K -9 : HAKIKAT APLIKASI PENELITIAN PENDEKATAN KUANTITATIF

20
MODUL PERKULIAHAN Judul METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF Pokok Bahasan UNIVERSITAS : MERCU BUANA TA 2014-2015 FAKULTAS : IKMU KOMUNIKASI JURUSAN ; MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF KELAS : PKK DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi. PER- TEMUAN KE : MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES 1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif -asumsi filosofis -dari a priori – data kuan titas Mahasis wa memaham i Inti persoal an komunik asi Kuantit tif Mahasiswa bisa membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif dari Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif

Transcript of K -9 : HAKIKAT APLIKASI PENELITIAN PENDEKATAN KUANTITATIF

MODUL PERKULIAHAN

Judul METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF

Pokok BahasanUNIVERSITAS : MERCU BUANA TA 2014-2015FAKULTAS : IKMU KOMUNIKASI JURUSAN ; MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIFKELAS : PKK DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi.

PER-TEMUANKE :

MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES

1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif-asumsi filosofis-dari a priori – data kuan titas

Mahasiswa memahami IntipersoalankomunikasiKuantittif

Mahasiswa bisamembedakanPenelitianKomunikasiPendekatanKuantitatif dariPenelitianKomunikasiPendekatanKualitatif

-penggunaan teori

2 Mengenal jargon-jargon dalampenelitian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif-konsep-variabel-konstruk-proposisi-hipotesis-level data-kecenderungan pemusatan data-pertanyaan terbuka/tertutup-pretest , dll

Mahasiswa memahami Makna jargon-jargon Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif

Mahasiswa dapatmembedakanPenelitianKomunikasiPendekatanKuantitatif dariPenelitianKomunikasiPendekatanKualitatifmenurut jargon-jargonnya

3Jenis-jenis penelitianKuantitatif-survai-eksperimen-deskriptif-kuasi eksperimen-observasi

Mahasiswa memahami Jenis-jenispenelitianKuantitatif

Mahasiswa memahami membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif darisegi jenis-jenispenelitiannya

4 Mengenal konsep-

Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan

konsep teoritik dalam teori berparadigmaPositivistic(Cybernatica) yang cenderung sering digunakan dalam penelitian ilmu komunikasi.

memahami Dan mengenal konsep-konsep teoritik dalamteori2 komunikasi yang efektifpenggunaannya dalam riset komunikasi

konsep-konsep teoritik yang relevan digunakan dalam aplikasi riset komunikasi

5 Mengenalstatistikdalam kaitankepentinganpenelitianilmukomunikasidenganpendekatankuantitatif

Mahasiswa memahami Persoalan yangmembedakan typologi statistik

Mahasiswa dapat menerapkan statistik yang relevan /ideal dalam penelitiankomunikasi pendekatan kuantitatif

6 Mengenalstatistikdalam kaitankepentinganpenelitianilmukomunikasidenganpendekatankuantitatif

Mahasiswa memahami Persoalan yangmembedakan typologi

Mahasiswa dapat menerapkan statistik yang relevan /ideal dalam penelitiankomunikasi pendekatan kuantitatif

(Lanjutan...)

statistik

7 Sampling : Mahasiswa memahamiPersoalan sampling

Mahasiswa dapat menerapkan metode sampling yang pas diterapkan untuksuatu populasi penelitian.

8 UTS Bahan :Materi ajar K 1-7

Mahasiswa dapat Menguasai materiyang ditanyakan dalam UTS menurut materi K1-7

9

Hakikat Aplikasi Penelitian Pendekatan Kuantitatif

Mahasiswa mengerti merumuskan suatu masalahpenelitian komunikasi dgnpendekatan kuantitatif

Mahasiswa dapat merumuskan suatumasalah penelitian komunikasi dengan pendekatan kuantitatif.

