dede akbar - Repository UIN SUSKA
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of dede akbar - Repository UIN SUSKA
PURWARUPA SISTEM KENDALI OTOMATIS DIKANDANG AYAM
UNTUK MEMINIMALISIR GAS AMMONIA BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Oleh :
DEDE AKBAR
11455101812
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
iv
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta pada peulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat,
tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai
dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya
diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam.
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan oleh saya maupun orang lain untuk keperluan lain, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak memuat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan dalam referensi dan dalam daftar pustaka.
Saya bersedia menerima sanksi jika pernyataan ini tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
Pekanbaru, 23 Juli 2020
Yang membuat pernyataan,
DEDE AKBAR
11455101812
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Allahu Akbar. Alhamdu lillahi rabbil ’alamin
Karya tulis ini merupakan karunia yang luar biasa dari Allah
SWT Sebuah karya tulis yang telah menghantarkan ku sebagai
seorang Sarjana
Terima Kasih Ya Allah … Sembah sujud serta syukurku kepada-Mu ya Allah, zat yang Maha
Pengasih namun tak pernah pilih kasih dan Maha Penyayang yang kasih
sayang-Nya tak terbilang. Engkau zat yang Maha membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hati ini di atas agama-Mu ya Allah. Lantunan sholawat beriring
salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduan pada
sosok panutan umat, pembangun peradaban manusia yang beradab Nabi Besar
Muhammad SAW.
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (QS : Al-Mujadilah 11)
Semua ini ku persembahkan kepada:
Apa dan Ibu tercinta yang selalu berkorban, memberikan semangat, kasih
sayang, tuntunan, dan bimbingan, agar aku menjadi pribadi yang hebat dan
selalu sabar serta tawakal dalam menjalani hidup ini
Dan Untuk Keluargaku, Kakak-Kakak dan Adik-adikku.
Terima kasih atas semangat, doa dan bantuannya dalam pelaksanaan Tugas
Akhir ini.
vii
PURWARUPA SISTEM KENDALI OTOMATIS DIKANDANG AYAM
UNTUK MEMINIMALISIR GAS AMMONIA BEBASIS ARDUINO
DEDE AKBAR
NIM: 11455101812
Tanggal Sidang: 10 April 2020
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas KM 15 No. 155 Pekanbaru
ABSTRAK
Sumber pencemaran udara dari usaha peternakan ayam broiler berasal dari emisi feses ayam broiler, yang dapat
berupa gas hidrosulfida, nitrogen dioksida saat terjadi dikomposisi membentuk senyawa gas ammonia. Senyawa
ammonia yang ringan memudahkan gas ammonia menyebar diudara, tetapi dikarnakan pembentukkan gas ammonia
terjadi didalam kandang, efek yang ditimbulkan gas ammonia berupa gangguan pembentukan kekebalan
tubuh, hal ini menyebabkan ayam mudah terkena penyakit pernafasan berupa Avian Invluenza, korisa,
CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis dan, Infectious Laryngo Tracheintis. Pengontrolan gas
ammonia akan dikendalikan dengan menggunakan blower, conveyor, dan akan dilakukan perekaman data setiap 15
menit sekali selama 5 hari dari pembacaan sensor mq-135 dan keadaan kandang ketika kandang tanpa dan dengan
pengendali. Pembacaan kadar gas ammonia pada kandang ayam tanpa pengendali kadar gas ammonia mencapai
0.60 ppm dan paling rendah 0.01. Pembacaan gas ammonia dengan pengendali dapat mengontrol gas ammonia
dibawah 0.30 ppm dengan pembacaan tertinggi 0.28 ppm dan paling kecil 0.02 ppm
Kata Kunci: Ammonia, blower, conveyor belt, shield data logger, MQ-135
PROTOTYPE AUTOMATIC CONTROL SYSTEM IN CHICKENS COOP
TO MINIMIZE AMMONIA GAS ARDUINO-BASED
DEDE AKBAR
Student Number : 11455101812
Date of Final Exam : 10 July, 2020
Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas No. 155 Pekanbaru
ABSTRACT
The air pollution source of broiler chicken farming is derived from the emission of broiler chicken feces,
which can be hydrosulfide gas, nitrogen dioxide when the composition occurs in the form of ammonia gas
compounds.The lightweight ammonia compounds facilitate the gas ammonia spread in the air, but the
formation of a gas-forming ammonia occurs in the enclosure, the effect that ammonia gas is a disorder of
immune formation, this causes the chickens to be easily exposed Respiratory diseases such as Avian
Invluenza, Korisa, CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis and, Infectious Laryngo Tracheintis.The
ammonia gas control will be controlled using a blower, conveyor, and recording data every 15 minutes once
for 5 days from the Mq-135 sensor readings and the state of the enclosure when the enclosure is without and
with the controller.The reading of the ammonia gas level in the chicken cage without the ammonia gas level
controller reaches 0.60 ppm and the lowest 0.01.Ammonia gas readings with controllers can control gas
ammonia below 0.30 ppm with the highest reading of 0.28 ppm and at least 0.02 ppm
Keywords: Ammonia, blower, conveyor belt, shield data logger, MQ-135
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allh SWT, yang
telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sholawat dan salam untuk
baginda Rasulullah SAW, sebagai seorang sosok pemimpin dan suri tauladan bagi seluruh
umat di dunia yang patut di contoh dan di teladani oleh kita semua. Atas ridho Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Purwarupa Sistem Kendali
Otomatis Dikandang Ayam Untuk Meminimalisir Gas Ammonia Berbasis Arduino ”.
Melalui proses bimbingan dan pengarahan yang disumbangkan oleh orang-orang yang
berpengalaman, dorongan, motivasi dan juga do’a orang-orang yang ada disekeliling
penulis sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan penuh
kesederhanaan. Sudah menjadi ketentuan bagi setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan
studinya pada perguruan tinggi UIN SUSKA Riau untuk membuat karya ilmiah berupa
Tugas Akhir guna memperoleh gelar sarjana.
Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia serta hidayahnya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Kedua orang tua bapak dan ibu penulis serta keluarga besar yang telah
mendo’akan, memberikan dukungan dan motivasi agar penulis dapat sukses dan
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan benar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag selaku rektor UIN SUSKA
Riau beserta kepada seluruh staf dan jajarannya.
4. Bapak Dr. Ahmad Darmawi., M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN SUSKA Riau beserta kepada seluruh Pembantu Dekan, Staf dan jajarannya.
5. Ibu Ewi Ismaredah, S.Kom., M.Kom selaku ketua jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau.
6. Bapak Mulyono, S.T, MT selaku sekretaris jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains
dan Teknologi UIN SUSKA Riau.
7. Oktaf Brillian Kharisma, ST., MT selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu serta pemikirannya dengan ikhlas dalam memberikan
x
penjelasan dan masukan yang sangat berguna sehingga penulis menjadi lebih
mengerti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Bapak/Ibu selaku ketua sidang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memimpin jalannya sidang Tugas Akhir ini serta memberikan kritik dan saran
yang sangat membangun terhadap penulis.
9. Bapak Jufrizel, ST, MT dan Ewi Ismaredah, S.Kom., M.Kom selaku dosen
penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kritikan dan
saran yang sangat membangun terhadap penulis.
10. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan bimbingan
dan curahan ilmu kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Keluarga penulis terimakasih telah banyak memberikan waktu, dukungan,
keringat dan motivasi yang tak terhingga kepada penulis
12. Teman-teman Elektra yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.
13. Keluarga besar angkatan 14, Kakanda dan adinda Teknik Elektro dan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dorongan
dan motivasi serta memberikan sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun materil mendapatkan balasan
pahala dari Allah SWT, dan sebuah harapan dari penulis semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca umumnya.
Semua kekurangan hanya datang dari penulis dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, hal ini yang membuat penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan
pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat positif dan membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Pekanbaru, 23 Juli 2020
Penulis,
Dede Akbar
11455101812
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKRUAL ....................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................................vi
ABSTRAK ..............................................................................................................................vii
ABSTRACT .............................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................xv
DAFTAR SIMBOL ................................................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN .........................................................................................................xvii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... I-5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ I-5
1.4 Batasan Masalah ......................................................................................................... I-6
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... I-6
BAB II LANDASAN TEORY
2.1 Penelitian Terkait ....................................................................................................... II-1
2.2 Kualitas Udara ............................................................................................................ II-3
2.2.1 Gas Ammonia .................................................................................................. II-3
2.3 Komponen Terkait ...................................................................................................... II-4
x
2.3.1 Sensor MQ-135 ................................................................................................ II-4
2.3.2 Brushless DC Fan ............................................................................................ II-5
2.3.3 Arduino ............................................................................................................ II-7
2.3.4 LCD (Liquid Crystal Display) .......................................................................... II-12
2.3.5 I2C Serial LCD Modul ..................................................................................... II-14
2.3.6 Conveyor Belt ................................................................................................... II-15
2.3.6 Driver Motor l298n .......................................................................................... II-15
2.3.7 Shield Data Logger .......................................................................................... II-17
2.4 Kandang Ayam ............................................................................................................ II-18
2.4.1 Kandang Close House ...................................................................................... II-19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proses Alur Penelitian ................................................................................................ III-1
3.2 Tahap Perancangan ..................................................................................................... III-2
3.3 Analisi Kebutuhan Sistem .......................................................................................... III-3
3.3.1 Ukuran Kandang Ayam .................................................................................... III-4
3.3.2 Penempatan Sensor .......................................................................................... III-4
3.3.3 Sensor Gas Ammonia ...................................................................................... III-5
3.3.4 Conveyor Belt ................................................................................................... III-5
3.3.5 Shield Data Logger .......................................................................................... III-5
3.3.6 Modul Driver Motor l298n .............................................................................. III-5
3.3.7 Mikrokontroler ................................................................................................. III-6
3.4 Model Perancangan Sistem ........................................................................................ III-6
3.4.1 Perancangan Hardware .................................................................................... III-8
3.4.2 Perancangan Software ...................................................................................... III-14
3.5 Penentuan Variable Data ............................................................................................ III-19
xi
3.5.1 Sumber Data ..................................................................................................... III-19
3.5.2 Tahap Pengambilan Data ................................................................................. III-19
3.5.3 Alat Pengambilan Data .................................................................................... III-21
3.6 Pengujian Sistem ........................................................................................................ III-21
3.6.1 Pengujian Perangkat Lunak (Software) ........................................................... III-21
3.6.2 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) ........................................................... III-21
3.6.3 Pengujian Pengendalian Kadar Gas Ammonia ................................................ III-26
3.7 Implementasi Alat ...................................................................................................... III-27
3.8 Analisis Hasil ............................................................................................................. III-27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan ................................................................................................. IV-1
4.2 Pengujian Hardware ................................................................................................... IV-2
4.2.1 Pengujian Power Supply .................................................................................. IV-2
4.2.2 Pengujian Mikrokontroler ................................................................................ IV-4
4.2.3 Pengujian Driver Motor L298N ....................................................................... IV-6
4.2.4 Pengujian Relay Conveyor Belt ........................................................................ IV-7
4.3 Hasil Pengujian Software ........................................................................................... IV-8
4.3.1 Pengujian LCD 16x2 ........................................................................................ IV-8
4.3.2 Pengujian Pembacaan Sensor MQ-135 ............................................................ IV-9
4.3.3 Pengujian Shield Data Logger ....................................................................... IV-12
4.3.4 Pengujian Sistem Keseluruhan ...................................................................... IV-15
4.4 Pengujian Kinerja Alat Kendali Gas Ammonia ....................................................... IV-17
4.4.1 Hasil Pengujian Kandang Tanpa Pengendali ................................................. IV-17
4.4.2 Hasil Pengujian Kandang dengan Pengendali ................................................ IV-28
4.4.3 Hasil Pengujian Perekaman Data Shield Data Logger ................................... IV-40
xii
4.4.4 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pemasangan Pengendali ....................... IV-41
4.5 Analisis Kinerja Sistem Terhadap Ayam Broiler ..................................................... IV-42
4.5.1 Pertambahan Bobot Beban ............................................................................. IV-42
4.5.2 Perilaku Ayam Broiler ................................................................................... IV-44
4.6 Pengujian Kelayakan Dengan Kuesioner ................................................................. IV-45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. V-1
5.2 Saran ........................................................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sensor MQ-135 ............................................................................................................. II-4
2.2 Motor Brushless DC ...................................................................................................... II-5
2.3 Motor Brushless DC (a) Satu Fasa (b) Tiga Fasa .......................................................... II-6
2.4 Letak Magnet Pada Rotor ............................................................................................. II-7
2.5 Perputaran Motor ........................................................................................................... II-7
2.6 Board Arduino Uno ....................................................................................................... II-8
2.7 Komponen Arduino ....................................................................................................... II-9
2.8 Tampilan Software Arduino .......................................................................................... II-11
2.9 Liquid Crystal Displat ................................................................................................... II-12
2.10 I2C Serial LCD Modul ................................................................................................ II-13
2.11 Layout I2C ................................................................................................................... II-14
2.12 Conveyor Belt ............................................................................................................... II-15
2.13 Modul Driver Motor l298n ..................................................................................................... II-16
2.14 Komponen Penyusun L298n .................................................................................................. II-17
3.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................................................... III-2
3.2 Blok Diagram Perancangan Sistem ......................................................................................... III-6
3.3 Model Tata Letak Komponen Tampak Luar .................................................................. III-8
3.4 Rangkaian Power Supply................................................................................................ III-8
3.5 Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia .......................................................................... III-9
3.6 Rangkaian LCD 16x2 .................................................................................................... III-10
3.7 Rangkaian Shield Data Logger ...................................................................................... III-11
3.8 Rangkaian Kipas............................................................................................................. III-12
3.9 Rangkaian Relay Conveyor Belt ..................................................................................... III-13
xiv
3.10 Rangkaian hardware keseluruhan ................................................................................ III-13
3.11 Diagram Program Kipas Angin ................................................................................... III-14
3.12 Diagram Program Pembersih Kotoran Ayam .............................................................. III-15
3.13 Diagram Program Menampilkan dan Perekam Data .................................................... III-16
3.14 Diagram Promgram Keseluruhan ................................................................................ III-17
3.15 Skema Pemasangan Alat ............................................................................................. III-27
4.1 Hasil Alat Keseluruhan ................................................................................................ IV-1
4.2 Pengukuran Tegangan Rangkaian Power Supply ......................................................... IV-3
4.3 Pengukuran Power Supply 12V dan 9V ........................................................................ IV-4
4.4 Pengujian Relay Conveyor Belt ..................................................................................... IV-7
4.5 Pengujian LCD 16x2 ..................................................................................................... IV-8
4.6 Pengujian Sensor MQ-135 ............................................................................................IV-10
4.7 Pengujian Perekaman Data Sheild Data Logger ............................................................IV-15
4.8 Perekaman Data Kandang Tanpa Pengendali ...............................................................IV-41
4.9 Perekaman Data Kandang Dengan Pengendali .............................................................IV-42
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ukuran Kandang Ayam Broiler .................................................................................... II-18
3.1 Pengambilan Data Gas Ammonia .................................................................................III-19
4.1 Pengukuran Tegangan Rangkaian Power Supply ........................................................... IV-3
4.2 Pengukuran Power Suply................................................................................................ IV-4
4.3 Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno ....................................................................... IV-5
4.4 Pengujian Driver Motor L298N .................................................................................... IV-6
4.5 Pengujian Relay Conveyort Belt ..................................................................................... IV-7
4.6 Pengujian Sensor MQ-135 ............................................................................................IV-11
4.7 Pengujian Sistem Keseluruhan ......................................................................................IV-15
4.8 Hasil Pengambilan Data Gas Ammonia ........................................................................IV-17
4.9 Hasil Pengujian Kendali Gas Ammonia ........................................................................IV-29
4.10 Penambahan Bobot Beban Broiler ..............................................................................IV-44
4.11 Perbandingan Perilaku Ayam ......................................................................................IV-45
4.12 Hasil Jawaban Rsponden .............................................................................................IV-47
4.13 Hasil Skor Penelitian ...................................................................................................IV-47
xvi
DAFTAR SIMBOL
+ = melebihi
> = besar dari
< = keci dari
≤ = kecil atau sama dengan
≥ = besar atau sama denga
xvii
DAFTAR SINGKATAN
CRD = Chronic Respiratory Disease
AC = Alternating Current
DC = Direct Current
LCD = Liquid Crystal Circuit
RTC = Real Time Clock
PPM = Part Per Million
m = meter
V = Volt
xviii
DAFTAR GRAFIK
4.1 Pengujian Program Sensor MQ-135 ..............................................................................IV-12
4.2 Pengambilan Data Hari Pertama Tanpa Pengendali ......................................................IV-23
4.3 Persentasi Kondisi Kandang Hari Pertama Tanpa Pengendali ......................................IV-24
4.4 Pengambilan Data Hari Kedua Tanpa Pengendali ........................................................IV-24
4.5 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kedua Tanpa Pengendali ........................................IV-25
4.6 Pengambilan Data Hari Ketiga Tanpa Pengendali ........................................................IV-25
4.7 Persentasi Kondisi Kandang Hari Ketiga Tanpa Pengendali ........................................IV-26
4.8 Pengambilan Data Hari Keempat Tanpa Pengendali ....................................................IV-26
4.9 Persentasi Kondisi Kandang Hari Keempat Tanpa Pengendali ....................................IV-27
4.10 Pengambilan Data Hari Kelima Tanpa Pengendali .....................................................IV-27
4.11 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kelima Tanpa Pengendali .....................................IV-28
4.12 Pengambilan Data Hari Pertama Dengan Pengendali .................................................IV-35
4.13 Persentasi Kondisi Kandang Hari Pertama Dengan Pengendali .................................IV-35
4.14 Pengambilan Data Hari Kedua Dengan Pengendali ....................................................IV-36
4.15 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kedua Dengan Pengendali ....................................IV-36
4.16 Pengambilan Data Hari Ketiga Dengan Pengendali ....................................................IV-37
4.17 Persentasi Kondisi Kandang Hari Ketiga Dengan Pengendali ....................................IV-37
4.18 Pengambilan Data Hari Keempat Dengan Pengendali ................................................IV-38
4.19 Persentasi Kondisi Kandang Hari Keempat Dengan Pengendali ................................IV-38
4.20 Pengambilan Data Hari Kelima Dengan Pengendali ..................................................IV-39
4.21 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kelima Dengan Pengendali ...................................IV-39
4.22 Perbandingan Kadar Gas Ammonia ............................................................................IV-42
4.23 Penambahan Berat Badan ............................................................................................IV-43
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A List Program Pada Arduino ..............................................................................................A-1
B Tabel Pengambilan Data Tanpa Pengendali dan Dengan Pengendali ...............................B-1
C Foto Dokumentasi Penelitian ...........................................................................................C-1
D Skrip Wawancara ..............................................................................................................D-1
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha peternakan ayam broiler merupakan sub sektor peternakan yang saat ini
berkembang dengan pesat, yang dikarnakan semakin tingginya permintaan akan ayam broiler
yang sejalan dengan semakin bertambah jumlah penduduk setiap tahunnya[1][2]. Dapat dilihat
berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik, didaerah riau dari tahun 2015 jumlah ayam broiler
sebanyak 39.304.056 ekor, pada tahun 2016 jumlahnya meningkat mencapai 46.266.787 ekor ,
dan pada tahun 2017 ayam broiler berjumlah sebanyak 47.192.122 ekor [3].
