dede akbar - Repository UIN SUSKA

99
PURWARUPA SISTEM KENDALI OTOMATIS DIKANDANG AYAM UNTUK MEMINIMALISIR GAS AMMONIA BERBASIS ARDUINO TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Oleh : DEDE AKBAR 11455101812 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020

Transcript of dede akbar - Repository UIN SUSKA

PURWARUPA SISTEM KENDALI OTOMATIS DIKANDANG AYAM

UNTUK MEMINIMALISIR GAS AMMONIA BERBASIS ARDUINO

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

DEDE AKBAR

11455101812

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2020

ii

iii

iv

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum dengan

ketentuan bahwa hak cipta pada peulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat,

tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai

dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus

memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya

diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam.

v

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan oleh saya maupun orang lain untuk keperluan lain, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak memuat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan dalam referensi dan dalam daftar pustaka.

Saya bersedia menerima sanksi jika pernyataan ini tidak sesuai dengan yang

sebenarnya.

Pekanbaru, 23 Juli 2020

Yang membuat pernyataan,

DEDE AKBAR

11455101812

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Allahu Akbar. Alhamdu lillahi rabbil ’alamin

Karya tulis ini merupakan karunia yang luar biasa dari Allah

SWT Sebuah karya tulis yang telah menghantarkan ku sebagai

seorang Sarjana

Terima Kasih Ya Allah … Sembah sujud serta syukurku kepada-Mu ya Allah, zat yang Maha

Pengasih namun tak pernah pilih kasih dan Maha Penyayang yang kasih

sayang-Nya tak terbilang. Engkau zat yang Maha membolak-balikkan hati,

teguhkanlah hati ini di atas agama-Mu ya Allah. Lantunan sholawat beriring

salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan penuh kerinduan pada

sosok panutan umat, pembangun peradaban manusia yang beradab Nabi Besar

Muhammad SAW.

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (QS : Al-Mujadilah 11)

Semua ini ku persembahkan kepada:

Apa dan Ibu tercinta yang selalu berkorban, memberikan semangat, kasih

sayang, tuntunan, dan bimbingan, agar aku menjadi pribadi yang hebat dan

selalu sabar serta tawakal dalam menjalani hidup ini

Dan Untuk Keluargaku, Kakak-Kakak dan Adik-adikku.

Terima kasih atas semangat, doa dan bantuannya dalam pelaksanaan Tugas

Akhir ini.

vii

PURWARUPA SISTEM KENDALI OTOMATIS DIKANDANG AYAM

UNTUK MEMINIMALISIR GAS AMMONIA BEBASIS ARDUINO

DEDE AKBAR

NIM: 11455101812

Tanggal Sidang: 10 April 2020

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. Soebrantas KM 15 No. 155 Pekanbaru

ABSTRAK

Sumber pencemaran udara dari usaha peternakan ayam broiler berasal dari emisi feses ayam broiler, yang dapat

berupa gas hidrosulfida, nitrogen dioksida saat terjadi dikomposisi membentuk senyawa gas ammonia. Senyawa

ammonia yang ringan memudahkan gas ammonia menyebar diudara, tetapi dikarnakan pembentukkan gas ammonia

terjadi didalam kandang, efek yang ditimbulkan gas ammonia berupa gangguan pembentukan kekebalan

tubuh, hal ini menyebabkan ayam mudah terkena penyakit pernafasan berupa Avian Invluenza, korisa,

CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis dan, Infectious Laryngo Tracheintis. Pengontrolan gas

ammonia akan dikendalikan dengan menggunakan blower, conveyor, dan akan dilakukan perekaman data setiap 15

menit sekali selama 5 hari dari pembacaan sensor mq-135 dan keadaan kandang ketika kandang tanpa dan dengan

pengendali. Pembacaan kadar gas ammonia pada kandang ayam tanpa pengendali kadar gas ammonia mencapai

0.60 ppm dan paling rendah 0.01. Pembacaan gas ammonia dengan pengendali dapat mengontrol gas ammonia

dibawah 0.30 ppm dengan pembacaan tertinggi 0.28 ppm dan paling kecil 0.02 ppm

Kata Kunci: Ammonia, blower, conveyor belt, shield data logger, MQ-135

PROTOTYPE AUTOMATIC CONTROL SYSTEM IN CHICKENS COOP

TO MINIMIZE AMMONIA GAS ARDUINO-BASED

DEDE AKBAR

Student Number : 11455101812

Date of Final Exam : 10 July, 2020

Department of Electrical Engineering

Faculty of Science and Technology

State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Jl. Soebrantas No. 155 Pekanbaru

ABSTRACT

The air pollution source of broiler chicken farming is derived from the emission of broiler chicken feces,

which can be hydrosulfide gas, nitrogen dioxide when the composition occurs in the form of ammonia gas

compounds.The lightweight ammonia compounds facilitate the gas ammonia spread in the air, but the

formation of a gas-forming ammonia occurs in the enclosure, the effect that ammonia gas is a disorder of

immune formation, this causes the chickens to be easily exposed Respiratory diseases such as Avian

Invluenza, Korisa, CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis and, Infectious Laryngo Tracheintis.The

ammonia gas control will be controlled using a blower, conveyor, and recording data every 15 minutes once

for 5 days from the Mq-135 sensor readings and the state of the enclosure when the enclosure is without and

with the controller.The reading of the ammonia gas level in the chicken cage without the ammonia gas level

controller reaches 0.60 ppm and the lowest 0.01.Ammonia gas readings with controllers can control gas

ammonia below 0.30 ppm with the highest reading of 0.28 ppm and at least 0.02 ppm

Keywords: Ammonia, blower, conveyor belt, shield data logger, MQ-135

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allh SWT, yang

telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Sholawat dan salam untuk

baginda Rasulullah SAW, sebagai seorang sosok pemimpin dan suri tauladan bagi seluruh

umat di dunia yang patut di contoh dan di teladani oleh kita semua. Atas ridho Allah SWT

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Purwarupa Sistem Kendali

Otomatis Dikandang Ayam Untuk Meminimalisir Gas Ammonia Berbasis Arduino ”.

Melalui proses bimbingan dan pengarahan yang disumbangkan oleh orang-orang yang

berpengalaman, dorongan, motivasi dan juga do’a orang-orang yang ada disekeliling

penulis sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan penuh

kesederhanaan. Sudah menjadi ketentuan bagi setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan

studinya pada perguruan tinggi UIN SUSKA Riau untuk membuat karya ilmiah berupa

Tugas Akhir guna memperoleh gelar sarjana.

Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia serta hidayahnya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kedua orang tua bapak dan ibu penulis serta keluarga besar yang telah

mendo’akan, memberikan dukungan dan motivasi agar penulis dapat sukses dan

menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan benar.

3. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag selaku rektor UIN SUSKA

Riau beserta kepada seluruh staf dan jajarannya.

4. Bapak Dr. Ahmad Darmawi., M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN SUSKA Riau beserta kepada seluruh Pembantu Dekan, Staf dan jajarannya.

5. Ibu Ewi Ismaredah, S.Kom., M.Kom selaku ketua jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau.

6. Bapak Mulyono, S.T, MT selaku sekretaris jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains

dan Teknologi UIN SUSKA Riau.

7. Oktaf Brillian Kharisma, ST., MT selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu serta pemikirannya dengan ikhlas dalam memberikan

x

penjelasan dan masukan yang sangat berguna sehingga penulis menjadi lebih

mengerti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Bapak/Ibu selaku ketua sidang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memimpin jalannya sidang Tugas Akhir ini serta memberikan kritik dan saran

yang sangat membangun terhadap penulis.

9. Bapak Jufrizel, ST, MT dan Ewi Ismaredah, S.Kom., M.Kom selaku dosen

penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kritikan dan

saran yang sangat membangun terhadap penulis.

10. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan bimbingan

dan curahan ilmu kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Keluarga penulis terimakasih telah banyak memberikan waktu, dukungan,

keringat dan motivasi yang tak terhingga kepada penulis

12. Teman-teman Elektra yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

13. Keluarga besar angkatan 14, Kakanda dan adinda Teknik Elektro dan yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dorongan

dan motivasi serta memberikan sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan baik moril maupun materil mendapatkan balasan

pahala dari Allah SWT, dan sebuah harapan dari penulis semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan para pembaca umumnya.

Semua kekurangan hanya datang dari penulis dan kesempurnaan hanya milik Allah

SWT, hal ini yang membuat penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan

pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat positif dan membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Pekanbaru, 23 Juli 2020

Penulis,

Dede Akbar

11455101812

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................iii

LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKRUAL ....................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................v

LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................................vi

ABSTRAK ..............................................................................................................................vii

ABSTRACT .............................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................xv

DAFTAR SIMBOL ................................................................................................................xvi

DAFTAR SINGKATAN .........................................................................................................xvii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... I-1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... I-5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ I-5

1.4 Batasan Masalah ......................................................................................................... I-6

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................................... I-6

BAB II LANDASAN TEORY

2.1 Penelitian Terkait ....................................................................................................... II-1

2.2 Kualitas Udara ............................................................................................................ II-3

2.2.1 Gas Ammonia .................................................................................................. II-3

2.3 Komponen Terkait ...................................................................................................... II-4

x

2.3.1 Sensor MQ-135 ................................................................................................ II-4

2.3.2 Brushless DC Fan ............................................................................................ II-5

2.3.3 Arduino ............................................................................................................ II-7

2.3.4 LCD (Liquid Crystal Display) .......................................................................... II-12

2.3.5 I2C Serial LCD Modul ..................................................................................... II-14

2.3.6 Conveyor Belt ................................................................................................... II-15

2.3.6 Driver Motor l298n .......................................................................................... II-15

2.3.7 Shield Data Logger .......................................................................................... II-17

2.4 Kandang Ayam ............................................................................................................ II-18

2.4.1 Kandang Close House ...................................................................................... II-19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Proses Alur Penelitian ................................................................................................ III-1

3.2 Tahap Perancangan ..................................................................................................... III-2

3.3 Analisi Kebutuhan Sistem .......................................................................................... III-3

3.3.1 Ukuran Kandang Ayam .................................................................................... III-4

3.3.2 Penempatan Sensor .......................................................................................... III-4

3.3.3 Sensor Gas Ammonia ...................................................................................... III-5

3.3.4 Conveyor Belt ................................................................................................... III-5

3.3.5 Shield Data Logger .......................................................................................... III-5

3.3.6 Modul Driver Motor l298n .............................................................................. III-5

3.3.7 Mikrokontroler ................................................................................................. III-6

3.4 Model Perancangan Sistem ........................................................................................ III-6

3.4.1 Perancangan Hardware .................................................................................... III-8

3.4.2 Perancangan Software ...................................................................................... III-14

3.5 Penentuan Variable Data ............................................................................................ III-19

xi

3.5.1 Sumber Data ..................................................................................................... III-19

3.5.2 Tahap Pengambilan Data ................................................................................. III-19

3.5.3 Alat Pengambilan Data .................................................................................... III-21

3.6 Pengujian Sistem ........................................................................................................ III-21

3.6.1 Pengujian Perangkat Lunak (Software) ........................................................... III-21

3.6.2 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) ........................................................... III-21

3.6.3 Pengujian Pengendalian Kadar Gas Ammonia ................................................ III-26

3.7 Implementasi Alat ...................................................................................................... III-27

3.8 Analisis Hasil ............................................................................................................. III-27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan ................................................................................................. IV-1

4.2 Pengujian Hardware ................................................................................................... IV-2

4.2.1 Pengujian Power Supply .................................................................................. IV-2

4.2.2 Pengujian Mikrokontroler ................................................................................ IV-4

4.2.3 Pengujian Driver Motor L298N ....................................................................... IV-6

4.2.4 Pengujian Relay Conveyor Belt ........................................................................ IV-7

4.3 Hasil Pengujian Software ........................................................................................... IV-8

4.3.1 Pengujian LCD 16x2 ........................................................................................ IV-8

4.3.2 Pengujian Pembacaan Sensor MQ-135 ............................................................ IV-9

4.3.3 Pengujian Shield Data Logger ....................................................................... IV-12

4.3.4 Pengujian Sistem Keseluruhan ...................................................................... IV-15

4.4 Pengujian Kinerja Alat Kendali Gas Ammonia ....................................................... IV-17

4.4.1 Hasil Pengujian Kandang Tanpa Pengendali ................................................. IV-17

4.4.2 Hasil Pengujian Kandang dengan Pengendali ................................................ IV-28

4.4.3 Hasil Pengujian Perekaman Data Shield Data Logger ................................... IV-40

xii

4.4.4 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pemasangan Pengendali ....................... IV-41

4.5 Analisis Kinerja Sistem Terhadap Ayam Broiler ..................................................... IV-42

4.5.1 Pertambahan Bobot Beban ............................................................................. IV-42

4.5.2 Perilaku Ayam Broiler ................................................................................... IV-44

4.6 Pengujian Kelayakan Dengan Kuesioner ................................................................. IV-45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. V-1

5.2 Saran ........................................................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sensor MQ-135 ............................................................................................................. II-4

2.2 Motor Brushless DC ...................................................................................................... II-5

2.3 Motor Brushless DC (a) Satu Fasa (b) Tiga Fasa .......................................................... II-6

2.4 Letak Magnet Pada Rotor ............................................................................................. II-7

2.5 Perputaran Motor ........................................................................................................... II-7

2.6 Board Arduino Uno ....................................................................................................... II-8

2.7 Komponen Arduino ....................................................................................................... II-9

2.8 Tampilan Software Arduino .......................................................................................... II-11

2.9 Liquid Crystal Displat ................................................................................................... II-12

2.10 I2C Serial LCD Modul ................................................................................................ II-13

2.11 Layout I2C ................................................................................................................... II-14

2.12 Conveyor Belt ............................................................................................................... II-15

2.13 Modul Driver Motor l298n ..................................................................................................... II-16

2.14 Komponen Penyusun L298n .................................................................................................. II-17

3.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................................................... III-2

3.2 Blok Diagram Perancangan Sistem ......................................................................................... III-6

3.3 Model Tata Letak Komponen Tampak Luar .................................................................. III-8

3.4 Rangkaian Power Supply................................................................................................ III-8

3.5 Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia .......................................................................... III-9

3.6 Rangkaian LCD 16x2 .................................................................................................... III-10

3.7 Rangkaian Shield Data Logger ...................................................................................... III-11

3.8 Rangkaian Kipas............................................................................................................. III-12

3.9 Rangkaian Relay Conveyor Belt ..................................................................................... III-13

xiv

3.10 Rangkaian hardware keseluruhan ................................................................................ III-13

3.11 Diagram Program Kipas Angin ................................................................................... III-14

3.12 Diagram Program Pembersih Kotoran Ayam .............................................................. III-15

3.13 Diagram Program Menampilkan dan Perekam Data .................................................... III-16

3.14 Diagram Promgram Keseluruhan ................................................................................ III-17

3.15 Skema Pemasangan Alat ............................................................................................. III-27

4.1 Hasil Alat Keseluruhan ................................................................................................ IV-1

4.2 Pengukuran Tegangan Rangkaian Power Supply ......................................................... IV-3

4.3 Pengukuran Power Supply 12V dan 9V ........................................................................ IV-4

4.4 Pengujian Relay Conveyor Belt ..................................................................................... IV-7

4.5 Pengujian LCD 16x2 ..................................................................................................... IV-8

4.6 Pengujian Sensor MQ-135 ............................................................................................IV-10

4.7 Pengujian Perekaman Data Sheild Data Logger ............................................................IV-15

4.8 Perekaman Data Kandang Tanpa Pengendali ...............................................................IV-41

4.9 Perekaman Data Kandang Dengan Pengendali .............................................................IV-42

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ukuran Kandang Ayam Broiler .................................................................................... II-18

3.1 Pengambilan Data Gas Ammonia .................................................................................III-19

4.1 Pengukuran Tegangan Rangkaian Power Supply ........................................................... IV-3

4.2 Pengukuran Power Suply................................................................................................ IV-4

4.3 Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno ....................................................................... IV-5

4.4 Pengujian Driver Motor L298N .................................................................................... IV-6

4.5 Pengujian Relay Conveyort Belt ..................................................................................... IV-7

4.6 Pengujian Sensor MQ-135 ............................................................................................IV-11

4.7 Pengujian Sistem Keseluruhan ......................................................................................IV-15

4.8 Hasil Pengambilan Data Gas Ammonia ........................................................................IV-17

4.9 Hasil Pengujian Kendali Gas Ammonia ........................................................................IV-29

4.10 Penambahan Bobot Beban Broiler ..............................................................................IV-44

4.11 Perbandingan Perilaku Ayam ......................................................................................IV-45

4.12 Hasil Jawaban Rsponden .............................................................................................IV-47

4.13 Hasil Skor Penelitian ...................................................................................................IV-47

xvi

DAFTAR SIMBOL

+ = melebihi

> = besar dari

< = keci dari

≤ = kecil atau sama dengan

≥ = besar atau sama denga

xvii

DAFTAR SINGKATAN

CRD = Chronic Respiratory Disease

AC = Alternating Current

DC = Direct Current

LCD = Liquid Crystal Circuit

RTC = Real Time Clock

PPM = Part Per Million

m = meter

V = Volt

xviii

DAFTAR GRAFIK

4.1 Pengujian Program Sensor MQ-135 ..............................................................................IV-12

4.2 Pengambilan Data Hari Pertama Tanpa Pengendali ......................................................IV-23

4.3 Persentasi Kondisi Kandang Hari Pertama Tanpa Pengendali ......................................IV-24

4.4 Pengambilan Data Hari Kedua Tanpa Pengendali ........................................................IV-24

4.5 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kedua Tanpa Pengendali ........................................IV-25

4.6 Pengambilan Data Hari Ketiga Tanpa Pengendali ........................................................IV-25

4.7 Persentasi Kondisi Kandang Hari Ketiga Tanpa Pengendali ........................................IV-26

4.8 Pengambilan Data Hari Keempat Tanpa Pengendali ....................................................IV-26

4.9 Persentasi Kondisi Kandang Hari Keempat Tanpa Pengendali ....................................IV-27

4.10 Pengambilan Data Hari Kelima Tanpa Pengendali .....................................................IV-27

4.11 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kelima Tanpa Pengendali .....................................IV-28

4.12 Pengambilan Data Hari Pertama Dengan Pengendali .................................................IV-35

4.13 Persentasi Kondisi Kandang Hari Pertama Dengan Pengendali .................................IV-35

4.14 Pengambilan Data Hari Kedua Dengan Pengendali ....................................................IV-36

4.15 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kedua Dengan Pengendali ....................................IV-36

4.16 Pengambilan Data Hari Ketiga Dengan Pengendali ....................................................IV-37

4.17 Persentasi Kondisi Kandang Hari Ketiga Dengan Pengendali ....................................IV-37

4.18 Pengambilan Data Hari Keempat Dengan Pengendali ................................................IV-38

4.19 Persentasi Kondisi Kandang Hari Keempat Dengan Pengendali ................................IV-38

4.20 Pengambilan Data Hari Kelima Dengan Pengendali ..................................................IV-39

4.21 Persentasi Kondisi Kandang Hari Kelima Dengan Pengendali ...................................IV-39

4.22 Perbandingan Kadar Gas Ammonia ............................................................................IV-42

4.23 Penambahan Berat Badan ............................................................................................IV-43

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A List Program Pada Arduino ..............................................................................................A-1

B Tabel Pengambilan Data Tanpa Pengendali dan Dengan Pengendali ...............................B-1

C Foto Dokumentasi Penelitian ...........................................................................................C-1

D Skrip Wawancara ..............................................................................................................D-1

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha peternakan ayam broiler merupakan sub sektor peternakan yang saat ini

berkembang dengan pesat, yang dikarnakan semakin tingginya permintaan akan ayam broiler

yang sejalan dengan semakin bertambah jumlah penduduk setiap tahunnya[1][2]. Dapat dilihat

berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik, didaerah riau dari tahun 2015 jumlah ayam broiler

sebanyak 39.304.056 ekor, pada tahun 2016 jumlahnya meningkat mencapai 46.266.787 ekor ,

dan pada tahun 2017 ayam broiler berjumlah sebanyak 47.192.122 ekor [3].