101) Kerangka Teori/Kerangka Konsep/ Landasan Konseptual2) Definisi Konsep3) Definisi Operasional 4)

Mahasiswa mengerti dan memahami persoalan : 1)Kerangka

Mahasiswa dapat membuat suatu rangkaian deskripsi yang diperlukan dalamsuatu Kerangka Teori/Kerangka Konsep/ LandasanKonseptualyang dibutuhkan atau

Instrument Penelitian

Teori/KerangkaKonsep/Landasan Konseptual2) Definisi Konsep3) Definisi Operasional 4) Instrument Penelitian

relevan dengan kebutuhan suatu penelitian komunikasi dengan pendekatan kuantitatif.

11MetodePenelitian :-Populasi -Sampling-Pretest-teknikanalisis

Mahasiswamengerti danmemahamipersoalan : -Populasi -Sampling-Pretest-teknikanalisis

Mahasiswa dapat melakukan prosespengambilan sampel dari suatu populasi dengan cara yangbenar secara metodologis.

12-PengumpulanData dan

Mahasiswa

Mahasiswa dapat melakukan proses

Pengolahan Data serta Analisa dan InterpretasiData-Diskusi Hasil Penelitian

mengerti dan memahami dalammelakukan proses Pengumpulan Data dan Pengolahan Data serta Analisadan Interpretasi Data-DiskusiHasil Penelitian

Pengumpulan Datadan Pengolahan Data serta Analisa dan Interpretasi Data serta -Diskusi Hasil Penelitian

13Praktik Melakukan Penelitian Kuantitati (Imaginer) :Uji Beda(sumber : Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi, Drs. Hasyim Ali Imran, MSi, 2014, Jakarta, Grasindo. ) (bab III)

Mahasiswa mengerti dan memahami dalammelakukan proses Penelitian Kuantitati yang bersifat Uji Beda

Mahasiswa dapat melakukan prosesPenelitian Kuantitatif yang bersifat Uji Beda

14 Praktik Melakukan Penelitian Kuantitatif(Imaginer) : Uji Asosiasi(sumber : Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi, Drs. Hasyim Ali Imran, MSi, 2014, Jakarta, Grasindo. )

Mahasiswa mengerti dan memahami dalammelakukan proses Penelitian Kuantitati yang bersifat Uji Asosiasi

Mahasiswa dapatmelakukan prosesPenelitianKuantitatifyang bersifatUji Asosiasi

15 Contoh-Contoh Penelitian Kuantitaif Dalam Realita(Kasus-kasuspenelitian Kementerian Kominfo RI)

Mahasiswa mengetahui contoh-contoh realitapelaksanaan penelitian kuantitatif

Mahasiswa dapat membandingkan masalah dunia riset antara dalam dunia empirik dengan dunia akademis.

16 UAS Bahan :Materi ajar : 9-12

Mahasiswa dapat Menguasai materiyang ditanyakan dalam UAS menurut materi K9-15

Fakultas Program Studi

Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ilmu Komunikasi

ProgramStudi Humas 09 85022 Nama : Drs. Hasyim Ali

Imran, MSi.

Abstract Kompetensi

Membahas tentanghakikat pelaksanaanpenelitian komunikasidengan pendekatankuantitatif. Bahasanmengacu pada substansipenelitian kuantitatif.

Diharapkan mahasiswamemahami dengan mudahhakikat aplikasipenelitian pendekatankuantitatif

Pembahasan

K -9 : HAKIKAT APLIKASI PENELITIAN PENDEKATAN KUANTITATIF

Aplikasi pelaksanaan penelitian pendekatan

kuantitatif pada dasarnya adalah mengikuti prinsip-prinsip

penelitian berparadigma positivistik. Prinsip utama paradigma

ini yaitu bahwa data itu dalam cara memperolehnya menggunakan

prinsip a priori dan dengan begitu data jadi bersifat

kuantitatif. Data yang kuantitatif inipun sifatnya scanning

dan terikat konteks. Karena terikat konteks itu, makanya

penggunaan konsep teoritik itu pun jadi relatif ketat sejak

awal mengkonseptualiasikan fenomena yang dipelajari. Keketatan

ini sendiri karena akan bertali-temali terus hingga pengujian

teori melalui hipotesis atas data yang diperoleh dari

lapangan.