Untuk mengimbangi tingginya permintaan, berbagai usaha dilakukan untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas ayam pedaging atau broiler ini.Dilihat dari perkembangannya tahun ke
tahun, terjadi peningkatan performa broiler. Artinya waktu yang dibutuhkan broiler untuk
meningkatkan bobotnya semakin singkat[2]. Dengan menjaga suhu dan kelembapan pada
kandang ayam, bobot dari pertumbuhan ayam dapat bertambah dengan baik. Begitu juga dengan
menjaga kualitas udara yang terdapat pada kandang ayam, maka ayam akan terhindar dari
penyakit[1].
Sumber pencemaran udara dari usaha peternakan ayam broiler berasal dari emisi feses
ayam broiler itu sendiri, emisi feses ayam broiler dapat berupa gas hidrogen sulfida dan nitrogen
dioksida yang saat penumpukan akan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang akan
membentuk gas ammonia, nitrat, nitrit serta gas sulfide, gas-gas tersebut dapat mempengaruhi
lingkungan sekitar, hewan ternak, pekerja, dan penduduk sekitar[1]. Pada sebuah kandang ayam
yang baik jumlah oksigen dalam kandang sebanyak 19.6% , kandungan senyawa karbondioksida
sebesar 0.3%, kandungan karbonmonoksida lebih kecil dari 10 ppm, dan ammonia juga lebih
kecil dari 10 ppm.[4].
Senyawa Ammonia lebih ringan dari udara, karena sifat tersebut maka ammonia mudah
tersebar oleh sirkulasi udara. Tetapi karena diproduksi di kandang maka ammonia tersebut sulit
tersebar dan sangat berpengaruh terhadap ayam-ayam dalam kandang tersebut[5].Konsentrasi
ammonia yang tinggi menyebabkan adanya kerusakan membran saluran pernapasan yang
merupakan gerbang pertahanan terhadap infeksi bibit penyakit, dampaknya ayam mengalami
penurunan performa berupa gejala mata berair dan konsumsi pakan rendah[6].
I-2
Efek lain yang ditimbulkan gas ammonia adalah gangguan pembentukan kekebalan
tubuh, baik yang bersifat lokal maupun humoral. Produksi kekebalan lokal (IgA) yang terdapat
dalam saluran pernapasan atas akan mengalami gangguan akibat rusaknya sel-sel epitel oleh
iritasi ammonia. Sedangkan kadar ammonia yang tinggi dalam darah (akibat terhisap dalam
jumlah besar) menyebabkan stres pada sel-sel limfosit sehingga produksi antibodi (IgG dan IgM)
juga mengalami gangguan, hal ini menyebabkan ayam mudah terkena penyakit pernafasan
berupa Avian Invluenza, korisa, CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis dan, Infectious
Laryngo Tracheintis[7].
Menurut Lembaga Technical Education&Consultation (TEC) Medion yang telah
melakukan pendataan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 bulan oktober tentang
penyakit-penyakit yang menjangkit ayam broiler di Indonesia, lima penyakit tertinggi yang
menjangkit ayam broiler tiga diantaranya disebabkan oleh gas ammonia, yaitu CRD, CRD
kompleks, dan korisa. Telah terdata penyakit ayam yang disebakan oleh gas ammonia seperti
CRD ditahun 2017,2018, 2019 kasusnya 22%, 23%, 24%, untuk CRD kompleks 13%, 15%,16%,
dan untuk korisa 9%, 7%, 8%.[8]
Salah satu peternakan ayam potong PT.Gunung Emas jl garuda sakti km.7 pekanbaru,
pada bulan februari 2019 kematian ayam dipeternakan ini berkisar 74 ekor yang salah satu
penyebabnya kondisi gas ammonia tinggi disekitar kandang, hal ini ditandai dengan terciumnya
bau ammonia yang sangat menyengat, menurut penjaga kandang wanto jika bibit yang diterima
buruk dan kadar ammonia tinggi kematian ayam dapat mencapai 10 – 15 ekor/hari. Untuk
mengurangi kadar gas ammonia peternakan hanya memanfaatkan bentuk kandang open house
untuk pergantian udara dan membersihan kotoran setiap 3 hari sekali.
Berikutnya peternakan mandiri milik Muhammad azam di jl siak km.4 duri, kematian
ayam pada pembiakan dibulan januari-februari 2020 mencapai 300 ekor dengan kapasitas ayam
4000 ekor. untuk mengurangi kematian ayam, dilakukan pemberian obat diawal pembiakan.
Kandang yang digunakan bertipe open house, untuk mengurangi kadar gas ammonia peternakan
dengan pengaktifan kipas setiap jam 10:00 am - jam 16:00 pm, dan pembersihan kotoran ayam.
Karna kurangnnya penjaga kandang, menejemen kandang tidak maksimal dan kematian ayam
tinggi yang salah satunya dikarnakan kadar gas ammonia yang tinggi.
I-3
Berikutnya peternakan mandiri di jl siak km.7 duri, dan yang bertanggung jawab dalam
menjaga kandang ini adalah pak wagino. Peternakan ini menggunakan kandang ayam bertipe
close house dengan sistem tunnel. Pada pembiakan yang lalu di bulan april 2020 kematian ayam
pada mencapai 150 ekor dengan kapasitas 9000 ekor ayam. dilakukan pemberian obat diawal
pembiakan hingga panen. Untuk mengurangi kadar gas ammonia menggunakan exhaust fan yang
diaktifan secara manual dengan pengamatan terhadap perilaku ayam dan pemberian bahan litter
berupa sekam padi. Pembersihan kotoran ayam setiap 25 hari sekali. Pada peternakan ini kasus
kemtian terbanyak adalah sekitar 5000 ekor ayam dikarnakan penjaga kandang tidak menyadari
matinya exhaust fan selama setengah jam. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara berhenti dan
kadar gas ammonia tinggi pada kandang.
Pada umumnya ada dua sistem perkandangan yaitu sistem kandang terbuka (open house)
dimana kondisi dalam kandang dipengaruhi keadaan sekitar lingkungan kandang, dan kandang
tertutup (closed house) dimana kondisi dalam kandang dapat diatur sesuai kebutuhan,[2] dari
penelitian yang dilakukan oleh eka dwi dkk persentasi kematian kandang close house lebih kecil
dari kandang open house, karna kurangnya pengaruh iklim[9]. Salah satu penyebab kematian
ayam pada kandang close house adalah udara yang tidak baik, untuk mengatur udara yang berada
pada kandang close house di karna kotoran ayam, diperlukan alat mengkontrol secara otomatis
bila mendeteksi adanya gas amonia dengan tingkat kadar tertentu[10]
Muhammad Nur Arifin Dkk di tahun 2018 telah melakukan penelitian dengan membuat
alat pendeteksi gas berbahaya pada kandang ayam, pada penelitiannya nur arifin melakukan
pembacaan gas berbahaya pada kandang ayam dengan menggunakan dua buah sensor yaitu
sensor MQ-135 dan MQ-4, gas yang dibaca oleh sensor MQ-135 adalah gas ammonia, dan untuk
sensor MQ-4 membaca metana yang terdapat pada kandang ayam, nilai ditampilkan pada sebuah
web menggunakan ESP8266[11].
Penelitian Berikutnya yang dilakukan oleh Reka Heriawan dkk ditahun 2013, reka dkk
membuat sebuah alat pengontrol emisi ammonia pada kadang ayam dengan cara mengukur kadar
gas ammonia menggunakan sensor MQ-135 dan mengontrol gas ammonia dengan hanya
menggunakan blower untuk mengurangi kadar ammonia diudara yang terdapat dalam kandang
ayam hingga mencapai kadar yang telah ditentukan [12].
I-4
Beberapa penelitian diatas penanganan dari paparan gas ammonia pada kandang ayam
dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda, pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
nur arifin dkk dilakukan untuk membaca nilai ammonia tanpa melakukan tindakan lebih lanjut.
Sedangkan pada penelitian Reka Heriawan dkk penanganan terhadap gas ammonia hanya
menggunakan blower untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam. dan juga dari
wawancara yang dilakukan dilapangan tingginya kadar gas ammoia disebabkan oleh kurangnya
menejemen dari penjaga kandang masih sering terjadi di peternakan.
Dalam penelitian ini untuk mengontrol kadar gas ammoia pada kandang ayam akan
menggunakan blower, dan conveyort belt secara otomatis. Penggunaan blower dan conveyort
belt dilakukan untuk mengatasi gas ammonia dari dua bagian, blower digunakan untuk
mengontrol kadar gas ammonia yang tersebar di udara pada kandang ayam. conveyort belt
digunakan untuk mengontrol kadar gas ammonia yang berasal dari sumber pembentuk gas
ammonia berupa kotoran ayam. pembacaan dan pendataan kadar gas ammonia menggunakan
data logger yang dapat melakukan perekaman terus menerus dengan pendataan real time.
Diharapkam dengan adanya pengendalian kadar gas ammonia secara otomatis dan
perekaman data pada kandang ayam, dapat mengurangi, mengontrol kadar gas ammonia dan
mempermudah peternak ayam dalam pelaksanaan menejemen kandang dengan sistem yang telah
diatur untuk mengatur kadar gas ammonia pada kandang ayam dan pembersih kotoran secara
otomatis. Maka dengan sistem ini peternak tidak perlu melakukan menejemen secara terus
menerus untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam.
Berdasarkan data Technical Education&Consultation (TEC) Medion, penyakit ayam
yang ditimbulkan oleh gas ammonia masih tinggi, dan juga untuk mengurangi kematian ayam
karna kurangnya menejemen kandang pada peternakan, pada penelitian ini penulis akan
meningkatkan hasil penanganan gas ammonia dikandang ayam dengan mengangkat judul
penelitian “Purwarupa Sistem Kendali Otomatis Dikandang Ayam Untuk Meminimalisir
Gas Ammonia Berbasis Arduino”. Pada penelitian ini pengontrolan gas ammonia akan
dilakukan dengan menggunakan blower sebagai penanganan awal kadar gas ammonia pada
udara yang berada pada kandang ayam, dengan mengatur kecepatannya berdasarkan kadarnya,
dan penambahan pembersihan feses ayam dengan conveyor belt, dimana pengontrolan kipas dan
conveyor belt berjalan secara otomatis. Perangkat pendukung yang digunakan pada penelitian ini
adalah sensor MQ-135 untuk membaca kadar gas ammonia. Untuk pengontrolan kecepatan kipas
I-5
menggunakan driver motor l298N. Arduino uno digunakan sebagai mikrokontroler, shield data
logger sebagai sistem perekaman data, LCD 16x2 sebagai penampil informasi kadar gas
ammonia dan kondisi kandang pada kandang ayam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, adapun rumusan masalah yang akan
dibahas penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membaca dan merekam kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan
menggunakan sensor MQ-135.
2. Bagaimana mengontrol kecepatan kipas dan pengaktifan conveyort belt untuk
mengendalikan kadar gas ammonia menggunakan mikrokontroler aduino uno.
3. Bagaimana peletakan posisi sensor MQ-135, kipas, conveyor belt di kandang ayam.
4. Bagaimana mengontrol kadar gas ammonia tetap pada keadaan rendah.
5. Bagaimana meminimalisir resiko ayam terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gas
ammonia.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat membaca dan mengamati kadar gas ammonia yang terdapat padakandang ayam
menggunakan sensor MQ-135
2. Dapat merekam pembacaan kadar gas ammonia pada kandan ayam
3. Dapat mengontrol kecepatan kipas dan mengaktifkan conveyort belt menggunakan
arduino uno dalam mengontrol kadar gas ammonia pada kandang ayam.
4. Mendapatkan nilai pembacaan kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan
kondisi gas ammonia rendah
5. Menghasilkan ayam yang sehat dan tidak terjangkit penyakit yang disebabkan oleh
gas ammonia.
I-6
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak jauh melebar, pembahasan penelitian ini dilakukan dengan
batasan masalah sebagai berikut :
1. Sensor pembaca gas ammonia adalah MQ-135
2. Mikrokontroler Atmega328 dengan platform arduino
3. Pengontrol brushless fan driver motor l298n
4. Menggunakan 4 brushless fan, 2 sebagai outlet dan 2 sebagai inlet
5. Penyimpanan data menggunakan modul data logger
6. Kandang ayam berjenis Close house berukuran 1m3
7. Pengujian menggunakan 8 ekor ayam broiler.
8. Jenis ayam broiler yang berumur 3 bulan.
9. Pengambilan data dilakukan selama 5 hari dengan perekaman data setiap 15 menit.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa :
1. Mempermudah dalam pelaksanaan menejemen kandang dengan adanya pengontrolan
secara otomatis
2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kadar gas ammonia yang terdapat pada
kandang ayam
3. Dapat menjaga kondisi udara dan kadar gas ammonia pada kandang ayam dalam
keadaan normal, sehingga dapat mencegah ayam terkena penyakit.
4. Serta dapat dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mengembangkan sistem
pengendalian kadar gas ammonia lebih lanjut.
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terkait
Dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan studi literatur yang merupakan pencarian
teori serta referensi yang relevan dengan kasus dan permasalahan yang akan diselesaikan, teori
dan referensi didapat dari jurnal, paper, buku dan sumber lainnya. Perancangan sistem
penanganan gas ammonia yang bertujuan untuk mencegah tejadinya penyebaran penyakit pada
ayam oleh mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia, terutama untuk kepentingan
penulisan tugas akhir. Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang merupakan
referensi teori terkait dengan permasalahan yang akan diselesaikan yang dikumpulkan dari
berbagai sumber.
Muhammad nur arifin dkk melakukan penelitian tentang pembacaan kadar gas
ammonia dan gas metana pada kandang ayam dan menginformasikan nya secara platform.
Sensor yang digunakan untuk membaca Gas Ammonia adalah MQ-135 dan untuk metana
MQ-4 dengan menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler dan pembacaan
ditampilkan di LCD 16x2 dan juga ditampilkan dalam bentuk grafik pada sebuah web. Pada
penelitian ini hanya berfokus pada pembacaan dan tidak melakukan penanganan terhadap gas
ammonia dan metana yang berada pada kandang ayam[11].
Penelitian yang dilakukan oleh Reka Heriawan dkk membuat sebuah alat pengontrol
emisi gas ammonia pada kandang ayam menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 dan
sebagai pembaca gas ammonianya adalah sensor MQ-137 , pengukuran yang dilakukan
menggunakan sample berupa campuran ammonia dengan aquades sebanyak 100 ml yang
diuapkan. Konsentrasi ammonia yang dihitung adalah sebanyak 5ml, 10ml, 15ml, 20ml, 25ml,
30ml, 35ml, 40ml, 45ml, 50ml. Hasil yang didapatkan dari 5 ml sampai 50ml adalah 4ppm,
4,5 ppm, 5,2 ppm, 6,5ppm, 6,7 ppm, 6,9 ppm, 7,9 ppm, 8,5 ppm, 8,9 ppm, dan 10,2 ppm. Jika
kadar ammonia melebihi 5ppm maka blower akan aktif , dan apa bila kadar ammonia telah
kurang dari 5ppm maka blower akan di non aktifkan. Pada penelitian ini kecepatan kipas tidak
di atur, kipas hanya akan aktif ketika kadar gas ammonia melewati set point dan akan mati
ketika kadarnya lebih rendah dari set point[12].
II-2
Penelitian yang dilakukan oleh agus tri cahyono dan f.agus priambodo juga membuat
alat blower otomatis untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam berbasis
ATMega 16. Pada penelitian ini kecepatan dari blower diatur, pada saat pembacaan kadar gas
amonia dibawah atau sama dengan 20 ppm (part per million), LCD menampilkan kondisi
aman dan blower tidak bergerak. Pada saat pembacaan kadar gas 21 ppm, LCD menampilkan
kondisi aman dan blower bergerak dengan 33% dari kecepatan maksimal. Jika pembacaan
kadar gas diatas atau sama dengan 26, LCD menampilkan kondisi bahaya dan blower berputar
lebih cepat dengan 61% dari kecepatan maksimal. Kecepatan blower ditentukan oleh
banyaknya kadar gas[13].
Penelitian yang dilakukan oleh A A Manik Krisna Wijaya membangun sebuah
prototype alat pembersih kotoran ayam secara otomatis dan juga alat penyetor telur ayam
berbasis PLC dan menggunakan HMI sebagai alat interface dengan pengendali, pengotrolan
alat ini dengan cara menanamkan gerbang logika pada PLC, pembersihan kotoran
menggunakan ban berjalan, kotoran akan digerakkan kesebuah penampung kotoran. Dari
penelitian yang dilakukan untuk pembersihan kotoran yang dilakukan berhasil secara
keseluruhan, untuk penyetor telur didapat 50% keberhasilan dalam menjalankan[14].