Untuk mengimbangi tingginya permintaan, berbagai usaha dilakukan untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas ayam pedaging atau broiler ini.Dilihat dari perkembangannya tahun ke

tahun, terjadi peningkatan performa broiler. Artinya waktu yang dibutuhkan broiler untuk

meningkatkan bobotnya semakin singkat[2]. Dengan menjaga suhu dan kelembapan pada

kandang ayam, bobot dari pertumbuhan ayam dapat bertambah dengan baik. Begitu juga dengan

menjaga kualitas udara yang terdapat pada kandang ayam, maka ayam akan terhindar dari

penyakit[1].

Sumber pencemaran udara dari usaha peternakan ayam broiler berasal dari emisi feses

ayam broiler itu sendiri, emisi feses ayam broiler dapat berupa gas hidrogen sulfida dan nitrogen

dioksida yang saat penumpukan akan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme yang akan

membentuk gas ammonia, nitrat, nitrit serta gas sulfide, gas-gas tersebut dapat mempengaruhi

lingkungan sekitar, hewan ternak, pekerja, dan penduduk sekitar[1]. Pada sebuah kandang ayam

yang baik jumlah oksigen dalam kandang sebanyak 19.6% , kandungan senyawa karbondioksida

sebesar 0.3%, kandungan karbonmonoksida lebih kecil dari 10 ppm, dan ammonia juga lebih

kecil dari 10 ppm.[4].

Senyawa Ammonia lebih ringan dari udara, karena sifat tersebut maka ammonia mudah

tersebar oleh sirkulasi udara. Tetapi karena diproduksi di kandang maka ammonia tersebut sulit

tersebar dan sangat berpengaruh terhadap ayam-ayam dalam kandang tersebut[5].Konsentrasi

ammonia yang tinggi menyebabkan adanya kerusakan membran saluran pernapasan yang

merupakan gerbang pertahanan terhadap infeksi bibit penyakit, dampaknya ayam mengalami

penurunan performa berupa gejala mata berair dan konsumsi pakan rendah[6].

I-2

Efek lain yang ditimbulkan gas ammonia adalah gangguan pembentukan kekebalan

tubuh, baik yang bersifat lokal maupun humoral. Produksi kekebalan lokal (IgA) yang terdapat

dalam saluran pernapasan atas akan mengalami gangguan akibat rusaknya sel-sel epitel oleh

iritasi ammonia. Sedangkan kadar ammonia yang tinggi dalam darah (akibat terhisap dalam

jumlah besar) menyebabkan stres pada sel-sel limfosit sehingga produksi antibodi (IgG dan IgM)

juga mengalami gangguan, hal ini menyebabkan ayam mudah terkena penyakit pernafasan

berupa Avian Invluenza, korisa, CRD, Newcastle Disease, Infectious Bronchitis dan, Infectious

Laryngo Tracheintis[7].

Menurut Lembaga Technical Education&Consultation (TEC) Medion yang telah

melakukan pendataan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 bulan oktober tentang

penyakit-penyakit yang menjangkit ayam broiler di Indonesia, lima penyakit tertinggi yang

menjangkit ayam broiler tiga diantaranya disebabkan oleh gas ammonia, yaitu CRD, CRD

kompleks, dan korisa. Telah terdata penyakit ayam yang disebakan oleh gas ammonia seperti

CRD ditahun 2017,2018, 2019 kasusnya 22%, 23%, 24%, untuk CRD kompleks 13%, 15%,16%,

dan untuk korisa 9%, 7%, 8%.[8]

Salah satu peternakan ayam potong PT.Gunung Emas jl garuda sakti km.7 pekanbaru,

pada bulan februari 2019 kematian ayam dipeternakan ini berkisar 74 ekor yang salah satu

penyebabnya kondisi gas ammonia tinggi disekitar kandang, hal ini ditandai dengan terciumnya

bau ammonia yang sangat menyengat, menurut penjaga kandang wanto jika bibit yang diterima

buruk dan kadar ammonia tinggi kematian ayam dapat mencapai 10 – 15 ekor/hari. Untuk

mengurangi kadar gas ammonia peternakan hanya memanfaatkan bentuk kandang open house

untuk pergantian udara dan membersihan kotoran setiap 3 hari sekali.

Berikutnya peternakan mandiri milik Muhammad azam di jl siak km.4 duri, kematian

ayam pada pembiakan dibulan januari-februari 2020 mencapai 300 ekor dengan kapasitas ayam

4000 ekor. untuk mengurangi kematian ayam, dilakukan pemberian obat diawal pembiakan.

Kandang yang digunakan bertipe open house, untuk mengurangi kadar gas ammonia peternakan

dengan pengaktifan kipas setiap jam 10:00 am - jam 16:00 pm, dan pembersihan kotoran ayam.

Karna kurangnnya penjaga kandang, menejemen kandang tidak maksimal dan kematian ayam

tinggi yang salah satunya dikarnakan kadar gas ammonia yang tinggi.

I-3

Berikutnya peternakan mandiri di jl siak km.7 duri, dan yang bertanggung jawab dalam

menjaga kandang ini adalah pak wagino. Peternakan ini menggunakan kandang ayam bertipe

close house dengan sistem tunnel. Pada pembiakan yang lalu di bulan april 2020 kematian ayam

pada mencapai 150 ekor dengan kapasitas 9000 ekor ayam. dilakukan pemberian obat diawal

pembiakan hingga panen. Untuk mengurangi kadar gas ammonia menggunakan exhaust fan yang

diaktifan secara manual dengan pengamatan terhadap perilaku ayam dan pemberian bahan litter

berupa sekam padi. Pembersihan kotoran ayam setiap 25 hari sekali. Pada peternakan ini kasus

kemtian terbanyak adalah sekitar 5000 ekor ayam dikarnakan penjaga kandang tidak menyadari

matinya exhaust fan selama setengah jam. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara berhenti dan

kadar gas ammonia tinggi pada kandang.

Pada umumnya ada dua sistem perkandangan yaitu sistem kandang terbuka (open house)

dimana kondisi dalam kandang dipengaruhi keadaan sekitar lingkungan kandang, dan kandang

tertutup (closed house) dimana kondisi dalam kandang dapat diatur sesuai kebutuhan,[2] dari

penelitian yang dilakukan oleh eka dwi dkk persentasi kematian kandang close house lebih kecil

dari kandang open house, karna kurangnya pengaruh iklim[9]. Salah satu penyebab kematian

ayam pada kandang close house adalah udara yang tidak baik, untuk mengatur udara yang berada

pada kandang close house di karna kotoran ayam, diperlukan alat mengkontrol secara otomatis

bila mendeteksi adanya gas amonia dengan tingkat kadar tertentu[10]

Muhammad Nur Arifin Dkk di tahun 2018 telah melakukan penelitian dengan membuat

alat pendeteksi gas berbahaya pada kandang ayam, pada penelitiannya nur arifin melakukan

pembacaan gas berbahaya pada kandang ayam dengan menggunakan dua buah sensor yaitu

sensor MQ-135 dan MQ-4, gas yang dibaca oleh sensor MQ-135 adalah gas ammonia, dan untuk

sensor MQ-4 membaca metana yang terdapat pada kandang ayam, nilai ditampilkan pada sebuah

web menggunakan ESP8266[11].

Penelitian Berikutnya yang dilakukan oleh Reka Heriawan dkk ditahun 2013, reka dkk

membuat sebuah alat pengontrol emisi ammonia pada kadang ayam dengan cara mengukur kadar

gas ammonia menggunakan sensor MQ-135 dan mengontrol gas ammonia dengan hanya

menggunakan blower untuk mengurangi kadar ammonia diudara yang terdapat dalam kandang

ayam hingga mencapai kadar yang telah ditentukan [12].

I-4

Beberapa penelitian diatas penanganan dari paparan gas ammonia pada kandang ayam

dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda, pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

nur arifin dkk dilakukan untuk membaca nilai ammonia tanpa melakukan tindakan lebih lanjut.

Sedangkan pada penelitian Reka Heriawan dkk penanganan terhadap gas ammonia hanya

menggunakan blower untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam. dan juga dari

wawancara yang dilakukan dilapangan tingginya kadar gas ammoia disebabkan oleh kurangnya

menejemen dari penjaga kandang masih sering terjadi di peternakan.

Dalam penelitian ini untuk mengontrol kadar gas ammoia pada kandang ayam akan

menggunakan blower, dan conveyort belt secara otomatis. Penggunaan blower dan conveyort

belt dilakukan untuk mengatasi gas ammonia dari dua bagian, blower digunakan untuk

mengontrol kadar gas ammonia yang tersebar di udara pada kandang ayam. conveyort belt

digunakan untuk mengontrol kadar gas ammonia yang berasal dari sumber pembentuk gas

ammonia berupa kotoran ayam. pembacaan dan pendataan kadar gas ammonia menggunakan

data logger yang dapat melakukan perekaman terus menerus dengan pendataan real time.

Diharapkam dengan adanya pengendalian kadar gas ammonia secara otomatis dan

perekaman data pada kandang ayam, dapat mengurangi, mengontrol kadar gas ammonia dan

mempermudah peternak ayam dalam pelaksanaan menejemen kandang dengan sistem yang telah

diatur untuk mengatur kadar gas ammonia pada kandang ayam dan pembersih kotoran secara

otomatis. Maka dengan sistem ini peternak tidak perlu melakukan menejemen secara terus

menerus untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam.

Berdasarkan data Technical Education&Consultation (TEC) Medion, penyakit ayam

yang ditimbulkan oleh gas ammonia masih tinggi, dan juga untuk mengurangi kematian ayam

karna kurangnya menejemen kandang pada peternakan, pada penelitian ini penulis akan

meningkatkan hasil penanganan gas ammonia dikandang ayam dengan mengangkat judul

penelitian “Purwarupa Sistem Kendali Otomatis Dikandang Ayam Untuk Meminimalisir

Gas Ammonia Berbasis Arduino”. Pada penelitian ini pengontrolan gas ammonia akan

dilakukan dengan menggunakan blower sebagai penanganan awal kadar gas ammonia pada

udara yang berada pada kandang ayam, dengan mengatur kecepatannya berdasarkan kadarnya,

dan penambahan pembersihan feses ayam dengan conveyor belt, dimana pengontrolan kipas dan

conveyor belt berjalan secara otomatis. Perangkat pendukung yang digunakan pada penelitian ini

adalah sensor MQ-135 untuk membaca kadar gas ammonia. Untuk pengontrolan kecepatan kipas

I-5

menggunakan driver motor l298N. Arduino uno digunakan sebagai mikrokontroler, shield data

logger sebagai sistem perekaman data, LCD 16x2 sebagai penampil informasi kadar gas

ammonia dan kondisi kandang pada kandang ayam.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, adapun rumusan masalah yang akan

dibahas penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membaca dan merekam kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan

menggunakan sensor MQ-135.

2. Bagaimana mengontrol kecepatan kipas dan pengaktifan conveyort belt untuk

mengendalikan kadar gas ammonia menggunakan mikrokontroler aduino uno.

3. Bagaimana peletakan posisi sensor MQ-135, kipas, conveyor belt di kandang ayam.

4. Bagaimana mengontrol kadar gas ammonia tetap pada keadaan rendah.

5. Bagaimana meminimalisir resiko ayam terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gas

ammonia.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat membaca dan mengamati kadar gas ammonia yang terdapat padakandang ayam

menggunakan sensor MQ-135

2. Dapat merekam pembacaan kadar gas ammonia pada kandan ayam

3. Dapat mengontrol kecepatan kipas dan mengaktifkan conveyort belt menggunakan

arduino uno dalam mengontrol kadar gas ammonia pada kandang ayam.

4. Mendapatkan nilai pembacaan kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan

kondisi gas ammonia rendah

5. Menghasilkan ayam yang sehat dan tidak terjangkit penyakit yang disebabkan oleh

gas ammonia.

I-6

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak jauh melebar, pembahasan penelitian ini dilakukan dengan

batasan masalah sebagai berikut :

1. Sensor pembaca gas ammonia adalah MQ-135

2. Mikrokontroler Atmega328 dengan platform arduino

3. Pengontrol brushless fan driver motor l298n

4. Menggunakan 4 brushless fan, 2 sebagai outlet dan 2 sebagai inlet

5. Penyimpanan data menggunakan modul data logger

6. Kandang ayam berjenis Close house berukuran 1m3

7. Pengujian menggunakan 8 ekor ayam broiler.

8. Jenis ayam broiler yang berumur 3 bulan.

9. Pengambilan data dilakukan selama 5 hari dengan perekaman data setiap 15 menit.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa :

1. Mempermudah dalam pelaksanaan menejemen kandang dengan adanya pengontrolan

secara otomatis

2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kadar gas ammonia yang terdapat pada

kandang ayam

3. Dapat menjaga kondisi udara dan kadar gas ammonia pada kandang ayam dalam

keadaan normal, sehingga dapat mencegah ayam terkena penyakit.

4. Serta dapat dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mengembangkan sistem

pengendalian kadar gas ammonia lebih lanjut.

II-1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terkait

Dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan studi literatur yang merupakan pencarian

teori serta referensi yang relevan dengan kasus dan permasalahan yang akan diselesaikan, teori

dan referensi didapat dari jurnal, paper, buku dan sumber lainnya. Perancangan sistem

penanganan gas ammonia yang bertujuan untuk mencegah tejadinya penyebaran penyakit pada

ayam oleh mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia, terutama untuk kepentingan

penulisan tugas akhir. Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang merupakan

referensi teori terkait dengan permasalahan yang akan diselesaikan yang dikumpulkan dari

berbagai sumber.

Muhammad nur arifin dkk melakukan penelitian tentang pembacaan kadar gas

ammonia dan gas metana pada kandang ayam dan menginformasikan nya secara platform.

Sensor yang digunakan untuk membaca Gas Ammonia adalah MQ-135 dan untuk metana

MQ-4 dengan menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler dan pembacaan

ditampilkan di LCD 16x2 dan juga ditampilkan dalam bentuk grafik pada sebuah web. Pada

penelitian ini hanya berfokus pada pembacaan dan tidak melakukan penanganan terhadap gas

ammonia dan metana yang berada pada kandang ayam[11].

Penelitian yang dilakukan oleh Reka Heriawan dkk membuat sebuah alat pengontrol

emisi gas ammonia pada kandang ayam menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 dan

sebagai pembaca gas ammonianya adalah sensor MQ-137 , pengukuran yang dilakukan

menggunakan sample berupa campuran ammonia dengan aquades sebanyak 100 ml yang

diuapkan. Konsentrasi ammonia yang dihitung adalah sebanyak 5ml, 10ml, 15ml, 20ml, 25ml,

30ml, 35ml, 40ml, 45ml, 50ml. Hasil yang didapatkan dari 5 ml sampai 50ml adalah 4ppm,

4,5 ppm, 5,2 ppm, 6,5ppm, 6,7 ppm, 6,9 ppm, 7,9 ppm, 8,5 ppm, 8,9 ppm, dan 10,2 ppm. Jika

kadar ammonia melebihi 5ppm maka blower akan aktif , dan apa bila kadar ammonia telah

kurang dari 5ppm maka blower akan di non aktifkan. Pada penelitian ini kecepatan kipas tidak

di atur, kipas hanya akan aktif ketika kadar gas ammonia melewati set point dan akan mati

ketika kadarnya lebih rendah dari set point[12].

II-2

Penelitian yang dilakukan oleh agus tri cahyono dan f.agus priambodo juga membuat

alat blower otomatis untuk mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam berbasis

ATMega 16. Pada penelitian ini kecepatan dari blower diatur, pada saat pembacaan kadar gas

amonia dibawah atau sama dengan 20 ppm (part per million), LCD menampilkan kondisi

aman dan blower tidak bergerak. Pada saat pembacaan kadar gas 21 ppm, LCD menampilkan

kondisi aman dan blower bergerak dengan 33% dari kecepatan maksimal. Jika pembacaan

kadar gas diatas atau sama dengan 26, LCD menampilkan kondisi bahaya dan blower berputar

lebih cepat dengan 61% dari kecepatan maksimal. Kecepatan blower ditentukan oleh

banyaknya kadar gas[13].

Penelitian yang dilakukan oleh A A Manik Krisna Wijaya membangun sebuah

prototype alat pembersih kotoran ayam secara otomatis dan juga alat penyetor telur ayam

berbasis PLC dan menggunakan HMI sebagai alat interface dengan pengendali, pengotrolan

alat ini dengan cara menanamkan gerbang logika pada PLC, pembersihan kotoran

menggunakan ban berjalan, kotoran akan digerakkan kesebuah penampung kotoran. Dari

penelitian yang dilakukan untuk pembersihan kotoran yang dilakukan berhasil secara

keseluruhan, untuk penyetor telur didapat 50% keberhasilan dalam menjalankan[14].

