Bab 11 Konvensi Naskah

44
BAB XI KONVENSI NASKAH A. DEFINISI KONVENSI NASKAH PENGERTIAN KONVENSI Konvensi (convention) dapat merujuk pada: 1. Konvensi (rapat), suatu rapat besar 2. Kovensi (norma), suatu kumpulan norma yang diterima umum 3. Traktat, perjanjian dan lain-lain Definisi konvensi adalah hokum dasar yang tidak tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis. Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dakam praktek penyelenggaraannya. 2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar. 3. Diterima oleh seluruh rakyat.

Transcript of Bab 11 Konvensi Naskah

BAB XI

KONVENSI NASKAH

A. DEFINISI KONVENSI NASKAH

PENGERTIAN KONVENSI

Konvensi (convention) dapat merujuk pada:

1. Konvensi (rapat), suatu rapat besar

2. Kovensi (norma), suatu kumpulan norma yang

diterima umum

3. Traktat, perjanjian dan lain-lain

Definisi konvensi adalah hokum dasar yang tidak

tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang

timbul dan terpelihara dalam praktek

penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis.

Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut:

1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan

terpelihara dakam praktek penyelenggaraannya.

2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar

dan berjalan sejajar.

3. Diterima oleh seluruh rakyat.

4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga

memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang

tidak terdapat dalam undang-undang dasar.

PENGERTIAN NASKAH

Naskah merupakan salah satu objek kajian

filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit

perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari

pengertian pokoknya. Untuk lebih mengetahui

pengertian naskah secara mendalam, di bawah ini

dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber

dari berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel.

Pengertian-pengertian naskah itu, antara lain:

1. Menurut Poerwadarminta dalam Eny Kusumastuti

Damayanti (2000:7)

Naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang

asli maupun salinannya.

2. Menurut Djamaris dalam Eny Kusumastuti

Damayanti (2000 : 8)

Naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek

moyang pada kertas, lontar, kulit kayu, dan

rotan.

3. Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Umum

Indonesia

Naskah adalah karangan dan sebagainya yang

masih ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan

sebagainya yang akan dicetak atau akan

diterbitkan).

4. Dalam KBBI tahun 1997 dalam Ikke Kusumawati

(2003 : 10)

Naskah adalah karangan yang masih ditulis

dengan tangan.

5. Menurut Baried dalam Supartinah (2003 : 9)

Naskah berarti tulisan tangan.

6. Menurut Baroroh-Baried dalam Warsidi (2005: 9)

Naskah adalah semua bahan tulisan tangan dari

bahasa Latin codex, jamaknya codices.

7. Menurut Baried dalam Venny Indria Ekowati (2003

: 10)

Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan

beragai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai

hasil budaya bansa masa lampau.

8. Menurut Onions dalam Venny Indria Ekowati (2003

: 11)

Naskah dapat dianggap sebagai padanan kata

manuskrip.

9. Dalam KBBI edisi III, 2005

Naskah yaitu :

a. karangan yang masih ditulis dengan tangan

b. karangan seseorang yang belum diterbitkan

c. bahan-bahan berita yang siap untuk diset

d. rancangan

10. Dalam KBBI edisi II, 1954

Naskah yaitu :

a. karangan yang masih ditulis dengan tangan

b. karangan seseorang sebagai karya asli

c. bahan-bahan berita yang siap diset

11. Dalam Library and Information Science

Suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan

yang ada pada koleksi perpustakaan atau arsip;

misalnya , surat-surat atau buku harian milik

seseorang yang ada pada koleksi perspustakaan.

12. Dalam situs wikipedia.com

Suatu naskah manuskrip (bahasa Latin manuscript:

manu scriptus ditulis tangan), secara khusus,

adalah semua dokumen tertulis yang ditulis

tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau

perbanyakannya dengan cara lain. Kata 'naskah'

diambil dari bahasa Arab nuskhatum yang berarti

sebuah potongan kertas.

13. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus

Umum Besar Indonesia cetakan V, 1976

Naskah yaitu :

a. karangan, surat dan sebagainya yang masih

ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan

sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)

b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya),

eksemplar

14. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus

Umum Besar Indonesia cetakan IV, 1966

Naskah yaitu:

a. karangan, surat dan sebagainya yang masih

ditulis dengan tangan, kopi (karangan dan

sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)

b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya),

eksemplar

15. Dalam Kamus Bahasa Melayu Nusantara, 2003

Naskah yaitu :

a. karangan dan sebagainya yang bertulis tangan

atau ditaip (diketik); manuskrip

b. karya (karangan) asli seseorang penulis yang

belum dicetak atau diterbitkan; teks asal

c. rancangan (undang-undang, perlembagaan,

dsb.); rancangan

d. penjodohan bilangan (kata penggolong) untuk

buku, majalah, surat kabar.

e. bahan-bahan berita yang siap untuk diset;

kopi

16. Menurut Drs. Peter Salim dalam Kamus Besar

Indonesia Kontemporer, tanpa tahun

Naskah yaitu :

a. karangan yang masih berupa tulisan tangan

b. karangan seseorang

c. berita yang siap untuk diketik

d. rancangan

17. Menurut Pamusuk Eneste dalam Buku Pinter

Penyuntingan Naskah, 2005

Naskah adalah karangan (tulisan seseorang yang

belum diterbitkan).

18. Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dan

Bahasa Indonesia, 2003

Naskah yaitu :

a. karangan yang ditulis dengan tangan baik di

atas kertas, daun, dsb.

b. surat/ tulisan yang disiapkan untuk maksud

tertentu, misal perjanjian

19. Menurut Darusuprapta dan Siti Baroroh

Naskah tegesipun anggitan ingkang sinerat

tangan utawi carik ingkang tasih asli menapa

dene salinanipun ingkang ngewrat mawarni-

warnining bab ingkang mujudaken wohing

kabudayaning masyarakat ing jaman rumiyin.

20. Dalam Kamus Indonesia-Inggris edisi III, 2000

Naskah yaitu :

a. manuskrip

b. document, original text

21. Dalam Kamus Lengkap Al-Fikr, 2002

Naskah berasal dari bahasa Arab “ ٌةُةَةٌ ة ةُةْةَة “yang memiliki arti manuscript, original text.

22. Menurut Djamaris, 1997

Naskah dalam bahasa inggris disebut manuscript

dengan singkatan ms untuk naskah tunggal dan

mss untuk naskah jamak. Dalam bahasa Belanda

disebut handscripft dengan singkatan hs untuk

naskah tunggal dan hss untuk naskah jamak

adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang

pada kertas lontar, kulit kayu dan rotan.

23. Menurut Lala H.S. dalam Kamus Kepustakawanan

Indonesia, 2009

Naskah, yaitu :

a. Karangan yang ditulis tangan

b. karya tulis dengan tangan atau diketik yang

digunakan sebagai dasar percetakan naskah

itu

Naskah dapat diartikan sebagai konsep

karangan, dimana karangan tersebut mengandung

keaslian yang tinggi. Dapat pula dikatakan sebagai

karangan yang akan dicetak atau akan diterbitkan.

Naskah merupakan artikel, dan artikel

merupakan karya tulis. Jadi artikel ilmiah

merupakan karya yulis yang dirancang untuk dimuat

dalam jurnal atau buku kempulan artikel yang

ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti

pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di

sepakati atau diterapkan.

Artikel Ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa,

dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya

dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan,

hasil pemikiran, dan kajian pustaka, atau hasil

dari pengembangan proyek dan sebagainya.

Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya,

dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Artikel hasil penelitian, dan

b. Artikel nonpenelitian.

Mahasiswa penulis: Tugas Akhir, Skripsi,

Tesis, Desertasi dianjurkan menulis kembali

karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan

dalam jurnal penelitian.

Makalah adalah karya tulis yang memuat

pemikiran tentang suatu masalah atau topik

tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut

dengan disertai analisis yang logis dan obyektif. 

Laporan penelitian adalah karya tulis yang

berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang

diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. 

Untuk membuat sebuah naskah yang baik,

sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan

terlebih dahulu. Dalam kerangka karangan akan

terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-

ide pokok dari suatu naskah. Setelah itu

pengembangan pun akan mudah dilakukan dan naskah

yang dihasilkan sistematis.

Selain hal diatas, dalam pembuatan naskah

juga harus memperhatikan struktur kalimat dan

pilihan kata/diksi, agar naskah yang kita tulis

itu jelas, teratur dan menarik untuk di baca. Hal

terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi

syarat-syarat tertentu seperti persyaratan formal.

Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya

bentuk atau wajah tampak menarik dan indah.

Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian

pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus

diikuti dalam dunia kepenulisan yang umum disebut

konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan

sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang

sudah lazim, dan sudah disepakati.

PENGERTIAN KONVENSI NASKAH

konvensi naskah adalah penulisan naskah

karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan atau

aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati

secara nasional maupun internasional. Konvensi

naskah karya ilmiah adalah peraturan atau aturan

yang telah disepakati bersama oleh suatu lembaga

tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut

seperangkat cara dan bahan yang digunakan dalam

penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan

penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain. Ada

beberapa bagian dalam konvensi naskah diantaranya:

1. Bagian pelengkap pendahuluan merupakan

pelengkap pendahuluan atau halaman-halaman

pendahuluan yang terdiri atas: abstrak, halaman

pengesahan, halaman judul, halaman persembahan

(tidak wajib), kata pengantar, daftar isi,

daftar gambar, dan daftar table.

2. Bagian isi karangan terdiri atas: Bab I

Pendahuluan, Bab II Deskripsi Teori, Bab III

Deskripsi Data, Analisis Data, Kesimpulan, dan

Saran.

3. Bagian pelengkap penutup terdiri atas: Daftar

bacaan, apendiks, indeks, dan lampiran.

B. BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN

Karangan ilmiah formal berupa skripsi, tesis,

disertasi, terikat oleh aturan ilmiah yang sudah

dilazimkan. Penulis tidak leluasa menggunakan

cara-cara yang sesuai dengan keinginan sendiri. Ia

harus memenuhi aturan-aturan tersebut. Jika tidak

mematuhi karya ilmiah tersebut pasti akan ditolak

oleh pembimbingnya atau dinyatakan tidak lulus

(tidak diterima).

1. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan berisi judul,

pernyataan telah diujikan/ disetujui/

pengesahan lain, jabatan dan nama-nama orang

harus menandatangani karangan ilmiah tersebut.