Penelitian Putu Gede Mahendra Sanjaya dkk yang membangun sebuah prototipe sistem
data logger untuk membaca dan mendata daya yang diserap oleh solar cell, pada penelitian ini
pendataan yang dilakukan menggunakan format menampilan tanggal pengambilan, jam
pengambilan data, arus yang dihasilkan oleh solar cell, tegangan yang dihasilkan oleh solar
panel, dan daya yang dihasilkan oleh solar panel. Data yang terbaca disimpan kepada sebuah
SD card yang telah disambungkan dengan shield data logger dan pendataan dilakukan selama
15 menit sekali[15].
II-3
Pada penelitian ini penulis menggunakan conveyor belt untuk membersihkan feses
ayam, conveyor belt akan diaktifkan oleh relay yang akan dikendalikan lama aktifnya. Untuk
pendataan pembacaan kadar gas ammonia akan menggunakan shield data logger dan
pencatatan data akan dilakukan 15 menit sekali selama 5 hari. Dan untuk penanganan awal
pada kadar gas ammonia ini menggunakan blower dan akan dikendalikan kecepatannya sesuai
dengan kadar gas ammonia yang berada pada kandang ayam, komponen l298N akan
digunakan untuk mengendalikan kecepatan blower. Untuk pengendali digunakan
mikrokontroler Arduino Uno dan sensor yang digunakan untuk membaca kadar gas ammonia
adalah MQ-135 pembacaan dari sensor akan ditampilkan pada sebuah LCD 16x2.
2.2 Kualitas Udara Pada Kandang Ayam
Udara, suatu zat yang tidak berwarna dan tidak berbentuk namun keberadaan dan
ketersediaanya menjadi hal yang sangat vital bagi kehidupan, termasuk juga pada ayam.
Munculnya kasus penyakit pernapasan di peternakan ayam diakibatkan kelalaian dalam proses
membuka dan menutup tirai maupun litter terlalu basah karna manajemen bahan litter yang
kurang optimal. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan ketersediaan udara bersih di dalam
kandang. Jika kuantitas dan kualitas udara buruk, maka ayam berkemungkinan besar akan
terkena penyakit[7]. Pada sebuah kandang ayam yang baik jumlah oksigen dalam kandang sebanyak
19.6% , kandungan senyawa karbondioksida sebesar 0.3%, kandungan karbonmonoksida lebih kecil
dari 10 ppm, dan ammonia juga lebih kecil dari 10 ppm[4].
2.2.1 Gas Ammonia
Gas amonia mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada
mata dan saluran pernapasan ayam. Terlebih lagi jarak antara saluran pernapasan ayam dengan
feses, sebagai sumber amonia begitu dekat (< 20 cm). Tingkat kerusakan akibat amonia sangat
dipengaruhi oleh konsentrasi gas ini. Di dalam kandang ayam, konsentrasi amonia cukup
bervariasi antara 5-90 ppm. Sedangkan rekomendasi umum untuk kandungan amonia yang
aman dan belum menimbulkan gangguan pada ayam ialah di bawah 20 ppm. Di luar ambang
batas aman ini, amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa kerusakan
membran mata dan pernapasan sampai hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi
telur[7].
II-4
Tabel 2.1 Pengaruh Gas Ammonia Terhadap Ternak Ayam
2.3 Komponen Terkait
2.3.1 Sensor MQ-135
Sensor MQ-135 adalah sensor yang digunakan untuk menghitung kualitas udara.
Sensor ini memiliki cakupan deteksi yang cukup luas, dan respon yang diberikan oleh sensor
cepat dan juga memiliki sensitifitas yang tinggi. Sensor ini termasuk sensor yang stabil dan
juga memiliki jangka waktu penggunaan yang lama. Sensor ini dapat bekerja dengan
memberikan tegangan sebesar +5 V. sensor ini dapat mendeteksi dan mengukur beberapa gas
yang tersebar diudara seperti Ammonia (NH3), Nitrogen Oxida (NOx), Alkohol, Benzena,
Asap, Karbon Dioksida (CO2), dll. Keluaran dari pin analog dan digital sebesar 0 v sampai
dengan 5 v. Sensor ini dapat digunakan sebagai sensor digital maupun sensor analog, dan
sensitivitas pin digital sensor dapat dapat di varisikan menggunakan potensiometer.
Konfigurasi pin dari sensor MQ-135 dapat dilihat pada gambar berikut ini[16]:
Gambar 2.1 Sensor MQ-135 [16]
II-5
a. Pin nomor 1 (Vcc), digunakan untuk memberikan tegangan pada sensor, pada
umumnya dtegangan yang digunakan +5 V
b. Pin nomor 2 (Ground), digunakan untuk mengkoneksikan sistem modul ke ground
c. Pin nomor 3 (Digital Output), pin ini dapat digunakan untuk mendapatkan keluaran
digital, dengan cara mengatur nilai threshold dengan menggunak potensimeter
d. Pin nomo 4 (Analog Output), pin ini akan mengeluarkan tegangan sebesar 0v
sampai 5v berdasarkan intesitas gas.
e. Pin-H, salah satu pin H tersambung dengan sumber tegangan dan satunya lagi
tersambung pada ground.
f. Pin-A, pin ini akan di konekkan ke sumber tegangan
g. Pin-B, salah satu pin B akan berperan sebagai output dan satunya lagi berperan
sebagai ground
2.3.2 Brushless DC Fan
Brushless dc fan adalah kipas angin dc yang tidak menggunakan sikat untuk
mengalirkan arus pada rotornya, brushless DC fan menlakukan komutasi secara elektronik
menggunakan umpan balik posisi rotor untuk menentukan kapan harus mengganti arus.
Umpan balik biasanya melibatkan sensor Hall yang terpasang atau enkoder putar. Gulungan
stator bekerja bersama dengan magnet permanen pada rotor untuk menghasilkan kerapatan
fluks yang hampir seragam di celah udara. Hal ini memungkinkan kumparan stator untuk
didorong oleh tegangan DC konstan, yang hanya beralih dari satu kumparan stator ke yang
berikutnya untuk menghasilkan gelombang tegangan AC dengan bentuk trapezium[17].
Gambar 2.2 Motor Brushless DC [17]
II-6
Ada tiga klasifikasi motor Brushless DC: satu fasa, dua fasa dan tiga fasa. Motor satu
fasa dan tiga fasa adalah yang paling banyak digunakan. Gambar 2.3 menunjukkan
penampang melintang sederhana dari motor satu fase dan tiga fase. Rotor memiliki magnet
permanen untuk membentuk 2 pasang kutub magnet, dan mengelilingi stator, yang memiliki
gulungan[17].
(a) Satu Fasa (b) Tiga Fasa
Gambar 2.3 Motor Brushless DC[17]
Motor satu fase memiliki satu gulungan stator yang melilit searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam di sepanjang setiap lengan stator untuk menghasilkan empat kutub magnet
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 (a). Sebagai perbandingan, motor tiga fase memiliki tiga
gulungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 (b). Setiap fase menyala secara berurutan
untuk membuat rotor berputar[17].
Sebuah rotor terdiri dari sebuah poros dan sebuah hub dengan magnet permanen yang
disusun untuk membentuk antara dua hingga delapan pasang kutub yang bergantian antara
kutub utara dan selatan. Gambar 2.4 menunjukkan penampang dari tiga jenis pengaturan
magnet dalam rotor. Ada beberapa bahan magnet, seperti campuran besi dan paduan rare-
earth. Magnet ferit adalah magnet tradisional dan relatif murah, meskipun rare-earth alloy
menjadi semakin populer karena kepadatan magnetiknya yang tinggi. Kepadatan yang lebih
tinggi membantu untuk mengecilkan rotor sekaligus mempertahankan torsi relatif tinggi bila
dibandingkan dengan magnet ferit yang sama[17].
II-7
(a) Permukaan (b) Sisipkan (c)Tertanam
Gambar 2.4 Letak Magnet pada Rotor[17]
Pengoperasian motor didasarkan pada daya tarik atau tolakan antara kutub magnet.
Menggunakan motor tiga fase yang ditunjukkan pada Gambar 2.5, proses dimulai ketika arus
mengalir melalui salah satu dari tiga gulungan stator dan menghasilkan kutub magnet yang
menarik magnet permanen terdekat dari kutub yang berlawanan. Rotor akan bergerak jika arus
bergeser ke belitan yang berdekatan. Mengisi daya setiap belitan secara berurutan akan
menyebabkan rotor mengikuti bidang berputar. Torsi dalam contoh ini tergantung pada
amplitudo saat ini dan jumlah belokan pada gulungan stator, kekuatan dan ukuran magnet
permanen, celah udara antara rotor dan belitan, dan panjang lengan yang berputar.
Gambar 2.5 Perputaran Motor[17]
2.3.3 Arduino
Arduino merupakan platform dalam pembuatan prototype elektronik yang bersifat
open-source baik pad a perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
mudah digunakan (fleksibel). Hardware-nya menggunakan prosesor Atmel AVR
ATMega328. Arduino Uno memiliki 14pin input/output digital (6 diantaranya dapat
II-8
digunakan sebagai output PWM), 6 pin input analog, sebuah koneksi menggunakan USB dan
sebuah tombol reset. Bahasa pemrograman arduino mirip dengan bahasa C yang
disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) dan dalam lingkup pengembang
berdasarkan Processing [18].
Gambar 2.6 Board Arduino Uno [18].
2.3.3.1 Spesifikasi Arduino Uno
Berikut merupakan karakteristik dari Arduino Uno [18] :
a. Mikrokontroler AT 328
b. Tegangan untuk operasi 5V
c. Tegangan masukan (direkomendasikan) 7V – 12V
d. Tegangan masukan (limit) 6V - 20V
e. 14 pin I/O Digital (6 diantaranya sebagai output PWM)
f. 6 pin input analog
g. Arus DC per I/O 40mA
h. Arus pada pin tegangan 3,3V 50mA
i. Memori flash 32 KB
j. SRAM 2KB
k. EEPROM 1KB
l. Kecepatan clock 16MHz
II-9
2.3.3.2 Komponen Arduino
Gambar 2.7 Komponen Arduino [18].
a) Daya
Arduino uno dapat diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) atau
melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan ke kedua sumber daya
tersebut secara bersamaan maka arduino uno akan memilih salah satu sumber daya
secara otomatis untuk digunakan. Power supply eksternal (yang bukan melalui USB)
dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan ke soket
power pada arduino uno. Jika menggunakan baterai, ujung kabel yang dihubungkan ke
baterai dimasukkan kedalam pin GND dan Vin yang berada pada konektor POWER.
Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah 7 volt sampai
dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan pin 5 volt Uno dapat
II-13 beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12 volt,
regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board Uno. Pin listrik adalah sebagai
berikut [18] :
a. VIN : Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan sumber
daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt koneksi USB atau sumber daya lainnya).
b. 5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya.
c. 3V. Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board.
d. GND. Ground pin.
II-10
b) Memori
ATMega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), 2 KB dari
SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan EEPROM library)
[18].
c) Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input atau output,
dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (),dan digitalRead (), beroperasi
dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA
dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 k Ohms.
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus [18] :
a. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX)
TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip Serial
ATMega8 U2 USB-to-TTL.
b. Eksternal interrupt: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada
nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.
c. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite ().
d. SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI
menggunakan SPI Library.
e. LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai HIGH,
LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel
A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu
1024 nilai yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus.
f. I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan
perpustakaan Wire.
II-11
d) Komunikasi
Arduino uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,
Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATMega328 menyediakan UART TTL
(5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia dipin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah
ATMega8 U2 sebagai saluran komunikasi serial melalui USB dan sebagai port virtual
com untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware ‟8 U2 menggunakan driver USB
standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang diperlukan. Namun, pada Windows
diperlukan sebuah file inf. Perangkat lunak Arduino terdapat monitor serial yang
memungkinkan digunakan memonitor data tekstual sederhana yang akan dikirim ke
atau dari board Arduino. LED RX dan TX di papan tulis akan berkedip ketika data
sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dengan koneksi USB ke komputer (tetapi
tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). ATMega328 juga mendukung I2C
(TWI) dan komunikasi SPI [18].
e) Pemrograman
Arduino memiliki bahasa pemrograman tersendiri yaitu bahasa arduino, merupakan
pengembangan dari bahasa C yang disederhanakandan dipermudah dengan libraries.
Untuk meng-compile dan meng-upload program ke board arduino dapat menggunakan
software Arduino IDE( Integrated Development Environment ) [18]. Arduino
Gambar 2.8 Tampilan software Arduino [18].
II-12
2.3.4 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu display dari bahan cairan Kristal yang
pengoperasiannya menggunakan sistem dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display
dari alat-alat elektronika seperti kalkulator, multitester digital, jam digital dan sebagainya [19].
Gambar 2.9 Liquid Crystal Display [19].
Dalam modul LCD terdapat mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengendali tampilan
karakter LCD. Mikrokontroler pada suatu LCD dilengkapi dengan memori dan register,
memori yang digunakan adalah [19]:
a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang
ditampilkan
b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat berubah-ubah sesuai
dengan keinginan.
c. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang
sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD.
Register 12ontrol yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah [19]:
a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrkontroler ke panel
LCD pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD dapat dibaca pada saat
pembacaan data.
II-13
b. Register data yaitu register menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan
data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang
telah diatur sebelumnya [19].
Pin, kaki atau jalur input 13ontrol dalam suatu LCD diantaranya adalah [19]:
a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan
LCD dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan
lebar data 8 bit.
b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang
masuk, baik data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk dalam perintah
sedangkan logika high menunjukkan data.
c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan
high baca data.
e. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
f. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan
dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground sedangkan tegangan
catu daya ke LCD sebesar 5 Volt
2.3.5 I2C Serial LCD Modul
Gambar 2.10 I2C Serial LCD Modul [20]
I2C adalah sebuah komponen antarmuka yang digunakan untuk LCD berukuran 16x2
dan 4x20. Dengan penggunaan pin dari sebuah mikrokontroler yang terbatas penggunaan Pin
LCD yang banyak akan menyebabkan kurangnya pin yang tersedia. Penggunaan dari I2C
sebagai antarmuka dapat mengurangi penggunaan pin. I2C menggunakan 2 pin untuk
II-14
menampilkan informasi pada LCD. Dan digunakan biasanya dalam projek yang berbasis
arduino. Pada I2C alamat yang biasa digunakan untuk mengirimkan informasi yaitu 0x24.
Dibabarapa keadaan alamat dari I2C ini terkadang berubah, dan alamat yang keluar antara
rentang 0x20 sampai dengan 0x27. Tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan I2C
sebesar 5 V DC[20]
Gambar 2.11 Layout I2C[20]
Pada penggunaan I2C terdapat beberapa pin dan komponen penyusun yang digunakan
untuk mengaktifakan LCD antara lain[20]:
a. Pin GND dan VCC, bertugas untuk memberikan daya kepada I2C dan LCD
b. Pin SDA dan SCL, bertugas sebagai pertukaran data dari Arduino ke LCD
c. A0, A1 dan A2, bertugas sebagai pemberi alamat kepada I2C
d. Pin 1 – 16 , bertugas sebagai penghubung antara LCD dengan I2c
e. Power, bertugas sebagai lampu indikasi bahwa I2c dalam keadaan terhubung
f. Kontras, bertugas untuk mengatur kecerahan huruf pada LCD
g. Jumper backlight, bertugas sebagai jumper untuk latar LCD
2.3.5 Conveyor Belt
Konveyor (conveyor) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan material. Mulai dari material curah hingga material satuan. Sebuah conveyor
belt terdiri dari sabuk datar dan fleksibel tak berujung kekuatan yang cukup, terbuat dari
kain, karet, plastik, kulit atau logam, yang diletakkan di atas dua puli datar logam di kedua
ujung, dan didorong satu arah dengan mengemudi salah satu dari dua puli akhir. Bahan
II-15
ditempatkan pada sabuk bergerak untuk transportasi. Paruh aktif sabuk didukung oleh rol
pemalas atau tempat tidur slider. Kembalinya setengah dari sabuk mungkin atau mungkin
tidak didukung, karena umumnya tidak membawa apapun beban tambahan selain miliknya
sendiri berat badan. Sabuk tak berujung disimpan diajarkan oleh pengaturan sabuk
tensioning[21]
Gambar 2.12 Conveyor Belt[21]
Berikut ini adalaha karakter umum dari sebuah conveyor belt :
Sabuk konveyor beroperasi dalam satu bidang vertikal, horizontal atau dengan
kemiringan (atau down) tergantung pada properti gesekan beban disampaikan.
Untuk mengubah arah dari bahan yang disampaikan, pada bidang horisontal, lebih
dari salah satu sabuk konveyor diperlukan.
Menyampaikan kapasitas conveyor dapat dikontrol dengan mengubah kecepatan belt.
Belt conveyor umumnya digunakan untuk aliran kontinu bahan.
Logam / sabuk khusus dapat membawa bahan panas, abrasif atau reaktif
2.3.6 Driver Motor l298n
Driver motor L298N merupakan module driver motor DC yang paling banyak
digunakan atau dipakai di dunia elektronika yang difungsikan untuk mengontrol kecepatan
serta arah perputaran motor DC. IC L298 merupakan sebuah IC tipe H-bridge yang mampu
mengendalikan beban-beban induktif seperti relay, solenoid, motor DC dan motor stepper.
Pada IC L298 terdiri dari transistor-transistor logik (TTL) dengan gerbang nand yang
II-16
berfungsi untuk memudahkan dalam menentukan arah putaran suatu motor dc maupun motor
stepper.[22]
Gambar 2.13 Modul Driver Motor l298n[22]
Berikut ini adalah beberapa spesifikasi yang dimiliki oleh driver motor l298n [22]:
a. Tegangan masuk : 3.2 V-40Vdc
b. Power Supply : DC 5 V – 35 V
c. Arus Puncak : 2 Amper
d. Arus Operasional : 0 – 36mA
e. Jarak Tegangan Masuk Kontrol & Jarak Tegangan Masuk Enable
1. Rendah : -0.3 V ≤ Vin ≤ 1.5 V
2. Tinggi : 2.3 V ≤ Vin ≤ Vss
f. Daya Konsumsi Maksimal : 20 W
g. Suhu penyimpanan -25o C – 130
o C
II-17
Gambar 2.14 Komponen Penyusun L298n[22]
2.3.7 Shield Data Logger
Shield data logger merupakan sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan merekam data dari objek yang direkam baik yang terintegrasi secara
internal maupun eksternal, data yang dapat direkam bias berupa digital maupun analog, shield
data logger dirancang khusus agar dapat disambungkan langsung dengan board arduino.
