RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTOR
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTOR
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTORDI DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON
1.1 Latar Belakang Rencana Pengelolaan Sampah dan PengendalianVektor.
Sampah diartikan sebagai benda yang sepele yang tidak
dipakai, tidak diinginkan, dan dibuang berasal dari aktivitas dan
tidak lainnya bersifat padat. Kita masih banyak beranggapan bahwa
sampah ini merupakan barang sepele dan membuangnya sesuka hati
kita di mana saja kita berada. Tidak jarang kita melihat
lingkungan perkantoran pegawai tanpa merasa malu membuang sampah
atau punting rokok sembarangan, pemakai jalan raya seenaknya saja
membuang sampahnya di depan dagangannya tanpa merasa risih. Di
pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai gunung
kecil berada terpencar-pencar, di pari-parit terlihat dipenuhi
bermacam-macam sampah.
Kesehatan seorang maupun masyarakat merupakan masalah social
yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada dalam
masyarakat. Sampah bila dapat diamankan tidak menjadi potensi
1
yang berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian sebagaimana
telah diutarakan di atas, bahwa sampah yang dikelola tidak berada
pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan, sehingga mempunyai
dampak terhadap kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola
dengan baik ini akan menjadi bermacam-macam fungsinya, Antara
lain : Sebagai sarana penularana penyakit. Hal ini timbbul karena
sampah basah (garbage) dapat menjadi tempat bersarangnya dan
berkembangbiaknya dari bermacam-macam Vektor penularan penyakit.
Vektor yang dimaksud adalah: lalat, Kecoak, nyamuk, dan tikus.
Di samping penularan penyakit infeksi saluran pencernaan, di
dalam tumpukan sampah basah kadang-kadang mengandung telur
cacing. Apabila sampah basah ini diberikan untuk pakan ternak
seperti babi tanpa dimasak terlebih dahulu, maka babi tersebut
dapat terjangkit penyakit cacingan misalnya Trichinosis, penyababnya
adalah cacing Trichinella spiralis. Jika daging babi tersebut tidak
sempurna memasaknya kemudian dikonsumsi oleh manusia, maka
manusia pun dapat terjangkit penyakit cacing Trichinella.
Dari kejadian ini sementara penulis beranggapan bahwa
di lingkungan perkantoran banyak pegawai yang masih belum
menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak terhadap
2
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu saya tertarik untuk
menyusun makalah dengan judul “Rencana Pengelolaan Sampah dan
Pengendalian Vektor di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon”.
Demikian yang melatar belakangi penyusun dalam penulisan makalah
ini.
1.2 Tujuan Rencana Pengelolaan dan Pengendalian Vektor
Makalah ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui bagaimana dampak sampah dan Vektor bagi
kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Cirebon.
2. Untuk mengetahui bagaimana metode pembuangan sampah dan
Pengendalian Vektor di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
3. Untuk mengetahui bagaimana metode daur ulang sampah di
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
4. Terselenggaranya Pengelolaan Sampah dan pengendalian
vector penyakit secara efektif dan efisien di Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon.
3
1.3 Dasar Hukum Rencana Pengelolaan Sampah dan Pengendalian
Vektor
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan sejenisnnya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.374 tentang Pengendalian
Vektor
1.4 Materi Rencana Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Vektor
1.4.1 Hubungan Sampah dan Kesehatan Masyarakat
Pada awal kehidaupan manusia, sampah belum menjadi
masalah, tetapi dangan bertambahnya penduduk di mana ruang tetap,
semakin hari maslahnya semakin besar. Hal ini jelas bila kita
melihat moderenissasi kehidupan, perkembangan teknologi, sehingga
meningkatkan aktivitas manusia. Sehubungan dengaan kegiatan
manusia, maka permasalahan sampah akan berkaitan baik dari segi
social ekonomi maupun budaya.
