LAPORAN PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAHAN SAMPAH
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of LAPORAN PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAHAN SAMPAH
LAPORAN PENYEHATAN TANAH DANPENGELOLAHAN SAMPAH
“Pengambilan dan Pemeriksaan SampelTanah dan Lindi ”
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 :
• Zulkifli
• Riduan Apriady
• Naufal Juniarta
• Rizky Afrianto
• Rifky Mulya Nugraha
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
0
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI D-III B.
2013/2014KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah–Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Penyehatan Tanah dan Pengolahan Sampah dapat
diselesaikan oleh penulis.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas
terselesainya Laporan ini kepada dosen pengampu mata
kuliah Penyehatan Tanah dan pengolah Sampah, serta
semua pihak yang telah membantu penulis sehingga
terselesainya makalah ini. Penulis menyadari akan
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami ke depan
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa
dan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
1
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas perhatian dan koreksi dari
berbagai pihak semoga budi baik beliau dibalas oleh-
Nya.
Pontianak, 8 Januari 2015
Kelompok 2
2
DAFTAR ISIHALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATAPENGANTAR ................................................................................................. 1DAFTARISI.................................................................................................................. 2DAFTARGAMBAR ..................................................................................................... 4DAFTARTABEL............................................................................................................ 5DAFTARLAMPIRAN..................................................................................................... 6
BABI PENDAHULUAN ....................................................................................... 7
A. LatarBelakang............................................................................................................... 7
B.Tujuan .....................................................
3
............................................................
............ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 8
A. Contoh terduga............................................................................................................. 8
B. Contoh acak................................................................................................................. 8
C. Contoh acak bertingkat................................................................................................. 8
D. Contoh Sistematik......................................................................................................... 8.
1. Penetapan di Laboratorium di Bandingkan metode
lapangan ........................................ 92. Kesalahan, keragaman, dan
ketetapan........................................................................... 9
3. Keragaman tanah dilapangan....................................................................................... 10
4
4. Contoh tanahpewakil..................................................................................................... 10
BAB III PRAKTIKUM PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAHAN SAMPAH.................................................. 12
A. Pengambilan dan pemeriksaan sampel tanah................................................................. 121. Pengambilan sampel tanah.................................................................................... 122. Pemeriksaan sampeltanah..................................................................................... 12
B. Pengambilan dan Pemeriksaan sampel lindi................................................................. 131. Pengambilan sampellindi.................................................................................... 132. Pemeriksaan sampellindi.................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................... 14
5
A. Pengambilan dan Pemeriksaan SampelTanah.......................................................................... 14 1. TPA KUBURAYA.................................................................................... 14 2. TPAPONTIANAK...................................................................................... 14.
B. Pengambilan dan pemeriksaan SampelLindi.............................................................................. 15 1. TPA KUBURAYA..................................................................................... 15 2. TPAPONTIANAK .................................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 18
Kesimpulan....................................................................................................................... 18
Saran................................................................................................................................. 18
6
DAFTARPUSTAKA............................................................................................. 19LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis mineral primer yang sering dijumpai di dalam tanahTabel 2.4 Istilah-istilah untuk Horizon Perinci dengan Taksonomi Tanah
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5 Pengambilan SampelLindi...................................................... 15Gambar 2.6 SampelTanah.......................................................................... 17Gambar 2.7 PengambilanAuger................................................................. 17
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran-1. Formulir Pengawasan Tempat Pembuangan AkhirLampiran-2. Gambar-gambar di TPA
10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri
atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan,
dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi
kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang
terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin, dan sinar matahari.
11
Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media
tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan
tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman
seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari
bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting
untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh
yang ideal bagi tanaman.
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui
sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,
misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan
sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan
berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam
suatu peta tanah.
A. Tujuan
Agar mahasiswa tahu cara pengambilan sampel tanah
dengan benar dan mengetahui karakteristik tanah.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengambilan contoh tanah dimaksudkan untuk
memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat
diperoleh langsung dari pengamatan lapangan. Lokasi
pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa
sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh
tanahnya.
Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan
contoh tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah,
antara lain:
a. Contoh terduga (Judgement Sample)
Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih
berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal
survei. Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan
secara subyektif sehingga agak bias. Tingkat
kepercayaan data yang diperoleh bisa tinggi bisa rendah
tergantung dari tingkat pengalaman (keahlian) si
pengambil contoh.
b. Contoh acak (Random Sample)
Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga
setiap tanah di dalam daerah survei mempunyai
kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
menggunakan tabel bilangan random. Satu pasangan angka
13
random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh
berdasarkan atas sistem koordinat.
c. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)
Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke
strata homogen adalah suatu cara yang paling efektif
untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh.
Hal ini berarti dapat meningkatkan akurasi atau
mengurangi jumlah contoh tanah yang diperlukan apabila
kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal
yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing-masing
satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random.
d. Contoh sistematik (Systematic Sample)
Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini
ditentukan dengan sistim Grid yaitu berjarak sama pada
kedua arah. Cara ini merupakan cara yang paling mudah
dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.
Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di
laboratorium memerlukan tiga macam contoh tanah yaitu :
a. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk
penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah,
pF, dan permeabilitas tanah.
b. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat)
untuk penetapan stabilitas agregat.
c. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk
penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg,
dan sifat-sifat kimia.
14
Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengambilan
contoh tanah untuk penetapan sifat fisik tanah adalah
sebagai berikut:
1. Penetapan di laboratorium dibandingkan metode
lapangan
Penetapan di laboratorium sangat banyak
keuntungannya dibandingkan dengan pengukuran di
lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung
seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu
mudah dikontrol. Perlengkapan baku, seperti
timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan.
Perlengkapan yang mahal dan canggih sering tidak
digunakan di lapangan, karena pertimbangan cuaca,
pencurian dan vandalisme, serta kerusakan alat
akibat goncangan ketika diangkut. Selain itu,
penetapan di laboratorium dapat menghemat waktu
bekerja, contoh tanah dikumpulkan dari banyak lokasi
yang berbeda, dan ditetapkan secara berurutan.
Dibalik keunggulan tersebut, tidak semua sifat tanah
dapat ditetapkan di laboratorium. Di dalam suatu
penelitian neraca air, misalnya, kadar air dan
potensi air tanah lebih baik dilakukan di lapangan
karena intensitas pengamatan yang tinggi.
2. Kesalahan, keragaman, dan ketepatan
15
Para peneliti dihadapkan dengan data yang
diperoleh dari hasil penelitiannya, apakah terjadi
penyimpangan atau seberapa besar ketepatan
analisisnya, dan bagaimana keragaman datanya. Untuk
mengetahui hal tersebut perlu dikaji bagaimana data
diperoleh dan seberapa besar tingkat keyakinan
terhadap nilai data yang diperoleh. Aspek tingkat
kepercayaan tidak terlepas dari prinsip dan metode
statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah
untuk menerangkan prinsip dasar statistik yang ada
relevansinya dengan kesalahan dalam pengamatan, dan
jumlah pengamatan dari suatu pengukuran. Pengukuran
adalah kuantifikasi dari sesuatu yang dinilai, yang
langsung dapat menjawab pertanyaan khusus dalam
suatu percobaan. Implikasinya adalah kuantifikasi
pada urutan-urutan kegiatan akan menghasilkan
resultan hasil pengukuran.
Tabel 2.1 Jenis mineral primer yang sering dijumpaidi dalam tanah
Mineral
Komposisi Kimia KecepatanPelapukan
Sumber Hara
Olivin (Mg,Fe2)2SiO4 Sangat tinggi Mg.FeMineral
Komposisi Kimia KecepatanPelapukan
Sumber Hara
Olivin (Mg,Fe2)2SiO4 Sangat tinggi Mg.FeBiotit K(Mg,Fe2)3(AISi3)O10(
OH)2
Sangat tinggi K,MG,Fe
Leucit K(AISi2O6) Sangat tinggi K, Mg, FeSulfit K (AISi2O6) Sangat tinggi KKuarsa SiO2 Sangat lambat Si
16
Magnetit
Fe3O4 Sangat lambat Fe
Klorida
Sedang-tinggi K
3. Keragaman tanah di lapangan
Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan
waktu, yang dapat disebabkan oleh hasil akhir dari
proses yang terjadi secara internal atau alami dan
pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia.