Shield data logger telah terintegrasi dengan sistem RTC(Real Time Clock) dan sensor arus
dan tegangan[23].
Gambar 2.14 Shield Data Logger[23]
II-18
Disain shield data logger dirancang khusus untuk berintegrasi dengan beberapa fitur yang
lain, berikut beberapa fitur yang terdapat pada shield data logger [23]:
a. SD Card Holder, tempat penahan sd card untuk merekam data
b. User LED’s, penanda bahwa shield data logger aktiv dan bekerja
c. SD Activity LED, penanda perekaman data kedalam sd card sedang berlangsung
d. RTC, komponen khusus untuk pemograman menggunakan waktu
e. Prototyping Area, Area Khusus untuk merancang rangkaian projeck lain.
f. Level Shifter, komponen yang digunakan sebahagai pengganti level
g. 3.3 LDO, port pemberi tegangan 3.3 volt
h. SPI Port, port khusus anatar muka serial
i. Power LED, penanda bahwa tegangan masuk ke shield data logger
2.4 Kandang Ayam
Kandang merupakan bagian penting dari tatalaksana pemeliharaan, karena merupakan
tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin agar diperoleh ternak
yang sehat dan produktif. Selain itu kandang juga berfungsi untuk melindungi ternak dari
gangguan luar seperti panas matahari, hujan dan hewan lainnya sehingga ternak mampu
berproduksi secara optimal sesuai dengan potensinya[24]. Perbandingan antara ukuran
kandang dan jumlah ayam dapat dilihat pada Table 2.1 dibawah ini
Tabel 2.1 Ukuran Kandang Ayam Broiler[25]
No Jumlah Ayam (Ekor) Umur/Periode Luas Kandang (M2)
1 100-500 Starter/Finisher 50
2 500-1.000 Starter/Finisher 100
3 1.000-1.500 Starter/Finisher 150
4 1.500-2.000 Starter/Finisher 200
5 2.000-2.500 Starter/Finisher 250
6 2.500-3.000 Starter/Finisher 300
II-19
Fungsi lain dari kandang adalah untuk memudahkan peternak dalam pengawasan dan
tatalaksana pemeliharaan ternak agar diperoleh hasil yang terbaik dan efisien. Kandang yang
biasa digunakan padapeternakan ayam adalah terbuka (open house) dan tertutup (closed
house).[24]
2.4.1 Kandang Close House
Kandang close house merupakan kandang tertutup yang dirancang agar ayam tidak
terpengaruh oleh lingkungan dari luar atau meminimalisir gangguan dari luar. Sistem kandang
tertutup meemiliki keunggulan yaitu memudahkan pengawasan yang dilalukan, sehingga
dipermudah dilakukan pengaturan terhadap Suhu, kelembaban, kecepatan angin, pencahayaan
dan lainnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi yang nyaman bagi ayam.
Pada kandang close house biasanya terbuat dari bahan-bahan permanen seperti besi yang
dilengkapi atap plafon. Bahan permanen seperti besi dipilih untuk melindungi berbagai alat
peternakan yang terdapat di dalamnya.[24]
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proses Alur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis
penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memenfaatkan data
kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif Dalam penelitian ini adal beberapa tahap atau
langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari perancangan alat hingga alat dapat
dijalanakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang akan dilakukan :
Mulai
Perancangan awal
Inisialisasi Sistem dan Blok Diagram
Sistem (Hardware)
A
Tahap Perencanaan
1.Perumusan Masalah
2.Penentuan Judul
3.Penentuan Tujuan
4.Study Pustaka
Pengumpulan data awal dengan study
pustaka, wawancara, dan observasi
B
III-2
Gambar 3.1 Diagram AlirTahapan Penelitian
3.2 Tahap Perancangan
Tahapan perancangan adalah tahap dalam perencanaan penelitian, mulai daripenentuan
judul, pengumpulan data hingga tujuan yang ingin dicapai dari suatu penelitian.Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :
a. Ilustrasi Sistem.
Tahapan ini dilakukan untuk menggambarkan model desain alat pengontrolan Kadar
Gas Ammonia pada kandang ayam untuk mengurangi kemungkinan ayam broiler
terkena penyakit yang disebabkan oleh gas ammonia. Menjelaskan semua jenis
komponen yang digunakan dan menjelaskan proses operasi sistem pada pengontrolan
kadar ammonia dikandang ayam, sehingga peternakmengerti proses jalannya sistem.
A
Analisis Hasil
Uji Kelayakan
Selesai
Tahap Perancangan
1.Perancangan Elektronik
2.Perancangan Hardware
3.Perancangan Software
Berhasil
Implementasi
Tidak
Ya
B
III-3
b. Blok Diagram Sistem.
Mengetahui komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan oleh sistem, kemudian
menggambarkan blok diagram keseluruhan sistem. Tahapan yang terakhir yaitu
menjelaskan keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya sehinggamenjadi satu
kesatuan sistem yang sempurna.
c. Perancangan Sistem.
Menentukan komponen-komponen yang sesuai dengan kebutuhan sistem,menjelaskan
kelebihan komponen yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem,
kemudian menggambarkan skema pengkabelan (wiring) semua komponen yang
digunakan.
d. Rancangan Sistem Mekanik.
Melakukan survey untuk memastikan komponen-komponen yang diperlukan oleh
sistem tersedia dipasaran. Tahapan selanjutnya menggambarkan kontruksi desain
sistem dan menjelaskan konstruksi sistem yang telah dibuat.
e. Perancangan Program.
Menentukan algoritma yang sesuai dengan karakteristik sensoryang akan digunakan.
Kemudian merancang algoritma pengendali yang akan digunakanuntuk mengendalikan
alat, sehingga alat akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan.Menjelaskan aplikasi
yang digunakan untuk membantu penulisan program. Tahapan yang terakhir
menampilkan script program yang sudah selesai dibuat.
f. Parameter Kinerja Sistem.
Menentukan parameter apa saja yang akan dianalisis, menjelaskan metode dan yang
digunakan untuk menganalisis dan merumuskan pengolahan data yangakan dilakukan
dalam menunjang proses analisis.
g. Perumusan Keterpakaian Sistem.
Memilih dan menetukan pengguna produk alat yang dibuat, menjelaskan secara logis
pemilihan pengguna produk, serta membuat kuesioner untuk mengetahui kepuasan
peternak, kemudahan dalam pengoperasian alat dan keandalan alat yang dibuat.
h. Perancanaan dan Perhitungan Biaya.
Membuat tabel rincian komponen/KIT yang akan digunakan, serta
menghitungperkiraan total biaya untuk pengadaan hardwere dan program aplikasi.
III-4
3.3 Analisi Kebutuhan Sistem
Untuk mempermudah perancangan dilakukan proses analisa atau penjabaran
komponen-komponen yang dibutuhkan dalam mendukung proses kelancaran sistem. Untuk
mempermudah menganalisis sebuah sistem dibutuhkan dua jenis kebutuhan. Kebutuhan
fungsional dan kebutuhan nonfungsional, kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi
proses-proses apa saja yang diperlukan oleh sistem, kemudian kebutuhan nonfungsional
yaitu komponen-komponen yang diperlukan oleh sistem.
3.3.1 Ukuran Kandang Ayam
Pemilihan ukuran kandang ayam broiler bertujuan untuk mengetahui kebutuhan yang
diperlukan oleh peternak, dimana dalam management perkandangan ada 2 jenis kandang
yaitu open house dan closed house. Masing-masing dari kandang tersebut memiliki
keunggulan dan kelebihannya, namun salah satunya untuk membuat sebuah kandang dalam
skala industri menengah ataupun besar biaya awal pembangunan ralatif mahal, oleh sebab itu
dalam hal penelititan untuk mengontrol kadar ammonia dalam kandang ini, akan digunakan
kandang jenis close house dengan ukuran panjang 1 m, lebar 0.85m dan tinggi 0.50 m.
Setelah mendapatkan ukuran kandang, langkah selanjutnya adalah pemilihan bahan yang
digunakan dalam pembuatan kandang ayam broiler yaitu triplek dengan ukuran 6 mm untuk
dinding, penutup fiber sebagai dinding bagian tengah, kayu balok ukuran 4 cm sebagai kaki
penyanggah kandang. Tahapan terakhir yaitu pemilihan komponen-komponen untuk
operasional sistem diantaranya adalah Brushless fan, conveyor belt, sensor, mikrokontroler,
shield data logger, dan komponen pendukung lainnya.
3.3.2 Penempatan Sensor
Penempatan sensor dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat pada sistem, pada
sistem ini sensor akan diletakkan dengan jarak 15 cm dari lantai, sehingga nilai kadar
ammonia yang dirasakan broiler dapat diketahui. Penempatan sensor gas ammonia terletak
dibagian sisi kanan kandang dikarnakan gas ammonia yang mudah menguap diudara
peletakan sensornya pada satu titik saja. Dengan penempatan sensor gas ammonia,
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kandang dengan baik.
III-5
3.3.3 Sensor Gas Ammonia
Sensor MQ-135 adalah sensor yang digunakan untuk menghitung kualitas udara.
Sensor ini memiliki cakupan deteksi yang cukup luas, respon yang diberikan oleh sensor
cepat dan juga memiliki sensitifitas yang tinggi. Sensor ini termasuk sensor yang stabil dan
juga memiliki jangka waktu penggunaan yang lama. sensor ini dapat mendeteksi dan
mengukur beberapa gas yang tersebar diudara seperti Ammonia (NH3), Nitrogen Oxida
(NOx), Alkohol, Benzena, Asap, Karbon Dioksida (CO2), dll. Pemilihansensor MQ-
135diharapkan mampu mendeteksi ladar gas ammonia dalam kadang,sehingga dapat
memberikan data yang akurat dalam pembacan saat sistemdioperasikan
.
3.3.4 Conveyor Belt
Pemilihan alat pembersih kotoran ayam harus sesuai dengan kebutuhan sistem, dilihat
dari ukuran kandang yang tidak terlalu besar maka sistem yang digunakan menggunakan
conveyor belt. pengaktifan conveyor belt menggunakan relay dengan pemberian timer 10
detik. Rotasi yang diperlukan untuk mencapai posisi awal conveyor belt selama 7 detik
pemberian timer selama 10 detik untuk memastikan bahwa kotoran ayam dapat dibersihkan
dengan baik.
3.3.5 Shield Data Logger
Pembacaan dan perekaman data yang akan dilakukan selama lima hari setiap 15 menit
akan menggunakan shield data logger, RTC yang terdapat pada shield data logger
memungkinkan perekaman data dengan menampilkan tanggal dan waktu dalam pengambilan
data, data yang terbaca akan disimpan didalam mikro SD card dalam bentuk note(txt)
perekeaman data juga akan menampilkan status dan nilai dari pembacaan sensor yang di
pasang kan.
3.3.6 Modul Driver Motor L298N
Modul driver motor l298ndigunakan sebagai pengatur tegangan kecepatan motor
stepper dan kipas pada sistem. Pada motor stepper yaitu kecepatan wiperpada sistem
dikendalikan dimana kecepatan motor akan diatur lambat agar dapat membersihkan kotoran
dengan baik. Pada bagian kipas juga diaktifkan berdasarkan pembacaan nilai sensor untuk
mengaktifkan kipas. Dengan penggunaan penggunaan l298n ini yang telah berbentuk modul
driver ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pada sistem ini.
III-6
3.3.7 Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan disesuaikan dengan komponen-komponen yang
digunakan pada sistem. Dimana yang digunakan sensor gas ammonia(MQ-135), driver l298n
untuk motor stepper dan kipas, relay, dan LCD 16x2 dengan I2C sebagai penampil nilai Gas
Ammonia. Pada sistem pengontrolan gas ammonia ini dikendalikan dengan menggunakan
Arduino Uno. Arduino Uno dan memiliki pin I/O yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pendukung sistem. maka Arduino Uno dan dipilih sebagai pengontrol.
3.4 Model Perancangan Sistem
Langkah awal dalam perancangan sistem pengontrolan gas ammonia pada kandang ayam
ini adalah membuat blok diagram yang merupakan gambaran dasar untuk merancang dan
akhirnya membuat suatu sistem atau alat yang akan dibuat, sehingga keseluruhan blok diagram
rangkaian tersebut akan menghasilkan suatu sistem yang dapat difungsikan atau dapat bekerja
sesuai dengan perancangan. Perancangan sistem pengengontrolan kadar gas ammonia pada
kandang ayam ini terdiri dari perangkat keras yang aktifitasnya dikendalikan oleh perangkat
lunak sehingga semua sistem dapat saling berhubungan. Sistem yang dirancang dapat bekerja
secara otomatis bila mendapatkan masukan dari luar. Secara blok diagram dapat dibagi
menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Blok Diagram Perancangan Sistem
III-7
Blok diagram perancangan sistem dibuat berdasarkan cara kerja rangkaian secara
keseluruhan. Blok diagram diatas dapat diketahui bahwa konfigurasi sistem pengontrolan Gas
Ammoniaini terdiri dari input, proses dan output. Masukan (input) yang terdiri dari sensor
MQ-135. Kontroler (proses) yang digunakan adalah arduino uno, dan sebagai
keluaran(output) yang digunakan ada driver motor untuk mengatur kipas dan relay
menghidupkan coveyor belt sebagai pembersih kotoran, sebagai penampil nilai gas ammonia
akan ditampilkan di sebuah LCD 16x2 dengan perantara I2C.
Prinsip kerja sistem pengontrolan gas ammonia ini adalah pertama akan dilakukan
dengan pembacaan dari sensor MQ-135 yang digunakan untuk membaca nilai gas ammonia,
dari pembacaan gas ammonia itu akan diambil tindakan, kadar gas ammonia yang berada
pada kandang ayam yang melebihi nilai yang telah ditetapakan akan mengaktifkan kipas
sebagai penanganan awal, pengaktifan kipas akan disesuaikan dengan kadar gas ammonia
yang berada pada kandang ayam, pengontrolan ini dilakukan menggunakan komponen l298n,
apabila tingkat gas ammonia masih juga tinggi maka akan dilakukan penanganan berupa
pembersihan pada kandang ayam menggunakan conveyor belt yang diaktifkan selama 10
detik, data dari pembacaan sensor kemudian masik ke shield data logger untuk kemudian
akan direkam dan disimpan pada SD card dalam bentuk note(txt). Nilai dari pembacaan gas
ammonia pada kandang dapat dilihat pada tampilan LCD 16x2.
Desain hardware yang akan dirancang pada sistem pengontrol gas ammonia ini terbuat
dari bahan triplek untuk dinding nya, sedangkan tiang penyangganya dari kayu balok, dan di
bagian dindingnya dibuat 4 buah ventilasi berupa kipas dc. Kandang yang dirancang
berbentuk persegi panjang. Bentuk desain hardware dapat dilihat pada gambar 3.3
III-8
Gambar 3.3 Model Tata Letak Komponen Tampak Luar
Keterangan gambar model perancangan :
1. Kipas DC Outlet
2. Kotak Kendali (Arduino, MQ-135, L298n,dll)
3. Switch Conveyor
4. Kipas DC Inlet
5. Lubang Pembuangan
6. LCD 16x2
3.4.1 Perancangan Hardware
1. Perancangan Power Supply
Gambar 3.4 Rangkaian Power Supply
III-9
Rangkaian power supply digunakan sebagai supply terhadap semua
rangkaianyang digunakan pada alat. Rangkaian power supply bekerja merubah
tegangan AC(alternating current) menjadi tegangan DC (direct current) melalui
sebuah trafo stepdown. Input dari trafo yaitu 220 volt AC dan diturunkan menjadi 12
volt AC kemudian di searahkan melalui jembatan dioda agar mendapatkan tegangan
12VDC yang kemudian di ratakan oleh kapasitor.
Pada rangkaian power supply ini menghasilkan rangkaian power supply untuk
tegangan 12 VDC menggunakan IC 7812 agar keluaran yang dihasilkan tetap 12 V.
Tegangan 12 VDC digunakan untuk mensupply rangkaian driver L298N Kipas DC dan
untuk tegangan 9 VDC menggunakan IC 7809 untuk keluarantetap 9 V untuk arduino.
2. Perancangan Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia
Pembacaan dari sensor MQ-135 akan masuk kedalam mikrokontroler, sensor MQ-135
yang digunakan pada rangkaian ini memiliki 4 buah pin, keluaran dari sensor ini berupa
keluaran analog dan digital, yang digunakan keluaran analaog untuk membaca
jumlah/kadar gas ammonia yang berada diudara. pin analog output disambungkan pada
pin A0 arduino. PIN vcc sensor ,MQ-135 masuk pin 5v board arduino, dan pin ground
sensor MQ-135 ke PIN out Board arduino.
Gambar 3.5 Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia
III-10
3. Rangkaian Tampilan LCD 16x2
Menampilkan pembacaan nilai kadar ammonia menggunakan LCD 16x2 dengan di
gabungkan dengan komponen I2C, LCD 16x2 memiliki 12 PIN yang yang harus
disambungkan ke mikrokontroler agar lcd dapt memunculkan karakter yang dituliskan. Untuk
mengurangi penggunaan pin LCD ditambahkan komponen I2C sehingga keluaran pin hanya
terdiri dari 4 PIN, Vcc, Gnd, SDA, SCL. Komponen I2C pin Vcc akan disambungkan dengan
pin 5v pada arduino, Pin Gnd disambungkan dengan pin ground Arduino, Pin SDA
disambungkan dengan pin A4 arduino, dan SCL disambungkan dengan Pin A5 arduino.