Kesehatan seorang maupun masyarakat merupakan masalah
social yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada
4
dalam masyarakat. Sampah bila dapat diamankan tidak menjadi
potensi yang berpengaruh terhadap lingkungan. Namun demikian
sebagaimana telah diutarakan di atas, bahwa sampah yang dikelola
tidak berada pada tempat yang menjamin keamanan lingkungan,
sehingga mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan. Sampah
yang tidak dikelola dengan baik ini akan menjadi bermacam-macam
fungsinya, Antara lain :
1. Sebagai sarana penularana penyakit. Hal ini timbbul
karena sampah basah (garbage) dapat menjadi tempat
bersarangnya dan berkembangbiaknya dari bermacam-macam Vektor
penularan penyakit. Vektor yang dimaksud adalah: lalat,
Kecoak, nyamuk, dan tikus.
· Kebiasaan lalat: Lalat biasa hidup di tempat-tempat
yang kotor dan tertarik akan bau yang busuk. Benda-benda
yang ber bau busuk juga merupakan makanan lalat. Sampah,
terutama sampah basah, cepat berbau busuk, sehingga
merupakan tempat berkembangbiak dan tempat makanan lalat.
· Kebiasaan kecoak: Kecoak senang tinggal di tempat-
tempat yang lembab, berbau, dan keadaan gelap. Tumpukan
sampah yang lembab, berbau, dan terdapat banyak celah-celah
5
yang gelap merupakan tempat berkembang biaknya kecoak.
Lalat dan kecoak merupakan vector penularan penyakit
saluran pencernaan(perut) seperti: diseentri, basiller,
disentri amoeba, cholera, typhus abdominalis, diare karena
bakteri, dsb.
· Kebiasaan nyamuk: Nyamuk khususnya nyamuk aedes dan
culex suka bersarang pada genangan air. Sampah dari barang-
barang seperti kaleng, kantong plastic, pecahan gelas/botol
menjadi tempat genagan air jika hujan turun, tempat ini
sangat disenangi nyamuk aedes sebagai tempat ber kembangnya.
Nyamuk merupakan vector penularan penyakit demam berdarah,
kaki gajah, dan malaria.
· Kebiasaan tikus: Tikus umumnya suka bersarang pada
tempat yang banyak makanan, tempat-tempat yag lembab, dan
celah-celaj yang gelap sebagai tempat persembunyiannya.
Sampah basah masih banyak mengandung sisa makanan, agak
lembab, dan terdapat celah-celah untuk bersembunyi edari
ancama musuh tikus. Oleh karenanya tikus suka bersarang di
tempat pembuangan sampah. Tikus merupakan vector penularan
pes.
6
2. Di samping penularan penyakit infeksi saluran pencernaan,
di dalam tumpukan sampah basah kadang-kadang mengandung telur
cacing. Apabila sampah basah ini diberikan untuk pakan ternak
seperti babi tanpa dimasak terlebih dahulu, maka babi tersebut
dapat terjangkit penyakit cacingan
misalnya Trichinosis, penyababnya adalah cacing Trichinella
spiralis. Jika daging babi tersebut tidak sempurna memasaknya
kemudian dikonsumsi oleh manusia, maka manusia pun dapat
terjangkit penyakit cacing Trichinella.
3. Dari sampah juga juga dapat menjadi penyabab penyakit
lain seperti penyakit kulit dan jamur.
4. Kemudian selain itu, dampak dari pembuangan sampah yang
tidak memenuhi syarat keamanan lingkungan dan kesehatan,
misalnya membuang sampah secara sembarangan akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan meliputi pencemaran tanah, air, dan
udara. Sampah-sampah yang dibuang sebagian besar merupakan
sampah organic. Bahan-bahan organic ini mengalami pembusukan
secara biologis oleh jasad-jasad renik/mikroba yang bersifat
aerobic. Selain itu juga terjadi proses pembusukan sampah
organic berlangsung secara anaerobic yang berlangsung lama dan
7
akhirnya akan dapat menghasilkan humus yang sangat berguna
untuk penyuburran tanah dan perbaikan kondisi tanah. Namun
dampak negatifnya lebih banyak, di mana:
· Sampah-sampah plastic, pecahan kaca, karet, dan
bahan-bahan yang sukar membusuk akan mencemari tanah
sehingga dalam waktu lama tidak dapat ditanami lagi (lahan
kritis).
· Hasil proses pembusukan sampah oleh jasad renik
menghasilkan gas-gas seperti: CO2, H2S, CH4, dan NH3, maka
udara tercemar oleh gas-gas tersebut dan menimbulkan bau
yang tidak sedap. Disamping itu, jika ada sampah yang
terbakar maka asap-asap yang mengepul ke udara mencemari
udara kaena adanya gas CO2 danCO.
