana menurut aturan IUPAC.
Mendiskusikan aturan IUPAC untukmemberi nama senyawa.
Mengasosiasi (Associating)
Menyimpulkan penerapanaturan tata
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 85
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
nama senyawa anorganik dan organiksederhana menurut aturan IUPAC.
Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.
Mengomunikasikan (Communicating)Menyajikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturanIUPAC.
3.11 Menerapkan
Stoikiometri
Fakta Atom
Mengamati (Observing)
1.Menunjukan
Observasi
Menyebutkanpen
Tes tertul
Merancang
Tugas Meran
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 86
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4 .11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep moluntuk
Massa atom relatif (Ar) danMassa molekul relatif (Mr)
Persamaan reaksi
Hukum dasar kimia- hukum Lavoisier- hukum Proust- hukum Dalton- hukum Gay Lussac- hukum Avogadro
Konsep Mol- massamolar
Massa zat
Reaksi kimia
KonsepMassa atom relatif(Ar) dan Massa molekulrelatif(Mr)
Persamaan reaksi
Konsep Mol- massa molar- volume molar gas- Rumus
Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol.
Mengkaji literatur tentang penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.
Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom
sikap positip(individu dan sosial)dalam diskusikelompok2.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
Sikapilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatanAspek sikap ilmiah:1. Menerima2. menghargai,3. disiplin4. tanggungjawab
gertianmassa atom relatifdan massa molekulrelatif.
Menyebutkan caramenentukan massaatom relatif dan massa molekul relatif.
menentukan massa molekulrelatif. Jikadiketahui massa
is uraian
Menentukan massa atom relatif (Ar)dan massa molekul relatif (Mr)
Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.
Menentukan
percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier
mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.
cang percobaan untukmembuktikan hukumLavoisier
Portofolio
Laporan percobaan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 87
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
menyelesaikan perhitungan kimia
- volume molar gas- Rumusempiris dan rumus molekul.- Senyawa hidrat.- Kadarzat (persentase massa, persentase volume, bagian per Jutaatau part permillion,molaritas, molalitas, fraksi
empiris dan rumus molekul.- Senyawa hidrat.- Kadar zat (persentase massa, persentase volum, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi
relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa?
Bagaimana cara menyetarakanpersamaan reaksi?
Bagaimana membedakan rumus empiris dengan rumusmolekul?
Mengapa terbentuk senyawa hidrat?
Bagaimana menentukan kadar zat?
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
3.Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
atom relatif
menyetarakan persamaan reaksi.
menyebutkanhukum Proust , hukumDalton,hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Menerapkan hukum Proust untuk memecahkan masalah
Menerap
kadar zat dalam campuran
Menyetarakanpersamaan reaksi
Menerapkan konsepmol dalam perhitungan kimia
Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum Lavoisier.
Menyajikan cara menentukan massaatom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi. Mempresentasikan hasilkajian
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 88
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
mol).Perhitungan kimia- hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi.Pereaksipembatas
mol).Perhitungan kimia- hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi.Pereaksi pembatas
PrinsipHukum dasar kimia- hukumLavoisi
penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.
Mengumpulkan Data (Experimenting) Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.
Mendiskusikan cara menyetarakanpersamaan reaksi.
Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentas
kan hukum Dalton untuk memecahkan masalah
Menerapkan hukum Gay Lussac untuk memecahkan masalah
Menerapkan hukum Avogadro untukmemecahkan masalah
Menyebutkan pengertian massa
tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro. Menyajikan cara menentukan rumusempiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menyajikan penentuan kadar zat
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 89
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
er- hukumProust- hukumDalton- hukumGay Lussac- hukumAvogadro
Prosedur percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Langkah-langkahperhitungan kimia
ikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.
Mengamati dan mencatatdata hasil percobaan hukum Lavoisier.
Mendiskusikan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Mendiskusikan massa molar,
molar, volume molar gas, rumus empirisdan rumus molekulserta senyawahidrat.
Menghitung massa suatu zat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya
Menghitung volume suatu
dalam campuran. Menyajikan penerapan konsepmol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 90
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
volume molargas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.
Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran.
Menganalisiskonsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta
gas jika diketahui satuan lain atau sebaliknya
Menghitung jumlah partikel suatuzat jika diketahui satuan lain atau sebaliknya
Menentukan kadar zat dalam campura
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 91
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
pereaksi pembatas).
Mengasosiasi (Associating) Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif
Berlatih menyetarakanpersamaan reaksi.
Menganalisisdata untuk membuktikan hukum Lavoisier.
Menganalisishasil kajianuntuk menyimpulkanhukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan
n. Menerapkan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 92
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
hukum Avogadro.
Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas.
Menghubungkan rumus empiris dengan rumusmolekul
Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat
Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .
Menyimpulkan
pembatas).
Menentukan rumus molekuldari rumus empiris
Menghitung banyaknya molekulair dalam senyawahidrat
Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj,
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 93
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Mengomunikasikan (Communicating) Menyajikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.
Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.
Mempresentasikan hasil
molaritas, molalitas, danfraksi mol) .
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 94
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
kajian tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Menyajikan cara menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.
Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran.
Menyajikan penerapan konsep mol untuk
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 95
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
menyelesaikan perhitungan kimia.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 96
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
BAB IV PENUTUP
Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan
belajar, artinya bahwa semakin efektif kegiatan pembelajaran
maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin
tidak efektifnya pembelajaran berdampak hasil belajar yang
kurang optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran
yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran
tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam
silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengomunikasikan hal-hal yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama
bagi pendidik dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis akan
diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik
pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 97
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara
bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana
untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD dari
KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh pendidik
baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada
silabus. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam
menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam
Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai
secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan pendidik dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian
autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran
operasional antara lain dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Strategi
penilaian disiapkan untuk memfasilitasi pendidik dalam
mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 98
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
DAFTAR PUSTAKA
Alfred, Devito. (1989). Creative Wellsprings for Science Teaching.Creative ventures.
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy ForLearning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy ofEducational Objectives. New York. Longman.
Beyer, B.K (1985) Practical Strategies for the Direct Teachingof Thinking Skill. In A.L Costa (ed). Developing Minds: AResource Book for Teaching Thinking Alexandra: ASCD.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: HarvardUniversity Press.
Cain, S.E. and Evans, J.M (1990). Sciencing, An InvolvementApproach to Elementary Science Methods. Colombus: MemiPublishing Co.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, andEpistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Joice & Weil. (1996). Models of Teaching. Prentice-Hall, Inc. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all”
through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atasPP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan(Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan LembarNegara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar KompetensiLulusan;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi PendidikanDasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses PendidkanDasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar PenilaianPendidikan.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar danStruktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Semiawan, C. 1998. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta :Gramedia
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 99
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembarNegara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No.4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic CompetencyFrameworks: a Brief Historical Overview. EducationResearch and Perspectives, Vol.37. No.1. The University ofWestern Australia.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta:Bigraf Publishing.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 100
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 1: Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMA ............Matapelajaran : KimiaKelas/Semester : X/GenapMateri Pokok : LarutanElektrolit dan Non ElektrolitAlokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 101
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
3.8.1 Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan
non elektrolit.
3.8.2 Mengidentifikasi sifat-sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan.
3.8.3 Mengelompokkan larutan ke dalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.
3.8.4 Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik
3.8.5 Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan,
serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Indikator:
4.8.1 Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat
larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8.2 Melakukan percobaan daya hantar listrik pada
beberapa larutan.
4.8.3 Mencatat data hasil percobaan daya hantar
listrik pada beberapa larutan
4.8.4 Menganalisis data hasil percobaan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 102
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
4.8.5 Menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya
hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.
4.8.6 Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar
4.8.7 Mengomunikasikan hasil percobaan larutan
elektrolit dan non elektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran larutan elektrolit
dan larutan non elektrolit, peserta didik dapat:
1. menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada
larutan sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2. menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam
diskusi kelompok.
3. menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan
tanggung jawab.
4. menyebutkan pengertian larutan elektrolit dan non
elektrolit.
5. mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui percobaan.
6. mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan
non elektrolit berdasarkan data hantar listriknya.
7. menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
8. mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
9. merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya hantar listriknya.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 103
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
10.melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa
larutan.
11.mencatat data hasil percobaan.daya hantar listrik pada
beberapa larutan.
12.menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion atau senyawa kovalen polar.
13.menganalisis data hasil percobaan larutan berdasarkan
daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.
14.menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar
listrik larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
o Konduktor
o Isolator
o Pelarut
o Terlarut
Konsep
o Larutan
o Larutan elektrolit
o Larutan non elektrolit
o Reaksi
o Ionisasi
Prinsip
o Peran ion dalam hantaran listrik larutan (teori
Arrhenius)
o Kekuatan elektrolit
o Prosedur
o Langkah kerja percobaan daya hantar listrik dalam
larutan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 104
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik
dinamakan larutan elektrolit. Kekuatan menghantarkan
listrik tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam
larutan tersebut. Semakin banyak jumlah ion maka
semakin kuat sifat elektrolit.Hal ini disebabkan oleh
derajat ionisasi zat terlarut yang makin besar.
1. LARUTAN ELEKTROLIT KUAT
Mempunyai derajat ionisasi 1 ( = 1 )
Terion sempurna
Contoh : HCl(aq), H2SO4(aq), NaCl(aq), NaOH(aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq)2H+(aq) + SO42-(aq)
NaOH(aq)Na+(aq) + OH-(aq)
2. LARUTAN ELEKTROLIT LEMAH
Mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 )
Terion sebagian
Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)
CH3COOH(aq ) ⇆ CH3COO-(aq) + H+(aq)
NH4OH(aq) ⇆ NH4+(aq) + OH-(aq)
3. LARUTAN NON ELEKTROLIT
Mempunyai derajat ionisasi ( = 0 )
Tidak terion
Contoh : CO(NH2)2(aq), C12H22O11(aq)
CO(NH2)2(aq) CO(NH2)2(aq) (tidak terion;
tidak menghasilkan ion-ion )
C12H22O11(aq) C12H22O11(aq) (tidak terion;
tidak menghasilkan ion-ion )
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 105
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
4. JENIS SENYAWA ELEKTROLIT
No Jenis SenyawaSifat Senyawa
( elektrolit / non elektrolit )Padat Lelehan Larutan
1.
2.
Senyawa ion (NaCl,
MgCl2)
Senyawa kovalen
polar (HCl, HBr)
Non
elektrolit
Non
elektrolit
Elektrolit
Non
elektrolit
Elektrol
it
Elektrol
it
Ion-ion pada senyawa ion yang berwujud lelehan dan
larutan dapat bergerak bebas, sedangkan pada wujud
padat tidak. Demikian pula pada senyawa kovalen,
hanya yang berwujud larutanlah yang ionnya dapat
bergerak bebas. Jadi sifat elektrolit suatu senyawa
ditentukan oleh ionnya.
E. Metode Pembelajaran
Inkuiri, diskusi, dan kerja kelompok.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
Bahan tayang berupa video
2. Alat/Bahan
Alat uji elektrolit, gelas kimia, beberapa larutan
elektrolit dan non elektrolit
3. Sumber Belajar
Saptono Nugrohadi, Kimia Kelas X SMA /MA , Balai
Pustaka, 2009. Jakarta
Supplement books:
Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media
Pratama, 2008
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 106
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Buku Pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang
Aktivitas Peserta didik, dan hands out
Lembar kerja
Internet
http://e-dukasi.net
G. Langkah-langkahKegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
No Kegiatan Deskripsi Waktu. 1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan
pertanyaan dari pendidikberhubungan dengan kondisi kelas,mengabsen
2. Sebagai apersepsi untuk mendorongrasa ingin tahu dan berpikirkritis, pendidik mengajukanpertanyaan tentang larutan guladan larutan asam cuka
3. Pendidik memotivasi peserta didikuntuk mencermati tayangan video“Nelayan”
4. Peserta didik menerima informasikompetensi, materi, tujuan,manfaat, dan langkah pembelajaranyang akan dilaksanakan.
5. Pendidik menagih secara lisantugas baca dan mencari artikeltentang larutan elektrolit dannon elektrolit.
15’
2 Inti 1. Peserta didik mengkaji literaturtentang larutan elektrolit dannon elektrolit.
2. Peserta didik mengajukanpertanyaan berkaitan denganlarutan elektrolit dan nonelektrolit,misalnya:Apakah semualarutan dapat menghantarkan aruslistrik? Mengapa ikan di sungaibisa mati tersengat arus listrik?Apa manfaat larutan elektrolitdalam kehidupan?
