SIFAT-SIFAT BAHAN
Transcript of SIFAT-SIFAT BAHAN
SIFAT-SIFAT BAHAN
Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah
satu elemen penting yang akan menentukan kualitas penyaluran
energi listrik itu sendiri . Bahan listrik yang sangat populer
selama ini meliputi konduktor, semikonduktor, dan
isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super konduktor , namun
masih dalam penelitian intensif para ahli . Ketiga bahan tadi
secar integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara
optimal. Seperti konduktor adalah salah satu material paling
besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium
maupun tembaga atau campuran dengan bahan lain.
Suatu bahan dapat berbentuk padat , cair atau gas. Wujud bahan
tertentu juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain
pengelompokkan besdasarkan wujud tersebut dalam teknik listik
bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan penghantar (Konduktor)
2. Bahan penyekat (Isolator)
3. Bahan setengah penghantar (Semi konduktor)
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus
listrik , baik berupa zat padat , cair atau gas. Karena sifatnya
yang konduktif maka di sebut konduktor . Konduktor yang baik
adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam
bersifat konduktif. Emas , perak , tembaga , alumunium , zink,
besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar . jadi
sebagai penghantar emas adalah sangat baik , tetapi sangat mahal
harganya , maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling
banyak digunakan .
BAHAN KONDUKTOR
A. Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik .
Bahan ini mempunyai daya hantar listrik(Electrical Conductivity)
yang besar dan tahanan listrik(Electrical resistance) yang
kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik. Perhatikan fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada
pada alat listrik yang anda jumpai . Juga pada saluran
transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar
yang sering di jumpai adalah tembaga dan alumunium .
B. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut.
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
a. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan
sebagainya.
b. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
c. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih
yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
C. Klasifikasi konduktor menurut konstuksinya :
1. Kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. Kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61
kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan
konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
D. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari
konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor
(dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S
pada suhu sekitar 30 oC, maka kemampuan maksimal dari konduktor
untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari
konduktor terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN
41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada
suhu sekitar 30 oC, maka kemampuan maksimum dari konduktor
untuk menghantar arus adalah 275 A).
E. Kriteria Bahan Konduktor
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur
– unsur pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal
logam, yang ketiganya banyak berperan dalam proses pembuatan
pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur – unsur pemandu selain
mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat –
sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah
kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah
rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang
tinggi juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang
disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar
ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam
tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai
teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan.
Nilai kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang
akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah
logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya yang
memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenis–jenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga
merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang
kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical
Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya
hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International
Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan
bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2,
serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari
0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas
listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga
yang dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada
kawat penghantar jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun
1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat Aluminium, konduktivitas
listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat tembaga.
Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC
grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar
antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau
temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium
seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS.
Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel
dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik
diatas, kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi
seluruh atau sebagian dari sifat – sifat atau kondisi berikut
ini, yaitu:
a. Komposisi kimia.
b. Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan
regangan tarik (elongation).
c. Sifat bending
d. Diameter dan variasi yang diijinkan.
e. Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-
lain.
F. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :
Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting ,seperti :
a. Daya hantar listrik
b. Koefisian suhu tahanan
c. Daya hantar panas
d. Kekuatan tegangan tarik , dan
e. Timbulnya daya eletro-motoris termo
a) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut
tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan
luas penampang 1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis.
Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
R= ρl/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)
ρ : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami
perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan
memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika
temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat
perubahan suhu dapat diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + α (t – t0)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
α : koefisien temperatur tahanan
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-
macam bahan dapat dilihat pada tabel 6.1
Nama bahan Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair
Perak
Tembaga
Cobalt
Emas
Alumunium
Molibdin
Wolfram
Seng
Kuningan
Nikel
Platina
Nikeline
Timah putih
Baja
Vanadium
Bismuth
Mangan
Timbel
Duralumunium
Manganin
Konstanta
0,016
0,0175
0,022
0,022
0,03
0,05
0,05
0,06
0,07
0,079
0,1
0,12
0,12
0,13
0,13
0,2
0,21
0,22
0,48
0,48
0,5
10,5
8,9
8,42
19,3
2,56
10,2
19,1
7,1
8,7
8,9
21,5
-
7,3
7,8
5,5
9,85
7,4
11,35
2,8
-
8,9
960
1083
1480
1063
660
2620
3400
420
1000
1455
1774
-
232
1535
1720
271
1260
330
-
-
-
Air raksa 0,958 13,56 -38,9
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga ,
karena tembaga merupakan bahan penghantar yang paling baik
setelah perak dan harganya pun murah karena banyak terdapat
dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan
baja sebagai penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar ,
hal ini dengan pertimbangan sangat berlimpah dan harganya menjadi
lebih murah .
c) Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui
lapisan bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan
Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin
listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya
hantar panas yang tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam
rendah.
d) Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran
diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan
tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut
penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar
listrik dapat berbentuk padat , cair , atau gas . yang berbentuk
padat umumnya logam , elektrolit dan logam cair (air raksa)
merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-
gas mulia (neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .
e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak
yang terbuat dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena
dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris
termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga
dalam pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun
sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan
tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan
sebanding dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris
yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut dengan daya
elektro-motoris termo.
G. Macam-macam Bahan Konduktor
Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk
menyalurkan energi listrik adalah untuk menyalurkan energi
listrik dari satu titik ke titik lain . Penghantar yang lazim
digunakan antara lain :
Tembaga dan Alumunium. Beberapa bahan penghantar yang masih ada
dan relevasinya ,antara lain :
a. Alumuniumb. Tembagac. Baja
BAHAN PENYEKAT
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu
mempertimbangkan sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu
mempertimbangkan sifat termal, sifat mekanis, dan sifat kimia.
Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai
resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang
higroskopis hendaknya dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-
tempat yang lembab karena resistivitasnya akan turun.
Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai
dielektrik ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan
luas permukaannya. Besarnya permitivitas udara adalah 1,00059,
sedangakan untuk zat padat dan zat cair selalu lebih besar dari
itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak-balik maka akan
terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya
kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding
lurus dengan tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian
dielektrik. Sudut tersebut terletak antara arus kapasitif dan
arus total (Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan,
viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan
sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas pada
kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur panas bahan
isolasi. Sedangakan kemampuan bahan menahan suhu tertentu tanpa
terjadi kerusakan disebut ketahanan panas. Menurut IEC
(International Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas
suhu kerja bahan, bahan isolasi yang digunakan pada suhu di bawah
nol (missal pada pesawat terbang, pegunungan) perlu juga
diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan isolasi akan
menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu
pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara
sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis,
permeabilitas uap, pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif
perlu dipertimbangkan pada penggunaan tertentu. Kemampuan larut
diperlukan dalam menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan
dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi terhadap cairan
tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian. Kemampuan
larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian
permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi
bahan pelarut. Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika
suhu dinaikkan.
Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam
bahan isolasi juga nervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi
di daerah yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan
tinggi, dan suhu di atas normal. Uap air dapat memperkecil daya
isolasi bahan. Karena bahan isolasi juga mempunyai sifat
higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian diusahakan
agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan
memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12.
Bahan yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH)
higrokopisitasnya relative besar dibanding bahan parafin dan
polietilin yang tidak dapat menyerap uap air. Bahan isolasi
hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan untuk
dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan
untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah
dimungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi
disertai kelembaban dalam waktu lama dapat menyebabkan turunnya
kemampuan isolasi. Oleh karena bahan isolasi hendaknya dipisi
bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha chloro phenol).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi.
Radiasi sinar matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika
bersinggungan dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak
beberapa bahan organic. T yaitu kekuatan mekanik elastisitas.
Sinar X sinar-sinar dari reactor nuklir, partikel-partikel radio
isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi. Sifat mekanis
bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan
derajat kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam
memilih suatu jenis bahan isolasi.
Pembagian Kelas Bahan Penyekat
Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas
berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebagai berikut:
1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis
(seperti Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid,
kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet,
dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan
pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat
lunak pada suhu rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis
aspal atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan
vernis dan poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum
(seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak).
Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah
dicelup, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo
dan damar-polyamide.
3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat
lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film
triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.
4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber,
asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau
kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering,
bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan
epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat
(kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga
karet silikon dan email kawat poliamid murni.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan
substansi organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas
(menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan
bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas
C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).
Macam-macam bahan penyekat
• Bahan penyekat bentuk padat, bahan listrik ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu: bahan
tambang, bahan berserat, gelas, keramik, plastik, karet, ebonit
dan bakelit, dan bahan-bahan lain yang dipadatkan.