· Air rembesan hasil dari proses pembusukan saampah
akan mengalami perporasi yang mengandung bahan terlarut
yang dapat berbahaya untuk kesehatan, dapat mencemari air
tanah, serta badab-badan air yang berada dekat dengan
tempat pembuangan akhir sampah apabila tidak dilakukan
pengawasan yang baik.
8
4. Hasil pembusukan sampah dapat juga menggangu keseimbangan
ekosistem, terjadinya penyuburan pada badan-badan
air karena menerima nutrien-nutrien hasil pembusukan sampah
memungkinkan terjadinya ledakan populasi tumbuhan air
seperti eceng gondok dan akan mengganggu biota lain.
1.4.2 Dampak Sampah Bagi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat
1.4.2.1 Dampak Sampah Bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat
yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut:
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak
tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
9
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur
kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.
Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
4. Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi
oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke
laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
1.4.2.2 Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan
asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain
10
berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.
1.4.3 Metode Pembuangan Sampah
1.4.3.1 Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk
menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode
paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di
tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau
lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di
desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan
darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin
berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas
methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di
bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan
gunung sampah).
11
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan
bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan
ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul
akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di
menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.
1.4.3.2 Pembakaran/pengkremasian sampah
Pembakaran adalah metode yang melibatkan
pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah
lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan
panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan
abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh
industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk
sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai
cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah
12
berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis).
Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena
menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara
seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas
ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah
menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah
(energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan
samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan
panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu
sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang
keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin
yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari
lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian
seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik ,
contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar
kota Bandung.
1.4.3.3 Metode Daur-ulang Sampah
13
Proses pengambilan barang yang masih memiliki
nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur
ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil
bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode
metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan
dijelaskan dibawah.
1.4.3.3.1 Pengolahan kembali secara fisik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer
dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali
sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan
PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus.
Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa
14
di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti
komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
1.4.3.3.2 Pengolahan biologi
• Pengkomposan.
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa
makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan
listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di
Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti
sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong
khusus untuk di komposkan.
• Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah
bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar,
15
atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan
bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk
memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini
biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar
untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain.
Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk
seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma
yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik
langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
16
2.1.1 Jenis Sampah yang ada
1. Sampah Organik
Berupa daun-daunan, Sisa Makanan kantin, kulit buah,
kayu, ranting pohon
2. Sampah Anorganik
Berupa Plastik, Kertas, botol bekas, kaleng bekas.
2.1.2 Jenis Vektor yang ada
1. Tikus
2. Kecoa
3. Nyamuk
18
2.2 Identifikasi Sumber Daya Yang Tersedia
Sumber daya yang terlibat dalam pengelolaan Sampah dan
Pengendalian Vektor meliputi seluruh pegawai yang ada di Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon yaitu :
DATA PEGAWAIDINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON
CPNS - PNSNO NO NAMA NIP GOL TEMPAT TUGAS
1 1 dr. Hj. ENDANG SUSILOWATI, MM
19550906 1984032 003
IV/b Kepala Dinas Kesehatan Kab.Cirebon
2 2 dr. H. AGUS SULAEMAN, MKM 19580505 1985031 027
IV/b Sekretaris
SUB BAGIAN UMUM
3 1 MAHBUB, S.Sos, M.Si 19581116 1981091 001
III/d Kepala Sub Bagian Umum
4 2 H. YUSUF ADNAN, BA. 19560708 1982031 012
III/d Arsiparis Sub Bagian Umum
5 3 MARDIYANTO, SAP 19601229 1984031 007
III/c Pelaksana Sub Bagian Umum
7 5 CARNINGSIH, SAP 19640324 1985032 008
III/c Pelaksana Sub Bagian Umum
8 6 TANADI, SAP 19620612 1987031 012
III/c Pelaksana Sub Bagian Umum
9 7 SUHARYONO 19620501 1984021 002
III/b Pelaksana Sub Bagian Umum
10 8 UUN HERLINA, SAP 19630404 1984092 003
III/c Pelaksana Sub Bagian Umum
11 9 DALI 19580405 1976121 001
III/b Pelaksana Sub Bagian Umum
12 10 ABDURRAHIM 19590823 1984031 006
III/b Pelaksana Sub Bagian Umum
13 11 SUTONO JONO 140 190 386 III/a Pelaksana Sub Bagian Umum
14 12 JAJA SUDRAJAT 19640707 1983121 002
III/a Pelaksana Sub Bagian Umum
15 13 SURMIN, SAP 19651007 198512 III Pelaksana Sub Bagian Umum
19
1 001 /a
16 14 MAMAN SUPARMAN 19651008 1991031 010
II/d Pelaksana Sub Bagian Umum
17 15 YUNITA HANDAYANI, A.Md. 19810629 2011012 002
II/c Pelaksana Sub Bagian Umum
18 16 HADI RAHAYU 19641223 1991031 004
II/c Pelaksana Sub Bagian Umum
21 19 SRI SULASTRI 19720613 2009012 001
II/a Pelaksana Sub Bagian Umum
22 20 DEDI SLAMET RIYADI 19730331 2007011 003 I/d Pelaksana Sub Bagian Umum
SUB BAGIAN KEUANGAN
23 1 ENGKU NURSYAMSU, SAP, M.Si.
19710731 1994031 004
III/c Kepala Sub Bagian Keuangan
24 2 TUTI RUMTATI, SAP 19590720 1983112 001
III/c Pelaksana Sub Bagian Keuangan
25 3 WAWAN JODI IRWANTO, SAP 19650125 1987031 007
III/c Pelaksana Sub Bagian Keuangan
26 4 ASEP NURYADI, S.Sos. 19720824 1995031 002
III/a Pelaksana Sub Bagian Keuangan
27 5 YUYUN YULIANTI, SE 19760713 2010012 002
III/a Pelaksana Sub Bagian Keuangan
28 6 ADE DWI KURNIASIH, A.Md 19790610 2010012 007
II/c Pelaksana Sub Bagian Keuangan
29 7 NUNUNG NURHIKMAH 19810531 2005012 014
II/b Pelaksana Sub Bagian Keuangan
SUB BAGIAN PROGRAM
30 1 NANANG RUHYANA, SKM 19680911 1989011 002
III/c Kepala Sub Bagian Program
31 2 SRI SUMARTINI, SKM 19741105 2000032 005
III/c Pelaksana Sub Bagian Program
32 3 WIDYASTUTI, SKM 19720505 1995032 003
III/b Pelaksana Sub Bagian Program
33 4 NUR ISATIN, SKM 19721226 1995032 005
III/b Pelaksana Sub Bagian Program
34 5 RITAHARYANTI, SKM 19740101 2000032 005
III/a Pelaksana Sub Bagian Program
35 6 MEDI DARMAWAN, SKM 19710716 1994011 002
III/a Pelaksana Sub Bagian Program
36 7 NANANG SUPRIATNA, SKM 19850308 2010011 006
III/a Pelaksana Sub Bagian Program
38 9 ELI RISTIANA 19710224 2003122 004
II/b Pelaksana Sub Bagian Program
BIDANG KESEHATAN KELUARGA
39 1 YUSWATI, SKM, M.Kes. 19600131 1985012 001
IV/a Kepala Bidang Kesga
40 2 dr. INDAH SARI DEWI 19670923 2002112 001
III/d Pelaksana Bidang Kesga
41 3 ENI SUHAENI, SKM, M.Kes. 19680124 1992032 003
III/d Kasi Kesehatan Anak Bidang Kesga
42 4 DENNY NUGRAHA, SP, MKM 19700920 1994031 003
III/c Kasi Gizi Bidang Kesga
43 5 DWI KUSUMAYANTI, SKM 19710118 1995032 002
III/b Pelaksana Bidang Kesga
44 6 DARNI 19690613 198803 III Pelaksana Bidang Kesga
20
2 001 /b
45 7 NADIYAH 19730105 1995032 001
III/a Pelaksana Bidang Kesga
46 8 SARTONO, SKM 19720926 1994021 001
III/a Pelaksana Bidang Kesga
47 9 AGUS PERMANA, SKM 19730812 1994031 005
III/a Pelaksana Bidang Kesga
48 10 SUKADI, SKM 19820509 2010011 014
III/a Pelaksana Bidang Kesga
49 11 DANY PRIANA 19810430 2008011 004
II/c Pelaksana Bidang Kesga
50 12 Hj. ROHMAHWANTI 19740121 2010012 002
II/c Pelaksana Bidang Kesga
51 13 CASINI 19740815 2002122 003
II/c Pelaksana Bidang Kesga
52 14 RODINIH, A.Md.Keb 19760530 2009012 003
II/c Pelaksana Bidang Kesga
BIDANG BINA PERILAKU dan PENYEHATAN LINGKUNGAN
53 1 H. ANANG YUWANA, SKM, M.Kes.