Penelitian Putu Gede Mahendra Sanjaya dkk yang membangun sebuah prototipe sistem

data logger untuk membaca dan mendata daya yang diserap oleh solar cell, pada penelitian ini

pendataan yang dilakukan menggunakan format menampilan tanggal pengambilan, jam

pengambilan data, arus yang dihasilkan oleh solar cell, tegangan yang dihasilkan oleh solar

panel, dan daya yang dihasilkan oleh solar panel. Data yang terbaca disimpan kepada sebuah

SD card yang telah disambungkan dengan shield data logger dan pendataan dilakukan selama

15 menit sekali[15].

II-3

Pada penelitian ini penulis menggunakan conveyor belt untuk membersihkan feses

ayam, conveyor belt akan diaktifkan oleh relay yang akan dikendalikan lama aktifnya. Untuk

pendataan pembacaan kadar gas ammonia akan menggunakan shield data logger dan

pencatatan data akan dilakukan 15 menit sekali selama 5 hari. Dan untuk penanganan awal

pada kadar gas ammonia ini menggunakan blower dan akan dikendalikan kecepatannya sesuai

dengan kadar gas ammonia yang berada pada kandang ayam, komponen l298N akan

digunakan untuk mengendalikan kecepatan blower. Untuk pengendali digunakan

mikrokontroler Arduino Uno dan sensor yang digunakan untuk membaca kadar gas ammonia

adalah MQ-135 pembacaan dari sensor akan ditampilkan pada sebuah LCD 16x2.

2.2 Kualitas Udara Pada Kandang Ayam

Udara, suatu zat yang tidak berwarna dan tidak berbentuk namun keberadaan dan

ketersediaanya menjadi hal yang sangat vital bagi kehidupan, termasuk juga pada ayam.

Munculnya kasus penyakit pernapasan di peternakan ayam diakibatkan kelalaian dalam proses

membuka dan menutup tirai maupun litter terlalu basah karna manajemen bahan litter yang

kurang optimal. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan ketersediaan udara bersih di dalam

kandang. Jika kuantitas dan kualitas udara buruk, maka ayam berkemungkinan besar akan

terkena penyakit[7]. Pada sebuah kandang ayam yang baik jumlah oksigen dalam kandang sebanyak

19.6% , kandungan senyawa karbondioksida sebesar 0.3%, kandungan karbonmonoksida lebih kecil

dari 10 ppm, dan ammonia juga lebih kecil dari 10 ppm[4].

2.2.1 Gas Ammonia

Gas amonia mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada

mata dan saluran pernapasan ayam. Terlebih lagi jarak antara saluran pernapasan ayam dengan

feses, sebagai sumber amonia begitu dekat (< 20 cm). Tingkat kerusakan akibat amonia sangat

dipengaruhi oleh konsentrasi gas ini. Di dalam kandang ayam, konsentrasi amonia cukup

bervariasi antara 5-90 ppm. Sedangkan rekomendasi umum untuk kandungan amonia yang

aman dan belum menimbulkan gangguan pada ayam ialah di bawah 20 ppm. Di luar ambang

batas aman ini, amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa kerusakan

membran mata dan pernapasan sampai hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi

telur[7].

II-4

Tabel 2.1 Pengaruh Gas Ammonia Terhadap Ternak Ayam

2.3 Komponen Terkait

2.3.1 Sensor MQ-135

Sensor MQ-135 adalah sensor yang digunakan untuk menghitung kualitas udara.

Sensor ini memiliki cakupan deteksi yang cukup luas, dan respon yang diberikan oleh sensor

cepat dan juga memiliki sensitifitas yang tinggi. Sensor ini termasuk sensor yang stabil dan

juga memiliki jangka waktu penggunaan yang lama. Sensor ini dapat bekerja dengan

memberikan tegangan sebesar +5 V. sensor ini dapat mendeteksi dan mengukur beberapa gas

yang tersebar diudara seperti Ammonia (NH3), Nitrogen Oxida (NOx), Alkohol, Benzena,

Asap, Karbon Dioksida (CO2), dll. Keluaran dari pin analog dan digital sebesar 0 v sampai

dengan 5 v. Sensor ini dapat digunakan sebagai sensor digital maupun sensor analog, dan

sensitivitas pin digital sensor dapat dapat di varisikan menggunakan potensiometer.

Konfigurasi pin dari sensor MQ-135 dapat dilihat pada gambar berikut ini[16]:

Gambar 2.1 Sensor MQ-135 [16]

II-5

a. Pin nomor 1 (Vcc), digunakan untuk memberikan tegangan pada sensor, pada

umumnya dtegangan yang digunakan +5 V

b. Pin nomor 2 (Ground), digunakan untuk mengkoneksikan sistem modul ke ground

c. Pin nomor 3 (Digital Output), pin ini dapat digunakan untuk mendapatkan keluaran

digital, dengan cara mengatur nilai threshold dengan menggunak potensimeter

d. Pin nomo 4 (Analog Output), pin ini akan mengeluarkan tegangan sebesar 0v

sampai 5v berdasarkan intesitas gas.

e. Pin-H, salah satu pin H tersambung dengan sumber tegangan dan satunya lagi

tersambung pada ground.

f. Pin-A, pin ini akan di konekkan ke sumber tegangan

g. Pin-B, salah satu pin B akan berperan sebagai output dan satunya lagi berperan

sebagai ground

2.3.2 Brushless DC Fan

Brushless dc fan adalah kipas angin dc yang tidak menggunakan sikat untuk

mengalirkan arus pada rotornya, brushless DC fan menlakukan komutasi secara elektronik

menggunakan umpan balik posisi rotor untuk menentukan kapan harus mengganti arus.

Umpan balik biasanya melibatkan sensor Hall yang terpasang atau enkoder putar. Gulungan

stator bekerja bersama dengan magnet permanen pada rotor untuk menghasilkan kerapatan

fluks yang hampir seragam di celah udara. Hal ini memungkinkan kumparan stator untuk

didorong oleh tegangan DC konstan, yang hanya beralih dari satu kumparan stator ke yang

berikutnya untuk menghasilkan gelombang tegangan AC dengan bentuk trapezium[17].

Gambar 2.2 Motor Brushless DC [17]

II-6

Ada tiga klasifikasi motor Brushless DC: satu fasa, dua fasa dan tiga fasa. Motor satu

fasa dan tiga fasa adalah yang paling banyak digunakan. Gambar 2.3 menunjukkan

penampang melintang sederhana dari motor satu fase dan tiga fase. Rotor memiliki magnet

permanen untuk membentuk 2 pasang kutub magnet, dan mengelilingi stator, yang memiliki

gulungan[17].

(a) Satu Fasa (b) Tiga Fasa

Gambar 2.3 Motor Brushless DC[17]

Motor satu fase memiliki satu gulungan stator yang melilit searah jarum jam atau berlawanan

arah jarum jam di sepanjang setiap lengan stator untuk menghasilkan empat kutub magnet

seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 (a). Sebagai perbandingan, motor tiga fase memiliki tiga

gulungan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 (b). Setiap fase menyala secara berurutan

untuk membuat rotor berputar[17].

Sebuah rotor terdiri dari sebuah poros dan sebuah hub dengan magnet permanen yang

disusun untuk membentuk antara dua hingga delapan pasang kutub yang bergantian antara

kutub utara dan selatan. Gambar 2.4 menunjukkan penampang dari tiga jenis pengaturan

magnet dalam rotor. Ada beberapa bahan magnet, seperti campuran besi dan paduan rare-

earth. Magnet ferit adalah magnet tradisional dan relatif murah, meskipun rare-earth alloy

menjadi semakin populer karena kepadatan magnetiknya yang tinggi. Kepadatan yang lebih

tinggi membantu untuk mengecilkan rotor sekaligus mempertahankan torsi relatif tinggi bila

dibandingkan dengan magnet ferit yang sama[17].

II-7

(a) Permukaan (b) Sisipkan (c)Tertanam

Gambar 2.4 Letak Magnet pada Rotor[17]

Pengoperasian motor didasarkan pada daya tarik atau tolakan antara kutub magnet.

Menggunakan motor tiga fase yang ditunjukkan pada Gambar 2.5, proses dimulai ketika arus

mengalir melalui salah satu dari tiga gulungan stator dan menghasilkan kutub magnet yang

menarik magnet permanen terdekat dari kutub yang berlawanan. Rotor akan bergerak jika arus

bergeser ke belitan yang berdekatan. Mengisi daya setiap belitan secara berurutan akan

menyebabkan rotor mengikuti bidang berputar. Torsi dalam contoh ini tergantung pada

amplitudo saat ini dan jumlah belokan pada gulungan stator, kekuatan dan ukuran magnet

permanen, celah udara antara rotor dan belitan, dan panjang lengan yang berputar.

Gambar 2.5 Perputaran Motor[17]

2.3.3 Arduino

Arduino merupakan platform dalam pembuatan prototype elektronik yang bersifat

open-source baik pad a perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang

mudah digunakan (fleksibel). Hardware-nya menggunakan prosesor Atmel AVR

ATMega328. Arduino Uno memiliki 14pin input/output digital (6 diantaranya dapat

II-8

digunakan sebagai output PWM), 6 pin input analog, sebuah koneksi menggunakan USB dan

sebuah tombol reset. Bahasa pemrograman arduino mirip dengan bahasa C yang

disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) dan dalam lingkup pengembang

berdasarkan Processing [18].

Gambar 2.6 Board Arduino Uno [18].

2.3.3.1 Spesifikasi Arduino Uno

Berikut merupakan karakteristik dari Arduino Uno [18] :

a. Mikrokontroler AT 328

b. Tegangan untuk operasi 5V

c. Tegangan masukan (direkomendasikan) 7V – 12V

d. Tegangan masukan (limit) 6V - 20V

e. 14 pin I/O Digital (6 diantaranya sebagai output PWM)

f. 6 pin input analog

g. Arus DC per I/O 40mA

h. Arus pada pin tegangan 3,3V 50mA

i. Memori flash 32 KB

j. SRAM 2KB

k. EEPROM 1KB

l. Kecepatan clock 16MHz

II-9

2.3.3.2 Komponen Arduino

Gambar 2.7 Komponen Arduino [18].

a) Daya

Arduino uno dapat diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) atau

melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan ke kedua sumber daya

tersebut secara bersamaan maka arduino uno akan memilih salah satu sumber daya

secara otomatis untuk digunakan. Power supply eksternal (yang bukan melalui USB)

dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan ke soket

power pada arduino uno. Jika menggunakan baterai, ujung kabel yang dihubungkan ke

baterai dimasukkan kedalam pin GND dan Vin yang berada pada konektor POWER.

Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah 7 volt sampai

dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan pin 5 volt Uno dapat

II-13 beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12 volt,

regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board Uno. Pin listrik adalah sebagai

berikut [18] :

a. VIN : Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan sumber

daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt koneksi USB atau sumber daya lainnya).

b. 5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya.

c. 3V. Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board.

d. GND. Ground pin.

II-10

b) Memori

ATMega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader), 2 KB dari

SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan EEPROM library)

[18].

c) Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input atau output,

dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (),dan digitalRead (), beroperasi

dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA

dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 k Ohms.

Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus [18] :

a. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX)

TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip Serial

ATMega8 U2 USB-to-TTL.

b. Eksternal interrupt: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada

nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.

c. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi

analogWrite ().

d. SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI

menggunakan SPI Library.

e. LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai HIGH,

LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel

A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu

1024 nilai yang berbeda). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus.

f. I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan

perpustakaan Wire.

II-11

d) Komunikasi

Arduino uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,

Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATMega328 menyediakan UART TTL

(5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia dipin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah

ATMega8 U2 sebagai saluran komunikasi serial melalui USB dan sebagai port virtual

com untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware ‟8 U2 menggunakan driver USB

standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang diperlukan. Namun, pada Windows

diperlukan sebuah file inf. Perangkat lunak Arduino terdapat monitor serial yang

memungkinkan digunakan memonitor data tekstual sederhana yang akan dikirim ke

atau dari board Arduino. LED RX dan TX di papan tulis akan berkedip ketika data

sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dengan koneksi USB ke komputer (tetapi

tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1). ATMega328 juga mendukung I2C

(TWI) dan komunikasi SPI [18].

e) Pemrograman

Arduino memiliki bahasa pemrograman tersendiri yaitu bahasa arduino, merupakan

pengembangan dari bahasa C yang disederhanakandan dipermudah dengan libraries.

Untuk meng-compile dan meng-upload program ke board arduino dapat menggunakan

software Arduino IDE( Integrated Development Environment ) [18]. Arduino

Gambar 2.8 Tampilan software Arduino [18].

II-12

2.3.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu display dari bahan cairan Kristal yang

pengoperasiannya menggunakan sistem dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display

dari alat-alat elektronika seperti kalkulator, multitester digital, jam digital dan sebagainya [19].

Gambar 2.9 Liquid Crystal Display [19].

Dalam modul LCD terdapat mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengendali tampilan

karakter LCD. Mikrokontroler pada suatu LCD dilengkapi dengan memori dan register,

memori yang digunakan adalah [19]:

a. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang

ditampilkan

b. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk

menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat berubah-ubah sesuai

dengan keinginan.

c. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk

menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter dasar yang

sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD.

Register 12ontrol yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah [19]:

a. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrkontroler ke panel

LCD pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD dapat dibaca pada saat

pembacaan data.

II-13

b. Register data yaitu register menuliskan atau membaca data dari atau ke DDRAM. Penulisan

data pada register akan menempatkan data tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang

telah diatur sebelumnya [19].

Pin, kaki atau jalur input 13ontrol dalam suatu LCD diantaranya adalah [19]:

a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan

LCD dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan

lebar data 8 bit.

b. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang

masuk, baik data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk dalam perintah

sedangkan logika high menunjukkan data.

c. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan

high baca data.

e. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

f. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan

dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground sedangkan tegangan

catu daya ke LCD sebesar 5 Volt

2.3.5 I2C Serial LCD Modul

Gambar 2.10 I2C Serial LCD Modul [20]

I2C adalah sebuah komponen antarmuka yang digunakan untuk LCD berukuran 16x2

dan 4x20. Dengan penggunaan pin dari sebuah mikrokontroler yang terbatas penggunaan Pin

LCD yang banyak akan menyebabkan kurangnya pin yang tersedia. Penggunaan dari I2C

sebagai antarmuka dapat mengurangi penggunaan pin. I2C menggunakan 2 pin untuk

II-14

menampilkan informasi pada LCD. Dan digunakan biasanya dalam projek yang berbasis

arduino. Pada I2C alamat yang biasa digunakan untuk mengirimkan informasi yaitu 0x24.

Dibabarapa keadaan alamat dari I2C ini terkadang berubah, dan alamat yang keluar antara

rentang 0x20 sampai dengan 0x27. Tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan I2C

sebesar 5 V DC[20]

Gambar 2.11 Layout I2C[20]

Pada penggunaan I2C terdapat beberapa pin dan komponen penyusun yang digunakan

untuk mengaktifakan LCD antara lain[20]:

a. Pin GND dan VCC, bertugas untuk memberikan daya kepada I2C dan LCD

b. Pin SDA dan SCL, bertugas sebagai pertukaran data dari Arduino ke LCD

c. A0, A1 dan A2, bertugas sebagai pemberi alamat kepada I2C

d. Pin 1 – 16 , bertugas sebagai penghubung antara LCD dengan I2c

e. Power, bertugas sebagai lampu indikasi bahwa I2c dalam keadaan terhubung

f. Kontras, bertugas untuk mengatur kecerahan huruf pada LCD

g. Jumper backlight, bertugas sebagai jumper untuk latar LCD

2.3.5 Conveyor Belt

Konveyor (conveyor) adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengangkut atau

memindahkan material. Mulai dari material curah hingga material satuan. Sebuah conveyor

belt terdiri dari sabuk datar dan fleksibel tak berujung kekuatan yang cukup, terbuat dari

kain, karet, plastik, kulit atau logam, yang diletakkan di atas dua puli datar logam di kedua

ujung, dan didorong satu arah dengan mengemudi salah satu dari dua puli akhir. Bahan

II-15

ditempatkan pada sabuk bergerak untuk transportasi. Paruh aktif sabuk didukung oleh rol

pemalas atau tempat tidur slider. Kembalinya setengah dari sabuk mungkin atau mungkin

tidak didukung, karena umumnya tidak membawa apapun beban tambahan selain miliknya

sendiri berat badan. Sabuk tak berujung disimpan diajarkan oleh pengaturan sabuk

tensioning[21]

Gambar 2.12 Conveyor Belt[21]

Berikut ini adalaha karakter umum dari sebuah conveyor belt :

Sabuk konveyor beroperasi dalam satu bidang vertikal, horizontal atau dengan

kemiringan (atau down) tergantung pada properti gesekan beban disampaikan.

Untuk mengubah arah dari bahan yang disampaikan, pada bidang horisontal, lebih

dari salah satu sabuk konveyor diperlukan.

Menyampaikan kapasitas conveyor dapat dikontrol dengan mengubah kecepatan belt.

Belt conveyor umumnya digunakan untuk aliran kontinu bahan.

Logam / sabuk khusus dapat membawa bahan panas, abrasif atau reaktif

2.3.6 Driver Motor l298n

Driver motor L298N merupakan module driver motor DC yang paling banyak

digunakan atau dipakai di dunia elektronika yang difungsikan untuk mengontrol kecepatan

serta arah perputaran motor DC. IC L298 merupakan sebuah IC tipe H-bridge yang mampu

mengendalikan beban-beban induktif seperti relay, solenoid, motor DC dan motor stepper.

Pada IC L298 terdiri dari transistor-transistor logik (TTL) dengan gerbang nand yang

II-16

berfungsi untuk memudahkan dalam menentukan arah putaran suatu motor dc maupun motor

stepper.[22]

Gambar 2.13 Modul Driver Motor l298n[22]

Berikut ini adalah beberapa spesifikasi yang dimiliki oleh driver motor l298n [22]:

a. Tegangan masuk : 3.2 V-40Vdc

b. Power Supply : DC 5 V – 35 V

c. Arus Puncak : 2 Amper

d. Arus Operasional : 0 – 36mA

e. Jarak Tegangan Masuk Kontrol & Jarak Tegangan Masuk Enable

1. Rendah : -0.3 V ≤ Vin ≤ 1.5 V

2. Tinggi : 2.3 V ≤ Vin ≤ Vss

f. Daya Konsumsi Maksimal : 20 W

g. Suhu penyimpanan -25o C – 130

o C

II-17

Gambar 2.14 Komponen Penyusun L298n[22]

2.3.7 Shield Data Logger

Shield data logger merupakan sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk

mengumpulkan dan merekam data dari objek yang direkam baik yang terintegrasi secara

internal maupun eksternal, data yang dapat direkam bias berupa digital maupun analog, shield

data logger dirancang khusus agar dapat disambungkan langsung dengan board arduino.