Proses yang sifatnya internal berkaitan dengan
faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang
dapat mempengaruhi pembentukan tanah.
Sebagai contoh, pengolahan tanah adalah mencampur
tanah, yang berarti cenderung mengurangi variasi
berat isi tanah menurut ruang, namun, pengaruhnya
berubah menurut waktu akibat proses pemadatan.
4. Contoh tanah pewakil
Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan
perhatian dalam pengambilan contoh tanah adalah
ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh tingkat
keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas
tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang
heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah.
Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya
beberapa sentimeter bahkan milimeter.
Dalam tingkat subgroup nama tanah terdiri dari duapatah kata seperti halnya sistem taksonomi tanah,
17
dimana kata kedua menunjukan nama great group, sedangkata pertama menunjukan sifat utama dari subgrouptersebut. Di bawah ini adalah beberapa contoh:
Kumpulan : Horizon ABCJenis tanah : LatosolMacam tanah : Latosol HumikRupa : Latosol Humik, tekstur halus,drainase baikSeri : Bogor (Latosol Humik, teksturLiat, drainase baik)
Tabel 2.4 Istilah-istilah untuk Horizon Perincidengan Taksonomi Tanah
18
BAB III
PERAKTIKUM PENYEHATAN TANAH DAN PENGOLAHAN SAMPAH
A. Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Tanah
1. Pengambilan Sampel Tanah
a. Alat
1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah untuk mencampuratau mengaduk3. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh
tanah individu4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat1 kg tanah, dan kantong plastic untuk label.5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label7. Lembaran informasi contoh tanah yang
diambil.
b. Bahan
Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari
lapang dan sudah dikeringkan selama kurang lebih
satu minggu.
c. Cara Kerja
Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambilsecara langsung dr badan tanah yang sedang dipantau.Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah padasaat pengambilan sampel.
19
Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campurandari beberapa waktu pengambilan. Pengambilan sampelkomposit dapat dilakukan secara manual ataupun secaraotomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambilair pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel scaraotomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui gambarantentang karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus
Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampelgabungan yang diambil secara terpisah dari beberpatempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada jugasatu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilansampel penelitian yaitu:
Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis),
Cara ini dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan
kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan memerlukan
bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan
yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya
bekerja dalam 24 jam.
Pemeriksaan Sampel Tanah
( Kami tidak melakukan pemeriksaan ke laboratorium
dikarnakan ketidaklengkapan alat di laboratorium)
B. Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Lindi
1. Pengambilan Sampel Lindi
a. Alat
1. Gayung yang gagangnya panjang
20
2. Kantung plastik atau wadah sampel lindi
b. Bahan
c. Cara Kerja
1. Mencari titik yang tepat untuk di ambil sampel
lindinya
2. Kemudian ambil secukupnya penggunakan gayung
3. Dan, masukkan kedalam kantung plastik
4. Beri label pada sampel
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Tanah
1.TPA Kubu Raya
Dalam Praktikum kali ini kami melakukan di TPA KubuRaya yang bertempat di daerah Rasau Jaya. ContohTanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil darisuatu bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengancara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yangakan diteliti secara lebih detail di laboratorium.
21
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuhdan pengambilan contoh tanah secara tidakutuh. Sebagaimana dikatakan dimuka bahwa pengambilancontoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat yang akanditeliti.
Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada 3 macampengambilan contoh tanah yaitu :1. Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soilsample) yang diperlukan untuk analisis penetapan beratisi atau berat volume (bulk density), agihan ukuranpori (pore size distribution) dan untuk permeabilitas(konduktivitas jenuh)2. Contoh tanah dalam keadaan agregat takterusik (undisturbed soil aggregate) yang diperlukanuntuk penetapan agihan ukuran agregat dan derajadkemantapan agregat (aggregate stability)3. Contoh tanah terusik (disturbed soil sample),yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur,tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung,kadar lengas kritik, Indeks patahan (Modulus ofRupture:MOR), konduktivitas hidroulik tak jenuh, luaspermukaan (specific surface), erodibilitas (sifatketererosian) tanah menggunakan hujan tiruan (rainfallsimulator)Untuk penetapan sifat kimia tanah misalnya kandunganhara (N, P, K, dll), kapasitas tukar kation (KPK),kejenuhan basa, dll digunakan pengambilan contoh tanahterusik.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman ataupH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadapion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebutbereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6,artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besardaripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalamlarutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutantanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-
22
14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kationKalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsurtersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yanglebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.
2. TPA PontianakPada Minggu selanjutnya kami melakukan pengambilan
sampel tanah di TPA Pontianak yang bertempat di daerahBatulayang. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapanterpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimiadari contoh tanah yang diambil diperlukan untukmengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dandapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dankapur secara efisien, rasional dan menguntungkan.Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contohtanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakanrekomendasinya dan tidak dengan cara benar.
Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakantahapan terpenting di dalam program uji tanah. Contohtanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggusaat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapahari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilancontoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisikapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaantanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedangpengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil padakondisi basah.Hal-Hal Yang perlu diperhatikan:
Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
23
Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.
Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untukdiketahui :1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserapoleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserapoleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena padapH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalamair.2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsuryang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asambanyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifatracun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapatdiserap oleh tanaman.
Gambar 2.6 Sampel tanah Gambar2.7 Pengambilan Auger
B. Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Lindi
1. TPA Kubu RayaPraktikum pengambilan sampel lindi di daera Kubu
Raya . Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapatdianalogikan seperti seduhan air teh. Air lindi membawamateri tersuspensi dan terlarut yang merupakan produkdegradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi olehbeberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah
24
curah hujan di daerah TPA dan kondisi spesifik tempatpembuangan tersebut. Air lindi pada umumnya mengandungsenyawa-senyawa organik (Hidrokarbon, Asam Humat,Sulfat, Tanat dan Galat) dan anorganik (Natrium,Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat,Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat) yang tinggi.Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam airlindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggidari pada konsentrasi dalam air tanah (Maramis, 2008).Cairan pekat dari TPA yang berbahaya terhadaplingkungan dikenal dengan istlah leacheat atau airlindi. Cairan ini berasal dari prosesperkolasi/percampuran (umumnya dari air hujan yangmasuk kedalam tumpukan sampah), sehingga bahan-bahanterlarut dari sampah akan terekstraksi atau berbaur.Cairan ini harus diolah dari suatu unit pengolahanaerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan.Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi (bisamencapai ribuan mg/L), sehingga pengolahan air linditidak boleh dilakukan sembarangan
1) Sampah Sebagai Sumber Air LindiTimbunan sampah yang berasal dari sampah domestik
dapat mengganggu/ mencemari karena : lindi (airsampah), bau dan estetika. Timbunan sampah jugamenutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisadimanfaatkan lagi. Selain itu, timbunan sampah dapatmenghasilkan gas Nitrogen dan Asam Sulfida, adanya zatMercury, Chrom dan Arsen pada timbunan sampah dapatmenimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan,merusak struktur permukaan dan tekstur permukaan tanahmenjadi racun (Pustekom, 2005).Selayaknya benda cair, air lindi ini akan mengalir ketempat yang lebih rendah. Air lindi dapat merembes kedalam dan bercampur dengan air tanah, ataupun mengalirdi permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai.Bisa dibayangkan, air lindi yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik dengan konsenterasi
25
sekitar 5000 kali lebih tinggi dari pada dalam airtanah, masuk dan mencemari tanah atau air sungai.
