Sosiologi Hukum

23
Sosiologi Hukum Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis. Menurut Brade Meyer Sociology af the law – Menjadikan hukum sebagai alat pusat penelitian secara sosiologis yakni sama halnya bagaimana sosiologi meneliti suatu kelompok kecil lainnya. Tujuan penelitian adalah selain untuk menggambarkan betapa penting arti hukum bagi masyarakat luas juga untuk menggambarkan proses internalnya hukum. Sociology in the law – Untuk memudahkan fungsi hukumnya, pelaksanaan fungsi hukum dengan dibantu oleh pengetahuanatau ilmu sosial pada alat-alat hukumnya. Gejala social lainnya – Sosiologi bukan hanya saja mempersoalkan penelitian secara normatif (dassollen) saja tetapi juga mempersoalkan analisa-analisa normatif didalam rangka efektifitas hukum agar tujan kepastian hukum dapat tercapai. Sejarah Lahirnya Sosiologi Hukum Sebagai Mata Kuliah Sebelum tahun 1976 di Unpad lahir suatu mahzab yang digagas oleh Mochtar Kusumaatmadja yang waktu itu sebagai Menteri Kehakiman dan Guru Besar Unpad diminta menyusun konsep hukum yang mendukung pembangunan oleh Bapenas, maka dari itu kemudian lahirlah konsep pembinaan hukum. Konsep pembinaan hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja diantaranya yaitu : 1. Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam kenyataan. 2. Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum. Penjelasan :

Transcript of Sosiologi Hukum

Sosiologi HukumSosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbalbalik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secaraempiris analitis.

Menurut Brade Meyer

Sociology af the law – Menjadikan hukum sebagai alat pusatpenelitian secara sosiologis yakni sama halnya bagaimanasosiologi meneliti suatu kelompok kecil lainnya. Tujuanpenelitian adalah selain untuk menggambarkan betapa pentingarti hukum bagi masyarakat luas juga untuk menggambarkanproses internalnya hukum.

Sociology in the law – Untuk memudahkan fungsi hukumnya,pelaksanaan fungsi hukum dengan dibantu oleh pengetahuanatauilmu sosial pada alat-alat hukumnya.

Gejala social lainnya – Sosiologi bukan hanya sajamempersoalkan penelitian secara normatif (dassollen) sajatetapi juga mempersoalkan analisa-analisa normatif didalamrangka efektifitas hukum agar tujan kepastian hukum dapattercapai.

Sejarah Lahirnya Sosiologi Hukum Sebagai Mata Kuliah

Sebelum tahun 1976 di Unpad lahir suatu mahzab yang digagas olehMochtar Kusumaatmadja yang waktu itu sebagai Menteri Kehakimandan Guru Besar Unpad diminta menyusun konsep hukum yang mendukungpembangunan oleh Bapenas, maka dari itu kemudian lahirlah konseppembinaan hukum. Konsep pembinaan hukum menurut MochtarKusumaatmadja diantaranya yaitu :

1. Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupanmanusia dalam masyarakat termasuk lembaga dan proses didalammewujudkan kaedah itu dalam kenyataan.

2. Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengaturkehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk lembaga danproses dalam mewujudkan berlakunya hukum.

Penjelasan :

Pada pengertian yang pertama kata kaedah mengandung maknayaitu Undang-undang          Normatif           Positivisme

Kata asas dan kaedah menggambarkan hukum sebagai gejalanormative (hukum alam)

Kata lembaga dan proses menggambarkan hukum sebagai gejalasocial (sociological yurispudence)

Gejala social adalah gejala-gejala yang terdapat dalammasyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia(kemakmuran, kekuasaan, kedudukan, keadilan, kepastian,kegunaan dan kebahagiaan).

GBHN 1973 : Hukum tidak boleh menghambat proses pembangunan yangmerupakan suatu proses yang menyangkut seluruh aspek-aspekkehidupan manusia.

GBHN 1978 : Hukum dapat berfungsi sebagai sarana pembaharuan

Ex : Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinantidak terdapat atau melarang adanya perkawinan anak-anak, haltersebut merubah pemikiran masyarakat agraris menjadi masyarakatindustri.

GBHN 1983 : Hukum sebagai sarana rekayasa masyarakat

Ex : Dalam Undang-Undang Hak Cipta, dimana hal tersebut merubahpemikiran masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.

Soiologi Hukum Sebagai Ilmu

Pada lahirnya sosiologi hukum dipengaruhi oleh 3 (tiga) disiplinilmu, yaitu filsafat hukum, ilmu hukum dan sosiologi yangberorientasi dibidang hukum.

1Filsa. fat hukum

Konsep yang dilahirkan oleh aliran positivisme (Hans Kelsen)yaitu “stufenbau des recht” atau hukum bersifat hirarkis artinyahukum itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebihatas derajatnya. Dimana urutannya yaitu :

-          Grundnorm (dasar social daripada hukum)

-          Konstitusi

-          Undang-undang dan kebiasaan

-          Putusan badan pengadilan

Dalam filsafat hukum terdapat beberapa aliran yang mendorongtumbuh dan berkembangnya sosilogi hukum, diantaranya yaitu

1. Mazhab sejarah, tokohnya Carl Von Savigny (hukum itu tidakdibuat, akan tetapi tumbuh da berkembang bersama-samamasyarakat). Hal tersebut merupakan perwujudan darikesadaran hukum masyarakat, perkembangan hukum dari statu kecontrol sejalan dengan perkembangan masyarakat sederhana kemasyarakat modern.