Perlu diketahui, data yang diperoleh itu

idealnya juga sebagai representasi dari teori yang

perolehannya dilakukan secara empirikal. Jika tidak

merepresentasikan secara teoritis, ini berarti ada kesalahan

dalam pembuatan instrument penelitian.

Itulah sebabnya guna menjaga konsistensi konsep

teoritik yang degunakan dalam penelitian, perlu ada bagian

Kerangka Teori dalam proses pelaksanaan penelitian

kuantitatif. Sementara itu, substansi dari kerangka teori itu

pun tidak boleh lari dari bagian-bagian awal penelitian.

Perlu diketahui, bagian-bagian awal proses penelitian

adalah melihat dan mempelajari fenomena tertentu. Dari sini,

kita mengkonseptualisir fenomena yang dipelajari itu. Biasanya

yang dikonseptualisir itu adalah sejumlah fenomena yang dirasa

menjadi lebih menonjol jika dibandingkan dengan fenomena

lainnya. Proses ini dikenal juga dengan polarisasi gejala.

Makna dari konsep ini sebenarnya hampir mirip dengan konsep

seperti fish bone analysis atau three analysis dalam policy research. Inti

dari ketiganya yaitu melihat masalah yang paling menonjol.

Katakanlah misalnya gejala komunikasi sebagai bagian

dari gejala sosial itu adalah seperti menyangkut acara-acara

televisi. Misalnya acara Ganteng-Ganteng Srigala di SCTV. Ini

merupakan salah satu contoh upaya melihat fenomena komunikasi

yang bisa dijadikan obyek riset kuantitatif. Upaya-upaya

lainnya juga dapat dilakukan dengan mudah. Prinsipnya adalah

mengenal Ilmu komunikasi secara ontologis. Ini merupakan

pengetahuan mendasar bagi akademisis komunikasi agar tidak

kesulitan dalam menelaah fenomena komunikasi yang menjadi

domain kajian ilmu komunikasi.

Secara ontologis ilmu komunikasi menelaah fenomena

komunikasi manusia (human communication). Di luar dari ini bukan

menjadi obyek ilmu komunikasi secara ontologis. Human

communication sendiri setting keterjadiannya mencakup lima

konteks, yaitu : interpersonal ; group; publik; organization;

dan mass. Jadi, apa, bagaimana dan dimanapun di dunia ini,

komunikasi yang terjadi antar sesama manusia itu, tatanannya

berlangsung dalam lima konteks tadi.

Kesadaran akan eksistensi setting komunikasi

antarmanusia tadi, ini dengan sendirinya akan memudahkan para

akademisi komunikasi dalam mempelajari fenomena komunikasi.

Dalam kaitan ini, maka jika kembali pada contoh yang

diungkapkan sebelumnya, yaitu contoh fenomena komunikasi

menyangkut satu acara pada salah satu stasiun televisi tadi,

yaitu acara GGS, maka dikaitkan dengan konteks komunikasi

berarti fenomena ini termasuk pada fenomena komunikasi dalam

setting mass.

Guna membantu lebih mudah dalam upaya

mengidentifikasi fenomena komunikasi yang akan dijadikan obyek

penelitian, maka dibahasan ini akan coba disajikan beberapa

contoh praktis. Hasilnya seperti tampak dalam tabel berikut :

Tabel 1Konteks Kmunikasi Terkait Fenomena Komunikasi

Konteks

Komunikasi

Saluran Komunikasi Fenomena Sfesifikasi

fenomenaMedia Non media

Interpersonal -Internet-SocialNetwork

-Komunikasitatap muka

FB---Twitter,dll

Chatting FBTTg MasalahPolitik,dll

Group -Radio, -TV-Internet----

-Acaradialog-AcaraDialog-diskusidalam forumdiskusi fb

TopikDiskusipartisipan,sikap ,dll.

Publik PidatoKampanyePolitikVote getter

BlackCampaign

Topik,gradasiintensitasdan targetblack

campapaignOrganizational Internet

MajalahBulletinMajalahDinding,dll

Kelompokdiskusipimpinan

Efektifitasdecitionmaking,Kinerjaperusahaan,dll.