Gambar 3.6 Rangkaian LCD 16x2
4. Rangkaian Shield Data Logger
Pada dasarnya wiring untuk shield data logger dengan menyambungkan shield dengan
board arduino secara langsung, tetapi dalam program yang digunakan, inisialisasi untuk
memprogram shield data logger mengginakan pin 10 pada arduino.
III-11
Gambar 3.7 Rangkaian Driver L298n dan Motor Stepper
5. Perancangan Rangkaian Kipas
Untuk perancangan kipas angin juga menggunkan komponen l298n untuk mengontrol
pengaktifan dari kipas angin. Kipas angin yang digunakan sebanyak empat buah, bagian
positif kipas akan dihubungkan dengan output 3 dan output 4 pada modul l298n, bagian
negatif dari kipas akan disambungkan dengan output 1 dan out put 2 pada modul l298n.
tegangan yang masuk kedalam modul l298n berasal dari tegangan 12v dari power supply. Pin
yang akan digunakan untuk mengendalikan 4 kipas ini sebanyak 3 pin, pin input 3, pin input 4,
dan pin enable B.penggunaan dati tiga pin ini dirasa sudah cukup untuk dapat mengaktifkan
dan mengaktifkan kecepatan dari kipas yang ada.
III-12
Gambar 3.8 Rangkaian Kipas
6. Perancangan Relay Conveyor Belt
Pengendalian conveyor belt dengan cara pengaktifan selama 10 detik sehingga
digunakan modul relay untuk mengaktifkannya, pin input untuk relay masuk ke pin 3 dari
arduino uno, vcc dari modul relay masuk ke 3v arduino uno, gnd dari modul relay masuk ke
ground arduino uno. Kontaktor pada relay kemudian akan disambungkan ke bagian vcc dari
conveyor belt dan bagian NC (Normaly Close) dari modul relay akan disambungkan ke bagian
Vcc dari sumber tegagan, sedangkan ground dari sumber tegangan conveyor belt
disambungkan.
III-13
3.9 Rangkaian Relay Conveyor Belt
7. Perancangan Hardware Keseluruhan
Gambar 3.10 Rangkaian hardware keseluruhan
III-14
3.4.2 Perancangan Software
Perancangan software bertujuan untuk membuat sistem dari alat dapat bekerja dengan
baik sesuai perancangan. Tahap awal perancangan software adalah merancang diagram alir
dari program yang akan dibuat. Pada penelitian ini digunakan perangkat lunak Arduino IDE
versi 1.8.5 untuk proses pemrograman pada Arduino Uno. Berikut adalah tahapan-tahapan
pemrograman untuk membuat sistem pengaturan suhu dan kelembaban pada kandang ayam.
1. Pemrograman Kipas Angin
Pemrograman kipas angin bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kadar gas ammonia
yang berada pada kadang ayam, pembacaan dari sensor ini kemudian akan masuk ke
mikrokontroler , ini merupakan penanganan awal pada gas ammonia pada kandang. Nilai
dari pembacaan gas ammonia akan menentukan apakah kipas harus hidup atau mati.
pengaktifan dari kipas angin ditentukan juga dari seberapa banyak kadar gas ammonia
yang berada didalam kandang. Pembacaan dan penanganan awal dari nilai gas ammonia
akan dilakukan sesuai dengan bagan alir berikut
Gambar 3.11 Diagram Program Kipas Angin
Mulai
KipasAktif 50% Kipas Aktif 75% Kipas Aktif 100%
NH3 = 0.16-0.30
ppm
NH3 = 0.11-0.15
ppm NH3 > 0.30 ppm
Ya
Tidak
Ya Ya
Tidak Tidak
Baca Sensor
Kipas Mati
NH3 = 0.00-0.10
ppm
Ya
Tidak
III-15
2. Pemrograman Pembersihan Kotoran Ayam
Program Pembersihan pada kadang ayam ini bertujuan untuk membersihkan kandang
ayam dan sebagai upaya mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam. Ketika
kadar gas ammonia > 0.30ppm maka program pembersihan akan aktif. Pembersihan dan
akan dilakukan sesuai dengan bagan berikut ini
Gambar 3.12 Diagram Program Pembersihan Kotoran Ayam
3. Program Menampilkan dan Perekaman Data
Program ini bertujuan merekam dan mengindentifikasikan keadaan kandang ayam,
perekaman pembacaan kadar gas ammonia di kandang ayam dilakukan selama 15 menit
sekali, serta untuk mengindetifikasikan kondisi kandangan ayam, keadaan kandang ayam
dibagi menjadi 4 bagian ammonia rendah, ammonia sedang, ammonia tinggi, sdan
ammonia berbahaya. Nilai dan keadaan yang telah terindentifikasi kemudian akan direkam
datanya dan akan ditampilkan pada LCD.
Mulai
Tidak
Ya
Conveyor Belt
10 Detik
Baca Sensor
NH3 > 0.30 ppm
III-16
Mu
lai
Am
mon
ia S
edan
g
Am
mon
ia T
inggi
Am
mon
ia B
erb
ahay
a
NH
3 =
0.1
6-0
.30
pp
m
NH
3 =
0.1
1-0
.15
pp
m
NH
3 >
0.3
0 p
pm
Ya
Tid
ak
Ya
Ya
Tid
ak
Tid
ak
Bac
a S
enso
r
Am
mon
ia R
end
ah
NH
3 =
0.0
0-0
.10
pp
m Y
a
Tid
ak
Min
ute
r =
0,1
5,3
0,4
5
Rek
am D
ata
Tam
pil
kan
Pad
a L
CD
Ya
Tid
ak
III-17
Mu
lai
Am
mon
ia S
edan
g
Am
mon
ia T
inggi
Am
mon
ia B
erb
ahay
a
NH
3 =
0.1
6-0
.30
pp
m
NH
3 =
0.1
1-0
.15
pp
m
NH
3 >
0.3
0 p
pm
Ya
Tid
ak
Ya
Ya
Tid
ak
Tid
ak
Bac
a S
enso
r
Am
mon
ia R
end
ah
NH
3 =
0.0
0-0
.10
pp
m Y
a
Tid
ak
Min
ute
r =
0,1
5,3
0,4
5
Rek
am D
ata
Tam
pil
kan
Pad
a L
CD
Ya
Tid
ak
Kip
as A
kti
f 50
%
Kip
as A
kti
f 75
%
Kip
as A
kti
f 10
0%
K
ipas
Mat
i
Con
vey
or
Ak
tif
10 d
et
4. Program Pengontrol Gas ammonia Keseluruhan
III-18
1. Mulai
Langkah pertama untuk mengoperasikan alat ini dengan cara memberikan tegangan kepada
sistem atau rangkaian
2. Pembacaan Output Sensor
Setelah sistem aktif maka yang akan dilakukan pertama kali oleh sistem melakukan
pembacaan dari sensor yang telah dipasang yaitu sensor MQ-135 untuk membaca kadar gas
ammonia pada kandang ayam. Pembacaan ini kemudian akan diindetifikasi keadaan dari
kandang ayam dan ditampilkan pada LCD 16x2 dan dari pembacaan sensor ini juga akan
dilakukan beberapa pengaturan sesuai dengan kadar gas ammonia yang berada pada kandang
ayam.
3. Penggunaan Kipas
Ketika kada gas ammonia mencapai angka 0.10ppm maka kipas yang akan diaktifkan
sebesar 50%% secara konstan, apabila kadar ammonia mencapai 0.15 ppm maka kipas yang
akan diaktifkan menjadi 75%, dan kondisi terakhir ketika kadar gas ammonia mencapai 0.30
ppm maka kipas akan aktif 100 %, Pengaktifan pada kipas dilakukan oleh driver l298n. Dan
ketika kadar gas ammonia telah berada dibawah 0.10 ppm maka kipas akan mati.
4. Pembersihan Kandang Ayam
Ketika pembacaan sensor mencapai 0.30 ppm maka sistem pembersihan kandang ayam
akan aktif, dibutuhkan waktu 10 detik untuk conveyor belt melakukan rotasi untuk mencapai
titik awalnya, sehingga diberikan timmer pada conveyor belt selama 10 detik, setelah
conveyor aktif selama 10 detik maka conveyor belt mati, lalu kembali ke pembacaan sensor.
5. Menampilkan dan merekam data
Pertama di tentukan keadaan dari gas ammonia ada kandang ayam, dengan parameter 0.00-
0.10 keadaan ammonia rendah, 0.10-0.15 keadaan ammonia sedang, 0.15-0.30 keadaan
ammonia tinggi, dan 0.30 lebih keadaan ammonia berbahaya. Lalu dilakukan perekaman data
dan ditampilkan pada LCD.
III-19
3.5 Penentuan Variable Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan (observation),
studi literatur dan perancangan sistem. Data yang dikumpulkan dijelaskan menjadi beberapa
bagian, diantaranya adalah :
3.5.1 Sumber Data
1. Sumber data primer, pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung pada sistem yang telah dibuat dan dilakukan analisa.
Pengkumpulan data primer didapatkan dengan cara merekam hasil pembacaa sensor
MQ-135 ke sd card menggunakan shield data logger
2. Sumber data sekunder, yaitu melakukan penelitian berdasarkan literatur ilmu terkait
penelitian yang akan dilakukan, berupa buku-buku, jurnal penelitian terkait dan
website resmi.
3.5.2 Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan untuk dapat melakukan analsisa terhadap kinerja dari alat
yang telah dibuat, pengujian dilakukan dengan perbandingan antara dua keadaan kandang
dimana pengambilan data pertama dilakukan dengan pengambilan data sebagai pembanding,
yang kedua sebagai data yang dibangdingkan. Berikut ini adalah table 3.1 yang akan
digunakan untuk mengambil data pembanding dan data yang dibandingkan
Tabel 3.1 Pengambilan Data Gas Ammonia
Tanggal
(___________________)
Waktu
(WIB)
Kadar NH3
(PPM)
Kondisi Ammonia
Pada kandang
Waktu
(WIB)
Kadar NH3
(PPM)
Kondisi Ammonia
Pada kandang
09.00 21.00
09.15 21.15
09.30 21.30
09.45 21.45
10.00 22.00
10.15 22.15
10.30 22.30
10.45 22.45
III-20
11.00 23.00
11.15 23.15
11.30 23.30
11.45 23.45
12.00 00.00
12.15 00.15
12.30 00.30
12.45 00.45
13.00 01.00
13.15 01.15
13.30 01.30
13.45 01.45
14.00 02.00
14.15 02.15
14.30 02.30
14.45 02.45
15.00 03.00
15.15 03.15
15.30 03.30
15.45 03.45
16.00 04.00
16.15 04.15
16.30 04.30
16.45 04.45
17.00 05.00
17.15 05.15
17.30 05.30
17.45 05.45
18.00 06.00
18.15 06.15
18.30 06.30
18.45 06.45
19.00 07.00
19.15 07.15
19.30 07.30
19.45 07.45
20.00 08.00
20.15 08.15
20.30 08.30
20.45 08.45
Pada tahap berikutnya dari data yang telah didapatkan berupa jumlah kadar gas ammonia
dan kondisi kadar gas ammonia pada kandang, lalu kedua data dibandingkan.
III-21
3.5.3 Alat Pengambilan Data
Adapun alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan data adalah :
1. Laptop
2. Shield Data Logger
3. AVO Meter
4. Arduino
5. SD Card
6. LCD
3.6 Pengujian Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibuat untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan sistem pengontrolan Gas Ammonia pada kandang ayam sebelum
diimplementasikan dalam membaca input, memproses dan mengeluarkan perintah. Adapun
tahapan dalam pengujian sistem iniadalah:
3.6.1 Perngujian Perangkat Lunak (Software)
Pada pengujian perangkat lunak dilakukan dengan menguji eksekusi sub-sub program
dan keseluruhan program yang telah dibuat menggunakan software Arduino IDE. Hal ini
untuk mengetahui apakah program yang telah dibuat mengalami error atau tidak saat
dikompilasi.
3.6.2 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)
a. Pengujian Power Supply
Pengujian power supplydiuji dengan menggunakan multimeter. Pada power supply yang
diukur adalah tegangan keluarannya, yakni dengan menghubungkan output tegangan dengan
kabel positif dan negatif pada multimeter terhadap setiap tegangan keluar pada power supply
12v dan 9v dc. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengurangi human error pada alat
ukur. Untuk mengetahui apakah rangkaian power supply telah tersedia maka dilakukan
pengujian untuk mengukur output dari rangkaian power supply menggunakan AVO meter dan
membandingkan rangkaian apakah pembacaan AVO meter sesuai dengan keluaran yang
diinginkan. Pengujian power supply dilakukan pada power supply seperti table 3.
III-22
Table 3.2 Pengujian Tegangan Power Supply
Posisi Pengukuran Hasil Pengukuran
Pengujian 1 (Output Liliran Sekunder)
Pengujian 2 (Output Dioda Half Rectifier)
Pengujian 3 (Outout IC Regulator 7812)
Pengujian 4 (Output Lilitan Sekunder)
Pengujian 5 (Output Dioda Half Rectifier)
Pengujian 6 (Output IC Regulator 7809)
b. Pengujian Mikrokontroller Arduino Uno
Pada tahap ini penulis melakukan pengujian untuk mengetahui apakah koneksi
antaramikrokontroler arduino uno dan komputer berjalan dengan baik.Pengujian pada
mikrokontroler arduinouno ini dilakukan dengan menghubungkan arduino dengan laptop
melalui kabel USB arduino.Langkah selanjutnya Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah semua port Arduino berfungsi dengan baik. Pada pengujian ini semua pin arduino
diprogram menjadi pin output dan diukur tegangan output. Untuk pengujian tegangan
mikrokontroler diukur menggunakan AVO meter dapat dilihat pada table 3.
Table 3.3 Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno
No Pin Arduino Tegangan (V) No Pin Arduino Tegangan (V)
1 A0 11 D4
2 A1 12 D5
3 A2 13 D6
4 A3 14 D7
5 A4 15 D8
6 A5 16 D9
7 D0 17 D10
8 D1 18 D11
9 D2 19 D12
10 D3 20 D13
III-23
c. Pengujian Sensor MQ-135
Tujuan dari pengujian ini untuk mendapatkan pembacaan kadar gas ammonia yang mendakiti
nilai yang sebenarnya. Pertama akan dilakukan adalah mengkalibrasi sensor gas ammonia,
kemudian akan dilakukan diberikan beberapa kadar gas ammonia yang berbeda untuk
membaca kadarnya. Dari pembacaan ini akan ditampilkan di serial monitor Arduino. Untuk
pengukuran akan dilakukan pembacaan menggunakan sensor MQ-135 dengan membaca kadar
ppm pada kotoran ayam, tahanan pada sensor akan dibandingkan dengan tahanan yang
terdapat pada datasheet sensor MQ-135, untuk perbandingan dapat dilihat pada table 3.
Table 3.4 pengujian Sensor MQ-135
No NH3 (PPM) Tahanan (Rs/Ro)
Sensor Datasheet
1 10 2.4
2 20 1.9
3 30 1.7
4 40 1.5
5 50 1.4
6 60 1.3
7 70 1.2
8 80 1.15
9 90 1.08
10 100 1.02
11 200 0.8
III-24
d. Pengujian Rangkaian LCD dengan I2C
Untuk menguji apakah LCD tersebut dapat digunakan atau tidak, maka sebelumpengujianLCD
tersebut harus dikonfigurasikan dengan mikrokontroler arduino uno terlebihdahulu, kemudian
diprogram untuk menampilkan tulisan pada LCD.
e. Pengujian Kipas dengan Driver Motor l298N
Yang akan dilakukan pada pada pengujian ini adalah mencoba mengendalian kecepatan dari
kipas dengan beberapa kecepatan, pertama yang akan dilakukan dengan menyambungkan
wiring pada dri ver motor dengan kipas. kemudian dikendalikan dengan beberapa keadaan dari
promgram yang dimasukan di arduino. Untuk pengujian dilakuakn dengan pengukuran
tegangan masuk dan tegangan keluar pada driver motor L298N dengan kecepatan 50%, 70%,
dan 100% . dapat dilihat pada table 3.
Table 3.5 Pengujian Driver Motor L298N
Kipas
PWM Tegangan (V)
V(in) V(load)
127
191
255
f. Pengujian Conveyor Belt dengan Relay
Untuk mengetahui conveyor belt dapat aktid dengan baik dilakukan pengujian dan
pengamatan dengan memberikan logika 1 pada relay dan mengamati relay aktif atau tidak dan
mengamati conveyot belt dapat aktif dengan baik atau tidak. Kemudian dikontrol melalui
arduino ino dengan beberapa keadaan. Untuk pengujian diberikan logika pada pin relay untuk
mengamati relay dapat aktif dengan baik atau tidak, dapat dilihat pada table 3.
III-25
Table 3.6 Pengujian Relay Conveyort Belt
Logika PIN Relay
0
1
g. Pengujian Shield Data Logger
pengujian ini dilakukan untuk memastikan pembacaan, penentuan keadaan kandang, dan
perekaman data kedalam SD card dapat bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan dengan
pemberian keadaan dan juga waktu tertentu untuk melihat apakah perekeman data berhasil
h. Pengujian Alat Keseluruhan
pengujian dilakukan dengan memberikan beberapa kondisi dan percobaan terhadap alat untuk
menguji keseluruhan alat atau komponen yang telah dirangkai dapat bekerja dengan baik, untu
pengujian alat dapat dilihat pada table berikut 3.7
Table 3.7 Percobaan Alat Keseluruhan
No Percobaan Pembacaan
Sensor
(PPM)
Kecepatan
kipas
Kondisi
relay
conveyort
belt
Status Shield
data Logger
Pembacaan
kondisi
ammonia
1 Ammonia
dengan
PPM 0.5
Diluar
menit ke
(0,15,30,
45)
Off/50%/
75%/
100% *
Off/ On * Merekam/Tidak
Merekam*
Rendah/
Sedang/ Tinggi/
Berbahaya*
2 Ammonia Off/50%/ Off/ On * Merekam/Tidak Rendah/
III-26
dengan
PPM 0.5
dimenit ke
0
75%/
100% *
Merekam* Sedang/ Tinggi/
Berbahaya*
3 Ammonia
dengan
PPM 0.13
dimenit ke
15
Off/50%/
75%/
100% *
Off/ On * Merekam/Tidak
Merekam*
Rendah/
Sedang/ Tinggi/
Berbahaya*
4 Ammonia
dengan
PPM 0.24
dimenit ke
30
Off/50%/
75%/
100% *
Off/ On * Merekam/Tidak
Merekam*
Rendah/
Sedang/ Tinggi/
Berbahaya*
5 Ammonia
dengan
PPM 0.32
dimenit ke
45
Off/50%/
75%/
100% *
Off/ On * Merekam/Tidak
Merekam*
Rendah/
Sedang/ Tinggi/
Berbahaya*
3.6.3 Pengujian Pengendalian Kadar Gas Ammonia
Pada pengujian ini akan dilakukan dengan cara meletakkan ayam yang berumur 3
bulan atau lebih didalam kandang, sebanyak 8 ekor pada kadang ayam berukuran panjang 1
meter lebar 0.85 meter dan tinggi 0.50 meter. Selama 5 hari pengujian tanpa menggunakan
pengendali dan direkam data yang terbaca, kemudian 5 hari dengan menggunakan pengendali
dan akan dilakukan pemantauan pada kandang ayam.