3. Peserta didik merancang percobaan
90’
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 107
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
No Kegiatan Deskripsi Waktuuntuk menyelidiki sifat larutanberdasarkan daya hantar listrikdan mempresentasikan hasilnyauntuk menyamakan persepsi.
4. Peserta didik melakukan percobaandaya hantar listrik beberapalarutan.
5. Peserta didik mengamati danmencatat data hasil percobaan dayahantar listrik pada beberapalarutan.
6. Peserta didik menganalisis datahasil percobaan untuk menyimpulkansifat larutan berdasarkan dayahantar listriknya (larutanelektrolit dan larutan nonelektrolit).
7. Peserta didik menyajikan laporanhasil percobaan tentang dayahantar listrik larutan elektrolitkuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan non elektrolit.
3 Penutup 1.Pendidik bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang larutan elektrolit dan non elektrolit.
2.Pendidik meminta Peserta didik mencatat soal penugasan.mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit.
3.Pendidik memberikan tugas baca bagi peserta didik untuk materi berikutnya.
30’
Pertemuan 2
No Kegiatan Deskripsi Waktu1. Pendahuluan 1. Pendidik memberi salam,
selanjutnya menanyakan kabar pesertadidik, dan mmengecek kehadiran.Pendidik meminta peserta didik untukmengecek kebersihan kelas, minimal disekitar meja dan kursi tempatduduknya.
15’
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 108
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
No Kegiatan Deskripsi Waktu2. Pendidik mengajukan pertanyaantentang ciri-ciri larutan elektrolitdan non elektrolit sebagai apersepsiuntuk menghubungkan dengan materiyang akan dipelajari
1. Pendidik menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai,yaitu:a. Peserta didik dapat
mengelompokkan larutanberdasarkan jenis ikatan zatterlarutnya dan menjelaskannya.
b. Peserta didik dapat menyimpulkanjenis ikatan pada zat terlarutdalam larutan elektrolit.
c. Menyadari dan mengagumi polapikir ilmiah dalam kemampuanmengamati bio-proses.
d. Bersikap ilmiah yaitu jujur,disiplin, tanggung jawab, pedulilingkungan, dan bekerjasamadalam melakukan kegiatanpembelajaran.
2. Pendidik menyampaikan garis besarcakupan materi dan penjelasantentang kegiatan yang akandilakukan peserta didik untukmenyelesaikan permasalahan atautugas pada pertemuan ini.
3.Pendidik menyampaikan hal-hal yangakan dinilai, antara lain perilakuilmiah ( kriteria penilaiandisampaikan kepada peserta didik)
A. . Inti 1.Penyajian FenomenaPeserta didik mengingat kembalihasil percobaan larutan elektrolitdan non elektrolit minggu lalu,bahwa lampu listrik ada yangmenyala terang, redup dan tidakmenyala. Pada elektrode teramatiada/tidak adanya gelembung gas.
2.Observasia.Peserta didik mencermati data
hasil percobaan larutan
60’
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 109
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
No Kegiatan Deskripsi Waktuelektrolit dan non elektrolitminggu lalu.
b.Peserta didik membaca literatur tentang hubungan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan ikatan ion atau kovalen polar.
