Sosiologi Pendidikan.pdf - Repository UIN Suska

161
Biografi Penulis Zaitun, Lahir di Teluk Nilap Kecamatan Kubu Rokan Hilir Riau, pada 10 Mei 1972. Anak dari pasangan Syahbuddin dan Rahimah (Alm). Mempunyai dua orang anak. Jenjang pendidikan yang ditempuh mulai SDN 003 tamat 1985, dilanjutkan Ke Madrasah Tsanawiyah Muallimin Tahun 1988, Pondok Pesantren KH.Ahmad Dahlan Sipirok Tapanuli Selatan 1992. Melanjutkan ke IAIN Sulthan Syarif Qosim Fakultas Tarbiyah tamat 1996, Kemudian menjadi dosen pada Fakultas Tarbiyah IAIN Susqa tahun 1998. Kemudian melanjutkan studi pada program Pascasarjana jurusan Pendidikan Islam IAIN Susqa tamat tahun 2003. Kemudian mendapatkan kesempatan melanjutkan studi Program Doktor (S3) tahun 2008 pada konsentrasi Pendidikan Islam IAIN Imam Bonjol Padang dan sudah berada pada semeter III (Tiga). Selain itu penulis juga mendapat tugas tambahan sebagai Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam sejak 2007 sampai sekarang. Aktif dalam berbagai organisasi sosial keagamaan seperti PW Muslimat NU menjabat sebagai sekretaris YPMNU, kemudian dipercaya mengelola Play Group dan Taman Penitipan Anak Muslimat NU, Pengurus HIMPAUDI Prov.Riau bidang Litbang, Koordinator bidang pendidikan dan pengkaderan pada DPD Pengajian Al-Hidayah Prov.Riau. Pernah aktif menjadi pengurus LP Al-Ma’arif NU serta salah seorang pendiri SMPIT Dar Al-Ma’rif Riau. Aktif juga melakukan penelitian melalui LPP UIN Suska Riau dan mengembangkan diri melalui karya ilmiah dalam berbagai kesempatan baik dalam jurnal maupun artikel lainnya. ISBN: 979-97235-5-8

Transcript of Sosiologi Pendidikan.pdf - Repository UIN Suska

Biografi Penulis

Zaitun, Lahir di Teluk Nilap Kecamatan Kubu RokanHilir Riau, pada 10 Mei 1972. Anak dari pasanganSyahbuddin dan Rahimah (Alm). Mempunyai dua oranganak. Jenjang pendidikan yang ditempuh mulai SDN 003tamat 1985, dilanjutkan Ke Madrasah TsanawiyahMuallimin Tahun 1988, Pondok Pesantren KH.AhmadDahlan Sipirok Tapanuli Selatan 1992. Melanjutkan keIAIN Sulthan Syarif Qosim Fakultas Tarbiyah tamat 1996,Kemudian menjadi dosen pada Fakultas Tarbiyah IAINSusqa tahun 1998. Kemudian melanjutkan studi padaprogram Pascasarjana jurusan Pendidikan Islam IAINSusqa tamat tahun 2003. Kemudian mendapatkankesempatan melanjutkan studi Program Doktor (S3) tahun2008 pada konsentrasi Pendidikan Islam IAIN ImamBonjol Padang dan sudah berada pada semeter III (Tiga).

Selain itu penulis juga mendapat tugas tambahansebagai Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam sejak 2007sampai sekarang. Aktif dalam berbagai organisasi sosialkeagamaan seperti PW Muslimat NU menjabat sebagaisekretaris YPMNU, kemudian dipercaya mengelola PlayGroup dan Taman Penitipan Anak Muslimat NU,Pengurus HIMPAUDI Prov.Riau bidang Litbang,Koordinator bidang pendidikan dan pengkaderan padaDPD Pengajian Al-Hidayah Prov.Riau. Pernah aktifmenjadi pengurus LP Al-Ma’arif NU serta salah seorangpendiri SMPIT Dar Al-Ma’rif Riau. Aktif juga melakukanpenelitian melalui LPP UIN Suska Riau danmengembangkan diri melalui karya ilmiah dalam berbagaikesempatan baik dalam jurnal maupun artikel lainnya.

ISBN: 979-97235-5-8

Zaitun, M.Ag

SOSIOLOGIPENDIDIKAN

Zaitun, M.Ag

SOSIOLOGIPENDIDIKAN

Pekanbaru2009

SOSIOLOGIPENDIDIKAN

Zaitun, M.Ag

Hak cipta dilindungi undang-undang

Cetakan Pertama,Desember 2009

Tata Letak/Cover:Katon

Diterbitkan oleh:Mahkota Riau

ISBN: 979-97235-5-8

Dilarang mengutip atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................... vKata Pengantar ............................................................. ix

BAB I : SOSIOLOGI DALAM BERBAGAIDIMENSI .................................................. 1Pengertian Sosiologi ................................ 1Obyek Sosiologi ........................................ 7Sosiologi Pendidikan ............................... 9Sejarah Sosiologi Pendidikan ............... 12Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan. 15Tujuan Sosiologi Pendidikan ................ 17

BAB II : PERUBAHAN SOSIAL DAN .................IMPLIKASI TERHADAPPENDIDIKAN ....................................... 21Perubahan Sosial .................................... 21Bentuk-bentuk Perubahan Sosialdan Kebudayaan .................................... 28Faktor-faktor yang MenyebabkanPerubahan Sosial dan Kebudayaan ..... 34

v

Peran Pendidikan dalam MenyikapiPerubahan Sosial dalam Masyarakat .. 37

BAB III : KONTROL SOSIAL ............................. 43Konsep Kontrol Sosial ........................... 43

BAB IV : PENDIDIKAN DAN HUBUNGANANTAR KELOMPOK SOSIAL .......... 55Konsep Pendidikan ................................ 55Bentuk-bentuk Kelompok Sosial ......... 62Sekolah Sebagai Suatu Organisasi ....... 71Upaya-upaya Pendidikan dalamMengatasi Masalah yang Munculdalam Hubungan antar Kelompokdi Sekolah ................................................ 76

BAB V : PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASISOSIAL ................................................... 81Sebuah Pendahuluan ............................. 81Kelas dan Stratifikasi ............................. 85Kemiskinan dan Ekslusi Sosial ........... 103Perbedaan Stratifikasi Sosialdan Status Sosial ................................... 116Proses Stratifikasi Sosial ...................... 118Fungsi Stratifikasi Sosial ..................... 119

vi

BAB VI : SOSIALISASI DAN PEMBENTUKANKEPRIBADIAN PROSESSOSIALISASI ...................................... 125Faktor-faktor yang mempengaruhi prosessosialisasi ............................................... 129Tujuan sosialisasi .................................. 132Agen sosialisasi .................................... 133

BAB VII : KELUARGA DAN PENDIDIKANSOSIALISASI ...................................... 137Batasan Keluarga ................................. 137Aspek-aspek Pendidikan dariOrang Tua saat anak lahir ................... 138Keluarga Sebagai Kelompok Primer . 140

BAB VIII : KELOMPOK SEBAYA DANSOSIALISASI ...................................... 143Jenis-jenis kelompok sebaya ............... 145Fungsi kelompok sebaya ..................... 147

Daftar Bacaan .............................................................. 149

vii

viii

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT,penulis ucapkan berkat rahmat, taufiq dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan buku” SosiologiPendidikan”.

Penulisan dan penyusunan buku ini untuk dapatdigunakan oleh mahasiswa/I UIN Suska Riau,khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah danKeguruan serta para pembaca budiman yangmengetahui bahasan-bahasan yang terkait denganinteraksi sosial dalam dunia pendidikan.

Buku ini terwujud berkat bantuan semua pihakyang terkait, kiranya buku ini dapat dijadikan sebagaibuku rujukan oleh mahasiswa UIN Suska RiauKhususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah danKeguruan.

Buku ini tentu masih terdapat kekurangan,kesalahan, dan kekeliruan. Oleh karenanya penulismengharapkan kritik dan saran yang bersifatmembangun dan penyempurnaan buku ini, dan ataskritikan dan masukan penulis ucapkan terima kasih.

ix

Penulisan masih harus dilanjutkan lagi pada edisiberikutnya, melihat yang kami paparkan masih sedikitdan belum keseluruhannya terungkat semogakesempatan masih dapat kami peroleh.

Akhirnya penulis berdo’a semoga buku inibermanfaat bagi pembaca sekalian yang budiman.

Waallahu a’lam bi al-shawab

Pekanbaru, 3 Juli 2009

Wassalam

Penulis,

Zaitun, M.Ag

x

BAB ISOSIOLOGI

DALAM BERBAGAI DIMENSI

Pengertian Sosiologi

Secara harfiyah atau etimologi, sosiologi berasal daribahasa latin: Socius dan Logos. Socius berarti teman,sahabat, atau sahabat. Sedangkan Logos berarti ilmupengetahuan.

Sedangkan secara terminologi, beberapa ahlimemberi batasan pengertian:a. Alvin Bertrand

Sosiologi adalah studi tentang hubungan antaramanusia (human relationship)

b. Mayor PolakSosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yangmempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yaknihubungan antara manusia dengan manusia,manusia dengan kelompok, kelompok dengankelompok, baik formal maupun material, baik statismaupun dinamis.

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

1

c. Selo Soemarjan dan Soelaiman SoemardiSosiologi adalah ilmu pengetahuan yangmempelajari struktur sosial dan proses sosial,termasuk perubahan sosial.

d. P.J. BouwmanSosiologi adalah ilmu masyarakat umum

e. Pitirin SorokinSosiologi adalah ilmu pengetahuan yangmempelajari hubungan dan pengaruh timbal balikantara aneka macam gejala-gejala sosial, misalnyaantara gejala ekonomi dengan agama; keluargadengan moral; hukum dengan ekonomi; gerakmasyarakat dengan politik dan lain sebagainya

f. Roucek dan WarrenSosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubunganantara manusia dalam kelompok-kelompok

g. William F. Ogburn dan Meyer F.NimkoffSosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadapinteraksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yangobyeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakanilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telahmemenuhi segenap unsur ilmu pengetahuan. Disebutilmu pengetahuan karena pengetahuan seseorang yangdiperoleh dengan penelitian yang mendalam, yangdiperoleh dengan menggunakan metode-metodeilmiah. Sedangkan metode ilmiah ialah segala carayang dipergunakan oleh sesuatu ilmu untuk sampai

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

2

kepada pembentukan ilmu menjadi suatu kesatuanyang sistematis, organis, dan logis.

Agar suatu pengetahuan dapat disebut sebagai ilmupengetahuan harus memenuhi syarat antara lain:1. Jelas obyek yang dibahasnya sehingga berbeda

dengan ilmu lain2. Mempergunakan metode-metode ilmiah3. Tersusun secara sistematis

Sosiologi dapat memenuhi syarat disebut sebagaiilmu karena:1. Memiliki obyek yang jelas, yakni masyarakat

struktur, unsur, proses dan perubahan sosial2. Mempergunakan metode-metode ilmiah3. Merupakan hasil penelitian/penelaahan sosiologi

yang tersusun menjadi satu kesatuan yang bulat,sistematis, logis, saling berhubungan, sehinggamembedakannya dengan ilmu-ilmu lainnya.

Sosiologi merupakan ilmu murni (pure science)yakni ilmu yang dimaksud penelitiannya semata-matauntuk kepentingan ilmu itu sendiri, tidak dimaksudkanuntuk keperluan kehidupan sehari-hari, misalnya ilmupasti, ilmu kimia, ilmu ekonomi, ilmu alam,antropologi, astronomi, ilmu faal dan lain sebagainya.

Namun yang menjadi pertanyaan adalahbagaimana untuk membedakan sosiologi dengan ilmupengetahuan lainnya yang tergabung pula dalam ilmu-ilmu sosial. Mengenai persoalan tersebut masih banyak

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

3

kesimpangsiuran karena perbedaannya tidak tegas danbukan hanya menyangkut perbedaan dalam isi atauobyek penyelidikannya, akan tetapi juga menyangkutperbedaan tekanan pada unsur-unsur obyek yangsama. Secara singkat dapat dikemukan bahwa sosiologimempelajari masyarakat dalam keseluruhannya danhubungan-hubungan antara orang-orang dalammasyarakat tadi. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya setiapilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari ilmusosial, dibandingkan dengan sosiologi untukmendapatkan gambaran menyeluruh, tetapi singkat.

Masyarakat yang menjadi obyek ilmu-ilmu sosialdapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapasegi; ada segi ekonomi yang antara lain bersangkutpaut dengan produksi, distribusi dan penggunaanbarang-barang dan jasa-jasa; ada pula segi kehidupanpolitik yang antara lain berhubungan denganpenggunaan kekuasaan dalam masyarakat; dan lain-lainsegi kehidupan. Segi ekonomi mempelajari usaha-usahamanusia untuk memenuhi kehidupan atau kebutuhanmaterilnya dari bahan-bahan yang terbatas persediaanpangan dibandingkan dengan jumlah penduduk; ilmuekonomi juga mempelajari usaha-usaha apa yang harusdilakukan menaikkan produksi bahan sandang untukmemenuhi kebutuhan masyarakat dan lain-lainnya.Sedangkan sosiologi mempelajari unsur-unsurkemasyarakatan secara keseluruhan.

Ilmu politik mempelajari suatu segi khusus puladari kehidupan masyarakat yang menyangkut

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

4

kekuasaan, daya upaya untuk memperoleh kekuasaan,serta usaha untuk mempertahankan kekuasaan,penggunaan kekuasaan dan lain sebagainya. Sosiologimemusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakatyang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkanpola-pola umum daripadanya. Misalnya daya-dayauntuk mendapatkan kekuasaan digambarkan olehsosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan(competition) atau bahkan pertikaian (conflict).Demikian juga dengan cabang ilmu sosial lainnya.

Sosiologi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a. Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial

Maksudnya adalah sosiologi merupakan ilmu yangmempelajari peristiwa-peristiwa atau gejala-gejalasosial (kemasyarakatan), dan bukan mempelajarigejala-gejala alam. Sosiologi merupakan ilmu sosialsepenuhnya.

b. Sosiologi bersifat kategorisSosiologi bukan merupakan disiplin yang normatifakan tetapi adalah sesuatu disiplin kategoris, artinyasosiologi membicarakan obyeknya secara apaadanya, dan bukan bagaimana seharusnya.Misalnya sosiologi mengatakan bahwa strukturmasyarakat suatu daerah berbentuk demikian (apaadanya), dan tidak mengatakan bahwa strukturmasyarakat di daerah tersebut seharusnya beginiatau begitu. Hal ini bukan berarti pandangan-pandangan sosiologi tidak akan berguna bagikebijaksanaan kemasyarakatan dan politik, akan

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

5

tetapi pandangan-pandangan sosiologis tak dapatmenilai apa yang buruk dan apa yang baik segalasesuatu yang bersangkutan dengan nilai-nilaikemanusiaan. Sosiologi dapat menetapkan bahwamasyarakat pada suatu waktu dan tempat memilikinilai yang tertentu, akan tetapi selanjutnya tak dapatditentukan bagaimana nilai-nilai tersebutseharusnya.

c. Sosiologi termasuk ilmu murni (pure science)Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (purescience) dan bukan merupakan ilmu pengetahuanterapan atau terpakai (applied science). Perlu dicatatbahwa dari sudut ilmu penerapannya ilmupengetahuan dibagi menjadi dua bagian ilmutersebut. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmupengetahuan yang bertujuan membentuk danmengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrakhanya untuk mempertinggi mutunya, tanpamenggunakannya dalam masyarakat. Sedangkanilmu pengetahuan terapan bertujuan untukmempergunakan dan menerapkan ilmupengetahuan tersebut dalam masyarakat denganmaksud membantu kehidupan masyarakat.

d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yangabstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuanyang konkrit. Artinya, bahwa yangdiperhatikannya adalah bentuk dan pola-polaperistiwa dalam masyarakat tetapi bukanwujudnya yang konkrit.

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

6

e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi menelitidan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan jugaperihal sifat hakiki, bentuk, isi, dan strukturmasyarakat manusia.

f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yangempiris dan rasional. Ciri tersebut menyangkut soalmetode yang dipergunakannya

g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umumdan bukan merupakan ilmu pengetahuan yangkhusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yangumum ada pada setiap interaksi antar manusia

Sebagai kesimpulan, sosiologi adalah ilmu sosialyang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencaripengertian umum, rasional dan empiris serta bersifatumum.

Obyek Sosiologi

Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosiallainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yangdilihat dari sudut hubungan antar manusia. Dan prosesyang timbul dari hubungan manusia denganmasyarakat. Manusia senantiasa mempunyai naluriyang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya.Apabila dibandingkan dengan makhluk hidup lainseperti hewan misalnya, manusia tidak akan mungkin

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

7

hidup sendiri karena manusia adalah social animal.Sebagai social animal, manusia mempunyai naluri yangdisebut gregariousness. Pada hubungan antara manusiadengan sesamanya, agaknya yang penting adalahreaksi yang timbul sebagai akibat adanya hubungantadi.

Oleh karenanya hal yang tak terpisahkan denganmanusia adalah prilaku/tingkah laku manusia dalamkelompok. Sudut pandangannya adalah memandanghakikat masyarakat, kebudayaan, dan individu secarailmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalamsosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial,kebudayaan, dan perkembangan pribadi. Salah satu halyang mendapat perhatian sosiologi ialah penelitianmengenai tata sosial, tingkah laku sosial, yaitu tingkahlaku manusia dalam institusi sosial.

Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti daritujuan, cita-cita, atau nilai-nilai yang ingin dicapai.Tingkah laku sosial itu membangun kepribadianmanusia, yaitu melalui peranan-peranan yangdilakukannya dalam kehidupan kelompoknya.Peranan itu menghasilkan kebudayaan, yang seringkali disebut juga sebagai warisan sosial manusia.Tingkah laku sosial manusia merupakan unsur dalamproses kelompok, yaitu proses yang mempunyaibentuk konflik, kerjasama, dan sosialisasi. Kristalisasiproses kelompok itu, karena pengaruh kebudayaanmembentuk struktur kelompok, yaitu susunan

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

8

kepentingan (interest), peraturan, dan harapan yangmengikat anggota-anggota masyarakat. Untukbertindak sebagai kesatuan. Disamping itu, sosiologijuga menaruh perhatian pada pemahaman danpengawasan tingkah laku sosial manusia.

Tingkah laku sosial, nilai-nilai, kepribadian,kebudayaan, proses kelompok, struktur kelompok,pemahaman tingkah laku sosial, mempunyai sangkutpaut satu sama lain dan membentuk kesatuan organikyang disebut sistem sosial. Suatu kelas, sekolah,keluarga, masyarakat desa, dan perkumpulan yangmasing-masing disebut sebagai sistem sosial. Masing-masing sistem sosial itu merupakan kesatuan yangbersifat interaktif. Tiap-tiap sistem sosial itudipengaruhi oleh sistem sosial lain, lingkungan alam,sifat-sifat fisik manusia, dan sifat-sifat psikis manusiadi dalamnya.

Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan merupakan salah satusosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki strukturdan dinamika proses pendidikan (F.G.Robbins). Yangtermasuk dalam pengertian struktur ini adalah teoridan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, strukturkepribadian, dan hubungan kesemuanya itu dengantata sosial masyarakat. Sedangkan yang dimaksuddengan dinamika ialah proses sosial dan kultural,proses perkembangan kepribadian, dan hubungan

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

9

semuanya itu dengan proses pendidikan. SedangkanDictionary of Sociology, membatasi pengertiansosiologi pendidikan sebagai sosiologi yang diterapkanuntuk memecahkan masalah-maslah pendidikan yangfundamental. Sementara E.G Payne, sosiologipendidikan ialah suatu studi yang komprehensiftentang segala aspek pendidikan dari segi ilmusosiologi yang diterapkan. Bagi Payne, sosiologipendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalambidang sosiologi yang dapat bertalian dengan prosesbelajar dan sosialisasi, akan tetapi juga segala sesuatudalam pendidikan yang dapat digunakan analisissosiologis.‘ Lain halnya dengan Dr.Elwood, sosiologipendidikan adalah ilmu pengetahuan yangmempelajari tentang proses belajar dan mempelajariantara orang yang satu dengan orang yang lain.

Menurut E.B Reuter, sosiologi pendidikanmempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi darilembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannyadengan perkembangan manusia dibatasi olehpengaruh-pengaruh dari lembaga pendidikan yangmenentukan kepribadian sosial dari tiap-tiap individu.Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga sosial itu selalu saling pengaruhmempengaruhi (process of social interaction).

Sanapiyah Faisal, mengemukan ada dua istilah yangdigunakan yakni educational Sociology dan Sociologyof education. Disarankan oleh Prof.W.Taylor untuktetap menggunakan kedua istilah tersebut, tetapi

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

10

dengan pengertian yang sedikit berbeda diantara satusama lainnya. Menurut Taylor, Educational Sociologytekanannya terletak pada pertanyaan-pertanyaankependidikan dan sosial. Sedangkan Sociology ofEducation tekanannya pada permasalahan sosiologis.Sementara R.J.Stalcup di dalam bukunya Sociology andEducation, dimana beliau menggunakan istilah TheSocial Foundations of Education, menurutnya ada 3(tiga) istilah yang digunakan yaitu EducationalSociology, Sociology of Education, dan SosialFoundation of Education. Penjelasannya adalahEducational Sociology: merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan penemuan-penemuan sosiologibagi pengadministrasian dan / atau prosespendidikan. Pendekatan ini berupaya untukmenerapkan prinsip-prinsip sosiologi pada lembagapendidikan sebagai suatu unit sosial tersendiri.Sedangkan Sociology of Education: merupakansuatu analisis terhadap pendidikan. Tekanan danwilayah telaahannya pada lembaga pendidikan itusendiri. Sementara itu Social Foundation of Education:merupakan suatu bidang telaahan yang lazimnyamencakup sejarah, filsafat, sosiologi pendidikan, danpendidikan komparasi.

Dari beberapa pengertian diatas, kiranyadisimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmupengetahuan yang menganalisis secara ilmiah tentanghubungan antara manusia dalam pendidikan denganmenggunakan pendekatan sosiologis.

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

11

Sejarah Sosiologi Pendidikan

Sosiologi pendidikan memang merupakan cabangilmu pengetahuan yang baru, berkembang menjelangdi awal abad ke-20. Sanafiyah Faisal dalam bukunyadikemukan bahwa, Jhon Dewey (1859-1952) termasuktokoh pertama yang memandang begitu esensialnyahubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakatMenurutnya, terlihat nyata adanya perubahan strukturmasyarakat dari bentuk semulanya yang bersahaja.Dalam arus perubahan yang begitu rupa tersebut,Dewey melihat betapa kecil, dan bahkan tidak adasama sekali peranan penyiapan anak didik yangdilakukan lembaga-lembaga pendidikan supayapeserta didik bisa menyadari masyarakat baru yangsedang tumbuh di sekitarnya.