Mass -Internet(Kompas CM.Detik.com,dll)-Suratkabar-Majalah-Tabloid-Mingguan-Bulananan-Televisi-RadioPenyi-aran

Berita –BeritaPolitik

-Features

-Hiburan-sinetron-SCTV

Agenda

Media

FeaturesMasyarakatMarginal

-Ganteng-GantengSrigala—SikapPemirsa,dll.

Langkah selanjutnya setelah fokus pada salah satu

fenomena dalam kaitan proses komunikasi yang terjadi dalam

lima konteks sebelumnya, yaitu mengkonseptualisasi fenomena

yang menonjol dalam obyek riset itu. Seperti sudah disinggung

sebelumnya, konsep yang digunakan dalam konseptualisasi itu

adalah konsep teoritik. Konsep teoritik inipun harus

disesuaikan dengan sifat fenomena yang terlihat. Apakah

fenomena ini arahnya memerlukan jawaban secara kualitatif atau

kuantitatif. Hal ini diungkapkan kembali hanya untuk sekedar

mengingatkan saja, bahwa hal ini ada konsekuensinya pada

penggunaan teori, yaitu antara teori yang bernaung dalam

paradigma teori positivistic atau paradigma teori non

positivistik. Tetapi, untuk kasus dalam pembahasan materi

kuliah ini, jelas bahwa konsep teoritik yang akan digunakan

adalah teori-teori yang berada dalam naungan paradigma teori

positivistik pastinya.

Kembali pada contoh tentang GGS di SCTV sebelumnya,

maka dalam kaitan konseptualisasi gejala untuk perumusan

masalah penelitian, sebagai contoh seperti sudah dipaparkan

dalam tabel, konsep yang ditetapkan itu sesuai gejala yang

ada, yaitu konsep sikap dari Muzafer Sherif melalui teorinya

SOCIAL JUDGEMENT THEORY.

Berdasarkan petunjuk teori dimaksud, para pemirsa

acara GGS di SCTV itu memiliki kecenderungan dalam bersikap

terhadap acara GGS karena sejumlah faktor. Konsep-konsep yang

dikemukakan Sherif sendiri dalam menjelaskan frenomena sikap

terdiri dari : ego involvement : bahwa dalam bersikap terhadap

obyek, individu dipengaruhi oleh keterlibatan ego ilvolvement

dalam dirinya, yaitu relevansi individu dengan sesuatu

masalah. Relevansi ini misalnya karena faktor-faktor internal

seperti nilai-nilai agama, ideologi, atau nilai-nilai tertentu

lainnya seperti karena persahabatan, teman sekampung, dls.

Dalam jiwa manusia sendiri katanya terdapat wilayah

sikap. Dalam struktur wilayah sikap manusia terdapat tiga

bentuk sikap yang terdiri dari : latitude of acceptance (sikap

menolak) ; latitude of non commitment (netral) ; latitude of rejection (sikap

menolak). Dengan demikian faktor ego ilvolvement akan

mempengaruhi pemirsa dalam bersikap terhadap acara GGS di

SCTV. Wujudnya sendiri akan muncul dalam tiga bentuk yaitu

setuju netral dan menolak.

Selain terkait dengan masalah konseptualisasi yang

relevan secara epistemologi, dalam proses penelitian pada

tahap perumusan masalah ini juga ada hal penting lainnya yang

tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal penting dimaksud yaitu

terkait dengan sigifikansi penelitian. Bagian ini sendiri

argumentasinya dilakukan sebelum memformulasi pertanyaan

penelitian itu sendiri. Signifikansi itu sebaiknya muncul

dalam dua rupa, yaitu signifikansi akademis dan praktis.

Langkah berikut dalam proses penelitian kuantitatif yang

esensial adalah pemaparan bagian Kerangka Teori. Pada bagian

ini dalam realita penulisan karya tulis ilmiah seperti

skripsi, relatif masih banyak dijumpai kekeliruan fatal.

