EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN PURWAKARTA
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN PURWAKARTA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
(EV-001)
EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN
PURWAKARTA
DisusunOleh :
Rivan Hidayat
093050009
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT,
atas nikmat, rahmat, berkah kesehatan serta karunianya,
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan yang
diharapkan. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah bagi
rasullullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, amien.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini tak lepas
dari dukungan banyak pihak, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan banyak terimaksih kepada:
1. ALLAH SWT, yang masih mengizinkan nyawa ini masih
hidup dalam diri.
2. Kedua orangtua atas semua rasa kasih dan sayangnya,
yang takkan terbalaskan selamanya dan juga kakak serta
adik saya.
3. Ibu Anni Rochaeni,Ir.,MT. selaku dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan pengarahan serta ilmu yang
bermanfaat, khususnya dalam pembuatan laporan ini.
4. Onyon yang selalu memberikan semangat, cepat beres ya
TA nya honey.
5. Semua Teman-teman angkatan 2009 yang tetap bertahan
sejalan bersama.
6. Semua pihak yang tak dapat saya paparkan satu persatu
atas semua motivasinya.
Tak lupa ucapan maaf sebesar-besarnya, karena saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya
bagi saya selaku penyusun dan bagi kita semua.
Bandung, Maret2014
Rivan Hidayat
II-3
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
(EV-001)
EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH
KABUPATEN PURWAKARTA
Disusunoleh :
RivanHidayat
093050009
Telahdisetujuidandisahkan
padaMaret 2014
DosenPembimbing
(Ir. AnniRochaeni, MT)
Koordinator Kerja Praktek
Jurusan Teknik Lingkungan FT-UNPAS
(Ir. Sri Wahyuni, MT)
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang I - 1 1.2 Tujuan I -1 1.3 Ruang Lingkup I -2 1.4 LokasiKerjaPraktek I - 2 1.5 WaktuPelaksanaanKerjaPraktek I - 2 1.6 ManfaatKerjaPraktek I - 2 1.7 SistematikaPenulisanLaporan I - 2 1.8 JadwalPelaksanaanKerjaPraktek I - 3
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 GambaranUmumKabupatenPurwakarta II - 1
2.1.1 LetakGeografisdan Batas Administratif II -1 2.1.2 LetakTopografi II -4 2.1.3 IklimdanCurahHujan II - 4 2.1.4 Kependudukan II - 4 2.1.5 Tata GunaLahan II - 5
2.2 GambaranUmumDinasKebersihandanPertamananKabupatenPurwakarta II-6 2.2.1 Kedudukan II - 6
2.2.2 RuagLingkupPekerjaan II - 6 2.2.3 TinjauanKebijakan II - 6 2.2.4 SusunanOrganisasi II - 8 2.2.5 SaranadanPrasarana II - 9 2.2.6 TempatPemroresanAkhir II -9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi, SumberdnKlasifikasiSampah III - 1
3.1.1 Definisi III -1 3.1.2 SumberSampah III -1 3.1.3 KlasifikasiSampah III -2
3.2 TimbulanSampah III - 3 3.3 PengelolaanSampah III - 5
3.3.1 Teknik Operasional Pengelolaan Sampah III - 5 3.3.1.1 Pewadahan III - 6 3.3.1.2 Pengumpulan III - 7 3.3.1.3 Pemindahan Sampah (TPS/SPA) III - 12 3.3.1.4 Pengangkutan Sampah III - 14
BAB IV SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN PURWAKARTA
4.1 Umum IV - 1 4.2 TeknikOperasionalPengelolaanSampah IV - 2
4.2.1 Pewadahan IV - 2 4.2.2 Pengumpulan IV - 4 4.2.3 SistemPengangkutan IV - 7
4.2 TPA Cikolotok IV - 34
II-5
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Permasalahan V - 1
5.1.1 Tingkat Pelayanan V - 1 5.1.2 KondisiTenagaKerja V - 1 5.1.3 Kondisi TPS V - 2 5.1.4 KondisiSaranaPengangkutan V - 4 5.1.5 OperasionalPengangkutan V - 5 5.1.6 KondisiJalan V - 6 5.1.7 Kondisi TPA V - 7
5.2 Pembahasan V - 7 5.2.1 Tingkat Pelayanan V - 7 5.2.2 KondisiTenagaKerja V - 8 5.2.3 Kondisi TPS V - 8 5.2.4 KondisiSaranaPengangkutan V - 8 5.2.5 KondisiOperasional V - 9 5.2.6 KondisiJalan V - 9 5.2.7 Kondisi TPA V - 9 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan VI - 1 6.2 Saran VI - 2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 JadwalKegiatanKerjaPraktek I - 4 Tabel2.1 Luas Wilayah danJumlahDesa/KelurahanMenurutKecamatan di
KabupatenPurwakarta II - 2 Tabel2.2 SaranadanPrasaranaDinasKebersihandanPertamananKabupatenPurwakarta II - 9 Tabel3.1 BesarnyaTimbulanSampahBerdasarkanSumbernya III - 4 Tabel3.2 Tipepemindahan (Transfer) III - 13 Tabel3.3 Peralatan Sub-Sistem Pengangkutan III - 15 Tabel 4.1 Tingkat Pelayanan Tahun 2010 IV - 1 Tabel 4.2 Asumsi Timbulan Sampah 2010 IV - 2 Tabel 4.3 PolaPengumpulan IV - 7 Tabel 4.4 JumlahKendaraanPengangkutSampah IV - 8 Tabel 4.5 Daerah PelayananKendaraanPengangkut IV - 8 Tabel 4.6 RutePengangkutan III–40
II-7
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Peta Batas Administrasi Wilayah KabupatenPurwakarta II - 3 Gambar2.2 BaganStrukturOrganisasiDinasKebersihandanPertamananKabupatenPurwakarta II - 8 Gambar2.3 Lokasi TPA II - 10 Gambar3.1 Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan III - 5 Gambar 3.2 Bagan proses pengumpulandanpengangkutansecaralangsung III - 8 Gambar3.3 Bagan proses pengumpulandanpengangkutansecaratidaklangsung III - 9 Gambar3.4 Skemapolapengangkutansampahsecaralangsung III - 18 Gambar 3.5 Skemapolapengangkutansecaratidaklangsung III - 19 Gambar 3.6 Polapengangkutansampahsistem individual langsung III - 19 Gambar3.7 Polapengangkutansystem transfer depotipe I dan II III - 20 Gambar3.8 Polapengangkutandengansistempengosongankontainer Cara-1 III - 21 Gambar 3.9 Polapengangkutandengansistempengosongankontainer Cara-2 III - 21 Gambar 3.10 Polapengangkutandengansistempengosongankontainer Cara-3 III - 22 Gambar4.1 WadahSampahPasangan Bata Ukuran 1 m³ IV - 3 Gambar4.2 WadahKomunalPasangan Bata Ukuran 2 m³ IV - 3 Gambar4.3 Drum SampahKapasitas 40 liter IV - 4 Gambar4.4 Drum Sampahuntuk penyapuan jalan IV - 4 Gambar4.5 Pengumpulan Individual Langsung IV - 5 Gambar 4.6 CatorPengumpulSampah IV - 5 Gambar 4.7 WadahKomunal di TPS KembangKuning IV - 6 Gambar 4.8 PenyapuanJalan Ibrahim Singadilaga IV - 6 Gambar 4.9 JalurPelayananDumptruk T 8034 A IV - 15 Gambar 4.10 JalurPelayananDumptruk T 8060 A IV - 16 Gambar 4.11 JalurPelayananDumptruk T 8037 A IV - 17 Gambar 4.12 JalurPelayananDumptruk T 8296 A IV - 18 Gambar 4.13 JalurPelayananDumptruk T 8057 A IV - 19 Gambar 4.14 JalurPelayananDumptruk T 8130 A IV - 20 Gambar 4.15 JalurPelayananDumptruk T 8011 A IV - 21 Gambar 4.16 JalurPelayananDumptruk T 8038 A IV - 22 Gambar 4.17 JalurPelayananDumptruk T 8127 A IV - 23 Gambar 4.18 JalurPelayananDumptruk T 8028 A IV - 24 Gambar 4.19 JalurPelayananDumptruk T 8299 A IV - 25 Gambar 4.20 JalurPelayananDumptruk T 8302 A IV - 26 Gambar 4.21 JalurPelayananDumptruk T 8035 A IV - 27 Gambar 4.22 JalurPelayananDumptruk T 8036 A IV - 28 Gambar 4.23 JalurPelayananDumptruk T 8029 A IV - 29 Gambar 4.24 JalurPelayananDumptruk T 8033 A IV - 30 Gambar 4.25 JalurPelayananDumptruk T 8126 A IV - 31 Gambar 4.26 TitikPelayananTrukArmroll IV - 32 Gambar 4.27 Pool Truk di Kantor DKP KabupatenPurwakarta IV - 33 Gambar 4.28 Aktivitas di TPA Cikolotok IV - 34 Gambar 4.29 AlatBerat TPA Cikolotok IV - 34 Gambar 5.1 Crew TidakMenggunakan APD V - 2 Gambar 5.2 TPS KembangKuning V - 3 Gambar 5.3 TPS PasarPlered V - 3 Gambar 5.4 TPS PasarSukatani V - 4 Gambar 5.5 LindiMenetes/bocor V - 4
Gambar 5.6 KondisiTrukArmroll T 8010 A V - 5 Gambar 5.7 Dump truk T 8036 A Over Load V - 5 Gambar 5.8 KondisiKemacetan di JL. Kap. Halim V - 6 Gambar 5.9 KondisiPermukaanJalanCikolotok yang SempitdanRusak V - 7 Gambar5.10 Kondisi TPA V - 7
II-9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan penduduk yang disertai pembangunan yang berkelanjutan
akan menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap
harinya. Hal tersebut akan bertambah sulit karena keterbatasan lahan untuk
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pengangkutan sampah ke TPA juga
terkadang mempunyai kendala yang disebabkan kurangnya jumlah kendaraan
pengangkutan sampah dan kondisi peralatan lainnya yang kurang mendukung.
Sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah merupakan elemen
pelayanan yang paling mahal yang harus disediakan suatu kota dalam sistem
pengelolaan sampah. Pengumpulan sampah kota memerlukan biaya sekitar 85%
dari biaya sistem pengelolaan sampah. Pengelolaan persampahan tidak diragukan
lagi semakin penting terutama dalam hal efisiensi biaya (Karadimas, 2007).
Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kota/kabupaten yang berada
di Provinsi Jawa Barat yang mulai berkembang pesat, seiring dengan
perkembangan tersebut akan menyebabkan bertambahnya volume sampah yang
harus diangkut oleh truk pengangkut sampah ke TPA Cikolotok. Selain itu,
bertambahnya volume sampah juga harus dibarengi dengan operasional
pengangkutan yang efektif dan efisien, penambahan wilayah pelayanan
pengangkutan dan sistem peralatan yang mendukung. Oleh karena itu,
berdasarkan paparan tersebut menjadi latar belakang dalam melakukan kerja
praktek yang berjudul Evaluasi Pengangkutan Sampah Kabupaten Purwakarta.
1.2 Tujuan
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Pengangkutan
Sampah di Kabupaten Purwakarta.
2. Mengetahui permasalahan yang ada dilapangan dan mencari
pemecahannya
3. Mengaplikasikan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
1.3 Ruang Lingkup
Dilihat dari luasnya permasalahan sampah yang ada, ruang lingkup Kerja
Praktek ini dibatasi pada pembahasan operasional sistem pengangkutan sampah
yang meliputi kecamatan yang sudah terlayani di Kabupaten Purwakarta menuju
TPA Cikolotok Kabupaten Purwakarta.
1.4 Lokasi Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Kabupaten Purwakarta, sedangkan data-data pengamatan lapangan dilakukan
melalui pengamatan langsung dilapangan.
1.5 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 19 September sampai dengan
30 November 2013
1.6 Manfaat Kerja Praktek
Manfaat kerja praktek ini adalah memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengaplikasikan teori dan ilmu yang telah didapat di bangku
perkuliahan.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Setiap laporan kerja praktek memiliki sistematika laporan yang sesuai
dengan ruang lingkup dan aturan penyusunan laporan yang ada. Adapun
sistematika penyusunan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan uraian mengenai Latar Belakang, Tujuan, Ruang
Lingkup, Lokasi, Waktu, Manfaat Kerja Praktek dan Sistematika
Penulisan Laporan.
II-11
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisikan tentang Gambaran Umum wilayah Kabupaten
Purwakarta dan Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kabupaten Purwakarta.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang teori yang mendasari dan berhubungan dalam
sistem pengangkutan sampah.
BAB IV SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN
PURWAKARTA
Berisikan data-data yang telah dikumpulkan dan diperlukan
mengenai sistem pengangkutan sampah Kabupaten Purwakarta
untuk kemudian diolah dan dianalisa.
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang evaluasi dan pembahasan terhadap data-data
yang didapat dari lapangan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
1.8 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
Pekerjaan yang dilakukan dalam Kerja Praktek ini adalah. Pelaksanaan
kerja praktek dilaksanakan oleh praktikan selama kurang lebih 3 bulan, terhitung
dari bulan, dengan jadwal kegiatan kerja dapat dilihat pada Tabel 1.2 Berikut:
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
Keterangan:
No Uraian Kegiatan September
2013
Oktober
2013
November
2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan Laporan
5 Evaluasi dan Finishing
: Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek dalam 1 minggu
II-13
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Purwakarta
2.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Propinsi Jawa
Barat yang terletak diantara 107o30′ BB -107o40′ BT dan 6o25′ LU - 6o45′ LS.
Secara administrativ, Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai
berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Subang
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten
Bandung Barat
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Cianjur
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Bogor.
Morfologi tanah Kabupaten Purwakarta bervariasi, dari dataran rendah ke
dataran tinggi, dengan ketinggian 150-1500 dari permukaan laut (dpl), yang
makin meninggi ke arah pegunungan di bagian tenggara.
Dataran tinggi (pegunungan) dengan luas lebih dari 30% dari luas wilayah
kabupaten. Dataran itu di daerah Selatan meliputi wilayah Kecamatan-kecamatan
Wanayasa, Darangdan, dan Bojong. Daratan berbukit meliputi hampir 50% dari
seluruh wilayah kabupaten, mencakup Kecamatan-kecamatan Jatiluhur, Sukasari,
Plered, Sukatani, Tegalwaru, Maniis, Pondoksalam, Kiarapedes, dan Pasawahan.
Bagian terbesar wilayah Barat merupakan daerah Bendungan Ir. H. Djuanda
(Waduk Jatiluhur).Dataran rendah di bagian Utara dengan luas sekitar 20% dari
luas wilayah kabupaten. Meliputi Kecamatan-kecamatan Purwakarta, Babakan
Cikao, Bungursari, Cibatu dan Campaka.
Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi
atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Barat, Selatan dan timur. Wilayah
Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Bungursari, Cibatu, Purwakarta,
Babakancikao, Pasawahan, Pondoksalam, Wanayasa dan Kiarapedes. Sebagian
besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25-500 m dari permukaan laut
(dpl). Wilayah Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Sukasari, dimana bagian
yang merupakan permukaan air danau Ir. H. Juanda mempunyai ketinggian 107 m
dpl. Sedangkan tanah daratan disekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m
dpl. Kabupaten Purwakarta Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi
Kecamatan Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan dan Kecamatan
Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl.
Berikut adalah tabel luas wilayah dan jumlah desa/kelurahan menurut
kecamatan di Kabupten Purwakarta
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta No. Nama Kecamatan Luas
(ha)
% Jumlah Desa/Kelurahan
1 Jatiluhur 60,11 6,19 10
2 Sukasari 92,01 9,47 5
3 Maniis 71,64 7,37 8
4 Tegalwaru 73,23 7,54 13
5 Plered 31,48 3,24 16
6 Sukatani 95,43 9,82 14
7 Darangdan 67,39 6,94 15
8 Bojong 68,69 7,07 14
9 Wanayasa 56,55 5,82 15
10 Kiarapedes 52,16 5,37 10
11 Pasawahan 36,96 3,80 12
12 Pondoksalam 44,08 4,54 11
13 Purwakarta 24,83 2,56 10
14 Babakancikao 42,40 4,36 9
15 Campaka 43,60 4,49 10
16 Cibatu 54,66 5,63 10
17 Bungursari 56,60 5,81 10
Jumlah 971,72 100 192 Desa/Kelurahan
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta, 2013
2.1.2 Letak Topografi
Dilihat dari aspek topografi, wilayah Kabupaten Purwakarta dapat
dikelompokkan ke dalam tiga wilayah, yaitu:
• Wilayah Pegunungan. Wilayah ini terletak di tenggara Kabupaten
Purwakarta, dengan ketinggian 1.100 – 2.036 meter dari permukaan laut
dan meliputi 29,73 persen dari total luas wilayah;
• Wilayah Perbukitan. Wilayah ini terletak di barat laut Kabupaten
Purwakarta dengan ketinggian 500 – 1.100 meter dari permukaan laut dan
meliputi 33,80 persen dari total luas wilayah;
• Wilayah Dataran. Wilayah ini terletak di utara Kabupaten Purwakarta
dengan ketinggian 35 - 499 meter dari permukaan laut dan meliputi 36,47
persen dari total luas wilayah.
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan
Kondisi iklim di Kabupaten Purwakarta termasuk pada zona iklim tropis,
dengan rata-rata curah hujan 3.093 mm/tahun dan terbagi ke dalam 2 wilayah
zona hujan, yaitu: zona dengan suhu berkisar antara 22o-28oC dan zona dengan
suhu berkisar 17o-26oC.
2.1.4 Kependudukan
a) Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta berdasarkan Sensus tahun 2012
adalah 884.916 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan 2,28% pertahun. Dari
data ini terlihat bahwa penduduk Kabupaten Purwakarta kurang dari satu
juta jiwa. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Purwakarta lebih banyak
disebabkan oleh migrasi penduduk dari daerah lain daripada jumlah
kelahiran. Disamping angka itu, angka kematian tergolong sedikit. Jadi,
peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta lebih cenderung
disebabkan oleh populasi migrasi. Faktor tingginya proses migrasi
penduduk dari daerah lain ke Purwakarta, tak lain disebabkan oleh
bermunculannya pabrik-pabrik yang memberi peluang lapangan kerja atau
lapangan usaha bagi para pendatang.
II-17
b) Distribusi Penduduk
Hasil sementara Sensus Penduduk 2012 memperlihatkan bahwa
Kecamatan Purwakarta adalah kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak, yaitu mencapai 170.836 jiwa. Sedangkan, kecamatan paling
sedikit penduduknya adalah Kecamatan Kiarapedes yang berjumlah
24.801 jiwa.
2.1.5 Tata Guna Lahan
Kabupaten Purwakarta berada pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas
yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan
Purwakarta-Cirebon yang merupakan jalur utama ke wilayah Jawa Tengah. Luas
wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km2 atau sekitar 2,81 persen dari
luas wilayah Provinsi Jawa Barat.
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta 971,172 Ha, terdiri dari :
• Lahan sawah : 15.435 Ha. (15,90%)
• Lahan Kering : 32.168 Ha. (33,10%)
• Danau/Rawa : 9.217 Ha. (9,49%)
• Perkebunan : 9.324 Ha. (9,60%)
• Lain-lain : 4.939 Ha. (4,96%)
Di kabupaten Purwakarta terdapat dua danau besar yang berfungsi sebagai
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yaitu waduk Ir. H. Juanda (8.333 Ha.) di
Jatiluhur (sekarang termasuk kecamatan Sukasari) dan Kecamatan Tegalwaru dan
Waduk Cirata (1.182 Ha.) di Kecamatan Manis, selebihnya termasuk wilayah
Kabupaten Bandung dan Cianjur.
Kawasan industri dialokasikan seluas 2.000 Ha berlokasi di Kecamatan
Purwakarta, Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Jatiluhur. Peluan usaha
dikawasan ini cukup terbuka, diantaranya kavling industri di kawasan industri
Kota Bukit Indah (KBI) baru termanfaatkan 60% sehingga masih tersedia 40%.