2. Mazhab utility, tokohnya Jeremy Bentham (hukum itu harusbermanfaat bagi masyarakat guna mencapai hidup bahagia).Dimana manusia bertindak untuk memperbanyak kebahagiaan danmengurangi penderitaan dan pembentuk hukum harus membentukhukum yang adil bagi segenap warga-warga masyarakat secaraindividual). Rudolph von Ihering (social utilitarianismyaitu hukum merupakan suatu alat bagi masyarakat untukmencapai tujuan)

3. Aliran sociological jurisprudence, tokohnya Eugen Ehrlich(hukum yang dibuat harus sesuai dengan hukum yang hidup didalam masyarakat atau living law)

4. Aliran pragmatical legal realism, tokohnya Roscoe Pound (lawas a tool of social engineering), Karl Llewellyn, JeromeFrank, Justice Oliver (hakim-hakim tidak hanya menemukanhuhum akan tetapi bahkan membentuk hukum)

2. Ilmu hukum

Yang mendukung ilmu soiologi hukum adalah ilmu hukum yangmenganggap bahwa hukum itu adalah gejala social.

3. Sosiologi yang berorientasi dibidang hukum

Menurut Emile Durkhain mengungkapkan bahwa dalam masyarakatselalu ada solideritas social yang meliputi :

-          Solideritas social mekanis yaitu terdapat dalammasyarakat sederhana dimana kaidah hukumnya bersifat represif(yang diasosiasikan dalam hukum pidana)

-          Solideritas social organis yaitu terdapat dalammasyarakat modern dimana kaidah hukumnya bersifat restitutif(yang diasosiasikan dalam hukum perdata).

Max Weber dengan teori ideal type, mengungkapkan bahwa hukummeliputi :

-          Irasionil materil (pembentuk undang-undang mendasarkankeputusan-keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosionaltanpa menunjuk pada suatu kaidahpun)

-          Irasionil formal (pembentuk undang-undang dan hakimberpedoman pada kaidah-kaidah diluar akan, oleh karena didasarkanpada wahyu atau ramalan)

-          Rasional materil (keputusan-keputusan para pembentukundang-undnag dan hakim menunjuk pada suatu kitab suci,kebijaksanaan-kebijaksanaan penguasa atau ideologi)

-          Rasional formal (hukum dibentuk semata-mata atas dasarkonsep-konsep abstrak dari ilmu hukum)

Kedudukan dan Letak Sosiologi Hukum Dibidang Ilmu Pengetahuan

Sosiologi adalah merupakan cabang dari ilmu hukum

Menurut Soerjono Soekanto sosiologi hukum adalah cabang ilmuhukum yaitu ilmu hukum tentang kenyataan. Pendapat ini didasarkanpada pengertian tentang disiplin yaitu suatu ajaran tentangkenyataan yang meliputi :

-   Disiplin analitis : sosiologi, psikologi

-   Disiplin hukum (perspektif): ilmu hukum normative dankenyataan (ilmu hukum kenyataan, sosiologi hukum, antropologihukum

Hukum secara sosiologi  merupakan suatu lembaga kemasyarakatanyang diartikan sebagai suatu himpunan nilai nilai, kaidah kaidahdari pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan kebutuhanpokok manusia dan saling mempengaruhi. Sosiologi hukum merupakanrefleksi dari inti pemikiran pemikiran tersebut.

Aliran hukum alam (Aristoteles, Aquinas, Grotius)

−  Hukum dan moral

−  Keepastian hukum dan keadilan sebagai tujuan dari sistem hukum

Madzhab formalisme (austin, kelsen)

−   Logika hukum

−   Fungsi keajegan dari pada hukum

−   Peranan formal dari petugas hukum

Mazhab kebudayaan dan sejarah (Carl von savigny, Maine)

−   Kerangka budaya dari hukum, termasuk hubungan antara hukumdan sistem nilai nilai

−   Hukum dan perubahan perubahan social

Aliran utilitarianisme dan sociological jurisprudence (J.Bentham, Jhering, Eurlich, Pound)

−    Konsekuensi konsekuensi sosial dari hukum ( w. Friedman )

−    Penggunaan yang tidak wajar dari pembentuk undang undang

−    Klasifikasi tujuan tujuan mahluk hidup dan tujuan tujuan social

Aliran sociological jurisprudence (Eurlich, Pound) dan legalrealism (holmes, llewellyn, frank)

−    Hukum sebagai mekanisme pengendalian sosial

−    Faktor faktor politis dan kepentingan dalam hukum, termasukhukum dan stratifikasi sosial

−    Hubungan antara kenyataan hukum dengan hukum yang tertulis

−    Hukum dan kebijaksanaan kebijaksanaan hukum

−    Segi perikemanusiaan dari hukum

−    Studi tentang keputusan keputusan pengadilan dan pola polaperikelakuannya

Sosiologi hukum adalah merupakan cabang sosiologi

Menurut Satjipto Rahardjo mengungkapkan bahwa sosiologi hukumadalah merupakan cabang sosiologi yaitu sosiologi bidang hukum.