Shield data logger telah terintegrasi dengan sistem RTC(Real Time Clock) dan sensor arus

dan tegangan[23].

Gambar 2.14 Shield Data Logger[23]

II-18

Disain shield data logger dirancang khusus untuk berintegrasi dengan beberapa fitur yang

lain, berikut beberapa fitur yang terdapat pada shield data logger [23]:

a. SD Card Holder, tempat penahan sd card untuk merekam data

b. User LED’s, penanda bahwa shield data logger aktiv dan bekerja

c. SD Activity LED, penanda perekaman data kedalam sd card sedang berlangsung

d. RTC, komponen khusus untuk pemograman menggunakan waktu

e. Prototyping Area, Area Khusus untuk merancang rangkaian projeck lain.

f. Level Shifter, komponen yang digunakan sebahagai pengganti level

g. 3.3 LDO, port pemberi tegangan 3.3 volt

h. SPI Port, port khusus anatar muka serial

i. Power LED, penanda bahwa tegangan masuk ke shield data logger

2.4 Kandang Ayam

Kandang merupakan bagian penting dari tatalaksana pemeliharaan, karena merupakan

tempat seluruh aktivitas ternak sehingga kenyamanan ternak terjamin agar diperoleh ternak

yang sehat dan produktif. Selain itu kandang juga berfungsi untuk melindungi ternak dari

gangguan luar seperti panas matahari, hujan dan hewan lainnya sehingga ternak mampu

berproduksi secara optimal sesuai dengan potensinya[24]. Perbandingan antara ukuran

kandang dan jumlah ayam dapat dilihat pada Table 2.1 dibawah ini

Tabel 2.1 Ukuran Kandang Ayam Broiler[25]

No Jumlah Ayam (Ekor) Umur/Periode Luas Kandang (M2)

1 100-500 Starter/Finisher 50

2 500-1.000 Starter/Finisher 100

3 1.000-1.500 Starter/Finisher 150

4 1.500-2.000 Starter/Finisher 200

5 2.000-2.500 Starter/Finisher 250

6 2.500-3.000 Starter/Finisher 300

II-19

Fungsi lain dari kandang adalah untuk memudahkan peternak dalam pengawasan dan

tatalaksana pemeliharaan ternak agar diperoleh hasil yang terbaik dan efisien. Kandang yang

biasa digunakan padapeternakan ayam adalah terbuka (open house) dan tertutup (closed

house).[24]

2.4.1 Kandang Close House

Kandang close house merupakan kandang tertutup yang dirancang agar ayam tidak

terpengaruh oleh lingkungan dari luar atau meminimalisir gangguan dari luar. Sistem kandang

tertutup meemiliki keunggulan yaitu memudahkan pengawasan yang dilalukan, sehingga

dipermudah dilakukan pengaturan terhadap Suhu, kelembaban, kecepatan angin, pencahayaan

dan lainnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi yang nyaman bagi ayam.

Pada kandang close house biasanya terbuat dari bahan-bahan permanen seperti besi yang

dilengkapi atap plafon. Bahan permanen seperti besi dipilih untuk melindungi berbagai alat

peternakan yang terdapat di dalamnya.[24]

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Proses Alur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jenis

penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memenfaatkan data

kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif Dalam penelitian ini adal beberapa tahap atau

langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari perancangan alat hingga alat dapat

dijalanakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang akan dilakukan :

Mulai

Perancangan awal

Inisialisasi Sistem dan Blok Diagram

Sistem (Hardware)

A

Tahap Perencanaan

1.Perumusan Masalah

2.Penentuan Judul

3.Penentuan Tujuan

4.Study Pustaka

Pengumpulan data awal dengan study

pustaka, wawancara, dan observasi

B

III-2

Gambar 3.1 Diagram AlirTahapan Penelitian

3.2 Tahap Perancangan

Tahapan perancangan adalah tahap dalam perencanaan penelitian, mulai daripenentuan

judul, pengumpulan data hingga tujuan yang ingin dicapai dari suatu penelitian.Adapun

kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :

a. Ilustrasi Sistem.

Tahapan ini dilakukan untuk menggambarkan model desain alat pengontrolan Kadar

Gas Ammonia pada kandang ayam untuk mengurangi kemungkinan ayam broiler

terkena penyakit yang disebabkan oleh gas ammonia. Menjelaskan semua jenis

komponen yang digunakan dan menjelaskan proses operasi sistem pada pengontrolan

kadar ammonia dikandang ayam, sehingga peternakmengerti proses jalannya sistem.

A

Analisis Hasil

Uji Kelayakan

Selesai

Tahap Perancangan

1.Perancangan Elektronik

2.Perancangan Hardware

3.Perancangan Software

Berhasil

Implementasi

Tidak

Ya

B

III-3

b. Blok Diagram Sistem.

Mengetahui komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan oleh sistem, kemudian

menggambarkan blok diagram keseluruhan sistem. Tahapan yang terakhir yaitu

menjelaskan keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya sehinggamenjadi satu

kesatuan sistem yang sempurna.

c. Perancangan Sistem.

Menentukan komponen-komponen yang sesuai dengan kebutuhan sistem,menjelaskan

kelebihan komponen yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem,

kemudian menggambarkan skema pengkabelan (wiring) semua komponen yang

digunakan.

d. Rancangan Sistem Mekanik.

Melakukan survey untuk memastikan komponen-komponen yang diperlukan oleh

sistem tersedia dipasaran. Tahapan selanjutnya menggambarkan kontruksi desain

sistem dan menjelaskan konstruksi sistem yang telah dibuat.

e. Perancangan Program.

Menentukan algoritma yang sesuai dengan karakteristik sensoryang akan digunakan.

Kemudian merancang algoritma pengendali yang akan digunakanuntuk mengendalikan

alat, sehingga alat akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan.Menjelaskan aplikasi

yang digunakan untuk membantu penulisan program. Tahapan yang terakhir

menampilkan script program yang sudah selesai dibuat.

f. Parameter Kinerja Sistem.

Menentukan parameter apa saja yang akan dianalisis, menjelaskan metode dan yang

digunakan untuk menganalisis dan merumuskan pengolahan data yangakan dilakukan

dalam menunjang proses analisis.

g. Perumusan Keterpakaian Sistem.

Memilih dan menetukan pengguna produk alat yang dibuat, menjelaskan secara logis

pemilihan pengguna produk, serta membuat kuesioner untuk mengetahui kepuasan

peternak, kemudahan dalam pengoperasian alat dan keandalan alat yang dibuat.

h. Perancanaan dan Perhitungan Biaya.

Membuat tabel rincian komponen/KIT yang akan digunakan, serta

menghitungperkiraan total biaya untuk pengadaan hardwere dan program aplikasi.

III-4

3.3 Analisi Kebutuhan Sistem

Untuk mempermudah perancangan dilakukan proses analisa atau penjabaran

komponen-komponen yang dibutuhkan dalam mendukung proses kelancaran sistem. Untuk

mempermudah menganalisis sebuah sistem dibutuhkan dua jenis kebutuhan. Kebutuhan

fungsional dan kebutuhan nonfungsional, kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi

proses-proses apa saja yang diperlukan oleh sistem, kemudian kebutuhan nonfungsional

yaitu komponen-komponen yang diperlukan oleh sistem.

3.3.1 Ukuran Kandang Ayam

Pemilihan ukuran kandang ayam broiler bertujuan untuk mengetahui kebutuhan yang

diperlukan oleh peternak, dimana dalam management perkandangan ada 2 jenis kandang

yaitu open house dan closed house. Masing-masing dari kandang tersebut memiliki

keunggulan dan kelebihannya, namun salah satunya untuk membuat sebuah kandang dalam

skala industri menengah ataupun besar biaya awal pembangunan ralatif mahal, oleh sebab itu

dalam hal penelititan untuk mengontrol kadar ammonia dalam kandang ini, akan digunakan

kandang jenis close house dengan ukuran panjang 1 m, lebar 0.85m dan tinggi 0.50 m.

Setelah mendapatkan ukuran kandang, langkah selanjutnya adalah pemilihan bahan yang

digunakan dalam pembuatan kandang ayam broiler yaitu triplek dengan ukuran 6 mm untuk

dinding, penutup fiber sebagai dinding bagian tengah, kayu balok ukuran 4 cm sebagai kaki

penyanggah kandang. Tahapan terakhir yaitu pemilihan komponen-komponen untuk

operasional sistem diantaranya adalah Brushless fan, conveyor belt, sensor, mikrokontroler,

shield data logger, dan komponen pendukung lainnya.

3.3.2 Penempatan Sensor

Penempatan sensor dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat pada sistem, pada

sistem ini sensor akan diletakkan dengan jarak 15 cm dari lantai, sehingga nilai kadar

ammonia yang dirasakan broiler dapat diketahui. Penempatan sensor gas ammonia terletak

dibagian sisi kanan kandang dikarnakan gas ammonia yang mudah menguap diudara

peletakan sensornya pada satu titik saja. Dengan penempatan sensor gas ammonia,

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kandang dengan baik.

III-5

3.3.3 Sensor Gas Ammonia

Sensor MQ-135 adalah sensor yang digunakan untuk menghitung kualitas udara.

Sensor ini memiliki cakupan deteksi yang cukup luas, respon yang diberikan oleh sensor

cepat dan juga memiliki sensitifitas yang tinggi. Sensor ini termasuk sensor yang stabil dan

juga memiliki jangka waktu penggunaan yang lama. sensor ini dapat mendeteksi dan

mengukur beberapa gas yang tersebar diudara seperti Ammonia (NH3), Nitrogen Oxida

(NOx), Alkohol, Benzena, Asap, Karbon Dioksida (CO2), dll. Pemilihansensor MQ-

135diharapkan mampu mendeteksi ladar gas ammonia dalam kadang,sehingga dapat

memberikan data yang akurat dalam pembacan saat sistemdioperasikan

.

3.3.4 Conveyor Belt

Pemilihan alat pembersih kotoran ayam harus sesuai dengan kebutuhan sistem, dilihat

dari ukuran kandang yang tidak terlalu besar maka sistem yang digunakan menggunakan

conveyor belt. pengaktifan conveyor belt menggunakan relay dengan pemberian timer 10

detik. Rotasi yang diperlukan untuk mencapai posisi awal conveyor belt selama 7 detik

pemberian timer selama 10 detik untuk memastikan bahwa kotoran ayam dapat dibersihkan

dengan baik.

3.3.5 Shield Data Logger

Pembacaan dan perekaman data yang akan dilakukan selama lima hari setiap 15 menit

akan menggunakan shield data logger, RTC yang terdapat pada shield data logger

memungkinkan perekaman data dengan menampilkan tanggal dan waktu dalam pengambilan

data, data yang terbaca akan disimpan didalam mikro SD card dalam bentuk note(txt)

perekeaman data juga akan menampilkan status dan nilai dari pembacaan sensor yang di

pasang kan.

3.3.6 Modul Driver Motor L298N

Modul driver motor l298ndigunakan sebagai pengatur tegangan kecepatan motor

stepper dan kipas pada sistem. Pada motor stepper yaitu kecepatan wiperpada sistem

dikendalikan dimana kecepatan motor akan diatur lambat agar dapat membersihkan kotoran

dengan baik. Pada bagian kipas juga diaktifkan berdasarkan pembacaan nilai sensor untuk

mengaktifkan kipas. Dengan penggunaan penggunaan l298n ini yang telah berbentuk modul

driver ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pada sistem ini.

III-6

3.3.7 Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan disesuaikan dengan komponen-komponen yang

digunakan pada sistem. Dimana yang digunakan sensor gas ammonia(MQ-135), driver l298n

untuk motor stepper dan kipas, relay, dan LCD 16x2 dengan I2C sebagai penampil nilai Gas

Ammonia. Pada sistem pengontrolan gas ammonia ini dikendalikan dengan menggunakan

Arduino Uno. Arduino Uno dan memiliki pin I/O yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

pendukung sistem. maka Arduino Uno dan dipilih sebagai pengontrol.

3.4 Model Perancangan Sistem

Langkah awal dalam perancangan sistem pengontrolan gas ammonia pada kandang ayam

ini adalah membuat blok diagram yang merupakan gambaran dasar untuk merancang dan

akhirnya membuat suatu sistem atau alat yang akan dibuat, sehingga keseluruhan blok diagram

rangkaian tersebut akan menghasilkan suatu sistem yang dapat difungsikan atau dapat bekerja

sesuai dengan perancangan. Perancangan sistem pengengontrolan kadar gas ammonia pada

kandang ayam ini terdiri dari perangkat keras yang aktifitasnya dikendalikan oleh perangkat

lunak sehingga semua sistem dapat saling berhubungan. Sistem yang dirancang dapat bekerja

secara otomatis bila mendapatkan masukan dari luar. Secara blok diagram dapat dibagi

menjadi beberapa bagian yang dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Blok Diagram Perancangan Sistem

III-7

Blok diagram perancangan sistem dibuat berdasarkan cara kerja rangkaian secara

keseluruhan. Blok diagram diatas dapat diketahui bahwa konfigurasi sistem pengontrolan Gas

Ammoniaini terdiri dari input, proses dan output. Masukan (input) yang terdiri dari sensor

MQ-135. Kontroler (proses) yang digunakan adalah arduino uno, dan sebagai

keluaran(output) yang digunakan ada driver motor untuk mengatur kipas dan relay

menghidupkan coveyor belt sebagai pembersih kotoran, sebagai penampil nilai gas ammonia

akan ditampilkan di sebuah LCD 16x2 dengan perantara I2C.

Prinsip kerja sistem pengontrolan gas ammonia ini adalah pertama akan dilakukan

dengan pembacaan dari sensor MQ-135 yang digunakan untuk membaca nilai gas ammonia,

dari pembacaan gas ammonia itu akan diambil tindakan, kadar gas ammonia yang berada

pada kandang ayam yang melebihi nilai yang telah ditetapakan akan mengaktifkan kipas

sebagai penanganan awal, pengaktifan kipas akan disesuaikan dengan kadar gas ammonia

yang berada pada kandang ayam, pengontrolan ini dilakukan menggunakan komponen l298n,

apabila tingkat gas ammonia masih juga tinggi maka akan dilakukan penanganan berupa

pembersihan pada kandang ayam menggunakan conveyor belt yang diaktifkan selama 10

detik, data dari pembacaan sensor kemudian masik ke shield data logger untuk kemudian

akan direkam dan disimpan pada SD card dalam bentuk note(txt). Nilai dari pembacaan gas

ammonia pada kandang dapat dilihat pada tampilan LCD 16x2.

Desain hardware yang akan dirancang pada sistem pengontrol gas ammonia ini terbuat

dari bahan triplek untuk dinding nya, sedangkan tiang penyangganya dari kayu balok, dan di

bagian dindingnya dibuat 4 buah ventilasi berupa kipas dc. Kandang yang dirancang

berbentuk persegi panjang. Bentuk desain hardware dapat dilihat pada gambar 3.3

III-8

Gambar 3.3 Model Tata Letak Komponen Tampak Luar

Keterangan gambar model perancangan :

1. Kipas DC Outlet

2. Kotak Kendali (Arduino, MQ-135, L298n,dll)

3. Switch Conveyor

4. Kipas DC Inlet

5. Lubang Pembuangan

6. LCD 16x2

3.4.1 Perancangan Hardware

1. Perancangan Power Supply

Gambar 3.4 Rangkaian Power Supply

III-9

Rangkaian power supply digunakan sebagai supply terhadap semua

rangkaianyang digunakan pada alat. Rangkaian power supply bekerja merubah

tegangan AC(alternating current) menjadi tegangan DC (direct current) melalui

sebuah trafo stepdown. Input dari trafo yaitu 220 volt AC dan diturunkan menjadi 12

volt AC kemudian di searahkan melalui jembatan dioda agar mendapatkan tegangan

12VDC yang kemudian di ratakan oleh kapasitor.

Pada rangkaian power supply ini menghasilkan rangkaian power supply untuk

tegangan 12 VDC menggunakan IC 7812 agar keluaran yang dihasilkan tetap 12 V.

Tegangan 12 VDC digunakan untuk mensupply rangkaian driver L298N Kipas DC dan

untuk tegangan 9 VDC menggunakan IC 7809 untuk keluarantetap 9 V untuk arduino.

2. Perancangan Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia

Pembacaan dari sensor MQ-135 akan masuk kedalam mikrokontroler, sensor MQ-135

yang digunakan pada rangkaian ini memiliki 4 buah pin, keluaran dari sensor ini berupa

keluaran analog dan digital, yang digunakan keluaran analaog untuk membaca

jumlah/kadar gas ammonia yang berada diudara. pin analog output disambungkan pada

pin A0 arduino. PIN vcc sensor ,MQ-135 masuk pin 5v board arduino, dan pin ground

sensor MQ-135 ke PIN out Board arduino.

Gambar 3.5 Rangkaian Pembacaan Gas Ammonia

III-10

3. Rangkaian Tampilan LCD 16x2

Menampilkan pembacaan nilai kadar ammonia menggunakan LCD 16x2 dengan di

gabungkan dengan komponen I2C, LCD 16x2 memiliki 12 PIN yang yang harus

disambungkan ke mikrokontroler agar lcd dapt memunculkan karakter yang dituliskan. Untuk

mengurangi penggunaan pin LCD ditambahkan komponen I2C sehingga keluaran pin hanya

terdiri dari 4 PIN, Vcc, Gnd, SDA, SCL. Komponen I2C pin Vcc akan disambungkan dengan

pin 5v pada arduino, Pin Gnd disambungkan dengan pin ground Arduino, Pin SDA

disambungkan dengan pin A4 arduino, dan SCL disambungkan dengan Pin A5 arduino.

Gambar 3.6 Rangkaian LCD 16x2

4. Rangkaian Shield Data Logger

Pada dasarnya wiring untuk shield data logger dengan menyambungkan shield dengan

board arduino secara langsung, tetapi dalam program yang digunakan, inisialisasi untuk

memprogram shield data logger mengginakan pin 10 pada arduino.

