MAKALAH PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

23
PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN Disusun Oleh: Kelompok 2 Ayunda Yonik (R0109005) Firsta Firly (R0109012) Hertin Rindawati (R0109013) Siti Erma F (R0109030) Vera Eka R (R0109032) Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan Semester III Program Studi D- IV Kebidanan Reguler Fakultas Kedokteran i

Transcript of MAKALAH PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Ayunda Yonik (R0109005)

Firsta Firly (R0109012)

Hertin Rindawati (R0109013)

Siti Erma F (R0109030)

Vera Eka R (R0109032)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah PromosiKesehatan Semester III

Program Studi D- IV Kebidanan Reguler FakultasKedokteran

i

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun Angkatan 2009

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaah penyusun ucapkan kepada

Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya,

sehingga dengan kekuatan pikiran dan keterbukaan hati,

penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai promosi

kesehatan dengan judul “PENDEKATAN DALAM PROMOSI

KESEHATAN” guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi

Kesehatan Program Studi D-IV Kebidanan Reguler

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu kuliah Promosi Kesehatan yang telah

banyak membimbing penyusun dalam menyusun makalah

ini

2. Anggota kelompok 2 yang senantiasa bekerja sama

dalam penyusunan makalah ini.

ii

3. Berbagai pihak di sekitar penyusun yang tidak dapat

penyusun sebutkan satu-persatu yang telah banyak

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah

ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini ke

depan agar dapat berguna bagi kita semua.

iii

Surakarta, 13 Oktober2010

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................

.......................................................i

Kata Pengantar.......................................................

......................................................ii

Bab I Pendahuluan .......................................................

................................................ 1

Bab II Isi .......................................................

.......................................................

........ 3

Pendekatan Promosi Kesehatan

A. Stategi Golbal.................................................

................................................ 3B. Strategi berdasarkan Otawa Charter

............................................................... 5

C. Pendekatan Promosi Kesehatan.................................................

..................... 7

Bab III Kesimpulan dan Saran.......................................................

.............................. 11

4

Daftar Pustaka.......................................................

......................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian Promosi Kesehatan :

1. Soekidjo Notoatmojo (2005):

5

Pertama : promosi kesehatan dalam konsep Level and

Clark (4 tingkat pencegahan penyakit) berarti

peningkatan kesehatan.

Kedua: upaya memasarkan, menyebarluaskan,

memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-

upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima

pesan-pesan tersebut.

2. WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan

dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan

kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan

perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk

perubahan perilaku tetapi juga perubahan

lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku

tersebut.Ottawa Charter (1986),… “the process of

enabling people to control over and improve their

health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi

kesehatannya).

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri

sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu

dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya

pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya

kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses

pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan

meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki".

6

Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak tahun

1980. Konsepnya pertama kali digunakan pada tahun 1970

oleh Mentri Kesehataan Nasional dan Kesejahteraan, Marc

Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi

oleh faktor kesehatan lingkungan dan perubahan perilaku

dan gaya hidup, bukan oleh karakter biomedis. Hal ini

dipengaruhi oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisi

dari promosi kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) di masa yang akan datang merubah promosi

kesehatan dari pelayanan medis menjadi pelayanan

kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam

kebijakan dunia. Pada tahun1977 Majelis Kesehatan Dunia

(World Health Assembly) di Alma Ata menyerahkan semua

anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar

pelayanan kesehatan dan mengurangi ketidaksamaan ke

pelayanan kesehatan yang terjamin bagi seluruh

masyarakat produktif (WHO 1986). Sekarang promosi

kesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai

macam cara. Bisa saja didiskripsikan sebagai proses

bagi individual maupun kelompok yang terdorong untuk

menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya

adalah perubahan perilaku. Gagasan lain termasuk:

pencegahan penyakit, perilaku hidup bersih sehat,

meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan,

perlindungan umum terhadap kerusakan, pendidikan

7

masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan

dalam kesehatan dan penyediaan pelayanan kesahatan.

BAB II

ISI

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

A. STRATEGI GLOBAL

8

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi

kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal,

yaitu:

1.Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang

lain, agar orang lain tersebut membantu atau

mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks

promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada

para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di

berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga

para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan

yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat

pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-

undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat

instruksi, dan sebagainya.

Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk,

baik secara formal inaupun informal. Secara formal

misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar

tentang issu atau usulan program yang ingin

dimintakan dukun~an dari para pejabat yang terkait.

Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan

kepada para pejabat yang relevan dengan program yang

diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik

dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk

9

dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para

pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai

tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah

kesehatan (sasaran tertier)

2.Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu

kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-

tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal

maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah

agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara

sektor kesehatan sebagai (pelaksana program

kesehatan) dengan masyarakat (penerima program)

kesehatan.

Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui

toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-

program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan

mau berpartisipasi terhadap program kesehatan

tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat

dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina

suasana yang kondusif terliadap kesehatan. Bentuk

kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-

pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan

kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka

sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana

10

adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat

(sasaran sekunder).