Ilmu yang mempelajari fenomena hukum, dari sisinya tersebutdibawah ini disampaikan beberapa karakteristik dari studi hukumsecara sosiologis

Memberikan penjelasan mengenai praktik praktik hukum baikoleh para penegak hukum maupun masyarakat. Apabila praktikpraktik tersebut dibedakan ke dalam pembuatan peraturanperundang undangan, penerapan dan pengadilan, maka sosiologihukum juga mempelajari, bagaimana praktik yang terjadi padamasing masing kegiatan hukum tersebut.

Senantiasa menguji keabsahan empiris dari suatu peraturanatau pernyataan hukum, apabila hal itu dirumuskan dalamsuatu pertanyaan, pertanyaan itu adalah : bagaimanakah dalamkenyataannya peraturan tersebut?, apakah kenyataan memangseperti tertera pada bunyi peraturan? Terdapat suatuperbedaan yang bvesar antara pendekatan tradisional yangnormative dan pendekatan sosiologis yaitu bahwa yang pertamamenerima saja apa yang tertera pada aturan hukum, sedangyang kedua senantiasa menguji dengan data empiris.

Berbeda dengan ilmu hukum, sosiologi hukum tidak melakukanpenilaian terhadap hukum. Perilaku yang mentaati hukum danyang menyimpang dari hukum sama sama merupakan objekpengamatan yang setaraf. Sosiologi hukum tidak menilai yang

satu lebih dari yang lain. Perhatian yang utama hanyalahpada memberikan penjelasan terhadap penjelasan terhadapobjek yang dipelajari. Sosiologi hukum tidak memberikanpenilaian, melainkan mendekati hukum dari segi objektivitassemata dan bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadapfenomena hukum yang nyata

Konsep-Konsep Sosiologi Hukum

1. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Control (PengendalianSosial)

Hukum sebagai sosiol control : kepastian hukum, dalam artian UUyang dilakukan benar-benar terlaksana oleh penguasa, penegakhukum. Fungsinya masalah penginterasian tampak menonjol, denganterjadinya perubahan perubahan pada faktor tersebut diatas, hukumharus menjalankan usahanya sedemikian rupa sehingga konflikkonflik serta kepincangan kepincangan yang mungkin timbul tidakmengganggu ketertiban serta produktivitas masyarakat

Pengendalian sosial adalah upaya untuk mewujudkan kondisiseimbang di dalam masyarakat, yang bertujuan terciptanya suatukeadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalammasyarakat.

Maksudnya adalah hukum sebagai alat memelihara ketertiban danpencapaian keadilan. Pengendalian sosial mencakup semua kekuatan-kekuatan yang menciptakan serta memelihara ikatan sosial. Hukummerupakan sarana pemaksa yang melindungi warga masyarakat dariperbuatan dan ancaman yang membahayakan dirinya dan hartabendanya.

2. Hukum Berfungsi Sebagai Sarana Social Engineering

Hukum dapat bersifat sosial engineering : merupakan fungsi hukumdalam pengertian konservatif, fungsi tersebut diperlukan dalamsetiap masyarakat, termasuk dalam masyarakat yang sedangmengalami pergolakan dan pembangunan. Mencakup semua kekuatanyang menciptakan serta memelihara ikatan sosial yang menganutteori imperative tentang fungsi hukum.

Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperkenalkan lembaga-lembagahukum modern untuk mengubah alam pikiran masyarakat yang selamaini tidak mengenalnya, sebagai konsekuensi Negara sedangmembangun, yang kaitannya menuju modernisasi dalam meningkatkantaraf hidup masyarakat.

Maksudnya adalah hukum sebagai sarana pembaharuan dalammasyarakat. Hukum dapat berperan dalam mengubah pola pemikiranmasyarakat dari pola pemikiran yang tradisional ke dalam polapemikiran yang rasional/modern.

3. Wibawa Hukum

Melemahnya wibawa hukum menurut O. Notohamidjoyo, diantaranyakarena hukum tidak memperoleh dukungan yang semestinya darinorma-norma sosial bukan hukum, norma-norma hukum belum sesuaidengan norma-norma sosial yang bukan hukum, tidak ada kesadaranhukum dan kesadaran norma yang semestinya, pejabat-pejabat hukumyang tidak sadar akan kewajibannya untuk memelihara hukum Negara,adanya kekuasaan dan wewenang, ada paradigma hubungan timbalbalik antara gejala sosial lainnya dengan hukum.