Atas dasar itu, Dewey bermaksud memperbaikinya,yaitu melalui sekolah percobaannya di Chicago. Melaluisekolah tersebut, Dewey berupaya mengembangkanpengalaman belajar di kelas dan di sekolah suatu bentukkehidupan yang bisa menumbuhkan semangat social,semangat saling membantu dan gotong royong untukitu. Untuk itu beberapa upaya persekolahan menjadilebih dekat hubungannya. Baik dengan lingkunganrumah anak-anak maupun dalam lingkunganmasyarakat sekitarnya.

Dalam pada itu, sebagaimana halnya Dewey, halserupa juga dilakukan oleh Emille Durkheim (1858-1917), dikala itu menjadi Direktur Ilmu Pendidikan dan

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

12

Sosiologi. Selaku orang yang mendapat latihan danminat utamanya dalam sosiologi, Durkheimmemandang pendidikan sebagai suatu social thing,bahwa masyarakat secara keseluruhan beserta masing-masing lingkungan sosial di dalamnya, merupakanpenentu cita-cita yang dilaksanakan lembagapendidikan. Suatu masyarakat bisa bertahan hidup,hanya kalau terdapat homogenitas yang memadaidikalangan para warganya. Keseragaman yang esensialyang dituntut dalam kehidupan bersama tersebut, olehupaya pendidikan diperkekal dan diperkuatpenanamannya semenjak dini di kalangan anak didik.Sebalik itu kerjasama apapun tentulah tidak mungkinada tanpa adanya keaneka ragaman. Keaneka ragamanyang penting itu, oleh upaya pendidikan dijaminnyadengan jalan pengadaan pendidikan yang beranekaragam, baik jenjang maupun spesialisasinya.

Uraian diatas tidak bermaksud merinci pokokpemikiran Durkheim, tetapi sekedar untukmenekankan bahwa betapa pentingnya pengembangansosiologis terhadap pemikiran pendidikan. Pendidikanmerupakan alat untuk mengembangkan kesadaran dirisendiri dan kesadaran sosial. Dunia pendidikanmerupakan keharusan melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian seirama dengan arusmodernisasi dan transformasi yang berlangsung dalammasyarakat modern.

Perubahan sosial yang begitu cepat mengakibatkanhubungan antar manusia berubah pula, dari sifat

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

13

hubungan intim dalam kelompok primer ke sifathubungan impersonal dalam kelompok sekunder.Pergeseran bersumber berbagai masalah sosial.Institusi pendidikan tidak mampu mengejar perubahansosial yang cepat itu.terutama karena kemajuan ilmupengetahuan dan tekhnologi yang menimbulkanberbagai cultural lag. Dalam situasi semacam itu prosessosilisasi anak mengalami kesulitan, sedangkanlembaga-lembaga pendidikan tidak mampumengatasinya. Kemudian ahli sosiologimenyumbangkan pemikiran-pemikirannya, untukturut memecahkan masalah pendidikan itu, makalahirlah suatu disiplin ilmu baru yang disebut dengansosiologi pendidikan.

Pelopor sosiologi pendidikan dalam artian formal,adalah Jhon Dewey dengan bukunya yang berjudulSchool and Society yang terbit pada tahun 1899, dalammana beliau menekankan pendapatnya mengenaisekolah sebagai institusi sosial. Pada waktu itubeberapa ahli ilmu pendidikan dan sosiologimenekankan pentingnya peranan sosiologi bagipendidikan. Kemudian diikuti para tokoh lainnyamisal, A.W.Small, E.A.Kirkpatrick, C.A.Elwood, AlvinGood, dan S.T.Dutton mempersoalkan pentingnyamenghubungkan pendidikan dengan pengalamananak dalam keluarga dan masyarakat. Kemudian Jhondewey menerbitkan lagi buku Democracy and Educationpada tahun 1916, lebih mendorong timbulnya sosiologipendidikan itu

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

14

Kuliah sosiologi pendidikan pertama kali diberikanoleh Henry Suzallo pada tahun 1910 di Teacher College,University Columbia. Tetapi baru pada tahun 1917terbit buku sosiologi pendidikan yang pertama kalikarya Walter R. Smith dengan judul Introduction toEducational Sociology. Pada tahun 1916 di universitasNew York dan Columbia didirikan jurusan sosiologipendidikan.Pada tahun 1928 terbitlah the journal ofeducational sociology dibawah pimpinan E.GeorgePayne.Majalah social education mulai terbit dalamtahun 1936. Sejak tahun 1940 dalam Review ofEducational Research dimuat artikel-artikel yangmempunyai hubungan dengan sosiologi pendidikan.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 1967, mata kuliahSosiologi pendidikan untuk pertama kalinyadicantumkan dalam kurikulum Jurusan Didaktik danKurikulum, Fakultas Ilmu Pendidikan IKIPYogyakarta.

Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

Masalah-masalah pokok yang diselidiki sosiologipendidikan antara lain meliputi:1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek

lain dalam masyarakat sebagai berikut:a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaanb. Hubungan antara sistem pendidikan dengan

proses kontrol sosial dan sistem kekuasaanc. Fungsi sistem pendidikan dalam proses

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

15

perubahan sosial dan kultural atau usaha untukmempertahankan status quo

d. Hubungan pendidikan dengan sistem tingkatatau status sosial

e. Fungsi sistem pendidikan formal bertaliandengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.

2. Hubungan antar manusia di dalam sekolaha. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada

perbedaan dengan kebudayaan di luar sekolahb. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat

sekolah, antara lain meliputi hubungan antaraunsur-unsur di sekolah, kepemimpinan danhubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan polainteraksi informal

3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dankepribadian semua pihak di sekolaha. Peranan sosial guru-gurub. Hakikat kepribadian guru terhadap prilaku anakc. Fungsi sekolah dalam sosialisasi peserta didik

4. Sekolah dalam masyarakata. Pengaruh masyarakat terhadap kebijakan sekolahb. Analisis proses pendidikan yang terdapat pada

sistem-sistem sosial dalam masyarakat luarsekolah

c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalampelaksanaan pendidikan

d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalammasyarakat yang bertalian dengan organisasisekolah, yang perlu untuk memahami sistem

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

16

pendidikan dalam masyarakat serta integrasinyadi dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.

Tujuan Sosiologi Pendidikan

Layaknya sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan,sosiologi pendidikan juga memiliki tujuan. Bebarapaahli seperti Francis Bacon mengemukan bahwasosiologi pendidikan memperhatikan pengaruhkeseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dancara individu memperoleh dan mengorganisasipengalamannya. Sedangkan George S. Harringtonmengatakan bahwa tujuan sosiologi pendidikanadalah:1. To Understand the role of tehe reacher in the

community and the school as an instrument of socialprogress and social factors affecting school

2. To understand the democratic ideologies, ourcultures and economic and social trends in relationof both formal and informal educational agencies

3. To understand social forces andtheir effects uponindividuals

4. To socialize the curriculum, and5. To use techniques of research and critical thinking

to achieve these aims

Tujuan sosiologi pendidikan diatas, bahwamasyarakat sangat menggantungkan harapan besarterhadap proses dan interaksi yang terjadi dalam dunia

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

17

pendidikan. Pendidikan merupakan instrumentpeningkatan kemajuan masyarakat, perkembanganideologi, budaya dan ekonomi. Sehingga pendidikanmerupakan sebuah kekuatan sosial sekaligus dapatdigunakan untuk melakukan penelitian dan kritikterhadap upaya-upaya pencapaian sesuatu dimasyarakat.

Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya adalahuntuk mempercepat dan meningkat pencapaian tujuanpendidikan secara keseluruhan. Pendidikan nasionalberfungsi mengembangkan kemampuan dalammembentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia beriman danbertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,berilmu dan cakap (BAB II pasal 3 ayat 1-6).

Sementara menurut S.Nasution, dikemukan bahwatujuan sosiologi pendidikan adalah sebagai berikut:1. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses

sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolahmaupun masyarakat. Dalam hal ini harusdiperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaanmasyarakat terhadap perkembangan pribadi anak

2. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisisperkembangan dan kemajuan sosial. Pendidikanmemberikan kemungkinan yang besar bagikemajuan masyarakat, karena dengan memilikiijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

18

menduduki jabatan yang lebih tinggi pula. Disamping itu dengan pengetahuan dan ketrampilanyang banyak dapat mengembangkan aktivitas sertakreativitas sosial

3. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis statuspendidikan dalam masyarakat. Berdirinya lembagapendidikan dalam masyarakat sering disesuaikandengan tingkatan daerah dimana lembagapendidikan itu berada.

4. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis tenagakependidikan dalam kegiatan sosial. Perananaktivitas tenaga kependidikan dalam berpartisipasiaktif dalam kegaiatan sosial kemasyarakatan.Menjadi motor penggerak dari peningkatan tarafhidup sosial

5. Sosiologi pendidikan bertujuan membantumenentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakarberpendapat bahwa tujuan pendidikan nasionalharus bertolak pada filsafat hidup bangsa tersebut.Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidupdan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadidasar untuk menentukan tujuan pendidikannasional serta tujuan pendidikan lainnya.

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

19

Sosiologi dalam Berbagai Dimensi

20

BAB IIPERUBAHAN SOSIAL

IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN

Perubahan Sosial

Setiap manusia selama hidup pasti mengalamiperubahan-perubahan. Perubahan dapat berupaperubahan yang menarik dan ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yangluas, serta ada perubahan yang lambat sekali, akantetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahantersebut hanya akan dapat diketemukan seseorangyang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatumasyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakattertentu.

Seseorang yang tidak sempat menelaah susunandan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya,akan berpendapat bahwa masyarakat desa statis, tidakmaju dan tidak berubah. Hal tersebut didasari padapandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

21

dan teliti. Sesungguhnya tidak ada suatu masyarakatpun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjangmasa.

Dalam pandangan awam, setiap perubahan yangberlangsung di masyarakat, disebut dengan perubahansosial. Apakah perubahan itu mengenai mode pakaian,alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupuntingkah laku manusia. Pada beberapa pemikiran,membedakan yakni ada perubahan sosial, budaya danperubahan peradaban.

Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenainilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola prilakuorganisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,interaksi sosial dan lain sebagainya.

William F.Ogburn berusaha memberi suatupengertian tertentu, walau tidak memberi defenisitentang perubahan sosial. Dia mengemukan bahwaruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupunimmaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besarunsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Sedangkan Kingsley Davismengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsimasyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasianburuh dalam masyarakat kapitalis telahmenyebabkan perubahan-perubahan dalamhubungan antara buruh dengan majikan dan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

22

seterusnya menyebabkan perubahan-perubahanorganisasi ekonomi dan politik.

Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahansosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yangtelah diterima, baik karena perubahan-perubahankondisi geografis, kebudayaan material, komposisipenduduk, ideologi maupun karena adanya difusiataupun penemuan-penemuan baru dalammasyarakat. Sementara Samuel Koening mengatakanbahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi karena sebab-sebab internmaupun sebab-sebab ekstren.

Selo Soemarjan, mengatakan bahwa perubahansosial rumusannya adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistemsosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap danpola prilaku di antara kelompok-kelompok dalammasyarakat. Tekanan defenisi tersebut terletak padalembaga-lembaga kemasyarakatan sebagaihimpunan manusia, perubahan-perubahan manakemudian mempengaruhi segi-segi strukturmasyarakat lainnya.

Perubahan sosial bagaikan senyawa denganperubahan budaya, disini diartikan bahwa perubahanbudaya adalah perubahan yang berhubungan denganperubahan yang bersifat rohaniah, seperti keyakinan,nilai-nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dansebagainya. Sementara perubahan peradaban, biasanya

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

23

dikaitkan dengan perubahan pada elemen-elemen atauaspek yang lebih bersifat fisik, seperti alat transportasi,persenjataan, penemuan-penemuan tekhnologi, dansebagainya.

Untuk kepentingan analisis pemilihan danpengkotakan seperti itu, sudah jelas ada manfaatnya.Dengan begitu, akan ada batasan terhadap suatu tipeperubahan tertentu, sehingga bisa lebih jeli dan cermatdi dalam menyelidikinya masing-masing.

Biarpun begitu, kiranya perlu disadari, bahwasesuatu perubahan di masyarakat, selamanya memilikimata rantai diantara elemen satu dengan elemenlainnya; perlu dipengaruhi oleh elemen-elemen lain,dan juga ikut mempengaruhi elemen-elemen lain.Katakanlah tentang idea atau gagasan Keluarga Kecilyang kemudian melahirkan Keluarga Berencana. Ideatersebut tidak muncul begitu saja, tetapi dipengaruhioleh macam-macam perubahan, baik perubahanperadaban, sosial maupun budaya. Tepat sekali kalaudikatakan kehidupan itu satu adanya, karenanyaperubahan yang dialami dalam pergaulan masyarakat,ia merupakan akibat, dan juga merupakan sebab.Dalam hubungan ini Max Weber benar-benar menyadaribetapa kompleknya kehidupan masyarakat, dan betapabersenyawanya perubahan peradaban, sosial dan budaya.Adapun sebab perubahan itu disebabkan oleh sejumlahfaktor, didalamnya berlangsung proses persinggungandan pengubahan satu sama lain, dan itu tidak meluncursecara licin dan kaku.

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

24

Dalam membicarakan perubahan sosial, denganmelihat gerakan dan interaksi yang berlangsung, kitatergoda untuk menggunakan berbagai istilah, sepertiproses, evolusi dan progres. Dalam hubungan ini,McIver dan CH Page memberikan pembatasan sebagaiberikut; proses, menunjuk kepada rangkaian interaksiyang berlangsung sehingga suatu keadaan beranjakdari keadaan satu ke keadaan lainnya, tanpa adasuatu konotasi nilai, apakah itu baik atau buruk.Sedangkan evolusi, menunjuk kepadakeberlangsungan perubahan secara berangsur-angsur kesuatu arah tertentu, katakanlah darimasyarakat bersahaja kompleksitasnya kepadamasyarakat yang semakin kompleks; juga tanpakonotasi nilai, apakah itu baik atau buruk. Adapunprogres, ia bukan sekedar proses, tetapi proses yangmengarah kepada pencapaian tujuan yangdikehendaki suatu masyarakat. Memang istilahproses, dan progres sering dipertukarkan. Namundalam konteks perubahan sosial, istilah progressudah mengandung konotasi nilai(baik-buruk). Baikburuk itu sendiri, memang relatif; apa yang baik dandikehendaki oleh sesuatu masyarakat, bisa jadi justrusebaliknya dipandangan masyarakat lainnya.Biarpun demikian, toh penilaian masyarakat itusendiri yang mereka pakai bagi dirinya (bukanberarti bahwa sesuatu masyarakat tidak bisadipengaruhi atau menerima nilai-nilai darimasyarakat lainnya. Disamping itu, ada penilaian

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

25

tentang baik-buruk yang dapat menjadi peganganbagi masyarakat bahwa ada “kekuasaan yang tidaknampak namun senantiasa mengontrol perbuatanbaik-buruk tersebut.

Hubungan antara Perubahan Sosial dan PerubahanKebudayaan

Sebelum disebutkan bahwa begitu erat hubunganantara perubahan sosial, perubahan budaya danperubahan peradaban. Kingsley Davis berpendapatbahwa perubahan sosial merupakan bagian dariperubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaanmencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku,yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatifseperti menyampaikan buah pemikiran secara simbolisdan bukan oleh karena warisan yang berdasarkanketurunan. Apabila diambil defenisi kebudayaan dariTaylor-yang mengatakan bahwa kebudayaan adalahsuatu kompleks yang mencakup pengetahuan,kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat dansetiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagaiwarga masyarakat. Maka perubahan-perubahankebudayaan adalah setiap perubahan dari unsur-unsurtersebut.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, acapkalitidak mudah untuk menentukan letak garis pemisahantara perubahan sosial dan perubahan kebudayaandan sebaliknya tidak mungkin ada yang tidak terjelma

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

26

dalam suatu masyarakat. Sehingga walaupun secarateoritis dan analitis pemisahan antara pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, namun dalamkehidupan nyata,garis pemisah tersebut sukar dapatdipertahankan Yang jelas perubahan-perubahan sosialdan kebudayaan mempunyai satu aspek yang samayaitu keduanya bersangkut paut dengan suatupenerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikandalam suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Pada dewasa ini proses perubahan-perubahansosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu,antara lain:1. Tidak ada masyarakat yang berhenti

perkembangannya, karena setiap masyarakatmengalami perubahan yang terjadi secara lambatatau cepat

2. Perubahan yang terjadi pada lembagakemasyarakatan tertentu, akan diikuti perubahan –perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.Karena lembaga sosial tadi sifatnya interdependen,maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan padalembaga sosial tertentu saja.Proses awal dan prosesselanjutnya merupakan suatu mata rantai

3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanyamengakibatkan disorganisasi yang bersifatsementara karena berada di dalamnya prosespenyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti olehsuatu reorganisasi yang mencakup pemantapan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

27

kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baru4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada

bidang kebendaan atau bidang spritual saja, karenakedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbalbalik yang sangat kuat

5. Secara tipologis, perubahan-perubahan sosial dapatdikategorikan sebagai berikut; social proces,segmentation, structural change, dan changes ingroup structure.

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakanke dalam beberapa bentuk, yaitu:

1. Perubahan Lambat dan Perubahan cepatPerubahan-perubahan yang memerlukan waktu

lama, dan rentetan-rentetan perubahan kecil yangsaling mengikuti dengan lambat, dinamakan revolusi.Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinyatanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahantersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untukmenyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan,keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi yang baru, yangtimbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.Rentetan perubahan-perubahan tersebut, tidak perlusejalan dengan rentetan-rentetan peristiwa di dalamsejarah masyarakat yang bersangkutan.

Ada beberapa teori tentang evolusi, pada umumnya

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

28

dapat digolong-golongkan ke dalam beberapa kategorisebagai berikut:

a. Unilinear theories of evolution. Teori ini padapokoknya berpendapat bahwa manusia danmasyarakat (termasuk kebudayaannya)mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk yangsederhana, kemudian bentuk yang komplekssampai pada tahap yang sempurna. Pelopor-pelopor teori tersebut antara lain Auguste,Herbert Spencer dan lain-lain. Suatu variasi dariteori tersebut adalah cyclical theories yangdipelopori oleh Vilfredo Pareto, yang berpendapatbahwa masyarakat dan kebudayaan mempunyaitahap-tahap perkembangan yang merupakanlingkaran, di mana suatu tahap tertentu dapatdilalui berulang-ulang. Pendukung termasuk jugaPitirin A. Sorokin yang pernah pula mengemukanteori dinamika sosial dan kebudayaan. Sorokinmenyatakan bahwa masyarakat berkembangmelalui tahap-tahap yang masing-masingdidasarkan pada suatu sistem kebenaran. Dalamtahap pertama dasarnya kepercayaan, sedangkantahap kedua dasarnya adalah indra manusia, dantahap terakhir dasarnya adalah kebenaran.

b. Universal theory of evolution menyatakan bahwaperkembangan masyarakat tidaklah perlumelalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori inimengemukan bahwa kebudayaan manusia telah

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

29

mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.Prinsip-prinsip teori ini diuraikan oleh HerbertSpencer yang antara lain mengatakan bahwamasyarakat merupakan hasil perkembangan darikelompok homogen ke kelompok yangheterogen baik sifat maupun strukturnya.

c. Multilined theories of evolution. Teori ini lebihmenekankan pada penelitian-penelitian terhadaptahap-tahap perkembangan tertentu dalamevolusi masyarakat, misalnya, mengadakanpenelitian prihal pengaruh perubahan sistempencaharian dari sistem berburu ke pertanianatau kearah indutrialisasi.

Sementara itu perubahan-perubahan sosial dankebudayaan yang berlangsung dengan cepat danmenyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokokkehidupan masyarakat yang lazim dinamakanrevolusi. Di dalam revolusi, perubahan-perubahanyang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atautanpa perencanaan. Ukuran kecepatan suatuperubahan, sebenarnya bersifat relatif, karena revolusidapat memakan waktu yang lama. Misalnya revolusiindustri di Inggris. Di mana perubahan-perubahanterjadi dari tahap produksi tanpa mesin menuju ketahap produksi menggunakan mesin. Perubahantersebut dianggap cepat, karena mengubah sendi-sendipokok kehidupan masyarakat, seperti sistemkekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

30

dan seterusnya.Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi,

maka harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:a. Harus ada keinginan umum untuk mengadakan

suatu perubahan. Di dalam masyarakat harusada perasaan tidak puas terhadap keadaan, danharus ada suatu keinginan untuk mencapaiperbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.

b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompokorang yang dianggap mampu memimpinmasyarakat tersebut.

c. Pemimpin yang dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudianmerumuskan serta menegaskan rasa tidak puasmenjadi suatu arah gerakan.

d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkansuatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalahbahwa tujuan tersebut terutama sifatnya konkritdan dapat dilihat oleh masyarakat. Disampingitu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak,misalnya, perumusan suatu ideologi tertentu.

e. Harus ada momentum yaitu saat di mana segalakeadaan dan faktor sudah tepat dan baik untukmemulai suatu gerakan. Apabila momentumkeliru, maka revolusi dapat gagal.

2. Perubahan kecil dan besarMemang agak sedikit mengalami kesulitan ketika

membatasi kedua jenis perubahan diatas, namun

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

31

sebagai gambaran bahwa perubahan kecil adalahperubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsurstruktur sosial yang tidak membawa pengaruhlangsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnyaperubahan mode pakaian, tidak berdampak kepadamasyarakat secara keseluruha karena tidakmengakibatkan perubahan pada struktur ataulembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatuproses industrialisasi yang berlangsung padamasyarakat agraris, misalnya merupakan perubahanyang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat.Termasuk pelbagai lembaga kemasyarakatan akan ikutterpengaruh seperti hubungan kerja, sistemkepemilikan, hubungan kekeluargaan dan munculnyastratifikasi sosial dan lain sebagainya.

3. Perubahan yang dikehendaki dan direncanakanserta perubahan yang tidak dikehendaki dan tidakdirencanakanPerubahan yang dikehendaki sekaligus

direncanakan merupakan perubahan yangdiperkirakan oleh pihak-pihak yang menghendakiperubahan tersebut terjadi di dalam masyarakat Pihaktersebut disebut agent of change, yakni komponen yangmendapat kepercayaan masyarakat sebagaipengemban atau lebih merupakan lembaga-lemabagakemasyarakatan. Agent of change dalammelaksanakan berfungsi dapat mengubah sistem socialserta dapat pula menyiapkan perubahan pada

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

32

lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Cara-caramempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teraturdan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasasosial (social engineering) atau disebut jugaperencanaan sosial (social planning).

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau yangtidak direncanakan, merupakan perubahan-perubahanyang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luarjangkauan pengawasan masyarakat dan dapatmenyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yangtidak diharapkan masyarakat. Apabila perubahantersebut berlangsung bersamaan dengan perubahanyang dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkinmempunyai pengaruh yang demikian besarnyaterhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki.