Kekeliruan itu memperlihat sesuatu yang kurang paham akan

esensi dari kerangka teori itu sendiri. Akibat dari ini adalah

bahwa masih sering dijumpai isi kerangka teori dalam skripsi

itu rancu dan mubazir karena memuat penjelasan konsep-konsep

yang tidak utama dan penting. Padahal dengan memahami esensi

dari kerangka teori, hal yang demikian tentunya tidak akan

terjadi.

Esensi dari kerangka teori sendiri, sebenarnya adalah

mencari tahu lebih jauh dan mendalam mengenai konsep teoritik

yang telah diangkat atau digunakan ketika mengkoseptualisasi

gejala/fenomena yang dipelajari. Kenapa perlu secara mendalam,

ya supaya kita mengerti betul tentang persoalan yang kita

pelajari dan karena itu kitapun jadi paham betul pula dalam

menyelidikinya secara empirikal. Paparannya dilakukan dalam

bagian-bagian awal proses penelitian (Bagian Pendahuluan).

Dengan menyadari esensi krangka teori itu, maka tak

salah lagi bahwa isi dari bagian kerangka teori itu sejatinya

adalah penjelasan yang lebih jauh dan dalam mengenai konsep

teoritik yang digunakan dalam perumusan masalah penelitian itu

sendiri. Oleh karena itu, supaya mudah dalam melaksanakan

pemaparan dalam bagian kerangka teori, maka langkah praktisnya

adalah dengan cara mengidentifikasi konsep teoritik yang

terdapat dalam rumusan masalah penelitian itu sendiri. Jadi,

jumlah konsep teoritik yang dijelaskan dalam bagian kerangka

teori itu, jumlahnya mengikuti jumlah konsep teoritik yang

teridentifikasi dalam rumusan masalah penelitian. Jadi tidak

boleh lebih dan tidak boleh kurang.

Namun demikian, tambahan yang penting dalam bagian

kerangka teori ini sebenarnya adalah sub bagian literatur riview

(tinjauan literatur). Paparan hal ini biasanya dilakukan

terlebih dahulu, yakni sebelum menjelaskan secara detil

tentang konsep-konsep teoritik.

Dalam realita, paparan terkait literatur riview tadi,

sayangnya masih banyak juga dijumpai kekeliruan dalam

memahaminya. Literatur riview masih sering dijumpai isinya

berupa paparan tentang konsep teoritik. Hal ini tentunyalah

sangat keliru. Keliru karena literatur riview itu pada hakikatnya

berisi ulasan tentang hal-hal yang berorientasi pada

penunjukan state of the arts dari studi yang sedang kita lakukan.

Upaya penunjukan itupun biasanya terkait dengan pelaksanaan

riset sejenis, konsep-konsep yang digunakan (praktis dan

scientific), variabel variabel yang digunakan dalam

penelitian, dan methode yang digunakan serta tahun pelaksanaan

penelitian. Dengan pengetahuan state of the arts dimaksud , secara

akademis kita jadi tahu posisi penelitian yang akan kita

lakukan. Pengetahuan ini memberi kita gambaran tentang

persoalan yang akan kita teliti. Apakah penelitian kita hanya

menjadi semacam pengulangan belaka, modifikasi terhadap yang

sudah ada, atau menjadi sesuatu yang tinggi novelity-nya.

Demikianlah terkait dengan masalah kerangka teori tadi.

Setelah ini maka langkah selanjutnya adalah memaparkan bagian

methodologi. Inti dari bagian ini adalah memaparkan bagaimana

kita melakukan penelitian itu sendiri. Pada bagian ini kita

harus melakukan penjelasan metodologis secara argumentatif

ilmiah. Hal ini misalnya terkait ukuran sampling, harus ada

ukuran standard ilmiah yang logis. Ukuran standard ilmiah yang

logis ini misalnya mengacu pada formula tertentu.