• Bahan penyekat bentuk cair, jenis penyekat ini yang banyak
digunakan pada teknik listrik adalah air, minyak transformator,
dan minyak kabel.
• Bahan penyekat bentuk gas, yang sering digunakan untuk
keperluan teknik listrik diantaranya: udara, nitrogen, hidrogen,
dan karbondioksida.
BAHAN SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor telah memberikan pengaruh besar dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dalam peradaban manusia saat ini.
Kita bisa menemukan semikonduktor pada jantung chip mikroprosesor
hingga pada transistor. Nyaris semua peralatan elektronik
bergantung sepenuhnya pada keberadaan semikonduktor. Sementara
itu, kebanyakan chip dan transistor berbasis semikonduktor terbuat
dari unsur semikonduktor silikon. Mungkin kita pernah mendengar
ekspresi seperti Silicon Valley dan Silicon Economy, itulah sebabnya
silikon merupakan unsur yang sangat penting pada setiap peralatan
elektronik.
Silikon merupakan unsur yang mudah ditemui. Sebagai contoh,
silikon merupakan penyusun utama dari pasir dan quartz. Jika kita
perhatikan silikon pada tabel periodik, kita bisa lihat posisinya
berada di sebelah aluminium, di bawah karbon, dan di atas
germanium.
Posisi karbon, silikon, dan germanium pada tabel periodik
Karbon, silikon, dan germanium memiliki sifat yang unik pada
struktur elektroniknya. Setiap unsur ini memiliki 4 elektron
valensi. Sifat tersebut memungkinkan karbon, silikon, dan
germanium membentuk kristal dengan keunggulan tertentu yang dapat
dimanfaatkan dalam peralatan elektronik. Keempat elektron valensi
membentuk ikatan kovalen yang sempurna dengan empat atom tetangga
sehingga membentuk suatu kisi kristal. Pada karbon, bentuk
kristalnya adalah intan, sedangkan pada silikon, bentuk
kristalnya keperakan dan tampak seperti material logam.
Material logam cenderung bersifat sebagai konduktor yang baik
untuk listrik karena biasanya logam memiliki elektron-elektron
bebas yang bisa bergerak dengan mudah di antara atom-atom.
Kelistrikan di sini tentunya melibatkan aliran elektron. Meskipun
silikon tampak seperti logam, namun pada dasarnya silikon
bukanlah konduktor yang baik. Seluruh elektron valensi pada
kristal silikon terlibat dalam ikatan kovalen sempurna yang
membuat elektron-elektron tersebut tidak bisa bergerak dengan
bebas. Kristal silikon murni lebih dekat kepada sifat insulator,
hanya sedikit arus listrik yang bisa melaluinya. Namun, kita bisa
mengubah sifat kristal tersebut hanya dengan melalui sebuah
proses yang disebut sebagai doping.
Dalam struktur kristal silikon, seluruh atom silikon berikatan
secara sempurna dengan empat atom tetangganya. Tidak ada elektron
bebas tersisa untuk mengalirkan arus. Hal ini mengakibatkan
kristal silikon secara mendasar merupakan sebuah insulator.
Dalam proses doping, pada dasarnya kita mencampurkan sejumlah
kecil ketidakmurnian (impurity) ke dalam kristal silikon. Ada dua
macam ketidakmurnian ini:
1) Tipe-n: Pada doping tipe-n, unsur fosfor atau arsenik
ditambahkan ke dalam silikon dengan jumlah yang kecil. Fosfor dan
arsenik masing-masing memiliki 5 elektron valensi sehingga ada 1
elektron yang tidak bisa memiliki tempat untuk berikatan di dalam
kristal silikon. Elektron ini bebas bergerak ke sekitarnya. Kita
hanya memerlukan sedikit saja ketidakmurnian untuk menghasilkan
cukup banyak elektron bebas yang bisa membuat arus listrik
mengalir di dalam silikon. Silikon tipe-n merupakan konduktor
listrik yang baik. Karena elektron memiliki muatan negatif, dari
situlah sebutan “tipe-n” berasal.
2) Tipe-p: Pada doping tipe-p, unsur boron dan galium merupakan
pendoping yang biasa digunakan. Boron dan galium hanya memiliki 3
elektron valensi. Ketika unsur ini bercampur dengan kristal
silikon, akan terbentuk suatu “lubang” (hole) pada kisi kristal.
