RESUME PENDEKATAN ANTROPOLOGI

24
RESUME PENDEKATAN ANTROPOLOGI Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliyah Pendekatan Metodologi Studi Islam Kelas J Abdul Hakim Wahid, & Ali Geno Berutu SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434 H 1

Transcript of RESUME PENDEKATAN ANTROPOLOGI

RESUME

PENDEKATAN ANTROPOLOGIDisusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliyah

Pendekatan Metodologi Studi Islam Kelas J

Abdul Hakim Wahid, &Ali Geno Berutu

SEKOLAH PASCASARJANA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/1434 H1

RESUME PENDEKATAN ANTROPOLOGIDavid N Gellner

A. PERKEMBANGAN HISTORIS PENDEKATAN ANTROPOLOGI

Antropologi dimulai sejak abad 19 dan Pemahamandidalamnya terus mengalami perubahan, yang diawalidengan penelitian asal-usul manusia dimana mencakuppencarian fosil yang masih ada dan pengkajianterhadap binatang yang paling dekat dengan manusiayaitu primata serta penelitian masyarakat manusiayang paling tua yang mampu bertahan paling lama yangsemuanya dilakukan dengan ide kunci tentang evolusi,oleh karenanya antropolog-antropolog awal adalahevolusionis, mereka yang rata-rata orang eropaberpikir bahwa seluruh masyarakat manusia tertatadalam keteraturan dan mereka adalah yang tertinggi,dan peradaban asia yang kurang berkembang beradadalam posisi tengah sedang masyarakat lain yang lebihbawah peradabanya dianggap sebagai masyarakatprimitif. Seluruh masyarakat dianggap berada dalamproses evolusi dan selama proses evolusi berlangsungmereka menjadi lebih komplek dan tidak sederhanaserta primitive lagi.

Pandangan tentang sejarah dan masyarakat semacamini memperoleh dukungan dari karya Darwin tentang

2

evolusi biologis, akan tetapi pandangan tersebuttidak tergantung pada karya Darwin karena lebih dulumuncul dan bahkan dibawah control kristiani dan antiDarwin, sesungguhnya pandangan evolusi menjadijustifikasi nyata bagi kerja misionaris dan seluruhbentuk kolonialisme. Adanya keterkaitan antarapandangan evolusionis dan era colonial berarti bahwateori evolusi sosial tidak dapat diterima dikalanganintelektual-intelektual saat ini meskipun dalam dalamperbincangan sehari-hari dan dalam budaya popularteori ini tetap hidup, tapi semua hal yang berkenaandengan teori evolusi biologis, teori ini ditolak olehfundamentalis populis di USA.

Perdebatan sengit terjadi diantara ntropolog –antropolog awal dalam hal 1. bentuk masyarakat yangpaling awal apakah mereka diberi ciri denganperkawinan kelompok atau dengan matriarkal( perempuan memegang kekuasaan diatas laki-lak), 2.Agama prasejarah, apakah bentuk agama yang palingkuno itu magic, penyembahan terhadap kekuatan alam,atau animism atau totemisme. Dari dua karya yangberbeda The golden bought karya sir Jams Frazer yangdipublikasikan pertama kali pada tahun 1980 banyakmempengaruhi penulis – penulis dan para pamikir jauhmelampaui bata-batas sempit antropologi, karya inimemuat contoh-contoh magic dan ritual dari teksklasik seluruh dunia. Karya ini melihat seluruh agamasebgai bentuk sihir (magic) fertilitas, danmenyimpulkan bahwa kristus juga suatu bentuk raja-Tuhan yang meninggal untuk menjamin fertilitas umat-Nya. Frazer juga mengemukakan skema evolusi sederhanaberupa rasionalisme sejarah manusia melewati tigafase dari magic, agama dan ilmu.

The Element Forms of religious life karya EmilDurkheim yang dipublikasikan di prancis pada tahun

3

1912, mempresentasikan kemajuan yang sangat besarmelampaui the golden Bough, pertama Durkheimmenyadari bahwa pengambilan contoh dari seluruh duniadengan kurang memperhatikan konteks aslinya danmenimbunya terlalu tinggi adalah metode antropologisyang keliru, menumpuk contoh-contoh tentang apa yangdiduga sebagai fenomena yang sama hanya dilakukanselama semua orang sepakat bahwa apa yang ditumpukitu sama. Dan bertentangan dengan frazer, Durkheimmenyatakan bahwa “ experiment yang dilakukan denganbaik dapat membuktikan adanya aturan tunggal.Kekayaan analisis Durkheim menjadikan bukunya sebagaikarya etnografik yang subur dan abadi, teorinyamemberi inspirasi antropolog-antropolog setelahnyabaik fungsionalis structural maupun strukturalis yangsama sekali menolak evolusionisme, dengan memfokuskanpada studi kasus tunggal dan berupaya menggalikebenaran darinya.