Judul

Judul suatu karya ilmiah hendaknya dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang materi

dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang

akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat

menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa

ingin tahu keseluruhan isi karya tersebut. Pada

umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah

karya yang dibuat selesai (bandingkan dengan

topik). Tentu saja ada pula penulis yang

berangkat dari judul yang kemudian dikembangkan

menjadi yang utuh.

Untuk memberikan daya tarik pembaca,

penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a.Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan

b.Judul harus menarik pembaca baik makna maupun

penulisannya

c.Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit

d.Halaman judul : nama karangan, penjelasan

adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas

pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama

kota dan tahun penulisan.

e.Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah

secara simetri (untuk karangan formal) atau

model lurus pada margin kiri (untuk karangan

tidak formal).

2. Halaman Judul

Penempatan penulisan dan judul karya ilmiah

pada halaman judul, sebaiknya mengikuti

ketentuan-ketentuan berikut:

a. Penempatan dan penulisan judul diatur sebagai

berikut:

1) Judul ditulis pada baris paling atas

dengan jarak dari tepi kertas atas

sekurang-kurangnya 3 cm. judul yang

panjang dapat ditulis menjadi dua baris

atau lebih dengan jarak dua spasi.

2) Judul dan anak judu ditulis semuanya

dengan huruf kapital.

Contoh:

UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA

MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH

DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR

3) Anak judul (jika ada) dipisahkan dari

judul dengan tanda titik dua.

4) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik

atau tanda baca lainnya.

b. Penjelasan tentang bentuk dan kedudukan karya

ilmiah yang bersangkutan dalam sistem

pendidikannya atau dalam kegiatan ilmiah

ditulis dengan jarak empat spasi dari baris

terakhir judul. Penjelasan yang berupa klausa

itu disusun menjadi tiga baris yang masing-

masing berjarak dua spasi. Dengan jarak enam

spasi ke bawah dicantumkan kata “oleh” yang

semuanya ditulis dengan huruf kecil.

c. Nama penulis dan keterangan diri lainnya

ditulis berurutan ke bawah dengan jarak enam

spasi dari kata “oleh”. Huruf yang digunakan

semuanya adalah huruf kapital. Penulisan nama

penulis dan keterangan diri lainnya tersebut

tidak diakhiri oleh tanda baca apapun.

d. Nama program, fakultas, jurusan, dan program

studi ditulis berurutan ke bawah dengan jarak

empat spasi dari baris terakhir keterangan

diri penulis. Di dalam penulisannya huruf

kapital hanya digunakan pada awal kata,

kecuali kata tugas.

e. Nama perguruan tinggi atau instansi tempat

bekerja dicantumkan dengan jarak empat spasi

dari keterangan. Dua spasi di bawah nama

perguruan tinggi dan nama kota ditulis dengan

huruf capital semua, tidak diakhiri tanda

baca.

f. Tahun penyusunan karya ilmiah ditulis dengan

jarak dua spasi di bawahnya. Jadi penulisan

tahun penyusunan karya ilmiah terletak pada

garis paling bawah. Di dalam hal ini pun

tidak digunakan tanda titik atau tanda baca

dibelakang tahun.

g. Di dalam penempatan penulisan tulisan pada

halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan

jarak margin atas, bawah kiri.

h. Di dalam hal ini penulisan unsur-unsur yang

dimuat pada halaman judul ada dua pilihan

yaitu sistem block (margin kiri lurus mulai

dari judul sampai tahun) serta sistem simetris

(susunan baris-baris diatur sedekimian rupa

sehingga setiap baris terletak ditengah-

tengah lembar kertas).

Halaman judul berisi judul, klasifikasi

tingkatan (skripsi, tesis, atau disertasi).

Tesis untuk mencapai gelar sarjana. Hal-hal

yang harus dihindarkan dalam halaman judul

karangan formal :

a. Komposisi tidak menarik

b. Tidak estetik.

c. Hiasan gambar tidak relevan

d. Variasi huruf jenis huruf

e. Kata "ditulis (disusun) oleh"

f. Kata "NIM/NRP"

g. Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak

berfungsi

h. Kata-kata yang berisi slogan

i. Ungkapan emosional

j. Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak

berfungsi

3. Halaman Persembahan

Bagian ini tidak terlalu penting. Bila

penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal

itu semata-mata dibuat atas pertimbangan

penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu

halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa

kata saja, misalnya:

Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting

belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir,

alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa

Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.

Bila penulis menganggap perlu memasukkan

persembahan ini, maka persembahan ini

ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang

judul buku, atau berhadapan dengan halaman

belakang cover buku, atau juga menyatu dengan

halaman judul buku.

4. Kata Pengantar

Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi:

1) Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan

karya ilmiah.

2) Penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan

karya ilmiah.

3) Informasi tentang bimbingan atau pengarahan

dan bantuan yang diperoleh dalam pembuatan

karya ilmiah.

4) Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

membantu dan memungkinkan terwujudnya karya

ilmiah.

5) Penyebutan tempat (kota) tanggal, bulan, dan

tahun pembuatan karya ilmiah, serta nama

“Kata Pengantar” sebagai tajuk ditulis dengan

huruf capital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak

diberi garis bawah. Baris pertama tiap-tiap alinea

ditulis masuk lima ketukan mesin tulis dari margin

kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai dari

margin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri dari

empat baris atau lebih.