Dalam artian sebagai berikut :

Hukum tidak memperoleh dukungan yang semestinya dari normanorma sosial bukan hukum, melemahnya value sistem dalammasyarakat pada umumnya sebagai akibat dari modernisasi

Norma norma hukum tidak batau belum sesuai dengan normanorma sosial yang bukan hukum, hukum yang dibentuk terlaluprogresif sehingga dirasakan sebagai norma norma asing bagirakyat

Tidak ada kesadaran hukum dan kesadaran norma yangsemestinya

Pejabat pejabat hukum tidak sadar akan kewajibannya yangmulia untuk memelihara hukum negara, lalu mengkorupsikan,merusak hukum negara itu

Pemerintah pusat dan daerah berusaha membongkar hukum yangberlaku untuk madsud maksud tertentu. Dapat terjadi bahwapemerintah yang seharusnya mendukung hukum sebagaikewajibannya, malah menghianati hkum yang berlaku

4. Ciri-ciri Sistem Hukum Modern

Sistem hukum yang modern haruslah merupakan hukum yang baik,dalam arti hukum tersebut harus mencerminkan rasa keadilan bagipara pihak yang terlibat/diatur oleh hukum tersebut. Hukumtersebut harus sesuai dengan kondisi masyarakat yang diaturnya.Hukum tersebut harus dibuat sesuai dengan  prosedur yangditentukan. Hukum yang baik harus dapat dimengerti atau dipahamioleh para pihak yang diaturnya.

Ciri ciri hukum modern :

−   Terdiri dari peraturan yang isi dan pelaksanaannya seragam

−   Sistem hukum yang transaksional dimana hak dan kewajibandalam perjanjian tidak memandang usia, kelas, agama dan jeniskelamin

−   Bersifat universal dan dilaksanakan secara umum

−   Adanya hirarkis yang tegas

−   Melaksanakan hukum sesuai dengan prosedur

−   Rasional

−   Dilaksanakan oleh orang yang berpengalaman

−   Spesialisasi dan diadakan penghubung diantara bagian bagian

−   Hukum mudah berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat

−   Penegak hukum dan lembaga pelaksana hukum adalah lembagakenegaraan, artinya negara memonopoli kekuasaan

−   Perbedaan yang tegas diantara 3 lembaga negara (eksekutif –legislative – yudicatif)

Ciri manusia modern :

-    Rasional

-    Jujur

-    Tepat waktu

-    Efisien

-    rientasi ke masa depan

-    Tidak status symbol (gengsi)

5. Suatu kenyataan bahwa hukum hanya diperlukan untuk mereka yangstratanya rendah sedangkan strata tinggi seolah kebal hukum.

Hingga saat ini banyak pelaku kejahatan kelas atas atau yangdisebut kejahatan Kerah Putih (White Colour Crime) yang dihukumsangat ringan bahkan tidak sedikit yang divonis bebas, karenamereka memegang kekuasaan dan wewenang yang dapat mengintervensipara penegak hukum, hal ini berakibat bahwa mereka yang berstratatinggi seolah kebal hukum dan sebaliknya hukum hanya dipergunakanuntuk mereka yang berstrata rendah.

6. Efektifitas Hukum dan Peranan Sanksi

Merupakan naskah yang berisikan sorotan sosial hukum terhadapperanan sanksi dalam proses efektivikasi hukum. Efektivikasihukum merupakan proses yang bertujuan agar supaya hukum berlakuefektif. Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar beberapatolok ukur efektivitas. Menurut Suryono efektifitas dari hukumdiantaranya :

a. Hukum itu harus baik

-    Secara sosiologis (dapat diterima oleh masyarakat)

-   Secara yuridis (keseluruhan hukum tertulis yang mengaturbidang bidang hukum tertentu harus sinkron)

-   Secara filosofis

b. Penegak hukumnya harus baik, dalam artian betul betul telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana digariskan oleh hukum yang berlaku.

c. Fasilitas tersedia yang mendukung dalam proses penegakan hukumnya

d. Kesadaran hukum masyarakat

Syarat kesadaran hukum masyarakat :

Tahu hukum (law awareness) Rasa hormat terhadap hukum (legal attitude) Paham akan isinya (law acqium tance) Taat tanpa dipaksa (legal behaviore)

e. Budaya hukum masyarakat

Perlu ada syarat yang tersirat yaitu pandangan Ruth Benedicttentang adanya budaya malu, dan budaya rasa bersalah bilamanaseseorang melakukan pelanggaran terhadap hukum hukum yang berlaku

Cara mengatasinya :

1. Eksekutif harus banyak membentuk hukum dan selalumengupdate,

2. Para penegak hukumnya harus betul betul menjalankan tugaskewajiban sesuai dengan hukum hukum yang berlaku dan tidakboleh pandang bulu

3. Lembaga mpr sesuai dengan ketentuan uud 1945 melakukanpengawan terhadap kerja lembaga lembaga negara.

7. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum

Sadar : dari hati nurani

Patuh : Takut sanksi yang negatif

Kesadaran hukum merupakan konsepsi abstrak didalam diri manusia,tentang keserasian antara ketertiban dan ketentraman yangdikehendaki atau sepantasnya. Kesadaran hukum sering dikaitkan

dengan pentaatan hukum, pembentukan hukum, dan efektivitas hukum.Kesadaran hukum merupakan kesadaran/nilai-nilai yang terdapatdalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yangdiharapkan.