III-27
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada pembacaan sensor mq-
135 pada kandang ayam, dari set point yang telah ditentukan pada software akan dilakukan
pencatatan pada kadar gas ammonia dengan shield data logger, lalu dilakukan pengamatan
setelah diaktifkan blower, dan juga pengaktifan conveyor lalu menganalisis pengurangan kadar
gas ammonia sebelum dan sesudah dipasangkan dan sebelum dipasangkan pengendali berupa
blower dan conveyor.
3.7 Implementasi Alat
Implementasi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk menerapkan sistem yang
baru (setelah selesai dibuat). Penelitian ini akan mengimplementasikan alat yang sudah dibuat
dan akan digabungkan dengan proses wiring. Berikut adalah skema pemasakangan alat :
Gambar 3.15 Skema Pemasangan Alat
Pada skema pemasangan alat diatas, dapat dijelaskan bahwa relay untuk conveyor belt
akan dihubungkan dengan input dari arduino untuk mengaktifkan conveyor belt secara
otomatis, relay akan dihubungkan arus ac 220v untuk memutus dan menyambungkan
tegangan terhadap conveyot belt. L298n untuk kipas akan dihubungkan dengan 4 buah kipas
dan juga sumber tegangan 12v untuk memberikan daya pada kipas, dan port input masuk ke
port arduino untuk menerima perintah.
3.8 Analisis Hasil
Pada tahapan ini penulis akan melakukan analisis dari perbandingan sistem hasil
pengujian alat pengontrol gas ammonia ini. Analisi dilakukan untuk membaca adakah
pengurangan atau perbedaan yang signifikan dari alat sesudah dipasang sesebelum dipasang
dengan pengendali ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan dari sistem kendali kadar gas ammonia pada kandang
ayam broiler, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengendalian alat kendali kadar gas ammonia pada kandang ayam broiler dapat
mengontrol kadar gas ammonia, gas ammonia dapat diminimalisir sehingga tidak
mencapai keadaan berbahaya
2. Pengotrolan kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan jumlah 8 ekor ayam
dapat di kontrol dengan baik dengan menggunakan 4 buah kipas dc. Peninggkatan
kadar gas ammonia dapat dicegah mencapai titik yang berbahaya dimana kadar gas
ammonia berbahaya diatas 0.30 ppm. Dan pembacaan kadar gas ammonia tertinggi
hanya mencapai 0.28 ppm,
3. Penyimpanan data menggunakan shield data logger dapat menyimpan dan
menampilkan kondisi kandang, kecepatan kipas, dan nilai dari pembacaan sensor
yang dipasang,
4. Untuk pembersihan kotoran conveyor dapat aktif dengan baik, tetapi karna
pengontrolan yang dilakukan kadar gas ammoni belum mencapai setpoint untuk
mengaktifkan conveyor belt.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya berikut berapa saran yang dapat dipertimbangkan.
1. Pengontrolan kipas dapat ditambah dengan pengendalian yang lebih baik, berupa
fuzzy, dan pengendali lainnya
2. Monitoring alat dapat disambungkan dengan IoT untuk pemantauan yang lebih
baik.
3. Jumlah ayam diperbanyak untuk menghasilkan kadar gas ammonia yang lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Prasetyanto. Nova, “Kadar H2S, NO2, dan Debu Pada Peternak Ayam Broiler dengan
Kondisi Lingkungan yang Berbeda di Kabupaten Bogor Jawa Barat”. Skripsi. Bogor:
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, 2011
[2] C. E. Jayanata dan B. Harianto. 28 Hari Panen Ayam Broiler. AgroMedia Pustaka.
Jakarta. 2011.
[3] Badan Pusat Statistik (2017). https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/18. (Accessed
july 10, 2018).
[4] Weaver, J.R.W.D, “Fundamentals of Ventilation, in Commercial Chicken Meat and Egg
Production” United State of America, page 113-128
[5] Haryadi, “Pengaruh Ammonia terhadap Kesehatan Hewan”. Poultry Indonesia, Majalah
Ekonomi Indonesia dan Teknologi Perunggasan Populer. GPPU, Jakarta. 1995
[6] Murtidjo, B.A, “Pedoman Beternak Ayam Broiler”. Kanisius, Yogyakarta, 1987
[7] Efendi. Bachtiar, “Pengaruh Kandang Minimum Ventilasi terhadap Penyakit Chronic
Respiratory Disease (CDR) pada Ayam Broiler di PT Ciomas Adisatwa II Unit Kediri”,
Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kesehatan Ternak Fakultas Vokasi Universitas
Airlangga Surabaya, 2016
[8] Proyeksi Tren Penyakit Unggas 2020, https://www.medion.co.id
[9] Dwi Susanti, Eka,dkk “Perbandingan Produktivitas Ayam Broiler Terhadap Sistem
Kandang Terbuka (Open House) dan Kandang Tertutup (Close House) di UD Sumber
Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro” Program Studi Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan, 2016
[10] Apituley, A., Berden dan Peeter, R, ”Open-Path Trace Gas Detection Of Ammonia Base
On Cavity Enhanced Absortion Spectros copy” Jurnal Apllied Physic. B 71:231-236
[11] Nur Arifin, Muhammad, dkk “Monitoring Kadar Gas Berbahaya Pada Kandang Ayam
Dengan Menggunakan Protokol HTTP dan ESP8266”. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya. 2018
[12] Heriawan. Reka, dkk, “Alat Pengontrol Emisi Gas Amonia(NH3) di peternakan Ayam
Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 Menggunakan Sensor Gas MQ-137”. Jurnal
Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013. Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Bandung. 2013
[13] Tri Cahyono, Agus dan Priambodo, F.Agus, “Purwarupa Blower Otomatis untuk
Mengeluarkan Gas Amonia Berbahaya pada Kandang Ayam Broiler Berbasis
Mikrokontroler ATMega 16”. Teknik Informatika Universitas Kanjuruhan Malang. 2015
[14] K. M. A. A. Wijaya, “Prototipe Sistem Otomasi Pembersih Kotoran Ayam dan Penyotir
Telur Berbasis PLC dengan Monitoring HMI” Teknik Elektro Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. 2018
[15] S. M. G. Putu, dkk, “Rancangan Bangun Sistem Data Logger Berbasis Visual Pada Solar
Cell” Teknologi Elektro, 2017
[16] MQ-135. http://www.olimex.com/Products/Components/Sensor/SNS-MQ135.pdf
(Accesed Oktober 1, 2018)
[17] Brushless DC Fan
http://media.monolithicpower.com/document/Brushless_DC_Motor_Fundamentals.pdf
(Accesed Oktober 2, 2018)
[18] Arduino Uno, http://www.arduino.cc. (Accesed August 3, 2018)
[19] LCD16x2.http://electrotec.cms.webhub.la/elements/images/imagearticlefc969ceab28139
6a02812f619c41ab75 (Accesed August 4, 2018)
[20] I2C interface for LCD, http://mantech.co.za (Accesed september 11, 2018)
[21] Definisi dan Pembagian Konveyor, http://www.dnm.co.id (Accesed Desember 30, 2019)
[22] User Guide L289N Dual H-Bridge Motor Driver , http://handsontec.com (Accesed
August 9, 2018)
[23] Adafruit Data Logger Shield, http://cdn-learn.adafruit.com (Accesed Desember 30, 2019)
[24] Anshori. Syaikhu, “Perbandingan Hasil Produksi Telur Dengan Penggunaan Kandang
Open House Dan Close House Semi Otomatis Di Prayogo Farm Kecamatan Kandat
Kediri”. Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Nusantara PGRI Kediri. 2017
[25] Peraturan Mentri Pertanian Republik Indonesi NO 13/Permentan/OT.140/2/2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dede Akbar, lahir di Duri pada tanggal 07 Desember 1995
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bakri
dan Asnah yang beralamat di Jl.Jendral Sudirman, Kec. Mandau,
Kab. Bengkalis, Provinsi Riau.
Email : [email protected]
Hp : 0852 6589 6804
Pengalaman pendidikan yang dilalui dimulai dari SD Negeri 032
Mandau pada tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Mandau pada tahun 2008-2011.
Kemudian pada tahun 2011-2014 melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 3 Mandau dengan mengambil jurusan IPA. Setelah
lulus dari SMA penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau dengan mengambil jurusan Teknik Elektro dengan konsentrasi
Intrumentasi, Fakultas Sains dan Teknologi. Penulis menyelesaikan masa studi selama 6
tahun dengan Tugas Akhir berjudul “Purwarupa Sistem Kendali Otomatis Di kandang
Ayam Untuk Meminimalisir Gas Ammonia Berbasis Arduino”
LAMPIRAN A
1. List Program pada Arduino
#include <DS1307RTC.h>
#include <Time.h>
#include <Wire.h>
#include <SPI.h>
#include <SD.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);
int mq = A0;
float m = -0.41;
float b = 0.84;
float R0 = 5.40;
char *kon[] = {"Ammonia Rendah", "Ammonia Sedang", "Ammonia Tinggi", "Ammonia
Berbahaya"};
char *kip[] = {" Kipas Mati", " Kec 50%", " Kec 75%", " Kec 100% Conveyor
Aktif"};
const int EnB = 5 ;
const int In3 = 6 ;
const int In4 = 7 ;
const int rel = 11 ;
File myFile;
const int chipSelect = 10;
String time ;
tmElements_t tm;
void setup() {
pinMode (EnB, OUTPUT);
pinMode (In3, OUTPUT);
pinMode (In4, OUTPUT);
pinMode (rel, OUTPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(mq, INPUT);
while (!Serial) ; // wait for serial
delay(200);
Serial.println("ArduinoAll DataLogger Shield Test");
pinMode(SS, OUTPUT);
if (!SD.begin(chipSelect)) {
Serial.println("SD Card initialization failed!");
return;
}
Serial.println("SD Card OK.");
ReadText();
}
void loop() {
lcd.setCursor(0,0);
float mq_v;
float RS;
float hambatan;
float nilai_mq = analogRead(mq);
mq_v = nilai_mq * (5.0/1028.0);
RS = (5.0/mq_v-1)*20.0;
hambatan = RS/R0;
int i = 0;
digitalWrite(In3, HIGH);
digitalWrite(In4, HIGH);
double ppm_log = (log10(hambatan)-b)/m;
double ppm = pow (10, ppm_log);
double persen = ppm/10000;
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("NH3= ");
lcd.print(ppm);
lcd.setCursor(9,0);
lcd.print(" PPM");
if (ppm > 0 && ppm < 0.10){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Ammonia Rendah");
delay (5000);
i = 0 ;
}
if (ppm > 0.10 && ppm < 0.15){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Ammonia Sedang");
analogWrite (EnB, 127);
i = 1;
}
if (ppm > 0.15 && ppm < 0.30){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Ammonia Tinggi");
analogWrite (EnB, 191);
i = 2;
}
if (ppm > 0.30){
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Ammonia Berbahaya");
analogWrite (EnB, 255);
i = 3;
digitalWrite(rel, LOW);
delay (5000);
digitalWrite(rel, HIGH);
}
delay (1000);
time = Now()+ " | PPM Ammonia : "+(ppm) + " | " + (kip[i]) ;
Serial.println(time);
if (tm.Minute == 15 || tm.Minute == 0 || tm.Minute == 30 || tm.Minute == 45
){
WriteText(time);
}
delay(3000);
}
void ReadText(){
// re-open the file for reading:
myFile = SD.open("kdp.txt");
if (myFile) {
Serial.println("kdp.txt:");
while (myFile.available()) {
Serial.write(myFile.read());
}
// close the file:myFile.close();
}
else {
// if the file didn't open, print an error:
Serial.println("error opening ktp.txt");
}
}
void WriteText(String txt){
myFile = SD.open("kdp.txt", FILE_WRITE);
if (myFile) {
myFile.println(txt);
myFile.close();
}
else {
// if the file didn't open, print an error:
Serial.println("error opening kdp.txt");
}
}
String Now(){
String time = "";
if (RTC.read(tm)) {
time = String("Jam : "+tm.Hour+":"+tm.Minute+":"+tm.Secnd+" Tanggal :
"+tm.Day+"/"+tm.Month+"/"+tmYearToCalendar(tm.Year));
time+=tm.Hour;
time+=":";
time+=tm.Minute;
time+=":";
time+=tm.Second;
time+=" DAY : ";
time+=tm.Day;
time+="/";
time+=tm.Month;
time+="/";
time+=tmYearToCalendar(tm.Year);
}
else {
time = "NO";
if (RTC.chipPresent()) {
Serial.println("The DS1307 is stopped. Please run the SetTime");
Serial.println("example to initialize the time and begin running.");
Serial.println();
}
else {
Serial.println("DS1307 read error! Please check the circuitry.");
Serial.println();
}
}
return time;
}
LAMPIRAN B
1. Hasil Pengambilan Data Gas Ammonia
19-11-2019 – 20-11-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.10 Ammonia Sedang 21.00 0.14 Ammonia Sedang
09.15 0.11 Ammonia Sedang 21.15 0.11 Ammonia Sedang
09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.17 Ammonia Tinggi
09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.16 Ammonia Tinggi
10.00 0.11 Ammonia Sedang 22.00 0.13 Ammonia Sedang
10.15 0.12 Ammonia Sedang 22.15 0.12 Ammonia Sedang
10.30 0.15 Ammonia Tinggi 22.30 0.11 Ammonia Sedang
10.45 0.14 Ammonia Sedang 22.45 0.09 Ammonia Rendah
11.00 0.11 Ammonia Sedang 23.00 0.08 Ammonia Rendah
11.15 0.10 Ammonia Sedang 23.15 0.09 Ammonia Rendah
11.30 0.10 Ammonia Sedang 23.30 0.08 Ammonia Rendah
11.45 0.11 Ammonia Sedang 23.45 0.08 Ammonia Rendah
12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.07 Ammonia Rendah
12.15 0.12 Ammonia Sedang 00.15 0.08 Ammonia Rendah
12.30 0.11 Ammonia Sedang 00.30 0.07 Ammonia Rendah
12.45 0.11 Ammonia Sedang 00.45 0.06 Ammonia Rendah
13.00 0.12 Ammonia Sedang 01.00 0.05 Ammonia Rendah
13.15 0.12 Ammonia Sedang 01.15 0.06 Ammonia Rendah
13.30 0.11 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah
13.45 0.12 Ammonia Sedang 01.45 0.06 Ammonia Rendah
14.00 0.14 Ammonia Sedang 02.00 0.07 Ammonia Rendah
14.15 0.10 Ammonia Sedang 02.15 0.06 Ammonia Rendah
14.30 0.10 Ammonia Sedang 02.30 0.06 Ammonia Rendah
14.45 0.11 Ammonia Sedang 02.45 0.08 Ammonia Rendah
15.00 0.16 Ammonia Tinggi 03.00 0.08 Ammonia Rendah
15.15 0.10 Ammonia Sedang 03.15 0.07 Ammonia Rendah
15.30 0.11 Ammonia Sedang 03.30 0.06 Ammonia Rendah
15.45 0.12 Ammonia Sedang 03.45 0.07 Ammonia Rendah
16.00 0.18 Ammonia Tinggi 04.00 0.09 Ammonia Rendah
16.15 0.14 Ammonia Sedang 04.15 0.07 Ammonia Rendah
16.30 0.11 Ammonia Sedang 04.30 0.14 Ammonia Sedang
16.45 0.12 Ammonia Sedang 04.45 0.09 Ammonia Rendah
17.00 0.15 Ammonia Tinggi 05.00 0.09 Ammonia Rendah
17.15 0.13 Ammonia Sedang 05.15 0.08 Ammonia Rendah
17.30 0.13 Ammonia Sedang 05.30 0.08 Ammonia Rendah
17.45 0.15 Ammonia Tinggi 05.45 0.10 Ammonia Sedang
18.00 0.14 Ammonia Sedang 06.00 0.10 Ammonia Sedang
18.15 0.13 Ammonia Sedang 06.15 0.09 Ammonia Rendah
18.30 0.18 Ammonia Tinggi 06.30 0.10 Ammonia Sedang
18.45 0.16 Ammonia Tinggi 06.45 0.08 Ammonia Rendah
19.00 0.12 Ammonia Sedang 07.00 0.21 Ammonia Tinggi
19.15 0.15 Ammonia Tinggi 07.15 0.13 Ammonia Sedang
19.30 0.14 Ammonia Sedang 07.30 0.15 Ammonia Tinggi
19.45 0.14 Ammonia Sedang 07.45 0.12 Ammonia Sedang
20.00 0.15 Ammonia Tinggi 08.00 0.12 Ammonia Sedang
20.15 0.16 Ammonia Tinggi 08.15 0.10 Ammonia Sedang
20.30 0.16 Ammonia Tinggi 08.30 0.13 Ammonia Sedang
20.45 0.27 Ammonia Tinggi 08.45 0.11 Ammonia Sedang
20-11-2019 – 21-11-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.13 Ammonia Sedang 21.00 0.02 Ammonia Rendah
09.15 0.17 Ammonia Tinggi 21.15 0.02 Ammonia Rendah