Jika judul karya ilmiah disebut-sebut di dalam

kata pengantar atau di isi karya ilmiah, maka judul itu

harus diletakkan di antara tanda petik, ditulis dengan

huruf capital pada awal kata yang bukan kata tugas.

Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis

lengkap dengan huruf, bukan angka), dan tahun

penyusunan karya ilmiah ditempatkan di sebelah kanan

bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir

teks, sedangkan nama penulis di bawah nama kota itu

dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk, tahun, dan

nama penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda

baca lain. Namun, diantara nama kota dan tanggal

ditempatkan tanda koma.

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan

karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena

itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa

Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata

pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal

lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan,

dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis

dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi

karangan.

Hal-hal yang harus dihindarkan:

Menguraikan isi karangan.

Mengungkapkan perasaan berlebihan.

Menyalahi kaidah bahasa.

Menunjukkan sikap kurang percaya diri.

Kurang meyakinkan.

Kata pengantar terlalu panjang.

Menulis kata pengantar semacam sambutan.

Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi,

dan tanda baca tidak efektif.

5. Daftar Isi

Daftar isi adalah bagian pelengkap

pendahuluan yang memuat garis besar isi

karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh,

dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis

sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah

karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk

nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-

unsur pelengkap dari sebuah buku yang

bersangkutan.

Untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya

ilmiah atau untuk menemukkan bagian-bagian,

misalnya, bab atau anak bab yang dikehendaki,

karya ilmiah yang panjangnya lebih dari 10

halaman sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi.

Dalam karya ilmiah yang lebih besar, seperti

skripsi, tesis, atau laporan penelitian tentu

bab dan anak bab lebih banyak sehingga derajat

penomoran anak-anak bab lebih banyak pula.

Dalam hubungan itu, derajat penomoran itu

dibatasi sampai empat angka. Semua judul anak

bab yang mempunyai nomor perlu dimasukkan dalam

daftar isi. Daftar isi disusun secara konsisten

baik penomoran, penulisan, maupun tata letak

judul bab, judul sub-sub bab.

“Daftar Isi” sebagai tajuk ditulis dengan huruf

capital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak

diberi garis bawah. Di dalam penulisan daftar

isi perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Tajuk kata pengantar, daftar singkatan

(jika ada), bab, daftar pustaka, lampiran,

indeks (jika ada) ditulis dengan

menggunakan huruf capital semua dan tidak

diberi garis bawah, sedangkan tajuk anak-

anak bab ditulis dengan huruf capital pada

awal kata yang bukan kata tugas dan tiap-

tiap katanya tidak diberi garis bawah.

b. Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta

tepat dari margin kiri. Bab-bab yang

bernomor angka Romawi besar di dalam daftar

isi tetap memakai nomor angka romawi besar.

Adapun anak-anak bernomor angka Arab tetap

diberi nomorArab seperti terdapat pada

teks.

c. Di antara bab dan nomornya, demikian pula

diantara nomor bab dan tajuknya, tidak ada

titik melainkan jarak satu ketukan. Di

antara nomor anak bab dan tajuknya pun

tidak ada titik melainkan jarak satu

ketukan. Jika nomor bab atau anak bab dan

tajuknya tidak termuat didalam satu baris,

maka digunakan baris kedua dan seterusnya.

Baris-baris tambahan ini menjorok ke dalam

sepuluh ketukan dari margin kiri.

6. Daftar Gambar

Bila suatu karangan memuat suatu gambar-

gambar, maka setiap gambar tersebut harus

ditulis di dalam daftar gambar yang

menginformasikan judul gambar dan nomor halaman

gambar tersebut.

7. Daftar Tabel

Bila suatu karangan memuat suatu tabel-tabel,

maka setiap tabel tersebut harus ditulis di

dalam daftar tabel yang menginformasikan nama

tabel dan nomor halaman tabel tersebut.

Pengumpulan Data data kepustakaan, korpus data,

tata lapangan, alat pengumpul data (kuisioner,

tes) dan peta.

Sumber data penulisan berisi :

Sumber data sekunder dan data primer.

Kriteria penentuan jumlah data.

Kriteria penentuan mutu data.

Kriteria penentuan sample.

Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan

pembahasan.

Sistematika Penulisan

Sebuah karya ilmiah memiliki judul, kata

pengantar, pendahuluan, isi, penutup, dan daftar

pustaka. Karya yang agak panjang (lebih dari

sepuluh halaman) biasanya dilengkapi dengan daftar

isi yang ditempatkan di antara kata pengantar dan

pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap perlu

disertakan di dalam karya ilmiah itu dapat

dilampirkan, misalnya korpus data, alat pengumpul

data (kuisioner,tes) dan peta. Kuisioner merupakan

suatu daftar yang berisi suatu rangkaian

pertanyaan tentang suatu hal.

Sistematika penulisan berisi tentang :

(1) Urutan pembahasan masalah.

(2) Kelengkapan unsur-unsur kesempurnaan tulisan.

Walaupun karya ilmiah dapat disajikan dengan

berbagai metode dan sistematika penulisan,

sebaiknya dalam suatu karya ilmiah metode dan

sistematika yang dipilih diterapkan secara taat

asas.