2.2 Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
Purwakarta
2.2.1 Kedudukan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan unsur pelaksana otonomi
daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota/Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2.2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Identifikasi kondisi pengelolaan persampahan di kabupaten purwakarta.
� Aspek Regulasi.
� Aspek kelembagaan.
� Aspek Pendanaan.
� Aspek Partisipasi Masyarakat/Sosial Budaya.
� Aspek Teknis dan Operasional.
2. Inventarisasi sarana dan Prasarana pengelolaan persampahan di kabupaten
purwakarta.
3. Merumuskan permasalahan pokok menurut aspek kegiatan dan periode
anlisis.
4. Membuat skala prioritas program pengelolaan sampah di Kabupaten
Purwakarta.
2.2.3 Tinjauan Kebijakan
1. Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
4. Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2012 Pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis rumah tangga.
5. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan.
II-19
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah.
7. Peraturan Menteri PU No.3 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
8. Perda No.14 tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/kebersihan.
2.2.4 Susunan Organisasi
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta
II-21
2.2.5 Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana/ kelengkapan operasional yang dimiliki
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Purwakarta
NO
URAIAN Kondisi
Baik Rusak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Mobil Dump Truck Kap. 6 M3 Mobil Arm Roll Kap.6 M3 Mobil Pick UP Excavator Dozer Mobil Tangki Kantor TPA Gudang TPA Sumur Bor Air Bersih/MCK TPA Gedung Kantor Kolam Air Lindi Cator Bak Kontainer Gerobak Lain-lain/pas. Bata
17 5 22 1 1 2 1 1 1 1 1 30 9 1
101
- - - - - - - - - - - -
13 2 -
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta, 2013 2.2.6 Tempat Pemrosesan Akhir
Lokasi Tempat pembuangan akhir (TPA) yang digunakan saat ini di
Kabupaten Purwakarta terletak di Kampung Cikolotok Desa Margasari
Kecamatan Pasawahan.
TPA Cikolotok memiliki luas 6,5 Ha. Metoda yang diterapkan di TPA
Cikolotok adalah controlled landfill. Sarana yang ada di TPA antara Lain;
Excavator, Dozer, Kantor TPA, Gudang TPA, Pos jaga, MCK TPA, dan Garasi
alat berat.
III-1
BBAABB IIIIII
TTIINNJJAAUUAANN PPUUSSTTAAKKAA
3.1 Definisi, Sumber dan Klasifikasi Sampah
3.1.1 Definisi
Menurut UU 18/2008 Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau prosesalam yang berbentuk padat. Kemudian, Sampah adalah limbah
yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahananorganik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan.(SNI 19-2454-2002).
3.1.2 Sumber Sampah
Sumber sampah dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Damanhuri, 2010):
• Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lainsisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit,
sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekasrumah tangga, limbah
berbahaya dan sebagainya
• Daerah komersial: yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel, dan lain-lain.Jenis sampah yang ditimbulkan antara
lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam,limbah
berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
• Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lan-
lain. Jenis sampah yangditimbulkan sama dengan jenis sampah pada
daerah komersial.
• Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi
baru, perbaikan jalan, danlain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara
lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.
• Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi,
dan lain-lain. Jenissampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah
taman, ranting, daun, dan sebagainya.
• Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum,
Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,debu, dan sebagainya.
• Kawasan Industri: jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses
produksi, buangan nonindustri, dan sebagainya.
• Pertanian: jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk,
sisa pertanian.
3.1.3 Klasifikasi Sampah
Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, terdapat 3 kategori jenis
sampah yaitu (Damanhuri, 2010):
1 Sampah Organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa
organik dan oleh karena itu tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Sampah organik terdiri dari daun-daun, kayu, kertas,
tulang, sisa makanan, sayuran dan buah-buahan.
2 Senyawa Anorganik, yaitu sampah dari bahan-bahan yang tidak tersusun
oleh senyawa organik dan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
misalnya kaca, besi, plastik dan lain sebagainya.
3 Sampah B-3 rumah tangga.
Dilihat dari keadaan fisiknya, sampah dapat diklasifikasikan dalam
beberapa jenis, yaitu (Damanhuri, 2010):
1 Sampah Basah (garbage) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan
organik dan mempunyai sifat mudah membusuk, biasanya berasal dari sisa
makanan, buah atau sayuran. Sifat utama dari sampah basah yaitu banyak
mengandung air dan cepat sekali membusuk terutama pada daerah tropis
seperti di Indonesia.
2 Sampah kering (rubbish) yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan
organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak membusuk.
Sampah kering ini terdiri atas 2 golongan yaitu sampah kering logam
(metalic rubbish) misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas dsb, serta
sampah kering bukan logam (non metalic rubbish) seperti kertas, kayu,
sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik dan batu-batuan.
3 Sampah lembut yaitu sampah yang terdiri dari partikel-partikel kecil,
ringan dan mempunyai sifat mudah berterbangan, yang dapat
membahayakan/mengganggu pernafasan dan mata. Menurut terbentuknya
ada 2 macam, yaitu :
� Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah dan gedung, debu pengrajin
kayu, debu pabrik kapur, pabrik semen, pabrik tenun dan lain
sebagainya.
� Abu, berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam,
sampah yang terbakar dan sebagainya
3.2 Timbulan Sampah
Dalam pengelolaan sampah kota di Indonesia, sumber sampah kota
dibagi berdasarkan(Damanhuri,2010) :
a) Permukiman atau rumah tangga dan sejenisnya
b) Pasar
c) Kegiatan komersial seperti pertokoan
d) Kegiatan perkantoran
e) Hotel dan restoran
f) Kegiatan dari institusi seperti industri, rumah sakit, untuk sampah yang
sejenis sampah permukiman
g) Penyapuan jalan
h) Taman-taman.
Kadang dimasukkan pula sampah dari sungai atau drainase air hujan, yang
cukup banyak dijumpai.Sampah dari masing-masing sumber tersebut dapat
dikatakan mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan besaran dan variasi
aktivitasnya.Demikian juga timbulan (generation) sampah masing-masing sumber
tersebut bervariasi satu dengan yang lain, seperti terlihat dalam standar pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya
Sumber : Diktat Pengelolaan Sampah, Damanhuri, 2010
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,
antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara
lainnya(Damanhuri, 2010). Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan,
antara lain :
• Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
• Tingkat hidup: makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar
timbulan sampahnya.
• Musim: di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai angka minimum
pada musim panas.
• Cara hidup dan mobilitas penduduk.
• Iklim: di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan
bertambah pada musim dingin.
• Cara penanganan makanannya.
Menurut SNI 19-3964-1995 [21], bila pengamatan lapangan belum
tersedia, maka untuk menghitungbesaran sistem, dapat digunakan angka timbulan
sampah sebagai berikut:
• Satuan timbulan sampah kota besar = 2 – 2,5 L/orang/hari, atau = 0,4 – 0,5
kg/orang/hari.
• Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 – 2 L/orang/hari, atau =
0,3 – 0,4 kg/orang/hari
3.3 Pengelolaan Sampah
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah perkotaan,
meliputi :
• Kepadatan dan penyebaran penduduk.
• Karakteristik fisik lingkungan dan sosil ekonomi.
• Timbulan dan karakteristik sampah.
• Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
• Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah.
• Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
• Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir
sampah.
• Biaya yang tersedia.
• Peraturan daerah setempat. ( Damanhuri, 2010)
3.3.1 Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Gambar 3.1Diagram Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan
Sumber : SNI 19-2454-2002, tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan
TIMBULAN SAMPAH
PEMILAHAN , PEWADAHAN, DANPENGOLAHANDI SUMBER
PENGUMPULAN
PEMINDAHAN
PEMILAHAN, DAN
PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN
PEMBUANGAN AKHIR
Teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari
kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat
terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. Skema teknik
operasional pengelolaan persampahan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3.3.1.1 Pewadahan
Pewadahan sampah adalah cara pembuangan sampah sementara di
sumbernyabaik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya
ditempatkan didepan rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah
komunal ditempatkan ditempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi
sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan
dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan
selanjutnya, khususnya dalam upaya daur ulang. Dengan adanya wadah yang baik,
maka :
• Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat
dapatdiatasi.
• Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah dapat
dikendalikan.
• Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat
dihindari.(Damanhuri,2010).
Di Indonesia dikenal pola pewadahan sampah individual dan
komunal.Wadah individual adalah wadah yang hanya menerima sampah dari
sebuah rumah, atau sebuah bangunan, sedang wadah komunal memungkinkan
sampah yang ditampung berasal dari beberapa rumah atau dari beberapa bangunan.
a) Pola pewadahan individual: diperuntukkan bagi daerah pemukiman
berpenghasilan menengah-tinggidan daerah komersial. Bentuk yang
dipakai tergantung selera dan kemampuan pengadaan daripemiliknya,
dengan kriteria:
• Bentuk: kotak, silinder, kantung, kontainer.
• Sifat: dapat diangkat, tertutup.
• Bahan: logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap
terhadap air, panas matahari, tahandiperlakukan kasar, mudah
dibersihkan.
• Ukuran: 10-50 liter untuk pemukiman, toko kecil, 100-500 liter
untuk kantor, toko besar, hotel,rumah makan.
• Pengadaan: pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola.
b) Pola pewadahan komunal : diperuntukkan bagi daerah pemukiman
sedang/kumuh, taman kota,jalan, pasar. Bentuk ditentukan oleh pihak
instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalahumum, dengan
kriteria:
• Bentuk: kotak, silinder, kontainer.
• Sifat: tidak bersatu dengan tanah, dapat diangkat, tertutup.
• Bahan: logam, plastik. Alternatif bahan harus bersifat kedap
terhadap air, panas matahari, tahandiperlakukan kasar, mudah
dibersihkan.
• Ukuran: 100-500 liter untuk pinggir jalan, taman kota, 1-10 m3
untuk pemukiman dan pasar.
• Pengadaan: pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha
promosi hasil produksi), instansipengelola.
