LAPORAN PPL SOSIOLOGI SMAN 35 Jakarta
Transcript of LAPORAN PPL SOSIOLOGI SMAN 35 Jakarta
LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
DI SMA NEGERI 35 JAKARTA
DISUSUN OLEH :
AFRIANI (4815102542)
DYAH AYU RATNASARI(4815101551)
RIO CAHYO SAPUTRO(4815102536)
TENDY CHRISTIANTO(481510)
PENDIDIKAN SOSIOLOGI REGULER 2010
JURUSAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2013
1
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat dan rahmat-Nya, yang telah memberi
kami nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 35
Jakarta Pusat. Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) merupakan rangkaian pembelajaran dalam menempuh
program Sarjana pada prodi Pendidikan Sosiologi
Universitas Negeri Jakarta.
Kegiatan PPL ini memberikan kami pembelajaran
mengenai kondisi nyata dilapangan sebagai calon
pendidik. Selain itu, kami juga dapat mengaplikasikan
ilmu yang didapat pada saat perkuliahan yang nantinya
diharapkan akan mampu menjadi calon pendidik yang siap
terjun di dunia pendidikan.
Kegiatan PPL yang kami lakukan selama kurang lebih
enam bulan di SMAN 35 Jakarta akan kami tuangkan dalam
laporan kegiatan PPL. Penulisan laporan ini tentunya
dapat disusun berkat bantuan dan dorongan dari beberapa
pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
2
1. Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat melaksanakan kegiatan PPL dan
menyelesaikan laporan-laporan ini dengan baik
dan lancar
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Jakarta yang telah memberikan pembekalan
pelaksanaan PPL
3. Ibu Rosita Adiani, M.Ag., selaku dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan dan motivasi dalam
pelaksanaan PPL
4. Dra. Tuti Rahmani, M.Pd., selaku kepala sekolah
SMA Negeri 35 Jakarta yang telah memberi kami
izin untuk melaksanakan PPL
5. Dra. Atik Arimurti, M.Biomed., selaku wakil
bidang kurikulum SMA Negeri 35 Jakarta yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
pelaksanaan PPL di SMAN 35 Jakarta
6. Dra. Hj. Suyatmi dan Dra. Etty Wahyu selaku
guru pamong mata pelajaran Sosiologi di SMA
Negeri 35 Jakarta yang telah memberikan kami
bimbingan dan kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman mengajar selama waktu pelaksanaan
PPL.
7. Bapak/Ibu para Wakil Kepala Sekolah beserta
staf, bapak dan ibu guru mata pelajaran,
3
karyawan dan Bapak Kepala beserta karyawan Tata
Usaha SMA Negeri 35 Jakarta yang telah dengan
senang hati menerima kehadiran kami sehingga
kegiatan PPL dapat berlangsung dengan lancar.
8. Seluruh peserta didik SMA Negeri 35 Jakarta,
terutama kelas X Sosial dan Bahasa, XI dan XII
IPS yang turut membantu kelancaran kegiatan PPL
kami.
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) ini, kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan pada pelaksanaannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak guna dijadikan
masukkan di kesempatan yang akan datang.
Jakarta,
Desember 2013
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… I
DAFTAR ISI…………………………………………………………............ III
LEMBAR PENGESAHAN……………………..………………...............
V
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang……………………………...………………………… 1
I.2 Perumusan
Masalah………………………………………...................... 4
1.3 Tujuan………………………………………………………………… 4
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA OBSERVASI
II.1 Kegiatan yang
Dirancang .............................................
......................... 6
II.2 Cara Pengumpulan
Data……………….............................................
.... 6
BAB III TEMUA N HASIL PENGAMATAN SELAMA OBSERVASI
III.1 Keadaan Fisik Sekolah…………………………………………….. 8
III.2 Keadaan Lingkungan Sekolah……………………………………... 10
6
III.3 Fasilitas Sekolah………………………………..………….. . 10
III.4 Penggunaan Sekolah…………………………..………….…... .
16
III.5 Guru dan peserta didik………………………………………..……………
16
III.6 Interaksi Sosial…………………………………………….….. 17
III.7 Tata Tertib…………………………………………………….…….. 18
BAB IV OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
IV.1 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Sosiologi Di
kelas X…….…. 27
IV.2 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Sosiologi Di
Kelas XI Program IPS……………………………………………………………………………35
BAB V PENUTUP
V.I Kesimpulan…………………………………………………….…….. 42
V.2 Saran …………………………………………………………….…... 43
BAB VI LAMPIRAN
7
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SOSIOLOGI DISMA NEGERI 35 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh :
Mahasiswa PPL SMA Negeri 35 Jakarta-Universitas NegeriJakarta
Pendidikan Sosiologi ( Reguler ) 2010
Laporan PPL Sosiologi di SMA Negeri 35 Jakarta inisudah dibaca dan disetujui
8
Pada Tanggal ......................................
Jakarta , Desember2013
Mengetahui
Guru Pamong Sosiologi
Guru Pamong Sosiologi
Dra. Hj. Suyatmi Dra. Etty wahyu
NIP. 195310211985032001 NIP.
Kepala Sekolah Dosen Pembimbing SMA Negeri 35 Jakarta
D ra. Tuti Rahmani, M.Pd Rosita Adiani , M. Ag NIP. 195512071981032002 NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
9
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan
merupakan hak setiap orang. Melalui pendidikan setiap
orang dapat menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan dalam bersikap maupun bertutur kata di dalam
kehidupan masyarakat. Pada era globalisasi sekarang ini
kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat. Pendidikan
menjadi sangat penting untuk membekali diri seseorang
dengan pengetahuan dan keterampilan agar mampu bersaing
di dunia persaingan bebas. Selain itu, lembaga
pendidikan merupakan saluran mobilitas yang sangat
efektif untuk semua kalangan untuk menaikkan status
sosialnya di masyarakat. Sehingga, para orangtua
berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan yang
terbaik untuk anak-anaknya.
Pendidikan formal di Indonesia terdiri dari
beberapa jenjang kelas dengan syarat dan kriteria
tertentu. Jenjang pendidikan di Indonesia sendiri
terdiri dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah
Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga Perguruan
10
Tinggi. Sosiologi merupakan mata pelajaran yang
diajarkan hanya pada jenjang SMA dan Perguruan Tinggi.
Sosiologi sendiri merupakan ilmu yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat baik itu aspek interaksi,
sosialisasi, lembaga sosial, status dan peran seseorang
dimasyarakat. Selain pengetahuan mengenai dinamika
masyarakat, pembelajaran sosiologi diharapkan dapat
membentuk kepribadian peserta didik yang mengerti akan
kondisi sosial masyarakatnya sehingga, mereka dapat
bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Kesadaran akan pentingnya makna pembelajaran
sosiologi ini semakin dirasakan oleh masyarakat dan
golongan pendidik. Zaman yang senantiasa berubah,
masyarakat yang sifatnya berubah secara dinamis serta
sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial membuat mata
pelajaran sosiologi penting dipelajari disekolah tidak
hanya pada bangku perkuliahan. Oleh karena itu,
sosiologi tidak hanya dipelajari tetapi sudah masuk
kedalam salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam
11
mata pelajaran Ujian Akhir Nasional (UAN) untuk jurusan
Sosial (IPS).
Berkaitan dengan hal tersebut, seorang pengajar
sosiologi yang berkualitas harus memiliki ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam mengajar
agar materi yang disampaikan dapat tersalurkan kepada
peserta didik. Lembaga-lembaga pendidikan bagi calon
pengajar sosiologi membekali para mahasiswanya dengan
pengetahuan dengan aspek-aspek keterampilan mengajar
dan ilmu pengetahuan mengenai materi yang akan
diajarkan. Salah satu program yang dilakukan yaitu
dengan adanya kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL).
Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) program
studi keguruan merupakan suatu program yang dirancang
untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa “calon
guru”, untuk mengaktualisasikan dan mengaplikasikan
secara langsung personalisasi, sosialisasi, dan
profesionalisasi tugas-tugas keguruan. Pada aspek
12
personalisasi, mahasiswa diharapkan memajukan
kompetensi personalnya (pribadi) sebagai seorang guru
yang diaktualisasikan dalam cara bertutur kata, sikap
dan tingkah laku. Pembinaan aspek sosialisasi
diwujudkan dalam cara menjalin kerjasama dengan rekan
kerja baik itu rekan sesama mahasiswa PPL, kepala
sekolah, guru-guru dan karyawan sekolah maupun dengan
peserta didik. Sosialisasi yang terjadi berupa
interaksi yang baik dan saling timbal balik antara
warga sekolah dengan mahasiswa PPL dan pembelajaran
dikelas maupun peserta didiknya. Interaksi ini harus
senantiasa terjalin baik itu dalam program maupun
diluar proses pembelajaran. Output dari sosialisasi
yang baik ini akan terlihat dari intensitas para
mahasiswa PPL dalam membantu kegiatan baik dari guru
pamong maupun guru di bidang studi lain yang berkenaan
dengan proses pembelajaran maupun kegiatan sekolah.
Sedangkan pada aspek profesionalitas keguruan,
mahasiswa PPL diberikan kesempatan untuk menunjukkan
13
kompetensi profesionalnya dalam hal penguasaan
kompetensi kependidikan di dalam proses pembelajaran,
penguasan materi pada saat pembelajaran, membuat
perencanaan pembelajaran, silabus, program tahunan,
melakukan evaluasi pembelajaran berupa pembuatan soal-
soal ulangan maupun tugas-tugas, melakukan penelitian
sederhana dengan menghitung rerata nilai yang diperoleh
peserta didik dan menganalisis soal melalui kartu soal,
melakukan tugas-tugas administratif dan memberikan
bimbingan secara individual.
Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah
program yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan
tenaga pendidik yang handal kedepannya, mengingat masih
belum banyaknya guru mata pelajaran sosiologi di tiap
sekolah yang benar-benar berasal dari jurusan
sosiologi, hal itu bisa berakibat materi sosiologi yang
disampaikan tidak dengan benar tersampaikan kepada
peserta didik disekolah karena kurangnya pemahaman guru
tersebut terhadap sosiologi. Oleh karena itulah program
14
pengalaman Lapangan (PPL) menjadi salah satu bentuk
sosialisasi mengenai pemahaman sosiologi yang benar.
PPL juga membentuk keterampilan para Calon Guru agar
tidak canggung lagi dalam memberikan pelajaran dan
pembelajaran di sekolah kedepannya.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraiakan
di atas, maka perumusah masalah dalam laporan ini
adalah “Bagaimana proses kegiatan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) Sosiologi UNJ yang dilaksanakan di SMA
Negeri 35 Jakarta Pusat?”
I.3 Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) untuk menerapkan penguasaan
terhadap materi pelajaran sosiologi di bangku
perkuliahan melalui pengalaman lapangan keguruan
sehingga “calon guru” memiliki bekal kemampuan
personalisasi, sosialisasi dan profesionalitas
15
dibidangnya. Selain itu, tujuan dari Praktek Pengalaman
Lapangan ini juga untuk mendapatkan pengalaman dan
wawasan mengenai kinerja seorang guru yang di sekolah.
Terakhir, pelaksanaan PPL ini tidak lain juga merupakan
suatu tuntutan sebagai tenaga kependidikan yang
profesional seorang lulusan program studi kependidikan
Universitas Negeri Jakarta harus memiliki seperangkat
komponen kemampuan, pengetahuan, nilai, dan sikap yang
diperlukan bagi profesinya serta dapat menerapkan di
dalam penyenggaraan pendidikan sosiologi di SMA.
Berdasarkan tujuan umum tersebut maka, kegiatan
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) program studi
pendidikan sosiologi bertujuan secara khusus untuk
memberikan kesempatan pada mahasiswa “calon guru” dalam
:
1. Mengidentifikasi kondisi-kondisi objektif dalam
pelaksanaan profesi keguruan melalui kegiatan
observasi yang terencana dan terarah, baik dalam
setting pendidikan sosiologi di SMA.
16
2. Memiliki dan menunjukkan kemampuan personalisasi
profesi keguruan dalam lingkup proses belajar
mengajar yang terprogram pada lingkungan
pendidikan SMA.
3. Memiliki dan menunjukkan kemampuan sosialisasi
profesi keguruan dalam ruang lingkup proses
belajar mengajar yang terprogram maupun di luar
kegiatan pembelajaran pada lingkunga SMA.
4. Mengintegrasikan dan menerapkan berbagai
pengetahuan dan kemampuan professional keguruan,
terutama yang berkaitan dengan pengorganisasian
kemampuan yang akan dicapai, pemilihan bahan,
metode, dan media yang sesuai, menyusun dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara
sistematis dan logis yang mengarah pada
tercapainya tujuan serta mampu menyelenggarakan
kegiatan evaluasi
5. Menunjukkan tanggung jawab secara penuh dengan
memperlihatkan aspek-aspek edukatif dalam kelas
ataupun diluar kelas
17
6. Memiliki keterampilan teknis dalam mengenal,
memahami, dan mengoptimalkan kegiatan belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
18
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA OBSERVASI
II.1 Kegiatan yang Dirancang
Setiap mahasiswa yang membuat rencana pembelajaran
yang berbeda satu sama lain sesuai dengan kelas yang
dipegangnya. Kelas yang kami pegang pada saat melakukan
kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) SMA 35
Jakarta yaitu, kelas X Sosial dan Bahasa, kelas XI dan
XII program IPS. Kegiatan yang akan dilaksanakan
sebelumnya dikonsultasikan dengan guru pamong masing-
masing kelas dan disesuaikan dengan tema materi yang
sedang berlangsung disetiap kelasnya. Sebelum memulai
pembelajaran masing-masing mahasiswa membuat Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran,
lembar kerja untuk peserta didik, dan nilai hasil kerja
19
peserta didik yang dapat dilihat pada bagian bab
lampiran.
II.2 Cara Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan ini kami mengumpulkan
data dengan menggunakan cara sebgaai berikut ini :
1. Observasi
Observasi dilakukan selama seminggu, dimana
mahasiswa mengobservasi semua ruang kelas
secara bergantian. Selain itu, observasi tidak
hanya dilakukan pada ruang kelas tetapi juga
pada sarana-prasarana pendukung pembelajaran
yang lain seperti, laboratorium, ruang BK/BP,
Perpustakaan, ruang multimedia dan lainnya.
Kami membagi kedalam beberapa tim untuk setiap
timnya diberi tugas observasi dan lokasi yang
berbeda-beda. Pada saat observasi mahasiswa
mencatat kegiatan kelas, lingkungan kelas dan
interaksi didalamnya.
2. Wawancara
20
Pengumpulan data dilakukan pula dengan
wawancara. Wawancara ditujukan kepada guru-guru
mata pelajaran, wali kelas, staff perpustakaan,
maupun karyawan tata usaha. Wawancara dilakukan
setelah kegiatan sekolah selesai ataupun pada
jam-jam senggang. Wawancara ini diperuntukkan
untuk memperoleh data langsung dari sumbernya
maupun untuk memperoleh data historis sekolah.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan
baik oleh pihak sekolah maupun dari mahasiswa
sendiri pada saat ada kegiatan disekolah. Hal
ini sebagai arsip dalam dokumentasi momen-momen
seperti hari guru, hari besar keagamaan dan
kejadian-kejadian penting lainnya.
21
BAB III
TEMUAN HASIL PENGAMATAN SELAMA OBSERVASI
III.1 Keadaan Fisik Sekolah
Keadaan fisik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
35 terletak di Jalan Mutiara Karet Tengsin, Jakarta
Pusat. Gedung SMA Negeri 35 memiliki luas tanah 3.717
m2 dan luas lapangan upacara/ olahraga 625 m2 dan luas
lapangan parkir m2.
Gambar 1.
Gedung SMA Negeri 35 Jakarta
Sumber : Dokumentasi Tim Penyusun
Tabel 1.