Kesadaran hukum berkaitan dengan kepatuhan hukum, hal yangmembedakannya yaitu dalam kepatuhan hukum ada rasa takut akansanksi.

kesadaran : tidak ada sanksi, merupakan perumusan darikalangan hukum mengenai penilaian tersebut, yang telahdilakukan secara ilmiah, nilai nilai yang terdapat dalammanusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yangdiharapkan ada.

Indicator kesadaran hukum :

1. pengetahuan hukum2. pemahaman hukum3. sikap hukum4. pola perilaku hukum

kepatuhan : ada sanksi positif dan negative, ketaatanmerupakan variable tergantung, ketaatan hukum tersebutdidasarkan kepada kepuasan diperoleh dengannn dukungansosial

Faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hukum :

Compliance, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghidarkan diri dari hukuman yang mungkin dikenakan apabila seseorang melanggar ketentuan hukum. Adanya pengawasan yang ketat terhadap kaidah hukum tersebut.

Identification, terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah hukumada bukan karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar ke anggotaan kelompok tetap terjaga serta ada hubungan baik dengn mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan kaidah kaidah hukum tersebut

Internalization, seseroang mematuhi kaidah kaidah hukum dikarenakan secara intrinsic kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isinya sesuai dengan nilai nilainya dari pribadi yang bersangkutan.

Kepentingan-kepentingan para warga yang terjamin oleh wadah hukum yang ada

Faktor penghambat perkembangan sosiologi hukum

Tidak samanya bahasa kerangka pemikiran yang digunakan antara ahli sosiologi dengan ahli hukum

Sulitnya bagi para sosiologi hukum untuk menempatkan dirinyadialam yang normatif

Pada umumnya para sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat bahwa hukum merupakan himpunan peraturan-peraturan yang statis.

Kadangkala seorang sosiolog merasakan adanya kesulitan-kesulitan untuk menguasai keseluruhan data tentang hukum yang demikian banyaknya yang pernah dihasilkan oleh beberapagenerasi ahli-ahli hukum

Para ahli hukum lebih memusatkan perhatian pada kejadian-kejadian konkret sedangkan para sosiolog menganggap kejadiankonkret tersebut sebagai refleksi dari gejala-gajala atau kecenderungan-kecenderungan umum

Cabang Sosiologi Hukum (Soeryono)

1. Paradigma (the genetic sociology of law)

−        Sampai sejauh mana hukum dapat mempengaruhi tingkah lakumanusia

−        Bagaimanakah cara yang paling efektif dari hukum dalapembentukan perilaku

−        Apakah hukum yang membentuk perilaku atau sebaliknya

Contoh : UU Nomor 1 tahun1974 (kawin muda), UU Narkotika (orangtua diajak berpikir rational, petani diajak berpikir rational)

1. Soiologi Teoritis dan Praktis

Sosiologi praktis

−        Sosiologi teoritis yaitu meneliti dasar sosial darihukum positif tertulis

−        Mempelajari tentang tumbuh dan berkembangnya hukumpositif tertulis

−        Lebih ditekankan pada penelitian bertujuan untukmneghasilkan generalisasi atau hipotesa

Contoh : UU bagi hasil

Sosiologi praktis

−        Sosiologi praktis yaitu meneliti efektifitas dari hukumdalam masyarakat

−        Dapat menganalisa konstruksi terhadap efektifitas hukumdalam masyarakat

Contoh : Kasus pungutan liar, UU tentang pungutan tidak jalan

Hukum-gejala social yaitu UU Penanaman Modal

Hukum-politik yaitu UU Pemilu

Hukum-budaya yaitu UU Peerguruan Tinggi

2. Soiologis Empiris

Yaitu hipotesa dicocokan dengan keadaan yang sebenarnya ataumelihat hukum yang erat kaitannya dengan gejala sosial lainnya.

Contoh : UU Nomor 1 tahun1974 pasal 2

UU Narkotika

UU Lingkunga hidup

Ruang lingkup Sosiologi Hukum

Dasar sosial dari hukum dengan anggapan bahwa hukum timbul dantumbuh dari proses sosial lainnya (the genetic sociology of law)

Efek hukum terhadap gejala-gejala social lain (the operationalsociology of law)

Antropologi hukum adalah ilmu yang mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat sederhana dan modern sesuai dengan budaya masing-masing

Psikologi hukum adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan jiwa manusia dengan tujuan penyerasian terhadap hukum

Perbandingan hukum adalah ilmu pengetahuan yang memperbandingkan sistem hukum yang berlaku didalam satu ataubeberapa mayarakat dengan tujuan melakukan pembinaan hukum

Sejarah hukum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukummasa lampau (masa penjajahan kolonial belanda) sampai dengansekarang dengan tujuan pembinan terhadap hukum

Politik hukum adalah memilih nilai-nilai dan menerapkannya dalam kehidupan

Nilai yaitu konsepsi abstrak dalam pikiran manusia tentang sesuatu hal yang baik atau buruk

Disiplin yaitu suatu ajaran yang menentukan apakah yang seharusnya atau seyogyanya dilakukan dalam menghadapi kenyataan

Perihal perspektif dari pada sosiologi hukum, maka secara umumada dua pendapat utama, yaitu sebagai berikut :

1. Pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa kepada sosiologihukum harus diberikan suatu fungsi yang global, artinyasosiologi hukum harus menghasilkan suatu sintesa antarahukum sebagai sarana organisasi sosial dan hukum sebagaisarana dari keadilan. Didalam fungsi tersebut maka hukumdapat memperoleh bantuan yang tidak kecil dari sosiologihukum didalam mengidentifikasi konteks sosial dimana hukumtadi diharapkan berfungsi.