Di sini juga disebutkan dua pendiri besarpemikiran sosial lainya meskipun mereka memilikipengaruh yang relative sedikit yaitu Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920) . evolusionis sosialabad 19 menjadi inti pandangan-pandangan Marx danformulasi Marx selanjutnya dipengaruhi oleh karyaantropologis pendiri studi kekeluargaan, Lewis hendriMorgan (1818-1881), evolusionisme Marx tidak banyakdibaca oleh fungsionalisme srtuktural inggris, meskisebetulnya terdapat beberapa kesamaan antarapandangan Marxis bahwa agama berfungsi melegitimasidan mengabadikan posisi golongan penguasa, danpandangan fungsionalisme structural bahwa agamaberfungsi melegitimasi dan mengabadikan struktursosial yang ada . kemudian pada tahun 1960-1970, Marxdan teman kerjanya Engel mulai di kaji danmempengaruhi beberapa antropolog. Max Weber di sisilain adalah evolusionis besar yang pertama, namun ia

4

jarang di telaah oleh antropolog – antropolo awalkarena sedikit sekali berbicara tentang masyarakatskala kecil pratulisan, namun penekanan Weber ataspentingnya memahami pandangan dan motivasi actor –actor sosial dari dalam ( from within), menyebabkanyadiklaim sebagai nenek moyang intelektual oleh Geertz,dimana pendekatan interpretatifnya sangatberpengaruh.

Pemberontakan terhadap evolusionisme secaraindependen terjadi di USA dan Inggris yang di ilhamioleh berkembangnya metode – metode penelitianlapangan . studi mendalam terhadap masyarakat-masyarakat tertentu memberi dorongan bahwamenjelaskan sesuatu melalui desain historis besar(grand historical design) hamper bukan cara untukmemahami masyarakat yang terus berkembang. Di USA,Franz Boas (1858-1942) yang berkebangsaan jermanadalah orang yang memperkenalkan studi-studi lapangansecara detil, dia menegaskan bahwa masyarakat harusdikaji dan dipahami melalui term-term merekasendiri , dia mengecilkan arti spekulasi evolusionisyang besar. Di inggris, Bronislaw Malinowski (1884-1942) adalah orang yang membuka jalan bagi penelitianlapangan modern. Setelah melakukan penelitian pustakasedapat mungkin tentang Aborigin, dia berangkat keAustralia pada tahun 1913, ketika perang dunia Imeletus pada tahun 1914, sebagai warga Negarakerajaan Austro Hongaria, dia berada dalam posisisulit karena sebagai orang asing. PemerintahAustralia mengizinkanya melakukan penelitian lapanganselama dalam wilayah kekuasaan Australia, karena ituselama dua tahun penuh dia melakukan penelitian dipulau Trobiand, arah timur laut Papua New Guinea, danseluruh materi yang dia kumpulkan disana menjadidasar monografi yang dibuat tahun 1920 dan 1930 atasnama dirinya.

5

Melanowski menegaskan bahwa ia adalah seorangfungsionalis, apa yang ia pahami dengan fungsionalisadalah gagasan bahwa masyarakat dilihan sebagai suatutotalitas fungsional, seluruh adat kebiasaan danpraktik harus dipahami dalam totalitas konteksnyadandijelaskan dengan melihat fungsinya bagi anggotamasyarakat tersebut. Menurutnya sama sekali tidaktepat menggunakan gagasan survival evolusinis untukmenjelaskan segala seuatu, sesuatu yang dikerjakanoleh penduduk atau warga harus dijelaskan denganmelihat peranya saat itu, bahkan ada kebiasaan yangtampak sebagai sisa dari periode sebelumnya mestimemiliki satu fungsi dan satu fungsi itu adalahpenjelasan yang sesungguhnya atas adat kebiasaantersebut. Hal yang paling penting dari teori iniadalah metode inovatif Malinowski, hidup bersamamasyarkat yang sedang diteliti , mengambil bagiandalam aktivitas sehari-hari , belajar bersama denganmereka dengan bahasa mereka tanpa bantuan penerjemahdan merekam segala seuatu, yang selanjutnya metodeini disebut dengan metode observasi partisipan,metode dan teori beriringan seperti tangan dansarungnya, hidup dalam satu tempat dalam jangka waktuyang lama sangat baik untuk melihat segala sesuatusebagai hal yang sangat berkait dengan hal lainya(holism)teori ini melegitimasi apa yang menjadi dasarantropologi sosial dan antropologi budaya yang khas.Pengikut-pengikut Melinowski yang secara mendalammenjalankan holism dan observasi partisipan danmenolak sejarah spekulatif, meyakini bahwa dirimereka terpisah dari evolusionis abad 19 melaluirevolusi Melinowski, meskipun demikian revolusiMalinowski bukan hal yang radikal dan tiba-tiba,seperti digambarkanya sendiri dan oleh muridnya dalamretrospeksinya, hal ini didukung oleh kenyataan bahwapendahuluan apresiatif dalam monograf besar karya

6

Malinowski Argonouts of the Western Pasific (1922) ditulisoleh pakar evolusionis, Sir James Frazer.

Malinowski diakui sebagai peneliti lapangan yangbrilian, corpus yang dia kumpulkan begitu kayasehingga terus menerus ditafsirkan ulang olehantropolog generasi setelahnya yang tidak pernahberkunjung ke pulau Trobiand. Teori fungsionalismenyatentang kebutuhan manusia tidak berjalan dengan baik,atau dengan kata lain lain teori Malinowski tentangkebutuhan adalah keliru atau tautologi yang tidakjelas ( karena susunan yang ada dibuat sesuaikebutuhan manusia menurut definisi).

Paradigm antropologis sosial yang lebih kuatdibangun oleh tokoh yang semasa dengan Malinowski ,Radcliffe Brown (1881-1955), dia bukan penelitilapangan melainkan seorang teoretisi karenanya tidaksetara dengan Malinowski sebagai seorang etnografer,tetapi mereka sama-sama menekankan holism danperlunya penelitian lapangan secara mendalam denganmenolak spekulasi historis karena alas an-alasanyang identic. Fungsionalisme Malinowski memfokuskanpada kebutuhan biologis individu, dan Brownmemfokuskan pada kebutuhan masyarakat, Brown melihatmasyarakat beserta struktur sosialnya sebagaiorganisme dan dapat disamakan dengan anatomi tubuhyang rumit.