III-11

Gambar 3.7 Rangkaian Driver L298n dan Motor Stepper

5. Perancangan Rangkaian Kipas

Untuk perancangan kipas angin juga menggunkan komponen l298n untuk mengontrol

pengaktifan dari kipas angin. Kipas angin yang digunakan sebanyak empat buah, bagian

positif kipas akan dihubungkan dengan output 3 dan output 4 pada modul l298n, bagian

negatif dari kipas akan disambungkan dengan output 1 dan out put 2 pada modul l298n.

tegangan yang masuk kedalam modul l298n berasal dari tegangan 12v dari power supply. Pin

yang akan digunakan untuk mengendalikan 4 kipas ini sebanyak 3 pin, pin input 3, pin input 4,

dan pin enable B.penggunaan dati tiga pin ini dirasa sudah cukup untuk dapat mengaktifkan

dan mengaktifkan kecepatan dari kipas yang ada.

III-12

Gambar 3.8 Rangkaian Kipas

6. Perancangan Relay Conveyor Belt

Pengendalian conveyor belt dengan cara pengaktifan selama 10 detik sehingga

digunakan modul relay untuk mengaktifkannya, pin input untuk relay masuk ke pin 3 dari

arduino uno, vcc dari modul relay masuk ke 3v arduino uno, gnd dari modul relay masuk ke

ground arduino uno. Kontaktor pada relay kemudian akan disambungkan ke bagian vcc dari

conveyor belt dan bagian NC (Normaly Close) dari modul relay akan disambungkan ke bagian

Vcc dari sumber tegagan, sedangkan ground dari sumber tegangan conveyor belt

disambungkan.

III-13

3.9 Rangkaian Relay Conveyor Belt

7. Perancangan Hardware Keseluruhan

Gambar 3.10 Rangkaian hardware keseluruhan

III-14

3.4.2 Perancangan Software

Perancangan software bertujuan untuk membuat sistem dari alat dapat bekerja dengan

baik sesuai perancangan. Tahap awal perancangan software adalah merancang diagram alir

dari program yang akan dibuat. Pada penelitian ini digunakan perangkat lunak Arduino IDE

versi 1.8.5 untuk proses pemrograman pada Arduino Uno. Berikut adalah tahapan-tahapan

pemrograman untuk membuat sistem pengaturan suhu dan kelembaban pada kandang ayam.

1. Pemrograman Kipas Angin

Pemrograman kipas angin bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kadar gas ammonia

yang berada pada kadang ayam, pembacaan dari sensor ini kemudian akan masuk ke

mikrokontroler , ini merupakan penanganan awal pada gas ammonia pada kandang. Nilai

dari pembacaan gas ammonia akan menentukan apakah kipas harus hidup atau mati.

pengaktifan dari kipas angin ditentukan juga dari seberapa banyak kadar gas ammonia

yang berada didalam kandang. Pembacaan dan penanganan awal dari nilai gas ammonia

akan dilakukan sesuai dengan bagan alir berikut

Gambar 3.11 Diagram Program Kipas Angin

Mulai

KipasAktif 50% Kipas Aktif 75% Kipas Aktif 100%

NH3 = 0.16-0.30

ppm

NH3 = 0.11-0.15

ppm NH3 > 0.30 ppm

Ya

Tidak

Ya Ya

Tidak Tidak

Baca Sensor

Kipas Mati

NH3 = 0.00-0.10

ppm

Ya

Tidak

III-15

2. Pemrograman Pembersihan Kotoran Ayam

Program Pembersihan pada kadang ayam ini bertujuan untuk membersihkan kandang

ayam dan sebagai upaya mengurangi kadar gas ammonia pada kandang ayam. Ketika

kadar gas ammonia > 0.30ppm maka program pembersihan akan aktif. Pembersihan dan

akan dilakukan sesuai dengan bagan berikut ini

Gambar 3.12 Diagram Program Pembersihan Kotoran Ayam

3. Program Menampilkan dan Perekaman Data

Program ini bertujuan merekam dan mengindentifikasikan keadaan kandang ayam,

perekaman pembacaan kadar gas ammonia di kandang ayam dilakukan selama 15 menit

sekali, serta untuk mengindetifikasikan kondisi kandangan ayam, keadaan kandang ayam

dibagi menjadi 4 bagian ammonia rendah, ammonia sedang, ammonia tinggi, sdan

ammonia berbahaya. Nilai dan keadaan yang telah terindentifikasi kemudian akan direkam

datanya dan akan ditampilkan pada LCD.

Mulai

Tidak

Ya

Conveyor Belt

10 Detik

Baca Sensor

NH3 > 0.30 ppm

III-16

Mu

lai

Am

mon

ia S

edan

g

Am

mon

ia T

inggi

Am

mon

ia B

erb

ahay

a

NH

3 =

0.1

6-0

.30

pp

m

NH

3 =

0.1

1-0

.15

pp

m

NH

3 >

0.3

0 p

pm

Ya

Tid

ak

Ya

Ya

Tid

ak

Tid

ak

Bac

a S

enso

r

Am

mon

ia R

end

ah

NH

3 =

0.0

0-0

.10

pp

m Y

a

Tid

ak

Min

ute

r =

0,1

5,3

0,4

5

Rek

am D

ata

Tam

pil

kan

Pad

a L

CD

Ya

Tid

ak

III-17

Mu

lai

Am

mon

ia S

edan

g

Am

mon

ia T

inggi

Am

mon

ia B

erb

ahay

a

NH

3 =

0.1

6-0

.30

pp

m

NH

3 =

0.1

1-0

.15

pp

m

NH

3 >

0.3

0 p

pm

Ya

Tid

ak

Ya

Ya

Tid

ak

Tid

ak

Bac

a S

enso

r

Am

mon

ia R

end

ah

NH

3 =

0.0

0-0

.10

pp

m Y

a

Tid

ak

Min

ute

r =

0,1

5,3

0,4

5

Rek

am D

ata

Tam

pil

kan

Pad

a L

CD

Ya

Tid

ak

Kip

as A

kti

f 50

%

Kip

as A

kti

f 75

%

Kip

as A

kti

f 10

0%

K

ipas

Mat

i

Con

vey

or

Ak

tif

10 d

et

4. Program Pengontrol Gas ammonia Keseluruhan

III-18

1. Mulai

Langkah pertama untuk mengoperasikan alat ini dengan cara memberikan tegangan kepada

sistem atau rangkaian

2. Pembacaan Output Sensor

Setelah sistem aktif maka yang akan dilakukan pertama kali oleh sistem melakukan

pembacaan dari sensor yang telah dipasang yaitu sensor MQ-135 untuk membaca kadar gas

ammonia pada kandang ayam. Pembacaan ini kemudian akan diindetifikasi keadaan dari

kandang ayam dan ditampilkan pada LCD 16x2 dan dari pembacaan sensor ini juga akan

dilakukan beberapa pengaturan sesuai dengan kadar gas ammonia yang berada pada kandang

ayam.

3. Penggunaan Kipas

Ketika kada gas ammonia mencapai angka 0.10ppm maka kipas yang akan diaktifkan

sebesar 50%% secara konstan, apabila kadar ammonia mencapai 0.15 ppm maka kipas yang

akan diaktifkan menjadi 75%, dan kondisi terakhir ketika kadar gas ammonia mencapai 0.30

ppm maka kipas akan aktif 100 %, Pengaktifan pada kipas dilakukan oleh driver l298n. Dan

ketika kadar gas ammonia telah berada dibawah 0.10 ppm maka kipas akan mati.

4. Pembersihan Kandang Ayam

Ketika pembacaan sensor mencapai 0.30 ppm maka sistem pembersihan kandang ayam

akan aktif, dibutuhkan waktu 10 detik untuk conveyor belt melakukan rotasi untuk mencapai

titik awalnya, sehingga diberikan timmer pada conveyor belt selama 10 detik, setelah

conveyor aktif selama 10 detik maka conveyor belt mati, lalu kembali ke pembacaan sensor.

5. Menampilkan dan merekam data

Pertama di tentukan keadaan dari gas ammonia ada kandang ayam, dengan parameter 0.00-

0.10 keadaan ammonia rendah, 0.10-0.15 keadaan ammonia sedang, 0.15-0.30 keadaan

ammonia tinggi, dan 0.30 lebih keadaan ammonia berbahaya. Lalu dilakukan perekaman data

dan ditampilkan pada LCD.

III-19

3.5 Penentuan Variable Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan (observation),

studi literatur dan perancangan sistem. Data yang dikumpulkan dijelaskan menjadi beberapa

bagian, diantaranya adalah :

3.5.1 Sumber Data

1. Sumber data primer, pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan

pengamatan langsung pada sistem yang telah dibuat dan dilakukan analisa.

Pengkumpulan data primer didapatkan dengan cara merekam hasil pembacaa sensor

MQ-135 ke sd card menggunakan shield data logger

2. Sumber data sekunder, yaitu melakukan penelitian berdasarkan literatur ilmu terkait

penelitian yang akan dilakukan, berupa buku-buku, jurnal penelitian terkait dan

website resmi.

3.5.2 Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan untuk dapat melakukan analsisa terhadap kinerja dari alat

yang telah dibuat, pengujian dilakukan dengan perbandingan antara dua keadaan kandang

dimana pengambilan data pertama dilakukan dengan pengambilan data sebagai pembanding,

yang kedua sebagai data yang dibangdingkan. Berikut ini adalah table 3.1 yang akan

digunakan untuk mengambil data pembanding dan data yang dibandingkan

Tabel 3.1 Pengambilan Data Gas Ammonia

Tanggal

(___________________)

Waktu

(WIB)

Kadar NH3

(PPM)

Kondisi Ammonia

Pada kandang

Waktu

(WIB)

Kadar NH3

(PPM)

Kondisi Ammonia

Pada kandang

09.00 21.00

09.15 21.15

09.30 21.30

09.45 21.45

10.00 22.00

10.15 22.15

10.30 22.30

10.45 22.45

III-20

11.00 23.00

11.15 23.15

11.30 23.30

11.45 23.45

12.00 00.00

12.15 00.15

12.30 00.30

12.45 00.45

13.00 01.00

13.15 01.15

13.30 01.30

13.45 01.45

14.00 02.00

14.15 02.15

14.30 02.30

14.45 02.45

15.00 03.00

15.15 03.15

15.30 03.30

15.45 03.45

16.00 04.00

16.15 04.15

16.30 04.30

16.45 04.45

17.00 05.00

17.15 05.15

17.30 05.30

17.45 05.45

18.00 06.00

18.15 06.15

18.30 06.30

18.45 06.45

19.00 07.00

19.15 07.15

19.30 07.30

19.45 07.45

20.00 08.00

20.15 08.15

20.30 08.30

20.45 08.45

Pada tahap berikutnya dari data yang telah didapatkan berupa jumlah kadar gas ammonia

dan kondisi kadar gas ammonia pada kandang, lalu kedua data dibandingkan.

III-21

3.5.3 Alat Pengambilan Data

Adapun alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan data adalah :

1. Laptop

2. Shield Data Logger

3. AVO Meter

4. Arduino

5. SD Card

6. LCD

3.6 Pengujian Sistem

Pada tahapan ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibuat untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan sistem pengontrolan Gas Ammonia pada kandang ayam sebelum

diimplementasikan dalam membaca input, memproses dan mengeluarkan perintah. Adapun

tahapan dalam pengujian sistem iniadalah:

3.6.1 Perngujian Perangkat Lunak (Software)

Pada pengujian perangkat lunak dilakukan dengan menguji eksekusi sub-sub program

dan keseluruhan program yang telah dibuat menggunakan software Arduino IDE. Hal ini

untuk mengetahui apakah program yang telah dibuat mengalami error atau tidak saat

dikompilasi.

3.6.2 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

a. Pengujian Power Supply

Pengujian power supplydiuji dengan menggunakan multimeter. Pada power supply yang

diukur adalah tegangan keluarannya, yakni dengan menghubungkan output tegangan dengan

kabel positif dan negatif pada multimeter terhadap setiap tegangan keluar pada power supply

12v dan 9v dc. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengurangi human error pada alat

ukur. Untuk mengetahui apakah rangkaian power supply telah tersedia maka dilakukan

pengujian untuk mengukur output dari rangkaian power supply menggunakan AVO meter dan

membandingkan rangkaian apakah pembacaan AVO meter sesuai dengan keluaran yang

diinginkan. Pengujian power supply dilakukan pada power supply seperti table 3.

III-22

Table 3.2 Pengujian Tegangan Power Supply

Posisi Pengukuran Hasil Pengukuran

Pengujian 1 (Output Liliran Sekunder)

Pengujian 2 (Output Dioda Half Rectifier)

Pengujian 3 (Outout IC Regulator 7812)

Pengujian 4 (Output Lilitan Sekunder)

Pengujian 5 (Output Dioda Half Rectifier)

Pengujian 6 (Output IC Regulator 7809)

b. Pengujian Mikrokontroller Arduino Uno

Pada tahap ini penulis melakukan pengujian untuk mengetahui apakah koneksi

antaramikrokontroler arduino uno dan komputer berjalan dengan baik.Pengujian pada

mikrokontroler arduinouno ini dilakukan dengan menghubungkan arduino dengan laptop

melalui kabel USB arduino.Langkah selanjutnya Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah semua port Arduino berfungsi dengan baik. Pada pengujian ini semua pin arduino

diprogram menjadi pin output dan diukur tegangan output. Untuk pengujian tegangan

mikrokontroler diukur menggunakan AVO meter dapat dilihat pada table 3.

Table 3.3 Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno

No Pin Arduino Tegangan (V) No Pin Arduino Tegangan (V)

1 A0 11 D4

2 A1 12 D5

3 A2 13 D6

4 A3 14 D7

5 A4 15 D8

6 A5 16 D9

7 D0 17 D10

8 D1 18 D11

9 D2 19 D12

10 D3 20 D13

III-23

c. Pengujian Sensor MQ-135

Tujuan dari pengujian ini untuk mendapatkan pembacaan kadar gas ammonia yang mendakiti

nilai yang sebenarnya. Pertama akan dilakukan adalah mengkalibrasi sensor gas ammonia,

kemudian akan dilakukan diberikan beberapa kadar gas ammonia yang berbeda untuk

membaca kadarnya. Dari pembacaan ini akan ditampilkan di serial monitor Arduino. Untuk

pengukuran akan dilakukan pembacaan menggunakan sensor MQ-135 dengan membaca kadar

ppm pada kotoran ayam, tahanan pada sensor akan dibandingkan dengan tahanan yang

terdapat pada datasheet sensor MQ-135, untuk perbandingan dapat dilihat pada table 3.

Table 3.4 pengujian Sensor MQ-135

No NH3 (PPM) Tahanan (Rs/Ro)

Sensor Datasheet

1 10 2.4

2 20 1.9

3 30 1.7

4 40 1.5

5 50 1.4

6 60 1.3

7 70 1.2

8 80 1.15

9 90 1.08

10 100 1.02

11 200 0.8

III-24

d. Pengujian Rangkaian LCD dengan I2C

Untuk menguji apakah LCD tersebut dapat digunakan atau tidak, maka sebelumpengujianLCD

tersebut harus dikonfigurasikan dengan mikrokontroler arduino uno terlebihdahulu, kemudian

diprogram untuk menampilkan tulisan pada LCD.

e. Pengujian Kipas dengan Driver Motor l298N

Yang akan dilakukan pada pada pengujian ini adalah mencoba mengendalian kecepatan dari

kipas dengan beberapa kecepatan, pertama yang akan dilakukan dengan menyambungkan

wiring pada dri ver motor dengan kipas. kemudian dikendalikan dengan beberapa keadaan dari

promgram yang dimasukan di arduino. Untuk pengujian dilakuakn dengan pengukuran

tegangan masuk dan tegangan keluar pada driver motor L298N dengan kecepatan 50%, 70%,

dan 100% . dapat dilihat pada table 3.

Table 3.5 Pengujian Driver Motor L298N

Kipas

PWM Tegangan (V)

V(in) V(load)

127

191

255

f. Pengujian Conveyor Belt dengan Relay

Untuk mengetahui conveyor belt dapat aktid dengan baik dilakukan pengujian dan

pengamatan dengan memberikan logika 1 pada relay dan mengamati relay aktif atau tidak dan

mengamati conveyot belt dapat aktif dengan baik atau tidak. Kemudian dikontrol melalui

arduino ino dengan beberapa keadaan. Untuk pengujian diberikan logika pada pin relay untuk

mengamati relay dapat aktif dengan baik atau tidak, dapat dilihat pada table 3.

III-25

Table 3.6 Pengujian Relay Conveyort Belt

Logika PIN Relay

0

1

g. Pengujian Shield Data Logger

pengujian ini dilakukan untuk memastikan pembacaan, penentuan keadaan kandang, dan

perekaman data kedalam SD card dapat bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan dengan

pemberian keadaan dan juga waktu tertentu untuk melihat apakah perekeman data berhasil

h. Pengujian Alat Keseluruhan

pengujian dilakukan dengan memberikan beberapa kondisi dan percobaan terhadap alat untuk

menguji keseluruhan alat atau komponen yang telah dirangkai dapat bekerja dengan baik, untu

pengujian alat dapat dilihat pada table berikut 3.7

Table 3.7 Percobaan Alat Keseluruhan

No Percobaan Pembacaan

Sensor

(PPM)

Kecepatan

kipas

Kondisi

relay

conveyort

belt

Status Shield

data Logger

Pembacaan

kondisi

ammonia

1 Ammonia

dengan

PPM 0.5

Diluar

menit ke

(0,15,30,

45)

Off/50%/

75%/

100% *

Off/ On * Merekam/Tidak

Merekam*

Rendah/

Sedang/ Tinggi/

Berbahaya*

2 Ammonia Off/50%/ Off/ On * Merekam/Tidak Rendah/

III-26

dengan

PPM 0.5

dimenit ke

0

75%/

100% *

Merekam* Sedang/ Tinggi/

Berbahaya*

3 Ammonia

dengan

PPM 0.13

dimenit ke

15

Off/50%/

75%/

100% *

Off/ On * Merekam/Tidak

Merekam*

Rendah/

Sedang/ Tinggi/

Berbahaya*

4 Ammonia

dengan

PPM 0.24

dimenit ke

30

Off/50%/

75%/

100% *

Off/ On * Merekam/Tidak

Merekam*

Rendah/

Sedang/ Tinggi/

Berbahaya*

5 Ammonia

dengan

PPM 0.32

dimenit ke

45

Off/50%/

75%/

100% *

Off/ On * Merekam/Tidak

Merekam*

Rendah/

Sedang/ Tinggi/

Berbahaya*

3.6.3 Pengujian Pengendalian Kadar Gas Ammonia

Pada pengujian ini akan dilakukan dengan cara meletakkan ayam yang berumur 3

bulan atau lebih didalam kandang, sebanyak 8 ekor pada kadang ayam berukuran panjang 1

meter lebar 0.85 meter dan tinggi 0.50 meter. Selama 5 hari pengujian tanpa menggunakan

pengendali dan direkam data yang terbaca, kemudian 5 hari dengan menggunakan pengendali

dan akan dilakukan pemantauan pada kandang ayam.