3.3.1.2 Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masingsumber sampah untuk diangkut ke tempat
penampungan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan, atau
langsung ke tempat pemrosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah
hinggake lokasi pemrosesan akhir atau ke lokasi pemrosesan akhir, dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitusecara langsung, atau secara tidak langsung
sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), (Damanhuri , 2010)dengan
penjelasan sebagai berikut :
a) Secara langsung (door to door):
Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan
bersamaan. Sampahdari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan
langsung diangkut ke tempat pemrosesan, atauke tempat pembuangan
akhir (lihat Gambar 3.2)
b) Secara tidak langsung (communal):
Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemrosesan, atau ke tempat
pemrosesan akhir,sampah dari masing-masing sumber dikumpulkan
dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalamgerobak tangan (hand cart)
dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka prosespengumpulan
sampah secara tidak langsung dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.3.
Dalamhal ini, TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala
kawasan guna mengurangijumlah sampah yang harus diangkut ke
pemrosesan akhir.
Pada sistem communal ini, sampah dari masing-masing sumber akan
dikumpulkan dahulu dalamgerobak tangan (hand cart) atau yang sejenis dan
diangkut ke TPS. Gerobak tangan merupakan alatpengangkutan sampah
sederhana yang paling sering dijumpai di kota-kota di Indonesia, dan
memilikikriteria persyaratan sebagai berikut:
- Memiliki konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang
ditempuh
- Mudah dalam loading dan unloading
- Sebaiknya mempunyai tutup
Gambar 3.2 Bagan proses pengumpulan dan pengangkutan secara langsung
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Gambar 3.3 Bagan proses pengumpulan dan pengangkutan secara tidak langsung
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Tempat penampungan sementara merupakan suatu bangunan atau tempat
yang digunakan untukmemindahkan sampah dari gerobak tangan (hand cart) ke
landasan, kontainer atau langsung ke trukpengangkut sampah. Tempat
penampungan sementara ini berupa(Damanhuri , 2010):
1. Transfer station I / transfer depo, biasanya terdiri dari:
− Bangunan untuk ruangan kantor.
− Bangunan tempat penampungan/pemuatan sampah.
− Pelataran parkir.
− Tempat penyimpanan peralatan.
Untuk suatu lokasi transfer depo, atau di Indonesia dikenal sebagai
Tempat Penampungan Sementara (TPS) seperti di atas diperlukan areal
tanah minimal seluas 200 m2. Bila lokasi ini berfungsi juga sebagai tempat
pemrosesan sampah skala kawasan, maka dibutuhkan tambahan luas lahan
sesuai aktivitas yang akan dijalankan.
2. Kontener besar (steel container) volume 6 – 10 m3:
Diletakkan di pinggir jalan dan tidak mengganggu lalu lintas.Dibutuhkan
landasan permanen sekitar 25-50 m2 untuk meletakkan kontainer.Di
banyak tempat di kota-kota Indonesia, landasan ini tidak disediakan, dan
kontainer diletakkan begitu saja di lahan tersedia.Penempatan sarana ini
juga bermasalah karena sulit untuk memperoleh lahan, dan belum tentu
masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan sarana ini bersedia
menerima.
3. Bak komunal yang dibangun permanen dan terletak di pinggir jalan:
Hal yang harus diperhatikan adalah waktu pengumpulan dan frekuensi
pengumpulan.Sebaiknya waktu pengumpulan sampah adalah saat dimana
aktivitas masyarakat tidak begitu padat, misalnya pagi hingga siang
hari.Frekuensi pengumpulan sampah menentukan banyaknya sampah yang
dapat dikumpulkan dan diangkut perhari.Semakin besar frekuensi
pengumpulan sampah, semakin banyak volume sampah yang dikumpulkan
per service per kapita. Bila sistem pengumpulan telah memasukkan upaya
daur-ulang, maka frekuensi pengumpulan sampah dapat diatur sesuai
dengan jenis sampah yang akan dikumpulkan. Dalam hal ini sampah
kering dapat dikumpulkan lebih jarang.
Untuk menjaga kebersihan dan keindahan jalan-jalan, maka perlu diatur
kegiatan penyapuan jalan.Padaumumnya, sampah hasil penyapuan jalan berupa
daun-daunan kering, dahan/ranting dan debu jalan.Penyapuan jalan sebaiknya
dilakukan secara simultan oleh juru sapu, yaitu menyapu sampah di
jalan,mengumpulkannya dalam wadah serta mengangkutnya ke tempat
penampungan sementara denganmenggunakan gerobak tangan.Untuk
memudahkan pengawasan dan untuk menjaga kebersihankawasan, penyapuan
jalan dilakukan dengan pembagian kelompok kerja (shift).
Pola Pengumpulan Sampah
Bersama dengan kegiatan pewadahan, maka pengumpulan sampah
merupakan kegiatan awal dalamrangkaian pengelolaan sampah. Beberapa hal
penting yang perlu mendapat perhatian (Damanhuri , 2010)adalah:
a. Pengumpulan sampah harus memperhatikan:
- Keseimbangan pembebanan tugas.
- Optimasi penggunaan alat, waktu dan petugas.
- Minimasi jarak operasi.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengumpulan sampah:
- Jumlah sampah terangkut.
- Jumlah penduduk.
- Luas daerah operasi.
- Kepadatan penduduk dan tingkat penyebaran rumah.
- Panjang dan lebar jalan.
- Kondisi sarana penghubung (jalan, gang).
- Jarak titik pengumpulan dengan lokasi.
Pola pengumpulan sampah terdiri atas (Damanhuri , 2010):
a. Pola individual langsung oleh truk pengangkut menuju ke pemrosesan:
- Bila kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 5%), hanya alat
pengumpul mesin yang dapat beroperasi, sedang alat pengumpul non-
mesin akan sulit beroperasi.
- Kondisi dan jumlah alat memadai.
- Jumlah timbulan sampah > 0,3 m3/hari.
- Biasanya daerah layanan adalah pertokoan, kawasan pemukiman yang
tersusun rapi, daerahelite, dan jalan protokol.
- Layanan dapat pula diterapkan pada daerah gang. Petugas pengangkut
tidak masuk ke gang,hanya akan memberi tanda bila sarana
pengangkut ini datang, misal dengan bunyi-bunyian.
- Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai
jalan lainnya.
b. Pola individual tidak langsung, dengan menggunakan pengumpul sejenis
gerobak sampah, dapatditerapkan bila:
- Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan
sebagai tempatpemrosesan sampah skala kawasan
- Kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%), dapat digunakan alat
pengumpul non-mesin(gerobak, becak).
- Alat pengumpul masih dapat menjangkau secara langsung.
- Lebar jalan atau gang cukup lebar untuk dapat dilalui alat pengumpul
tanpa mengganggupemakai jalan lainnya.
- Terdapat organisasi pengelola pengumpulan sampah dengan system
pengendaliannya.
c. Pola komunal langsung oleh truk pengangkut dilakukan, bila :
- Alat angkut terbatas
- Kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah.
- Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah individual
(kondisi daerah berbukit,gang/jalan sempit).
- Peran serta masyarakat tinggi.
- Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi
yang mudah dijangkauoleh alat pengangkut (truk).
- Pemukiman tidak teratur.
d. Pola komunal tidak langsung, dengan persyaratan sebagai berikut :
- Peran serta masyarakat tinggi.
- Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi
yangmudah dijangkaualat pengumpul.
- Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia. Lahan ini dapat difungsikan
sebagai tempatpemrosesan sampah skala kawasan
- Bagi kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 5%), dapat
digunakan alat pengumpul nonmesin (gerobak, becak) dan bagi
kondisi topografi > 5% dapat digunakan cara lain sepertipikulan,
kontainer kecil beroda dan karung.
- Lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu
pemakai jalan lainnya.
- Harus ada organisasi pengelola pengumpulan sampah.
e. Pola penyapuan jalan, dengan persyaratan sebagai berikut :
- Juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah
pelayanan (diperkeras,tanah, lapangan rumput, dan lain-lain).
- Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung
pada fungsi dan nilai daerah yang dilayani.
- Pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan diangkut ke lokasi
pemindahan untuk kemudian diangkut ke pemrosesan akhir.
- Pengendalian personel dan peralatan harus baik.
3.3.1.3 Pemindahan Sampah (TPS/SPA)
Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah
hasil pengumpulan ke dalamalat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemrosesan
atau ke pemrosesan akhir.Tipe pemindahansampah dapat dilihat pada Tabel
3.2.Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan bagi saranapengumpul
dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan, dan
tidak jauhdari sumber sampah.Pemrosesan sampah atau pemilahan sampah dapat
dilakukan di lokasi ini,sehingga sarana ini dapat berfungsi sebagai lokasi
pemrosesan tingkat kawasan. Pemindahan sampahdilakukan oleh petugas
kebersihan, yang dapat dilakukan secara manual atau mekanik, atau
kombinasimisalnya pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas
pengumpul, sedangkanpengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara
mekanis (load haul).
Tabel 3.2 Tipe pemindahan (Transfer)
No Uraian Transfer Tipe I Transfer Tipe II Transfer Tipe III
1 Luas
lahan >= 200 m2 60 - 200 m2 10 - 20 m2
2 Fungsi − Tempat pertemuan
peralatan pengumpul
dan pengangkutan
sebelum pemindahan.
- Tempat penyimpanan
atau kebersihan.
- Bengkel sederhana.
- Kantor Wilayah/
pengendali.
- Tempat pemilahan.
- Tempat pengomposan.
- Tempat
pertemuan
peralatan
pengumpul
danpengangkut
an
sebelumpemind
ahan.
- Tempat parkir
gerobak.
- Tempat
pemilahan
- tempat
pertemuan
gerobak dan
container (6-
10 m3).
- Lokasi
penempatank
ontainer
komunal (1-
10m3).
- Tempat
pemilahan
3 Daerah
Pemakai
- Baik sekali untuk
daerahyang mudah
mendapatlahan.
- Daerah yang
sulitmendapa
t lahan yang
kosong dan
daerahprotok
ol.
Sumber:Diktat Pengelolaan Sampah, Damanhuri, 2010
3.3.1.4 Pengangkutan Sampah
� Pengangkutan Sampah Secara Umum
Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa
sampah dari lokasi pemindahanatau dari sumber sampah secara langsung menuju
tempat pemrosesan akhir, atau TPA(Damanhuri , 2010). Pengangkutansampah
merupakan salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang
cukup teliti,dengan sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam
sistem tersebut, khususnya bila:
• Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah
• Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
• Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari
berbagai area.
• Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti
• Masalah lalu lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah
Adapun syarat alat pengangkut sampah adalah antara lain (Damanhuri ,
2010)adalah :
• Alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah,
minimal dengan jaring
• Tinggi bak maksimum 1,6 m
• Sebaiknya ada alat ungkit
• Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/ kelas jalan yang akan dilalui
• Bak truk/ dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.
Beberapa jenis/ tipe truk yang dioperasikan pada subsistem pengangkutan
ini, yaitu seperti ditampilkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3Peralatan Sub-Sistem Pengangkutan Jenis
Peralatan Kontruksi/ Bahan Kelebihan Kelemahan Catatan
Truck Biasa
Terbuka
� Bak kontruksi
kayu
� Bak konstruksi
plat besi
� Harga relatif
murah.
� Perawatan relatif
lebih
mudah/murah.
� Kurang sehat
� Memerlukan waktu
pengoperasian
lebih lama.
� Estetika kurang
� Banyak dipakai
di Indonesia.
� Diperlukan
tenaga lebih
banyak.
Dump Truck/
Tipper Truck
� Bak Plat baja.
� Dump Truck
dengan
peninggian bak
pengangkutanny
a.
� Tidak diperlukan
banyak tenaga
kerja pada saat
pembongkoran.
� Pengoperasian
lebih efisien dan
efektif.
� Perawatan lebih
sulit.
� Kurang sehat.
� Kurang estetis.
� Relatif lebih
mudah berkarat.
� Sulit untuk
pemuatan.
� Perlu modifikasi
bak.
Arm Roll
Truck
� Truk untuk
mengangkut/me
mbawa
kontainer-
kontainer
hidrolis
� Praktis dan cepat
dalam
pengoperasian.
� Tidak diperlukan
tenaga kerja
yang banyak.
� Lebih bersih dan
sehat.
� Estetika baik.
� Penempatan
lebih fleksibel.
� Hidrolis sering
rusak.
� Harga relatif
mahal.
� Biaya perawatan
lebih mahal.
� Diperlukan lokasi
(areal) untuk
penempatan dan
pengangkatan.
� Cocok pada
lokasi-lokasi
dengan produksi
sampah yang
relatif banyak.
Compactor
Truck
� Truk dilengkapi
dengan alat
pemadat sampah
� Volume sampah
terangkut lebih
banyak.
� Lebih bersih dan
hygienis.
� Estetika baik.
� Praktis dalam
pengoperasian.
� Tidak dierlukan
banyak tenaga
kerja.
� Harga relatif
mahal.
� Biaya investasi dan
pemeliharaan lebih
mahal.
� Waktu
pengumpulan lama
bila untuk sistem
door to door.
� Cocok untuk
pengumpulan
dan angkutan
secara komunal.
Jenis
Peralatan Kontruksi/ Bahan Kelebihan Kelemahan Catatan
Multi Loader � Truk untuk
mengangkut/
membawa
kontainer-
kontainer secara
hidrolis.
� Praktis dan cepat
dalam
pengoperasian.
� Tidak diperlukan
banyak tenaga
kerja.
� Penempatan
lebih fleksibel.
� Hidrolis sering
rusak.
� Diperlukan lokasi
(areal) untuk
penempatan dan
pengangkatan.
� Cocok pada
loaksi-lokasi
dengan produksi
sampah yang
relatif banyak.
� Pernah
digunakan di
Makasar.
Truck With
Crane
� Truk dilengkapi
dengan alat
pengangkat
sampah.
� Tidak
memrlukan
banyak tenaga
ntuk menaikkan
sampah ke truk.
� Cocok untuk
mengangkut
sampah yang
besar.
� Hidrolis sering
rusak.
� Sulit digunakan di
daerah yang
jalannya sempit
dan tidak teratur.
� Telah digunakan
di DKI Jakarta.
Mobil
Penyapu jalan
(Street
Sweeper)
� Truk yang
diloengkapi
dengan alat
penghisap
sampah.
� Tidak
memerlukan
tenaga kerja
yang banyak.
� Pengoperasian
lebih cepat.
� Estetis dan
hygienis.
� Sesuai untuk
jalan-jalan
protokol yang
memerlukan
pekerjaan cepat.
� Belum
memungkinkan
untuk kondisi jalan
di Indonesia
umumnya.
� Harga lebih mahal.
� Perawatan lebih
mahal.
� Baik untuk
jalan-jalan
protokol : yang
rata, tidak
berbatu, dan
dengan batas
jalan yang baik.
Sumber : Diktat Pengelolaan Sampah,Damanhuri, 2010
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengoperasian sarana
angkutan sampah kemungkinan penggunaan stasiun atau depo container layak
diterapkan. Dari pusat kontainer ini truk kapasitas besar dapat mengangkut
kontainer ke lokasi pemrosesan atau ke TPA, sedangkan truk sampah kota
(kapasitas kecil) tidak semuanya perlu ke lokasi tersebut, hanya cukup sampai
depo container saja. Dengan demikian jumlah ritasi truk sampah kota dapat
ditingkatkan. Usia pakai (Lifetime) minimal 5-7 tahun. Volume muat sampah 6-8
m3, atau 3-5 ton. Ritasi truk angkutan per hari dapat mencapai 4-5 kali untuk jarak
tempuh di bawah 20 km, dan 2-4 rit untuk jarak tempuh 20-30 km, yang pada
dasarnya akan tergantung waktu per ritasi sesuai kelancaran lalu lintas, waktu
pemuatan, dan pembongkaran sampahnya.
� Metode Pengangkutan Sampah
Bila mengacu pada sistem di negara maju, maka pengangkutan sampah
dapat dilakukan dengan dua Metode, (Damanhuri, 2010)yaitu :
a. Hauled Container System (HCS) atau Sistem Wadah Angkut
Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat
dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir.HCS ini
merupakan system wadah angkut untuk daerah komersial.
b. Stationary Container System (SCS) atau Sistem Wadah Tinggal
Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa
berpindah-pindah (tetap).Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat
diangkut atau yang tidak dapat diangkat.SCS merupakan sistem wadah tinggal,
diperuntukan untuk melayani daerah pemukiman.
� Operasional Pengangkutan Sampah
Untuk mendapatkan sistem pengangkutan sampah yang efisien dan efektif
maka operasional pengangkutan sampah sebaiknya mengikuti
prosedur(Damanhuri, 2010)sebagai berikut :
Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan
hambatan yang sekecil mungkin.
Menggunakan kendaraan angkut dengan kapasitas/daya angkut yang
semaksimal mungkin.
Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar.
Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan
jumlah beban kerja semaksimal mungkin dengan meningkatkan jumlah beban
kerja/ritasi pengangkutan.
� Sistem door-to-door
Gambar 3.4Skema pola pengangkutan sampah secara langsung
(door-to-door)
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Untuk sistem door-to-door, yaitu pengumpulan sekaligus pengangkutan
sampah, maka system pengangkutan sampah dapat menggunakan pola
pengangkutan sebagai berikut (Gambar 3.4):
- Kendaraan keluar dari pool dan langsung menuju ke jalur pengumpulan
sampah.
- Truk sampah berhenti di pinggir jalan di setiap rumah yang akan dilayani,
dan pekerja mengambilsampah serta mengisi bak truk sampah sampai
penuh.
- Setelah terisi penuh, truk langsung menuju ke tempat pemrosesan atau ke
TPA
- Dari lokasi pemrosesan tersebut, kendaraan kembali ke jalur pelayanan
berikutnya sampai shiftterakhir, kemudian kembali ke pool.
� Sistem pengumpulan tidak langsung
Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan Transfer Depo/TD),maka pola pengangkutan yang dilakukan
adalah sebagai berikut (Gambar 3.5):
- Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD, dan dari TD
sampah-sampah tersebutlangsung diangkut ke pemrosesan akhir
- Dari pemrosesan tersebut, kendaraan kembali ke TD untuk pengangkutan
ritasi berikutnya. Danpada ritasi terakhir sesuai dengan yang ditentukan,
kendaraan tersebut langsung kembali ke pool.
Gambar 3.5 Skema pola pengangkutan secara tidak langsung
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
� Pola Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung
(door to door) adalah sepertiterlihat pada sekema Gambar 3.6 berikut ini.
Gambar 3.6Pola pengangkutan sampah sistem individual langsung
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Penjelasan ringkas dalam sistem tersebut adalah:
− Truk pengangkut sampah berangkat dari pool menuju titik sumber sampah
pertama untukmengambil sampah
− Selanjutnya truk tersebut mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah
berikutnya sampai trukpenuh sesuai dengan kapasitasnya.
− Sampah diangkut ke lokasi pemrosesan atau ke TPA
− Setelah pengosongan sampah di lokasi tersebut, truk menuju kembali ke lokasi
sumber sampahberikutnya sampai terpenuhi ritasi yang telah ditetapkan.
Sebagaimana telah dibahas pada Pemindahan Sampah (lihat Tabel 3.2)
terdapat 3 jenis sistem transfer, yaitu Tipe I,II dan III. Pengumpulan sampah
melalui sistem pemindahan di transfer depo Tipe I dan II, polapengangkutannya
dapat dilihat pada Gambar 3.7:
Gambar 3.7 Pola pengangkutan sistem transfer depo Tipe I dan II
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Keterangan sistem:
− Kendaraan pengangkut sampah keluar dari pool langsung menuju lokasi
pemindahan di transferdepo untuk mengangkut sampah langsung ke
pemrosesan atau TPA.
− Selanjutnya kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan
pada rit berikutnya.
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer (transfer tipe III),
pola pengangkutannya adalahsebagai berikut:
a) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara-1 (Gambar 3.8)
dengan keterangan:
- Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke pemrosesanatau ke TPA.
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
- Menuju ke kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke pemrosesan atau ke
TPA.
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
Gambar 3.8Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara-1
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
b) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara-2 (Gambar
3.9):
Gambar 3.9 Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara-2
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Keterangan sistem:
− Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke pemrosesan
− Dari sana kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju ke
lokasi kedua untuk menurunkankontainer kosong dan membawa
kontainer isi untuk diangkut ke pemrosesan.