Tugas antropologi social adalah untukmenggambarkan dan menganalisis struktur-struktursocial yaitu aturan dan beragam aktivitas masyarakatdan membandingkanya dalam suatu metode keilmuan,berbagai subsistem dalam masyarakat dianalisis denganmelihat kontribusi yang diberikan terhadap berjalanyafungsi keutuhan social secara baik. Mesti diakui,kadang bagian-bagian tertentu dari masyarakat tidakberfungsi dengan baik, namun ini dilihat karena

7

adanya perubahanya yang berasal dari luar .diasumsikan bahwa kondisi alamiyah dari seluruhmasyarakat adalah stabilitas yang berfungsi denganlancar. Brown mensistemasi pandangan seluruh generasiantropolog sosial inggris, teorinya kemudian dikenaldengan fungsionalisme struktural.

Dalam pandangan fungsionalisme struktural, agamadilihat sebgai perekat masyarakat, agama dianalisisguna menunjukkan bagaimana agama memberi kontribusidalam mempertahankan struktur sosial suatu kelompok.Suatu karya fungsionalisme struktural klasik adalahkarya John Middleton Lugbara Relegion. Jika persoalanyaadalah magic maka ia dipahami dalam konteks ilmugaib, disini teorinya bahwa meningkatnya tuduhan ilmugaib merupakan suatu bentuk ukuran ketegangan sosial,maka ketika masyrakat mengalami perubahan yang cepat,magic yang menekankan hubungan sosial kemudianmembawa masyarakat menuduh pihak lain melakukan ilmugaib.

Analisis bahwa agama merupakan perekat sosialmemainkan bagian utama dalam pandangan organikfungsionalisme struktural , cara-cara alternatifuntuk mengkaji fenomena keagamaan terpampang luasdalam karya-karya yang menolak hegemonifungsionalisme struktural , salah satu kesulitanterbesar misalnya cargo cult dimasukkan dalamkerangka kerja fungsionalisme strukturalkonvensional, diantaranya gerakan messianik yangmuncul di pasifik. Pada saat yang sama, antropologmenjadi lebih tertarik mengkaji budaya masyarakatdemi kepentingan budaya itu sendiridan bukan semata-mata memberi kontribusi dalam mewujudkan stabilitassosial, sebuah kerangka kerja yang berpengaruh disiniadalah strukturalisme, dimana figur yang berpengaruhselanjutnay adalah Claude Levi-Strauss, seorang

8

antropolog prancis. Sistem pemikiran dianalisis darisudut pandang oposisi biner, yang mengungkapkan intilogikanya, beberapa oposisi dasar dianggap bersifatuniversal, ditemukan dalam mite, simbol dan prilaku-prilaku budaya diseluruh dunia , misalnya oposisiantara laki-laki perempuan, matang mentah, danalamiyah kultural. Metode ini terinspirasi olehmetode linguistik struktural dan ini tampak sebagaicara alternatif untuk mengembangkan metode ilmiyahdalam studi budaya. Ditegaskan bahwa seorang analishendaknya mengungkapkan struktur pemikiran anggotamasyarakat yang dikaji, dimana mereka tidak begitumenyadarinya sama sekali.

Berbeda dengan hal diatas, kebanyakan antropologmemberikan penekanan yang lebih besar untuk melihatsesuatu dari sudut pandang masyarakat itu sendiri ,dalam disiplin lain ini dapat disebut perspektiffenomenologi atau heurmenetik. Dalam antropologi diUSA, semua itu dikaitkan dengan pandangan yangdisebut interpretivist dimana juru bicaraterkemukanya adalah Clifford Geertz dalam karyanyaThe interpretation of Culture (1972), dimana dia melepaskandiri dari bentuk fungsionalisme struktural.

Pandangan Geertz dalam antropologi budayaamerika cepat menjadi dominan menggantikan berbagaipendekatan positivistik (yaitu endekatan yangberambisi mencapai generalisasi universal danberusaha menyamai atau melebihi ilmu-ilmu kealaman).Perubahan ini sering di gambarkan sebagai pergerakandari pendekatan “etik” kepada pendekatan “emik” yaknimelihat kebudayaat dari luar dan dari sudut pandangprinsip-prinsip universal kepada melihat kebudayaandari dalam dan orang amerikayakni analisiskomponensial yang berupaya melakukan analisis ilmiyahtentang bagaimana anggota masyarakat memandang

9

sesuatu. Para pendukung teori ini ingin membentuklingkaran produksi pembahasan yang objektif tentangpandangan subjektif terhadap dunia. Dalam konteksinggris, perubahan serupa secara konvensionaldigambarkan sebagai perubaha dari struktur kepadamakna.