3. Rumusan Masalah. Peserta didik membuat rumusan masalah tentang:a. Hubungan ikatan ion terhadap daya hantar listrik
b. Hubungan kovalen polar terhadap daya hantar listrik
4. Menyusun hipotesisPeserta didik merumuskan hipotesisberdasarkan rumusan masalah.
5. Mengumpulkan DataPeserta didik:a. Mengumpulkan data hubungan larutan
elektrolit dengan ikatan ion.b. Mengumpulkan data hubungan larutan
elektrolit dengan ikatan kovalen polar
6.Menganalisis DataPeserta didik:a. Menganalisis hubungan larutan
elektrolit dengan ikatan ion.b. Menganalisis hubungan larutan
elektrolit dengan ikatan kovalen polar
7.Menyusun KesimpulanPesertadidik mengomunikasikan tentang:a. Hubungan larutan elektrolit dengan
ikatan ion.b. Hubungan larutan elektrolit dengan
ikatan kovalen polarB. Penutup 1. Pendidik bersama-sama dengan
peserta didik membuatrangkuman/simpulan pelajaran.
2. Pendidik melakukan penilaiandan/atau refleksi terhadapkegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Pendidik memberikan umpan balik
60’
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 110
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
No Kegiatan Deskripsi Waktuterhadap proses dan hasilpembelajaran.
4. Pendidik merencanakan kegiatan tindak lanjut dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Pendidik memberikan tes6. Pendidik menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
No Aspek Mekanisme danProsedur Instrumen Keterangan
1. Sikap - ObservasiKerjaKelompok
- Lembar Observasi
2. Pengetahuan - Penugasan- Tes Tertulis
- SoalPenugasan
- Soal Esai3. Keterampilan - Kinerja
Presentasi- Laporan
Praktik
- KinerjaPresentasi
- RubrikPenilaian
Kepala SMA ........
……………………….
NIP. ……………….
…………………….., …………………20…Guru Mata Pelajaran KIMIA
……………………….
NIP. ……………….
Catatan Kepala Sekolah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 111
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 112
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 2: Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran : ..................................................................
Kelas/Semester : ..................................................................
Tahun Ajaran : ..................................................................
Waktu Pengamatan : ..................................................................
Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli,
responsif, dan santun.
1. D (kurang) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas;
2. C (cukup) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum
ajek/ tetap/ teratur/ tidak berubah;
3. B (baik) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajek/
tetap/ teratur/ tidak berubah;
4. A (sangat baik) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan
ajek/ tetap/ teratur/ tidak berubah.
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama
Peserta
didik
Religius Tanggungjawab Peduli Responsif Santun
A B C D A B C D A B C D
A B C D A B C D
1.2.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 113
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
3.4.5....
Keterangan1 D = kurang2 C = cukup3 B = baik4 A = sangat baik
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 114
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 3: Lembar Observasi dan Kinerja Presentasi
LEMBAR OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : KimiaKelas Peminatan : X (sepuluh) MIAKompetensi : .......................................
...........................
NoNama
Pesertadidik
Observasi KinerjaPresentasi
JmlSkor
Nilaiketram-pilanpresentasiKe
juju
r
Disi
pli
Tang
gun
g Ja
wab
pedu
li
Kerj
asa
maHasi
lob
serv
aPr
esen
tas
iVi
sual
Bert
any
(1 (2 (3)
(4) (5) (6) (7) (8
)(9)
1. AbdusShamad
A A A A B A 4 3 3 10 3.33
2.3.4.5.6.7.8.9.10.
INDIKATOR SIKAP ILMIAH PADA LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI:1. Jujura. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.b. Menulis data sesuai dengan hasil percobaanc. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.d. Menerima kebenaran yang disampaikan teman2. Disiplina. Selalu hadir di kelas tepat waktu.b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk.c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok.d. Menyelesaikan tugas tepat waktu.3. Tanggung jawaba. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.b. Bertanya kepada teman/pendidik bila menjumpai masalah.
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 115
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya.d. Partisipasi dalam kelompok.4. Pedulia. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan.b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut
menyelesaikan masalah.c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang
ada di sekitarnya.d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya.5. Kerja samaa. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh.b. Menunjukkan sikap bersahabat.c. Berusaha menemukan solusi permasalahan secara bersama
dalam kelompoknya.d. Menghargai pendapat teman lain.