Konsep perubahan yang dikehendaki dan yangtidak dikehendaki tidak mencakup faham apakahperubahan-perubahan tadi diharapkan atau tidakdiharapkan oleh masyarakat. Mungkin suatu perubahanyang tidak dikehendaki sangat diharapkan dan diterimaoleh masyarakat. Bahkan para agent of change yangmerencanakan perubahan-perubahan yang dikehendakitelah memperhitungkan terjadinya perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki tersebut.

Demikian perubahan yang dikehendaki dapattimbul sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahansosial dan kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baikyang merupakan perubahan yang dikehendakimaupun yang tidak dikehendaki. Bila sebelumnya

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

33

terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki,maka perubahan yang dikehendaki dapat ditafsirkansebagai pengakuan terhadap perubahan sebelumnya,agar kemudian dapat diterima secara luas olehmasyarakat.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosialdan Kebudayaan

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebut mungkin sumbernya ada yang terletakdi dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknyadi luar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakatitu sendiri, antara lain adalah:1) Bertambahnya atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepatmenyebabkan terjadinya perubahan pada strukturmasyarakat, terutama lembaga-lembagakemasyarakatannya. Atau sebaliknya berkurangnyapenduduk mungkin disebabkan berpindahnyapenduduk dari desa ke kota atau sebaliknya.Perpindahan tersebut akan mengakibatkankekosongan yang akan mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2) Penemuan- penemuan baru akibat kemajuanIPTEK.Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar,tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidakterlalu lama, yang sering disebut inovasi atau

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

34

innovation.Proses tersebut meliputi suatu penemuanbaru, jalannya unsur kebudayaan baru yangtersebar ke bagian lain dalam masyarakat.Penemuan tersebut merupakan unsur kebudayaanbaru baik berupa alat, ataupun berupa beberapagagasan yang merupakan hasil pemikiran manusia,jika masyarakat menerima, mengakui danmenerapkan penemuan itu.

3) Pertentangan (conflict) yang terjadi padamasyarakat mungkin pula menjadi sebabterjadinya perubahan sosial dan kebudayaan.Kemungkinan pertentangan-pertentangan terjadiantara individu dengan kelompok atau antarakelompok dengan kelompok. Pertentangantersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat, misalnyapergaulan yang bebas antara laki-laki danperempuan dan lain sebagainya.

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusiRevolusi yang meletus pada oktober 1917 di Rusiatelah menyulut terjadinya perubahan-perubahanbesar negara Rusia yang semula kerajaan Absolutberubah menjadi diktator. Sehingga segenaplembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negarasampai keluarga mengalami perubahan mendasar.Termasuk juga di Indonesia, pemberontakan G 30S PKI disebut merupakan contoh perubahan yangbersifat revolusi.

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

35

Adapun perubahan social yang bersumber dari luarmasyarakat, antara lain:1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam

fisik/geografis yang ada di sekitar manusiaTerjadinya gempa bumi, tsunami, taufan, banjirbesar dan lain-lain mungkin menyebabkanmasyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut harus meninggalkan tempattinggalnya. Aapbila masyarakat tersebut mendiamitempat tinggal yang baru, maka mereka harusmenyesuaikan diri dengan keadaan alam yang barutersebut. Yang mengakibatkan terjadinyaperubahan-perubahan pada lembaga-lembagakemasyarakatannya.

2. PeperanganPeperangan dengan negara lain dapat pulamenyebabkan terjadinya perubahan-perubahan,karena biasanya negara yang menang akanmemaksakan kebudayaan pada negara yangkalah.

3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lainApabila sebab-sebab perubahan bersumber padamasyarakat lain, maka itu mungkin terjadi karenakebudayaan dari masyarakat lain melancarkanpengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secarafisik antara dua masyarakat mempunyaikecendrungan untuk menimbulkan pengaruhtimbale balik, artinya masing-masing masyarakatmempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

36

menerima pengaruh dari masyarakat yang lainitu. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebutditerima tidak karena paksaan, maka hasilnyadinamakan demonstration effect. Proses penerimaankebudayaan asing di dalam antropologi budayadisebut akulturasi.Ada beberapa saluran perubahan social dan

kebudayaan (avenue or channel of change) merupakansarana yang dilalui oleh suatu proses perubahan.Umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatandalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan,agama, dan lainnya.

Peran Pendidikan dalam Menyikapi PerubahanSosial dalam Masyarakat

Sejalan dengan berbagai gagasan tentangperubahan social dan kebudayaan tersebut:bagaimanakah posisi pendidikan di dalamnya? Sesuaidengan apa yang dikemukan oleh Einsenstadt,institusionalisasi merupakan proses penting untukmembantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataansejarah. Pendidikan, merupakan salah satu institusiyang terlibat dalam proses tersebut.

Pendidikan adalah suatu institusi pengkonservasianyang berupaya menjembatani dan memeliharawarisan-warisan budaya suatu masyarakat. Tetapi, disamping berupaya melakukan konservasi, pendidikan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

37

juga mesti berupaya untuk sedapat mungkinmeniadakan kepincangan kebudayaan (cultural lag) dimasyarakat bersangkutan. Ini berarti, harus ada upayadi dunia pendidikan untuk menyesuaikan budaya lamadengan kondisi-kondisi baru di masyarakat. Halterakhir tersebut menjadi semakin penting dalam duniamodern. Sebagaimana dinyatakan ogburn danNimkeff, dalam proses perubahan sosial, modifikasiyang terjadi seringkali tidak teratur dan tidakmenyeluruh, biarpun sendi-sendi yang berubah itusebenarnya saling berkaitan secara erat, sehinggamelahirkan ketimpangan kebudayaan.Selanjutnyadikatakannya, bahwa cepatnya perubahan tekhnologi,jelas membawa dampak luas, sementara institusi socialkerapkali belum siap menghadapinya. Dan banyakdiantara masalah-masalah besar lainnya, sepertikemiskinan, pengangguran tidak terlepas dari akibatperubahan sosial yang tidak teratur dengan eksesbawaannya yang berupa ketimpangan kebudayaan.Karena itu, kata Ogburn dan Nimkoff, harus ada upayauntuk meminimalkan ketimpangan kebudayaan (menggaet yang tertinggal dibelakang supaya bisaterjadi suatu integrasi yang harmonis).

Mannheim, hendaknya proses pendidikanmenampilkan perangkat nilai-nilai pengetahuan dantekhnologi yang diperkirakan menjadi hajatmasyarakatnya, kini dan mendatang. Untuk itupendidikan dipandang sebagai institusi penyiapanpeserta didik untuk mengenali hidup dan kehidupan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

38

itu sendiri. Yang terpenting bukanlah mengembangkanaspek intelektualitas, tetapi juga mengembangkanwawasan, minat, dan pemahaman terhadaplingkungan dan social budayanya secara komprehensif.

Pendidikan hendaknya bisa tampil sebagai pelayanaktif dan kreatif bagi perkembangan/kemajuanmasyarakat. Pendidikan disamping itu berperan selakupembentuk homogenitas; pengembangan pendidikanmustilah bertolak dari realitas sosial. Bahwa cita-citapendidikan haruslah diangkat dari keadaanmenyeluruh sesuatu masyarakat dan jga lingkungansosial khusus/lokal; pendidikan suatu pihak ditentukanoleh haluan nasional dan tuntutan masyarakat tetapidi lain pihak juga ikut mewarnai dan memodifikasistruktur masyarakat itu sendiri. Sistem pendidikan jugamenyiapkan sumber daya manusia yang sesuai denganhajat dan kebutuhan masyarakat, baik dalam artiankuantitas maupun kualitas.

Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakanperubahan sosial mempunyai fungsi (1) melakukanreproduksi budaya, (2) difusi budaya, (3)mengembangkan analisis kultural terhadapkelembagaan-kelembagaan tradisional, (4) melakukanperubahan-perubahan atau modifikasi tingkatekonomi sosial tradisional, dan (5) melakukanperubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadapinstitusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.

Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budayamenempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

39

pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsipada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yanglebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkatpendidikan tinggi.

Pada masa-masa proses industrialisasi danmodernisasi pendidikan telah mengajarkan nilai-nilaiserta kebiasaan-kebiasaan baru, seperti orientasiekonomi, orientasi kemandirian, mekanisme kompetisisehat, sikap kerja keras, kesadaran akan kehidupankeluarga kecil, di mana nilai-nilai tersebut semuanyasangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi sosialsuatu bangsa. Usaha-usaha sekolah untuk mengajarkansistem nilai dan perspektif ilmiah dan rasional sebagailawan dan nilai-nilai dan pandangan hidup lama,pasrah dan menyerah pada nasib, ketiadaan keberanianmenanggung resiko, semua itu telah diajarkan olehsekolah sekolah sejak proses modernisasi dari perubahansosial dengan menggunakan cara-cara berpikir ilmiah,cara-cara analisis dan pertimbangan-pertimbanganrasional serta kemampuan evaluasi yang kritis orangakan cenderung berpikir objektif dan lebih berhasildalam menguasai alam sekitarnya.

Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsisebagai penghasil nilai-nilai budaya baru jugaberfungsi penghasil nilai-nilai budaya baru jugaberfungsi sebagai difusi budaya (cultural diffission).Kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial yang kemudiandiambil tentu berdasarkan pada hasil budaya dan difusibudaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

40

menyebarkan penemuan-penemuan dan informasi-informasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap,nilai-nilai dan pandangan hidup baru yang semuanyaitu dapat memberikan kemudahan-kemudahan sertamemberikan dorongan bagi terjadinya perubahansosial yang berkelanjutan.

Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalamrangka meningkatkan kemampuan analisis kritisberperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinandan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia.Pendidikan dalam era abad modern telah berhasilmenciptakan generasi baru dengan daya kreasi dankemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudahmenyerah pada situasi yang ada dan diganti dengansikap yang tanggap terhadap perubahan.

Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akanmelepaskan diri dari ketergantungan dan kebiasaanberlindung pada orang lain, terutama pada merekayang berkuasa. Pendidikan ini terutama diarahkanuntuk mempenoleh kemerdekaan politik, sosial danekonomi, seperti yang diajukan oleh Paulo Friere.Dalam banyak negara terutama negara-negara yangsudah maju, pendidikan orang dewasa telahdikembangkan sedemikian rupa sehingga masalahkemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangatintensif. Pendidikan semacam itu telah berhasilmembuka mata masyarakat terutama didaerahpedesaan dalam penerapan teknologi maju danpenyebaran penemuan baru lainnya. Pengaruh dan

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

41

upaya pengembangan berpikir kritis dapatmemberikan modifikasi perubahan hierarki sosialekonomi. Oleh karena itu pengembangan berpikirknitis bukan saja efektif dalam pengembangan pnibadiseperti sikap berpikir kritis, juga berpengaruh terhadappenghargaan masyarakat akan nilai-nilai manusiawi,perjuangan ke arah persamaan hak-hak baik politik,sosial maupun ekonomi. Bila dalam masyarakattradisional lembaga-lembaga ekonomi dan sosialdidominasi oleh kaum bangsawan dan golongan eliteyang berkuasa, maka dengan semakin pesatnya prosesmodernisasi tatanan-tatanan sosial ekonomi dan politiktersebut diatur dengan pertimbangan dan penalaran-penalaran yang rasional. Oleh karena itu timbullahlembaga-lembaga ekonomi, sosial dan politik yangberasaskan keadilan, pemerataan dan persamaan.Adanya strata sosial dapat terjadi sepanjang diperolehmelalui cara-cara objektif dan keterbukaan, misalnyadalam bentuk mobilitas vertikal yang kompetitif.

Jelaslah bahwa sistem pendidikan senantiasa salingberinteraksi dan saling pengaruh mempengaruhidengan sistem lainnya di masyarakat. Terutama garispolitik sesuatu bangsa dan negara. Selaku institusi,pendidikan dipandang dan ditantang untukmenggunakan momentum perkembangan masyarakatuntuk menunjukkan kebolehannya selaku agenpembaharuan dan juru selamat dalam perubahansosial.

Perubahan Sosial Implikasi Terhadap Pendidikan

42

BAB IIIKONTROL SOSIAL

Konsep Kontrol Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, artinya ia cendrunguntuk hidup dalam bermasyarakat. Dalam hidupbermasyarakat, manusia memiliki norma-norma yangselalu ditegakkandemi keutuhan dan keharmonisanhidup, akan tetapi tidak semua individu dalammasyarakat mampu menjalankan norma-normatersebut dengan baik sehingga tidak jarang terjadideviasi atau penyimpangan-penyimpangan danpergeseran nilai dalam kehidupan sosial. Dengandemikian perlu ada sebuah solusi untuk mencegahterjadinya penyimpangan tersebut. Salah satusolusinya adalah kontrol sosial atau pengendaliansosial.

Kontrol sosial sebenarnya sudah ada semenjak awalkehidupan manusia. Pada bentuk pergaulan hidupyang paling sederhana, kontrol sosial merupakansarana untuk mengorganisasikan perilaku sosial dan

Kontrol Sosial

43

budaya. Sejak lahir sampai mati, manusia dikenakanpada kontrol sosial secara relatif baru disinggungdalam hasil-hasil karya Plato dan Auguste Comte, sertadijelaskan oleh Lester F.Ward ( dalam bukunya yangberjudul Dynamic Sociology yang terbit pada tahun1883).

Kontrol sosial sering diartikan sebagaipengendalian sosial, karena kontrol sosial tidak hanyaberfungsi sebagai pengontrol individu atau masyarakatdalam melaksanakan norma-norma yang sudah ada,tetapi juga berfungsi sebagai pengendali tingkah lakumereka, bahkan sebagai pembentuk lingkunganmasyarakat yang sesuai dengan norma-normamasyarakat. Kontrol sosial berarti bahwa usahamaksimal yang dilakukan seseorang dalam rangkamengawasi,meneliti atau memeriksa hal-hal yangberhubungan dengan masyarakat.

Ary H.Gunawan mengartikan kontrol sosial sebagaisuatu pengawasan/pengendalian yang dilakukanmasyarakat terhadap tingkah laku individu berupakontrol psikologis dan non fisik, agar ia bersikap danbertindak sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakattersebut. Sementara Joseph S. Roucek, dalam bukunyaSocial Control menyatakan bahwa kontrol sosial adalaha collective term for processess, planned or implanned, bywhich individuals aare taught, persuaded, or complelled toconfirm to the usages and live-values of groups. SedangkanS.Nasution mengartikannya dalam arti luas dan sempit.Dalam arti luas, kontrol sosial adalah setiap usaha atau

Kontrol Sosial

44

tindakan dari seseorang atau suatu pihak untukmengatur kelakuan orang lain. Sedangkan dalam artisempit, kontrol sosial adalah pengendalian eksternalatas kelakuan individu oleh orang lain yang memegangotoritas atau kekuasaan.

Jadi kontrol sosial terjadi apabila suatu kelompokmenentukan perilaku kelompok lain, atau apabilasuatu kelompok mengendalikan perilaku anggota-anggotanya, atau apabila pribadi-pribadimempengaruhi tanggapan dari pihak-pihak lainnya.Dengan demikian, anggota berproses pada tiga derajat,yakni dari kelompok terhadap kelompok lainnya,kelompok terhadap anggotanya, dan pribadi terhadappribadi-pribadi lainnya.

Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkandalam proses kontrol sosial. Pendekatan-pendekatantersebut harus disesuaikan dengan kondisi danlingkungan masyarakat, kelompok atau individu yangmenjadi sasaran/objek dari kontrol tersebut.

Untuk masyarakat umum, baik yang homogenseperti di pedesaaan maupun heterogen seperti diperkotaan, kontrol sosial akan lebih efektif apabiladiterapkan melalui pendekatan moral dan kultural.Begitu pula halnya dalam keluarga, Sementara untukmasyarakat yang berada dalam lingkungan organisasiatau institusi, maka kontrol sosial tersebut akan lebihtepat dilakukan melalui pendekatan organisasimanajemen, karena dengan pendekatan semacam ini,para anggotanya lebih bisa menerima dan

Kontrol Sosial

45

memudahkan mereka paham akan kondisi dan gejalayang ada.

Implikasi Kontrol Sosial

Berdasarkan konsep atau pendekatan di atas, makadalam proses kontrol sosial harus ada subjek (pelaku),norma-norma, alat dan media untuk efektifitas kontrol,objek atau sasaran yang dituju, metode dan tujuan yangingin dicapai dari kontrol sosial tersebut.

a Subjek Kontrol sosialKontrol sosial dapat dilakukan oleh individu,

kelompok, atau masyarakat. Pegontrolan ataupengendalian yang dilakukan oleh individu terjadidalam keluarga, seperti perhatian ibu dan bapakterhadap anaknya, atau dalam sebuah lembaga sosial,pendidikan, politik dan pemerintahan, sepertipengawasan badan legislatif terhadap Eksekutif danlainnya. Sementara kontrol sosial yang dilakukanmasyarakat biasanya berjalan secara alami melaluitradisi dan adat istiadat serta agama, jadi bentukkontrolnya terkesan tidak begitu formal.

Menurut Koentjaraningrat, dalam upaya kontrolsosial, selalu terlibat dengan kebudayaan.Permasalahan masyarakat berarti mencakupkebudayaan, dimana cakupannya sangat luas, sehinggauntuk kepentingan analisis, kebudayaan ini perludipecah lagi kepada unsur-unsur yang universal, dan

Kontrol Sosial

46

merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan disemua kebudayaan di dunia. Unsur-unsur universalini sekalian merupakan isi dari semua kebudayaanyang ada di dunia, yaitu:

- Sistem religi dan upacara keagamaan- Sistem dan organisasi kemasyarakatan- Sistem pengetahuan- Bahasa- Kesenian- Sistem mata pencaharian hidup- Sistem tekhnologi dan peralatan

Selanjutnya kebudayaan juga membagi kepada tigawujud, yaitu:

- Wujud kebudayaan sebagai suatu komples dariide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturandan sebagainya

- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleskelakuan berpola dari manusia dalammasyarakat

- Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasilkarya manusia.

Semua wujud kebudayaan dan unsur-unsur budayayang telah diungkapkan di atas, pada akhirnya menjadibagian dari kontrol sosial yang melibatkan semuamasyarakat di lingkungan manapun berada. Danselanjutnya wujud-wujud tersebut diaplikasikannya kedalam bentuk norma-norma yang ada sekarang.

Kontrol Sosial

47

b. Norma-norma sosialJika dalam proses pembelajaran yang ditransfer

adalah sejumlah pengetahuan, maka dalam proseskontrol sosial,materi yang disosialisasikan adalahnorma. Norma adalah ukuran-ukuran untukmenentukan sesuatu atau standar yang dipakai sebagaitolak ukur yang tidak boleh diubah dalam suatumasyarakat. Lebih jauh norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untukmendorong perorangan, atau masyarakat secarakeseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial. Padadasarnya norma sosial yang ada dalam masyarakatdapat digolongkan menjadi empat (4) macam, yaituvolkway (norma kelaziman, mores(norma kesusilaan) ,norma hukum, dan mode (fashion).

Jadi jelas kontrol sosial juga bisa diartikan sebagainormalisasi atau suatu upaya agar tindak dan prilakuseseorang dalam masyarakat disesuaikan dengannorma-norma yang berlaku dalam masyarakattersebut.

c. Alat dan Media Kontrol SosialAlat-alat yang dipergunakan untuk melaksanakan

kontrol sosial beraneka ragam, namun pada hakikatnyadapat dikategorikan ke dalam dua bentuk yakni bentukformal dan informal.

1. Formal Social Control MeansFormal Social Control Means adalah hukum tertulisatau perundang-undangan kekuatan hukum yang

Kontrol Sosial

48

bersifat resmi dan mengikat hukum. Biasanyahukum ini berasal dari pihak-pihak yang memilikikekuasaan dan wewenang formal. Alat-alat formalini bersifat positif yang berbentuk formal antara lain:hukum agama, monetary payment, jabatan, hak dankewajiban, klaim media massa. Sedangkan yangbersifat negatif contohnya: pemecatan hukumpenjara, hukum publik, denda, dan sebagainya.

2. Informal Social Control MeansInformal Social Control Means berupa hukum atauundang-undang yang tidak tertulis dan tidak resmi,terkadang berwujud spontanitas dan kebetulan.Alat-alat informal ini juga tidak ada yang positifdan yang negatif. Contohnya yang positif antaralain: pujian, hadiah, senyum dan sebagainya.Sedangkan yang negatif seperti cemoohan,diskriminasi, gosip, penganiayaaan, dansebagainya.

Sementara media kontrol sosial ada pula yangberbentuk formal dan informal. Media yang berbentukinformal seperti: keluarga, kewarganegaraan,persahabatan, dan sebagainya.

d. Sasaran dan Tujuan Kontrol SosialSasaran ataupun objek kontrol sosial secara umum

adalah masyarakat secara keseluruhan, dan secarakhusus adalah kelompok-kelompok tertentu dalam

Kontrol Sosial

49

masyarakat, keluarga, dan individu. Namun bentukkontrol yang diterapkan dalam masyarakat, keluarga,dan individu boleh jadi berbeda satu sama lain. Proseskontrol sosial atau normalisasi hukum-hukum padamasing-masing sasaran boleh jadi berbeda pulaterkadang ada norma-norma individu atau kelompokyang tidak dapat diterapkan di masyarakat, begitu pulasebaliknya.

Proses sosial yang terjadi di masyarakat akanmembawa dampak perubahan sosial sebagai akibatdari perkembangan dan kemajuan peradaban.Perubahan sosial tersebut meliputi perubahan sistemsosial dan struktur sosial. Namun perubahan sosialtidak jarang mengakibatkan terjadinya deviasi ataupenyimpangan-penyimpangan sosial dan pergeserannilai-nilai dalam masyarakat.

Untuk antisipasi hal tersebut, perlu dilakukankontrol sosial, sebab kontrol sosial memiliki perananpenting dalam pembentukan keserasian antarastabilitas dengan perubahan-perubahan dalammasyarakat. Hal tersebut sekaligus merupakan tujuanyang ingin dicapai dalam kontrol sosial.