3.Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan

yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan

utama pember¬dayaan adalah mewujudkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).

Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan

dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan

kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan

masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi,

pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan

pendapatan keluarga (income gener¬ating skill).

Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan

berdampak terhadap kemampuan dalam peme¬liharan

kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,

terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan

sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di

masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk

kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah

masyarakat (sasaran primer).

B. STRATEGI BERDASARKAN OTAWA CHARTER

11

Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa¬

Canada pada tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa

(Ottawa Charter). Di dalam Piagam Ottawa tersebut

dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang

mencakup 5 butir, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public

Policy)

Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang

ditujukan kepada para penentu atau pembuat

kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-

kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan

kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-

kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan,

surat-surat keputusan, dan sebagainya, selalu

berwawasan atau berorientasi kepada kesehatan

publik. Misalnya, ada paraturan atau undang-undang

yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan

untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,

dan sebagainya. Dengan perkataan lain, setiap

kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik,

harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

(kesehatan masyarakat).

2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)

12

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat

umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka

menyediakan sarana¬prasarana atau fasilitas yang

mendukung terciptanya perilaku sehat bagi

masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung

tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang

mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara

lain: tersedianya temp at sampah, tersedianya temp

at buang air besar/kecil, tersedianya air bersih,

tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok,

dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para

pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal,

stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan

sebagainya, harus menyedia¬kan sarana-prasarana

untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health

Services)

Sudah nienjadi pemahaman masyarakat pada umumnya,

bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada "provider"

dan "con¬sumer". Penyelenggara (penyedia)

pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta

dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau

pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacam

ini harus diubah, harus direorientasi lagi, bahwa

masyarakat bukan hanya sekadar pengguna atau

13

penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus

juga sebagai penyelenggara juga, dalam batas¬-

batas tertentu. Realisasi dari reorientasi

pelayanan kesehatan ini adalah, para penyelenggara

pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta

harus melibatkan, bahkan member¬dayakan masyarakat

agar mereka juga dapat berperan bukan hanya

sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga

seka¬ligus sebagai penyelenggara pelayanan

kesehatan masayarakat. Dalam mereorientasikan

pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan

sangat penting.

4. Keterampilan individu (Personnel Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat,

yang rerdiri dari individu, keluarga, dan

kelompok-kelompok. Oleh sebab, itu, kesehatan

masyarakat akan terwujud apabila kesehatan

individu-individu, keluarga-keluarga, dan

kelompok¬kelompok terse but terwujud. Oleh sebab

itu, strategi untuk mewujudkan keterampilan

individu-individu (personnel skill) dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah

sangat penting. Langkah awal dari peningkatan

keterampilan dalam memelihara dan meningkatan

kesehatan mereka ini adalah mem¬berikan pemahaman-

14

pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-

cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit,

mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas

kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan

sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman

ini lebih bersifat individual daripada massa.

5. Gerakan Masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya

seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini,

maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada

gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan.

Oleh sebab itu, promosi kesehatan harus men¬dorong

dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam

mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan

masya¬rakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud

perilaku yang kon¬dusif untuk kesehatan, atau

masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta

meningkatkan kesehatan mereka.

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

a. Pendekatan Medik

15

Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari

penyakit dan kecacatan yang didefinisikan secara

medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan

penyakit jantung.

Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk

mencegah atau meringankan kesakitan, mungkin

dengan metode persuasive maupun paternalistic.

Sebagai contoh, memberitahu orang tua agar membawa

anak mereka untuk imunisasi, wanita untuk

memanfaatkan klinik keluarga berencana dan pria

umur pertengahan untuk dilakukan screening takanan

darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari

tindakan pencegahan medic dan tanggung jawab

profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa

pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan.

b. Pendekatan Perubahan Perilaku

Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap

dan perilaku individu masyarakat, sehingga mereka

mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya antara

lain mengajarkan orang bagaimana menghentikan

merokok, mendorong orang untuk melakukan latihan

olahraga, memelihara gigi, makan makanan yang baik

dan seterusnya.

16

Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan

merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan

hal paling baik bagi kliennya dan akan melihatnya

sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong

sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup

sehat yang menguntungkan.

c. Pendekatan Edukasional

Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan

informasi dan memastikan pengetahuan dan pemahaman

tentang perihal kesehatan dan membuat keputusan

yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada.

Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang

dibantu untuk menggali nilai dan sikap, dan

membuat keputusan mereka sendiri.

Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu

dan mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula

ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah,

misalnya menekankan membantu murid mempelajari

ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh

pengetahuannya. orang-orang yang mendukung

pendekatan ini akan memberi arti tinggi bagi

proses pendidikan, akan menghargai hal individu

untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan

melihatnya sebagai tanggung jawab mereka

mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan

17

yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik

bagi klien mereka.