22
Sarana Dan Prasarana Sekolah SMA Negeri 35 Jakarta
NO GEDUNG Nama Ruangan Jumlah Ukuran
1. Ruang kelas 18 63 m2
2. Ruang kepala sekolah 1 31,5 m2
3. Ruang wakil kepala sekolah
1 31,5 m2
4. Ruang tata usaha 1 63 m2
5. Ruang guru 1 126 m2
6. Ruang perpustakaan 1 94,5 m2
7. Ruang bimbingan BP/BK 1 31,5 m2
8. Ruang Laboratorium 6 @ 63 m2
9. Toilet 5 @ 25 m2
10.Kantin 1 126 m2
11. Koperasi (guru dan siswa)
2 @ 31 m2
12.Dapur umum 1 24 m2
13.Lapangan 1 625 m2
14. Ruang UKS 1 31 m2
15. Ruang OSIS 1 31,5 m2
16. Ruang Serba guna 1 126 m2
17. Masjid 1 98 m2
18. Pos Jaga 1 6 m2
Sumber : Arsip Tata Usaha SMA Negeri 35 Jakarta
23
III.2 Keadaan Lingkungan Sekolah
SMA Negeri 35 terletak dikawasan wilayah Kelurahan
Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sebelah barat SMA Negeri 35 bersebelahan dengan Gedung
Olahraga Jakarta Pusat, sebelah utara berhadapan dengan
pemukiman warga dan TPU Karet, kemudian disebelah timur
bersebelahan dengan Sekolah Dasar 15 Karet Tengsin dan
SMK PGRI, sebelah selatan berbatasan dengan SMA Negeri
7 Jakarta dan Apartemen Batavia, Jakarta.
Kondisi lingkungan sekolah SMA N 35 sangat
kondusif karena jauh dari keramaian dan jalan raya
utama. Akses menuju SMA N 35 melalui jalan raya yang
tidak terlalu besar. Walaupun begitu, letak SMA N 35
dapat dikatakan strategis karena akses transportasinya
yang mudah dan terjangkau.
III.3 Fasilitas Sekolah
24
SMA Negeri 35 Jakarta memiliki fasilitas yang
lengkap sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran
dapat berjalan dengan sangat baik. Adapun fasillitas
yang terdapat di SMA Negeri 35 Jakarta, yaitu:
SMA N 35 ini memiliki ruang kelas sebanyak 18
kelas dan masing-masing kelas terdiri dari 35-40
anak. Ruangan kelas yang dimiliki sekolah ini
dapat dikatakan cukup luas serta dilengkapi dengan
lemari (loker), proyektor (LCD) dan speaker intercall,
papan tulis dan dua buah AC guna menunjang
kenyamanan anak dalam belajar. Lalu kelas inipun
agar terlihat lebih indah dipasang hiasan berupa
lukisan-lukisan, gambar atau tulisan serta
dipasang gorden.
Gambar 2Fasilitas di dalam kelas
Sumber : Dokumntasi Tim Penyusun
25
Perpustakaan, SMA Negeri 35 Jakarta memiliki
koleksi buku yang lengkap untuk menunjang sumber
belajar peserta didik, baik referensi dari dalam
negeri maupun referensi dari luar negeri. Jumlah
buku yang tersedia di perpustakaan ini berjumlah
21. 696 buah buku dengan luas 12 × 10 m2.
Perpustakaan ini sering dikunjungi oleh peserta
didik SMA Negeri 35 Jakarta. Rerata jumlah peserta
didik yang mengunjungi perputakaan perbulan bisa
mencapai 820 orang. Setiap anak peserta didik yang
ingin meminjam buku diwajibkan untuk mengisi buku
perpustakaan serta menunjukkan kartu perpustakaan
mereka.
Ruang multimedia, ruangan ini terdapat layar besar
sebagai bidang proyeksi, proyektor multi-layer, speaker
active digital, pc dan konsol operator serta 4 buah
pendingin ruangan, sehingga seringkali digunakan
para peserta didik untuk pemutaran film-film yang
berkenaan dengan materi pembelajaran sekolah
26
maupun kegiatan pembelajaran yang berkenaan dengan
materi belajar lainnya. Juga sering digunakan
untuk acara seminar atau workshop bagi para guru
maupun peserta didik. Susunan bangku di ruangan
ini agak berbeda dengan ruangan lainnya. Dua baris
terdepan berada di tingkat paling rendah dan terus
naik seperti tangga tiap dua baris berikutnya
hingga paling atas. Kapasitasnya hanya mampu
menampung maksimal 40 orang.
Ruang komputer. SMA Negeri 35 Jakarta juga
memiliki ruang komputer yang terletak dilantai
satu sebelah ruang UKS melalui kantin. Jumlah
komputer yang ada diruangan ini sebanyak 43 buah
komputer. 40 untuk anak peserta didik, dua untuk
guru mata pelajaran dan satu untuk pusat kendali
konsol komputer. Jadi setiap peserta didik
memegang satu computer. Ruangan ini pun dilengkapi
dengan 6 buah AC sehingga memberikan kenyamanan
dalam belajar. Disertai pula dengan speaker, alat
27
pemadam api, dan alat kebersihan seperti sapu,
pengki, dan kemoceng.
Masjid, sekolah ini juga dilengkapi masjid yang
terdapat dua lantai, lantai bawah untuk laki-laki
dan lantai atas untuk perempuan. Luas bangunan
masjid ini 98 m2. Untuk meningkatkan kebutuhan
akan fasilitas peribadatan maka, di masjid juga
dilengkapi dengan alat sholat seperti sarung dan
mukena’, peci/kopiah, sajadah tunggal, buku-buku
atau bacaan islami, tiang jemuran di lantai dua,
mimbar, speaker active dan pengeras suara, dan yang
utama yakni Al-Qur’an. Setiap lantainya setidaknya
terdapat 4 buah kipas angin.
Gambar 3Panggung untuk Ajang Kreatifitas Peserta Didik
Sumber: Dokumentasi Penulis
28
Laboratorium, digunakan untuk praktek para peserta
didik dan sekolah ini memiliki 6 laboratorium
yaitu terdiri dari laboratorium fisika,
laboratorium kimia, laboratorium biologi,
laboratorium komputer, laboratorium komputer-
akuntansi, dan laboratorium bahasa. Di dalam
masing-masing laboratorium ini dilengkapi dengan
alat-alat praktikum pendukung pembelajaran yang
lengkap. Lalu bagi peserta didik yang hendak masuk
ke dalam laboratorium diwajibkan mematuhi
peraturan tiap-tiap laboratorium.
Gambar 4Ruang Laboratorium SMA Negeri 35 Jakarta
Sumber : Dokumnetasi Penulis
29
Kantin sekolah, kantin SMA Negeri 35 Jakarta
disebut dengan kantin rakyat, karena mirip sekali
dengan pola dan cara makan rakyat dari golongan
menengah. Pada jam istirahat mereka ke kantin
untuk makan serta minum dan makanan di sekolah
lebih terjamin kesehatannya selain itu harga yang
ditawarkan pun cukup murah sesuai dengan “kantong”
para peserta didik. Kantin Rakyat ini terdapat
lima kios/stand dengan beragam makanan dan
minuman. Makanan di kantin rakyat sangat di pantau
kebersihannya. Selain itu, kantin cerdas juga
sering digunakan para peserta didik untuk
melakukan diskusi antar peserta didik. Sehingga
dapat dikatakan kantin rakyat ini sebagai arena
sosialisasi dan interaksi yang cukup baik bagi
antar peserta didik dari berbagai jenjang.
Selain kantin rakyat, disediakan pula bagi peserta
didik yang ingin membeli keperluan alat tulis
ataupun makanan dan minuman melalui koperasi yang
ada di sekolah yang dapat dijadikan peserta didik
30
pula sebagai arena pembelajaran kewirausahaan. Di
SMA Negeri 35 Jakarta ini terdapat dua jenis
koperasi, yakni koperasi guru dan koperasi siswa.
Mengenai koperasi, akan dibahas pada poin
berikutnya.
