Seks Bebas Remaja
Transcript of Seks Bebas Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa
yang penuh dengan berbagai pengenalan dan
petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal
untuk mengisi kehidupan meraka kelak. Sayangnya
banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa
beberapa pengalaman yang tampaknya mengenakkan
jurstru menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit
remaja yang jatuh kedalam perbuatan negatif, salah
satunya adalah seks bebas.
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan
diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau
dalam dunia prostitusi. Banyak sekali alasan mengapa
remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari
faktor internal yaitu faktor yang terkait dengan
individu remaja maupun faktor eksternal yang
3
meliputi lingkungan dan keluarga yang dimilki
remaja.
Berdasarkan hasil survey KOMNAS anak di 12
provinsi sebanyak 4500 remaja sebagai responden
mengaku bahwa 93,7% pernah berciuman hingga petting
(bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan,
dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa/mahasiswi FKM
UNMUL sudah sepantasnnya memberikan informasi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan seks bebas
remaja, dan memilih SMKN 1 Samarinda sebagai sasaran
dalam pelaksanaan penyuluhan tentang seks bebas pada
remaja yang dalam hal ini erat kaitannya dengan
kesehatan reproduksi.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan tentang seks
bebas pada remaja, diharapkan dapat mencegah
terjadinya free sex pada remaja
b. Tujuan khusus
4
1. Memberikan informasi mengenai seks bebas
remaja siswa/siswi SMKN 1 Samarinda
2. Peserta dapat memahami dan menjelaskan seluruh
materi yang telah disampaikan
3. Memberikan motivasi terhadap remaja
siswa/siswi SMKN 1 Samarinda
1.3 Manfaat
Dengan diadakannya penyuluhan seks bebas pada
remaja yang dilaksanakan di SMKN 1 Samarinda ini,
harapannya dapat memberi semangat dan motivasi bagi
siswa dan siswi dalam hal mencegah terjadinya seks
bebas. Serta menyadari peran penting mereka sebagai
generasi muda yang lebih baik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan
diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau
dalam dunia prostitusi. Seks bebas bukan hanya
dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah
tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan
pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari
variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi
kejenuhan (anonim,2013).
Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan
diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi.
Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan
beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu
saja para pelakuseks bebas sangat beresiko
terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun
6
penyakit menular seksual lainnya.
2.2. Bahaya Terhadap Seks Bebas
1. Kehamilan pada usia dini yang sangat beresiko
2. Kemandulan akibat praktek aborsi
3. Pendarahan yang bisa berakibat kematian pada
praktek aborsi
4. Hilangnya kesempatan untuk menuntut ilmu atau
kehilangan masa depan karena harus menikah pada
usia dini.
5. Terkena penyakit menular seksual
6. Terkena virus HIV/AIDS (anonim, 2014).
2.3 Faktor Penyebab Dari Seks Bebas
Berdasarkan sumber dari beberapa berita mencatat
beberapa factor penyebab perilaku nakal dan seks bebas
di kalangan remaja, baik internal maupun eksternal.
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor
dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari
luar (eksternal).
7
1. Faktor internal:
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak
dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal
Adapun yang menjadi factor ekstrnal munculnya perilaku
seks bebas di kalangan remaja adalah sebagai berikut :
a. Keluarga
8
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota
keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama,
atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang
kurang baik.
Hal-hal di atas yang merupakan factor-faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku remaja melakukan hubungan
seks pra-nikah atau melakukan tindakan-tindakan
kenakalan remaja yang sangat bervariasi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa factor penyebab adanya
perilaku seks bebas di kalangan remaja cukup kompleks
dan sangat luas, yang meliputi:
kurangnya kasih sayang orang tua.
kurangnya pengawasan dari orang tua.
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
9
peran dari perkembangan iptek yang berdampak
negatif.
tidak adanya bimbingan kepribadian dari
sekolah.