C. BAGIAN ISI KARANGAN

Bagian isi karangan merupakan inti karya

ilmiah yang memaparkan uraian pokok masalah yang

dibahas. Uraian bagian ini hendaknya dapat

memberikan petunjuk kepada pembaca di dalam

memahami setiap langkah dan keseluruhan

pembahasan. Disamping itu, bagian ini harus

menunjukkan kelengkapan, ketaatasasan,

kedisiplinan analisis, dan kumpulan materi yang

dibahas.

Panjang lebar uraian harus proporsional

dengan pentingnya (anak) masalah yang dibahas.

Jika perlu, bagian ini dapat dijadikan lebih satu

bab, tergantung pada keluasan masalah yang

dibahas. Tajuk bab masing-masing (jika lebih dari

satu bab) mencerminkan masalah pokok yang dibahas.

Bagian ini berisi pembahasan :

1. Bab I Pendahuluan

2. Bab II Deskripsi Teori/Kajian Teoritik

3. Bab III Deskripsi Data

4. Bab IV Analisis Data

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Selain itu membahas pula tentang :

1. Uraian masalah yang dibahas

2. Analisis dan interpretasi

3. Ilustrasi dan contoh-contoh

4. Tabel, bagan, gambar (jika ada)

Bab II berisi deskripsi teori, di dalamnya

terdapat gambaran atau uraian tentang teori yang

digunakan. Tiap variabel yang tertulis dalam topik

harus disertai teori yang dideskripsikan dalam bab

II (topik terdiri dari dua variabel harus disertai

teori, jika terdapat tiga variabel teori juga

harus tiga). Deskripsi teori ini akan membentuk

kerangka berpikir yang berpengaruh terhadap

pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan

dan saran.

1. Berdasarkan metode penulisan yang telah

ditentukan sebelumnya, data dapat dianalisis

berdasar metode tersebut.

2. Metode kuantitatif menghasilkan analisis

kualitatif. Metode ini sering digunakan dalam

ilmu-ilmu non-eksakta, seperti sastra, musikm

lukis humaniora (cinta kasih, agama, etika,

moral)

3. Metode kuantitatif menghasilkan analisis

kuantitatif dan harus dianalisis secara

kuantitatif pula. Metode ini sering digunakan

dalam ilmu-ilmu eksakta.

4. Kesimpulan berisi jawaban singkat mengenai

permasalahan. Jika permasalahan dua, maka

kesimpulan harus dua dan seterusnya.

5. Saran berisi konsekuensi logis atas

kesimpulan. Tujuan saran harus jelas apa yang

dituju

Pendahuluan merupakan bab I dalam sebuah

karangan yang tujuannya adalah menarik perhatian

pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap

masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar

yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan

terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan

pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan

metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan

mengantarkan pembaca pada materi yang akan

dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab II sampai

bab terakhir.

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis

perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus

tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan

sebagai berikut :

1. Latar belakang masalah, menyajikan :

a. Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah

atau pertanyaan yang akan diuraikan

jawabannya dalam bab pertengahan antara

pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau

ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah

penalaran harus jelas, misalnya deduktif,

sebab-akibat, atau induktif.

b. Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya:

memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan

dalam membuat keputusan, memberikan acuan

bagi pengembangan sistem kerja yang akan

datang.

c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan,

gunakan informasi mutakhir dari buku-buku

ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis

hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku

terbaru.

d. Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam

bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang

menuntut adanya analisis, misalnya:

bagaimana... mengapa...

e. Tidak menggunakan kata apa karena tidak

menuntut adanya analisis, cukup dijawab

dengan ya atau tidak.

f. Pentingnya variabel terkait menjadi variabel

penelitian

g. Hubungan setiap entiti dengan variabel

terkait.

h. Masalah yang ada pada setiap entiti.

i. Masalah pada obyek penelitian yang terkait

dengan judul penelitian, yang didukung dengan

data/fakta.

2. Tujuan Penulisan berisi :

a. Target, sasaran, atau upaya yang hendak

dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X

terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi

dapat dilestarikan dengan kreativitas baru

menguraikan pengaruh X terhadap Y.

b. Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya:

mendeskripsikan data primer tentang kualitas

budaya tradisi penduduk asli Jakarta;

membuktikan bahwa pembangunan lingkungan

pemukiman kumuh yang tidak layak huni

memerlukan bantuan pemerintah.

c. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa

tujuan sesuai dengan masalah yang akan

dibahas. Jika masalah ytama dirinci menjadi

dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.

3. Ruang lingkup masalah berisi :

a. Pembatasan masalah yang akan dibahas.

b. Rumusan detail masalah yang akan dibahas.

c. Definisi atau batasan pengertian istilah yang

tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian

merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan

untuk mengungkapkan suatu benda, konsep,

proses, aktivitas, perisiwa dan sebagainya

dengan kata-kata.

4. Landasan teori menyajikan :

a. Deskripsi atau kajian teoritik variabel X

tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli

dan pendapat umum, hukum, dalil atau opini

yang digunakan sebagai landasan pemikiran

kerangka kerja penelitian dan penulisan

sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.

b. Penjelasan hubungan teori dengan kerangka

berpikir dalam mengembangkan konsep

penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan

teori tersebut.