2. Pendapat-pendapat lain menyatakan bahwa kegunaan sosiologihukum adalah justru dalam bidang penerangan danpengkaidahan, dimana sosiologi hukum dapat mengungkapkandata tentang keajegan-keajegan mana didalam masyarakat yangmenuju pada pembentukan hukum (baik melalui keputusanpenguasa maupun melalui ketetapan bersama dari para wargamasyarakat terutama yang menyangkut hukum fakultatif).

Dari perspektif sosiologi hukum tersebut maka dapatlah dikatakanbahwa kegunaan sosiologi hukum adalah sebagai berikut :

Sosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuanbagi pemahaman terhadap hukum didalam konteks sosial.

Penguasaan konsep-konsep sosiologi hukum dapat memberikan kemampuan kemampuan untuk mengadakan analisa terhadap efektivitas hukum dalam masyarakat baik sebagai sarana untukmengubah masyarakat atau sarana untuk mengatur interaksi sosial agar mencapai keadaan-keadaan sosial tertentu.

Sosiologi hukum memberikan kemungkinan-kemungkinan serta kemampuan untuk mengadakan evaluasi terhadap efektifitas hukum didalam masyarakat.

Manfaat mempelajari Sosilogi Hukum

Hal-hal yang dapat diketahui mempelajari sosiologi hukum

-   Sosiologi dan falsafah hukum (perencana dan penegak hukum)

-   Unsur kebudayaan yang mempengaruhi hukum

-   Golongan masyarakat yang mempengaruhi hukum

-   Golongan mana yang diuntungkan dan golongan mana yangdirugikan

-   Mengtahui kesadaran hukum dan dapat diukur frekuensinya

-   Mengetahui mentalitas dan perilaku penegak hukum

-   Mengetahui hukum yang dapat mengubah perilaku

-   Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap berfungsinyahukum

Kemampuan-kemampuan yang diperoleh setelah mempelajari SosiologiHukum

-   Memahami hukum dalam konteks sosialnya

-   Melihat efektivitas hukum baik social control maupun  socialengineer

-   Menilai efektivitas hukum

Kegunaan Sosiologi Hukum Praktis bagi Praktisi Hukum

Kegunaan dalam menggunakan konkritisasi terhadap kaidah-kaidah hukum tertulis (referensial) yakni kaidah hukum,pedoman hukum yang menunjuk pada pengetahuan di luar ilmuhukum., Misal Pasal 1338 BW (Perencanaan dilakukan denganitikad baik) dan Pasal 1536 BW (Onrecht matige daad atauperbuatan mmelawan hukum)

Dapat mengadakan konkritisasi terhadap pengertian-pengertianhukum yang tidak jelas atau kurang jelas.

Dapat membentuk dan merumuskan kaidah hukum yang mempunyaidasar sosial

Mampu merumuskan RUU dengan bahasa hukum yang mudah dicerna.

Ilmu hukum yaitu ilmu yang mencakup dan membahas segala hal yangberhubungan dengan hukum.

Metoda untuk meneliti hukum

Idiologis (melihat hukum sebagai nilai-nilai), filosofis,yuridis

Melihat hukum sebagai sistem atau pengaturan yang abstraklepas dari hal-hal di luar peraturan-peraturan tersebut(dogmatis)

Sosiologis (melihat hukum sebagai alat untuk mengaturmasyarakat/efektivitas hukum)

Masalah yang di teliti Ilmu Hukum

Mempelajari asas-asas pokok dari hukum (filsafat hukum) Mempelajari sistem formal dari hukum (sosiologi hukum dan

dogmatik hukum) Mempelajari konsepsi-konsepsi hukum dan arti fungsionalnya

dalam masyarakat (sosiologi hukum) Mempelajari kepentingan-kepentingan sosial apa saja yang

dilindungi oleh hukum (sosiologi hukum) Ingin mengetahui tentang apa sesungguhnya hukum itu, dari

mana hukum datang atau muncul, apa yang dilakukannya dan dengan cara-cara atau sarana-sarana apa hukum malakukan hal itu ( sejarah hukum)

Mempelajari tentang apakah keadilan itu dan bagaimana keadilan itu diwujudkan melalui hukum (filsafat hukum)

Mempelajari tentang perkembangan hukum, apakah hukum itu, apakah sejak dulu sama denga sekarang, bagaimana sesungguhnya hukum itu berubah dari masa ke masa (sejarah hukum)

Mempelajari pemikiran-pemikiran orang mengenai hukum sepanjang masa (filsafat hukum)

Mempelajari bagaimana sesungguhnya kedudukan hukum itu dalammasyarakat, bagaimana hubungan atau kaitannya antara hukum dengan sub-sub sistem lain dalam masyarakat baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dsb (sosiologi hukum)

Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum Pengertian

Menurut Soerjono soekanto, sosiologi hukum merupakan suatu cabangilmu pengetahuan yang antara lain meneliti, mengapa manusia patuhpada hukum, dan mengapa dia gagal untuk mentaati hukum tersebut

serta factor-faktor sosial lain yang mempengaruhinya (Pokok-Pokoksosiologi hukum)

Satjipto rahardjo, sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari fenomen hukum dengan mencoba keluar dari batas-batas peraturan hukum dan mengamati hukum sebagaimana dijalankan oleh orang-orangdalam masyarakat.