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
kebasan yang berlebihan
masalah yang dipendam
2.4 Pencegahan Prilaku Seks Bebas
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi
dan mencegah perilaku seks bebas di kalangan remaja,
yaitu sebagai berikut :
a. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang
tua dalam hal apapun.
b. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak
mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia
melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan
apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati
10
batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus
ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang
sudah melewati batas tersebut.
c. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang
sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan
dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak
sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti
berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang
mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
d. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap
media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.
e. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah,
karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah.
f. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan
sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
11
g. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan
selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah
kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia
mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat
Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu
kepribadian dan kepercayaan dirinya.
h. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat
CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda
dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi
masalah.
i. Kegagalan mencapai identitas peran dan
lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi
dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri
setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
j. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman
sebaya untuk melakukan point pertama.
12
k. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi
keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
l. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan
yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa
dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
m. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
2.5 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Seks Bebas Yaitu:
1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud
adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang
diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya
kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak
dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang
diterima sang anak dari orangtuanya, dan lain
sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya.
Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian
13
di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak
mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan
yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan
tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung,
seperti masyarakat yang didominasi oleh pelacur,
preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi
remaja di lingkungan tersebut.
3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah
yang kesannya lebih mengarah kepada hal negatif
ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak
Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia
remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di
kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul,
gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian
memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian
tubuhnya yang seksi.
14
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak
tertarik dengan hal yang disebutkan tadi, akan
dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan
kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang
biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di
antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh
sejak dini dari keluarga, terutama orangtuanya,
sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke
dalam hal-hal yang negative.
5. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang
masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja
percaya dan salah paham yang diambil dari media
massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk
15
ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk
kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan
DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya
dengan Rp 5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas
lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang
mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan
generasi muda itu.
7. Tayangan televis (telenovela dan film-film
lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks
bebas salah satu di antaranya adalah akibat atau
pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan. Apa yang ABG
tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan
film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.
16
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia
perfilman Indonesia mulai bangkit kembali, yang
ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia
yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film Ada
Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari
Mencari Cinta, serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu
seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang
ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap
penonton usia remaja.
Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran
bukan karena mutu pembuatan filmnya akan tetapi
lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja,
bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja. Film
tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan
karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur
cerita film tersebut mengangkat sisi kehidupan
percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati
remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-
adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran
yang sangat “berani”, dan secara terang-terangan
17
melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma
agama
8. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya.
Dimana orang-orang yang telah terjerumus kedalam
pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat
dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan
diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan.
9. Pengaruh kebudayaan barat
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang,
kejujuran, moral dan etika kini semakin memudar
dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi,
bahkan dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat
dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya
asing. Dengan mencontoh gaya hidup barat yang
liberal pergaulan anak-anak muda/remaja kita
terutama di kota-kota besar kian semakin
mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing
tujuh keliling. Mereka tidak mampu lagi membendung
pola tingkah anak muda sekarang.
18
10. Media cetak
Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang
juga memuat gambar-gambar porno, sehingga membuat
anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam
pergaulan bebas dan melakukan seks bebas
11. Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti
dengan dunia gemerlap malam, seperti dugem,
clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di
kafe dan lain sebagainya.
12. Kemajuan tekhnologi (internet)
Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari
banyak situs terlarang, seperti halnya situs yang
memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya
wanita atau situs seks.
Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok
untuk dilihat. Situs itu akan mengurangi keimanan
kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk
melakukan sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang
tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu. Mereka
19
terlalu bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu
semua.
13. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu
penyebab terjadinya seks bebas.
14. Kondom yang terjual bebas
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah
salah satu penyebab seks bebas karena kita tahu
kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga
dapat melakukan seks bebas kapanpun.
2.6 Pencegahan Seks Bebas
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan
seks bebas dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah
maupun orangtua di rumah
2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun
di rumah
20
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar
atau talk show kesehatan atau seks, agar remaja
mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas.
4. Peran penting orangtua dalam memberikan
nasehat dan mendidik
anak-anaknya dengan bimbingan agama yang
kuat.
5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh
kembang remaja sangatlah
penting, antara lain orang tua harus bisa
menjadi sahabat anaknya
6. Menjalin hubungan baik antara orangtua
dengan anak yaitu dengan
komunikasi yang baik
7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum
setegak-tegaknya.
Misalnya memberantas pelaku perdangan anak
yang menjadi salah satu
sumber terjadinya perbudakan seks.