5. Metode dan teknik penulisan berisi :

a. Penjelasan metode yang digunakan dalam

pembahasan, misalnya: metode kuantitatif,

metode deskripsi, metode komparatif, metode

korelasi, metode eksploratif, atau metode

eksperimental.

b. Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan

data seperti wawancara, observasi, dan

kuisioner, analisis data, hasil analisis

data, dan kesimpulan.

c. Metode penelitian harus dipilih sesuai dengan

karakteristik data dan peneliti memberikan

dasar mengapa memilih metode tersebut.

Peneliti juga menjelaskan pendekatan, teknik

yang digunakan dalam penelitian, variabel

penelitian dan konstelasi penelitian yang

ditetapkan.

Tubuh Karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan

merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan

masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang

dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna).

Disinilah terletak segala masalah yang akan dibahas

secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur

berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini :

a. Ketuntasan Materi

Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel

yang tertulis pada kalimat karangan, baik

pembahasan yang berupa data sekunder (kasian

teoritik) maupun data primer. Pembahasan data

primer harus menyertakan pembuktian secara logika,

fakta yang telah dianalisis atau diuji

kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain

yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.

b. Kejelasan Uraian/Deskripsi :

Kejelasan Konsep

Konsep adalah keseluruhan pikiran yang

terorganisasi secara utuh, jelas dan tuntas dalam

suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraiandari

bab ke sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai

dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan

koherensial, terutama dalam menganalisis,

menginterpretasikan (menafsirkan) dan

menyintesiskan dalam suatu penegasan atau

kesimpulan. Selain itu, penulis perlu

memperhatikan konsistensi dalam penomoran,

penggabungan huruf, jarak spasi, teknik kutipan,

catatan pustaka, dan catatan kaki.

Kejelasan Bahasa

Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang

dapat dikukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal

itu, kata lugas atau kata denotif lebih baik

daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali

dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif

atau kaat kias sangat diperlukan).

Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda,

menggunakan struktur kalimat yang betul,

menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat

yang efektif, menggunakan koordinatif dan

subordinatif secara benar. Kejelasan makna

paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat

paragraph: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi

(dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata

transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta

menunjukan adanya penalaranyang logis (induktif,

deduktif, kausal, kronologis, spasial)

Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:

Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan

dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari

umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang

penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang

kejelasan ini perlu didukung dengan gambar,

grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto.

Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan

kepastiannya.

Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam

penulisan karangan (ilmiah) :

1) Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata:

saya piker, saya rasa, menurut pengalaman saya,

dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan

menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji

laboratorium membuktikan bahwa…, survei

membuktikan bahwa…,

2) Kesalahan, pembuktian pendapat tidak mencukupi,

penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah

nalar, penjelasan tidak tuntas, alur piker

(dari topic sampai dengan simpulan) tidak

konsisten, pembuktian dengan prasangka atau

berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan

maksud yang tidak jelas arahnya, definisi

variable tidak (kurang) operasional, proposisi

yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,

atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.

D. BAB IV PENUTUP

1) Kesimpulan

Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah

berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan

sudah disepakati.

Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat

dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal,

semi formal, dan non formal. Maksud secara formal

adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan

lahiriah yang dituntut konvensi.

Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu

karya tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang

dituntut konvensi. Dan maksud secara non formal adalah

bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat

formalnya.

Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah

karya tulis yaitu Bagian pelengkap pendahuluan, isi

karangan, bagian pelengkap penutup.

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)

b. Halaman Judul

c. Halaman Persembahan (kalau ada)

d. Halaman Pengesahan (kalau ada)

e. Kata Pengantar

f. Daftar Isi

g. Daftar Gambar (kalau ada)

h. Daftar Tabel (kalau ada)

2. Bagian Isi Karangan

a. Pendahuluan

b. Tubuh Karangan

c. Kesimpulan

3. Bagian Pelengkap Penutup

a. Daftar Pustaka (Bibliografi)

b. Lampiran (Apendix)

c. Indeks

d. Riwayat Hidup Penulis

Contoh Riwayat Hidup Penulis :

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama lengkap penulis, yaitu Hj. Sri Sunarti,

lahir di Indramayu. Pada tanggal 24 Mei 1965 dari

pasangan Bapak Kaapi (Alm) dan Ibu Wastinah (Alm).

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam,

telah memiliki seorang suami yaitu H. Kusin, s.E. dan

empat orang putra dan putrid. Kini penulis beralamat di

Jalan Raya Tegalgirang No.272 RT 03 RW 02 dekat Kantor

Bulog Kab. Indramayu.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada

tahun 1979 lulus dari SD Lemahabang 1 Indramayu.

Kemudian melanjutkan di SLTP Negeri 2 Indramayu (SMP

Negeri 2 Sindang) dan lulus pada tahun 1982. Pada tahun

1985 lulus dari SPG Negeri Indramayu dan melanjutkan ke

IKIP Bandung Program D3 Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan, lulus tahun 1988.

Pada tahun 1989 penulis ditugaskan sebagai PNS,

menjadi guru di SLTP Negeri 1 Bangodua. Untuk

meningkatkan pendidikan dan kecintaannya pada sastra

penulis kembali ke bangku kuliah pada tahun 2002 dengan

mengambil kelas regular di Unswagati Cirebon pada

Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Program Tingkat Sarjana (S1) pada program

studi dan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

kemudian selesai pada tahun 2004 sebagai lulusan

terbaik.