19580204 1982021 002
IV/b Kepala Bidang BPPL
54 2 SOLEH BASTAMAN, SKM, M.Kes.
19650823 1988031 008
IV/a Kasi Penyehtn.Lingk.Permukiman Bidang BPPL
55 3 LIS NUR'AENI, SKM 19680829 1988122 001
III/c Kasi Penyehatan TTU & Industri Bidang BPPL
56 4 JAJANG PRIHATA, SKM 19700305 1993121 001
III/b Kasi Perilaku Kesehatan Bidang BPPL
57 5 SUKARDI, AMKL 19620918 1986031 011
III/c Pelaksana Bidang BPPL
58 6 Hj. SUSI HASANAH 19661010 1988032 014
III/b Pelaksana Bidang BPPL
59 7 HERRA SUPERIYATNA, SKM 19710102 1995031 002
III/b Pelaksana Bidang BPPL
60 8 YENI ROSMANAH 19700613 1992032 010
III/a Pelaksana Bidang BPPL
61 9 SURACHMAN, AMKL 19801209 2005011 011
II/d Pelaksana Bidang BPPL
62 10 KODIJAH 19790903 2008012 003
II/c Pelaksana Bidang BPPL
63 11 HARDIANSAH 19800901 2008011 005
II/c Pelaksana Bidang BPPL
64 12 MIA ROSMAYANTI 19830511 2008012 002
II/c Pelaksana Bidang BPPL
65 13 LUSI ANDRIANI 19800401 2008012 005
II/c Pelaksana Bidang BPPL
BIDANG PENCEGAHAN dan PEMBERANTASAN PENYAKIT
66 1 dr. H. ABDUL AZIS, MM 19570305 1988031 004
IV/b Kepala Bidang P2P
68 3 LINDA BUDIYAH, SKM 19690809 1997032 006
III/d Kasi Pencegahan Penyakit Bidang P2P
69 4 H. DEDI SUPRIYATNATARIS, SKM
19701226 1995031 001
III/b Kasi Pengawasan Penyakit Bidang P2P
70 5 SUSILAWATI 19650415 1985022 001
III/b Pelaksana Bidang P2P
71 6 HASANUL SYARIF 19620708 1985031 007
III/b Pelaksana Bidang P2P
72 7 ASEP BAMBANG SUHENDAR, SKM
19810207 2006041 011
III/b Pelaksana Bidang P2P
21
73 8 DEDE KURNIAWAN, SKM 19740625 1994031 003
III/b Pelaksana Bidang P2P
74 9 SUKAESIH, SKM 19771029 2006042 009
III/b Pelaksana Bidang P2P
75 10 ADE NURLINA, SKM 19791027 2005012 007
III/b Pelaksana Bidang P2P
76 11 MUHAMMAD SUBHAN, AMK 19760320 2001121 002
III/a Pelaksana Bidang P2P
77 12 M. YUSUF, AMK 19780414 2001121 005
III/a Pelaksana Bidang P2P
78 13 EKA PRILIANTO, SKM 19750627 2010011 004
III/a Pelaksana Bidang P2P
79 14 SAMSUDIN 19661027 1985031 001
II/d Pelaksana Bidang P2P
80 15 YULIANA ROSITA DEWI 19750710 2000122 005
II/d Pelaksana Bidang P2P
81 16 TATI LATIFAH 19740720 2006042 015
II/d Pelaksana Bidang P2P
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN dan FARMASI
82 1 dr. Hj. TRIYANI JUDAWINATA
19611021 1988032 002
IV/b Kepala Bidang Yankesfar
83 2 dr. Hj. DEWI DAMAYANTI 19691225 2001122 003
III/d Kasi Pelayanan Kes. Dasar Bidang Yankesfar
84 3 MUDIYONO, SKM 19620510 1987021 003
III/d
Kasi Plynn Kes.Rujukn&Plynn.Kes.Swasta Bidang Yankesfar
85 4 SANIRI, S.Si, Apt. 19700514 2001122 003
III/c Kasi Farmasi Bidang Yankesfar
86 5 MOHAMAD AGUS, S.Sos. 19640917 1991011 001
III/c Pelaksana Bidang Yankesfar
87 6 YAYAH SITI KOMARIAH 19650915 1989032 011
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
88 7 DEDI MULYADI 19600119 1985111 001
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
89 8 SUHARI 19731215 1994031 004
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
90 9 NURPATMAWATI, S.Farm, Apt.