Kimball Young berpendapat bahwa, tujuan kontrolsosial adalah agar terjadi konfirmitas dankesinambungan dari suatu kelompok atau masyarakattertentu. S. Nasution menegaskan bahwa tujuankontrol sosial tersebut bermacam-macam. Pada satupihak menginginkan perubahan, pembangunanperluasan mobilitas sosial, di lain pihak ada usaha

Kontrol Sosial

50

untuk mempertahankan status quo dan melestarikannorma-norma budaya yang ada. Sementara AryH.Gunawan mengatakan bahwa hasil yang akandicapai dengan adanya kontrol sosial yaitu terjadinyakelangsungan kehidupan kelompok, terjadinyaintegritas (keterpaduan) di dalam masyarakat danterjadinya proses pembentukan kepribadian sesuaidengan kelompok masyarakat.

e. Metode Kontrol SosialSebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa

kontrol sosial memiliki perana yang cukup pentingdalam upaya pembentukan keserasian antara stabilitasumum dengan perubahan yang terjadi dalammasyarakat. Artinya kontrol sosial setidaknya mampumencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangansosial dan pergeseran nilai dalam masyarakat. Proseskontrol sosial itu sendiri memiliki berbagai macammetode dalam penerapannya, namun pada dasarnyametode tersebut dapat dikategorikan ke dalam duamacam. Pertama, metode persuasif atau dengan caratanpa kekerasan. Dan Kedua, metode koersif ataudengan cara paksaan atau kekerasan. Penerapanmetode tersebut sangat tergantung pada faktor-faktoryang mempengaruhinya.Terhadap masyarakat yangrelatif tentram, cara-cara persuasif lebih cepatditerapkan. Sementara untuk masyarakat yang telahjauh berubah dan mengalami pergeseran nilai yangdrastis, maka cara-cara kekerasan lebih sering

Kontrol Sosial

51

diperlukan. Namun bukan berarti cara persuasif tidakbisa diterapkan atau sebaliknya tidak berarti pulabahwa cara kekerasan tidak bisa diterapkan padamasyarakat yang relatif tentram.

Dari sudut sifatnya, kontrol sosial ada yangpreventif dan ada pula yang represif. Preventifmerupakan suatu usaha pencegahan terhadapterjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antarakepastian dengan keadilan. Sedangkan usaha-usahayang represif bertujuan untuk mengembalikankeserasian di antara orang-orang yang mengalamigangguan. Usaha-usaha preventif misalnya dijalankanmelalui proses sosialisasi, pendidikan formal daninformal. Sedangkan usaha-usaha represif berwujudpenjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yangmelanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yangberlaku.

Namun demikian perlu disadari bahwa kontrolsosial tidak selamanya dapat berjalan dengan mulus.Dalam masyarakat manapun pasti ada norma yang tidakdipatuhi sepenuhnya, walaupun seketat apapun kontrolsosial yang diterapkan. Kendala ini boleh jadi munculkarena para pelopor kontrol sosial kehilangankewibawaan atau karena peraturan yang diterapkanhanya cocok untuk golongan minoritas terkesanmemberatkan. Dengan demikian, tidak mustahil ada didalam suatu masyarakat pola perilaku yang salingbertentangan.Dalam situasi seperti itu, pribadi-pribadimau tidak mau harus memilih patokan perilakunya sendiri.

Kontrol Sosial

52

Ada lima hal penting yang menyebabkanmelemahnya kontrol sosial yang terjadi dalammasyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Astrid SSusanto yang mengutip pendapat Walter T.Martinyaitu:

1. Ketidaksepahaman anggota kelompok tentangtujuan sosial yang hendak dicapai yang semulamenjadi pegangan kelompok.

2. Norma-norma sosial tidak membantu anggotamasyarakat lagi dalam mencapai tujuan yangtelah disepakati.

3. Norma-norma dalam kelompok dan yangdihayati oleh kelompok bertentangan satu samalain.

4. Sanksi sudah menjadi lemah bahkan sanksitidak dilaksanakan dengan konsekuensi lagi.

5. Tindakan anggota masyarakat sudahbertentangan dengan norma kelompok.

Pendidikan merupakan salah satu media kontrol,dimana pendekatan dapat terlihat pada proses, moral,nilai agama (religius), kultural dan pendekatanmanajemen. Usaha mencari paradigma baru,pendidikan tidak pernah berhenti sesuai dengan zamanyang berubah. Meskipun demikian tidak berarti bahwapemikiran mencari paradigma baru pendidikanbersikap reaktif dan defensif. Upaya mencariparadigma baru harus mengandung nilai-nilai religiusyang benar dapat diyakini untuk terus terpelihara dan

Kontrol Sosial

53

dikembangkan apalagi dalam kehidupan modern diera global ini.

Sejalan dengan itu pendidikan moral sebagai salahsatu kontrol harus diutamakan, dan menjadi ultimategoalnya sebuah lembaga pendidikan. Ketaatanberibadah, akhlak pergaulan, hidup sederhana,kemandirian juga menjadi penyangga yang tidak dapatdiabaikan.

Kontrol Sosial

54

BAB IVPENDIDIKAN DAN HUBUNGAN

ANTAR KELOMPOK SOSIAL

Konsep Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yangsistematis dalam upaya memanusiakan manusia.Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajariseluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika,masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspeklainnya secara mendalam melalui analisis ataupendekatan sosiologis. Salah satu pokok pembahasansosiologi pendidikan menurut Nasution (1994) adalahhubungan antar manusia dalam sekolah. mencakup didalamnya pola interaksi sosial dan struktur masyarakatdi sekolah.

Kamanto Sunarto (2004) menjelaskan keterkaitanantara pendidikan dan hubungan antar kelompok.Keilmuan dan kearifan individu melalui tempaanpendidikan akan dapat merapatkan dan memecahkanmasalah yang timbul dalam hubungan antar kelompok.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

55

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akanmenguraikan bagaimana pendidikan dan hubungan antarkelompok itu sebenarnya. Mencakup jenis-jeniskelompok sosial, struktur dan masalah sekolah sebagaikelompok sosial, dan hal-hal lain yang relevan denganpokok masalah di atas.

Pendidikan merupakan usaha manusia untukmembina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalamperkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogieberarti bimbingan atau pertolongan yang diberikandengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadidewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagaiusaha yang dijalankan orang lain agar menjadi dewasaatau mencapai hidup atau penghidupan yang lebihtinggi dalam arti mental.

Hasbullah (2007:2) menyebutkan beberapapengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahlisebagai berikut:1. Langeveld

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,perlindungan, dan bantuan yang diberikan anakkepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu,atau lebih tepatnya membantu anak agar cukupcakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

2. John DeweyPendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual danemosional kearah alam dan sesama manusia.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

56

3. J.J. RousseauPendidikan adalah memberikan perbekalan yangtidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kitamembutuhkannya pada waktu dewasa.

4. DriyakaraPendidikan adalah pemanusiaan manusia mudaatau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

5. Carter V. GoodPendidikan adalah:a. Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajarb. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang

berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbinganmurid, dalam arti luas digantikan dengan istilahpendidikan.

6. Ahmad D. MarimbaPendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secarasadar oleh si pendidik terhadap perkembanganjasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknyakepribadian utama.

7. Ki Hajar DewantaraPendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnyaanak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitumenuntun segala kekuatan kodrat yang ada padaanak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dananggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatandan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

8. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989Pendidian adalah usaha sadar untuk menyiapkan

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

57

peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masayang akan datang.

9. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, keterampilan,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dari beberapa defenisi pendidikan di atas, dapatdisimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadaryang terencana dan tersistematis dalam memanusiakanmanusia.

Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat

Secara sosiologis, istilah kelompok mempunyaipengertian sebagai suatu kumpulan dari orang-orangyang mempunyai hubungan dan beriteraksi, di manadapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.

Beberapa defenisi kelompok:1. Joseph S. Roucek.

Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusiayang diantara mereka terdapat beberapa polainterasi yang dapat dipahami oleh para anggotanyaatau orang lain secara keseluruhan.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

58

2. Mayor PolakKelompok sosial adalah satu group, yaitu sejumlahorang yang ada antara hubungan satu sama lain danhubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.

3. Wila HukyKelompok merupakan suatu unit yang terdiri daridua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atausaling berkomunikasi.

Kelompok sosial (social group) merupakan suatuhimpunan atau suatu kesatuan-kesatuan manusiamanusia yang hidup bersama, yang disebabkan olehadanya hubungan antara mereka yang menyangkuthubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi danadanya kesadaran untuk saling tolong menolong. Socialgroup merupakan pengumpulan atau agregasi yangteratur.

Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkanbahwa kelompok sosial menurut tinjauan sosiologiadalah sekumpulan dua orang atau lebih yang salingberinteraksi dan terjadi hubungan timbal balik dimanaia merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut.Kelompok sosial dapat diklasifikasikan menjadibeberapa bentuk. Hal ini sangat bergantung dari sudutpandang ahli yang bersangkutan. Ada yangmemandang dari proses terbentuknya, ada darikekuatan ikatan emosional yang terbentuk. Bahkan adayang membaginya berdasarkan banyaknya jumlahanggota kelompok. Abdul Syani (2007:105) membagi

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

59

kelompok sosial menjadi kelompok kekerabatan,kelompok primer dan kelompok sekunder, gemeinschaftdan gessellschaft, kelompok formal dan nonformal, danmembership group, dan reference group.

Kamanto Sunarto (2004:137) secara ringkasmenyebutkan berbagai klasifikasi kelompok sosial daribeberapa pakar. Biersted membedakan empat jeniskelompok sosial berdasarkan ada tidaknya organisasi,hubungan sosial di antara anggota kelompok, dankesadaran jenis; yaitu kelompok statistik, kelompokkemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompokasosiasi. Menurut Merton, kelompok merupakansekelompok orang yang saling berinteraksi sesuaidengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektivamerupakan orang yang mempunyai rasa solidaritaskarena berbagai niai bersama dan yang telah memilikirasa kewajiban moral untuk menjalankan harapanperan. Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsepkategori sosial.

Durkheim membedakan antara kelompok yangdidasarkan pada solidaritas mekanik, dan kelompokyang didasarkan pada solidaritas organik. Solidaritasmekanik merupakan ciri yang menandai masyarakatyang masih sederhana, sedangkan solidaritas organismerupakan bentuk solidaritas yang sangat kompleksyang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dandipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.Tonnies mengadakan pembedaan antara dua jeniskelompok, yang dinamakan gemeinschaft dan

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

60

gesellschaft. Gemeinschaft digambarkan sebagaikehidupan bersama yang intim, pribadi, dan eksklusif;suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir dan dibagidalam tiga jenis: gemeinschaft by blood, gemeinschaft ofplace, an gemeinschaft of mind. Gellschaft merupakankehidupan publik, yang terdiri atas orang yangkebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetapmandiri dan bersifat sementara dan semu. Cooleymemperkenalkan konsep kelompok primer. Sebagailawannya, sejumlah ahli sosiologi menciptakankelompok sekunder. Suatu klasifikasi lain, yaitupembedaan antara kelompok dalam dan kelompokluar, didasarkan pada pemikiran Summer. Summermengemukakan bahwa di kalangan anggota kelompokdalam dijumpai persahabatan, kerja sama, keteraturan,dan kedamaian. sedangkan hubungan antarakelompok dalam dan kelompok luar cenderungditandai kebencian, permusuhan, perang, danperampokan.

Merton mengamati bahwa kadang-kadang perilakuseseorang tidak mengacu pada kelompoknya yang didalamnya ia menjadi anggota, melainkan padakelompoklain. Di kala seseorang berubah kenggotaankelompok, ia sebelumnya dapat menjalani perubahanorientasi. Proses ini oleh Merton kemudian diberi namasosialisasi antisipatoris.

Persons memperkerkenalkan perangkat variabelpola. Menurut Persons variabel pola merupakanseperangkat dilema universal yang dihadapi dan harus

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

61

dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial.Suatu klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakatjawa ialah pembedaan antara subtradisi abangan,santri, dan priayi. Menurut Geertz pembagianmasyarakat yang ditelitinya ke dalam tiga tipe budayaini didasarkan atas perbedaan pandangan di antaramereka.

Menurut Weber dalam masyarakat modern kitamenjumpai suatu sistem jabatan yang dinamakanbirokrasi. Organisasi birokrasi yang oleh Webermengandung sejumlah prinsip. Prinsip tersebut hanyadijumpai pada birokrasi yang oleh Weber disebut tipeideal, yang tidak akan kita jumpai dalam masyarakat.

Bentuk-bentuk Kelompok Sosial Menurut ParaAhli:1. In Group dan Out Group

Summer membedakan antara in group dan out group.In Group merupakan kelompok social yang dijadikantempat oleh individu-individunya untukmengidentifikasikan dirinya. Out Group merupakankelompok sosial yang oleh individunya diartikansebagai lawan in Group. Contoh: Istilah “kita” atau“kami” menunjukkan adanya artikulasi in group,sedangkan “mereka” berartikulasi out group.

2. Kelompok primer dan sekunderCharles Horton Cooley mengemukakan tentangkelompok primer yang ditandai dengan ciri-cirisaling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

62

sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi sosialdilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompoksekunder adalah kelompok sosial yang terdiri daribanyak orang, antara siapa hubungannya tidakperlu berdasarkan pengenalan secara pribadi danjuga sifatnya tidak begitu langgeng.

3. Gemainschaft dan gesellschaftFerdinand Tonnies mengemukakan tentanghubungan antara individu-individu dalamkelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban)dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaftmerupakan bentuk-bentuk kehidupan yang dimana para anggota-anggotanya diikat olehhubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dankekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan,rukun tetangga, dll. Gesellschaft (patembayan)merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untukjangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifatkontraktual. Contoh: hubungan perjanjianperdagangan, organisasi formal, organisasi suatuperusahaan, dll.

4. Kelompok Formal dan InformalJ.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formaldan Informal. Kelompok Formal mempunyaiperaturan yang tegas dan sengaja diciptakan olehpara anggotanya untuk mengatur hubunganmereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iurananggota, dll. Kelompok Informal tidak mempunyaistruktur atau organisasi tertentu . Kelompok ini

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

63

terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misalkelompok dalam belajar.

5. Membership group dan reference groupRobert K. Merton membedakan kelompokmembership dengan kelompok reference. Kelompokmembership merupakan kelompok yang paraanggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota,sedangkan kelompok reference merupakankelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukanoleh individu-individu yang tidak tercatat dalamanggota kelompok tersebut untuk membentuk ataumengembangkan kepribadiannya atau dalamberperilaku.

Kelompok Teratur dan Tidak TeraturKelompok teratur merupakan kelompok yang

mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakananggota-anggotanya untuk mengatur hubunganantarmereka. Ciri-ciri kelompok teratur:a. Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya

tampak pada nama kelompok, simbolkelompok,dll).

b. Memiliki daftar anggota yang rinci.c. Memiliki program kegiatan yang terus-menerus

diarahkan kepada pencapaian tujuan yang jelas.d. Memiliki prosedur keanggotaan.Contoh kelompok

teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajaratau mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol,organisasi massa, perusahaan, dll.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

64

Kelompok tidak teratur merupakan kelompok yangtidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu.Kelompok ini terbentuk karena pertemuan yangberulang-ulang. Contoh kelompok belajar, klik, dll.Menurut Soerjono Soekanto, klik adalah suatukelompok kecil tanpa struktur formal yang seringtimbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik ini ditandaidengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balikantaranggota, biasanya hanya bersifat “antara kita saja”

Ciri-ciri dan Karateristik Masyarakat Kota danMasyarkat Desa

Masyarakat Kota:Ciri-ciri:

1. Pengaruh alam terhadap masyarakat kota kecil2. Mata pencahariannya sangat beragam sesuai

dengan keahlian dan ketrampilannya.3. Corak kehidupan sosialnya bersifat gesselschaft

(patembayan), lebih individual dan kompetitif.4. Keadaan penduduk dari status sosialnya sangat

heterogen5. Stratifikasi dan diferensiasi sosial sangat mencolok.

Dasar stratifikasi adalah pendidikan, kekuasaan,kekayaan, prestasi, dll.

6. Interaksi sosial kurang akrab dan kurang peduliterhadap lingkungannya. Dasar hubungannyaadalah kepentingan.

7. Keterikatan terhadap tradisi sangat kecil8. Masyarakat kota umumnya berpendidikan lebih

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

65

tinggi, rasional, menghargai waktu, kerja keras, dankebebasan

9. Jumlah warga kota lebih banyak, padat, danheterogen

10. Pembagian dan spesialisasi kerja lebih banyak dannyata

11. Kehidupan sosial ekonomi, politik dan budaya amatdinamis, sehingga perkembangannya sangat cepat

12. Masyarakatnya terbuka, demokratis, kritis, danmudah menerima unsur-unsur pembaharuan.

13. Pranata sosialnya bersifat formal sesuai denganundang-undang dan peraturan yang berlaku

14. Memiliki sarana – prasarana dan fasilitas kehidupanyang sangat banyak

Adapun karakteristik masyarakat kota1. Anonimitas, kebanyakan warga kota menghabiskan

waktunya di tengah-tengah kumpulan manusiayang anonim. Heterogenitas kehidupan kotadengan keaneka ragaman manusianya yangberlatar belakang kelompok ras, etnik, kepercayaan,pekerjaan, kelas sosial yang berbeda-bedamempertajam suasana anonim.

2. Jarak Sosial, secara fisik orang-orang dalamkeramaian, akan tetapi mereka hidup berjauhan.

3. Keteraturan, keteraturan kehidupan kota lebihbanyak diatur oleh aturan-aturan legal rasional.(contoh: rambu-rambu lalu lintas, jadwal kereta api,acara televisi, jam kerja, dll)

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

66

4. Keramaian (Crowding), Keramaian berkaitandengan kepadatan dan tingginya tingkat aktivitaspenduduk kota. Sehingga mereka suatu saatberkerumun pada pusat keramaian tertentu yangbersifat sementara (tidak permanen).

5. Kepribadian Kota Sorokh, Zimmerman, dan LouisWirth menyimpulkan bahwa kehidupan kotamenciptakan kepribadian kota, materealistis,berorientasi, kepentingan, berdikari (self sufficient),impersonal, tergesa-gesa, interaksi social dangkal,manipualtif, insekuritas (perasaan tidak aman) dandisorganisasi pribadi.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan:1. Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat rural2. Lingkungan alam masih besar peranan dan

pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakatpedesaan

3. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatifhomogen (bertani, beternak, nelayan, dll)

4. Corak kehidupan sosialnya bersifat gemainschaft(paguyuban dan memiliki community sentimentyang kuat)

5. Keadaan penduduk (asal-usul), tingkat ekonomi,pendidikan dan kebudayaannya relatif homogen.

6. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim danlanggeng serta bersifat familistik

7. Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanahkelahirannya dan tradisi-tradisi warisan leluhurnya

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

67

8. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebersamaan/gotong royong kekeluargaan,solidaritas, musyawarah, kerukunan dankterlibatan social.

9. Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaanIPTEK relatif rendah, sehingga produksi barang danjasa relatif juga rendah

10. Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyakdikenal, sehingga deferensiasi sosial masih sedikit

11. Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, danmonoton dengan tingkat perkembangan yanglamban.

12. Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis,pasrah terhadap nasib, dan sulit menerima unsur-unsur baru

13. Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yangmengikat dan dipedomi warganya dalam melakukaninteraksi sosial. Aturan itu umumnya tidak tertulis

14. Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangatloyal kepada pemimpinnya dan menjunjung tinggitata nilai dan norma-norma ang berlaku.

Karakteristik masyakat pedesaan:Menurut Landis, terdapat beberapa karateristik

masyarakat desa, a.l:1. Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang

masuk2. Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-

anaknya

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

68

3. Cara berfkir dn sikapnya konservatif dan statis4. Mereka amat toleran terhadap ninlai-nlai

budayanya sendiri, sehingga kurang toleranterhadap budaya lain

5. Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurangkompetitif

6. Memiliki sikap udik dan isolatif serta kurangkomunikatif dengan kelompok sosial diatasnya

Pengaruh Pendidikan Terhadap Status SosialIndividu dalam Suatu Kelompok

Status dalam bahasa indonesia sama artinya dengan“posisi” atau “kedudukan”.Tetapi maknanya jelasberbeda. Status berhubungan dengan stratifikasi sosial,

Sedangkan posisi berhubungan dengan situasi (tempat,situasi lain, dan situasi diri sendiri). Menurut Raphh Linton(dalam Ary Gunawan, 2000:42) kemungkinan seseorangdalam memperoleh status ada dua macam:

Ascribed status, ialah status yang diperoleh dengansendirinya oleh seorang anggota masyarakat. Misanyadalam sistem kasta, seorang anak sudra, langsung sajasejak lahir ia berstatus sudra. Seorang anak rajalangsung menjadi bangsawan.

Achieved status ialah kedudukan yang dicapaiseseorang dengan usaha yang disengaja, seperti sarjanauntuk kelulusan dengan usaha yang disengaja, sepertisarjana untuk kelulusan S1, magister untuk lulusan S2,dan doktor untuk lulusan S3, dan seterusnya. Mayor

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

69

Polak menambahkan assigned status, yaitu status yangdiberikan kepada seseorang karena jasanya. Misalnyaseseorang mendapat status putera mahkota karenaberjasa menyembuhkan sang raja dari sakitnya yangparah. Atau seorang yang berjasa karena dapatmenghalau dan mengamankan negeri dari kejahatanyang mengancam kesejahteraan negara.

Selanjutnya Mayor Polak menyataan bahwa statusialah kedudukan sosial seseorang dalam kelompokserta dalam masyarakat. Status mempunyai dua aspek:

Aspek stabil (structural), yakni yang bersifat hirarki(berjenjang) yang mengandung perbandingan tinggi/rendah secara relatif terhadap status-status lain.

Aspek dinamis (fungsional), yakni peranan sosialyang berkaitan dengan sosial yang berkaitan dengansuatu status tertentu, yang diharapkan dari seseorangyang menduduki suatu status tertentu.

Ralph Linton menjelaskan bahwa status memilikidua arti:1. Dalam pengertian abstrak (berhubungan dengan

individu yang mendudukinya), status adalah suatuposisi dalam pola tertentu.

2. Dilihat dari arti lainnya (tanpa dihubungkandengan individu yang mendudukinya), secarasederhana status itu dapat dikatakan sebagaikumpulan hak-hak dan kewajiban.

Dari penjelasan di atas, perlu digarisbawahi bahwapendidikan merupakan saluran mobilitas sosial. Jadi

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

70

pendidikan dapat menentukan status seorang individudalam suatu kelompok. Status yang diperolehmerupakan jenis achieved status. Masyarakat ataukelompok akan memposisikan individu tersebut sesuaitingkatan pendidikannya. Misalnya untuk masyarakatpedesaan, lulusan SMA biasa merupakan jenjangteratas di kalangan mereka karena kebanyakan merekatidak sekolah. Orang tersebut biasanya dijadikansebagai penasihat untuk urusan-urusan tertentu. Halyang berbeda jika tamatan SMA tersebut dalamkomunitas orang kota yang kebanyakan mereka telahmengenyam pendidikan hingga jenjang perguruantinggi. Status tamatan SMA terasa sangat rendah.

Meskipun tidak dapat dipungkiri, jenjangpendidikan belum dapat mewakili kearifan dankeilmuan seseorang. Tetapi paling tidak, jenjangpendidikan dapat menjadi ciri individu yang satudengan yang lain untuk kemudian menempatkanstatus mereka dalam suatu kelompok atau masyarakat.