Pada tahun 2005 penulis mendapatkan promosi

menjadi kepala nsekolah di tempatkan di SMPN 1

Sukagumiwang. Pada tahun 2008 penulis mutasi dan di

tempatkan sebagai Kepala SMP Negeri 1 Widasari sampai

sekarang. Selain itu penulis mengajar di Universitas

Wiralodra Indramayu dan menjadi Tutor S1 PGSD

Universitas Terbuka.

Penulis pernah aktif di kegiatan Dewan Kesenian

Indramayu sebagai penulis puisi (penyair) yang karya

puisinya masuk dalam sebuah buku “Antologi Puisi 11 Penyair

Indramayu, Resital dari Negeri Minyak” terbitan Dewan Kesenian

Indramayu Tahun 2001 dan puisi berjudul “Sajak Kematian”

dinyatakan sebagai puisi favorit dalam lomba Baca Puisi

tingkat SMP, SMA dan Umum se-Kabupaten Indramayu.

Puisi-puisi religiusnyamasuk dalam sebuah buku

“Perempuan di Persimpangan” yang diterbitkan oleh Forum

Masyarakat Sastra Indramayu (Formasi) dan Dewan

Kesenian Indramayu (DKI) Tahun 2004, ISBN. Salah satu

cerpennya dimuat dalam sebuah antologi cerpen Matahari

Retak di Atas Cimanuk (DKI, 2010, ISBN) yang sedang naik

cetak. Selain itu penulis aktif menjadi MC beberapa

kegiatan dan juri beberapa lomba baca puisi.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah daftar bacaan yang

disarankan untuk dibaca dan tidak diacu dalam tulisan,

baik dalam tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar

untuk memperluas wawasan bagi mereka yang ingin

mengetahuinya lebih lanjut. Daftar Pustaka tidak

disarankan dalam penulisan laporan penelitian, skripsi,

tesis dan disertasi. Maksudnya tentu agar penelitian,

skripsi, tesis dan disertasi memanfaatkan sumber

informasi yang telah ada atau penelitian yang telah

dilakukan orang lain untuk dikembangkan sebagai

inspirasi penelitian baru atau membangun suatu

informasi baru.

Cara Membuat Daftar Pustaka

Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara

Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :

1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga, nama

marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu,

sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan

nama marga/keluarga, diawali dengan penulisan nama

akhir/belakang kecuali nama Cina.

2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan

dalam daftar pustaka.

3. Judul buku dicetak miring atau diagrisbawahi pada

setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang

bersambung sepanjang judul.

4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama

sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai

ketukan ke-7.

5. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya

satu spasi.

6. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya

dua spasi.

Contoh Cara Penulisan Daftar Pustaka [CT]

1Dali S. Naga, Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran

Pendidikan (Jakarta: Besbats, 1992), h.306.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Naga, Dali S. Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran

Pendidikan. Jakarta: Besbats, 1992 .------------------

[CT]

4Ronald K. Hambleton, H. Swaminathan dan H. Jane

Rogers, Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage

Publications, 1991), hh.12-13.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Hambleton, Ronald K., H. Swaminathan dan H. Jane

Rogers, Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage

Publications, 1991), hh.12-13.------------------[CT]

5John A.R. Wilson et al., Psychological Foundation of

Learning and Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company,

2004), h.406.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

5 Wilson, John A.R. et al., Psychological Foundation of

Learning and Teaching New York: McGraw-Hill Book Company,

2004.------------------

[CT]

6 Rencana Strategi Pendidikan (Jakarta; Kementrian

Pendidikan Nasional, 2010).

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Kementrian Pendidikan Nasional. Rencana Strategi

Pendidikan. Jakarta, 2010.------------------

[CT]

7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.------------------

[CT]

8Peter Lauster, Tes Kepribadian terjemahan D.H

Gulo (Jakarta: Gramedia: 2007), h.27.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Lauster, Peter. Tes Kepribadian terjemahan D.H Gulo.

Jakarta: Gramedia: 2007.------------------

[CT]

9K.R Rose dan G. Kasper (Eds), Pragmatics in

Language Teaching (Cambridge:Cambridge University

Press:2010), h.13.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Rose, K.R. dan G. Kasper (Eds). Pragmatics in Language

Teaching. Cambridge:Cambridge University Press:2010.

Beberapa contoh penulisan daftar pustaka atau

daftar acuan yang baku dari berbagai sumber referensi :

Buku:

Anderson, D.W., Vault, V.D., & Dickson, C.E. 1999.

Problems and Prospects for the Decades Ahead: Competency Based

Teacher Education. Berkeley:McCutchan Publishing Co.

Buku kumpulan artikel:

Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis

Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1).

Malang: UM Press.

Artikel dalam buku kumpulan artikel:

Russel, T. 1998. An Alternative Conception:

Representing Representation. Dalam P.J. Black & A.

Lucas (Eds.), Children’s Informal Ideas in Science (hlm. 62-84).

London: Routledge.

Artikel dalam jurnal atau majalah:

Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan

Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan

Dunia Industri. Transpor , XX (4): 57-61.

Proceeding Konferensi atau Simposium

Australian Association of Social Workers. 1969.

Social issues of today. Proceedings of the Australian

Association of Social Workers’ 11th Annual Conference.