Runtuhnya fungsionalisme struktural dengan sertamerta menjadi titik tolak perubahan dari memandangantropologi sebagai bentuk sains ke arahkonseptualisasi antropologi sebagai sesuatu yanglebih sebagai seni atau disiplin humanistik.Sementara itu metode fungsionalisme struktural dimanametode di pertentangkan dengan kerangka kerjateoritik, studi lapangan intensif yang menggunakanpendekatan holistik dalam konteks tertentu telahmapan dan menjadi proses menetapkan antropologisosial sebagai sebuah disiplin. Kecenderungantersebut lebih memfokuskan pada individu daripadafakta sosial sebagaimana disebut oleh Durkheim. Iniberarti anggota masyarakat dilihat sebagai aktor-aktor otonomi dan tidak ditentukan oleh latarbelakang sosialnya. Kerangka kerja ini juga ditemukandalam disiplin yang memiliki asal yang sama sepertisosiologi yang dikenal dengan interaksionis. Disinititik tekanya adalah menunjukkan bagaimanaketeraturan sosial muncul dari beragam perbuatanindividu daripada sebagai fakta kehidupan yangmenentukan perbuatan-perbuatan individu. Perhatianyang besar terhadap individu ini juga membawa padatumbuhnya studi-studi biografis dan sejarahkehidupan.

Kecenderungan lainya adalah antropologi feminis,mayoritas antropolog dimasa lalu adalah laki-laki,bahkan antropolog perempuan pun sering menggunakanpersona laki-laki, berkomunikasi denganinforman laki-

10

lakidan mendeskripsikan masyarakat dari sudut pandanglaki-laki, beberapa etnografi yang hebat dihasilkandengan mengoreksi bias-bias ini. Tema utamaantropologi feminis memfokuskan pada cara –cara yangdigunakan perempuan untuk mengatasi dan melawanposisi inferior yang bagaimanapun juga hampir selalumenimpa mereka diberbagai masyarakat dan perlawananmenjadi tema utama antropologi modern, dalam hal iniantropologi keluar dari fungsionalisme struktural.

Saat ini kebanyakan antropolog pasrah padakenyataan bahwa subjek kajian mereka tidak akanpernah mencapai kesatuan dan uniformitas teoritis,terdapat beragam pendekatan dan kemungkinan dimanamereka diharapkan menyadarinya. Beberapa antropologmengorientasikan kajian agamanya pada psikologikognitif , sebagian lain pada feminisme, sebagianlainya pada sejarah sosiologis. Tidak ada lagiortodoksi teoritis yang harus di bicarakan ,sekalipun tetap harus dikatakan bahwaterdapatbeberapa kesepakatan tentang nilai abadipenelitian lapangan yang baik dan beberapa tandaetnografi yang baik.

B. KARKTERISTIK DASAR PENDEKATAN ANTROPOLOGI

Salah satu konsep kunci terprnting dalamantropologi moderen adalah holisme, yakni pandanganbahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dalamkonteks dan secara esensial dilihat sebagai praktikyang berkaitan dengan yang lain dalam masyarkat yangsedang diteliti. Dalam menulis tentang masyarakatlain atau bahkan masyarakat kita sendiri, kita tidakboleh menyatakan bahwa ia lebih teratur dibandingrealitas sosial pada umumnya. Ini berarti sebagianbesar antropolog saat ini mengakui bahwa holisme

11

mempertahankan validitasnya sebagai keputusanmetodologis. Dengan kata lain, sekalipun dunia sosialkenyataannya tidak diorganisasikan kedalam satuanorganik yang saling terkait secara teratur adalahtetap merupakan praktik antropologis yang baik untukmencari interkoeksinya.

Tidak perlu heran bahawa pemikiran atau idekunci fungsionalisme struktural adalah ide tentangstruktur dan fungsi. Apa yang dimaksud denganstruktur dan fungsi dapat dijelaskan dengan cukupbaik melalui sebuah contoh dalam lugbara religionkarya Middleton (lihat kotak dua). Karya ini membahasstruktur masyarakat lugbara, yang mengalamiketerpisahan hubungan keluarga patrilineal,dilengkapi dengan hubungan perempuan yang terusmenerus dengan klan yang melahirkannya, dan hubunganlaki-laki dengan keluarga dari pihak ibu. Middletonmenunjukkan secara terperinci bagaimana praktik-praktik peribadatan para nenek moyang lugbaramemiliki fungsi untuk melegitimasi posisis otoritasdalam struktur dan sacara bersamaan jugamengekspresikan perlawanan terhadap otoritas orangyang lebih tua yang sedang mengalami kemunduran .

Konflik antar generasi yang diekspresikan danyang diegitimasi melalui ritual, merupakanperkembangan dari pandangan Brown yang lebih statis,akan tetapi Middleton tetap dalam paradigmafungsionalis struktural, seperti dia tunjukkan ketikadia menjelaskan perbedaan antara perubahan kualitatifyang mendadak dalam struktur suatu organisme sosial.Oleh karena itu Middleton mmembuka peluang kritismeyang secara karakteristik ditujukan pada fungsionalisstruktural, bahwa dia mengabaikan atau merehkansignifikansi pemerintah kolonial, migrasi kaumpekerja, dan kristenisasi dalam upaya menghasilkan

12

gambaran ideal tentang agama tradisional yangdianggap stabil dan tidak berubah. Kritik tersebutmungkin memiiki beberapa kekuatan, Middletonmenyadari sepenuhnya hal ini, seperti yang iajelaskan dalam pembahasan yang sangat bermanfaattentang bagaimana dia melakukan penelitian.

Agama Lugbara

John, Middleton.1960. Lugbara Religion : Ritual andAutority among an East African People. London, OxfordUniversity Perss For The International AfricanInstitute.