− Demikian seterusnya sampai pada rit terakhir.
− Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari pemrosesan atau TPA
menuju ke lokasi container pertama.
− Sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu, misal pengambilan pada
jam tertentu atau mengurangikemacetan lalu lintas.
c) Pola pengangkutan sampah dengan sistem pengosongan kontainer Cara-3
(Gambar 3.10) denganketerangan sebagai berikut:
− Kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kosong menuju ke
lokasi kontainer isi untukmengganti/mengambil dan langsung
membawanya ke Pemrosesan atau ke TPA.
− Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke
kontainer isi berikutnya.
− Demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.
Gambar 3.10Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer Cara-3
Sumber: Pengelolaan Sampah, Damanhuri , 2010
Penentuan rute pengangkutan sampah dimaksudkan agar kegiatan
operasional pengangkutan sampahdapat terarah dan terkendali dengan baik. Untuk
menentukan rute pengangkutan ini, maka perludiperhatikan:
• Lebar jalan yang akan dilalui.
• Peraturan lalu lintas yang berlaku.
• Waktu-waktu padat.
Dengan selalu mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, diusahakan
agar rute pengangkutan adalahyang sependek mungkin. Untuk Indonesia yang
menggunakan peraturan lalu lintas jalur kiri (left waysystem), maka rute
pengangkutan diusahakan untuk menghindari belokan ke kanan, namun
karenapanjangnya rute, maka belokan melawan sistem ini seringkali tidak dapat
dihindari. Akan tetapidiusahakan agar hal tersebut terjadi sesedikit mungkin.
BAB IV
SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH
KABUPATEN PURWAKARTA
4.1 Umum
Jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2010 adalah 815.049 jiwa,
dengan rata-rata pertumbuhan 2,28% pertahun dan memiliki luas wilayah 971,72
km2 atau sekitar 2,81 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat.
Menurut data pengelolaan persampahan Jawa Barat tahun 2010, Tingkat
Pelayanan (tabel 4.1) indikator jumlah Kecamatan, bahwa Kabupaten Purwakarta
memiliki 17 kecamatan dan yang sudah termasuk dalam daerah pelayanan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan kabupaten Purwakarta sekitar 59%, yakni ada 10
kecamatan yaitu, Kecamatan, Jatiluhur, Wanayasa, Pasawahan, Pondoksalam,
Purwakarta, Plered, Sukatani, Babakancikao, Campaka dan Bungursari.
Sedangkan yang belum terlayani ada 7 kecamatan yaitu, Kecamatan Sukasari,
Maniis, Tegalwaru, Darangdan, Cibatu, Bojong dan Kiarapedes. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tingkat Pelayanan tahun 2010
No. Indikator Administratif Pelayanan
Kuantitas Presentase
1 Luas Wilayah 971,72 Km2 291 km2 29,95 %
2 Jumlah Kecamatan 17 Kecamatan 10 Kecamatan 58,82 %
3 Jumlah Desa/Kelurahan 192 Desa/Kel. 27 Desa/Kel. 14,06 %
4 Jumlah Penduduk 815.049 Jiwa 250.000 Orang 30,67 %
5 Jumlah Kepala Keluarga 213.546 KK 64.063 KK 30,00 %
6 Jumlah Penduduk Perkotaan 148.713 89.227 Orang 60,00 %
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta, 2014
Tabel 4.2 Asumsi Timbulan Sampah 2010
No. Sumber Sampah Terangkut Ke TPA
Kuantitas Presentase
1 Rumah Tangga 210,0 m3/hr 0,24 %
2 Pasar/Pertokoan 45,0 m3/hr 0,05 %
3 Industri 21,0 m3/hr 0,02 %
4 Kantor/Sekolah 9,0 m3/hr 0,01 %
5 Penyapuan Jalan 15,0 m3/hr 0,02 %
6 Lai-lain - -
Jumlah 300,0 m3/hr 0,34 %
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta, 2014
4.2 Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
4.2.1 Pewadahan
Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di
sumbernya baik individual maupun komunal. Pada saat ini pola pewadahan yang
di gunakan di wilayah Kabuaten Purwakarta untuk daerah yang terlayani oleh
Dump Truk, umumnya menggunakan pewadahan individual dengan kapasitas 1
m3, untuk wadah komunal dipergunakan wadah berbentuk pasangan batu bata
berukuran 2 m³, wadah ini berupa pasangan batu bata dan ditempatkan diluar
pagar. Untuk kontainer dengan kapasitas 6 m3 melayani daerah pasar dan
sebagian perumahan/komplek yang terlayani oleh Dinas Kebersihan Dan
Pertamanan Kabupaten Purwakarta,. Untuk daerah Perkotaan wadah sampah yang
disediakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta untuk
pejalan kaki, Penyapuan jalan dan Taman berupa drum, tong dan pasangan
batubata untuk yang diletakkan ditrotoar.
Gambar 4.1 Wadah Sampah Pasangan Bata Ukuran 1 m³
Gambar 4.2 Wadah Komunal Pasangan Bata Ukuran 2 m³
Gambar 4.3 Drum Sampah Kapasitas 40 liter
Gambar 4.4 Drum Sampah untuk penyapuan jalan
4.2.2 Pengumpulan
Sistem Pengumpulan sampah di Kabupaten Purwakarta terdiri dari:
a) Pola individual langsung
Sampah dari sumber sampah dikumpulkan, dan langsung diangkut oleh
kendaraan Dump Truk ke TPA Cikolotok.
Gambar 4.5 Pengumpulan Individual Langsung
b) Pola Individual Tidak Langsung
sampah dari pewadahan dikumpulkan oleh petugas pengumpul dengan
menggunakan gerobak sampah atau dengan becak motor (Cator) kemudian
sampah dipindahkan ke TPS/wadah komunal selanjutnya diangkut oleh Arm
Roll ke TPA Cikolotok dengan menggunakan kendaraan pengangkut.
Gambar 4.6 Cator Pengumpul Sampah
c) Pola Komunal Langsung
Sampah dari pewadahan Komunal dikumpulkan, dan langsung diangkut oleh
Arm Roll menuju TPA Cikolotok.
Gambar 4.7 Wadah Komunal di TPS Kembang Kuning .
d) Penyapuan Jalan
Sampah jalan disapu oleh petugas, kemudian tumpukan sampah tersebut
dipindahkan ke bak sampah (drum, keranjang, TPS) dan diangkut ke TPA
Cikolotok dengan menggunakan Dump Truk.
Gambar 4.8 Penyapuan Jalan Ibrahim Singadilaga
Tabel 4.3 Pola pengumpulan
No Pola Pengumpulan Lokasi
1 Individual langsung
(Dump Truk)
Jl. Campaka, Jl. Cibatu, Jl. Sukatani , Jl.
Plered, Jl. Pahlawan, Jl. Kopi, Jl. Terusan
Kapten Halim, Jl. Wanayasa, Jl. Raya
Bungursari, Jl. Raya Jatiluhur, Jl. Pramuka,
Jl.Cimaung, Jl. Tegal Munjul, Sawah
Kulon, Jl. Cihideung, Jl. Taringgul,
Jl.Cikolotok, Jl. Cihuni, Jl.Kol. Rahmat, Jl.
Raya Citalang, Perum Citalang, Perum
Griya Asri.
2 Individual tidak langsung
(Dump Truk dan Arm Roll)
Kontainer Kembang Kuning, Perum
Usman, Perum Asabri, Perum Dian Anyar.
3 Komunal langsung
(Dump Truk dan Arm Roll)
Kontainer Pasar Rebo, Kontainer Pasar
Lewi Panjang, Kontainer Pasar Sukatani,
TPS Pasar Plered.
4 Penyapuan Jalan
(Dump Truk)
Jl. Ahmad Yani, Jl. Ipik Gandmanah, Jl.
Ibrahim Singadilaga, Jl. Kapte Halim, Jl.
Jend. Sudirman, Jl. Mr. Dr. Kusuma
Atmaja, Jl.Singawinata, Pemda, Alun-alun,
Jl. Surawinata, Jl. Suradireja, Jl. Basuki
Rahmat, Jl. Veteran, Jl. Siliwangi, Jl.
Gandanegara
Sumber : Hasil Pengamatan
4.2.3 Sistem pengangkutan
a) Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan pengangkut sampah yang melayani Kabupaten Purwakarta
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Jumlah Kendaraan Pengangkut Sampah
No Jenis Kendaraan
Jumlah Jumlah Tenaga Kerja
Pengemudi Crew 1 Arm Roll 5 5 5
2 Dump Truck 17 17 68
Jumlah 22 17 38
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.5 Daerah Pelayanan Kendaraan Pengangkut
No. No. Kendaraan
Jenis Kendaraan
Sumber Sampah Kecamatan
1 T 8034 A Dump
GS (mall)
Purwakarta
Jl. Suradireja Jl. Surawinata
Jl. A. Yani Jl. Kamboja
Jl. Singawinata Jl. Siliwangi
2 T 8060 A Dump Jl. Ibrahim Singadilaga
Jl. A. Yani
3 T 8296 A Dump
Alun-alun Pemda
Jl. Mr. Dr. Kusumaatmaja Jl. RE. Martadinata
4 T8127A Dump Jl. Veteran
5 T 8302 A Dump Jl. Jend. Sudirman
Jl. Kamuning Jl. Ipik Gandamanah
6 T 8011 A Dump Jl. Kol. Rahmat Perum Citalang
Jl. Raya Citalang 7 T 8299 A Dump Perum. Griya Asri
8 T 8010 A Arm Roll Kontainer Perum. Oesman
9 T 8058 A Arm Roll Kont. Ps. Leuwi Panjang
Purwakarta Kont. Perum. Dian Anyar
Lanjutan Tabel 4.5
10 T 8056 A Arm Roll Kontainer Pasar Rebo Purwakarta
Kont. Kembang Kuning Jatiluhur
11 T 8057 A Dump Jl. Basuki rahmat Purwakarta
Jl. Ciganea
Jatiluhur Jl. Pramuka
12 T 8029 A Dump Jl. Pramuka
Jl. Raya Jatiluhur 13 T 8246 A Arm Roll Kontainer Perum. Asabri 14 T 8012 A Arm Roll Kontainer Pasar Sukatani Sukatani
15 T 8130 A Dump Jl. Raya Sukatani Sukatani Jl. Raya Plered Plered
16 T 8028 A Dump Pasar Plered Plered 17 T 8035 A Dump Jl. Raya Cibatu Cibatu 18 T 8036 A Dump Jl. Raya Campaka Campaka
19 T 8038 A Dump Jl. Raya Sadang-Subang
Purwakarta Jl. Ipik Gandamanah Jl. Raya Bungur Sari Bungur Sari
20 T 8033 A Dump Jl. Terusan Kap. Halim
Wanayasa Jl. Wanayasa
21 T 8126 A Dump
Jl. Terusan Kap. Halim
Pasawahan Jl. Sawah Tengah
Jl. Cihuni Jl. Singawinata Jl. Cikolotok
22 T 8037 A Dump Jl. Pahlawan Babakancikao Sumber: Hasil Pengamatan
b) Rute Pengangkutan
Tabel 4.6 Rute Pengangkutan
No. No.