21
8. Menciptakan lingkungan keluarga yang
harmonis
9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan
dirinya
10. Pengembangan harga diri anak
11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
12. Meningkatkan iman dan takwa
13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan
hubungan seks (anonim, 2013).
2.7 Bahaya Seks bebas
Bahaya dari seks bebas adalah:
1. Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah
terputusnya sekolah karena dengan seks bebas dan
pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus
dengan belajar saat di sekolah dan hanya memikirkan
pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah (kencan di
tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah
yang dapat menyebabkan anak putus sekolah karena
22
malas belajar dan hanya memikirkan pacarnya saja,
apalagi kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk
melakukan kegiatan apapun.
2. Perkawinan usia muda
Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka
dipaksakan untuk dapat menikah pada usia muda
karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah
dilakukan oleh kedua belah pihak. Menikah diusia
muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik
untuk kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan
psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan
pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang istri,
karena organ-organ reproduksinya belum berfungsi
dengan baik seperti wanita yang sudah dewasa, maka
bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan dan
penyakit-penyakit lainnya.
3. Kehamilan di luar nikah
Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan
terjadinya kegiatan seks bebas yang berujung pada
kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang
23
bersangkutan harus siap untuk menjadi orang tua.
Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi
seperti harus kehilangan kesempatan menyelesaikan
studi, mencarikan nafkah untuk keluarga, kesiapan
psikis untuk menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk
membangun keluarga, kesiapan untuk berhadapan dengan
orang tua (menjelaskan tentang kehamilan tersebut),
kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai
pertanyaan dari masyarakat sekitar dan kelurga dan
lain-lain.
Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka
sudahkah kita memiliki bayangan, kira-kira pekerjaan
apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk
membiayai keluarga kita? Sementara pada sisi yang
lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan
yang layak, mungkin belum kita miliki. Jika, setelah
kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi
orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah
pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di usia muda
lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu
24
agar waktu yang kita miliki dapat betul-betul kita
maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita.
4. Pengguguran kandungan (aborsi)
Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan
tersebut memutuskan untuk menggugurkan kandungannya
karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya
belum siap untuk menikah dan lain-lain.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan
kandungannya pada tenaga non medis (dukun, tenaga
tradisional) sering mengalami kematian strategis.
Perlu diketahui bahwa aborsi dapat dilakukan dengan
dua macam tindakan yaitu:
Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara
meminum obat0obatan yang membahayakan janin, atau
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan
sengaja menggugurkan janin.
Aborsi dilakukan orang lain
25
Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau
dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga
beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada
umumnya dilakukan dalm 5 tahapan, yaitu:
1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau
diremukkan didalam kandungan
2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah
dikeluarkan
3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari
kandungan
4. Potongan-potongan disusun kembali untuk
memastikan lengkap dan
tidak tersisa
5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke
tempat sampah/sungai, di kubur di tanah kosong,
atau di bakar di tungku
Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan
aborsi dengan cara memberi ramuan obat pada calon
ibu dan menguurut perut calon ibu untuk mengeluarkan
26
secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini
sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu
membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan
dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat bagi
calon ibu.
Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap
kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan
aborsi adalah:
Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan
aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita, yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang
gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi
serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek
27
e. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan
cacat pada
anak berikutnya
f. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan
hormone estrogen
pada wanita)
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan
menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat
kehamilan berikutnya
k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki
keturunan
l. Infeksi rongga panggul
m. Infeksi pada lapisan rahim
Resiko Kesehatan Mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang
memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
28
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan
mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai
Sindrom Paska Aborsi atau PAS.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan
aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak-teriak histeris
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
d. Ingin melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat
terlarang (anonim,2014).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Tema kegiatan
29
Tema kegiatan yang diangkat dalam acara ini
adalah “Penyuluhan Seks Bebas Remaja di SMKN 2
Samarinda”.
3.2 Jenis kegiatan
Jenis kegiatan yang dipilih adalah penyuluhan.
Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan
bantuan slide presentatation. Diterapkannya metode
ini dikarenakan situasi dan kondisi yang baik serta
adanya fasilitas yang mendukung.