Lugbara adalah penduduk yang tinggal di Ugandadan Zaire arah selatan berbatasan dengan sudan.Ketika Middleton melakukan penelitian lapangandiantara penduduk Lugbara Uganda, dari tahun 1949-1952, kira-kira 183.000 penduduknya hidup dikampung-kampung pertanian yang tersebar dengan tanah yangsubur. Kajian Middleton menggunakan apa yangdikalangan antopolog dikenal dengan “etnografikekinian” (ethnographic present). Perkampungan-perkampungan didasarkan pada laki-laki sebagai intiyang menjalin hubungan dengan garis laki-laki,bersama-sama dengan istri dan anak-anaknya.

Lugbara memiliki serangkaian tempat suci yangluas baik diluar maupun didalam kampung halaman ataurumahnya. Sebagian besarnya terkait dengan upacarakematian karena nenek moyang dalam masyarakat Lugbaraharus disembah dan didamaikan. Pertama, “ Tempat sucihantu keturunan eksternal” yang biasanya terdiri daridua batu datar, masing-masing merepresentasikan suatuori atau hantu, serta batu ketiga yang berdiri tegaklurus dibelakangnya berupa “polisi” yang menerimadarah binatang yang dikorbankan, sebelum dua hantulainnya. Kedua, Tempat suci kesuburan, suatu papan

13

datar yang dikaitkan dengan kekuatan leluhur. Dalamsetiap kampung terdapat satu tempat suci kesuburan.Suatu upacara akan dilakukan ketika dilakukanpengorbanan, namun penyembahan khusus akan dilakukanjika terjadi ketakutan akan hilangnya kesuburanperempuan atau peternakan perkampungan. Ketiga, tempatsuci yang didirikan dibawah lumbung pusatperkampungan (lumbung selalu dibuat dengan tiang-tiang penyangga), diantara ketiganya yang terpentingadalah “tempat suci hantu internal”.

Beragam tipe dan terdapat lebih banyak lagitempat suci lain ketimbang yang terdaftar disini danhubungan yang terjalin diantara tempat suci ini,tidak dapat difahami kecuali dalam kaitan denganorganisasi mereka, dan hubungan itu secara jelasdirasakan oleh Lugbara sendiri. Hal ini mengungkapkanbahwa otoritas dan seluruh kepala rumah tanggamerupakan persoalan yang hadir dan dirasakandimanapun dalam masyarakat Lugbara. Ketika seseorangsakit, niscaya harus mengetahui siapa yangmengirimkan sakit agar dapat mengobatinya, dan dalamhal ini lugbara memiliki lima bentuk ramalan yangberbeda, yang paling umum, menggosok tongkat yangdapat dilakukan oleh orang tertua dari perkampungansendiri, sedang cara lainnya mensyaratkan adanya ahliyang harus diunang dari tempat lain.

Middleton menunjukkan bagaimana dalam suatuperkampungan beberapa pemuda bersaing meraihkepemimpinan. Adakalanya mereka bersaing denganmengklaim bahwa dialah yang berdo atau memohon kepadaori dan hal semacam ini dapat menimbulkan suatuerselisihan ketika ori kenyataannya mengirim sakit.Hal ini terjadi karena kemampuan berdoa kkepada orimerupakan sifat tertua yang diakui. Setelah segeradisepakati bahwa ori tertentu mengirim sakit, seekor

14

binatang dijanjikan kepada ori agar pasien segerasembuh. Ketika setelah ia sembuh dilakukan sesuatupengorbanan, sedang tertua dari rombongan keturunanmengemukakan fakta-fakta dari kasus itu binatang itudikorbankan dan bagian-bagian tertentu diberikankepada ori, tertua rombongan kemudian melakukanritual panjang dan akhirnya daging itu dibagi-bagikan.

Sbuahcontoh dapat memberikan gambaran peristiwaitu. Draii adalah kepala keluarga dalam perkampungan,namun dia lebih muda dibandingkan dengan semuapimpinan keluarga Ondue. Suatu hari dalam suatu pestabir, anak laki-laki Draii Kalfan berbuat tidak sopanterhadap ayahnya dan orang lain. Draii memintanyaagar pergi, sembari mengatakan bahwa dia tidakberguna sama sekali dan tidak pantas menghabiskanuang untuk membeli bir. Kalfaan mengancam pergi untukhidup dengan pamannya dari pihak ibu. Ayahnyamenjawab dengan pedas , dia tidak mengharap warisanapapun darinya, setelah Kalfan pergi, Draii semakinmarah dan brakhir dengan memohon kepada ori ayahnyauntuk menghukum anaka laki-lakinya . Kemudia ketikaKlafan sakit, Draii menegaskan bahwamengkonsultasikan kepada peramal untuk mengetahuisiapa yang bertanggung jawab adalah sia-sia karenadialah yang menyuruh ori agar menghukum anak laki-lakinya. Ondue menegaskan bahwa ini terjadi karenapermohonan Ondue kepada ori sehingga melawan Ondue,Draii berunnding dengan seseorang, dia kemudia segeramenjjanjikan kambing kemudia untuk dikorbankan jikaKalfan disembuhkan. Perebutan otoritas Ondue inimembuat marah kepala dan dia menegaskan dialah danbukan Draii yang memohon kepada ori agar melaanKalfan karena ketidak sopanannya. Oleh karena itu,hanya pengorbanan yang dia lakukan dengan seluruhtertua yang hadir yang dapat menyembuhkan Kalfan.