Sekolah sebagai Suatu Organisasi

Secara umum organisasi dapat didefenisikansebagai kelompok manusia yang berkumpul dalamsuatu wadah yang mempunyai tujuan yang sama, danbekerja untuk mencapai tujuan itu. Organisasimerupakan unit sosial yang dengan sengaja dibentukdan dibentuk kembali untuk mencapai tujuan-tujuantertentu. Sekolah dengan sengaja diciptakan dalam arti

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

71

bahwa pada saat tertentu telah diambil suatukeputusan untuk mendirikan sebuah sekolah gunamemudahkan pegajaran sejumlah mata pelajaran yangberaneka ragam. Sekolah juga dibentuk kembali, dalamarti bahwa setiap orang-orang berhubungan satu samalain dalam konteks sekolah; ada yang mengajar, adayang bersusah payah untuk belajar, dan ada yangmembersihkan ruangan, menyedikan makanan ataumelakukan berbagai kegiatan sekolah (PhilipRobinshon, 1987:237).

Sekolah merupakan contoh dari suatu organisasiformal. Davis (dalam Robinshon, 1987:238)mengungkapkan sekolah sebagai suatu organisasi:”Meskpun sekolah merupakan benda yang sudah tidakasing lagi bagi kita semua, semua college-college bagiorang banyak, kemampuan kita untuk menjelaskandan menggeneralisasikan cara kerjanya dengan carayang agak mendalam masih dibatasi oleh kekurangan-kekurangan dalam analisa organisasi itu sendiri olehkelangkaan telaah empiris yang layak dalam bidangpendidikan” Berlangsungnya terus ketiadaan suatuteori yang koheren dan dapat diterima.

Secara umum mengenai sekolah sebagai organiasimungkin merupakan petunjuk bahwa dalam hal inikita hanya berhadapan dengan suatu khayalansosiologi belaka. Kompleksitas lembaga-lembagapendidikan adalah demikian rupa sehingga tidak adateori umum yang dapat menggambarkan nuansa dankekhasan lembaga-lembaga yang unik tanpa

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

72

menimbulkan kesan dangkal dan sepele. Yang telahdikembangkan adalah berbagai cara memandangsekolah, perspektifperspektif yang menerangibeberapa aspek dan mengaburkan aspek lainnya.

Struktur Hubungan antar Kelompok di Sekolah

Salah satu aspek yang biasa terlupakan oleh sekolahadalah memupuk hubungan sosial di kalangan murid-murid. Biasanya sekolah terlalu fokus padapeningkatan kualitas akademik saja. Programpendidikan antar murid, antar golongan ini bergantungpada sruktur sosial murid-murid. Ada tidaknyagolongan minoritas di kalangan merekamempengaruhi hubungan kelompok-kelompok itu.Kebanyakan negara mempunyai penduduk yang multirasial, menganut agama yang berbedabeda, danmengikuti adat kebiasaan yang berlainan. Perbedaangolongan dapat juga disebabkan oleh perbedaankedudukan sosial dan ekonomi. Murid-murid disekolah sering menunjukkan perbedaan asal kesukuan,agama, adat istiadat, dan kedudukan sosial.Berdasarkan perbedaan-perbedaan itu mungkin timbulgolongan minoritas di kalangan murid-murid, yangtersembunyi ataupun yang nyata-nyata.

Menurut penulis, kelompok dalam sekolah dapatdikategorikan berdasarkan pada:1. Status sosial orang tua murid, Status sosial orang

tua sangat mempengaruhi pergaulan siswa

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

73

tersebut. Tidak dapat dipungkiri, seorang siswayang merupakan anak pejabat akan cenderungbergaul dengan teman yang se-level. Hal ini dapatterjadi di dalam maupun di hingga pergaulan di luarsekolah. Anak pejabat enggan bergaul dengan anakburuh. Jikalau ada jumahnyapun sangat sedikit.

2. Hobi/minat/kegemaranKesamaan hobi mendorong timbulnya rasakebersamaan diantara mereka. anak-anak yangsuka olahraga sepak bola cenderung intensifbergaul dengan teman se-klub mereka. Biasanya disekolah terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler seperti KIR (Kelompok Ilmiah Remaja),Rohis, kelompok seni, pramuka, PMR, dankeolahragaan. Masing-masing membentuk ikatanemosianal diantara anggotanya

3. IntelektualitasAda juga peluang terjadi kelompok-kelompokberdasarkan tingkatan intelektualitas mereka,meskipun in tidak dominan. Orang pintar karenabiasanya suka membaca lebih sering berada dipepustakaan daripada di kantin. Kehidupan merekadi sekolah benar-benar padat dengan kegiatanakademis.

4. Jenjang kelas.Perbedaan jenjang kelas ini merupakan faktordominan yang sering terjadi di sekolah. Biasanyaanak kelas tiga yang merasa lebih tua sering berbuatsesuka hati kepada adik kelasnya. Anak-anak kelas

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

74

satu karena takut dengan seniornya lebih nyamanbergaul dengan teman-teman satu tingkatnya. Halini menyebabkan pergaulan mereka menjaditerkotak-kotak dan kurang harmonis.

5. Agama.Ada peluang terbentuknya kelompok karenapersamaan agama. Kegiatan perayaan danperibadatan agama yang mereka anut seringmempertemukan mereka dalam kebersamaan dankepemilikan. Namun demikian ini bukanlah faktordominan di kalangan anak sekolahan.

6. Asal daerah.Kesamaan asal daerah juga memberikan peluangbagi terbentuknya kelompok di sekolah, namunbukan juga merupakan faktor dominan. Hal inidisebabkan karena sebagian besar siswa di skolahtersebut berasal dari daerah yang sama. Berbedadengan kehidupan kampus yang nuansakedaerahannya sangat kental, di sekolah biasanyamurid cenderung lebih menaruh minat pada mooddan hobi ketimbang regionalitas.

Faktor-faktor yang mendasari manusiaberkelompok

o Adanya persamaan senasibo Tujuan yang samao Ideologi yang samao Musuh bersamao Suku bangsa yang sama atau kelompok etnik

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

75

Masalah-masalah yang Muncul dalam Hubunganantar Kelompok di Sekolah

Sebagai sebuah komunitas sosial, sekolah juga tidakakan luput dari masalah dalam hubungan antarkelompok. Masalah tersebut antara lain adalah gap ataukesenjangan antar kelompok. Stigma kelompok minoritassering muncul dipermukaan, dimana kelompok dalamkuantitas yang sedikit cenderung diabaikan baik secarafisik maupun kebijakan. Kecemburuan dan persaingantidak sehat antar kelompok juga dapat memicutimbulnya masalah antar kelompok di sekolah. Istilahgang menjadi trend anak sekolah saat ini. Gang adalahrepresentasi dari keakuan siswa dalam lingunganpergaulannya di sekolah. Ikatan psikologis-emosionalsering menyebabkan terjadinya perkelahian antar pelajarmeskipun hanya karena persolanan sepele. Hal ini dapatdimaklumi dari tinjauan psikologis dimanaperkembangan peserta didik dimasa itu merupakanbabak pencarian jati diri sehingga cenderung tidak stabil,emosional, dan mau menang sendiri.

Upaya Pendidikan dalam Mengatasi Masalah yangMuncul dalam Hubungan antar Kelompok diSekolah.

Dalam sebuah sekolah, tentunya sering atau pernahterjadi kesalahpahaman antara orang-orang didalamnya. Hal itu bisa saja terjadi antara murid kelas

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

76

yang satun dengan kelas yang lainnya. Siswa daridaerah yang satu dengan yang lainnya, banyak motifyang dapat memicu hal ini, terlebih lagi jika adagolongan minoritas. Ada beberapa upaya yang dapatdilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi masalahyang muncul dalam hubungan antar kelompok.Diantaranya adalah sebagai berikut:1. Pemberian informasi, diskusi kelompok, hubungan

pribadi, dan sebagainya. Guru dapat memberikaninformasi tentang hakikat dan perbedaan rasial dankultural dengan menekankan bahwa perbedaan-perbedaan di kalangan manusia bukanlahdisebabkan oelh pembawaan biologis, melainkankarena dipelajari dari lingkungan kebudayaanmasing-masing. Informasi semacam ini juga dapatdiperoleh dalam pelajaran biologi dan ilmu-ilmusosial.

2. Memberikan informasi tentang sumbanganminoritas kepada kelompok. Guru dapatmenceritakan bagaimana setiap kelompok itusangat berpengaruh terhadap kelompok lainnya.Orang arab, yahudi, dan india meberikansumbangan yang berarti bagi seuruh masyarakatdunia. Hal yang sama juga dilakukan olehkelompok-kelompok kecil yang berusaha meraihkemerdekaan di tanah air ini, sumbangan merekamerupakan salah satu sebab merdekanya Indonesia.

3. Menanamkan nilai-nilai toleransi antar siswa. Nilaitoleransi ini sangat penting. Jika mereka

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

77

mempunyai sikap toleran maka mereka dapatmempengaruhi sikap murid-murid lain ke arahtoleransi yang lebih besar. Guru dapat memobilisasitenaga-tenaga ini untuk memupuk sikap yang sehatdikalangan murid-murid.

4. Membuka kesempatan seluas-luasnya untukmengadakan hubungan atau pergaulan antaramurid-murid dari berbagai golongan. Jika merekadapat saling berkunjung dan menghadirikegiatan atau upacara dalam keluarga masing-masing, maka diharapkan lahirnya salingpengertian yang lebih mendalam dan toleransiyang lebih besar.

5. Menggunakan teknik bermain peranan atausosiodrama. Peristiwa yang terjadi dalammasyarakat dapat dimainkan dalam kelas dalambentuk sosiodrama dengan menyuruh golonganmayoritas memainkan peranan golongan minoritas.Tujuannya adalah agar lebih memahami perasaangolongan minoritas dan dapat mengidentifikasi diridengan keadaan mereka.

6. Menggalakkan kegiatan ekstrakurikuler Kegiatanekstrakurikuler bisa melibatkan banyak orangdengan berbagai latar belakang murid yangberbeda. Keseringan komunikasi dan kerjasamadiantara mereka menumbuhkan kebersamaan yangmendalam. Hal ini dapat memecahkan sekaligusmeredam masalah-masalah seputar gap antarakelompok sosial.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

78

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana dantersistematis dalam memanusiakan manusia. Manusiaadalah makhluk sosial ada kecendrungan untuk hidupbersama orang lain dalam keolompok sosial Kelompokmenurut tinjauan sosiologi adalah sekumpulan duaorang atau lebih yang saling berinteraksi dan terjadihubngan timbal balik dimana ia merasa menjadi bagiandari kelompok tersebut. Kelompok sosial dapatdiklasifikasikan menjadi beberapa bentuk. Hal inisangat bergantung dari sudut pandang ahli yangbersangkutan. Ada yang memandang dari prosesterbentuknya, ada dari kekuatan ikatan emosional yangterbentuk. Bahkan ada yang membaginya berdasarkanbanyakya jumlah anggota kelompok ada juga yangmengatakan bahwa Status/kedudukan sosial seseorangdapat menyebabkan terbentuknya kehidupan dalamkelompok sosial dalam masyarakat. Pendidikanmerupakan saluran mobilitas sosial, jadi pendidikandapat menentukan status seorang individu dalamsuatu kelompok. Dimana status individu dalam suatukelompok tergantug sejauh mana kearifan dankedalaman individu tersebut memaknai keilmuannya.Eksistensi kelompok sosial akan menggabung dalamsistem organisasi.

Organisasi merupakan kelompok manusia yangberkumpul dalam suatu wadah yang mempunyaitujuan yang sama, dan bekerja untuk mencapai tujuanitu. Sekolah merupakan contoh dari suatu organisasiformal. Struktur hubungan antar kelompok di sekolah

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

79

dipengaruhi oleh homogenitas individu-individu yangada di dalamnya. Semakin banyak kesamaan yang adasemakin sederhana pula struktur yang akan terbentuk.Masalah yang sering terjadi dalam hubungan antarkelompok di sekolah adalah tersisihnya kelompokminoritas, persaingan tidak sehat, gang, dankecemburuan.

Upaya pendidikan dalam mengatasi masalah yangtimbul dalam hubungan antar kelompok di sekolahadalah dengan cara : Pemberian informasi, diskusikelompok, hubungan pribadi, dan sebagainya.Memberikan informasi tentang sumbangan minoritaskepada kelompok. Menanamkan nilai-nilai toleransiantar siswa. Membuka kesempatan seluas-luasnyauntuk mengadakan hubungan atau pergaulan antarasiswa. Menggunakan teknik bermain peranan atausosiodrama. dan menggalakkan kegiatanekstrakurikuler.

Pendidikan dan Hubungan antar Kelompok Sosial

80

BAB VPENDIDIKAN DAN

STRATIFIKASI SOSIAL

Sebuah Pendahuluan

Masyarakat manusia terdiri dari beragamkelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanyabisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin,umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik,pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kalidilakukan bahkan mungkin diperlukan.

Semua manusia dilahirkan sama seperti yangselama ini kita tahu, melalui pendapat para orang-orang bijak dan orang tua kita atau bahkan orangterdekat kita. Pendapat demikian ternyata tidak lebihdari omong kosong belaka yang selalu ditanamkankepada setiap orang entah untuk apa mereka selalumenanamkan hal ini kepada kita.

Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, kenyataanitu adalah ketidaksamaan. Beberapa pendapatsosiologis mengatakan dalam semua masyarakat

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

81

dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnyasaja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggotamasyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dankesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanyamiskin dan hidup dalam kondisi yang jauh darisejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnyakekuasaan: sebagian orang mempunyai kekuasaan,sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau tidak sukainilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yanghanya bisa ditangkap oleh panca indera dankemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggotamasyarakat ini dalam sosiologi dinamakan stratifikasisosial.

Seringkali dalam pengalaman sehari-hari kitamelihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinyamempunyai status tertentu di kemudian harimemperoleh status yang lebih tinggi dari pada statussebelumnya. Hal demikian disebut mobilitas sosial.Sistem Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkanmenjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup,contoh yang disebutkan diatas tadi merupakan contohdari stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosialdimungkinkan.

Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutupmanakala setiap anggota masyarakat tetap pada statusyang sama dengan orang tuanya, sedangkandinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakatmenduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisalebih tinggi atau lebih rendah. Sesungguhnya manusia

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

82

memiliki kecendrungan untuk melakukan mobiltassosial.

Mobilitas Sosial yang disebut tadi berartiperpindahan status dalam stratifikasi sosial. Banyaksebab yang dapat memungkinkan individu ataukelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaanmisalnya adalah salah satu faktor yang mungkin dapatmeyebabkan perpindahan status ini. Masih banyaksebab-sebab lain dalam mobilitas sosial ini, namun yangmenjadi pertanyaan adalah kondisi dan atas dasar apaindividu maupun kelompok melakukan perpindahanstatus ini? Tetapi biarlah pertanyaan ini tetap menjadipertanyaan. “ Historically four basic systems ofstratification have existed in human societies: slavery,caste, estates and class. “

Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukanketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Sepertiyang telah disebutkan diatas bahwa banyak dimensidalam stratifikasi sosial. Namun beberapa stratifikasiyang menurut kita penting adalah. Pertama,perbudakan seperti yang kita tahu pada sistem sepertiini masyarakat di bagi menjadi dua pemilik budak danbudak. Dimana seseorang atau kelompok orangdimiliki sebagai hak milik seseorang. Namun hal inisudah lama tidak berlaku lagi saat ini. Salah satupenyebab adanyanya budak adalah perang. Dimanapihak yang kalah kemudian dijadikan tawanan kerjapaksa.. Kedua, kasta hal ini berhubungan dengankepercayaan bangsa India dimana mereka percaya

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

83

terhadap reinkarnasi bahwa manusia akan dilahirkankembali, dan setiap orang wajib menjalani hidupnyasesuai dengan kastanya, dan bagi mereka yang tidakmenjalankan kewajiban sesuai kastanya maka dalamkehidupan mendatang akan dilahirkan kembalididalam kasta yang lebih rendah. Setiap orang dalamsistem kasta ini mendapatkan tingkatan kastanyaberdasarkan kasta keluarga mereka. Namun yangmasih belum jelas disini adalah atas dasar apa dandarimana keluarga mereka mendapatkan kedudukandalam kasta tersebut? Ketiga, Estates hal ini erathubungannya dengan sistem Feodal dimanakedudukan seseorang dinilai dari seberapa banyak diamemiliki tanah. Tanah ini merupakan hadiah ataupenghargaan untuk para raja-raja bangsawaan atasdukungannya terhadap raja. Keempat, kelas ialahpembagian masyarakat atas dasar kemampuanekonomi yang tercermin dalam gaya hidupnya.

Perubahan sosial yang dialami oleh masyarakatsejak jaman perbudakan sampai revolusi industrihingga sekarang secara mendasar dan menyeluruhtelah memperlihatakan pembagian kerja dalammasyarakat. Berdasarkan hal tersebut makadiferensiasi sosial yang tidak hanya berarti peningkatanperbedaan status secara horizontal maupun vertical.Hal ini telah menarik para perintis sosiologi awal untukmemperhatikan diferensiasi sosial, yang termasuk jugastratifikasi sosial. Perbedaan yang terlihat di dalammasyarakat ternyata juga memiliki berbagai macam

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

84

implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Status yangdiperoleh kemudian menjadi kunci akses kesegala macamhak-hak istimewa dalam masyarakat yang pada dasarnyahak istimewa tersebut merupakan hasil dari rampasandan penguasaan secara paksa oleh yang satu terhadapyang lainya, mendominasi dan didominasi, yang padaakhirnya merupakan sumber dari ketidaksamaan didalam masyarakat. Berbagai macam argumentasi pundiajukan guna menjelaskan ketidaksamaan ini yangkemudian berubah menjadi ketidakadilan.

Kelas dan Stratifikasi

Karl MarxSeseorang yang mengguncangkan dunia dengan

analisisnya yang tajam dan akurat tentang keadaanmanusia di era kapitalisme. Pembedahan atas situasiekonomi dan politik yang dilakukannya dalam kondisipelarian politik dan kematian tragis anak-anaknya. Takada ungkapan yang tepat selain revolusioner baginya. Lahir di Jerman pada tanggal 5 mei 1818. Semuanyaberawal ketika ia kuliah di di Berlin, dari sini lahseorang pelarian politik di kemudian hari ini memberiinspirasi kepada jutaan umat manusia untukmengemansipasi dirinya lewat perjuangan kelas akibatketertindasan dan penghisapan yang dilakukan olehpara kapitalis.

Seluruh pemikiran Karl Marx berdasarkan bahwapelaku-pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

85

kelas sosial. Salah satu kesulitan dalam teori kelasnyaMarx adalah meskipun Marx sering berbicara tentangkelas-kelas sosial, namun ia tidak pernahmendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah“kelas”. Ada baiknya kita ambil saja salah satu definisitentang kelas dari seorang marxis sekaligus pemimpinrevolusi Bolshevik 1917 yang termahsyur, Leninmendefinisikan kelas sebagai berikut:

“Classes are large groups of people differing fromeach other by the place they occupy in a historicallydetermined system of social production, by theirrelation (in most cases fixed and formulated in law) tothe means of production, by their role in the socialorganisation of labour, and, consequently, by thedimensions and mode of acquiring the share of socialwealth of which they dispose. Classes are groups ofpeople one of which can appropriate the labour ofanother owing to the different places they occupy in adefinite system of social economy”.

Inilah definisi kelas khas kaum marxis. Kelas-kelassosial pun dibedakan menjadi berdasarkan posisinyadalam produksi, menurut mereka: “kriteria fundamentalyang membedakan kelas-kelas adalah posisi yangmereka duduki dalam produksi sosial, dankosekuensinya menentukan relasi mereka terhadapalat-alat produksi.

Relasi dimana kelas-kelas menempati posisi atasalat produksi menentukan peran mereka dalamorganisasi sosial kerja, sebab kelas-kelas memiliki

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

86

fungsi-fungsi yang berbeda dalam produksi sosial.Dalam masyarakat antagonis beberapa kelas mengaturproduksi, mengatur perekonomian dan mengaturseluruh urusan-urusan sosial, misalnya mereka yangmemiliki keunggulan dalam kerja mental. Sementarakelas-kelas lainnya menderita di bawah bebankewajiban kerja fisik yang berat. Biasanya, dalammasyarakat yang tebagi atas kelas-kelas, manajemenproduksi dijalankan oleh kelas yang memiliki alatproduksi. Namun segera setelah beberapa relasiproduksi menjadi sebuah halangan bagiperkembangan tenaga-tenaga produktif, kelas-kelaspenguasa pun harus mulai memainkan peran yangberbeda dalam organisasi sosial kerja. Ia berangsur-angsur kehilangan signifikansinya sebagai organisatorproduksi, dan merosot posisisnya menjadi sebuahsampah parasitis dalam tubuh masyarakat dan hidupatas kerja keras orang lain. Seperti pada nasib tuantanah feodal dulu, hal inilah yang dialami oleh paraborjuasi atau kapitalis kini. Menurut Marx kehancuranfeodalisme dan lahirnya kapitalisme telah membuatterpecahnya masyarakat menjadi dua kelas yangsifatnya antagonistis, yaitu kelas borjuis yang memilikialat produksi dan kelas proletar yang tidak mempunyaialat produksi. Dua kelas inilah yang dalam terminologimarxis disebut kelas fundamental karena sifatnya yangtak terdamaikan atau antagonis. Penghancuran atassalah satunya merupakan gerak sejarah yang dimanifestasikan lewat perjuangan kelas.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

87

Marx membuktikan bahwa masyarakat kapitalisadalah masyarakat terakhir dalam sejarah manusiadengan kelas-kelas antagonistisnya. Jalan yangmengarahkan kepada masyarakat tanpa kelas terletakpada perjuangan kelas proletariat melawan segalabentuk penindasan, demi membangun kekuatannyadalam masyarakat yang diciptakan untuk melindungikepentingan rakyat pekerja.

Marx memandang kelas pekerja sebagai kekuatansosial utama di jaman kapitalisme yang memilikikemampuan untuk mengeleminasi sistem kapitalis danmenciptakan sebuah masyarakat baru tanpa kelas yangterbebas dari eksploitasi.

Asal Mula Kelas. Dalam hukum perkembangan masyarakat Marx

berdasarkan salah satu jarannya tentang materialismehistories, Pada awalnya tidak ada kelas dalam masyarakatyaitu pada jaman komunal primitif. Pada jaman ini, orangharus saling toltong menolong dalam rangka terusbertahan hidup dan melindungi diri berbagai macambinatang pemangsa. Hal ini memaksa orang harus tinggalmenetap, untuk bertahan hidup manusia saat itu berburuhewan, mengumpulkan makanan (tanaman dan buah-buahan) yang dapat dimakan bersama. Tempat tinggalmereka pun dibedakan, dan menjadi pembeda antara kelompok manusia yang satu atas yang lainnya. Berbagaimacam keterampilan, bahasa muncul. Semua hal inidiidetifikasikan sebagai suku atau klan.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

88

Pada saaat ini kerja awalnya dibedakan antara laki-laki dan perempuan, lalu dibedakan atas dasarkelompok-kelompok usia yang berbeda. Laluberkembang pada kakhasan pekerjaan rutin yangdilakukan oleh komunitas penanam, peternak danpemburu. Pembagian kerja merupakan hak prerogatifdari anggota komunitas yang tertua dan palingberpengalaman. Namun demikian, mereka tidaklahdianggap sebagai kelas yang memiliki privileseistimewa karena jumlah mereka yang sedikit jikadibandingkan dengan mayoritas dewasa dikomunitasdisamping hak mereka didapat melalui persetujuandari mayoritas dewasa. Posisi khusus mereka terletakpada otoritasnya, bukan pada kepemilikan propertiatau kekuatan mereka. Pada jaman ini produksi yangdihasilkan orang dibuat hanya untuk mencukupikebutuhan-kebutuhan langsung, jadi tidak terdapatlahan untuk mengakarnya ketidakadilan sosial.