2) Karakteristik Air LindiAir lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang
sulit didegradasi, yang mengandung bahan-bahan polimer(makro molekul) dan bahan organik sintetik (Suprihatin2002 in Sulinda, 2004). Pada umumnya air lindi memilikinilai rasio BOD5/COD sangat rendah (<0,4). Nilai rasioyang sangat rendah ini mengindikasikan bahwa bahanorganik yang terdapat dalam air lindi bersifat sulituntuk didegradasi secara biologis. Angka perbandinganyang semakin rendah mengindikasikan bahan organik yangsulit terurai tinggi (Alaerts dan Santika, 1984).Komposisi air lindi sangat bervariasi karena prosespembentukannya dipengaruhi oleh karakteristik sampah(organik-anorganik), mudah tidaknya penguraian (larut -tidak larut), kondisi tumpukan sampah (suhu, pH,kelembaban, umur), karakteristik sumber air (kuantitasdan kualitas air yang dipengaruhi iklim.
2. TPA PontianakPada Praktikum selanjutnya kami mengambil sampel
lindi. Secara umum Rembesan lindi yang sudah mencapailebih dari 400 m dari pusat timbunan sampah menunjukkanbetapa cepatnya lindi tersebut mencemari lingkungan TPA. Bisa dibayangkan kalau Pemerintah dan Instansiterkait tidak tanggap atas dampak yang telahditimbulkan oleh adanya TPA yang masih menerapkansistem open dumping, maka sudah barang tentu akanberdampak negatif terhadap lingkungan baik terhadapsifat fisik-kimia-biologis maupun berdampak padakesehatan masyarakat khususnya yang bermukim di sekitarTPA. Pengaruh pencemaran lindi terhadap lingkungandisekitar TPA antara lain dapat berpengaruh padaperubahan sifat fisik air, suhu air, rasa, bau dankekeruhan. Suhu limbah yang berasal dari lindi umumnyalebih tinggi dibandingkan dengan air yang tidaktercemar lindi. Hal ini dapat mempercepat reaksi kimia
26
dalam air, mengurangi kelarutan oksigen dalam air,mempercepat pengaruh rasa dan bau.
Adanya TPA yang tidak jauh dari kali/sungai, harusdiwaspadai adanya pencemaran oleh lindi. Sungaitersebut mengalir dan masih dimanfaatkan oleh sebagianpenduduk untuk keperluan sehari-hari seperti mandi danmencuci. Jika sungai ini tercemar oleh adanya rembesanlindi maka akan berdampak negatif bagi penduduk yangyang masih memanfaatkan air sungai tersebut, baikpenduduk yang berada di sekitar TPA maupun pendudukyang berada di hilir disepanjang sungai. Adanyarembesan lindi yang telah mencemari lingkungandisekitar TPA berarti melanggar pasal 29 ayat 1 point fUndang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pelaranganpembuangan sampah dengan sistem open dumping. Disampingitu juga telah melanggar Undang-Undang No. 32 Tahun2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup.
Gambar 2.5 Pengambilan sampel lindi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
27
1. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
2. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah,
yaitu : contoh tanah utuh; contoh tanah tidak
utuh/terganggu; contoh tanah dengan agregat utuh.
3. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan 1 mm
adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, seperti
: Vertisol, Entisol dan Andisol.
4. Contoh tanah yang lolos saringan 0,5 mm adalah
contoh tanah halus, seperti : Inceptisol dan
Ultisol.
B. Saran
Pada praktikum acara ini sebaiknya praktikan dapat
melakukan praktikum sendiri sehingga dapat mengetahui
cara pengambilan contoh tanah yang sesuai dengan
pengaplikasian di lapangan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2011/03/.sampah dan permasalahannya. Diunduh
dari:
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7040/3
/09E01428.pdf.txt)
Anonim,2012/06/. Pengambilan Sampel tanah. Di unduh
dari:
(http://www.slideshare.net/novidwiazhar/daftar-isi-
tabel-gambar-lampiran-istilah-26295639)
nocovar.blogspot.2012/05/laporan-sample-tanah.html(http://nocovar.blogspot.com/2012/05/laporan-sample-tanah.html)
29