Koperasi. Di SMAN 35 Jakarta didirikan dua jenis
koperasi, yakni koperasi guru dan koperasi siswa.
Koperasi guru diperuntukkan demi keperluan para
guru dan staf TU dalam perekonomian atau
kebutuhan. Jika terdapat guru yang membutuhkan
biaya akibat suatu hal yang tak terduga, koperasi
guru bisa memberikan pinjaman tanpa bunga. Bahkan,
melalui koperasi guru ini, SMAN 35 Jakarta
berhasil menabung hingga bisa membeli satu unit
mobil Daihatsu Gran Max tahun 2009. Koperasi guru
juga menyediakan jasa fotokopi, penjualan alat
tulis bagi guru maupun siswa, serta makanan
ringan. Sedangkan di koperasi siswa, hanya
menyediakan alat tulis dan lukis serta makanan
ringan dan minuman dingin. Namun, pada
31
kenyataannya, koperasi siswa hanya melakukan jual-
beli alat tulis dan makanan-minuman, dan bukan
menerapkan sistem ekonomi koperasi seperti
namanya. Meski begitu, sampai tahun 2011, terdapat
kantin kejujuran yang bisa memotivasi peserta
didik untuk bersikap jujur dalam proses jual-beli.
Gambar 5Fasilitas Kantin cerdas (kiri) dan Koperasi sekolah
(kanan)
Sumber : Dokumentasi Penulis
Kamar mandi, di sekolah ini memiliki jumlah kamar
mandi sebanyak 5 buah. Kelima kamar mandi tersebut
terletak di lantai satu. Kamar mandi di SMA Negeri
35 ini terbagi menjadi satu kamar mandi untuk guru
laki-laki, satu kamar mandi untuk siswa laki-laki,
satu kamar mandi untuk guru perempuan, dan dua
kamar mandi untuk siswa perempuan. Setiap kamar
32
mandi dilengkapi dengan wastafel, cermin, gayung
dan ember. Kamar mandi SMA Negeri 35 ini dapat
dikatakan cukup bersih dan nyaman untuk digunakan.
Gambar 6.Fasilitas Kamar mandi peserta didik, UKS dan
perpustakaan SMAN 35 Jakarta
Sumber :Dokumentasi Penulis
Adapun sarana penunjang pembelajaran diantaranya :
1. Ruang UKS 1
2. Ruang kepala sekolah 1
3. Ruang wakil kepala sekolah/staf 1
4. Ruang guru 1
5. Ruang bimbingan konseling 1
6. Ruang tata usaha 1
33
7. Ruang gudang 1
8. Ruang OSIS 1
9. Ruang laboratorium (biologi, fisika, kimia) 3
10. Ruang laboratorium bahasa 1
11. Ruang laboratorium komputer 1
12. Ruang multimedia 1
13. Ruang belajar peserta didik 18
14. Ruang perpustakaan 1
15. Ruang Koperasi 2
III.4 Penggunaan Sekolah
Penggunaan SMA Negeri 35 Jakarta sesuai dengan Visi,
Misi, dan Tujuan yang mereka buat. Adapun Visi , Misi
dan Tujuan SMA Negeri 35, antara lain:
Visi :
Unggul dalam bidang Iptek dan Imtaq di Era Global.
Misi :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pelayanan pendidikan
34
Meningkatkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan
Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait
Mengaplikasikan ilmu dan akhlak mulia dalam
kehidupan
III.5 Guru dan Peserta Didik
Pengajar yang ada di SMA Negeri 35 Jakarta terdiri
dari berbagai kriteria. Sebagai sekolah milik
pemerintah, tentunya sebagian besar guru yang mengajar
adalah yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Para pengajar di SMA Negeri 35 Jakarta juga terdiri
Guru Honorer dan menerima Guru Pendalaman Materi.
Jumlah guru di SMA Negeri 35 Jakarta baik PNS, Guru
Honorer serta pegawai adalah 100 orang (lampiran 2).
Seperti telah disebutkan sebelumnya, SMA Negeri 35
Jakarta terdiri dari 24 kelas, yaitu 8 kelas X, 8 kelas
XI, dan 8 kelas XII. Rata-rata jumlah peserta didik
tiap kelas adalah 35-40 orang, secara pasti jumlah
35
seluruh peserta didik di SMA Negeri 35 Jakarta pada
tahun pelajaran 2011-2012 adalah 340 peserta didik.
III.6 Interaksi Sosial
Interaksi sosial yang terjadi di SMA N 35 jakarta
sangat baik, baik interaksi guru terhadap guru ataupun
staf-staf, guru terhadap peserta didik, guru terhadap
oranng tua, peserta didik terhadap peserta didik, dan
pihak sekolah terhadap lingkungan sekitar.
Interaksi guru terhadap guru ataupun staf- staf
terjalin keakraban yang jarang sekali ditemukan
ditempat lain, dimana antara yang satu dengan yang lain
saling bersenda gurau tanpa ada yang merasa tersakiti.
Sebelum jam masuk, mereka selalu berkumpul di ruang
guru untuk bertegur sapa.
Interaksi antara guru terhadap murid juga terjalin
sangat akrab, Hubungan yang terjalin antara guru-guru
sangatlah harmonis seperti tercipta suasana
kekeluargaan, hal ini terlihat dengan suasana yang
36
penuh canda tawa ketika suasana istirahat di ruang
guru. Hubungan guru dengan peserta didik pun cukup
baik, penuh kekeluargaan, para guru terlihat menyayangi
peserta didik dan peserta didik terlihat menghormati
para guru. Namun sesekali terlihat sikap tegas dari
para guru ketika peserta didik sulit untuk dididik.
Hubungan peserta didik dengan sesama peserta didik,
guru dengan pegawai tata usaha, seluruhnya dapat
dikatakan harmonis. Secara keseluruhan semua warga
sekolah, dapat dikatakan ramah dan saling menghormati
satu sama lain. Selain itu, dibudayakan berjabat tangan
baik guru dengan guru, guru dengan peserta didik,
peserta didik dengan sesama peserta didik, dan guru
dengan pegawai tata usaha. Dengan demikian keakraban
antar sesama warga sekolah senantiasa dapat terjalin
dengan baik.
III.7 Tata Tertib
Dalam rangka mewujudkan suasana sekolah yang
kondusif dan kegiatan proses belajar mengajar di SMA
37
Negeri 35 Jakarta berlangsung lancar, aman dan tertib,
maka harus didukung oleh berbagai pihak dan tata
tertib peserta didik yang meliputi hal-hal pokok
sebagai berikut :
I. Kewajiban
II. Larangan
III. Sanksi
I. KEWAJIBAN
1. peserta didik harus berprilaku sopan,
hormat terhadap Bapak / Ibu guru dan Karyawan
serta kasih sayang sesama teman.
2. peserta didik wajib menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya bangsa yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
3. peserta didik wajib menjunjung tinggi
dan menjaga nama baik Almamater sekolah
4. peserta didik wajib mengenakan
seragam sekolah sesuai dengan ketentuan:
a. Senin, peserta didik mengenakan seragam
putih-putih
38
b. Selasa, peserta didik mengenakan seragam baju
putih dan Rok/celana abu-abu
c. Rabu, peserta didik mengenakan seragam pramuka
d. Kamis, peserta didik mengenakan baju batik dan
celana / rok warna Abu-abu
e. Jum’at mengenakan baju koko putih dan celana
putih (putra), baju lengan panjang dan rok
panjang putih (putri) bagi peserta didik
muslimah mengenakan jilbab.
f. peserta didik wajib berpakaian rapih/
memasukkan baju selama berada di lingkungan
sekolah, kecuali peserta didik putra pada hari
Jum’at (berbaju koko.)
g. Setiap hari sekolah peserta didik wajib
mengenakan sepatu kets berwarna hitam bertali
dan berkaos kaki warna putih.
h. peserta didik muslimah mengenakan busana
muslimah selama mengikuti pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
39
5. peserta didik Muslim (Putra ) wajib
melaksanakan shalat jum’at di masjid SMAN 35
Jakarta
6. peserta didik harus sudah berada di
sekolah selambat-lambatnya 5 (lima ) menit sebelum
bel masuk.