III-27

Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada pembacaan sensor mq-

135 pada kandang ayam, dari set point yang telah ditentukan pada software akan dilakukan

pencatatan pada kadar gas ammonia dengan shield data logger, lalu dilakukan pengamatan

setelah diaktifkan blower, dan juga pengaktifan conveyor lalu menganalisis pengurangan kadar

gas ammonia sebelum dan sesudah dipasangkan dan sebelum dipasangkan pengendali berupa

blower dan conveyor.

3.7 Implementasi Alat

Implementasi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk menerapkan sistem yang

baru (setelah selesai dibuat). Penelitian ini akan mengimplementasikan alat yang sudah dibuat

dan akan digabungkan dengan proses wiring. Berikut adalah skema pemasakangan alat :

Gambar 3.15 Skema Pemasangan Alat

Pada skema pemasangan alat diatas, dapat dijelaskan bahwa relay untuk conveyor belt

akan dihubungkan dengan input dari arduino untuk mengaktifkan conveyor belt secara

otomatis, relay akan dihubungkan arus ac 220v untuk memutus dan menyambungkan

tegangan terhadap conveyot belt. L298n untuk kipas akan dihubungkan dengan 4 buah kipas

dan juga sumber tegangan 12v untuk memberikan daya pada kipas, dan port input masuk ke

port arduino untuk menerima perintah.

3.8 Analisis Hasil

Pada tahapan ini penulis akan melakukan analisis dari perbandingan sistem hasil

pengujian alat pengontrol gas ammonia ini. Analisi dilakukan untuk membaca adakah

pengurangan atau perbedaan yang signifikan dari alat sesudah dipasang sesebelum dipasang

dengan pengendali ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dari sistem kendali kadar gas ammonia pada kandang

ayam broiler, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengendalian alat kendali kadar gas ammonia pada kandang ayam broiler dapat

mengontrol kadar gas ammonia, gas ammonia dapat diminimalisir sehingga tidak

mencapai keadaan berbahaya

2. Pengotrolan kadar gas ammonia pada kandang ayam dengan jumlah 8 ekor ayam

dapat di kontrol dengan baik dengan menggunakan 4 buah kipas dc. Peninggkatan

kadar gas ammonia dapat dicegah mencapai titik yang berbahaya dimana kadar gas

ammonia berbahaya diatas 0.30 ppm. Dan pembacaan kadar gas ammonia tertinggi

hanya mencapai 0.28 ppm,

3. Penyimpanan data menggunakan shield data logger dapat menyimpan dan

menampilkan kondisi kandang, kecepatan kipas, dan nilai dari pembacaan sensor

yang dipasang,

4. Untuk pembersihan kotoran conveyor dapat aktif dengan baik, tetapi karna

pengontrolan yang dilakukan kadar gas ammoni belum mencapai setpoint untuk

mengaktifkan conveyor belt.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya berikut berapa saran yang dapat dipertimbangkan.

1. Pengontrolan kipas dapat ditambah dengan pengendalian yang lebih baik, berupa

fuzzy, dan pengendali lainnya

2. Monitoring alat dapat disambungkan dengan IoT untuk pemantauan yang lebih

baik.

3. Jumlah ayam diperbanyak untuk menghasilkan kadar gas ammonia yang lebih

tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Prasetyanto. Nova, “Kadar H2S, NO2, dan Debu Pada Peternak Ayam Broiler dengan

Kondisi Lingkungan yang Berbeda di Kabupaten Bogor Jawa Barat”. Skripsi. Bogor:

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, 2011

[2] C. E. Jayanata dan B. Harianto. 28 Hari Panen Ayam Broiler. AgroMedia Pustaka.

Jakarta. 2011.

[3] Badan Pusat Statistik (2017). https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/12/18. (Accessed

july 10, 2018).

[4] Weaver, J.R.W.D, “Fundamentals of Ventilation, in Commercial Chicken Meat and Egg

Production” United State of America, page 113-128

[5] Haryadi, “Pengaruh Ammonia terhadap Kesehatan Hewan”. Poultry Indonesia, Majalah

Ekonomi Indonesia dan Teknologi Perunggasan Populer. GPPU, Jakarta. 1995

[6] Murtidjo, B.A, “Pedoman Beternak Ayam Broiler”. Kanisius, Yogyakarta, 1987

[7] Efendi. Bachtiar, “Pengaruh Kandang Minimum Ventilasi terhadap Penyakit Chronic

Respiratory Disease (CDR) pada Ayam Broiler di PT Ciomas Adisatwa II Unit Kediri”,

Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kesehatan Ternak Fakultas Vokasi Universitas

Airlangga Surabaya, 2016

[8] Proyeksi Tren Penyakit Unggas 2020, https://www.medion.co.id

[9] Dwi Susanti, Eka,dkk “Perbandingan Produktivitas Ayam Broiler Terhadap Sistem

Kandang Terbuka (Open House) dan Kandang Tertutup (Close House) di UD Sumber

Makmur Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro” Program Studi Peternakan

Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan, 2016

[10] Apituley, A., Berden dan Peeter, R, ”Open-Path Trace Gas Detection Of Ammonia Base

On Cavity Enhanced Absortion Spectros copy” Jurnal Apllied Physic. B 71:231-236

[11] Nur Arifin, Muhammad, dkk “Monitoring Kadar Gas Berbahaya Pada Kandang Ayam

Dengan Menggunakan Protokol HTTP dan ESP8266”. Jurnal Pengembangan Teknologi

Informasi dan Ilmu Komputer. Universitas Brawijaya. 2018

[12] Heriawan. Reka, dkk, “Alat Pengontrol Emisi Gas Amonia(NH3) di peternakan Ayam

Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535 Menggunakan Sensor Gas MQ-137”. Jurnal

Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013. Jurusan Fisika FMIPA

Universitas Bandung. 2013

[13] Tri Cahyono, Agus dan Priambodo, F.Agus, “Purwarupa Blower Otomatis untuk

Mengeluarkan Gas Amonia Berbahaya pada Kandang Ayam Broiler Berbasis

Mikrokontroler ATMega 16”. Teknik Informatika Universitas Kanjuruhan Malang. 2015

[14] K. M. A. A. Wijaya, “Prototipe Sistem Otomasi Pembersih Kotoran Ayam dan Penyotir

Telur Berbasis PLC dengan Monitoring HMI” Teknik Elektro Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. 2018

[15] S. M. G. Putu, dkk, “Rancangan Bangun Sistem Data Logger Berbasis Visual Pada Solar

Cell” Teknologi Elektro, 2017

[16] MQ-135. http://www.olimex.com/Products/Components/Sensor/SNS-MQ135.pdf

(Accesed Oktober 1, 2018)

[17] Brushless DC Fan

http://media.monolithicpower.com/document/Brushless_DC_Motor_Fundamentals.pdf

(Accesed Oktober 2, 2018)

[18] Arduino Uno, http://www.arduino.cc. (Accesed August 3, 2018)

[19] LCD16x2.http://electrotec.cms.webhub.la/elements/images/imagearticlefc969ceab28139

6a02812f619c41ab75 (Accesed August 4, 2018)

[20] I2C interface for LCD, http://mantech.co.za (Accesed september 11, 2018)

[21] Definisi dan Pembagian Konveyor, http://www.dnm.co.id (Accesed Desember 30, 2019)

[22] User Guide L289N Dual H-Bridge Motor Driver , http://handsontec.com (Accesed

August 9, 2018)

[23] Adafruit Data Logger Shield, http://cdn-learn.adafruit.com (Accesed Desember 30, 2019)

[24] Anshori. Syaikhu, “Perbandingan Hasil Produksi Telur Dengan Penggunaan Kandang

Open House Dan Close House Semi Otomatis Di Prayogo Farm Kecamatan Kandat

Kediri”. Prodi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Nusantara PGRI Kediri. 2017

[25] Peraturan Mentri Pertanian Republik Indonesi NO 13/Permentan/OT.140/2/2014

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dede Akbar, lahir di Duri pada tanggal 07 Desember 1995

merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bakri

dan Asnah yang beralamat di Jl.Jendral Sudirman, Kec. Mandau,

Kab. Bengkalis, Provinsi Riau.

Email : [email protected]

Hp : 0852 6589 6804

Pengalaman pendidikan yang dilalui dimulai dari SD Negeri 032

Mandau pada tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 3 Mandau pada tahun 2008-2011.

Kemudian pada tahun 2011-2014 melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 3 Mandau dengan mengambil jurusan IPA. Setelah

lulus dari SMA penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau dengan mengambil jurusan Teknik Elektro dengan konsentrasi

Intrumentasi, Fakultas Sains dan Teknologi. Penulis menyelesaikan masa studi selama 6

tahun dengan Tugas Akhir berjudul “Purwarupa Sistem Kendali Otomatis Di kandang

Ayam Untuk Meminimalisir Gas Ammonia Berbasis Arduino”

LAMPIRAN A

1. List Program pada Arduino

#include <DS1307RTC.h>

#include <Time.h>

#include <Wire.h>

#include <SPI.h>

#include <SD.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4);

int mq = A0;

float m = -0.41;

float b = 0.84;

float R0 = 5.40;

char *kon[] = {"Ammonia Rendah", "Ammonia Sedang", "Ammonia Tinggi", "Ammonia

Berbahaya"};

char *kip[] = {" Kipas Mati", " Kec 50%", " Kec 75%", " Kec 100% Conveyor

Aktif"};

const int EnB = 5 ;

const int In3 = 6 ;

const int In4 = 7 ;

const int rel = 11 ;

File myFile;

const int chipSelect = 10;

String time ;

tmElements_t tm;

void setup() {

pinMode (EnB, OUTPUT);

pinMode (In3, OUTPUT);

pinMode (In4, OUTPUT);

pinMode (rel, OUTPUT);

Serial.begin(9600);

lcd.init();

lcd.backlight();

pinMode(mq, INPUT);

while (!Serial) ; // wait for serial

delay(200);

Serial.println("ArduinoAll DataLogger Shield Test");

pinMode(SS, OUTPUT);

if (!SD.begin(chipSelect)) {

Serial.println("SD Card initialization failed!");

return;

}

Serial.println("SD Card OK.");

ReadText();

}

void loop() {

lcd.setCursor(0,0);

float mq_v;

float RS;

float hambatan;

float nilai_mq = analogRead(mq);

mq_v = nilai_mq * (5.0/1028.0);

RS = (5.0/mq_v-1)*20.0;

hambatan = RS/R0;

int i = 0;

digitalWrite(In3, HIGH);

digitalWrite(In4, HIGH);

double ppm_log = (log10(hambatan)-b)/m;

double ppm = pow (10, ppm_log);

double persen = ppm/10000;

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("NH3= ");

lcd.print(ppm);

lcd.setCursor(9,0);

lcd.print(" PPM");

if (ppm > 0 && ppm < 0.10){

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" Ammonia Rendah");

delay (5000);

i = 0 ;

}

if (ppm > 0.10 && ppm < 0.15){

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" Ammonia Sedang");

analogWrite (EnB, 127);

i = 1;

}

if (ppm > 0.15 && ppm < 0.30){

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" Ammonia Tinggi");

analogWrite (EnB, 191);

i = 2;

}

if (ppm > 0.30){

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" Ammonia Berbahaya");

analogWrite (EnB, 255);

i = 3;

digitalWrite(rel, LOW);

delay (5000);

digitalWrite(rel, HIGH);

}

delay (1000);

time = Now()+ " | PPM Ammonia : "+(ppm) + " | " + (kip[i]) ;

Serial.println(time);

if (tm.Minute == 15 || tm.Minute == 0 || tm.Minute == 30 || tm.Minute == 45

){

WriteText(time);

}

delay(3000);

}

void ReadText(){

// re-open the file for reading:

myFile = SD.open("kdp.txt");

if (myFile) {

Serial.println("kdp.txt:");

while (myFile.available()) {

Serial.write(myFile.read());

}

// close the file:myFile.close();

}

else {

// if the file didn't open, print an error:

Serial.println("error opening ktp.txt");

}

}

void WriteText(String txt){

myFile = SD.open("kdp.txt", FILE_WRITE);

if (myFile) {

myFile.println(txt);

myFile.close();

}

else {

// if the file didn't open, print an error:

Serial.println("error opening kdp.txt");

}

}

String Now(){

String time = "";

if (RTC.read(tm)) {

time = String("Jam : "+tm.Hour+":"+tm.Minute+":"+tm.Secnd+" Tanggal :

"+tm.Day+"/"+tm.Month+"/"+tmYearToCalendar(tm.Year));

time+=tm.Hour;

time+=":";

time+=tm.Minute;

time+=":";

time+=tm.Second;

time+=" DAY : ";

time+=tm.Day;

time+="/";

time+=tm.Month;

time+="/";

time+=tmYearToCalendar(tm.Year);

}

else {

time = "NO";

if (RTC.chipPresent()) {

Serial.println("The DS1307 is stopped. Please run the SetTime");

Serial.println("example to initialize the time and begin running.");

Serial.println();

}

else {

Serial.println("DS1307 read error! Please check the circuitry.");

Serial.println();

}

}

return time;

}

LAMPIRAN B

1. Hasil Pengambilan Data Gas Ammonia

19-11-2019 – 20-11-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.10 Ammonia Sedang 21.00 0.14 Ammonia Sedang

09.15 0.11 Ammonia Sedang 21.15 0.11 Ammonia Sedang

09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.17 Ammonia Tinggi

09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.16 Ammonia Tinggi

10.00 0.11 Ammonia Sedang 22.00 0.13 Ammonia Sedang

10.15 0.12 Ammonia Sedang 22.15 0.12 Ammonia Sedang

10.30 0.15 Ammonia Tinggi 22.30 0.11 Ammonia Sedang

10.45 0.14 Ammonia Sedang 22.45 0.09 Ammonia Rendah

11.00 0.11 Ammonia Sedang 23.00 0.08 Ammonia Rendah

11.15 0.10 Ammonia Sedang 23.15 0.09 Ammonia Rendah

11.30 0.10 Ammonia Sedang 23.30 0.08 Ammonia Rendah

11.45 0.11 Ammonia Sedang 23.45 0.08 Ammonia Rendah

12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.07 Ammonia Rendah

12.15 0.12 Ammonia Sedang 00.15 0.08 Ammonia Rendah

12.30 0.11 Ammonia Sedang 00.30 0.07 Ammonia Rendah

12.45 0.11 Ammonia Sedang 00.45 0.06 Ammonia Rendah

13.00 0.12 Ammonia Sedang 01.00 0.05 Ammonia Rendah

13.15 0.12 Ammonia Sedang 01.15 0.06 Ammonia Rendah

13.30 0.11 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah

13.45 0.12 Ammonia Sedang 01.45 0.06 Ammonia Rendah

14.00 0.14 Ammonia Sedang 02.00 0.07 Ammonia Rendah

14.15 0.10 Ammonia Sedang 02.15 0.06 Ammonia Rendah

14.30 0.10 Ammonia Sedang 02.30 0.06 Ammonia Rendah

14.45 0.11 Ammonia Sedang 02.45 0.08 Ammonia Rendah

15.00 0.16 Ammonia Tinggi 03.00 0.08 Ammonia Rendah

15.15 0.10 Ammonia Sedang 03.15 0.07 Ammonia Rendah

15.30 0.11 Ammonia Sedang 03.30 0.06 Ammonia Rendah

15.45 0.12 Ammonia Sedang 03.45 0.07 Ammonia Rendah

16.00 0.18 Ammonia Tinggi 04.00 0.09 Ammonia Rendah

16.15 0.14 Ammonia Sedang 04.15 0.07 Ammonia Rendah

16.30 0.11 Ammonia Sedang 04.30 0.14 Ammonia Sedang

16.45 0.12 Ammonia Sedang 04.45 0.09 Ammonia Rendah

17.00 0.15 Ammonia Tinggi 05.00 0.09 Ammonia Rendah

17.15 0.13 Ammonia Sedang 05.15 0.08 Ammonia Rendah

17.30 0.13 Ammonia Sedang 05.30 0.08 Ammonia Rendah

17.45 0.15 Ammonia Tinggi 05.45 0.10 Ammonia Sedang

18.00 0.14 Ammonia Sedang 06.00 0.10 Ammonia Sedang

18.15 0.13 Ammonia Sedang 06.15 0.09 Ammonia Rendah

18.30 0.18 Ammonia Tinggi 06.30 0.10 Ammonia Sedang

18.45 0.16 Ammonia Tinggi 06.45 0.08 Ammonia Rendah

19.00 0.12 Ammonia Sedang 07.00 0.21 Ammonia Tinggi

19.15 0.15 Ammonia Tinggi 07.15 0.13 Ammonia Sedang

19.30 0.14 Ammonia Sedang 07.30 0.15 Ammonia Tinggi

19.45 0.14 Ammonia Sedang 07.45 0.12 Ammonia Sedang

20.00 0.15 Ammonia Tinggi 08.00 0.12 Ammonia Sedang

20.15 0.16 Ammonia Tinggi 08.15 0.10 Ammonia Sedang

20.30 0.16 Ammonia Tinggi 08.30 0.13 Ammonia Sedang

20.45 0.27 Ammonia Tinggi 08.45 0.11 Ammonia Sedang

20-11-2019 – 21-11-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.13 Ammonia Sedang 21.00 0.02 Ammonia Rendah