Setelah jaman komunal primitif berangsur-angsurpudar, banyak hal yang menjadi penyebab hal initerjadi, selain keharusan sejarah. Berakhirnya jaman initidak terjadi secara berbarengan berbagai daerahdidunia ini sebgai contoh negara-negara Afrika,formasi kelas-kelas baru mulai terbentuk setelah rejim-rejim kolonial tersingkirkan, yaitu sejak tahun 1950-ansedangkan kelas di Mesir Kuno pada akhir mileniumke-4 dan di awal milenium ke-3 sebelum masehi.

Kemunculan kelas-kelas sosial ini terjadi akibat daripembagian kerja secara sosial, disaat kepemilikan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

89

pribadi atas alat produksi menjadi sebuah kenyataan.Marx melakukan stratifikasi terhadap masyarakatberdasarkan dimensi ekonomi, dimana hal yang palingpokok menurut ia adalah kepemilikan atas alatproduksi. Seperti yang selalu dia katakan dalamberbagai tulisannya, pembagian kerja yang merupakansumber ketidakadilan sosial timbul saat memudarnyamasyarakat komunal primitif.

“Salah satu dari pra kondisi yang paling generaldari kehadiran masyarakat yang terbagi atas kelasadalah perkembangan tenaga-tenaga produktif. Dalamperjalanan panjangnya, proses ini menimbulkantingkat produksi yang bergerak jauh lebih tinggi dariyang dibutuhkan orang untuk melanjutkan hidupnya.Jadi surplus produk memberikan kepada umatmanusia lebih dari yang dibutuhkannya, dan sebagaikonsekuensinya, ketidakadilan sosial secara bertahaptumbuh dengan sendirinya dalam masyarakat.”

Bersamaan dengan kepemilikan pribadi atas alatproduksi yang menguasai perkembangan tenaga-tenaga produktif, dan produksi individu atau keluargatelah menghapuska produksi komunal sebelumnya,ketidak adilan ekonomi menjadi tidak terhindarkanlagi dan hal ini mengkondisikan masyarakat ke dalamkelas-kelas.

Para pemimpin dan tetua komunitas yangmempunyai otoritas dalam komuntas untukmelindungi kepentingan bersama ini. Temasuk dalamhal pengawasan dan pengambilan putusan yang

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

90

dianggal adil oleh komunitas. Hal demikian juga dapatkita sebut sebagai kekuasaan negara elementer, namunpada dasarnya mereka tidak pernah berhenti mengabdipada komunitas.

Perkembangan tenaga-tenaga produktif danpenggabungan komunitas-komunitas tersebutkedalam entitas yang lebih besar mengarah padapembagian kerja lebih lanjut. Dalam perkembangnyaterbentuklah badan-badan khusus yang berfungsiuntuk melindungi kepentingan bersama serta juridalam perselisihan antar komunitas. Secara bertahapbadan-badan ini mendapat otonomi yang semakinbesar dan memisahkan dirinya dari masyarakatsekaligus merepresentasikan kepentingan kelompoksosial utama. Otonomi ini dari pejabat urusan publikberubah menjadi bentuk dominasi terhadapmasyarakat yang membentuknya, dulunya abdi publiksekarang para pejabat itu berubah menjadi tuan-tuan(lords).”Pada umumnya, perkembangan produksisosial menuntut adanya tenaga kerja manusia yanglebih banyak guna terlibat dalam produksi material.Tidak ada komunitas yang sanggup menyediakan halitu sendiri, dan tenaga kerja manusia tambahandisediakan oleh peperangan.”

Cara lain pembentukan kelas adalah melaluipembudakan terhadap bala tentara musuh yangtertangkap saat perang. Para peserta perang mulaimenyadari bahwa lebih bermanfaaat untukmembiarkan para tawanan mereka terus hidup dan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

91

memaksa mereka unutuk bekerja. Jadi hak-hak merekasebagai manusia dicabut dan diperlakukan takubahnya seperti binatang pekerja.

Dalam perkembangan masyarakat selanjutnya,kita akan mengenal kelas-kelas yang salingbertentangan. Hal ini disebabkan karenakepentingan mereka selalu tidak dapat diketemukan.Dalam terminologi marxis kita akan mengenalbahwa kelas di bedakan menjadi dua macam bentukdan sifatnya yaitu kelas-kelas fundamental dankelas-kelas non fundamental.

Kelas-kelas fundamental adalah kelas-kelas yangkeberadaannya ditentukan oleh corak produksi yangmendominasi dalam formasi sosial ekonomi tertentu.Setiap formasi sosial ekonomi yang antagonistismemilki dua kelas fundamental. Kelas-kelas ini bisaberupa pemilik budak dan budak, tuan feodal danhambanya, ataupun borjuasi dan proletar.Kontradiksi-kontradiksi antagonistis diantarakelas-kelas tersebut berubah oleh penggantiansistem yang berlaku dengan sebuah sistem baru yangprogresif.

Kelas-kelas non fundamental adalah bekas-bekasatau sisa-sisa dari kelas dalam sistem yang lama danmasih bisa dilihat dalam sistem yang baru, biasanyakelas ini menumbuhkan corak produksi yang barudalam bentuk struktur ekonomi yang spesifik. Sebagaicontoh para pedagang, lintah darat, petani-petani kecilyang terdapat dalam masyarakat kepemilikan budak

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

92

dengan kelas yang fundamental pemilik budak danbudak.

Kelas-kelas fundamental dan non fundamentalsaling bergantung secara erat, karena dalamperkembangan sejarahnya, kelas fundamental bisamenjadi non fundamental, dan demikian pulasebaliknya. Sebuah kels fundamental merosot menjadisebuah kelas non fundamental saaat corak produksiyang dominan yang mendasarinya secara bertahapberubah menjadi sebuah struktur sosial ekonomiyang sekunder. Sebuah kelas non fundamentalmenjadi fundamental saat sebuah struktur sosialekonomi baru yang terdapat di dalam sebuahformasi sosial ekonomi berubah menjadi corakproduksi yang dominan.

Masyarakat juga bisa memiliki lapisan orang-orang yang tidak termasuk ke dalam kelas-kelastertentu, yaitu elemen-elemen tak berkelas yangtelah kehilangan ikatan-ikatan dengan kelas asalnya.Hal ini berlaku bagi lumpen-lumpen kapitalismeyang terdiri atas orang-orang tanpa pekerjaantertentu atau yang biasa disebut sebagai sampah-sampah masyarakat, seperti pengemis, pelacur,pencuri dan sejenisnya.

Selain kelas, terdapat kelompok sosial besar lainyang garis pembatasnya terletak pada latar yangberbeda dengan latar-latar pembagian kelas, iamungkin saja didasarkan pada usia, jenis kelamin, ras,profesi, kebangsaaan, dan pembeda lainnya.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

93

Max WeberLahir di Jerman pada tahun 1864. Belajar ilmu

hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg,selepas studinya ia bekerja sebagai dosen ilmu hokum diUnivesitas tempat ia belajar dulu. Selain mengajar ia punberperan sebagai konsultan dan peneliti, dan semasaPerang Dunia I ia mengabdi di angkatan bersenjataJerman. Pada tahun 1889 ia menulis sebuah disertasiyang berjudul A Contribution to the History of MedievalBuisness Organization. Salah satu bukunya yang terkenaladalah The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.Dalam bukunya ini Weber menggambarkan hubunganantara Etika Protestant dan Kapitalisme di Eropa Barat.

Max Weber termasuk diantara salah satu sosiologyang tidak sepakat dengan penggunaan dimensiekonomi semata-mata untuk menentukan stratifikasisosial. Giddens dalam bukunya sociology menunjukanpersamaan antara Marx dan Weber:

“Like Marx, weber regarded society as characterizedby conflict over power and resources .Sekaliguspebedaannya,”Although Weber accepted Marx’s viewthat class is founded on objectively given economicfactors as important in class formation than wererecognized by Marx” baik Marx maupun Weberkeduanya melihat bahwasahnya kelas adalahstratifikasi atas masyarakat berdasarkan dimensiekonomi. Namun seperti yang telah dikatakansebelumnya bahwa Weber termasuk ilmuwan sosialyang menolak penggunaan dimensi stratifikasi

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

94

ekonomi semata-mata dalam menntukan stratifikasisosial masyarakat.

Menurut Weber , stratifikasi sosial tidaksesederhana demikian hingga dapat dijelaskan lewatkelas, ia menambahkan dalam uraiannya tentangkekuasaan dalam masyarakat bahwa pembedaanmasyarakat dapat dilihat melalui kelompok status,partai dan kelas.

Kelas menurut Weber adalah sejumlah orang yangmempunyai persamaan dalam hal peluang untukhidup atau nasib (life chances). Peluang untuk hiduporang tersebut ditentukan oleh kepentingan ekonomiberupa penguasaan atas barang serta kesempatanuntuk memperoleh penghasilan dalam pasarankomoditas atau pasaran kerja. Sebagai akibat daridipunyainya persamaan untuk menguasai barang danjasa sehingga diperoleh penghasilan tertentu, makaorang yang berada di kelas yang sama mempunyaipersamaan yang dinamakan situasi kelas.

Situasi kelas adalah persamaan dalam hal peluanguntuk menguasai persediaan barang, pengalamanhidup pribadi, atau cara hidup. Kategori dasar untukmembedakan kelas ialah kekayaan yang dimilikinya,dan faktor yang menciptakan kelas ialah kepentinganekonomi, pada titik ini konsep kelas Marx dan Weberadalah sama, yaitu pembedaan kelas dan faktor yangmendorong terciptanya kelas.

Dimensi lain yang digunakan weber adalah ialahdimensi kehormatan. Manusia dikelompokan dalam

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

95

kelompok status. Kelompok status merupakan orangyang berada dalam situasi status yang sama, dimanaorang yang peluang hidupnya ditentukan oleh ukurankehormatan, coba lihat pembedaan sultan dan abdidalem yang ada di Yogyakarta. Persamaan kehormatanstatus dinyatakan dalm persamaan gaya hidup. Dalambidang pergaulan hal ini dapat berupa pembatasandalam pergaulan dengan orang yang statusnya lebihrendah. Selain adanya pembatasan dalam pergaulan,menurut Weber kelompok status ditandai oleh adanyahak istimewa dan monopoli atas barang dankesempatan ideal maupun material. Dalam hal gayahidup, hal ini bisa kita lihat dari gaya konsumsi.

Disamping pembedaan lewat dimensi ekonomi dankehormatan Weber menambakan bahwa masyarakatjuga dibeda-bedakan berdasarkan kekuasaan yangdimilikinya. Kekuasaan menurut Weber adalahpeluang bagi seseorang atau sejumlah orang untukmewujudkan keinginan mereka sendiri melalui suatutindakan komunal meskipun mengalami tentangandari orang lain yang ikut serta dalam tindakan komunalitu. Bentuk dari tindakan komunal ini adalah partaiyang diorientasikan pada diperolehnya kekuasaan.

Erik Olin Wright

Sosiolog dari Amerika ini telah membangun teorikelas kombinasi dari pendekatan Marx dan Weber. Sulitrasanya untuk menulis tentang ilmuan sosial yang satuini, hal ini di sebabkan Wright sendiri tidak pernah

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

96

mendefinisikan kelas menurut dia sendiri, dan masihjarang ditemui. Dari berbagai tulisannnya tentangsosiologi Erik Olin Wright dapat digolongkan kekelompok Neo Marxis. Tulisannya tentang kelas dapatbanyak ditemukan di Internet. Menurut Wright:“According to Wright, there are three dimensions ofcontrol economic recources in modern capitalistproduction, and these allow us to identify the majorclasses which exist”.1. Control over investments or money capital.2. Control over the physically means of production

(land or Factories and offices).3. Control over labour power.

Ketiga point diatas seluruhnya dikuasi oleh kelaskapitalis, sedangkan kelas pekerjanya sendiri tidakmenguasai satu pun dari tiga hal diatas. Padahalmenurut Marx bahwa point pertama dan kedua diatasdihasilkan dari point ketiga. Ironis memang jikamelihat hal demikian, bayangkan ada sekelompokorang yang telah seharian bekerja keras namun hasilkerja tidak dapat ia nikmati sendiri.

Diantara dua kelas utama ini ada kelompok yangposisinya ambigu menurut dia, sebut saja seperti yangdia contohkan yaitu para manajer dan pekerja kerahputih atau para professional. Letak ambiguitas orang-orang ini dalam sistem produksi adalah merekamampu mempengaruhi beberapa aspek dari produksinamun meraka tidak mampu menguasinya. Sama

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

97

seperti para pekerja manual mereka menjual tenagamereka kepada kaum kapitalis lewat kontrak kerjanamun disatu sisi mereka mempunyai wewenangdalam perencanaan kerja atau kerja mental.

Kita tentu masih ingat apa yang dikatakan Marx,bahwa diantara kelas borjuis dan kelas proletar adakelas yang dinamakan kelas borjuis kecil, yang dalamperkembangannya akan jatuh kedalam barisan kaumproletariat disebabkan karena mereka tidakmempunyai modal yang cukup besar dalam usahanya.Dalam perjalanan kapitalisme besar tidaknya modalmenentukan dalam usaha mempertahankan produksidan mendapatkan surplus guna memperbesar modalproduksi. Sistem monopoli dan persaingan bebas yangberlaku didalam kapitalisme telah memaksa orang-orang yang seperti disebut oleh wright “contradictoryclass locations” akhirnya habis dimakan oleh kapitalis-kapitalis besar.

Tentu ada sebab-sebab yang menjadikannyakelompok ini muncul, yaitu keahlian dan kemampuan.Dalam konsep mobilitas sosial factor pendidikanmainkan peranan yang cukup penting disini lewatpendidikan individu yang berasal dari status rendahnamun berpendidikan tinggi, dalam masyarakatkapitalis yang membutuhkan para pekerja ahlimisalnya manajer guna mengawasi berjalannya sistemproduksi. Kelas pekerja tidak mempunyai keahlianyang cukup dalam hal manajemen ini karena cumatenaga yang mereka punya. Itupun akan digantikan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

98

oleh mesin-mesin sering dengan kemajuan teknologi.Tentu ada aspek-aspek lain dari hal ini. Biasanyapekerja yang mempunyai keahlian dan berpengalamandalam bidang dapat memperoleh upah kerja diatas-rata yang diterima oleh pekerja biasa. Kesempatan kerjapun terbuka lebih jauh dan lebar dari kelompok iniakibat dari keahlian yang dimilikinya. MenurutWright:” employees with knowledge and skills aremore difficult to monitor and control, employers areobliged to secure their loyalty and cooperation byrewarding them accordingly”

Dimensi kekuasaan dalam sistem produksi darikelompok ini juga ikut memasukan konsepnya Weberdalam stratifikasi sosialnya Erik Olin Wright. Padahakekatnya sifat dari kelompok ini adalah oportunisdan pragmatis.

Berdasarkan pengalaman sehari-hari, pendekatanMarx dalam melakukan stratifikasi terhadapmasyarakat hidup cukup relevan. Masyarakat di dalamnegara dunia ketiga seperti Indonesia dimanakesenjangan antara yang kaya dan yang dimiskinkandemikian lebarnya, pendekatan Marx bisa menjelaskanapa yang saya alami sehari-hari.

Zaman yang sedang berlangsung ini adalah jamankapitalisme yang telah mencapai tahapnya yangtertinggi yaitu Imperialisme, dan sedang berjalanmenuju kehancurannya, seperti yang diyakini Marxdan para Marxis. Dua kelas utama dalam masyarakatini adalah borjuis dan proletar. Borjuasi terdiri dari para

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

99

pemilik properti pertanian dan industri besar yanghanya kerja di perusahaanya, dan menikmati surplusdalam bentuk keuntungan yang didapatnya dari hasilkerja para buruh upahan yang tetap tidak terbayarsesuai dengan kebutuhannya di dalam jamankapitalisme. Kelas yang berseberangan dengan borjuis,yang di satu sisi merupakan prakondisi darikemunculannya, dan disisi lain adalah proletar, yaitukelas yang harus menjual tenaganya kepada parakapitalis sekedar untuk terus bertahan hidup.

Ketergantungan kelas ini terhadap para kapitaliscukup besar dan hal ini diwujudkan dalam bentukyang berbeda-beda. Seorang pekerja tidak berhak atasalat produksi. Ia bergantung pada tenaganya sendiridalam kehidupan, dalam jaman ini tak seorangpunkecuali para kapitalis yang memiliki alat produksidapat membeli dan mempergunakan tenga kerja.Konsekuensi dari hal ini adalah para pekerja terpaksabekerja untuk para kapitalis tersebut. Borjuis bergerakterus dalam perkembangannya yang sesuai dengantahap-tahap perkembangan ekonomi dari masyarakatkapitalis. Munculnya borjuis sebagai kelas dihubungkandengan jaman yang disebut akumulasi modal primitif.Indikasi dari jaman ini adalah perampasan tanah daninstrumen kerja milik masyarakat luas, melalui elemanterpentingnya yaitu perampasan barang-barang kolonialdan ekspansionisme. Disaat semua syarat telah tersediabagi mulainya sebuah corak produksi kapitalis. Syarat-syarat itu termasuk telah hadirnya massa pekerja

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

100

upahan independen dan konsentrasi kapital ditanganborjuasi.

Di Indonesia hal ini berlangsung dengan masuknyakolonialisme Belanda. VOC sebagai serikat dagangnyawaktu itu. Bentuk-bentuk pengisapan yang dilakukanVOC waktu itu adalah leveratien dan contingenten.Leverienten adalah sistem penyerahan hasil pertanianoleh para bupati pesisir kepada VOC dalam jumlahyang ditentukan oleh VOC. Contingeten adalah sistemjatah penyerahan hasil pertanian yang dikenakan padabupati di pesisir Jawa oleh VOC, dengan demikiankaum tani pada masa itu menderita dua macampenindasan, dari raja-raja, dan dari VOC. Hal ini terusberjalan hingga sampai ke masa imperialisme yangtelah menimbulkan situasi baru di Indonesia.Kemunculan pabrik-pabrik, perkebunan-perkebunanbesar, pelabuhan-pelabuhan, hingga perusahaanswasta membutuhkan tenaga kerja terdidik untukmelaksanakan pekerjaan yang serba modern.Perubahan tanah-tanah pertanian yang kini telahberubah menjadi kawasan tempat berdirinya berbagaifasilitas produksi. Bersamaaan dengan terjadinya halini kelas pekerja pun muncul.

Perkembangan borjuasi dikaitkan dengan revolusiindustri dan kapitalisme pra monopoli sampai periodemonopoli kapitalisme dan revolusi sains dan teknologi.Awal abad ke 20 adalah tahu oligarki finansial timbulkepermukaan. Sebagai akibat munculnya jutawan-jutawan, kebangkrutan banyak pengusaha kecil dan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

101

menengah, konsentrasi modal dan produksi, inilahbasis ekonomi kapitalisme mulai masuk ketahapannyayang tertinggi yaitu Imperialisme. Dalam Imperialisme,borjuasi cenderung secara terus-menerus mengeciljumlahnya hal ini diakibatkan oleh persaingan bebasyang menjadi hukum dijaman imperialisme ini.Konsekuensi logis dari hal ini adalah meningkatnyajumlah kaum pekerja.

Proses pembentukan kelas pekerja di negaraberkembang, yang ekonominya seringkali merupakankombinasi antara elemen kapitalis, feodal bahkanpatriarkal, merupakan proses yang rumit dan pelik.Hampir tidak ada negara didunia ini dimanakapitalisme hadir dalm bentuk aslinya. Biasanya kelaswarisan dari sistem sosial ekonomi sebelumnya terusbertahan dan berdampingan dengan kapitalis,khususnya sisa-sisa dari kelas feodal atau pemiliktanah yang mendominasi terus bertahan di bebrapanegara bahkan dibawah kapitalisme seperti diIndonesia dapat kita jumpai hubungan-hubungan itudibeberapa daerah misalnya Yogyakarta dan daerahJawa lainnya.

Pada masyarakat kapitalis, terdapat beberapa stratakecil yang terdiri dari pemilik alat produksi kecil strataini terbentuk dari petani dan borjusi kecil perkotaaan.Namun dalam perkembangan selanjutnya strata iniakan hancur jika relasi-relasi produksi akan menajamdalam perkembangannya. Seperti yang dapat kita lihatdidalam kondisi di Indonesia dimana angka tenaga

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

102

kerja yang terus meningkat tak pernah tercukupi olehlapangan pekerjaan yang tersedia. Negara yangmerupakan alat dari kelas yang berkuasa- di Indonesiaadalah kelas kapitalis dan kaum komprador-telahmelegitimasi atas kondisi yang terjadi dan bahkanmengkondisikan hal ini demi kepentingan kelas yangberkuasa.

Kemiskinan dan Eksklusi Sosial

Urbanisasi Sebagai salah satu implikasi daripertumbuhan penduduk menjadi, salah satu factor darikemiskinan. Harapan akan hidup lebih baik yangdibawa dari daerah asalnya ke tempatnya yang baru.Namun di tempatnya yang baru harapanya ternyatatidak juga terpenuhi. Akhirnya ditempat baru ini hanyakemiskinan dan hidup yang tak terjamin denganpenghasilan yang tidak tetap dan dibawah standarguna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hidup di daerah perkotaan seperti kota Jakartamisalnya tentu biaya hidup yang dikeluarkan tidakmurah, akhirnya orang hanya bisa berpikir bagaimanacaranya bertahan hidup dengan segala macamkebutuhan primer dan sekundernya hari ini. Persoalankebutuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal punmuncul sebgai masalah pertama untuk hidupdiperkotaan. Baru-baru penggusuran terhadapperumahan rakyat dilakukan oleh PemerintahanDaerah Jakarta. Ada baiknya kita mundur terlebih

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

103

dahulu,beberapa tahun yang lalu World Bankmenyodorkan program tata kota yaitu “ city withoutslumps”, disamping pemotongan subsidi publik sepertiBBM, pendidikan, etc guna mendapatkan pinjamanhutang luar negeri. Program ini segera direspon olehPemda Jakarta dengan semangat juang yang tinggi.Akhir tahun 2001 pun dijadwalkan sebagai waktunyapelaksanaan program ini, mulai dari penggarukanbecak yang dianggap sebagai biang keladi kemacetandi Jakarta dan kemudian disusul oleh penggusuranperumahan rakyat yang dianggap kumuh. Umumnyamasyarakat yang tinggal di kawasan perumahan iniadalah masyarakat yang mempunyai status kemiskinanabsolute. Menurut Giddens. Program World Bank initernyata dipakai oleh Pemda Jakarta gunamenghilangkan perkampungan yang menurut merekadari sanalah segala macam bentuk kriminalitas itutimbul. Kemiskinan yang dialami penduduk kota initelah mengakibatkan dicabutnya hak mereka untukbertempat tinggal di kota metropolitan ini oleh negaradimana dalm kondisinya agar mendapat pinjaman dirinegara luar, yang padahal belum tentu pinjaman yangmengatasnamakan rakyat itu jatuh ketangan rakyat,karena korupsi sudah sedemikian akutnya dipemerintahan negara ini.