Hobart, Australia. pp 17-34

Artikel dalam koran:

Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan

ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos , hlm. 4 &

11.

Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):

Jawa Pos. 22 April, 1995 . Wanita Kelas Bawah Lebih

Mandiri, hlm. 3.

Dokumen resmi:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978.

Pedoman Penulisan Laporan Penelitian .Jakarta: Depdikbud.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keppres

Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun

1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992,

No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.

Buku terjemahan:

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976.

Pengantar Penelitian Pendidikan . Terjemahan oleh Arief

Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Ensiklopedia, Kamus

Stafford-Clark, D. 1978. Mental disorders and

their treatment. The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia

Britannica. 23: 956-975. Chicago, USA .

Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus

Inggris – Indonesia. PT Gramedia. Jakarta.

Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:

Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan

Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi

Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha

Jasa Konstruksi . Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS

IKIP MALANG.

Makalah seminar, lokakarya, penataran:

Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah . Makalah

disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan

Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas

Lambungmangkurat, Banjarmasin , 9-11 Agustus.

Internet (karya individual):

Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of

STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm ,

(Online),

(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html ,

diakses 12 Juni 1996).

Internet (artikel dalam jurnal online):

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan

Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online),

Jilid 5, No. 4,

(http://www.malang.ac.id/artikel/pengukuran-bekal-

awal.htm , diakses 20 Januari 2010).

Internet (forum diskusi online):

Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing

Internet Sites. NETTRAIN Discussion List , (Online),

([email protected] , diakses 22 Februari

2010).

Internet (e-mail pribadi):

Naga, D.S. ([email protected] ). 1 Oktober

2009. Artikel untuk JIP . E-mail kepada Ali Saukah

([email protected] ).

Kaset Video

Burke, J. 2009. Distant Voices, BBC Videocasette ,

London, UK. 45 mins.

Film (Movie)

Oldfield, B. (Producer) 1977. On the edge of the forest.

Tasmanian Film Corporation. Hobart, Austraalia,. 30

mins.

Slides (Kumpulan Slides)

Reidy, J.F. 1987. The Thorax Slides. Grave Medical

Audiovisual Library. Chelmsford, UK. 54 mins.

1. Dibawah ini yang merupakan definisi dari konvensi

adalah...

a. Hukum dasar yang tertulis yang merupakan aturan-

aturan dasar yang terpelihara dalam praktek

penyelenggaran negara

b. Hukum dasar yang tidak tertulis yang merupakan

aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara

dalam praktek penyelenggaraan Negara

c. Hukum dasar yang tidak tertulis yang bukan

merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dalam

praktek penyelenggaraan Negara

d. Hukum dasar yang tertulis yang bukan merupakan

aturan-aturan dasar yang timbul dalam praktek

penyelenggaraan Negara

2. Yang bukan merupakan sifat-sifat dari konvensi adalah…

a. Diterima oleh seluruh rakyat

b. Bertentangan dengan UUD

c. Kebiasaan yang berulang kali

d. Bersifat sebagai pelengkap

3. Pengertian naskah menurut Baried dalam Supartinah

(2003:9) adalah…

a. Naskah berarti tulisan tangan

b. Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan

tangan

c. Karangan seseorang yang belum diterbitkan

d. Karangan seseorang sebagai karya asli

4. Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, artikel

dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu…

a. Artikel gambar dan tulisan

b. Artikel ilmiah dan non-ilmiah

c. Artikel hasil penelitian dan non-penelitian

d. Artikel abstrak dan non-abstrak

5. Yang termasuk isi bagian dari pelengkap pendahuluan

adalah…

a. Halaman pengesahan, daftar isi, daftar gambar

b. Daftar isi, daftar bacaan, Bab I pendahuluan

c. Daftar bacaan, abstrak, halaman judul

d. Analisis data, apendiks, indeks

6. Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul

karangan formal, kecuali…

a. Tidak estetik

b. Hiasan gambar yang relevan

c. Variasi huruf jenis huruf

d. Ungkapan emosional

7. Bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah yang

sifatnya formal dan ilmiah disebut…

a. Latar belakang masalah

b. Tujuan penulisan

c. Kata pengantar

d. Kesimpulan

8. Berikut ini yang bukan isi dari sumber data penulisan

adalah…

a. Sumber data sekunder dan data primer

b. Kriteria penentuan jumlah data

c. Kriteria tujuan pembahasan

d. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan

pembahasan

9. Analisis dan interprestasi serta ilustrasi dan contoh-

contoh termasuk bahasan dalam bagian…

a. Pelengkap pendahuluan

b. Isi karangan

c. Penutup

d. Pembahasan

10. Penulisan daftar pustaka dibawah ini yang benar

adalah…

a. Kementiran Pendidikan Nasional. Jakarta, 2010.

Rencana Strategi Pendidikan

b. Pragmatics in Language Teaching. Rose, K.R. Cambridge

University Press:2010

c. Gorys Keraf. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah, 1994

d. Lautser, Peter. Tes kepribadian terjemahan D.H. Gulo.

Jakarta : Gramedia :2007

Essay

1. Apakah yang dimaksud dengan Konvensi Naskah?

2. Sebutkan unsure-unsur penyusunan judul yang perlu

diperhatikan supaya memberikan daya tarik kepada

pembaca!

3. Apa saja isi dari ruang lingkup masalah?