15

Akan tetapi Draii pergi lebih dahulu dan melakukanpengorbanan dengan dirinya sendiri, hanya di ikutiteman-teman Kalfan dan kakak dari ibunya, setelahupacara Kalfan diberitau oleh teman-temannya bahwaayahnya dan Ondue memberi perhatian, tertua-tertuamenggunakan ini sebagai ccontoh perilaku oburuk orangmuda yang sedang menginkat di Uganda Selatan.Kemudian ketika Ondue meninggal, Draii ingin berdirisebagai tertua yang independen, namun tidak diakuioleh lainnya dan singkatnya, mereka menerima otoritasritual dari anak-anak Ondue

Dengan cara ini ditunjukkan bagaimanafokusperhatian pada struktur digantikan oleh“makna”. Perkembangan historis antropologi,sebenarnay lebih rumit daripada pembahasan dipaparkanbuku teks sederhana seperti itu.. Sebuah etnografiklasik yang diterbitkan pada tahn 1973 oleh guru JohnMiddleton, E.E. Evans-Pritchard, yang bila ditinjauakembali tanpak sebagai perintis jalan baru dalamjalan studi antropologi. Karena mengatur kehidupanmelalui ramalan-ramalan dan sihir, sementara ketikadia tinggal diantara mereka dia melakukan hal yangsama, dai sama sekali tidak menolak ide bahwa merekairasional atau berada pada tingkat pemikiran yanglebih rendah dari pada apa yang disebut denganmasyarakat yang berperadapan. Mereka terbuka, praktisdan penduduk yang nyata, ketika membuat jambanganbungan atau memetik hasil tanaman.

Evans-Pritchard mencatat bahw masyarakat awamAzande tidak menuduh aristokrat ilmu sihir, istritidak menuduh suami, anak laki-laki tidak menuduhbapak. Akan tetapi dia tidak menjelaskanketidaksamaan struktural itu sebagai temamonografinya, seperti yang dilakukan fungsionalisstruktural konvensional. Malahan dia menjelaskan

16

pemikiran Azande, menanyakan seberapa jauh, dandengan cara apa mereka meyakini ilmu sihir, ramalan,dan magic. Meskipun kecendrungan Evans-Pritchard padapersoalan itu, kajiannya mempengaruhi banyak fungsistrukktural setelahnya, mereka cenderung melihatbagaimana tuduhan ilmu sihir akan meningkat ketikasebuah masyarakat mengalami perubahan yang cepat,baik kareana kelurga yang tumbuh yang begitu besardan hampir-hampir retak atau karena perubahan ekonomidan politik yang disebabkan oleh pemerintah kolonial.

Pada saat yang sama, Withcraft, Oracles and Magi amongthe Azande, tanpak memicu timbulnya pertanyaan klasiktentang rasionalitas dan penerjemahan. Studi agamajuga memunculkan pertanyaan serupa, namun ketikabudaya yang sedang dikaji menempatkan keyakinankepada magic dan sihir sebagai hal yang sangatpenting sehingga para antropolog sangat kesulitanmenjelaskannya, pertanyaan yang sama muncul dalambentuk yang lebih kuat. Akhirnya, sebuah literaturbesar muncul kira-kira 30 tahun atau lebih setelahbuku itu ditulis, membahas seberapa jauh seluruhsistem pemikiran membagi kualitas yang tidak dapatsalah ini, dan apakah pandangan dunia yang dianggaprasional itu berbeda-beda, karya klasik dalam bentukini ditulis oleh antropolog British dari NigeriaRobin Horten: African Traditional Thought and Western Science.1

Dia membahas cara-cara dimana agama-agama Afrika danilmu barat satu sama lain berbeda memiliki kemiripan.Dia menyimpulkan , meskipun jelas berbeda , agama-agama Afrika, seperti sains adalah sistem pemikiraanyang berfungsi untuk menjelaskan, mengontrol,

1 Pada mulanya dipublikasikan dalam jurnal Africa 37, 1967, hlm 50-71, 155-187, dan dipublikasikan kembali dibanyak tempat lain khususnya dalam B.R. Wilson, Rationality. (Oxford: Blackwell, 1970), dan dalam kumpulan esei Horten, Patterns Of Tought In Africa dan the West. (Cambridge: Cambridge University Press, 1993)

17

memprediksi dunia natural, rahasia kesuksesan sainsdalam proyek terbuka ini karena sains bersifatterbuka sedangkan sistem keagamaan tradisionalbersifat tertutup.

Pembelaan Gertz terhadap antropologiinterpretatif dalam suatu perspektif global lebihberpengaruh dari pada antropologi Evans-Pritchardyang kurang diteoretisasikan dan merupakan etnografiyang lebih besar. Ide kunci bahwa apa yangsesungguhnya penting adalah kemungkinan menafsirkanperestiwa menurut cara pandang masyarakat itu sendiri(cf.hm.77). Atas dasar ini, suatu karya pengetahuantentang bahasa lokal biasanya tidak dapat diabaikan.Ini berarti tidak terlalu penting untuk membahasberapa ternak yang dimiliki masing-masing keluarga,atau melakukan survei atau kuesioner yang secarastatistik dapat dapat dikuantifikasikan dalam upayamenyatakan seberapa refresentatifkah kesimpulanseseorang. Tentu saja ini adalah inti dari obsevasipartisipan seperti yang dipelopori oleh malinowski.Meskipun demikian, Greetz melampaui Malinowski danmenegaskan bahwa seluruh antropolog yang bekerja,mereka sedang memberikan penafsiran atas perestiwa-perestiwa dan penafsiran dari penafsiran yangdimiliki oleh masyarakat asli.