Menurut saya penggusuran yang dilakukan inimerupakan salah satu faktor kemiskinan tetap adadi kota Jakarta. Dengan dicabutnya hak asasimanusia untuk bertempat tinggal ini, warga kota

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

104

Jakarta harus bekerja berkali-kali lipat lagi untukmemenuhi kebutuhan primer yang satu ini, padahalkehidupan sehari-hari kebutuhan primer yang lainbelum tentu bisa tercukupi oleh penghasilan yangdidapatkan.

Namun bisa juga berlaku sebaliknya, bahwakemiskinan yang diderita orang-orang ini adalahkarena ekslusi sosial dari negara dan kelas dalammasyarakat. Seperti yang di ketahui bahwa penyediaankebutuhan publik, seperti air minum, listrik,pendidikan, pekerjaan. Oleh negara tidak dilakukan,bahkan pengakuan sebagai penduduk kota ini puntidak diberikan kepada mereka. Akibat dari hilangnyaakses-akses seperti inilah yang juga menyebabkankenapa kemiskinan masih saja tetap ada bahkancenderung ke arah pemerataan kemiskinan.

Stratifikasi Sosial / Pelapisan Sosial

Dalam suatu masyarakat, orang yang memilikiharta berlimpah lebih dihargai daripada orang yangmiskin. Demikian pula orang yang lebih berpendidikandihargai lebih daripada yang kurang berpendidikan. Atasdasar itu, kemudian masyarakat dikelompok-kelompokkan secara vertikal atau bertingkat-tingkatsehingga membentuk lapisan-lapisan sosial tertentudengan kedudukannya masing-masing.

Masyarakat sebenarnya telah mengenal pembagianatau pelapisan sosial sejak dahulu. Pada zaman dahulu,

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

105

Aristoteles menyatakan bahwa didalam setiap negaraselalu terdapat tiga unsur, yakni orang-orang kayasekali, orang-orang melarat dan orang-orang yangberada di tengah-tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya sekali ditempatkan dalam lapisan atas olehmasyarakat, sedangkan orang-orang melaratditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang-orangdi tengah ditempatkan dalam lapisan masyarakatmenengah.

Beberapa definisi stratifikasi sosial :a. Pitirim A. SorokinMendefinisikan stratifikasi sosial

sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat(hierarki).

b. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosialsebagai penggolongan orang-orang yang termasukdalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,previllege dan prestise.

c. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagaisuatu pola yang ditempatkan di atas kategori darihak-hak yang berbeda.

Stratifikasi social adalah dimensi vertical daristruktur sosial masyarakat, dalam artian melihatperbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yangada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakahpelapisan tersebut terbuka atau tertutup.

Soerjono Soekanto (1981::133), menyatakan social

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

106

stratification adalah pembedaan penduduk ataumasyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atausystem berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasisocial merupakan konsep sosiologi, dalam artian kitatidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis;tetapi pelapisan adalah suatu konsep untukmenyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakansecara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dankelas bawah berdasarkan kriteria tertentu.

Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 )menyatakan bahwa stratifikasi sosial merupakansistem peringkat status dalam masyarakat. Peringkatmemberitahukan kepada kita adanya demensi vertikaldalam status sosial yang ada dalam masyarakat.

Kriteria apa saja yang dikemukakan oleh para ahliberkaitan dengan dimensi secara vertikal ini. Paul BHorton ( 1982 : 4) mengatakan bahwa Dua ribu tahunyang lalu Aristoteles mengemukakan bahwa pendudukdapat dibagi ke dalam tiga golongan: golongan sangatkaya, golongan sangat miskin dan golongan yang beradadiantara mereka. Menurut Karl Marx, kelas social utamaterdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis(borjuis) dan golongan menengah (borjuis rendah).

Pendapat di atas merupakan suatu penggambaranbahwa stratifikasi sosial sebagai gejala yang universal,artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun jugakeberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan sosialtersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. KarlMarx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi sosial

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

107

dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteriajenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakankriteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwadalam masyarakat kita tidak akan menemukanmasyarakat tanpa kelas.

Perkembangan masyarakat selanjutnya menujumasyarakat yang semakin modern dan kompleks,stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akansemakin banyak. Mengapa terjadi stratisikasi sosialuraian berikut ini akan menjelaskannya.

Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selamadalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargaidan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yangdihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadibibit yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatuyang dihargai di dalam masyarakat itu mungkinberupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis,mungkin juga berupa tanah, kekuasan, ilmupengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkinjuga keturunan dari keluarga yang terhormat.

Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakatdikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakatjumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalammasyarakat tidaklah merata. Mereka yang memperolehbanyak menduduki kelas atas dan mereka yang tidakmemperoleh menduduki kelas bawah. Barang sesuatuyang dihargai tersebut menurut Paul B Horton danChester L Hunt ( 1989: 7- 12) diantaranya:

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

108

Kekayaan dan PenghasilanKekayaan dan penghasilan adalah dua hal yang

berkaitan erat; dimana penghasilan banyakkekayaannya juga akan meningkat. Faktor ekonomi iniakan menjadi salah satu ukuran dari stratifikasi sosialyang ada. Mereka yang kaya dan memiliki penghasilanyang besar akan menduduki kelas atas; sedangkanmereka yang miskin dan tidak berpenghasilan beradapada kelas bawah.

PekerjaanPekerjaan disamping sebagai sarana dalam

menghasilkan pendapatan juga merupakan status yangmengandung di dalamnya prestise (penghargaan).Jenis pekerjaan akan menentukan penghasilanseseorang dan juga penghargaan masyarakat akanseseorang yang memiliki pekerjaan. Sperti Karl Markyang membedakan kelas borjuis sebagai orang yangmemiliki modal atau capital dan proletariat sebagai orangyang hanya memiliki tenaga saja atau sebagai buruh.

PendidikanPendidikan secara bertingkat tingkat ada dalam

masyarakat kita, misalnya dibedakan menjadiPendidikan Dasar, Pendidikan menengah danpendidikan tinggi. Penjenjangan ini sekaligusmenyatakan bahwa pendidikan adalah dimensivertikal dari stratifikasi sosial. Mereka yang lulus daripendidikan tinggi biasanya diberikan gelar sesuai

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

109

dengan keahliannya tersebut seperti gelar SE atau SHdibelakang nama menunjukan bahwa mereka yangmencantumkan SE dan SH adalah mereka yang lulusdari pendidikan tinggi dengan keahlian bidangEkonomi untuk SE (kepanjangan dari SarjanaEkonomi) dan gelar SH bagi mereka yang tamat daripendidikan tinggi dari Fakultas Hukum , SH ( SarjanaHukum). Mereka yang tamat dari Jurusan Sosiologimenggunakan gelar S.Sos kepanjangan dari SarjanaSosiologi. Gelar ini pada jenjang pendidikan S1.

Mereka yang menamatkan diri di jenjangpendidikan menengah dan pendidikan dasar belummemperoleh gelar karena belum memiliki keahliantertentu. Si pendidikan tinggi ada jenjang kelanjutansetelah Sarjana yaitu Magister untuk jenjang S2 danDoltor untuk jenjang S3.

Mereka yang memiliki gelar baik S1,S2,S3 akanmemiliki jenjang stratifikasi sosial atas dibandingkandengan mereka yang tamat pendidikan menengah (SMP dan SMA) maupun yang tamat SD dan bahkantidak Tamat SD dan tidak sekolah.

Sosiolog lain yaitu Soerjono Soekano ( 1981 :141 -142:) menyatakan bahwa kriteria yang menjadikanmasyarakat berlapis-lapis adalah:

Ukuran KekayaanUkuran menyatakan adanya kuantitas atau jumlah

dari sesuatu hal. Jika ukuran kekayaan berarti adajumlah tertentu tentang kekayaan yang dapat dijadikan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

110

sebagai suatu tolak ukur; dari sini kita dapatkan ukurankekayaan yang tinggi atau banyak, ukuran sedang ataucukup dan ukuran sedikit atau miskin.

Kekayaan sebagai ukuran dalam menentukanstratifikasi sosial walaupun ada kuantitas tetapi padadasarnya adalah relative untuk suatu masyarakat.Ukuran orang kaya pada masyarakat pedesaan adalahluas pemilikan dan penguasaan tanah dan sering disimbulkan dengan rumah berbentuk Joglo (di JawaTimur dan Jawa Tengah ); tetapi berbeda halnya denganmasyarakat perkotaan didamping gedung yangmewah juga mobil yang mewah sebagai symbolkekayaan yang dimilikinya.

Kekayaan sebagai sebuah ukuran dari stratifikasisosial dalam masyarakat tetap tergantung pada situasidan kondisi masyarakat yang bersangkutan.

Ukuran KekuasaanKekuasaan yang didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang untuk mempengaruhiperilaku seseorang maupun kelompok orang agarberperilaku sesuai dengan apa yang dikehendakioleh orang yang memeiliki kekuasaan menjadi tolokukur dari startifikasi sosial yang ada dalammasyarakat.

Ukuran kekuasaan akan terkait dengan besarkecilnya dan luas sempitnya pengaruh yang dimilikiseseorang dalam masyarakatnya. Semakin luas dantinggi pengaruh yang dimiliki oleh seseorang semakin

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

111

tinggi stratifikasi yang dimilikinya dan semakin rendahdan sempit dan bahkan tidak memiliki pengaruhkeberadaan seseorang dalam masyarakat semakinrendah stratifikasi sosialnya.

Kekuasaan yang dimiliki seseorang bukanlahsesuatu yang bersifat formal saja seperti pejabatpemerintah setermpat maupun pejabat pemerintah yanglain. Kekuasaan tersebut berupa kepatuhan dan ketaatanbagi seseorang untuk mengikuti apa yang menjadi saranatau perintahnya. Seorang Kyai memberikan sarankepada seseorang untuk menghentikan kebiasan minummiras atau merokok dan yang yang bersangkutanlangsung menghentikan tindakannya, maka kyai tersebutmemiliki kekuasaan yang tinggi atau kuat; demikianjuga halnya kepada orang lain jika apa yang merekakehendaki dan orang melakukannya, maka orangtersebut memiliki kekuasaan yang tinggi atau kuat.

Ukuran KehormatanKehormatan yang diproleh oleh seseorang

bukanlah dari dirinya, melainkan penilaian yangdatang dari orang lain. Apakah seseorang dihormatiatau tidak oleh orang lain sangat tergantung padaorang lain, bukan bersumber pada dirinya.Penghormatan bagi seseorang buka muncul sesaat,melainkan melalui proses waktu dan evaluasi yangpanjang.

Penghormatan dengan demikian bersifat obyektifbukan bersifat subyektif. Penghargaan bagi seseorang

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

112

dalam wujud penghormatan dapat bersumber padakepribadian seseorang tersebut karena kejujuran,ketaqwaan beragama, berani karena benar rendah hatimaupun perilaku yang ditunjukan dalam setiapharinya seperti suka menolong, memberikan nasehatkepada yang membutuhkan dan sebagainya yangsetiap saat dievaluasi oleh anggota masyarakat yanglain. Penghormatan tersebut diwujudkan orang lainakan memberikan hormat lebih dahulu ataumengulurkan tangan untuk berjabat tangan ataumenempatkan duduk dalam suatu pesta atraupertemuan didepan sendiri atau di tempat yang pasdengan kehormatannya. Misalnya: Kenduri di desa,biasanya mereka yang dihormati akan duduk disebelahkiri paling Utara dari tempat duduk yang disediakandan disebelah Selatannya nanti akan di tempati olehorang-orang yang kehormatannya lebih kecil. Biasanyatempat ini di tempati oleh pemimpin kenduri (modin)dan cikal bakal desa atau orang yang terpandang didesanya. Sementara bagian Selatan paling kananditempati oleh yang muda sebagai wakil orang tuayang tidak dapat hadir pada kenduri tersebut.

Ukuran Ilmu PengetahuanUkuran Ilmu Pengetahuan akan meliputi dua

ukuran yaitu: pertama, ukuran formal yaitu ijazahsebagai ukurannya. Semakin tinggi gelar atau ijazahyang dimiliki semakin tinggi strata sosialnya dansemakin rendah ijazah yang dimiliki semakin rendah

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

113

strata sosialnya. Kedua, ukuran non formal adalahprofessional atau keahlian yang mereka miliki melaluiketrampilan yang dia lakukan. Mereka memperolehkeahlian tersebut tidak melalui jalur pendidikanformal. Pakar pengobatan alternative, merekamemperoleh keahliannya bukan belajar di fakultasKedokteran, melainkan diproleh dari luar pendidikanformal yang ada.

Tiga Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnyapelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisansosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dansistem pelapisan sosial campuran.

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed SocialStratification)

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

114

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggotadari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal.Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas padamobilitas horisontal saja. Contoh: -Sistem kasta. KaumSudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisanBrahmana.- Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggapdi posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisikulit putih.- Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah keposisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened SocialStratification)

Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnyasangat besar. Setiap anggota strata dapat bebasmelakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupunhorizontal. Contoh: -Seorang miskin karena usahanyabisa menjadi kaya, atau sebaliknya.- Seorang yangtidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

115

c. Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasiantara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorangBali berkasta Brahmana mempunyai kedudukanterhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakartamenjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah.Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturankelompok masyarakat di Jakarta.

Perbedaan Stratifikasi Sosial dengan Status Sosial

Status atau kedudukan yaitu posisi seseorangdidalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hakdan kewajiban-kewajiban tertentu. Dalam teoriSosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisanmasyarakat adalah status (kedudukan) dan role(peranan). Kedua unsur ini merupakan unsur bakudalam sistem pelapisan masyarakat.

Jadi kesimpulannya: status sosial atau kedudukan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

116

sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanyastratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalahpelapisan sosial yang disusun dari status-status sosial.

Tiga Lapisan Sosial dengan Dasar Kualitas Pribadi

Dalam masyarakat yang paling sederhana danhomogen, biasanya pembedaan peranan dan statusrelatif sedikit, maka stratifikasi sosialnya pun sedikit.Pelapisan sosial dalam masyarakat ini umumnyadidasarkan pada jenis kelamin, senioritas dan keturunan,yang merupakan kualitas pribadi seseorang.a. Jenis Kelamin pada sebagian masyarakat Indonesia

kedudukan laki-laki dinilai lebih tinggi daripadakedudukan wanita. Laki-laki yang menjadi kepalakeluarga/rumah tangga dihormati oleh isteri dananak-anak mereka.

b. Senioritas, Senioritas disini dapat berarti senioritasusia maupun generasi. Kedudukan yang lebih tualebih tinggi daripada yang muda.

c. Keturunan, Keturunan bangsawan dianggap lebihtinggi daripada keturunan rakyat jelata. Sebab-sebab Timbulnya Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yangdihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan,kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakatdan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

117

penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut,pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalammasyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapanmasyarakat/seseorang terhadap sesuatu yangdihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya.Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyaisedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, makamereka mempunyai kedudukan dan lapisan yangrendah.

Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yangtinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidakmempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaanterhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa puladitempatkan pada posisi yang tinggi, misalnyapahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapatjuga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalampekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jikadibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyaiketrampilan apapun.

Dua Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagaiberikut:a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor

yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya,kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifatkeaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

118

b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersamaBiasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaandan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partaipolitik, perusahaan, perkumpulan, angkatanbersenjata.

Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagaiberikut:a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti

menentukan penghasilan, tingkat kekayaan,keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/kedudukan seseorang.

b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yangdiciptakan masyarakat yang menyangkut prestisedan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.

c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatmelalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok,kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang ataukekuasaan.

d. Penentu lambang-lambang (simbol status) ataukedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaiandan bentuk rumah.

e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

119

kelompok, yang menduduki sistem sosial yangsama dalam masyarakat.Sekolah dan Mobilitas Sosial Dirancang atau tidak

dirancang kehadirannya, stratifikasi sosial merupakanrealitas sosial yang akan ada di masyarakat. Akantetapi, bila kita mau membangun negeri ini secaraefektif dan efisien, stratifikasi sosial harus dirancang,sebagaimana stratifikasi sosial hasil rancangan penjajahyang efektif dan efisien untuk keperluan ekonomimereka saat itu. Dengan kata lain, peluang yang adiluntuk meningkatkan status sosial patut diciptakan.Dan sekolah seharusnya dapat memainkan peranuntuk maksud itu. Di negara-negara maju, keadilandalam kesempatan mendapat pendidikan danberusaha amat diperhatikan. Siapa pun dan dari latarbelakang mana pun diberi kesempatan untukmengembangkan bakat dan minat melalui sekolah, lalumemasuki dunia kerja melalui persaingan yang adil.Inilah salah satu kunci keberhasilan mereka dalammempertahankan maupun meningkatkan kemajuannegerinya. Sebagaimana dikemukakan di atas, sudahhampir 60 tahun kita merdeka, namun belum dapatmemanfaatkan kemerdekaan untuk menghapusdiskriminasi sosial peninggalan penjajah. Sekolah yangseharusnya berfungsi sebagai sarana mobilitas sosialyang adil ternyata tetap berfungsi sebagai pengekalketidakadilan peninggalan penjajah. Padahal,ketidakadilan itulah yang sebenarnya merupakanpenyebab utama terjadinya konflik sosial di negeri ini.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

120

Bila dicari akar persoalannya, sebenarnya konflik sosialdi Papua, Maluku, Poso, Sampit, Aceh, bahkanperistiwa Mei kelabu di Jakarta, adalah ketidakadilansosial. Jelas, salah satu agenda utama di bidangpendidikan yang harus dicanangkan pemerintahadalah penghapusan diskriminasi sosial dalammengenyam pendidikan, dan mendorong terjadinyapersaingan yang adil dalam mengejar mobilitas sosialvertikal di masyarakat. Untuk itu, kebijakan-kebijakanberikut perlu diambil pemerintah.Pertama, kesadarankelas perlu ditanamkan dalam diri setiap warga negeriini. Setiap warga perlu disadarkan, kelas sosialmerupakan sebuah realitas sosial, dan bila dikeloladengan baik akan bermanfaat dalam memajukankehidupan bersama. Melalui pengembangankesadaran kelas, diharapkan tiap warga negaramenyadari posisinya dalam stratifikasi sosial negeri ini,proses dirinya menempati posisi stratifikasi itu, hak dankewajibannya dalam posisi strata yang ditempatinya,serta peluang yang dapat dimanfaatkan untukmendapatkan status sosial baru. Dalam kontekspendidikan sekolah, kurikulum sekolah, khususnyakurikulum ilmu sosial, hendaknya berisi kajian tentangstratifikasi sosial untuk maksud itu.Kedua, perlu dibuatkebijakan kompensasi untuk mengembalikan haknyaakibat diskriminasi sosial yang pernah terjadi. Dengankata lain, komunitas masyarakat yang pada masapenjajahan diperlakukan secara diskriminatif perlumendapat kompensasi sosial, agar mereka dapat

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

121

mengejar ketertinggalan dari kelompok masyarakatyang pernah mendapat hak istimewa. Konkretnya,dalam konteks pendidikan sekolah, sepertidikemukakan Darmaningtyas (Kompas, 19/7/2004),pemerintah perlu menyediakan sekolah negeribermutu yang murah untuk masyarakat kelas bawah,seperti masyarakat petani, nelayan, buruh, sertapekerja sektor informal di perkotaan. Sedangkanmasyarakat kelas menengah ke atas diarahkan untukmasuk sekolah swasta. Biarlah sekolah swasta bersaingsecara bebas untuk memperebutkan siswa darikalangan menengah ke atas, sedangkan sekolah negeridiproteksi oleh pemerintah untuk kepentinganpemberdayaan anak-anak kelas bawah.Ketiga,pemerintah perlu mendirikan lebih banyak sekolahmenengah kejuruan (SMK) guna menampung anak-anak dari kelas ekonomi lemah yang merupakanmayoritas warga negeri. Pasalnya, secara teoretismayoritas siswa dari kalangan ekonomi lemah hanyaakan menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat atas(SLTA), tidak melanjutkan ke perguruantinggi.Keempat, pemerintah perlu menyediakanbeasiswa bagi lulusan sekolah negeri yang memilikikemampuan memadai untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Dengan demikian, anak-anak darikalangan ekonomi lemah yang memiliki kemampuanakademik untuk kuliah mendapat peluang kuliahseluas-luasnya.Kelima, setiap daerah diberi wewenanguntuk mengidentifikasi potensi daerahnya, peluang

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

122

dan tantangan pengembangan potensi itu, lalumenyelenggarakan pendidikan sesuai hasil identifikasiitu. Dengan cara ini, pendidikan diharapkan akanrelevan dengan kebutuhan setempat, dan lulusansekolah lebih mungkin terserap dunia kerja, atau dapatmembuka lapangan kerja sendiri.Keenam, lima hal yangdikemukakan itu dapat diwujudkan bila anggaranpendidikan memungkinkan. Dan untuk itu, ketentuan20 persen anggaran belanja negara dialokasikan untukpendidikan sebagaimana ditetapkan dalam undag-undang, tidak bisa ditawar-tawar. Barangkali inilahtantangan terberat dalam mengembangkanmasyarakat berstratifikasi terbuka untuk mendorongterjadinya mobilitas sosial vertikal secara adil di negeriini melalui pendidikan sekolah. Kiranya pendidikanmerupakan alat yang berfungsi sebagai alat/wadahbagi individu untuk melakukan mobilitas sosial,sehingga manusia akan senantiasa bisa melakukankehidupan sosial dengan wajar dan layak sertamengalami kemajuan.

Pendidikan dan Stratifikasi Sosial

123

124

BAB VISOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN

Proses sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atautransfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satugenerasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompokatau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebutsosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peranyang harus dijalankan oleh individu.

Sosialisasi adalah proses pembelajaran individuterhadap budaya yang berkembang di masyarakatnyaagar dia dapat berperan sebagai anggota masyarakat.Yang dipelajari individu dalam sosialisasinya adalahnilai dan norma (unsur-unsur budaya) yangberkembang di masyarakat. Tahap-tahap sosialisasimenurut beberapa ahli.