Proses sampling tadi dalamkenyataannya ada yang mudah

dan ada yang sulit cara menentukan jumlah sampel dan cara

mengambilnya. Dalam kaitan pembahasan ini, kita ambil saja

contoh cara mudah. Contoh cara mudah di sini misalnya dengan

menggunakan tabel Kricje atau tabel Monogram Harry King. Tabel

Kricje tingkat kepercayaannya 95 % dengan tingkat kesalahan 5

%. Tabel Kricje ini keberlakuannya hanya pada populasi yang

jumlahnya hanya maksimal 10.000 saja, lebih dari itu tabel ini

tidak berlaku lagi. Sementara jika hendak menggunakan monogram

Harry King, maka ini hanya berlaku bagi populasi yang

jumlahnya lebih kecil, yakni hanya 2000. Lebih dari itu tidak

berlaku. Namun demikian rentang tingkat kesalahan sampelnya

memiliki banyak pilihan, yakni dari 3-15 persen. Namun

demikian, sebaiknya bagi mahasiswa hendaknya tidak terkecoh

dengan rentang tingkat kesalahan monogram Harry King tersebut,

karena tingkat kesalahan 5 % itu sudah menjadi tingkat

kesalahan toleransi yang sudah diakui oleh komunitas ilmuwan

sosial dunia.

Apa makna menggunakan tabel-tabel tadi dalam proses

sampling pada proses suatu penelitian (komunikasi) ?

Maknanya tak lain adalah agar mendapatkan jumlah sampel

yang benar secara epistemologis. Jika demikian, maka dengan

sendirinya data yang akan diperoleh nantinya dari

responden-responden itu cenderung akan memiliki sebaran

data yang normal.

Sebaran data yang normal yaitu sebaran data yang

kurva-nya bersifat lima persen. Cara mengetes suatu sebaran

data apakah normal atau tidak, diantaranya bisa dilakukan

dengan menggunakan aplikasi SPSS. Caranya dengan menguji

data yang sifatnya multi dimensional. Selain itu kurva

kurtosisnya hendaknya berada di antara -2 hingga +2.

Konsekuensi dari suatu sebaran data dari suatu sampel

yang normal atau tidak adalah pada type statistik yang akan

digunakan dalam penelitian. Jika sebaran data tadi normal

sifatnya, maka type statistik yang pas untuk diterapkan

adalah type inferensial. Inferensial bermakna to infern =

memasukkan, yang berarti memasukkan hasil penelitian dari

suatu sampel dalam kaitan keberlakuannya pada populasi dari

mana peneliti mengambil sampel. Dengan kata lain ini

berarti suatu penggeneralisasian hasil penelitian.

Sementara jika tidak normal, maka type yang pas adalah type

statistik deskriptif. Penelitian dengan mengunakan type ini

hasilnya hanya berlaku bagi sampel itu sendiri. Dengan kata

lain hasilnya tidak dapat digeneralisasikan pada populasi.

Dengan demikian kualitas penelitian dengan pendekatan

kuantitatif, sebisa mungkin dapat dilakukan dengan

menggunakan type statistik inferensial karena sebaik-baik

penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian

yang sifatnya sebisa mungkin dapat menggeneralisasikan.

Demikianlah materi kuliah dalam awal pertemuan paruh

kedua semester ini. Hal mana sebenarnya masih memiliki

kekurangan secara materi. Namun, sekaitan dengan

keterbatasan ruang dan waktu tadi, kekurangan materi

dimaksud tidak bisa dipenuhi.

.

Daftar PustakaGriffin, EM, 2003, A First Look At Communication Theory, Fifth

edition, New York,Mc Graw Hill.

Imran, Hasyim Ali.. 2014. Pengantar Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo.

Littlejohn, Stephen W., 2005, Theories of Human Communication,eighth edition,Thomson Learning Inc., Wadsworth, Belmont, USA.

Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research Methods-Qualitative and Quantitative Approaches, Allyn and Bacon, Boston, USA.

Poedjawijatna, I.R., 1983, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar ke

Ilmu dan Filsafat,

Jakarta, Bina Aksara.Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian

Survai. Jakarta. LP3ES.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung.

Alfabeta, CV.