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan

Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan

dikelirukan dengan pendidikan kesehatan. Istilah

ini tidak seharusnya digunakan dengan dapat

dipertukarkan. Promosi kesehatan mencakup seluruh

aktivitas yang bertujuan untuk mempromosikan gaya

hidup sehat; pendidikan kesehatan merupakan bagian

integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993)

menggambarkan promosi kesehatan sebagai istilah

cakupan luas dibandingkan pendidikan kesehatan dan

menunjuk kepada’pendidikan kesehatan plus’.

Penjelasan ini menyediakan sedikit kejelasan untuk

cakupan promosi kesehatan. Aktivitas promosi

kesehatan yang termasuk, contohnya, pengembangan

komunitas kerja dan aksi politik menyimpang di

luar jangkauan promosi kesehatan dan dicakup dalam

didiplin promosi kesehatan yang lebih luas.

Pendekatan tradisional ke dalam pendidikan

kesehatan ditujukan untuk mencegah penyakit, dalam

meningkatkan gaya hidup sehat.

Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana

masyarakat diajari dan meningkat kegelisahannya

18

dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah

penyakit. Sasaran dari pendidikan kesehatan modern

adalah bekerja dengan pendekatan individual sebuah

tingkat atau bagian dari kesehatan melalui

strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar

yang terfasilitasi. Pengenalan pendekatan membujuk

dan peningkatan kegelisahan diproduktifkan untuk

hal pokok da penghargaan kesehatan. Landasan dari

pendidikan kesehatan modern adalah

pemberdayaan(Tones 1992). Pendidikan kesehatan

modern dilihat sebagai elemen penting dalam

promosi kesehatan. Bidan secara aktif termasuk ke

dalam bagian antara promosi kesehatan dan

pendidikan kesehatan dan memiliki relasi yang unik

dengan perempuan dan keluarganya untuk

mempengaruhi penggunaan gaya hidup sehat.

d. Pendekatan Berpusat Pada Klien

Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan

klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi

apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan

membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri

sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran

promotor kesehatan adalah bertindak sebagai

fasilitator, membantu orang mengidentifikasi

kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh

19

pengetahuan serta ketrampilan yang mereka butuhkan

agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan

diri sendiri klien dilihat sebagai central dari

tujuan ini. Klien dihargai sama yang mempunyai

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan

berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak

absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka

sendiri.

e. Pendeka tan Perubahan Sosial

Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan

perubahan-perubahan pada lingkungan fisik, social

dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih

mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya

adalah mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan

perilaku individu-individunya. Hal utama bukan

untuk mengubah kebiasaan indiviu, tapi secara

positif mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini

memberikan nilai penting bagi hak demokrasi mereka

mengubah masyarakat, mempunyai komitmen pada

penempatan kesehatan dalam agenda politik di

berbagai tingkat dan pada pentingnya pembentukan

lingkungan yang sehat daripada pembentukan

kehidupan individu-individu orang yang tinggal di

tempat itu. Pendekatan ini menyatakan kemunduran

20

sosial ekonomi sebagai faktor dari sakit. Hal ini

dipusatkan dengan membuat lingkuangan, perubahan

sosial dan ekonomi dengan rencana kebijakan, aksi

perubahan politik dan kolaborasi yang lebih luas

dengan pembuat keputusan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri

sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu

dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya

pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya

kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses

pemberdayaan sehingga masyarkat dapat menerima dan

meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki

Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan

bisa menghasilkan efek negatif atau positif pada

21

kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan merupakan

faktor terbesar oleh interpretasi personal dan

pemahaman kesehatan dan promosi kesehata.

Saran

Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya

hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang berpengaruh

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Dan

melaksanakan evaluasi dan audit yang jugamerupakan

mekanisme untuk menentukan kebutuhan kesehatan.

Dalam pendekatan promosi kesehatan daripada menggunakan

pendekatan yang persuasif atau bahkan memaksa, lebih

baik menggunakan pendekatan yang bekerjasama dengan

masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka

sendiri, sembari memberi informasi yang mereka perlukan

dalam membuat keputusan tersebut. Tetapi dalam kondisi

yang lebih darurat, seperti penyebaran epidemi yang

memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu dipertimbangkan

untuk menggunakan pendekatan persuasif untuk merubah

sikap dan perilaku masyarakatnya.

Daftar Pustaka

22

Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah

Promosi Kesehatan.

http://www.promosikesehatan.com/?

act=article&id=225&pg=4. Diakses pada tanggal 2

Oktober 2010.

Ambarwati, Eny Retna. 2010. Etika Promosi Kesehatan.

http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/eti

ka-promosi-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3

Oktober 2010.

Admin. 2009. Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan.

http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang

/komunikasi-dalam-pendidikan-dan-promosi-

kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober

2010.

Sofyan, Asep. 2009. Promosi Kesehatan.

http://bermenschool.wordpress.com/2009/01/04/prom

osi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 10 Oktober

2010.

23