Lubang ini merupakan tempat yang tidak bisa terbentuk ikatan dari
elektron silikon di dalamnya. Ketidakhadiran elektron pada lubang
tersebut memberikan efek muatan positif. Oleh karena itu nama
doping ini adalah “tipe-p”. Hole bisa mengalirkan arus. Sebuah hole
akan menerima sebuah elektron dari tetangganya sehingga hole
tampak bergerak sepanjang ruang. Silikon tipe-p dalam hal ini
juga merupakan konduktor yang baik.
Meski hanya sejumlah kecil doping yang diberikan pada struktur
kristal silikon murni, doping tipe-n ataupun tipe-p dapat
mengubah kristal silikon dari sifat insulator menjadi konduktor.
Oleh karena itu, kita menyebutnya sebagai semikonduktor.
Sebenarnya silikon tipe-n ataupun tipe-p tidaklah istimewa-
istimewa amat, namun jika kita menggabungkan keduanya, akan
muncul sifat yang sangat menarik pada persambungan semikonduktor
tersebut. Sifat unik ini muncul pada perangkat elektronik bernama
diode.
Diode merupakan perangkat semikonduktor paling sederhana yang
mungkin dibuat. Sebuah diode memungkinkan arus untuk mengalir
pada satu arah, tetapi tidak pada arah sebaliknya. Barangkali
kita pernah melihat pintu putar pembatas di stadion atau pusat
perbelanjaan yang hanya bisa dilalui ke satu arah tertentu dan
menghambat orang untuk bergerak mundur kembali ke arah
sebelumnya. Nah, diode bisa dibayangkan seperti pintu tersebut.
Sekarang perhatikan diagram berikut ini.
Pada skema ini arus listrik tidak akan mengalir di persambungan
diode (gambar dari http://howstuffworks.com).
Meskipun semikonduktor tipe-n pada prinsipnya merupakan konduktor
dan tipe-p juga merupakan konduktor, namun kombinasi keduanya
pada persambungan diode seperti pada gambar tidak akan memberikan
arus listrik. Elektron bermuatan negatif pada semikonduktor tipe-
n akan tertarik ke kutub positif baterai, sedangkan hole
bermuatan positif pada semikonduktor tipe-p akan tertarik ke
kutub negatif baterai. Arus tidak mengalir karena masing-masing
hole dan elektron bergerak di arah yang salah.
Nah, jika kita sekarang balikkan arah kutub baterai, arus listrik
dapat mengalir dengan sempurna. Alasannya adalah elektron bebas
di dalam semikonduktor tipe-n akan ditolak oleh kutub negatif
baterai, demikian pula hole di dalam semikonduktor tipe-p akan
ditolak oleh kutub positif baterai. Pada persambungan diode,
elektron bebas dan hole tersebut kemudian dapat bertemu. Elektron
akan mengisi lubang kekosongan yang dibuat hole. Peristiwa ini
terjadi terus-menerus di sepanjang sambungan sehingga sebagai
efeknya arus listrik dapat mengalir.
Diode dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara. Salah satu
contohnya, setiap perangkat yang menggunakan baterai biasanya
menyisipkan diode untuk mencegah kesalahan operasi yang terjadi
akibat aliran arus pada arah yang salah. Diode secara sederhana
akan memblok setiap arus yang meninggalkan baterai jika baterai
tersebut dibalik arahnya. Dengan cara ini, perangkat elektronik
yang sensitif terhadap arah aliran arus dapat terlindungi dan
bekerja dengan optimal.
Tentunya ada pula keterbatasan diode disebabkan ketidaksempurnaan
respon arus terhadap tegangan pada diode. Sebuah diode yang ideal
diharapkan dapat memblok seluruh arus ketika diberikan panjar
mundur (reverse-bias) dari suatu baterai. Namun, diode pada
kenyataannya rata-rata masih membiarkan sekitar 10 mikroampere
arus melewati dirinya pada kondisi tersebut. Bahkan, jika kita
memberikan tegangan balik yang terlalu besar pada diode, bisa
jadi sambungan diode tersebut rusak total dan akhirnya seluruh
arus akan mengalir. Untungnya pada kebanyakan kasus, tegangan
yang dibutuhkan untuk merusak diode tersebut masih jauh lebih
besar daripada tegangan yang lazim dijumpai suatu sirkuit
elektronik.