Gerertz memperkenalkan istilah thick description(deskripsi tebal) kedalam antropolog (dia mengambilistilah itu dari filsuf Gilbert Ryle), unntukmendeskripsikan apa yang sedang dikerjakan masyarakatyang harus anda ketahui (untuk dipresentasikan) apayang mereka pikirkan, apa yang mereka kerjakan, andatidak dapat begitu saja mendeskripsikannya dari luar(outside). Untuk menjelskan detil tentang ritual dansimbolisme lokal, sering dibutuhkan konsultasi denganahli, yang segera memunculkan pertanyaan sejauh mana

18

itu dan penduduk bisa memiliki pandangan yang samatentang aktivitas keagamaan yang sedang diteliti.Seorang antropolog yang sangat berpengaruh, terkenalkarena kedekatannya hubungannya dengan “informanpenduduk asli” yang bernama Muchoma adalah VictorTurner. Karya pertamanya adalah suatu analisafungsionalis struktural klasik tentang dinamikahubungan matrilinial diantar masyrakat Ndembu Zambia.Setelah itu dia membuat serangkaian analisis tentangsimbolisme ritual Ndembu yang tidak tertandingikekayaan dan detilnya. Karya Turner memiliki pengaruhbesar karena dia secara bersamaan memberi perhatianbesar terhadap ide-ide kultural pandangan keagamaandalam (indigeneus) dan menjelaskan dalam istilah-istilah universal.

Turner secara khusus menjelaskan menjelaskankarya Arnold Van Gennep tentang upacara perjalananberbagai ritual yang menandai berbagai perubahankeadaan, khususnya upara krisis kehidupan. Van Gennepmengatak tiga tahap yang harus dilalui peserta dalamupara tersebut : pemisahan, marginalisasi atauliminasi dan penyatuan. Turner mengatakan bahwakomunitas adalah inti dari pengalaman haji, naik hajimenjadi penomena liminoid atau quasiliminal, dengan inidia memahami bahwa ketika dalam haji, selama masadalam ritual kritis kehidupan, masyarakat bergerakkeluar dari struktur, dan peran-peran kehidupansehari-hari. Turner sendiri mencatat kesamaan antarapendapatnya tentang komunitas dan keberadaan kaumhippi (orang yang menolak keberadaan masyarakat yangterorganisasi dan kebiasaan sosial yang mapan danbersama dengan orang lain yang menggunak way of lifeyang tidak konvensional). Turner meyakini tidak hanyaHippi , melainkan juga mistikus, orang-orang yangsuci, shammans,rahib dan penduduk marginal lainnyamemiliki hubungan khusus dengan komunitas.

19

Turner sampai pada keyakinan atas penyelidikanspritual universal, atau konsefsi bahwa antropolog-antropolog lain menemukan problem dan pertanyaan yangdiabaikan (question begging). Kecendrungan yang sangatberbeda dari humanisme Turner dan pemahaman tentangstruktur yang sangat berbeda diperkenalkan olehstrukturalis, idenya disini bahwa kehidupan sosialdihasilkan oleh pemikiran manusia, dan seluruhpemikiran-pemikiran manusia mengambil bentuk oposisibiner. Metode strukturalis akhirnya diterima sebagaibagian dari peti perkakas antropolog sosial ataukultural, dari pada sebagian wahyu metode ilmiah baruyang sempurna. Metode strukturalis kemudian dilihatsebagai interprestasi llllebih lanjut, interprestasiyang harus dikondisikan dalam struktur-strukturkekuatan dan status masyarakat yang sedang diteliti.Baragkali monograf strukuralis yang paling kuatmenggabungkan etnografi sejarah dan teks suci adalahHomo Hierarchius karya Lois Dummot, karya ini berupayamenjelaskan kasta India sebagai suatu sistem yangdihasilkan oposisi antara yang suci dan yang najis.Dengan membandingkan India yang hirarkis dan holistikdengan egalitar dan individulistis barat, Dumontmelakukan analisnya dalam suatu kerangka kerjaperbandingan mengingatkan pada tulisan-tuliasan MaxWeber, Dumont tidak pernah benar-benar mengulangiambiguitas krusial dalam pemikirannya.

Kesimpulan juag dicapai oleh mereka yang tidakmengikuti kereta strukturalis, Jika antropolog adalahpertanyaan interprestasi, interprestasi siapa yangmesti digunakan? Kesimpulan Lynn Bennett (1983) patutdikutip disini. Dia melakukan anlisis yang patutdicontoh tentang pantheon (candi yang dipersembahkanuntuk seluruh tuhan) Hidndu, ritual-ritual danorganisasi sosial di desa nepalase. Kesimpulan Bennetdiikhtisar dalam bentuk suatu tabel oposisi (lihat

20

kotak 3), yang merupakan contoh bagaimana metodestrukturalis dibangun dengan etnografi yang pada saatyang sama merupakan analisis organisasi sosial,geografi individual, interprestasi mite, dan simbolyang saling bersaing. Etnografi terbaik, sepertidikemukakan sebelumnya mengombinasikan pendekatanyang berbeda-beda dan tidak mencukupkan dengan satupendekatan.

Oposisi simbolik dalam presepsi perempuan HinduLynn, Bennet. 1983. Dangerous wives and SacredSister. New York Columbia University Press.