Kendaraan Rute
1. T 8034 A
(DT)
Pool – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga- GS - Jl. Suradireja – Jl. Surawinata – Jl. A. Yani – Jl. Kamboja – Jl. Singawinata – Jl. Silingwangi – Jl. Kapten Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Taman Pahlawan – Pool.
2. T 8060 A (DT)
Pool – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Kemuning – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl.Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Taman Pahlawan – Pool
3. T 8037 A
(DT)
Pool – Jl. Taman Pahlawan – Terminal Maracang – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Suradireja – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Taman Pahlawan – Pool
4. T 8296 A (DT)
Pool – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Mr. Dr. Kusumah Atmaja – Pemda – Alun-alun – Bapeda – LP – Jl. Mr. Dr. Kusuma Atmaja – Jl. RE. Martadinata – Jl. Gandanegara – Jl. Siliwangi – Situ Buleud – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Taman Pahlawan – Pool
5. T 8057 A (DT)
Pool – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Pramuka - Jl. Ciganea – Jl. Basuki Rahmat - Jl. Siliwangi – Situ Buleud – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Taman Pahlawan – Pool
6. T 8030 A (DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahi Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Sukatani –Jl Raya Plered – Jl.Raya Sukatani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kapten Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
7. T 8011 A
(DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Citalang – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
8. T 8038 A
(DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Suradireja – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Raya Sadang Subang – Jl. Raya Bungursari – Jl. Raya Sadang Subang – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
9. T 8127 A
(DT)
Pool – Jl. Pahlwan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Veteran – Jl. Raya Sadg Subang – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
10. T 8028 A (DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahi Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Sukatani –Jl Raya Plered –TPS Pasar Plered - Jl. Raya Sukatani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kapten Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
11. T 8299 A (DT)
Pool – Jl.Pahlawan – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Veteran –TPS Perum Griya Asri - Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool.
12. T 8302 A
(DT)
Pool – Jl.Pahlawan – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Veteran – Jl. Kamuning - Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool.
13. T 8035 A (DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Veteran – Jl. Raya Sadang Subang – Jl. Raya Campaka – Jl. Raya Cibatu – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
14. T 8036 A
(DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Veteran – Jl. Raya Sadang Subang – Jl. Raya Campaka –Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
15. T 8029 A (DT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Jend. Ahmad Yani – Jl.Basuki Rahmat – Jl. Pramuka – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl.Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan - Pool
16. T 8033 A (DT)
Pool – Jl Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Ahmada Yani – Jl. Mr.Dr. Kusuma Atmaja – Jl. Gandnegara – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Wanayasa – Jl. Kapte Halim – Jl. Raya Cihideung – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surwinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan - Pool
17 T 8126 A
(DT)
Pool – Jl Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Ahmada Yani – Jl. Mr.Dr. Kusuma Atmaja – Jl. Gandnegara – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Sawah Tengah – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gnadamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlwan – Pool
18 T 8010 A
(AT)
Pool – Jl.Pahlawan – Jl. Ibrahim Singdilaga – Jl. Veteran – Kontainer Peum Oesman - Jl. Kamuning - Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool.
19 T 8246 A
(AT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Jend. Ahmad Yani – Jl.Basuki Rahmat – Jl. Pramuka – Perum. Asabri - Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl.Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
20 T 8012 A
(AT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahi Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Raya Sukatani –Kontainer Pasar Sukatani – Jl. Raya Sukatani - Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kapten Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Pool
Sumber: Hasil Pengamatan
21 T 8058 A
(AT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahi Singadilaga – Kontainer Ps. Leuwi Panjang – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Mr. Dr. Kusuma Atmaja – Jl. Gandanegara – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kapten Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Kontainer Perum. Dian Anyar – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok - Jl. Raya Warung Kadu – Jl. Kol. Rahmat – Jl. Ipik Gandamanah – Jl. Surawinata – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Pasar Lewi Panjang – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Pahlawan – Pool
22 T 8056 A
(AT)
Pool – Jl. Pahlawan – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. A. Yani – Jl. Mr. Dr. Kusuma Atmaja – Jl. Gandanegara – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Kontainer Ps. Rebo – Jl. Kap. Halim – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Cihuni – Jl. Kap. Halim – Jl. Basuki Rahmat – Jl Pramuka – Kontainer Kembang Kuning – Jl. Pramuka – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Siliwangi – Jl. Singawinata – Jl. Kap. Halim – Jl. Raya Cihuni – Jl. Raya Cikolotok – TPA – Jl. Raya Cikolotok – Jl. Raya Cihuni – Jl. Kap. Halim – Pasar Rebo – Jl. Kap. Halim – Jl. RE. Martadinta – Jl. Mr. Dr. Kusuma Atmaja – Jl. A. Yani – Jl. Ibrahim Singadilaga – Jl. Pahlawan – Pool
III-1
c) Waktu Pengangkutan
Waktu pengangkutan sampah dilakukan dari jam 05.00 sampai dengan jam
15.00 WIB. Rata-rata truk-truk sampah memulai aktivitas pengangkutan
berangkat dari Pool kurang lebih dari jam 05.00 WIB – 08.00 WIB. Aktivitas
pembuangan di TPA Cikolotok berlangsung sampai dengan jam 15.00 WIB
dan waktu kedatangan kembali truk-truk pengangkut di Pool yaitu kurang
lebih dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Waktu rata-rata dalam satu
kali pengangkutan adalah 4 jam/trip.
Gambar 4.27 Pool Truk di Kantor DKP Kabupaten Purwakarta
d) Frekuensi Pengangkutan
Frekuensi pengangkutan sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Purwakarta dilakukan setiap hari termasuk hari libur biasa dan hari
libur besar (Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak, Tahun Baru, dan hari libur besar
lainnya). Jumlah ritasi untuk kendaraan pengangkut Load Hauled (LH) dan
Dump Truck (DT) dalam satu hari rata-rata 1 rit pengangkutan, kecuali untuk
kendaran Load Hauled dengan plat nomor T 8058 A dan T 8130 A setiap
harinya 2 rit pengangkutan.
4.3 TPA Cikolotok
Lokasi Tempat pembuangan akhir (TPA) yang digunakan saat ini di
Kampung Cikolotok Desa Margasari Kecamatan Pasawahan. Lokasi TPA terletak
di dataran tinggi dan sedikit berbukit. TPA ini memiliki luas 6,5 Ha. Metoda yang
diterapkan di TPA Cikolotok adalah controlled landfill. Sarana yang ada di TPA
antara Lain; Excavator, Dozer, Kantor TPA, Gudang TPA, Pos jaga, MCK TPA,
dan Garasi alat berat.
Gambar 4.28 Aktivitas di TPA Cikolotok
Gambar 4.29 Alat Berat TPA Cikolotok
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Permasalahan
5.1.1 Tingkat Pelayanan
Masih ada kecamatan yang belum terlayani, yaitu kecamatan Sukasari,
Kecamatan Maniis, Kecamatan Tegal Waru, Kecamatan Darangdan, Kecamatan
Bojong dan Kecamatan Kiarapedes. Daerah-daerah yang belum terlayani
seringkali mengumpulkan sampahnya ditempat-tempat yang tidak seharusnya
dijadikan tempat pembuangan walaupun sebagian ada yang dibakar sampahnya.
5.1.2 Kondisi Tenaga kerja
• Non Teknis
Dari hasil pengamatan dilapangan karena kurangnya kedisiplinan, supir
sering datang terlambat ditempat sehingga crew pengangkut sampah harus
menunggu supir.
• Teknis
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Adapun bentuk dari alat tersebut antara lain
pelindung kepala, masker, sarung tangan dan sepatu. Namun dari pengamatan
dilapangan banyak petugas sampah yang masih belum mempergunakannya.
Gambar 5.1 Crew tidak menggunakan APD
5.1.3 Kondisi TPS
TPS adalah tempat penampung sampah sementara sebelum diangkut
menuju TPA. TPS yang ada di Kabupaten Purwakarta terutama kontainer sering
terjadi ceceran sampah, terutama di daerah pasar, sehingga crew harus
memasukan sampah ke kontainer. TPS yang baik adalah mudah, dan cepat
dikosongkan, mudah dijangkau alat angkut-kumpul dan segi keindahan
lingkungan.
Kondisi TPS hasil pengamatan ada genangan air di lokasi TPS dan
perletakan TPS yang berada di pinggir jalan.
- TPS Kembang Kuning ada genangan air berasal dari air hujan yang
bercampur dengan sampah dan kondisi sampah yang berserakan (Gambar
5.2).
- TPS Pasar Plered berada dipinggir jalan (Gambar 5.3).
- TPS Pasar Sukatani kondisi sampah yang berserakan (Gambar 5.4).
Gambar 5.4 TPS Pasar Sukatani
5.1.4 Kondisi Sarana Pengangkutan
Kendaraan pengangkut yang digunakan di Kabupaten Purwakarta yaitu
Dumptruk kapasitas 6 m3 dan Armroll truck Kapasitas 6 m3. Ada beberapa truk
yang mempunyai bagian belakang Armroll yang kondisinya kurang baik (Gambar
5.6), sebagian Dump truk lindinya sering menetes (Gambar 5.5) dan beberapa
Dump truk sering terjadi overload (Gambar 5.7).