Sementara itu, jika diode diberi panjar maju (forward-bias), pada
kenyataannya kita tetap membutuhkan tegangan minimal agar arus
dapat mengalir melalui persambungan diode. Untuk silikon, nilai
tegangan tersebut berkisar 0,7 volt. Tegangan ini dibutuhkan
untuk memulai proses kombinasi elektron dan hole pada
persambungan diode.
Karakteristik arus dan tegangan pada kebanyakan diode.
Selain diode, perangkat elektronik lainnya yang sangat bergantung
pada teknologi semikonduktor adalah transistor. Transistor dan
diode memiliki beberapa kesamaan sifat. Namun transistor memiliki
sifat unik lain yang dihasilkan dari 3 komponen semikonduktor
yang menyusunnya. Transistor paling sederhana dapat dibentuk
sebagai suatu sandwitch semikonduktor bertipe n-p-n ataupun p-n-p.
Dengan struktur tersebut, transistor bisa berfungsi sebagai
sakelar (switch) serta penguat (amplifier) sinyal listrik, yang
disesuaikan dengan tegangan yang diberikan.
Skema dasar transistor (gambar dari http://howstuffworks.com).
Dalam bentuk paling sederhananya, transistor tampak seperti dua
buah diode yang disambungkan dan berimpit di tengahnya. Kita bisa
menebak bahwa jika kita mengalirkan arus dari salah satu ujung
transistor ke ujung lainnya tidak akan ada arus yang mengalir.
Namun, jika kita berikan sedikit arus pada bagian tengah
transistor, sejumlah arus yang lebih besar dapat mengalir melalui
keseluruhan transistor.
Dengan sifat seperti itu, transistor menjadi komponen elektronik
paling mendasar dalam berbagai rangkaian elektronik yang sangat
kompleks. Chip pada perangkat-perangkat elektronik yang kita
miliki saat ini tersusun dari jutaan transistor yang terintegrasi
dengan sangat rapat dalam ruang yang kecil. Perkembangan
fabrikasi chip ini, yang pada dasarnya bergantung pada sifat
semikonduktor penyusunnya, kemudian menghasilkan beragam
peralatan elektronik yang digunakan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
Soal-Soal Sifat-Sifat bahan1. Benda yang termasuk konduktor adalah …. a. Kawat besi, sendok baja, gunting besi b. Kain, kayu, udara c. Ruang hampa, kapas, kain d. Udara, gas, air e. Semua jawaban di atas benar2. Bahan yang mempunyai sifat konduktor adalah …. a. Logam b. Kayu c. Plastik d. Karet e. Benang3. Yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada Konduktor adalah Karakteristik … a. Mekanik b. Fisik c. Listrik d. Semi konduktor e. Konduktor4. Kawat yang berpenampang bulat adalah … a. Kawat lilit b. Kawat padat c. Kawat berongga d. Kawat pagar e. Kawat gerbang5. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas disebut …. a. Konduktor b. Isolator c. Radiasi d. Konveksi e. Infeksi6. Bahan yang mempunyai sifat isolator adalah …. a. Kawat b. Kain c. Tembaga d. Alumunium e. Perak
7. Kayu merupakan bahan isolator sehingga digunakan untuk membuat…. a. Wajan b. Panci c. Kompor d. Gagang panci e. Pisau8. Pegangan setrika terbuat dari kayu karena …. a. Sifatnya tidak menghantarkan panas b. Sifatnya menghantarkan panas c. Sifatnya memindahkan panas d. Sifatnya ringan dan penghantar panas e. Semua jawaban diatas benar9. Umumnya alat memasak terbuat dari logam karena …. a. Logam tidak menyerap panas dengan baik b. Logam menyerap panas dengan baik c. Logam dapat meningkatkan panas dari kompor d. Logam tidak mudah menyerap panas e. Logam dapat meningkatkan kinerja kompor10. Tujuan adanya ruang hampa udara pada termos adalah untuk …. a. Menyimpan panas b. Menyekat panas c. Meneruskan panas d. Menyalurkan panas e. Menjadi konduktor11. Kelompok isolator berikut ini yang benar adalah …. a. Kayu, besi, tembaga b. Seng, timbal, kertas c. Gabus, kayu, karet d. Emas, tembaga, kayu e. Perak, plastik, benang12. Alat yang menggunakan bahan konduktor adalah …. a. Piring b. Ember c. Setrika d. Baskom e. Handuk13. Berikut adalah sifat-sifat bahan konduktor, kecuali: a. Daya hantar listrik
b. Koefisian suhu tahanan c. Daya hantar panas d. Kekuatan tegangan tarik e. Kebal terhadap tegangan listrik14. Wolfram merupakan bahan listrik yang berfungsi untuk.. a. Menghantarkan listrik b. Menghilangkan daya hantar c. Tidak menghantarkan panas d. Menyekat panas e. Mengisolasi listrik