Keterangan Pengisian Skor Observasi A = Sangat tinggi, jika memenuhi 4 indikator pada setiapaspek B = Tinggi, jika memenuhi 3 indikator pada setiap aspekC = Cukup, jika memenuhi 2 indikator pada setiap aspek D = Kurang, jika memenuhi 1 atau tidak memenuhi indikator pada setiap aspek
INDIKATOR PRESENTASI KELOMPOK
No
Indikator Deskripsi
1
Penguasaan materi yang dipresentasikan(Presentasi)
4. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengansangat baik
3. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengancukup baik
2. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengankurang baik
1. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengansangat kurang baik
2 Kemampuan memanfaatkan media presentasi(Visual)
4. Media yang dimanfaatkan sangat jelas, menarik, dan menunjang seluruh sajian
3. Media yang dimanfaatkan jelas tetapi kurang menarik
2. Media yang dimanfaatkan kurang jelas dan tidak menarik
1. Media yang dimanfaatkan tidak jelas dan tidak
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 116
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
menarik3 Kemampuan
mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan (Bertanya danMenjawab)
4. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
3. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
2. Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan baik
1. Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 117
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 4: Laporan Praktikum
1.Laporan praktikumMenyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantarlistrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah,dan larutan non elektrolit.
a. Kelengkapan.
b. Jawaban pertanyaan
2.Portofolio/ Produk, dengan fokus penilaian pada aspek:
Sistematika laporan adalah sebagai berikuta. Judulb. Tujuanc. Landasan teorid. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto)e. Langkah kerjaf. Data percobaang. Jawaban pertanyaanh. Kesimpulani. Referensi
Contoh Instrumen Laporan Praktik
No. Kriteria Predikat1. Sesuai tujuan Baik, jika 3 kriteria
terpenuhiSedang, jika 2 kriteria terpenuhiKurang, jika 1 kriteria terpenuhi
2. Sesuai dengan data
3. Benar/sesuai teori
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 118
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 119
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 5: Penilaian Hasil Belajar
IndikatorPencapaianKompetensi
TeknikPenilaian Instrumen
1. Menyebutkan pengertian larutan elektrolit dannon elektrolit
Tes Tertulis
Jelaskan apa yang dimaksud dengan :a) Larutan elektrolitb) Larutan non elektrolit
2. Mengidentifikasi sifat-sifatlarutan elektrolit dannon elektrolitmelalui percobaan
Tes Tertulis
Suatu larutan diuji dengan alatdaya hantar listrik disimpulkansebagai elektrolit kuat. Tentukan tanda-tanda yang tampak pada alat tersebut !
3. Mengelompokkanlarutan ke dalam larutan elektrolit dannon elektrolitberdasarkan daya hantar listriknya
Tes Tertulis
Diketahui larutan: asam sulfat,natrium hidroksida, gula, spiritus, cuka dan pupuk urea.Berdasarkan data larutan di atas, manakah yang termasuk larutan elektrolit ?
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
Tes Tertulis
Mengapa larutan garam dapur danlarutan asam klorida dapat menghantarkan arus listrik ?
5. Mendeskripsikanbahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dansenyawa kovalenpolar.
Tes Tertulis
Apa hubungan daya hantar listrik dengan senyawa ion dan senyawa kovalen polar?
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 120
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 121
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Saintifik
Pedoman Penskoran
No JawabanSkor
maksimal
1 a.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapatmenghantarkan arus listrik
b.Larutan non elektrolit adalah larutan yangtidak dapat menghantarkan arus listrik
1
1
2 Tanda-tanda yang tampak :a. Pada elektroda timbul gelembung gasb. Lampu menyala
11
3 a. asam sulfatb. natrium hidroksidac. cuka
111
4 Larutan garam dapur dan larutan asam kloridadapat terionisasi di dalam air
1
5 Senyawa ion dalam wujud lelehan dan larutandapat terionisasi menghasilkan ion-ion yangbergerak bebas.Senyawa kovalen polar dalam wujud larutan dapatterionisasi menghasilkan ion-ion yang dapatbergerak bebas.
1
1
SKOR MAKSIMAL 10
NilaiAkhir=JumlahPerolehanSkorJumlahSkorMaksimum
❑ x 4
©2014, DirektoratPembinaan SMA, Ditjen. Pendidikan Menengah 122