Soetandyo wignjosoebroto, sosiologi hukum adalah cabang kajian sosiologi yang memusatkan perhatiannya kepada ihwal hukum sebagaiman terwujud sebagai bagian dari pengalaman dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. (hukum; paradigm metode dan dinamika masalahnya)

David n. Schiff, sosiologi hukum adalah, studi sosiologi terhadapfenomena-fenomena hukum yang spesifik yaitu yang berkaitan denganmasalah legal relation, juga proses interaksional dan organizational socialization, typikasi, abolisasi dan konstruksi social; (pendekatan sosiologis terhadap hukum)

Pandangan sosiologi terhadap hukum

Hukum merupakan lembaga kemasyarakatan (social institution) yang merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola-pola perilaku yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia

Hukum adalah suatu gejala social budaya yang berfungsi untuk menerapkan kaidah-kaidah dan pola-pola perikelakuan tertentu terhadap individu-individu dalam masyarakat

Yang diselidiki dalam sosiologi hukum

Pola-pola perilaku (hukum) masyarakat

Hubungan timbale balik antara perubahan-perubahan dalam hukum dengan perubahan-perubahan social budaya

Kaidah hukum : hukum yang tertulis dan yang tidak tertulis

Mengatur segala segi kehidupan masyarakat

Aspek hukum merupakan factor yang terpenting untuk dapat memahamiseluk beluk kehidupan masyarakat

Jadi, sifat hakekat dan system hukum merupakan objek kajian yang tidak boleh diabaikan oleh para sosiolog yang khusus memusatkan perhatiannya pada struktur social, perubahan social dan budaya dalam masyarakat tertentu

Sosiologi Hukum : ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara hukum dan gejala-gejala social lainnya secara empiris analitis.

Antropologi hukum : ilmu yang mempelajari pola-pola sengketa dan bagaiman penyelesaiannya pada masyarakat sederhana dan pada masyarakat modern.

Psikologi hukum : ilmu yang mempelajari bahwa hukum itu merupakanperwujudan dari jiwa manusia

Sejarah hukum : ilmu yang mempelajari hukum positif pada masa lampau /hindia belanda hingga sekarang.

Perbandingan hukum : ilmu yang membandingkan system-sistem hukum yang ada di dalam suatu Negara atau antar Negara.

Sosiologi Hukum Kelahirannya dipengaruhi oleh disiplin ilmu:

Filsafat hukum

Ilmu Hukum

Sosiologi

Filsafat Hukum

Aliran Positivisme (hans kelsen)-stufenbau des Recht: hukum bersifat hirakris (hukum tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas derajatnya)

Mazhab sejarah (carl von savigny) : Hukum itu tidak dibuat, akan tetapi tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat (volksgeist)

Aliran utility (Jeremy bentham) : Hukum itu harus bermanfaat bagimasyarakat, guna mencapai hidup bahagia.

Aliran sociological Yurisprudence (eugen ehrlich) : hukum yang dibuat, harus sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat (living law).

Aliran pragmatic legal realism (roscoe Pound) : “law as a tool ofsocial engineering”.

Ilmu hukum

Ilmu hukum yang menganggap hukum sebagai gejala social banyak mendorong pertumbuhan sosiologi hukum. Berbeda dengan hans kelsenyang menganggap hukum sebgai gejala normative dan hukum harus dibersihkan dari anasir-anasir sosiologis (non-yuridis)

Sosiologi

Emile Durkheim, dalam setiap masyarakat selalu ada: pertama, solidaritas mekanis: (terdapat dalam masyarakat sederhana ; hukumbersifat represif ; pidana). Kedua, solidaritas organis (terdapatdalam masyarakat modern ; hukum bersifat restitutif ; perdata)

Max weber, dalam hukum terdapat 4 tipe ideal: pertama, irasional formal. Kedua, irasional materil. Ketiga, rasional formal (dalam masyarakat modern dengan mendasarkan konsep-konsep ilmu hukum). Keempat, rasional materil.