09.30 0.22 Ammonia Tinggi 21.30 0.03 Ammonia Rendah
09.45 0.13 Ammonia Sedang 21.45 0.01 Ammonia Rendah
10.00 0.10 Ammonia Sedang 22.00 0.02 Ammonia Rendah
10.15 0.21 Ammonia Tinggi 22.15 0.02 Ammonia Rendah
10.30 0.25 Ammonia Tinggi 22.30 0.01 Ammonia Rendah
10.45 0.18 Ammonia Tinggi 22.45 0.02 Ammonia Rendah
11.00 0.16 Ammonia Tinggi 23.00 0.02 Ammonia Rendah
11.15 0.12 Ammonia Sedang 23.15 0.01 Ammonia Rendah
11.30 0.08 Ammonia Rendah 23.30 0.02 Ammonia Rendah
11.45 0.02 Ammonia Rendah 23.45 0.03 Ammonia Rendah
12.00 0.05 Ammonia Rendah 00.00 0.02 Ammonia Rendah
12.15 0.02 Ammonia Rendah 00.15 0.02 Ammonia Rendah
12.30 0.04 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah
12.45 0.05 Ammonia Rendah 00.45 0.01 Ammonia Rendah
13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.02 Ammonia Rendah
13.15 0.03 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah
13.30 0.02 Ammonia Rendah 01.30 0.01 Ammonia Rendah
13.45 0.03 Ammonia Rendah 01.45 0.02 Ammonia Rendah
14.00 0.03 Ammonia Rendah 02.00 0.02 Ammonia Rendah
14.15 0.02 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah
14.30 0.03 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah
14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.01 Ammonia Rendah
15.00 0.03 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah
15.15 0.03 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah
15.30 0.02 Ammonia Rendah 03.30 0.01 Ammonia Rendah
15.45 0.02 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah
16.00 0.02 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah
16.15 0.03 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah
16.30 0.03 Ammonia Rendah 04.30 0.03 Ammonia Rendah
16.45 0.02 Ammonia Rendah 04.45 0.02 Ammonia Rendah
17.00 0.03 Ammonia Rendah 05.00 0.01 Ammonia Rendah
17.15 0.02 Ammonia Rendah 05.15 0.02 Ammonia Rendah
17.30 0.03 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah
17.45 0.04 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah
18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.03 Ammonia Rendah
18.15 0.03 Ammonia Rendah 06.15 0.02 Ammonia Rendah
18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.03 Ammonia Rendah
18.45 0.03 Ammonia Rendah 06.45 0.02 Ammonia Rendah
19.00 0.02 Ammonia Rendah 07.00 0.02 Ammonia Rendah
19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.03 Ammonia Rendah
19.30 0.03 Ammonia Rendah 07.30 0.02 Ammonia Rendah
19.45 0.02 Ammonia Rendah 07.45 0.03 Ammonia Rendah
20.00 0.03 Ammonia Rendah 08.00 0.02 Ammonia Rendah
20.15 0.02 Ammonia Rendah 08.15 0.02 Ammonia Rendah
20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah
20.45 0.04 Ammonia Rendah 08.45 0.03 Ammonia Rendah
21-11-2019 – 22-11-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.02 Ammonia Rendah
09.15 0.03 Ammonia Rendah 21.15 0.03 Ammonia Rendah
09.30 0.02 Ammonia Rendah 21.30 0.03 Ammonia Rendah
09.45 0.03 Ammonia Rendah 21.45 0.02 Ammonia Rendah
10.00 0.02 Ammonia Rendah 22.00 0.02 Ammonia Rendah
10.15 0.03 Ammonia Rendah 22.15 0.03 Ammonia Rendah
10.30 0.02 Ammonia Rendah 22.30 0.03 Ammonia Rendah
10.45 0.02 Ammonia Rendah 22.45 0.02 Ammonia Rendah
11.00 0.03 Ammonia Rendah 23.00 0.04 Ammonia Rendah
11.15 0.02 Ammonia Rendah 23.15 0.03 Ammonia Rendah
11.30 0.04 Ammonia Rendah 23.30 0.02 Ammonia Rendah
11.45 0.02 Ammonia Rendah 23.45 0.02 Ammonia Rendah
12.00 0.02 Ammonia Rendah 00.00 0.01 Ammonia Rendah
12.15 0.02 Ammonia Rendah 00.15 0.03 Ammonia Rendah
12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.04 Ammonia Rendah
12.45 0.02 Ammonia Rendah 00.45 0.01 Ammonia Rendah
13.00 0.02 Ammonia Rendah 01.00 0.03 Ammonia Rendah
13.15 0.03 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah
13.30 0.02 Ammonia Rendah 01.30 0.03 Ammonia Rendah
13.45 0.02 Ammonia Rendah 01.45 0.04 Ammonia Rendah
14.00 0.01 Ammonia Rendah 02.00 0.02 Ammonia Rendah
14.15 0.02 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah
14.30 0.01 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah
14.45 0.02 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah
15.00 0.03 Ammonia Rendah 03.00 0.01 Ammonia Rendah
15.15 0.02 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah
15.30 0.03 Ammonia Rendah 03.30 0.06 Ammonia Rendah
15.45 0.02 Ammonia Rendah 03.45 0.10 Ammonia Sedang
16.00 0.02 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah
16.15 0.02 Ammonia Rendah 04.15 0.04 Ammonia Rendah
16.30 0.02 Ammonia Rendah 04.30 0.14 Ammonia Sedang
16.45 0.04 Ammonia Rendah 04.45 0.02 Ammonia Rendah
17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.16 Ammonia Tinggi
17.15 0.04 Ammonia Rendah 05.15 0.01 Ammonia Rendah
17.30 0.02 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah
17.45 0.04 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah
18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.05 Ammonia Rendah
18.15 0.03 Ammonia Rendah 06.15 0.15 Ammonia Tinggi
18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.14 Ammonia Sedang
18.45 0.02 Ammonia Rendah 06.45 0.15 Ammonia Tinggi
19.00 0.01 Ammonia Rendah 07.00 0.11 Ammonia Sedang
19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.14 Ammonia Sedang
19.30 0.03 Ammonia Rendah 07.30 0.13 Ammonia Sedang
19.45 0.02 Ammonia Rendah 07.45 0.15 Ammonia Tinggi
20.00 0.02 Ammonia Rendah 08.00 0.14 Ammonia Sedang
20.15 0.03 Ammonia Rendah 08.15 0.12 Ammonia Sedang
20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.09 Ammonia Rendah
20.45 0.03 Ammonia Rendah 08.45 0.11 Ammonia Sedang
22-11-2019 – 23-11-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.11 Ammonia Sedang 21.00 0.09 Ammonia Rendah
09.15 0.10 Ammonia Sedang 21.15 0.10 Ammonia Sedang
09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.08 Ammonia Rendah
09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.07 Ammonia Rendah
10.00 0.17 Ammonia Tinggi 22.00 0.06 Ammonia Rendah
10.15 0.14 Ammonia Sedang 22.15 0.10 Ammonia Sedang
10.30 0.18 Ammonia Tinggi 22.30 0.14 Ammonia Sedang
10.45 0.15 Ammonia Tinggi 22.45 0.07 Ammonia Rendah
11.00 0.12 Ammonia Sedang 23.00 0.07 Ammonia Rendah
11.15 0.10 Ammonia Sedang 23.15 0.6 Ammonia Berbahaya
11.30 0.12 Ammonia Sedang 23.30 0.04 Ammonia Rendah
11.45 0.10 Ammonia Sedang 23.45 0.06 Ammonia Rendah
12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.06 Ammonia Rendah
12.15 0.12 Ammonia Sedang 00.15 0.08 Ammonia Rendah
12.30 0.14 Ammonia Sedang 00.30 0.04 Ammonia Rendah
12.45 0.12 Ammonia Sedang 00.45 0.05 Ammonia Rendah
13.00 0.14 Ammonia Sedang 01.00 0.09 Ammonia Rendah
13.15 0.16 Ammonia Tinggi 01.15 0.06 Ammonia Rendah
13.30 0.10 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah
13.45 0.09 Ammonia Rendah 01.45 0.05 Ammonia Rendah
14.00 0.08 Ammonia Rendah 02.00 0.06 Ammonia Rendah
14.15 0.12 Ammonia Sedang 02.15 0.05 Ammonia Rendah
14.30 0.12 Ammonia Sedang 02.30 0.05 Ammonia Rendah
14.45 0.11 Ammonia Sedang 02.45 0.06 Ammonia Rendah
15.00 0.13 Ammonia Sedang 03.00 0.05 Ammonia Rendah
15.15 0.14 Ammonia Sedang 03.15 0.06 Ammonia Rendah
15.30 0.14 Ammonia Sedang 03.30 0.05 Ammonia Rendah
15.45 0.20 Ammonia Tinggi 03.45 0.05 Ammonia Rendah
16.00 0.19 Ammonia Tinggi 04.00 0.05 Ammonia Rendah
16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.05 Ammonia Rendah
16.30 0.08 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah
16.45 0.07 Ammonia Rendah 04.45 0.05 Ammonia Rendah
17.00 0.05 Ammonia Rendah 05.00 0.05 Ammonia Rendah
17.15 0.04 Ammonia Rendah 05.15 0.05 Ammonia Rendah
17.30 0.05 Ammonia Rendah 05.30 0.05 Ammonia Rendah
17.45 0.06 Ammonia Rendah 05.45 0.06 Ammonia Rendah
18.00 0.07 Ammonia Rendah 06.00 0.07 Ammonia Rendah
18.15 0.08 Ammonia Rendah 06.15 0.07 Ammonia Rendah
18.30 0.09 Ammonia Rendah 06.30 0.08 Ammonia Rendah
18.45 0.11 Ammonia Sedang 06.45 0.07 Ammonia Rendah
19.00 0.10 Ammonia Sedang 07.00 0.08 Ammonia Rendah
19.15 0.12 Ammonia Sedang 07.15 0.06 Ammonia Rendah
19.30 0.09 Ammonia Rendah 07.30 0.05 Ammonia Rendah
19.45 0.08 Ammonia Rendah 07.45 0.11 Ammonia Sedang
20.00 0.07 Ammonia Rendah 08.00 0.07 Ammonia Rendah
20.15 0.09 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah
20.30 0.11 Ammonia Sedang 08.30 0.08 Ammonia Rendah
20.45 0.09 Ammonia Rendah 08.45 0.08 Ammonia Rendah
23-11-2019 – 24-11-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.06 Ammonia Rendah 21.00 0.10 Ammonia Sedang
09.15 0.08 Ammonia Rendah 21.15 0.08 Ammonia Rendah
09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.08 Ammonia Rendah
09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.11 Ammonia Sedang
10.00 0.09 Ammonia Rendah 22.00 0.12 Ammonia Sedang
10.15 0.11 Ammonia Sedang 22.15 0.08 Ammonia Rendah
10.30 0.09 Ammonia Rendah 22.30 0.14 Ammonia Sedang
10.45 0.10 Ammonia Sedang 22.45 0.13 Ammonia Sedang
11.00 0.08 Ammonia Rendah 23.00 0.12 Ammonia Sedang
11.15 0.09 Ammonia Rendah 23.15 0.07 Ammonia Rendah
11.30 0.08 Ammonia Rendah 23.30 0.06 Ammonia Rendah
11.45 0.07 Ammonia Rendah 23.45 0.13 Ammonia Sedang
12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.12 Ammonia Sedang
12.15 0.08 Ammonia Rendah 00.15 0.08 Ammonia Rendah
12.30 0.08 Ammonia Rendah 00.30 0.07 Ammonia Rendah
12.45 0.10 Ammonia Sedang 00.45 0.06 Ammonia Rendah
13.00 0.09 Ammonia Rendah 01.00 0.06 Ammonia Rendah
13.15 0.10 Ammonia Sedang 01.15 0.10 Ammonia Sedang
13.30 0.12 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah
13.45 0.34 Ammonia Berbahaya 01.45 0.07 Ammonia Rendah
14.00 0.07 Ammonia Rendah 02.00 0.14 Ammonia Sedang
14.15 0.20 Ammonia Tinggi 02.15 0.12 Ammonia Sedang
14.30 0.10 Ammonia Sedang 02.30 0.07 Ammonia Rendah
14.45 0.07 Ammonia Rendah 02.45 0.06 Ammonia Rendah
15.00 0.10 Ammonia Sedang 03.00 0.05 Ammonia Rendah
15.15 0.09 Ammonia Rendah 03.15 0.06 Ammonia Rendah
15.30 0.08 Ammonia Rendah 03.30 0.04 Ammonia Rendah
15.45 0.05 Ammonia Rendah 03.45 0.04 Ammonia Rendah
16.00 0.11 Ammonia Sedang 04.00 0.03 Ammonia Rendah
16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.05 Ammonia Rendah
16.30 0.07 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah
16.45 0.06 Ammonia Rendah 04.45 0.04 Ammonia Rendah
17.00 0.07 Ammonia Rendah 05.00 0.04 Ammonia Rendah
17.15 0.07 Ammonia Rendah 05.15 0.06 Ammonia Rendah
17.30 0.20 Ammonia Tinggi 05.30 0.07 Ammonia Rendah
17.45 0.19 Ammonia Tinggi 05.45 0.05 Ammonia Rendah
18.00 0.26 Ammonia Tinggi 06.00 0.04 Ammonia Rendah
18.15 0.39 Ammonia Berbahaya 06.15 0.05 Ammonia Rendah
18.30 0.14 Ammonia Sedang 06.30 0.04 Ammonia Rendah
18.45 0.16 Ammonia Tinggi 06.45 0.05 Ammonia Rendah
19.00 0.15 Ammonia Tinggi 07.00 0.06 Ammonia Rendah
19.15 0.11 Ammonia Sedang 07.15 0.07 Ammonia Rendah
19.30 0.16 Ammonia Tinggi 07.30 0.07 Ammonia Rendah
19.45 0.12 Ammonia Sedang 07.45 0.06 Ammonia Rendah
20.00 0.09 Ammonia Rendah 08.00 0.08 Ammonia Rendah
20.15 0.11 Ammonia Sedang 08.15 0.06 Ammonia Rendah
20.30 0.10 Ammonia Sedang 08.30 0.05 Ammonia Rendah
20.45 0.09 Ammonia Rendah 08.45 0.07 Ammonia Rendah
2. Hasil Pengujian Kendali Gas Ammonia
16-12-2019 – 17-12-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.04 Ammonia Rendah 21.00 0.15 Ammonia Tinggi
09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.04 Ammonia Rendah
09.30 0.05 Ammonia Rendah 21.30 0.08 Ammonia Rendah
09.45 0.06 Ammonia Rendah 21.45 0.03 Ammonia Rendah
10.00 0.04 Ammonia Rendah 22.00 0.02 Ammonia Rendah
10.15 0.05 Ammonia Rendah 22.15 0.02 Ammonia Rendah
10.30 0.06 Ammonia Rendah 22.30 0.03 Ammonia Rendah
10.45 0.05 Ammonia Rendah 22.45 0.02 Ammonia Rendah
11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.04 Ammonia Rendah
11.15 0.07 Ammonia Rendah 23.15 0.03 Ammonia Rendah
11.30 0.09 Ammonia Rendah 23.30 0.06 Ammonia Rendah
11.45 0.09 Ammonia Rendah 23.45 0.05 Ammonia Rendah
12.00 0.08 Ammonia Rendah 00.00 0.04 Ammonia Rendah
12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.03 Ammonia Rendah
12.30 0.06 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah
12.45 0.08 Ammonia Rendah 00.45 0.02 Ammonia Rendah
13.00 0.06 Ammonia Rendah 01.00 0.02 Ammonia Rendah
13.15 0.05 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah
13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.01 Ammonia Rendah
13.45 0.08 Ammonia Rendah 01.45 0.02 Ammonia Rendah
14.00 0.06 Ammonia Rendah 02.00 0.01 Ammonia Rendah
14.15 0.06 Ammonia Rendah 02.15 0.02 Ammonia Rendah
14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah
14.45 0.07 Ammonia Rendah 02.45 0.02 Ammonia Rendah
15.00 0.06 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah
15.15 0.06 Ammonia Rendah 03.15 0.01 Ammonia Rendah
15.30 0.08 Ammonia Rendah 03.30 0.02 Ammonia Rendah
15.45 0.07 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah
16.00 0.06 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah
16.15 0.07 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah
16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah
16.45 0.10 Ammonia Sedang 04.45 0.03 Ammonia Rendah
17.00 0.13 Ammonia Sedang 05.00 0.05 Ammonia Rendah
17.15 0.03 Ammonia Rendah 05.15 0.02 Ammonia Rendah
17.30 0.10 Ammonia Sedang 05.30 0.02 Ammonia Rendah
17.45 0.06 Ammonia Rendah 05.45 0.05 Ammonia Rendah
18.00 0.05 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah
18.15 0.06 Ammonia Rendah 06.15 0.03 Ammonia Rendah
18.30 0.09 Ammonia Rendah 06.30 0.15 Ammonia Tinggi
18.45 0.08 Ammonia Rendah 06.45 0.03 Ammonia Rendah
19.00 0.06 Ammonia Rendah 07.00 0.04 Ammonia Rendah
19.15 0.05 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah
19.30 0.04 Ammonia Rendah 07.30 0.03 Ammonia Rendah
19.45 0.07 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah
20.00 0.09 Ammonia Rendah 08.00 0.05 Ammonia Rendah
20.15 0.07 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah
20.30 0.08 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah
20.45 0.08 Ammonia Rendah 08.45 0.05 Ammonia Rendah
17-12-2019 – 18-12-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.03 Ammonia Rendah
09.15 0.04 Ammonia Rendah 21.15 0.03 Ammonia Rendah
09.30 0.06 Ammonia Rendah 21.30 0.02 Ammonia Rendah
09.45 0.05 Ammonia Rendah 21.45 0.02 Ammonia Rendah
10.00 0.04 Ammonia Rendah 22.00 0.03 Ammonia Rendah
10.15 0.06 Ammonia Rendah 22.15 0.03 Ammonia Rendah