09.15 0.17 Ammonia Tinggi 21.15 0.02 Ammonia Rendah

09.30 0.22 Ammonia Tinggi 21.30 0.03 Ammonia Rendah

09.45 0.13 Ammonia Sedang 21.45 0.01 Ammonia Rendah

10.00 0.10 Ammonia Sedang 22.00 0.02 Ammonia Rendah

10.15 0.21 Ammonia Tinggi 22.15 0.02 Ammonia Rendah

10.30 0.25 Ammonia Tinggi 22.30 0.01 Ammonia Rendah

10.45 0.18 Ammonia Tinggi 22.45 0.02 Ammonia Rendah

11.00 0.16 Ammonia Tinggi 23.00 0.02 Ammonia Rendah

11.15 0.12 Ammonia Sedang 23.15 0.01 Ammonia Rendah

11.30 0.08 Ammonia Rendah 23.30 0.02 Ammonia Rendah

11.45 0.02 Ammonia Rendah 23.45 0.03 Ammonia Rendah

12.00 0.05 Ammonia Rendah 00.00 0.02 Ammonia Rendah

12.15 0.02 Ammonia Rendah 00.15 0.02 Ammonia Rendah

12.30 0.04 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah

12.45 0.05 Ammonia Rendah 00.45 0.01 Ammonia Rendah

13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.02 Ammonia Rendah

13.15 0.03 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah

13.30 0.02 Ammonia Rendah 01.30 0.01 Ammonia Rendah

13.45 0.03 Ammonia Rendah 01.45 0.02 Ammonia Rendah

14.00 0.03 Ammonia Rendah 02.00 0.02 Ammonia Rendah

14.15 0.02 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah

14.30 0.03 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah

14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.01 Ammonia Rendah

15.00 0.03 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah

15.15 0.03 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah

15.30 0.02 Ammonia Rendah 03.30 0.01 Ammonia Rendah

15.45 0.02 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah

16.00 0.02 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah

16.15 0.03 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah

16.30 0.03 Ammonia Rendah 04.30 0.03 Ammonia Rendah

16.45 0.02 Ammonia Rendah 04.45 0.02 Ammonia Rendah

17.00 0.03 Ammonia Rendah 05.00 0.01 Ammonia Rendah

17.15 0.02 Ammonia Rendah 05.15 0.02 Ammonia Rendah

17.30 0.03 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah

17.45 0.04 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah

18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.03 Ammonia Rendah

18.15 0.03 Ammonia Rendah 06.15 0.02 Ammonia Rendah

18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.03 Ammonia Rendah

18.45 0.03 Ammonia Rendah 06.45 0.02 Ammonia Rendah

19.00 0.02 Ammonia Rendah 07.00 0.02 Ammonia Rendah

19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.03 Ammonia Rendah

19.30 0.03 Ammonia Rendah 07.30 0.02 Ammonia Rendah

19.45 0.02 Ammonia Rendah 07.45 0.03 Ammonia Rendah

20.00 0.03 Ammonia Rendah 08.00 0.02 Ammonia Rendah

20.15 0.02 Ammonia Rendah 08.15 0.02 Ammonia Rendah

20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah

20.45 0.04 Ammonia Rendah 08.45 0.03 Ammonia Rendah

21-11-2019 – 22-11-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.02 Ammonia Rendah

09.15 0.03 Ammonia Rendah 21.15 0.03 Ammonia Rendah

09.30 0.02 Ammonia Rendah 21.30 0.03 Ammonia Rendah

09.45 0.03 Ammonia Rendah 21.45 0.02 Ammonia Rendah

10.00 0.02 Ammonia Rendah 22.00 0.02 Ammonia Rendah

10.15 0.03 Ammonia Rendah 22.15 0.03 Ammonia Rendah

10.30 0.02 Ammonia Rendah 22.30 0.03 Ammonia Rendah

10.45 0.02 Ammonia Rendah 22.45 0.02 Ammonia Rendah

11.00 0.03 Ammonia Rendah 23.00 0.04 Ammonia Rendah

11.15 0.02 Ammonia Rendah 23.15 0.03 Ammonia Rendah

11.30 0.04 Ammonia Rendah 23.30 0.02 Ammonia Rendah

11.45 0.02 Ammonia Rendah 23.45 0.02 Ammonia Rendah

12.00 0.02 Ammonia Rendah 00.00 0.01 Ammonia Rendah

12.15 0.02 Ammonia Rendah 00.15 0.03 Ammonia Rendah

12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.04 Ammonia Rendah

12.45 0.02 Ammonia Rendah 00.45 0.01 Ammonia Rendah

13.00 0.02 Ammonia Rendah 01.00 0.03 Ammonia Rendah

13.15 0.03 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah

13.30 0.02 Ammonia Rendah 01.30 0.03 Ammonia Rendah

13.45 0.02 Ammonia Rendah 01.45 0.04 Ammonia Rendah

14.00 0.01 Ammonia Rendah 02.00 0.02 Ammonia Rendah

14.15 0.02 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah

14.30 0.01 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah

14.45 0.02 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah

15.00 0.03 Ammonia Rendah 03.00 0.01 Ammonia Rendah

15.15 0.02 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah

15.30 0.03 Ammonia Rendah 03.30 0.06 Ammonia Rendah

15.45 0.02 Ammonia Rendah 03.45 0.10 Ammonia Sedang

16.00 0.02 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah

16.15 0.02 Ammonia Rendah 04.15 0.04 Ammonia Rendah

16.30 0.02 Ammonia Rendah 04.30 0.14 Ammonia Sedang

16.45 0.04 Ammonia Rendah 04.45 0.02 Ammonia Rendah

17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.16 Ammonia Tinggi

17.15 0.04 Ammonia Rendah 05.15 0.01 Ammonia Rendah

17.30 0.02 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah

17.45 0.04 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah

18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.05 Ammonia Rendah

18.15 0.03 Ammonia Rendah 06.15 0.15 Ammonia Tinggi

18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.14 Ammonia Sedang

18.45 0.02 Ammonia Rendah 06.45 0.15 Ammonia Tinggi

19.00 0.01 Ammonia Rendah 07.00 0.11 Ammonia Sedang

19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.14 Ammonia Sedang

19.30 0.03 Ammonia Rendah 07.30 0.13 Ammonia Sedang

19.45 0.02 Ammonia Rendah 07.45 0.15 Ammonia Tinggi

20.00 0.02 Ammonia Rendah 08.00 0.14 Ammonia Sedang

20.15 0.03 Ammonia Rendah 08.15 0.12 Ammonia Sedang

20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.09 Ammonia Rendah

20.45 0.03 Ammonia Rendah 08.45 0.11 Ammonia Sedang

22-11-2019 – 23-11-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.11 Ammonia Sedang 21.00 0.09 Ammonia Rendah

09.15 0.10 Ammonia Sedang 21.15 0.10 Ammonia Sedang

09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.08 Ammonia Rendah

09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.07 Ammonia Rendah

10.00 0.17 Ammonia Tinggi 22.00 0.06 Ammonia Rendah

10.15 0.14 Ammonia Sedang 22.15 0.10 Ammonia Sedang

10.30 0.18 Ammonia Tinggi 22.30 0.14 Ammonia Sedang

10.45 0.15 Ammonia Tinggi 22.45 0.07 Ammonia Rendah

11.00 0.12 Ammonia Sedang 23.00 0.07 Ammonia Rendah

11.15 0.10 Ammonia Sedang 23.15 0.6 Ammonia Berbahaya

11.30 0.12 Ammonia Sedang 23.30 0.04 Ammonia Rendah

11.45 0.10 Ammonia Sedang 23.45 0.06 Ammonia Rendah

12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.06 Ammonia Rendah

12.15 0.12 Ammonia Sedang 00.15 0.08 Ammonia Rendah

12.30 0.14 Ammonia Sedang 00.30 0.04 Ammonia Rendah

12.45 0.12 Ammonia Sedang 00.45 0.05 Ammonia Rendah

13.00 0.14 Ammonia Sedang 01.00 0.09 Ammonia Rendah

13.15 0.16 Ammonia Tinggi 01.15 0.06 Ammonia Rendah

13.30 0.10 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah

13.45 0.09 Ammonia Rendah 01.45 0.05 Ammonia Rendah

14.00 0.08 Ammonia Rendah 02.00 0.06 Ammonia Rendah

14.15 0.12 Ammonia Sedang 02.15 0.05 Ammonia Rendah

14.30 0.12 Ammonia Sedang 02.30 0.05 Ammonia Rendah

14.45 0.11 Ammonia Sedang 02.45 0.06 Ammonia Rendah

15.00 0.13 Ammonia Sedang 03.00 0.05 Ammonia Rendah

15.15 0.14 Ammonia Sedang 03.15 0.06 Ammonia Rendah

15.30 0.14 Ammonia Sedang 03.30 0.05 Ammonia Rendah

15.45 0.20 Ammonia Tinggi 03.45 0.05 Ammonia Rendah

16.00 0.19 Ammonia Tinggi 04.00 0.05 Ammonia Rendah

16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.05 Ammonia Rendah

16.30 0.08 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah

16.45 0.07 Ammonia Rendah 04.45 0.05 Ammonia Rendah

17.00 0.05 Ammonia Rendah 05.00 0.05 Ammonia Rendah

17.15 0.04 Ammonia Rendah 05.15 0.05 Ammonia Rendah

17.30 0.05 Ammonia Rendah 05.30 0.05 Ammonia Rendah

17.45 0.06 Ammonia Rendah 05.45 0.06 Ammonia Rendah

18.00 0.07 Ammonia Rendah 06.00 0.07 Ammonia Rendah

18.15 0.08 Ammonia Rendah 06.15 0.07 Ammonia Rendah

18.30 0.09 Ammonia Rendah 06.30 0.08 Ammonia Rendah

18.45 0.11 Ammonia Sedang 06.45 0.07 Ammonia Rendah

19.00 0.10 Ammonia Sedang 07.00 0.08 Ammonia Rendah

19.15 0.12 Ammonia Sedang 07.15 0.06 Ammonia Rendah

19.30 0.09 Ammonia Rendah 07.30 0.05 Ammonia Rendah

19.45 0.08 Ammonia Rendah 07.45 0.11 Ammonia Sedang

20.00 0.07 Ammonia Rendah 08.00 0.07 Ammonia Rendah

20.15 0.09 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah

20.30 0.11 Ammonia Sedang 08.30 0.08 Ammonia Rendah

20.45 0.09 Ammonia Rendah 08.45 0.08 Ammonia Rendah

23-11-2019 – 24-11-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.06 Ammonia Rendah 21.00 0.10 Ammonia Sedang

09.15 0.08 Ammonia Rendah 21.15 0.08 Ammonia Rendah

09.30 0.11 Ammonia Sedang 21.30 0.08 Ammonia Rendah

09.45 0.11 Ammonia Sedang 21.45 0.11 Ammonia Sedang

10.00 0.09 Ammonia Rendah 22.00 0.12 Ammonia Sedang

10.15 0.11 Ammonia Sedang 22.15 0.08 Ammonia Rendah

10.30 0.09 Ammonia Rendah 22.30 0.14 Ammonia Sedang

10.45 0.10 Ammonia Sedang 22.45 0.13 Ammonia Sedang

11.00 0.08 Ammonia Rendah 23.00 0.12 Ammonia Sedang

11.15 0.09 Ammonia Rendah 23.15 0.07 Ammonia Rendah

11.30 0.08 Ammonia Rendah 23.30 0.06 Ammonia Rendah

11.45 0.07 Ammonia Rendah 23.45 0.13 Ammonia Sedang

12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.12 Ammonia Sedang

12.15 0.08 Ammonia Rendah 00.15 0.08 Ammonia Rendah

12.30 0.08 Ammonia Rendah 00.30 0.07 Ammonia Rendah

12.45 0.10 Ammonia Sedang 00.45 0.06 Ammonia Rendah

13.00 0.09 Ammonia Rendah 01.00 0.06 Ammonia Rendah

13.15 0.10 Ammonia Sedang 01.15 0.10 Ammonia Sedang

13.30 0.12 Ammonia Sedang 01.30 0.06 Ammonia Rendah

13.45 0.34 Ammonia Berbahaya 01.45 0.07 Ammonia Rendah

14.00 0.07 Ammonia Rendah 02.00 0.14 Ammonia Sedang

14.15 0.20 Ammonia Tinggi 02.15 0.12 Ammonia Sedang

14.30 0.10 Ammonia Sedang 02.30 0.07 Ammonia Rendah

14.45 0.07 Ammonia Rendah 02.45 0.06 Ammonia Rendah

15.00 0.10 Ammonia Sedang 03.00 0.05 Ammonia Rendah

15.15 0.09 Ammonia Rendah 03.15 0.06 Ammonia Rendah

15.30 0.08 Ammonia Rendah 03.30 0.04 Ammonia Rendah

15.45 0.05 Ammonia Rendah 03.45 0.04 Ammonia Rendah

16.00 0.11 Ammonia Sedang 04.00 0.03 Ammonia Rendah

16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.05 Ammonia Rendah

16.30 0.07 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah

16.45 0.06 Ammonia Rendah 04.45 0.04 Ammonia Rendah

17.00 0.07 Ammonia Rendah 05.00 0.04 Ammonia Rendah

17.15 0.07 Ammonia Rendah 05.15 0.06 Ammonia Rendah

17.30 0.20 Ammonia Tinggi 05.30 0.07 Ammonia Rendah

17.45 0.19 Ammonia Tinggi 05.45 0.05 Ammonia Rendah

18.00 0.26 Ammonia Tinggi 06.00 0.04 Ammonia Rendah

18.15 0.39 Ammonia Berbahaya 06.15 0.05 Ammonia Rendah

18.30 0.14 Ammonia Sedang 06.30 0.04 Ammonia Rendah

18.45 0.16 Ammonia Tinggi 06.45 0.05 Ammonia Rendah

19.00 0.15 Ammonia Tinggi 07.00 0.06 Ammonia Rendah

19.15 0.11 Ammonia Sedang 07.15 0.07 Ammonia Rendah

19.30 0.16 Ammonia Tinggi 07.30 0.07 Ammonia Rendah

19.45 0.12 Ammonia Sedang 07.45 0.06 Ammonia Rendah

20.00 0.09 Ammonia Rendah 08.00 0.08 Ammonia Rendah

20.15 0.11 Ammonia Sedang 08.15 0.06 Ammonia Rendah

20.30 0.10 Ammonia Sedang 08.30 0.05 Ammonia Rendah

20.45 0.09 Ammonia Rendah 08.45 0.07 Ammonia Rendah

2. Hasil Pengujian Kendali Gas Ammonia

16-12-2019 – 17-12-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.04 Ammonia Rendah 21.00 0.15 Ammonia Tinggi

09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.04 Ammonia Rendah

09.30 0.05 Ammonia Rendah 21.30 0.08 Ammonia Rendah

09.45 0.06 Ammonia Rendah 21.45 0.03 Ammonia Rendah

10.00 0.04 Ammonia Rendah 22.00 0.02 Ammonia Rendah

10.15 0.05 Ammonia Rendah 22.15 0.02 Ammonia Rendah

10.30 0.06 Ammonia Rendah 22.30 0.03 Ammonia Rendah

10.45 0.05 Ammonia Rendah 22.45 0.02 Ammonia Rendah

11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.04 Ammonia Rendah

11.15 0.07 Ammonia Rendah 23.15 0.03 Ammonia Rendah

11.30 0.09 Ammonia Rendah 23.30 0.06 Ammonia Rendah

11.45 0.09 Ammonia Rendah 23.45 0.05 Ammonia Rendah

12.00 0.08 Ammonia Rendah 00.00 0.04 Ammonia Rendah

12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.03 Ammonia Rendah

12.30 0.06 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah

12.45 0.08 Ammonia Rendah 00.45 0.02 Ammonia Rendah

13.00 0.06 Ammonia Rendah 01.00 0.02 Ammonia Rendah

13.15 0.05 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah

13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.01 Ammonia Rendah

13.45 0.08 Ammonia Rendah 01.45 0.02 Ammonia Rendah

14.00 0.06 Ammonia Rendah 02.00 0.01 Ammonia Rendah

14.15 0.06 Ammonia Rendah 02.15 0.02 Ammonia Rendah

14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah

14.45 0.07 Ammonia Rendah 02.45 0.02 Ammonia Rendah

15.00 0.06 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah

15.15 0.06 Ammonia Rendah 03.15 0.01 Ammonia Rendah

15.30 0.08 Ammonia Rendah 03.30 0.02 Ammonia Rendah

15.45 0.07 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah

16.00 0.06 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah

16.15 0.07 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah

16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.05 Ammonia Rendah

16.45 0.10 Ammonia Sedang 04.45 0.03 Ammonia Rendah

17.00 0.13 Ammonia Sedang 05.00 0.05 Ammonia Rendah

17.15 0.03 Ammonia Rendah 05.15 0.02 Ammonia Rendah

17.30 0.10 Ammonia Sedang 05.30 0.02 Ammonia Rendah

17.45 0.06 Ammonia Rendah 05.45 0.05 Ammonia Rendah

18.00 0.05 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah

18.15 0.06 Ammonia Rendah 06.15 0.03 Ammonia Rendah

18.30 0.09 Ammonia Rendah 06.30 0.15 Ammonia Tinggi

18.45 0.08 Ammonia Rendah 06.45 0.03 Ammonia Rendah

19.00 0.06 Ammonia Rendah 07.00 0.04 Ammonia Rendah

19.15 0.05 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah

19.30 0.04 Ammonia Rendah 07.30 0.03 Ammonia Rendah

19.45 0.07 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah

20.00 0.09 Ammonia Rendah 08.00 0.05 Ammonia Rendah

20.15 0.07 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah

20.30 0.08 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah

20.45 0.08 Ammonia Rendah 08.45 0.05 Ammonia Rendah

17-12-2019 – 18-12-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.03 Ammonia Rendah