7. peserta didikmengawali kegiatan
pembelajaran dengan pembinaan ketakwaan sesuai
agama dan kepercayaannya.
8. peserta didik harus melunasi
sumbangan iuran Komite Sekolah rutin bulanan,
selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya.
9. Selama PBM berlangsung peserta didik
wajib berada di kelas dan mengikuti pelajaran
dengan sungguh-sungguh.
10. peserta didik wajib melakukan,
menjaga dan memelihara 10 K ( Keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan,
kerindangan, kesehatan, keterbukaan, keteladanan
dan keserasian ) di lingkungan sekolah.
40
11. peserta didik wajib melapor kepada
pihak sekolah jika mengetahui / melihat ada
gejala yang tidak baik atau mengancam kestabilan
di lingkungan sekolah
12. peserta didik wajib berpenampilan
rapi, bersih dan tidak berlebihan.
13. peserta didik Putra, panjang rambut
tidak boleh melebihi 7 cm.
14. Segala urusan yang berkaitan dengan
sekolah, peserta didik wajib mengenakan pakaian
seragam sekolah sesuai dengan ketentuan
II. Larangan
1. peserta didik dilarang berbuat keonaran,
berkelahi sesama teman , melawan guru, dan
karyawan.
2. peserta didik dilarang membawa barang, atau
benda dan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya
dengan proses pembelajaran , seperti :
Senjata api, senjata tajam, obat terlarang, buku
komik, buku dan atau VCD /DVD porno, serta
41
menyimpannya baik berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak, dll.
3. peserta didik dilarang meninggalkan kelas /
sekolah selama proses pembelajaran berlangsung
kecuali mendapat izin dari petugas yang berwenang.
4. peserta didik dilarang merokok di lingkungan
sekolah.
5. peserta didik dilarang membentuk organisasi
selain OSIS di sekolah.
6. peserta didik dilarang berada di sekolah, di luar
PBM / kegiatan OSIS atau diluar jadual kegiatan
ekstrakurikuler.
7. peserta didik dilarang mengenakan pakaian selain
seragam yang ditentukan dan tidak diperkenankan
mengenakan perhiasan yang berlebihan.
8. peserta didik dilarang menerima tamu / telepon
tanpa seizin petugas selama PBM berlangsung
9. peserta didik dilarang pacaran dilingkungan
sekolah.
42
10. peserta didik dilarang mengaktifkan hand phone
selama proses pembelajaran berlangsung dan
dilarang menyimpan file yang tidak ada
relevansinya dengan proses pembelajaran.
11.Pihak sekolah tidak bertanggung jawab jika
peserta didik kehilangan sesuatu yang tidak ada
kaitannya dengan PBM.
12. peserta didik dilarang bermain kartu/judi di
lingkungan sekolah.
13. peserta didik dilarang mengenakan topi selain
yang ditentukan oleh sekolah.
14. peserta didik dilarang mengenakan baju lengan
pendek yang disambung dengan manset.
III. Sanksi
1. peserta didik yang datang terlambat lebih dari 5
( lima) menit tidak diperkenankan masuk kelas,
sebelum mendapat izin masuk dari piket.
2. peserta didik yang datang terlambat lebih dari 5
(lima) menit tidak diperkenankan mengikuti
pelajaran pada jam pertama dan kedua.
43
3. peserta didik yang datang terlambat 3 kali
berturut-turut , tidak diperkenankan mengikuti
pelajaran sebelum orangtuanya datang menyelesaikan
masalahnya.
4. peserta didik yang tidak masuk 3 kali berturut-
turut dan tidak ada informasi dari orangtua / wali
murid akan dipanggil oleh pihak sekolah untuk
membuat pernyataan yang berkaitan dengan
masalahnya
5. peserta didik yang orangtuanya telah mendapat
panggilan dari sekolah tetapi belum memenuhi
panggilan itu, maka peserta didik tersebut tidak
boleh mengikuti pelajaran.
6. peserta didik yang melanggar ketentuan yang
terdapat dalam tata tertib akan diberikan sanksi
sesuai dengan jenis dan jumlah bobot
pelanggarannya.
Catatan :
44
1. Proses belajar mengajar dimulai pukul
06.30 s.d 14.30 (WIB)
2. Pintu Gerbang Sekolah akan ditutup
pukul 06.35 WIB
3. Upacara dilaksanakan pada minggu
pertama dan ketiga, untuk minggu ke dua dan
keempat pembinaan peserta didik oleh wali kelas.
4. Hari Jumat SMA 35 menyelenggarakan
sholat Jumat ( peserta didik muslim wajib sholat
di Sekolah)
5. Hari Sabtu dipergunakan Remedial ,
kegiatan ekstrakurikuler dan atau pendalaman
materi sesuai jadual.
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam
tata tertib ini akan diatur kemudian.
DATA PELANGGARAN DAN BOBOT PELANGGARAN DISIPLIN peserta didikSMA NEGERI 35 JAKARTA
NAMA peserta didik :Kelas :
......(................)
No.Induk : Th.P ...........
45
el :../ ...........
No. Jenis Pelanggaran
Bbt
Waktu Terjadi pelanggaran(tgl dan bulan)
Jml
Ket.
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)
A. SETIAP peserta didik DILARANG
1Terlambat datang ke sekolah < 5 menit 10
2
Absen / Keluar pada jam belajar tanpa izin /
Berkeliaran pada jamkosong 10
3Tidak mengikuti Upacara Bendera 20
4 Melompat pagar sekolah 50
5Keluar / masuk kelas(tanpa izin) 10
6
Melawan Guru / menantang / tidak hormat
100
7
Tidak memakai atribut lengkap / kaus kaki
tidak putih polos dan sepatu tidak hitam polos 20
8
Baju tidak masuk kedalam celana (berpakaian) 10
9
Kuku panjang / memakai kutek dan alat
kosmetik lainnya berlebihan 10
10 Pria berambut panjang / gunting
15
46
"Pangki" /,rambut dicat
11
Perempuan berambut seperti pria dan dicat (berwarna) 15
12
Pria memakai gelang,anting, kalung dan topi
bukan atribut sekolah 15
13
Berbelanja pada waktu PBM / Menerimatamu tanpa izin 15
14Membuang sampah di sembarang tempat 15
15
Berada di lingkungansekolah lewat pukul 18.00
Kecuali seizin dari guru Pembina 15
16
Memakai kaus oblong / tidak memakai singlet 10
17
Mengadakan upacara ulang tahun dengan cara apapun 25
18
Makan, minum dan merokok siang hari di bulan Ramadhan
di lingkungan sekolah 50
19
Merusak dan mencoratmencoret sarana yangada di sekolah 50
20
Berkelahi dan tawuran di lingkungan sekolah
150
21Berjudi di lingkungan sekolah
100
(taruhan dengan nilai < Rp 5.000,-)
22 Pacaran dilingkungan 50
47
sekolah
23
Melakukan tindakan amoral Berzina,hamildiluart nikah)
150
24
Berkata tidak sopan,mencaci, memaki, melecehkan guru/
karyawan, atau sesama teman baik langsung maupun tidak, baik
melalui media cetak ataupun elektronik, dan atau jejaring sosial
100
B. SETIAP peserta didik DILARANG MEMBAWA/MELAKUKAN
1
Uang berlebihan, perhiasan kecuali jam
tangan dan anting (untuk perempuan) 15
2
Senjata tajam,senjata api dan yang sejenis
100
3
Gitar dan alat musiklainnya kecuali seizin
guru kesenian 15
4
Teman selain pesertadidik SMAN 35 Jakarta 10
5 Majalah,komik porno100
6
VCD/DVD atau file lain yang tidak adakaitan dengan PBM 25
7
Menyetel VCD/ DVD atau file Porno dan yang sejenisnya
100
azAZA
8 Kartu Remi dan 15
48
sejenisnya9 Rokok dan merokok 50
10
Minuman keras dan atau minuman ber alkohol
150
11Menyimpan dan atau memakai Narkoba
150
12 Mengedarkan Narkoba150
13Parfum, kosmetik, wolk man 15
14Pilok, cat dan sejenisnya 25
NB 50 Perjanjian I diketahui Orang tua100 Perjanjian II diketahui Orang tua di atas segel150 Dikembalikan kepada Orang tua
49
BAB IV
OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 35
Jakarta berdasarkan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Penerapan KTSP sendiri telah
dilakukan oleh sekolah-sekolah sejak tahun 2007/2008
begitupun dengan pelaksanaannya di SMA Negeri 35
Jakarta. Kurikulum KTSP sendiri disusun berdasarkan
keadaan lingkungaan serta kebutuhan peserta didik
disekolah.