3.3 Sasaran
Kegiatan ini ditujukan pada siswa/siswi SMKN 2
Samarinda kelas XI sebanyak 30 orang. Jumlah ini
adalah jumlah keseluruhan dalam satu kelas yaitu
kelas XI jurusan Arsitek.
3.3 Waktu dan tempat
Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Jum’at 31Oktober 2014 jam 08.00 – 09:00 wita di aula SMKN 2Samarinda.
30
3.4 Susunan Acara
3.5 Susunan Panitia
Ketua Panitia : Surya Budi Prabowo
Penyuluh : Sugiarti
Sekretaris : Nisva Welianti
31
No.
Materi Kegiatan Waktu
1. Pembukaan
- Sambutan dari wali kelas
5 menit
2. Proses - Penyampaian materi- Pemutaran vidio
25 menit
3. Evaluasi
- Tanya jawab 10 menit
4. Penutup - Kesan pesan- Acara ditutup oleh
wali kelas
5 menit
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penyuluhan ini telah dilaksanakan pada hari
Jum’at tanggal 31 Oktober 2014 di ruang kelas
jurusan Arsitek SMKN 2 Samarinda, dimana yang
menjadi sasaran adalah para siswa dan siswi kelas XI
jurusan Arsitek sebanyak 30 orang.
Antusias siswa/siswi sangat besar, siswa/siswi
benar-benar menyimak apa yang telah pemateri
32
sampaikan. Hal ini dapat dilihat dari kecakapan
siswa/siswi dalam menjawab pertanyaan dari pemateri
dan menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui
secara langsung.
4.2 Pembahasan
Proses atau berjalannya kegiatan ini sangat
lancar. Penyampaian informasi tentang seks bebas remaja
seperti apa itu remaja, seks bebas, dampak seks bebas,
penyebab prilaku seks bebas, bentuk-bentuk prilaku seks
bebas, serta bagaimana cara mencegah terjadinya
perilaku seks bebas di kalangan remaja di sambut baik
oleh para siswa/siswi di SMKN 2 samarinda tepatnya pada
jurusan Arsitek.
Sepanjang proses penyuluhan, para siswa/siswi tak
hentinya selalu mengikuti apa yang mereka lihat dan
dengar. Dalam hal ini para siswa/siswi yang jadi
peserta penyuluhan sangat peka dengan apa yang pemateri
smpaikan. Seperti langsung menanyakan hal-hal atau
33
istilah yang mereka tidak ketahui tanpa menunggu waktu
yang sudah di sediakan untuk sesi tanya jawab.
Tidak lupa juga kami memberikan motivasi-motivasi
kepada siswa/siswi bagaimana baiknya mencegah
terjadinya perilaku seks bebas dan menignkatkan
prestasi. Salah satunya adalah pentingnya mempunyai
mimpi dan meng-creat masa depan. Banyak dari
siswa/siswi langsung menyebutkan begitu saja mengenai
mimpi mereka dan apa yang ingin mereka lakukan di masa
yang akan datang atau masa dimana mereka menjadi dewasa
kelak.
Secara keseluruhan pelaksanaan penyuluhan ini
dapat dikatakan sangat lancar tanpa ada kendala.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyuluhan mengenai seks bebas pada remaja
telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31
Oktober 2014 di ruang kelas Arsitek SMKN 2
Samarinda
2. Peserta dapat memahami seluruh materi yang
telah disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari
antusias peserta dalam menjawab pertanyaan dari
pemateri atau menanyakan hal-hal yang belum
mereka ketahui.
35
3. Pemateri juga memberikan motivasi terhadap
peserta penyuluhan seperti pentingnya mempunyai
mimpi dan menciptakan masa depan.
B. Saran
Harapannya para siswa dan siswi yang telah
mengikuti penyuluhan mengenai seks bebas pada remaja
dapat mengaplikasikan serta membagikan informasi
yang telah mereka dapatkan kepada teman-temannya
sehingga secara tidak langsung dapat mencegah
terjadinya seks bebas pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
m.sindonews.com/read/87952/15/penyebab-seks-bebas-di-
kalangan-remaja-meningkat Diakses Selasa, 21
Oktober 2014 pukul 11:00 WITA.
36