Ketika membicarakan apa yang menjadi objek kajian dari sosiologi hukum, maka kita membahas sosiologi hukum dalam prespektif ontologinya sebagai ilmu. Terkait dengan sosiologi hukum sebagai salah satu cabang dari pohon ilmu (ada juga yang mengatakan sumbuilmu) yang termasuk dalam kajian sosial-budaya, juga masih banyakperdebatan di kalangan pakar sosiologi serta hukum itu sendiri mengenai sosiologi hukum sebagai bagian dari ilmu kemasyarakatan

(humaniora). Terlepas dari pertidaksesuaian pendapat tersebut, antara sosiologi dan hukum yang pada kedalaman konsepnya akan bertemu dan saling mempunyai keterkaitan karena kesamaan objek kajiannya. Pada titik inilah akan sangat diperlukan suatu kajian yang secara mendalam mengenai hukum sebagai suatu gejala sosial dalam kenyataannya, kajian ini dikenal dengan sosiologi hukum. Karena pada dasarnya objek yang menjadi kajian dari sosiologi hukum adalah objek yang dikaji juga oleh ilmu sosiologi dan ilmu hukum, yaitu tentang human science yang menyoroti salah satu kekhususan dari perilaku dan tindakan manusia baik struktur masyarakat maupun kebudayaannya yang berkaitan dengan karakteristik yang hidup dan berakar dan beranak pinak dalam masyarakat (sebagai kajian yang utuh tentang hukum dalam suatu sistem). Sosiologi hukum lebih memspesifikasikan hukum dalam konteksnya sebagai gejala sosial dari kenyataan riil dalam masyarakat yang sifatnya kompleks, hukum dilihat melalui prespektif fakta sosial empiriknya.

Sosiologi hukum melihat, menelaah sepenuhnya yang terjadi dalam kenyataan (sein), berupa fakta sosial hukum. Artinya mengamati hukum sebagai suatu gejala sosial, hal-hal yang nyata dalam proses interaksi masyarakat atau dengan kata lain observasi perwujudan lahiriah di dalam kebiasaan kolektif suatu masyarakat.Hukum tidak hanya dipandang secara sempit mengenai aturan perundang-undangan saja, tetapi lebih luas lagi sebagai suatu yang ada dalam suatu sistem yang kompleks dalam masyarakat di mana tertib hukum berasal sebagai suatu kebutuhan jiwa oleh masyarakat itu sendiri.

Bidang kajian sosiologi hukum pada hakikatnya yang membahas masalah-masalah tentang realitas sosial dari hukum, pada dasarnyadibedakan tiga pokok permasalahan dari sosiologi hukum, antara lain:  pertama, menelaah problem-problem sistemik sosiologi hukum.Manifestasi hukum sebagai fungsi dari bentuk-bentuk kemasyarakatan dan ciri dari tingkatan-tingkatan masyarakat. Bahwa manusia yang mempunyai kehendak (baik dari tataran manusia sebagai homo economicus hingga homo socius menjadi objek kajian sosiologi hokum) membentuk suatu komunitas (kolektifitas) sebagaisuatu kenyataan sosial yang diwujudkan dengan simbol-simbol baik

secara kelembagaan atau pranata sosial budaya yang terstruktur dalam satu tatanan sistem yang sifatnya dinamis yang termanifestasikan sebagai unit-unit kolektif riil yang khas. Karena kedinamisan dari masing-masing entitas kelompok masyarakatyang jika ditelaah secara mendalam dari kolektifitas sosial tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak jarang ada pertentangan di dalam kenyataan sosialnya yang hanya dapat dipecahkan dengan menarik sampai ke dasar dari sistem kemasyarakatan itu, oleh karenanya permasalahan yang sifatnya sistemik sosiologi hukum dapat dipecahkan dengan pendekatan mikrososiologi hukum, yang mengurai unsur-unsur dari hukum sebagai suatu sistem kemasyarakatan. Kedua,problem-problem sosiologi hukum differensial, menelaah manifestasi-manifestasi hukum sebagai suatu fungsi dari unit-unit kolektif yang riil dimana pemecahannya terdapat pada tipologi hukum dari kelompok-kelompok tertentu serta masyarakat-masyarakat secara menyeluruh. Bahwa dalam suatu kelompok sosial kemasyarakatan mempunyai suatu kekhasan kebiasaan tersendiri dari sifat keberagamannya serta kemajemukan masyarakat sebagai suatu sistem yang menyeluruh, sosiologi hukum berfungsi menguraikan perbedaan tersebut untuk menganalisis simbol-simbol perwujudan hukum dari unit-unit kolektif dalam fakta sosialnya secara khusus dan masyarakat secara umum. Ketiga, problem-problem sosiologi hukum genetis, yang dianalisis melalui mikrobiologis dinamis; menelaah keteraturan-keteraturan sebagai suatu kecenderungan, dan faktor-faktor dari perubahan, perkembangannya serta keruntuhan suatu hukum di dalam suatu masyarakat tertentu. Bahwa hukum sebagai gejala sosial yang riil  akan menjadi suatu kebutuhan jiwa manusia sebagai anggota unit kelompok secara khusus dan unit kemasyarakatan secara umum untuk mewujudkan ketertiban, keadilan dan keamanan dalam setiap gerak dinamis sistem kemasyarakatan. Maka sebagai suatu bentuk perwujudan kehendak, hukum akan selalu berubah (dinamis) mencari bentuk persesuaian bentuknya pada dimensi ruang dan waktunya yang tepat, termanifestasi sebagai gejala sosial yang utuh dan mengiringi setiap kedinamisan dalam sistem kemasyarakatan yang kompleks sebagai suatu perwujudan kehendak dari kebutuhan jiwa manusia sebagai makluk sosial.