Proses belajar mengajar di SMA Negeri 35 Jakarta
menekankan pada metode Pembelajaran Aktif ( Aktif Learning
) dimana, peserta didik yang berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Guru disiapkan sebagai fasilitator
dan memeberikan penguatan ( reinforcement ) pada materi
yang pembelajaran.
50
Pada pembelajaran sosiologi, ditekankan pada
pengetahuan terhadap masyarakat sekitar peserta didik.
Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih peka
terhadap masalah sosial dan dapat menempatkan diri
mereka ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu,
metode yang dipakai dalam sosiologi yaitu berupa
pemecahan masalah, lewat fun games serta menggunakan
berbagai jenis gambar melalui metode picture to picture
peristiwa-peristiwa di masyarakat.
IV.1 OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI DI
KELAS X
1. KEADAAN KELAS
a. Sarana dan Prasarana
Prasarana yang terdapat di kelas x meliputi 1
ruang belajar. Sarana yang terdapat di kelas X
terdiri dari meja, kursi, komputer, papan tulis,
lcd yang tergantung di atas kelas, terdapat kipas
angin, lemari.
51
Disetiap kelas terdapat komputer dan LCD untuk
menunjang kegiatan pembelajaran dikelas, selain itu
komputer juga langsung berconect dengan internet,
dan terdapat jaraingan wifi untuk peserta didik
yang membawa laptop, untuk menunjang pembelajaran
seperti mencari bahan materi pembelajaran, untuk
menyelesaikan tugas-tugas. Didinding kelas bagian
depan terdapat madding kecil untuk menempelkan
informasi-infomasi sekolah.
2. Sumber Daya Manusia
b. Pendidik
Di SMA 35 terdapat tiga guru mata pelajaran
sosiologi yaitu Timo Purba. S.pd yang mengajar
sosiologi kelas X yaitu kelas X.e, X.f, X.g dan
X.hdan kelas XI IPS c dan kelas XI IPS d. Dra.Hj.
Tri Haryari mengajar sosiologi kelas X.a, X.b, X.c
dan X.d dan juga kelas XI IPS a dan XI IPS b.
c. Siswa
Terdapat delapan kelas untuk peserta didik kelas
x, setiap kelas terdapat rata-rata 40 peserta
52
didik. Kelas X.a terdapat 40 peserta didik yang
terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 24
peserta didik perempuan. Kelas X.b terdapat 40
peserta didik yang terdiri dari 16 peserta didik
laki-laki dan 24 siwa perempuan. Kelas X.c terdapat
40 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik
laki-laki dan 23 peserta didik perempuan. Kelas X.d
terdapat 39 peserta didik yang terdiri dari 15
peserta didik laki-laki dan 24 peserta didik
perempuan. Kelas X.e terdapat 40 yang terdiri dari
15 peserta didik laki-laki dan 25 peserta didik
perempuan. Kelas X.f terdapat 40 peserta didik yang
terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 24
peserta didik perempuan. Kelas X.g terdapat 40
peserta didik yang terdiri dari 15 peserta didik
laki-laki dan 25 peserta didik perempuan. Kelas X.h
terdapat peserta didik yang terdiri dari 15 peserta
didik laki-laki dan 25 peserta didik perempuan.
d. Interaksi Sosial
Hubungan antara pendidik
53
Dikelas X terdapat 2 guru mata pelajaran
sosiologi, yang masing- masing megang 4 kelas.
kelas X.a sampai X.d dipegang oleh Dra, Hj Tri
Haryati dan X.e sampai X.g di pegang oleh Timo
Purba S.Pd. Hubungan antara guru sosiogi kelas X
terjalin harmonis, saling bekerja sama dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Beliau juga
bekerja sama dalam membuat metode-metode
pembelajaran untuk memudahkan peserta didik untuk
mengerti materi yang diajarkan.
Hubungan pendidik dan peserta didik
Hubungan pendidik dan peserta didik di sekolah
SMA N 35 berjalan sangat baik. Pendidik sangat
memperhatikan kebutuhan peserta didik dan dari
segala aspek keselamatan, kenyamanan, dan
perkembangan tiap-tiap peserta didik. peserta didik
diberikan kebebasan untuk dapat mengungkapkan apa
yang ada di pikiran mereka.
Hubungan antara peserta didik
54
Para pendidik membiasakan peserta didik untuk
menghormati teman-temanya. Pada saat peserta didik
mengungkapkan pendapat. Guru meminta peserta didik
untuk mendengarkan, menghormati teman-teman mereka
yang sedang mempresentasikan materi yang telah
dipersiapkan sebelumnya
3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
a. Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dikelas X
berlangsung dalam lima hari yakni hari Senin sampai
dengan Jum’at yang dimulai pukul 06.30 sampai
14.30. Setiap datang kesekolah SMA N 35 selalu
dibiasakan untuk bersalaman dengan para guru dan
itu rutin dilakukan setiap hari terkecuali ketika
sedang diadakan upacara. Lalu sebelum memulai
pelajaran diterapkan untuk kegiatan kerohanian
selama 15 menit hingga pukul 06.45. Bagi peserta
didik yang islam membaca Al-Qur’an dikelas dan bagi
yang non Islam membaca Injil di ruang laboratorium.
55
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan Iman
dan Takwa para murid. Sekitar pukul 07.00 barulah
kegiatan belajar mengajar dimulai masing-masing
guru mata pelajaran masuk ke kelas. Setiap satu
kelas terdiri dari 40 peserta didik., dan masing-
masing kelas memiliki wali kelas untuk mengatur
tiap kelas.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan dikelas X
yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Sosiologi,
Fisika, Kimia, Geografi, Kewarganegaraan, Biologi,
Bahasa Inggris, Penjaskes, Seni, Agama, Sejarah,
Bahasa Asing, TIK, Ekonomi. Masing-masing guru yang
dimiliki oleh SMA N 35 memiliki kompeten dan sudah
berpengalaman dalm dunia pendidikan. Pembelajaran
tidak hanya dilakukan dikelas saja terkadang mereka
belajar di laboratorium misalnya saja dalam
pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Komputer
sedangkan untuk pelajaran penjaskes / olahraga
mereka turun kelapangan.
56
Saat menyajikan materi biasanya para guru
menggunakan alat LCD, hal ini memudahkan guru dalam
menyampaikan materi lalu guru hanya sebagai
fasilitator saja dan peserta didik lah yang
dituntut untuk lebih aktif apalagi pada sekarang
ini digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Misalnya mereka membuat power point mengenai materi
yang sedang dipelajari, lalu peserta didik
mempresentasikan kedepan menjelaskan materi
tersebut, masing-masing dari kelompok mengajukan
pertanyaan dan guru hanya sebagai penguat saja.
Kemudian SMA N 35 juga mengajarkan kepada peserta
didiknya memilki keterampilan dalam kerajinan
tangan, hal ini disampaikan pada pelajaran Seni.
Mereka diajarkan membuat seperti tempat surat,
anyaman, lalu hiasan-hiasan dan lain sebagainya.
Ini memacu kreatifitas seorang peserta didik.
Karena setiap anak itu memiliki tingkat kecerdasan
yang berbeda-beda ada yang pintar dalam hal ilmu
murni namun ada pula yang pintar dalam kerajinan
57
tangan. Itulah pentingnya ada pelajaran Kesenian
Kerajinan Tangan.