15. Air raksa sangat berbahaya apabila disalahgunakan. Tetapi airraksa dapat berfungsi untuk ..
a. Bahan penyekat b. Bahan konduktor c. Bahan isolator d. Bahan khusus e. Bahan magnetis16. Berikut macam-macam bahan konduktor, kecuali …. a. Tembaga b. Perak c. Baja d. Kayu e. Platina17. Nilai tahanan jenis dari perak adalah …. a. 0,32 b. 0,16 c. 0,0016 d. 0,016 e. 0,03218. Minyak kabel dapat berfungsi sebagai … a. Penghantar listrik b. Penghantar panas c. Mengisolasi listrik d. Menghantarkan gas e. Mengisi tangki gas19. Berikut adalah aplikasi dari bahan penyekat adalah... a. Beton
b. Kabel c. Sekring d. Rantai e. Saklar20. Berikut adalah sifat-sifat dari bahan listrik, kecuali... a. Konduktor b. Isolator c. Semikonduktor d. Magnetik e. Elastis21. Sifat mekanis di mana suatu benda kembali ke bentuk semula setelah diberi gaya adalah... a. Korosi b. Memuai c. Elastis d. Menyusut e. Membeku
22. Logam dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu... a. Logam padat, logam cair b. Logam besi, logam non ferro c. Logam tanah, logam sintetis d. Logam tanah, logam besi e. Logam sintetis, logam besi23. Berikut yang termasuk logam besi, kecuali... a. Baja karbon b. Baja paduan c. Baja tahan karat d. Magnesium e. Besi tuang24. Yang termasuk sifat kimia adalah... a. Korosi b. Memuai c. Elastis d. Menyusut e. Membeku 25. Apa saja yang mempengaruhi tahanan jenis? a. Massa jenis, suhu
b. Medan listrik, massa jenis c. Medan listrik, suhu d. Tahanan, luas bahan e. Luas bahan, medan listrik26. Apakah bentuk dari persamaan tahanan jenis? a. W= F.S b. R= ρl/A c. F= m.a d. I= V/R e. a=V/t27. Apa saja bahan yang termasuk logam non ferro? a. Al, Mg, Cu b. P, S, Al c. Cu, Mg, C d. P, Mg, S e. N, F, Cl28. Berikut adalah sifat konduktor sebagai penghantar listrik, kecuali... a. Dayahantarlistrik b. Dayahantarpanas c. Massa jenis bahan d. Koefesien temperatur R e. Daya tegangan tarik
29. Apakah satuan dari tahanan jenis? a. Volt b. Ampere c. Ohm meter d. m/s e. volt ampere30. Contoh dari bahan penyekat gas adalah... a. Nitrogen b. Ebonit c. Asbes d. Minyak transformator e. Mikafolium31. Sifat utama yang dimiliki oleh bahan isolator adalah... a. Tahanan yang besar b. Daya hantar listrik besar
c. Daya tegangan tarik besar d. Tahan korosi e. Elastisitas tinggi32. Yang merupakan bahan semi konduktor tipe-P adalah... a. Germanium b. Iodin c. Silikon d. Tembaga e. Barium33. Pada saluran kabel tanah, bahan isolator yang sering digunakan adalah... a. Ebonit, XLPE b. Asbes, ebonit c. Mikafolium, PVC d. PVC, XLPE e. PVC, asbes34. Contoh dari bahan penyekat cair adalah... a. Nitrogen b. Ebonit c. Asbes d. Minyak transformator e. Mikafolium35. Yang merupakan bahan semi konduktor tipe-N adalah... a. Germanium b. Iodin c. Silikon d. Tembaga e. Barium
36. Bahan yang biasa digunakan untuk penyaluran listrik adalah... a. Aluminium, besi b. Besi, tembaga c. Besi, magnesium d. Magnesium, tembaga e. Aluminium, tembaga