19750312 1994032 001
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
91 10 YAYAN HARYANTO, SKM 19680301 1995031 003
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
92 11 SRI MULYATI PUJIHASTUTI 19620720 1990032 002
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
93 12 UUT TEGUH SABARA, Apt. 19820311 2009021 001
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
94 13 NOVI FITRIANI 19670121 1991022 002
III/b Pelaksana Bidang Yankesfar
95 14 SITI JULAEHA 19710620 1992032 005
III/a Pelaksana Bidang Yankesfar
96 15 ANDIYANTO, A.Md. 19790927 2005011 007
II/d Pelaksana Bidang Yankesfar
97 16 LUTFIYAH 19790131 2002122 003
II/d Pelaksana Bidang Yankesfar
98 17 ABIDIN 19660416 1987111 001
II/c Pelaksana Bidang Yankesfar
100 19 CHAERUL IMAM 19710809 200801
1 003II/a Pelaksana Bidang Yankesfar
101 20 TOTON SUHARTONO 19840928 200701
1 002II/a Pelaksana Bidang Yankesfar
22
PKD - KONTRAK DINAS - MAGANGNO NO NAMA TEMPAT TUGAS KET
P K D1 1 KADINA HENDRAYANA Pelaksana Bidang P2P 2 2 DUROTUL JANNAH Pelaksana Bidang Yankesfar 3 3 SUMARI Pelaksana Bidang Yankesfar 4 4 EVA ATIKAH Pelaksana Sub Bagian Umum
KONTRAK DINASSOPIR5 1 PANDI Pelaksana (Pengemudi) Bidang BPPL 6 2 DO'A SEPUHJASANA Pelaksana (Pengemudi) Bidang Kesga 7 3 ALI IMRON Pelaksana (Pengemudi) Bidang P2P 8 4 MOHAMAD ADNAN Pelaksana (Pengemudi) Bidang Yankesfar 9 5 GUNAWAN Pelaksana (Pengemudi) Sub Bagian Umum 10 6 ACHMAD BACHRONI Pelaksana (Pengemudi) Sub Bagian Umum 11 7 DEDE ROHAENDI Pelaksana (Pengemudi) Sub Bagian Umum CLEANING SERVICE12 1 ARNAWI Pelaksana (Kebersihan) Sub Bagian Umum 13 2 MOH. ARIFIN Pelaksana (Kebersihan) Sub Bagian Umum 14 3 MADRAIS Pelaksana (Kebersihan) Sub Bagian Umum 15 4 KADAM Pelaksana (Kebersihan) Sub Bagian Umum PENJAGA MALAM
16 1 TOESAN Pelaksana (Penjaga Gudang) Bidang Yankesfar
17 2 SUMANTRI Pelaksana (Penjaga Gudang) Bidang Yankesfar
18 3 SUTRISNO Pelaksana (Penjaga Gudang) Bidang Yankesfar
19 4 ASMUDI Pelaksana (Penjaga Malam) Sub Bagian Umum 20 5 JENDI SONO Pelaksana (Penjaga Malam) Sub Bagian Umum 21 6 SAKLIMA DAYA Pelaksana (Penjaga Malam) Sub Bagian Umum 22 7 DIMA HAMDANI Pelaksana (Penjaga Malam) Sub Bagian Umum ADMINISTRASI23 1 NUROKHMAN Pelaksana Bidang BPPL 24 2 MINGGUS SISWANTO Pelaksana Bidang Yankesfar 25 3 MUSTIKA DEWI MASYURI Pelaksana Bidang Yankesfar 26 4 DICKY SETIAWAN Pelaksana Sub Bagian Keuangan 27 5 MAMAN PUJIMAN Pelaksana Sub Bagian Keuangan 28 6 RAKIJA Pelaksana Sub Bagian Keuangan 29 7 IRFAN SETIA BUDI Pelaksana Sub Bagian Program 30 8 RESTU AKBARIYANI HIDAYATI Pelaksana Sub Bagian Program 31 9 HARTAMAN Pelaksana Sub Bagian Umum
23
32 10 HARYANTO Pelaksana Sub Bagian Umum 33 11 DETI SETIANI Pelaksana Sub Bagian Umum MAGANG34 1 IWAN GUNAWAN Pelaksana Sub Bagian Umum 35 2 YUSUP SUPRIANDANA Pelaksana Sub Bagian Program 36 3 DEFPI PHONENLIY Pelaksana Sub Bagian Program
3. 1 Rencana Pelaksanaan Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Vektor
1. Recycle dan Reuse
24
2. Memberlakukan hukuman tegas bagi orang yang membuang sampah
sembarangan dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
3. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan tidak merokok
4. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) >>
memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan
vector >> jangka waktu lama
5. Pengendalian terapan (applied control) >> memberikan
perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan vektor >>
sementara
a. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan
(environmental sanitation improvement)
b. Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-
mechanical control) >> modifikasi/manipulasi lingkungan
>> landfilling, draining
c. Pengendalian secara biologis (biological control)
>> memanfaatkan musuh alamiah atau pemangsa/predator,
fertilisasi
d. Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia
(chemical control)
25
3.2 Kesimpulan dan Saran
3.2.1 Kesimpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya.
Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yakni sampah organic dan
sampah nonorganik. Dan yang paling bermasalah bagi kehidupan
manusia adalah sampah nonorganik karena sampah ini sangat sukar
terurai menjadi tanah, sehingga dapat menyebabkan penumpukan
sampah. Sebagian pegawai Dinas Kesehatan juga tidak perduli
tentang tata cara pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke
selokan, dan ada juga yang membuangnya begitu saja di tepi dan
pojokan sudut ruangan. Selain secara estetika hal ini sangatlah
buruk, pembuangan sampah seperti itu juga dapat mengakibatkan
Penyakit berbasis lingkungan yang diakibatkan oleh vektor.
Oleh karena peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang
yang membuang sampah sembarangan lagi. Dan yang paling penting
adalah kita membuang sampah pada tempatnya itu haruslah
berdasarkan kesadaran dan kedisiplinan dari diri kita masing-
masing, karena dengan begitu tanpa disadari kita akan membuang
26
sampah dengan benar pada tempatnya meskipun di daerah tempat kita
tinggal tidak ada sangsi tegas mengenai itu.
Jika kita mau membuang sampah pada tempatnya setiap saat,
maka setiap saat juga lingkungan kita akan terlihat bersih dan
asri.
3.2.2 Saran
1. Sebaiknya institusi melalui Kepala Dinas menyediakan Tempat
Sampah di setiap sudut ruangan serta ditempat-tempat
strategis lainnya.
2. Institusi melalui Kepala Dinas Kesehatan seharusnya
memberikan tindakan tegas bagi seseorang yang membuang
sampah sembarangan, bukan membiarkannya agar oknum-oknum
tersebut jera berbuat hal yang sama.
3. Pada hari-hari tertentu, Institusi melalui Kepala Dinas
Kesehatan perlu mengadakan membersihkan lingkungan bersama-
sama Pegawai lainnya agar tempat mereka benar-benar bersih
dari sampah yang berserakan.
4. Disiplinkanlah diri anda untuk membuang sampah pada
tempatnya.27
5. Perkecillah penggunaan plastik dalam kehidupan
diperkantoran.
RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGENDALIAN VEKTOR
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIREBON
Disusun sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
SAMPAH PADAT DAN PENGENDALIAN VEKTOR
Disusun oleh:
SURACHMAN
NIM : 4102.0212.B2.008
28