SOSIOLOGI PERTANIAN: Pembangunan Komunitas Petani

38
PEMBANGUNAN KOMUNITAS PETANI

Transcript of SOSIOLOGI PERTANIAN: Pembangunan Komunitas Petani

PEMBANGUNAN KOMUNITAS PETANI

PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN

• KARITATIF (Derma/Sedekah) tidak meningkatkan partisipasi justru meningkatkan inersia sosial: kemalasan, ketergantungan, masa bodoh

• PENEKANAN PADA KEMANDIRIAN

- Masyarakat mengelola dan mengorganisasikan sumber2 lokal (materi, pikiran, tenaga)

- Bantuan luar (teknis, keuangan) dibatasi

- Dituntut adanya partisipasi

- Asumsinya: masyarakat tahu pasti kebutuhan dan kekurangan mereka dan cara pemenuhannya

• Masalahnya:

• banyak komunitas belum siap berinisiatif membuat perencanaan sendiri peranan pimpinan komunitas menjadi penting kontrol masyarakat & pemerintah lemah korupsi

• Sulit mengintegrasikan rencana lokal ke dalam rencana nasional

• Peranan birokrasi atas lebih menentukan “kebutuhan”2 masyarakat

• Akibat: masyarakat enggan berpartisipasi karena merasa tidak butuh, timbul pertentangan antara aparat birokrasi dan warga masyarakat, sering dimanfaatkan oleh orang/kelompok yang berpengaruh di masyarakat untuk kepentingan tertentu

• TERPADU (Integrated)

- Bersifat holistik mencerminkan gagasan komprehensif tentang suatu masalah ( kemiskinan) yang tidak dapat diselesaikan secara parsial melalui teknologi yang terspesialisasi dan tidak dapat diukur dengan indikator2 statistik

- Kegiatan2 pokok yang harus dilakukan lebih rumit dan beragam

• Dari berbagai strategi pembangunan masyarakat tersebut kita bisa mengetahui strategi mana yang paling tepat dapat memaksimalkan partisipasi masyarakat

• Lepas dari strategi mana yang dipilih, arah dan sifat perubahan sosial akibat perubahan harus diperhatikan. Salah satunya adalah munculnya kesenjangan sosial tetesan minyak tidak terbukti yang kaya makin kaya, miskin makin miskin timbul kecemburuan sosial karena perhatian yang berlebihan pada golongan tertentu

TIPE PARTISIPASI

• DERAJAT KESUKARELAAN

a. Partisipasi bebas individu secara sukarela melibatkan diri dalam kegiatan tertentu: - spontan (berdasar keyakinan diri tanpa pengaruh luar/penyuluh dll); - terbujuk (setelah diyakinkan melalui penyuluhan dll)

b. Partisipasi terpaksa terjadi melalui berbagai cara:

- Karena hukum berpartisipasi tetapi bertentangan dengan keyakinan mereka dan tanpa persetujuan mereka, mis: wajib militer; petani harus tanam varietas tertentu; gerakan wajib belajar

- Karena kondisi sosial ekonomi secara teoritis partisipasi mestinya bukan karena paksaan hukum atau peraturan, namun kenyataan bila orang tidak berpartisipasi dalam satu kegiatan, posisinya menjadi sulit, contoh: KB

• CARA KETERLIBATAN terutama dalam politik:

a. Langsung contoh: mengambil peran dalam kampanye Pemilu

b. Tidak langsung mendelegasikan hak partisipasinya misalnya dalam pengambilan keputusan kepada orang lain contoh: wakil2 DPR, senat mahasiswa dll.

• KETERLIBATAN DALAM BERBAGAI TAHAP PROSES PEMBANGUNAN TERENCANA Ada 6 langkah:

1. Perumusan tujuan

2. Penelitian

3. Persiapan rencana

4. Penerimaan rencana

5. Pelaksanaan

6. Penilaian

-partisipasi lengkap terlibat dalam 6 tahap proses tersebut

-partisipasi sebagian terlibat sebagian dari 6 tahap proses tersebut

• TINGKATAN ORGANISASI

A. Partisipasi terorganisasi contoh P3A

B. Partisipasi tidak terorganisasi bisa

contoh: bila terjadi kebakaran

• Gempa bumi

• banjir

• Perayaan HUT RI

* bisa menjadi benih partisipasi terorganisasi yaitu bila kegiatan2 itu ber-ulang2 sehingga perlu pengorganisasian

contoh: sinoman

* bisa menjadi benih partisipasi terorganisasi yaitu bila kegiatan2 itu ber-ulang2 sehingga perlu pengorganisasian

contoh: sinoman

kebutuhan konsumsi, keuangan koperasi, UB, Simpan Pinjam

Kebutuhan berbicara bersama Rembug Desa LSD/LKMD

Kebutuhan beternak, bertani yang lebih baik Organisasi petani dll.

• Serikat Petani Indonesia (SPI), salah satu organisasi massa petani di Indonesia, menganggap UU pangan yang baru ini belum menjawab persoalan pokok yang dihadapi kaum tani.

• Demonstrasi atau aksi massa besar di hari tani 24 September, bukanlah hal yang tabu, negatif atau anarkis. Tapi merupakan bentuk ekspresi yang produktif dari sekelompok orang yang berisikan tuntutan atas keadaan, informasi kenyataan, luapan kesadaran dan bahkan merupakan bentuk pendidikan kritis kebangsaan.

• Sudahkah petani Indonesia sejahtera……?

• Sudahkah petani Indonesia memiliki tanah yang cukup untuk diolah…..?

• Sudahkah petani cukup makan…..?

• INTENSITAS DAN FREKUENSI KEGIATAN:

a. Partisipasi intensif frekuensi tinggi

b. Partisipasi ekstensif tidak teratur dan dalam kegiatan yang butuh partisipasi dalam interval waktu panjang

Contoh: kegiatan2 organisasi sukarela yang biasanya disertai slogan2 atau semboyan. Pada awal partisipasi intensif, ketika kegiatan merosot tinggal slogan2 karena biaya dan keuntungan yang diharapkan merosot

• LINGKUP LIPUTAN KEGIATAN

a. Partisipasi tak terbatas terjadi dalam masyarakat yang hidup dalam isolasi sempurna seluruh kekuatan yang memengaruhi komunitas diawasi dan dijadikan sasaran kegiatan yang membutuhkan partisipasi anggota komunitas itu

b. Partisipasi terbatas bila hanya sebagian kegiatan sosial, politik, administrasi, dan lingkungan dapat dipengaruhi melalui kegiatan partisipatif

• BERDASAR EFEKTIVITAS

Partisipasi efektif bila menghasilkan perwujudan seluruh tujuan

Partisipasi tidak efektif bila tidak satupun atau hanya sejumlah kecil dari tujuan terwujud

• SIAPA YANG TERLIBAT

a. Anggota masyarakat setempat

b. Pegawai pemerintah

c. Orang luar

d. Wakil2 masyarakat terpilih

• GAYA PARTISIPASI

a. Pembangunan lokalitas melibatkan orang2 dalam pembangunan mereka sendiri, menolong diri sendiri

b. Perencanaan sosial melibatkan orang2 untuk mencocokkan kebutuhan yang dirasakan dan membuat program lebih efektif

c. Aksi sosial memindahkan hubungan2 kekuasaan dan pencapaian terhadap sumber2 perhatian terutama untuk masyarakat yang kurang beruntung