Untuk mata pelajaran Sosiologi hanya seminggu
sekali dan berdurasi selama dua jam. Berikut jadwal
pelajaran sosiologi untuk kelas X.
Tabel 2.
Jadwal Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X
NO HARI JAM KE PUKUL KELAS
1 SENIN 2-3 07:30-
09:00
X F
2 SELASA 1 -2
3-4
06:45-
08:15
08:15-
09:45
X B dan
X H
X D
3 RABU 1-2 06:45-
08:15
X A
58
8-9
13:00-
14:30
X E
4 KAMIS 1 -2 06:45-
08:15
X C dan
X G
Sumber : Jadwal Pelajaran Kelas X TA 2011/2012
Sosiologi merupakan ilmu yang mengenai masyarakat,
jadi seorang peserta didik diajarkan mengenai cara
bergaul dimasyarakat. Selama ini peserta didik
dalam melihat pelajaran sosiologi terlihat
membosankan maka itu sebagai calon guru harus
pandai dalam menyajikan kepada peserta didik. Agar
peserta didik tersebut tertarik dengan mata
pelajaran Sosiologi.
Mata pelajaran Sosiologi pada kelas X dipegang
oleh Bu Tri Aryati dan Bu Timo Purba. Mereka sudah
cukup lama mengajar materi tersebut. Suasana kelas
X disaat kegiatan belajar mengajar kadang terlihat
kondusif dan kadang pula terlihat agak ramai
tertutama ketika jam pelajaran akhir.
59
b. Metode
Pendidikan di Indonesia saat ini semakin
berkembang begitu pula dengan metode-metode
pembelajaran saat ini. Agar kegiatan belajar
mengajar tidak membosankan peserta didik dan
menarik dalam mengajar Sosiologi digunakan metode
diantaranya metode diskusi, metode picture to
picture, games, metode example to example, metode
pro dan kontra
Metode diskusi digunakan ketika guru
menjelaskan suatu materi kepada peserta
didik. Lalu mereka dibagi menjadi beberapa
kelompok dan masing-masing kelompok
menganalisis dari materi yang telah
disampaikan. Kemudian perwakilan dari masing-
masing kelompok membacakan hasil dari
kelompoknya dan saling melemparkan pertanyaan
kepada kelompok.
Metode Pro dan Kontra jadi seorang guru
memberikan suatu topic yang sedang hangat
60
dibicarakan oleh masyarakat dan masih
berkaitan dengan materi pembelajaran, lalu
guru membagi dua kelompok dimana kelompok 1
sebagai pro dan kelompok 2 sebagai kontra.
Diakhir guru hanya menyimpulkan dari pendapat
Pro dan Kontra.
Metode picture to picture, seorang guru
menggunakan metode ini menggukan bantuan
dengan power point jadi guru menampilkan
gambar kepada anak mengenai suatu materi yang
sedang dipelajari lalu dari gambar yang
ditampilkan, anak menganalisis dan memberikan
pendapatnya.
Metode example to example, dari materi yang
diajarkan guru memberikan contoh-contoh yang
mudah diapahami oleh peserta didik dengan
contoh dari kehidupan sehari-hari sehingga
diharapkan dengan diberikan contoh seperti
itu anak dapat mengerti maksud dari materi
pembelajaran.
61
Games atau permainan merupakan salah satu
penyegaran dalam mengajar seorang guru
memberikan games yang berisi soal-soal
pertanyaan lalu bagi siapa yang dapat
menjawab mendapatkan poin tambahan nilai dan
kalah akan mendapatkan hukuman. Sehingga hal
ini memacu semangat peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Materi
Materi yang disampaikan kepada peserta didik
kelas X ini sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan dan masing-masing mata pelajaran
memiliki standar nilai 7,5. Jika peserta didik
tidak dapat mencapai nilai tersebut maka
diwajidkan untuk mengikuti remedial. Guru
mendapatkan materi pelajaran dari buku paket dan
disediakan pula lembar kerja peserta didik.
Biasanya peserta didik ditugaskan oleh guru untuk
mengerjakan LKS tersebut. Materi yang diajarkan di
62
kelas X yaitu, Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan,
Nilai dan Norma dan Interaksi Sosial.
d. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan kelas X berupa tugas-
tugas yang diberikan guru, hasil karya peserta
didik serta nilai-nilai ulangan harian maupun
ulangan semester. Evaluasi ini bertujuan untuk
mengukur tingkat pemahaman anak dalam mencerna
materi yang telah diajarkan oleh guru. Bentuk soal
yang telah dibuat untuk evaluasi kelas X disajikan
dalam bab lampiran.
IV.2 OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SOSIOLOGI
DI KELAS XI PROGRAM IPS
1. KEADAAN KELAS
a. Sarana dan Prsarana
Sarana dan prasarana di dalam ruang kelas XI
IPS sama dengan ruang kelas lainnya. Sarana
63
yang terdapat didalamnya berupa meja , kursi,
papan tulis, meja dan kursi guru, meja
komputer, kompuetr dan speaker serta LCD.
Tata letak meja dibagi dalam 4 baris yang
terdiri dari 12 meja beserta kursi yang
diletakkan berpasangan. Sedangkan disusit
depan kanan terdapat meja untuk meletakkan
perangkat komputer. Meja guru juga diletakkan
berdekatan dengan meja perangkat komputer
untuk memudahkan guru dalam penggunaan.
Pada bagian atap kelas telah terpasang LCD
untuk menunjang pembelajaran berbasis
teknologi. Komputer ini juga dapat digunakan
peserta didik untuk mencari bahan bahan
pembelajaran lainnya dari media online karena
pihak sekolah telah melengkapi fasilitas Wi-
Fi. Diharapkan dari penyediaan fasilitas
tersebut peserta didik dapat mengakses bahan
64
pelajaran dari berbagai sumber tanpa terpaku
oleh satu buku saja.
2. SUMBER DAYA MANUSIA
a. Pendidik
Guru sosiologi yang mengajar di kelas XI
IPS terdiri 2 orang, yaitu Ibu Tri Aryati dan
Ibu Timo Purba. Ibu Tri Aryati mengajar kelas
XI IPS A dan kelas XI IPS B sedangkan, Ibu
Timo Purba mengajar di kelas XI IPS C dan
kelas IPS D. Mahasiswa PPL Ssoiologi UNJ yang
bertugas mengajar di kelas XI IPS terdiri
dari 2 orang yaitu, Devi Septiandini dan
Prima Gumilang.
Pada praktek mengajar dikelas kami
mengkombinasikan antara individual teaching
dengan team teaching walaupun, tanggung jawab
dalam pengelolaan kelas di bagi menjadi dua.
Hal ini untuk mempermudah dalam pengerjaan
dan pembagian tugas-tugas setiap kelasnya.
65
b. Siswa
Jumlah peserta didik dalam satu kelas XI
IPS bervariasi. peserta didik kelas XI IPS A
memiliki peserta didik sebanyak 39 dengan
komposisi peserta didik laki - laki sebanyak
17 orang dan peserta didik perempuan sebanyak
22 orang. Untuk kelas XI IPS B memiliki
jumlah keseluruhan peserta didik sebanayk 39
orang dengan komposisi peserta didik laki-
laki sebanyak 19 peserta didik dan 20 orang
peserta didik perempuan. Kelas XI IPS C
memiliki keseluruhan peserta didik sebanyak
40 peserta didik dengan komposisi 20 peserta
didik laki-laki dan 20 peserta didik
perempuan. Dan yang terakhir kelas XI IPS D
dengan jumlah keseluruhan peserta didik
sebanyak 39 dengan komposisi peserta didik
sebanyak 19 orang laki-laki dan 20 peserta
didik perempuan.
c. Interaksi sosial
66
Hubungan antar pendidik
Dikelas XI IPS terdapat dua guru sosiologi
yang mengajar. Keduanya saling
berkesinambungan dan saling berkoordinasi baik
antara satu dengan lainnya. Mereka bekerja
secara harmonis dan teratur dan saling
mengkoordinasikan materi pelajaran sert metode
pembelajaran. Begitu pula hubungan antara guru
sosiologi dengan mahasiswa PPL sosiologi UNJ
saling berkoordinasi mengenai materi, tugas ,
metode maupun pada saat evaluasi.