Gambar 5.5 Lindi menetes/bocor
Gambar 5.6 Kondisi Truk Armroll T 8010 A
Gambar 5.7 Dump truk T 8036 A Over Load
5.1.5 Operasional pengangkutan
- Jumlah pengangkutan yang dilakukan truk perharinya
Jumlah rata-rata pengangkutan yang dilakukan kendaraan pengangkut di
Kabupaten Purwakarta hanya 1 Trip/hari untuk Dump truk dan waktu yang
ditempuh dalam sehari adalah 5 jam/trip dengan waktu kerja 9 jam untuk yang
melayani jalan raya kecamatan, khususnya untuk Truk T 8130 A, T 8038 A, T
8035 A, T 8036 A dan T 8126 A, untuk Dump truk jalur kota rata-rata 4 jam/trip.
Untuk Truk jenis Armroll rata-rata 4 jam/trip baik yang melayani 2 Kontainer atau
1 Kontainer.
Setelah pengangkutan selesai sebagian crew pulang terutama untuk sopir dan
sebagian ada yang menunggu perintah untuk mengangkut sampah dari pabrik-
pabrik yang menghubungi via telepon dan jadwal pengangkutannya tidak tetap.
- Rute yang ditempuh
Berdasarkan pengamatan rute yang ditempuh merupakan rute yang paling terdekat
dalam setiap jalur yang dilalui, namun seringkali ada rute yang sering terjadi
kemacetan yaitu di Jalan Kapten Halim (Gambar 5.8) dengan durasi kemacetan
rata-rata 20 menit.
Gambar 5.8 Kondisi Kemacetan di Jl. Kap. Halim (Pasar Rebo).
5.1.6 Kondisi jalan
Jalan Raya Cikolotok (Gambar 5.9) dengan panjang ±1,5 km, yaitu jalan
yang menjadi akses menuju ke TPA Cikolotok kondisi jalan sangat sempit dan
sedikit rusak, sehingga truk yang melaluinya harus berjalan perlahan karena hanya
muat 1 truk untuk lewat, sehingga membuat waktu tempuh menjadi lama dengan
perjalanan ±20 menit.
Gambar 5.9 Kondisi permukaan jalan cikolotok yang sempit dan rusak
5.1.7 Kondisi TPA
TPA Cikolotok (Gambar 5.10) tidak dianjurkan oleh Dinas Kebersihn dan
Pertamanan terdapat sapi di lokasi TPA, karena selain menghalangi truk untuk
menuju TPA sapi juga akan terkena logam berat dan toksik dari limbah B3.
Gambar 5.10 Kondisi TPA
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Pelayanan
Harus ada upaya untuk peningkatan pelayanan dengan menambah armada
truk pengangkut sampah dan penambahan ritasi pengangkutan. Untuk mengetahui
skala kepentingan daerah pelayanan antara lain fungsi dan nilai, kepadatan
penduduk, daerah pelayanan, kondisi lingkungan, tingkat pendapatan dan
topografi. Peningkatan pelayanan harus didukung juga dengan penambahan
sarana dan prasarana dan jumlah SDM yang cukup.
5.2.2 Kondisi Tenaga kerja
Harus ada ketegasan terhadap kedisiplinan, karena supir sering datang
terlambat ditempat sehingga crew pengangkut sampah harus menunggu supir.
Seringkali adanya sampah yang berserakan di TPS, oleh karena itu harus
ada tambahan 1 crew untuk Truk Armroll untuk meningkatkan efektifitas
pengangkutan,
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Adapun bentuk dari alat tersebut antara lain
pelindung kepala, masker, sarung tangan dan sepatu. Alat- alat tersebut sebetulnya
disediakan oleh DKP Purwakarta, namun seringkali tidak dipergunakan oleh crew
pengangkut sampah, seharusnya crew diberikan sosialisasi dan pengarahan agar
mau memakai alat-alat pelindung diri.
5.2.3 Kondisi TPS
Kondisi TPS hasil pengamatan banyak TPS yang kondisinya rusak dan ada
genangan air. TPS-TPS tersebut harus diperbaiki agar mudah, dan cepat dalam
pengosongan, mudah dijangkau alat angkut.kumpul dan tidak mengganggu
keindahan estetika.
Untuk pedagang yang berjualan disekitar TPS terutama Pasar leuwi
Panjang diatur agar tidak mengganggu pengangkutan sampah di TPS tersebut.
5.2.4 Kondisi Sarana Pengangkutan
Pada kendaraan Armroll T 8010 A mengalami kerusakan bagian belakang,
sehingga harus adanya perbaikan rutin.
Sebaiknya DKP menambah jumlah kontainer untuk cadangan, jadi ketika
ada kontainer mengalami kerusakan tidak harus menunggu kontainer selesai
diperbaiki tetapi ada kontainer lain yang bisa dipakai.
5.2.5 Kondisi Operasional
- Jumlah pengangkutan yang dilakukan truk perharinya
Jumlah rata-rata pengangkutan yang dilakukan kendaraan pengangkut di
Kabupaten Puwakarta hanya 1 Trip/hari dan waktu yang ditempuh dalam sehari
adalah 4 jam/trip dengan waktu kerja 9 jam.
Dari data waktu tersebut, bisa dimaksimalkan jumlah pengangkutannya, dari 1
trip/hari menjadi 2 trip/hari terutama jalur kota.
- Rute yang ditempuh
Berdasarkan pengamatan rute yang ditempuh merupakan rute yang paling terdekat
dalam setiap jalur yang dilalui, namun seringkali ada rute yang sering terjadi
kemacetan yaitu di Jalan Kapten Halim (Pasar Rebo). Seharusnya rute diubah
jalurnya dengan tidak menambah waktu operasional, sehingga waktu tempuh
sama dengan jalur sebelumnya.
5.2.6 Kondisi Jalan
Diperlukan adanya pelebaran jalan dan perbaikan agar truk dapat melintasi
jalan tersebut untuk mempermudah akses TPA Cikolotok.
5.2.7 Kondisi TPA
� Seharusnya tidak terdapat hewan ternak seperti Sapi, Kambing yang
berkeliaran di sekitar TPA, Karena hal tersebut menggangu operasional di
TPA Cikolotok, selain itu dapat membahayakan sapi itu terserang penyakit
karena sampah tersebut masih mengandung limbah B3 .
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari operasional sistem
pengangkutan sampah di Kabupaten Purwakarta :
• Lembaga pengelola persampahan di Kabupaten Purwakarta adalah Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, dimana tanggung jawab mengenai
pengelolaan sampah berada dibawah bidang Pengelolaan Sampah. Tugas
pokok bidang pengelolaan sampah adalah merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan kebersihan. Sedangkan
untuk teknis operasional pengelolaan persampahan berada dibawah kasie
pengangkutan persampahan dan kasie persampahan.
• Kabupaten Purwakarta dengan jumlah penduduk 884.916 jiwa memiliki
luas wilayah 971,72 km2 memiliki 17 kecamatan dan yang sudah termasuk
dalam daerah pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan kabupaten
Purwakarta ada 11 kecamatan yaitu, Kecamatan, Jatiluhur, Wanayasa,
Pasawahan, Pondoksalam, Purwakarta, Plered, Sukatani, Babakancikao,
Campaka, Cibatu dan Bungursari. Dan yang belum terlayani ada 6
kecamatan yaitu, Kecamatan Sukasari, Maniis, Tegalwaru, Darangdan,
Bojong dan Kiarapedes.
• Pola pengumpulan sampah Kabupaten Purwakarta terdiri dari Pola
individual langsung, pola individual tidak langsung, pola komunal
langsung dan pola penyapuan jalan.
• Kualitas SDM yang masih kurang, sarana dan pra sarana yang banyak
mengalami kerusakan sangat mempengaruhi operasional pengangkutan
sampah.
• Jumlah rata-rata pengangkutan yang dilakukan kendaraan pengangkut di
Kabupaten Purwakarta rata-rata 1 Trip/hari. Ditemukan rute yang
menyebabkan jarak dan waktu yang ditempuh lebih lama.
• Lokasi TPA Cikolotok yang digunakan saat ini terletak di Kampung
cikolotok Desa Marga Sari Kecamatan Pasawahan. Lokasi TPA terletak di
dataran tinggi dan sedikit berbukit. TPA ini memiliki luas 6,5 Ha. Metoda
yang diterapkan di TPA Cikolotok adalah controlled landfill.
6.2 Saran
Di bawah ini adalah saran-saran yang bisa diberikan praktikan untuk
meningkatkan operasional sistem pengangkutan sampah di Kabupaten Purwakarta,
antara lain :
1. Tingkat pelayanan perlu ditingkatkan agar daerah yang belum terlayani agar
segera dapat terlayani, karena melihat perkembangan Kabupaten Purwakarta
yang lumayan pesat dan agar sampah yang terangkut ke TPA semakin banyak.
2. Peningkatan kualitas SDM para pegawai untuk mengoptimalkan operasional
pengangkutan sampah.
3. Penambahan dan perawatan sarana dan prasarana untuk menujang operasional
pengangkutan sampah.
4. Perbaikan rute dan penjadwalan pengangkutan agar pengangkutan efektif dan
efesien.
5. Pembuatan jembatan timbang di TPA agar volume sampah yang masuk ke
TPA Cikolotok terhitung dan lebih akurat.
6. Memberikan pengarahan dan pengetahuan tetang bahaya dari kegiatan
pengangkutan sampah terhadap kesehatan crew pengangkut sampah, agar
segera mau memakai alat pelindung diri.
7. Memberikan pengetahuan tentang bahaya ternak yang dibiarkan berkeliaran
di lokasi TPA cikolotok, karena selain menggangu operasional pengangkutan,
ternak tersebut secara tidak langsung telah terkena logam berat dari makanan
yang dimakan di lokasi TPA Cikolotok.
8. Membuat pengomposan di lokasi TPA Cikolotok.
9. Membuat pengolahan lindi di lokasi TPA Cikolotok.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri dan Dr. Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan
Sampah. Teknik Lingkungan FSTL ITB. Bandung
SNI 19-2424-2002. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan. Badan Standar Nasional.
Penyusunan Masterplan Persampahan Kabupaten Purwakarta, 2013
Undang-undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.