10.30 0.08 Ammonia Rendah 22.30 0.02 Ammonia Rendah
10.45 0.20 Ammonia Tinggi 22.45 0.03 Ammonia Rendah
11.00 0.07 Ammonia Rendah 23.00 0.02 Ammonia Rendah
11.15 0.07 Ammonia Rendah 23.15 0.02 Ammonia Rendah
11.30 0.06 Ammonia Rendah 23.30 0.03 Ammonia Rendah
11.45 0.03 Ammonia Rendah 23.45 0.02 Ammonia Rendah
12.00 0.08 Ammonia Rendah 00.00 0.03 Ammonia Rendah
12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.02 Ammonia Rendah
12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah
12.45 0.04 Ammonia Rendah 00.45 0.02 Ammonia Rendah
13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.03 Ammonia Rendah
13.15 0.02 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah
13.30 0.03 Ammonia Rendah 01.30 0.02 Ammonia Rendah
13.45 0.03 Ammonia Rendah 01.45 0.03 Ammonia Rendah
14.00 0.02 Ammonia Rendah 02.00 0.03 Ammonia Rendah
14.15 0.03 Ammonia Rendah 02.15 0.02 Ammonia Rendah
14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah
14.45 0.03 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah
15.00 0.05 Ammonia Rendah 03.00 0.06 Ammonia Rendah
15.15 0.04 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah
15.30 0.05 Ammonia Rendah 03.30 0.04 Ammonia Rendah
15.45 0.04 Ammonia Rendah 03.45 0.08 Ammonia Rendah
16.00 0.05 Ammonia Rendah 04.00 0.09 Ammonia Rendah
16.15 0.04 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah
16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.03 Ammonia Rendah
16.45 0.04 Ammonia Rendah 04.45 0.03 Ammonia Rendah
17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.02 Ammonia Rendah
17.15 0.03 Ammonia Rendah 05.15 0.03 Ammonia Rendah
17.30 0.03 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah
17.45 0.05 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah
18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah
18.15 0.04 Ammonia Rendah 06.15 0.03 Ammonia Rendah
18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.09 Ammonia Rendah
18.45 0.02 Ammonia Rendah 06.45 0.04 Ammonia Rendah
19.00 0.03 Ammonia Rendah 07.00 0.06 Ammonia Rendah
19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.05 Ammonia Rendah
19.30 0.02 Ammonia Rendah 07.30 0.06 Ammonia Rendah
19.45 0.03 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah
20.00 0.04 Ammonia Rendah 08.00 0.03 Ammonia Rendah
20.15 0.03 Ammonia Rendah 08.15 0.05 Ammonia Rendah
20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah
20.45 0.03 Ammonia Rendah 08.45 0.03 Ammonia Rendah
18-12-2019 – 19-12-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.14 Ammonia Sedang
09.15 0.03 Ammonia Rendah 21.15 0.13 Ammonia Sedang
09.30 0.04 Ammonia Rendah 21.30 0.13 Ammonia Sedang
09.45 0.04 Ammonia Rendah 21.45 0.10 Ammonia Sedang
10.00 0.06 Ammonia Rendah 22.00 0.09 Ammonia Rendah
10.15 0.05 Ammonia Rendah 22.15 0.17 Ammonia Tinggi
10.30 0.04 Ammonia Rendah 22.30 0.09 Ammonia Rendah
10.45 0.05 Ammonia Rendah 22.45 0.010 Ammonia Rendah
11.00 0.04 Ammonia Rendah 23.00 0.08 Ammonia Rendah
11.15 0.04 Ammonia Rendah 23.15 0.09 Ammonia Rendah
11.30 0.03 Ammonia Rendah 23.30 0.14 Ammonia Sedang
11.45 0.05 Ammonia Rendah 23.45 0.27 Ammonia Tinggi
12.00 0.06 Ammonia Rendah 00.00 0.07 Ammonia Rendah
12.15 0.08 Ammonia Rendah 00.15 0.06 Ammonia Rendah
12.30 0.02 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah
12.45 0.07 Ammonia Rendah 00.45 0.03 Ammonia Rendah
13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.07 Ammonia Rendah
13.15 0.02 Ammonia Rendah 01.15 0.04 Ammonia Rendah
13.30 0.17 Ammonia Tinggi 01.30 0.03 Ammonia Rendah
13.45 0.24 Ammonia Tinggi 01.45 0.07 Ammonia Rendah
14.00 0.02 Ammonia Rendah 02.00 0.04 Ammonia Rendah
14.15 0.03 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah
14.30 0.02 Ammonia Rendah 02.30 0.04 Ammonia Rendah
14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah
15.00 0.04 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah
15.15 0.06 Ammonia Rendah 03.15 0.01 Ammonia Rendah
15.30 0.06 Ammonia Rendah 03.30 0.02 Ammonia Rendah
15.45 0.04 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah
16.00 0.03 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah
16.15 0.04 Ammonia Rendah 04.15 0.08 Ammonia Rendah
16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.01 Ammonia Rendah
16.45 0.03 Ammonia Rendah 04.45 0.03 Ammonia Rendah
17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.02 Ammonia Rendah
17.15 0.05 Ammonia Rendah 05.15 0.03 Ammonia Rendah
17.30 0.10 Ammonia Sedang 05.30 0.02 Ammonia Rendah
17.45 0.08 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah
18.00 0.06 Ammonia Rendah 06.00 0.02 Ammonia Rendah
18.15 0.07 Ammonia Rendah 06.15 0.02 Ammonia Rendah
18.30 0.19 Ammonia Tinggi 06.30 0.06 Ammonia Rendah
18.45 0.14 Ammonia Sedang 06.45 0.03 Ammonia Rendah
19.00 0.16 Ammonia Tinggi 07.00 0.03 Ammonia Rendah
19.15 0.13 Ammonia Sedang 07.15 0.04 Ammonia Rendah
19.30 0.11 Ammonia Sedang 07.30 0.03 Ammonia Rendah
19.45 0.14 Ammonia Sedang 07.45 0.04 Ammonia Rendah
20.00 0.18 Ammonia Tinggi 08.00 0.03 Ammonia Rendah
20.15 0.28 Ammonia Tinggi 08.15 0.03 Ammonia Rendah
20.30 0.18 Ammonia Tinggi 08.30 0.04 Ammonia Rendah
20.45 0.15 Ammonia Tinggi 08.45 0.12 Ammonia Sedang
19-12-2019 – 20-12-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.04 Ammonia Rendah 21.00 0.05 Ammonia Rendah
09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.06 Ammonia Rendah
09.30 0.07 Ammonia Rendah 21.30 0.06 Ammonia Rendah
09.45 0.05 Ammonia Rendah 21.45 0.07 Ammonia Rendah
10.00 0.05 Ammonia Rendah 22.00 0.14 Ammonia Sedang
10.15 0.06 Ammonia Rendah 22.15 0.16 Ammonia Tinggi
10.30 0.10 Ammonia Sedang 22.30 0.12 Ammonia Sedang
10.45 0.09 Ammonia Rendah 22.45 0.11 Ammonia Sedang
11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.14 Ammonia Sedang
11.15 0.05 Ammonia Rendah 23.15 0.13 Ammonia Sedang
11.30 0.10 Ammonia Sedang 23.30 0.10 Ammonia Sedang
11.45 0.08 Ammonia Rendah 23.45 0.10 Ammonia Sedang
12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.04 Ammonia Rendah
12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.11 Ammonia Sedang
12.30 0.06 Ammonia Rendah 00.30 0.10 Ammonia Sedang
12.45 0.05 Ammonia Rendah 00.45 0.12 Ammonia Sedang
13.00 0.05 Ammonia Rendah 01.00 0.10 Ammonia Sedang
13.15 0.08 Ammonia Rendah 01.15 0.08 Ammonia Rendah
13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.10 Ammonia Sedang
13.45 0.07 Ammonia Rendah 01.45 0.1 Ammonia Sedang
14.00 0.08 Ammonia Rendah 02.00 0.04 Ammonia Rendah
14.15 0.09 Ammonia Rendah 02.15 0.12 Ammonia Sedang
14.30 0.07 Ammonia Rendah 02.30 0.11 Ammonia Sedang
14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.11 Ammonia Sedang
15.00 0.07 Ammonia Rendah 03.00 0.04 Ammonia Rendah
15.15 0.05 Ammonia Rendah 03.15 0.10 Ammonia Sedang
15.30 0.05 Ammonia Rendah 03.30 0.13 Ammonia Sedang
15.45 0.09 Ammonia Rendah 03.45 0.11 Ammonia Sedang
16.00 0.14 Ammonia Sedang 04.00 0.03 Ammonia Rendah
16.15 0.13 Ammonia Sedang 04.15 0.04 Ammonia Rendah
16.30 0.10 Ammonia Sedang 04.30 0.04 Ammonia Rendah
16.45 0.11 Ammonia Sedang 04.45 0.06 Ammonia Rendah
17.00 0.11 Ammonia Sedang 05.00 0.03 Ammonia Rendah
17.15 0.12 Ammonia Sedang 05.15 0.04 Ammonia Rendah
17.30 0.14 Ammonia Sedang 05.30 0.03 Ammonia Rendah
17.45 0.12 Ammonia Sedang 05.45 0.04 Ammonia Rendah
18.00 0.11 Ammonia Sedang 06.00 0.03 Ammonia Rendah
18.15 0.15 Ammonia Tinggi 06.15 0.06 Ammonia Rendah
18.30 0.10 Ammonia Sedang 06.30 0.05 Ammonia Rendah
18.45 0.08 Ammonia Rendah 06.45 0.05 Ammonia Rendah
19.00 0.07 Ammonia Rendah 07.00 0.04 Ammonia Rendah
19.15 0.09 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah
19.30 0.06 Ammonia Rendah 07.30 0.04 Ammonia Rendah
19.45 0.07 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah
20.00 0.08 Ammonia Rendah 08.00 0.06 Ammonia Rendah
20.15 0.07 Ammonia Rendah 08.15 0.05 Ammonia Rendah
20.30 0.06 Ammonia Rendah 08.30 0.07 Ammonia Rendah
20.45 0.05 Ammonia Rendah 08.45 0.06 Ammonia Rendah
20-12-2019 – 21-12-2019
Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi
09.00 0.05 Ammonia Rendah 21.00 0.13 Ammonia Sedang
09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.07 Ammonia Rendah
09.30 0.07 Ammonia Rendah 21.30 0.08 Ammonia Rendah
09.45 0.07 Ammonia Rendah 21.45 0.06 Ammonia Rendah
10.00 0.09 Ammonia Rendah 22.00 0.12 Ammonia Sedang
10.15 0.08 Ammonia Rendah 22.15 0.08 Ammonia Rendah
10.30 0.09 Ammonia Rendah 22.30 0.04 Ammonia Rendah
10.45 0.10 Ammonia Sedang 22.45 0.06 Ammonia Rendah
11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.05 Ammonia Rendah
11.15 0.05 Ammonia Rendah 23.15 0.06 Ammonia Rendah
11.30 0.06 Ammonia Rendah 23.30 0.07 Ammonia Rendah
11.45 0.04 Ammonia Rendah 23.45 0.05 Ammonia Rendah
12.00 0.04 Ammonia Rendah 00.00 0.05 Ammonia Rendah
12.15 0.03 Ammonia Rendah 00.15 0.07 Ammonia Rendah
12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.06 Ammonia Rendah
12.45 0.03 Ammonia Rendah 00.45 0.05 Ammonia Rendah
13.00 0.04 Ammonia Rendah 01.00 0.07 Ammonia Rendah
13.15 0.05 Ammonia Rendah 01.15 0.07 Ammonia Rendah
13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.08 Ammonia Rendah
13.45 0.05 Ammonia Rendah 01.45 0.07 Ammonia Rendah
14.00 0.06 Ammonia Rendah 02.00 0.06 Ammonia Rendah
14.15 0.06 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah
14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah
14.45 0.05 Ammonia Rendah 02.45 0.04 Ammonia Rendah
15.00 0.04 Ammonia Rendah 03.00 0.03 Ammonia Rendah
15.15 0.05 Ammonia Rendah 03.15 0.04 Ammonia Rendah
15.30 0.07 Ammonia Rendah 03.30 0.06 Ammonia Rendah
15.45 0.06 Ammonia Rendah 03.45 0.05 Ammonia Rendah
16.00 0.08 Ammonia Rendah 04.00 0.04 Ammonia Rendah
16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.04 Ammonia Rendah
16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.06 Ammonia Rendah
16.45 0.06 Ammonia Rendah 04.45 0.05 Ammonia Rendah
17.00 0.07 Ammonia Rendah 05.00 0.04 Ammonia Rendah
17.15 0.08 Ammonia Rendah 05.15 0.04 Ammonia Rendah
17.30 0.08 Ammonia Rendah 05.30 0.06 Ammonia Rendah
17.45 0.09 Ammonia Rendah 05.45 0.09 Ammonia Rendah
18.00 0.07 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah
18.15 0.06 Ammonia Rendah 06.15 0.04 Ammonia Rendah
18.30 0.07 Ammonia Rendah 06.30 0.07 Ammonia Rendah
18.45 0.06 Ammonia Rendah 06.45 0.04 Ammonia Rendah
19.00 0.08 Ammonia Rendah 07.00 0.05 Ammonia Rendah
19.15 0.05 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah
19.30 0.07 Ammonia Rendah 07.30 0.03 Ammonia Rendah
19.45 0.06 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah
20.00 0.06 Ammonia Rendah 08.00 0.05 Ammonia Rendah
20.15 0.06 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah
20.30 0.08 Ammonia Rendah 08.30 0.06 Ammonia Rendah
20.45 0.07 Ammonia Rendah 08.45 0.09 Ammonia Rendah
LAMPIRAN C
1. Foto Dokumentasi Penelitian
Bentuk kandang Close House Ayam Berumur 3 bulan Lebih
Kandang Ayam Tanpa Pengendali Pengambilan data Tanpa Pengendali
Pengambilan Data Hari Petama Pengambilan Data Hari Kedua
Kondisi Kandang Setelah 5 Hari Pembersihan Kandang Tanpa Pengendali
Pemngambilan Data Tanpa Pengendali Kandang Dengan Pengendali 1
Kandang Dengan Pengendali 2 Kandang Dengan Pengendali Hari Ke-5
LAMPIRAN D
SKRIP WAWANCARA
Nama/Kode : Dede Akbar/Pewawancara
Wanto/Narasumber
Hari/Tanggal : Jum’at, 08 Maret 2019
DESKRIPSI HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Perkenalkan mas saya Dede Akbar dari UIN SUSKA RIAU ingin
wawancara dengan mas, mas siapa namanya ?
Narasumber : Mas Wanto
Pewawancara : Ini nama peterrnakannya apa mas ?
Narasumber : kandang ini milik PT.Gunung Emas
Pewawancara : mas disini sebagai apa jabatannya mas ?
Narasumber : saya disini sebagai penjaga kandang
Pewawancara : untuk kandang disini ukurannya berapa mas ?
Narasumber : untuk kandang lebarnya 8 meter dan panjangnya 70 meter tinggi dari lantai
kandang ketanah 1.5 meter
Pewawancara : dengan ukuran kandang ini berapa banyak ayam yang diternakkan mas ?
Narasumber : kapasitasnya 4000 ayam
Pewawancara : biasanya penyakit apa saja yang menjangkit pada ayam disini mas ?
Narasumber : biasanya karna air gambut, bisa dehidrasi, bias juga karna sirkulasi udara
yang kurang baik
Pewawancara : ada tidak mas kematian yang disebabkan karna penyakit yang mas
sebutkan itu?
Narasumber : ada, itu ya karna dehidrasi itu, juga karna penumpukkan kotoran yang
terlalu banyak juga, itu juga bias naik gas ammonia jadinya
Pewawancara : berapa jumlah kematian ayam biasanya mas dalam seharinya mas ?
Narasumber : tergantung bibitnya juga, kalau bibitnya normal itu biasanya dibawah
sepuluh, kalau bibitnya kurang baik bias diatas sepuluh ekor. Untuk bulan
ini februari ini tiga sampai empat ekor perharinya
Pewawancara : jadi jika ayam sudah terjangkit penyakit yang disebutkan apa langka-
langkah yang dilakukan mas ?
Narasumber : ada penanganan yang dilakukan oleh perusahaan, saya buat laporan ayam
sakitnya karna apa terus nantik orang perusahaan datang
Pewawancara : untuk kandang ini sendiri ada menggunakan kipas nggak mas ?
Narasumber : kalau ini nggak ada,
Pewawancara : ini kalau untuk kandang ini pakai bahan alas nggak mas untuk ayam dalam
keadaan besar ?
Narasumber : kalau sudah besar nggak pakai alas cuman pakai bambu aja. Karna kalau
menggunakan bahan alas ammonia tambah tinggi, karna semakin besar
ayam gas ammonianya semakin tinggi, karna kotorannya semakin banyak
ya semakin bau juga kalau ada alasnya dan ayam besar ini butuh sirkulasi
udara yang baik sesuai kebutuhan dia
Pewawancara : untuk kotoran ayam itu pembersihannya berapa hari sekali mas ?
Narasumber : baiknya tiga hari sekali dibersihkan, karna ayam kan membutuhkan
sirkulasi udara yang baik, bagian dibawah kandang dibersihkan saja yang
dibersihkan, yang bagian dalam kandang cuman tepat minum diganti pagi
sore
Pewawancara : untuk satu kandang ini karyawannya ada berapa orang mas
Narasumber : saya sendiri saja, saya sendiri aja yang menegemen kandangnya, biasanya
juga untuk ayam 7000, dan 8000 ekor juga yang jagain sendiri juga
Narasumber : baik lah mas, mungkin sekian dari saya, terimakasih banya
Pewawancara : iya sama-sama
Pekanbaru, 08 Maret 2019
Mahasiswa Penjaga Kandang
Dede Akbar Wanto