Lynn Bennet melakukan penelitian di suatu desa dalammasyarakat Parbatiya yang berkasta tinggi, kastaBahuns (Barhman) dan Chetris (Kshatria), tidak jauhdari Nepalase, Karthamdu. Bennat menggambarkan statusperempuan hidndu kasta tinggi berubah ketika iatumbuh lebih tua. Sebagai orang muda, perempuan yangbelum kawin adakalanya disembah sebagai bentuk dewi-dewi, dia memiliki kebebasan penuh dirumah orangtuanya dan dia menempati kedudukan yang tinggi distatus keluarganya. Dalam kunjungan berkala kerumahdimana ia lahir, seorang perempuan yang telah kawin,kembali menjadi seorang kerabat yakni sebagai kakaatau adik kepala laki-laki rumah tangga, namunkunjungan itu biasanya singkat.

Persoalan dan Perdebatan

Perbedaan panjang diantara antropolog tentangbagaimana agama harus didefinisikan, mengacu kepadayang telah lalu dalam kaitan dengan Durkheim (lihatkota 1). Definisi klasik Taulor, “keyakinan pada adayang spritual” diperbaharui oleh Spiro. Dia

21

mendefinisikan agama sebagai “suatu institusi yangterdiri dari iteraksi yang dipola secara kulturaldengan “ada” diluar manusia yang dipostulasikansecara kultural.Shoutwold telah memunculkan suatusolusi yang barang kali mengharuskan persetujuan yangluas diantara antropolog. Dia menegaskan adalahkeliru jika mencari karakteristik tunggal, ataudaftar karakteristik baku yang ada dalam setiap kasusyang kini kita sebut agama. Lebih dari itu kitahendaknya menerima bahwa agama merupakan kategoripolitetik yakni bahwa istilah agama secara tidaklangsung menunjukkan sekumpulan karakteristik,sebagaimana bessarnya ada dalam kebanyakan kasus,namun tidak satupun diantaranya hadir dimanapun. Diamenyatakan sebuah daftar dari 12 karakter itu:

1. Concer pada sesuatu yang ilahiyah dan hubunganmanusia dengan-Nya

2. Dikotomi elemen dunia menjadi sacred dan profancedan perhatian utama pada sacred

3. Orientasi pada keselamatan dari keadaan biasadalam kehidupan duniawi

4. Praktik-praktik ritual.5. Keyakina yang tidak dapat ditunjukkan secara

logis atau empiris, atau sangat mungkin tetapiharus ada sebagai keimanan.

6. Suatu kode etis yang didukung oleh keyakinan-keyakinan itu.

7. Sangsi super natural karena terjadi pelanggaranterhadap kode tersebut.

8. Mitologi.

22

9. Adanya suatu kitab suci atau suatu tradisi yangmulia.

10. Adanya kependetaan (nabi) atauspesialisasi elit keagamaan.

11. Berkaitan dengan suatu komunitas moral ,suatu greja (dalam pemahaman Durkheim)

12. Ada kaitannyaa dengan kelompok etnis ataukelompok yang sama.

Tentu saja kontroversi tentang definisi seringmerefleksikan perbedaan-perbedaan yang lebih dalam.Beberapa persoalan yang terus diperdebatkan dalamkarya-karya antropologis tentang agma dapatdikemukakan sebagai berikut:

1. Apakah ada survei keagamaan yang transtrukturalatau spritual (barang kali seperti sacred dalampandangan Durkheim atau Eliade cf. Hlm 84-85,254-355), yang dipahami oleh manusia seluruhdunia dengan cara yang berbeda-beda?

2. Terlepas dari apakah wilayah-wilayah itu ada ataumesti diasumskan, apakah seluruh agama padadasarnaya harus diinterprestasikan dengan carayang sama atau tidak?

3. Apakah agama secara inheren atau mendasarmerupakan kekuatan konservatif sehingga bahkangerakan-gerakan yang bermula sebagai bentukprotes yang tidak lagi mendukung status quo atausekumpulan keteraturan institusional baru samadengan agama?

4. Sejauhmanakah seorang dapat melihat keyakinankeagamaan orang lain tampak dapat dipahami danrasional?

23

5. Apakah agama memberikan jalan keluar yangmemperoleh dukunga secara kultural dimanakebudayaan lain menganggap sebagai bentukpatologi atau bentuk personalitas yang antisosial?

6. Dalam agama-agama yang memiliki kitab suci,seberapa relevan kitab-kitab itu untuk memahamikeyakinan pengikut-pengikutnya yang awam?

Meskipun disini telah dijelaskan adanya perbedaanantara antropolog, semua sepakat bahwa tidak adaagama atau budaya masyarakat lain yang dapat diterimafor granted dan adalah kesalahan yang menyedihkan bilamemaksakan kembali apa yang dikatakan teks terhadapapa yang diyakini dan difikirkan masyarakat awam.Ricard Gombrich, seorang sinkertis dan sarjana Paliyang juga seorang antropolog diberitahu oleh pendetaTherevade di Sri Langka “bahawa tuhan tidak adakaitan apapun dengan agama”. Dalam bahasa Inggrispernyataan ini bersifat paradoksal namun Sinhalesesangat jelas, bahkan hal yang lumrah, kalimat itumisalnya “deviyo” dan tidak ada kaitannya denganagama. Ini menunjukkan bawa nada harus memulai dariistilah-istilah masyarakat itu sendiri. Dalam kasusini mesti dilakukan pengujian yang cermat tentang apamakna “deviyo” dan agame dalam Sinhales, denganmenghindari asumsi-asumsi kristen atau barat tentangagama tau tuhan.

24