09.15 0.04 Ammonia Rendah 21.15 0.03 Ammonia Rendah

09.30 0.06 Ammonia Rendah 21.30 0.02 Ammonia Rendah

09.45 0.05 Ammonia Rendah 21.45 0.02 Ammonia Rendah

10.00 0.04 Ammonia Rendah 22.00 0.03 Ammonia Rendah

10.15 0.06 Ammonia Rendah 22.15 0.03 Ammonia Rendah

10.30 0.08 Ammonia Rendah 22.30 0.02 Ammonia Rendah

10.45 0.20 Ammonia Tinggi 22.45 0.03 Ammonia Rendah

11.00 0.07 Ammonia Rendah 23.00 0.02 Ammonia Rendah

11.15 0.07 Ammonia Rendah 23.15 0.02 Ammonia Rendah

11.30 0.06 Ammonia Rendah 23.30 0.03 Ammonia Rendah

11.45 0.03 Ammonia Rendah 23.45 0.02 Ammonia Rendah

12.00 0.08 Ammonia Rendah 00.00 0.03 Ammonia Rendah

12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.02 Ammonia Rendah

12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah

12.45 0.04 Ammonia Rendah 00.45 0.02 Ammonia Rendah

13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.03 Ammonia Rendah

13.15 0.02 Ammonia Rendah 01.15 0.02 Ammonia Rendah

13.30 0.03 Ammonia Rendah 01.30 0.02 Ammonia Rendah

13.45 0.03 Ammonia Rendah 01.45 0.03 Ammonia Rendah

14.00 0.02 Ammonia Rendah 02.00 0.03 Ammonia Rendah

14.15 0.03 Ammonia Rendah 02.15 0.02 Ammonia Rendah

14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah

14.45 0.03 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah

15.00 0.05 Ammonia Rendah 03.00 0.06 Ammonia Rendah

15.15 0.04 Ammonia Rendah 03.15 0.02 Ammonia Rendah

15.30 0.05 Ammonia Rendah 03.30 0.04 Ammonia Rendah

15.45 0.04 Ammonia Rendah 03.45 0.08 Ammonia Rendah

16.00 0.05 Ammonia Rendah 04.00 0.09 Ammonia Rendah

16.15 0.04 Ammonia Rendah 04.15 0.02 Ammonia Rendah

16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.03 Ammonia Rendah

16.45 0.04 Ammonia Rendah 04.45 0.03 Ammonia Rendah

17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.02 Ammonia Rendah

17.15 0.03 Ammonia Rendah 05.15 0.03 Ammonia Rendah

17.30 0.03 Ammonia Rendah 05.30 0.02 Ammonia Rendah

17.45 0.05 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah

18.00 0.03 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah

18.15 0.04 Ammonia Rendah 06.15 0.03 Ammonia Rendah

18.30 0.03 Ammonia Rendah 06.30 0.09 Ammonia Rendah

18.45 0.02 Ammonia Rendah 06.45 0.04 Ammonia Rendah

19.00 0.03 Ammonia Rendah 07.00 0.06 Ammonia Rendah

19.15 0.02 Ammonia Rendah 07.15 0.05 Ammonia Rendah

19.30 0.02 Ammonia Rendah 07.30 0.06 Ammonia Rendah

19.45 0.03 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah

20.00 0.04 Ammonia Rendah 08.00 0.03 Ammonia Rendah

20.15 0.03 Ammonia Rendah 08.15 0.05 Ammonia Rendah

20.30 0.03 Ammonia Rendah 08.30 0.04 Ammonia Rendah

20.45 0.03 Ammonia Rendah 08.45 0.03 Ammonia Rendah

18-12-2019 – 19-12-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.03 Ammonia Rendah 21.00 0.14 Ammonia Sedang

09.15 0.03 Ammonia Rendah 21.15 0.13 Ammonia Sedang

09.30 0.04 Ammonia Rendah 21.30 0.13 Ammonia Sedang

09.45 0.04 Ammonia Rendah 21.45 0.10 Ammonia Sedang

10.00 0.06 Ammonia Rendah 22.00 0.09 Ammonia Rendah

10.15 0.05 Ammonia Rendah 22.15 0.17 Ammonia Tinggi

10.30 0.04 Ammonia Rendah 22.30 0.09 Ammonia Rendah

10.45 0.05 Ammonia Rendah 22.45 0.010 Ammonia Rendah

11.00 0.04 Ammonia Rendah 23.00 0.08 Ammonia Rendah

11.15 0.04 Ammonia Rendah 23.15 0.09 Ammonia Rendah

11.30 0.03 Ammonia Rendah 23.30 0.14 Ammonia Sedang

11.45 0.05 Ammonia Rendah 23.45 0.27 Ammonia Tinggi

12.00 0.06 Ammonia Rendah 00.00 0.07 Ammonia Rendah

12.15 0.08 Ammonia Rendah 00.15 0.06 Ammonia Rendah

12.30 0.02 Ammonia Rendah 00.30 0.02 Ammonia Rendah

12.45 0.07 Ammonia Rendah 00.45 0.03 Ammonia Rendah

13.00 0.03 Ammonia Rendah 01.00 0.07 Ammonia Rendah

13.15 0.02 Ammonia Rendah 01.15 0.04 Ammonia Rendah

13.30 0.17 Ammonia Tinggi 01.30 0.03 Ammonia Rendah

13.45 0.24 Ammonia Tinggi 01.45 0.07 Ammonia Rendah

14.00 0.02 Ammonia Rendah 02.00 0.04 Ammonia Rendah

14.15 0.03 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah

14.30 0.02 Ammonia Rendah 02.30 0.04 Ammonia Rendah

14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.03 Ammonia Rendah

15.00 0.04 Ammonia Rendah 03.00 0.02 Ammonia Rendah

15.15 0.06 Ammonia Rendah 03.15 0.01 Ammonia Rendah

15.30 0.06 Ammonia Rendah 03.30 0.02 Ammonia Rendah

15.45 0.04 Ammonia Rendah 03.45 0.02 Ammonia Rendah

16.00 0.03 Ammonia Rendah 04.00 0.02 Ammonia Rendah

16.15 0.04 Ammonia Rendah 04.15 0.08 Ammonia Rendah

16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.01 Ammonia Rendah

16.45 0.03 Ammonia Rendah 04.45 0.03 Ammonia Rendah

17.00 0.04 Ammonia Rendah 05.00 0.02 Ammonia Rendah

17.15 0.05 Ammonia Rendah 05.15 0.03 Ammonia Rendah

17.30 0.10 Ammonia Sedang 05.30 0.02 Ammonia Rendah

17.45 0.08 Ammonia Rendah 05.45 0.02 Ammonia Rendah

18.00 0.06 Ammonia Rendah 06.00 0.02 Ammonia Rendah

18.15 0.07 Ammonia Rendah 06.15 0.02 Ammonia Rendah

18.30 0.19 Ammonia Tinggi 06.30 0.06 Ammonia Rendah

18.45 0.14 Ammonia Sedang 06.45 0.03 Ammonia Rendah

19.00 0.16 Ammonia Tinggi 07.00 0.03 Ammonia Rendah

19.15 0.13 Ammonia Sedang 07.15 0.04 Ammonia Rendah

19.30 0.11 Ammonia Sedang 07.30 0.03 Ammonia Rendah

19.45 0.14 Ammonia Sedang 07.45 0.04 Ammonia Rendah

20.00 0.18 Ammonia Tinggi 08.00 0.03 Ammonia Rendah

20.15 0.28 Ammonia Tinggi 08.15 0.03 Ammonia Rendah

20.30 0.18 Ammonia Tinggi 08.30 0.04 Ammonia Rendah

20.45 0.15 Ammonia Tinggi 08.45 0.12 Ammonia Sedang

19-12-2019 – 20-12-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.04 Ammonia Rendah 21.00 0.05 Ammonia Rendah

09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.06 Ammonia Rendah

09.30 0.07 Ammonia Rendah 21.30 0.06 Ammonia Rendah

09.45 0.05 Ammonia Rendah 21.45 0.07 Ammonia Rendah

10.00 0.05 Ammonia Rendah 22.00 0.14 Ammonia Sedang

10.15 0.06 Ammonia Rendah 22.15 0.16 Ammonia Tinggi

10.30 0.10 Ammonia Sedang 22.30 0.12 Ammonia Sedang

10.45 0.09 Ammonia Rendah 22.45 0.11 Ammonia Sedang

11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.14 Ammonia Sedang

11.15 0.05 Ammonia Rendah 23.15 0.13 Ammonia Sedang

11.30 0.10 Ammonia Sedang 23.30 0.10 Ammonia Sedang

11.45 0.08 Ammonia Rendah 23.45 0.10 Ammonia Sedang

12.00 0.11 Ammonia Sedang 00.00 0.04 Ammonia Rendah

12.15 0.07 Ammonia Rendah 00.15 0.11 Ammonia Sedang

12.30 0.06 Ammonia Rendah 00.30 0.10 Ammonia Sedang

12.45 0.05 Ammonia Rendah 00.45 0.12 Ammonia Sedang

13.00 0.05 Ammonia Rendah 01.00 0.10 Ammonia Sedang

13.15 0.08 Ammonia Rendah 01.15 0.08 Ammonia Rendah

13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.10 Ammonia Sedang

13.45 0.07 Ammonia Rendah 01.45 0.1 Ammonia Sedang

14.00 0.08 Ammonia Rendah 02.00 0.04 Ammonia Rendah

14.15 0.09 Ammonia Rendah 02.15 0.12 Ammonia Sedang

14.30 0.07 Ammonia Rendah 02.30 0.11 Ammonia Sedang

14.45 0.04 Ammonia Rendah 02.45 0.11 Ammonia Sedang

15.00 0.07 Ammonia Rendah 03.00 0.04 Ammonia Rendah

15.15 0.05 Ammonia Rendah 03.15 0.10 Ammonia Sedang

15.30 0.05 Ammonia Rendah 03.30 0.13 Ammonia Sedang

15.45 0.09 Ammonia Rendah 03.45 0.11 Ammonia Sedang

16.00 0.14 Ammonia Sedang 04.00 0.03 Ammonia Rendah

16.15 0.13 Ammonia Sedang 04.15 0.04 Ammonia Rendah

16.30 0.10 Ammonia Sedang 04.30 0.04 Ammonia Rendah

16.45 0.11 Ammonia Sedang 04.45 0.06 Ammonia Rendah

17.00 0.11 Ammonia Sedang 05.00 0.03 Ammonia Rendah

17.15 0.12 Ammonia Sedang 05.15 0.04 Ammonia Rendah

17.30 0.14 Ammonia Sedang 05.30 0.03 Ammonia Rendah

17.45 0.12 Ammonia Sedang 05.45 0.04 Ammonia Rendah

18.00 0.11 Ammonia Sedang 06.00 0.03 Ammonia Rendah

18.15 0.15 Ammonia Tinggi 06.15 0.06 Ammonia Rendah

18.30 0.10 Ammonia Sedang 06.30 0.05 Ammonia Rendah

18.45 0.08 Ammonia Rendah 06.45 0.05 Ammonia Rendah

19.00 0.07 Ammonia Rendah 07.00 0.04 Ammonia Rendah

19.15 0.09 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah

19.30 0.06 Ammonia Rendah 07.30 0.04 Ammonia Rendah

19.45 0.07 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah

20.00 0.08 Ammonia Rendah 08.00 0.06 Ammonia Rendah

20.15 0.07 Ammonia Rendah 08.15 0.05 Ammonia Rendah

20.30 0.06 Ammonia Rendah 08.30 0.07 Ammonia Rendah

20.45 0.05 Ammonia Rendah 08.45 0.06 Ammonia Rendah

20-12-2019 – 21-12-2019

Waktu NH3 (PPM) Kondisi Waktu NH3 (PPM) Kondisi

09.00 0.05 Ammonia Rendah 21.00 0.13 Ammonia Sedang

09.15 0.06 Ammonia Rendah 21.15 0.07 Ammonia Rendah

09.30 0.07 Ammonia Rendah 21.30 0.08 Ammonia Rendah

09.45 0.07 Ammonia Rendah 21.45 0.06 Ammonia Rendah

10.00 0.09 Ammonia Rendah 22.00 0.12 Ammonia Sedang

10.15 0.08 Ammonia Rendah 22.15 0.08 Ammonia Rendah

10.30 0.09 Ammonia Rendah 22.30 0.04 Ammonia Rendah

10.45 0.10 Ammonia Sedang 22.45 0.06 Ammonia Rendah

11.00 0.06 Ammonia Rendah 23.00 0.05 Ammonia Rendah

11.15 0.05 Ammonia Rendah 23.15 0.06 Ammonia Rendah

11.30 0.06 Ammonia Rendah 23.30 0.07 Ammonia Rendah

11.45 0.04 Ammonia Rendah 23.45 0.05 Ammonia Rendah

12.00 0.04 Ammonia Rendah 00.00 0.05 Ammonia Rendah

12.15 0.03 Ammonia Rendah 00.15 0.07 Ammonia Rendah

12.30 0.03 Ammonia Rendah 00.30 0.06 Ammonia Rendah

12.45 0.03 Ammonia Rendah 00.45 0.05 Ammonia Rendah

13.00 0.04 Ammonia Rendah 01.00 0.07 Ammonia Rendah

13.15 0.05 Ammonia Rendah 01.15 0.07 Ammonia Rendah

13.30 0.05 Ammonia Rendah 01.30 0.08 Ammonia Rendah

13.45 0.05 Ammonia Rendah 01.45 0.07 Ammonia Rendah

14.00 0.06 Ammonia Rendah 02.00 0.06 Ammonia Rendah

14.15 0.06 Ammonia Rendah 02.15 0.03 Ammonia Rendah

14.30 0.05 Ammonia Rendah 02.30 0.02 Ammonia Rendah

14.45 0.05 Ammonia Rendah 02.45 0.04 Ammonia Rendah

15.00 0.04 Ammonia Rendah 03.00 0.03 Ammonia Rendah

15.15 0.05 Ammonia Rendah 03.15 0.04 Ammonia Rendah

15.30 0.07 Ammonia Rendah 03.30 0.06 Ammonia Rendah

15.45 0.06 Ammonia Rendah 03.45 0.05 Ammonia Rendah

16.00 0.08 Ammonia Rendah 04.00 0.04 Ammonia Rendah

16.15 0.06 Ammonia Rendah 04.15 0.04 Ammonia Rendah

16.30 0.06 Ammonia Rendah 04.30 0.06 Ammonia Rendah

16.45 0.06 Ammonia Rendah 04.45 0.05 Ammonia Rendah

17.00 0.07 Ammonia Rendah 05.00 0.04 Ammonia Rendah

17.15 0.08 Ammonia Rendah 05.15 0.04 Ammonia Rendah

17.30 0.08 Ammonia Rendah 05.30 0.06 Ammonia Rendah

17.45 0.09 Ammonia Rendah 05.45 0.09 Ammonia Rendah

18.00 0.07 Ammonia Rendah 06.00 0.06 Ammonia Rendah

18.15 0.06 Ammonia Rendah 06.15 0.04 Ammonia Rendah

18.30 0.07 Ammonia Rendah 06.30 0.07 Ammonia Rendah

18.45 0.06 Ammonia Rendah 06.45 0.04 Ammonia Rendah

19.00 0.08 Ammonia Rendah 07.00 0.05 Ammonia Rendah

19.15 0.05 Ammonia Rendah 07.15 0.04 Ammonia Rendah

19.30 0.07 Ammonia Rendah 07.30 0.03 Ammonia Rendah

19.45 0.06 Ammonia Rendah 07.45 0.04 Ammonia Rendah

20.00 0.06 Ammonia Rendah 08.00 0.05 Ammonia Rendah

20.15 0.06 Ammonia Rendah 08.15 0.07 Ammonia Rendah

20.30 0.08 Ammonia Rendah 08.30 0.06 Ammonia Rendah

20.45 0.07 Ammonia Rendah 08.45 0.09 Ammonia Rendah

LAMPIRAN C

1. Foto Dokumentasi Penelitian

Bentuk kandang Close House Ayam Berumur 3 bulan Lebih

Kandang Ayam Tanpa Pengendali Pengambilan data Tanpa Pengendali

Pengambilan Data Hari Petama Pengambilan Data Hari Kedua

Kondisi Kandang Setelah 5 Hari Pembersihan Kandang Tanpa Pengendali

Pemngambilan Data Tanpa Pengendali Kandang Dengan Pengendali 1

Kandang Dengan Pengendali 2 Kandang Dengan Pengendali Hari Ke-5

LAMPIRAN D

SKRIP WAWANCARA

Nama/Kode : Dede Akbar/Pewawancara

Wanto/Narasumber

Hari/Tanggal : Jum’at, 08 Maret 2019

DESKRIPSI HASIL WAWANCARA

Pewawancara : Perkenalkan mas saya Dede Akbar dari UIN SUSKA RIAU ingin

wawancara dengan mas, mas siapa namanya ?

Narasumber : Mas Wanto

Pewawancara : Ini nama peterrnakannya apa mas ?

Narasumber : kandang ini milik PT.Gunung Emas

Pewawancara : mas disini sebagai apa jabatannya mas ?

Narasumber : saya disini sebagai penjaga kandang

Pewawancara : untuk kandang disini ukurannya berapa mas ?

Narasumber : untuk kandang lebarnya 8 meter dan panjangnya 70 meter tinggi dari lantai

kandang ketanah 1.5 meter

Pewawancara : dengan ukuran kandang ini berapa banyak ayam yang diternakkan mas ?

Narasumber : kapasitasnya 4000 ayam

Pewawancara : biasanya penyakit apa saja yang menjangkit pada ayam disini mas ?

Narasumber : biasanya karna air gambut, bisa dehidrasi, bias juga karna sirkulasi udara

yang kurang baik

Pewawancara : ada tidak mas kematian yang disebabkan karna penyakit yang mas

sebutkan itu?

Narasumber : ada, itu ya karna dehidrasi itu, juga karna penumpukkan kotoran yang

terlalu banyak juga, itu juga bias naik gas ammonia jadinya

Pewawancara : berapa jumlah kematian ayam biasanya mas dalam seharinya mas ?

Narasumber : tergantung bibitnya juga, kalau bibitnya normal itu biasanya dibawah

sepuluh, kalau bibitnya kurang baik bias diatas sepuluh ekor. Untuk bulan

ini februari ini tiga sampai empat ekor perharinya

Pewawancara : jadi jika ayam sudah terjangkit penyakit yang disebutkan apa langka-

langkah yang dilakukan mas ?

Narasumber : ada penanganan yang dilakukan oleh perusahaan, saya buat laporan ayam

sakitnya karna apa terus nantik orang perusahaan datang

Pewawancara : untuk kandang ini sendiri ada menggunakan kipas nggak mas ?

Narasumber : kalau ini nggak ada,

Pewawancara : ini kalau untuk kandang ini pakai bahan alas nggak mas untuk ayam dalam

keadaan besar ?

Narasumber : kalau sudah besar nggak pakai alas cuman pakai bambu aja. Karna kalau

menggunakan bahan alas ammonia tambah tinggi, karna semakin besar

ayam gas ammonianya semakin tinggi, karna kotorannya semakin banyak

ya semakin bau juga kalau ada alasnya dan ayam besar ini butuh sirkulasi

udara yang baik sesuai kebutuhan dia

Pewawancara : untuk kotoran ayam itu pembersihannya berapa hari sekali mas ?

Narasumber : baiknya tiga hari sekali dibersihkan, karna ayam kan membutuhkan

sirkulasi udara yang baik, bagian dibawah kandang dibersihkan saja yang

dibersihkan, yang bagian dalam kandang cuman tepat minum diganti pagi

sore

Pewawancara : untuk satu kandang ini karyawannya ada berapa orang mas

Narasumber : saya sendiri saja, saya sendiri aja yang menegemen kandangnya, biasanya

juga untuk ayam 7000, dan 8000 ekor juga yang jagain sendiri juga

Narasumber : baik lah mas, mungkin sekian dari saya, terimakasih banya

Pewawancara : iya sama-sama

Pekanbaru, 08 Maret 2019

Mahasiswa Penjaga Kandang

Dede Akbar Wanto

Lampiran Foto Wawancara

Foto Bersama Narasumber