Menurut George Herbert Mead berpendapat,bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

125

dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.a. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saatseorang anak mempersiapkan diri untuk mengenaldunia sosialnya, termasuk untuk memperolehpemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidaksempurna.

Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibukepada anaknya yang masih balita diucapkan“mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahamitepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahamisecara tepat makna kata makan tersebut dengankenyataan yang dialaminya.

b. Tahap meniru (Play Stage)Tahap ini ditandai dengan semakin

sempurnanya seorang anak menirukan peran-peranyang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap inimulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dansiapa nama orang tuanya, kakaknya, dansebagainya. Anak mulai menyadari tentang apayang dilakukan seorang ibu dan apa yangdiharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,kemampuan untuk menempatkan diri pada posisiorang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikanbanyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dariorang tersebut merupakan orang-orang yangdianggap penting bagi pembentukan dan

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

126

bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerapnorma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orangini disebut orang-orang yang amat berarti(Significant other).

c. Tahap siap bertindak (Game Stage)Peniruan yang dilakukan sudah mulai

berkurang dan digantikan oleh peran yang secaralangsung dimainkan sendiri dengan penuhkesadaran. Kemampuannya menempatkan diripada posisi orang lain pun meningkat sehinggamemungkinkan adanya kemampuan bermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanyatuntutan untuk membela keluarga dan bekerja samadengan teman-temannya. Pada tahap ini lawanberinteraksi semakin banyak dan hubunganyasemakin kompleks. Individu mulai berhubungandengan teman-teman sebaya di luar rumah.Peraturan-peraturan yang berlaku di luarkeluarganya secara bertahap juga mulai dipahami.Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadaribahwa ada norma tertentu yang berlaku di luarkeluarganya.

d. Tahap penerimaan norma kolektif (GeneralizedStage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa.Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisimasyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapatbertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orangyang berinteraksi dengannya tapi juga dengan

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

127

masyarakat luas. Manusia dewasa menyadaripentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama—bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya—secara mantap. Manusia dengan perkembangan diripada tahap ini telah menjadi warga masyarakatdalam arti sepenuhnya.

Menurut Charles H. Cooley

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalamteorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept)seseorang berkembang melalui interaksinya denganorang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glassself terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata

orang lain.Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang

paling hebat dan yang paling pintar karena sanganak memiliki prestasi di kelas dan selalu menangdi berbagai lomba.

2. Kita membayangkan bagaimana orang lainmenilai kita.

Dengan pandangan bahwa si anak adalah anakyang hebat, sang anak membayangkan pandanganorang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalumemuji dia, selalu percaya pada tindakannya.Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orangterhadap dirinya. Misalnya, gurunya selalumengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

128

atau orang tuanya selalu memamerkannya kepadaorang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belumtentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinyahebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain,ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadimenurun kalau sang anak memperoleh informasi dariorang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat daripenilaian tersebut.

Dengan adanya penilaian bahwa sang anakadalah anak yang hebat, timbul perasaan banggadan penuh percaya diri.

Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teorilabeling, dimana seseorang akan berusaha memainkanperan sosial sesuai dengan apa penilaian orangterhadapnya. Jika seorang anak dicap “nakal”, makaada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai“anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya,walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi

Dengan proses sosialisasi individu berkembangmenjadi suatu pribadi atau makhluk sosial. Pribadi ataumakhluk sosial ini merupakankesatuan integral darisifat-sifat individu yang berkembang melalui prosessosialisai dan yang mempengaruhi hubungannyadengan orang lain dalam masyarakat.

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

129

Proses perkembangan manusia sebagai makhluksocial atau kepribadian itu dipengaruhi oleh banyakfaktor. Menurut F.G.Robbins ada lima faktor yangmenjadi dasar perkembangan kepribadian itu. Kelimafaktor tersebut yaitu (1) sifat dasar, (2) lingkunganprenatal, (3) perbedaan individual, (4) lingkungan, dan(5) motivasi.

Sifat dasar, merupakan keseluruhan potensi-potensiyang diwarisi oleh seseorang dari kedua orang tuanya.Sifat dasar terbentuk pada saat konsepsi. Sifat dasaryang masih merupakan potensi-potensi ituberkembang menjadi aktualisasi karena pengaruh-pengaruh faktor lainnya.

Lingkungan prenatal, adalah lingkungan dalamkandungan.Dalam priode prenatal ini individumendapat pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu.Pengaruh-pengaruh itu dapat digolongkan menjadibeberapa kategori, yaitu:a. Beberapa jenis penyakit, seperti diabetes, kanker,

siphilis; penyakit tersebut mempunyai pengaruhtidak langsung terhadap pertumbuhan mental,penglihatan, pendengaran janin dalamkandungan.

b. Gangguan endoktrin dapat mengakibatkanketerbelakangan perkembangan anak, sepertiketerbelakangan mental dan emosional

c. Shock, luka pada saat kelahiran dapatmenyebabkan berbagai kelainan, seperti lemahpokiran dan lain-lain.

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

130

Perbedaan individual, merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi proses sosialisasi.Sejak saatdilahirkan, anak tumbuh dan berkembang sebagaiindividu yang unik, berbeda dari individu-individuyang lain. Perbedaan individual ini meliputi perbedaandalam ciri-ciri fisik (bentuk badan, warna kulit, warnamata, dan rambut), dan ciri-ciri fisiologik (berfungsinyasistem endoktrein), ciri-ciri mental dan emosional, ciri-ciri personal dan sosial. Bahwa meskipun individu ituhidup dalam masyarakat namun dia tetap merupakanmakhluk yang unik.

Lingkungan ialah kondisi-kondisi di sekitarindividu yang memoengaruhi proses sosialisasinya.Lingkungan ini dapat dikategorikan menjadi:a. lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora

dan fauna di sekitar individu;b. Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat

individu itu hidup; kebudayaan ini mencakup aspekmaterial (rumah, perlengkapan hidup, hasiltekhnologi lainnya) dan aspek non material (nilai-nilai, pandangan hidup, dan adat istiadat);

c. M anusia lain dan masyarakat di sekitar individu;pengaruh manusia lain dan masyarakat dapatmemberi stimulasi atau membatasi proses sosialisasi.

Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diriindividu yang menggerakkan individu untuk berbuat.Motivasi ini dapat dibedakan menjadi dorongan dankebutuhan. Dorongan adalah keadaan ketidak

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

131

seimbangan dalam diri individu, karena pengaruh daridalam dan luar diri individu yang mempengaruhinyauntuk berbuat. Sedangkan kebutuhan adalah doronganyang telah ditentukan secara personal, sosial dancultural. Menurut Louis Raths, kebutuhan-kebutuhanmanusia yang penting, ialah (a) kebutuhan untukbersama, (b) kebutuhan untuk berprestasi, (c)kebutuhan akan afeksi, (d) kebutuhan bebas dari rasatakut, (e) kebutuhan bebas dari rasa bersalah, (f)kebutuhan untuk turut serta dalam mengambilkeputusan, (g) kebutuhan akan terintegrasikannyasikap, keyakinan, dan nilai-nilai.

Kelima faktor yang telah dibicarakan di atas,melalui proses aksi, reaksi mempengaruhi prosessosialisasi manusia

Tujuan Sosialisasi

1. Membekali seseorang dengan seperangkat nilai dannorma agar sikap dan perilakunya sesuai denganharapan masyarakat

2. Memberikan latihan berbagai keterampilan yangdibutuhkan untuk berinteraksi dengan sesamanyadan lingkungannya

3. Mengembangkan kemampuan seseorang untukberkomunikasi dengan semua pihak danmelakukan mobilitas sosial

4. Melatih seseorang agar mampu mengendalikanfungsi-fungsi organiknya dan kepentingannya agar

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

132

sikap dan perilakunya tidak menyimpang dari tatanilai dan norma

Agen Sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yangmelaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empatagen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompokbermain, media massa, dan lembaga pendidikansekolah. Pesan-pesan yang disampaikan agensosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satusama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin sajaberbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yangdiajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolahanak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminumminman keras dan menggunakan obat-obatanterlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasamempelajarinya dari teman-teman sebaya atau mediamassa yang ada dalam masyarakat

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itutidak bertentangan atau selayaknya saling mendukungsatu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasidijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadikarena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

a. Keluarga Bagi keluarga inti (nuclear family), agen sosialisasi

meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan tinggalsecara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

133

pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatandiperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadilebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiriatas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek,paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Padamasyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya,sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang beradadiluar anggota kerabat biologis seorang anak.Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakananggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi(baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan paraagen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awalsangat besar karena anak sepenuhnya berada dalamlingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

b. Teman sebaya (peer group)Teman sebaya (sering juga disebut teman bermain)

pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampuberpergian ke luar rumah. Pada awalnya, temanbermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifatrekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruhdalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncakpengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.Kelompok bermain lebih banyak berperan dalammembentuk kepribadian seorang individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluargayang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbedausia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalamkelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

134

pola interaksi dengan orang-orang yang sederajatdengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompokbermain, anak dapat mempelajari peraturan yangmengatur peranan orang-orang yang kedudukannyasederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

c. Lembaga pendidikan formal (sekolah) Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan

formal seseorang belajar membaca, menulis, danberhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalahaturan-aturan mengenai kemandirian (independence),prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan(specificity). Di lingkungan rumah seorang anakmengharapkan bantuan dari orang tuanya dalammelaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolahsebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiridengan penuh rasa tanggung jawab.

d. Media massa Yang termasuk kelompok media massa di sini

adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnyapengaruh media sangat tergantung pada kualitas danfrekuensi pesan yang disampaikan. Media massamerupakan salah satu agen sosialisasi yang palingberpengaruh

Contoh: Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini

telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

135

anak dalam beberapa kasus.· Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan

pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakatpada umumnya.

e. Agen-agen lainSelain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan

media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusiagama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat,dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantuseseorang membentuk pandangannya sendiri tentangdunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agenini sangat besar.

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

136

BAB VIIKELUARGA DAN

PENDIDIKAN SOSIALISASI

Batasan Keluarga

Beberapa batasan pengertian diberikan, bahwakeluarga adalah group of two or more person residingtogether who are related blood, marriage, or adoption(Berreau of the Cencus). Atau “.. a family is a group ofinteracting persons who recognize a relationship witheach other based on common parentage, marriage, and/or adoption..”. Jadi disimpulkan bahwa keluargaadalah kelompok social yang terdiri dua orang ataulebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atauadopsi yang syah menurut agama maupun negara.

Hubungan sosial diantara anggota keluargarelatif tetap dan bersifat primery group. Artinya bahwapendidikan keluarga merupakan wadah awal danutama terjadi. Dikatakan awal karena memangkeluargalah yang pertama sekali yang dikenal anaktepatnya kedua orang tuanya. Dikatakan utama karena

Keluarga dan Pendidikan Sosial

137

memang keluarga merupakan wadah yang palingurgen dalam menjalankan pendidikan kepada anakjauh sebelum dilahirkan ketika malahan telah terjadiketika memilih jodoh.

Aspek-aspek Pendidikan Anak dalam Keluarga

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah atausuci. Suci bukan berarti kosong atau netralsebagaimana dipahami oleh John Locke. Akan tetapisuci, bersih membawa potensi yang baik berupa pisikmaupun psikis yang sangat lemah dan membutuhkanbantuan orang lain untuk mengembangkannya.Bantuan tersebut berupa pendidikan yang diberikanoleh kedua orang tuanya, keluarga, dan lingkungansekitar, yang berperan membentuk kepribadian,prilaku, dan mengarahkan kecenderungan anak sesuaidengan minat dan bakatnya.

Islam sangat menganjurkan atau bahkanmewajibkan kepada pemeluknya agar prosespendidikan diberikan kepada anak-anak semenjakdalam buaian. Bahkan ketika masih dalam kandungansang ibupun dianjurkan untuk banyak melakukanibadah, mendekatkan diri kepada Allah dan berprilakuyang baik terhadap sesama. Hal ini dianjurkan agar sibayi dalam kandungan mendapatkan pendidikan yangbaik yang didapatkan dari suasana dan kondisipsikologis sang ibu yang menjalani masa kehamilannyadengan rajin beribadah.

Keluarga dan Pendidikan Sosial

138

Orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawabterhadap anggota keluarga tentu memiliki peran utamadan pengaruh yang kuat dalam pendidikan anaknyadi masa kecil. Masa kecil sebagai masa dimana anakhanya bisa meniru prilaku orang lain. Prilaku masakecil akan tertanam sampai masa dewasa nantinya.Pada masa kecil ini anak lebih banyak berinteraksidengan lingkungan terdekatnya yaitu keluarga atauorang tuanya. Disinilah pentingnya peran orang tuadalam pendidikan anak.

Besarnya pengaruh orang tua dan keluarga dalammenentukan keberhasilan pendidikan anak,mengisyaratkan bahwa perhatian dan kesungguhanorang tua dalam mendidik anaknya merupakanprioritas utama dalam pendidikan Islam. Anak yangshaleh yang senantiasa mendo’akan kedua orangtuanya adalah prototype anak yang didambakan olehsetiap muslim. Adalah kesadaran orangtua menjadikankesalehan itu harus dipersiapkan dan dididikkansemenjak usia dini.

Anak adalah titipan Allah SWT yang sangat muliakedudukannya. Penghargaan terhadap anak harusdidasarkan kepada kesadaran bahwa anak adalahrahmat Allah yang diamanatkan kepada manusia.Amanah ini wajib dilaksanakan dan dipelihara. AllahSWT telah mengungkapkan tentang kewajibanmanusia menunaikan amanah Allah yang dititipkankepada manusia.

Keluarga dan Pendidikan Sosial

139

Keluarga sebagai Kelompok Primer

Sebagai kelompok primer, keluarga berpengaruhbesar kepada anggota keluarga, karena :1. Keluarga memberikan kesempatan yang unik

kepada anaknya untuk menyadari dan memperkuatnilai-nilai kepribadiannya. Dalam keluarga individumemperoleh kebebasan yang luas untukmenampakkan kepribadiannya. Kesempatan inisangat penting bagi proses sosialisasinya, karenadengan cara demikian individu membangun hargadirinya.

2. Keluarga mengatur dan menjadi perantarahubungan anggota-anggotanya dengan dunia luar.Dalam hubungan ini dapat dibedakan dua macamcorak keluarga, yaitu:

a. Keluarga terbuka, yaitu keluarga yangmendorong anggota-anggotanya untuk bergauldengan masyarakat luas. Anak bebas bergauldengan teman-temannya. Keluarga yang bersifatterbuka lebih sedikit mengalami ganggguan danketegangan-ketegangan, karena pergaulandengan dunia luar itu dapat menghilangkanatau mengurangi beban-beban emosional.

b. Keluarga tertutup, yaitu keluarga yang menutupdiri terhadap hubungan dunia luar. Keluargayang tertutup menghadapi orang luar dengankecurigaan. Hubungan social yang intim,

Keluarga dan Pendidikan Sosial

140

kecintaan, afeksi, terbatas dalam lingkungankeluarga sendiri. Karena tekanan-tekanan batintidak dapat disalurkan ke luar dalam hubungansocial dengan dunia luar, maka kemarahan,kekecewaan ditumpahkan kepada keluargasendiri. Akan tetapi keluarga yang tertutup lebihintim dan kompak.

Keluarga merupakan institusi yang paling pentingpengaruhnya terhadap proses sosialisasi anak. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya peranankeluarga dalam proses sosialisasi anak. Salah satu segipenting dalam proses sosialisasi ialah bagaimanakeluarga memberikan motivasi kepada anak agar diamau mempelajari pola-pola tingkah laku yang benaryang diajarkan kepadanya. Sehingga anak dalammenjalankan fungsi pribadi dan sosial dapat diterimadi masyarakat luas.

Keluarga dan Pendidikan Sosial

141

Keluarga dan Pendidikan Sosial

142

BAB VIIIKELOMPOK SEBAYADAN SOSIALISASI

Pengertian Kelompok Sebaya

Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelahkeluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu.Terpengaruh atau tidaknya individu dengan temansebaya tergantung pada persepsi individu terhadapkelompoknya, sebab persepsi individu terhadapkelompoknya sebayanya akan menentukan keputusanyang diambil nantinya.

Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan,yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukansosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilaiyang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan olehteman seusianya, dan tempat dalam rangkamenentukan jatidirinya, namun apabila nilai yangdikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilainegatif, maka akan menimbulkan bahaya bagiperkembangan jiwa individu.

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

143

Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya jugamengakibatkan melemahnya ikatan individu denganorang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selainitu, banyak waktu yang diluangkan individu di luarrumah bersama teman-teman sebayanya daripadadengan orang tuanya adalah salah satu alasan pokokpentingnya peran teman sebaya bagi individu.

Peranan penting kelompok teman sebaya terhadapindividu terutama berkaitan dengan sikap,pembicaraan, minat, penampilan dan prilaku remajaseringkali meniru bahwa memakai model pakaian yangsama dengan anggota kelompoknya yang populer,maka kesempatan bagi dirinya untuk diterimaolehkelompok sebaya menjadi besar.

Menurut Gerungan (1986) kenakalan remajamuncul akibat terjadinya interaksi sosial antara individusosial antara individu dengan kelompok sebaya. Peraninteraksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupaimitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.

Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yangdilakukan teman sebayanya. Sementara itu sugestibahwa kebutan-kebutan dan penggunaan NAPZAadalah remaja yang semula baik menjadi nakal.Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yangmengarahkan remaja nakal atau tidak juga ditentukanbagaimana persepsi remaja terhadap kelompok temansebaya tersebut.

Teman sebaya tempat memperoleh informasi yangtidak di dapatkan di dalam keluarga, tempat

144

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

menambah kemampuan dan tempat kedua setelahkeluarga yang mengarahkan dirinya menuju perilakuyang baik serta memberikan masukan (korekksi)terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akanmembawa dampak positif bagi remaja yangbersangkutan.

Remaja memiliki kecendrungan bahwa temansebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orangdewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standarkelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar,menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajarberprilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama

Jenis-jenis Kelompok Sebaya

Setiap kelompok sebaya mempunyai aturan baikyang bersifat implicit maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya: di tinjau dari sifatorganisasinya, kelompok sebaya di bedakan menjadi:a. Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok

sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anakitu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang,dan klik. Di dalam kelompok ini tidak adabimbingan dan partisipasi orang dewasa.

b. Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalamkelompok ini ada bimbingan, partisipai ataupengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan danpengarahan diberikan secara bijaksana makakelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses

145

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapatdalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompoksebaya jenis ini misalnya, kepramukaan, Klub,Perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.

Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebayayang mempunyai peranan penting dalam prosessosialisasi yaitu kelompok permainan, gang dan klikdan club.

Kelompok permainan (play group) terbentuk secaraspontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak,namun di dalamnya tercermin pula struktur dan prosesmasyarakat luas, Sedang gang, bertujuan kegiatannyauntuk melakukan kejahatan, kekerasaan, danperbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebayayang bersifat formal dalam artian mempunyaiorganisasi social yang teratur serta dalam bimbinganorang dewasa. Sementara itu Klik ( clique), paraanggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakansesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidakmenimbulkan konflik social.

Dari pernyataan di atas, di maklumi bahwakelompok sebaya sangat berperanan penting dalamproses sosialisasi individu terutama kelompok sebayaremaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanyaberdampak negative akan tetapi juga berdampak positif.Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masihsangat di perlukan bahwa ketika anak memiliki temanmaka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita.

146

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

147

Fungsi Kelompok Sebaya

Di dalam kelompok sebaya anak belajar bergauldengan sesamanya. Mula-mula kelompok sebaya padaanak-anak itu terbentuk dengan secara kebetulan.Dalam perkembangan selanjutnya masuknya anak kedalam suatu kelompok sebaya berdasarkan pilihan.Setelah anak masuk ke sekolah kelompok sebayanyadapat berupa teman sekelasnya, klik dalam kelasnya,dan kelompok permainannya.

Dalam kelompok sebaya itu anak belajar memberidan menerima dalam pergaulannya dengan sesametemannya. Partisipasi di dalam kelompok sebayanyamemberikan kesempatan yang besar bagi anakmengalami proses belajar sosial (social learning).Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapanpenting dalam kehidupan seseorang setelah dewasa.

Selain itu, di dalam kelompok sebaya anakmempelajari kebudayaan masyarakatnya. Bahwamelalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimanamenjadi manusia yang baik sesuai dengan gambarandan cita-cita masyarakatnya; tentang kejujuran,keadilan, kerjasama, dan tanggung jawab. Sehinggakelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkanmobilitas sosial. Melalui pergaulan pergaulan didalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anakyang berasal dari kelas social bawah menangkapnilai-nilai, ide-ide, cita-cita, dan pola-pola tingkahlaku anak dari golongan menengah keatas demikian

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

148

juga sebaliknya.Kelompok sebaya juga masing-masing individu

mempelajari peranan social yang baru. Anak yang biasadi didik dengan pola otoriter dapat mengenalkehidupan demokratis dalam kelompok sebaya. Didalam kelompok sebaya mungkin anak berperanansebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dansebagainya. Sehingga di dalam kelompok sebaya anakmempunyai kesempatan melakukan bermacam-macam kelompok sosial.

Kelompok Sebaya dan Sosialisasi

DAFTAR BACAAN

F.G. Robbins, Educational Sociology, Henry HoltCompany, New York, 1953

St. Vembriarto, Pendidikan social, Jilid I, YayasanPendidikan Paramita, Yogyakarta, 1975

……….., Sosiologi pendidikan, Grasindo, Jakarta, 1993

Thomas Ford Hoult, Dictionary of modern sociology,Littlefield, Adams & Co, New Jersey, 1974

R.S. Lazarus, Adjusment and Personality, Mc Graw-HillBook Co., New York, 1961

Ivor Morrish, The Sociology of education, George Allensand Unwin Ltd, London, 1976

Gillin & Gillin, Cultural Sociology, , The Mac MillanCompany, New York 1954

Bertrand Alvin, Basic Sociology: An Introduction to Theoryand Method, Appleton-Century-Crofts, NewYork, 1967

149

Bouvman., Terjemahan: Sugito Suyitno, Sosiologi:pengertian dan masalah, Kanisius, Yogyakarta,1971

S.Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jemmars, Bandung,1983

.........., Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1994

Mayor Polak, Sosiologi suatu pengantar, Inchtiar Baru,Jakarta, 1976

Soejono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, YayasanPenerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1975

Selo Soemarjan, Setangkai Bunga Sosiologi, Lembagapenerbit Fakultas Ekonomi UI, 1964

A Pitirin Sorokin, Society, culture and personality: TheirStructure and Dynamics, Cooper square, NewYork, 1968

Haditono, Sosiologi Pengantar, Yogyakarta, 1977

Ary.H.Gunawan, Sosiologi Pendidikan: Suatu AnalisisSosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta, 2000

Ramayulis, Analisis Filosofis Pendidikan Islam DalamSistem Pendidikan Nasional, Padang, 2008

Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan, Usaha Nasional,Surabaya, 1986

150