Hubungan pendidik dengan peserta didik
Hubungan pendidik dan peserta didik di SMA
Negeri 35 Jakarta berjalan sangat baik.
Pendidik memperhatikan segala kebutuhan
peserta didik baik kebutuhan akan informasi
maupun materi pembelajaran. peserta didik
diajarkan berdemokrasi dalam mengungkapkan
pendapat tentunya dengan santun dan sopan.
Hubungan antara peserta didik
67
Para guru di SMA Negeri 35 Jakarta
membiasakan peserta didik untuk menghormasti
teman-temannya. Hal ini merupakan implementasi
pembelajaran berkarakter mata pelajaran
sosiologi. Implementasi dalam pembelajaran
yaitu pada saat diskusi dalam memecahkan
masalah, peserta didik saling menghormati
pendapat teman yag sedang mengungkapkan hasil
penemuannya di depan kelas
3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
a. Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
sosiologi kelas XI IPS berlangsung dari hari
selasa hingga hari kamis. Hari senin merupakan
hari MGMP Sosiologi yang dipakai untuk
berdiskusi dan berbagi mengenai mata pelajaran
sosiologi. Jadwal mata pelajaran sosiologi di
kelas XI IPS ini tidak ada yang dimulai pada
jam pertama dan kedua. Berikut tabel jam
pelajaran untuk mata pelajaran sosiologi.
68
Tabel 3.
Jadwal Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI ProgramIPS
NO HARI JAM KE PUKUL KELAS1
SELASA3-4
5
08:15-09:45
10:15-11:00
XI IPSD
XI IPSC
2
RABU
3-4
7
8 - 9
08:15-09:45
11:45-12:30
13:00-14:30
XI IPSA
XI IPSD
XI IPSB
3
KAMIS
3-4
5
7
08:15-09:45
10:15-11:00
11:45-12:30
XI IPSC
XI IPSB
XI IPSA
Sumber: Jadwal Mata Pelajaran kelas XI IPS
TA 2011/2012
Pembagian jam pada mata pelajaran sosiologi
sudah sangat baik, namun terkadang anak-anak
semangatnya sudah berkurang disaat jam-jam
terakhir pulang yaiti di jam ke delapan dan
sembilan.
69
b. Metode
Metode yang dipakai pada pembelajaran
sosiologi kelas XI IPS Sesuai dengan penerapan
kurikulum KTSP yang berdasarkan pada kebutuhan
peserta didik menggunakan pembelajaran aktif (
active learning ). Metode ini memberikan peserta
didik ruang untuk lebih aktif dalam
pembelajaran apalagi sosiologi merupakan ilmu
sosial yang mempelajari keadaan masyarakat
sehingga, menuntut peserta didik untuk lebih
berfikir kritis dan mengikuti perkembangan
zaman.
Merujuk pada metode dan model lebih
spesifik lagi dalam pembelajaran sosiologi
banyak menggunakan pembelajaran kooperatif
(kooperatif learning). Pembelajaran ini
didefinisikan sebagai berarti proses
mengupayakan interaksi peserta didik dikelas
dalam proses belajar mengajar dengan asas
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
70
efektif dan efisien. Hal ini disesuaikan
dengan kebutuhan anak-anak yang ingin belajar
secara fun and happy. Kami mahasiswa PPL
menerapkan metode Teams Games Tournament dan
metode PBL (Problem Based Leraning).
Metode TGT ini berupa pembelajaran yang
berbasis penggunaan games. Medianya yaitu
pertanyaan seputar materi sosiologi anak yang
dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan
reward. Metode ini diharapkan dapat
memotovasi peserta didik didalam pembelajaran
dikelas. Sedangkan metode PBL yaitu dengan
memberikan mereka sebuah masalah di
masyarakat baik itu dari artikel maupun
gambar dan mereka menganalisis masalah
tersebut secara berkelompok dengan konsep-
kosep sosiologi yang telah diajarkan. Selain
itu pada pemyampaian materi digunakan metode
Picture to Picture yang dimasukkan dalam
powerpoint
71
c. Materi
Materi Sosiologi yang diajarkan pada
jenjang kelas XI IPS untuk semester 1
(ganjil) terdiri dari materi Struktur Sosial,
Konflik Sosial dan Mobilitas Sosial. Standar
nilai ketuntasan minimal untuk sosiologi pada
tahun pelajaran 2011-2012 di SMA Negeri 35
yaitu 7,5. peserta didik yang nilainya tidak
mencapai standar minimal tersebut harus
mengikuti remedial. Materi pelajaran
disajikan menggunakan powerpoint dengan
memberikan terlebih dahulu informasi kepada
peserta didik tujuan pembelajaran kita hari
ini.
d. Evaluasi
Evaluasi dalam mata pelajaran sosiologi di SMA
Negeri untuk kelas XI IPS ada dua yaitu,
evaluasi oleh guru dan sekolah. Evaluasi yang
dilakukan oleh guru berupa tugas-tugas diskusi
dikelas maupun tugas-tugas rumah sedangkan,
72
evaluasi yang diwajibkan dalam kurikulum
sekolah pada semester satu ini terdiri dari
Ujian Harian 1, UTS (Ujian Tengah Semester)
dan UAS (Ujian Akhir Semester). Dalam hal
evaluasi ini, mahasiswa PPL diberikan
kesempatan diantaranya membuat evaluasi baik
dikelas maupun tugas rumah serta membuat soal
UH 1, UTS dan UAS. Evaluasi yang diberikan
untuk mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS
dapat dilihat pada bagian lampiran.
73
BAB V
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, yang dapat disimpulkan
dalam kegiatan pelaksanaan pengenalan lapangan, kondisi
lingkungan SMA Negeri 35 Jakarta, secara fisik maupun
secara interaksi sosial dikatakan baik karena dari
mulai lingkungan sekolah hingga keadaan ruangan kelas
hingga ruangan lainnya termasuk dalam lingkungan
bersih, interaksi sosial yang ada didalamnya pun
terlihat sangat baik.
Peraturan atau kebijakan serta budaya yang
dikembangkan di SMA Negeri 35 Jakarta merupakan budaya
74
dan peraturan yang patut dicontoh oleh sekolah lain.
Misalnya budaya berjabat tangan dan peraturan dalam hal
kedisiplinan. Pada saat sebelum masuk sekolah guru di
bidang kesiswaan sudah bersiap-siap untuk menjalankan
tugasnya dalam hal budaya berjabat tangan dan memeriksa
seragam dan kerapihan para peserta didiknya. Adanya
budaya seperti ini dapat memberikan nilai-nilai sosial
yang baik dalam lingkungan sekolah sehingga bisa
diterapkan dalam lingkungan sosialnya.
Kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas
terbilang sangat kondusif. Hal ini sangat didukung
dengan prestasi akademik peserta didik yang memang
sangat baik, dan lingkungan sekolah yang cukup jauh
dari keramaian. Pembagian tugas dari guru pamong kepada
mahasiswa cukup jelas dan guru pamong selalu memberikan
bimbingan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa tidak
mengalami kesulitan yang berarti dalam pelaksanaan PPL.
IV.2 Saran
75
Setelah mengamati dengan baik SMA Negeri 35
Jakarta, terdapat hal yang perlu ditindak lanjuti.
Diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar dalam mata
pelajaran sosiologi banyak menggunakan metode modern
seperti halnya metode-metode pembelajaran aktif bagi
para peserta didik, Diharapkan untuk semua guru SMA
Negeri 35 Jakarta lebih sering menggunakan media yang
menarik dalam pembelajaran. Dan diharapkan adanya
kegiatan study tour bagi para peserta didik dimana para
peserta didik bisa dihadapkan langsung dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga adanya
kegiatan terjun langsung kelapangan untuk menambah
wawasan para peserta didik.
76